PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATERI SISTEM PERNAPASAN PADA SISWA KELAS XI IPA SMAK ST.
DARIUS LARANTUKA TAHUN AJARAN 2015/2016
ABSTRAK Angela Marici K. Bahi
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan rendahnya minat belajar dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK St. Darius Larantuka terhadap pelajaran biologi, hal ini terjadi karena model pembelajaran yang digunakan masih ceramah yang disertai dengan tanya jawab. Penelitian ini bertujuan mengetahui minat belajar dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK St. Darius Larantuka melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi sistem pernapasan manusia.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan minat dan hasil belajar siswa. Peresentase minat siswa pada kategori sangat tinggi sebesar 85% dan kategori tinggi 15%. Untuk nilai rata-rata hasil belajar kognitif yang diperoleh sebesar 26,7, dengan peresentase ketuntasan kelas sebesar 0%. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 40,9, dengan peresentase ketuntasan sebesar 10%. Untuk peresentase hasil belajar ranah afektif pada siklus I kategori sedang sebesar 10% dan 90% pada kategori tinggi, sedangkan pada siklus II peresentase yang diperoleh pada kategori tinggi sebesar 100%.
Kesimpulan yang diperoleh adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pelajaran biologi materi sistem pernapasan pada manusia meningkatkan minat belajar siswa kelas XI IPA SMAK St. Darius Larantuka, sedangkan hasil belajar siswa belum sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Kata Kunci :
THE IMPLEMENTATION OF JIGSAW’S METHOD TO IMPROVE STUDENT’S INTERESTS AND STUDENT’S PERFORMANCE ON HUMAN
RESPIRATORY SYSTEM THEME ON GRADE XI SCIENCE OF SENIOR HIGH SCHOOL ST. DARIUS LARANTUKA 2015/2016
ABSTRACT
Angela Marici K. Bahi
This research is conducted because of the lack of interest and performance in learning biology on XI grade of Senior high School St. Darius Larantuka. It is caused by the use of the old style of teaching which is lecture and followed by question and answer. This research aims to find out students interest and performance through cooperative learning of Jigsaw type in human respiratory systems theme on grade XI Senior High School of St. Darius Larantuka.
The result of this research showsed the improvement of student’s interest and student’s performance. The presentation of student’s interests in very high category was 85%, and high category was 15%. Therefore, the mean of students cognitive performance is 26,7 with the presentation of class achievement 0%. Meanwhile, in cycle II, the mean is 40,9 with class achievement is 10%. For the performance of affective learning on cycle I with is 10% and 90% in high category, in cycle II, the presentation on high category is 100%.
In conclusion, the implementation of cooperative learning of Jigsaw’s type in biology subject with human respiratory system theme, improves student’s interest. However, student;s performance is not as expected yet.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATERI SISTEM PERNAPASAN PADA SISWA KELAS XI IPA SMAK
ST. DARIUS LARANTUKA TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
Angela Marici K. Bahi
121434030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
PERSEMBAHAN
Ku Persembahkan Karya ini Untuk :
Tuhan Yang Maha Esa yang telah mendapingi dalam setiap langkah dan
usahaku
Kedua Orang Tua yang selalu memberikan rasa cinta, semangat dan doa
Keluarga dan saudari yang terus mendukung dan mendoakan
Dosen pembimbing Dra. Maslichah Asy’ari. M.Pd.
MOTTO
Perubahan Tidak Akan Pernah Terjadi Jika Kita Terus Menunggu
Waktu Atau orang Yang Tepat. Kita Adalah Perubahan Itu Sendiri.
(Barack Obama)
Tanpa Keyakinan Kuat, Seseorang Akan Selalu Gagal.” (Malcolm X)
Tidak Ada Lain Kali: Sekarang Atau Tidak Sama Sekali.” (Celestine Hua)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATERI SISTEM PERNAPASAN PADA SISWA KELAS XI IPA SMAK
ST. DARIUS LARANTUKA TAHUN AJARAN 2015/2016
Angela Marici K. Bahi Universitas Sanata Dharma
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan rendahnya minat belajar dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK St. Darius Larantuka terhadap pelajaran biologi, hal ini terjadi karena model pembelajaran yang digunakan masih ceramah yang disertai dengan tanya jawab. Penelitian ini bertujuan mengetahui minat belajar dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK St. Darius Larantuka melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi sistem pernapasan manusia.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan minat dan hasil belajar siswa. Peresentase minat siswa pada kategori sangat tinggi sebesar 85% dan kategori tinggi 15%. Untuk nilai rata-rata hasil belajar kognitif yang diperoleh sebesar 26,7, dengan peresentase ketuntasan kelas sebesar 0%. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 40,9, dengan peresentase ketuntasan sebesar 10%. Untuk peresentase hasil belajar ranah afektif pada siklus I kategori sedang sebesar 10% dan 90% pada kategori tinggi, sedangkan pada siklus II peresentase yang diperoleh pada kategori tinggi sebesar 100%.
Kesimpulan yang diperoleh adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pelajaran biologi materi sistem pernapasan pada manusia meningkatkan minat belajar siswa kelas XI IPA SMAK St. Darius Larantuka, sedangkan hasil belajar siswa belum sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Kata Kunci :
THE IMPLEMENTATION OF JIGSAW’S METHOD TO IMPROVE STUDENT’S INTERESTS AND STUDENT’S PERFORMANCE ON HUMAN
RESPIRATORY SYSTEM THEME ON GRADE XI SCIENCE OF SENIOR HIGH SCHOOL ST. DARIUS LARANTUKA 2015/2016
Angela Marici K. Bahi Sanata Dharma University
ABSTRACT
This research is conducted because of the lack of interest and performance in learning biology on XI grade of Senior high School St. Darius Larantuka. It is caused by the use of the old style of teaching which is lecture and followed by question and answer. This research aims to find out students interest and performance through cooperative learning of Jigsaw type in human respiratory systems theme on grade XI Senior High School of St. Darius Larantuka.
The result of this research showsed the improvement of student’s interest and student’s performance. The presentation of student’s interests in very high category was 85%, and high category was 15%. Therefore, the mean of students cognitive performance is 26,7 with the presentation of class achievement 0%. Meanwhile, in cycle II, the mean is 40,9 with class achievement is 10%. For the performance of affective learning on cycle I with is 10% and 90% in high category, in cycle II, the presentation on high category is 100%.
In conclusion, the implementation of cooperative learning of Jigsaw’s type in biology subject with human respiratory system theme, improves student’s’ interest. However, student’s performance is not as expected yet.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw sebagai Upaya Meningkatka Minat dan Hasil Belajar Biologi Materi Sistem Pernapasan pada Siswa Kelas XI IPA SMAK St. Darius Larantuka Ajaran 205/2016” ini.
Skripsi ini diselesaikan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan Biologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa selama menyelesaikan
skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan peran serta pihak-pihak
yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu penulis mengucapkan trimakasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan perlindungan dan
berkat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
2. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pengetahuan Universitas Sanata Dharma
3. Bapak Drs. A. Tri Priantoro, M. For. Sc selaku Ketua Prodi Pendidikan
Biologi
4. Ibu Drs Maslichah Asy’ari, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah
memberi bimbingan dan arahan dalam rangka penyelesaian skripsi ini
5. Rm. Antonius L. Diaz Yanto, Pr, selaku kepala sekolah SMAK St. Darius
Larantuka yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian di SMAK St. Darius Larantuka.
6. Bapak Caesar Lamahoda S.Pd selaku guru mata pelajaran biologi SMAK
St. Darius Larantuka yang telah membantu menberikan pengarahan kepada
penulis dan sebagai observer selama penulis melakukan penelitian.
7. Siswa-siswi kelas XI IPA SMAK St. Darius Larantuka tahun ajaran
2015/2016 atas kebersamaan selama proses penelitian.
8. Mama Veronika Uba Rebon S.Pd.SD tercinta atas doa, dukungan,
9. Kedua saudariku (kakak Eni dan adik Nia) dan semua keluarga besar yang
selalu memberi dukungan dan doa.
10.Sahabat-sahabat terdekatku Citra, Anna, Diana, Arli, Suster Lady dan Rein
yang selalu memberi semangat dan dukungan.
11.Teman-teman Program Studi Pendidikan Biologi angkatan 2012
Universitas Sanata Dharma atas kebersamaannya selama ini.
12.Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, saran dan pendapat yang dapat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis
pada khususnya.
Yogyakarta, 26 Agustus 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Permasalahan ... 1
B.Rumusan Masalah... 4
C.Batasan Masalah ... 4
D.Tujuan Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.Belajar dan Pembelajaran ... 8
B.Hasil Belajar ... 9
1. Pengertian Belajar ... 9
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 14
C.Minat Belajar ... 15
D.Pembelajaran Kooperatif ... 17
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif dan Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 17
2. Prinsip Dasar dan Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ... 18
E.Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 20
F.. Materi Pembelajaran ... 23
G.Hasil Penelitian yang Relevan ... 23
H.Kerangka Berpikir ... 24
I. . Hipotesa ... 27
BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 28
B.Seting Penelitian ... 28
C.Rancangan Penelitian ... 29
1. Siklus I ... 30
2. Siklus II... 32
D.Instrument Penelitian ... 35
1.Instrument Pembelajaran ... 35
2.Instrument Pengumpulan Data ... 36
E.Analisis Data... 39
1. Hasil Belajar (Aspek Kognitif) ... 39
2. Hasil Belajar (Aspek Afektif) ... 40
3. Data Minat Belajar ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian ... 43
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 43
a.Siklus I ... 43
b.Siklus II ... 52
2. Hasil Analisis Minat Belajar Siswa ... 61
3. Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 61
a.Siklus I ... 61
b.Siklus II ... 62
4. Hasil Belajar Ranah Afektif ... 63
B.Pembahasan ... 64
1. Minat Siswa ... 64
2. Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 66
3. Hasil Belajar Ranah Afektif ... 69
4. Keterbatasan Penelitian ... 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 73
B.Saran ... 73
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuisioner ... 38
Tabel 3.2 Kriteria Hasil Presentase Observasi Aspek Afektif Siswa... 40
Tabel 3.3 Kategori Minat Siswa... 41
Tabel 3.4 Indikator Keberhasilan Penelitian ... 42
Tabel 4.1 Minat Siswa... 61
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siklus I (Ranah Kognitif) ... 62
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus II (Ranah Kognitif)... 63
Tabel 4.4 Hasil Belajar Aspek Afektif Siswa Siklus I ... 64
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 26
Gambar 3.1 Bagan Model Penelitian Kemmis dan MC ... 30
Gambar 4.1 Suasana Pembelajaran Siklus I Siswa dalam Kelompok Asal dan Ahli ... 46
Gambar 4.2 Kegiatan Presentasi Kelas Siklus I ... 49
Gambar 4.3 Siswa Mengerjakan Soal Postest I ... 50
Gambar 4.4 Suasana Pembelajaran Siklus II Siswa dalam Kelompok Asal dan Ahli ... 54
Gambar 4.5 Paru-paru Sehat dan Perokok yang Ditampilkan untuk Kegiatan Apresepsi ... 56
Gambar 4.6 Kegiatan Presentasi Kelas Siklus II ... 58
Gambar 4.7 Siswa Mengerjakan Soal Postest II ... 59
Gambar 4.8 Grafik Presentase Minat Siswa ... 65
Gambar 4.9 Grafik Nilai Rata-rata Siswa ... 67
Gambar 4.10 Grafik Presentase KKM ... 69
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus ... 77
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 79
Lampiran 3 Kartu Soal Siklus I ... 83
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 84
Lampiran 5 Kartu Soal Siklus II ... 88
Lampiran 6 Kisi-kisi Soal Postest Siklus I ... 89
Lampiran 7 Soal Postest Siklus I ... 90
Lampiran 8 Kunci Jawaban dan Panduan Skoring Siklus I ... 92
Lampiran 9 Hasil Jawaban Postest Siklus I ... 94
Lampiran 10 Kisi-kisi Soal Postest Siklus II ... 98
Lampiran 11 Soal Postest Siklus II ... 99
Lampiran 12 Kunci Jawaban dan Panduan Skoring Siklus II ... 101
Lampiran 13 Hasil Jawaban Postest Siklus II ... 103
Lampiran 14 Kisi-Kisi Lembar Observasi Aspek Afektif Siswa ... 107
Lampiran 15 Lembar Observasi Aspek Afektif Siswa ... 108
Lampiran 16 Hasil Observasi Aspek Afektif Siswa ... 111
Lampiran 17 Kisi-kisi Kuisioner Minat Siswa... 117
Lampiran 18 Kuisioner Minat Siswa ... 118
Lampiran 19 Hasil Kuisioner Minat Siswa ... 121
Lampiran 20 Hasil Analisis Postest Siklus I ... 124
Lampiran 22 Hasil Analisis Kuisioner Minat Siswa ... 128
Lampiran 23 Hasil Analisis Aspek Afektif Siswa Siklus I ... 129
Lampiran 24 Hasil Analisis Aspek Afektif Siswa Siklus II ... 130
Lampiran 25 Surat Perijinan Penelitian ... 131
BAB I
PENDHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Pendidikan merupakan suatu aspek penting dalam mengembangkan potensi
dalam diri seseorang. Pembelajaran merupakan setiap usaha yang dilakukan
dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan
kegiatan belajar. Pembelajaran yang berkualitas dapat dilihat dari proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa. Proses pembelajaran yang berkualitas dapat
dilihat dari sikap aktif, efektif, menyenangkan, dan kreatif siswa di dalam kelas
sehingga mendukung perolehan hasil belajar.
Keberhasilan siswa untuk belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor dari dalam diri seorang
siswa sendiri seperti motivasi atau keinginan untuk mempelajari suatu hal. Faktor
eksternal adalah faktor pendukung atau dorongan yang berasal dari luar siswa
seperti metode belajar yang digunakan, fasilitas dan prasarana, hubungan siswa
dengan guru serta suasana kelas dan sebagainya. Dengan adanya motivasi yang
dimiliki oleh siswa dan didukung dengan adanya fasilitas serta suasana kelas yang
menyenangkan dalam pembelajaran maka siswa mendapatkan pengetahuan yang
baik (Haryana, 2012).
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada proses pembelajaran
jawab. Dalam proses pembelajaran terlihat bahwa siswa memiliki minat yang
rendah terhadap pelajaran biologi. Hal ini diketahui dari aktifitas siswa selama
proses pelejaran berlangsung dan hasil belajar siswa yang kurang dari kriteria
ketuntasan minimal. Selama proses pembelajaran berlangsung siswa terlihat
kurang aktif dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Sebagian besar siswa
sibuk sendiri dan asyik mengobrol dengan teman sebangkunya ketika proses
pembelajaran berlangsung. Siswa juga tidak bertanya saat guru memberikan
kesempatan untuk bertanya.
Berdasarkan data awal hasil ulangan biologi kelas XI IPA SMAK St.Darius
Larantuka pada materi Sistem Pernapasan tahun ajaran 2014/2015, diperoleh
rata-rata ulangan 57,76 sedangkan persentase ketuntasan belajar sebesar 43,28%.
Standar ketuntasan belajar minimal SMAK St.Darius Larantuka adalah sebesar
75. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar biologi siswa masih rendah.
Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh penggunaan metode pembelajaran
yang kurang variatif dan guru kurang kreatif dalam menyampaikan materi. Siswa
SMAK St.Darius Larantuka yang berasal dari bermacam-macam latar belakang
keluarga dalam mendidik anaknya sehingga kemampuan mereka dalam
memahami materi biologi yang diajarkan menjadi tidak sama dan terkesan sulit
untuk menyerap materi yang diajarkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya
strategi belajar yang mampu menumbuhkan minat belajar siswa sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar. Salah satu metode yang sesuai untuk kelas XI IPA
yaitu dengan metode yang melibatkan siswa di dalam proses belajar mengajar
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
mengajarkan kerja sama antar siswa, saling membantu, saling menghargai, dan
mengaktifkan siswa. Salah satu pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan
adalah metode Jigsaw yang membagi siswa dalam kelompok kecil yang sama.
Keunggulan dari metode jigsaw ini yakni mengajarkan siswa untuk saling bekerja
sama, menghargai dan bertanggung jawab dalam membantu sesama anggota
kelompok untuk belajar. Pada model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw,
setiap siswa memiliki tugasnya masing-masing untuk dikerjakan di kelompok
ahli, sebelum mengajarkan pada teman-temannya sehingga setiap siswa
mendapatkan tugas, aktif dalam pembelajaran dan saling bekerjasama serta saling
membantu teman dalam mencapai kompetensi (Haryana, 2012).
Mengacu pada kondisi yang demikian, maka penulis tergerak untuk
mengadakan penelitian di SMAK St.Darius Larantuka untuk meningkatkan minat
dan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan model Pembelajaran
Kooperatif Model Jigsaw pada materi Sistem Pernapasan. Untuk itu penulis
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas masalah yang hendak
diteliti dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan
minat belajar biologi materi sistem pernapasan pada siswa kelas XI IPA
SMAK St.Darius Larantuka ajaran 2015/2016
2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan
hasil belajar biologi materi sistem pernapasan pada kelas XI IPA SMAK
St.Darius Larantuka ajaran 2015/2016.
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan penelitian ini dapat dipahami dan dikaji dengan baik sesuai
dengan arah dan tujuan, maka diperlukan suatu batasan masalah yang akan dikaji
secara mendalam. Skripsi ini terfokus pada pembahasan tentang :
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah 20 siswa kelas XI IPA SMAK St.Darius
Larantuka Tahun Ajaran 2015/2016.
2. Objek penelitian
Objek penelitian adalah minat dan hasil belajar, peneliti lebih fokus pada
aspek kognitif dan aspek afektif siswa kelas XI IPA SMAK St.Darius
Larantuka Tahun Ajaran 2015/2016 dengan Penerapan Pembelajaran
3. Materi pokok
a. Standar Kompetensi
3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu,
kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada
Salingtemas.
b. Kompetensi Dasar
3.4Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada
manusia dan hewan (misalnya burung).
Materi yang dibahas adalah Sistem Pernapasan.
4. Parameter
Parameter keberhasilan yang akan diukur dalam penelitian ini adalah
minat dan hasil belajar siswa. Minat belajar siswa diukur dengan
menggunakan kuisioner sedangkan hasil belajar untuk aspek kognitif siswa
diukur dengan nilai postest pada setiap akhir siklus dan aspek afektif siswa
diukur dengan lembar observasi.
D. Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Minat belajar siswa kelas XI IPA SMAK St.Darius Larantuka melalui
2. Peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK St.Darius Larantuka
melalui model pembelajaran koperatif tipe Jigsaw pada materi sistem
pernapasan.
E. Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, adalah sebagai
berikut:
1. Bagi peneliti
Sebagai tugas akhir dan memberi wawasan dari pengalaman praktis di
bidang penelitian. Hasil penelitian dapat dijadikan bekal untuk menjadi
tenaga pendidik yang profesional, pengetahuan dan pengalaman dalam
penyusun karya tulis ilmiah serta dapat dipergunakan sebagai persyaratan
menjadi sarjana.
2. Bagi guru/sekolah
Memberikan referensi bagi guru untuk mengembangkan proses belajar
mengajar dengan menggunakan pendekatan kooperatif dan memberikan
sumbangan dalam perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan
kualitas sekolah.
3. Bagi siswa
a. Memperdalam materi, karena masing-masing anggota kelompok
bertanggung jawab menjelaskan bahan pelajaran pada anggota
b. Menumbuhkan minat belajar pada diri siswa dengan metode
pembelajaran yang baru.
c. Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa, karena setiap siswa
bertanggung jawab menjelaskan bahan pelajaran pada anggota
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu pertanda bahwa seseorang
telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.
Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat
pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotorik) maupun yang
menyangkut nilai sikap (afektif).
Berikut ini disajikan beberapa teori belajar menurut para ahli dalam Siregar
dan Nara (2010) :
1. W.H. Burton dalam The Guindance Of Learning Activities mengemukakan
bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu
karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu
dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan
lingkungannya.
2. H. C. Witherington dalam Education Psychology menjelaskan pengertian
belajar sebagai suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan
diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan
kepribadian atau suatu pengertian.
3. Gagne mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan perilaku
yang relatif menetap dan dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun
Dari berbagai pemahaman tentang belajar yang dikemukakan oleh para
ahli dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan telah belajar kalau sudah
terdapat perubahan tingkah laku yang menyangkut pengetahuan (kognitif), dan
keterampilan (psikomotorik) maupun yang menyangkut nilai dan sikap
(afektif) dalam dirinya. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat dari interaksi
dengan lingkungannya.
Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai produk interaksi
berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna
yang lebih kompleks, pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari
seorang guru untuk membelajarkan siswanya dalam rangka mencapai tujuan
yang diharapkan. Tujuan dalam pembelajaran adalah mengarahkan guru agar
berhasil dalam membelajarkan siswa.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Susanto (2015) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa baik menyangkut aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Menurut
Widoyoko (2010) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang
terjadi dalam diri siswa sebagai akibat dari kegiatan pembelajaran. Perubahan
yang dimaksud seperti perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan.
mencakup aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Masing-
masing dari aspek memiliki kategori yang disusun secara hirarkis, sehingga
menjadi taraf-taraf yang semakin bersifat kompleks.
a. Aspek kognitif
Aspek kognitif adalah pandangan tentang belajar yang berfokus pada
pengetahuan dan keterampilan berpikiran siswa (Egen dan Kauchak,
2012). Menurut Bloom, dkk., dalam Winkel (2009) aspek kognitif
mencakup :
1) Mengingat (C1): mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah
dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal itu dapat meliputi fakta,
kaidah, dan prinsip, serta metode yang diketahui. Pengetahuan yang
tersimpan dalam ingatan akan digali pada saat dibutuhkan melalui
bentuk ingatan atau mengenal kembali;
2) Memahami (C2): mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan
arti dari bahan yang dipelajari;
3) Menerapkan (C3): mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu
kaidaah atau metode bekerja pada suatu kasus/masalah yang konkret
dan baru;
4) Menganalisis (C4): mencakup kemampuan untuk merinci suatu
kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau
organisasinya dapat dipahami dengan baik. Kemampuan ini
dinyatakan dalam penganalisaan bagian-bagian dasar, bersama dengan
5) Mengevaluasi (C5): mencakup kemampuan untuk membuat suatu
penelitian tentang suatu pernyataan, konsep, situasi berdasarkan suatu
kriteria tertentu kegiatan penelitian dapat dilihat dari segi tujuannya,
dan gagasannya. Berupa menyusun hipotesis, mengkritik,
memprediksi, menilai, menguji dan sebagainya.
6) Berkreasi (C6): mencakup kemampuan dalam merancang,
membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan,
memperbaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah dan
mengubahnya.
b. Aspek afektif
Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan sikap dan nilai,
sehingga sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya apabila ia telah
memiliki pengetahuan kognitif yang tinggi (Sudijono, 2011). Menurut
Winkel (2009) aspek afektif mencakup:
1) Penerimaan: mencakup kepekaan akan adanya suatu prasangka dan
kesediaan untuk memperhatikan rangsangan tersebut, seperti buku
pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru atau mendengarkan
dan memperhatikan jawaban teman kelas;
2) Partisipasi: mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan
berpartisipasi dalam suatu kegiatan;
3) Penilaian/penentu sikap; mencakup kemampuan untuk memberikan
4) Organisasi: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem
nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam hidup. Kemampuan
dinyatakan dalam mengembangkan suatu perangkat nilai.
5) Pembentukan pola hidup: mencakup kemampuan untuk menghayati
nilai-nilai kehidupan dari materi yang telah dipelajari.
c. Aspek psikomotorik
Aspek psikomotorik adalah aspek yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) atau bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu. Menurut Sudijono (2011) mengatakan bahwa hasil belajar
psikomotorik ini sebenaranya merupakan kelanjutan dari hasil belajar
kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (kecenderungan
untuk berperilaku). Menurut klasifikasi Simpson dalam Winkel (2009)
aspek psikomotorik meliputi:
1) Persepsi: mencakup kemampuan untuk diskriminasi atau menjelaskan
ulang dua objek berdasarkan perbedaan ciri-ciri fisik yang khas pada
masing-masing objek;
2) Kesiapan: mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam
keadaan akan melalui suatu gerakan terkait dengan konsentrasi dalam
menyiapkan diri;
3) Gerak terbimbing: mencakup kemampuan untuk melakukan suatu
4) Gerak yang terbiasa: mencakup kemampuan untuk melakukan suatu
rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya,
tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan;
5) Gerak kompleks: mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu
keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar,
tepat dan efisien;
6) Penyesuaian pola gerak: mencakup kemampuan untuk mengadakan
perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi
setempat atau dengan menunjukkan suatu keterampilan yang telah
mancapai kemahiran;
7) Kreativitas: mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola yang
baru, seluruhnya atas dasar prakasa dan inisiatif sendiri.
Secara umum aspek yang biasa dinilai dalam suatu proses pembelajaran
yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Namun fokus
utama yang akan peneliti teliti hanya dua aspek yakni aspek kogniif dan aspek
afektif. Aspek kognitif berkaitan dengan kemampuan berpikir siswa yang akan
digunakan oleh peneliti untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap
materi, sedangkan aspek afektif berkaitan dengan sikap siswa yang akan
ditunjukkan oleh siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hal ini dikarenakan kedua aspek
tersebut memiliki hubungan dengan judul penelitian yang akan dilakukan oleh
Dalam penelitian ini, tingkatan aspek kognitif yang akan diukur oleh
peneliti adalah C1-C4. Hal ini dikarenakan pengetahuan C1-C4 sesuai dengan
kempetensi dasar dan materi yang akan peneliti berikan kepada siswa kelas XI
IPA SMAK St.Darius Larantuka.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi
dua golong sebagai berikut (Slameto, 2013) :
a. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri peserta
didik yang meliputi: (1) Faktor Biologis, yang meliputi kesehatan dan
cacat tubuh. Apabila salah satu faktor biologis terganggu maka akan
mempengaruhi hasil belajar anak. (2) Faktor Psikologi, yang meliputi
inteligensi, perhatian, minat, motivasi dan kesiapan dalam menerima
materi pembelajaran. (3) Faktor Kelelahan, meliputi kelelahan jasmani
dan rohani. Kelelahan jasmani dapat dilihat dengan adanya lemah
tubuh, mengantuk, haus, dan lapar. Sementara kelelahan rohani dapat
dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan
dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
b. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta
didik yang meliputi (1) Faktor keluarga. Keluarga adalah lembaga
pendidikan yang pertama dan utama dan merupakan pendidikan dalam
ukuran kecil yang bersifat menetukan untuk pendidikan dalam ukuran
hubungan guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan disiplin di
sekolah. (3) Faktor masyarakat, bentuk kehidupan masyarakat sekitar
mempengaruhi prestasi siswa. Apabila masyarakat di lingkungan
tempat tinggal siswa adalah terpelajar maka siswa akan terpengaruh
untuk lebih giat belajar.
C. Minat Belajar
Minat merupakan salah satu faktor internal yang penting untuk menunjang
kegiatan belajar siswa. Minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau
faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif, yang
menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan,
menyenangkan, dan lama-kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam
dirinya (Susanto, 2013). Minat diartikan sebagai kecenderungan subjek yang
menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu
dan merasa senang mempelajari materi itu (Winkel, 2009).
Dari uraian yang ada maka minat belajar merupakan ketertarikan atau rasa
suka yang dimiliki oleh siswa terhadap sesuatu yaitu, materi ajar sebagai suatu
proses untuk memperoleh pengetahuan tanpa adanya paksaan. Tidak adanya
minat seorang siswa terhadap suatu materi akan menimbulkan kesulitan dalam
belajar, sehingga dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan minat yang
Minat belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Haq M. A.
(2012) beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar adalah sebagai
berikut.
1. Motivasi dan cita-cita
Minat sesorang dikatakan semakin tinggi apabila disertai dengan motivasi,
baik yang bersirat internal ataupun eksternal. Minat merupakan perpaduan
keinginan dan kemampuan yang dapat dikembangkan jika ada motivasi.
Cita-cita dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Cita-Cita-cita dapat dikatakan
perwujudan minat seseorang untuk meraih keinginannya untuk dikehidupan
yang akan datang, cita-cita tersebut akan terus dikejarnya sampai dapat
meraihnya, walaupun banyak berbagai rintangan.
2. Keluarga
Orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga. Oleh karenanya
keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat seorang siswa terhadap
pelajaran. Apa yang diberikan oleh keluarga sangat berpengaruh bagi
perkembangan jiwa seorang siswa, oleh karena itu perhatian dan dukungan
keluarga sangat penting untuk menumbuhkan minat belajar seorang siswa.
3. Peran guru
Selain sebagai fasilitator, guru juga harus dapat berperan sebagai
motivator. Dalam hal ini, seorang guru harus mampu menciptakan kondisi
belajar mengajar yang kondusif dan dapat merangsang minat siswa dalam
pembelajaran, berikut ini disajikan beberapa pendekatan yang harus
diperhatikan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
Pendekatan-pendekatan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Berikan kepada siswa rasa puas, biasanya keberhasilan akan
mengikutinya.
b. Kembangkan pengertian kepada siswa secara wajar. Pengertian baru
haruslah didasarkan pengalaman-pengalaman belajar yang lampau.
c. Bawalah suasana kelas yang menyenangkan para siswa.
d. Buatlah para siswa ikut andil dalam program yang disusun.
e. Usahakan pengaturan kelas yang bervariasi, sehingga rasa bosan
berkurang dan perhatian siswa meningkat.
f. Timbulkan minat siswa terhadap pokok bahasan yang dipelajari.
g. Berikan komentar terhadap hasil-hasil yang mereka capai.
h. Berikan kesempatan siswa untuk berkompetisi.
D. Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif dan Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif
pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran di mana siswa bekerja
sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran yang mengacu pada cara
siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil secara
kolaboratif yang terdiri dari 4-6 anggota.
Dalam model pembelajaran kooperatif, guru lebih berperan sebagai
fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung kearah pemahaman
siswa yang lebih tinggi. Guru tidak hanya memberi pengetahuan pada siswa,
tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam pikiranya. Siswa
mempunyai kesempatan mendapatkan pengalaman langsung dalam
menerapkan ide-ide mereka (Rusman, 2010).
Tujuan pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa
untuk meningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu
maupun secara kelompok. Selain itu, melatih siswa untuk bekerja sama
dengan berbagai latar belakang kemampuan, keterampilan dan pemecahan
masalah (Rusman, 2010).
2. Prinsip Dasar dan Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam
kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan
prinsip dasar pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan benar akan
memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif (Rusman, 2010).
Prinsip dasar pembelajaran kooperatif antara lain sebagai berikut:
a. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya.
b. Siswa harus melihat bahwa semua anggota kelompok memiliki tujuan
yang sama.
c. Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara
anggota kelompoknya.
d. Siswa akan dikenai evaluasi
e. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan
untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
f. Siswa diminta memperanggungjawabkan secara individual materi
yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Adapun karakteristik model pembelajaran kooperatif adalah:
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajar.
b. Kelompok dibentuk dari beberapa siswa yang memiliki kemampuan
berbeda-beda baik tingkat kemampuan tertinggi, sedang, dan rendah.
c. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari masing-masing
E. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pertama kali dikembangkan dan
diujicobakan oleh Elliot di Universitas Texas dan kemudian diadaptasikan
oleh Slavin di Universitas John Hopkins. Model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw adalah salah satu model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil (Rusman, 2010).
Fathurrohman (2015) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerja sama
saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan
bagian materi yang harus dipelajari dan manyampaikan materi tersebut kepada
anggota kelompok lain.
Dari uraian yang ada maka model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa membentuk
kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen
dan saling berketergantungan positif serta bertanggung jawab pada materi
yang dipelajari secara mandiri.
Menurut Wena (2014) secara umum penerapan metode pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw di kelas adalah sebagai berikut :
1. Kelas dibagi dalam kelompok, tiap kelompok siswa terdiri atas 4-5
siswa yang bersifat heterogen dari segi kemampuan, jenis kelamin,
2. Tiap kelompok diberi bahan ajar dan tugas-tugas pembelajaran yang
harus dikerjakan.
3. Dari masing-masing kelompok diambil seorang anggota untuk
membentuk kelompok baru (kelompok pakar) dengan membahas tugas
yang sama. Dalam kelompok ini diadakan diskusi antara anggota
kelompok pakar.
4. Anggota kelompok pakar kemudian kembali lagi ke kelompok semula,
untuk mengajari anggota kelompoknya. Dalam kelompok ini diadakan
diskusi antara anggota kelompok.
5. Selama proses pembelajaran secara kelompok guru berperan sebagai
fasilitator dan motivator.
6. Tiap minggu atau dua minggu, guru melaksanakan evaluasi, baik
secara individu maupun kelompok untuk mengetahui kemajuan belajar
siswa.
7. Bagi siswa dan kelompok siswa yang memperoleh nilai hasil belajar
yang sempurna diberi penghargaan. Demikian pula jika semua
kelompok memperoleh nilai hasil belajar yang sempurna maka wajib
diberi penghargaan.
Menurut Zaini (2008) mengatakan bahwa langkah-langkah penerapan
Jigsaw adalah sebagai berikut:
1. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang maisng-masing
2. Bahan diskusi dibagi kepada siswa dan setiap siswa bertanggung
jawab untuk mempelajari satu bagian dari bahan diskusi tersebut.
3. Salah satu anggota dari beberapa kelompok yang berbeda memiliki
tanggung jawab untuk mempelajari satu bahan diskusi yang sama dan
selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bahan diskusi
tersebut. Kelompok ini dinamakan sebagai kelompok ahli.
4. Selanjutnya, para siswa yang berbeda dalam kelompok ahli kembali ke
kelompok asal untuk mengajar anggota kelompok asalnya mengenai
materi yang telah dipelajari dalam kelompok ahli.
5. Setelah diadakan diskusi dalam kelompok asal, para siswa dievaluasi
secara individual mengenai materi yang telah dipelajari.
Dalam pelaksanaannya, peneliti menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw menurut Wena. Ibrahim (2000) mengatakan bahwa
model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah:
1. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama
dengan lain;
2. siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan;
3. setiap siswa berhak menjadi ahli dalam kelompoknya;
4. dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif;
5. dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam belajar dan sekaligus
mengajarkan kepada orang lain, sehingga siswa memiliki tanggung
Sementara itu, kekurangannya adalah :
1. membutuhkan waktu yang lama,
2. siswa yang pandai cenderung tidak mau disatukan dengan siswa yang
kurang pandai, dan yang kurang pandai pun merasa minder apabila
digabungkan dengan temannya yang pandai, walaupun lama kelamaan
perasaan itu akan hilang dengan sendirinya.
F. Materi Pembelajaran
Sistem pernapasan merupakan salah satu materi belajar pada kelas XI IPA
yang terdapat di dalam Kompetensi Dasar 3.4 Menjelaskan keterkaitan antara
struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada
sistem pernapasan pada manusia dan hewan (misalnya burung). Pembelajaran
biologi sistem pernapasan menekankan pada siswa untuk mengetahui dan
mengerti berbagai organ-organ pernapasan, proses pernapasan dan
kelainan/gangguan serta cara mengatasi kelainan/gangguan pernapasan.
Secara garis besar materi yang dipelajari adalah menjelaskan tentang
organ-organ pernapasan, proses pernapasan dan kelainan/gangguan serta cara
mengatasinya.
G. Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fransiska Siska (2013)
Sistem Peredaaran Darah Manusia pada Siswa Kelas VIII SMP Joannes Bosco
Yogyakarta”. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan, membuktikan bahwa:
1) terjadi peningkatan minat dan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II.
2) terjadi peningkatan pada nilai rata-rata kelas pada siklus I dan siklus II.
Untuk rata-rata kelas sebelum tindakan sebesar 52,75 kemudian meningkat
pada siklus I menjadi 77,15 kemudian meningkat lagi pada siklus II menjadi
87,63.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Haryana (2012) dengan judul
“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw pada Materi Perubahan
dan Pencemaran Lingkungan untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
Siswa Kelas Xc SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2011/2012”. Hasil
penelitian yang telah dilaksanakan membuktikan bahwa 1) terjadi peningkatan
motivasi belajar yang terlihat dari persentase kondisi awal siswa sebesar
65,71% menjadi 77,14% pada siklus I dan meningkat menjadi 80% pada
siklus II. 2) terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari 50,14 menjadi 64,85
pada siklus I kemudian meningkat pada siklus II menjadi 71,42.
H. Kerangka Berpikir
Keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari peran dan
usaha guru sebagai fasilitator dan motivator didukung dengan sarana dan
prasarana yang tersedia serta keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Namun, hal tersebut kurang berperan maksimal di SMAK St.Darius
Berdasarkan observasi dan wawancara terhadap guru biologi diketahui
bahwa pencapaian hasil belajar siswa tergolong rendah. Siswa merasa kurang
berminat selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal tersebut dikarenakan
siswa merasa jenuh dengan pembelajaran yang monoton dengan model
pembelajaran yang kurang bervariasi. Minat belajar yang rendah ditunjukkan
dari perilaku siswa yang kurang terlibat aktif dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian yang relevan menunjukkan bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil
belajar biologi kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta. Maka dari itu
peneliti melakukan suatu tindakan yaitu melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pembelajaran
dilakukan dalam II siklus yang diharapkan hasil akhir yaitu meningkatnya
minat dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK St.Darius Larantuka.
Berikut adalah kerangka berpikir penelitian yang disajikan dalam diagram alir
[image:45.595.86.515.239.632.2]Siswa Guru
Siswa masih pasif, kurang berminat, dan
hasil belajar rendah
Model pembelajaran kurang bervariasi, model pembelajaran yang digunakan
adalah ceramah dan disertai tanya jawab
Penelitian yang dilakukan oleh Fransiska tahun 2013 bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi
Penelitian yang dilakukan oleh Haryana tahun 2012 bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi kelas Xc SMA Pangudi Luhur Sedayu
TINDAKAN
Penelitian menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada siklus I dan siklus II
HASIL
[image:46.842.53.805.71.535.2]I. Hipotesa
Berdasarkan pada permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya dapat
dirumuskan hipotesis tindakan yaitu “Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di
kelas. Upaya peningkatan tersebut dilakukan guna mencari jawaban atas
permasalahan pembelajaran di kelas secara berkesinambungan.
B. Seting Penelitian 1. Subyek penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA SMAK
St.Darius Larantuka yang terdiri dari 20 siswa 2. Obyek penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah minat dan hasil belajar siswa pada materi
sistem pernapasan kelas XI IPA SMAK St.Darius Larantuka
3. Tempat penelitian
Tempat penelitian di SMAK St.Darius Larantuka yang beralamat di Jl. Jend.
Sudirman, Desa Weri, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur
4. Waktu penelitian
C. Rancangan Penelitian
Sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan, peneliti terlebih
dahulu membuat rancangan penelitian agar penelitian yang akan dilaksanakan
dapat dikelola dengan baik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunnakan model
penelitian Jhon Elliot yang merupakan pengembangan dari model Khemmis &
Mc Taggart, setiap siklus penelitian meliputi beberapa tahapan berulang meliputi
tahap-tahap: Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Acting), Pemantauan
(Observasing), Refleksi (Reflectiong). Hasil refleksi digunakan untuk mengetahui
tingkat perubahan yang terjadi dan tingkat pencapaian indikator-indikator yang
[image:49.612.95.530.212.602.2]telah ditetapkan. Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart disajikan dalam
Gambar 3.1 Bagan Model Penelitian Kemmis dan Mc, Taggart Adaptasi Depdiknas, 1999, 21
Penelitian ini didesain dengan melakukan proses pembelajaran yang dibagi
menjadi 2 siklus penelitian. Penjabaran rangkaian kegiatan selama proses
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Siklus I
Rancangan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I dilaksanakan dalam 2
kali pertemuan masing-masing sebanyak 2 x 45 menit, terdiri dari beberapa
tahapan, adapun tahapan kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Siklus I Perencanaan
Pelaksanaan dan Observasi
Refleksi
Perencanaan
Siklus II Pelaksanaan dan
Observasi Refleksi
Tahap ini merupakan tahap untuk mempersiapkan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK St.Darius Larantuka yang meliputi:
1) Menyusun Silabus Pembelajaran kelas XI IPA
2) Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) pokok
bahasan Biologi Sistem Pernapasan
3) Menyusun instrument penelitian yang sesuai dengan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang meliputi lembar
observasi, kartu soal, dan soal tes akhir (postest) siklus I.
b. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan (observasi)
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan
rencana tindakan, kegiatan yang dilakukan meliputi:
1) Mengkondisikan kelas ke dalam suasana belajar
2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus I dengan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan RPP yang telah
dibuat. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, anggota kelompok
dipilih sendiri oleh siswa dengan membentuk 5 kelompok asal,
masing-masing kelompok beranggotakan 4 siswa. Setiap siswa
Pengamatan (observasi) dilakukan selama proses pembelajaran, hal ini
diamati antara lain:
1) Mengamati kegiatan diskusi siswa
2) Mengevaluasi pemahaman siswa melalui tes akhir (postest).
Observasi dilakukan oleh observer dengan mengisi lembar
observasi yang telah disediakan. Hasil observasi dan evaluasi yang
didapatkan menjadi bahan refleksi bagi peneliti terhadap tindakan
yang telah dilakukan dan bagi penyusunan rencana tindakan
berikutnya.
c. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti melakukan refleksi berdasarkan apa yang telah
diperoleh dari hasil observasi kegiatan siswa, observasi proses
pembelajaran, dan hasil tes akhir (postest) siklus I. Kemudian dari hasil
yang telah diperoleh tersebut, menjadi bahan bagi peneliti
mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan selama proses pembelajaran
berlangsung dan apa saja yang belum dapat dicapai pada siklus I. kegiatan
refleksi ini menjadi dasar bagi peneliti dalam perencanaan dan
pelaksanaan tindakan untuk siklus berikutnya, yaitu siklus II.
2. Siklus II
Pelaksanaan siklus II didasarkan atas hasil yang telah diperoleh pada
a. Perencanaan Tindakan
Tahap ini merupakan tahap untuk mempersiapkan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK St.Darius Larantuka yang meliputi:
1) Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan hasil
refleksi siklus I
2) Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) pokok
bahasan Biologi Sistem Pernapasan
3) Menyusun instrument penelitian yang sesuai dengan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang meliputi lembar
observasi, kartu soal, dan soal tes akhir (postest) siklus II.
b. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan (observasi)
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan
rencana tindakan, kegiatan yang dilakukan meliputi:
1) Mengkondisikan kelas ke dalam suasan belajar
2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan metode
pembelajaran jigsaw sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Pada
pelaksanaan pembelajaran siklus II, kelompok yang dibentuk
yaitu jumlah kelompok yang dibentuk 5, dengan masing-masing
anggota kelompok 4. Kelompok pada siklus II dibentuk oleh guru,
dimana setiap anggota kelompok memiliki kemampuan heterogen.
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran, hal yang diamati
antara lain:
1) Mengamati kegiatan diskusi siswa
2) Mengevaluasi pemahaman siswa melalui tes akhir (postest).
Observasi dilakukan oleh observer dengan mengisi lembar
observasi yang telah disediakan. Hasil observasi dan evaluasi yang
didapatkan menjadi bahan refleksi bagi peneliti terhadap tindakan
yang telah dilakukan dan bagi penyusunan rencana tindakan
berikutnya.
c. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti melakukan refleksi berdasarkan apa yang telah
diperoleh dari hasil observasi kegiatan siswa, observasi proses
pembelajaran, dan hasil tes akhir (postest) siklus II. Dari hasil yang telah
diperoleh tersebut menjadi bahan bagi peneliti mengidentifikasi
kelemahan dan kelebihan selama proses pembelajaran berlangsung dan
menjadi dasar bagi peneliti untuk membuat kesimpulan dan saran dari
penelitian yang telah dilaksanakan.
D. Instrument Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpul data dalam
penelitian (Suparno, 2010). Dalam penelitian ini, ada dua macam instrumen yang
digunakan yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.
1. Instrument pembelajaran a. Silabus
Instrumen pembelajaran memuat tentang satuan pendidikan,
kelas/semester, program layanan, mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK),
Komopetensi Dasar (KD), indikator, penilaian, alokasi waktu, materi dan
kegiatan pembelajaran serta sumber pembelajaran. Silabus berfungsi sebagai
acuan dalam pembuatan Rencana Pembelajaran Pelaksanaan (RPP). Silabus
terlampir.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memuat tentang satuan
pendidikan, kelas/semester, mata pelajaran, alokasi waktu, Standar
Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator, tujuan pembelajaran,
menyampaikan materi. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berfungsi
sebagai acuan penelitian selama proses pembelajaran. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) terlampir.
c. Handout
Handout berisi materi ajar tentang sistem pernapasan pada manusia.
Masing-masing siswa mendapatkan handout pembelajaran. Handout
terlampir.
d. Kartu Soal
Kartu soal dibuat oleh peneliti yang akan diberikan kepada siswa saat
proses pembelajaran berlangsung. Berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang
akan didiskusikan oleh siswa selama dalam kelompok baik dalam kelompok
ahli maupun kelompok asal. Kartu soal terlampir.
2. Instrumen pengumpulan data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas ini berupa test dan non-test.
a. Test
Test yang digunakan berupa test akhir (postest). Test ini merupakan
alat ukur hasil belajar siswa dalam ranah kognitif. Post test digunakan
pada manusia setelah tindakan dengan menggunakan metode
pembelajaran jigsaw. Soal post test setiap siklus terlampir.
b. Non-Test
Instrument pengumpulan data non-test berupa kuesioner, dan lembar
observasi aspek afekif siswa selama proses pembelajaran.
1) Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh
informasi dari responden yang ingin diketahui (Suparno, 2010;61). Dalam
penelitian ini, kuesioner yang dibuat untuk mengetahuai minat siswa terhadap
belajar biologi khususnya materi sistem pernapasan pada manusia dengan
menggunkan metode pembelajaran jigsaw. Kuesioner yang digunakan adalah
kuesioner tertutup artinya sudah tersedia pilihan jawabannya. Pengisian
kuesioner dilakukan sesudah pelaksanaan pembelajaran siklus II. Pengisian
kuesioner sesudah pelaksanaan pembelajaran bertujuan untuk mengetahui
minat siswa setelah pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw.
Kuesioner terdiri dari 20 pernyataan masing-masing pernyataan memuat 4
pilihan jawaban yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS),
Sangat Tidak Setuju (STS). Pernyataan-pernyataan tersebut terdiri dari item
Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner disusun berdasarkan indikator
yang ada pada teori tentang minat belajar. Indikator minat belajar untuk
kuesioner minat belajar yang dibuat antara lain rasa senang, tanpa paksaan,
[image:58.612.94.528.196.594.2]keseriusan, ketertarikan dan perhatian. Kisi-kisi kuesioner dapat dilihat pada
table 3.1 sebagai berikut
Table 3.1. Kisi-Kisi Kuesioner
Indikator Jumlah Soal
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif - Rasa senang
- Tidak terpaksa - Serius - Tertarik - Perhatian 2 1 3 2 2 1 1 3 3 2 Kuesioner minat belajar terlampir
2) Lembar Observasi/Pengamatan
Observasi/pengamatan merupakan salah satu instrumen pengumpulan data
yang digunakan untuk mengetahui kemampuan afektif siswa. Observasi
dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Dalam penelitian ini yang melakukan observasi adalah observer
dan bukan peneliti. Observer melakukan pengamatan berdasarkan lembar
observasi yang telah disediakan oleh peneliti dan mengisinya sesuai dengan
skala penilaian yang diamati sesuai dengan situasi pembelajaran dan aktivitas
siswa selama kegiatan pembelajaran saat itu. Kriteria penilaian yang akan
interaksi sikap percaya diri, sikap menghargai dalam mengeritik dan
menerima kritikan, mengajukan dan menjawab pertanyaan. Observasi
dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran dan difokuskan pada saat
kegiatan diskusi dan presentasi. Lembar observasi terlampir.
E. Analisis Data
1. Hasil Belajar (Aspek kognitif)
Dalam ini data peningkatan hasil belajar siswa digunakan untuk mengukur
kemampuan kognitif siswa. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes uraian.
Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dapat dilihat dari postest di akhir
siklus I dan untuk melihat peningkatannya dari postest di akhir siklus II. Cara
menghitung nilai post test siswa setiap individu adalah sebagai berikut:
Hasil postest setiap siswa dihitung untuk mengetahui ketercapaian KKM
siswa. KKM siswa SMAK St.Darius Larantuka minimal 75. Siswa yang
mendapatkan nilai ≥75 pada postest maka dinyatakan tuntas, sedangkan jika siswa mendapatkan nilai <75, maka dinyatakan tidak tuntas.
Setelah diketahui nilai ketuntasan belajar individu, maka dapat digunakan
Selain menganalisis nilai dan ketuntasan belajar individu serta ketuntasan
kelas, peneliti juga menghitung skor rata-rata, yang bertujuan untuk mengetahui
ketercapaian target yang telah ditentukan yaitu 75. Jika skor rata-rata kelas
mencapai ≥75, maka memenuhi target yang telah dibuat. Untuk menghitung skor
rata-rata kelas digunakan rumus:
Skor rata-rata kelas
2. Hasil belajar (Aspek Afektif)
Observasi dilakukan untuk melihat bagaimana sikap siswa di kelas ketika
metode jigsaw sedang diaplikasikan di kelas. Skor yang diperoleh dari lembar
observasi dianalisis, sehingga didapatkan persentase skor hasil observasi dengan
rumus:
Keterangan:
q = presentasi skor hasil observasi aktivitas siswa
r = jumlah keseluruhan skor yang diperoleh siswa
[image:60.612.97.528.218.604.2]t = skor maksimal
Tabel 3.2 Kriteria Hasil Persentase Observasi Aspek Afektif Siswa Terhadap Pembelajaran
3. Data Minat Belajar
Data minat siswa dapat dilihat dari hasil kuesioner. Data yang diperoleh dari
kuesioner dianalisis dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1) Kuesioner yang telah diisi oleh siswa dikategorikan dalam pernyataan
positif dan pernyataan negatif,
2) Kemudian masing-masing kategori jawaban tersebut diberi skor.
Untuk mengetahui presentasi minat belajar siswa secara individu,
[image:61.612.96.533.213.610.2]dianalisis menggunakan perhitungan sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kategori Minat Siswa
Skor (%) Kategori
76 - 100 Sangat Tinggi
51 - 75 Tinggi
26 - 50 Rendah
< 25 Sangat Rendah
Setelah data minat siswa diperoleh, peneliti dapat menyimpulkan
berdasarkan target yang diinginkan. Dalam penelitian ini, peningkatan minat
belajar siswa pada materi biologi sistem pernapasan manusia dengan metode
jigsaw dikatakan berhasil apabila siswa dengan kategori skor tinggi dan sangat tinggi sebesar 70%.
4. Analisis Kualitatif
Data-data yang dipeoleh dari hasil pengamatan juga dianalisis secara kualitatif
dilakukan dengan deskripsi kata-kata dari hasil pengamatan selama proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
F. Indikator Keberhasilan Penelitian
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini meliputi peningkatan minat belajar
siswa, dan hasil belajar aspek kognitif dan afektif. Indikator keberhasilan dalam
[image:62.612.90.531.174.696.2]penelitian ini disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.4 Indikator Keberhasilan Penelitian
Indikator Keberhasilan
Instrumen Target capaian siklus II
Hasil Belajar Biologi Siswa
Tes akhir (post test)
70% siswa dapat mencapai KKM 75 Hasil Belajar
Ranah Afektif
Lembar observasi
Adanya peningkatan hasil belajar ranah afektif siswa pada kategori sangat tinggi yaitu 70%
Minat Belajar Siswa
Kuesioner dan Lembar
observasi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang telah digunakan dengan menggunakan metode
jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan afektif serta minat siswa kelas XI IPA SMAK St.Darius Larantuka dilakukan sebanyak 2 siklus
dengan masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Berikut ini akan
diuraikan mengenai proses pelaksanaan penelitian dan hasil yang diperoleh
selama pelaksanaan penelitian:
a. Siklus I
1) Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan instrumen pembelajaran, dan
instrumen penelitian yang nantinya digunakan unuk mendukung penelitian ini.
Instrumen pembelajaran yang telah disusun adalah silabus pembelajaran,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi pembelajaran yang telah
disusun dan dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran dan dosen
pendamping. Serta dalam instrumen penelitian terdapat kartu soal sebagai bahan
2) Tindakan
a) Pelaksanaan Pertemuan I
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di kelas XI IPA SMAK
St.Darius Larantuka, pada hari Senin, tanggal 18 April 2016. Pada pukul 09.00-10.30 WITA. Uraian kegiatan pelaksanaan dalam penelitian tindakan
kelas sebagai berikut:
Kegiatan Pra Pembelajaran
Sebelum memulai pembelajaran peneliti yang bertindak sebagai guru
masuk ke dalam kelas bersama guru mata pelajaran biologi SMAK
St.Darius Larantuka yang bertindak sebagai observer, lalu menyapa siswa agar siswa tidak terkesan kaku dan mengakrabkan diri dengan siswa.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan menyapa, mengecek kesiapan
siswa, lalu memberikan apresepsi kepada siswa dengan mengajukan
pertanyaan yakni “apa yang kalian rasaka