• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY Penerapan Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (Air) Dengan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Prestasi Belajar Matematika Si

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY Penerapan Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (Air) Dengan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Prestasi Belajar Matematika Si"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

(PTK Pada Siswa Kelas X Jurusan Pemasaran SMK Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014)

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memenuhi Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

SARASWATI A 410 100 006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)

2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

(PTK Pada Siswa Kelas X Jurusan Pemasaran SMK Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh

Oleh

Saraswati1, Rita P. Khotimah2

1

Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, saras7241@gmail.com

2

Staf Pengajar UMS Surakarta, rppramujiyanti@ums.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mendeskripsikan peningkatan

kemampuan komunikasi dan prestasi belajar matematika pada siswa kelas X

jurusan Pemasaran SMK Batik 1 Surakarta dengan menggunakan model

pembelajaran Auditory Intellectually Repetition dengan pendekatan Contextual

Teaching and Learning. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif

dengan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penerima tindakan

adalah siswa kelas X PM SMK Batik 1 Surakarta yang berjumlah 33 siswa.

Peleksanaan tindakan kelas dilaksanakan selama dua siklus. Metode pengumpulan

data dilakukan melalui observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Teknik

analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan alur yang terjadi

melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Untuk menjamin

validitas data, digunakan teknik triangulasi metode dan triangulasi penyidik. Hasil

penelitian ini menunjukkan peningkatan kemampuan komunikasi dan prestasi

belajar mateamtika siswa, dapat dilihat dari : 1) kemampuan siswa mengajukan

pertanyaan sebelum tindakan 12,12% dan setelah tindakan 54,54%, 2)

kemampuan siswa menjawab pertanyaan sebelum tindakan 13,2% dan setelah

tindakan 60,6%, 3) kemampuan siswa bekerja sama dalam kelompok sebelum

(4)

3

mengemukakan ide matematika secara tertulis sebelum tindakan 21,21% dan

setelah tindakan 75,75%, 5) prestasi belajar siswa sebelum tindakan 15,15% dan

setelah tindakan 60,6%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan model

pembelajaran Auditory Intellectually Repetition dengan pendekatan Contextual

Teaching and Learning dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan

kemampuan komunikasi dan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan

persamaan dan pertidaksamaan linier dan persamaan kuadrat.

Kata kunci : kemampuan komunikasi, prestasi, Auditory Intellectually Repetition,

Contextual Teaching and Learning

PENDAHULUAN

Pendidikan di Indonesia berkembang dengan baik. Pendidikan selain untuk

mencari ilmu juga berguna untuk meningkatkan sumber daya yang berkualitas

yang mampu bersaing dalam segala bidang terutama dalam pendidikan. Dengan

peningkatan kualitas pendidikan akan lebih mudah meningkatkan kualitas

pembelajaran.

Matematika merupakan ilmu dasar yang digunakan dalam pengembangan

ilmu pengetahuan lain. Dalam bidang pendidikan, banyak pembelajaran yang

menggunakan ilmu matematika. Pelajaran matematika masih sulit dan

membosankan bagi siswa, sehingga diperlukan adanya inovasi dalam

pembelajaran yang membuat matematika menjadi pelajaran yang menyenangkan.

Menurut Uno B. Hamzah (2007:252) matematika adalah sebagai suatu bidang

ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai

persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi,

generalitas dan individualitas, serta mempunyai cabang-cabang aritmatika,

aljabar, geometri, dan analisis.

Pengembangan komunikasi menurut Permen Nomor 23 Tahun 2006 juga

menjadi salah satu tujuan pembelajaran matematika dan menjadi salah satu

(5)

4

matematika, siswa diharapkan dapat mengkomunikasikan gagasan dengan simbol,

tabel, diagram, atau media lain untu memperjelas keadaan atau masalah.

Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan peneliti, kemampuan

komunikasi matematika siswa kelas X Pemasaran SMK Batik 1 Surakarta yang

terdiri dari 33 siswa, kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan sebanyak 4

siswa (12,12%), kemampuan menjawab pertanyaan sebanyak 4 siswa (12,12%),

kemampuan mengemukakan ide matematika secara tertulis sebesar 7 siswa

(21,21%), kemampuan bekerja sama dalam kelompok sebesar 5 siswa (15,15%).

Siswa yang tuntas KKM ≥ 75 sebesar 5 siswa (15,15%). Dilihat dari presentasi

kemampuan komunikasi dan prestasi belajar matematika tersebut masih rendah.

Banyak faktor yang mempengaruhi lemahnya komunikasi dan prestasi

dalam pembelajaran matematika antara lain : guru yang menyampaikan

pembelajaran masih konvensional, kurangnya minat siswa dalam belajar

matematika, pembelajaran yang masih terpusat pada guru, siswa pasif dalam

pembelajaran, dan faktor latar belakang siswa.

Berbagai usaha telah dilakukan guru matematika di SMK Batik 1

Surakarta dalam mengatasi masalah tersebut, seperti melakukan diskusi dan tanya

jawab dalam kelas. Usaha tersebut belum mampu meningkatkan kemampuan

komunikasi matematika siswa di kelas, sehingga siswa yang komunikasi

matematikanya baik hanya sedikit saja. Banyak faktor yang mempengaruhi

lemahnya komunikasi dan prestasi dalam pembelajaran matematika antara lain :

guru yang menyampaikan pembelajaran masih konvensional, kurangnya minat

siswa dalam belajar matematika, pembelajaran yang masih terpusat pada guru,

siswa pasif dalam pembelajaran, dan faktor latar belakang siswa.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran

matematika adalah model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR)

dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Model

pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) diartikan sebagai model

pembelajaran yang menekankan tiga aspek, yaitu auditory (belajar dengan

(6)

5

agar belajar menjadi lebih efektif). Dalam penelitian ini model pembelajaran AIR

dikombinasikan dengan pendekatan CTL yang terdiri dari asas-asas pembelajaran

CTL.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mendeskripsikan peningkatan

kemampuan komunikasi dan prestasi belajara matematika siswa kelas X PM SMK

Batik 1 Surakarta dengan menggunakan model pembelajaran Auditory

Intellectually Repetition (AIR) dengan pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL). Indikator pencapaian adalah apabila lebih dari 50% siswa dapat

menjawab pertanyaan, lebih dari 50% siswa dapat mengajukan pertanyaan, lebih

dari 55% siswa mampu bekerja sama dalam kelompok, dan lebih dari 55% siswa

dapat mengemukakan ide matematika secara tertulis. Serta lebih dari 50% siswa

yang tuntas KKM ≥ 75.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaborasi antara guru

matematika, dan peneliti. Subyek penerima tindakan adalah siswa kelas X Jurusan

Pemasaran SMK Batik 1 Surakarta yang berjumlah 33 siswa dan subyek

pelaksana tindakan adalah guru matematika kelas X PM dibantu oleh peneliti.

Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang langkah-langkah

yang tepat dalam meningkatkan kemampuan komunikasi dan prestasi siswa dalam

pembelajaran matematika di kelas melalui penerapan model pembelajaran

Auditory Intellectually Repetition dengan pendekatan Contextual Teaching and

Learning. Penelitian tindakan ini merupakan kegiatan pemecahan masalah yang

dimulai dari : 1) dialog awal, 2) perencanaan, 3) pelaksanaan, 4) observasi, 5)

refleksi, 6) evaluasi, 7) penyimpulan.

Dialog awal digunakan untuk mengetahui keadaan umum siswa dan

permasalahan pada proses belajar mengajar matematika. Perencanaan tindakan

mengacu pada hasil dialog awal yang telah dirumuskan pada fokus permasalahan

kemampuan komunikasi dan prestasi belajar matematika siswa. Pelaksanaan

tindakan dilaksanakan berdasarkan perencanaan. Selanjutnya dari pelaksanaan

(7)

6

Intellectually Repetition dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning.

Oleh karena itu, rencana tindakan bersifat sementara fleksibel dan siap diubah

sesuai dengan keadaan yang ada.

Metode pengumpulan data pada penelitian ini disesuaikan dengan fokus

tujuan penelitian. Pengambilan data ini yaitu dengan: mengamati interaksi antara

1)observasi untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis dan

interkasi antara guru dengan siswa, 2) catatan lapangan yang berkaitan dengan

kegiatan pembelajaran berlangsung, dan kemampuan komunikasi belajar

matematika siswa, 3) tes digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman

siswa dan mengukur prestasi belajar matematika siswa, 4) dokumentasi berfungsi

untuk mendapatkan data sekolah, nama siswa, dan foto-foto selama proses

penelitian. Pengembangan instrumen penelitian tindakan ini menggunakan

lembar pedoman observasi, catatan lapangan, dan soal tes.

Keabsahan data pada penelitian ini menggunakan tiangulasi penyidik

dengan jalan dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk

kepentingan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Teknik analisis data

yang digunakan adalah dengan menggunakan metode alur yang terjadi dari

reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Analisis hasil ditekankan pada

siswa yang mampu mengajukan pertanyaan, siswa yang mampu menjawab

pertanyaan, siswa yang mampu bekerja sama dalam kelompok, dan siswa yang

mampu mengemukakan ide matematika secara tertulis. Pengumpulan pendapat

guru dilakukan dengan wawancara yang dilakukan setiap akhir tindakan dangan

refleksi dan evaluasi tindakan selama pelaksanaan pembelajaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition dengan

pendekatan Contextual Teaching and Learning mendapat tanggapan yang positif

dari guru matematika. Langkah-langkah model pembelajaran Auditory

Intellectually Repetition (AIR) dengan pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL) yaitu: 1) Guru menjelaskan materi dan siswa memperhatikan

penjelasan guru, (2) Guru memberi pertanyaan kepada siswa, 3) Siswa mencari

(8)

7

mendiskusikan materi yang dijelaskan oleh guru, 5) guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk bertanya jika ada materi yang belum dipahami, 6) Guru

memberi masalah yang berkaitan tentang materi yang disampaikan, 7) Setiap

kelompok berdiskusi untuk mencari penyelesaian dari masalah yang diberikan

oleh guru, 8) Salah satu kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi di depan

kelas, 9) Setiap siswa membuat rangkuman dari hasil pembelajaran, 10) Guru

memberikan pengulangan materi dengan memberikan kuis atau tugas individu

untuk pemahaman materi, 11) Guru memberikan penilaian pada tugas individu

siswa untuk mengukur kemampuan siswa, hal ini terbukti dari adanya

peningkatan indikator-indikator kemampuan komunikasi dan prestasi belajar

matematika siswa yang meliputi kemampuan mengajukan pertanyaan,

kemampuan menjawab pertanyaan, kemampuan mengemukakan ide matematika

secara tertulis, dan kemampuan siswa bekerja sama dalam kelompok.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, data peningkatan kemampuan

komunikasi ditunjukkan pada tabel 1 dan dilustrasikan pada grafik 1 :

Tabel 1

Data Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa

Kemampuan komunikasi siswa Sebelum

Tindakan

Siklus I Siklus II

Kemampuan mengajukan pertanyaan 4 siswa

(12,12%)

7 siswa

(21,21%)

18 siswa

(54,54%)

Kemampuan menjawab pertanyaan

secara lisan, dan tertulis

4 siswa

Kemampuan siswa menuliskan ide

matematika secara visual

Kemampuan siswa bekerja sama dalam

(9)

8 Grafik 1

Data mengenai peningkatan pretasi belajar matematika dapat dilihat peda tabel 2

dan grafik 2 :

Tabel 2

Prestasi belajar siswa Sebelum

Tindakan

(10)

9

Grafik 2

Dari grafik 1 dan tabel 1 di atas menunjukkan adanya peningkatan

kemampuan komunikasi siswa dalam pembelajaran matematika sebelum dan

setelah tindakan menggunakan model pembelajaran Auditory Intellectually

Repetition dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning. Kemampuan

komunikasi siswa mengalami peningkatan mulai siklus I sampai siklus II. Dengan

meningkatnya kemampuan komunikasi siswa dalam pembelajaran matematika

berpengaruh dalam peningkatan prestasi siswa yang terlihat dengan meningkatnya

jumlah siswa yang tuntas KKM dari soal evaluasi mandiri yang diberikan setiap

akhir tindakan siklus.

Tindak mengajar yang telah dilakukan oleh guru matematika SMK Batik 1

Surakarta dengan penerapan model pembelajaran Auditory Intellectually

Repetition dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat

meningkatkan kemampuan komunikasi dan prestasi belajar matematika siswa

kelas X PM. Yang dapat dilihat dari indikator kemampuan komunikasi : a)

kemampuan mengajukan pertanyaan, b) kemampuan menjawab pertanyaan, c)

kemampuan bekerja sama dalam kelompok, d) kemampuan mengemukakan ide

matematika secara tertulis. Hal ini dapat dicapai dengan baik sehingga

berpengaruh pada meningkatnya prestasi belajar matematika siswa.

0

Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II

Ju

Data Prestasi Belajar Matematika Siswa

(11)

10

Dari hasil penelitian yang telah dicapai terhadap penelitian yang telah

dilaksanakan, maka peneliti memperkuat penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Sunyoto, Aleksius, dan Zainuri (2010) menyatakan bahwa model pembelajaran

Auditory Intellectually Repetition dapat meningkatkan kreativitas belajar

matematika siswa kelas X TKJ 3 SMK Negeri I Surabaya tahun ajaran 2009/2010.

Menurut Ambarjaya (2012:110) menyatakan bahwa komunikasi adalah

kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran

atau perasaan. Komunikasi adalah pemindahan informasi dan pengertian dari satu

orang ke orang lain.

Menurut Tirtonegoro (2001:43) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah

penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol,

angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai

oleh setiap anak dalam periode tertentu.

Penelitian Ali Mahmudi (2009) menyimpulkan bahwa proses komunikasi

yang berpotensi dalam memicu siswa untuk mengembangkan ide-ide dan

membangun pengetahuan matematikanya. Begitu pula dengan penelitian yang

dilakukan oleh Suwarno (2007) menyatakan bahwa penggunaan pembelajaran

kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan pretasi belajar matematika siswa pada

siswa kelas VII E SMP Negeri 4 Sukoharjo pada materi Pertidaksamaan Linier

Satu Variabel.

Penelitian yang dilakukan oleh Jamaluddin, Johan, dan Kurniasari (2013)

yang menyatakan bahwa pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan

kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII-A MTs Assa’adah pada

materi teorema phytagoras. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan

Ferryansyah (2011) menyimpulkan bahwa prestasi belajar matematika siswa yang

dalam pembelajaran disertai dengan penciptaan kondisi alfa lebih baik daripada

yang tidak disertai penciptaan kondisi alfa.

Dari penelitian-penelitian di atas, hasil penelitian peneliti ini mendukung

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Peneliti telah melakukan penelitian

pada kelas X Pemasaran SMK Batik 1 Surakarta melalui model pembelajaran

(12)

11

Learning dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan prestasi belajar

matematika siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari indikator-indikator

kemempuan komuniakasi dan prestasi belajar matematika siswa.

SIMPULAN

Penerapan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition dengan

pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran matematika

pada pokok bahasan persamaan dan pertidaksamaan linier dan persamaan kuadrat

dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa dan prestasi

belajar matematika siswa. Peningkatan kemampuan komunikasi dan prestasi

belajar matematika siswa dapat dilihat dari indikator :

1. kemampuan siswa mengajukan pertanyaan sebelum tindakan 4 siswa (12,12%),

siklus I ada 7 siswa (21,21%), setelah tindakan siklus II ada 18 siswa

(54,54%).

2. kemampuan siswa menjawab pertanyaan sebelum tindakan ada 4

siswa(12,12%), setelah tindakan siklus I ada 10 siswa (30,3%), dan setelah

siklus II ada 20 siswa (60,6%).

3. Kemampuan siswa mengemukakan ide matematika secara tertulis sebelum

tindakan ada 7 siswa (21,21%), tindakan siklus I ada 16 siswa (48,48%), dan

tindakan siklus II ada 25 siswa (75,75%).

4. kemampuan siswa bekerja sama dalam kelompok sebelum tindakan ada 5

siswa (15,15), tindakan siklus I ada 14 siswa (42,42%), dan siklus II ada 23

siswa (69,69%).

Prestasi belajar matematika siswa dapat dilihat dari meningkatnya jumlah

siswa yang tintas KKM, pada sebelum tindakan sebanyak 5 siswa (15,15%),

tindakan siklus I sebanyak 11 siswa (33,33%), dan tindakan siklus II sebanak 20

siswa (60,6%).

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini dalam upaya untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi dan prestasi siswa dalam pembelajaran

matematika dengan penerapan model pembelajaran Auditory Intellectually

Repetition dengan pendekatan CTL diharapkan hendaknya guru matematika

(13)

12

menarik dan meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran

selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarjaya, Beni S. 2012. Psikologi Pendidikan & Pengajaran Teori & Praktik. Yogyakarta : CAPS.

Arikunto, Suharsini. dkk. 2008. PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Jakarta : Bumi Aksara.

Ferryansyah. 2011. Perbandingan Prestai Belajar Matematika Siswa Antara

Pembelajaran yang Disertai Penciptaan Kondisi Alfa dan Tanpa Disertai Penciptaan Kondisi Alfa. Jurnal Socioscientia Kopertis Wilayah XI

Kalimantan. Volume 3, No. 2.

Jamalludin, Muhammad. Asma Johan. Ika Kurniasari. 2013. “Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa dalam Pembelajaran Penemuan Terbimbing Pada Materi Teorema Pythagoras”. ejournal Unesa, Vol.2, No.1.

Mahmudi, Ali. 2009. Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika. Makalah Termuat pada Jurnal MIPMIPA UNHALU Volume 8, No.1. ISSN : 1412-2318.

Sanaky, Hujair AH. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta : Safiria Insania Press.

Sunyoto. Aleksius, Jeharut. dan Zainuri, Achmad. 2010. “Meningkatkan Kreativitas Belajar Matematika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition(AIR)”. Disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika dan Statistika 2010. ISBN : 978-979-3870-72-4.

Suwarno. 2007. “Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Jigsaw (PTK pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Sukoharjo)”. Jurnal Pendidikan Jilid 16, No.2, Juli, 2007: 137-150.

Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar

yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.

Tirtonegoro, Sutratinah. 2001. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya.

Gambar

Tabel 1
Grafik 1
Grafik 2

Referensi

Dokumen terkait

Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Kecamatan Gembong Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2015/2016, dan data tentang faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam

1) Meningkatkan usaha produksi gula melalui perluasan lahan pertanian gula di luar pulau Jawa yang memiliki potensi untuk tanam tebu agar produksi gula yang dihasilkan

Simpulan dari penelitian ini adalah 84,1% kepuasan siswa LBB Primagama Sukoharjo dipengaruhi oleh kualitas pelayanan yang meliputi variabel reliability, assurance,

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ Pengaruh Tanah Lempung Montmorillonite pada Komposit Kanji yang Diplastisasi dengan Polyethylene Glycol

Syarat bibit yang baik : berasal dari tanaman yang tumbuh subur, segar, sehat, berdaun banyak dan hijau, kokoh, terhindar dari serangan penyakit; cukup umur/berasal

mangrove yang berfungsi dalam pertukaran CO2 dan O2, dimana akar tersebut akan tertutup minyak sehingga kadar oksigen dalam akar berkurang. Jika minyak mengendap dalam waktu

Menunjuk surat Direktur Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi nomor: 362/B3.4/KM/2018

Pengaruh tingkat umur terhadap produktivitas Wilayah Bantul Lampiran 6 Variabel umur terhadap produktivitas secara logaritmic dan. quadratic