• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai upaya meningkatkan minat dan hasil belajar materi sistem pernapasan pada siswa kelas XI IPA SMAK St. Darius Larantuka tahun ajaran 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai upaya meningkatkan minat dan hasil belajar materi sistem pernapasan pada siswa kelas XI IPA SMAK St. Darius Larantuka tahun ajaran 2015/2016."

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATERI SISTEM PERNAPASAN PADA SISWA KELAS XI IPA SMAK ST.

DARIUS LARANTUKA TAHUN AJARAN 2015/2016

ABSTRAK Angela Marici K. Bahi

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan rendahnya minat belajar dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK St. Darius Larantuka terhadap pelajaran biologi, hal ini terjadi karena model pembelajaran yang digunakan masih ceramah yang disertai dengan tanya jawab. Penelitian ini bertujuan mengetahui minat belajar dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK St. Darius Larantuka melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi sistem pernapasan manusia.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan minat dan hasil belajar siswa. Peresentase minat siswa pada kategori sangat tinggi sebesar 85% dan kategori tinggi 15%. Untuk nilai rata-rata hasil belajar kognitif yang diperoleh sebesar 26,7, dengan peresentase ketuntasan kelas sebesar 0%. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 40,9, dengan peresentase ketuntasan sebesar 10%. Untuk peresentase hasil belajar ranah afektif pada siklus I kategori sedang sebesar 10% dan 90% pada kategori tinggi, sedangkan pada siklus II peresentase yang diperoleh pada kategori tinggi sebesar 100%.

Kesimpulan yang diperoleh adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pelajaran biologi materi sistem pernapasan pada manusia meningkatkan minat belajar siswa kelas XI IPA SMAK St. Darius Larantuka, sedangkan hasil belajar siswa belum sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Kata Kunci :

(2)

THE IMPLEMENTATION OF JIGSAW’S METHOD TO IMPROVE STUDENT’S INTERESTS AND STUDENT’S PERFORMANCE ON HUMAN

RESPIRATORY SYSTEM THEME ON GRADE XI SCIENCE OF SENIOR HIGH SCHOOL ST. DARIUS LARANTUKA 2015/2016

ABSTRACT

Angela Marici K. Bahi

This research is conducted because of the lack of interest and performance in learning biology on XI grade of Senior high School St. Darius Larantuka. It is caused by the use of the old style of teaching which is lecture and followed by question and answer. This research aims to find out students interest and performance through cooperative learning of Jigsaw type in human respiratory systems theme on grade XI Senior High School of St. Darius Larantuka.

The result of this research showsed the improvement of student’s interest and student’s performance. The presentation of student’s interests in very high category was 85%, and high category was 15%. Therefore, the mean of students cognitive performance is 26,7 with the presentation of class achievement 0%. Meanwhile, in cycle II, the mean is 40,9 with class achievement is 10%. For the performance of affective learning on cycle I with is 10% and 90% in high category, in cycle II, the presentation on high category is 100%.

In conclusion, the implementation of cooperative learning of Jigsaw’s type in biology subject with human respiratory system theme, improves student’s interest. However, student;s performance is not as expected yet.

(3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATERI SISTEM PERNAPASAN PADA SISWA KELAS XI IPA SMAK

ST. DARIUS LARANTUKA TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

Angela Marici K. Bahi

121434030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

PERSEMBAHAN

Ku Persembahkan Karya ini Untuk :

Tuhan Yang Maha Esa yang telah mendapingi dalam setiap langkah dan

usahaku

Kedua Orang Tua yang selalu memberikan rasa cinta, semangat dan doa

Keluarga dan saudari yang terus mendukung dan mendoakan

Dosen pembimbing Dra. Maslichah Asy’ari. M.Pd.

(7)

MOTTO

Perubahan Tidak Akan Pernah Terjadi Jika Kita Terus Menunggu

Waktu Atau orang Yang Tepat. Kita Adalah Perubahan Itu Sendiri.

(Barack Obama)

Tanpa Keyakinan Kuat, Seseorang Akan Selalu Gagal.” (Malcolm X)

Tidak Ada Lain Kali: Sekarang Atau Tidak Sama Sekali.” (Celestine Hua)

(8)
(9)
(10)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATERI SISTEM PERNAPASAN PADA SISWA KELAS XI IPA SMAK

ST. DARIUS LARANTUKA TAHUN AJARAN 2015/2016

Angela Marici K. Bahi Universitas Sanata Dharma

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan rendahnya minat belajar dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK St. Darius Larantuka terhadap pelajaran biologi, hal ini terjadi karena model pembelajaran yang digunakan masih ceramah yang disertai dengan tanya jawab. Penelitian ini bertujuan mengetahui minat belajar dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK St. Darius Larantuka melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi sistem pernapasan manusia.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan minat dan hasil belajar siswa. Peresentase minat siswa pada kategori sangat tinggi sebesar 85% dan kategori tinggi 15%. Untuk nilai rata-rata hasil belajar kognitif yang diperoleh sebesar 26,7, dengan peresentase ketuntasan kelas sebesar 0%. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 40,9, dengan peresentase ketuntasan sebesar 10%. Untuk peresentase hasil belajar ranah afektif pada siklus I kategori sedang sebesar 10% dan 90% pada kategori tinggi, sedangkan pada siklus II peresentase yang diperoleh pada kategori tinggi sebesar 100%.

Kesimpulan yang diperoleh adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pelajaran biologi materi sistem pernapasan pada manusia meningkatkan minat belajar siswa kelas XI IPA SMAK St. Darius Larantuka, sedangkan hasil belajar siswa belum sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Kata Kunci :

(11)

THE IMPLEMENTATION OF JIGSAW’S METHOD TO IMPROVE STUDENT’S INTERESTS AND STUDENT’S PERFORMANCE ON HUMAN

RESPIRATORY SYSTEM THEME ON GRADE XI SCIENCE OF SENIOR HIGH SCHOOL ST. DARIUS LARANTUKA 2015/2016

Angela Marici K. Bahi Sanata Dharma University

ABSTRACT

This research is conducted because of the lack of interest and performance in learning biology on XI grade of Senior high School St. Darius Larantuka. It is caused by the use of the old style of teaching which is lecture and followed by question and answer. This research aims to find out students interest and performance through cooperative learning of Jigsaw type in human respiratory systems theme on grade XI Senior High School of St. Darius Larantuka.

The result of this research showsed the improvement of student’s interest and student’s performance. The presentation of student’s interests in very high category was 85%, and high category was 15%. Therefore, the mean of students cognitive performance is 26,7 with the presentation of class achievement 0%. Meanwhile, in cycle II, the mean is 40,9 with class achievement is 10%. For the performance of affective learning on cycle I with is 10% and 90% in high category, in cycle II, the presentation on high category is 100%.

In conclusion, the implementation of cooperative learning of Jigsaw’s type in biology subject with human respiratory system theme, improves student’s’ interest. However, student’s performance is not as expected yet.

(12)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw sebagai Upaya Meningkatka Minat dan Hasil Belajar Biologi Materi Sistem Pernapasan pada Siswa Kelas XI IPA SMAK St. Darius Larantuka Ajaran 205/2016” ini.

Skripsi ini diselesaikan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan Biologi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa selama menyelesaikan

skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan peran serta pihak-pihak

yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Oleh karena itu penulis mengucapkan trimakasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan perlindungan dan

berkat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi

2. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pengetahuan Universitas Sanata Dharma

3. Bapak Drs. A. Tri Priantoro, M. For. Sc selaku Ketua Prodi Pendidikan

Biologi

4. Ibu Drs Maslichah Asy’ari, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah

memberi bimbingan dan arahan dalam rangka penyelesaian skripsi ini

5. Rm. Antonius L. Diaz Yanto, Pr, selaku kepala sekolah SMAK St. Darius

Larantuka yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian di SMAK St. Darius Larantuka.

6. Bapak Caesar Lamahoda S.Pd selaku guru mata pelajaran biologi SMAK

St. Darius Larantuka yang telah membantu menberikan pengarahan kepada

penulis dan sebagai observer selama penulis melakukan penelitian.

7. Siswa-siswi kelas XI IPA SMAK St. Darius Larantuka tahun ajaran

2015/2016 atas kebersamaan selama proses penelitian.

8. Mama Veronika Uba Rebon S.Pd.SD tercinta atas doa, dukungan,

(13)

9. Kedua saudariku (kakak Eni dan adik Nia) dan semua keluarga besar yang

selalu memberi dukungan dan doa.

10.Sahabat-sahabat terdekatku Citra, Anna, Diana, Arli, Suster Lady dan Rein

yang selalu memberi semangat dan dukungan.

11.Teman-teman Program Studi Pendidikan Biologi angkatan 2012

Universitas Sanata Dharma atas kebersamaannya selama ini.

12.Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, saran dan pendapat yang dapat

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap

semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis

pada khususnya.

Yogyakarta, 26 Agustus 2016

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Permasalahan ... 1

B.Rumusan Masalah... 4

C.Batasan Masalah ... 4

D.Tujuan Penelitian ... 5

(15)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.Belajar dan Pembelajaran ... 8

B.Hasil Belajar ... 9

1. Pengertian Belajar ... 9

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 14

C.Minat Belajar ... 15

D.Pembelajaran Kooperatif ... 17

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif dan Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 17

2. Prinsip Dasar dan Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ... 18

E.Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 20

F.. Materi Pembelajaran ... 23

G.Hasil Penelitian yang Relevan ... 23

H.Kerangka Berpikir ... 24

I. . Hipotesa ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 28

B.Seting Penelitian ... 28

C.Rancangan Penelitian ... 29

1. Siklus I ... 30

2. Siklus II... 32

D.Instrument Penelitian ... 35

1.Instrument Pembelajaran ... 35

2.Instrument Pengumpulan Data ... 36

E.Analisis Data... 39

1. Hasil Belajar (Aspek Kognitif) ... 39

2. Hasil Belajar (Aspek Afektif) ... 40

3. Data Minat Belajar ... 41

(16)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian ... 43

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 43

a.Siklus I ... 43

b.Siklus II ... 52

2. Hasil Analisis Minat Belajar Siswa ... 61

3. Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 61

a.Siklus I ... 61

b.Siklus II ... 62

4. Hasil Belajar Ranah Afektif ... 63

B.Pembahasan ... 64

1. Minat Siswa ... 64

2. Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 66

3. Hasil Belajar Ranah Afektif ... 69

4. Keterbatasan Penelitian ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 73

B.Saran ... 73

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuisioner ... 38

Tabel 3.2 Kriteria Hasil Presentase Observasi Aspek Afektif Siswa... 40

Tabel 3.3 Kategori Minat Siswa... 41

Tabel 3.4 Indikator Keberhasilan Penelitian ... 42

Tabel 4.1 Minat Siswa... 61

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siklus I (Ranah Kognitif) ... 62

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus II (Ranah Kognitif)... 63

Tabel 4.4 Hasil Belajar Aspek Afektif Siswa Siklus I ... 64

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 26

Gambar 3.1 Bagan Model Penelitian Kemmis dan MC ... 30

Gambar 4.1 Suasana Pembelajaran Siklus I Siswa dalam Kelompok Asal dan Ahli ... 46

Gambar 4.2 Kegiatan Presentasi Kelas Siklus I ... 49

Gambar 4.3 Siswa Mengerjakan Soal Postest I ... 50

Gambar 4.4 Suasana Pembelajaran Siklus II Siswa dalam Kelompok Asal dan Ahli ... 54

Gambar 4.5 Paru-paru Sehat dan Perokok yang Ditampilkan untuk Kegiatan Apresepsi ... 56

Gambar 4.6 Kegiatan Presentasi Kelas Siklus II ... 58

Gambar 4.7 Siswa Mengerjakan Soal Postest II ... 59

Gambar 4.8 Grafik Presentase Minat Siswa ... 65

Gambar 4.9 Grafik Nilai Rata-rata Siswa ... 67

Gambar 4.10 Grafik Presentase KKM ... 69

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ... 77

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 79

Lampiran 3 Kartu Soal Siklus I ... 83

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 84

Lampiran 5 Kartu Soal Siklus II ... 88

Lampiran 6 Kisi-kisi Soal Postest Siklus I ... 89

Lampiran 7 Soal Postest Siklus I ... 90

Lampiran 8 Kunci Jawaban dan Panduan Skoring Siklus I ... 92

Lampiran 9 Hasil Jawaban Postest Siklus I ... 94

Lampiran 10 Kisi-kisi Soal Postest Siklus II ... 98

Lampiran 11 Soal Postest Siklus II ... 99

Lampiran 12 Kunci Jawaban dan Panduan Skoring Siklus II ... 101

Lampiran 13 Hasil Jawaban Postest Siklus II ... 103

Lampiran 14 Kisi-Kisi Lembar Observasi Aspek Afektif Siswa ... 107

Lampiran 15 Lembar Observasi Aspek Afektif Siswa ... 108

Lampiran 16 Hasil Observasi Aspek Afektif Siswa ... 111

Lampiran 17 Kisi-kisi Kuisioner Minat Siswa... 117

Lampiran 18 Kuisioner Minat Siswa ... 118

Lampiran 19 Hasil Kuisioner Minat Siswa ... 121

Lampiran 20 Hasil Analisis Postest Siklus I ... 124

(20)

Lampiran 22 Hasil Analisis Kuisioner Minat Siswa ... 128

Lampiran 23 Hasil Analisis Aspek Afektif Siswa Siklus I ... 129

Lampiran 24 Hasil Analisis Aspek Afektif Siswa Siklus II ... 130

Lampiran 25 Surat Perijinan Penelitian ... 131

(21)

BAB I

PENDHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Pendidikan merupakan suatu aspek penting dalam mengembangkan potensi

dalam diri seseorang. Pembelajaran merupakan setiap usaha yang dilakukan

dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan

kegiatan belajar. Pembelajaran yang berkualitas dapat dilihat dari proses

pembelajaran dan hasil belajar siswa. Proses pembelajaran yang berkualitas dapat

dilihat dari sikap aktif, efektif, menyenangkan, dan kreatif siswa di dalam kelas

sehingga mendukung perolehan hasil belajar.

Keberhasilan siswa untuk belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor dari dalam diri seorang

siswa sendiri seperti motivasi atau keinginan untuk mempelajari suatu hal. Faktor

eksternal adalah faktor pendukung atau dorongan yang berasal dari luar siswa

seperti metode belajar yang digunakan, fasilitas dan prasarana, hubungan siswa

dengan guru serta suasana kelas dan sebagainya. Dengan adanya motivasi yang

dimiliki oleh siswa dan didukung dengan adanya fasilitas serta suasana kelas yang

menyenangkan dalam pembelajaran maka siswa mendapatkan pengetahuan yang

baik (Haryana, 2012).

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada proses pembelajaran

(22)

jawab. Dalam proses pembelajaran terlihat bahwa siswa memiliki minat yang

rendah terhadap pelajaran biologi. Hal ini diketahui dari aktifitas siswa selama

proses pelejaran berlangsung dan hasil belajar siswa yang kurang dari kriteria

ketuntasan minimal. Selama proses pembelajaran berlangsung siswa terlihat

kurang aktif dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Sebagian besar siswa

sibuk sendiri dan asyik mengobrol dengan teman sebangkunya ketika proses

pembelajaran berlangsung. Siswa juga tidak bertanya saat guru memberikan

kesempatan untuk bertanya.

Berdasarkan data awal hasil ulangan biologi kelas XI IPA SMAK St.Darius

Larantuka pada materi Sistem Pernapasan tahun ajaran 2014/2015, diperoleh

rata-rata ulangan 57,76 sedangkan persentase ketuntasan belajar sebesar 43,28%.

Standar ketuntasan belajar minimal SMAK St.Darius Larantuka adalah sebesar

75. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar biologi siswa masih rendah.

Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh penggunaan metode pembelajaran

yang kurang variatif dan guru kurang kreatif dalam menyampaikan materi. Siswa

SMAK St.Darius Larantuka yang berasal dari bermacam-macam latar belakang

keluarga dalam mendidik anaknya sehingga kemampuan mereka dalam

memahami materi biologi yang diajarkan menjadi tidak sama dan terkesan sulit

untuk menyerap materi yang diajarkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya

strategi belajar yang mampu menumbuhkan minat belajar siswa sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar. Salah satu metode yang sesuai untuk kelas XI IPA

yaitu dengan metode yang melibatkan siswa di dalam proses belajar mengajar

(23)

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi pembelajaran yang

mengajarkan kerja sama antar siswa, saling membantu, saling menghargai, dan

mengaktifkan siswa. Salah satu pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan

adalah metode Jigsaw yang membagi siswa dalam kelompok kecil yang sama.

Keunggulan dari metode jigsaw ini yakni mengajarkan siswa untuk saling bekerja

sama, menghargai dan bertanggung jawab dalam membantu sesama anggota

kelompok untuk belajar. Pada model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw,

setiap siswa memiliki tugasnya masing-masing untuk dikerjakan di kelompok

ahli, sebelum mengajarkan pada teman-temannya sehingga setiap siswa

mendapatkan tugas, aktif dalam pembelajaran dan saling bekerjasama serta saling

membantu teman dalam mencapai kompetensi (Haryana, 2012).

Mengacu pada kondisi yang demikian, maka penulis tergerak untuk

mengadakan penelitian di SMAK St.Darius Larantuka untuk meningkatkan minat

dan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan model Pembelajaran

Kooperatif Model Jigsaw pada materi Sistem Pernapasan. Untuk itu penulis

(24)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas masalah yang hendak

diteliti dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan

minat belajar biologi materi sistem pernapasan pada siswa kelas XI IPA

SMAK St.Darius Larantuka ajaran 2015/2016

2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan

hasil belajar biologi materi sistem pernapasan pada kelas XI IPA SMAK

St.Darius Larantuka ajaran 2015/2016.

C. Batasan Masalah

Agar pembahasan penelitian ini dapat dipahami dan dikaji dengan baik sesuai

dengan arah dan tujuan, maka diperlukan suatu batasan masalah yang akan dikaji

secara mendalam. Skripsi ini terfokus pada pembahasan tentang :

1. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah 20 siswa kelas XI IPA SMAK St.Darius

Larantuka Tahun Ajaran 2015/2016.

2. Objek penelitian

Objek penelitian adalah minat dan hasil belajar, peneliti lebih fokus pada

aspek kognitif dan aspek afektif siswa kelas XI IPA SMAK St.Darius

Larantuka Tahun Ajaran 2015/2016 dengan Penerapan Pembelajaran

(25)

3. Materi pokok

a. Standar Kompetensi

3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu,

kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada

Salingtemas.

b. Kompetensi Dasar

3.4Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta

kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada

manusia dan hewan (misalnya burung).

Materi yang dibahas adalah Sistem Pernapasan.

4. Parameter

Parameter keberhasilan yang akan diukur dalam penelitian ini adalah

minat dan hasil belajar siswa. Minat belajar siswa diukur dengan

menggunakan kuisioner sedangkan hasil belajar untuk aspek kognitif siswa

diukur dengan nilai postest pada setiap akhir siklus dan aspek afektif siswa

diukur dengan lembar observasi.

D. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Minat belajar siswa kelas XI IPA SMAK St.Darius Larantuka melalui

(26)

2. Peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK St.Darius Larantuka

melalui model pembelajaran koperatif tipe Jigsaw pada materi sistem

pernapasan.

E. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, adalah sebagai

berikut:

1. Bagi peneliti

Sebagai tugas akhir dan memberi wawasan dari pengalaman praktis di

bidang penelitian. Hasil penelitian dapat dijadikan bekal untuk menjadi

tenaga pendidik yang profesional, pengetahuan dan pengalaman dalam

penyusun karya tulis ilmiah serta dapat dipergunakan sebagai persyaratan

menjadi sarjana.

2. Bagi guru/sekolah

Memberikan referensi bagi guru untuk mengembangkan proses belajar

mengajar dengan menggunakan pendekatan kooperatif dan memberikan

sumbangan dalam perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan

kualitas sekolah.

3. Bagi siswa

a. Memperdalam materi, karena masing-masing anggota kelompok

bertanggung jawab menjelaskan bahan pelajaran pada anggota

(27)

b. Menumbuhkan minat belajar pada diri siswa dengan metode

pembelajaran yang baru.

c. Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa, karena setiap siswa

bertanggung jawab menjelaskan bahan pelajaran pada anggota

(28)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua

orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu pertanda bahwa seseorang

telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.

Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat

pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotorik) maupun yang

menyangkut nilai sikap (afektif).

Berikut ini disajikan beberapa teori belajar menurut para ahli dalam Siregar

dan Nara (2010) :

1. W.H. Burton dalam The Guindance Of Learning Activities mengemukakan

bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu

karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu

dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan

lingkungannya.

2. H. C. Witherington dalam Education Psychology menjelaskan pengertian

belajar sebagai suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan

diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan

kepribadian atau suatu pengertian.

3. Gagne mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan perilaku

yang relatif menetap dan dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun

(29)

Dari berbagai pemahaman tentang belajar yang dikemukakan oleh para

ahli dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan telah belajar kalau sudah

terdapat perubahan tingkah laku yang menyangkut pengetahuan (kognitif), dan

keterampilan (psikomotorik) maupun yang menyangkut nilai dan sikap

(afektif) dalam dirinya. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat dari interaksi

dengan lingkungannya.

Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai produk interaksi

berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna

yang lebih kompleks, pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari

seorang guru untuk membelajarkan siswanya dalam rangka mencapai tujuan

yang diharapkan. Tujuan dalam pembelajaran adalah mengarahkan guru agar

berhasil dalam membelajarkan siswa.

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Susanto (2015) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan

perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa baik menyangkut aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Menurut

Widoyoko (2010) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang

terjadi dalam diri siswa sebagai akibat dari kegiatan pembelajaran. Perubahan

yang dimaksud seperti perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan.

(30)

mencakup aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Masing-

masing dari aspek memiliki kategori yang disusun secara hirarkis, sehingga

menjadi taraf-taraf yang semakin bersifat kompleks.

a. Aspek kognitif

Aspek kognitif adalah pandangan tentang belajar yang berfokus pada

pengetahuan dan keterampilan berpikiran siswa (Egen dan Kauchak,

2012). Menurut Bloom, dkk., dalam Winkel (2009) aspek kognitif

mencakup :

1) Mengingat (C1): mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah

dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal itu dapat meliputi fakta,

kaidah, dan prinsip, serta metode yang diketahui. Pengetahuan yang

tersimpan dalam ingatan akan digali pada saat dibutuhkan melalui

bentuk ingatan atau mengenal kembali;

2) Memahami (C2): mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan

arti dari bahan yang dipelajari;

3) Menerapkan (C3): mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu

kaidaah atau metode bekerja pada suatu kasus/masalah yang konkret

dan baru;

4) Menganalisis (C4): mencakup kemampuan untuk merinci suatu

kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau

organisasinya dapat dipahami dengan baik. Kemampuan ini

dinyatakan dalam penganalisaan bagian-bagian dasar, bersama dengan

(31)

5) Mengevaluasi (C5): mencakup kemampuan untuk membuat suatu

penelitian tentang suatu pernyataan, konsep, situasi berdasarkan suatu

kriteria tertentu kegiatan penelitian dapat dilihat dari segi tujuannya,

dan gagasannya. Berupa menyusun hipotesis, mengkritik,

memprediksi, menilai, menguji dan sebagainya.

6) Berkreasi (C6): mencakup kemampuan dalam merancang,

membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan,

memperbaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah dan

mengubahnya.

b. Aspek afektif

Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan sikap dan nilai,

sehingga sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya apabila ia telah

memiliki pengetahuan kognitif yang tinggi (Sudijono, 2011). Menurut

Winkel (2009) aspek afektif mencakup:

1) Penerimaan: mencakup kepekaan akan adanya suatu prasangka dan

kesediaan untuk memperhatikan rangsangan tersebut, seperti buku

pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru atau mendengarkan

dan memperhatikan jawaban teman kelas;

2) Partisipasi: mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan

berpartisipasi dalam suatu kegiatan;

3) Penilaian/penentu sikap; mencakup kemampuan untuk memberikan

(32)

4) Organisasi: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem

nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam hidup. Kemampuan

dinyatakan dalam mengembangkan suatu perangkat nilai.

5) Pembentukan pola hidup: mencakup kemampuan untuk menghayati

nilai-nilai kehidupan dari materi yang telah dipelajari.

c. Aspek psikomotorik

Aspek psikomotorik adalah aspek yang berkaitan dengan keterampilan

(skill) atau bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar

tertentu. Menurut Sudijono (2011) mengatakan bahwa hasil belajar

psikomotorik ini sebenaranya merupakan kelanjutan dari hasil belajar

kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (kecenderungan

untuk berperilaku). Menurut klasifikasi Simpson dalam Winkel (2009)

aspek psikomotorik meliputi:

1) Persepsi: mencakup kemampuan untuk diskriminasi atau menjelaskan

ulang dua objek berdasarkan perbedaan ciri-ciri fisik yang khas pada

masing-masing objek;

2) Kesiapan: mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam

keadaan akan melalui suatu gerakan terkait dengan konsentrasi dalam

menyiapkan diri;

3) Gerak terbimbing: mencakup kemampuan untuk melakukan suatu

(33)

4) Gerak yang terbiasa: mencakup kemampuan untuk melakukan suatu

rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya,

tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan;

5) Gerak kompleks: mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu

keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar,

tepat dan efisien;

6) Penyesuaian pola gerak: mencakup kemampuan untuk mengadakan

perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi

setempat atau dengan menunjukkan suatu keterampilan yang telah

mancapai kemahiran;

7) Kreativitas: mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola yang

baru, seluruhnya atas dasar prakasa dan inisiatif sendiri.

Secara umum aspek yang biasa dinilai dalam suatu proses pembelajaran

yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Namun fokus

utama yang akan peneliti teliti hanya dua aspek yakni aspek kogniif dan aspek

afektif. Aspek kognitif berkaitan dengan kemampuan berpikir siswa yang akan

digunakan oleh peneliti untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap

materi, sedangkan aspek afektif berkaitan dengan sikap siswa yang akan

ditunjukkan oleh siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hal ini dikarenakan kedua aspek

tersebut memiliki hubungan dengan judul penelitian yang akan dilakukan oleh

(34)

Dalam penelitian ini, tingkatan aspek kognitif yang akan diukur oleh

peneliti adalah C1-C4. Hal ini dikarenakan pengetahuan C1-C4 sesuai dengan

kempetensi dasar dan materi yang akan peneliti berikan kepada siswa kelas XI

IPA SMAK St.Darius Larantuka.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi

dua golong sebagai berikut (Slameto, 2013) :

a. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri peserta

didik yang meliputi: (1) Faktor Biologis, yang meliputi kesehatan dan

cacat tubuh. Apabila salah satu faktor biologis terganggu maka akan

mempengaruhi hasil belajar anak. (2) Faktor Psikologi, yang meliputi

inteligensi, perhatian, minat, motivasi dan kesiapan dalam menerima

materi pembelajaran. (3) Faktor Kelelahan, meliputi kelelahan jasmani

dan rohani. Kelelahan jasmani dapat dilihat dengan adanya lemah

tubuh, mengantuk, haus, dan lapar. Sementara kelelahan rohani dapat

dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan

dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

b. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta

didik yang meliputi (1) Faktor keluarga. Keluarga adalah lembaga

pendidikan yang pertama dan utama dan merupakan pendidikan dalam

ukuran kecil yang bersifat menetukan untuk pendidikan dalam ukuran

(35)

hubungan guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan disiplin di

sekolah. (3) Faktor masyarakat, bentuk kehidupan masyarakat sekitar

mempengaruhi prestasi siswa. Apabila masyarakat di lingkungan

tempat tinggal siswa adalah terpelajar maka siswa akan terpengaruh

untuk lebih giat belajar.

C. Minat Belajar

Minat merupakan salah satu faktor internal yang penting untuk menunjang

kegiatan belajar siswa. Minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau

faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif, yang

menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan,

menyenangkan, dan lama-kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam

dirinya (Susanto, 2013). Minat diartikan sebagai kecenderungan subjek yang

menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu

dan merasa senang mempelajari materi itu (Winkel, 2009).

Dari uraian yang ada maka minat belajar merupakan ketertarikan atau rasa

suka yang dimiliki oleh siswa terhadap sesuatu yaitu, materi ajar sebagai suatu

proses untuk memperoleh pengetahuan tanpa adanya paksaan. Tidak adanya

minat seorang siswa terhadap suatu materi akan menimbulkan kesulitan dalam

belajar, sehingga dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan minat yang

(36)

Minat belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Haq M. A.

(2012) beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar adalah sebagai

berikut.

1. Motivasi dan cita-cita

Minat sesorang dikatakan semakin tinggi apabila disertai dengan motivasi,

baik yang bersirat internal ataupun eksternal. Minat merupakan perpaduan

keinginan dan kemampuan yang dapat dikembangkan jika ada motivasi.

Cita-cita dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Cita-Cita-cita dapat dikatakan

perwujudan minat seseorang untuk meraih keinginannya untuk dikehidupan

yang akan datang, cita-cita tersebut akan terus dikejarnya sampai dapat

meraihnya, walaupun banyak berbagai rintangan.

2. Keluarga

Orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga. Oleh karenanya

keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat seorang siswa terhadap

pelajaran. Apa yang diberikan oleh keluarga sangat berpengaruh bagi

perkembangan jiwa seorang siswa, oleh karena itu perhatian dan dukungan

keluarga sangat penting untuk menumbuhkan minat belajar seorang siswa.

3. Peran guru

Selain sebagai fasilitator, guru juga harus dapat berperan sebagai

motivator. Dalam hal ini, seorang guru harus mampu menciptakan kondisi

belajar mengajar yang kondusif dan dapat merangsang minat siswa dalam

(37)

pembelajaran, berikut ini disajikan beberapa pendekatan yang harus

diperhatikan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

Pendekatan-pendekatan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Berikan kepada siswa rasa puas, biasanya keberhasilan akan

mengikutinya.

b. Kembangkan pengertian kepada siswa secara wajar. Pengertian baru

haruslah didasarkan pengalaman-pengalaman belajar yang lampau.

c. Bawalah suasana kelas yang menyenangkan para siswa.

d. Buatlah para siswa ikut andil dalam program yang disusun.

e. Usahakan pengaturan kelas yang bervariasi, sehingga rasa bosan

berkurang dan perhatian siswa meningkat.

f. Timbulkan minat siswa terhadap pokok bahasan yang dipelajari.

g. Berikan komentar terhadap hasil-hasil yang mereka capai.

h. Berikan kesempatan siswa untuk berkompetisi.

D. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif dan Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara

siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif

(38)

pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran di mana siswa bekerja

sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran yang mengacu pada cara

siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil secara

kolaboratif yang terdiri dari 4-6 anggota.

Dalam model pembelajaran kooperatif, guru lebih berperan sebagai

fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung kearah pemahaman

siswa yang lebih tinggi. Guru tidak hanya memberi pengetahuan pada siswa,

tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam pikiranya. Siswa

mempunyai kesempatan mendapatkan pengalaman langsung dalam

menerapkan ide-ide mereka (Rusman, 2010).

Tujuan pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa

untuk meningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu

maupun secara kelompok. Selain itu, melatih siswa untuk bekerja sama

dengan berbagai latar belakang kemampuan, keterampilan dan pemecahan

masalah (Rusman, 2010).

2. Prinsip Dasar dan Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam

kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan

(39)

prinsip dasar pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan benar akan

memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif (Rusman, 2010).

Prinsip dasar pembelajaran kooperatif antara lain sebagai berikut:

a. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya.

b. Siswa harus melihat bahwa semua anggota kelompok memiliki tujuan

yang sama.

c. Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara

anggota kelompoknya.

d. Siswa akan dikenai evaluasi

e. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan

untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

f. Siswa diminta memperanggungjawabkan secara individual materi

yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Adapun karakteristik model pembelajaran kooperatif adalah:

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajar.

b. Kelompok dibentuk dari beberapa siswa yang memiliki kemampuan

berbeda-beda baik tingkat kemampuan tertinggi, sedang, dan rendah.

c. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari masing-masing

(40)

E. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pertama kali dikembangkan dan

diujicobakan oleh Elliot di Universitas Texas dan kemudian diadaptasikan

oleh Slavin di Universitas John Hopkins. Model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw adalah salah satu model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil (Rusman, 2010).

Fathurrohman (2015) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerja sama

saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan

bagian materi yang harus dipelajari dan manyampaikan materi tersebut kepada

anggota kelompok lain.

Dari uraian yang ada maka model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa membentuk

kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen

dan saling berketergantungan positif serta bertanggung jawab pada materi

yang dipelajari secara mandiri.

Menurut Wena (2014) secara umum penerapan metode pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw di kelas adalah sebagai berikut :

1. Kelas dibagi dalam kelompok, tiap kelompok siswa terdiri atas 4-5

siswa yang bersifat heterogen dari segi kemampuan, jenis kelamin,

(41)

2. Tiap kelompok diberi bahan ajar dan tugas-tugas pembelajaran yang

harus dikerjakan.

3. Dari masing-masing kelompok diambil seorang anggota untuk

membentuk kelompok baru (kelompok pakar) dengan membahas tugas

yang sama. Dalam kelompok ini diadakan diskusi antara anggota

kelompok pakar.

4. Anggota kelompok pakar kemudian kembali lagi ke kelompok semula,

untuk mengajari anggota kelompoknya. Dalam kelompok ini diadakan

diskusi antara anggota kelompok.

5. Selama proses pembelajaran secara kelompok guru berperan sebagai

fasilitator dan motivator.

6. Tiap minggu atau dua minggu, guru melaksanakan evaluasi, baik

secara individu maupun kelompok untuk mengetahui kemajuan belajar

siswa.

7. Bagi siswa dan kelompok siswa yang memperoleh nilai hasil belajar

yang sempurna diberi penghargaan. Demikian pula jika semua

kelompok memperoleh nilai hasil belajar yang sempurna maka wajib

diberi penghargaan.

Menurut Zaini (2008) mengatakan bahwa langkah-langkah penerapan

Jigsaw adalah sebagai berikut:

1. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang maisng-masing

(42)

2. Bahan diskusi dibagi kepada siswa dan setiap siswa bertanggung

jawab untuk mempelajari satu bagian dari bahan diskusi tersebut.

3. Salah satu anggota dari beberapa kelompok yang berbeda memiliki

tanggung jawab untuk mempelajari satu bahan diskusi yang sama dan

selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bahan diskusi

tersebut. Kelompok ini dinamakan sebagai kelompok ahli.

4. Selanjutnya, para siswa yang berbeda dalam kelompok ahli kembali ke

kelompok asal untuk mengajar anggota kelompok asalnya mengenai

materi yang telah dipelajari dalam kelompok ahli.

5. Setelah diadakan diskusi dalam kelompok asal, para siswa dievaluasi

secara individual mengenai materi yang telah dipelajari.

Dalam pelaksanaannya, peneliti menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw menurut Wena. Ibrahim (2000) mengatakan bahwa

model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah:

1. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama

dengan lain;

2. siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan;

3. setiap siswa berhak menjadi ahli dalam kelompoknya;

4. dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif;

5. dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam belajar dan sekaligus

mengajarkan kepada orang lain, sehingga siswa memiliki tanggung

(43)

Sementara itu, kekurangannya adalah :

1. membutuhkan waktu yang lama,

2. siswa yang pandai cenderung tidak mau disatukan dengan siswa yang

kurang pandai, dan yang kurang pandai pun merasa minder apabila

digabungkan dengan temannya yang pandai, walaupun lama kelamaan

perasaan itu akan hilang dengan sendirinya.

F. Materi Pembelajaran

Sistem pernapasan merupakan salah satu materi belajar pada kelas XI IPA

yang terdapat di dalam Kompetensi Dasar 3.4 Menjelaskan keterkaitan antara

struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada

sistem pernapasan pada manusia dan hewan (misalnya burung). Pembelajaran

biologi sistem pernapasan menekankan pada siswa untuk mengetahui dan

mengerti berbagai organ-organ pernapasan, proses pernapasan dan

kelainan/gangguan serta cara mengatasi kelainan/gangguan pernapasan.

Secara garis besar materi yang dipelajari adalah menjelaskan tentang

organ-organ pernapasan, proses pernapasan dan kelainan/gangguan serta cara

mengatasinya.

G. Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fransiska Siska (2013)

(44)

Sistem Peredaaran Darah Manusia pada Siswa Kelas VIII SMP Joannes Bosco

Yogyakarta”. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan, membuktikan bahwa:

1) terjadi peningkatan minat dan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II.

2) terjadi peningkatan pada nilai rata-rata kelas pada siklus I dan siklus II.

Untuk rata-rata kelas sebelum tindakan sebesar 52,75 kemudian meningkat

pada siklus I menjadi 77,15 kemudian meningkat lagi pada siklus II menjadi

87,63.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Haryana (2012) dengan judul

“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw pada Materi Perubahan

dan Pencemaran Lingkungan untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar

Siswa Kelas Xc SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2011/2012”. Hasil

penelitian yang telah dilaksanakan membuktikan bahwa 1) terjadi peningkatan

motivasi belajar yang terlihat dari persentase kondisi awal siswa sebesar

65,71% menjadi 77,14% pada siklus I dan meningkat menjadi 80% pada

siklus II. 2) terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari 50,14 menjadi 64,85

pada siklus I kemudian meningkat pada siklus II menjadi 71,42.

H. Kerangka Berpikir

Keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari peran dan

usaha guru sebagai fasilitator dan motivator didukung dengan sarana dan

prasarana yang tersedia serta keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Namun, hal tersebut kurang berperan maksimal di SMAK St.Darius

(45)

Berdasarkan observasi dan wawancara terhadap guru biologi diketahui

bahwa pencapaian hasil belajar siswa tergolong rendah. Siswa merasa kurang

berminat selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal tersebut dikarenakan

siswa merasa jenuh dengan pembelajaran yang monoton dengan model

pembelajaran yang kurang bervariasi. Minat belajar yang rendah ditunjukkan

dari perilaku siswa yang kurang terlibat aktif dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian yang relevan menunjukkan bahwa dengan

menggunakan model pembelajaran tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil

belajar biologi kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta. Maka dari itu

peneliti melakukan suatu tindakan yaitu melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pembelajaran

dilakukan dalam II siklus yang diharapkan hasil akhir yaitu meningkatnya

minat dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK St.Darius Larantuka.

Berikut adalah kerangka berpikir penelitian yang disajikan dalam diagram alir

[image:45.595.86.515.239.632.2]
(46)

Siswa Guru

Siswa masih pasif, kurang berminat, dan

hasil belajar rendah

Model pembelajaran kurang bervariasi, model pembelajaran yang digunakan

adalah ceramah dan disertai tanya jawab

Penelitian yang dilakukan oleh Fransiska tahun 2013 bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi

Penelitian yang dilakukan oleh Haryana tahun 2012 bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi kelas Xc SMA Pangudi Luhur Sedayu

TINDAKAN

Penelitian menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada siklus I dan siklus II

HASIL

[image:46.842.53.805.71.535.2]
(47)

I. Hipotesa

Berdasarkan pada permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya dapat

dirumuskan hipotesis tindakan yaitu “Penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian Tindakan Kelas dilakukan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di

kelas. Upaya peningkatan tersebut dilakukan guna mencari jawaban atas

permasalahan pembelajaran di kelas secara berkesinambungan.

B. Seting Penelitian 1. Subyek penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA SMAK

St.Darius Larantuka yang terdiri dari 20 siswa 2. Obyek penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah minat dan hasil belajar siswa pada materi

sistem pernapasan kelas XI IPA SMAK St.Darius Larantuka

3. Tempat penelitian

Tempat penelitian di SMAK St.Darius Larantuka yang beralamat di Jl. Jend.

Sudirman, Desa Weri, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur

4. Waktu penelitian

(49)

C. Rancangan Penelitian

Sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan, peneliti terlebih

dahulu membuat rancangan penelitian agar penelitian yang akan dilaksanakan

dapat dikelola dengan baik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunnakan model

penelitian Jhon Elliot yang merupakan pengembangan dari model Khemmis &

Mc Taggart, setiap siklus penelitian meliputi beberapa tahapan berulang meliputi

tahap-tahap: Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Acting), Pemantauan

(Observasing), Refleksi (Reflectiong). Hasil refleksi digunakan untuk mengetahui

tingkat perubahan yang terjadi dan tingkat pencapaian indikator-indikator yang

[image:49.612.95.530.212.602.2]

telah ditetapkan. Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart disajikan dalam

(50)
[image:50.612.94.524.122.589.2]

Gambar 3.1 Bagan Model Penelitian Kemmis dan Mc, Taggart Adaptasi Depdiknas, 1999, 21

Penelitian ini didesain dengan melakukan proses pembelajaran yang dibagi

menjadi 2 siklus penelitian. Penjabaran rangkaian kegiatan selama proses

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Siklus I

Rancangan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I dilaksanakan dalam 2

kali pertemuan masing-masing sebanyak 2 x 45 menit, terdiri dari beberapa

tahapan, adapun tahapan kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Siklus I Perencanaan

Pelaksanaan dan Observasi

Refleksi

Perencanaan

Siklus II Pelaksanaan dan

Observasi Refleksi

(51)

Tahap ini merupakan tahap untuk mempersiapkan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK St.Darius Larantuka yang meliputi:

1) Menyusun Silabus Pembelajaran kelas XI IPA

2) Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) pokok

bahasan Biologi Sistem Pernapasan

3) Menyusun instrument penelitian yang sesuai dengan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang meliputi lembar

observasi, kartu soal, dan soal tes akhir (postest) siklus I.

b. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan (observasi)

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan

rencana tindakan, kegiatan yang dilakukan meliputi:

1) Mengkondisikan kelas ke dalam suasana belajar

2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus I dengan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan RPP yang telah

dibuat. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, anggota kelompok

dipilih sendiri oleh siswa dengan membentuk 5 kelompok asal,

masing-masing kelompok beranggotakan 4 siswa. Setiap siswa

(52)

Pengamatan (observasi) dilakukan selama proses pembelajaran, hal ini

diamati antara lain:

1) Mengamati kegiatan diskusi siswa

2) Mengevaluasi pemahaman siswa melalui tes akhir (postest).

Observasi dilakukan oleh observer dengan mengisi lembar

observasi yang telah disediakan. Hasil observasi dan evaluasi yang

didapatkan menjadi bahan refleksi bagi peneliti terhadap tindakan

yang telah dilakukan dan bagi penyusunan rencana tindakan

berikutnya.

c. Refleksi

Pada tahap ini, peneliti melakukan refleksi berdasarkan apa yang telah

diperoleh dari hasil observasi kegiatan siswa, observasi proses

pembelajaran, dan hasil tes akhir (postest) siklus I. Kemudian dari hasil

yang telah diperoleh tersebut, menjadi bahan bagi peneliti

mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan selama proses pembelajaran

berlangsung dan apa saja yang belum dapat dicapai pada siklus I. kegiatan

refleksi ini menjadi dasar bagi peneliti dalam perencanaan dan

pelaksanaan tindakan untuk siklus berikutnya, yaitu siklus II.

2. Siklus II

Pelaksanaan siklus II didasarkan atas hasil yang telah diperoleh pada

(53)

a. Perencanaan Tindakan

Tahap ini merupakan tahap untuk mempersiapkan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAK St.Darius Larantuka yang meliputi:

1) Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan hasil

refleksi siklus I

2) Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) pokok

bahasan Biologi Sistem Pernapasan

3) Menyusun instrument penelitian yang sesuai dengan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang meliputi lembar

observasi, kartu soal, dan soal tes akhir (postest) siklus II.

b. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan (observasi)

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan

rencana tindakan, kegiatan yang dilakukan meliputi:

1) Mengkondisikan kelas ke dalam suasan belajar

2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan metode

pembelajaran jigsaw sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Pada

pelaksanaan pembelajaran siklus II, kelompok yang dibentuk

(54)

yaitu jumlah kelompok yang dibentuk 5, dengan masing-masing

anggota kelompok 4. Kelompok pada siklus II dibentuk oleh guru,

dimana setiap anggota kelompok memiliki kemampuan heterogen.

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran, hal yang diamati

antara lain:

1) Mengamati kegiatan diskusi siswa

2) Mengevaluasi pemahaman siswa melalui tes akhir (postest).

Observasi dilakukan oleh observer dengan mengisi lembar

observasi yang telah disediakan. Hasil observasi dan evaluasi yang

didapatkan menjadi bahan refleksi bagi peneliti terhadap tindakan

yang telah dilakukan dan bagi penyusunan rencana tindakan

berikutnya.

c. Refleksi

Pada tahap ini, peneliti melakukan refleksi berdasarkan apa yang telah

diperoleh dari hasil observasi kegiatan siswa, observasi proses

pembelajaran, dan hasil tes akhir (postest) siklus II. Dari hasil yang telah

diperoleh tersebut menjadi bahan bagi peneliti mengidentifikasi

kelemahan dan kelebihan selama proses pembelajaran berlangsung dan

(55)

menjadi dasar bagi peneliti untuk membuat kesimpulan dan saran dari

penelitian yang telah dilaksanakan.

D. Instrument Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpul data dalam

penelitian (Suparno, 2010). Dalam penelitian ini, ada dua macam instrumen yang

digunakan yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

1. Instrument pembelajaran a. Silabus

Instrumen pembelajaran memuat tentang satuan pendidikan,

kelas/semester, program layanan, mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK),

Komopetensi Dasar (KD), indikator, penilaian, alokasi waktu, materi dan

kegiatan pembelajaran serta sumber pembelajaran. Silabus berfungsi sebagai

acuan dalam pembuatan Rencana Pembelajaran Pelaksanaan (RPP). Silabus

terlampir.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memuat tentang satuan

pendidikan, kelas/semester, mata pelajaran, alokasi waktu, Standar

Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator, tujuan pembelajaran,

(56)

menyampaikan materi. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berfungsi

sebagai acuan penelitian selama proses pembelajaran. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) terlampir.

c. Handout

Handout berisi materi ajar tentang sistem pernapasan pada manusia.

Masing-masing siswa mendapatkan handout pembelajaran. Handout

terlampir.

d. Kartu Soal

Kartu soal dibuat oleh peneliti yang akan diberikan kepada siswa saat

proses pembelajaran berlangsung. Berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang

akan didiskusikan oleh siswa selama dalam kelompok baik dalam kelompok

ahli maupun kelompok asal. Kartu soal terlampir.

2. Instrumen pengumpulan data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

tindakan kelas ini berupa test dan non-test.

a. Test

Test yang digunakan berupa test akhir (postest). Test ini merupakan

alat ukur hasil belajar siswa dalam ranah kognitif. Post test digunakan

(57)

pada manusia setelah tindakan dengan menggunakan metode

pembelajaran jigsaw. Soal post test setiap siklus terlampir.

b. Non-Test

Instrument pengumpulan data non-test berupa kuesioner, dan lembar

observasi aspek afekif siswa selama proses pembelajaran.

1) Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh

informasi dari responden yang ingin diketahui (Suparno, 2010;61). Dalam

penelitian ini, kuesioner yang dibuat untuk mengetahuai minat siswa terhadap

belajar biologi khususnya materi sistem pernapasan pada manusia dengan

menggunkan metode pembelajaran jigsaw. Kuesioner yang digunakan adalah

kuesioner tertutup artinya sudah tersedia pilihan jawabannya. Pengisian

kuesioner dilakukan sesudah pelaksanaan pembelajaran siklus II. Pengisian

kuesioner sesudah pelaksanaan pembelajaran bertujuan untuk mengetahui

minat siswa setelah pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw.

Kuesioner terdiri dari 20 pernyataan masing-masing pernyataan memuat 4

pilihan jawaban yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS),

Sangat Tidak Setuju (STS). Pernyataan-pernyataan tersebut terdiri dari item

(58)

Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner disusun berdasarkan indikator

yang ada pada teori tentang minat belajar. Indikator minat belajar untuk

kuesioner minat belajar yang dibuat antara lain rasa senang, tanpa paksaan,

[image:58.612.94.528.196.594.2]

keseriusan, ketertarikan dan perhatian. Kisi-kisi kuesioner dapat dilihat pada

table 3.1 sebagai berikut

Table 3.1. Kisi-Kisi Kuesioner

Indikator Jumlah Soal

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif - Rasa senang

- Tidak terpaksa - Serius - Tertarik - Perhatian 2 1 3 2 2 1 1 3 3 2 Kuesioner minat belajar terlampir

2) Lembar Observasi/Pengamatan

Observasi/pengamatan merupakan salah satu instrumen pengumpulan data

yang digunakan untuk mengetahui kemampuan afektif siswa. Observasi

dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Dalam penelitian ini yang melakukan observasi adalah observer

dan bukan peneliti. Observer melakukan pengamatan berdasarkan lembar

observasi yang telah disediakan oleh peneliti dan mengisinya sesuai dengan

skala penilaian yang diamati sesuai dengan situasi pembelajaran dan aktivitas

siswa selama kegiatan pembelajaran saat itu. Kriteria penilaian yang akan

(59)

interaksi sikap percaya diri, sikap menghargai dalam mengeritik dan

menerima kritikan, mengajukan dan menjawab pertanyaan. Observasi

dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran dan difokuskan pada saat

kegiatan diskusi dan presentasi. Lembar observasi terlampir.

E. Analisis Data

1. Hasil Belajar (Aspek kognitif)

Dalam ini data peningkatan hasil belajar siswa digunakan untuk mengukur

kemampuan kognitif siswa. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes uraian.

Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dapat dilihat dari postest di akhir

siklus I dan untuk melihat peningkatannya dari postest di akhir siklus II. Cara

menghitung nilai post test siswa setiap individu adalah sebagai berikut:

Hasil postest setiap siswa dihitung untuk mengetahui ketercapaian KKM

siswa. KKM siswa SMAK St.Darius Larantuka minimal 75. Siswa yang

mendapatkan nilai ≥75 pada postest maka dinyatakan tuntas, sedangkan jika siswa mendapatkan nilai <75, maka dinyatakan tidak tuntas.

Setelah diketahui nilai ketuntasan belajar individu, maka dapat digunakan

(60)

Selain menganalisis nilai dan ketuntasan belajar individu serta ketuntasan

kelas, peneliti juga menghitung skor rata-rata, yang bertujuan untuk mengetahui

ketercapaian target yang telah ditentukan yaitu 75. Jika skor rata-rata kelas

mencapai ≥75, maka memenuhi target yang telah dibuat. Untuk menghitung skor

rata-rata kelas digunakan rumus:

Skor rata-rata kelas

2. Hasil belajar (Aspek Afektif)

Observasi dilakukan untuk melihat bagaimana sikap siswa di kelas ketika

metode jigsaw sedang diaplikasikan di kelas. Skor yang diperoleh dari lembar

observasi dianalisis, sehingga didapatkan persentase skor hasil observasi dengan

rumus:

Keterangan:

q = presentasi skor hasil observasi aktivitas siswa

r = jumlah keseluruhan skor yang diperoleh siswa

[image:60.612.97.528.218.604.2]

t = skor maksimal

Tabel 3.2 Kriteria Hasil Persentase Observasi Aspek Afektif Siswa Terhadap Pembelajaran

(61)

3. Data Minat Belajar

Data minat siswa dapat dilihat dari hasil kuesioner. Data yang diperoleh dari

kuesioner dianalisis dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1) Kuesioner yang telah diisi oleh siswa dikategorikan dalam pernyataan

positif dan pernyataan negatif,

2) Kemudian masing-masing kategori jawaban tersebut diberi skor.

Untuk mengetahui presentasi minat belajar siswa secara individu,

[image:61.612.96.533.213.610.2]

dianalisis menggunakan perhitungan sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kategori Minat Siswa

Skor (%) Kategori

76 - 100 Sangat Tinggi

51 - 75 Tinggi

26 - 50 Rendah

< 25 Sangat Rendah

(62)

Setelah data minat siswa diperoleh, peneliti dapat menyimpulkan

berdasarkan target yang diinginkan. Dalam penelitian ini, peningkatan minat

belajar siswa pada materi biologi sistem pernapasan manusia dengan metode

jigsaw dikatakan berhasil apabila siswa dengan kategori skor tinggi dan sangat tinggi sebesar 70%.

4. Analisis Kualitatif

Data-data yang dipeoleh dari hasil pengamatan juga dianalisis secara kualitatif

dilakukan dengan deskripsi kata-kata dari hasil pengamatan selama proses

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

F. Indikator Keberhasilan Penelitian

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini meliputi peningkatan minat belajar

siswa, dan hasil belajar aspek kognitif dan afektif. Indikator keberhasilan dalam

[image:62.612.90.531.174.696.2]

penelitian ini disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.4 Indikator Keberhasilan Penelitian

Indikator Keberhasilan

Instrumen Target capaian siklus II

Hasil Belajar Biologi Siswa

Tes akhir (post test)

70% siswa dapat mencapai KKM 75 Hasil Belajar

Ranah Afektif

Lembar observasi

Adanya peningkatan hasil belajar ranah afektif siswa pada kategori sangat tinggi yaitu 70%

Minat Belajar Siswa

Kuesioner dan Lembar

observasi

(63)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang telah digunakan dengan menggunakan metode

jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan afektif serta minat siswa kelas XI IPA SMAK St.Darius Larantuka dilakukan sebanyak 2 siklus

dengan masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Berikut ini akan

diuraikan mengenai proses pelaksanaan penelitian dan hasil yang diperoleh

selama pelaksanaan penelitian:

a. Siklus I

1) Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan instrumen pembelajaran, dan

instrumen penelitian yang nantinya digunakan unuk mendukung penelitian ini.

Instrumen pembelajaran yang telah disusun adalah silabus pembelajaran,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi pembelajaran yang telah

disusun dan dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran dan dosen

pendamping. Serta dalam instrumen penelitian terdapat kartu soal sebagai bahan

(64)

2) Tindakan

a) Pelaksanaan Pertemuan I

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di kelas XI IPA SMAK

St.Darius Larantuka, pada hari Senin, tanggal 18 April 2016. Pada pukul 09.00-10.30 WITA. Uraian kegiatan pelaksanaan dalam penelitian tindakan

kelas sebagai berikut:

Kegiatan Pra Pembelajaran

Sebelum memulai pembelajaran peneliti yang bertindak sebagai guru

masuk ke dalam kelas bersama guru mata pelajaran biologi SMAK

St.Darius Larantuka yang bertindak sebagai observer, lalu menyapa siswa agar siswa tidak terkesan kaku dan mengakrabkan diri dengan siswa.

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan menyapa, mengecek kesiapan

siswa, lalu memberikan apresepsi kepada siswa dengan mengajukan

pertanyaan yakni “apa yang kalian rasaka

Gambar

Tabel 3.3 Kategori Minat Siswa......................................................................
Gambar 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Gambar 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Panel zephyr bambu adalah suatu papan atau lembaran tiga lapis dari zephyr bambu atau serat bambu dengan arah serat bersilangan yang direkat dengan menggunakan

JADWAL PELAKSANAAN TES TPA (KEMAMPUAN BIDANG) KUALIFIKASI CALON DOSEN.. PADA UNIVERSITAS DIPONEGORO

dimasukkan ke dalam sebuah channel decoder untuk melindungi data. Gambar 5.26 Model Umum Sistem Komunikasi Digital Spektrum.. Komentar mengenai jumlah pseudorandom adalah

Sesuai dengan salah satu agenda Pemprov Jatim tahun 2006-2008 bahwa di Bangil terpilih menjadi klaster industri kecil bordir karena dipandang sebagai jenis usaha yang relatif

Wahai kaum guru semua Bangunkan rakyat dari gulita Kita lah penyuluh bangsa. Pembimbing melangkah

Penelitian ini berjudul Customer Service dan Citra BNI (Studi Korelasional Pengaruh pelayanan Customer Service Terhadap Citra Perusahaan di Kalangan Nasabah Bank BNI

Pada siklus terahir ini, guru sudah tidak kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran kemampuan berbicara anak di PAUD Al fathi karena anak sudah

Dari data-data yang diperoleh oleh penulis berdasarkan analisis Balanced Scorecard dapat diketahui banwa kinerja perusahaan berada dalam kondisi cukup baik. Hal ini dapat terlihat