LAMPIRAN 1
LEMBAR PENJELASAN
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR DOMINAN PENYEBAB PENYAKIT DIABETES MELLITUS
DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR DI KOTA MEDAN
(STUDI KASUS : RSU Dr. PIRNGADI MEDAN)
Dengan hormat.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Suci Andira Manik
NIM : 140823007
Adalah mahasiswa tingkat akhir program sarjana Matematika Universitas
Sumatera Utara (USU) yang pada saat ini sedang melakukan penelitian dalam
rangka penulisan skripsi sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sains
(S.Si).
Pengisian kuesioner ini diperkirakan tidak akan lebih dari 10 menit dan
data yang terkumpul hanya untuk kepentingan ilmiah semata, namun untuk lebih
menjamin keamanan data para pengisi kuesioner, maka identitas pengisi kuesioner
tidak akan ditampilkan sama sekali pada penulis skripsi. Pandangan, pemikiran
dan opini anda sangat berguna bagi penelitian ini, dan saya berharap saudar/i
berkenan meluangkan waktu untuk mengikuti survey ini.
Bila ada hal yang kurang jelas, anda dapat menghubungi saya dinomer Hp
082368687454. Atas bantuan dan partisipasi saudara/i dalam mengisi kuesioner
ini, penulis mengucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Suci Andira Manik
LEMBAR PERSETUJUAN / INFORMED CONSENT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan telah menyetujui untuk
menjadi responden peneliti berkaitan dengan tugas akhir peneliti dengan judul
“Faktor Dominan Penyebab Penderita Diabetes Mellitus Dengan Menggunakan
Analisis Fakto
r Di Kota Medan (Studi Kasus : RSU Dr. Pirngadi Medan)”.
No. Responden
:
No.Rekam Medik di RS
:
Nama Responden
:
Jenis Kelamin
:
Umur
:
Medan, Juni 2016
Responden penelitian
DAFTAR PERTANYAAN YANG DIAJUKAN
1. Tinggi Badan Anda (cm)
:
2. Berat Badan Anda (kg)
:
3. Tekanan Darah Anda (mmHg)
:
4. Nilai Kolesterol Total Anda (mg/dl)
:
5. Adakah keluarga dekat anda (ayah, ibu, paman, bibi, nenek, kakek) ada yang
menderita diabetes mellitus?
Ya, sebutkan………...
Tidak
6. Apakah anda mempunyai penyakit lain selain diabetes mellitus?
Ada, sebutkan …………...
Tidak Ada
7.
Apakah anda rutin melakukan aktifitas fisik seperti olahraga setiap minggu?
Ya, sebutkan berapa kali setiap minggu ...
Tidak
8. STRES
Tingkat stres dapat dikelompokkan dengan menggunakan
kriteria HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale)
Petunjuk Pengisian :
1.
Bacalah daftar pilihan jawaban dengan teliti
2.
Berilah tanda
√
pada kotak yang tersedia sesuai dengan keadaan yang anda
alami
3.
Jawaban dapat lebih dari satu dalam satu pernyataan dan bila anda tidak
mengalami gejala yang ada dalam pernyataan anda boleh tidak
menjawabnya.
1. Perasaan cemas yang anda
alami biasanya.
Firasat buruk
Takut akan pikiran sendiri
Mudah tersinggung
Tidak lama
2. Ketegangan yang anda alami
berupa
Terasa tegang
Lesu
Mudah terkejut
Tidak dapat istirahat
Mudah menangis
Gemetar
Gelisah
3. Ketakutan yang anda hadapi
yaitu
Pada gelap
Ditinggal sendiri
Pada orang asinmg
Pada keramaian lalu lintas
Pada
kerumunan
orang
banyak
4. Gangguan tidur yang anda
alami berupa
Sukar memulai tidur
Terbangun malam hari
Tidak pulas
Mimpi buruk
Mimpi yang menakutkan
5.
Gangguan berpikir ada pada
yaitu
Daya ingat buruk
Sulit berkonsentrasi
Sering bingung
Mudah marah
6. Bila anda merasa tertekan,
maka anda
Kehilangan
minat
atau
kemauan
Sedih
Bangun dini hari
Berkurangnya kesukaan pada
hobi
Perasaan berubah - ubah
sepanjang hari
7. Gangguan somatik atau gangguan
otot yang anda alami berupa
Nyeri otot
Kaku
Kekedutan otot
Gigi gemertak
Suara tidak stabil
8. Ganguan sensorik atau gangguan
dari penerimaan rangsangan yang
anda rasakan.
Tangan berdenyut
Penglihatan kabur
Muka merah dan pucat
Perasaan seperti di
tusuk-tusuk
9. Gangguan kardioskasvuler atau
gangguan peredaran darah yang
anda rasakan
Denyut nadi cepat
Dada berdebar-debar
Nyeri dada
Denyut nadi mengeras
Rasa lemah seperti mau
pingsan
10. Gangguan pernapasan yang
anda rasakan yaitu
Rasa tertekan di dada
Perasaan seperti tercekik
Merasa napas pendek atau
sesak
Sering
menarik
napas
panjang
11. Gangguan gastrointestinal
atau gangguan saluran pencernaan
yang anda alami yaitu
Sulit menelan
Mual muntah
Berat badan menurun
Konstipasi atau sulit BAB
Perut melilit
Nyeri lambung sebelum
dan sesudah makan
Rasa panas di perut
Perut terasa penuh atau
kembung
12. Gangguan urogenitalia atau
gangguan saluran kencing dan
kelamin yang anda rasakan.
Sering kencing
Tidak
dapat
menahan
kencing
Nafsu seksual menurun
Tidak dapat kencing
13. Gangguan vergetatif otonomi
atau gangguan ketidakseimbangan
tubuh yang anda alami
Mulut kering
Muka kering
Mudah berkeringat
Pusing atau sakit kepala
Bulu roma berdiri
14. Apakah anda merasakan
Gelisah
Tidak tenang
Mengerutkan
dahi
dan
muka tegang
Napas pendek dan cepat
Muka merah
LAMPIRAN 2
DATA PENELITIAN RESPONDEN
No Responden
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
1
5
2
4
4
3
4
2
2
1
2
4
1
4
3
3
3
2
2
1
3
4
1
5
4
3
3
2
1
1
4
4
1
2
2
2
3
1
1
2
5
3
2
5
4
2
2
2
1
1
6
4
2
4
4
3
3
2
1
1
7
5
1
5
1
3
3
2
1
1
8
4
2
5
4
3
3
2
1
2
9
5
1
5
4
3
4
2
1
1
10
4
1
3
3
2
3
1
2
1
11
5
2
5
3
2
2
2
2
1
12
3
2
5
4
2
2
2
1
1
13
5
2
4
4
3
4
2
2
2
14
4
1
3
4
3
3
2
1
2
15
4
1
5
4
3
3
3
1
1
16
5
1
3
4
3
4
2
1
1
17
5
2
2
4
3
4
2
1
1
19
4
2
5
3
3
3
2
1
1
20
4
2
4
3
3
3
2
1
2
21
4
1
4
3
3
3
2
2
3
22
3
1
5
2
1
2
2
1
1
23
4
2
3
4
2
2
2
1
1
24
5
1
5
2
3
4
2
1
1
25
4
1
4
4
3
3
2
1
1
26
4
1
4
2
2
2
2
2
1
27
4
2
5
2
3
3
3
1
3
28
5
2
5
4
3
3
2
2
1
29
3
2
5
4
2
2
2
2
1
30
3
2
5
2
2
2
2
1
1
31
4
1
4
4
3
3
2
2
1
32
4
2
4
1
3
3
1
1
1
33
3
2
5
4
2
2
2
2
1
34
4
1
4
2
3
3
2
1
1
35
5
1
5
4
3
4
2
1
1
36
4
1
3
1
3
3
2
2
1
37
4
2
4
4
3
3
2
1
1
38
4
2
5
1
3
3
1
1
2
39
4
1
4
4
2
2
2
1
1
40
5
1
4
3
3
4
1
1
1
41
3
2
5
4
3
2
2
1
1
42
4
1
3
2
2
2
1
2
1
43
4
1
5
4
3
3
2
1
1
44
4
1
5
1
2
2
3
1
1
LAMPIRAN 3
SUCCESIVE DETAIL
COL
CATEGORY
FREQ
PROP
CUM
DENSITY
Z
SCALE
1
3
8
0.178
0.178
0.260
-0.924
1.000
4
26
0.578
0.756
0.314
0.692
2.372
5
11
0.244
1.000
0.000
3.749
2
1
25
0.556
0.556
0.395
0.140
1.000
2
20
0.444
1.000
0.000
2.600
3
2
2
0.044
0.044
0.094
-1.701
1.000
3
7
0.156
0.200
0.280
-0.842
1.915
4
14
0.311
0.511
0.399
0.028
2.730
5
22
0.489
1.000
0.000
3.927
4
1
6
0.133
0.133
0.215
-1.111
1.000
2
8
0.178
0.311
0.353
-0.493
1.838
3
7
0.156
0.467
0.398
-0.084
2.330
4
24
0.533
1.000
0.000
3.360
5
1
1
0.022
0.022
0.053
-2.010
1.000
2
15
0.333
0.356
0.372
-0.370
2.423
3
29
0.644
1.000
0.000
3.960
6
2
14
0.311
0.311
0.353
-0.493
1.000
3
23
0.511
0.822
0.260
0.924
2.318
4
8
0.178
1.000
0.000
3.600
7
1
7
0.156
0.156
0.239
-1.013
1.000
2
35
0.778
0.933
0.129
1.501
2.676
3
3
0.067
1.000
0.000
4.475
8
1
31
0.689
0.689
0.353
0.493
1.000
2
14
0.311
1.000
0.000
2.649
9
1
37
0.822
0.822
0.260
0.924
1.000
2
6
0.133
0.956
0.094
1.701
2.565
LAMPIRAN 4
SUCCESIVE INTERVAL
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
3.749
2.600
2.730
3.360
3.960
3.600
2.676
2.649
1.000
2.372
1.000
2.730
2.330
3.960
2.318
2.676
2.649
1.000
2.372
1.000
3.927
3.360
3.960
2.318
2.676
1.000
1.000
2.372
1.000
1.000
1.838
2.423
2.318
1.000
1.000
2.565
1.000
2.600
3.927
3.360
2.423
1.000
2.676
1.000
1.000
2.372
2.600
2.730
3.360
3.960
2.318
2.676
1.000
1.000
3.749
1.000
3.927
1.000
3.960
2.318
2.676
1.000
1.000
2.372
2.600
3.927
3.360
3.960
2.318
2.676
1.000
2.565
3.749
1.000
3.927
3.360
3.960
3.600
2.676
1.000
1.000
2.372
1.000
1.915
2.330
2.423
2.318
1.000
2.649
1.000
3.749
2.600
3.927
2.330
2.423
1.000
2.676
2.649
1.000
1.000
2.600
3.927
3.360
2.423
1.000
2.676
1.000
1.000
3.749
2.600
2.730
3.360
3.960
3.600
2.676
2.649
2.565
2.372
1.000
1.915
3.360
3.960
2.318
2.676
1.000
2.565
2.372
1.000
3.927
3.360
3.960
2.318
4.475
1.000
1.000
3.749
1.000
1.915
3.360
3.960
3.600
2.676
1.000
1.000
3.749
2.600
1.000
3.360
3.960
3.600
2.676
1.000
1.000
1.000
1.000
1.915
1.000
2.423
1.000
1.000
2.649
1.000
2.372
2.600
3.927
2.330
3.960
2.318
2.676
1.000
1.000
2.372
2.600
2.730
2.330
3.960
2.318
2.676
1.000
2.565
2.372
1.000
2.730
2.330
3.960
2.318
2.676
2.649
3.428
1.000
1.000
3.927
1.838
1.000
1.000
2.676
1.000
1.000
2.372
2.600
1.915
3.360
2.423
1.000
2.676
1.000
1.000
3.749
1.000
3.927
1.838
3.960
3.600
2.676
1.000
1.000
2.372
1.000
2.730
3.360
3.960
2.318
2.676
1.000
1.000
2.372
1.000
2.730
1.838
2.423
1.000
2.676
2.649
1.000
2.372
2.600
3.927
1.838
3.960
2.318
4.475
1.000
3.428
3.749
2.600
3.927
3.360
3.960
2.318
2.676
2.649
1.000
1.000
2.600
3.927
3.360
2.423
1.000
2.676
2.649
1.000
1.000
2.600
3.927
1.838
2.423
1.000
2.676
1.000
1.000
2.372
1.000
2.730
3.360
3.960
2.318
2.676
2.649
1.000
2.372
2.600
2.730
1.000
3.960
2.318
1.000
1.000
1.000
1.000
2.600
3.927
3.360
2.423
1.000
2.676
2.649
1.000
2.372
1.000
2.730
1.838
3.960
2.318
2.676
1.000
1.000
3.749
1.000
3.927
3.360
3.960
3.600
2.676
1.000
1.000
2.372
1.000
1.915
1.000
3.960
2.318
2.676
2.649
1.000
2.372
2.600
2.730
3.360
3.960
2.318
2.676
1.000
1.000
2.372
2.600
3.927
1.000
3.960
2.318
1.000
1.000
2.565
2.372
1.000
2.730
3.360
2.423
1.000
2.676
1.000
1.000
3.749
1.000
2.730
2.330
3.960
3.600
1.000
1.000
1.000
1.000
2.600
3.927
3.360
3.960
1.000
2.676
1.000
1.000
2.372
1.000
1.915
1.838
2.423
1.000
1.000
2.649
1.000
2.372
1.000
3.927
3.360
3.960
2.318
2.676
1.000
1.000
2.372
1.000
3.927
1.000
2.423
1.000
4.475
1.000
1.000
LAMPIRAN 5
HASIL OUTPUT SPSS
HASIL PERHITUNGAN UJI VALIDITAS 1
Correlations
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 Y
X1 Pearson Correlation 1 -.161 -.147 .085 .529** .771** .020 .005 .022 .309* Sig. (2-tailed) .289 .335 .581 .000 .000 .897 .974 .884 .039
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
X2 Pearson Correlation -.161 1 .211 .210 .047 -.152 .075 -.021 .136 .400** Sig. (2-tailed) .289 .165 .166 .759 .319 .624 .889 .373 .007
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
X3 Pearson Correlation -.147 .211 1 .092 .007 -.168 .439** -.188 -.072 .451** Sig. (2-tailed) .335 .165 .548 .961 .270 .003 .216 .639 .002
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
X4 Pearson Correlation .085 .210 .092 1 .171 .190 .274 -.054 -.113 .672** Sig. (2-tailed) .581 .166 .548 .263 .211 .068 .726 .460 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
X5 Pearson Correlation .529** .047 .007 .171 1 .719** .135 -.155 .228 .580** Sig. (2-tailed) .000 .759 .961 .263 .000 .376 .308 .132 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
X6 Pearson Correlation .771** -.152 -.168 .190 .719** 1 -.037 -.149 .148 .449** Sig. (2-tailed) .000 .319 .270 .211 .000 .808 .328 .333 .002
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
X7 Pearson Correlation .020 .075 .439** .274 .135 -.037 1 -.182 .083 .513** Sig. (2-tailed) .897 .624 .003 .068 .376 .808 .231 .586 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
X8 Pearson Correlation .005 -.021 -.188 -.054 -.155 -.149 -.182 1 -.010 -.020 Sig. (2-tailed) .974 .889 .216 .726 .308 .328 .231 .946 .898
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
X9 Pearson Correlation .022 .136 -.072 -.113 .228 .148 .083 -.010 1 .278 Sig. (2-tailed) .884 .373 .639 .460 .132 .333 .586 .946 .064
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
Y Pearson Correlation .309* .400** .451** .672** .580** .449** .513** -.020 .278 1 Sig. (2-tailed) .039 .007 .002 .000 .000 .002 .000 .898 .064
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
HASIL PERHITUNGAN UJI VALIDITAS 2
Correlations
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y
X1 Pearson Correlation 1 -.161 -.147 .085 .529** .771** .020 .307* Sig. (2-tailed) .289 .335 .581 .000 .000 .897 .040
N 45 45 45 45 45 45 45 45
X2 Pearson Correlation -.161 1 .211 .210 .047 -.152 .075 .379* Sig. (2-tailed) .289 .165 .166 .759 .319 .624 .010
N 45 45 45 45 45 45 45 45
X3 Pearson Correlation -.147 .211 1 .092 .007 -.168 .439** .511** Sig. (2-tailed) .335 .165 .548 .961 .270 .003 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45
X4 Pearson Correlation .085 .210 .092 1 .171 .190 .274 .717** Sig. (2-tailed) .581 .166 .548 .263 .211 .068 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45
X5 Pearson Correlation .529** .047 .007 .171 1 .719** .135 .569** Sig. (2-tailed) .000 .759 .961 .263 .000 .376 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45
X6 Pearson Correlation .771** -.152 -.168 .190 .719** 1 -.037 .453** Sig. (2-tailed) .000 .319 .270 .211 .000 .808 .002
N 45 45 45 45 45 45 45 45
X7 Pearson Correlation .020 .075 .439** .274 .135 -.037 1 .538** Sig. (2-tailed) .897 .624 .003 .068 .376 .808 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45
Y Pearson Correlation .307* .379* .511** .717** .569** .453** .538** 1 Sig. (2-tailed) .040 .010 .000 .000 .000 .002 .000
N 45 45 45 45 45 45 45 45
HASIL PERHITUNGAN RELIABILITAS
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 45 100.0 Excludeda 0 .0 Total 45 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized
Items N of Items 0,697 0,697 7
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
X1 16.18 5.377 .307 .608 .467
X2 18.80 6.209 .109 .154 .532
X3 16.00 5.591 .087 .246 .571
X4 17.16 4.134 .292 .183 .490
X5 17.62 5.240 .494 .570 .416
X6 17.38 5.059 .382 .763 .434
X7 18.33 5.773 .330 .293 .474
Anti-image Matrices
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .579 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 92.386
Df 21
Sig. .000
Communalities
Initial Extraction X1 1.000 .752 X2 1.000 .679 X3 1.000 .556 X4 1.000 .674 X5 1.000 .713 X6 1.000 .897 X7 1.000 .573 Extraction Method: Principal Component Analysis.
Total Variance Explained
Compon ent
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %
1 2.434 34.774 34.774 2.434 34.774 34.774 2.433 34.752 34.752
2 1.709 24.416 59.190 1.709 24.416 59.190 1.711 24.438 59.190
3 .987 14.096 73.286
4 .805 11.501 84.787
5 .488 6.971 91.759
6 .425 6.072 97.831
7 .152 2.169 100.000
Component Matrixa Component
1 2
X1 .863 -.083 X2 -.160 .504 X3 -.189 .721 X4 .247 .560 X5 .819 .203 X6 .945 -.054 X7 .046 .755 Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 2 components extracted.
Rotated Component Matrixa Component
1 2
X1 .858 -.123 X2 -.136 .511 X3 -.155 .729 X4 .273 .548 X5 .828 .165 X6 .942 -.097 X7 .081 .752 Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
LAMPIRAN 6
PERHITUNGAN KMO DAN MSA
Untuk menghitung KMO dan MSA maka diperlukan matriks korelasi sederhana dan matriks korelasi parsial yang semua entrinya telah
dikuadratkan. Berikut ini akan disajikan matriks korelasi sederhana dan matriks korelasi parsial yang semua entrinya telah dikuadratkan.
MATRIKS KORELASI SEDERHANA
[ ]
X
1X
2X
3X
4X
5X
6X
7X
1-0.161
-0.157
0.067
0.528
0.770
0.018
X
2-0.161
0.211
0.208
0.045
-0.153
0.071
X3
-0.157
0.211
0.089
-0.021
-0.182
0.435
X
40.067
0.208
0.089
0.155
0.177
0.279
X
50.528
0.045
-0.021
0.155
0.725
0.135
X
60.770
-0.153
-0.182
0.177
0.725
-0.039
X
70.018
0.071
0.435
0.279
0.135
-0.039
MATRIKS KORELASI PARSIAL
X
1X
2X
3X
4X
5X
6X
7X
10.012
0.059
0.135
0.084
-0.647
-0.143
X
20.012
-0.171
-0.245
-0.223
0.202
0.122
X3
0.059
-0.171
0.049
-0.023
0.051
-0.415
X
40.135
-0.245
0.049
0.097
-0.248
-0.300
X
50.084
-0.223
-0.023
0.097
-0.623
-0.219
X
6-0.647
0.202
0.051
-0.248
-0.623
0.222
X
7-0.143
0.122
-0.415
-0.300
-0.219
0.222
Kuadrat Matriks Korelasi Sederhana
X
1X
2X
3X
4X
5X
6X
7JUMLAH
X
10
0.02594 0.02464
0.0045
0.27921 0.59316 0.00033
0.92778
X
20.02594
0
0.04434
0.04307
0.00199 0.02335 0.00504
0.14372
X3
0.02464 0.04434
0
0.008
0.00043 0.03308 0.18966
0.30015
X
40.0045 0.04307
0.008
0
0.02387 0.03132 0.0776
0.18836
X
50.27921 0.00199 0.00043
0.02387
0
0.5251
0.0181
0.8487
X
60.59316 0.02335 0.03308
0.03132
0.5251
0
0.00154
1.20754
Kuadrat Matriks Korelasi Parsial
JUMLAH
3.90852
X
1X
2X
3X
4X
5X
6X
7JUMLAH
X
10
0.00014 0.00344
0.01825
0.00714 0.41871 0.02054
0.46822
X
20.00014
0
0.02913
0.06007
0.04975 0.04068 0.01497
0.19475
X3
0.00344 0.02913
0
0.0024
0.00052 0.00258 0.1724
0.21047
X
40.01825 0.06007 0.0024
0
0.00936 0.06145 0.08981
0.24133
X
50.00714 0.04975 0.00052
0.00936
0
0.3876 0.04798
0.50235
X
60.41871 0.04068 0.00258
0.06145
0.3876
0
0.0491
0.96012
X
70.02054 0.01497 0.1724
0.08981
0.04798 0.0491
0
0.3948
JUMLAH
2.97204
LANJUTAN LAMPIRAN 6
1.
KMO=
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑= 0,
2.
MSA =
∑ ∑ ∑ ∑=
= 0,570
=
= 0,622
=
= 0,644
=
= 0,714
=
= 0,694
=
= 0,514
=
= 0,574
=
= 0,556
=
= 0,686
=
48
48
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, T. W. 1984. An Introdaction to Multivariate Statistical Analyisis, New
York: John Wiley &Sons,Inc.
Arikunto, Suharsimi. 2010.
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta. PT. Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 1996. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Basilevsky, A. 1994. Statistical Factor Analysis and Related Methods. John Wiley
& Sons, Inc. New York
Cochran, William G. 1991. Teknik Penarikan Sampling. Terjemahan Rudiansyah,
Erwin R. Osman: Jakarta UI-Press.
Dillon, R. W. Dan Goldstein, M. 1984. multivariate Analysis and Aplication New
York: John Wiley & Sains, Inc,
Guyton. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Johnson, R. A and D. W. Wichern. (1982). Applied Multivariate Statistical
Analysis, Prentice-Hall, Inc. New Jersey.
Perkeni. 2011. Konsesus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2
di Indonesia. Jakarta. Perkumpulan Endokrinologi (Perkeni).
Santoso, Singgih. 2010. Statistika Multivariat. Jakarta. PT. Gramedia.
Soegondo, S., dkk., 2004.
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta:
Penerbit FK UI.
Sudjana, 1996. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Penerbit Tarsito
Sudoyono, K., 2006.
Diabetes Melitus di Indonesia. Dalam: Sudoyo, A.W., ed.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.
Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Sundoro,A. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna Publishing
Supranto, J. 2004.
Analisis Multivariate Arti dan Interpretasi. PT. Rineka Cipta
Jakarta.
31
31
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu rancangan penelitian
yang tidak membutuhkan kelompok kontrol atau hipotesis yang spesifik karena
yang dicari adalah gambaran tentang hal
–
hal yang berkaitan dengan penyebab
diabetes mellitus dan bertujuan untuk mendeskripsikan variabel
–
variabel subjek
studi misalnya umur, jenis kelamin, faktor genetik, komplikasi dan lain
–
lain.
Rancangan ini biasanya digunakan dalam penelitian di bidang epidemologi dan
kesehatan masyarakat. (Budiarto, 2003)
Pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan studi potong lintang
(cross
–
sectional) berupa sampling survey (teknik pengambilan sampel secara
langsung), yang dilakukan pada satu saat atau satu periode tertentu dengan
pengamatan subjek studi hanya dilakukan satu kali selama satu penelitian.
(Budiarto, 2003)
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSU Dr. Pirngadi Medan yang berada di Jl. Professor
H.M. Yamin No.17 Medan. Pada tanggal 27 Juni 2016 sampai 16 Juli 2016.
3.3 Sampel Penelitian
32
32
9 variabel yang akan dianalisis sehingga jumlah sampel yaitu 45 orang dianggap
mencukupi.
3.4
Uji Validitas
Sebelum menjabarkan tentang analisis data dalam bentuk perhitungan dengan
menggunakan bantuan program SPSS, sebagaimana diketahui hipotesis penelitian
sebagai berikut:
H
0= Variabel tidak valid
H
1= Variabel valid
Validitas dapat diukur dengan membandingkan r
hitungdengan r
tabel. Kriteria
penilaian uji validitas adalah :
a. Apabila r
hitung> r
tabel(pada taraf signifikansi 5% atau 1%), maka H
0ditolak
artinya butir pertanyaan tersebut valid
b. Apabila r
hitung≤ r
tabel(pada taraf signifikansi 5% atau 1%), maka H
0diterima
artinya butir pertanyaan tersebut tidak valid
Untuk penelitian ini diperoleh r
tabeldengan jumlah sampel 45 dan taraf sifnifikan
sebesar 5% atau 0,05 yaitu:
n
–
2 = 45
–
2 = 43
r
tabel= 0,301
Hasil uji validitas kuesioner dari 9 variabel yang diukur kemudian dihitung
dengan menggunakan software SPSS yang ditunjukkan pada tabel.
Tabel 3.1 Uji Validitas 1
No
Variabel
r-tabel
r-hitung
Keterangan
1
Variabel 1
0,301
0,309
Valid
2
Variabel 2
0,301
0,400
Valid
3
Variabel 3
0,301
0,451
Valid
4
Variabel 4
0,301
0,672
Valid
5
Variabel 5
0,301
0,580
Valid
6
Variabel 6
0,301
0,449
Valid
7
Variabel 7
0,301
0,513
Valid
8
Variabel 8
0,301
-0,020
Tidak Valid
9
Variabel 9
0,301
0,278
Tidak Valid
33
33
Mempunyai korelasi person r hitung ≥ 0,301
maka butir pertanyaan
tersebut adalah valid. Jika suatu butir pertanyaan tidak valid maka butir
pertanyaan tersebut harus dibuang kemudian dilakukan uji sesuai prosedur
sebelumnya dengan mengurangi butir pertanyaan yang tidak valid.
[image:30.595.113.514.279.399.2]Karena terdapat 2 variabel yang tidak valid yaitu variabel 8 (Aktivitas
fisik/olahraga) dan variabel 9 (Stres), maka uji validitas harus dilakukan kembali
dengan mengurangi 2 variabel yang tidak valid tersebut. Tabel 3.2 menunjukkan
hasil uji validitas 2 (kedua).
Tabel 3.2 Uji Validitas 2
No
Variabel
r-tabel
r-hitung
Keterangan
1
Variabel 1
0,301
0,307
Valid
2
Variabel 2
0,301
0,379
Valid
3
Variabel 3
0,301
0,511
Valid
4
Variabel 4
0,301
0,717
Valid
5
Variabel 5
0,301
0,569
Valid
6
Variabel 6
0,301
0,453
Valid
7
Variabel 7
0,301
0,538
Valid
Dari perhitungan pada tabel diatas dimana nilai r-hitung dibandingkan
dengan nilai jumlah N sebanyak 45 responden dengan taraf signifikan 5% dimana
nilai r-hitung lebih besar dari nilai r-tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa 7
variabel pada tabel diatas dinyatakan valid.
Secara manual perhitungan korelasi
Product Moment antara variabel X
1dengan skor total variabel lainnya (Y) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.3 Contoh Perhitungan Korelasi Product Moment
Nomor
Reponden
X1
Y
X1Y
X12
Y
21
5
19
95
25
361
2
4
16
64
16
256
3
4
18
72
16
324
4
4
11
44
16
121
5
3
17
51
9
289
6
4
18
72
16
324
7
5
15
75
25
225
8
4
19
76
16
361
[image:30.595.113.514.564.751.2]34
34
10
4
13
52
16
169
11
5
16
80
25
256
12
3
17
51
9
289
13
5
19
95
25
361
14
4
16
64
16
256
15
4
19
76
16
361
16
5
17
85
25
289
17
5
17
85
25
289
18
3
10
30
9
100
19
4
18
72
16
324
20
4
17
68
16
289
21
4
16
64
16
256
22
3
13
39
9
169
23
4
15
60
16
225
24
5
17
85
25
289
25
4
17
68
16
289
26
4
13
52
16
169
27
4
18
72
16
324
28
5
19
95
25
361
29
3
17
51
9
289
30
3
15
45
9
225
31
4
17
68
16
289
32
4
14
56
16
196
33
3
17
51
9
289
34
4
15
60
16
225
35
5
19
95
25
361
36
4
13
52
16
169
37
4
18
72
16
324
38
4
15
60
16
225
39
4
15
60
16
225
40
5
16
80
25
256
41
3
18
54
9
324
42
4
11
44
16
121
43
4
18
72
16
324
44
4
14
56
16
196
45
4
17
68
16
289
Jumlah
183
728
2981
763
12014
∑
∑
∑
√ ∑
∑
∑
∑
35
35
√
√
√
√
Diperoleh nilai validitas
dengan perhitungan manual adalah 0,307 sama
dengan
output SPSS
yakni 0,307. Selanjutnya untuk perhitungan lainnya akan
dilakukan dengan software SPSS.
3.5 Uji Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas dan dinyatakan valid dilanjutkan dengan uji
reliabilitas. Suatu variabel dikatakan reliabel apabila setelah dilakukan uji reliabel
diperoleh nilai Cronbach Alpha > 0,60 atau nilai Cronbach Alpha >0,80.
Hipotesis untuk signifikansi adalah
H
0= Hasil pengukuran tidak reliabilitas
H
1= Hasil pengukuran reliabilitas
Kriteria penilaian uji reliabilitas adalah :
a. Apabila
Cronbach Alpha
> 0,60 atau nilai
Cronbach Alpha
> 0,80, maka H
0ditolak artinya hasil pengukuran reliabilitas
b. Apabila
Cronbach Alpha
≤
0,60, maka H
0diterima artinya hasil pengukuran
36
36
Jika dihitung variansi itemnya akan diperoleh hasil sebagai berikut:
Mencari nilai variansi dari masing masing variabel dengan rumus sebagai
berikut:
∑
∑
∑
Mencari nilai variansi total
∑
Mencari nilai Alpha
[
] [
∑
]
[
] [
]
[image:33.595.142.503.147.335.2]
Berikut adalah hasil perolehan data dari uji reliabilitas dengan SPSS
Tabel 3.4 Hasil Cronback Alpha Reliability Test
37
37
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items
N of Items
.697
.697
7
Berdasarkan hasill outp di atas, nilai
Cronbach Coeficien Alpha
adalah 0,697
untuk uji reliabilitas atas daftar pilihan responden. Nilai tersebut menyatakan
bahwa 7 variabel yang valid tersebut memenuhi syarat uji reliabilitas, dimana nilai
yang diperoleh sudah lebih dari minimum untuk sebuah penelitian yaitu 0,6.
3.6 Penskalaan Data Ordinal Menjadi Data Interval
[image:34.595.169.459.91.177.2]Berikut ini adalah hasil perhitungan Method Successive Interval untuk Variabel 1.
Tabel 3.5 Penskalaan Variabel 1
No.
Variabel
Kategori
Score
Jawaban
Ordinal
Frekuensi Proporsi
Proporsi
Kumulatif
Z
Densitas
{f(z)}
Nilai
hasil
Penskala
an
1
3.000
8.000
0,178
0,178
-0,924
0,260
1,000
4.000
26.000
0,578
0,756
0,692
0,314
2,372
5.000
11.000
0,244
1,000
0,000
3,749
Jumlah
45
Langkah-langkah Methods Successive Interval untuk variabel 1:
1.
Menghitung Frekuensi skor jawaban skala ordinal.
2.
Menghitung proporsi dan proporsi kumulatif untuk masing-masing skor
jawaban.
3.
Menentukan nilai Z untuk setiap nilai kategori, dengan asumsi bahwa
proporsi kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku. Nilai Z
diperoleh dari Tabel Distribusi Normal Baku.
38
38
√
√
5.
Menghitung Scala Value (SV) dengan rumus:
6.
Menentukan Scala Value min sehingga
|
|
SV
1= -1,461 (SV terkecil)
Nilai 1 diperoleh dari:
sehingga Y
1= 1
[image:35.595.130.476.65.667.2]7.
Mentransformasikan nilai skala dengan menggunakan rumus:
|
|
Selanjutnya dengan melakukan cara yang sama, maka semua variabel akan
ditransformasikan ke dalam data interval.
Tabel 3.6 Hasil Penskalaan Variabel
X
1X
2X
3X
4X
5X
6X
7X
8X
91
1
1,000 1,000
1,000 1,000 1,000
2
2,600 1,000 1.838 2,423 1,000 2,676 2,649 2,565
39
39
3
1,000
1,915 2,330 3,959 2,318 4,475
3,428
4
2,372
2,729 3,360
3,600
5
3,749
3,927
3.7 Proses Analisi faktor I
Pada proses awal analisis faktor, dilakukan beberapa tahap sampai dengan
diperoleh faktor-faktor baru sebagai dominan yang ingin diperoleh. Proses
pertama tabulasi pada data serta melakukan pengolahan dengan software yang
telah direfrensikan yaitu dengan program SPSS dengan mengambil versi SPSS 17.
Ada beberapa variabel yang menyebabkan penyakit diabetes mellitus..
Dalam penelitian ini, faktor-faktor tersebut berjumlah 7 variebel yang telah valid.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai KMO and Barlett’s Test
[image:36.595.128.502.83.130.2]sebesar 0,579 dengan signifikan sebesar 0,000. Berdasarkan teori nilai KMO
memang harus diatas 0,5 dan signifikan atau probabilitas dibawah 0,5 maka
variabel layak dan dapat dianalisa lebih lanjut (Santoso, 2002).
Tabel 3.7 KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .569 Bartlett's Test of
Sphericity
Approx. Chi-Square 93.129
Df 21
Sig. .000
[image:36.595.159.462.442.512.2]Perhitungan selanjutnya adalah dengan melihat nilai MSA. Hasil nilai
MSA dapat dilihat pada tabel dibawah. Hasil pada tabel menunjukkan bahwa 7
variabel yang tersisa mempunyai nilai lebih dari 0,5 berdasarkan 7 variabel yang
dinilai dalam kuesioner yang merupakan jawaban 45 responden, diperoleh bahwa
nilai MSA yang diperoleh di atas 0,5. Ini menandakan bahwa semua variabel
memiliki korelasi cukup tinggi dengan variabel lainnya, sehingga selanjutnya
dapat dilakukan analisis pada seluruh variabel yang diteliti.
Tabel 3.8 Measure Of Sampling Adequacy
No
Variabel
Nilai MSA
1
Variabel 1
0,665
40
40
3
Variabel 3
0,588
4
Variabel 4
0,574
5
Variabel 5
0,628
6
Variabel 6
0,557
7
Variabel 7
0,552
3.8
Proses Anlasisi faktor II (Ekstraksi)
Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah
Principal Componen
Analysis
(Analisis Komponen Utama). Didalam
Principal Componen Analysis
jumlah varians data dipertimbangkan yaitu diagonal matriks korelasi, setiap
elemennya sebesar satu dan
full variance dipergunakan untuk dasar pembentukan
faktor, yaitu variabel-variabel lama yang jumlahnya lebih sedikit dan tidak
berkorelasi lagi satu samalain, seperti variabel-variebel asli yang memang saling
berkorelasi. Communalities adalah jumlah varians yang disumbangkan oleh suatu
variabel dengan seluruh variabel lainnya dengan analisis.
3.8.1 Communalities
[image:37.595.175.479.85.158.2]Communalities pada dasarnya adalah jumlah varians dari suatu variabel awal yang
bisa dijelaskan oleh faktor yang ada. Semakin besar
communalities sebuah
variabel, maka semakin erat hubungannya dengan faktor.
Tabel 3.9 Communalities
No
Variabel
Initial
Extraction
1
Variabel 1
1,000
0,747
2
Variabel 2
1,000
0,679
3
Variabel 3
1,000
0,552
4
Variabel 4
1,000
0,582
5
Variabel 5
1,000
0,716
6
Variabel 6
1,000
0,898
7
Variabel 7
1,000
0,578
3.8.2 Total variance Explained
Total Variance Explaned menerangkan nilai persen dari varainsi yang mampu
diterangkan oleh banyaknya faktor yang terbentuk. Nilai ini berdasarkan nilai
eigenvalue.
41
41
Ada 7 variabel yang dimasukkan dalam analisis faktor, dengan masing-
masing varian memiliki varian 1, maka total varian adalah 7 x 1 = 7. Jika ketujuh
variabel diringkas menjadi 1 faktor, maka varians yang bisa dijelaskan oleh satu
faktor tersebut adalah (lihat kolom Component 1 pada Tabel ):
Jika 7 variabel diekstrak menjadi 2 faktor, maka:
1.
Varian faktor pertama adalah 34,82%
2.
Varian faktor kedua adalah 24,28%
Total kedua faktor akan menjelaskan 34,82% + 24,28% = 59,10% atau
kedua faktor tersebut akan menjelaskan 59,10% dari variabilitas ketujuh yang asli
tersebut.
Sedangkan
eigenvalue manunjukkan kepentingan relatif masing-masing
faktor dalam menghitung varians ketujuh variabel yang dianalisis.
1.
Jumlah angka eigenvalue untuk ketujuh variabel adalah sama dengan total
varian ketujuh variabel atau 2,438 + 1,700 + 0,987 + 0,812 + 0,490 +
0,426 + 0,147 = 7
[image:38.595.131.485.427.677.2]2.
Susunan
eigenvalue selalu diurutkan dari yang terbesar sampai dengan
yang terkecil, dengan kriteria bahwa angka eigenvalue dibawah 1 tidak
digunakan dalam menghitung faktor yang terbentuk.
Tabel 3.10 Total Variance Explaained
Faktor atauKomponen
Initial Eigenvalues
Total % of Variance Comulative%
1 2,438 34,821 34,821
2 1,700 24,286 59,108
3 0,987 14,098 73,206
4 0,812 11,605 84,811
5 0,490 6,999 91,810
6 0,426 6,083 97,893
7 0,147 2,107 100,000
42
42
seharusnya berhenti pada dua faktor saja, maka dalam penelitian ini hanya dua
faktor yang terbentuk.
3.8.3 Scree Plot
[image:39.595.131.507.334.630.2]Jika Tabel 3.10 Menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan perhitungan
angka, maka
scree plot menunjukkan dengan grafik bahwa pada sumbu X
(component number) faktor 3 sudah dibawah 1 dari sumbu Y (angka
eigenvalue).
Hal ini menunjukkan bahwa 2 faktor adalah paling tepat untuk meringkas ke 7
variabel tersebut.
Gambar 3.1 Scree Plot
Suatu
Scree plot adalah plot dari eigen value melawan banyaknya faktor
yang bertujuan untuk melakukan ekstraksi agar diperoleh jumlah faktor. Scree
plot berupa suatu kurva yang diperoleh dengan memplot
eigen value sebagai
sumbu vertikal dana banyaknya faktor sebagai sumbu horizontal. Bentuk kurva
atau plotnya dipergunakan untuk menentukan banyaknya faktor.
43
43
Jika tabel total variansi menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat
dengan perthitungan angka, maka
scree plot memperlihatkan hal tersebut dengan
grafik. Terlihat bahwa dari satu ke dua faktor (baris dari sumbu Component 1
ke-2), arah garis cukup menurun tajam. Kemudian dari 2 ke 3 juga menurun. Pada
faktor 3 sudah dibawah angka 1 dari sumbu
eigen value. Hal ini menunjukkan
bahwa ada 2 faktor yang menyebabkan penyakit diabetes mellitus, yang dapat
diekstraksi berdasarkan scree plot.
3.9 Proses Analisis Faktor III (Rotasi)
[image:40.595.196.429.381.528.2]Hasil ekstraksi faktor awal memberikan informasi bahwa terdapat 2 faktor dari 7
variabel yang dapat diolah dengan variansi kumulatif sebesar 59,19%. Korelasi
antara variabel-variabel dan faktor (Faktor Loading) hasil ekstarksi tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.11 Faktor Loading
Variabel
Penelitian
Faktor
1
2
0,863
-0,055
-0,174
0,492
-0,231
0,706
0,210
0,576
0,817
0,219
0,947
-0,022
0,024
0,760
[image:40.595.193.432.659.754.2]Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel-variabel berkorelasi kuat
dengan lebih dari satu faktor, sehingga sulit untuk menginterpretasikan
faktor-faktor tersebut. Dalam hal ini,
faktor loading
perlu dirotasi agar masing-masing
variabel berkorelasi kuat hanya pada satu faktor. Berikut ini adalah
Faktor
Loading setelah dirotasi (Rotated Faktor Loading).
Tabel 3.12 Rotated Factor Loading
Variabel
Penelitian
Faktor
1
2
0,856
-0,122
-0,136
0,504
-0,176
0,722
44
44
0,832
0,155
0,943
-0,095
0,082
0,756
Faktor Loading hasil rotasi menunjukkan bahwa variabel-variabel
berkorelasi kuat hanya pada satu faktor tertentu, misalnya korelasi antara variabel
X
1dan faktor 1 sebesar 0,856 (Korelai kuat), sedangkan korelasi dengan faktor 2
sebesar -0,122 (korelasi lemah).
3.10 Proses Analisis Faktor IV (Interpretasi Faktor)
Faktor Pertama
Faktor pertama hasil rotasi faktor didukung oleh 3 variabel. Variabel-variabel
tersebut yang secara berurutan nilai bobotnya adalah X
1, X
5, dan X
6Bobot
[image:41.595.193.429.84.132.2]masing-masing variabel pendukung faktor pertama tersebut sesuai tabel beriku ini.
Tabel 3.13 Bobot Variabel Pendukung Faktor Pertama
Variabel
Pendukung
Nama Variabel
Bobot
Variabel
X
1Usia
0,856
X
5Nilai Kolesterol
0,832
X
6Genetik / Riwayat keturunan
0,943
Dari tabel diatas variabel X
6mempunyai bobot terbesar yaitu 0,943.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk faktor pertama cukup
layak diberi nama Faktor Genetika / Riwayat Keturunan.
Faktor Genetika adalah faktor yang paling kuat yang menyebabkan
penyakit diabetes mellitus dengan variansi sebesar 34,82% serta melibatkan 3
variabel.
Faktor Kedua
Faktor kedua hasil rotasi faktor didukung oleh 4 variabel. Bobot masing-masing
variabel pendukung faktor kedua tersebut sesuai tabel berikut:
Tabel 3.14 Bobot Variabel Pendukung Faktor Kedua
[image:41.595.108.519.421.493.2]45
45
Variabel
Pendukung
Nama Variabel
Bobot
Variabel
X
2Jenis Kelamin
0,504
X
3Obesitas
0,722
X
4Hipertensi
0,558
X
7Komplikasi penyakit lain
0,756
Dari tabel diatas, variabel X
7mempunyai bobot terbesar, yaitu sebesar
0,756. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk faktor kedua
cukup layak diberi nama sebagai Faktor Komplikasi.
46
46
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Terdapat dua Faktor dominan atau utama yang mempengaruhi penyebab
penyakit diabetes mellitus yaitu Genetika/Riwayat keturunan (34,82%)
dan Komplikasi (24,28%). Variabel-variabel yang terlihat/terobservasi
adalah sebagai berikut:
F
1= 0,856X
1+ 0,832X
5+ 0,943X
6F
2= 0,504X
2+ 0,722X
3+ 0,558X
4+ 0,756X
72.
Dari faktor yang dibentuk terdapat variabel
–
variabel yang telah
dibakukan yaitu faktor pertama yaitu usia, nilai kolesterol dan Genetik.
faktor kedua yaitu jenis kelamin, obesitas, hipertensi dan komplikasi.
3.
Kedua faktor yang menjadi penyebab diabetes mellitus memberikan
proporsi keragaman kumulatif sebesar 59,10% artinya menurut keluhan
yang dirasakan penderita (responden) dalam penelitian ini yang menjadi
faktor utama penyebab diabetes mellitus di Kota Medan sebesar 59,10%
dan sisanya dapat dipengaruhi faktor-faktor lainnya yang tidak
teridentifikasi oleh model penelitian.
4.2 Saran
1.
Pemeriksaan kadar gula darah secara rutin dapat menjadi alternatif yang
baik bagi warga masyarakat, dengan rutinnya dilakukan pemeriksaan
kadar gula darah dapat menjadi indikator dari keberhasilan pengobatan
penyakit itu sendiri.
2.
Perlu adanya dilakukan penyuluhan tentang penyakit diabetes mellitus,
sehingga
masyarakat
lebih
waspada
dan
mengerti
bagaimana
47
47
penanganannya sehingga kasus diabetes mellitus tidak berdampak buruk
pada pasien.
3.
Penelitian ini dapat dilanjutkan atau diteruskan dalam bentuk analisis
regresi linier berganda, dengan menambahkan perhitungan factor scores
untuk setiap responden
10
10
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Diabetes Mellitus
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing
manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai
dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan
sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu
memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh atau bisa disebutkan
sebagai suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah
tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara
kuat. (Segondo, 2004).
Menurut
International Diabetes Federation
(IDF), DM adalah penyakit
kronis yang digambarkan sebagai keadaan kadar glukosa darah yang meningkat
(hiperglikemia) yang berhubungan dengan kematian. Penyakit ini muncul ketika
sel-sel beta di pankreas gagal menghasilkan hormon insulin yang cukup atau
tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkan secara efektif. Seseorang
dapat dikatakan DM bila didiagnosis dengan kriteria diagnostik DM dan
gangguan toleransi glukosa yaitu: kadar glukosa darah sewaktu (plasma vena) ≥
200 mg/dl, kadar glukosa darah puasa (plasma vena) ≥ 126 mg/dl, kadar glukosa
pla
sma ≥ 200 mg/dl pada 2 jam sesudah beban glukosa 75 gram pada Test
Toleransi Glukosa Oral (TTGO).
2.2 Sejarah Diabetes Mellitus
Di Mesir pada tahun 1552 sebelum Masehi telah dikenal suatu penyakit dengan
gejala sering kencing dan dalam jumlah banyak yang disebut poliuria serta
penurunan berat badan yang cepat tanpa disertai rasa nyeri. Kemudian pada tahun
400 sebelum Masehi, penulis India Sushrutha memberi nama penyakit itu
penyakit kencing madu (honey urine disease).
11
11
Aretaeus pada tahun 250 sesudah Masehi merupakan orang yang pertama
kali memberi nama diabetes yang berarti “mengalir terus” dan mellitus yang
berarti “manis”. Disebut diabetes karena selalu minum dalam jumlah yang banyak
(polidipsia) yang kemudian mengalir terus berupa urine yang banyak (poliuria).
Disebut mellitus karena urine penderita ini mengandung glukosa.
Pada tahun 1921, Frederick Banting dan Charles Best berhasil membuat
ekstrak pankreas yang setelah disuntikkan terbukti dapat menurunkan kadar
glukosa dalam darah. Dengan demikian, jelas bahwa diabetes mellitus (DM)
adalah penyakit menahun (kronis) yang disebabkan karena kekurangan insulin.21
Akhirnya, pada tahun 1945, Frank dan Fuchs mencoba tablet OHO (Obat
Hipoglikemik Oral) pada manusia, yang kemudian temuan OHO ini berkembang
pesat dengan berbagai jenis dan indikasi penggunaannya. (Soegondo, 2004)
2.3 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Data adalah keterangan mengenai sesuatu. Data digunakan untuk menyediakan
informasi bagi suatu penelitian, pengukuran kinerja, dasar pembuatan keputusan
dan menjawab rasa ingin tahu. Jenis-jenis data berdasarkan cara memperolehnya
yaitu:
1.
Data primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, baik dari
individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau pengisian
kuisioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.Biasanya data primer, peneliti
melakukan observasi sendiri baik di lapangan maupun di laboratorium.
2.
Data sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang diperoleh oleh pihak lain atau
data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh
pengumpul data primer atau pihak lain yang pada umumnya disajikan
dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. (Sugiarto, dkk, 2001).
12
12
diperoleh dari rumah sakit. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode
sampling survey dengan menggunakan kuesioner pada sampel yang diambil dari
populasi studi (pasien diabetes mellitus di RSU Dr. Pirngadi Medan). Pada
metode ini, pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada
pasien yang menderita penyakit diabetes mellitus.
Sumber data yang lain diperoleh dengan pemeriksaan fisik berupa tekanan
darah, berat badan dan tinggi badan dll. Tekanan darah, tinggi badan dan berat
badan diperoleh dari pemeriksaan langsung yang dilakukan oleh dokter atau
perawat yang bekerja di RSU Dr. Pirngadi Medan.
2.4 Skala Ukuran Penelitian
Pengumpulan data yang dilakukan dengan kuesioner pada penelitian ini akan
diperoleh jawaban dengan intensitas yang berbeda
–
beda sesuai dengan
pertanyaan yang diajukan. Untuk dapat menempatkan intensitas data yang
berbeda
–
beda secara tepat diberikan beberapa tingkatan atau jenjang yang
dikenal dengan skala ukuran. Adapun skala ukuran pada variabel yang akan
diteliti yaitu skala nominal dan ordinal. Pada penelitian skala nominal berada pada
variabel jenis kelamin karena data dengan skala nominal tidak mempunyai
jenjang. Sementara skala ukuran ordinal berada pada variabel usia, faktor
genetika/riwayat keturunan, obesitas, stres, Kolesterol, Hipertensi, komplikasi
penyakit lain dan aktifitas fisik (olahraga). Variabel
–
variabel tersebut memiliki
jenjang yang bersifat kualitatif.
2.5 Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok orang kejadian, atau benda yang merupakan
kumpulan lengkap dari elemen
–
elemen sejenis akan tetapi dapat dibedakan
berdasarkan karakteristiknya, yang dijadikan objek penelitian. (Supranto,2010).
Populasi dalam penelitian ini bersifat homogen yaitu populasi yang
unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang sama, sehingga dalam pengambilan
sampel tidak perlu mempersoalkan jumlahnya dengan jenis Populasi tak terbatas
13
13
yaitu populasi yang tidak diketahui dengan pasti jumlahnya, misalnya jumlah
penduduk disuatu negara dikatakan tidak pasti jumlahnya karena setiap waktu
terus berubah jumlahnya Sehingga yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh pasien rawat jalan yang menderita diabetes mellitus dan sedang
melakukan pengobatan di RSU Dr. pirngadi Medan.
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian
(Supranto, 2010). Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive
sampling yaitu sampel diambil dari semua sampel yang datang dan memenuhi
kriteria pemilihan sampai jumlah sampel terpenuhi dengan jangka waktu
pengambilan sampel tidak pendek untuk mewakili karakteristik populasi.
(Suryano,2008). Penentuan jumlah sampel pada analisis faktor harus memenuhi
paling sedikit empat atau lima kali banyaknya variabel yang dianalisis
(Supranto,2010). Dalam penelitian ini terdapat 9 variabel yang akan dianalisis
sehingga jumlah sampel yaitu 45 orang dianggap mencukupi.
2.6 Analisis Data
2.6.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
–
tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrument.Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Dikatakan validitas
apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang di teliti secara tepat
(Arikunto,2010)
Untuk menghitung nilai
pada item pertanyaan dapat dilakukan
dengan rumus:
∑
∑
∑
√{ ∑
∑
}{ ∑
∑
}
Keterangan:
r
xy :Koefisien Korelasi
14
14
n
: Jumlah Sampel
Hipotesis untuk signifikansi adalah
H
0= Variabel tidak valid
H
1= Variabel valid
Validitas dapat diukur dengan membandingkan r hitung dengan r tabel. Kriteria
penilaian uji validitas adalah :
a.
Apabila r hitung > r tabel (pada taraf signifikansi 5% atau 1%), maka
dapat dikatakan butir pertanyaan tersebut valid.
b.
Apabila r hitung r tabel (pada taraf signifikansi 5% atau 1%), maka dapat
dikatakan butir pertanyaan tersebut tidak valid.
2.6.2 Uji Reliabilitas
Realibilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan.Pengukuran yang memiliki realibilitas
tinggi disebut sebagai pengukuran yang reabel.
Nilai Alpha Cronbach diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
(
)
∑
Keterangan:
: nilai koefisien Cronbach Alpha
: banyaknya variaber penelitian
∑
: jumlah varians variabel penelitian
: varians total
Teknik perhitungan reliabelitas ada beberapa cara, yaitu sebagai berikut:
a.
Teknik Pengukuran Ulang (Testretest)
Teknik ini meminta kepada responden yang sama untuk menjawab
pertanyaan dalam alat pengukuran sebanyak dua kali. Caranya
15
15
perhitungannya adalah dengan mengkorelasikan jawaban pada wawancara
pertama dengan jawaban pada wawancara kedua.
b.
Teknik Belah Dua
Untuk menggunakan teknik belah dua sebagai cara menghitung reliabilitas
alat pengukur, maka alat pengukur yang disusun harus memiliki cukup
banyak item pertanyaan yang mengukur aspek yang sama.
c.
Teknik Bentuk Paralel
Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan membuat dua jenis alat pengukur
yang mengukur aspek yang sama. Kedua alat ukur tersebut diberikan pada
responden yang sama, kemudian dicari validitasnya untuk masing-masing
jenis.
d.
Internal Consistency Reliability
Internal consistency reliability berisi tentang sejauh mana item-item
instrumen bersifat homogen dan mencerminkan konstruk yang sama sesuai
dengan yang melandasinya.Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai cronbach alpha > 0,60 atau nilai cronbach alpha > 0,80.