LAPORAN PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD
PERIODE XIII TAHUN 2016
DESA : BESAN
KECAMATAN : DAWAN
KABUPATEN : KLUNGKUNG
NAMA : GUSTI AGUNG MAS TRISNA KRISHANY
NIM : 1308605040
FAK/PS :MIPA/TEKNIK INFORMATIKA
LEMBAGA PENELITIAN DAN
PENGABDIAN MASYARAKAT
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmatnya
penulisan laporan KK Dampingan ini dapat diselesaikan oleh penulis tepat pada waktunya.
Laporan KK Dampingan ini dibuat untuk memenuhi tugas laporan setelah dilakukan KKN PPM
Universitas Udayana selama satu bulan yang bertempat di Desa Besan, Kecamatan Dawan,
Kabupaten Klungkung.
Penulis menyadari bahwa dalam pengerjaan laporan KK Dampingan ini penulis masih
banyak memiliki kekurangan, sehingga sangat diharapkan saran-saran untuk perbaikan dalam
proses belajar. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam proses pengerjaan
laporan ini.
Besan, 27 Agustus 2016
BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
1.1 Profil Keluarga Dampingan
Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) adalah suatu
kegiatan intrakurikuler wajib yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan
metode pemberian pengalaman belajar dan bekerja kepada masyarakat, dalam kegiatan
pemberdayaan masyarakat. KKN juga merupakan wahana penerapan serta pengembangan ilmu
dan teknologi, dilaksanakan di luar kampus dalam waktu, mekanisme kerja, dan persyaratan
tertentu. Oleh karena itu, KKN PPM diarahkan untuk menjamin keterkaitan antara dunia
akademik-teoritik dan dunia empiris-praktis. Dan salah satu program unggulan dari pelaksanaan
KKN PPM adalah program pendampingan keluarga.
Program Pendampingan Keluarga (PPK) adalah program unggulan yang dikembangkan
sebagai muatan lokal dalam pelaksanaan program KKN PPM di Universitas Udayana. PPK
dilaksanakan oleh setiap mahasiswa peserta KKN yang bersifat individu.
Maksud PPK adalah untuk membantu pemberdayaan keluarga melalui penerapan ilmu dan
teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan keterampilan, KB dan kesehatan, serta
pembinaan lingkungan untuk membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera. Tujuan PPK
adalah untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa mempelajari dan mengatasi
permasalahan keluarga melalui bantuan penyusunan rencana dan pendampingan pada pelaksanaan
program yang inovatif dan kreatif melalui penerapan ilmu dan teknologi bersama masyarakat dan
lembaga pedesaan lainnya. Melalui kekurangan yang diharapkan dapat memicu gagasan kreatif
dan inovatif dari diri mahasiswa bersangkutan untuk keluar dari kondisi kekurangan tersebut.
Kegiatan pendampingan keluarga dilaksanakan pada beberapa keluarga yang terdapat di tiga
dusun di Desa Besan, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung yakni Dusun Kawan, Dusun
Kanginan, dan Dusun Kelodan. Pada KKN PPM periode XIII ini, penulis mendapat kesempatan
untuk mendampingi salah satu keluarga yang bertempat tinggal di Dusun Kawan yaitu Keluarga I
Wayan Sugiarta yang tergolong sebagai keluarga kurang mampu melalui arahan dari Bapak
Data keluarga I Wayan Sugiarta dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
No. Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan
1 I Wayan
I Wayan Sugiarta merupakan anak pertama dari dua bersaudara, sebelumnya pernah menikah
dan dikaruniai seorang putri yang bernama Ni Wayan Sri Eka Puspayana yang saat ini sudah
menikah dan tinggal bersama suaminya. Saat ini I Wayan Sugiarta sudah menikah dengan Ni
Komang Bakti Sariasih. Ni Komang Bakti Sariasih merupakan anak ke tujuh dari tujuh bersaudara,
beliau juga sempat menikah sebelumnya, tetapi sang suami meninggal karena mengalami
kecelakaan kerja yaitu terjatuh saat menaiki pohon kelapa untuk mencari nira (tuak). Saat ini I
Wayan Sugiarta dan Ni Komang Bakti memiliki dua orang anak yaitu seorang putri bernama Ni
Wayan Anik yang saat ini mengenyam pendidikan di bangku kelas 6 sekolah dasar dan seorang
putra bernama I Nengah Suartana yang saat ini sudah duduk di kelas 4 sekolah dasar. Kedua anak
mereka bersekolah di SD Negeri Besan yang jaraknya termasuk dekat dari rumah mereka. Ni
Wayan Anik dan I Nengah Suartana berangkat ke sekolah menggunakan sepeda atau berjalan kaki
dikarenakan orang tua mereka tidak memiliki sepeda motor.
Untuk tempat tinggal, mereka menempati lahan seluas 24 are yang dimiliki oleh pamannya
dengan bangunan yang hanya dibangun dengan batako saja dan terkesan berantakan. Rumah
ruangan untuk memasak gula batok. Kamar mandi mereka terletak agak jauh, dimana kamar mandi
yang dibangun merupakan bantuan dari desa. Dibelakang rumah mereka terdapat lahan pohon
kelapa yang merupakan mata pencaharian utama mereka yaitu pembuat gula batok. Lahan pohon
kelapa tersebut bukanlah milik mereka, tetapi milik orang lain sehingga mereka hanya menumpang
dan membagi waktu dengan pemilik lahan untuk mencari nira (tuak) yaitu setiap 2 hari.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga
Untuk pendapatan I Wayan Sugiarta bisa dikatakan tidak menentu, kesehariannya beliau
mencari nira di lahan kelapa milik orang lain sehingga bisa dikatakan mereka menumpang lahan.
Karena lahan kelapa tersebut dimiliki oleh orang lain maka untuk mencari nira mereka membagi
waktu dengan pemilik lahan, dimana I Wayan Sugiarta hanya mencari nira setiap 2 hari sekali.
Nira yang didapat nantinya diolah menjadi gula batok oleh sang istri, Ni Komang Bakti dapat
membuat maksimal 5 kg gula batok. Nantinya gula batok tersebut dijual ke pengepul seharga Rp
25.000,00 per kilo, sehingga Ni Komang Bakti dapat mendapatkan uang sejumlah Rp 125.000,00.
Dikarenakan pendapatan membuat gula batok tersebut tidak lah menentu maka selain
mencari membuat gula batok, I Wayan Sugiarta dan Ni Komang Bakti mengandalkan
penghasilannya dari bekerja sebagai buruh serabutan, seperti buruh pengangkut pisang atau buruh
kayu yang dibayar sebesar Rp 75.000,00.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga 1.2.2.1Kebutuhan sehari-hari
Pengeluaran I Wayan Sugiarta sehari – hari adalah biaya makan, ditiap harinya untuk
memenuhi kebutuhan makan seluruh keluarganya, rata-rata dihabiskan biaya sekitar Rp 50.000,00.
1.2.2.2Listrik dan Air
Untuk biaya listrik pada keluarga I Wayan Sugiarta sekitar Rp 60.000,00. Untuk
penggunaan air yang biasanya diperuntukkan sebagai kebutuhan MCK dan memasak, I Wayan
Sugiarta memakai air gunung.
Untuk masalah pendidikan, pengeluaran perbulan untuk pendidikan anak – anak I Wayan
Sugiarta yaitu Ni Wayan Anik dan I Nengah Suartana dapat dikatakan tidak ada dikarenakan kedua
anaknya mendapatkan dana BOS dan mempunya Kartu Indonesia Pintar.
1.2.2.4Kesehatan
Dalam masalah kesehatan, I Wayan Sugiarta meskipun usianya tergolong masih produktif
tapi beliau sering mengalami rematik. Untuk anggota keluarga yang lain sejauh ini belum memiliki
masalah kesehatan yang begitu berat.
1.2.2.5Rohani
Untuk kebutuhan rohani seperti canang dan banten lainnya sehari – harinya keluarga I
Wayan Sugiarta membuat sendiri. Kebutuhan rohani tesebut dibuat oleh sang istri, Ni Komang
Bakti Sariasih dibantu oleh kedua anaknya sehingga tidak ada biaya yang besar untuk kebutuhan
rohani tersebut.
1.2.2.6Sosial
Untuk biaya sosial, keluarga I Wayan Sugiarta membayar uang suka – duka untuk di banjar
sebesar Rp 1.000,00 per bulan. Dan jika tidak mengikuti sangkep atau rapat di banjar maka
BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan Keluarga
Permasalahan yang dihadapi oleh I Wayan Sugiarta diperoleh setelah beberapa kali
mengadakan kunjungan dan pertemuan ke rumah keluarga dampingan. Berdasarkan hal tersebut,
dapat diidentifikasi beberapa permasalahan, diantaranya : Kondisi keuangan yang tidak mencukupi
Kondisi kebersihan baik makanan dan lingkungan belum baik Terkadang mudah lelah untuk melakukan aktifitas dikarenakan usia Tidak memiliki usaha yang menghasilkan pendapatan secara pasti Pakaian yang digunakan dalam kondisi yang kurang baik
Jalan menuju rumah yang cukup sulit karena tidak adanya aspal dan sempitnya jalan tersebut.
Dari beragam masalah yang diterangkan, permasalahan tersebut dapat digolongkan ke dalam
beberapa kategori yaitu: Ekonomi Kesehatan Infrastruktur
2.2 Masalah Prioritas
Berdasarkan analisis KUWAT permasalahan yang mendapatkan prioritas adalah
permasalahan kesehatan diantaranya :
Kondisi kebersihan lingkungan yang kurang baik Kondisi keuangan yang tidak mencukupi
Konsumsi makanan yang tidak teratur dan kurang baik Pakaian yang digunakan dalam kondisi yang kurang baik Jalan menuju ke rumah kk dampingan yang dirasakan sulit
Kondisi keuangan keluarga I Wayan Sugiarta dapat dikatakan tidak menentu dimana beliau
hanya mendapatkan penghasilan dari membuat gula batok dan buruh serabutan. Kesehariannya
beliau mencari nira di lahan kelapa milik orang lain sehingga bisa dikatakan mereka menumpang
lahan. Karena lahan kelapa tersebut dimiliki oleh orang lain maka untuk mencari nira mereka
membagi waktu dengan pemilik lahan, dimana I Wayan Sugiarta hanya mencari nira setiap 2 hari
sekali. Penghasilan dari pembuatan gula batok tersebut tidak menentu sedangkan pengeluaran
dapat dikatakan cukup besar.
2.2.2 Kondisi Kebersihan Lingkungan yang Kurang Baik
Sejauh yang selama ini dilihat, kondisi kebersihan rumah dan lingkungan serta makanan I
Wayan Sugiarta kurang terjaga. Masih terlihat sampah berserakan dan perabotan yang kurang
ditata dengan rapi. Karena I Wayan Sugiarta memiliki ayam yang cukup banyak sehingga setiap
harinya banyak beras berserakan di tanah sebagai makanan ayam – ayam yang dimilikinya
sehingga pekarangan rumah I Wayan Sugiarta terlihat kotor.
2.2.3 Konsumsi Makanan yang Tidak Teratur dan Kurang Baik
Untuk makanan, keluarga I Wayan Sugiarta tidak menentu dan tidak berpatok pada 4 sehat
5 sempurna. Jika tidak ada lauk maka keluarga akan memakan nasi yang dicampur dengan jagung
saja. Tentu saja itu tidak mencukupi kebutuhan gizi yang diperlukan oleh keluarga I Wayan
Sugiarta.
2.2.4 Pakaian yang Digunakan dalam Kondisi yang Kurang Baik
Dalam kesehariannya I Wayan Sugiarta dan keluarga masih menggunakan pakaian yang
BAB III
USULAN PENSOLUSIAN MASALAH
3.1 Program
Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi tersebut di atas, selanjutnya
ditindaklanjuti dengan berupaya memberikan solusi atau pemecahan masalah sesuai
dengan kemampuan dari keluarga dampingan. Adapun program yang dilaksanakan selama
mendampingi keluarga I Wayan Sugiarta diantaranya Program Penyuluhan Hidup Bersih
dan Sehat serta Pemberian Bantuan Pangan dan Sandang.
3.1.1 Penyuluhan Hidup Bersih dan Sehat
Penyuluhan ini dilakukan untuk membagi informasi kepada I Wayan Sugiarta dan
keluarga bahwa kebersihan pada makanan dan pakaian harus tetap dijaga. Kondisi I Wayan
Sugiarta dengan asupan gizi dan makanan yang tepat dan pengecekan secara rutin terhadap
kesehatannya. Karena untuk jangka panjangnya kebersihan makanan dan pakaian yang
digunakan berdampak pada kesehatan keluarga I Wayan Sugiarta.
3.1.2 Pemasaran Produk, Sosialisasi, Pelatihan, dan Pemberdayaan Industri Gula Semut untuk Meningkatkan Perekonomian Desa Besan
Solusi ini dilakukan karena Desa Besan mempunyai potensi dalam hal produksi
gula semut namun saat ini sudah jarang pembuatan gula semut di Desa Besan. Untuk
menambah pembuat gula semut maka dilakukan sosialisasi dan pelatihan gula semut itu
sendiri. Harga jual gula ini lebih tinggi dibandingkan gula batok yang dibuat oleh keluarga
I Wayan Sugiarta sehingga dengan partisipasi mengikuti sosialisasi gula semut ini maka
keluarga I Wayan Sugiarta dapat mencoba beralih dari membuat gula batok menjadi gula
semut. Sehingga hal ini dapat membantu perekonomian keluarga I Wayan Sugiarta.
3.1.3 Penataan Kebersihan Rumah
Penataan kebersihan rumah diperlukan agar membuat rumah menjadi rapi dan
terlihat bersih. Setiap perabotan atau pun alat – alat yang ada dalam ruangan pada rumah I
Wayan Sugiarta perlu di tata lebih rapi terutama pada dapur dan kamar tidur. Selain itu,
pembuatan kandang untuk ayam – ayam yang dipelihara diperlukan sehingga keadaan
3.1.4 Pemberian Bantuan Pangan dan Sandang
Program ini merupakan program pemberian bantuan untuk keluarga I Wayan
Sugiarta. Pemberian bantuan diberikan dalam bentuk pangan dan sandang yang diharapkan
dapat membantu. Seperti identifikasi masalah yang telah dijelaskan sebelumnya maka
kebutuhan keluarga yang sangat diperlukan adalah kebutuhan akan sandang karena untuk
pakaian sehari-hari yang digunakan sudah tergolong lusuh. Untuk pendidikan anak –
anaknya maka bantuan yang disumbangkan alat tulis. Selain itu diberikan juga kebutuhan
sehari-hari seperti beras, gula, kopi, mie, dupa, dan roti.
3.2 Jadwal Kegiatan
No Hari/tanggal Jenis Kegiatan
1 Senin, 1 Agustus 2016 Pembagian KK dampingan oleh Kepala Desa
Besan sekaligus mengunjungi Dusun Kawan
dan berkenalan dengan keluarga I Wayan
Sugiarta (4 jam)
2 Selasa, 2 Agustus 2016 Berkunjung untuk memperoleh informasi
yang dibutuhkan guna membantu keluarga I
Wayan Sugiarta. (4 jam)
3 Kamis, 4 Agustus 2016 Meminta biodata kepala keluarga serta
anggota keluarga dampingan berupa KK dan
KTP. (3 jam)
4 Sabtu, 6 Agustus 2016 Diskusi ringan guna mengidentifikasi
masalah yang dihadapi I Wayan Sugiarta dan
keluarga. (4 jam)
5 Senin, 8 Agustus 2016 Diskusi ringan bersama keluarga I Wayan
Sugiarta untuk mencari permasalahan
lanjutan. (2 jam)
6 Selasa, 9 Agustus 2016 Diskusi ringan sekaligus melihat proses
Bapak I Wayan Sugiarta mencari nira (tuak).
(3 jam)
7 Rabu, 10 Agustus 2016 Melihat proses pembuatan gula batok yang
8 Kamis, 11 Agustus 2016 Membantu mengajarkan pelajaran kepada
anak – anak I Wayan Sugiarta. (4 jam)
9 Jumat, 12 Agustus 2016 Diskusi ringan dan membantu mengajarkan
PR anak – anak I Wayan Sugiarta. (3 jam)
10 Sabtu, 13 Agustus 2016 Berkunjung sekaligus membantu Ni
Komang Bakti membuat gula batok. (2 jam)
11 Minggu, 14 Agustus
2016
Berbincang – bincang guna melengkapi data
yang dibutuhkan sambil membantu I Wayan
Sugiarta membersihkan rumah. (3 jam)
12 Senin, 15 Agustus 2016 Berkunjung serta berdiskusi mengenai
kegiatan sehari – hari keluarga I Wayan
Sugiarta. (3 jam)
13 Kamis, 18 Agustus 2016 Berkunjung dan membantu I Wayan Sugiarta
memberikan makan ternak. (2 jam)
14 Jumat, 19 Agustus 2016 Membantu memberikan pelajaran pada anak – anak I Wayan Sugiarta. (6 jam)
15 Sabtu, 20 Agustus 2016 Berkunjung serta berdiskusi mengenai
kegiatan sehari – hari keluarga I Wayan
Sugiarta. ( 4 jam)
16 Minggu, 21 Agustus
2016
Berkunjung dan membantu I Wayan Sugiarta
memberikan makan ternak. (5 jam)
17 Senin, 22 Agustus 2016 Diskusi ringan dan membantu mengajarkan
PR anak – anak I Wayan Sugiarta. (5 jam)
18 Selasa, 23 Agustus 2016 Berbincang dan membantu keluarga I Wayan
Sugiarta. (8 jam)
19 Rabu, 24 Agustus 2016 Berkunjung dan berdiskusi mengenai solusi
yang akan diberikan. (8 jam)
20 Kamis, 25 Agustus 2016 Berbincang dan membantu keluarga I Wayan
Sugiarta. (6 jam)
21 Jumat, 26 Agustus 2016 Diskusi ringan sekaligus melihat proses
Bapak I Wayan Sugiarta mencari nira (tuak).
22 Sabtu, 27 Agustus 2016 Melakukan perpisahan dengan keluarga I
Wayan Sugiarta sekaligus penyerahan
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA
Pelaksanaan program keluarga dampingan ini berlangsung selama hampir 5 minggu,
dimana dimulai dari penerimaan mahasiswa PPM secara resmi hingga akhir periode
KKN-PPM (23 Juli 2016 – 29 Agustus 2016). Kemudian pembagian keluarga dampingan kepada
mahasiswa dipusatkan di lingkungan Dusun Kawan, Desa Besan, Dawan, Klungkung.
Keluarga I Wayan Sugiarta tergolong kedalam keluarga kurang mampu karena tidak
menentunya penghasilan yang didapat. I Wayan Sugiarta harus menghidupi 3 anggota
keluarganya, dimana dia setiap dua hari mencari nira (tuak) dan istrinya I Komang Bakti Sariasih
mengolahnya menjadi gula batok yang nantinya dijual kepada pengepul. Permasalahan yang
didapat yaitu dalam bidang ekonomi, kesehatan, dan infrastruktur.
Berhasil tidaknya suatu upaya sangat tergantung pada kesadaran dan partisipasi aktif dari
keluarga serta tidak lepas dari bagaimana solusi yang diberikan dalam menjawab permasalahan –
permasalahan yang ditemui serta partisipasi positif demi terwujudnya kondisi yang diinginkan.
Namun solusi yang dirasakan cukup mengena adalah dari hal kesehatan dan kebersihan lingkungan
rumah. Mahasiswa menyarankan agar melakukan tindakan preventif seperti penerapan Pola Hidup
dan Sehat (PHBS). Selain itu, untuk permasalahan biaya pengobatan, mahasiswa menyarankan
kepada keluarga dampingan untuk memakai kartu JKBM (Jaminan Kesehatan Bali Mandara).
Untuk permasalahan kebersihan lingkungan didapat solusi yaitu menata ulang perabotan dan alat – alat rumah tangga serta pembuatan kandang ayam yang dipelihara.
Kendala pendampingan keluarga yaitu dari segi cuaca dan infrastruktur dimana cuaca
mempengaruhi tingkat banyaknya nira atau tuak yang akan diambil dan hal tersebut
mempengaruhi ekonomi keluarga. Infrastruktur berpengaruh untuk akses keluar masuknya
keluarga I Wayan Sugiarta dimana jalan menuju rumah beliau dianggap cukup susah karena tidak
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian tersebut di atas yang telah dibuktikan selama pelaksanaan KKN-PPM
selama 1 bulan di Dusun Kawan, keluarga I Wayan Sugiarta adalah termasuk keluarga miskin
yang mengalami permasalahan dalam hal ekonomi, kebersihan, serta kesehatan. Solusi yang dapat
dilakukan untuk keluarga dampingan adalah diskusi membicarakan masalah, memberikan solusi
dengan cara penyuluhan dan motivasi untuk menghadapi masalah tersebut.
Program pemecahan masalah yang dijalankan berupa memberikan solusi masalah dan
motivasi, sumbangan berupa beberapa bahan pangan dan sandang pokok.
5.2 Rekomendasi
a) Dibuat jalan aspal untuk memudahkan akses transportasi ke rumah keluarga I Wayan
Sugiarta.
b) Memperhatikan masalah kebersihan makanan dan lingkungan yang tentunya berimbas
pada aspek kesehatan. Mejalankan polah hidup bersih dan sehat adalah hal vital untuk
dilaksanakan.
LAMPIRAN
Keadaan rumah I Wayan Sugiarta
Keadaan Dapur I Wayan Sugiarta
Pembuatan gula batok oleh I Ketut Bakti