commit to user
i
PRARANCANGAN PABRIK AMONIUM KLORIDA
DARI AMONIUM SULFAT
DAN
SODIUM KLORIDA
KAPASITAS 35.000 TON/TAHUN
Oleh:
Lucky Wahyu Nuzulia S N
I 0506029
Wibiana Wulan N
I 0506053
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
i
commit to user
KATA PENGANTAR Segala puji hanya bagi Allah SWT, hanya karena Rahmat dan Hidayah-Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir dengan judul “ Prarancangan Pabrik Ammonium Chloride dari Ammonium Sulfate dan Sodium Chloride Kapasitas 35.000 ton/tahun”. Dalam penyusunan tugas akhir ini Penulis memperoleh banyak bantuan baik berupa dukungan moral maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : Ir. Arif Jumari M.Sc., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia FT UNS. Ir. Nunik Sri Wahjuni, M.Si., selaku Dosen
Pembimbing I atas bimbingan dan bantuannya dalam penulisan tugas akhir. Endang Kwartiningsih,S.T.,M.T., selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan dan
bantuannya dalam penulisan tugas akhir. Seluruh staf dosen Jurusan Teknik Kimia atas bimbingan dan bantuannya selama Penulis menempuh pendidikan. Teman-teman mahasiswa dan seluruh civitas akademik Jurusan Teknik Kimia yang telah
commit to user
hfv* hî:y 5 •CJ OJ QJ aJ Ô
commit to user
º ÿ 4²
¢ ÿ 4²
â ÿ id • ÿ 4²
Ž ÿ †ñ ‰ ÿ T ‡ ÿ
-†ñ Ž Ž $ a$ „à „Ð dà
¤ ^„à `„Ð gdî:y $ &
F „Ê „›þ dà ¤ ^„Ê `„›þa$ gdî:y $ &
F „Ê „›þ dà ¤ ^„Ê `„›þa$ gdî:y $ &
commit to user
h i
commit to user
ñâÖÃÖ·Ö·Ö§Ö˜”• •q m”
h„na - h„na C J OJ QJ aJ mH! sH! $ hZi8 h„na CJ OJ QJ aJ mH! sH! hî:y hfv* hî :y CJ OJ QJ aJ - h·bj CJ OJ QJ aJ mH! sH! h„na CJ OJ QJ aJ % h7 0 hî:y B* CJ OJ QJ aJ ph hî:y CJ OJ QJ aJ h_>Ã hî:y CJ OJ Q J aJ h Û hî:y CJ OJ QJ aJ
ý ÿ -†ñ
commit to user
xiv
Lucky Wahyu N & Wibiana Wulan N, 2010, Prarancangan Pabrik Amonium
Klorida dari Amonium Sulfat dan Sodium Klorida Kapasitas 35.000
ton/tahun, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Amonium klorida banyak digunakan pada berbagai industri seperti industri baterai, pupuk, dan farmasi .Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan adanya peluang ekspor yang masih terbuka, maka dirancang pabrik amonium klorida dengan kapasitas 35.000 ton/tahun dengan bahan baku amonium sulfat 43.250,242 ton/tahun dan sodium klorida 38.439,458 ton/tahun . Dengan memperhatikan beberapa faktor, seperti aspek penyediaan bahan baku, transportasi, tenaga kerja, pemasaran, serta utilitas, maka lokasi pabrik yang cukup strategis adalah di Kawasan Industri Gresik Jawa Timur pada tahun 2015 .
Reaksi pembuatan amonium klorida dilakukan dengan mereaksikan amonium sulfat dengan sodium klorida dalam reaktor CSTR yang dilengkapi dengan koil pemanas dan pada kondisi tekanan 1 atm dan suhu 1000C, produk yang keluar dari reaktor masuk ke rotary vacuum filter untuk memisahkan antara endapan sodium sulfat yang terbentuk untuk selanjutnya dikeringkan di dalam
rotary dryer dan diambil sebagai produk samping, sedangkan larutan amonium
klorida akan dikristalkan di dalam Crystalizer dengan sebelumnya dilewatkan pada evaporator agar mencapai kondisi jenuh sebelum masuk ke Crystalizer. Dari
Crystalizer produk dilewatkan pada centrifuge untuk memisahkan antara kristal
amonium klorida dengan mother liquor-nya, dan selanjutnya dikeringkan di dalam
rotary dryer.
Peralatan proses yang ada antara lain tangki pencampur, hopper, belt
conveyor, bucket elevator, pompa, reactor, rotary vacuum filter, rotary dryer,
evaporator, crystalizer, centrifuge, dan heat exchanger.
Unit pendukung proses didirikan untuk menunjang proses produksi yang terdiri dari unit penyediaan air, steam, tenaga listrik, penyediaan bahan bakar, serta unit pengolahan limbah. Agar mutu bahan baku dan kualitas produk tetap terkendali, maka keberadaan laboraturium sangat diperlukan. Dalam pabrik amonium klorida ini terdapat tiga buah laboraturium, yaitu laboraturium analitika dan fisik, laboraturium pengamatan, laboraturium penelitian dan pengembangan.
Bentuk perusahaan adalah PT (Perseroan Terbatas) dengan struktur organisasi line and staff. Sistem kerja karyawan berdasarkan pembagian jam kerja yang terdiri dari karyawan shift dan non shift .
commit to user
iv
Halaman Judul ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Kata Pengantar ... iii
Daftar Isi ... iv
Daftar Tabel ... x
Daftar Gambar ... xiii
Intisari ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik... 1
1.2 Penentuan Kapasitas Perancangan ... 2
1.3 Pemilihan Lokasi Pabrik ... 5
1.4 Tinjauan Pustaka ... 7
1.4.1 Macam-macam Proses ... 7
1.4.2 Alasan Pemilihan Proses ... 8
1.4.3 Kegunaan Produk ... 9
1.4.4 Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku dan Produk ... 10
1.4.5 Tinjauan Proses Secara Umum... 11
BAB II DESKRIPSI PROSES... 13
2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk ... 13
2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku ... 13
commit to user
BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES ... 43
3.1 Silo Penyimpan Amonium Sulfat ... 43
3.2 Silo Penyimpan Sodium Klorida... 43
3.3 Silo Penyimpan Sodium Sulfat ... 44
3.4 Silo Penyimpanan Amonium Klorida ... 45
3.5 Mixer Amonium Sulfat ... 45
3.6 Mixer Sodium Klorida ... 47
commit to user
BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM ... 64
commit to user
vii
4.2.2 Laboratorium Analitik ... 87
4.2.3 Laboratorium Penelitian dan Pengembangan ... 87
commit to user
viii
5.6 Penggolongan Jabatan, Jumlah Karyawan dan Gaji ... 110
5.6.1 Penggolongan Jabatan ... 110
6.4.10 Perhitungan Keuntungan ... 125
6.5 Analisis Kelayakan ... 126
6.5.1 Persent Return On Investment (ROI)... 126
commit to user
ix
6.5.4 Shutdown Point (SDP) ... 129
6.5.5 Discounted Cash Flow (DCF)... 130
6.6 Pembahasan... 133
6.7 Kesimpulan ... 133
Daftar Pustaka ... xv
commit to user
Bab I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan industri yang begitu cepat, mempunyai dampak terhadap
tumbuhnya berbagai industri yang terkait. Salah satu industri yang cukup baik
dikembangkan adalah industri amonium klorida.
Pabrik amonium klorida didirikan dengan tujuan merangsang
industri-industri yang menggunakan ammonium klorida sebagai bahan baku dan bahan
pembantu. Hal ini secara tidak langsung dapat menambah devisa negara,
membuka kerja dan memperkuat perekonomian negara.
Amonium klorida digunakan sebagai bahan baku industri pembuatan sel
baterai kering. Sedangkan kegunaan lainnya adalah sebagai bahan baku dalam
industri pupuk , bahan penunjang dalam industri farmasi, pembuatan berbagai
senyawa ammonia, electroplating, bahan pencuci, pembersih logam dalam
industri soldering, sebagai pelapis dalam industri logam timah dan galvani, bahan
pengasam dalam industri pelapisan seng serta sebagai bahan untuk memperlambat
melelehnya salju.
Amonium klorida belum diproduksi secara khusus di Indonesia, sehingga
sebagian besar kebutuhan amonium klorida dalam negeri harus diimpor. Impor
commit to user
Bab I Pendahuluan
1.2. Penentuan kapasitas Perancangan
Penentuan kapasitas produksi suatu industri senantiasa diupayakan
dengan memperhatikan segi teknis, finansial, ekonomis, dan kapasitas minimal.
Dari segi teknis, industri amonium klorida yang direncanakan memperhatikan
peluang pasar, segi ketersediaan dan kontinuitas bahan baku. Selain itu penentuan
kapasitas rancangan pabrik yang akan didirikan harus berada di atas kapasitas
minimum atau sama dengan kapasitas pabrik yang sudah berjalan. Adapun faktor
– faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan kapasitas pabrik
amonium klorida yaitu :
1. Perkiraan kebutuhan amonium klorida di Indonesia
Dari segi ekonomis pendirian industri amonium klorida harus memperhatikan
profitabilitas selain modal yang harus disediakan yang pada akhirnya harus
melihat kondisi finansial nasional. Berdasarkan data impor, data ekspor, proyeksi
kebutuhan amonium klorida dalam industri baterai kering, dan data dari proyeksi
konsumsi amonium klorida, dapat ditentukan kapasitas pra rancangan pabrik
amonium klorida pada tahun 2015 sebesar 35.000 ton/tahun. Besarnya kapasitas
ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan amonium klorida di dalam negeri dan
commit to user
Bab I Pendahuluan
Table 1.1. Perkembangan Impor Amonium Klorida di Indonesia
Tahun Tahun ke- Jumlah (ton)
1999 1 6.233,017
2000 2 7.443,456
2001 3 9.368,937
2002 4 11.278,15
2003 5 10.611,38
2004 6 12.821,46
2005 7 14.199,20
2006 8 13.310,67
2007 9 13.325,89
2008 10 12.018,75
( BPS, 2009)
Impor amonium klorida terutama berasal dari Cina, impor lainnya
berasal dari Jepang, USA, Kanada, Inggris, Belanda, Swedia dan Jerman. Dari
tabel 1.1. tersebut dapat dilihat bahwa kebutuhan amonium klorida di Indonesia
semakin meningkat yang ditunjukkan dengan nilai import yang semakin tinggi.
Besarnya kebutuhan amonium klorida di Indonesia dapat dilihat dari jumlah
importnya, karena selama ini produksi amonium klorida secara khusus masih
belum ada. Sedangkan amonium klorida yang merupakan co-product dari industri
commit to user
1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 2011 2013 2015
tahun
ke-Gambar 1.1 Grafik Impor Amonium Klorida di Indonesia
Dari gambar 1.1 , diperoleh persamaan regresi :
jumlah impor tahun ke- = 752,09 (tahun) + 6.930,1
Dengan persamaan tersebut,dimana tahun 2015 adalah tahun ke-17, diperkirakan
kebutuhan amonium klorida di Indonesia pada tahun 2015 adalah 19.698,630 ton .
2. Ketersediaan bahan baku
Bahan baku amonium sulfat disediakan oleh PT. Petrokimia Gresik dengan
kapasitas 600.000 ton/tahun. Sedangkan bahan baku garam (NaCl) didapat dari
PT Garam Persero. Dengan demikian bahan baku cukup tersedia dan mudah
commit to user
Bab I Pendahuluan
3. Kapasitas pabrik amonium klorida yang sudah beroperasi
Tabel 1.2 Data Pabrik Amonium Klorida di Dunia
Pabrik Kapasitas (ton/thn)
Hubei Chemical Complex 180.000
Jiang Su 52.000
Hubei Yingcheng 40.000
Shaanxin 40.000
Jiang Hai 30.000
Chongqing Chinabase 250.000
Pabrik direncanakan akan mulai beroperai secara komersial pada tahun
2015. Pada tahun tersebut proyeksi kebutuhan amonium klorida dalam negeri
berdasarkan data-data impor dari BPS Jakarta sebesar 19.698,630 Ton. Penentuan
kapasitas produksi dari Pabrik amonium klorida ini ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan amonium klorida dalam negeri dan ekspor ke luar negeri dengan
negara tujuan ekspor adalah Thailand, Singapura, Malaysia, Selandia Baru, Korea
dan Filipina. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka direncanakan kapasitas
Pabrik amonium klorida ini sebesar 35.000 ton / tahun. Kapasitas tersebut diatas
kapasitas pabrik minimum yang telah berdiri.
1.3. Pemilihan Lokasi Pabrik
Pabrik direncanakan akan didirikan di Kawasan Industri Gresik Jawa
Timur. Pemilihan lokasi pabrik ini didasarkan pada beberapa faktor antara lain:
1. Pemasaran produk
Dipilih lokasi pabrik di kawasan industri Gresik Jawa Timur karena
Jawa Timur merupakan salah satu daerah sentral industri di Indonesia. Dengan
prioritas utama pasar dalam negeri maka diharapkan lokasi ini tidak jauh dari
commit to user
Bab I Pendahuluan
dapat ditekan lebih rendah, sehingga dapat diperoleh hasil penjualan yang
maksimal.
2. Letak sumber bahan baku
Bahan baku yang digunakan yaitu NaCl dan (NH4)2SO4, dapat
Utilitas pabrik yang diperlukan meliputi tenaga listrik , air dan bahan
bakar. Kebutuhan listrik disuplai oleh PLN dan Generator Pabrik yang
dibangun sendiri sebagai cadangan. Kebutuhan air diambil dari sungai yang
dekat lokasi pabrik (Sungai Brantas). Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan
bahan bakar untuk generator dan boiler yang berupa fuel oil dapat diperoleh
dari Pertamina
4. Buruh dan Tenaga Kerja
Lokasi pabrik yang dekat dengan pusat pendidikan dan banyaknya
jumlah tenaga kerja usia produktif yang belum tersalurkan serta banyaknya
industri-industri baru yang dibangun di sekitar pendirian pabrik menjadikan
daerah Gresik sebagai salah satu daerah tujuan pencari kerja. Sehingga buruh
dan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas dapat diperoleh dengan mudah.
5. Transportasi dan Telekomunikasi
Daerah lokasi pabrik di kawasan industri Gresik merupakan daerah
yang mudah dijangkau oleh sarana transportasi dan telekomunikasi antara lain
karena dekat dengan pelabuhan (Pelabuhan Tanjung Perak) dan sarana jalan
commit to user
Bab I Pendahuluan
1.4. Tinjauan Pustaka
1.4.1. Macam-macam Proses Pembuatan Amonium Klorida
Amonium klorida dapat diproduksi dengan beberapa macam
proses, sehingga diperlukan seleksi untuk mendapatkan hasil yang
optimal. Ada 4 macam Proses pembuatan amonium klorida yaitu:
1. Proses Ammonia-Soda
amonium klorida dibuat sebagai produk sampingan dari proses Solvay
yang digunakan untuk membuat Natrium Karbonat.
Reaksi :
NH3 + CO2 + NaCl + H2O à NaHCO3 + NH4Cl
Natrium Bikarbonat mengendap dari larutan dan dipisahkan dengan
filtrasi. amonium klorida kemudian dikristalkan dari filtrat, dipisahkan,
dicuci, dan dikeringkan. Proporsi amonium klorida tergantung pada
permintaan pasar.Jika diinginkan amonium klorida yang lebih banyak,
dapat diperoleh dengan mereaksikan CaCl2
Reaksi:
CaCl2 + 2NH3 + CO2 + H2O à CaCO3 + 2 NH4Cl
Kalsium Karbonat yang terbentuk dipisahkan dari larutan Ammonium
Kloridanya (Kirk-Othmer,1963)
2. Proses Ammonium Sulfit-Sodium Klorida
Reaksi:
2NaCl + SO2 + 2NH3 + H2O à Na2SO3 + NH4Cl
Proses ini hanya praktis ketika bahan baku tersedia semua dan dalam
kemurnian tinggi. Sodium Sulfit mengendap pertama kali dan
dipindahkan dengan sentrifugasi, dicuci dan dikeringkan. Cairan induk
yang mengandung amonium klorida dikirim ke tangki kristalisasi dan
garam amonium klorida yang terbentuk dicuci dan dikeringkan.
Kemurnian produk yang diperoleh cukup tinggi (lebih dari 99%) .(Kirk
commit to user
Bab I Pendahuluan
3. Direct Neutralisation
Reaksi:
NH3(g) + HCl(g) à NH4Cl ΔH= -175.7 kJ/mol
Reaksi dari proses ini sangat eksotermis, dan panas yang dibangkitkan
digunakan untuk menguapkan sebagian besar air yang ada ketika HCl
cair digunakan. amonium klorida dihasilkan lewat kristalisasi.
4. Proses Amonium Sulfat-Sodium Klorida
Ammonium Sulfat, produk sampingan yang mudah didapat telah
banyak digunakan untuk membuat amonium klorida lewat
dekomposisi ganda dengan NaCl.
Reaksi:
(NH4)2SO4 + 2 NaCl à Na2SO4 + 2 NH4Cl
(NH4)2SO4 dan NaCl (5% excess) ditambahkan ke larutan NH4Cl
recyle di dalam reaktor berpengaduk pada temperatur 100oC tekanan 1 atm. Konversi reaksi dalam reaktor 97%.
Hasil Na2SO4 berupa padatan yang tersuspensi dalam cairan hasil
reaktor yang kemudian dipisahkan melalui proses filtrasi, filtrat yang
banyak mengandung amonium klorida kemudian dipisahkan
kandungan airnya dengan proses evaporasi kemudian dikristalisasi,
dicuci dan dikeringkan ( Faith Keyes, 1975)
1.4.2. Alasan Pemilihan Proses
Proses yang dipilih dalam pembuatan amonium klorida dalam
pabrik ini adalah proses yang ke-4 atau proses Amonium Sulfat-Sodium
Klorida. Pemilihan proses ini didasarkan pada:
· Bahan baku cukup tersedia dan mudah didapat serta tingkat
kemurnian hasil cukup tinggi yaitu sekitar 99,6%.
commit to user
Bab I Pendahuluan
· Karena proses produksi lebih sederhana, maka investasi yang ditanamkan juga lebih kecil.
Proses Ammonium-Soda (Proses I) tidak dipilih karena produk
utama dari reaksi yaitu Natrium Bikarbonat, sedangkan amonium klorida
hanya sebagai produk samping sehingga hasilnya hanya sedikit.
Proses Amonium Sulfit-Sodium Klorida (Proses II) tidak dipilih
karena proses ini hanya praktis ketika bahan baku (NaCl,SO2,NH3,H2O)
dalam kemurnian tinggi sehingga berdampak pada sulitnya mendapatkan
bahan baku.
Proses Direct Neutralisation (Proses III) tidak dipilih karena
reaksinya sangat eksotermis, yaitu menghasilkan panas sebesar 175,7
kJ/mol sehungga proses ini mempunyai resiko tinggi .
1.4.3. Kegunaan Produk
Amonium klorida mempunyai kegunaan yang sangat luas dalam
industri kimia, baik sebagai bahan baku ataupun sebagai bahan pembantu.
Sebagai bahan baku terutama digunakan sebagai bahan isian sel baterai
kering. Sedangkan kegunaan lain adalah sebagai bahan baku dalam
industri pupuk, bahan penunjang dalam industri farmasi yaitu obat batuk
dan menjaga pH urine agar asam untuk mengetahui metabolisme dalam
tubuh, industri suplemen bagi hewan ternak, elektroplating, bahan pencuci
pembersih logam dalam industri soldering, sebagai pelapis dalam industri
pelapisan seng , penunjang dalam industri sampo, industri lilin, pelekat
kayu, percetakan kain,penambah cita rasa pada vodka, dan dalam
commit to user
Bab I Pendahuluan
1.4.4. Sifat fisis dan Sifat Kimia Bahan Baku dan Produk
A. Sifat fisis dan Sifat Kimia Bahan Baku
1. Amonium Sulfat
Sifat Fisis Amonium Sulfat
· Rumus molekul = (NH4)2SO4
· BM = 132,14
· Berwarna abu-abu kecoklatan sampai putih
· Berbentuk kristal
· Titik leleh = 513oC
· Specific gravity pada 20oC = 1,769 Sifat Kimia Amonium Sulfat
· Tidak mudah terbakar
· Larut dalam air
· Tidak larut dalam alkohol dan aseton
2. Sodium Klorida
Sifat Fisis Sodium Klorida
· Rumus molekul = NaCl
· BM = 58,45
· Berbentuk kristal atau bubuk putih
· Titik leleh = 800,4oC
· Titik didih = 1413oC
· Specific gravity pada 20oC = 2,163
Sifat Kimia Sodium Klorida
· Menyerap air (higroskopis)
· Larut dalam air dan gliserol
· Tidak larut dalam alkohol
commit to user
Bab I Pendahuluan
B. Sifat Fisis dan Sifat Kimia Produk
Amonium klorida
Sifat fisik
· Rumus molekul = NH4Cl
· BM = 53,5
· Berbentuk kristal putih
· Titik didih = 520oC
· Titik sublimasi = 350oC
· Densitas pada 17oC = 1,527 gr/cm3
Sifat Kimia
· Rasa asin
· Sedikit larut dalam alkohol
· Larut dalam air
· Tidak larut dalam aseton dan pyridin
· Larutan Amonium klorida bersifat asam dan cenderung menyerang logam besi dan permukaan logam lainnya terutama pada tembaga,
perunggu dan kuningan (Perry, 1984)
1.4.5. Tinjauan Proses Secara Umum
Tahap persiapan dalam proses pembuatan Amonium klorida ini
adalah melarutkan padatan amonium sulfat dan sodium klorida
masing-masing dalam mixer 1 (untuk NaCl) dan mixer 2 (untuk (NH4)2SO4)
sampai didapatkan konsentrasi larutan Amonium Sulfat dan larutan
sodium klorida yang cukup jenuh untuk diumpankan ke reaktor.
Pembuatan amonium klorida dengan proses amonium sulfat -
sodium klorida berlangsung pada fase cair-cair dalam reaktor alir tangki
commit to user
Bab I Pendahuluan
Reksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
(NH4)2SO4 (aq) + 2 NaCl (aq) à Na2SO4 (s) + 2 NH4Cl (aq)
Sodium Sulfat yang terbentuk dalam reaktor berbentuk padatan
halus yang tersuspensi dalam larutan hasil reaktor. Pemisahan pertama
dilakukan untuk memisahkan sodium sulfat dari larutan hasil, yaitu dengan
cara filtrasi. Pemisahan kedua untuk memisahkan kandungan air yang
berlebihan dari filtrat yang mengandung Amonium klorida sehingga
memenuhi persyaratan kondisi kristalisasinya. Pemisahan kandungan air
dari filtrat ini dilakukan dalam evaporator dan sebagian lagi di dalam
kristalisator itu sendiri. Di dalam kristalisator amonium klorida lewat
jenuh diubah kedalam bentuk kristal yang kemudian dipisahkan dari
larutan lainnya dalam centrifuge. Hasil padatan centrifuge (kristal
amonium klorida) diumpankan ke alat pengering putar, sedangkan hasil
commit to user
Bab II Deskripsi Proses 13
DESKRIPSI PROSES
2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk
2.1.1. Spesifikasi Bahan Baku
1. Amonium sulfat
1. Amonium klorida
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
- Berat Molekul = 142,05
- Wujud = serbuk
- Kemurnian = 99,9 %
- Impuritas = 0, l %
2.2 Konsep Proses
2.2.1. Dasar Reaksi
Reaksi pembentukan amonium klorida adalah reaksi yang terjadi antara
amonium sulfat dengan natrium klorida (Proses Amonium Sulfat-Sodium Klorida)
dengan reaksinya sebagai berikut :
(NH4)2SO4(aq) + 2NaCl(aq) 2NH4Cl(aq) + Na2SO4(s) ∆H = + 12,2369 kkal/kmol
Dengan sifat reaksi : - homogen
- irreversibel
- endotermis
- orde dua
- konversi di reaktor = 97 %
Reaksi berlangsung dalam reaktor alir tangki berpengaduk dengan kondisi
operasi :
- Temperatur = 100 oC ( isotermal ) - Tekanan = 1 atm
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
2.2.2. Tinjauan Termodinamika
Tinjauan termodinamika adalah untuk mengetahui reaksi itu memerlukan
panas atau melepaskan panas. Secara termodinamika reaksi pembentukan
amonium klorida dapat dilihat dari harga enthalpi dan konstanta
kesetimbangannya.
Diketahui pada suhu kamar :
Tabel 2.1 Harga ΔHof dan Cp masing – masing komponen
(Reff : Perry Chemical Engineering Hand Book)
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
Dari harga ΔHfo tersebut dapat dilihat bahwa reaksi pembentukan
amonium klorida adalah endotermis.
Pada suhu kamar diperoleh data sebagai berikut :
ΔGfo NH4Cl = -48,59 kcal/gmol
amonium klorida adalah endotermis, dan reaksi ini berlangsung secara spontan
karena mempunyai harga ΔGr <0
Menghitung harga konstanta keseimbangan pada suhu 250C (2980K)
298 K
Menghitung harga konstanta keseimbangan pada suhu 1000C (3730K)
373
42,3761 0, 001987 298 373)
K
-commit to user
Karena harga konstanta kecepatan reaksi pembentukkan reaktan (k2)sangat kecil
maka dapat disimpulkan bahwa reaksi berjalan irreversible/searah, ke arah
produk/ke kanan.
2.2.3. Tinjauan Kinetika
(NH4)2SO4(aq) + 2NaCl(aq) 2NH4Cl(aq) + Na2SO4(s) ∆H = + 12,2369 kkal/kmol
Reaksi tersebut merupakan reaksi orde dua dimana kecepatan reaksi
dinyatakan dengan rA = rB = k CA CB
Dengan harga k ( konstanta kecepatan reaksi ) adalah sebagai berikut :
commit to user
Bab II Deskripsi Proses T = suhu (K)
R = 1,987 kal / gmol . K
DG = Energi bebas Gibs sebesar = –25,092.103 cal/gmol Sehingga untuk reaksi ini, diperoleh harga kc :
( )
(
)
(
)
searah dan membutuhkan panas.
Dari harga ΔHfo yang harganya positif dapat disimpulkan bahwa reaksi
yang terjadi adalah reaksi endotermis yang berarti ada penyerapan panas. Hal ini
mengakibatkan suhu reaktor akan mengalami penurunan terus-menerus. Oleh
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
2.2.5. Perbandingan Mol Reaktan
Pada proses pembuatan amonium kloride reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut :
(NH4)2SO4(aq) + 2NaCl(aq) 2NH4Cl(aq) + Na2SO4(s) ∆H = + 12,2369 kkal/kmol
Diketahui perbandingan mol reaktan dari koefisien reaksi masing-masing reaktan
secara stoikiometri adalah 1 : 2 yaitu 1 mol amonium sulfat bereaksi dengan 2
mol sodium klorida.
2.3 Diagram Alir Proses
2.3.1. Diagram Alir Proses
Diagram alir pra rancangan pabrik Ammonium Chloride proses
ammonium sulfat sodium chloride ditunjukan ada tiga macam, yaitu :
a. Diagram alir kualitatif (gambar 2.1 )
b. Diagram alir kuantitatif ( gambar 2.2 )
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
a
Prarancangan Pabrik Amonium Klorida
dari Amonium Sulfat dan Sodium Klorida
commit to user
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
2.3.2. Langkah Proses
Pada pembuatan amonium klorida dengan bahan baku amonium sulfatdan
sodium klorida secara garis besar dapat dibagi empat tahap :
1. Tahap penyiapan bahan baku
2. Tahap pembentukan produk
3. Tahap pemurnian produk
4. Tahap penyimpanan produk
2.3.2.1.Tahap Penyiapan Bahan Baku
Tahap ini dimaksudkan untuk mengangkut bahan baku amonium
sulfat dari silo penyimpanan (NH4)2SO4 (S – 01) pada kondisi tekanan 1
atm dengan temperatur 30OC, selanjutnya dilewatkan dalam belt conveyor (BC – 01) kemudian dimasukan ke hopper dan ditambah air untuk
dimasukan bersama-sama menjadi larutan jenuh amonium sulfat dalam
mixer (M – 01) pada kondisi tekanan 1 atm dengan temperatur 100OC.
Bahan baku NaCl dari silo (S – 02) pada kondisi tekanan 1 atm dengan
temperatur 30OC dilewatkan dalam belt conveyor (BC – 02) kemudian dimasukan ke hopper selanjutnya ditambah air untuk dimasukan kedalam
mixer (M – 02) pada kondisi tekanan 1 atm dengan temperatur 100OC
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
2.3.2.2.Tahap Pembentukan Produk
Dalam Reaktor CSTR (R-01) yang dilengkapi dengan koil
pemanas untuk mensuplai panas ke dalam reactor agar suhu reaktor tetap
pada 100oC dan untuk mengurangi kandungan air. Pengaduk berfungsi untuk menjaga agar komposisi larutan dalam reaktor selalu sama dengan
komposisi aliran keluar reaktor dan untuk menjaga agar distribusi suhu
larutan dalam reaktor tetap seragam. Tekanan di dalam reaktor 1 atm dan
konversi 97 %. Reaktor ini digunakan untuk mereaksikan (NH4)2SO4 dan
NaCl sehingga membentuk produk amonium klorida dan produk samping
natrium sulfat. Reaksi yang terjadi dalam Reaktor (R-01) adalah sebagai
berikut :
(NH4)2SO4(aq) + 2NaCl(aq) 2NH4Cl(aq)+Na2SO4(s) ,∆H = + 12,2369 kkal/kmol
2.3.2.3.Tahap Pemurnian Produk
Bertujuan untuk memisahkan padatan natrium sulfat dari larutan
amonium klorida melalui rotary vakum filter (RVF-01) (P = 0,2 atm dan T
= 85OC). Kemudian mengeringkan kristal basah natrium sulfat menjadi kristal kering dengan menghilangkan sebagian air digunakan rotary dryer
(RD – 01) dengan udara pemanas bersuhu 130 OC. Untuk memekatkan amonium sulfat digunakan evaporator (E – 01) (P = 1 atm dan T =
100OC). Larutan jenuh dari evaporator dialirkan ke crystalizer (CR-01) untuk membentuk kristal amonium klorida pada kondisi operasi P = 1 atm
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
pendingin yang dimasukan lewat jaket crystalizer. Kemudian kristal dan
mother liquor dari crystalizer dialirkan ke centrifuge (CF–01) (P=1 atm
dan T = 40OC) melalui screw conveyor (SC – 01), didalam centrifuge
kristal dan mother liquor akan dipisahkan dan mother liquor akan
dikembalikan atau direcycle ke reaktor (R – 01). Sedangkan kristal
amonium klorida melalui screw conveyor dikeringkan kedalam rotary
dryer (RD – 02) dengan udara pemanas bersuhu 130 OC, untuk
mengurangi kadar airnya sehingga sesuai dengan spesifikasi produk yang
diharapkan.
2.3.2.4. Tahap Penyimpanan Produk
· Penyimpanan produk pada silo (S – 03)
· Penyimpanan produk pada silo (S – 04)
Kristal sodium sulfat dari rotary dryer (RD – 01) dilewatkan kedalam belt
conveyor (BC – 03) yang kemudian dimasukkan kedalam silo (S – 03),
untuk dimasukkan kedalam gudang penyimpanan. Kristal amonium
klorida dari rotary dryer (RD – 02) dilewatkan kedalam belt conveyor
(BC – 04) untuk dimasukkan kedalam silo (S – 04) untuk selanjutnya
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
2.4. Neraca Massa dan Neraca Panas
2.4.1. Neraca Massa
Produk : Amonium klorida
Kapasitas : 35.000 ton/tahun
Satu tahun produksi : 330 hari
Waktu operasi selama 1 hari : 24 jam
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Satuan : kg/jam
NaCl 4.834,0530 20,2280
Na2SO4 - 5.849,4769
NH4Cl - 4.406,1530
H2O 18.556,6040 18.556,6040
Udara 5.944,6660 5.944,6660
Total 34.785,2904 34.785,2904
Tabel 2.3 Neraca Massa Pada Pelarutan (NH4)2SO4 (M-01)
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam) Komponen
Arus 1 Arus 2 Arus 3
(NH4)2SO4 5.449,9674 - 5.449,9674
H2O 10,9218 5.275,8639 5.286,7857
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
Tabel 2.4 Neraca Massa Pada Pelarutan NaCl (M-02)
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam) Komponen
Total 16.999,3289 16.999,3289
Tabel 2.5 Neraca Massa Pada Reaktor (R-01)
Masuk
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
Tabel 2.6 Neraca Massa Pada Rotary Filter (RF-01)
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen
15.493,1792 664,3910 5.817,1783 10.340,3918 Total
16.157,5701 16.157,5701
Tabel 2.7 Neraca Massa Pada Evaporator (EV-01)
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
Tabel 2.8 Neraca Massa Pada Crystalizer (CR-01)
Komponen Masuk (kg/jam)
16
Total 6.464,7838 6.464,7838
Tabel 2.9 Neraca Massa Pada Centrifuge (CF-01)
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen
6.464,7838 440,1515 2.341,2884 4.563,6469 Total
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
Tabel 2.10 Neraca Massa Pada Rotary Dryer (RD-01)
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen
5.817,1783 1.777,7263 5.813,0781 1.781,8265 Total
7.594,9046 7.594,9046
Tabel 2.11 Neraca Massa Pada Rotary Dryer (RD-02)
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Komponen
4.563,6469 4.166,9397 4.419,1919 4.311,3947 Total
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
2.4.1. Neraca Panas
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Satuan : kJ/jam
Tabel 2.12 Neraca Panas Pada Pelarutan (NH4)2SO4 (M-01)
Panas Q input (kJ) Q output (kJ)
Qumpan 122.573,31 -
Qpelarutan 476.366,91 -
Qcoil 1.245.951,17 -
Q3 - 1.844.891,38
Jumlah 1.844.891,38 1.844.891,38
Tabel 2.13 Neraca Panas Pada Tangki Pelarutan NaCl (M-02)
Panas Q input (kJ) Q output (kJ)
Qumpan 397.980,16
Qpelarutan - 404.323,67
Qcoil 705.518,29
Q6 - 4.090.781,78
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
Tabel 2.14 Neraca Panas Pada Reaktor (R-01)
Panas Q input (kJ) Q output (kJ)
Jumlah 7.008.634,66 7.008.634,66
Tabel 2.15 Neraca Panas Pada Rotary Vacuum Filter (RVF-01)
Panas Q input (kJ) Q output (kJ)
jumlah 2.119.180,40 2.119.180,40
Tabel 2.16 Neraca Panas Pada Evaporator (E-01)
Panas Q input (kJ) Q output (kJ)
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
Tabel 2.17 Neraca Panas Pada Crystalizer (CR-01)
Panas Q input (kJ) Q output (kJ)
Total 681.911,62 681.911,62
Tabel 2.18 Neraca Panas Pada Centrifuge (CF-01)
Masuk (kJ) Keluar (kJ)
Enthalpy kristal & M.L
Panas dibawa air
Jumlah 148.436,64 Jumlah 148.436,64
Tabel 2.19 Neraca Panas Pada Rotary Dryer (RD-01)
Panas Q input (kJ) Q output (kJ)
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
Tabel 2.20 Neraca Panas Pada Rotary Dryer (RD-02)
Panas Q input (kJ) Q output (kJ)
Q20
Q21
Qterbawa udara
Udara in
Udara out
82.789,99
-
-
1.269.770,82
-
-
325.924,77
23.504,09
-
1.003.399,79
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
2.5. Lay Out Pabrik dan Peralatan Proses
2.5.1. Lay Out Pabrik
Lay out pabrik adalah tempat kedudukan bagian-bagian pabrik yang
meliputi tempat bekerjanya karyawan, tempat peralatan, tempat penimbunan
bahan, baik bahan baku maupun produk. Tata letak pabrik harus dirancang
sedemikian rupa sehingga penggunaan area pabrik dan kelancaran proses produksi
terjamin.
Tata letak pabrik harus memperkirakan penentuan penempatan alat-alat
produksi, sehingga alir proses produksi dapat berjalan dengan lancar serta faktor
keamanan, keselamatan dan kenyamanan bagi karyawan dapat terjamin. Selain
peralatan yang tercantum dalam flow sheet proses, beberapa bangunan fisik lain
seperti kantor, bengkel, poliklinik, laboratorium, kantin, pos penjagaan dan
sebagainya hendaknya ditempatkan pada bagian yang tidak mengganggu, ditinjau
dari segi lalu lintas barang, control dan keamanan.
Secara garis besar beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
perancangan tata letak pabrik amonium klorida, adalah :
1. Kemungkinan perluasan di masa depan
2. Adanya ruang yang cukup untuk pergerakan pekerja
3. Penerangan ruangan
4. Ventilasi yang baik
5. Bentuk kerangka bangunan, atap dan tembok
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
7. Kemungkian timbulnya bahaya seperti kebakaran dan ledakan
Untuk lebih jelasnya hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prarancangan
tata letak pabrik amonium klorida :
1. Perluasan pabrik dan kemungkinan penambahan bangunan
Perluasan pabrik ini harus sudah masuk dalam perhitungan awal, supaya
masalah kebutuhan tempat tidak timbul di waktu yang akan datang. Sejumlah
area khusus sudah disiapkan untuk dipakai sebagai perluasan pabrik maupun
mengolah produknya sendiri ke produk yang lain.
2. Keamanan
Keamanan terhadap kemungkinan adanya bahaya kebakaran, ledakan dan
asap/gas beracun harus benar-benar diperhatikan dalam prarancangan tata
letak pabrik. Untuk itu harus dilakukan penempatan alat-alat pengaman seperti
hydrant, penampung air yang cukup, penahan ledakan. Tangki penyimpan
bahan baku atau produk berbahaya harus diletakkan di area yang khusus serta
perlu adanya jarak antara bangunan yang satu dengan bangunan yang lain
guna memberikan pertolongan dan menyediakan jalan bagi karyawan untuk
menyelamatkan diri.
3. Luas area yang tersedia
Harga tanah yang membatasi kemampuan penyediaan area. Jika harga tanah
amat tinggi, maka diperlukan efisiensi dalam pemakaian ruangan, peralatan
tertentu diletakkan di atas peralatan yang lain jika memungkinkan ataupun
commit to user
Bab II Deskripsi Proses 4. Instalasi dan utilitas
Pemasangan dan distribusi yang baik dari gas, udara, steam dan listrik akan
memudahkan kerja dan perawatannya. Penempatan pesawat proses
sedemikian rupa sehingga petugas dapat dengan mudah mencapainya dan
dapat menjamin kelancaran operasi serta memudahkan perawatan.
Secara umum lay out pabrik ini dapat dibagi menjadi beberapa daerah
denah utama, yaitu :
1. Daerah administrasi/perkantoran, laboratorium dan ruang control
a. Daerah administrasi merupakan kegiatan administrasi pabrik
b. Daerah laboratorium dan ruang control merupakan pusat pengendalian
proses, kualitas dan kuantitas bahan yang akan diproses serta produk yang
akan dijual
2. Daerah proses
Daerah proses merupakan tempat alat-alat proses diletakkan dan proses
berlangsung.
3. Daerah pergudangan dan bengkel
Gudang meruapakan tempat penyimpanan bahan kimia pendukung proses,
barang dan suku cadang alat proses. Bengkel digunakan untuk perbaikan
alat-alat dan pembuatan alat-alat-alat-alat penunjang proses.
4. Daerah utilitas
Merupakan daerah dimana terjadi kegiatan penyedian sarana pendukung
commit to user
Bab II Deskripsi Proses 5. Daerah fasilitras umum
Merupakan daerah penunjang segala aktivitas pabrik dalam pemenuhan
kepentingan pekerja seperti tempat parkir, masjid dan kantin.
6. Daerah pengolahan limbah
Merupakan daerah pembuangan dan pegolahan limbah yang berasal dari
aktivitas pabrik. Daerah ini ditempatkan di tempat yang jauh dari bangunan
kantin, poliklinik, masjid dan daerah administrasi
Tabel 2.20 Perincian luas tanah sebagai Bangunan Pabrik
Nama Bangunan Luas (m2)
Pos Keamanan 100
Masjid 250
Parkir 1000
Kantor Pusat 1000
Kantin 200
Poliklinik 300
Laboratorium 450
Daerah Proses 1800
Bengkel 350
Gudang 650
Utilitas 2300
Daerah Perluasan 200
Jalan 5200
Control Room 300
Taman 600
Jembatan Timbang 200
Pemadam 350
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
Adapun lay out pabrik dapat dilihat pada gambar berikut :
T
a
m
a
n
T
a
m
a
n
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
2.5.2. Layout Peralatan Proses
Dalam penentuan lay out peralatan proses pada pabrik Amonium klorida
ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Aliran bahan baku dan produk
Pengaliran bahan baku yang tepat akan menunjang kelancaran dan
keamanan produksi. Perlu diperhatikan elevasi pipa, untuk pipa diatas
tanah sebaiknya dipasang pada ketinggian 3 meter atau lebih, sedangkan
untuk pemipaan pada permukaan tanah perlu diatur sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu lalu lintas pekerja.
2. Aliran udara
Aliran udara didalam dan sekitar area proses perlu diperhatikan supaya
lancar. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya stagnasi udara pada
suatu tempat yang dapat mengakibatkan akumulasi bahan kimia yang
berbahaya sehingga dapat membahayakan keselamatan pekerja.
3. Cahaya
Penerangan seluruh pabrik harus memadai dan pada tempat-tempat proses
yang berbahaya dan beresiko tinggi perlu diberikan penerangan tambahan.
4. Lalu lintas manusia
Dalam perancangan lay out, perlu diperhatikan agar pekerja dapat
mencapai seluruh alat proses dengan tepat dan mudah supaya apabila ada
gangguan alat proses dapat segera diperbaiki. Selain itu keamanan pekerja
commit to user
Bab II Deskripsi Proses 5. Jarak antar proses
Untuk alat proses yang mempunyai temperatur dan tekanan operasi yang
tinggi, sebaiknya dipisahkan dari alat-alat proses lainnya sehingga apabila
tejadi ledakan atau kebakaran pada alat tersebut tidak membahayakan
alat-alat proses lainnya.
6. Pertimbangan ekonomi
Dalam menempatkan alat-alat proses pada pabrik diusahakan agar dapat
menjamin kelancaran serta keamanan produksi pabrik sehingga dapat
menguntungkan dari segi ekonomi.
Pada perancangan pabrik amonium klorida ini lay out peralatan pabrik
commit to user
Bab II Deskripsi Proses
Keterangan:
S : Silo
M : Mixer
R : Reaktor
RVF : Rotary Vacuum Filter EV : Evaporator
CR : Crystalizer CF : Centrifuge RD : Rotary Dryer
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
SPESIFIKASI ALAT PROSES
3.1. Silo Penyimpanan Amonium Sulfat (NH4)2SO4
Kode : S-01
Tugas : Menyimpan bahan baku Amonium Sulfat
(NH4)2SO4 selama 7 hari
Jumlah : 1 Buah
Kapasitas : 26.305,9162 ft3 = 744,9278 m3 Kondisi penyimpanan
Tekanan : 1 atm
Suhu : 30˚C
Dimensi
Diameter : 26,5593 ft = 8,0954 m
Tinggi : 63,0015 ft = 19,2031 m
Tebal shell : in
Tebal head : in
3.2.Silo Penyimpanan Sodium Klorida (NaCl)
Kode : S-02
Tugas : Menyimpan bahan baku Sodium Klorida(NaCl)
selama 7 hari
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses Kondisi penyimpanan
Tekanan : 1 atm
Suhu : 30˚C
Dimensi
Diameter : 23,3743 ft = 7,1246 m
Tinggi : 55,4655 ft = 16,9061 m
Tebal shell : 38 in
Tebal head : in
3.3. Silo Penyimpanan Sodium Sulfat(Na2SO4)
Kode : S-03
Tugas : Menyimpan bahan baku Sodium Sulfat(Na2SO4)
selama 7 hari
Jumlah : 1 Buah
Kapasitas : 223.504,4980ft3 = 665,5975 m3 Kondisi penyimpanan
Tekanan : 1 atm
Suhu : 30˚C
Dimensi
Diameter : 25,5809 ft = 7,7972 m
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses 8
Tebal head : in
3.4. Silo Penyimpanan Amonium Klorida(NH4Cl)
Kode : S-04
Tugas : Menyimpan bahan baku Amonium Klorida
(NH4Cl) selama 7 hari
Jumlah : 1 Buah
Kapasitas : 17.869,3953 ft3 = 506,02338 m3 Kondisi penyimpanan
Tekanan : 1 atm
Suhu : 30˚C
Dimensi
Diameter : 23,3473 ft = 7,1163 m
Tinggi : 55,4017 ft = 16,8866 m
Tebal shell :
83 in
Tebal head : in
3.5. Mixer (NH4)2SO4 (M-01)
Fungsi : Tempat melarutkan Amonium Sulfat dengan air
Jenis : Silinder vertikal dengan head dan bottom berbentuk
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
Diameter (D) : 4,7096 ft = 1,4355 m
Tinggi (H) : 6,6332 ft = 2,0218 m
Tebal :316 in
Tutup Atas
Tipe : Standard Dished Head
Tebal :1 in 4
Tutup Bawah
Tipe : Standard Dished Head
Tebal :1 in 4
Pengaduk
Tipe : Flat Blade Turbine dengan 6 blade dan 4 baffle
Diameter : 1,5698 ft = 0,4785 m
Rpm : 45 rpm
Power : 12 Hp
Jumlah Baffle : 4 buah
Koil Pemanas
Pemanas : Steam
Suhu Masuk : 180˚C
Suhu keluar : 180˚C
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
IPS : 1/2 in = 0,0127 m
OD : 0,84 in = 0,0213 m
SN : 40
ID : 0,622 in = 0,0158 m
Susunan koil : Helix
Diameter helix : 3,7677 ft = 1,1484 m
Tinggi koil : 1,1095 m
Volume koil : 0,8443 m3
3.6. Mixer NaCl (M-02)
Fungsi : Tempat melarutkan Sodium Klorida dengan air
Jenis : Silinder vertikal dengan head dan bottom berbentuk
torispherical
Dimensi tangki
Diameter (D) : 5,5350 ft = 1,6871 m
Tinggi (H) : 7,7151 ft = 2,3516 m
Tebal :316 in
Tutup Atas
Tipe : Standard Dished Head
Tebal :1 in 4
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
Kode : R
Bentuk : Torispherical dished head
Tebal head : 0,25 in = 0,0064 m
Tinggi Head : 16,057 in = 0,4078 m
Tinggi Total : 9,5262 ft = 2,9036 m
Pengaduk
R-01
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
Diameter : 2,2833 ft = 0,696 m
Kecepatan : 117,5181 rpm
Power : 15 hp
R-02
Tipe : 6 blade plate turbine impeller with 4 baffle
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
Tinggi koil : 0,7681 m
Volume koil : 0,1265 m3
Komponen IPS SN ID (in) OD (in)
Reaktan (NH4)2SO4 2,5 40 2,469 2,875
Reaktan NaCl 3 80 2,9 3,5
Produk (NH4Cl) 4 40 4 4,5
Pemanas (Steam) 3 80 2,875 3,5
3.8. Rotary Vacuum Filter
Kode : RVF-01
Tugas : Memisahkan padatan Na2SO4 produk keluaran
reaktor dari cairan
Bentuk : Tangki Silinder Horisontal
Jumlah : 1 Buah
Bahan Konstruksi : Carbon Steel 283 grade C
Kondisi Operasi
Suhu : 85˚C
Tekanan : 0,2 atm
Dimensi
Diameter : 2,8819 m = 9,4550 ft
Panjang : 5,7638 m = 18,9100 ft
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
Power Motor : 3 HP
3.9. Evaporator
Kode : EV-01
Tugas : Menguapkan air dari produk reaktor
Jenis : Forced circulation
Jumlah : 1 Buah
Bahan Konstruksi : Stainless steel SA 353
Dimensi HE
Diameter shell : 8 in = 0,2032 m
Diameter tube :0,75 in = 0,01905 m
Tinggi : 6 ft = 1,828 m
Dimensi Displacement Vapor
Diameter : 2,3242 ft = 0,7084 m
Tebal shell : 0,25 in = 0,0064 m
Tinggi : 2,3242 ft = 0,7084 m
Dimensi head
Tipe : Torispherical dished head
Tebal head : 0,25 in = 0,0064 m
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
Kode : CR-01
Fungsi : Mengkristalkan Amonium Klorida dari larutannya
dengan mendinginkan larutan sampai diperoleh
kristal Amonium Klorida
Jenis : Swenson- Walker Crystallizer
Jumlah : 1 Unit besar = 3 Unit kecil
Volume Total : 0,32 m3
Bahan : Stainless Steel SA-167 type 304 grade 3
Dimensi kristaliser
Lebar : 0,6096 m = 24 in
Tinggi : 0,6604 m = 26 in
Panjang total : 9,144 m
Tebal dinding : 316 in = 0,005 m
Kondisi Operasi
Tekanan : 1 atm
Suhu : 50 OC
Pengaduk
Jenis : Spiral agitator
Kecepatan : 7 Rpm
Power : 2 HP
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
Media : Air
Jumlah : 1947,9800 kg/jam
3.11. Centrifuge
Kode : CF-01
Tugas : Memisahkan kristal Amonium Klorida dari mother
liquor-nya
Jenis : Continuous Conveyor Centrifugal Filter
Jumlah : 1 Buah
Kapasitas : 6,9049 ton/jam
Kondisi
Tekanan : 1 atm
Suhu : 40˚C
Dimensi
Diameter bowl : 35 in = 0,889 m
Panjang bowl : 2,4709 m
Motor
Kecepatan putar : 600 rpm
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
Kode : RD-01
Fungsi : Mengurangi kadar cairan yang terikut pada hasil
padatan Sodium Sulfat
Jenis : Rotary Dryer
Kondisi operasi
Tekanan : 1 atm
Suhu : 79 °C
Spesifikasi
Panjang : 20,3754 ft = 6,21 m
Diameter : 2,1413 ft = 0,65 m
Kecepatan putar : 9 rpm
Kemiringan : 0,101 ft/ft
Jumlah flight : 2
Waktu tinggal : 3,083 menit = 0,0514 jam
Daya : 0,75 Hp
3.13. Dryer-02
Kode : RD-02
Fungsi : Mengurangi kadar cairan yang terikut pada hasil
padatan Amonium Klorida
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
Tekanan : 1 atm
Suhu : 58°C
Spesifikasi
Panjang : 31,38 ft = 9,56 m
Diameter : 3,3056 ft = 1,01 m
Kecepatan putar : 6 rpm
Kemiringan : 0,02 ft/ft
Jumlah flight : 4
Waktu tinggal : 0,3802 jam = 22,8110 menit
Daya : 4 Hp
3.14. Heater-01
Kode : HE - 01
Fungsi : Memanaskan udara
Tipe : Double Pipe Heat Exchanger
Luas transfer panas : 74,64 ft2
Beban panas : 582.663,2566 KJ/jam
Spesifikasi
· Annulus
Fluida : udara
Kapasitas : 6.033,90 kg/jam
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
ho : 129,1147 Btu/j.ft2.ºF
Pressure drop : 8,6062. 10-5 psi
Bahan : Carbon Steel SA 201 grade B
· Inner Pipe
Fluida : steam
Kapasitas : 289,4214 kg/jam
IPS : 2
SN : 40
hio : 32,2681 Btu/j.ft2.ºF
Pressure drop : 3,4753. 10-4 psi
Bahan : Carbon Steel SA 283 grade C
UC : 55,8162 Btu/j.ft2.ºF
UD : 46,0685 Btu/j.ft2.ºF
Panjang tube : 12 ft = 3,658 m
Harpin : 5
3.15. Heater-02
Kode : HE - 02
Fungsi : Memanaskan arus recycle
Tipe : Double Pipe Heat Exchanger
Luas transfer panas : 59,712 ft2
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
· Annulus
Fluida : arus recycle
Kapasitas : 6.868,54 kg/jam
IPS : 3
SN : 40
ho : 1140,2338 Btu/j.ft2.ºF
Pressure drop : 6,3367.10-4 psi
Bahan : Carbon Steel SA 201 grade B
· Inner Pipe
Fluida : steam
Kapasitas : 567,439 kg/jam
IPS : 2
SN : 40
hio : 129,0726 Btu/j.ft2.ºF
Pressure drop : 2,7621. 10-4 psi
Bahan : Carbon Steel SA 283 grade C
UC : 105,8162 Btu/j.ft2.ºF
UD : 93,9580 Btu/j.ft2.ºF
Panjang tube : 12 ft = 3,658 m
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
Jenis : Closed Belt Conveyor
Jumlah : 8 buah
Lebar belt : 14 in
Kemiringan : 0o
3.17 Kondensor 1
Kode : CD-01
Fungsi : Mengembunkan uap air dari Reaktor
Tipe : Shell and tube heat exchanger
Beban panas : 862.307,0664 Btu/jam
Luas transfer panas : 318,3488 ft2 Spesifikasi
Tube side
§ Fluida : Uap air keluar Reaktor
§ Kapasitas : 14.584,6 kg/jam
§ Material : Carbon Steel SA 283 grade C
§ Suhu : Tmasuk = 100 oC Tkeluar = 100 oC
§ OD tube : 1 in
§ Susunan : Triangular pitch
§ BWG : 18
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
§ Jumlah tube : 152
§ Passes : 2
§ Delta P : 1,7577 Psi
Shell side
§ Fluida : Air Pendingin
§ Kapasitas : 619,222 kg/jam
§ Material : Carbon Steel SA 283 grade C
§ Suhu : Tmasuk = 30 oC
Tkeluar = 35 oC
§ ID shell : 19,25 in
§ Passes : 1
§ Delta P : 8,71.10-6 Psi
Uc : 86,8828 Btu/j.F.ft2
Ud : 22,3039 Btu/j.F.ft2
Rd : 0,0033 J.F.ft2/Btu
3.18 Kondenser 2
Kode : CD-02
Fungsi : Mengembunkan uap air dari Evaporator
Tipe : Shell and tube heat exchanger
Beban panas : 1.153.068,6532 Btu/jam
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
Tube side
§ Susunan : Triangular pitch
commit to user
Bab III Spesifikasi Peralatan Proses
Uc : 86,8828 Btu/j.F.ft2
Ud : 71,1044 Btu/j.F.ft2
Rd : 0,003983 J.F.ft2/Btu
Tabel 3.1 Spesifikasi Screw Conveyor
Kode SC-01 SC-02
Fungsi Mengumpulkan cake dari
evaporator ke crystalizer
Mengumpulkan cake dari
crystalizer ke centrifuge
Jenis Screw Conveyor dengan
feed hopper
Tabel 3.2 Spesifikasi Hopper
Kode H-01 H-02 H-03
Jenis Tangki silinder
commit to user
commit to user
commit to user
Bab IV Unit Pendukung Proses dan Laboratorium
UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM
4.1 Unit Pendukung Proses
Unit pendukung proses atau yang lebih dikenal dengan sebutan utilitas
merupakan bagian penting untuk menunjang proses produksi dalam pabrik.
Utilitas di pabrik amonium klorida yang dirancang antara lain meliputi unit
pengadaan air (air proses, air pendingin, air konsumsi, sanitasi, dan air umpan
boiler), unit pengadaan steam, unit pengadaan udara tekan, unit pengadaan listrik,
dan unit pengadaan bahan bakar.
1. Unit pengadaan air
Unit ini bertugas menyediakan dan mengolah air untuk memenuhi
kebutuhan air sebagai berikut :
a. Air proses
b. Air Pendingin
c. Air umpan boiler
d. Air konsumsi umum dan sanitasi
2. Unit pengadaan steam
Unit ini bertugas untuk menyediakan kebutuhan steam sebagai media
commit to user
Bab IV Unit Pendukung Proses dan Laboratorium
Unit ini bertugas untuk menyediakan udara tekan untuk kebutuhan
instrumentasi pneumatic, untuk penyediaan udara tekan di bengkel
dan untuk kebutuhan umum yang lain.
4. Unit pengadaan listrik
Unit ini bertugas menyediakan listrik sebagai tenaga penggerak untuk
peralatan proses, keperluan pengolahan air, peralatan-peralatan
elektronik atau listrik AC, maupun untuk penerangan. Lisrik di-supply
dari PLN dan dari generator sebagai cadangan bila listrik dari PLN
mengalami gangguan.
5. Unit pengadaan bahan bakar
Unit ini bertugas menyediakan bahan bakar untuk kebutuhan boiler
dan generator.
4.1.1 Unit Pengadaan Air
Air yang digunakan adalah air sungai yang diperoleh dari Sungai Brantas
yang tidak jauh dari lokasi pabrik. Untuk menghindari fouling yang terjadi pada
alat-alat penukar panas maka perlu diadakan pengolahan air sungai. Pengolahan
dilakukan secara fisis dan kimia. Pengolahan tersebut antara lain meliputi
screening, pengendapan, penggumpalan, klorinasi, demineralisasi, dan deaerasi.
commit to user
Bab IV Unit Pendukung Proses dan Laboratorium Keterangan :
AE : Anion Exchanger BU : Bak Utilitas
CL : Clarifier D : Deaerator
CE : Cation Exchanger PU : Pompa Utilitas
SP : Saringan Pasir TU : Tangki Utilitas
TF : Tangki Flokulator
Gambar 4.1 Diagram Alir Pengolahan Air Sungai
commit to user
Bab IV Unit Pendukung Proses dan Laboratorium
Air sungai dialirkan dari sungai ke kolam penampungan dengan
menggunakan pompa. Sebelum masuk pompa, air dilewatkan pada traveling
screen untuk menyaring partikel dengan ukuran besar. Pencucian dilakukan secara
kontinyu. Setelah dipompa kemudian dialirkan ke strainer yang mempunyai
saringan stainless steel 0,4 mm dan mengalami pencucian balik secara periodik.
Air sungai kemudian dialirkan ke flokulator. Di dalam flokulator ditambahkan
larutan tawas 5%, larutan kapur 5%. Dari flokulator air sungai kemudian dialirkan
ke dalam clarifier untuk mengendapkan gumpalan partikel-partikel halus.
Endapan kemudian dikeluarkan sebagai blowdown, melalui bagian bawah
clarifier. Air sungai kemudian dialirkan ke saringan pasir untuk menghilangkan
partikel-partikel yang masih lolos di clarifier. Air sungai yang sudah bersih
kemudian dialirkan ke bak penampung air bersih. Dari bak penampung air bersih
sebagian dipompa ke bak penampung air proses untuk didistribusikan ke alat
proses dan sebagian dipompa untuk digunakan sebagai air pendingin.
4.1.1.1Air proses
Air proses yang digunakan adalah air sungai yang diperoleh dari Sungai
Brantas yang tidak jauh dari lokasi pabrik. Alasan digunakannya air sungai
sebagai air proses adalah karena faktor-faktor sebagai berikut :
a. Air sungai dapat diperoleh dalam jumlah yang besar dengan biaya
murah.
commit to user
Bab IV Unit Pendukung Proses dan Laboratorium
pada Rotary Vacuum Filter dan Centrifuge. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengolahan air sungai sebagai air proses adalah :
a. Partikel-partikel besar/makroba (makhluk hidup sungai dan konstituen
lain).
b. Partikel-partikel kecil/mikroba (ganggang dan mikroorganisme
sungai).
Tabel 4.1 Kebutuhan air proses
No Kode Alat Nama Alat Kebutuhan ( kg/jam )
1 M-01 Mixer-01 11.631,2751
2 M-02 Mixer-02 26.777,0101
3 RVF Rotary Vacuum Filter 14.64,7296
4 CF Centrifuge 970,3668
Total kebutuhan air proses = 18.526,2683 kg/jam
Densitas air pada 30oC adalah = 994,3965 kg/m3 (Geankoplis, 2003)
4.1.1.2Air Pendingin
Air pendingin yang digunakan adalah air sungai yang diperoleh dari
Sungai Brantas yang tidak jauh dari lokasi pabrik. Alasan digunakannya air sungai
sebagai media pendingin adalah karena faktor-faktor sebagai berikut :
a. Air sungai dapat diperoleh dalam jumlah yang besar dengan biaya murah.
commit to user
Bab IV Unit Pendukung Proses dan Laboratorium
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan air sungai sebagai pendingin
adalah :
a. Partikel-partikel besar/makroba (makhluk hidup sungai dan konstituen
lain).
b. Partikel-partikel kecil/mikroba (ganggang dan mikroorganisme sungai).
Tabel 4.2 Kebutuhan air pendingin
No Kode Alat Nama Alat Kebutuhan ( kg/jam )
1 CR Crystalizer 1.947,9800
2 CD Condenser 2.015.375,7196
Total kebutuhan air pendingin = 2.017.323,699 kg/jam
Densitas air pada 30oC adalah = 994,3965 kg/m3 (Geankoplis, 2003) Kebutuhan air pendingin ini dibutuhkan pada suhu masuk unit proses
30 °C dan keluar unit proses pada suhu 50 °C. Air pendingin yang keluar dari
crystallizer dan condensor pada suhu 50 °C dibuang langsung ke sungai (one
pass) dengan sebelumnya dilewatkan kanal di sekitar pabrik sehingga suhu air
menjadi 30 °C.. Kebutuhan air pendingin sebesar 2.017.323,699 kg/jam.
4.1.1.3Air umpan boiler
Untuk kebutuhan umpan boiler sumber air yang digunakan adalah air
sungai. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan air umpan boiler
commit to user
Bab IV Unit Pendukung Proses dan Laboratorium
Korosi yang terjadi di dalam boiler disebabkan karena air mengandung
larutan - larutan asam dan gas - gas yang terlarut.
b. Kandungan yang dapat menyebabkan kerak (scale forming)
Pembentukan kerak disebabkan karena adanya kesadahan dan suhu
tinggi, yang biasanya berupa garam - garam karbonat dan silikat.
c. Kandungan yang dapat menyebabkan pembusaan (foaming)
Air yang diambil dari proses pemanasan bisa menyebabkan foaming
pada boiler dan alat penukar panas karena adanya zat - zat organik,
anorganik, dan zat - zat yang tidak larut dalam jumlah besar. Efek
pembusaan terjadi pada alkalinitas tinggi.
Kebutuhan air untuk steam dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3 Kebutuhan Air untuk Steam
No Kode Alat Nama Alat Kebutuhan ( kg/jam )
1 M-01 Mixer-01 618,8909
2 M-02 Mixer-02 350,4636
3 R Reaktor 311,0262
4 EV Evaporator 191,1237
5 HE-01 Heat Exchanger-01 289,4214
6 HE-02 Heat Exchanger-02 567,4395
commit to user
Bab IV Unit Pendukung Proses dan Laboratorium umpan boiler sebesar 465,6731 kg/jam.
Pengolahan air umpan boiler
Air yang berasal dari sungai belum memenuhi persyaratan untuk
digunakan sebagai umpan boiler, sehingga harus menjalani proses pengolahan
terlebih dahulu. Air umpan boiler harus memenuhi persyaratan tertentu agar tidak
menimbulkan masalah-masalah seperti :
· Pembentukan kerak pada boiler
· Terjadinya korosi pada boiler
· Pembentukan busa di atas permukaan dalam drum boiler
Tahapan pengolahan air agar dapat digunakan sebagai air umpan boiler meliputi :
1. Cation Exchanger
Cation Exchanger berfungsi untuk mengikat ion-ion positif yang terlarut
dalam air lunak. Alat ini berupa silinder tegak yang berisi tumpukan
butir-butir resin penukar ion. Resin yang digunakan adalah jenis C-300 dengan
notasi RH2. Adapun reaksi yang terjadi dalam Cation Exchanger adalah:
2NaCl + RH2 ---> RNa2 + 2 HCl
CaCO3 + RH2 ---> RCa + H2CO3
BaCl2 + RH2 ---> RBa + 2 HCl
Apabila resin sudah jenuh maka pencucian dilakukan dengan menggunakan
larutan H2SO4 2%. Reaksi yang terjadi pada waktu regenerasi adalah: