commit to user
ii
KONTRIBUSI PAJAK PENERANGAN JALAN TERHADAP
PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN WONOGIRI
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Oleh:
Galih Cendekia Nursewan Putra
NIM F3409035
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Tugas Akhir dengan judul “KONTRIBUSI PAJAK PENERANGAN JALAN
TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN
WONOGIRI” telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan guna
mencapai derajat Ahli Madya Program DIII Perpajakan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Juni 2012
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
commit to user
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji
Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi
tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Perpajakan.
Surakarta, Juni 2012
Tim Penguji Tugas Akhir
1. (………...)
NIP.
Dosen Penguji
2. Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak. (………...)
NRP.
commit to user
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
· “I never said to be like me, I say to be like you and make a difference.”
(Marilyn Manson)
· “Karena dengan berhenti berusaha, maka kita tidak lebih baik dari seorang
pengecut.”
(Bambang Pamungkas-20)
· “A sense of humor is a major defense against minor troubles.”
(Mignon McLaughlin)
Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada :
1. Pembimbing, Dosen dan Staf Pengajar
2. Bapak Ibu tercinta
3. Wulan Naris Ardila terkasih beserta keluarga
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’aalamiin, segala puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Tugas Akhir “KONTRIBUSI PAJAK PENERANGAN
JALAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN
WONOGIRI” dengan baik.
Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat-syarat dalam mencapai
Gelar Ahli Madya pada Program Diploma III Akuntansi Perpajakan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari
bantuan, dorongan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih
kepada :
1. Tuhan YME yang selalu memberikan rahmat serta karunia-Nya.
2. Bapak Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Diploma
III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
serta pembimbing tugas akhir penulis.
3. Bapak Surip, beserta seluruh karyawan yang ada di bidang penetapan,
bidang penagihan, seluruh karyawan DPPKAD Kabupaten Wonogiri, dan
Kesbangpolinmas Kabupaten Wonogiri yang telah memberikan bantuan
dalam penyediaan data yang penulis butuhkan dalam penyusunan tugas
commit to user
vii
4. Bapak dan Bunda tercinta, Agoes Noorsewan dan Asih Pertiwi serta adik
tersayang Galuh Aga Putri yang memberikan kasih sayang yang luar biasa
kepada penulis.
5. Wulan Naris Ardila, yang setiap hari menemani penulis mengerjakan tugas
akhir ini.
6. Bapak Nanung D.J, Ibu Rita Dewanti, Kak Sinta, serta yang selalu
memberikan semangat bagi penulis.
7. Almamater tercinta, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
8. Rekan DIII Perpajakan 2009 serta anak Kost BTR Sporting Gulon, dan
semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa baik isi maupun bentuk penyajian tugas akhir ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang menuju
kearah perbaikan tugas akhir ini akan penulis perhatikan.
Akhir kata, penulis berharap semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi
seluruh pihak yang membutuhkan.
Surakarta, Juli 2012
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN………. xii
BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM DPPKA SURAKARTA ... 1
B. LATAR BELAKANG MASALAH ... 15
C. RUMUSAN MASALAH ... 18
D. TUJUAN PENELITIAN ... 19
E. MANFAAT PENELITIAN ... 19
F. TEKNIK ANALISIS DATA ... 20
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA ... 23
commit to user
ix
2. Fungsi Pajak ... 24
3. Asas Pemungutan ... 25
4. Sistem Pemungutan ... 25
5. Pajak Daerah ... 26
6. Pajak Air Tanah ... 28
7. Pendapatan Asli Daerah ... 30
B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 31
1. Pelaksanaan pemungutan pajak air tanah di DPPKA Surakarta .... 31
2. Kontribusi penerimaan pajak air tanah terhadap pendapatan asli daerah kota Surakarta ... 41
3. Hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pemungutan pajak air tanah ... 44
4. Upaya-upaya yang sudah dilakukan oleh DPPKA Surakarta untuk mengatasi hambatan yang muncul ... 44
commit to user
x
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
II.1. Kontribusi Pajak Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD Kabupaten Wonogiri Tahun Anggaran 2009-2011
II.2. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Kabupaten
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Perda Kabupaten Wonogiri No. 06 Tahun 2011
2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000
3. Peraturan Pemerintah No.65 Tahun 2001
4. Rekapitulasi Laporan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Wonogiri tahun
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Dppkad Kabupaten Wonogiri
1. Sejarah dan Perkembangan DPPKAD Kabupaten Wonogiri
Pada mulanya Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Wonogiri adalah merupakan tiga Satuan Kerja
Perangkat Daerah yaitu Dinas Pendapatan Daerah, Badan Pengelola
Keuangan Daerah dan Bagian Perlengkapan Sekretariat Daerah.
Dengan semakin berkembangnya keadaan dan guna meningkatkan
tugas dari perangkat pelaksanaan pemungut dan penggali sumber-sumber
pendapatan, pengelola keuangan dan asset daerah agar lebih efisien dan
efektif, dan sejalan dengan itu perlu diambil kebijaksanaan penggabungan
satuan kerja perangkat daerah tersebut .
Selain tersebut diatas dengan terbitnya Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, dan
berdasarkan rumpun urusan pemerintahan dalam Peraturan Pemerintah
tersebut, tiga satuan kerja tersebut sejak tahun 2009 digabung menjadi satu
Satuan Kerja Perangkat Daerah yaitu Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah. Dasar hokum pembentukan Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Wonogiri adalah
Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 11 Tahun 2008 tentang
commit to user
2. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi DPPKAD Kabupaten
Wonogiri
Sesuai dengan apa yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Wonogiri Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten Wonogiri, maka Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonogiri mempunyai
kedudukan, tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :
Kedudukan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
sebagai unsur pelaksana otonomi daerah, dipimpin oleh seorang kepala
yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah . Tugas pokoknya melaksanakan urusan
pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan asas tugas
pembantuan.
3. Susunan Organisasi DPPKAD Kabupaten Wonogiri
Susunan Oraganisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah terdiri dari
a. Kepala
b. Sekretariat membawahi ;
1. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan
2. Sub Bagian Keuangan
3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
c. Bidang Pendapatan membawahi ;
commit to user
2. Seksi Retribusi Daerah dan Pendapatan Lain-lain
3. Seksi Dana Perimbangan dan Lapoaran Pendapatan
d. Bidang Anggaran membawahi ;
1. Seksi Anggaran Belanja Langsung
2. Seksi Anggaran Belanja Tidak Langsung
3. Seksi Pembiayaan
e. Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah membawahi ;
1. Seksi Perbendaharaan Belanja Langsung
2. Seksi Perbendaaharaan Belanja Tidak Langsung
3. Seksi Kas Daerah
f. Bidang Akuntansi membawahi ;
1. Seksi Akuntansi dan Pelaporan
2. Seksi Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan
3. Seksi Informasi Keuangan
g. Bidang Aset Daerah membawahi ;
1. Seksi Fasilitasi Pengadaan Aset
2. Seksi Pengelolaan Aset
3. Seksi Pengamanan dan Pemeliharaan Aset
Secara rinci tugas-tugas Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah tersebut dijabarkan dalam Peraturan Bupati Wonogiri
Nomor 109 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Pejabat Struktural Pada
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
commit to user
4. Deskripsi Tugas
a. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan
pemerintah di bidang pendapatan. Uraian tugas seorang kepala dinas
adalah sebagai berikut:
1) Menyusun rencana strategis dan rencana kerja dinas.
2) Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas pada
bawahan.
3) Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan,
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan dinas
sesuai dengan bidang tugas.
4) Menyelenggarakan sistem pengendalian intern pelaksanaan
kegiatan agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan
yang berlaku.
5) Menerapkan standar pelayanan minimal.
6) Menyelenggarakan pengelolaan Kesekretariatan meliputi:
Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan, Keuangan, Umum dan
Kepegawaian.
7) Menyusun kebijakan teknis di bidang pendaftaran, pendataan, dan
dokumentasi.
8) Menyusun kebijakan teknis di bidang penetapan, penagihan,
commit to user
b. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris, sekretaris mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu,
pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan,
evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian sesuai
kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas.
1) Menyusun rencana kerja Sekretariat berdasarkan rencana strategis
dan rencana kerja dinas.
2) Mengkoordinasikan penyusunan rencana strategis dan rencana
kerja dinas.
3) Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada
bawahan.
4) Merumuskan kebijakan teknis, pembinaan dan pengkoordinasian
penyelenggaraan urusan kesekretariatan.
5) Mengelola administrasi perencanaan, evaluasi dan pelaporan.
6) Mengelola administrasi keuangan.
7) Mengelola administrasi umum.
8) Mengelola administrasi kepegawaian.
Sekretariat membawahkan :
1) Subbagian Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan
Kepala Subbagian Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan mempunyai
commit to user
pembinaan,pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara
terpadu di bidangperencanaan, evaluasi, dan pelaporan.
2) Subbagian keuangan
Kepala subbagian keuangan mempunyai tugas melakukan
pengelolaan administrasi keuangan.Seperti melakukan penyusunan
rencana kerja subbagian keuangan berdasarkan rencana kerja
sekretariat, menyiapkan bahan usulan perubahan anggaran dan
perhitungan anggaran.
3) Subbagian Umum dan Kepegawaian
Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas
melakukan pengelolaan administrasi Umum dan Kepegawaian.
Seperti melakukan administrasi surat menyurat dan perjalanan
dinas, mengurus peralatan dan perlengkapan kantor,
pendokumentasian informasi hukum serta kearsipan dan
perpustakaan.
c. Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi
Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi mempunyai tugas
pokok melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang
pendaftaran dan pendataan serta dokumentasi dan pengelolaan data
seperti melaksanakan kegiatan pendataan wajib dan obyek pajak
daerah serta wajib dan obyek retribusi daerah yang dikelola oleh
Dinas, melaksanakan pengelolaan Dokumentasi wajib dan obyek
commit to user
Dinas. Bidang pendaftaran, pendataan dan dokumentasi membawahi
seksi-seksi sebagai berikut:
1) Seksi Pendaftaran dan Pendataan
Kepala Seksi Pendaftaran dan Pendataan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di
bidang pendaftaran dan pendataan meliputi pendaftaran, pendataan,
dan pemeriksaan di lapangan terhadap Wajib Pajak Daerah (WPD)
dan Wajib Retribusi Daerah (WRD).
2) Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data
Kepala seksi Dokumentasi dan Pengolahan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
dokumentasi dan pengolahan data meliputi menghimpun,
mendokumentasi, menganalisa dan mengolah data wajib pajak
daerah dan wajib retribusi daerah.
d. Bidang Penetapan
Bidang Penetapan bertugas melaksanakan penyiapan perumusan
kebijakan teknis di bidang perhitungan dan penerbitan surat ketetapan.
Seperti melaksanakan penetapan pajak dan retribusi daerah,
melaksanakan perhitungan jumlah Surat Pemberitahuan Pajak
Terutang (SPPT) dan jumlah ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) yang penagihannya dilimpahkan kepada daerah berdasarkan
Surat Pemberitahuan Pajak Terutang dan Daftar Himpunan Ketetapan
commit to user
Bidang Penetapan membawahi seksi-seksi sebagai berikut.
1) Seksi Perhitungan
Kepala Seksi Perhitungan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perhitungan, meliputi
perhitungan dan penetapan besarnya pajak dan retribusi daerah.
2) Seksi Penerbitan Surat Ketetapan
Kepala Seksi Penerbitan Surat Ketetapan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
Penerbitan Surat Ketetapan, meliputi menerbitkan Surat Ketetapan
Pajak Daerah (SKPD), Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD),
dan surat-surat ketetapan pajak daerah dan retribusi daerah lainnya.
e. Bidang Penagihan
Kepala Bidang Penagihan mempunyai tugas melakukan perumusan
kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang penagihan dan
keberatan dan pengelolaan penerimaan sumber pendapatan lain.
Seperti melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.Bidang Penagihan
membawahi seksi-seksi sebagai berikut:
1) Seksi Penagihan dan Keberatan
Kepala Seksi penagihan dan keberatan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
commit to user
daerah, retribusi daerah dan sumber pendapatan lainnya serta
melayani permohonan keberatan dan penyelesaiannya.
2) Seksi Pengurangan Pajak Daerah
Kepala Seksi Pengurangan Pajak Daerah mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
pengurangan pajak daerah, meliputi mengumpulkan dan mengolah
data sebab-sebab pengurangan pajak daerah dengan ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku.
f. Bidang Anggaran
Kepala Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok melaksanakan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang
anggaran.Bidang Anggaran terdiri dari dua seksi yang merupakan satu
kesatuan tim kerja.
1) Seksi Anggaran I
Kepala Seksi Anggaran I mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan kebijakan teknis di bidang anggaran I.
2) Seksi Anggaran II
Kepala Seksi Anggaran II mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan kebijakan teknis di bidang anggaran II.
g. Bidang Perbendaharaan
Kepala Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas pokok
commit to user
pelaksanaan di bidang pengelolaan perbendaharaan I dan II. Bidang
Perbendaharaan terdiri dari dua Seksi.
1) Seksi Perbendaharaan I
Kepala Seksi Perbendaharaan I mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
perbendaharaan I, seperti melakukan penyiapan bahan perumusan
penetapan Uang Persediaan (UP) dari semua SKPD, melakukan
penyiapan bahan pembuatan Daftar Gaji Pegawai Negeri Sipil,
melakukan penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D).
2) Seksi Perbendaharaan II
Kepala Seksi Perbendaharaan II mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
perbendaharaan II, seperti melakukan penyiapan bahan perumusan
penetapan Uang Persediaan (UP) dari semua SKPD, melakukan
penyiapan bahan pembuatan Daftar Gaji Pegawai Negeri Sipil,
melakukan penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pencaran
Dana (SP2D).
h. Bidang Akuntansi
Kepala Bidang Akutansi mempunyai tugas pokok melaksanakan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
commit to user
Kota Surakarta secara keseluruhan. Bidang Akuntansi membawahi
seksi-seksi sebagai berikut.
a) Seksi Akuntansi I
Kepala Seksi Akuntansi I mempunyai tugas penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis di bidang akuntansi I, seperti
melakukan penyiapan bahan perumusan laporan arus kas
Pemerintah Kota Surakarta secara keseluruhan.
b) Seksi Akuntansi II
Kepala Seksi Akuntansi II mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan kebijakan teknis di bidang akuntansi II, seperti
melakukan penyiapan bahan perumusan laporan arus kas
Pemerintah Kota Surakarta secara keseluruhan.
i. Bidang Aset
Kepala Bidang Aset mempunyai tugas pokok melaksanakan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
perencanaan aset dan pengelolaan aset, seperti menginventarisasi data
barang milik daerah.Bidang Aset membawahi seksi-seksi sebagai
berikut:
1) Seksi Perencanaan Aset
Kepala Seksi Perencanaan Aset mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
commit to user
2) Seksi Pengelolaan Aset
Kepala Seksi Pengelolaan Aset mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
pengelolaan aset, seperti melakukan pengawasan barang milik
daerah.
j. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
UPTD bertugas untuk memungut dan mengelola Pajak Retribusi
Daerah Kota Surakarta.
k. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok ini bertugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas
pada Cabang Dinas di Kecamatan.
5. Visi
Terwujudnya peningkatan pendapatan daerah, pengelolaan keuangan
dan aset daerah secara proporsional dan profesional.
6. Misi
a. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme aparatur pengelola
pendapatan, keuangan dan aset daerah
b. Meningkatkan dan mengoptimalkan pemungutan sumber - sumber
pendapatan daerah
c. Meningkatkan kualitas pengendalian dan akuntabilitas peengelolaan
keuangan dan aset daerah
commit to user
e. Meningkatkan kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
B. Latar Belakang Masalah
Pajak merupakan sumber utama penerimaan Pemerintah Republik
Indonesia disamping sektor migas dan ekspor barang-barang non migas.
Sebagai salah satu penerimaan Pemerintah, Pajak dapat dipergunakan untuk
membiayai kegiatan pemerintah (budgeter), maupun untuk meningkatkan
kegiatan masyarakat. Alokasi pajak untuk pembangunan prasarana dan
perbaikan kualitas sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap
kegiatan ekonomi masyarakat.
Prinsip otonomi yang nyata dan bertanggung jawab bagi pemerintah
daerah pada dasarnya adalah untuk membantu pemerintah pusat dalam
menyelenggarakan pemerintahan. Untuk dapat melakukan tujuan dari prinsip
tersebut, maka kepala daerah diberikan wewenang untuk melaksanakan
berbagai urusan pemerintahan sebagai urusan rumah tangganya sendiri.
Sebagai daerah otonomi, daerah mempunyai kewenangan untuk
menyelenggarakan pemerintahannya sendiri dan bertanggung jawab atas
kepentingan masyarakatnya berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan. Salah
satu tolak ukur finansial yang dapat digunakan untuk melihat kesiapan daerah
dalam menjalankan prinsip otonomi daerah adalah dengan melihat besarnya
commit to user
Karena diberlakukannya otonomi daerah sejak tahun 2000, pemerintah
pusat mewajibkan setiap daerah untuk menggali potensi pendapatan yang bisa
digunakan sebagai pendapatan asli daerah tersebut. Tidak terkecuali dengan
Kabupaten Wonogiri juga dituntut oleh pemerintah pusat untuk menggali
potensi pendapatan di daerahnya sendiri yang dapat digunakan untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Pendapatan asli daerah merupakan sumber dana yang penting bagi
pemerintah daerah untuk membiayai rumah tangga pemerintahan yang
ditujukan untuk memajukan daerah khususnya bagi Kabupaten Wonogiri.
Salah satu jenis pajak daerah yang kontribusinya terhadap Pendapatan
Asli Daerah (PAD) Kabupaten Wonogiri relatif tinggi yaitu Pajak Penerangan
Jalan. Penerimaan pemungutan Pajak Penerangan Jalan selalu melebihi target
yang telah ditetapkan di setiap tahunnya.
Pajak penerangan jalan adalah pungutan daerah atas penggunaan
tenaga listrik. Saat ini banyak kegiatan industry dan non industry
menggunakan tenaga listrik yang diharapkan dapat meningkatkan penerimaan
pajak penerangan jalan yang nantinya akan bisa meningkatkan juga
pendapatan asli daerah. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik
untuk membahas “Kontribusi Pajak Penerangan Jalan Terhadap
commit to user
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan bahwa
yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar kontribusi pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli
daerah Kabupaten Wonogiri.
2. Bagaimana perbandingan antara realisasi dan target penerimaan pajak
penerangan jalan Kabupaten Wonogiri selama tiga tahun (2009-2011)
3. Seberapa besar kenaikan atau Penurunan Penerimaan Pajak Penerangan
Jalan Kabupaten Wonogiri selama tiga tahun anggaran (2009-2011).
4. Hambatan-hambatan apa saja yang muncul dalam pemungutan pajak
penerangan jalan di Kabupaten Wonogiri.
5. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh pihak DPPKAD Kabupaten
Wonogiri.
D. Tujuan
1. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pajak penerangan jalan
terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Wonogiri
2. Untuk mengetahui perbandingan antara realisasi dan target penerimaan
pajak penerangan jalan Kabupaten Wonogiri selama tiga tahun
(2009-2011).
3. Untuk mengetahui seberapa besar kenaikan atau penurunan yang terjadi
pada realisasi penerimaan pajak penerangan jalan selama tiga tahun
commit to user
4. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses
pemungutan pajak penerangan jalan di Kabupaten Wonogiri.
5. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan pihak DPPKAD
Kabupaten Wonogiri untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi.
E. Manfaat
1. Bagi Instansi:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
sumbangan pikiran untuk lebih meningkatkan kinerja dalam rangka usaha
peningkatan penerimaan dari sektor pajak daerah, khususnya pajak
penerangan jalan.
2. Bagi Penulis:
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan dapat menerapkan
ilmu perpajakan yang diperoleh dari perkuliahan ke dalam kenyataan
sesungguhnya serta sebagai sarana kegiatan penelitian di bidang
perpajakan.
3. Bagi Pembaca:
Sebagai bahan acuan untuk membuat penelitian dimasa mendatang.
F. Teknik Analisis Data
1. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah Pajak Penerangan Jalan Kabupaten Wonogiri.
commit to user
Data yang diambil penulis untuk penelitian ini adalah:
a. Gambaran umum DPPKAD Kabupaten Wonogiri
b. Rekapitulasi laporan realisasi pendapatan daerah Kabupaten Wonogiri
3. Metode Pengumpulan Data
a. Studi Kepustakaan
Pengumpulan data dan informasi dengan cara menelaah buku-buku
literatur, peraturan perundangan-undangan perpajakan, keputusan dan
surat edaran di bidang perpajakan, serta literatur lain yang berkaitan
dengan penyusunan Tugas Akhir ini.
b. Studi Lapangan, meliputi:
1) Observasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara melakukan
penelitian langsung terhadap obyek yang diteliti.
2) Interview, yaitu mengumpulkan data dengan melakukan tanya
jawab secara langsung dengan pihak terkait.
3) Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara mencari data,
laporan, atau tulisan dari DPPKAD Kabupaten Wonogiri.
4. Metode Analisis Data
a. Analisis Kualitatif, yaitu proses analisis data yang tidak dinyatakan
dalam bentuk angka atau tidak menggunakan rumus-rumus statistik.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan
commit to user
b. Analisis Kuantitatif, yaitu proses analisis data yang menggunakan
angka atau rumus. Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya
commit to user
Pajak merupakan salah satu perwujudan atas kewajiban kenegaraan
dan partisipasi anggota masyarakat dengan melakukan iuran masyarakat
kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)
tanpa mendapat kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukan dan
digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Berikut ini definisi pajak yang dikemukakan para ahli :
Menurut Sommerfield Ray M., Anderson Herschel M., dan Brock
Horace R, pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke
sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib
dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan terlebih dahulu, tanpa
mendapat imbalan langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat
melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.
Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro S.H., pajak adalah iuran
rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang dengan tiada
mendapat jasa imbal yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut dikoreksinya
sebagai berikut : Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada
commit to user
untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai
public investment.
Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani, pajak adalah iuran masyarakat
kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang)
dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan
yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
berhubung tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Selain itu pemahaman pajak dari kacamata hukum menurut
Soemitro adalah suatu perikatan yang timbul karena adanya
undang-undang yang menyebabkan timbulnya kewajiban warga negara, negara
mempunyai kekuatan untuk penyelenggaraan pemerintahan. Dari
pendekatan hukum ini memperlihatkan bahwa pajak yang dipungut harus
berdasarkan undang-undang sehingga menjamin adanya kepastian hukum,
baik fiskus sebagai pengumpul pajak maupun wajib pajak sebagai
pembayar pajak.
2. Fungsi Pajak
Ada dua fungsi pajak, yaitu:
a. Budgetair
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya.
commit to user
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
3. Sistem Pemungutan
a. Official Assessment System
Official Assessment System adalah suatu sistem pemungutan yang
memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
Ciri-cirinya:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
fiskus,
2) Wajib Pajak bersifat pasif,
3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh
fiskus.
b. Self Assessment System
Self Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri
besarnya pajak yang terutang.
Ciri-cirinya:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
Wajib Pajak sendiri,
2) Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang,
commit to user
c. With Holding System
With Holding System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan
Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak
yang terutang oleh Wajib Pajak.
Ciri-cirinya: wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada
pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan Wajib Pajak.
4. Asas Pemungutan
a. Asas Domisili (Asal Tempat Tinggal)
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib
Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang
berasal dari dalam maupun luar negeri.Asas ini berlaku untuk Wajib
Pajak dalam negeri.
b. Asas Sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di
wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.
c. Asas Kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu
negara.Misalnya pajak bangsa asing di Indonesia dikenakan pada
setiap orang yang bukan berkebangsaan Indonesia yang bertempat
tinggal di Indonesia.Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Luar Negeri.
5. Dasar Hukum Pajak Penerangan Jalan
commit to user
6. Obyek dan Subyek Pajak Penerangan Jalan
Obyek pajak penerangan jalan adalah setiap penggunaan tenaga listrik baik
berasal dari PLN maupun bukan dari PLN. Beberapa obyek yang menjadi
pengecualian pajak penerangan jalan, meliputi:
a. Penggunaan tenaga listrik oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah
b. Penggunaan tenaga listrik pada tempat-tempat yang di Pusat dan
Pemerintah Daerah yang digunakan oleh Kedutaan. Konsulat,
Perwakilan Asing dan Lembaga-lembaga Internasional dengan asas
timbale balik sebagaimana berlaku untuk pajak Negara.
c. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari bukan PLN dengan
kapasitas tertentu yang tidak memerlukan izin dari instansi teknis
terkait.
d. Penggunaan tenaga listrik yang khusus digunakan sebagai tempat
ibadah.
Subyek pajak penerangan jalan adalah oranf pribadi atau badan yang
menggunakan tenaga listrik. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan
yang menjadi pelanggan listrik dan atau penggunaan tenaga listrik.
7. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Penerangan Jalan
Dasar pengenaan pajak penerangan jalan adalah nilai jual tenaga listrik.
commit to user
a. Dalam hal tenaga listrik yang berasal dari PLN dan bukan PLN dengan
pembayaran, nilai jual tenaga listri adalah besarnya tagihan biaya
penggunaan listrik atau rekening listrik.
b. Dalam hal tenaga listrik yang berasal dari PLN dan bukan PLN dengan
tidak dipungut pembayaran, nilai jual tenaga listrik dihitung
berdasarkan kapasitas dan penggunaan atau taksiran penggunaan listrik
serta harga satuan listrik yang berlaku di Kabupaten Wonogiri.
c. Khusus untuk kegiatan industrim pertambangan minyak bumi dan gas
alam, nilai jual tenaga listrik ditetapkan sebesar tiga puluh persen.
d. Harga satuan listrik adalah sama dengan harga satuan listrik dari PLN.
Tarif pajak penerangan jalan ditetapkan sebagai berikut:
a. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari PLN, bukan untuk industri
sebesar 9% (sembilan persen).
b. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari PLN, untuk industry
sebesar 4% (empat persen).
c. Penggunaan tenaga listrik yang bukan berasal dari PLN, bukan untuk
industri sebesar 6% (enam persen).
d. Penggunaan tenaga listrik yang bukan berasal dari PLN, untuk industri
sebesar 2% (dua persen).
8. Penerangan Jalan Umum
Penerangan Jalan Umum diolah oleh Pemerintah Daerah atau Pemerintah
Kabupaten, bertanggung jawab atas segala perawatan seluruh sarana dan
commit to user
jawab sebagai pemasok listrik Penerangan Jalan Umum. Di samping itu
tugas PLN juga memungut pajak penerangan jalan dan kemudian
disetorkan kepada pihak kantor kas Pemerintah Kabupaten, seperti yang
sudah tertuang dalam perjanjian antara PLN dengan pihak Pemerintah
Kabupaten terkait. Jika dilakukan pengajuan Penerangan Jalan Umum
maka ditujukan kepada Pemerintah Kabupaten atau Pemerintah Daerah,
karena tugas kedua pihak tersebut mengelola Penerangan Jalan Umum
meliputi:
a. Mengadakan bahan material Penerangan Jalan Umum, sebagai contoh
bola lampu, tiang, dan jaringan.
b. Pengurusan sambungan listrik ke PLN.
c. Memelihara, dan bertanggung jawab atas Penerangan Jalan Umum
yang terpasang.
Pemerintah Kabupaten berkewajiban membayar seluruh rekening
Penerangan Jalan Umum kepada PLN. Untuk pengembang perumahan
mengajukan Penerangan Jalan Umum bagi perumahan sekitarnya dengan
syarat:
a. Mengajukan permohonan Penerangan Jalan Umum kepada PLN
b. Menyertakan penanggung jawab atau direktur pengembang perumahan
atau yang diberi kuasa.
c. Menyertakan sketsa jalan yang akan dipasang Penerangan Jalan
commit to user
Ada dua kategori tanggung jawab dalam pengelolaan Penerangan Jalan
Umum:
a. Beban yang ditanggung melalui swadaya masyarakat.
1) Biaya pembangunan jaringan, instalasi listrik, peralatan,
pemeliharaan, dan pembayaran rekening listrik bulanan ditanggung
oleh warga masyarakat sendiri, untuk kategori pertanggung
jawaban ini warga masyarakat melalui ketua kelompok atau warga
yang ditunjuk dapat mengajukan permintaan aliran listrik kepada
PLN terdekat, dan akan diproses sesuai ketentuan atau prosedur
yang sama dalam melayani calon pelanggan umum.
2) Membayar biaya pembangunan sesuai dengan Tarif Dasar Listrik
yang berlaku.
3) Pemasangan Instalasi Penerangan Jalan Umum dilakukan oleh
BTL yang sah dan terdaftar dari PLN terkait.
b. Beban ditanggung oleh Pemerintah Daerah
1) Biaya pembangunan jaringan, instalasi listrik, peralatan,
pemeliharaan, dan pembayaran rekening listrik bulanan ditanggung
oleh Pemerinah Daerah setempat, Untuk kategori ini warga
masyarakat harus mengajukan permintaan Penerangan Jalan
Umum kepada Pemerintah Daerah setempat (Pemerintah Kota /
Kabupaten).
2) Membayar biaya pembangunan sesuai dengan Tarif Dasar Listrik
commit to user
3) Pemasangan Instalasi Penerangan Jalan Umum dilakukan oleh
BTL yang sah dan terdaftar dari PLN terkait.
Penyambungan Penerangan Jalan Umum yang tidak melalui prosedur
diatas makan sambungan Penerangan Jalan Umum tersebut ilegal, dan sangat
membahayakan kepentingan umum, serta merugikan Negara.
B. Analisis dan Pembahasan
Berdasarkan pelaksanaan otonomi daerah yang bertujuan untuk
meningkatkan daya guna penyelenggaraan pemerintah daerah terutama dalam
pelaksanaan pembangunan diharapkan Kabupaten Wonogiri dapat menggali
mengembangkan potensi-potensi yang ada di wilayahnya. Berikut ini
1. Kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Wonogiri:
Rumus yang digunakan dalam menghitung kontribusi pajak air tanah
terhadap pendapatan asli daerah:
commit to user Tabel II.1
Kontribusi Pajak Penerangan Jalan
Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Wonogiri Tahun Anggaran 2009-2011
2009 6.000.000.000 7.586.923.375 57.092.965.233,50 7.586.923.375 0,13
2010 7.000.000.000 8.530.502.215 64.718.361.873 8.530.502.215 0,13
2011 7.500.000.000 8.448.548.302 77.335.927.384 8.448.548.302 0,10
Jumlah 21.500.000.000 24.565.973.89
2 199.147.254.490,50 24.565.973.892 0,33
Prosentase kontribusi pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli
daerah kabupaten Wonogiri tahun 2009
x 100 %
x 100% = 0,13 %
Prosentase kontribusi pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli
daerah kabupaten Wonogiri tahun 2010
x 100 %
x 100% = 0,13 %
Prosentase kontribusi pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli
commit to user
x 100 %
x 100% = 0,10 %
Kontribusi pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli daerah kabupaten Wonogiri dari tahun 2009 dengan Realisasi Pajak Penerangan Jalan sebesar Rp. 7.586.923.375 dan Pendapatan asli daerah sebesar Rp. 57.092.965.233,50 maka dapat diperoleh prosentase kontribusi Pajak Penerangan Jalan sebesar 0,13%, lalu pada tahun 2010 Kabupaten Wonogiri memperoleh realisasi Pajak Penerangan Jalan sebesar Rp. 8.530.502.215,00 dan pendapatan asli daerah sebesar Rp. 64.718.361.873,00 diperoleh prosentase kontribusinya sebesar 0,13% sama seperti pada tahun 2009, sampai pada tahun 2011 Kabupaten Wonogiri yang memperoleh Realisasi Pajak penerangan Jalan sebesar Rp. 8.448.548.302,00 dan pendapatan asli daerah sebesar Rp. 77.335.927.384,00 prosentase kontribusi Pajak Penerangan Jalan mengalami penurunan 0,03% menjadi sebesar 0,10%.
commit to user
2. Perbandingan antara realisasi dan target penerimaan pajak
penerangan jalan Kabupaten Wonogiri selama tiga tahun (2009-2011)
Tabel II.2
Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Kabupaten Wonogiri
Tahun Anggaran 2009-2011
Tahun Target Realisasi Pajak
Penerangan Jalan Efektivitas
2009 6.000.000.000 7.586.923.375 126,44%
2010 7.000.000.000 8.530.502.215 121,86%
2011 7.500.000.000 8.448.548.302 112,64%
Prosentase capaian penerimaan pajak penerangan jalan kabupaten Wonogiri tahun 2009.
x 100 %
x 100% = 126,44%
Prosentase capaian penerimaan pajak penerangan jalan kabupaten Wonogiri tahun 2010
x 100 %
x 100% = 121,86%
commit to user
x 100 %
x 100% = 112,64%
Dari penghitungan diatas, prosentase laju pertumbuhan pajak
penerangan jalan di Kabupaten Wonogiri selama 3 (tiga) tahun yaitu, pada
tahun 2009 prosentasenya adalah sebesar 126,44%, pada tahun 2010
prosentasenya sebesar 121,86% sedangkan pada tahun 2011 prosentase
capaian pajak penerangan jalan sebesar 112,64%.
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa pencapaian pajak
penerangan jalan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 mengalami
penurunan, tetapi dari tiga tahun anggaran tersebut realisasi pajak
peneranganan jalan di Kabupaten Wonogiri selalu melebihi target realisasi
yang ditentukan, pada tahun 2009 melebihi sebesar Rp. 1.586.923.375,00
pada tahun 2010 melebihi target sebesar Rp. 1.530.502.215,00 sedangkan
pada tahun 2011 realisasi pajak penerangan jalan Kabupaten Wonogiri
melebihi target sebesar Rp. 948.548.302,00.
3. Kenaikan atau Penurunan Penerimaan Pajak Penerangan Jalan
Kabupaten Wonogiri selama tiga tahun anggaran (2009-2011)
Tabel II.3
Kenaikan atau Penurunan Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Kabupaten Wonogiri
Tahun Anggaran 2009-2011
Tahun Realisasi Pajak
Penerangan Jalan
Jumlah Kenaikan (+)
atau Penurunan (-) Prosentase
commit to user
2010 8.530.502.215 943.578.840 1.12%
2011 8.448.549.302 -81.952.913 0.98%
Perbandingan kenaikan atau penurunan Pajak Penerangan Jalan tersebut
dapat diperoleh dari perhitungan (Pi/Po x 100%).
Pi : Tahun Pembanding
Po : Tahun Dasar
Hasil dari perhitungan diatas yaitu terjadi kenaikan dari tahun 2009 ke
2010 sebesar Rp 943.578.840,00 atau diprosentasekan sebesar 1,12%,
pada tahun 2011 jika dibandingkan hasil realisasi penerimaan pajak
penerangan jalan tahun 2010 terjadi penurunan sebesar Rp 81.952.913,00
atau diprosentasikan menurun 0.98%.
4. Hambatan-hambatan yang terjadi dalam pemungutan pajak
penerangan jalan adalah sebagai berikut :
a. Adanya pemasangan penerangan jalan umum yang tidak sah atau
illegal sehingga tidak ada kejelasan wajib pajak yang bertanggung
jawab atas pemungutan pajak penerangan jalan tersebut.
b. Kurangnya pendataan yang masuk ke pihak DPPKAD, sehingga pihak
DPPKAD tidak mengetahui secara pasti jumlah wajib pajak yang
membayar pajak penerangan jalan tersebut.
5. Upaya-upaya yang dilakukan pihak DPPKAD Kabupaten Wonogiri
untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi, antara lain:
a. Melakukan survey atau pendataan ulang terhadap penerangan jalan
commit to user
b. Meningkatkan kerjasama antara pihak DPPKAD Kabupaten Wonogiri
dengan PLN Kabupaten Wonogiri tentang jumlah data-data wajib
commit to user
34
BAB III
TEMUAN
Dari kegiatan penelitian yang telah dilakukan penulis di DPPKA Surakarta
mengenai kontribusi penerimaan pajak air tanah di Surakarta, maka penulis dapat
menyimpulkan kelebihan dan kelemahan yang ditemukan terkait dengan hal
tersebut. Adapun kelebihan dan kelemahan yang ditemukan penulis yaitu :
A. Kelebihan
1. Adanya kerjasama yang baik, dilakukan oleh pihak DPPKAD Kabupaten
Wonogiri dengan pihak PLN Kabupaten Wonogiri dalam pemungutan
pajak penerangan jalan. Hal tersebut sangat mendukung pajak penerangan
jalan sebagai pajak daerah yang prosperktif bagi daerah.
2. Pajak penerangan jalan di Kabupaten Wonogiri telah melebihi target
anggaran yang ditetapkan setiap tahunnya.
3. Pajak penerangan jalan di Kabupaten Wonogiri menjadi pajak daerah yang
terbesar penerimaannya dibandingkan dengan sektor pajak daerah lainnya.
4. Pelaksanaan pemungutan pajak penerangan jalan di DPPKAD Kabupaten
Wonogiri sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2011.
B. Kelemahan
1. Pajak penerangan jalan masih perlu ditingkatkan, sebab masih ada
penggunaan listrik tanpa ijin maka perlu adanya penertiban pemasangan
commit to user
lampu penerangan jalan umum tanpa meteran PLN yang sah atau tanpa
seijin Pemkab/pemda sehingga meyebabkan adanya tagihan listrik tidak
terbayar).
2. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang pajak penerangan jalan
sehingga masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa pajak
penerangan jalan adalah sebuah beban.
3. Kerjasama antara PLN dengan pihak DPPKAD Kabupaten Wonogiri perlu
ditingkatkan kembali, untuk koordinasi masalah kelengkapan data-data
pelanggan, karena pihak DPPKAD tidak mengetahui secara lengkap
commit to user
36
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Kontribusi penerimaan pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli
daerah di Kabupaten Wonogiri mengalami penurunan dari tahun 2009 dan
2010 yang besarnya sama yaitu sebesar 0,13% sedangkan di tahun 2011
sebesar 0,10%. Karena adanya penggunaan-penggunaan tenaga listrik
yang illegal, sehingga dapat merugikan pemerintah daerah dan juga sulit
untuk ditelusuri pajaknya secara adil.
2. Realisasi penerimaan pajak penerangan jalan selama tahun anggaran
2009-2011 belum mencapai target yang telah ditetapkan. Prosentase capaian
penerimaan pajak air tanah pada tahun 2009 sebesar 126,44%. Mengalami
penurunan sebesar 121,86% pada tahun 2010, kemudian juga mengalami
penurunan di tahun 2011 sebesar 112,64%.
3. Realisasi dan kontribusi yang dicapai dalam pemungutan pajak
penerangan jalan di DPPKAD Kabupaten Wonogiri masih belum optimal
karena pemungutan pajak penerangan jalan masih memiliki
commit to user
B. Saran
1. Sosialisasi kepada masyarakat masih perlu dilakukan pihak DPPKAD
Kabupaten Wonogiri karena pajak penerangan jalan masih perlu
ditingkatkan dalam kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah.
2. Perlunya penertiban dan pengawasan dari PLN Kabupaten Wonogiri juga
dari pihak DPPKAD Kabupaten Wonogiri tentang masalah pemasangan
penerangan jalan umum yang illegal, karena selain dapat membahayakan
masyarakat sendiri juga menyebabkan ketidakjelasan Wajib Pajak yang
commit to user
38
DAFTAR PUSTAKA
Halim., Abdul. 2001. Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta : STIE YKPN
Ilyas dan Waluyo. 2002. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
Mardiasmo. 2004. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi
Pedoman Penulisan Tugas Akhir. 2012. Surakarta: Program DIII Perpajakan Fakultas Ekonomi UNS.
Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri No. 06 Tahun 2011 dan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000
Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001
Setyaningsih, Titik, 2012. Pedoman Penulisan Tugas Akhir dan Magang Kerja, Program Studi Diploma III Perpajakan, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Soemarso, SR. 2007. Perpajakan Pendekatan Komprehensif. Jakarta : Salemba Empat
Suandy, Erly. 2005. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
Valentina dan Aji Suryo. 2003. Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Waluyo, 2007. Perpajakan Indonesia. Jakarta : Salemba Empat
commit to user