commit to user BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Pengertian Perpustakaan
Banyak orang yang salah mengartikan tentang apa itu
perpustakaan, fungsi dan peranan perpustakaan bagi kehidupan. Di era saat
ini banyak orang menganggap bahwa perpustakaan hanyalah sebuah tempat
ataupun gudang penyimpanan buku yang hanya berfungsi untuk menampung
buku-buku tanpa dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Pada dasarnya perpustakaan bukan hanya sekedar tempat ataupun
gudang penyimpanan buku saja melainkan perpustakaan mempunyai peran
penting bagi kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan,
selain itu perpustakaan berfungsi sebagai sarana temu kembali informasi.
Sebagaimana definisi perpustakaan menurut International
Federation of Library Associations and Institutions (IFLA) seperti dikutip
oleh Sulistyo-Basuki (1991:4) bahwa “perpustakaan sebagai kumpulan materi
tercetak dan media noncetak dan atau sumber informasi dalam komputer yang
disusun secara sistematis untuk digunakan pemakai”.
Perpustakaan adalah sebuah gedung atau ruangan dimana
didalamnya terjadi proses kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyimpanan
dan penyebarluasan bahan pustaka (informasi) untuk keperluan pemustaka
commit to user
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan
merupakan tempat penyimpanan sumber-sumber ilmu dan tempat temu
kembali informasi dari berbagai bidang ilmu pengetahuan yang dapat
dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan (pemustaka).
2.2Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi ialah perpustakaan yang terdapat pada
perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi
dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi
mencapai tujuannya (Sulistyo-Basuki, 1991:51).
Perpustakaan perguruan tinggi tidak hanya berfungsi sebagai
pelengkap dalam suatu institusi pendidikan khususnya di perguruan tinggi.
Tetapi perpustakaan perguruan tinggi mempunyai peran penting bagi
perkembangan ilmu pengetahuan di suatu perguruan tinggi.
Tujuan didirikannya perpustakaan perguruan tinggi yaitu selain
memenuhi kebutuhan bagi pemustaka tetapi juga ikut berperan dalam
mensukseskan fungsi dari Tridharma Perguruan Tinggi.
Seperti dikatakan oleh Trimo (1997:2) dalam bukunya yang berjudul
Pedoman Pelaksanaan Perpustakaan bahwa fungsi Tridharma Perguruan
Tinggi adalah :
1. Pendidikan dan pengajar
2. Penelitian atau riset
commit to user
Trimo (1997:2) dalam bukunya yang berjudul Pedoman
Pelaksanaan Perpustakaan menyatakan bahwa perpustakaan harus mampu
befungsi sebagai :
1. Jantung dari semua program pendidikan universitas atau institut yang
bersangkutan, yaitu harus mampu membantu dan menjadi pusat
kegiatan-kegiatan akademis lembaga pendidikannya. Metode belajar dan mengajar
modern yang lebih menekankan kepada individualized instruction hanya
mungkin dapat dilaksanakan bila perpustakaan memang fungsional untuk
maksud itu.
2. Pusat alat-alat bahan-bahan peraga atau instrucsional materials center.
Dalam membantu memperlancar jalannya perkuliahan serta
praktikum-praktikum, perpustakaan dapat menyediakan bahan-bahan dan
fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh para dosen dalam perkuliahan di dalam
kelas, perpustakaan, laboratorium-laboratorium, dan seterusnya. Demikian
juga dalam pelaksanaan extension services dari universitas atau institut
yang bersangkutan kepada masyarakat di luar lingkungan lembaga tadi,
perpustakaan dapat menyediakan jasa-jasanya, bahan-bahannya, serta
fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh mission itu (misalnya:film,
filmstrip, slide, bahan-bahan lainnya, ruang konferensi/diskusi, dan
bantuan tenaga-tenaga ahli perpustakaan).
3. Clearing house (pusat pengumpulan/penyimpanan) bagi semua penerbit
dari dan tentang daerahnya ataupun dalam bidang ilmu pengetahuan
commit to user
preservation of knowledge. Fungsi ketiga ini sangat penting bagi setiap
lembaga pendidikan ataupun ilmuan, karena dengan adanya pusat
pengumpulan atau penyimpanan ini setiap orang akan mudah mencari
keterangan, data, bahan komparatif, bahan mentah, ataupun anleding
material tentang daerahnya atau suatu bidang pengetahuan tertentu dalam
usaha-usahanya dalam melakukan riset atau lain-lainnya.
4. Social center dan pusat kegiatan kultural masyarakat setempat. Haruslah
diingat bahwa para pengunjung perpustakaan tidak hanya terdiri atas
mahasiswa, pengajar, dan para pegawai lembaga itu saja, melainkan
termasuk pula orang-orang diluar lingkungan atau dapat dikatakan
masyarakat umum mereka pula datang untuk mempergunakan fasilitas,
jasa-jasa, dan bahan-bahan yang disediakan oleh perpustakaan itu.
Dengan sendirinya merekapun mempunyai tingkat pendidikan yang
berbeda-beda, memiliki latar belakang yang berbeda serta kelainan dalam
kebutuhan, minat, selera, dan umur. Memang harus diingat bahwa
perpustakaan lebih menitik beratkan jasanya kepada masyarakat dalam
tubuh lembaga penaungannya. Adanya orang-orang inilah serta
fasilitas-fasilitas dan jasa-jasa yang disediakan oleh perpustakaan memungkinkan
terjadinya kegiatan-kegiatan sosial dan kultural yang sangat
menguntungkan, baik bagi perpustakaan itu sendiri maupun bagi
commit to user 2.3Pengertian Kerjasama
Kerjasama secara umum dapat diartikan sebagai suatu hubungan
antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan sebaliknya
serta kelompok dengan kelompok.
Kerjasama secara khusus dalam hal ini berkaitan dengan kerjasama
antar perpustakaan dapat diartikan sebagai hubungan yang dilakukan oleh
suatu perpustakaan dengan perpustakaan lain untuk mencapai tujuan tertentu
yang berkaitan dengan perpustakaan.
Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1991:54) dalam bukunya
yang berjudul Pengantar Ilmu Perpustakaan menyatakan bahwa “kerjasama
antar perpustakaan artinya kerjasama yang melibatkan dua perpustakaan atau
lebih.”
2.4Faktor Pendorong Kerjasama
Sulistyo-Basuki (2009:1.3-1.6) dalam bukunya yang berjudul
Kerjasama dan Jaringan Perpustakaan menyatakan bahwa ada beberapa
alasan yang mendorong perlunya diadakan kerjasama yaitu sebagai berikut:
1. Meningkatnya jumlah buku yang diterbitkan setiap tahun sehingga
perpustakaan tidak mampu membeli buku baru untuk kepentingan
pembacanya.
2. Semakin banyaknya jenis media yang diterbitkan.
3. Kebutuhan pemakai.
4. Tuntutan masyarakat untuk memperoleh informasi yang sama baiknya
commit to user
5. Berkembangnya teknologi khususnya teknologi komputer dan
telekomunikasi.
6. Tuntutan penghematan.
2.5Tujuan Kerjasama
Dari pemaparan beberapa faktor pendorong perlu diadakannya
kerjasama maka dapat disimpulkan ada beberapa tujuan diadakannya
kerjasama antar perpustakaan yang berkaitan dengan faktor diadakannya
kerjasama diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Untuk menambah keanekaragaman koleksi perpustakaan baik itu koleksi
digital maupun tertulis
2. Untuk memenuhi kebutuhan pemustaka baik itu kebutuhan akan
informasi maupun kebutuhan akan ketersediaan bahan pustaka
3. Untuk menghemat biaya
4. Untuk mengembangkan dan meningkatkan teknologi informasi yang
dimiliki perpustakaan
5. Untuk meningkatkan kualitas perpustakaan
2.6Bentuk Kerjasama Perpustakaan
Ada berbagai macam kerjasama yang bisa dilakukan oleh
perpustakaan. Adapun bentuk kerjasama tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Kerjasama Pengadaan
Dalam bentuk ini, berbagai perpustakaan bekerja sama dalam pengadaan
buku. Ini merupakan awal bentuk kerjasama. Dalam bentuk ini,
commit to user
pemakainya. Maka perpustakaan akan memilih buku berdasarkan dugaan
pengetahuan pustakawan atas keperluan bacaan anggotanya. Dorongan
kerjasama ini berasal dari bertambah banyaknya buku yang diterbitkan
dalam berbagai lapangan ilmu pengetahuan, perluasan jenis terbitan
mulai dari buku dan majalah hingga ke laporan tak diterbitkan yang
semuanya ini berfungsi sebagai sumber informasi, hubungan yang makin
kompleks antara berbagai subjek, dan keterbatasan dana perpustakaan
(Sulistyo-Basuki, 1991:55).
2. Pemusatan Pengadaan dan Penyimpanan
Pada pendekatan ini, sebuah perpustakaan ditunjuk untuk menyimpan
buku yang kurang digunakan milik perpustakaan lain. Biasanya bentuk
kerjasama ini diikuti dengan pengadaan bersama (Sulistyo-Basuki,
1991:56).
3. Kerjasama Pertukaran dan Redistribusi
Tujuan kerjasama ini adalah meningkatkan dan memperluas sumber
koleksi yang telah ada dengan biaya sekecil mungkin. Tujuan ini tersirat
dalam kerjasama pengadaan dan penyimpanan. Dalam hal spesialisasi
subjek, alasan penyimpanan koleksi untuk membentuk koleksi yang
komprehensif serta sekaligus menghindari penyiangan salinan (copy)
terakhir yang membutuhkan integrasi dengan cara pertukaran bahan
commit to user
4. Kerjasama Pengolahan
Dalam bentuk kerjasama ini, perpustakaan bekerjasama untuk mengolah
bahan pustaka. Biasanya pada perpustakaan universitas dengan berbagai
cabang atau perpustakaan umum dengan cabang-cabangnya, pengolahan
bahan pustaka (pengkatalogan, pengklasifikasian, pemberian label buku,
kartu buku, kantong buku, dan penyampulan buku dengan lapis plastik)
dikerjakan oleh perpustakaan pusat. Perpustakaan cabang menerima
buku dalam keadaan siap digunakan (Sulistyo-Basuki, 1991:57).
5. Kerjasama Penyediaan Fasilitas
Dalam bentuk ini, perpustakaan bersepakat bahwa koleksi mereka
terbuka bagi anggota perpustakaan lain. Dalam ketentuannya,
perpustakaan universitas A menyatakan bahwa anggota perpustakaan
universitas lain (katakanlah universitas B dan C) boleh menggunakan
fasilitas perpustakaan universitas A dalam batas ketentuan yang berlaku.
Biasanya penyediaan fasilitas berupa kesempatan menggunakan koleksi,
menggunakan jasa lain seperti penelusuran, informasi kilat, penggunaan
mesin fotokopi namun tidak terbuka kesempatan untuk meminjam
(Sulistyo-Basuki, 1991:58)
6. Kerjasama Peminjaman Antar Perpustakaan
Dalam bentuk ini, perpustakaan boleh meminjam dan meminjamkan
koleksinya ke perpustakaan lain. Bentuk ini merupakan bentuk kerjasama
perpustakaan yang paling dikenal masyarakat. Dalam hal ini, peminjaman
commit to user
demikian, anggota perpustakaan A bila ingin meminjam buku dari
perpustakaan B maka anggota tersebut harus melakukannya melalui
perpustakaan A. Jadi, anggota tidak boleh berhubungan langsung dengan
perpustakaan lain (Sulistyo-Basuki, 1991:58).
7. Kerjasama Antar Pustakawan
Bentuk kerjasama ini dapat berupa penerbitan buku panduan untuk
pustakawan, pertemuan antar pustakawan, atau kursus penyegaran untuk
pustakawan. Pendeknya bentuk kerjasama ini lebih mengarah ke bentuk
kerjasama profesi (Sulistyo-Basuki, 1991:58).
8. Kerjasama Penyusunan Katalog Induk
Katalog induk merupakan katalog dari dua perpustakaan atau lebih.
Karena melibatkan paling sedikit dua perpustakaan maka dua atau lebih
perpustakaan tersebut harus bersama-sama menyusun katalog induk.
Katalog induk induk ini berisi keterangan tentang buku yang dimiliki
perpustakaan peserta disertai keterangan lokasi buku (Sulistyo-Basuki,
1991:57-58).
9. Kerjasama Pemberian Jasa Informasi
Silang layanan merupakan kerjasama antar dua perpustakaan atau lebih
dalam pemberian jasa informasi. Salah satu hasil jasa informasi ini akan
muncul dalam peminjaman antar perpustakaan. pemberian jasa informasi
dapat berupa jasa penelusuran, jasa referal, maupun jasa referens.
Kerjasama ini melibatkan semua sumber daya yang ada di perpustakaan
commit to user
10.Kerjasama ISSN
ISSN singkatan dari International Standart Serial Number atau standar
internasional terbitan berseri. ISSN dikembangkan oleh International
Serial Data System yang berada di Paris diresmikan pada tahun 1972.
ISSN merupakan nomor unik bagi terbitan berseri terdiri atas 9 bilangan
dengan tanda pemisahan berupa tanda -. ISDN yang berpusat di Paris
sudah tentu tidak akan mampu memberikan ISSN pada majalah yang ada
di dunia. ISDN membentuk International Serials Data System yang
kemudian membentuk pusat nasional atau pusat regional di berbagai
kawasan (Sulistyo-Basuki, 2009:2.30).
11.Kerjasama Pendidikan dan Pelatihan
Perpustakaan perlu bekerjasama dalam bidang pendidikan dan pelatihan
karena perpustakaan dapat bekerja lebih efisien dan efektif dengan cara
memaksimumkan sumber daya yang ada, saling tukar menukar informasi,
keahlian dan pengalaman (Sulistyo Basuki, 2009:2.31).
2.7Kawasan Kerjasama
Sulistyo Basuki (1991:63-64) dalam bukunya yang berjudul
Pengantar Ilmu Perpustakaan menyatakan bahwa berdasarkan luas
sempitnya cakupan kerjasama maka terdapat beberapa jenis kawasan
kerjasama yaitu:
1. Kerjasama Lokal
Artinya kerjasama yang terbatas pada satu wilayah dalam suatu negara,
commit to user
2. Kerjasama Nasional
Artinya kerjasama yang melibatkan berbagai perpustakaan terdapat
dalam sebuah negara
3. Kerjasama Regional
Artinya kerjasama yang terdapat pada suatu kawasan yang mencangkup
beberapa negara.
4. Kerjasama Internasional
Yang melibatkan dua negara atau lebih sehingga sebenarnya kerjasama
regional adalah juga kerjasama internasional, hanya terbatas pada
kawasan tertentu.
2.8Kendala Kerjasama
Di dalam melakukan kerjasama sudah pastilah banyak kendala dan
hambatan-hambatan yang dihadapi oleh perpustakaan. Ada berbagai masalah
yang menyebabkan kerjasama tersebut tidak berjalan dengan baik.
Menurut Sulistyo-Basuki (2009:3.33) dalam bukunya yang
berjudul Kerjasama dan Jaringan Perpustakaan mengemukakan bahwa ada
berbagai macam kendala yang umumnya dihadapi oleh perpustakaan yang
melakukan kerjasama seperti:
1. Faktor bahasa
2. Biaya
3. Sikap perpustakaan
4. Geografi
commit to user 2.9 Dampak Kerjasama
Dalam melakukan kerjasama sudah pasti ada dampak yang
ditimbulkan. Dampak yang ditimbulkan dari kerjasama tersebut sangat
berpengaruh bagi masing-masing anggota yang mengikuti kerjasama. Tidak
hanya dampak positif saja, melainkan juga dampak negatif. Adapun dampak
positif dan dampak negatif yang ditimbulkan dari kerjasama adalah sebagai
berikut:
2.9.1 Dampak Positif Kerjasama
a. Perpustakaan mudah dikenal
b. Perpustakaan mendapatkan informasi dari anggota yang
mengikuti kerjasama
c. Mempunyai jaringan yang luas
d. Menumbuhkan kepercayaan diri perpustakaan dan pustakawan
e. Tumbuh ikatan profesionalisme
f. Mudah mendapatkan sumber dana
g. Meningkatkan kinerja pustakawan
2.9.2 Dampak Negatif Kerjasama
Untuk dampak negatif yang ditimbulkan dari kerjasama
sebenarnya tidak begitu banyak dikarenakan dalam melakukan
kerjasama lebih banyak dampak positif yang diterima oleh
masing-masing perpustakaan daripada dampak negatif. Adapun dampak
negatif yang ditimbulkan karena adanya kerjasama adalah masalah
commit to user
pengunjung perpustakaan lain yang tidak mematuhi tata tertib
perpustakaan dikarenakan belum ada sosialisasi tata tertib untuk