i
PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN DAN MEMECAHKAN MASALAH PERHITUNGAN YANG BERKAITAN DENGAN UANG
SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Desta Harlita
NIM: 131134017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah Subhanahuwata‟ala, peneliti mempersembahkan karya sederhana ini kepada:
1. Allah Subhanahuwata‟ala yang selalu memberi cinta dan kasih-Nya disetiap langkah dan perjuangan yang saya lalui.
2. Kedua Orangtua, Suharyanto dan Sulistyowati yang selalu
memberi semua hal yang terbaik.
3. Kakakku yang menjadi motivasi.
4. Sahabat-sahabatku yang bersama berjuang, sebagai penghibur,
pengingat, dan penyemangat saya.
5. Drs. Puji Purnomo, M.Si dan Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd
selaku dosen pembimbing I dan II yang membimbing dengan
baik.
v MOTTO
“Man Jadda Wajada-Siapa Bersugguh-sugguh Pasti Berhasil”
QS. Al-Ankabut [29]; 6
“Dan siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah”
(HR. Turmudzi)
“Allah mencintai pekerjaan yang apabila bekerja ia menyelesaikan dengan baik”
(HR. Thabrani)
“Barang Siapa yang merasa letih di malam hari karena bekerja, maka di malam itu ia
diampuni”
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat
karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah di sebutkan dalam kutipan dan
daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 5 April 2017
Peneliti
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Desta Harlita
Nomor Mahasiswa : 131134017
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN DAN MEMECAHKAN MASALAH PERHITUNGAN YANG BERKAITAN DENGAN UANG SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR”
Dengan saya berikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan,
mengalihkan dalam media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lainnya
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan
royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.
Demikian peryataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta,pada tanggal 5 April 2017
Yang menyatakan
viii ABSTRAK
PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN DAN MEMECAHKAN MASALAH PERHITUNGAN YANG BERKAITAN DENGAN UANG SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR
Oleh: Desta Harlita NIM: 131134017
Universitas Sanata Dharma 2017
Penelitian ini berawal dari adanya potensi dan masalah yang terkait dengan pengembangan tes hasil belajar. Masalah yang dihadapi guru adalah memerlukan contoh tes hasil belajar yang baik. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengembangkan kualitas produk tes yang baik (2) mendeskripsikan kualitas produk tes yang baik. Analisis data diproses melalui software TAP (Test Analysis Program).
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (R & D) dengan model pengembangan Borg and Gall. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III di SD N Percobaan 3 Pakem. Instrumen pengumpulan data penelitian ini menggunakan pedoman wawancara, lembar kuesioner dan tes.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) pengembangan tes hasil belajar matematika materi hitung campur dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan uang untuk siswa kelas III SD menggunakan 7 langkah yaitu (a) potensi masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) uji validitas produk, (e) revisi desain, (f) uji coba produk, dan (g) revisi desain; (2) hasil kualitas produk tes hasil belajar matematika materi hitung campur dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan uang untuk siswa kelas III SD menunjukan soal yang valid sebanyak 21 soal pada tipe A dan 27 soal pada tipe B yang diujicobakan
dengan soal reliabel “tinggi” , 6 soal tipe A dan 2 soal tipe B memiliki daya pembeda yang
sangat kurang sehingga harus direvisi. 11 soal pengecoh yang kurang berfungsi dan perlu revisi.
Kata Kunci: validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesulitan, pengecoh, dan kualitas
ix ABSTRACT
DEVELOPMENT OF MATHEMATICS ACHIEVEMENT TEST IN MATERIALS
MIXTURE ARITHMETIC OPERATIONS AND SOLVE PROBLEMS RELATED TO
MONEY CALCULATIONS FOR THIRD GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY
SCHOOL the test development of learning result. The problem encountered by classroom teacher need a good learning result test. The purpose f this research is to developing good learning result test and to description the product quality of developing achievement test. The result of the data analysis is processed through the TAP (Test Analysis Program) software
This research was Research and Development (R&D) with developing model by Borg and Gall. Research subject were third grade students of SD N Percobaan 3 Pakem. Collecting data instruments of this research used by questionnaire and test.
The research’s result showed that developing achievement tes about intoduce distance and speed unit for third grade of elementary school used 7 steps: (1) potential and problem, (2) collecting data, (3) product design, (4) prduct validity test, (5) design product, (6) product tials, and (7) product revision. The product quality result of developing mathematics achievement tes about mixture arithmetic operations and solve problems related to money calculations for third grade students of elementary school showed 21 item in tipe A and 27 item in tipe B was valid with “high” reability, 6 item in tipe A and 2 item in tipe B between that had different potency in less distinguishable so it must revision again. 11 items had dysfungsional distractor and need to revising.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi yang
berjudul “PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
OPERASI HITUNG CAMPURAN DAN MEMECAHKAN MASALAH
PERHITUNGAN YANG BERKAITAN DENGAN UANG SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Peneliti meyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd Wakil Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing ,
mendukung dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal hingga akhir.
5. Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd. dosen pembimbing II yang telah membimbing
dan mendukung dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal hingga
akhir.
6. Yuni, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD N Percobaan 3 Pakem yang telah memberi
ijin melakukan penelitian dengan tangan terbuka.
7. Guru Kelas III A dan Guru Kelas III B yang telah memberi ijin untuk melakukan
penelitian di kelas tersebut.
8. Siswa Kelas III A dan III B SD N Percobaan 3 Pakem tahun ajaran 2016/2017
xi
9. Kedua orang tua, Suharyanto dan Sulistyowati yang dengan sabar dan penuh
semangat mendampingi serta memberikan segala yang dibutuhkan.
10.Felix Sutoyo selaku pakde peneliti yang selalu sabar mendengarkan segala keluh
kesah.
11.Kakaku Beny Setyohadi yang selalu memberi semangat dan motivasi secara tidak
langsung.
12.Bimma Listya Aji Nur Wicaksono yang selalu menemani dan memberi semangat
positif.
13.Sahabatku Dinia, Chedy, Tami, Tita yang memberi pandangan berbeda dan kasih
sayang.
14. Sahabatku Meifirsta, Agatia Mega, Reza Aditya, dan Aristya Nurdin yang selalu
menemani dan memberi pengalaman baru.
15.Sahabat payung Dinia,Chendy, Tita, Dyah, Ramdan serta seluruh sahabat
penelitian kolaboratif payung yang telah memberi bantuan dalam penyelesaian
skripsi.
16.Semua pihak yang tidak dapat peneliti satu per satu namun telah mendukung dan
mendoakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna karena keterbatasan
kemampuan peneliti. Segala kritik dan saran yag membangun akan peneliti terima
dengan senang hati. Peneliti berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
dunia pendidikan dan para pembaca.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
B. Pembatasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
1. Bagi Peneliti ... 5
c. Karakteristik Butir Soal ... 16
B. Penelitian Yang Relevan ... 22
C. Kerangka Berfikir ... 26
xiii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30
A. Jenis Penelitian ... 30
B. Setting Penelitian ... 33
1. Tempat Penelitian ... 33
2. Waktu Penelitian ... 33
3. Subyek Penelitian ... 33
4. Obyek Penelitian ... 33
C. Prosedur Pengembangan ... 34
D. Teknik Pengumpulan Data ... 37
1. Wawancara ... 37
2. Kuesioner ... 38
3. Tes ... 38
E. Istrumen Penelitian ... 39
1. Wawancara ... 39
2. Kuesioner ... 41
3. Tes ... 42
F. Teknik Analisis Data ... 45
1. Analisis Data Kualitatif ... 45
2. Analisis Data Kuantitatif ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN ... 55
A. Hasil Penelitian ... 55
1. Prosedur Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 55
2. Kualitas Tes Hasil Belajar ... 60
B. Pembahasan ... 69
1. Prosedur Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 69
2. Kualitas Tes Hasil Belajar ... 74
3. Produk Akhir ... 84
BAB V KESIMPULAN, KETERBATSAN PENGEMBANGAN DAN SARAN .... 88
A. Kesimpulan ... 88
B. Keterbatasan Pengembangan ... 90
C. Saran ... 90
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi wawancara ... 40
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner ahli ... 41
Tabel 3.3 Indikator soal... 43
Tabel 3.4 Kriteria skor ... 45
Tabel 3.5 Kategori reliabilitas ... 49
Tabel 3.6 Kategori tingkat kesulitan ... 50
Tabel 3.7 Klasifikasi daya pembeda ... 52
Tabel 4.1 Hasil validasi ahli ... 57
Tabel 4.2 Komentar validator ... 57
Tabel 4.3 Hasil validasi soal tipe A ... 59
Tabel 4.4 Hasil validasi soal tipe B ... 60
Tabel 4.5 Tingkat kesulitan soal tipe A ... 61
Tabel 4.6 Tingkat kesulitan soal tipe B ... 62
Tabel 4.7 Daya pembeda soal tipe A ... 64
Tabel 4.8 Daya pembeda soal tipe B ... 65
Tabel 4.9 Hasil analisis pengecoh soal tipe A... 66
Tabel 4.10 Hasil analisis pengecoh soal tipe B ... 67
Tabel 4.11 Revisi memperbaiki angka ... 70
Tabel 4.12 Revisi memperbaiki option ... 70
Tabel 4.13 Revisi memperbaiki option ganda... 71
Tabel 4.14 Revisi Pengecoh ... 73
Tabel 4.15 Hasil uji validasi soal tipe A ... 75
Tabel 4.16 Analisis hasil uji tingkat kesulitan soal tipe A ... 76
Tabel 4.17 Pengelompokan daya pembeda soal tipe A ... 77
Tabel 4.18 Penggolongan pengecoh soal tipe A ... 78
Tabel 4.19 Hasil uji validasi soal tipe B ... 79
Tabel 4.20 Analisis hasil uji tingkat kesulitan soal tipe B ... 80
Tabel 4.21 Pengelompokan daya pembeda soal tipe B ... 81
Tabel 4.22 Penggolongan pengecoh soal tipe B ... 82
xv DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Literatur Map Hasil penelitian yang relevan ... 25
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ... 28
Gambar 3.1 Langkah metode penelitian pengembangan... 30
Gambar 3.2 Tujuh langkah prosedur pengembangan ... 34
Gambar 3.3 Hasil validitas pada program TAP ... 48
Gambar 3.4 Hasil reliabilitas pada program TAP ... 49
Gambar 3.5 Hasil tingkat kesulitan pada program TAP ... 52
Gambar 3.6 Hasil daya pembeda pada program TAP ... 53
1 BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas bagian pendahuluan. Bagian pendahuluan tersebut yaitu
latar belakang, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, batasan istilah, dan spesifikasi produk.
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di seluruh dunia. Negara maju
adalah negara yang memiliki pendidikan yang baik. Pendidikan sendiri adalah usaha
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang menyenangkan.
Terciptanya pendidikan yang baik diperoleh dari suatu perjuangan yang panjang.
Pendidikan yang baik akan menunjang sebuah negara untuk bersaing dengan negara
lain.
Dengan pendidikan seseorang akan mendapat berbagai macam ilmu baik ilmu
pengetahuan maupun ilmu teknologi. Di era globalisasi seperti sekarang ini,
kemajuan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi sangat mempengaruhi dunia
pendidikan. Hal ini mendorong berbagai kalangan pendidikan untuk melakukan
berbagai upaya. Peningkatan kualitas dapat dimulai dari peningkatan kualitas
pembelajaran dan peningkatan kualitas penilaian. Kualitas penilaian harus
menggunakan beberapa tahap. Arikunto (2012: 50), tes merupakan alat pengumpul
1
memiliki batasan-batasan masalah. Tes yang baik ialah tes yang memenuhi
kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Kriteria dalam tes ialah validitas dan reliabilitas.
Validitas ialah alat ukur untuk menunjukan kekhasan suatu tes. Sesuatu dikatakan
valid jika alat evaluasi tersebut memberikan gambaran data secara benar dan sesuai
dengan kenyataan yang sesungguhnya. Jika data yang dihasilkan benar dan valid
maka instrumen yang digunakan juga valid. Reliabilitas berkaitan dengan validitas
jika data memberikan data yang sesuai maka akan dikatakan reliabel.
Uji daya beda dalam pembuatan soal juga harus diperhatikan agar soal yang
dibuat dapat diketahui jumlah soal yang dikategorikan dalam sukar, sedang, mudah.
Jumlah soal dalam masing-masing tingkatan tidak mutlak. Biasanya, jumlah soal
sedang lebih banyak dibanding dengan jumlah soal mudah dan sukar.
Pengecoh pada soal pilihan ganda sangatlah penting digunakan. Tes soal pilihan
ganda terdapat jawaban dengan satu jawaban benar dan jawaban lainnya salah,
sehingga pada soal pilihan ganda harus ada pengecoh untuk setiap masing-masing
soal. Pada soal yang baik pengecoh akan dipilih secara merata oleh siswa yang
menjawab salah, namun sebaliknya soal yang kurang baik, pegecoh akan dipilih
secara tidak merata.
Memenuhi ciri-ciri tes hasil belajar yang baik suatu hal yang sangat penting
diperhatikan oleh para pendidik. Pada kenyataannya pendidik tidak memperhatikan
bagaimana cara membuat tes hasil belajar yang baik. Hal ini ditunjukan pada
wawancara yang dilakukan pada hari Sabtu tanggal 19 Juni 2016. Hasil yang didapat
2
mengetahui cara pembuatan tes yang baik. Beliau juga pernah mencoba membuat
soal dengan prosedur yang ada namun karena keterbatasan waktu pembuatan soal
tidak lagi mengacu pada prosedur. Guru mengaku bahwa kadang hanya melihat pada
soal yang sudah ada maupun di LKS. Beliau juga mengatakan bahwa perlu untuk
mendapat contoh tes hasil belajar yang baik terutama pada materi hitung campuran
dan perhitungan dengan uang karena guru kesulitan dalam membuat pengecoh.
Berdasarkan wawancara dengan beberapa guru matematika di sekolah dasar,
banyak guru yang tidak memperhatikan kualitas tes yang baik menurut prosedur yang
ada. Guru hanya membuat sesuai prosedur di akhir semester karena dalam pembuatan
soal di akhir semester guru akan berkumpul dengan guru-guru sekolah lain untuk
membuat tes ujian akhir semester. Namun itu juga tidak menjamin kualitas yang baik
pada soal. Karena biasanya guru hanya membuat kisi-kisi, soal, kunci jawaban, dan
pengecoh. Tidak terlebih dahulu di tes validitas dan reliabilitasnya. Dijelaskan oleh
Arikunto (2012: 50) bahwa suatu alat evaluasi dikatakan valid karena alat evaluasi
tersebut dapat memberikan gambaran tentang data secara benar dan sesuai dengan
kenyataan atau keadaan sesungguhnya. Harus ada beberapa kriteria yang harus
diperhatikan agar mencapai tes hasil belajar yang baik seperti validitas, reliabel, daya
pembeda, tingkat kesukaran, dan analisis pengecoh.
Berdasarkan analisis yang peneliti buat, maka peneliti akan melakukan penelitian
dan pengembangan untuk menghasilkan sebuah produk tes hasil belajar matematika.
Karena guru belum menggunakan syarat pembuatan soal. Maka dari itu peneliti akan
3
Hitung Campuran dan Memecahkan Masalah Perhitungan Yang Berkaitan dengan
Uang Siswa Kelas III Sekolah Dasar”. Hasil dari penelitian ini akan menghasilkan
contoh soal yang baik yang telah melalui tahap analisis dan teruji kualitasnya,
sehingga dapat membantu guru untuk mendapatkan contoh soal evaluasi yang baik.
B. Pembatasan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada pengembangan alat ukur berupa tes hasil belajar.
Alat ukur yang dikembangkan hanya mengukur ranah kognitif, dan untuk mata
pelajaran Matematika dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Materi yang dijadikan alat ukur mengacu pada Kompetensi dasar 1.4 melakukan
operasi hitung campuran dan 1.5 memecahkan masalah perhitungan yang
berkaitan dengan uang.
2. Kemampuan Kognitif yang dikembangkan menurut Bloom.
3. Jenis tes yang dikembangkan berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan
jawaban.
4. Sulitnya mendapat dosen validasi, sehingga hanya mencari 4 guru SD ahli
matematika untuk validasi.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini ada dua yaitu :
1. Bagaimana mengembangkan tes pilihan ganda yang baik untuk mata pelajaran
matematika materi hitung campuran dan perhitungan yang berkaitan dengan uang
4
2. Bagaimana kualitas produk tes hasil belajar yang baik untuk mata pelajaran
matematika materi hitung campuran dan perhitungan yang berkaitan dengan uang
untuk siswa kelas III SD?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengembangkan tes hasil belajar yang baik untuk mata pelajaran matematika
materi hitung campuran dan perhitungan yang berkaitan dengan uang untuk
siswa kelas III SD.
2. Mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar yang baik untuk mata
pelajaran matematika materi hitung campuran dan perhitungan yang berkaitan
dengan uang untuk siswa kelas III SD.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Peneliti memperoleh pengalaman secara langsung dalam pembuatan tes hasil
belajar pilihan ganda yang sesuai aturan seperti validitas, reliabilitas, daya beda,
tingkat kesukaran dan pengecoh dengan menggunakan aplikasi TAP (Test
Analysis Program).
2. Bagi Guru
Guru memperoleh contoh tes hasil belajar yang baik yang telah dibuat oleh
5
3. Bagi Siswa
Siswa memperoleh pengalaman mengukur kemampuan mereka pada materi
operasi hitung dan uang.
F. Batasan Istilah
1. Tes Hasil Belajar adalah seperangkat tes yang sah untuk mengetahui
kemampuan siswa yag telah dicapai.
2. Materi adalah pokok bahasan yang mejadi pedoman pembuatan soal.
3. Validitas adalah pengujian untuk menentukan sesuai atau tidak soal dengan
materi ajar serta tujuan dibuatnya soal.
4. Reliabilitas adalah ukuran konsistensi suatu tes.
G. Spesifikasi Produk
Produk tes hasil belajar disusun secara lengkap yang terdiri dari:
1. Instrumen tes hasil belajar matematika Materi Operasi Hitung Campuran dan
Memecahkan Masalah Perhitungan Yang Berkaitan dengan Uang dengan 4
pilihan jawaban yang siap digunakan.
2. Instrumen pilihan ganda sudah memiliki tingkat kesulitan mudah, sedang, dan
sukar. Proporsi tingkat kesulitan 25% soal kategori “mudah” yaitu pada rentan
0,71-1,00, 50% soal kategori “sedang” pada rentan 0,30-0,70, dan 25% soal
6
3. Instrumen pilihan ganda disusun menggunakan bahasa Indonesia yang baik,
mudah dipahami, valid, reliabel, pengecoh yang baik, dan memiliki daya
beda.
4. Instrumen pilihan ganda sudah divalidasi oleh ahli dan dinyatakan layak
untuk digunakan atau diujicobakan.
5. Instrumen pilihan ganda valid karena kriteria r hitung soal melebihi rtabel
7 BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II dalam penelitian ini membahas kajian teori, penelitian yang relevan, kerangka
berfikir, dan pertanyaan penelitian.
A. Kajian Teori
Kajian teori membahas tentang tes hasil belajar, konstruksi tes hasil belajar,
pengembangan tes hasil belajar taksonomi Bloom.
1. Tes Hasil Belajar
Menurut Sulistyorini, (2009: 87) tes merupakan suatu alat pengumpul
informasi yang bersifat resmi karena penuh dengan batasan-batasan. Suatu cara
dalam penilaian yang berbentuk tugas yang wajib dikerjakan siswa dengan
tujuan mendapat data tentang nilai dan prestasi siswa (Suwandi, 2010: 39).
Berdasar pendapat beberapa ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa tes
adalah suatu alat pengumpul data yang resmi berbentuk tugas wajib dikerjakan.
Hasil belajar adalah respon yang baru berupa tingkah laku
(Sulistyorini, 2009: 10). Hasil belajar sendiri dapat berbentuk nilai atau karya
yang dapat mengukur penampilan seseorang (Purwanto: 2009: 56).
Berdasarkan beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar
suatu alat yang sah untuk mengetahui nilai atau kemampuan sesuai tingkah
8
a) Ciri-ciri tes
Ada beberapa ciri yang harus dipenuhi oleh suatu tes yang baik. Valid
berarti sesuai dan dapat dikatakan valid jika tes sesuai yang dituju. Sehingga
memberi informasi jika tes tersebut mencapai tujuan. Tes tersebut dapat
memberi gambaran mengenai suatu yang diinginkan (Sulistiyorini, 2009:
161-167). Jadi dapat dijelaskan suatu item yang valid merupakan item yang dapat
memberi informasi bahwa item tersebut telah mencapai tujuan dari tes.
Reliabilitas, tes dapat dikatakan reliabel jika tes tersebut tetap tidak menunjukan
perubahan-perubahan yang berarti.
Alat ukur harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat menunjukan
perbedaan secara teliti dengan adanya daya pembeda. Tingkat kesukaran soal
harus diperhatikan juga sehingga dapat menentukan mudah, sedang, dan sukar
pada soal. Besar kecilnya tingkat kesukaran soal tidak ada yang mutlak.
Biasanya soal mudah dan sukar lebih sedikit dibanding dengan soal sedang.
Namun biasanya soal mudah dan sukar sama banyaknya (Arifin, 2009: 97).
Pada soal pilihan ganda ada alternatif jawaban atau pengecoh. Soal yang baik
membuat peserta didik yang menjawab salah akan memilih secara merata.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengecoh memiliki peran penting dalam
soal pilihan ganda.
9
Menurut Sulistyorini (2009: 89), tes ditinjau dari bentuk soal, dibedakan
menjadi 2 yaitu tes objektif dan tes subjektif.
1. Tes Obyektif
Tes obyektif juga disebut short answer tes atau tes jawab singkat.
Biasanya tes obyektif berada pada soal essay karena hanya menjawab
pertanyaan dengan jawab singkat (Sulistyorini, 2009: 89). Tes ini juga disebut
tes dikotomi karena jawaban hanya benar dan salah serta memiliki skor 0 atau
1. Dikatakan tes obyektif karena penilaian bersifat obyektif dimana siapapun
yang mengoreksi hasilnya akan sama karena kunci jawaban jelas.
Jenis tes obyektif yang biasanya digunakan adalah tes jawaban
benar-salah (true-false). Tes benar benar-salah merupakan tes berupa pernyataan-pernyataan
ada benar dan salah. Peserta didik diminta memilih pernyataan-pernyataan yang
ada. Tes ini dapat berfungsi untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam
membedakan antara fakta dan pendapat. Tes benar salah memiliki kelebihan
seperti mencakup bahan yang luas, pertanyaan singkat dan tidak membutuhkan
tempat yang banyak, mudah menyususun, dapat digunakan berkali-kali, dan
pengerjaan mudah dimengerti.
Tes pilihan ganda (multiple choice) tes yang jawabanya dapat memilih
alternatif jawaban yang disediakan (Mardapi, 2004: 74). Pilihan ganda terdiri
dari bagian keterangan, kemungkinan jawaban atau alternatif. Kemungkinan
jawaban yang benar yaitu kunci jawaban atau beberapa pengecoh (Sulistyorini,
10
yang lebih kompleks dan berkenaan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi (Arifin, 2009: 156). Materi yang dicakup pada pilihan
ganda cenderung luas. Menurut Sulistyorini (2009) ada beberapa yang perlu
diperhatikan dalam membuat soal pilihan ganda: (a) petunjuk yang jelas, (b)
jawaban dibuat homogin, seimbang dan sejenis sehingga seolah-olah benar
semua, (c) hindari penggunaan kalimat dalam bentuk negatif, (d) jumlah options
harus sama, (e) kalimat pada butir soal dibuat singkat, (f) pilihan jawaban dibuat
vertikal. Kelebihan dari tes piliha ganda adalah penilaian yang mudah, cepat,
obyektif dan dapat mencakup materi yang luas, cocok untuk ujian yang memiiki
peserta banyak dan harus segera di umumkan hasilnya. Kelemahan pilihan
ganda adalah kurang mampu memberikan informasi yang cukup untuk
dijadikan umpan balik bagi guru, sehingga kurang dianjurkan untuk penilaian
kelas.
Syarat tes pilihan ganda yang baik menurut Kusnandar (2013: 201) (a)
memiliki validitas yang tinggi (b) memiliki reliabititas tinggi, (c) tiap butir soal
memiliki daya pembeda yang memadai, (d) tingkat kesukaran yang memadai.
Kaidah penulisan tes pilihan ganda menurut Sudjana (2009: 50) memaparkan
bahwa kaidah dan contoh penulisan soal pilihan ganda ada 9, yaitu: (a) pokok
soal yang merupakan permasalahan harus dirumuskan dengan jelas, (b)
perumusan pokok soal dan alternatif jawaban hendaknya merupakan peryataan
yang diperlukan saja, (c) untuk setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar,
11
alternatif jawaban harus logis dan pengecoh harus berfungsi, (f) diusahakan
agar tidak ada “petunjuk” untuk jawaban yang benar, (g) diusahakan untuk tidak
menggunakan pilihan jawaban yang berbunyi “semua jawaban di atas salah”
atau “semua jawaban di atas benar”, (h) usahakan agar pilihan jawaban satu
jenis baik dari segi isi maupun dari segi struktur kalimat, (i) apabila pilihan
jawaban berbentuk angka, maka disusun secara berurutan dari angka terkecil ke
angka terbesar atau sebaliknya.
Kaidah penulisan tipe pilihan ganda mempunyai tiga aspek. Aspek
materi, aspek kontruksi, dan aspek bahasa. Ditinjau dari aspek materi: (a) soal
harus sesuai dengan indikator, (b) pilihan jawaban harus sejenis dan logis
ditinjau dari segi materi, (c) setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang
benar. Ditinjau dari aspek konstruksi: (a) pokok soal harus dirumuskan secara
jelas dan tegas, (b) rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan
pernyataan yang diperlukan saja, (c) pokok soal jangan memberikan petunjuk
ke arah jawaban yang benar, (d) pokok soal jangan mengandung pernyataan
yang bersifat negatif, (e) panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama,
(f) pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “semua jawaban di atas
salah” atau “semua jawaban di atas benar”, (g) pilihan jawaban yang berbentuk
angka harus disusun berdasarkan urutan besar kecil angka tersebut, (h) gambar,
grafik, diagram harus jelas dan berfungsi, (i) butir materi soal jangan
bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Ditinjau dari segi bahasa: (a) setiap
12
(b) jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat jika soal akan
digunakan untuk daerah lain atau nasional, (c) pilihan jawaban jangan
mengulang kata yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian.
Menjodohkan (matching test) bentuk tes ini terdiri kumpulan soal dan
jawaban yang keduanya dikumulkan pada dua kolom yang berbeda. Kolom
sebelah kiri biasanya kolom soal dan kolom sebelah kanan adalah kolom
jawaban. Jumlah pilihan jawaban dibuat lebih banyak dibanding soal (Arifin,
2009: 106). Isian (Completion tes) tes ini terdiri dari kalimat-kalimat yang
beberapa bagian dihilangkan. Bagian yang hilang itu harus diisi oleh murid.
2. Tes Subjektif
Subjektif atau tes esai suatu bentuk tes yang terdiri dari soal-soal yang
jawabannya berbentuk uraian panjang (Sulistyorini, 2009: 89). Konstruksi Tes
Hasil Belajar Tes hasil belajar yang baik di konstruksi dengan memenuhi
validasi, reliabilitas, dan karakteristik soal yaitu pembeda, tingkat kesukaran
dan pengecoh.
a. Validasi
Supratman (2004: 50) menjelaskan bahwa validasi adalah suatu
konsep berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang
seharusnya diukur. Validasi dapat sesuai apabila tes tersebut benar-benar
meyasar pada apa yag dituju. Tes tersebut benar-benar memberikan
keterangan atau gambaran tentang apa yang diinginkan (Sulistyorini,
13
Berikut ada beberapa jenis validasi berdasarkan yang disampaikan oleh
Arifin (2009: 324-325).
1. Validitas isi
Validitas isi menyatakan apakah tes sudah menngembangkan
kompetensi yang dikembangkan serta materi dan indikator dan materi
pembelajarannya.
2. Validitas Empiris
Validitas empiris biasanya mencari tolak ukur yang berhubungan
dengan skor tes dengan kriteria tertentu diluar tes yang bersangkutan.
Namun dapat relevan dengan apa yang diukur. Validitas empiris
disebut juga validitas statistik.
3. Validitas Kesejajaran
Dapat dikatakan validitas kesejajaran apabila hasilnya sesuai
dengan kriteria yang sudah ada. Berarti tes tersebut memiliki
kesejajaran dengan kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya.
b. Reliabilitas
Reliabilitas suatu tes adalah tingkat konsistensitas suatu tes. Suatu tes
dapat dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang sama bila diteskan
pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda
(Arifin, 2009: 329). Berikut adalah metode yang biasa digunakan dalam
14
1. test- retest, hal yang penting dalam hal ini adalah menentukan interval
waktu pelaksanaan tes, jika interval pendek maka siswa masih ingat hasil
yang terdahulu, semakin besar interval maka semakin banyak variabel yang
dapat mempengaruhi hasil tes. Koefisien 0,80-0,90 dianggap standar untuk
tes bakat dalam tahun yang sama.
2. Metode Equivalent-Form, tes menggunakan dua tes yang berbeda pada
kelompok siswa yang sama dan waktu yang berurutan, kemudian hasilnya
di korelasikan. Koefisien korelasi menyatakan koefisien reliabilitas yaitu
ukuran ekuivalen tes. Semakin tinggi ukuran menunjukan kedua tes
menghasilkan hasil yang cenderung sama.
3. Split-Half Method atau metode belah dua, tes ini dapat diberikan dalam
sekali waktu kepada siswa seperti biasa, kemudian tes dibagi dua dalam
pemberian skor. Biasanya dilakukan dengan patokan nomor ganjil dan
genap. Kedua skor bagian tes kemudian direlasikan dengan teknik korelasi
product moment.
4. Metode Kuder Richardson yang didasar pada varian butir. Ada tiga
prosedur dalam memperoleh kosistensi internal skor tes. Kuder Richardson
20 (KR- 20) Cronbac’s Alpa; dan Hoyt. Rumus menurut Kuder Richardson
ada dua bentuk (1) KR-20 yang digunakan yang seluruhnya memiliki butir
soal yang taraf kesukarannya sama. (2) KR-21 yang digunakan pada taraf
15
yang rentang bobot penskoran yang lebar seperti tes sikap dan uraian. Hoyt
memberikan hasil identik seperti koefisien alpha.
c. Karakteristik Butir Soal
Memiliki tiga bahasan yaitu daya pembeda, tingkat kesukaran, dan
analisis pengecoh.
1. Daya pembeda
Daya pembeda merupakan jawaban benar siswa yang tergolong atas
berbeda dari siswa tergolong kelompok bawah. Menurut Sulistyorini
(2009: 177) daya pembeda merupakan sebuah pedoman yang ada pada
sebuah tes yang mampu membedakan antar kemampuan siswa pandai dan
siswa yang rendah. Daya pembeda menurut Sudjana (2009: 141) dapat
mengkaji butir-butir soal yang bertujuan untuk mengetahui seberapa
sanggup soal tersebut membedakan siswa yang tergolong memiliki prestasi
pandai dengan siswa yang tergolong memiliki prestasi rendah. Pengujian
daya pembeda memiliki kriteria yaitu bila jawaban salah dari kelompok
siswa berprestasi rendah dengan siswa dengan siswa berprestasi tinggi
sama atau lebih besar dari nilai tabel, maka butir soal itu mempunyai daya
pembeda (Sudjana, 2009: 143). Jika soal tidak memiliki daya pembeda
maka dapat dikatakan soal tersebut terlalu mudah atau terlalu sulit untuk
16
2. Tingkat kesukaran
Pada suatu tes tingkat kesukaran sangatlah penting karena
menentukan keseimbangan soal-soal mudah, sedang, dan sukar. Tingkat
kesukaran merupakan proporsi peserta tes menjawab dengan benar
terhadap suatu butir soal (Widoyoko, 2014: 132). Kesukaran soal tidak
hanya dilihat dari sudut pandang guru atau pembuat soal, tetapi dari siswa
yang akan mengerjakannya. Karena jika soal yang dibuat terlalu mudah
maka tidak akan ada usaha siswa dalam berfikir secara tinggi dalam
menjawab soal. Menurut Sulistyorini (2009: 173) cara untuk mendapatkan
soal yang baik, harus memenuhi validitas dan reliabilitas serta adanya
keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Sehingga soal yang
tergolong mudah sedang, dan sukar memiliki bobot yang sama. Menurut
Sulistyorini (2009: 174) perbandingan antara soal mudah-sedang-sukar
dapat dibuat 3-4-3, dimana 30% soal berkategori mudah, 40% berkategori
sedang, dan 30% berkategori sukar. Selain itu dapat dibuat 25-50-25,
dimana 25% soal mudah, 50% soal berkategori sedang, dan 25%
berkategori sukar.
3. Analisis Pengecoh
Pengecoh biasanya dibuat pada soal pilihan ganda untuk mengecoh
seseorang agar memilihnya apabila seseorang itu tidak menguasai materi
dengan baik. Pengecoh biasanya adalah jawaban yang tidak benar namun
17
Pengecoh merupakan jawaban salah atau tidak tepat sehingga seorang
peserta tes dapat terkecoh memilihnya. Pengecoh yaitu pilihan yang tidak
merupakan jawaban yang benar (Arifin, 1990: 35).
4. Pengembangan tes hsil belajar
Tes hasil belajar untuk memberikan penilaian hasil belajar kemampuan
yang dimiliki siswa secara nyata dan menimbang secara adil (Sulistyorini,
2009: 180). Prosedur pengembangan tes hasil belajar menurut Purwanto
(2009: 84) melibatkan tujuh kegiatan, antara lain:
a. Identifikasi hasil belajar
Dalam hal ini peneliti harus tahu materi apa yang akan diteskan
sesuai dengan pengetahuan yang telah diterima siswa, jadi pemberian
tes saat setelah siswa sudah mempelajari materi yag akan di tes kan.
Hasil belajar harus diidentifikasikan aspek yang diukur, baik ranah
kognitif, afektif, dan psikomotornya (Purwanto, 2009: 84).
b. Deskripsi materi
Menurut Purwanto (2009: 84-85) materi menjadi acuan dalam
pengumpulan data serta dalam memahami hasil belajar. Materi tentang
hasil belajar mempunyai sesuatu yang sangat penting dalam
mengetahui hasil belajar siswa yang akan diukur kemampuannya. Data
sangat ditentukan oleh uraian materi tentang hasil belajar tersebut yang
18
c. Pengembangan Spesifikasi
Pengembangan pada hasil belajar yang dilakukan dua atau lebih
pengembang menghasilkan kualitas yang sama. Bagi satu pengembang
tes hasil belajar akan membuat dua atau lebih perangkat tes yang setara
sehingga mendapat hasil yang relatif stabil atau konsisten. Menurut
Purwanto (2009: 85-86) hal yang dikembangankan dalam spesifikasi
seperti ini penentuan jenis tes hasil belajar, banyaknya butir soal,
waktu, peserta, aturan penskoran, kriteria uji coba, tujuan instruksional
umum, tujuan instruksional khusus dan menyusun kisi-kisi tes.
d. Menuliskan butir-butir tes dan kunci jawaban
Purwanto (2009: 87) mejelaskan bahwa pedoman-pedoman dalam
tes ada delapan, yaitu (1) menyatakan soal sejelas mungkin; (2)
memilih kata yang sesuai; (3) menghindari pengaturan kata yang dirasa
janggal dan terlalu berbelit-belit; (4) memasukan semua keterangan
yang dibutuhkan dalam membuat jawaban; (5) merumuskan soal
dengan tepat; (6) menghindari kata-kata yang tidak berfungsi; (7)
menyesuaikan taraf kesukaran soal; (8) menghindari isyarat ke arah
jawaban benar yang tidak seharusnya.
Dalam pembuatan kunci jawaban berbeda-beda tergantung jenis soal.
Untuk soal esai akan berupa uraian, Namun untuk soal objektif dapat
19
dibuat dengan perhitungan yang tepat disesuaikan dengan soal dari
jawaban tersebut (Purwanto, 2009: 91-92).
e. Mengumpulkan data uji coba hasil belajar
Skor yang telah terkumpul akan diolah dan menjadi data uji coba
hasil belajar yang dapat menjadi pedoman dalam mengukur
kemampuan siswa (Purwanto, 2009: 92-93). Data yang berbentuk skor
yang sudah dihitung menurut aturan skoring yang telah ditentukan.
Sehingga data uji coba menjadi tolak ukur dalam menentukan baik
tidaknya tes tersebut.
f. Uji kualitas tes hasil belajar
Uji kualitas tes hasil belajar dilakukan agar tes hasil belajar
dijamin kelayakannya sebagai alat ukur. Hasil dari uji kualitas tes
menjadi syarat dari kelayakan tes. Purwanto (2009: 93-94) menjelaskan
bahwa tes hasil belajar yang dibuat berdasarkan kisi-kisi umumnya
mempunyai butir soal yang baik.
g. Kompilasi tes
Kompilasi tes menjadi penyaring bagi butir soal yang baik dan
yang tidak baik untuk digunakan dalam tes hasil belajar. Pemilihan soal
yang baik harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi kekeliruan
(Purwanto, 2009: 94).
20
5. Taksonomi Bloom
Anderson & Krathwohl (2001: 6) mengungkapkan tahapan kognitif ini
terdiri dari 6 tingkatan yang berurutan dari paling rendah (mengingat)
sampai paling tinggi (mencipta). Tahapan ini masuk pada dimensi kedua
yang telah direvisi.
a. Mengingat
Mengingat merupakan penggalian informasi kembali yang pernah
diterima berupa pengetahuan-pengetahuan. Menghafal kembali atau
mengulang pengetahuan yang pernah diterima. Pengetahuan mengingat
merupakan bekal yang baik untuk belajar yang bermakna
menyelesaikan masalah karena pengetahuan tersebut dipakai pada
tugas-tugas yang kompleks (Anderson & Krathwohl 2001: 103). Proses
kognitif yang termasuk dalam kategori mengingat misalnya
menyebutkan, mengidentifikasi, dan menunjukan
b.Memahami
Kemampuan dalam menjabarkan sendiri pengetahuan yang telah
didapat dengan caranya sendiri, yang bersifat lisan atau tulisan yang
disampaikan dari buku pelajaran atau komputer (Anderson &
Krathwohl 2001: 105). Sehingga mereka dapat menyimpulkan dari
pengetahan baru dan pengetahuan lama. Proses kognitif yang termasuk
dalam kategori memahami mencontohkan, menyimpulkan,
21
c. Mengaplikasi
Kemampuan untuk pemecahan berbagai masalah yang ada dalam
kehidupan sehari-hari seperti pengerjaan soal latihan dan tugas
merupakan masalah (Anderson & Krathwohl 2001: 116). Proses
kognitif yang termasuk dalam kategori mengaplikasi proses
melaksanakan dan proses mengimplementasikan.
d.Menganalisis
Kemampuan memecah-mecah materi menjadi yang lebih kecil,
sehingga mendapat pemahaman yang lebih luas. Tujuan pendidikan
agar dapat menentukan cara menata potongan informasi dan
membentuk tujuan dibalik informasi (Anderson & Krathwohl 2001:
120). Proses kognitif yang termasuk dalam kategori menganalisis
membedakan, mengorganisasi, dan menghubungkan.
e. Mengevaluasi
Kemampuan dalam membuat perkiraan keputusan yang tepat.
Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif memeriksa
dan mengkritik (Anderson & Krathwohl 2001: 125). Proses kognitif
yang termasuk dalam kategori mengevaluasi memeriksa dan
mengkritik.
f. Mencipta
Kegiatan yang untuk pembuatan produk baru dari beberapa materi
22
& Krathwohl 2001: 128). Proses kognitif yang termasuk dalam kategori
mencipta biasanya yang dikoordinasikan dengan pengalaman yang
sudah di miliki oleh para siswa sebelumnya.
B. Peneltian Yang Relevan
Pertama, pengembangan yang berjudul “Pengembangan Tes
Matematika dengan Part-Whole pada siswa SD IV Se-Kecamatan
Gianyar” oleh Koyan, dkk (2013). Peneliti bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah pegembangan tes matematika, kisi-kisi matematika,
validitas isi, validitas butir dengan teknik part-whole, reliabilitas butir,
taraf kesukaran, daya pembeda, dan efektifitas pegecoh butir tes
matematika berdasarkan SK-KD SD kelas IV. Hasil yang didapat adalah
(1) tes matematika yang dikembangkan yang mengacu pada
langkah-langkah pengembangan tes (2) kisi-kisi tes matematika (3) hasil validasi
isi (4) hasil analisis butir soal pada 40 soal memperoleh 99% valid (5)
hasil analisis reliailitas (6) memperoleh hasil kesukaran kategori sedang
62,5%, kategori jelek 45%, dan baik 12,5%. (7) Pengecoh baik sebanyak
7.5%. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan di kembangkan
yaitu pengembangan tes matematika untuk siswa SD.
Kedua, penelitian pengembangan berjudul “Pengembangan Soal
Pemecahan Masalah Berbasis Argumen untuk Siswa Kelas V di SD
23
bertujuan menghasilkan pemecahan masalah berbasis argumen yang valid
sehingga mengetahui efek potensi soal yang dikembangkan terhadap hasil
belajar siswa kelas V SD Negeri 79 Palembang. Hasil analisis data
menyimpulkan bahwa penelitian telah menghasilkan produk soal
pemecahan masalah berbasis argument untuk siswa kelas V SD Negeri 79
Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian yang relevan kedua
karena kesamaan dengan penelitian yaitu pengembangan.
Ketiga, penelitian berjudul “Pengembangan soal Matematika Model
PISA untuk mengukur Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa
Sekolah Dasar” oleh Mardhiyannti, dkk (2011). Penelitian ini
mengembangkan prototype perangkat soal yang memiliki potensi
komunikasi matematika siswa SD. Hasil dari penelitian mengukur
kemampuan komunikasi menunjuk nilai rata-rata 47,89 dari skor
maksimal 82. Nilai rata-rata 47,89 termasuk dalam kategori baik.
Penelitian ini merupakan penelitian yang relevan ketiga karena kesamaan
dengan penelitian yaitu pengembangan.
Ketiga penelitian diatas relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan peneliti. Berdasarkan penelitian diatas, peneliti ingin membuat
produk tes hasil belajar matematika dengan judul “Pengembangan Tes
Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Campuran dan
24
Kelas III Sekolah Dasar”. Peneliti akan mengacu pada ketiga penelitian
diatas.
Berikut merupakan literature map ketiga penelitian yang relevan
dengan penelitian peneliti:
Gambar 2.1 Literatur Map Hasil penelitian yang relevan.
25 C. Kerangka Berpikir
Tes hasil belajar suatu alat untuk mengukur seberapa jauh tujuan
pendidikan dan pengajaran dicapai, sehingga dapat megetahui kemampuan
siswa dalam bidang akademik. Tes harus dibuat sesuai prosedur
pengembangan tes hasil belajar, tes itu harus valid, reliabel, daya beda
baik, tingkat kesukaran baik, analisis pengecoh yang berfungsi. Karena
siswa hanya perlu memilih satu jawaban yang dianggap benar dari
beberapa pilihan jawaban. Namun tes ini kurang baik karena hanya
menekankan pada daya ingat siswa saja.
Dari hasil wawancara kepada guru matematika kelas III guru tidak
membuat berdasarkan prosedur pengembangan tes hasil belajar. Guru juga
tidak menguji kualitas tes hasil belajar yang digunakan.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti akan melakukan penelitian
untuk siswa kelas III Sekolah Dasar. Produk tersebut dikembangkan
berdasar prosedur pengembangan tes hasil belajar. Kualitas produk juga
akan diuji seperti valid dan reliabel, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan
analisis pengecoh. Serta akan diuji menggunakan program TAP. Sehingga
pembuatan penelitian ini menghasilkan produk berupa tes yang dapat
menjadi contoh untuk para guru dalam membuat tes hasil belajar yang
baik.
Terdapat berbagai macam bentuk tes, salah satu yang sering digunakan
26
ganda dapat dijawab dengan cepat, jawaban siswa mudah dikoreksi,
reliabilitas skor dapat dijamin. Sedangkan kekurangan dari tes pilihan
ganda siswa dapat menerka-nerka jawaban dan membutuhkan waktu yang
lama dalam pembuatan tes tersebut.
Berdasarkan permasalahan yang ada peneliti membuat penelitian
mengenai pengembangan tes hasil belajar yang baik. Peneliti membuat tes
yang sudah teruji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan
pengecoh. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Taksonomi Bloom
dari ranah mengingat hingga mencipta, agar tidak hanya menekan pada
daya ingatnya saja. Pembuatan tes hasil belajar tersebut diharap bisa
menjadi contoh untuk para guru. Kerangka berpikir pengembangan tes
pilihan ganda yang berkualitas akan disajikan sebagai berikut:
27
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir Tes
Alat untuk mengukur seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran dicapai. Fungsi Tes:
1. Sebagai pengukur terhadap peserta didik.
2. Sebagai pengukur keberhasilan program mengajar di sekolah
Ciri-ciri tes yang baik 1. Valid
2. Reliabel
3. Daya beda baik
4. Tingkat kesukaran baik
5. Analisis pengecoh yang berfungsi
Hasil Wawancara
1. Guru tidak membuat berdasarkan prosedur pengembangan tes hasil belajar yang baik.
2. Guru memperlukan contoh dalam membuat tes hasil belajar yang baik.
Bentuk tes pilihan ganda
1. Kelebihan dari tes pilihan ganda dapat dijawab dengan cepat, jawaban siswa
mudah dikoreksi, reliabilitas skor dapat dijamin.
2. Kekurangan dari tes pilihan ganda siswa dapat menerka-nerka jawaban dan
membutuhkan waktu yang lama dalam pembuatan tes tersebut.
28 D. Pertanyaaan Penelitian
1. Bagaimana cara mengembangkan tes hasil belajar KD Operasi hitung
campuran dan Uang untuk siswa kelas 3 SD yang sesuai?
2. Bagaimana validitas isi berdasarkan hasil penilaian ahli dan hasil uji
coba empiris menggunakan program TAP?
3. Bagaimana reliabilitas tes hasil belajar berdasarkan hasil uji coba
empiris menggunakan program TAP?
4. Bagaimana daya pembeda berdasar hasil uji coba empiris?
5. Bagaimana tingkat kesulitan berdasar hasil uji coba empiris
menggunakan program TAP?
6. Bagaimana hasil analisis pengecoh berdasar hasil uji coba empiris
29 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and
development/R&D). Research and development adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu (Sugiyono, 2012: 297).
Pada penelitian ini ada beberapa langkah dan menghasilkan sebuah siklus.
Adapun langkah-langkah prosedur penelitian R&D menurut Borg and Gall
(dalam Sugiyono, 2012: 298) ada sepuluh. Langkah-langkah tersebut yaitu:
Gambar 3.1 Langkah Metode Penelitian Pengembangan (research and development) Potensi dan Pengumpula Desain Validasi
Uji Coba Revisi Uji Coba Revisi
30
1. Potensi dan Masalah, merupakan dasar dari adanya penelitian
pengembangan. Pengumpulan data potensi dan masalah sendiri
sebenarnya tidak harus dicari sendiri, namun data berasal dari laporan
penelitian orang lain atau sebuah dokumentasi laporan kegiatan.
2. Pengumpulan data, merupakan pengumpulan data atau informasi yang
dilakukan setelah potensi dan masalah yang digunakan sebagai bahan
dalam perencanaan pembuatan produk.
3. Desain Produk, harus diwujudkan secara visual agar penciptaan atau
pembuatan yang baru berjalan lancar sehingga spesifikasinya lebih dari
produk sebelumnya.
4. Validasi desain, merupakan suatu serangkaian kegiatan yang bertujuan
menilai apakah rancangan secara raisonal lebih efektif dari yang lama
atau tidak.
5. Revisi desain, dilakukan oleh peneliti saat membuat desain produk
untuk mengatasi masalah yang diidentifikasi setelah validasi desain
berlangsung, sehingga dapat memperbaiki kelemahan.
6. Uji coba produk, pembandingan dengan kelompok yang menggunakan
produk lama dengan kelompok yang menggunakan produk baru dengan
tujuan mendapat data informasi.
7. Revisi produk, pembenahan produk yang mengalami kekurangan
31
8. Uji coba pemakaian, uji coba di lapangan karena merasa poduk baru
telah memiliki kualitas daripada produk sebelumnya.
9. Revisi Produk, penyempurnaan produk sehingga produk dapat di buat
secara masal pada langkah terakhir.
10. Produksi masal, langkah terakhir produk sudah diujicobakan
dinyatakan efektif dan layak produksi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan tes hasil belajar Matematika untuk
siswa kelas 3 SD. Berdasarkan kompetensi dasar 1.4 melakukan operasi hitung
campuran 1.5 memecahkan masalah perhitungan termasuk yang berkaitan dengan
uang. Tujuan penelitian sesuai validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya
pembeda, dan analisis pengecoh. Hal ini bertujuan untuk memberikan contoh kepada
guru di Sekolah. Penelitian ini hanya sampai pada tahap ke tujuh yaitu revisi produk,
32 B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri di Sleman. SD tersebut adalah SD
Negeri Percobaan 3 Pakem yang beralamat di Sukunan Pakembinagun
Pakem Sleman Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dimulai bulan Juni 2016 sampai Januari 2017.
Kegiatan penelitian selama tujuh bulan. Dimulai dari wawancara untuk
analisis kebutuhan.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III tahun ajaran 2016/2017
SD Negeri Percobaan 3 Pakem yang berjumlah 64 siswa. Terdiri dari 32 siswa
kelas A dan 32 siswa kelas B.
4. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengembangan tes hasil belajar matematika pada
materi operasi hitung campuran dan memecahkan masalah perhitungan
33 C. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
pengembangan menurut Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2012: 298). Karena
sudah di sederhanakan maka penelitian hanya sampai pada tahap ke tujuh.
Gambar 3.2 Tujuh Langkah Prosedur Pengembangan yang Digunakan Peneliti.
Potensi Masalah Pengumpulan
data
Desain Produk
Revisi Produk
34
1. Potensi dan Masalah
Hal pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan penelitian adalah
melihat potensi dan masalah yang diteliti. Dalam menemukan potensi dan
masalah peneliti melakukan dengan cara wawancara. Potensi yang dicari
adalah guru yang dapat membuat soal sendiri dengan prosedur yang baik.
Masalah yang peneliti gali adalah apakah guru sudah membuat soal sendiri
dengan prosedur yang benar. Narasumber yang peneliti wawancarai adalah
narasumber berasal dari SD N Percobaan 3.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang pertama dilakukan oleh peneliti adalah
wawancara. Wawancara dilakukan tanggal 19 Juni 2016. Data yang
dikumpulkan merupakan data kualitatif. Wawancara yang dilakukan
mengenai ciri-ciri tes, langkah pembuatan tes, bentuk dan kesulitan dalam
pembuatan tes. Pertama peneliti menganalisis hasil wawancara sehingga dapat
menentukan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian ini agar dapat
memecahkan masalah yang ada pada hasil wawancara kepada narasumber.
Setelah menentukan tujuan peneliti mempersiapkan bahan yang digunakan
untuk mendesain produk.
35
Peneliti membuat desain produk berdasarkan kebutuhan guru. Peneliti
membuat tes dengan menggunakan taksonomi Bloom dari taraf mengingat
hingga mencipta. Sebelum membuat produk peneliti membuat kisi-kisi
terlebih dahulu dengan disesuaikan materi dengan bobot kesukarannya yaitu
mudah, sedang dan sulit dengan persentase mudah 25%, sedang 50% , dan
sulit 25%.
4. Validasi Desain
Validasi desain dilakukan oleh 4 ahli pada bidang Matematika. Karena
keterbatasan dosen, peneliti hanya meminta bantuan kepada guru matematika
sebanyak 4 orang. Ahli akan memberikan skor dan komentar untuk saran
perbaikan dengan lembar validasi di lengkapi berupa soal lengkap dengan
jawaban, estimasi kesulitan, KD, indikator, aspek yang diukur, kolom skor
dan komentar.
5. Revisi Desain
Revisi desain dilakukan setelah dilakukan validasi ahli. Desain yang
telah diberi komentar dan saran akan diperbaiki. Peneliti merevisi berdasar
masukan-masukan yang diberikan oleh ahli.
6. Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan setelah dilakukan validasi desain dan juga
revisi desain. Hasil uji coba produk nantinya akan di analisis apakah ada soal
yang perlu untuk diperbaiki dan soal mana saja yang sudah valid dan
36
7. Revisi Produk
Langkah terakhir dalam penelitian ini adalah revisi produk. Setelah
melakukan uji coba produk akan dilihat validitas, reliabilitas, daya pembeda,
tingkat kesukaran, dan pengecoh. Sehingga peneliti tahu tes hasil belajar
siswa yang layak digunakan.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu dari teknik pengumpulan data non tes yang
berisi tanya jawab dengan narasumber baik secara langsung ataupun tidak.
Wawancara biasanya bertukar informasi yang dilakukan dua orang melalui tanya
jawab. Ada dua tipe wawancara yaitu langsung dan tidak. Wawancara langsung
adalah pertemuan antara pewawancara dengan yang diwawancarai. Sedangkan
tidak langsung, pewawancara menanyakan melalui perantara orang lain. Sugiyono
(2012: 138) menjelaskan bahwa wawancara dapat dilakukan secara terstruktur
maupun tidak terstruktur. Wawancara terstruktur dimana pewawancara membuat
terlebih dahulu secara terperinci pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.
Pada kali ini peneliti melakukan wawancara secara langsung tanpa
menggunakan perantara dengan narasumber yang ingin dimintai keterangan.
Wawancara yang dilakukan menggunakan instrumen wawancara yang disebut
pedoman wawancara. Pedoman wawancara berisi pertanyaan yang harus dijawab
oleh responden sehingga mendapatkan data yang sesuai. Sukmadinata (2013: 217)
37
dan persepsi. Pada penelitian ini peneliti mewawancarai guru matematika kelas III
SD Negeri Candirejo dan guru kelas III SD Negeri Percobaan 3 Pakem.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data secara tidak langsung.
Didalam kuesioner terdiri dari beberapa pertanyaan yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi. Pertanyaan pada kuesioner berbentuk pertanyaan ber
skala yang mengandung jawaban. Jawaban disusun menurut gradasi atau
tingkatan. Responden diminta untuk menyatakan persetujuan atau penolakan
terhadap pilihan yang disediakan (Sukmadinata, 2013: 220). Peneliti memberikan
instrumen validasi kepada empat ahli, yaitu empat guru ahli matematika kelas III
dan IV untuk dievaluasi.
3. Tes
Tes merupakan suatu alat yang berisi tugas yang harus dikerjakan dan bersifat
resmi dan harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur pemahaman dan
penguasaan materi (Majid, 2014: 36). Tes merupakan suatu alat pengumpul
informasi yang penuh dengan batasan-batasan yang ada (Sulistiyorini, 2009: 87).
Tes dibagi menjadi beberapa jenis, terdapat dua jenis tes apabila dilihat dari aspek
pengetahuan dan keterampilan. Kedua jenis itu tidak ada batas waktu dalam
mengerjakan dan tes kecepatan dimana diukur kecepatan peserta didik dalam
38 E. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2010: 140) menjelaskan bahwa instrumen penelitian merupakan
alat ukur untuk sebuah kejadian atau fenomena alam maupun sosial untuk
diamati. Instrumen pada penelitian ini terdiri dari non tes dan tes.
1. Wawancara
Instrumen yang dibuat jenis ini adalah non-tes yaitu pedoman wawancara.
Pedoman wawancara merupakan garis besar tentang suatu hal yang ingin
ditanyakan pada narasumber. Peneliti mengembangkan kembali
pertanyaan kepada narasumber berdasar jawaban yang diberikan pada
39 Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara
No.
Kisi-kisi Wawancara
1. Menurut bapak/ibu guru apa fungsi dari evaluasi pembelajaran?
2. Berapa kali dalam satu semester bapak/ibu guru melakukan evaluasi pembelajaran?
3. Tes yang baik menurut bapak/ibu guru itu seperti apa?
4. Apakah bapak/ibuguru membuat sendiri soal evaluasi / ulangan harian untuk mata pelajaran matematika?
5. Jika iya, langkah-langkah apa yang bapak/ibuguru lakukan untuk membuat soal ?Jika tidak membuat sendiri, lalu siapa yang membuatkan soal? Apakah bapak / ibu mengetahui langkah-langkahnya?
6. Menurut bapak/ibu guru, bagaimana langkah-langkah yang seharusnya dilakukan dalam pembuatan soal?
7. Bentuk tes apa saja yang pernah bapak/ibu guru buat?
8. Apakah ada kesulitan yang ditemui saat bapak/ibu guru membuat soal?
9. /ibu guru membuat soal berdasarkan taraf kognitif Taksonomi Bloom atau tidak? Sampai taraf apa?
10. bapak / ibu guru sudah membuat soal sampai taraf apa? Apakah tarafnya bisa ditingkatkan? Jika iya, Apakah mungkin sampai taraf mencipta ?
11. Dalam pembuatan soal evaluasi apakah guru memperhatikan karakteristik butir soal?
12. Apakah bapak/ibu melakukan uji validitas dan reliabilitas untuk setiap soal sebelum diberikan untuk dikerjakan siswa?
13. Bagaimana cara menguji validitas dan reliabilitas yang biasanya bapak/ibu guru lakukan?
14. Bagaimana karakteristik butir soal yang sering bapak/ibu guru buat?
40
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan
dengan objek yang dinilai supaya mendapatkan data atau informasi.
Kuesioner pada validasi ahli memuat 15 butir. Kuesioner ini diberikan
kepada keempat validator. Berikut kuesioner untuk validasi ahli.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Ahli
NO Keterangan
1. Soal mengacu pada KD dan SK
2. Kesamaan soal dengan indicator
3. Setiap butir soal mengacu pada materi
4. Kejelasan instruksi soal jelas
5. Kalimat pada butir soal mengindari bentuk negative
6. Penyusunan kalimat soal sudah menggunakan susunan kalimat yang benar dan sesuai EYD.
7. Kalimat soal tidak berbelit-belit
8. Soal disajikan secara sistematis, runtut, dan alur logika berfikir sudah sesuai dengan urutan sub materi yang disampaikan
9. Tingkat kesukaran soal sesuai dengan perkembangan siswa.
10. Alternatif jawaban benar dan ada yang salah
11. Penyusunan alternatif jawaban berdasarkan urutan besarnya angka dan
41
12. Setiap opsi jawaban panjang pendeknya sama atau seragam.
13. Pengecoh dalam alternatif jawaban tidak terlalu tampak.
14. Pilihan jawaban tidak memungkinkan siswa untuk menebak langsung.
15. Waktu yang ditetapkan untuk mengerjakan soal sesuai dengan jumlah soal pilihan ganda.
3.Tes
Pada instrumen tes ini Peneliti akan menyusun kisi-kisi tes terlebih
dahulu. Sehingga dapat dilakukan uji coba lapangan. Materi tes ini akan
diujikan pada siswa kelas III. Kisi-kisi tes dapat dilihat pada tabel 3.3
42
Kisi-Kisi Soal Ujian Tahun Pelajaran 2016/2017
Jenis sekolah : Negeri Alokasi waktu: 90 menit
Mata Pelajaran: Matematika Jumlah Soal : 60
Kurikulum acuan: KTSP Bentuk Soal :Pilihan Ganda
Penyusun : Desta Harlita
No. Standar Kompetensi Kelas/ semester
Kompetensi dasar
Materi Indikator Nomor soal
44 F. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul harus dianalisis terlebih dahulu hasil-hasilnya yang
didapat (Narbuko & Abu, 2007: 156-157). Teknik yang dipakai dilakukan
menurut jenis data yang dianalisis. Data penelitian ini angka dan kata-kata
sehingga menggunakan dua jenis teknik analisis, yaitu analisis data kuantitatif
dan kualitatif.
1. Analisis Data Kualitatif
Data Kualitatif berasal dari analisis kebutuhan berupa wawancara
terhadap guru kelas III. Data kualitatif juga didapat dari saran atau
komentar yang di kemukakan oleh keempat validator ahli. Data dianalisis
dengan membuat kesimpulan dari hasil wawancara. Data kuantitatif
sebagai acuan untuk memperbaiki kekurangan dari produk.
2. Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif digunakan untuk penilai tes hasil belajar. Data
kuantitatif biasanya berupa skor penilaian dari validator ahli. Hasil data
kuantitatif diperoleh dari analisis butir soal yang mencakup validitas,
reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan pengecoh.
Peneliti menganalisis data kuantitatif dari lembar validasi para ahli
dengan cara menjumlah dan merata-rata skor butir soal yang diberikan
45
skala empat seperti yang dijabarkan oleh Widoyoko (2014: 69) pada
tabel 3.4 dibawah ini.
Tabel 3.4 Kriteria Skor Skala Empat Interval Tingkat
Pencapaian
Kualifikasi
3,25 < M ≤ 4,00 Sangat Baik (SB) 2,50 < M ≤ 3,25 Baik (B) 1,75 < M ≤ 2,50 Kurang Baik (KB) 0,00 < M ≤ 1, 75 Tidak Baik (TB)
Keterangan: M merupakan rata-rata skor
Pada Penelitian ini peneliti memperbaiki soal pada kualifikasi Baik
(B) dan Kurang Baik (KB) memperbaiki sesuai saran para ahli, peneliti
tidak memperbaiki soal dalam kualifikasi Sangat Baik (SB) dan peneliti
mengganti soal yang masuk dalam kualifikasi Tidak Baik (TB) menurut
komentar dan saran para ahli.
Data Kuantitatif yang berasal dari uji coba produk akan diolah
kedalam aplikasi TAP. Selanjutnya akan menganalisis validasi,
reliabititas soal serta daya pembeda, tingkat kesukaran, dan analisis
pengecoh.
a. Validasi
Tes yang dapat dianggap valid apabila mampu mengukur hasil