ABSTRAK
Penyakit demam berdarah merupakan penyakit demam akut yang dapat menyerang anak-anak dan orang dewasa. Penyakit ini harus diwaspadai karena bisa menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Bila salah dalam penanganan dapat menyebabkan kematian.
Penyakit ini ditularkan melalui perantara nyamuk Aedes aegypti yang biasanya berkembang selama musim hujan, sehingga pada musim ini kasus demam berdarah dapat meningkat. Data yang terkumpul dari tahun 1968- 1993 dilaporkan sebanyak 10.189 penderita dengan usia pada umumnya dibawah 1 5 tahun. Apalagi dengan adanya krisis moneter yang melanda Indonesia, dimana masyarakat lemah tidak mampu lagi untuk berobat, sehingga kejadian demam berdarah masih tetap tinggi.
Penulisan ini ditujukan untuk mahasiswa kedokteran dan masyarakat pada umumnya supaya mengetahui bagaimana gejala klinik, komplikasi, therapi dan pencegahanny a.
Umumnya penderita demam berdarah pada anak-anak memperlihatkan prognosis dan perjalanan penyakit lebih berat daripada orang dewasa. Untuk itu dibutuhkan cara-cara untuk mencegahnya dan usaha penerangan yang efektif, mulai dari penyebab, pencegahan sampai pengobatannya.
ABSTRACT
The Dengue Haemorrhagic Fever is an acute fever disorder invading both
children end adult people. It is required to pay simply attention on such
a
disorder that getting able to attack everyone regardless of who it is. If treatment
of the disorder is not appropriate enough, it is leading to death.
This disease my be spreaded by an intermediary mosquito of Aedes aegypti
that usually have culture during rainy season, increasing cases of bleed fever.
Date collected from 1968-1993 in a report are IO. 189 victims in general under I5
old ages. In addition, there are monetary crisis in Indonesia, by which weak
community are no longer have abilities to hospitalize leading to increase in events
of bleed fever.
This article is aimed at medical students and society so as to know how
clinical signs, complications, therapeutics, and pre vention.
In general, children with bleed fever shows prognosis and transmitation of severe disorder rather then adult people. It is necessary, therefore, some efforts to
find out means of preventing disorder end effectively explanations from causes
and prevention to treatment or therapy.
DAFTAR ISI
BAB
III
KESIMPULAN DAN SARAN3.1 Pengaruh Musim Hujan Terhadap Siklus Hidup Nyamuk
Aedes aegypti 14
3 . 2 Cara Melakukan Pencegahan Penyakit Demam Berdarah 15
3.3 Komplikasi dan Penatalaksanaan 16
3 . 4 Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 20
RIWAYAT HIDUP PENULIS 21
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Demam berdarah merupakan penyakit yang dapat menyerang anak-anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang dapat memburuk setelah dua hari pertama dan yang fatal/berat dapat menyebabkan kematian ( 3 ) . Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue, golongan famili Flaviviridae ( 2 ) . Virus dengue tidak dapat masuk sendiri ke dalam tubuh
manusia, ia memerlukan bantuan nyamuk untuk menghisap darah penderita. Tidak sembarangan nyamuk dapat membawa masuk virus ini, hanya jenis nyamuk kebun yang cocok untuk virus dengue. Nyamuk-nyamuk ini mempunyai ciri-ciri tubuh berwarna hitam belang-belang putih, bernama
Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Nyamuk Aedes aegypti hams menghisap penderita penyakit dengue dulu.
Virus hidup di dalam tubuh nyamuk. Virusnya tinggal di dalam sungut nyamuk yang sudah menghisap darah penderita. Virus ini kemudian dipindahkan ke tubuh orang lain lewat gigitannya. Tidak semua nyamuk
Aedes aegypti membawa virus demam berdarah. Hanya nyamuk Aedes
aegypti yang pernah meghisap darah penderita demam berdarah yang hams
dijauhi. Namun kita tidak tahu nyamuk Aedes aegypti yang mana yang
berpenyakit, dan mana yang tidak. Oleh karena itu, semua nyamuk Aedes aegypti di lingkungan yang ada penderita demam berdarah hams dibasmi (4).
Biasanya nyamuk berkembang subur selama musim hujan dan awal musim kemarau (musim pancaroba). Pada musim inilah penyakit demam berdarah banyak menyerang, sehingga kasus demam berdarah meningkat Jumlah penderita demam berdarah meningkat antara bulan September sampai Februari yang mencapai puncaknya pada bulan Januari (6).
2
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tinjauan pustaka, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh musim hujan terhadap siklus hidup nyamuk Aedes aegypti.
2. Bagaimana cara melakukan pencegahan, supaya disetiap musim hujan angka kejadian demam berdarah dapat menurun.
3. Bagaimana komplikasi dan penatalaksanaannya.
1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Penulisan
Dengan mengetahui sifat dan tabiat nyamuk Aedes aegypti, kita
berharap dapat mengetahui cara mencegah penyakit demam berdarah.
1.3.2 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui siklus perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti
terhadap pengaruh musim hujan.
b. Untuk mengetahui usaha-usaha apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit demam berdarah.
1.4 Kegunaan Penulisan
a. Mengenal lebih dalam sifat-sifat dan kebiasaan hidup nyamuk Aedes aegypti.
b. Mengenal variasi gejala penyakit demam berdarah
1.5 Kerangka Pemikiran
3
Aedes aegypti adalah spesies nyamuk tropis dan subtropis biasanya
terletak antara garis lintang LU dan LS. Aedes aegypti adalah salah satu vektor nyamuk yang paling efisien untuk arbovirus, karena nyamuk ini
sangat antropofilik dan hidup dekat dengan manusia dan dapat hidup di dalam
rumah (6).
Tempat perindukan nyamuk Aedes aegypty di air jernih. Air jernihnya
harus tergenang dan bukan di atas tanah, tapi harus berada di dalam wadah. Misalnya di dalam kaleng bekas, jambangan bunga, gentong, atau barang bekas apa saja. Nyamuk tidak menyukai air kotor. Di selokan atau lumpur tidak ditemukan nyamuk ini (4).
Virus-virus dengue ditularkan ke tubuh manusia melalui sengatan
nyamuk aedes yang terinfeksi, terutama aedes aegypti, dan karenanya
dianggap sebagai arbovirus (virus yang ditularkan melalui artropoda). Bila terinfeksi, nyamuk tetap akan terinfeksi sepanjang hidupnya, menularkan Virus ke individu rentan selama menghisap darah (6).
Berdasarkan teori di atas, demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan ke tubuh manusia dengan
sengatan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi virus dengue. Supaya terhindar dari sengatan nyamuk Aedes aegypti kita dapat melakukan
pencegahan.
Pencegahan wabah demam berdarah didasarkan pada pengendalian vektor, karena vaksin belum ada. Saat ini, satu-satunya cara yang efektif adalah menghmdari sengatan nyamuk yang terinfeksi. Pendekatan yang luas untuk pencegahan demam berdarah meliputi :
1. Pengawasan dan pengendalian vektor, dengan penatalaksanaan lingkungan terpadu dan pengendalian kimiawi serta biologis.
2. Pengawasan air tampungan yang baik, sanitasi, serta penanganan sampah padat.
4
Ada 2 cara pemberantasan vektor, yaitu :
1. Menggunakan insektisida
Yang lazim dipakai adalah malathion untuk membunuh nyamuk dewasa
dan abate untuk membunuh jentik nyamuk.
2. Tanpa insektisida, caranya adalah :
Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air minimal lx seminggu.
Menutup tempat penampungan air rapat-rapat.
Membersihkan halaman rumah dari kaleng-kaleng bekas, botol-botol
pecah dan benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang (3).
1.6 Metodologi Penulisan
Metode penulisan yang digunakan oleh penulis adalah studi pustaka.
1.7 Lokasi dan Waktu
BAB III
KESIMPULAN
DAN SARAN
3.1 Pengaruh Musim Hujan Terhadap Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti. Di negara Indonesia terdapat dua macam musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada musim hujan, dimana air hujan yang turun ke bumi menyebabkan banyak genangan air. Air yang tidak mengalir (tergenang) ini merupakan tempat perindukan nyamuk aedes. Biasanya air tergenang berada
di dalam wadah seperti kaleng bekas, pot bunga dan barang bekas lainnya, juga tempat perindukan buatan manusia seperti tempayan dan bak mandi.
Aedes aegypti dewasa, berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan
ukuran nyamuk rumah (Culex). Telur Aedes aegypti mempunyai dinding yang
bergaris-garis dan membentuk bangunan menyerupai gambar kain kasa. Larva Aedes aegypti mempunyai pelana yang terbuka dan gigi yang berduri di lateral.
Spesies ini mengalami metamorfosis sempurna. Nyamuk betina
meletakkan telurnya di atas permukaan air dalam keadaan menempel pada dinding tempat perindukannya. Setelah kira-kira 2 hari telur menetas menjadi larva, pupa, kemudian menjadi dewasa. Pertumbuhan telur menjadi dewasa memerlukan waktu kira-kira 9 hari.
Tempat perindukan utama nyamuk Aedes aegypti adalah tempat-tempat
berisi air yang berdekatan letaknya dengan rumah penduduk, biasanya tidak melebihi jarak 500 m dari rumah.
Nyamuk dewasa betina mengisap darah manusia pada siang hari yang dilakukan dari pagi hingga petang dengan 2 puncak yaitu setelah matahari terbit (08.00 sampai 10.00) dan sebelum matahari terbenam (15.00 sampai 17.00). Tempat istirahat nyamuk Aedes aegypti berupa semak-semak atau
tanaman rendah termasuk rerumputan yang terdapat di halaman/kebun/ pekarangan rumah, juga berupa benda-benda yang tergantung di dalam rumah seperti pakaian, sarung, kopiah. Umur nyamuk betina dewasa di alam bebas
15
kira-kira 10 hari, sedangkan di lab mencapai umur 2 bulan. Nyamuk Aedes aegypti mampu terbang sejauh 2 km, walaupun umumnya jarak terbangnya adalah pendek yaitu kurang dari 40 m (2).
3.2 Cara Melakukan Pencegahan Penyakit Demam Berdarah
Untuk memutuskan rantai penularan, pemberantasan vektor dianggap cara paling memadai saat ini. Ada dua cara pemberantasan vektor, yaitu :
1 . Menggunakan insektisida.
Yang lazim dipakai dalam program pemberantasan DBD adalah
malathion untuk membunuh nyamuk dewasa (adultisida) dan temephos
(abate) untuk membunuh jentik nyamuk (larvasida).
Cara penggunaan malathion ialah dengan pengasapan (termal figging) atau pengabutan (cold fogging). Untuk pemakaian rumah tangga
dapat digunakan berbagai jenis insektisida yang disemprotkan di dalam k a m a r / r u a n g misalnya golongan organofosfat, karbamation atau pyrethroid.
Cara penggunanaan temephos (abate) ialah dengan pasir abate (sand granuler) ke dalam sarang-sarang nyamuk Aedes aegypti, yaitu
bejana tempat penampungan air bersih. Dosis yang digunakan adalah 1 ppm atau 1 gram abate SG 1% per 10 liter air.
2. Tanpa insektisida, caranya adalah :
Menguras bak mandi tempayan dan tempat penampungan air mineral
lx seminggu.
Menutup tempat penampungan air rapat-rapat.
Membersihkan halaman rumah dari kaleng-kaleng bekas, botol-botol pecah dan benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang.
Isolasi pasien agar pasien tidak disengat nyamuk Aedes aegypti untuk
16
Mencegah sengatan nyamuk Aedes aegypti dengan cara memakai obat goso k/repellant maupun pemakaian kelambu memang dapat mencegah sengatan nyamuk, tapi cara ini dianggap kurang praktis. Immunisasi maupun pemberian anti virus dalam upaya memutuskan rantai penularan, saat ini baru dalam taraf penelitian (3).
3.3 Komplikasi dan Penatalaksanaan
3.3.1 Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi biasanya syok mengenai sistem syaraf pusat seperti kejang, spastisitas, perubahan kesadaran dan paresis transien. Bentuk kejang halus kadang terjadi selama fase demam. Kejang ini mungkin hanya kejang demam sederhana, karena cairan serebrospinal ditemukan normal pada kasus ini. Intoksikasi air akibat pemberian cairan isotonik berlebihan untuk mengatasi pasien DBD dengan hiponatremia dapat menimbulkan encefalopati.
Perawatan sangat hati-hati harus dilakukan untuk mencegah komplikasi DBD. Komplikasi ini antara lain :
1. Sepsis. 2. Pneumonia. 3. Infeksi luka. 4. Hidrasi berlebihan.
Penggunaan jalur intravena yang terkontaminasi dapat mengakibatkan sepsis gram negatif disertai dengan demam, memperberat syok yang telah ada dan perdarahan berat. Pneumonia dan infeksi lain dapat menyebabkan demam dan menyulitkan pemulihan. Hidrasi berlebihan dapat menyebabkan gagal jantung atau pernapasan yang mungkin dianggap keliru dengan syok.
17
Antigen dengue terdeteksi pada hepatosis, pada sel-sel kupffer dan kadang pada sel inflamasi akut.
Komplikasi lain yang dilaporkan adalah defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD) yang biasanya disebut anemia hemolitik dan hemoglobinopati. Infeksi bersamaan seperti leptospirosis, hepatitis B virus, demam typhoid dan cacar, telah dilaporkan dan dapat memperberat manifestasi dari DBD (6).
3.3.2 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada demam dengue atau DBD tanpa penyulit, yaitu :
1. Tirah baring.
2. Makanan lunak yang mengandung tinggi kalori dan tinggi protein Bila belum ada nafsu makan dianjurkan untuk minum banyak 1,5-2
liter dalam 24 jam (susu, air dengan gula atau sirup) atau air tawar ditambah dengan sedikit garam saja.
3. Medikamentosa yang bersifat simptomatis.
Misalnya diberi obat antipiretik, hindari pemakaian asetosal karena bahaya perdarahan.
4. Antibiotik sebaiknya diberikan sesuai indikasi (3).
Penderita DBD harus diobservasi lebih teliti untuk mengetahui adanya gejala syok sedini mungkin yaitu :
1. Keadaan umum memburuk. 2. Hati makin membesar.
3. Masa perdarahan memanjang karena trombositopenia. 4. Hematokrit meninggi pada pemeriksaan berkala.
Bila didapat kecurigaan seperti di atas, lakukan pemeriksaan tiap jam terhadap keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu dan pernapasan, serta Hb dan Ht setiap 4-6 jam pada hari-hari pertama pengamatan, selanjutnya tiap 24 jam.
18
fisiologis, Ringer Laktat, bila keadaan berat dapat diberi larutan plasma atau ekspander plasma. Untuk mengatur jumlah yang tepat sebaiknya dipasang Central Vena Presure (CVP). Bila tidak ada sebagai pegangan kecepatan tetesan permulaan 20 ml/kgBB/24 jam dan bila syok telah teratasi tetesan dikurangi menjadi setengahnya (10 ml/kgBB/24 jam) dan dipertahankan sampai 12-48 jam kemudian.
Keadaan asidosis perlu dikoreksi dengan pemberian Na- bikarbonas. Transfusi darah diberikan pada pasien dengan perdarahan yang membahayakan misalnya hematemesis/melena atau penderita DSS. Pemberian kortikosteroid tidak ada faedahnya, bila terjadi DIC, heparin perlu diberikan, bisa per-drip/infus/transfusi 400 mgr/24 jam (3).
3.4 Saran
Setelah penulis menyimpulkan pembahasan dari aspek pencegahan , maka penulis hanya akan membatasi saran dari sudut etiologi yaitu peranan
Aedes aegypti. Saran-saran yang ingin penulis kemukakan adalah sebagai
berikut :
1 Untuk mencegah wabah DBD, lingkungan harus bebas dari genangan air bersih. Menjelang musim hujan semua rongsokan dan barang bekas berupa wadah disingkirkan. Pekarangan rumah harus bebas dari semua itu. Bukan saja lingkungan rumah sendiri, tapi lingkungan tempat-tempat umum seperti selokan mampat dialirkan, parit yang airnya tergenang disalurkan. Semua itu harus dilakukan secara gotong royong.
19
Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air minimal
l x seminggu.
Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
3. Mengingat nyamuk Aedes aegypti menyengatnya waktu siang hari, maka waktu tidur siang sebaiknya menggunakan kelambu. Kulit lengan dan kaki ditaburi minyak sereh atau minyak anti nyamuk. Sebaiknya tidak berkemah dilingkungan yang endemis penyakit demam berdarah atau yang sedang berjangkit wabah penyakit DBD. Singkirkan semua barang yang bergelantungan di kamar karena dapat menjadi sarang nyamuk Aedes
DAFTAR PUSTAKA
1. Gandahusada Sri. S, Herry D. Ilahude, Wita Pribadi. Morfologi, Daur Hidup dan Perilaku Nyamuk.. Parasifologi Kedokferan. Edisi 3. Jakarta : Penerbit FK Universitas Indonesia. 1992 : Hal 220-223.
2. Hendarwanto. Dengue. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta : Balai Penerbit FK Universitas Indonesia. 1996 : Hal 4 17-426.
3 . Nadesul Handrawan. Mencegah Penyakit Demam Berdarah. Penyrbab, Pencegahan, dan Pengobafan Dernam Berdarah. Jakarta : Penerbit Puspa Swara. 1998 : Hal 25-33
4. Sanford. P. Jay. Dengue Haemorrhagic Fever. Harrison’s Principles of Internal Medicine I. Jakarta : Penerbit EGC. 1991 : Hal 480-481
5 , Wold Health Organization. Demam Berdarah Dengue Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan dan Pengenhlian. Edisi 2 . Jakarta : Penerbit EGC : Hal 17-22, 24-26.
6. Sjarif H.D., H.R. Kuliah Infeksi Penyakit Tropis, Dengue Haemorrhagic Fever. Bandung 2001 : Hal 1-5