Dlrl r.
rt&{.
FRAICNTR
MffiA
DM.+JA'T
IEA
Fcrnkfiriltug
llHllr".E-Ff;rnler
Bfryr*
Spq
gGS,
nEm
*r-Brlllndre*r,
.$1s$
ir.Eibrfur'nne;
B€ier
H==
Ba{el
Fttr*rc
Kcdoffiea=r
ErE*csnf;te
A*k
rsto
Ar'*ir
Fwsul
Alwin
Permana
Peserta PPDS
I llmu
Bedah
FK
Unand
..
No. Regisfer
CffS:
lffill ',
-Penelitian
ini
sebagai
salah
satu
syarat
untuk menyelesaikan Pendidikan
,
Spesialis
Be&tr
di
Fakultas Kedokteran Uaiversitas
Andalas,p
.Dibacakan
tangga:
l2
oktober
2010
dan
telah
diperbaiki
DIS.ETUJUT
OLEH
:
'dn
Erly
Indr*.na;SpMK
P.anbirnbing III,
ius, MSc
Dr.
H.
Asrl Zahsri,
SpB.KBD
OIeh
' .::,
rembrmbmg
Il
Pembimbing
I
\t ::'
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah,puji
syukur kehadirat Atrlah SWT karena dengan limpahan rahmat dankarunia-Nya penulis dapat rnenyelesaikan penglitian
ini
denganjudul
KEEFEKTIFAN PEMBERIAN
CEFOTAXIM*GENTAMICIN
DALAM
MENURUNKAN
JUMLAI{
KOLONI
BAKTERI
PADA
FRAKTUR
TERBUKA DI'RAJAT
fIIA.
Penelitian
ini
merupakan salahsatu
syaratdalam
menyelesaikanpendidikan
keahtriandalam bidang
Ilmu
Bedah pada
PrcgramPendidikan Dokter Spesialis
I Ilrnu
Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.Ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada DR.dr.H. Menker Manjas,
SpB,
spBo, FICS,
dr.Erly
Indrama,spMK,
dr. Erkadius, MSc selaku pembimbing yangtelah memberikan bimbingan dan arahan sarnpai selesainy4fulisan
ini.
Terima
kasih yang
sebesar-besarnya
disampaikan
kepada
dr.H.Asril
Zahari,SpB(K)BD selaku ketua bagian Bedah
FK
Unand
dan
dr.Dody
EfinansyahSpB,SpU
sebagaiketua program studi PPDS
I
Ilmu
Bedah
FK
Unand yang
telahmemberikan kesempatan kepada penr.rlis
untuk
rnengikuti pendidikan dan
mernberikanbimbingan dalam bidang
ilmu
Bedah.Rasa hormat
dan
terima kasih
juga
penulis
sampaikan
kepada
guru-guruoProf.dr.H.Kamardi Thalut,SpB, dr.H.Nawazir Bustami,SpB,
dr.H.Rivai
Isrnail,SpB,dr.H.Ahmad
Rizal,SpB,SpBO,FICS,dr.Juli
trsmail,SpBTtr(V, Frof.dr.H.Azarntis,SpB(K)Onk, dr.H.Asril
Zahari,SpB(K)BD,
DR.dr.Hi
Menker Manjas,
SpB,
SpBO,
FICS,dr.H.syaiful
saanin,spBS,
dr Dody
Efmansyah,spB,spu,
dr"H.yusirwan
Yusuf,spB,spBA,
dr.H.wirsma
Arif,spB(K)onk"
dr.H.Achmad Luthfi,spB(K)BD,
drAlvarino,spB,spu,
dr.H.DaanKhambri,spB(K)onk,Mkes, dr
Yefri Zulfikar,spB,spu,
drRaflis Rustam,spBKv, dr
Deddysaputr4spBP, dr
Ridwan,SpBS,dr Ardian Riza,spoT,
dr
Rizky
Rahmadian,SpOT,Mkes yang telah rnendidik, mernbirnbing, {nenanamlqan sikapdisiplin,
memupuk rasa tanggungjawab
serta berbagi pengalaman kepada penulis selamamenjalani pendidikan.
Dan terima kasih
kepada sejawat residenyang telah
ihn
mernberikan surnbangandalam
bentuk tenaga
dan pikiran
baik
selarnamenjalani
pendidilcanmaupun
dalarnpelaksanaan penelitian
ini.
Unhrk orang tua,
istri
dr Lusita SylviaSpKK
danputri
tercinta Layyina Aslehaputri,
$
r t
I
il
$kfrirnya
untuk
kesempumaanpenelitian
ini
penulis harapkankritik
dan sarankita
fsrrua.
SenrogaAllah
senantiasa melimpatrkan Rahrnat dan Karunia-Nya bagikita
$emuaAmin....
Padang Oktober 2010
A.
B.
C.
DAF'TAR
ISI
Hal
KATA
PENGANTAR
ABSTRAK
BABI
PENDAHULUAN
Latar Belakang PenelitianRumusan Masalah
Tujuan Dan Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAIJAN
PUSTAKA
A,
Patah TulangTerbuka....
4B.
Klasifikasi
Patah TulangTerbuka"...
4C.
Pengelolaan Patah TulangTerbuka....
5D.
Pedoman Pemberian TerapiAwal
Antibiotik.
E.
PatofisiologiInfeksi..
6F.
Cephalosporin
8G.
Gentamisin(Aminoglikosida).
9Kerangka
Konsep...
.r...
10BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
Desain PenelitianB.
SubyekPenelitian
1l
1.
Kriteria Inklusi
daneksk1usi...
11C.
Lama penelitian dan tokasipenelitian..
12D
Tehnik pengambilansample.
12E.
Variabel....
12l.
VariabelIndependen
122. Variabel
Dependen.
12F
Definisi
OperasionalVariabel....
12G.
Pengolahan dan Analisis Data...H.
Hipotesa...
13I
2
I..
CaraPenelitian,...
t3
I
Alat-alat
2
Bahan."-
143
Teknik dan ProsedurPenelitian.
144
Dosis dan Cara Pemberian Terapi awatAntibiotik...
...
145
Cara Kerja...6
PenanamanBahanPemerksaan...
... 167. Metode penghitungan
Kuman...::::.:..:.:::....:::::::::::::.
...r6
8.
Atur
Penetitian-
.:...
... 17BAB
rV
HASrL
PENELITIA}I...
... 18BAB
1/PEMBAHASAN...
BAB
VI
KESIMPULAN DA}'{
SARAN....
...,...23DAFTARPUSTAKA.
Ahstrak
KEEFEKTIFAN PEMBERIAN CEFOTA)ilM-GENTAMISIN
DALA]VI
MENTJRI]IIKAN
JT]MLAII
KOLOM
BAKTERI PADA
FRAKTUR
TtrRBTJKA
DERAJAT
IIIA
Alwin
Pennana, Menker Maqias,Erly
Indrama, ErkadiusBagian ILnu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/RS
Dr.M.Djamil
PadangLatar
Belakang
:
Dari
keseluruhan angkakejadian
fauma
padatubuh
mmusia,
duapertiga
di
antaranya menimpa sistem muskuloskeletal. Salah satu akibat yang seringteriadi
adalah patah tulang,
baik
tertutup maupunterbuka
Di
luar negeri pemakaian terapi awalantibiotik
pada patah tulang terbuka derajatIIIA
cefazolin-genlamisin merupakan standarterapi
sesuai
literatur, kecuali
bila
ditemukan
pola
kuman yang
berbeda.
Di
RSDr.M.Djamil
Padangpada
kasus patah
tulang
terbuka derajat
UI
A
diobati
dengancefotaxim-gentamisin dikarenakan
antibiotik
spektrum luas, harga yang terjangkau mudahdidapatkan Akan tetapi keefelctifannya belum
diketahui-Metode :
Penelitianini
menrpakanuji
intervensi untuk.mengetahui keefektifancefotaxim-gentamisin terhadap penunman
jumluh
koloni
kuman serta unhrk mengetahui pola kumankontaminan yang ditemukan pada luka penderita patah
tulang
terbuka derajatItrA
yangdirawat di
Unit
Gawat Darurat RSDr.M.Djamil
PadangHasil :
Penelitian dilakukan pada 30 penderita patah trrlang terbukader{at
m
A di
UGD
RS.Dr
M.Djamit padang
dengan rentangusia
12-
56 tahun.
Jeniskelamin
penderitaadalah
22
lal<1-lakidan
I
perempuan. Jeniskuman
yang ditemukan pada pasien"pasienpatah tulang terbuka
di
RSDr.M.Djamil
Padang dari hasil pemeriksaankultur
bakteri padakelompok
I
(pra-debidement),TI
(24
jam
pasca debridement)dan
III
{72
jam
pasca-debridement)
P.
aeruginosa, Staph. aureus, Staph. epidermidis, Klebsielo sp,Bacillus
sp,Proteus sp. Penderita yang terinfeksi pada,kelompok
I
berjumlah24
orang dan kelompokII
berjumlah
26
orang,
sedangkanpada
kelompok
III
sebanyak18
orang.
Terdapatperbedaan yang bermakna antara
jumlah
yangterinfeksi
padakelompok
I
danII
denganjurnlah infeksi padakelompok
III
(chisqumed:5,895;
P<0,05.)Terjadi
penurunanjrrmlah
koloni
kuman padakelompok
I
fura-debidement),I
Qa
jalorrpasca debridement) dan
III
(72 jam pasca-debridemenQ Pada kelompokI
terdapat rata-ratail.700
+
39.600CFU/ml
kuman, padakelompok
fi
41.700*
25.100 kuman, dan padakelompok
II[23.7A0
+ 29.300 kuman. Analisa varians(ANOVA)
menunfukkan perbedaanyang bermakna antara ketiga kelompok dengan
nilai
F2,89:
10,65 dannilai
P:
0.000073.Analisa
selarfutnya dengan prosedur
perbandingan
ganda
(Multrple
ComparisonProcedure) menuqiukkan bahwa
kelompok
III
berbeda secara bermakna darikelompok
I
dan
II
(P<0,05); dan kelompok II juga berbeda secara bemraloa (P<0,05) dari kelompokl.
Kesimpulan
:
Penderita terbanyakyang
mengalami patahtulang
terbuka derajatm
A
adalah
laki-
laki
{73}%)
dengan rentang usia 12-56th.
Pola kuman yang ditemukan padapasien-pasien patah
tulang terbuka
di
RS
Dr.M.Djamil
Padang adalah:
P.
aeruginosa,Staph. epidermidis, Staph-
cfireu$ Klebsiela sp, Bacillus sp,
Proteus
sp.
Pemberiancefotaxim-gentamisin
efektif
dalam
menrrunkan
jumlah koloni
bakteri pada
fraktur
terbuka derajat
III
A.
BAB
I
PENDAIIULUAN
A.
Latar
Belakang PenelitianDari
keseluruhan angka kejadian trauma padatubuh manusi4
duapertiga
diantaranya menimpa sistem muskuloskeletal. Salah satu akibat yang sering
te{adi
adalahpatah tulang, baik tertutup maupun terbuka. Pada patah tulang terbuka terjadi kerusakan
dan kehilangan
jaringan lunak
mulai
dari
kulit,
jaringan
subkutis,otot,
ligamen, danperiosteum.
Di
sarnping patah tulang,juga
terjadi
hubungan langsung antara fragmentulang
dengan
dunia
luar
sehinggaterjadi
kontaminasi
luka
oleh
berbagai jeniskontaminan
yang
berasal
dari
lingkungan
dan
menimbulkan
risiko
infeksi,
yangberpotensi menimbulkan komplikasi-komplikasi. I -6
Di
RS Dr-M.Djamil
Padang pada tahun2009
didapatkan data bahwa jumlahpasien patah tulang yang dilakukan tindakan dikamar operasi
IGD
sebanyak 353 orang,(20,5yo) menyebabkan patah tulang panjang terbuka, (51,3%o)termasuk ke
dalam
derajatIII A
,
insiden kejadian patah tulangpaling
banyak didapatkan pada laki-l aki (76,3%)dengan
kelompok
usia
tersering
antara
10_60
tahun dan
pada umumnya
merekamempunyai aktivitas dan mobilitas tinggi.
Kejadian infeksi pada patah tulang terbuka tercatat
l0
sampai 2A kan lebih seringdibandingkan patah tulang tertutup.
Hal
ini
terjadi
karena beberapafaktor
antara lainadanya energi
tinggi
daritraum4
suplai darah yang kurang baik,dan kontaminasi padadaerah patah tulang saat terjadi cidera3
Risiko
terjadinya infeksi pada patah tulang terbuka dapat sesuai dengan derajatpatah tulang-
Menurut Gustillo,
pada patahtulang
terbuka derajatI
insidensi infeksi berkisar dari OVo sampai 2o/o, sedangkan derajatII
berkisar da/,2%
sampai7o/o.I)ntuk
patah tulang terbuka derajat
III A
insidensi infeksi adalah 24Yo, sementarauntuk der4iatIII
ts angka tersebut berkisar antara 10%o sampai S}yo.Insidensiinftksi
pada patah tulangterbuka derajat
III
C
berkisar antara 25Vo sampai dengan 50%o, dengan angka amputasilebih
dari
50yo.1j5Gtlstillo
menyatakanbahwa 7A% patah tulang terbuka derajat
III
telahmandapatkan sebagian
besar kontaminan adalah
bakteri Gram negatif.
PenelitianNursuandi dan Ismiarto di Bandung mendapatkan angka kejadian infeksi tujuh hari pasca
debridement
adalah
55olodengan
hasil kultur
terutama Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter, Klebsiellasp,
dan S. Epidermidis,6'7Dari
data hasilkultur
usapan alat dan bahan yang berhubungan dengan manganIGD RS
Dr.M.Djamil
Padang
Januari
2010
didapatkan
hasil kultur
terutamaPseudomonss sp, Basillus sp, S.Epidermidis, Klebsiella sp
Di
luar negeri pemakaian terapi awalantibiotit
pad? patah tulang terbuka derajatIII
A
menurutGustillo
adalah cefazolin-gentamisin yang didasarkan padapola
kumandan spektrum kepekaan
antibiotik
Di
RSDr.M.Djarnil
Padang pada kasus patah tulangterbuka derajat ItrI
A
diobati dengan cefotanim-gentamisin. Alasan pemakaiancefotaxim-gentamisin adalah karena mudah didapatkan, merupakan
antibiotik
spektrum luas, danharga yang lebih terjangkau oleh masyarakat. Akan tetapi keefektifannya belum diketahui
dan
sampaisaat
ini
belum ada
penelitian atau
kepustakaan mengenai pemakaiancefotaxim-gentarnisin pada patah tulangterbuka derajat
III
A.
Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
keefektifan pemberian cefotaxim-gentamisin
yang
ada terhadap kemajuan penangananinfeksi mulai dari saat datang sampai luka sembuh.
B.
Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang dikemukakan
di
atas, masalah dalam penelitianini
dinrmuskan sebagaiberikut:
-
Apakah
pemberian cefotaxim-gentamisinefektif
dalam
menurunkan jumlah koloni kuman pada patah tulang terbuka derajatIII A
?C.
Tujuan
danManfaat
Penelitian1.
Tujuan
PenelitianTujuan
UmumTujuan
umumcefotaxim-gentamisin
terbuka derajat
III
A.penelitian
ini
adalahuntuk
mengetahui keefektifan pemberianTujuan
KhususMengetahui keefektifan
pemberian cefotaxim-gentarnisin dalgrrr menunrnkanjumlah
koloni
bakteri padapdah
tulang terbuka derajatIII
A,unhrk mernbuat standmterapi kombinasi
antibiotik
yang dapat menunrnkanjumlah koloni
bakteri pada patahtulang terbuka derajat
III
A.
2.
Menfret
PenelitianManfaat penelitian
ini
untuk
mernberik.an pengetahuan mengenai keefektifanpemberian cefoturim-gentamisin dalam menurunkan
jumlah
koloni
bakteri pada patahtulang terbuka derajat trII
A,
untuk memberikan standar pemberian cefotaxim-gentamisinBAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Patah
Tulang Terbuka
Patah
tulang terbuka
adalahpatah tulang yang ditandai
oleh
adanya kontaklangsung antara bagian
tulang
dengandunia luar tubuh,
disertai dengan trauma darijaringan lunak
di
atasnya dengan berbagai tingkat derajat kerusakan.Akibat
adanya lukadan kerusakan
kulit,
bakteridari
luar dapat masuk dan rnenyebabkan kontaminasi luka.Derajat
kontaminasi pada
patah tulang terbuka
sangat dipengaruhi
oleh
luasnyakerusakan
jaringan
lunak dan lamanyawaktu
sejak kejadian. Jika patah ttrlang terbukatelah terjadi lebih dari delapan jam, derajat kontaminasi luka akan
meningkat.lf
Tujuan
utama
pada paah tulangterbuh
adalah mencegah terjadinyainfeksi,
di
samping pengobatan terhadaptulang
yang mengalami patah tersebut. Olehkarena
itu,
penanganan awal terhadap penderita patah tulang terbuka akan menentukanhasil akhir trauma terhadap kehidupan dan fungsi ekstremitas bersangkutan- Pengelolaan
yang adekuat akan mengernbal'itcan
ftngsi
dan kehidupannormal
sedangkan penangananyang
tidak
adekuatakan
rnenyebabkanterjadinya komplikasi
sepertiinfeksi,
disuseosteoporosis, ataupun non union.
l{
B Khi{i*asi
PatahTulang Terbuka
Klasifikasi
patah tulang terbuka yangpaling
umum digunakan sampai saatini
adalah menurut Gustilo dan Anderson, yang membagi patah tulang terbuka menjadi tiga
kategori berdasarkan derajat kerusakan padajaringan lunak dan tulang, dan pada derajat
korsaminasi luka. Risiko
te4idinya
infeksi pada pabh tulang terbuka dapat diperkirakanberdasarkan
klasifikasi
tersebutdi
atas. Pada patah tulang terbuka derajatI
insidensiinfeksi berkisar antara 0olo sampai 2%io, selang!<an derajat
II
berkisar antara 2o/o sampai 7%;o.Urtuk
patah tulang terbuka derajatIIIA
insidensiinfeksi
adalah 24026, sementarauntuk
derqiatIIIB
angkatersehrt
meningkat tajarn yangMcimr
antaral0%
sampai5fflo. Insidensi infeksi puda patah tulang terbuka derajat
IIIC
berkisar antara 25Yosanpai
dengan 50olo, dengan angka amputasi tebih dari
j#/o.ra
Klasifikasi Patah Tulang Terbuka Menurut Gustilo-Anderson : 8
Tipe
I:
Luka kecil dariI
cm luka karena tusukan dari fragmen tulang yang menembuskulit.
Terdapatsedikit
kerusakanjaringan
dan
tidak
terdapat tanda-tandatrauma yang hebat pada jaringan
lunak
Fraktur yang terjadi biasanya bersifatsimple, transversal, atau sedikit komunitif.
Tipe
II:
Luka
I
cm atau lebih tetapi tidak ada kerusakan jaringan yang trebat, dengan sedikit kontaminasi dari fraktur.Tipe
III:
Terdapd
kerusakanyang
hras
pada
kulit,
jaringan lunak
dan
strukturneurovaskular, dengan kontaminasi yang hebat.
Tipe
III
dibagi lagi dalam sub,tipe :-
TrpeIIIA:
Jaingan
luaak e,uklpmeffitrlp
tulang yangpatah
kerusakanjaringan hebst. Fra*drr bersiftt segmental atau komunitif,yang hebat.
-
TipeIIIB:
Fraktur disertai trauma hebat dengan kerusak*n dan kehilengan jaringaxr,terdapat pendorongan periostium,
tulang
terbtrka,kol*aminasi
yang hebat serta fralc*ur komunitif yang hebat.-
Tipe
IIIC:
Fraktur
terbrlka yang disertai
kerusakanarteri yang
memerlukanperbaikan tanpa memperhatikan tingkat kerusakan jaringan lunak.
C
Pengcla***n Patah Tu*nngTerbuka
t
Dalam
menanganipatah tulang t*rbuka ada
beberapa prin-sipyang
perludiperhatikan sehingga mendapatkan hasil yang baik. Patah tulang terbuka har,us dianggap
sebagai kasus gawat darurat sehingga pernngana{mya hafi:s sesgera rnungkin. Untuk
itlr
perlu diadakan evahmsi awal dan pene*lfiran adanya kelainan yang dapat menyebabkan
kematian.
Antibidikadihikan
dalarn ruang gaurddffirat,
di kamar operasi dan setelahoperasi selama
2
sampai3
hari.
Debridementdan irigasi yang baik
harus
segeraD.
Pedornan PemberianTerapi Awal
Antibiotik
Tujuan pemberian terapi awal
antibiotk
adalah untuk mengurangi angka infeksi.Pengurangan
kejadian
infeksi luka
pascaoperasi menyebabkan proses penyembuhanpatah trr{ang berlangsung
lebih.baik,
lama peranrdan pasiqr rnetrjadi lebih pendek, danbeban biaya pengobatan secara keseluruhan menjadi lebih ringan. Pemberian antibiotika
juga
memberikan keterlangankepda
oporatoryang
melakr*xr penbe&bm
denganadanya perlitdungan dari antibiotika
profilaktik
ter*radap infeksi yang rnerigancam pasiendangan patah tulang terbuka.e'l0
Untuk
dapat memenuhisyarat
optimal
sebagaiterapi awal antibiotik,
makaantibiotik
tersebut hanrsremprnyai
spekhrm yang luas
sehinggc rna*r$lu bekerjamelaqran bakteri Grarn
positif
dannegati{
rnampu nrelawanhkteri
asrob dan anaerob,Adibi€4i*a
{crsebutjuga
Mdrnya
be*ifd
arwikar
b€*t€.ri
{*taisid)
atausekurang-kurangnya
mampu
menghambat pertumbuhan
bakteri
kontamina*(bakterios*atik), tanpa
efektnksik
t€rh*p
pasiwr- Waletuf*
th"lftire)
ymg
p*arg
dapt
memberikan kontaklebih
lama dengan bald€ri dan dapatdiberikan lebih
awaldum
apem*i.kp
penefroi
Sraag baik ke jariagar jugadih##ran
ktr€na*bagian
besar
antibiotik
mempunyai masalahdalam
hal
ini,
terutamauntuk melewati
barierotak.e'lo
Pemberian
antibistik
pada
patahtulang
terbuka disesrsikan
dengan derajat*xr*rya-
Mc*ara#kl#i#*asi Gr#itl'o
Ar#r€64
ffituk
{ip€{IlA
dibe*it<nnmfaloryorin
generasi
Io
cefazolin ditambah dengan
aminoglikosida
Tambahan aminoglikosidadisarankan
oleh Gustillo
Ar#rso*r
pada
pat*r
talcrg
*rbtrh
dsqiat
IIIA
kasarstingginya kejadian infeksi akibat kuman Gram negatifpada paah tulang t€rbuka.l-6
E.
PatofisiolagiInfelai
Pada patah
tulang
terbuka, saaf
barier
krlit
terganggubak€d
masuk
darilingkungan s€kit€r dan
krsaha
unhrk
dan berkernbangbiak.
Semakin luasmw,
iajari
fur
bary*ijra
jaingaili
r#ik, #in
$€ffi
pdffid
nt#isi
$agi bokteri.Dengan terganggunya vaskularisasi, sistem imunitas seluler dan humoral
tubuh
tidakbakteri yang akan menimbulkan
infeksi
dengan tubuh yang akan memacu mekanisme immun guna memerangi infeksi.6Virulensi
suatu mikreorganisme terganhrng pada kernampuannya bertahan distbt*at
yang
da di
imgnlla
{s€p€rti
lfflit
yang
r*stik,
fascia
dan
tulang).Patogeniknya adalah kemampuan serangan untuk melawan sistem kekebalan tubuh inaag.
Reaksi
terhdap
trerda asingsd
i*i
di
k@t
sb€gsi
str*r
*#ksi
hki
yang kornplek yaag akan melindusgi
balteri dari
fagosit sel darah putih. S€telah balceria:sr*asrki
{r#,
rrdeL:d
f#h
s*fie*
diddL mr$*mi
hmron
danglycoprotein, mereka bisa berlanjut
ke
prosesreplikasi sel
dan nrenyebabkan infeksi klinis. Perkrmba*rmba**si
kemr*dis
Mgstl"g
di &lese
sla*rrk$&t
san'*f€islr*Ss
nutrisi
habis, induknya
rnati,
atau sistem
kekebalanindulorya
berhasil raenetralisiri{rffisi-
Jikai#fu3'al#i{
ss*a#6be**eri
*e*seh*t*andi
mm**m
dail
dif€kffi
dan di isolasi me.nciptakan suafu osteomyelitis kranis.6Kuman mangeluakan
substansisry€r*
eksoto*sin,a€ffiin,
srtemto*sin,
danendotoksin yang dapat menrsak sel. E*rdotoksin rnerupakan antigen yang diproduksi oleh
rnihcmgmiw
#r *m*
$€ksikbik Hd ffirPr
si*mik
bqik
skms
bakterimasih
hidup
maupun sudah
mati.
Endotoksin
berinteraksidan
r.nenyebabkan lisislipoprotein membraa
sl,
dil*asi
lmgsrag penb*luh
dara#de
d@
li*i*
diding wl
darah {nessh. End€*oksin yang rnerupakaa
trlatu
lipopolisakaridadi
struktur dinding selbakt€i
Crr€r€ r€ga*iqkpmat#a*n
Fffi
inwi#*gnr
M
sl
di
dffiah infelci.
Endotoksin
juga
bekerja sistemik dan mengakibatkan trauma pada berbagai jaringanseeara langsung
ata* via
stbc*ansilain
yangdi*tiftur*y*-
Bil*
junr*a*rfui
pq{ffisivirulensi
kuman$€l€bihi
kenrarnpxranjaringan ld<al
un+ruk menglrancurkanny4 makakusran
tr*dd
d€ri
be#ilttiplikasi
fui
menrs*
jaringanfs*efut
k€qdi
bi*a terdapatrespons imunologik dan inflamasi. I 1
Deteksi tcrjadinya
inf€ksi
pada
luka
daWt
dilihd
secaia
klinis
denganmenggunakan
kriteria
yang disederhanakandari
CDC (C-enters f,or Disease Control andPreurtion),
1'aialdi@lnya
*ksd
p*n*kn, €b6€
danr*rtitis
yaag rmry*ebar padaluka, atau dengan pemeriksaan penunjang
lain
seperti peningkatan leukosiglaju
endappemeriksaan hitung
koloni
bakteri. Parameter yang dipakai untuk menilai infeksi adalahhitung kcloni dan
dinyatabn
p$itif
infeki jikaditerruhn
l€bihdar;
10s.10'r2F.
CephalosporinCrytm&oryryin diteanukan
dm
di$rlakffi
lrrtuk
pr{*fraa
keli
di
Sardiaia tahun1948
oleh
GiuseppeBrotzu,
pertamakali
diisolasi
dari
pembiakan CephalosporiurnacremoniurR, dan
tenn*trk
ffitikik
golengan F"hkttrrLNt*lq*sef*losporirl
T-unir16,.*ephalosporanic acid
{7-ACA)
yang dihasilkan dari cephalosporin C, stnrktumya ternyatamirip
&*gar
r*rrkbrs
pd*illin
f-ffiirsFsr&cillanis
rcid.
Adsdifikasirantai
Z-ACAmen ghasilkan suatu antibiotik yang berguna. 1 3'14
Cephalosporin
beffiifat hakterisidal
dmr
mekanisrnekerjo
s€pertiantibiotik
beta laktamlain
sepertipenisilin.
Ia rnenghambat sinfesis peptidoglikan padadinding
eI
bldtri.
tryiffi
#idsglikan
pa*ting
r#r*
sryr+ataktan
intpgrirasstruktur sel. Tahap akhir pembentukan transpeptida difasilitasi oleh transpepidase yang
dikenal dergan
pericilli*
bindi"e
pForeirrs{pEps}-
pBps r€rikd
degm
D*Al*-yag
berada
di
ujung
mukopeptida{peptidoglyean
pwursors) untuk
berikatan
denganpryi@likan.
A**ibiotik
b€ta *ddam
rairip
fuig*n rsry*sr
ini.
fui
melakukankompetitif inhibitor terhadap ikatan pBp dan peptidoglikan.t3.ra
Cephalosporin
diindikasikan sebagai,pofilaksis
atawpengobatrr
padainf*si
bakteri yang sensitif. Ef€k samping yang uinumnya terjadi pada pemakaian sefalosporin
dalah
diar€,rfil#I,
nram lmtit,gffiggrru
d*tuli{,
&nnyai
atau iaf&rynasi@a
ternpatpenyuntikan. Kontraindika.si adalah gangguan fungsi grnjal, alergi terhadap sefalosporin
dan reaksi
hiperse*sitif
tipe Iteh#ap
Fri*ili*_
Ir't+Crenerasi
I
sefalosporin terutarnaditqjukan untuk
bakteri
Gram positif
dang€nffasi
III
kbih
ke
s*e
b€kffii
Gram rwgatif.
S€{iBpgamasi
png
lebih
barumempunyai spektrum
yang lebih kuat
ke
arah Gram negatif
dibanding
generasisebelumnya dan sebaliknya berk*r*ng *ktivitasnya
terhdap
e*ffir pmitif.t:'t+
C-ef,€axim merupakan
salah satu
golongan cefalosporin
generasiIII
yangdihryikan
ffia
|v{*anislrie
kerjanya&lrdil
rrurgir&ibisi
si{i{€sis dinding seldengau cara berikatan pada satu
atau
lebih penicillin
binding proteins
(pBps)
yangbakteri. Spektrum antimihrobanya adalah terhadap golongan Gram
positif
dan bakteriGram negatif aerobik. Kadar di dalam
plmma@
penbwim
I
gIV
@-14&pg/**-.11raG. {,eatsmisir
{Arninoglikosida)
Cmblrisin
salah satujenis aainoglikosida,
di mtranya
arnikasin,gentamisin, kanamisin, neomisin, netilmisin, paromomisin, streptomisin, tobramisino dan
apramisin.
Aminoglikosid*
yanghaal
d*ri
deriv*
geftttsStrrymtyce
diberi
?rilrn€rdengan akhiran
*nycin,
yang berasal dgri derivat Micromonospora diberi namadengan akhiran micin. 15
Gentamisin bekerja dengan cara berikatan dengan subunit 30S Ribosom bakteri
(beberapa bqikatmt dangan
schr#t
5CSlrnenghantb*traftslaki
F€Fidil-tRNA
d41A-site ke P-A-site dan juga mengasaukan ksde rnRNA, sehingga menyebabkan bakteri gagal
mmsin{ffiis prc{ein vi{al
untr*
prrtumU*lannya.
Tidak
da
hubungan antara dosispemberian
dan
kadar
kumulatif
dalam darah.
TDM
(therapeuticdrug
monitoring)dianjurkan urtwk mendapatkan desis yang tepat.rs
Spektrum antibiotik gentarnisin t+nrtama pada infeksi aerob baktori Gram-negatif
ryffii
PMa#e$fiL
Aei*etaboet*,
&n
En*robo**n
Selain ittt,&beberapa
infeksioleh bakteri Gram positif
juga
sensitif
terhadap gentarnisin.Biasanya
gentamisin digunakan dalam kombin*si dengan antibialiik betalaktarnpa&
infeksiStrepto&akus-Toksisitas gentamisin tergaatung dari dosis yang diberikan sehingga s€mua pasi€n
yang
medapar
terapi aminoglikosidaini
dapf
mvrgalami ir$fksikasi bila pemberiannyaterlalu
besar.Oleh
sebabitu
penghitungan dosis didasarkan pada berat badan pasien.Toksisitas
ini
dapatterjadi
terhadaptelinga (ototcxicity)
d*n ginjal
(nephrotaxicity),Gangguan vestibula4 hearing loss, dan tinitus bersifat irrcversible. Oleh karena
itu
dosisharus dihiamg dengan cermat.ls
Karena obat
ini
tidak dapat diserapdi
usus, maka diberikan secara intravena atauintramuskular. Kontraindikasi adalah padapasien dengan gafigguan
ftngsr
ginjal.lsKERANGKA
KONSEP
PATAH TULANG TERBUKA
DERAJAT IIIA
TERKONTAMIHASI
tenghambat
translolrasi
peptidil-tRNA &
mengacaukan kode mRNA
llenghambat
sinteeis
peptidoglikan
pada
dinding
selbaktcri
BAB
III
METODOLOGI
PfNELITIAN
A. Desain Penelitian.
Penelitian
ini mentpkan uji
intervensi unhrk me,lrydahrri keefektifrncefotaxim-gentamisin terhadap penurunan jumlah koloni kuman serta untuk mengetahui pola kuman
kontaminan yang ditemukan pada luka pende+ita Fatah
tulalg
t*llka
derajd
IIIA
yangdirawat di Unit Gawat Darurar RS
Dr,M.Djamil
Padang.B. Subyek Penelitian.
Subyek pada penelitian
ini
adalahpenduita
peh
ttrtmg
tertt*a
derajd
IIIA
yang datang dan mendapat pera\,lratan
di
Unit
Gawat Darurat RSDrM.Djarnil
Padangyang mem€nuhi
*riteria
inklusi.I
Kriteria Inklusi drn
elcsklusi-a.
Kriteria inklusii
Usia 10-60 th.ii-
Lukap**ah firlang &rbukaderajatIIIA.
iii.
Pasien yang dilakukan debridementdi
kamar operasi.iv.
Pasien yang muntmgkinkan untukdil*ukan
swap pada tnkaaprasi.
b.
Kriteria eksklusi, yaitu:i.
Pasien dengan patah tulang patologis.ii.
Pasien menderita infeksi tulang dan atau jaringan lunak sebelumnyadi
lokasipatah tulang"
iii.
Pasien dengan riwayat alergi terhadap cefotaxirn atau gentamisin.iv. Pasien dengan ststus irnunologi dan gizi buruk.
v.
Pasien dengan penyakit dasarC.
Lama
penelitian danlokssi
penelitien.Fenelitian dilaksanakan
di
RS Dr.M-Djamil
Padary;Mempat di
Unit
CawatDarurat
(UGD),
karnar operasi, bangsal
rawat
orthopaedi,
dan
LaboratoriumMikrobiologi
FKUNAND
, pada bulan Februari*
Juli 2010.D. Penentuan
sanple
Jumlah sampel ditentulmn berdasruftan insid€nsi
lcjadial!
infeki
pada patatrtulang terbuka, yaitu. 24Vo.
Denjat
kesalahan (alpha) sebesar 0;05 memberikannilai
zwbesar
1,96,dan
k€t€pataa(e)
wbesar
200/o.Du4;an
nrmusjumlah
sampel adalahz'1p*q1/&, atau sama dengan l,g6z*(a,24*o,T6ya,zz, sama dengan 17,sz dandibulatkan
menjadi 18.
Penelitian
ini
menggunekan 30 sarnple konsekutif pasien fraktur terbuka derajatIIIA,
deirganptimbangan
bahwa angkaini
memudnhkanunilk
anslisa non=parametrikjika
diperlukan. Dengan jumlahini
diharapkan ketepatan meningkat menjg61i l1a/oE.
Variabel
l.
Yariabel Indrpenden
Variabel independen penelitian
ini
addlah 30 pasien fraktur terbuka derajatIIIA,
usia
10-60th, laki-laki
atau perempn*n yang dilaknkan debridemer*di
karnaropemsi, mendapat kombinasi antibiotik *efctaxirn-gentamisin, dan diimmobilisasi
rnenggunakan posterior slab.
2.
Variabel
Dependen.Variabel dependen penelitian
ini
adalah jumlatr koloni batcteri padapasien &akturterbuka derajat
IIIA
F.
DefinisiOperasional Variabel.
l
Usia 10-60 th.2.
Jenis kelamin: jenis kelamin ditenhrkan laki-raki atau perempuan.3.
Debridement adalah:yaitu
membuangjaringan
yang telahmati
di
antaranyakulit,
subkutis, fasia, otot, dan fragmen tulang yang kecil-kecil.
4.
Selang waktu antara trauma dan debridemenf interval antara terjadinya patah tulang.terbuka hingga dilakukannya debridement.
5.
Kombinasiantibiotik
yaitu cefotaxim-gentamisin6.
Jenis immobilisasi: jenis irnmabilisasi ya*g digrmakan posterior slab.7.
Jumlah kol,oni bakteri: pada penelitianini
penilaian infeksi dilalmkan dalam kurunwaktu 3 hari pasca palah arlang terbuka dsn di&sarkan pada hiarng koloni. parameter hitung
koloni
dapat diperkirakan akan terjadi infeksi bilakulit
padatepi
luka frakturterbukammgandrxrg
baktui >
tOs CFU/ml.G.
Pcngolah*n daaAnelisis
DataData diolah setelah
t€rdryat
hasil lnrttrn dan hiamgjlrlnl*
koloni
bakteri. Analisadata
dihitung
secarastatistik parametrik
ANOVA dan
t-Test.
Untuk
data
nonparametrik digunakan
Fischq
Exact Tect.H.
HipotesaHo
:
Pemberian cefotaxim-gentamisintidak efektif
dalam
menurunkan jumlahkoloni bakreri pada patah tuhny'terbuka derajat
IIIA.
Ha
:
Pemberian cefotaxlm-gentamisinefbktif
dalam menunrnkanjumlah
kolonibalteri
pada patah tulang terbuka derajat IItrA.I"
Cara PenelitianI
Alat-alat
a.
Instrumen debridement.b.
Lempeng agar darah(LAD)
c.
Bouillion.d.
Vofrex Mixer.2
BahanAntibiotik
yang digmakan adalatr:a.
Cefotaxim injeksi.b.
Gentamisin injeksi.3
Teknik
dan Prosedur PenelitiauTindakan sebelum pengarrbilan bakan pemeri*sam
adat*
menjelmkanterffiih
dahulu pada penderita yang memenuhi kriteria tentang keikutsertaannya dalam penelitian.
Apabila pasien set$ju diikutsefiakan dal*m
pelitian,
ftakadilaktkan
infoimed eoRsentkemudian dicatat identitasnya.
4
llosisdan
Cara
PemberisnTerapi
awalAntibiotik
a.
Cefobxim:
Per$berian sesma iamvena dangan dosis 1-2 gr/hr uatuk derrvasa dan100-200 mg/kgtsBltrr untuk anak 30 menit sebelum operasi dan s€tiap 12
jarrt nmpai
72jam.
b.
Gentamisin: Pemberian s€cara intravena dengan dosis 1-2mgfuBB/hr
IV
30 menitsebelum opemsidansetiap
l2jam
sampai72
jam.5
CaraKeda
.
Terhadap pasien yang
m€,rnff$hi kriteria untuk
iktrt sata
datam pwretitianini
selanjutnya dilakukan langkahJangkah sebagai berikut:
I
"
Diberikan kombinasiantibistik
yaitu cefoaxim-gmtamisin sesara intravma, setelahdilakukan skin test terlebih dahulu
2.
Diberikan antitetftnus profilaksis; antitetanus serum.3-
Pengambilan bahan perneriksaan I dari luka patahtulang
terbuka derajatIIIA
padasaat sebelum debridernent benrpa swap jaringan dasar luka
4.
Dilakukan
irigasi
luka
dengan
cairan garam fisiologis
sebanyakdua
liter
menggunakanNaCl O9of.5.
Dilakukan
penarikan atau traksi sesuai surnbu panjang tulang dandiikuti
denganimmobilisasi sementara menggnnakan bidai kayu.
6.
Di
kamar
bedah, setelah pasiendibius
selanjutnya diposisikandan
dilakukanpencucian luka dan pre,parasi
kulit
menggtmakanr povidon iodine lO%7
.
Dilakukan draping sebagaimana prosedur pembedahan pada umumnya.8.
Debridemqt
diawali dengwr pembuafigsnkulit
yang mati hingga tepinya berdarah,selanjutnya
jaringan
subkutis
yang mati
berikut
jaringan
yang
terkontaminasi dibuang.9.
Jika ditemukan vena yang sudah avital dilakukan pemotongan dan koagulasi.10.
Jaringan lenrak yangmsi
dibuang hingga b€rsih dan mengeluarkan damh.I
1.
Jika diperlukan, fasia dibuka untuk melihat tendo dan otot dengan jelas.12.
.Iaringan otot yangmati
dibuang dengan mempertratikan4 C
(color,conmctitity;
circulation, dan consisency).
13.
Luka diperluas untuk m€{dapatkan pandangan yang jetaspda
lolrasi patah tulang,bagian tulang yang sangat terkontaminasi dibuang.
14.
Kontaminasi pada kan*lis medularis juga dibersihkan.15.
Setelah semua jaringan mati dibuang dan dibersihkan, dilakukan irigasi luka denganrnenggunakan lan*an
garfln fisiologis
sebaqrak 6-1Oliter
rne*rgguna*an NaCl 0,9Yo dan diberikan hidrogen perokside.
16.
Jika luka
dapatditutup,
ditakukan penjahitanpada tuka yang
menrpakan hasilpelebaran, sisa luka ditutup dengan longgar.
17.
Dilakukan immobilisasi dengan posterior slab.18.
Pengambilan bahan pemeriksaanII
dari luka
patahtulang
terbuka derajatIIIA
setelah 24 jam pasca debridement benrpa swap.
19.
Pengambilan bahan BemeriksaanIII
dari
luka
patahtulang
terbuka derajatIIIA
setelah 72 jam pascadebridement berupa swep.
20.
Bahan pemeriksaan dibawake
laboratoriumMikrobiologi
Klinik FK
UNAND,
untuk
diamati dan dihitnng pertumbuhankoloni
bakteri danjenis
kotoni
bal*eriyang turnbuh diidentifi kasi.
2.
3.
l.
Penanaman Bahan Pemeriksaan pada Lempeng
Agar Derah
Bahan pemeriksaan diambil
dan
kemudian dilakukan tindakan sebagai berikut:Tabung reaksi yang berisikan Bouiltrion.dan bahan pemeriksaan lalu dikocok sampai
homogen dengan menggmakan alat pencampur (Vortex Mixer),
Bahan pemeriksaan
diambil
dengan menggunakan ose terkalibrasi yang berukuranl0
mikro liter.Kemudian diinokulasi pada rnedia
LAD
dan dierarnkan dalarn inkubator dengansuhu 370C selama 24 jam.
4.
Setelah24
jam
dilakukan pengamatan/identifikasijumlah koloni
dan jenis kumanyang tumbuh.
7.
Metode PenghitunganKuman
Penghittmgan
jumlah
krnnan dilakukan
seci&ra langstmg dengan menghitungjumlah koloni kuman satu per satu berdasarkan koloni kuman yang tumbuh pada lempeng
agar darah setelah
24
Jam. Jumlatrkuman dihitung
dari koloni
yang tumbuh
padalempeng agar darah
dikalikan
denganfa*tor
dilusi
atau pengenc€ran,yaitu
10
kali.Sebagai oontoh apabila
ditmrukan l0O
kurnandalam
LAD,
maka
setelah dikalikandengan faktor dilusi tersebut di atas menghaiilkan jumlah koloni kuman 1.000 CFU/mL.
8. Alur
PenelitianREKOMENDASI
KELAYAKAN
ETIK
PENELITIAN
PASIEN
PATAH TULANG
TERBUKA
DERAJAT ITIAYANG MEMENT'HI KRITERIA
PEMBERIAN CEFOTA)ilM
-GENTAMICIN
PRE DEBRIDEMEN
PEMERIKSAAN
:KULTUR, HITUNG KOLONI
24
JAMPASCA DEBRIDEMEN
PEMERIKSAAN
:KULTUR,HITUNG
KOLqNT
72 JAi0d PASCA
DEBRIDEMEN
PEMERIKSAAN :
KULTUR, HITUNG
KOLONI
ANALISIS
DATA DAN
STATISTIK
BA.B
IV
HASIL
PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada 30 penderita patah tulang terbuka derajd
III
A
di UGDRS.Dr
M.Djamil
padang
dengan rentangusia
12-
56tahun,
dan rala-rata usia 30.5tahun. Jenis kelamin penderita adaiah 22lak,r-laki dan
I
perempuan. Dari hasil penelitiandidapatkan bahwa:
l.
Jeniskurnan yang
ditemukan pada pasien-pasien patahtulang terbuka
di
RSDr.M.Djamil
Padangdari
hasil pemeriksaankultur
bakteri pada kelornpokI
(pra-debidement),Il
(24jam
pasca debridement) danIiI
(12
jam pasca-debridement) terlihat pada Tabel 4.l.
Tabel 4.
I
Jenis Kuman Hasil Pemeriksaan Kultur BakteriJenis kuman
I
il
ilI
Bacillus sp
Klebsiella sp
P.aeroginosa
Staph aur€us
Stanh. Eoidermidis
3 3 8 6 7 4 4 8 4 6 3 4 4 2 4
Proteus sp I
Subtotal
,27
26l8
*
(steril) 6 4t2
Total 33 30 30
2.
Penderita yangterinfeksi
padakelompok
I
berjumlah24
orang dan kelompokII
berjumlah
26
orang, sedangkan pada kelompokIII
sebanyak 18 orang (Tabel 4.2).Terdapat perbedaan yang bermakna antara
jumlah
yang terinfeksi pada kelompokI
dan
t[
dengan jumlah infeksi pada kelompokIII
(chi squared-
5,895; P<0,05.)Tabel 4.2 Jumiah subjek terinfeksi pada setiap kelompok.
No. Jumlah
I
JumlahII
JumlahIII
Infeksi 24 26 18
Steril 6 4
t2
Total 30 30 30
[image:25.462.33.431.49.471.2] [image:25.462.82.371.293.463.2]3.
Terjadi penunrnaRjumlah koloni
kuman pada kelompokI
(pradebidement),Il Q4
jam pasca debridement) dan
III
(72 jampasca-debridement) terlihat pada Tabel 4.3.Pada kelompok
I
terdapat rata-rata 61.700
t
39.600
CFU/ml
kuman,
padakelompok
tI
41.700t
25.100 kumano dan padakelompok
III23.700
t
29.300kuman. Analisa varians
(ANOVA)
menunjukkan perbedaan yang bormakna antaraketiga
kelompok dengannilai
F2,89
-
10,65 dannilai
P
=
0.000073. Analisaselanjutnya dengan prosedur perbandingan ganda (Multiple Comparison Procedure)
menunjukkan bahwa kelompok
III
berteda secara bermakna dari kelompokI
danII
(P<0,05); dan keiompok
ii
juga berbeda secara bermakna (P<0,05) dari kalompokI.
Tabel 4.3 Jumlah kuman Hasil Pemeriksaan Kultur Bakteri dalam ribuan CFU/ml
Jumlah kuman dinyatakan dalam ribuan CFU/ml, angka 0 adalah steril, dan srgka di atrs
100 (ribu) dinyatakan sebagai
ll0
(ribu) CFU/ml.No. Jumlah
I
JumlahII
JumlahIII
I
ll0
50 202 80 60 30
3 0 30 0
4 50 30 0
5 t10 50
ll0
6 80 50 0
7 0 30 0
I
4A 20l0
9 40 0 0
l0
7A 40 2All
70 50 20t2
0 70 4013 0 40
l0
t4
80 60 30l5
110 70 50l6
0 50 30t7
l0
60 110l8
110 80 50l9
0 0 020 110 80 50
2t
90 60 3022 60 40 0
23 30 0 0
24 50 20 0
25 20 0 0
26 50 20 0
27 90 60 30
28
ll0
80 4029 60 20 0
30 80 50 30
Mean 61.7 41.7 23.7
SD 39.6 25.1 29.3
[image:27.465.32.421.54.534.2]BAB
V
PEMBAIIASAN
Penderita patah tulang terbuka derajat
IIIA
yang datang ke UGD RSDr.M.Djamil
Padang periode Februari hingga Agustus
2010
yang memenuhilaiteria
danikut
dalampenelitian
ini
sebanyak 30 orang, terbagi atasjenis
kelaminlaki'laki
22
orung(73,3W
dan
perempuan 8 orang(26,7W
dengan rentang usia 12-
56 tahun, dan rata-rata usia30.5 tahun
.Hal
ini
sesuai dengan data yang diperoleh darijumlah
pasienfraktur
OKUGD
RSDr.M.Djamil
Padang selama tahun 2009 yaitu penderitalaki-laki
(76,20/o') dankunjungan pasien
poliklinik
Q2,8o/o) tebih banyak dari wanita.Dalam penelitian
ini jenis
bakteri yang ditemukan adalahP.
aeruginosa, Staph.aureus, Staph. epidermidis, Klebsiela sp, Baeillus sp, Proteus sp.
Dari
beberapa strainbakteri tersebut termasuk ke dalam bakteri gram positif dan merupakan flora normal pada
kulit
yang pada keadaan t€rtentu dapat menyebabkan patogen. Sedangkan beberapa strainbakteri lainnya seperti Klebsiela sp,
P.
aeruginosa, Bacillus sp, Proteus sptermasuk kedalam bakteri gram negatif nosokomial dikarenakan bakteri tersebut dapetr.. ditemukan
pada
instrumenocairanirigasi
maupun
di
udara
bebas.Hal
tersebut sezuai
yangdikemukakan
Gustillo
bahwa 70n/o patah tulang terbuka derajatIII
terkontaminasi olehkuman,
dan
yang terbanyak adalah golongan Staphylococcus aureus,sedam*m
Russelmendapatkan sebagian besar kontaminan adalah bakteri Gram negatif.
Schingp
padatahun
1995 digunakan sefalosporin generasit
ditambah aminoglikosida s€bsgili dasarpemakaian
terapi awal antibiotik
pada patah tulang terbuka
d€raid
Itr
FcnctrianNursuandi dan lsmiarto di Bandung mendapatkan angka
kejdim
hfebi
tqitr
hi
1rccadebridement
adalah
55%
denganhasil kultur
terutamaPrefu
cqgirrr-Enterobacter, Klebsiella sp, dan Staph. epidermidis.6,T
Dan dari
datahasil kultur
usapanalat
dan
bahm
yag
bftgr
dcoganruangan
IGD
RSDr.M.Djamil
Padang Januari 2010dfthg&
H tr
Guftnna
Pseudomonas sp, Basillus sp, S.epidermiclis, Ktehsiella
q-Terdapatnya bakteri Gram negatif
nosokmid
qF
|;a
frulrrlrlsr
olehkarena
tindakan
di
UGD
yang kurang
mcmpcfrfu
*ititee
dankurangnya sterilitas peralatan
yang
digunakan.Faktor lainnya
adalah larnanya waktutunggu menuju kamar bedah
sehingga meningkatkanrisiko
kontak
dengan bakterinosokomial yangterdapat di UGD.
Penggunaan
antibiotik
yang direkomendasikan dalam kazus patah tulang terbuka tipeIIIA
adalah sefalosporin generasi pertama dengan penambahan aminoglikosida"sedangkan dalam penelitian
ini
antibiotik yang digunakan adalah cefotaximI
gramintravena setiap
24
jam-gentamisin80 mg.
Mekanismekerja
dari
cefotaximbersifat bakterisidal. Ia menghambat sintesis peptidoglikan pada dinding sel bakteri.
Lapisan
pepidoglikan
penting untuk mempertahankan integritas struktur sel. r3,tasedangkan mekanisme kerja dari gentamicin adalah berikatan dengan subunit 30S
Ribosom bakteri (beberapa berikatan dengan subunit 50S), menghambat translokasi
peptidil-tRNA
dari A-site ke P-site danjuga
mengacaukan kodenRNA,
sehinggamenyebabkan
bakteri
gagal mensintesisprotein
vital
untuk
pertumbuhannya. lsBerdasarkan
mekanisme
kerja
kedua
obat
diatas
terhadap
mikroorganisme,pemberian kombinasi keduanya akan memberikan efek sinergis. Terbukti dari hasil
yang
diperoleh padapenelitian
ini
penderitayang terinfeksi
padakelompok
I
berjumlah
24
orang
dan
kelompok
II
berjumlah
26
orang,
sedangkan padakelompok
III
sebanyak 18 orang (Tabel 4.2). Terdapat perbedaan yang bermaknaantara
jumlah
yang terinfeksi pada kelompokI
dantI
denganjumlah
infeksi@a
kelompok
III
(chi
squared:
5,895; P<0,05.), dan terjadi penurunan jrmrlahkolmi
kuman pada kelompok
I
(pra-debidement),IIQ4
jam pascadebridemm)
fu
m
(72 jam pasca-debridement) terlihat pada Tabel 4.3.
Pada kelompok
I
t€rdapatrata-rata 61.700
t
39.600
CFU/ml k'rm*rr,
padakelompok
II
41.700*
25.100 kuman, dan pada kelompokIII
23-nn
*
29j00
kuman. Analisa varians
(AN0VA)
menunjukkan
ymg
bcmrlne
mtam
ketiga
kelompok dengannilai
F2,89
:
10,65dan
nilai P
:
0llrr}Z3.
Amlisa
selanjutnya dengan prosedur perbandingan ganda
(Ivluftbh
Cqtm
hoecdure
)
menunjukkan bahwa kelompokIII
berbeda secf,iabcmfudri
Hornpok I
danII
(P<0,05);
dan
kelompok
rI
juga
berbedaffi
brnfu F<r,gt
darikelompok
l.
EAB
\rI
KESIMPULAN DAI{
SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian
ini
dapat disimpulkan bahwa:t.
Penderita terbanyak yang mengilamipatah tulang terbukaderaj*
III A
adalahlaki-laki (73,3%) dengan rentang usia 12-56 th.
2.
Pola
kuman
yang
ditemukan pada pasien-pasien patahtulang
terhrka
di
RSDr.M.Djamil
Padang adalah: P.
aeruginosa, Staph. epidermidis, Staph. aureus, Klebsiela sp, Bacillus sp, Proteus sp.3.
Pemberian cefotaxim-gentamisinefektif
dalam menurunkanjumlah koloni
bakteripada fraktur
tsbuka
derajatIII
A.
5.2 Saran
l.
Pemberian keduaantibiotik
ini
bisa dipakai dalam terapi awal pada patah tulangterbuka derajat
IIIA
untuk menurunkan risiko infeksi luka patah ttrlangteituka.
2.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut guna mengevaluasi penggunaancefotaxim-gentamicin pada pasien patall tulang terbuka derqjat
III
A.
3.
Dapat dijadikan sebagai data dasar untukpenelitian selanjutnya.DAFTAR PUSTAKA
l.solomon
L, warwick
D, Nayagams.
Apley's
systemof
orthopaedics and Fractures'Edisi ke-8- London; Arnold; 2001:558-561'
2.Salter RB. Textbook of Disorders and Injuries of The Musculoskeletal System'
Edisi ke
3.Baltimore:William&Wilkin;1999
417'460-4623.ChapmanMW,OlsonSA.openFractures.in:RockwoodCA,GreenDP,BucholzRW,
Heckman JD. Rockwood and Green's Fractures
in
Adults' Edisi ke-4'
Philadelphia:
Lippincott-Raven Publishers; 1996 :305-352'
4. Koval, Kenneth J'; Zuckerman' Joseph
D'
Handbook of Fractures' Edisi ke 3Lippincott Williams
&
Wilkins
20A6:-27-275.Brinker,Mark R Principle
of
Fractures inRiview of
orthopaedic Trauma Philadelphia:Saunders WB,2001 :
2l-23'
6.George
W.
Wood
II
General
PrinciplesCampbells's Operative Orthopaedics' Edisi
2685.
T.Nursuandi,IsmiartoY.D.,Lamamasaperawatandanangkakejadianosteomielilispada
pasienpatahtulangterbukaderajatlllApascadebridemenyangdirawadibmFl
orthopaedi RS
Dr'
HasanSadikin
Bandung tahun 2005'S.Chairuddin Rasjad,MD dalam Pengant#
Ilmu
Bedahorthopedi Edisi
ke
ZBirmmsI-amumpatue,Makassar 2003 : 336-349'
g.Ronald
K.
Woods,M.D.,
PH.D., and E. Patchen Dellinger,M.D.
inCurtnr
GiliHiffi
forAntibioticProphylaxisofSurgicalWounds,Universityofsd@milf;ediml
Center, Seattle, Washington 2002;1 4-40'
l0.DavidL.Dunn,GregoryJ.BeilmanSurgicalInfectiminScrgr'rPrhfulesof
Surgery. Edisi ke 8'USA :
McGraw-Hill
2005 : 115-llt'
I
l.cleveland
KB.
General principlesof
infection'
In
cd srfirqlrr's
operative
Orthopaedics. Edisi ke- I 0' Philadelphia:
Mosb5
2fi)3:6l}{flt-l2.Cooper RA. Understanding wound infection- in
c8b
s Ld'-gdhir
frr
woundinfection. London, 200 5 ;12-24
of
Fracture Treatrnent
in
Canale
STke-10. Philadelphia:
Mosby;
20f3
" 266.-L13. Rossi S, Australian Medicines Handbook 2006. Adelaide ,2006;459-547
14.
Mandell
GL,
SandeMA.
Antimicroba agents. Dalam: GilmanAG, Rall TW,
NiesAS, Taylor P, Goodman
&
Gilman's the pharmacological basis of therapeutics. Edisike- 1 0. Singapore : McGraw-Hill ; 2008 : I 0 8 5-92.
15. Hendry
F.chambers. Aminoglycocide.Dalam: Gilman
AG, Rall
rW'
Nies
AS,Taylor P, Goodman
&
Gilman's the pharmacological basisof
therapeutics. Edisike-1 0. Singapore:
McGraw-Hill;
2008: l 1 94- 1208.16. Kolegium Ilmu Bedah. Penanganan Patah
rulang
Terbuka Grade1,2,3.
DalamModul Bedah Orthopaedi,2AO9
:3-6