• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Penggunaan Obat Penyakit Kronis pada Warga Usia Lanjut Pensiunan PT KAI Bandung Tahun 2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Profil Penggunaan Obat Penyakit Kronis pada Warga Usia Lanjut Pensiunan PT KAI Bandung Tahun 2015."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

PROFIL PENGGUNAAN OBAT PENYAKIT KRONIS PADA WARGA USIA LANJUT PENSIUNAN PT KAI BANDUNG TAHUN 2015 Vergie Winati, 2015 Pembimbing I: Vera, dr., Sp.PD – K.Ger.

Pembimbing II: Yenni Limyati, dr., S.Sn.,Sp.KFR,M.Kes

Lanjut usiaadalah seseorang yangmencapai usia lebih dari 60 tahun. Banyak lansiamenderita penyakit kronis, sehingga harus banyak mengkonsumsi obat - obatan. Ketidakpatuhan dan ketidaktepatan cara pemakaian obat dapat mempengaruhi efektivitas suatu pengobatan. Sampai saat ini belum ada penelitian mengenai gambaran konsumsi obat penyakit kronis pada lansia diBandung.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran konsumsi obat penyakit kronis pada warga usia lanjut pensiunan PT KAI Bandung.

Penelitian ini menggunakan metode observasional deskriptif, dengan menggunakan kuesioner dan diisi dengan melakukan wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak lansiamenderita hipertensi(45, 7%); menderita penyakit kronis lebih dari dua penyakit (62, 5%),tetapi status fungsional masih baik (97,5%); mengunjungi dokter dan mengkonsumsi obat yang tepat (75, 9%); tidak kontrol rutin penyakit walaupun biaya kesehatannya ditanggung oleh perusahaan dan BPJS (67, 5%); lansia berpendidikan tinggi meminum obat bila ingat saja (66, 7%) dan sudah tepat cara pemakaian obatnya (100%).

Simpulan penelitian ini adalahbanyak lansia menderita penyakit kronis lebih dari 2 penyakit dengan status fungsional baik; mengunjungi dokter dan telah mengkonsumsi obat yang tepat; banyak lansia tidak kontrol rutin penyakitnya walaupun biaya kesehatan ditanggung oleh perusahaan. Kepatuhan kontrol penyakit, minum obat, dan ketepatan cara pemakaian obat tidak tergantung dari tingkat pendidikan.

Kata Kunci : Lansia, Penyakit Kronis, Ketidakpatuhan Minum Obat Pada Lansia

(2)

v

ABSTRACT

THE PROFILE OF THE ADMINISTRATION OF CHRONIC DISEASE DRUGS IN ELDERLY OF PT KAI BANDUNG IN YEAR 2015

Vergie Winati, 2015 1st Tutor : Vera, dr., Sp.PD – K.Ger.

2nd Tutor : Yenni Limyati, dr., S.Sn.,Sp.KFR, M.Kes

Elderly is a state when someone reaches the age of 60 years or more. Many elderly suffer from chronic diseases, so they must consume lots of drugs.

Noncompliance and inadequate use of drug can affect treatment’s effetiveness. Until now, there has been no research of chronic diseases’s drugs consumption in elderly in Bandung.

The aim of this study was to determine the description of chronic disease’s drugs consumption in elderly of PT KAI Bandung’s pensioners.

Themethod was descriptive observational, with using a questionnaire and filled by interviews.

The study showed that many elderly suffered from hypertension (45, 7%); suffered from chronic disease for more than two diseases (62, 5%), but still have a good functional status (97, 5%); visiting the doctor and taking the right medicine (75, 9%); not control their disease routinely although the health costs were borne by companies and BPJS (67, 5 %); educated elderly are taking the drugs only when they remembered (66, 7%) and has been taking the right medicine (100%).

The conclusions wasmany elderly suffered from more than two chronic diseases with a good functional status; visiting a doctor and have been taking the right medicine; not control the disease routinely although the health costs were borne by the company. Complince of disease control, taking medication, and accuracy of how to use the medicine was not depend on educational level.

Keywords: Elders, Chronic Disease, Noncompliance to Medicines in Elderly

(3)

viii

1.4 Manfaat Karya Tulis ... 3

1.4.1 Manfaat Akademis ... 3

1.4.2 Manfaat Praktisi ... 3

1.5 Landasan Teori ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Warga Usia Lanjut (Lansia) ... 5

2.1.1 Definisi... 5

2.1.2 Proses Menua dan Implikasi Klinis ... 5

2.1.3 Kondisi Kesehatan Lansia ... 6

2.1.4 Angka Kesakitan Lansia ... 6

2.2 Penyakit Kronik ... 9

2.2.1 Definisi... 9

2.2.2 Dampak Penyakit Kronis ... 9

(4)

ix

2.2.3 Penyakit Kronik Pada Lansia ... 10

2.3 Terapi Obat Pada Pasien Geriatri ... 11

2.3.1 Perubahan Pengolahan Obat Pada Lansia ... 11

2.3.2 Penggunaan Obat Rasional dan Tidak Rasional ... 12

2.4 BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) ... 13

BAB III METODE PENELITIAN ... 15

3.1 Bahan, Alat dan Subjek Penelitian ... 15

3.1.1 Bahan dan Alat Penelitian... 15

3.1.2 Subjek Penelitian ... 15

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16

3.2.1 Lokasi Penelitian... 16

3.2.2 Waktu Penelitian ... 16

3.3 Metode Penelitian ... 16

3.4 Prosedur Penelitian ... 16

3.5 Sampel ... 17

3.6 Definisi Operasional ... 17

3.7Aspek Etik Penelitian ... 18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 20

4.1 Karakteristik Subjek Penelitian ... 20

4.2Proporsi Penyakit Kronis yang Diderita dan Status Fungsional Subjek Penelitian ... 21

4.3 Proporsi Usaha Berobat ... 23

4.4 Proporsi Kepatuhan Kontrol Pada Penyakit Kronis Yang Diderita ... 25

4.5 Proporsi Pola Konsumsi Obat Penyakit Kronis ... 26

4.6 Proporsi Hubungan Antara Penanggung Biaya Kesehatan Dengan Kepatuhan Kontrol Penyakit... 27

4.7Proporsi Hubungan Antara Jenjang Pendidikan Terakhir Dengan Kepatuhan Kontrol Penyakit, Kepatuhan Minum Obat, dan Ketepatan Cara Pemakaian Obat ... 29

(5)

x

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ... 33

5.1 Simpulan ... 33

5.2 Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34

LAMPIRAN 1 ... 37

LAMPIRAN 2 ... 40

LAMPIRAN 3 ... 41

LAMPIRAN 4 ... 42

LAMPIRAN 5 ... 43

Lembar Kuesioner 2 ... 44

Lembar Kuesioner 3 ... 45

Lembar Kuesioner 4 ... 46

LAMPIRAN 6 ... 47

RIWAYAT HIDUP ... 48

(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Sepuluh Penyakit Kronis Terbanyak Pada Lansia Tahun 2013 ... 19 4.1 Karakteristik Responden ... 20

(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 2.1 Angka Kesakitan Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah Tahun 2008,

2010, dan 2012 ... 7

(8)

xiii

DAFTAR GRAFIK

GrafikHalaman 4.1 Proporsi Penyakit Kronis yang Diderita ... 21 4.2 Proporsi Penderita Penyakit Kronis dan Status Fungsional ... 22 4.3 Proporsi Usaha Berobat Berdasarkan Penyakit Kronis yang Diderita .. 23 4.4 Proporsi Kepatuhan Kontrol pada Penyakit Kronis yang Diderita ... 25 4.5 Proporsi Responden yang Berobat dan Mengkonsumsi Obat ... 26 4.6 Proporsi Responden yang Berobat Ke Dokter dan Mengkonsumsi

Obat ... 26 4.7 Proporsi Hubungan Antara Penangggung Biaya Kesehatan dengan

Kepatuhan Kontrol Penyakit ... 28 4.8 Proporsi Hubungan Antara Jenjang Pendidikan Terakhir dengan

Kepatuhan Kontrol Penyakit ... 29 4.9 Proporsi Hubungan Antara Jenjang Pendidikan Terakhir dengan

Kepatuhan Minum Obat ... 30 4.10 Proporsi Hubungan Antara Jenjang Pendidikan Terakhir dengan

Ketepatan Cara Pemakaian Obat ... 31

(9)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Data Subjek Penelitian ... 37

2 Lembar Persetujuan Etik Penelitian ... 40

3 Surat Izin Penelitian ... 41

4 Lembar Inform Consent ... 42

5 Kuesioner ... 43

6 Dokumentasi ... 47

(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Meningkatnya derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk akan berpengaruh pada peningkatan UHH (Usia Harapan Hidup) di Indonesia. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), UHH pada tahun 2011 adalah 69,65 tahun (dengan persentase populasi lanjut usia adalah 7,58%).Berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2011, persentase populasi lanjut usia (lansia) tahun 2000 adalah 7,74%. Jumlah ini akan meningkat terus sehingga diperkirakan persentase populasi lansia tahun 2045 adalah 28,68% (Infodatin, 2013).

Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis akan mengalami penurunan akibat proses degeneratifsehingga penyakit kronik degeneratif banyak muncul pada usia lanjut. Contoh penyakit kronik degeneratif yaitu;PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis), kanker, hipertensi, stroke, Diabetes Melitus, PenyakitJantung Koroner (PJK), gagal jantung, gagal ginjal kronik, batu ginjal dan artritis(Riskesdas, 2013). Penyakit kronik degeneratif tidak dapat disembuhkan sehingga akan menurunkan produktivitas dan memerlukan biaya pengobatan yang besar.

Efektivitas dari pengobatan ditentukan oleh 2 hal yaitu; efikasi dari obat yang diresepkan dan kepatuhan berobat.World Health Organization(WHO) memperkirakan sebanyak 50% pasien di dunia yang menderita penyakit kronis tidak patuh dan tidak tepat dalam cara pemakaian obat(Doggrell, 2010). Sebesar 11% pasien lansia (usia 65 tahun keatas) yang tidak mematuhi rejimen pengobatannya merupakan pasien rawat inap di rumah sakit (Coll, Fanale, & Kronholm, 1990).

Pensiunan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) memiliki latar belakang minimal Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat dikarenakan salah satu persyaratan untuk menjadi pegawai adalah minimal berpendidikan setingkat SMA (PT KAI,

(11)

2

2015). Dengan demikian, pensiunan tersebut memiliki dasar pengetahuan yang cukup untuk mengobati penyakitnya dengan tepat.

Berdasarkan hal-hal di atas, penelitian tentang profil penggunaan obat penyakit kronis pada warga usia lanjut pensiunan PT KAI perlu dilakukan untuk memberi masukan kepada pemerintah dalam hal kebijakan pengendalian distribusi obat dan memberi edukasi mengenai penyakit kronis serta obat – obatnya, terutama bagi warga usia lanjut. Dengan adanya kebijakan tersebutdiharapkan masalah ketidakpatuhan, ketidaktepatan cara pemakaian obat, dan ketidaktepatan jenis obat yang dikonsumsi ini dapat berkurang, sehingga menghemat anggaran kesehatan negara.

1.2 Identifikasi Masalah

Bagaimana gambaran konsumsi obat penyakit kronis pada warga usia lanjut pensiunan PT KAI Bandung.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui tentang penyakit-penyakit kronis yang sering diderita, jumlah penyakit kronis yang diderita tiap pensiunan dan kaitannya dengan status fungsional pensiunan PT KAI Bandung.

2. Mengetahui tentang bagaimana usaha berobat yang dilakukan pensiunan PT KAI Bandung.

3. Mengetahui tentang pola konsumsi obat penyakit kronis pensiunan PT KAI Bandung.

4. Mengetahui hubungan penanggung biaya kesehatan dengan kepatuhan kontrol penyakit.

5. Mengetahui hubungan pendidikan dengan kepatuhan kontrol penyakit, usaha berobat, kepatuhan minum obat, serta ketepatan cara pemakaian obat.

(12)

3 1.4 Manfaat Karya Tulis

1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber referensi bagi penelitian lebih lanjut untuk mahasiswa FK Universitas Kristen Maranatha.

1.4.2 Manfaat Praktisi

Memberikan masukan pada pemerintah dalam membuat kebijaksanaan pengendalian distribusi obat dan edukasi mengenai gambaran penyakit kronis, agar pemerintah dapat menghemat anggaran dana kesehatan warga usia lanjut.

1.5 Landasan Teori

Menurut Alex Comfort, dasar dari proses menua adalah kegagalan fungsi organ untuk adaptasi terhadap faktor intrinsik dan ekstrinsik. Menua adalah proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang yang rapuh dengan berkurangnya sebagian besar cadangan sistem fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit seiring dengan bertambahnya usia. Terjadi berbagai perubahan fisiologis yang tidak hanya berpengaruh terhadap penampilan fisik, namun juga terhadap fungsi dan tanggapan pada kehidupan sehari-hari.Hal ini dapat menyebabkan seseorang menderita penyakit kronik degeneratif(Comfort, 1964).Jadi penyakit kronis dapat menurunkan produktivitas seorang lansia.

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan dari orang ke orang. Data PTM dalam Riskesdas 2013 meliputiPPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis), kanker, hipertensi, stroke, Diabetes Melitus, PenyakitJantung Koroner (PJK), gagal jantung, gagal ginjal kronik, batu ginjal dan artritis(Riskesdas, 2013).

Setiap dokter akan berusaha untuk mengobati penyakit yang diderita oleh pasiennya, termasuk berusaha mengobati setiap penyakit kronis yang jumlahnya bisa lebih dari satu jenis penyakit dalam satu pasien. Pada suatu penelitian

(13)

4

ditemukan bahwa 5% dari 208 pasien lanjut usia menggunakan obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit, sepertiga daripada pasien menggunakan obat yang tidak efektif, dan 16 % diantaranya merupakan obat yang memiliki efek yang sama dalam suatu pengobatan (Schmader, Hanlon, & Pieper, 2004). Pada penelitian lain didapatkan sebesar 11% pasien lansia (usia 65 tahun keatas) yang tidak mematuhi rejimen pengobatannya merupakan pasien rawat inap di rumah sakit (Coll, Fanale, & Kronholm, 1990). Masalah yang dapat ditimbulkan oleh ketidakpatuhan, ketidaktepatan jenis dan cara pemakaian obat adalah; meningkatkan jumlah pasien rawat inap di rumah sakit, memperburuk perjalanan penyakit yang telah diderita sebelumnya, meningkatkan anggaran untuk membeli suatu rejimen pengobatan, dan tidak terpenuhinya target suatu terapi pengobatan (Doggrell, 2010)

Banyak lansia yang menderita lebih dari satu penyakit kronis.Lansia seolah diharuskan mengkonsumsi obat lebih dari satu jenis.Ada beberapa hal yang akan mengakibatkan kesalahan dalam konsumsi obat. Sebagai contoh adalah lansia yang seringkali sudah terdapat penurunan memori akan keliru dalam cara pemakaian obat, waktu untuk konsumsi obat, keliru dalam kerutinan konsumsi obat yang telah dianjurkan oleh dokter dan dalam kerutinan kontrol penyakitnya. Hal ini akanmenyebabkan tingginya anggaran biaya kesehatan baik yang ditanggung pribadi, swasta, perusahaan, maupun negara.

(14)

33 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

 Banyak responden yang menderita hipertensi, menderita penyakit konis lebih dari dua jenis penyakit dengan status fungsionalnya masih baik.

 Banyak responden yang mengunjungi dokter untuk mengobati penyakitnya.

 Banyak responden yang tidak melakukan kontrol rutin pada penyakitnya dan walaupun biaya kesehatan responden ditanggung oleh perusahaan tetap banyak responden yang tidak melakukan kontrol rutin.

 Banyak responden mengkonsumsi jenis obat yang tepat sesuai indikasi untuk mengobati penyakit yang dideritanya

 Tidak ada hubungan pendidikan tinggi pada subjek penelitian dengan kepatuhan kontrol penyakit, dan kepatuhan meminum obat. Tetapi banyak subjek penelitian dengan pendidikan tinggi sudah tepat dalam cara pemakaian obat.

5.2 Saran

Diharapkan hasil karya tulis ini menjadi acuan bagi perusahaan untuk memberikan edukasi pada pegawai dan pensiunannya agar dapat dengan tepat dan patuh dalam mengkonsumsi obat. Selain itu dapat menjadi acuan juga untuk para dokter dan petugas medis lainnya agar memberikan edukasi kepada keluarga penderita agar dapat ikut serta dalam memantau ketepatan dan kepatuhan minum obat.Pemerintah pun perlu memperhatikan pengendalian serta distribusi obat – obat penyakit kronis.

(15)

34

DAFTAR PUSTAKA

BPJS. (2015, April 24). Retrieved September 24, 2015, from http://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/index.php/unduh/index/322

Care, D. (2015). Retrieved November 11, 2015, from www.dechacare.com: http://www.dechacare.com/Asthma-Soho-P134-1.html

Carlson, J. (1996). Perils of Polypharmacy: 10 Steps to Prudent Prescribing. Geriatrics, 26-30.

Coll, N., Fanale, J., & Kronholm, P. (1990). The Role of Medicine Non-compliance and Adverse Drug Reactions in Hospitalizations of The Elderly. Arch Intern Med, 841.

Comfort, A. (1964). The Process of Ageing. New York: Signet.

Cunningham, G., McMurdo, M. E., Dodd, T. E., Grant, D. J., & Richard, R. E. (1997). Drug-Related Problems In Elderly Patients Admitted To Tayside Hospitals, Methods For Prevention And Subsequent Reassessment. Age and Ageing, 375-382.

Doggrell, S. (2010). Adherence to Medicines In The Older-Aged With Chronic Conditions; Does On Intervention Concerning Adherence by An Allied Health Professional Help? Drugs and Aging, 239-254.

Fortin M, L. L. (2004). Multimorbility and Quality of Life in Primary Vare: A Systematic Review. Health Qual Life Outcomes, 51.

Gunawan, S. G., Setiabudy, R., & Elysabeth. (2007). Farmakologi Dan Terapan Edisi 5. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.

Infodatin. (2013, Juni 29). Retrieved Agustus 4, 2015, from

www.depkes.go.id/resources/download/.../infodatin/infodatin-lansia.pdf Infodatin. (2013, May 17). Retrieved November 12, 2015, from

http%3A%2F%2Fwww.depkes.go.id%2Fdownload.php%3Ffile%3Ddown load%2Fpusdatin%2Finfodatin%2Finfodatin-hipertensi.pdf

Ismayadi. (2004). Retrieved Agustus 4, 2015, from http://repository.usu.ac.id: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3595/1/keperawatan-ismayadi.pdf

Jang, S. M., & et.all. (2014). NSAID-Avoidance Education in Community Pharmacies for Patients at High Risk for Acute Kidney Injury, Upstate New York, 2011. Preventing Chronic Disease, 1-8.

(16)

35

Kemenkes. (2011, December). Retrieved October 20, 2015, from

http://binfar.kemkes.go.id/?wpdmact=process&did=MTcwLmhvdGxpbms =

Kemenkes. (2014). Retrieved January 21, 2015, from http://www.depkes.go.id: http://www.depkes.go.id/resources/download/general/PMK%20No.%2028 %20ttg%20Pedoman%20Pelaksanaan%20Program%20JKN.pdf

Khairunnisa, F. (2015, June). Retrieved October 1, 2015, from https://www.scribd.com/doc/285141456/Chapter-II

Litwak, L., Goh, S. Y., Zanariah, H., Malek, R., Prusty, V., & Khamseh, M. E. (2013). Prevalence of Diabetes Complication in People With Type 2 Diabetes Mellitus and its Association with Baseline Characteristics in The Multinational Achieve Study . Diabetology and Metabolic Syndrome, 57. Maurung, D. (2009). Gagal Jantung Akut. In F. K. Indonesia, Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam (pp. 1586-1595). Jakarta: InternaPublishing.

Mobbs, C. (2006, april 5).

http://www.merck.com/pubs/mm_geriatrics/sec1/chl.html. Retrieved juli 3, 2015, from http://www.merck.com:

http://www.merck.com/pubs/mm_geriatrics/sec1/chl.html Pranarka, K. (2006, Desember).

www.univmed.org/wp-content/uploads/2011/02/kRISPRANAKA.pdf. Retrieved Maret 2015, from www.univmed.org:

www.univmed.org/wp-content/uploads/2011/02/kRISPRANAKA.pdf

PT KAI. (2015, October 1). Retrieved October 10, 2015, from www.kereta-api.co.id: https://rekrut.kereta-api.co.id/?option=com_itrekrut_informasi Riskesdas. (2013, December 1). Retrieved January 21, 2015, from

https://www.depkes.go.id%2Fresources%2Fdownload%2Fgeneral%2FHas il%2520Riskesdas%25202013.pdf&usg=AFQjCNH5N0m5ze5bOvcF9ja9 z4da6wpXyQ&sig2=zIcdnbDoyJmpUPl2C0PdEw&bvm=bv.103388427,d .c2E

Schmader, K., Hanlon, J., & Pieper, C. (2004). Effects of Geriatric Evaluation and Management on Adverse Drug Reactions and Suboptimal Prescribing in the Frail Elderly. An J Med, 394-401.

Setiati, S., & Laksmi, P. S. (2009). Gangguan Keseimbangan, Jatuh, dan Fraktur. In F. K. Indonesia, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (pp. 812-825). Jakarta: InternaPublishing.

(17)

36

Soejono, C. H. (2003). Pendekatan Klinis Pasien Geriatri dengan 'Jatuh'. Dalam: Prosiding Temu Ilmiah Geriatri 2003. Jakarta: Pusat Informasi dan

Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Supartondo, & Roosheroe, A. G. (2009). Pedoman Memberi Obat Pada Pasien Geriatri Serta Mengatasi Masalah Polifarmasi. In A. W. Sudoyo, B.

Setiyohadi, I. Alwi, M. S. K., & S. Setiati, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (pp. 776-778). Jakarta: InternaPublishing.

Tumiwa, N. N., Yamlean, P. V., & Citraningtyas, G. (2014). Pelayanan Informasi Obat Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pasien Geriatri Di Instalasi Rawat Inap RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Pharmacon, 2302-2493. Yenny, & Hermawan, E. (2015). Retrieved August 10, 2015, from

www.univmed.org: http://www.univmed.org/wp-content/uploads/2012/04/Yenny.pdf

Gambar

Tabel
Gambar                                                                        Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur atas rahmat Tuhan YME sehingga Tesis dengan judul "Kajian Pencahayaan Alami Terhadap Kenyamanan Visual dan Termal Secara Fisiologis Pada Ruang

_lctggg yarqt di$trla*ln pada lnnefttian inl- ailalah l9rc(r. slllrder

Berdasarkan uraian item yang dinyatakan dalam kuesiner untuk variabel ini yang terdiri dari pernyataan sebagai berikut; (1) Saya berusaha melaksanakan semua

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara Kecerdasan Emosional dengan Komitmen Guru

Penelitian ini menggunakan metode vertikultur sebagai metode penanaman rumput laut. Metode vertikultur merupakan metode yang menggunakan kolom perairan sebagai lahan

PLN Persero UP3 Kudus menyimpulkan bahwa fenomena masalah dalam penelitian ini adalah masih adanya karyawan yang telat datang atau lebih 5-10 menit dari jam

Beberapa persoalan mendasar pada rancangan kurikulum ini antara lain sebagai berikut: - Rancangan Kurikulum 2013 tidak disertai naskah akademik, yang berisi pemikiran, konsep, tujuan,

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari total 5 sampel feses yang sudah dinyatakan positif sebelumnya oleh instalasi laboratorium klinik yang kemudian diuji