BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Penelitian
korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan
dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk
mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel
(Faenkel dan Wallen, 2008). Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting
karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat
mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini
biasanya melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan
korelasi (Mc Millan dan Schumacher, dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009).
Penelitian korelasional menggunakan instrumen untuk menentukan apakah, dan
untuk tingkat apa, terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat
dikuantitatifkan. Sedangkan lokasi penelitian ini adalah SMP Negeri 4 Batang
kelas IX D.
3.2. Subyek Penelitian 1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek penelitian yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
(Sugiyono, 2010). Penelitian ini menggunakan populasi seluruh siswa kelas IX D
yang berjumlah 35 siswa di SMP Negeri 4 Batang tahun ajaran 2012/2013.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2010) sampel adalah “sebagian dari populasi itu”.
Populasi itu misalnya penduduk diwilayah tertentu, jumlah pegawai pada
organisasi tertentu, jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dan sebagainya. Margono (2010) mengemukakan bahwa sampel adalah “sebagai bagian dari
populasi. Berdasarkan teori tersebut, maka teknik sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik sampel total. Yang menjadi sampel adalah seluruh siswa
kelas IX D sejumlah 35 siswa.
3.3. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (dependent variable)
adalah Kepercayaan Diri, sedangkan yang menjadi variabel terikat (independent
variable) adalah Pemanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling.
3.4. Definisi Operasional
Dalam bagian ini disampaikan definisi operasional variabel penelitian
yang menjadi batasan-batasan dalam variabel penelitian agar tidak terjadi
kesesatan dalam menentukan alat pengumpul data sehingga terhindar dari salah Pemanfaatan Layanan
Bimbingan dan
pengertian mengenai data-data yang dikumpulkan.Sesuai masalah penelitian ini,
variabel yang akan diteliti adalah kepercayaan diri siswa dan pemanfaatan
layanan Bimbingan dan Konseling
3.4.1. Kepercayaan Diri
kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang pada kemampuan yang
dimilikinya, dalam mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya, sehingga ia
tidak perlu membandingkan dirinya dengan orang lain.
3.4.2. Pemanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling
Pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling adalah suatu proses
memanfaatkan atau menggunakan jasa langsung dalam kaitannya dengan upaya
layanan bimbingan dan konseling melalui guru pembimbing. Kegiatan
bimbingan dan konseling dinamakan layanan bila kegiatan tersebut dilakukan
melalui hubungan langsung dengan sasaran layanan dan secara langsung
berkaitan dengan kebutuhan masalah tertentu dari sasaran layanan tersebut,
sehingga layanan tersebut dirasakan oleh individu yang ditolong atau dibantu.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan pengumpul data berupaskala
pemanfaatan layanan BK dibuat berdasarkan aspek-aspek pelayanan yang telah
diuraikan oleh Depdiknas (2008) yang kemudian disesuaikan dengan materi
yang diberikan sekolah. Sedangkan untuk skala sikap kepercayaan diri Lauster
3.5.1. Persiapan Skala Sikap Pemanfaatan Layanan BK
Skala sikap pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling ini adalah
instrumen yang diadaptasi dari Depdiknas (2008) dan telah dimodifikasi oleh
peneliti.
Adapun kisi-kisi skala sikap pemanfaatan layanan bimbingan dan
konseling adalah seperti tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1
Kisi-kisi Skala Sikap Pemanfaatan Layanan BK
Aspek Indikator No. Item Jumlah
Bimbingan Pribadi
Pemanfaatan layanan BK dalam memantapkan sikap dan kebiasaan diri yang positif.
mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil.
Bimbingan Sosial
Pemanfaatan layanan BK dalam penempatan kemampuan berkomunikasi secara efektif.
Pemanfaatan layanan BK dalam kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi
Pemanfaatan layanan BK dalam kemampuan bertingkah laku sosial di rumah, sekolah dan masyarakat.
Pemanfaatan layanan BK dalam pemahaman tentang kondisi dan peraturan sekolah.
Pemanfaatan layanan BK dalam penyelesaian konflik dengan lingkungan
13, 18
17, 22
14, 19
15, 21
16, 20
sosial dan orientasi keluarga.
Bimbingan Belajar
Pelaksanaan layanan BK dalam memantapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif, efisien serta produktif.
Pelayanan layanan BK dalam penguasaan materi program belajar (pengenalan program kurikulum di sekolah)
Pelayanan layanan BK dalam pemahaman dan pemanfaatan lingkungan fisik di sekolah
Pelayanan layanan BK dalam pemilihan jurusan dan orientasi belajar di perguruan tinggi.
Pelayanan layanan BK dalam pemantapan disiplin belajar dan berlatih.
23, 28 memperoleh informasi tentang pendidikan yang lebih tinggi.
Pemanfaatan layanan BK dalam memperoleh informasi dan orientasi terhadap dunia kerja.
Skala sikap pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling ini terdiri dari
40 item pernyataan yang terbagi menjadi 4 aspek, yakni aspek bimbingan
pribadi, aspek bimbingan sosial, aspek bimbingan belajar, dan aspek bimbingan
karier. Skala sikap pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling ini memiliki 4
alternatif jawaban. Adapun jawaban yang dimaksudkan adalah sebagai berikut :
1. SS : Bila sangat sering, diberi skor 4
2. S : Bila sering diberi, diberi skor 3
3. P : Bila pernah , diberi skor 2
4. TP : Bila tidak pernah, diberi skor 1
3.5.2.Persiapan Skala Sikap Kepercayaan Diri
Skala sikap kepercayaan diri ini adalah instrumen yang diadaptasi dari
Lauster (1978).
Adapun kisi-kisi skala sikap kepercayaan diri adalah seperti tabel 2 di
bawah ini:
Tabel 2
KISI-KISI SKALA SIKAP KEPERCAYAAN DIRI Pemanfaatan layanan BK tentang
pemahaman diri yang sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.
Variabel Aspek Nomor Item Jumlah
kemampuan diri sendiri, aspek tidak mementingkan diri sendiri dan toleran,
aspek ambisi normal, aspek mandiri, dan aspek optimis. Skala sikap pemanfaatan
layanan bimbingan dan konseling ini memiliki 4 alternatif jawaban. Adapun
jawaban yang dimaksudkan adalah sebagai berikut :
1. SS : Bila sangat setuju, diberi skor 4
3. TS : Bila tidak setuju , diberi skor 2
4. STS : Bila sangat tidak setuju, diberi skor 1
3.5.3.Pelaksanaan Uji Coba
Uji coba dilakukan pada tanggal 9 Februari 2013 di SMP Negeri 4
Batang di kelas IX A sejumlah 35 siswa. Pengambilan sampel dalam uji coba ini
dilakukan dengan cara simple random sampling. Menurut Slameto (2003),
simple random sampling, yaitu metode pemilihan sampel dimana semua anggota
populasi mendapat kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi anggota
sampel.
3.6. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas 3.6.1.Perhitungan Validitas
Menurut Scarvia Andresen (dalam Tagela, 2001), sebuah instrumen
dikatakan valid apabila instrumen tersebut mengukur apa yang hendak
diukur/sahih.
Untuk menghitung validitas dari skala sikap pemanfaatan layanan
Bimbingan dan Konseling dengan kepercayaan diri, peneliti menggunakan
program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Release 16.0 for
Windows yang terdapat dalam komputer. Setelah dilakukan perhitungan validitas
tidak didapatkan nilai validitas yang negatif dan nilai validitasnya terkecil yang
didapatkan skala sikap pemanfaatan layanan Bimbingan dan Konseling adalah
0,208, sedangkan pada skala sikap kepercayaan diri adalah 0,204. Menurut
Azwar (2003) tidak ada batasan universal yang menunjuk kepada angka yang
Untuk menentukan validitas item digunakan acuan menurut Ali (1985)
yang menyatakan bahwa suatu item dikatakan valid jika koefisien korelasi teruji
dengan batas bawahnya sama dengan 0,20 (validitas rendah). Berikut ini adalah
kriteria untuk menentukan validitas item menurut Ali, sebagai berikut:
0,00-0,20 : dianggap tidak ada validitas
0,20-0,40 : validitas rendah
0,40-0,60 : validitas sedang
0,60-0,80 : validitas tinggi
0,80-1,00 : validitas sempurna
Berdasarkan nilai validitas yang didapatkan tersebut, maka skala sikap
pemanfaatan layanan Bimbingan dan Konseling dan skala sikap kepercayaan diri
ini dinyatakan valid.
3.6.2.Perhitungan Reliabilitas
Suatu instrumen dapat dikatakan reliable/andal jika selalu memberikan
hasil yang sama pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang
berbeda. Instrumen yang reliable/andal adalah apabila harga koefisien
reliabilitasnya tinggi dan standar kesalahan pengukurannya rendah. Instrumen
yang valid pasti reliable, tetapi instrumen yang reliable belum tentu atau tidak
pasti valid (Tagela, 2001).
Uji reliabilitas juga dilakukan terhadap skala sikap pemanfaatan layanan
reliabilitas ini, peneliti menggunakan rumus Reliability Analysis melalui program
SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Release 16.0 for Windows.
Berdasarkan uji reliabilitas, didapatkan Alpha untuk skala sikap
pemanfaatan layanan Bimbingan dan Konseling sebesar 0,926 dan skala sikap
kepercayaan diri sebesar 0,905. Terkait dengan hasil yang telah didapatkan, tolok
ukur reliabilitas yang dipakai didasarkan pada interpretasi nilai r menurut
Sutrisno Hadi (Padmomartono, 2003) sebagai berikut:
1. Nilai r 0,80 – 1,00 : tinggi
2. Nilai r 0,60 – 0,79 : cukup
3. Nilai r 0,40 – 0,59 : agak rendah
4. Nilai r 0,20 – 0,39 : rendah
5. Nilai r 0,00 – 0,19 : sangat rendah
Berdasarkan hasil yang didapat, maka skala sikap pemanfaatan layanan
Bimbingan dan Konseling dan skala sikap kepercayaan diri yang digunakan
adalah reliable dengan kategori tinggi.
3.7. Teknik Analisis Data
Analisis yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik Corellate Kendall Tau b yang terdapat dalam program
karena koefisien korelasi rank (peringkat) kendall merupakan suatu nilai yang
menunjukkan derajat asosiasi atau korelasi antara 2 himpunan variable dalam