• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Dominan Penyebab Penyakit Diabetes Mellitus Dengan Menggunakan Analisis Faktor di Kota Medan (Studi Kasus : RSU Dr. Pirngadi Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor Dominan Penyebab Penyakit Diabetes Mellitus Dengan Menggunakan Analisis Faktor di Kota Medan (Studi Kasus : RSU Dr. Pirngadi Medan)"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

LEMBAR PENJELASAN

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR DOMINAN PENYEBAB PENYAKIT DIABETES MELLITUS

DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR DI KOTA MEDAN

(STUDI KASUS : RSU Dr. PIRNGADI MEDAN)

Dengan hormat.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Suci Andira Manik

NIM : 140823007

Adalah mahasiswa tingkat akhir program sarjana Matematika Universitas

Sumatera Utara (USU) yang pada saat ini sedang melakukan penelitian dalam

rangka penulisan skripsi sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sains

(S.Si).

Pengisian kuesioner ini diperkirakan tidak akan lebih dari 10 menit dan

data yang terkumpul hanya untuk kepentingan ilmiah semata, namun untuk lebih

menjamin keamanan data para pengisi kuesioner, maka identitas pengisi kuesioner

tidak akan ditampilkan sama sekali pada penulis skripsi. Pandangan, pemikiran

dan opini anda sangat berguna bagi penelitian ini, dan saya berharap saudar/i

berkenan meluangkan waktu untuk mengikuti survey ini.

Bila ada hal yang kurang jelas, anda dapat menghubungi saya dinomer Hp

082368687454. Atas bantuan dan partisipasi saudara/i dalam mengisi kuesioner

ini, penulis mengucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Suci Andira Manik

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN / INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan telah menyetujui untuk

menjadi responden peneliti berkaitan dengan tugas akhir peneliti dengan judul

“Faktor Dominan Penyebab Penderita Diabetes Mellitus Dengan Menggunakan

Analisis Fakto

r Di Kota Medan (Studi Kasus : RSU Dr. Pirngadi Medan)”.

No. Responden

:

No.Rekam Medik di RS

:

Nama Responden

:

Jenis Kelamin

:

Umur

:

Medan, Juni 2016

Responden penelitian

(3)

DAFTAR PERTANYAAN YANG DIAJUKAN

1. Tinggi Badan Anda (cm)

:

2. Berat Badan Anda (kg)

:

3. Tekanan Darah Anda (mmHg)

:

4. Nilai Kolesterol Total Anda (mg/dl)

:

5. Adakah keluarga dekat anda (ayah, ibu, paman, bibi, nenek, kakek) ada yang

menderita diabetes mellitus?

Ya, sebutkan………...

Tidak

6. Apakah anda mempunyai penyakit lain selain diabetes mellitus?

Ada, sebutkan …………...

Tidak Ada

7.

Apakah anda rutin melakukan aktifitas fisik seperti olahraga setiap minggu?

Ya, sebutkan berapa kali setiap minggu ...

Tidak

8. STRES

Tingkat stres dapat dikelompokkan dengan menggunakan

kriteria HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale)

Petunjuk Pengisian :

1.

Bacalah daftar pilihan jawaban dengan teliti

2.

Berilah tanda

pada kotak yang tersedia sesuai dengan keadaan yang anda

alami

3.

Jawaban dapat lebih dari satu dalam satu pernyataan dan bila anda tidak

mengalami gejala yang ada dalam pernyataan anda boleh tidak

menjawabnya.

(4)

1. Perasaan cemas yang anda

alami biasanya.

Firasat buruk

Takut akan pikiran sendiri

Mudah tersinggung

Tidak lama

2. Ketegangan yang anda alami

berupa

Terasa tegang

Lesu

Mudah terkejut

Tidak dapat istirahat

Mudah menangis

Gemetar

Gelisah

3. Ketakutan yang anda hadapi

yaitu

Pada gelap

Ditinggal sendiri

Pada orang asinmg

Pada keramaian lalu lintas

Pada

kerumunan

orang

banyak

4. Gangguan tidur yang anda

alami berupa

Sukar memulai tidur

Terbangun malam hari

Tidak pulas

Mimpi buruk

Mimpi yang menakutkan

5.

Gangguan berpikir ada pada

yaitu

Daya ingat buruk

Sulit berkonsentrasi

Sering bingung

Mudah marah

6. Bila anda merasa tertekan,

maka anda

Kehilangan

minat

atau

kemauan

Sedih

Bangun dini hari

Berkurangnya kesukaan pada

hobi

Perasaan berubah - ubah

sepanjang hari

7. Gangguan somatik atau gangguan

otot yang anda alami berupa

Nyeri otot

Kaku

Kekedutan otot

Gigi gemertak

Suara tidak stabil

8. Ganguan sensorik atau gangguan

dari penerimaan rangsangan yang

anda rasakan.

Tangan berdenyut

Penglihatan kabur

Muka merah dan pucat

(5)

Perasaan seperti di

tusuk-tusuk

9. Gangguan kardioskasvuler atau

gangguan peredaran darah yang

anda rasakan

Denyut nadi cepat

Dada berdebar-debar

Nyeri dada

Denyut nadi mengeras

Rasa lemah seperti mau

pingsan

10. Gangguan pernapasan yang

anda rasakan yaitu

Rasa tertekan di dada

Perasaan seperti tercekik

Merasa napas pendek atau

sesak

Sering

menarik

napas

panjang

11. Gangguan gastrointestinal

atau gangguan saluran pencernaan

yang anda alami yaitu

Sulit menelan

Mual muntah

Berat badan menurun

Konstipasi atau sulit BAB

Perut melilit

Nyeri lambung sebelum

dan sesudah makan

Rasa panas di perut

Perut terasa penuh atau

kembung

12. Gangguan urogenitalia atau

gangguan saluran kencing dan

kelamin yang anda rasakan.

Sering kencing

Tidak

dapat

menahan

kencing

Nafsu seksual menurun

Tidak dapat kencing

13. Gangguan vergetatif otonomi

atau gangguan ketidakseimbangan

tubuh yang anda alami

Mulut kering

Muka kering

Mudah berkeringat

Pusing atau sakit kepala

Bulu roma berdiri

14. Apakah anda merasakan

Gelisah

Tidak tenang

Mengerutkan

dahi

dan

muka tegang

Napas pendek dan cepat

Muka merah

(6)

LAMPIRAN 2

DATA PENELITIAN RESPONDEN

No Responden

X1

X2

X3

X4

X5

X6

X7

X8

X9

1

5

2

4

4

3

4

2

2

1

2

4

1

4

3

3

3

2

2

1

3

4

1

5

4

3

3

2

1

1

4

4

1

2

2

2

3

1

1

2

5

3

2

5

4

2

2

2

1

1

6

4

2

4

4

3

3

2

1

1

7

5

1

5

1

3

3

2

1

1

8

4

2

5

4

3

3

2

1

2

9

5

1

5

4

3

4

2

1

1

10

4

1

3

3

2

3

1

2

1

11

5

2

5

3

2

2

2

2

1

12

3

2

5

4

2

2

2

1

1

13

5

2

4

4

3

4

2

2

2

14

4

1

3

4

3

3

2

1

2

15

4

1

5

4

3

3

3

1

1

16

5

1

3

4

3

4

2

1

1

17

5

2

2

4

3

4

2

1

1

(7)

19

4

2

5

3

3

3

2

1

1

20

4

2

4

3

3

3

2

1

2

21

4

1

4

3

3

3

2

2

3

22

3

1

5

2

1

2

2

1

1

23

4

2

3

4

2

2

2

1

1

24

5

1

5

2

3

4

2

1

1

25

4

1

4

4

3

3

2

1

1

26

4

1

4

2

2

2

2

2

1

27

4

2

5

2

3

3

3

1

3

28

5

2

5

4

3

3

2

2

1

29

3

2

5

4

2

2

2

2

1

30

3

2

5

2

2

2

2

1

1

31

4

1

4

4

3

3

2

2

1

32

4

2

4

1

3

3

1

1

1

33

3

2

5

4

2

2

2

2

1

34

4

1

4

2

3

3

2

1

1

35

5

1

5

4

3

4

2

1

1

36

4

1

3

1

3

3

2

2

1

37

4

2

4

4

3

3

2

1

1

38

4

2

5

1

3

3

1

1

2

39

4

1

4

4

2

2

2

1

1

40

5

1

4

3

3

4

1

1

1

41

3

2

5

4

3

2

2

1

1

42

4

1

3

2

2

2

1

2

1

(8)

43

4

1

5

4

3

3

2

1

1

44

4

1

5

1

2

2

3

1

1

(9)

LAMPIRAN 3

SUCCESIVE DETAIL

COL

CATEGORY

FREQ

PROP

CUM

DENSITY

Z

SCALE

1

3

8

0.178

0.178

0.260

-0.924

1.000

4

26

0.578

0.756

0.314

0.692

2.372

5

11

0.244

1.000

0.000

3.749

2

1

25

0.556

0.556

0.395

0.140

1.000

2

20

0.444

1.000

0.000

2.600

3

2

2

0.044

0.044

0.094

-1.701

1.000

3

7

0.156

0.200

0.280

-0.842

1.915

4

14

0.311

0.511

0.399

0.028

2.730

5

22

0.489

1.000

0.000

3.927

4

1

6

0.133

0.133

0.215

-1.111

1.000

2

8

0.178

0.311

0.353

-0.493

1.838

3

7

0.156

0.467

0.398

-0.084

2.330

4

24

0.533

1.000

0.000

3.360

5

1

1

0.022

0.022

0.053

-2.010

1.000

2

15

0.333

0.356

0.372

-0.370

2.423

3

29

0.644

1.000

0.000

3.960

6

2

14

0.311

0.311

0.353

-0.493

1.000

3

23

0.511

0.822

0.260

0.924

2.318

4

8

0.178

1.000

0.000

3.600

(10)

7

1

7

0.156

0.156

0.239

-1.013

1.000

2

35

0.778

0.933

0.129

1.501

2.676

3

3

0.067

1.000

0.000

4.475

8

1

31

0.689

0.689

0.353

0.493

1.000

2

14

0.311

1.000

0.000

2.649

9

1

37

0.822

0.822

0.260

0.924

1.000

2

6

0.133

0.956

0.094

1.701

2.565

(11)

LAMPIRAN 4

SUCCESIVE INTERVAL

X1

X2

X3

X4

X5

X6

X7

X8

X9

3.749

2.600

2.730

3.360

3.960

3.600

2.676

2.649

1.000

2.372

1.000

2.730

2.330

3.960

2.318

2.676

2.649

1.000

2.372

1.000

3.927

3.360

3.960

2.318

2.676

1.000

1.000

2.372

1.000

1.000

1.838

2.423

2.318

1.000

1.000

2.565

1.000

2.600

3.927

3.360

2.423

1.000

2.676

1.000

1.000

2.372

2.600

2.730

3.360

3.960

2.318

2.676

1.000

1.000

3.749

1.000

3.927

1.000

3.960

2.318

2.676

1.000

1.000

2.372

2.600

3.927

3.360

3.960

2.318

2.676

1.000

2.565

3.749

1.000

3.927

3.360

3.960

3.600

2.676

1.000

1.000

2.372

1.000

1.915

2.330

2.423

2.318

1.000

2.649

1.000

3.749

2.600

3.927

2.330

2.423

1.000

2.676

2.649

1.000

1.000

2.600

3.927

3.360

2.423

1.000

2.676

1.000

1.000

3.749

2.600

2.730

3.360

3.960

3.600

2.676

2.649

2.565

2.372

1.000

1.915

3.360

3.960

2.318

2.676

1.000

2.565

2.372

1.000

3.927

3.360

3.960

2.318

4.475

1.000

1.000

3.749

1.000

1.915

3.360

3.960

3.600

2.676

1.000

1.000

3.749

2.600

1.000

3.360

3.960

3.600

2.676

1.000

1.000

1.000

1.000

1.915

1.000

2.423

1.000

1.000

2.649

1.000

2.372

2.600

3.927

2.330

3.960

2.318

2.676

1.000

1.000

2.372

2.600

2.730

2.330

3.960

2.318

2.676

1.000

2.565

2.372

1.000

2.730

2.330

3.960

2.318

2.676

2.649

3.428

(12)

1.000

1.000

3.927

1.838

1.000

1.000

2.676

1.000

1.000

2.372

2.600

1.915

3.360

2.423

1.000

2.676

1.000

1.000

3.749

1.000

3.927

1.838

3.960

3.600

2.676

1.000

1.000

2.372

1.000

2.730

3.360

3.960

2.318

2.676

1.000

1.000

2.372

1.000

2.730

1.838

2.423

1.000

2.676

2.649

1.000

2.372

2.600

3.927

1.838

3.960

2.318

4.475

1.000

3.428

3.749

2.600

3.927

3.360

3.960

2.318

2.676

2.649

1.000

1.000

2.600

3.927

3.360

2.423

1.000

2.676

2.649

1.000

1.000

2.600

3.927

1.838

2.423

1.000

2.676

1.000

1.000

2.372

1.000

2.730

3.360

3.960

2.318

2.676

2.649

1.000

2.372

2.600

2.730

1.000

3.960

2.318

1.000

1.000

1.000

1.000

2.600

3.927

3.360

2.423

1.000

2.676

2.649

1.000

2.372

1.000

2.730

1.838

3.960

2.318

2.676

1.000

1.000

3.749

1.000

3.927

3.360

3.960

3.600

2.676

1.000

1.000

2.372

1.000

1.915

1.000

3.960

2.318

2.676

2.649

1.000

2.372

2.600

2.730

3.360

3.960

2.318

2.676

1.000

1.000

2.372

2.600

3.927

1.000

3.960

2.318

1.000

1.000

2.565

2.372

1.000

2.730

3.360

2.423

1.000

2.676

1.000

1.000

3.749

1.000

2.730

2.330

3.960

3.600

1.000

1.000

1.000

1.000

2.600

3.927

3.360

3.960

1.000

2.676

1.000

1.000

2.372

1.000

1.915

1.838

2.423

1.000

1.000

2.649

1.000

2.372

1.000

3.927

3.360

3.960

2.318

2.676

1.000

1.000

2.372

1.000

3.927

1.000

2.423

1.000

4.475

1.000

1.000

(13)

LAMPIRAN 5

HASIL OUTPUT SPSS

HASIL PERHITUNGAN UJI VALIDITAS 1

Correlations

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 Y

X1 Pearson Correlation 1 -.161 -.147 .085 .529** .771** .020 .005 .022 .309* Sig. (2-tailed) .289 .335 .581 .000 .000 .897 .974 .884 .039

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

X2 Pearson Correlation -.161 1 .211 .210 .047 -.152 .075 -.021 .136 .400** Sig. (2-tailed) .289 .165 .166 .759 .319 .624 .889 .373 .007

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

X3 Pearson Correlation -.147 .211 1 .092 .007 -.168 .439** -.188 -.072 .451** Sig. (2-tailed) .335 .165 .548 .961 .270 .003 .216 .639 .002

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

X4 Pearson Correlation .085 .210 .092 1 .171 .190 .274 -.054 -.113 .672** Sig. (2-tailed) .581 .166 .548 .263 .211 .068 .726 .460 .000

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

X5 Pearson Correlation .529** .047 .007 .171 1 .719** .135 -.155 .228 .580** Sig. (2-tailed) .000 .759 .961 .263 .000 .376 .308 .132 .000

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

X6 Pearson Correlation .771** -.152 -.168 .190 .719** 1 -.037 -.149 .148 .449** Sig. (2-tailed) .000 .319 .270 .211 .000 .808 .328 .333 .002

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

(14)

X7 Pearson Correlation .020 .075 .439** .274 .135 -.037 1 -.182 .083 .513** Sig. (2-tailed) .897 .624 .003 .068 .376 .808 .231 .586 .000

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

X8 Pearson Correlation .005 -.021 -.188 -.054 -.155 -.149 -.182 1 -.010 -.020 Sig. (2-tailed) .974 .889 .216 .726 .308 .328 .231 .946 .898

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

X9 Pearson Correlation .022 .136 -.072 -.113 .228 .148 .083 -.010 1 .278 Sig. (2-tailed) .884 .373 .639 .460 .132 .333 .586 .946 .064

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

Y Pearson Correlation .309* .400** .451** .672** .580** .449** .513** -.020 .278 1 Sig. (2-tailed) .039 .007 .002 .000 .000 .002 .000 .898 .064

N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45

(15)

HASIL PERHITUNGAN UJI VALIDITAS 2

Correlations

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y

X1 Pearson Correlation 1 -.161 -.147 .085 .529** .771** .020 .307* Sig. (2-tailed) .289 .335 .581 .000 .000 .897 .040

N 45 45 45 45 45 45 45 45

X2 Pearson Correlation -.161 1 .211 .210 .047 -.152 .075 .379* Sig. (2-tailed) .289 .165 .166 .759 .319 .624 .010

N 45 45 45 45 45 45 45 45

X3 Pearson Correlation -.147 .211 1 .092 .007 -.168 .439** .511** Sig. (2-tailed) .335 .165 .548 .961 .270 .003 .000

N 45 45 45 45 45 45 45 45

X4 Pearson Correlation .085 .210 .092 1 .171 .190 .274 .717** Sig. (2-tailed) .581 .166 .548 .263 .211 .068 .000

N 45 45 45 45 45 45 45 45

X5 Pearson Correlation .529** .047 .007 .171 1 .719** .135 .569** Sig. (2-tailed) .000 .759 .961 .263 .000 .376 .000

N 45 45 45 45 45 45 45 45

(16)

X6 Pearson Correlation .771** -.152 -.168 .190 .719** 1 -.037 .453** Sig. (2-tailed) .000 .319 .270 .211 .000 .808 .002

N 45 45 45 45 45 45 45 45

X7 Pearson Correlation .020 .075 .439** .274 .135 -.037 1 .538** Sig. (2-tailed) .897 .624 .003 .068 .376 .808 .000

N 45 45 45 45 45 45 45 45

Y Pearson Correlation .307* .379* .511** .717** .569** .453** .538** 1 Sig. (2-tailed) .040 .010 .000 .000 .000 .002 .000

N 45 45 45 45 45 45 45 45

(17)

HASIL PERHITUNGAN RELIABILITAS

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 45 100.0 Excludeda 0 .0 Total 45 100.0

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items 0,697 0,697 7

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

X1 16.18 5.377 .307 .608 .467

X2 18.80 6.209 .109 .154 .532

X3 16.00 5.591 .087 .246 .571

X4 17.16 4.134 .292 .183 .490

X5 17.62 5.240 .494 .570 .416

X6 17.38 5.059 .382 .763 .434

X7 18.33 5.773 .330 .293 .474

(18)

Anti-image Matrices

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

(19)

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .579 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 92.386

Df 21

Sig. .000

Communalities

Initial Extraction X1 1.000 .752 X2 1.000 .679 X3 1.000 .556 X4 1.000 .674 X5 1.000 .713 X6 1.000 .897 X7 1.000 .573 Extraction Method: Principal Component Analysis.

(20)

Total Variance Explained

Compon ent

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %

1 2.434 34.774 34.774 2.434 34.774 34.774 2.433 34.752 34.752

2 1.709 24.416 59.190 1.709 24.416 59.190 1.711 24.438 59.190

3 .987 14.096 73.286

4 .805 11.501 84.787

5 .488 6.971 91.759

6 .425 6.072 97.831

7 .152 2.169 100.000

(21)
(22)

Component Matrixa Component

1 2

X1 .863 -.083 X2 -.160 .504 X3 -.189 .721 X4 .247 .560 X5 .819 .203 X6 .945 -.054 X7 .046 .755 Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 2 components extracted.

Rotated Component Matrixa Component

1 2

X1 .858 -.123 X2 -.136 .511 X3 -.155 .729 X4 .273 .548 X5 .828 .165 X6 .942 -.097 X7 .081 .752 Extraction Method: Principal Component Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

(23)

LAMPIRAN 6

PERHITUNGAN KMO DAN MSA

Untuk menghitung KMO dan MSA maka diperlukan matriks korelasi sederhana dan matriks korelasi parsial yang semua entrinya telah

dikuadratkan. Berikut ini akan disajikan matriks korelasi sederhana dan matriks korelasi parsial yang semua entrinya telah dikuadratkan.

MATRIKS KORELASI SEDERHANA

[ ]

X

1

X

2

X

3

X

4

X

5

X

6

X

7

X

1

-0.161

-0.157

0.067

0.528

0.770

0.018

X

2

-0.161

0.211

0.208

0.045

-0.153

0.071

X3

-0.157

0.211

0.089

-0.021

-0.182

0.435

X

4

0.067

0.208

0.089

0.155

0.177

0.279

X

5

0.528

0.045

-0.021

0.155

0.725

0.135

X

6

0.770

-0.153

-0.182

0.177

0.725

-0.039

X

7

0.018

0.071

0.435

0.279

0.135

-0.039

(24)

MATRIKS KORELASI PARSIAL

X

1

X

2

X

3

X

4

X

5

X

6

X

7

X

1

0.012

0.059

0.135

0.084

-0.647

-0.143

X

2

0.012

-0.171

-0.245

-0.223

0.202

0.122

X3

0.059

-0.171

0.049

-0.023

0.051

-0.415

X

4

0.135

-0.245

0.049

0.097

-0.248

-0.300

X

5

0.084

-0.223

-0.023

0.097

-0.623

-0.219

X

6

-0.647

0.202

0.051

-0.248

-0.623

0.222

X

7

-0.143

0.122

-0.415

-0.300

-0.219

0.222

Kuadrat Matriks Korelasi Sederhana

X

1

X

2

X

3

X

4

X

5

X

6

X

7

JUMLAH

X

1

0

0.02594 0.02464

0.0045

0.27921 0.59316 0.00033

0.92778

X

2

0.02594

0

0.04434

0.04307

0.00199 0.02335 0.00504

0.14372

X3

0.02464 0.04434

0

0.008

0.00043 0.03308 0.18966

0.30015

X

4

0.0045 0.04307

0.008

0

0.02387 0.03132 0.0776

0.18836

X

5

0.27921 0.00199 0.00043

0.02387

0

0.5251

0.0181

0.8487

X

6

0.59316 0.02335 0.03308

0.03132

0.5251

0

0.00154

1.20754

(25)

Kuadrat Matriks Korelasi Parsial

JUMLAH

3.90852

X

1

X

2

X

3

X

4

X

5

X

6

X

7

JUMLAH

X

1

0

0.00014 0.00344

0.01825

0.00714 0.41871 0.02054

0.46822

X

2

0.00014

0

0.02913

0.06007

0.04975 0.04068 0.01497

0.19475

X3

0.00344 0.02913

0

0.0024

0.00052 0.00258 0.1724

0.21047

X

4

0.01825 0.06007 0.0024

0

0.00936 0.06145 0.08981

0.24133

X

5

0.00714 0.04975 0.00052

0.00936

0

0.3876 0.04798

0.50235

X

6

0.41871 0.04068 0.00258

0.06145

0.3876

0

0.0491

0.96012

X

7

0.02054 0.01497 0.1724

0.08981

0.04798 0.0491

0

0.3948

JUMLAH

2.97204

(26)

LANJUTAN LAMPIRAN 6

1.

KMO=

∑ ∑ ∑

= 0,

2.

MSA =

∑ ∑ ∑

=

= 0,570

=

= 0,622

=

= 0,644

=

= 0,714

=

= 0,694

=

= 0,514

=

= 0,574

=

= 0,556

=

= 0,686

=

(27)

48

48

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, T. W. 1984. An Introdaction to Multivariate Statistical Analyisis, New

York: John Wiley &Sons,Inc.

Arikunto, Suharsimi. 2010.

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. 1996. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Basilevsky, A. 1994. Statistical Factor Analysis and Related Methods. John Wiley

& Sons, Inc. New York

Cochran, William G. 1991. Teknik Penarikan Sampling. Terjemahan Rudiansyah,

Erwin R. Osman: Jakarta UI-Press.

Dillon, R. W. Dan Goldstein, M. 1984. multivariate Analysis and Aplication New

York: John Wiley & Sains, Inc,

Guyton. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Johnson, R. A and D. W. Wichern. (1982). Applied Multivariate Statistical

Analysis, Prentice-Hall, Inc. New Jersey.

Perkeni. 2011. Konsesus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2

di Indonesia. Jakarta. Perkumpulan Endokrinologi (Perkeni).

Santoso, Singgih. 2010. Statistika Multivariat. Jakarta. PT. Gramedia.

Soegondo, S., dkk., 2004.

Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta:

Penerbit FK UI.

Sudjana, 1996. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Penerbit Tarsito

Sudoyono, K., 2006.

Diabetes Melitus di Indonesia. Dalam: Sudoyo, A.W., ed.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.

Jakarta : Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.

Sundoro,A. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna Publishing

Supranto, J. 2004.

Analisis Multivariate Arti dan Interpretasi. PT. Rineka Cipta

Jakarta.

(28)

31

31

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu rancangan penelitian

yang tidak membutuhkan kelompok kontrol atau hipotesis yang spesifik karena

yang dicari adalah gambaran tentang hal

hal yang berkaitan dengan penyebab

diabetes mellitus dan bertujuan untuk mendeskripsikan variabel

variabel subjek

studi misalnya umur, jenis kelamin, faktor genetik, komplikasi dan lain

lain.

Rancangan ini biasanya digunakan dalam penelitian di bidang epidemologi dan

kesehatan masyarakat. (Budiarto, 2003)

Pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan studi potong lintang

(cross

sectional) berupa sampling survey (teknik pengambilan sampel secara

langsung), yang dilakukan pada satu saat atau satu periode tertentu dengan

pengamatan subjek studi hanya dilakukan satu kali selama satu penelitian.

(Budiarto, 2003)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSU Dr. Pirngadi Medan yang berada di Jl. Professor

H.M. Yamin No.17 Medan. Pada tanggal 27 Juni 2016 sampai 16 Juli 2016.

3.3 Sampel Penelitian

(29)

32

32

9 variabel yang akan dianalisis sehingga jumlah sampel yaitu 45 orang dianggap

mencukupi.

3.4

Uji Validitas

Sebelum menjabarkan tentang analisis data dalam bentuk perhitungan dengan

menggunakan bantuan program SPSS, sebagaimana diketahui hipotesis penelitian

sebagai berikut:

H

0

= Variabel tidak valid

H

1

= Variabel valid

Validitas dapat diukur dengan membandingkan r

hitung

dengan r

tabel

. Kriteria

penilaian uji validitas adalah :

a. Apabila r

hitung

> r

tabel

(pada taraf signifikansi 5% atau 1%), maka H

0

ditolak

artinya butir pertanyaan tersebut valid

b. Apabila r

hitung

≤ r

tabel

(pada taraf signifikansi 5% atau 1%), maka H

0

diterima

artinya butir pertanyaan tersebut tidak valid

Untuk penelitian ini diperoleh r

tabel

dengan jumlah sampel 45 dan taraf sifnifikan

sebesar 5% atau 0,05 yaitu:

n

2 = 45

2 = 43

r

tabel

= 0,301

Hasil uji validitas kuesioner dari 9 variabel yang diukur kemudian dihitung

dengan menggunakan software SPSS yang ditunjukkan pada tabel.

Tabel 3.1 Uji Validitas 1

No

Variabel

r-tabel

r-hitung

Keterangan

1

Variabel 1

0,301

0,309

Valid

2

Variabel 2

0,301

0,400

Valid

3

Variabel 3

0,301

0,451

Valid

4

Variabel 4

0,301

0,672

Valid

5

Variabel 5

0,301

0,580

Valid

6

Variabel 6

0,301

0,449

Valid

7

Variabel 7

0,301

0,513

Valid

8

Variabel 8

0,301

-0,020

Tidak Valid

9

Variabel 9

0,301

0,278

Tidak Valid

(30)

33

33

Mempunyai korelasi person r hitung ≥ 0,301

maka butir pertanyaan

tersebut adalah valid. Jika suatu butir pertanyaan tidak valid maka butir

pertanyaan tersebut harus dibuang kemudian dilakukan uji sesuai prosedur

sebelumnya dengan mengurangi butir pertanyaan yang tidak valid.

[image:30.595.113.514.279.399.2]

Karena terdapat 2 variabel yang tidak valid yaitu variabel 8 (Aktivitas

fisik/olahraga) dan variabel 9 (Stres), maka uji validitas harus dilakukan kembali

dengan mengurangi 2 variabel yang tidak valid tersebut. Tabel 3.2 menunjukkan

hasil uji validitas 2 (kedua).

Tabel 3.2 Uji Validitas 2

No

Variabel

r-tabel

r-hitung

Keterangan

1

Variabel 1

0,301

0,307

Valid

2

Variabel 2

0,301

0,379

Valid

3

Variabel 3

0,301

0,511

Valid

4

Variabel 4

0,301

0,717

Valid

5

Variabel 5

0,301

0,569

Valid

6

Variabel 6

0,301

0,453

Valid

7

Variabel 7

0,301

0,538

Valid

Dari perhitungan pada tabel diatas dimana nilai r-hitung dibandingkan

dengan nilai jumlah N sebanyak 45 responden dengan taraf signifikan 5% dimana

nilai r-hitung lebih besar dari nilai r-tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa 7

variabel pada tabel diatas dinyatakan valid.

Secara manual perhitungan korelasi

Product Moment antara variabel X

1

dengan skor total variabel lainnya (Y) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Contoh Perhitungan Korelasi Product Moment

Nomor

Reponden

X1

Y

X1Y

X1

2

Y

2

1

5

19

95

25

361

2

4

16

64

16

256

3

4

18

72

16

324

4

4

11

44

16

121

5

3

17

51

9

289

6

4

18

72

16

324

7

5

15

75

25

225

8

4

19

76

16

361

[image:30.595.113.514.564.751.2]
(31)

34

34

10

4

13

52

16

169

11

5

16

80

25

256

12

3

17

51

9

289

13

5

19

95

25

361

14

4

16

64

16

256

15

4

19

76

16

361

16

5

17

85

25

289

17

5

17

85

25

289

18

3

10

30

9

100

19

4

18

72

16

324

20

4

17

68

16

289

21

4

16

64

16

256

22

3

13

39

9

169

23

4

15

60

16

225

24

5

17

85

25

289

25

4

17

68

16

289

26

4

13

52

16

169

27

4

18

72

16

324

28

5

19

95

25

361

29

3

17

51

9

289

30

3

15

45

9

225

31

4

17

68

16

289

32

4

14

56

16

196

33

3

17

51

9

289

34

4

15

60

16

225

35

5

19

95

25

361

36

4

13

52

16

169

37

4

18

72

16

324

38

4

15

60

16

225

39

4

15

60

16

225

40

5

16

80

25

256

41

3

18

54

9

324

42

4

11

44

16

121

43

4

18

72

16

324

44

4

14

56

16

196

45

4

17

68

16

289

Jumlah

183

728

2981

763

12014

√ ∑

(32)

35

35

Diperoleh nilai validitas

dengan perhitungan manual adalah 0,307 sama

dengan

output SPSS

yakni 0,307. Selanjutnya untuk perhitungan lainnya akan

dilakukan dengan software SPSS.

3.5 Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas dan dinyatakan valid dilanjutkan dengan uji

reliabilitas. Suatu variabel dikatakan reliabel apabila setelah dilakukan uji reliabel

diperoleh nilai Cronbach Alpha > 0,60 atau nilai Cronbach Alpha >0,80.

Hipotesis untuk signifikansi adalah

H

0

= Hasil pengukuran tidak reliabilitas

H

1

= Hasil pengukuran reliabilitas

Kriteria penilaian uji reliabilitas adalah :

a. Apabila

Cronbach Alpha

> 0,60 atau nilai

Cronbach Alpha

> 0,80, maka H

0

ditolak artinya hasil pengukuran reliabilitas

b. Apabila

Cronbach Alpha

0,60, maka H

0

diterima artinya hasil pengukuran

(33)

36

36

Jika dihitung variansi itemnya akan diperoleh hasil sebagai berikut:

Mencari nilai variansi dari masing masing variabel dengan rumus sebagai

berikut:

Mencari nilai variansi total

Mencari nilai Alpha

[

] [

]

[

] [

]

[image:33.595.142.503.147.335.2]

Berikut adalah hasil perolehan data dari uji reliabilitas dengan SPSS

Tabel 3.4 Hasil Cronback Alpha Reliability Test

(34)

37

37

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized Items

N of Items

.697

.697

7

Berdasarkan hasill outp di atas, nilai

Cronbach Coeficien Alpha

adalah 0,697

untuk uji reliabilitas atas daftar pilihan responden. Nilai tersebut menyatakan

bahwa 7 variabel yang valid tersebut memenuhi syarat uji reliabilitas, dimana nilai

yang diperoleh sudah lebih dari minimum untuk sebuah penelitian yaitu 0,6.

3.6 Penskalaan Data Ordinal Menjadi Data Interval

[image:34.595.169.459.91.177.2]

Berikut ini adalah hasil perhitungan Method Successive Interval untuk Variabel 1.

Tabel 3.5 Penskalaan Variabel 1

No.

Variabel

Kategori

Score

Jawaban

Ordinal

Frekuensi Proporsi

Proporsi

Kumulatif

Z

Densitas

{f(z)}

Nilai

hasil

Penskala

an

1

3.000

8.000

0,178

0,178

-0,924

0,260

1,000

4.000

26.000

0,578

0,756

0,692

0,314

2,372

5.000

11.000

0,244

1,000

0,000

3,749

Jumlah

45

Langkah-langkah Methods Successive Interval untuk variabel 1:

1.

Menghitung Frekuensi skor jawaban skala ordinal.

2.

Menghitung proporsi dan proporsi kumulatif untuk masing-masing skor

jawaban.

3.

Menentukan nilai Z untuk setiap nilai kategori, dengan asumsi bahwa

proporsi kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku. Nilai Z

diperoleh dari Tabel Distribusi Normal Baku.

(35)

38

38

5.

Menghitung Scala Value (SV) dengan rumus:

6.

Menentukan Scala Value min sehingga

|

|

SV

1

= -1,461 (SV terkecil)

Nilai 1 diperoleh dari:

sehingga Y

1

= 1

[image:35.595.130.476.65.667.2]

7.

Mentransformasikan nilai skala dengan menggunakan rumus:

|

|

Selanjutnya dengan melakukan cara yang sama, maka semua variabel akan

ditransformasikan ke dalam data interval.

Tabel 3.6 Hasil Penskalaan Variabel

X

1

X

2

X

3

X

4

X

5

X

6

X

7

X

8

X

9

1

1

1,000 1,000

1,000 1,000 1,000

2

2,600 1,000 1.838 2,423 1,000 2,676 2,649 2,565

(36)

39

39

3

1,000

1,915 2,330 3,959 2,318 4,475

3,428

4

2,372

2,729 3,360

3,600

5

3,749

3,927

3.7 Proses Analisi faktor I

Pada proses awal analisis faktor, dilakukan beberapa tahap sampai dengan

diperoleh faktor-faktor baru sebagai dominan yang ingin diperoleh. Proses

pertama tabulasi pada data serta melakukan pengolahan dengan software yang

telah direfrensikan yaitu dengan program SPSS dengan mengambil versi SPSS 17.

Ada beberapa variabel yang menyebabkan penyakit diabetes mellitus..

Dalam penelitian ini, faktor-faktor tersebut berjumlah 7 variebel yang telah valid.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai KMO and Barlett’s Test

[image:36.595.128.502.83.130.2]

sebesar 0,579 dengan signifikan sebesar 0,000. Berdasarkan teori nilai KMO

memang harus diatas 0,5 dan signifikan atau probabilitas dibawah 0,5 maka

variabel layak dan dapat dianalisa lebih lanjut (Santoso, 2002).

Tabel 3.7 KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .569 Bartlett's Test of

Sphericity

Approx. Chi-Square 93.129

Df 21

Sig. .000

[image:36.595.159.462.442.512.2]

Perhitungan selanjutnya adalah dengan melihat nilai MSA. Hasil nilai

MSA dapat dilihat pada tabel dibawah. Hasil pada tabel menunjukkan bahwa 7

variabel yang tersisa mempunyai nilai lebih dari 0,5 berdasarkan 7 variabel yang

dinilai dalam kuesioner yang merupakan jawaban 45 responden, diperoleh bahwa

nilai MSA yang diperoleh di atas 0,5. Ini menandakan bahwa semua variabel

memiliki korelasi cukup tinggi dengan variabel lainnya, sehingga selanjutnya

dapat dilakukan analisis pada seluruh variabel yang diteliti.

Tabel 3.8 Measure Of Sampling Adequacy

No

Variabel

Nilai MSA

1

Variabel 1

0,665

(37)

40

40

3

Variabel 3

0,588

4

Variabel 4

0,574

5

Variabel 5

0,628

6

Variabel 6

0,557

7

Variabel 7

0,552

3.8

Proses Anlasisi faktor II (Ekstraksi)

Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah

Principal Componen

Analysis

(Analisis Komponen Utama). Didalam

Principal Componen Analysis

jumlah varians data dipertimbangkan yaitu diagonal matriks korelasi, setiap

elemennya sebesar satu dan

full variance dipergunakan untuk dasar pembentukan

faktor, yaitu variabel-variabel lama yang jumlahnya lebih sedikit dan tidak

berkorelasi lagi satu samalain, seperti variabel-variebel asli yang memang saling

berkorelasi. Communalities adalah jumlah varians yang disumbangkan oleh suatu

variabel dengan seluruh variabel lainnya dengan analisis.

3.8.1 Communalities

[image:37.595.175.479.85.158.2]

Communalities pada dasarnya adalah jumlah varians dari suatu variabel awal yang

bisa dijelaskan oleh faktor yang ada. Semakin besar

communalities sebuah

variabel, maka semakin erat hubungannya dengan faktor.

Tabel 3.9 Communalities

No

Variabel

Initial

Extraction

1

Variabel 1

1,000

0,747

2

Variabel 2

1,000

0,679

3

Variabel 3

1,000

0,552

4

Variabel 4

1,000

0,582

5

Variabel 5

1,000

0,716

6

Variabel 6

1,000

0,898

7

Variabel 7

1,000

0,578

3.8.2 Total variance Explained

Total Variance Explaned menerangkan nilai persen dari varainsi yang mampu

diterangkan oleh banyaknya faktor yang terbentuk. Nilai ini berdasarkan nilai

eigenvalue.

(38)

41

41

Ada 7 variabel yang dimasukkan dalam analisis faktor, dengan masing-

masing varian memiliki varian 1, maka total varian adalah 7 x 1 = 7. Jika ketujuh

variabel diringkas menjadi 1 faktor, maka varians yang bisa dijelaskan oleh satu

faktor tersebut adalah (lihat kolom Component 1 pada Tabel ):

Jika 7 variabel diekstrak menjadi 2 faktor, maka:

1.

Varian faktor pertama adalah 34,82%

2.

Varian faktor kedua adalah 24,28%

Total kedua faktor akan menjelaskan 34,82% + 24,28% = 59,10% atau

kedua faktor tersebut akan menjelaskan 59,10% dari variabilitas ketujuh yang asli

tersebut.

Sedangkan

eigenvalue manunjukkan kepentingan relatif masing-masing

faktor dalam menghitung varians ketujuh variabel yang dianalisis.

1.

Jumlah angka eigenvalue untuk ketujuh variabel adalah sama dengan total

varian ketujuh variabel atau 2,438 + 1,700 + 0,987 + 0,812 + 0,490 +

0,426 + 0,147 = 7

[image:38.595.131.485.427.677.2]

2.

Susunan

eigenvalue selalu diurutkan dari yang terbesar sampai dengan

yang terkecil, dengan kriteria bahwa angka eigenvalue dibawah 1 tidak

digunakan dalam menghitung faktor yang terbentuk.

Tabel 3.10 Total Variance Explaained

Faktor atau

Komponen

Initial Eigenvalues

Total % of Variance Comulative%

1 2,438 34,821 34,821

2 1,700 24,286 59,108

3 0,987 14,098 73,206

4 0,812 11,605 84,811

5 0,490 6,999 91,810

6 0,426 6,083 97,893

7 0,147 2,107 100,000

(39)

42

42

seharusnya berhenti pada dua faktor saja, maka dalam penelitian ini hanya dua

faktor yang terbentuk.

3.8.3 Scree Plot

[image:39.595.131.507.334.630.2]

Jika Tabel 3.10 Menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan perhitungan

angka, maka

scree plot menunjukkan dengan grafik bahwa pada sumbu X

(component number) faktor 3 sudah dibawah 1 dari sumbu Y (angka

eigenvalue).

Hal ini menunjukkan bahwa 2 faktor adalah paling tepat untuk meringkas ke 7

variabel tersebut.

Gambar 3.1 Scree Plot

Suatu

Scree plot adalah plot dari eigen value melawan banyaknya faktor

yang bertujuan untuk melakukan ekstraksi agar diperoleh jumlah faktor. Scree

plot berupa suatu kurva yang diperoleh dengan memplot

eigen value sebagai

sumbu vertikal dana banyaknya faktor sebagai sumbu horizontal. Bentuk kurva

atau plotnya dipergunakan untuk menentukan banyaknya faktor.

(40)

43

43

Jika tabel total variansi menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat

dengan perthitungan angka, maka

scree plot memperlihatkan hal tersebut dengan

grafik. Terlihat bahwa dari satu ke dua faktor (baris dari sumbu Component 1

ke-2), arah garis cukup menurun tajam. Kemudian dari 2 ke 3 juga menurun. Pada

faktor 3 sudah dibawah angka 1 dari sumbu

eigen value. Hal ini menunjukkan

bahwa ada 2 faktor yang menyebabkan penyakit diabetes mellitus, yang dapat

diekstraksi berdasarkan scree plot.

3.9 Proses Analisis Faktor III (Rotasi)

[image:40.595.196.429.381.528.2]

Hasil ekstraksi faktor awal memberikan informasi bahwa terdapat 2 faktor dari 7

variabel yang dapat diolah dengan variansi kumulatif sebesar 59,19%. Korelasi

antara variabel-variabel dan faktor (Faktor Loading) hasil ekstarksi tersebut dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.11 Faktor Loading

Variabel

Penelitian

Faktor

1

2

0,863

-0,055

-0,174

0,492

-0,231

0,706

0,210

0,576

0,817

0,219

0,947

-0,022

0,024

0,760

[image:40.595.193.432.659.754.2]

Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel-variabel berkorelasi kuat

dengan lebih dari satu faktor, sehingga sulit untuk menginterpretasikan

faktor-faktor tersebut. Dalam hal ini,

faktor loading

perlu dirotasi agar masing-masing

variabel berkorelasi kuat hanya pada satu faktor. Berikut ini adalah

Faktor

Loading setelah dirotasi (Rotated Faktor Loading).

Tabel 3.12 Rotated Factor Loading

Variabel

Penelitian

Faktor

1

2

0,856

-0,122

-0,136

0,504

-0,176

0,722

(41)

44

44

0,832

0,155

0,943

-0,095

0,082

0,756

Faktor Loading hasil rotasi menunjukkan bahwa variabel-variabel

berkorelasi kuat hanya pada satu faktor tertentu, misalnya korelasi antara variabel

X

1

dan faktor 1 sebesar 0,856 (Korelai kuat), sedangkan korelasi dengan faktor 2

sebesar -0,122 (korelasi lemah).

3.10 Proses Analisis Faktor IV (Interpretasi Faktor)

Faktor Pertama

Faktor pertama hasil rotasi faktor didukung oleh 3 variabel. Variabel-variabel

tersebut yang secara berurutan nilai bobotnya adalah X

1

, X

5

, dan X

6

Bobot

[image:41.595.193.429.84.132.2]

masing-masing variabel pendukung faktor pertama tersebut sesuai tabel beriku ini.

Tabel 3.13 Bobot Variabel Pendukung Faktor Pertama

Variabel

Pendukung

Nama Variabel

Bobot

Variabel

X

1

Usia

0,856

X

5

Nilai Kolesterol

0,832

X

6

Genetik / Riwayat keturunan

0,943

Dari tabel diatas variabel X

6

mempunyai bobot terbesar yaitu 0,943.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk faktor pertama cukup

layak diberi nama Faktor Genetika / Riwayat Keturunan.

Faktor Genetika adalah faktor yang paling kuat yang menyebabkan

penyakit diabetes mellitus dengan variansi sebesar 34,82% serta melibatkan 3

variabel.

Faktor Kedua

Faktor kedua hasil rotasi faktor didukung oleh 4 variabel. Bobot masing-masing

variabel pendukung faktor kedua tersebut sesuai tabel berikut:

Tabel 3.14 Bobot Variabel Pendukung Faktor Kedua

[image:41.595.108.519.421.493.2]
(42)

45

45

Variabel

Pendukung

Nama Variabel

Bobot

Variabel

X

2

Jenis Kelamin

0,504

X

3

Obesitas

0,722

X

4

Hipertensi

0,558

X

7

Komplikasi penyakit lain

0,756

Dari tabel diatas, variabel X

7

mempunyai bobot terbesar, yaitu sebesar

0,756. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk faktor kedua

cukup layak diberi nama sebagai Faktor Komplikasi.

(43)

46

46

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.

Terdapat dua Faktor dominan atau utama yang mempengaruhi penyebab

penyakit diabetes mellitus yaitu Genetika/Riwayat keturunan (34,82%)

dan Komplikasi (24,28%). Variabel-variabel yang terlihat/terobservasi

adalah sebagai berikut:

F

1

= 0,856X

1

+ 0,832X

5

+ 0,943X

6

F

2

= 0,504X

2

+ 0,722X

3

+ 0,558X

4

+ 0,756X

7

2.

Dari faktor yang dibentuk terdapat variabel

variabel yang telah

dibakukan yaitu faktor pertama yaitu usia, nilai kolesterol dan Genetik.

faktor kedua yaitu jenis kelamin, obesitas, hipertensi dan komplikasi.

3.

Kedua faktor yang menjadi penyebab diabetes mellitus memberikan

proporsi keragaman kumulatif sebesar 59,10% artinya menurut keluhan

yang dirasakan penderita (responden) dalam penelitian ini yang menjadi

faktor utama penyebab diabetes mellitus di Kota Medan sebesar 59,10%

dan sisanya dapat dipengaruhi faktor-faktor lainnya yang tidak

teridentifikasi oleh model penelitian.

4.2 Saran

1.

Pemeriksaan kadar gula darah secara rutin dapat menjadi alternatif yang

baik bagi warga masyarakat, dengan rutinnya dilakukan pemeriksaan

kadar gula darah dapat menjadi indikator dari keberhasilan pengobatan

penyakit itu sendiri.

2.

Perlu adanya dilakukan penyuluhan tentang penyakit diabetes mellitus,

sehingga

masyarakat

lebih

waspada

dan

mengerti

bagaimana

(44)

47

47

penanganannya sehingga kasus diabetes mellitus tidak berdampak buruk

pada pasien.

3.

Penelitian ini dapat dilanjutkan atau diteruskan dalam bentuk analisis

regresi linier berganda, dengan menambahkan perhitungan factor scores

untuk setiap responden

(45)

10

10

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Diabetes Mellitus

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing

manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai

dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan

sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu

memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh atau bisa disebutkan

sebagai suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah

tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara

kuat. (Segondo, 2004).

Menurut

International Diabetes Federation

(IDF), DM adalah penyakit

kronis yang digambarkan sebagai keadaan kadar glukosa darah yang meningkat

(hiperglikemia) yang berhubungan dengan kematian. Penyakit ini muncul ketika

sel-sel beta di pankreas gagal menghasilkan hormon insulin yang cukup atau

tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkan secara efektif. Seseorang

dapat dikatakan DM bila didiagnosis dengan kriteria diagnostik DM dan

gangguan toleransi glukosa yaitu: kadar glukosa darah sewaktu (plasma vena) ≥

200 mg/dl, kadar glukosa darah puasa (plasma vena) ≥ 126 mg/dl, kadar glukosa

pla

sma ≥ 200 mg/dl pada 2 jam sesudah beban glukosa 75 gram pada Test

Toleransi Glukosa Oral (TTGO).

2.2 Sejarah Diabetes Mellitus

Di Mesir pada tahun 1552 sebelum Masehi telah dikenal suatu penyakit dengan

gejala sering kencing dan dalam jumlah banyak yang disebut poliuria serta

penurunan berat badan yang cepat tanpa disertai rasa nyeri. Kemudian pada tahun

400 sebelum Masehi, penulis India Sushrutha memberi nama penyakit itu

penyakit kencing madu (honey urine disease).

(46)

11

11

Aretaeus pada tahun 250 sesudah Masehi merupakan orang yang pertama

kali memberi nama diabetes yang berarti “mengalir terus” dan mellitus yang

berarti “manis”. Disebut diabetes karena selalu minum dalam jumlah yang banyak

(polidipsia) yang kemudian mengalir terus berupa urine yang banyak (poliuria).

Disebut mellitus karena urine penderita ini mengandung glukosa.

Pada tahun 1921, Frederick Banting dan Charles Best berhasil membuat

ekstrak pankreas yang setelah disuntikkan terbukti dapat menurunkan kadar

glukosa dalam darah. Dengan demikian, jelas bahwa diabetes mellitus (DM)

adalah penyakit menahun (kronis) yang disebabkan karena kekurangan insulin.21

Akhirnya, pada tahun 1945, Frank dan Fuchs mencoba tablet OHO (Obat

Hipoglikemik Oral) pada manusia, yang kemudian temuan OHO ini berkembang

pesat dengan berbagai jenis dan indikasi penggunaannya. (Soegondo, 2004)

2.3 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Data adalah keterangan mengenai sesuatu. Data digunakan untuk menyediakan

informasi bagi suatu penelitian, pengukuran kinerja, dasar pembuatan keputusan

dan menjawab rasa ingin tahu. Jenis-jenis data berdasarkan cara memperolehnya

yaitu:

1.

Data primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, baik dari

individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau pengisian

kuisioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.Biasanya data primer, peneliti

melakukan observasi sendiri baik di lapangan maupun di laboratorium.

2.

Data sekunder

Data sekunder merupakan data primer yang diperoleh oleh pihak lain atau

data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh

pengumpul data primer atau pihak lain yang pada umumnya disajikan

dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. (Sugiarto, dkk, 2001).

(47)

12

12

diperoleh dari rumah sakit. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode

sampling survey dengan menggunakan kuesioner pada sampel yang diambil dari

populasi studi (pasien diabetes mellitus di RSU Dr. Pirngadi Medan). Pada

metode ini, pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada

pasien yang menderita penyakit diabetes mellitus.

Sumber data yang lain diperoleh dengan pemeriksaan fisik berupa tekanan

darah, berat badan dan tinggi badan dll. Tekanan darah, tinggi badan dan berat

badan diperoleh dari pemeriksaan langsung yang dilakukan oleh dokter atau

perawat yang bekerja di RSU Dr. Pirngadi Medan.

2.4 Skala Ukuran Penelitian

Pengumpulan data yang dilakukan dengan kuesioner pada penelitian ini akan

diperoleh jawaban dengan intensitas yang berbeda

beda sesuai dengan

pertanyaan yang diajukan. Untuk dapat menempatkan intensitas data yang

berbeda

beda secara tepat diberikan beberapa tingkatan atau jenjang yang

dikenal dengan skala ukuran. Adapun skala ukuran pada variabel yang akan

diteliti yaitu skala nominal dan ordinal. Pada penelitian skala nominal berada pada

variabel jenis kelamin karena data dengan skala nominal tidak mempunyai

jenjang. Sementara skala ukuran ordinal berada pada variabel usia, faktor

genetika/riwayat keturunan, obesitas, stres, Kolesterol, Hipertensi, komplikasi

penyakit lain dan aktifitas fisik (olahraga). Variabel

variabel tersebut memiliki

jenjang yang bersifat kualitatif.

2.5 Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok orang kejadian, atau benda yang merupakan

kumpulan lengkap dari elemen

elemen sejenis akan tetapi dapat dibedakan

berdasarkan karakteristiknya, yang dijadikan objek penelitian. (Supranto,2010).

Populasi dalam penelitian ini bersifat homogen yaitu populasi yang

unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang sama, sehingga dalam pengambilan

sampel tidak perlu mempersoalkan jumlahnya dengan jenis Populasi tak terbatas

(48)

13

13

yaitu populasi yang tidak diketahui dengan pasti jumlahnya, misalnya jumlah

penduduk disuatu negara dikatakan tidak pasti jumlahnya karena setiap waktu

terus berubah jumlahnya Sehingga yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh pasien rawat jalan yang menderita diabetes mellitus dan sedang

melakukan pengobatan di RSU Dr. pirngadi Medan.

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian

(Supranto, 2010). Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive

sampling yaitu sampel diambil dari semua sampel yang datang dan memenuhi

kriteria pemilihan sampai jumlah sampel terpenuhi dengan jangka waktu

pengambilan sampel tidak pendek untuk mewakili karakteristik populasi.

(Suryano,2008). Penentuan jumlah sampel pada analisis faktor harus memenuhi

paling sedikit empat atau lima kali banyaknya variabel yang dianalisis

(Supranto,2010). Dalam penelitian ini terdapat 9 variabel yang akan dianalisis

sehingga jumlah sampel yaitu 45 orang dianggap mencukupi.

2.6 Analisis Data

2.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrument.Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Dikatakan validitas

apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang di teliti secara tepat

(Arikunto,2010)

Untuk menghitung nilai

pada item pertanyaan dapat dilakukan

dengan rumus:

√{ ∑

}{ ∑

}

Keterangan:

r

xy :

Koefisien Korelasi

(49)

14

14

n

: Jumlah Sampel

Hipotesis untuk signifikansi adalah

H

0

= Variabel tidak valid

H

1

= Variabel valid

Validitas dapat diukur dengan membandingkan r hitung dengan r tabel. Kriteria

penilaian uji validitas adalah :

a.

Apabila r hitung > r tabel (pada taraf signifikansi 5% atau 1%), maka

dapat dikatakan butir pertanyaan tersebut valid.

b.

Apabila r hitung r tabel (pada taraf signifikansi 5% atau 1%), maka dapat

dikatakan butir pertanyaan tersebut tidak valid.

2.6.2 Uji Reliabilitas

Realibilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan.Pengukuran yang memiliki realibilitas

tinggi disebut sebagai pengukuran yang reabel.

Nilai Alpha Cronbach diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

(

)

Keterangan:

: nilai koefisien Cronbach Alpha

: banyaknya variaber penelitian

: jumlah varians variabel penelitian

: varians total

Teknik perhitungan reliabelitas ada beberapa cara, yaitu sebagai berikut:

a.

Teknik Pengukuran Ulang (Testretest)

Teknik ini meminta kepada responden yang sama untuk menjawab

pertanyaan dalam alat pengukuran sebanyak dua kali. Caranya

(50)

15

15

perhitungannya adalah dengan mengkorelasikan jawaban pada wawancara

pertama dengan jawaban pada wawancara kedua.

b.

Teknik Belah Dua

Untuk menggunakan teknik belah dua sebagai cara menghitung reliabilitas

alat pengukur, maka alat pengukur yang disusun harus memiliki cukup

banyak item pertanyaan yang mengukur aspek yang sama.

c.

Teknik Bentuk Paralel

Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan membuat dua jenis alat pengukur

yang mengukur aspek yang sama. Kedua alat ukur tersebut diberikan pada

responden yang sama, kemudian dicari validitasnya untuk masing-masing

jenis.

d.

Internal Consistency Reliability

Internal consistency reliability berisi tentang sejauh mana item-item

instrumen bersifat homogen dan mencerminkan konstruk yang sama sesuai

dengan yang melandasinya.Suatu variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai cronbach alpha > 0,60 atau nilai cronbach alpha > 0,80.

2.7 Transformasi Data Ordinal menjadi

Gambar

Tabel 3.1 Uji Validitas 1
Tabel 3.2 Uji Validitas 2
Tabel 3.4 Hasil Cronback Alpha Reliability Test
Tabel 3.5 Penskalaan Variabel 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

VII/1  Mengidentifikasi dampak negatif dari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi berdasarkan perangkat yang digunakan.  Mengidentifikasi dampak negatif dari

Sisingamangaraja

1.3 Menggunakan menu dan ikon pokok pada perangkat lunak pengolah kata.  VIII/ 1  Cara menggunakan menu dan ikon pada Office

Panitia Pengadaan Barang/ Jasa pada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2013 akan melaksanakan Pelelangan Sederhana dengan

kebahasaan teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait nama hari, bulan, nama waktu dalam hari, waktu dalam

The aim of this study are to analyze the text of female sexuality articles that realized in the women magazines (i.e. vocabulary, grammar, cohesion and text

[r]