• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN HASIL BELAJAR KALKULUS II.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN HASIL BELAJAR KALKULUS II."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA KALKULUS

Ni Made Asih1, I Nyoman Widana2

1Jurusan Matematika,FMIPA, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Indonesia 2Jurusan Matematika,FMIPA, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Indonesia

asihmath77@gmail.com nwidana@yahoo.com

ABSTRAK

Mata kuliah Kalkulus adalah mata kuliah dasar dan wajib yang diadakan di Jurusan Matematika pada semester satu dan dua. Sampel yang dipakai adalah mahasiswa yang mengambil mata kuliah kalkulus II tahun ajaran 2014-2015. Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh faktor interen dan eksteren. Faktor interen salah satunya adalah dari siswa sendiri berupa kesiapan siswa dalam menghadapi perkuliahan, sedangkan faktor eksteren adalah waktu belajar dirumah, siswa bekerja, keaktifan pada saat proses belajar mengajar berlangsung, dan media belajar. Untuk keaktifan siswa dalam Proses Belajar Mengajar akan dilaksanakan dengan kombinasi Metode Demostrasi dan Metode Student Centered Learning (SCL), metode demonstrasi adalah model pembelajaran yang mendemokan, memaparkan, menjelaskan baik berupa alat peraga, objek ataupun mendemokan materi/Konsep dan Metode Student Centered Learning (SCL) adalah Model Pembelajaran yang berfokus pada kreatifitas siswa dalam proses belajar mengajar, diharapkan siswa lebih aktif dan berperan serta dalam Proses belajar mengajar (PBM). Hubungan keberhasilan belajar siswa dan faktor interen dan faktor eksteren akan dilihat hubungannya dengan menggunakan analisis regresi berganda, pada dasarnya analisis regresi berganda mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang diterangkan (the explained variabel) dengan satu variabel atau lebih variabel yang menerangkan (the explanatory). Hasil penelitian mendeskripsikan bahwa Mahasiswa yang memperoleh nilai memuaskan 94,44% dari Test1 dan 77,77% dari Test 2, yang artinya mahasiswa yang memperoleh nilai memuaskan sudah diatas 50%, proses belajar mengajar (PBM) berjalan dengan baik sehingga keberhasilan belajar memenuhi target pembelajaran. Sedangkan Model terbaik yang diperoleh dari Analisis Linier Regresi berganda adalah,

Y= 0,216+ 6,689X5+ 3,526X6

Model menjelaskan bahwa variabel Ujian Tengah UTS(X5) dan Ujian Akhir Semester-UAS(X6) yang memengaruhi hasil belajar, sedangkan R2 dengan nilai 83,9% yang artinya keberhasilan belajar dapat diterapkan dengan baik oleh keenam variable sehingga kombinasi model pembelajaran Metode Demostrasi dan Metode Student Centered Learning (SCL) efektif dilaksanakan dikelas Kalkulus II Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana.

Kata kunci: Analisis Regresi Berganda , Keberhasilan Belajar, Model pembelajaran Demonstrasi, Model pembelajaran SCL.

I. PENDAHULUAN

Komponen-komponen pembelajaran salah satunya yang memepengaruhi adalah guru dan siswa. Kadangkala guru berusaha menciptakan situasi yang kondusif untuk merangsanag motivasi siswa, untuk belajar dengan baik. Khususnya mata pelajaran Matematika, Indonesia masih ketinggalan dibandingkan dengan banyak negara di dunia, bahkan negara tetangga (Marpaung,1999). Dalam bidang Matematika, Indonesia berada pada urutan ke 34 dari 38 negara peserta (Anam,2005). Hasil studi PISA (Program for International Student Assessment) tahun 2003 menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa Indonesia, baik dalam Literasi membaca, matematika, maupun sains tampak jauh tertinggal.

(2)

konvensional, yang hanya mentransfer ilmu secara manual dan monoton, kadangkala menjenuhkan. Oleh karena itu Dosen ingin mengubah model pembelajaran dengan model pembeljaran demonstrasi dan SCL. Adapun akan dikaji juga keberhasilan hasil belajar siswa dengan melihat variable lain yaitu, waktu belajar dirumah, siswa bekerja, keaktifan pada saat proses belajar mengajar berlangsung, dan media belajar. Untuk keaktifan siswa dalam Proses Belajar Mengajar akan dilaksanakan dengan kombinasi metode Demostrasi dan metode Student Centered Learning (SCL). Dari latar belakang maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang kajian hasil belajar siswa kalkulus dengan analisis regresi linier berganda.

II. TINJAUAN PUSTAKA Keberhasilan belajar.

Keberhasilan belajar adalah tercapainya keadaan proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Keberhasilan belajar bisa diketahui dengan evaluai karena evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Keberhasilan belajar siswa dikelas kalkulus yang peneliti pakai acuannya adalah nilai IPK mahasiswa pada semester 2, seberapa besar pengaruh yang didapatkan selama PBM kalkulus dengan nilai IPK yang diperolehnya. Keberhasilan beljar disini digunakan sebagai variable Respon (Y).Adapun beberapa aspek yang perlu diperhatikan dari keberhasilan belajar adalah (a).Indikator Keberhasilan Belajar;Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, adalah:(a).Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok, (kognitif), (b). Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/ TIK telah dicapai siswa baik individu maupun klasikal (afektif). Namun yang banyak dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan dari keduanya adalah daya serap siswa terhadap pelajarannya;(b).Penilaian Keberhasilan:Tes prestasi belajar dapat digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan dan dapat digolongkan kedalam jenis penilaian; (c).Tingkat Keberhasilan:Untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap proses belajar yang telah dilakukannya dan sekaligus juga untuk mengetahui keberhasilan mengajar guru.

Metode pembelajaran Demonstrasi

Pengertian model pembelajaran demonstrasi menurut Jusuf Djajadisastra,dkk(1989) mengemukakan bahwa model demonstrasi adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau cara melakukan kegiatan, atau prosesnya. Sedangkan menurut Nana Sudjana(2000) mengatakan bahwa model demonstrasi adalah metode mengajar yang efektif, sebab membantu para siswa mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan olahan yang benar, nyata benar. Dari Syaiful Bahri Djamariah dan aswan Zain (1996) mengemukakan bahwa model demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada para siswa suatu proses memperoleh hasil, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.Dengan model demonstrasi ini siswa dapat menerima pelajaran dengan kesan yang mendalam, membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.Berdasarkan beberapa pendapat tentang model demonstrasi ini dapat ditarik kesimpulan bahwa model demonstrasi adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan memepertunjukkan secara langsung objeknya, atau cara melakukan suatu kegiatan atau prosesnya.Tujuan penggunaan metode demonstarsi ialah untuk menjelaskan suatu bahan pelajaran yang tidak mungkin hanya diberikan secara lisan saja. Langkah langkah pelaksanaan metode ini adalah pertama persiapan/perencanaan untuk menciptakan kondisi belajar untuk pelaksanaan pembelajaran, kedua pelaksanaan dengan tahapan menjelaskan prosedur atau proses, diamati dan diikuti oleh siswa, sikap kritis siswa, tanya jawab, memberikan siswa untuk bergantian mendemokan materi dan soal, membuat penilaian, dan ketiga memberikan tugas baik secara lisan maupun tertulis dalam evaluasi yang baik dan benar.(Desak dan asih,2013).

Model Pembelajaran SCL a.Pengertian SCL

(3)

Dari berbagai definisi tersebut dapat dipahami bahwa Student Centered Learning (SCL) adalah suatu model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses belajar. Model pembelajaran ini berbeda dari model belajar Instructor-Centered Learning yang menekankan pada transfer pengetahuan dari guru ke murid yang relatif bersikap pasif. Dalam menerapkan konsep Student-Centered Leaning, peserta didik diharapkan sebagai peserta aktif dan mandiri dalam proses belajarnya, yang bertanggung jawab dan berinitiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya, menemukan sumber-sumber informasi untuk dapat menjawab kebutuhannya, membangun serta mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhan serta sumber-sumber yang ditemukannya. Dalam batas-batas tertentu mahasiswa dapat memilih sendiri apa yang akan dipelajarinya .Student-Centered Learning, yang menekankan pada minat, kebutuhan dan kemampuan individu, menjanjikan model belajar yang menggali motivasi intrinsik untuk membangun masyarakat yang suka dan selalu belajar. Model belajar ini sekaligus dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan masyarakat seperti kreativitas, kepemimpinan, rasa percaya diri, kemandirian, kedisiplinan, kekritisan dalam berpikir, kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam tim, keahlian teknis, serta wawasan global untuk dapat selalu beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan.

b. Model Pembelajaran SCL

Materi dan model penyampaian pembelajaran dalam SCL secara lengkap meliputi 3 aspek, yaitu (1) isi ilmu pengetahuan (IPTEK), (2) sikap mental dan etika yang dikembangkan, dan (3) nilai-nilai yang diinternalisasikan kepada para mahasiswa. Di dalam proses SCL terdapat hubungan “tarik-menarik” antara learner support dan learner control (http//google.com.2014.Pendidikan-Konsep SCL).

Analisis Regresi Linier Berganda.

Analisis regresi linier berganda adalah suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel tergantung dengan skala pengukuran yang bersifat metrik baik untuk variabel bebas maupun variabel tergantungnya. Gujarati (2006) mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang diterangkan (the explained variabel) dengan satu variabel atau lebih variabel yang menerangkan (the explanatory). Bentuk umum model regresi linier berganda dengan variabel respon Y tunggal dan sekumpulan variabel bebas X1,X2,...,Xn (neter,1997) yaitu; ��=�0+�1��1+�2��2+⋯+�����+�� ; �=1,2,3,…,�

Keterangan:

Yi = nilai variabel respon pada amatan ke-i

βi = parameter (i=1,2,3,...,n).

Xi1,Xi2,...,Xin = konstanta yang diketahui nilainya

εi = galat saling bebas dan menyebar normal N(μ,σ2) untuk i= 1,2,...,n

III.METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber data pada penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dalam melaksanankan penelitiannya, data diperoleh dari hasil pembelajaran dengan kombinasi metode demonstrasi dan metode SCL, terdapat enam variable amatan yaitu X1(tanggung jawab), X2(ketarampilan/psikomotorik), X3(kemandirian),X4(keaktifan), X5(UTS), X6(UAS), serta penyebaran angket untuk mendata mahasiswa dari sudut pandang yang lain. Sampel yang akan dipakai adalah mahasiswa yang mengambil mata kuliah kalkulus II.,serta penyebaran angket.

Identifikasi variable akan dijelaskan pada table dibawah ini. Tabel 1.Identifikasi variable adalah sebagai berikut;

Variabel Indikator Skala

Variabel Respon (Y)

Hasil belajar mahasiswa dari hasil IPK Nominal Variabel

bebas (X)

Tanggung Jawab(X1) Nominal

Ketrampilan/Psikomotorik(X2) Nominal

Kemandirian(X3) Nominal

Keaktifan(X4) Nominal

Ujian Tengah Semester/test 1(X5) Nominal Ujian Akhir Semester/test II (X6) Nominal

(4)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas Kalkulus II pada Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana di semester kedua Genap tahun ajaran 2014-2015, banyak mahasiswa yang mengikuti perkuliahan kalkulus II keseluruhan adalah 54 orang mahasiswa, dengan pelaksanaan Kombinasi metode Demonstrasi dan SCL. Materi yang diberikan disesuaikan dengan materi yang telah ada yang biasa diberikan pada semester kedua di mata kuliah kalkulus II pada jurusan matematika FMIPA universitas Uadayana. Berikut adalah data penilaian proses PMB pada kombinasi metode terlihat pada table 2.

Tabel 2. Penilaian proses Pembelajaran pada Metode Demonstrasi dan SCL.

No Aspek yang dinilai Jumlah

Jumlah

3. Ketrampilan/Psikomotorik(X2) 54 100

4. Kemandirian(X3)

Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi serta fisik peserta dalam memberikan respon terhadap kegiatan yang melaksanakan dalam proses belajar mengajar serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya (https://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi). Partisipasi yang terlihat pada table 1 adalah 96,29% (52 orang) mahasiswa yang mempunyai kehadiran penuh yang artinya setiap PBM berlangsung selama 6 bulan selalu hadir mengikuti perkuliahan dengan baik. Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb.(http://kamusbahasaindonesia.org/tanggung%20jawab/mirip). Pada table 1 terdapat 29,63 % (38 orang) mahasiswa yang memiliki tanggung jawab penuh dalam artian mahasiswa tersebut bertanggung jawab sekali terhadap tugas, latihan soal, pertanyaan dari dosen atau dari temannya sendiri untuk membuat hasil belajarnya menjadi lebih baik. Ranah psikomotorik adalah ranah yang menitikberatkan kepada kemampuan fisik dan kerja otot ( Bloom 1979). Dalam pengembangannyapun mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih beorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi– reaksi fisik dan keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu (http://www.kompasiana.com/aloevera/penilaian-ranah

psikomotorik_5528bf00f17e6144028b45bc), untuk psikomotorik dari PBM yang dilakukan di kelas aklkulus II ada 54 orang mahasiswa tau 100% mahsiswa terlibat penuh dari segi psikomotorik. Menurut Masrun (1986:8) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun berpikir dan bertindak original/kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari usahanya (https://piyakpiyek.wordpress.com/tag/apa-itu-kemandirian/). Tabel 1 menunjukkan bahwa hany 42 orang mahasiswa atau 77,78% mahasiswa yang mandiri penuh denga segala kegiatan PBM dan semua tugas dan ujian yang diberikan selama PBM berlangsung. Keaktifan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kegiatan atau kesibukan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun di luar sekolah yang menunjang keberhasilan belajar.(

http://blogeulum.blogspot.com/2013/02/keaktifan-belajar-siswa.html). Sebagian besar yaitu 90,74 % mahasiswa aktif mengikuti proses PBM dikelas Kalkulus II.

(5)

Tabel 3. Data Nilai Tes Ujian Tahap 1(UTS)/TEST I (X5) Klp

Nilai Interval Nilai Kategori Jumlah Frekuensi % menunjukkan bahwa sebagian besar nilai siswa ada pada kategori cukup yaitu rentang 56 – 69 atau 46,29% yang mengartikan bahwa kemampuan siswa dalam mengikuti PBM dalam ujian individu mempunyai nilai cukup, akan tetapi banyak juga siswa yang memperoleh nilai yang amat baik dan baik yaitu 26 siswa atau 48,15% yang artinya proses belajar mengajar berjalan dengan baik.

Pendataan dari ujian 2 diperoleh dari ujian akhir semester (UAS) dilaksanakan pada saat materi sudah berjalan keseluruhan dari keseluruhan materi yaitu materi dari kelompok I sampai dengan kelompok VII, sehinggaa diperoleh hasil ujian dari setiap mahasiswa yaitu dengan nilai tertinggi yaitu 100 dan nilai terendah yaitu 50.Berikut data dari ujian 2 pada table 4.

Tabel 4. Data Nilai Tes Ujian Tahap 2 (UAS)/TEST II (X6) Klp

Nilai Interval Nilai Kategori Jumlah Frekuensi %

Pendataan dari ujian 2 pada table 4, diperoleh dari ujian akhir semester (UAS) menunjukkan bahwa sebagian besar nilai siswa ada pada kategori amat baik dan baik yaitu rentang 100 - 79 atau 66,59% yang mengartikan bahwa kemampuan siswa dalam mengikuti PBM dalam ujian individu mempunyai nilai bagus dan memuaskan, akan tetapi siswa yang memperoleh nilai yang cukup yaitu 12 siswa atau 22,22% yang artinya siswa yang mengalami kegagalan ujian individu seakin berkurang dari ujian 1, sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik.

Pada tahapan untuk uji kenormalan data, digunakan untuk mengetahui apakah data normal atau tidak , karena jika normal dapat dilakukan analisis regresi linier berganda didapat hasil dari software dibawah ini;

(6)

Pada plot terlihat bahwa nilai p adalah 0,081> 0,05, mengartikan bahwa data menyebar normal dan analisis regresi dapat dilakukan untuk mendapatkan model. Sedangkan analisis regresi linier berganda dari keenam variable memberikan sumbangan nilai terlihat pada table 5.

Tabel 5. Analisis Regresi Liniear Berganda.

Model Regresi Linier berganda dari Hasil Belajar dalam penelitian ini variable yang diduga dapat menjelaskan hasil belajar mahasiswa antara lain x1,x2,x3,x4,x5,x6. Model umum yang diperoleh adalah, Berdasarkan hal tersebut setelah analisis regresi dengan tahapan analisisnya kemudian dilakukan analisis simultan dengan hipotesis;

H0 : tidak ada pengaruh var x1,x2,…,x6 terhadap Y H1 : ada pengaruh var x1,x2,…,x6 terhadap Y

Hasil analisis simultan diperoleh nilai p = 0,00 jika dibandingkan dengan α = 0,05 yang berarti tolak H0 yaitu tidak ada pengaruh var x1,x2,…,x6 terhadap Y. Selanjutnya untuk melihat variable bebas mana yang bepengaruh dilakukan uji Parsial yaitu uji t, pada table 6 dibawah ini;

Tabel 6. Uji t Parsial.

Berdasarkan table uji t parsial ada dua variable yang signifikan karena mempunyai nilai p < α, berarti hanya var x5 dan var x6 yang berpengaruh terhadap Y, sehingga model terbaik yang diperoleh,

Sedangkan untuk melihat pengaruh keseluruhan variable terhadap Y dapat dilihat pada nilai R2nya, yaitu pada table 7;

Tabel 7. Nilai R2

Model R R Square Adjusted R

Square

1 .926a .858 .839

Model matematika mengartikan bahwa setiap variable memberikan pengaruh terhadap hasil belajar, sedangkan nilai p adalah 0,000 yang mengartikan bahwa ada pengaruhnya penerapan kombinasi model pembelajaran Model pembelajaran Demonstrasi dan Model pembelajaran SCL terhadap hasil belajar siswa, terlihat juga pada nilai Adjusted R2 adalah 83,9% yang artinya keberhasilan belajar dapat diterapkan dengan

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

B Std. Error Beta

1

(Con

stant) 6.871 31.790

X1 .323 .244 .104

X2 -.395 .337 -.071

X3 .195 .191 .108

X4 .206 .223 .120

X5 .384 .057 .505

X6 .203 .057 .298

a. Dependent Variable: Y

Model t Sig.

1

(Con

stant) .216 .830

X1 1.325 .192

X2 -1.170 .248

X3 1.024 .311

X4 .923 .361

X5 6.689 .000

(7)

baik oleh variable x1,x2,…,x6 dan PBM berlangsung dengan baik dan sukses sehingga kombinasi model pembelajaran ini efektif dilaksanakan dikelas Kalkulus II pada Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana.

KESIMPULAN

Mahasiswa yang memperoleh nilai memuaskan 94,44% dari Test1 dan 77,77% dari Test 2, yang artinya mahasiswa yang memperoleh nilai memuaskan sudah diatas 50%, proses belajar mengajar berjalan dengan baik sehingga keberhasilan belajar memenuhi target pembelajaran. Terdapat dua variable yaitu X5 dan X6 yang signifikan karena mempunyai nilai p < α, yang berpengaruh terhadap Y, sehingga model terbaik adalah, Y= 0,216+ 6,689X5+ 3,526X6 , Sedangkan R2 dengan nilai 83,9% yang artinya keberhasilan belajar dapat diterapkan dengan baik oleh keenam variable sehingga kombinasi model pembelajaran efektif dilaksanakan dikelas Kalkulus II. Disarankan juga untuk menerapkan model pembelajaran lain dan menambah beberapa variabel untuk meningkatkan hasil belajar.

Ucapan Terimakasih

Peneliti mengucapkan terimakasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ( LPPM) Universitas Udayana dan seluruh mahasiswa angkatan 2014 yang mengambil mata kuliah Kalkulus II di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana.

DAFTAR PUSTAKA

Djajadisastra,Jusuf.1989.Administrasi pendidikan dan Metodologi Pengajar an.Bandung:Proyek BPG tertulis,Depdikbud

Marpaung, Y. 1999. Mengejar Ketertinggalan Kita dalam PendidikanMatematika. Mengutamakan Proses Berpikir dalamPembelajaran Matematika. Makalah Disampaikan dalamUpacara Pembukaan Program S3 Pendidikan Matematika UNESA, Tanggal 10 September 1999.

Nana,Sudjana.1996.Cara Belajar siswa Aktif dalam proses belajar Mengajar.Bandung:Sinar Baru Algensindo

Nilakusmawati,Desak Nila dan Asih Ni Made.2013.Kajian Teoritis Beberapa Model Pembelajaran.Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana.

Muhibbin Syah, 2005,Psikologi Belajar, Jakarta:Pt.Raja Grafindo Persada

Priyatno,Dwi.2008.SPSS(statistical Product and Service Solution) untuk analisis data dan uji statistika.Diterbitkan oleh MediaKom.Yogyakarta.

Sudjana,Prof Dr.1992.Metode Statistika .Edisi kelima.Penerbit Tarsito Bandung.

Varberg,Dale dan Edwin J Purcell dan Steven E.Rigdon.2010.Kalkulus II.Edisi kesembilan jilid I.Penerbit Erlangga (IKAPI)

---.http//google.com.2014.Pendidikan-Konsep SCL.ditulis tanggal 28 agustus 2010. ______________.https://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi, diakses tanggal 24 agustus 2015

______________.http://kamusbahasaindonesia.org/tanggung%20jawab/mirip, diakses tanggal 24 agustus2015

______________.http://www.kompasiana.com/aloevera/penilaian-ranah, diakses tanggal 24 agustus 2015 ______________.http://blogeulum.blogspot.com/2013/02/keaktifan-belajar-siswa.html), diakses tanggal 24

Gambar

Tabel 3. Data Nilai Tes Ujian Tahap 1(UTS)/TEST I (X5) Klp
Tabel 7. Nilai R

Referensi

Dokumen terkait

a. Pada tahap ini TPAJ melakukan pengumpulan data untuk mendapatkan fakta-fakta dan keterangan dari pemegang jabatan, para pimpinan unit kerja, narasumber, serta

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis pendapatan dan analisis regresi linier sederhana.Hasil analisis pendapatan menunjukan bahwa Pendapatan

Karena disetiap dana yang disalurkan memiliki yang namanya risiko, perlu dibentuknya yang namanya CKPN dengan tujuan untuk menghindari dari risiko-risiko yang

Ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu

SMP NEGERI

Perkara Nama Pihak No...

Kebanyakan Amatir Radio di Indonesia telah mengenal stasiun repeater atau pancar­

(Caleg Partai Demokrat Dapil 2 (Dua) Nomor Urut 1 (Satu) ditetapkan sebagai Calon Anggota Legislatif DPRD Kabupaten Konawe Utara Tahun 2014 yang diindikasikan menggunakan