vii
Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
This study aims to investigate the partial and simultaneous influence of financial and non-financial factors on underpricing . The research was done with case studies on companies which did IPO (Initial Public Offering). Independent variables used are non-financial variables such as underwriter reputation and industry types. Financial variables such as financial leverage, proceeds, stocks percentage, profitabilation. While dependent variable used is underpricing influence of companies which did IPO (Initial Public Offering) listed in Indonesia Stock Exchange in 2009 to 2013.
Datas obtained from BEI Stock Exchange Information Center using time period from 2009 to 2013. Sample consists of 16 companies which experience underpricing when did IPO (Initial Public Offering) in 2009 to 2013 . Sample was chosen with purposive sampling method. Moreover, data was analyzed using multiple regression analysis.
The research results show that simultaneously macroeconomics variables do not affect LQ 45 stock return around 2007-2009. But partially underwriter reputation affects underpricing during 2009-2013, while financial leverage, proceeds, industry types, stocks percentage, profitabilation do not affect underpricing.
viii
Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh faktor keuangan dan non – keuangan terhadap underpricing secara simultan maupun parsial. Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus terhadap perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO (Initial Public Offering). Variabel independen dalam penelitian ini ialah variabel non – keuangan yaitu reputasi underwriter dan jenis industri. Variabel keuangan yaitu financial leverage, proceeds, persentase saham dan profitabilitas. Variabel dependen dalam penelitian ini ialah tingkat underpricing terhadap perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO (Initial Public Offering) yang tercatat di BEI tahun 2009 sampai 2013.
Data penelitian ini diperoleh melalui studi pustaka di Pusat Informasi Pasar Modal BEI dengan periode waktu tahun 2009 sampai 2013. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini ialah 16 perusahaan yang mengalami underpricing saat melakukan IPO (Initial Public Offering) pada tahun 2009 - 2013. Pemilihan sampel yang digunakan pada penelitian ini dengan menggunakan metode purposive sampling. Sedangkan teknik analisa data yang digunakan untuk penelitian ini ialah analisis regresi berganda.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara secara simultan tidak ada variabel makro ekonomi yang berpengaruh pada return saham LQ45 pada periode 2007 hingga 2009. Namun, secara parsial reputasi underwriter memiliki pengaruh terhadap underpricing selama periode 2009-2013. Sedangkan financial leverage, proceeds, jenis industri, persentase saham dan profitabilitas tidak berpengaruh pada underpricing.
ix
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii
KATA PENGANTAR ... ...iv
ABSTRACT ...vii
ABSTRAK ...viii
DAFTAR ISI ...ix
DAFTAR TABEL ...xii
DAFTAR GAMBAR ...xiii
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ...1
1.2
Rumusan Masalah ...6
1.3 Tujuan Penulisan ...7
1.4 Manfaat Penelitian ...8
II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pasar Modal...10
2.2 Go Public...16
2.3 Initial Public Offering...20
2.3.1 Tahapan Penawaran Umum Saham...23
2.4 Teori Underpricing...26
x
Universitas Kristen Maranatha
2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Underpricing...32
2.6.1 Reputasi Underwriter...32
2.6.2 Financial Leverage...37
2.6.3 Proceeds...38
2.6.4 Jenis Industri...39
2.6.5 Persentase Saham...40
2.6.6 Profitabilitas...42
2.7 Hipotesis...43
III. METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data...44
3.2 Populasi dan Sampel...44
3.3 Metoda Pengumpulan Data...45
3.4 Metoda Analisis Data...46
3.5 Variabel dan Definisi Operasional...46
3.5.1 Variabel Dependen...50
3.5.2 Variabel Independen...50
3.6 Teknik Analisis Data...52
3.6.1 Uji Asumsi Klasik...52
3.6.1.1 Uji Normalitas...52
3.6.1.2 Uji Multikolinearitas...52
3.6.1.3 Uji Autokolerasi...53
3.6.1.4 Uji Heterokedastisitas...53
3.6.2 Pengujian Regresi Berganda...53
xi
Universitas Kristen Maranatha
3.6.3.1 Uji F...54
3.6.3.2 Uji T...55
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Asumsi Klasik...57
4.1.1 Uji Normalitas...57
4.1.2 Uji Autokorelasi...58
4.1.3 Uji Heteroskedastisitas...59
4.1.4 Uji Multikolinieritas...60
4.2 Analisis Regresi Linier Berganda...61
4.2.1 Persamaan Regresi Linier Berganda...62
4.2.2 Analisis Korelasi Pearson Product Moment...64
4.2.3 Analisis Koefisien Determinasi...65
4.3 Pengujian Hipotesis...67
4.3.1 Uji Simultan (Uji F)...67
4.3.2 Uji Parsial (Uji T)...69
V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan...76
5.2 Saran...78
5.3 Keterbatasan Penulis...79
DAFTAR PUSTAKA...80
xii
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan Pasar Perdana dan Pasar Sekunder ...14
Tabel 2.2 Perbedaan Perusahaan yang Tidak Go Public dan Go Public ...17
Tabel 3.1 Sampel Penelitian...45
Tabel 3.2 Ringkasan Definisi Operasional dari Variabel-variabel...47
Tabel 4.1 Tabel Uji Normalitas ...57
Tabel 4.2 Kriteria Pengujian Statistik Durbin - Watson ...58
Tabel 4.3 Nilai Statistik Durbin-Watson ...58
Tabel 4.4 Tabel Uji Multikolinieritas ...61
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Nilai Koefisien Persamaan Regresi ...62
Tabel 4.6 Nilai Koefisien Korelasi Pearson Product Moment...64
Tabel 4.7 Koefisien Korelasi dan Taksirannya...65
Tabel 4.8 Analisis Koefisien Determinasi...65
Tabel 4.9 Koefisien...67
Tabel 4.10 Uji F...68
xiii
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Proses Initial Public Offering di Indonesia...21
Gambar 4.1 Kurva Pengujian Hipotesis Uji Autokorelasi...59
Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas...60
Gambar 4.3 Kurva Uji T Variabel Reputasi Underwriter...70
Gambar 4.4 Kurva Uji T Variabel Financial Leverage...71
Gambar 4.5 Kurva Uji T Variabel Proceeds...72
Gambar 4.6 Kurva Uji T Variabel Jenis Industri...73
Gambar 4.7 Kurva Uji T Variabel Persentase Saham...74
1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat, banyak perusahaan
melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan modalnya dalam rangka
mengembangkan usahanya. Salah satu cara perusahaan untuk mendapatkan
tambahan dana dalam rangka mengembangkan usahanya yang sedang berkembang
adalah dengan melakukan go public. Yang dimaksud dengan go public adalah proses
penawaran sebagian saham perusahaan kepada masyarakat melalui bursa efek.
Tambahan dana ini selain digunakan untuk keperluan ekspansi, dana yang diperoleh
dari go public biasanya akan digunakan untuk melunasi kewajiban perusahaan. Dana
ini nantinya diharapkan akan semakin meningkatkan posisi keuangan perusahaan di
samping untuk memperkuat struktur permodalan. Untuk menjadi perusahaan go
public, saham perusahaan harus dicatat dan diperdagangkan di pasar modal. Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai
kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek. Di tempat inilah para investor dapat
melakukan investasi dengan cara pemilikan surat berharga bagi perusahaan.
Kegiatan perusahaan untuk menjual sahamnya kepada publik melalui pasar
modal untuk pertama kalinya disebut sebagai penawaran umum perdana atau yang
BAB I PENDAHULUAN 2
Universitas Kristen Maranatha saham perdana atau disebut IPO (Initial Public Offering) untuk pertama kalinya
terjadi di pasar perdana (Primary Market) kemudian saham dapat diperjualbelikan di
bursa efek, yang disebut dengan pasar sekunder (Secondary Market). Menurut
Daljono (2000) dalam Nugraheni (2006) walaupun emiten dan underwriter secara
bersama-sama mengadakan kesepakatan dalam menentukan harga perdana saham,
namun mereka mempunyai kepentingan yang berbeda. Harga saham pada penawaran
perdana ditentukan berdasarkan kesepakatan antara perusahaan emiten dengan
penjamin emisi efek (underwriter) sebagai pihak yang membutuhkan dana, emiten
menginginkan harga perdana tinggi. Sebaliknya, underwriter sebagai penjamin emisi
berusaha untuk meminimalkan risiko yang ditanggungnya. Dalam tipe penjaminan
full comitment, pihak underwriter akan membeli saham yang tidak di jual di pasar perdana. Keadaan tersebut membuat underwriter tidak berkeinginan untuk membeli
saham yang tidak laku dijual. Upaya yang dilakukan adalah dengan bernegosiasi
dengan emiten agar saham tersebut tidak terlalu tinggi harganya, bahkan cenderung
underpricing. Sedangkan harga di pasar sekunder ditentukan oleh mekanisme pasar (penawaran dan permintaan) (Gumanti, 2002). Menurut Ghozali dan Al Mansur
(2002) reputasi underwriter berpengaruh secara signifikan terhadap underpricing
dengan tingkat signifikansi 10% sedangkan menurut Sulistio (2005) dan Martani
(2005) mengatakan reputasi underwriter tidak menunjukkan pengaruh terhadap
initial return.
Underpricing merupakan fenomena yang menarik karena dialami oleh sebagian besar pasar modal di dunia. Karena itu seringkali pada pasar perdana (IPO)
dijumpai fenomena underpricing (Ritter,1991; McGuinnes, 1992; Husnan, 1993;
BAB I PENDAHULUAN 3
Universitas Kristen Maranatha penelitiannya mengatakan studi tentang IPO secara internasional menyatakan bahwa
9 dari 10 penelitian menyimpulkan telah terjadi underpricing. (Yolana dan Martani,
2005) menyatakan underpricing terjadi disaat harga saham di pasar perdana lebih
rendah dibanding harga saham di pasar sekunder dan selisih positif antara harga
saham dipasar sekunder dengan harga saham di pasar perdana pada saat IPO dikenal
dengan istilah initial return atau return positif bagi investor. Kusuma (2001)
menyatakan Initial return adalah keuntungan yang didapat pemegang saham karena
perbedaan harga saham yang dibeli di pasar perdana dengan harga jual saham yang
bersangkutan di pasar sekunder. Underpricing ini di satu pihak menguntungkan
investor tetapi di pihak lain akan merugikan emiten karena dana yang dikumpulkan
tidak maksimal. Aggarawal et,al., (1993) dalam Daljono (2000) di beberapa negara
berkembang di Amerika Latin gejala underpricing terjadi dalam jangka pendek,
tetapi dalam jangka panjang kondisi sebaliknya (overpricing) yang terjadi.
Penurunan kinerja yang terjadi dalam jangka panjang akan merugikan investor
karena akan memperoleh return yang negatif. Faktor yang bisa menjelaskan
terjadinya penurunan kinerja (underperformance) tersebut adalah kesalahan dalam
pengukuran risiko, bad luck, dan terlalu optimisnya investor terhadap prospek
perusahaan (Ritter, 1991). Kondisi underpricing tidak menguntungkan bagi
perusahaan yang melakukan go public, karena dana yang diperoleh dari go public
tidak maksimum. Sebaliknya bila terjadi overpricing, maka investor akan merugi
karena mereka tidak menerima return awal. Beatty (1989) para pemilik perusahaan
menginginkan agar dapat meminimalisir underpricing, karena terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 4
Universitas Kristen Maranatha Fenomena lain menunjukkan adanya asimetri informasi (asymmetric
information) yang menyertai kebijakan IPO. Ritter (1991); Beatty (1989); Leland dan Pyle (1997) walaupun investor mempunyai informasi yang cukup mengenai
perusahaan yang melakukan IPO tersebut, asimetri informasi tetap terjadi dalam
penawaran ini. Banyaknya fenomena underpricing yang terjadi menunjukkan bahwa
harga saham pada saat penawaran perdana secara rerata dapat dikatakan murah dan
sering terjadi pada perusahaan yang melakukan IPO. Topik seputar penawaran umum
perdana (initial public offering) menjadi bahan diskusi yang hangat menjelang tutup
tahun 2010. Wintermar Offshore (WINS) yang go public pada 26 November 2010
dan melakukan penawaran perdana dengan harga Rp 500 saat memasuki Bursa Efek
Indonesia harga perlembar saham turun menjadi Rp 350. IPO tidak hanya diukur
pada saat penjualan di pasar perdana, tetapi juga ditentukan oleh performance saham
ketika masuk di pasar sekunder. Apabila harga saham dalam keadaan baik maka
emiten dan penjamin emisi akan memiliki keyakinan dalam menetapkan harga
penawaran perdana yang lebih tinggi dan akan memperkecil terjadinya underpricing
(Ariawati, 2005).
Beberapa penelitian lainnya telah dilakukan untuk menguji pengaruh
variabel-variabel keuangan terhadap tingkat underpricing pada sebagian besar saham
perusahaan yang melakukan IPO antara lain : Trisnawati (1998) di BEI dengan data
tahun 1994-1995 kesimpulannya bahwa hanya umur perusahaan yang mempengaruhi
initial return dan bernilai positif. Tetapi Return of Assets (ROA) dan financial leverage serta faktor non finansial lainnya seperti reputasi penjamin emisi tidak berpengaruh signifikan. Bertentangan dengan penelitian Ghozali dan Al Mansur
BAB I PENDAHULUAN 5
Universitas Kristen Maranatha underwriter. Di dalam penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati (1998) yang menyatakan reputasi penjamin emisi tidak berpengaruh signifikan, bertentangan
dengan penelitian Ghozali dan Al Mansur (2002) yang menyatakan reputasi
underwriter berpengaruh terhadap underpricing. Sementara Abdullah (2000) dengan tahun penelitian 1995-2000, menyatakan bahwa variabel besaran perusahaan,
profitabilitas perusahaan (ROE), jenis industri, dan persentase saham yang
ditawarkan secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap underpricing.
Beatty (1989) mengemukakan faktor lain yang mempunyai hubungan negatif dengan
initial return adalah reputasi underwriter, presentase saham yang ditawarkan, umur perusahaan, dan jenis kontrak underwriter. Selanjutnya penelitian yang dilakukan
oleh Ghozali dan Al Mansur (2002) menyimpulkan bahwa reputasi penjamin emisi,
financial leverage mempengaruhi underpricing. Di dalam skripsi Rendy (2011) dengan hasil penelitiannya adalah terdapat pengaruh reputasi underwriter, financial
leverage, proceeds dan jenis industri terhadap tingkat underpricing saham.
Darmadji dan Fakhruddin (2011) menyatakan Debt to Equity Ratio (DER)
merupakan salah satu rasio leverage, yang menggambarkan seberapa besar
hutang-hutang perusahaan dapat dijamin oleh modal sendiri perusahaan yang digunakan
sebagai pendanaan usaha. Financial leverage yang tinggi menunjukan risiko
financial atau kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman semakin tinggi, dan sebaliknya (Trisnaningsih, 2005). Oleh karenanya semakin tinggi financial
leverage suatu perusahaan akan mengurangi tingkat kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya kepada perusahaan sehingga akan meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 6
Universitas Kristen Maranatha Pengukuran profitabilitas perusahaan dapat dilihat melalui Return On Asset
(ROA) emiten tersebut. Tambunan (2007) ROA merupakan suatu rasio penting yang
dapat dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba
dengan asset yang dimilikinya. Investor yang hendak menanamkan modalnya dapat
mempergunakan rasio ini sebagai bahan pertimbangan apakah emiten dalam
operasinya nanti dapat memperoleh laba sehingga tingkat underpricing yang
diharapkan akan rendah (Yasa, 2008).
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh reputasi underwriter, financial leverage, proceeds, jenis industri,
persentase saham yang ditawarkan dan profitabilitas terhadap underpricing saham
yang melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2009-2013.
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini dilakukan pertama,
periode penggunaan sampel dengan data 5 tahun yang terbaru dengan data 132
perusahaan listing di BEI dan kedua, penambahan variabel kontrol dengan
menggunakan 6 variabel yang diharapkan dengan penambahan variabel-variabel ini,
didapatkan hasil yang cukup akurat dan reliable.
1.2 Rumusan Masalah
Penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh antara reputasi underwriter terhadap underpricing saham
yang melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada tahun
BAB I PENDAHULUAN 7
Universitas Kristen Maranatha 2. Apakah ada pengaruh antara financial leverage terhadap underpricing saham
yang melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2009-2013?
3. Apakah ada pengaruh antara proceeds terhadap underpricing saham yang
melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2009-2013?
4. Apakah ada pengaruh antara jenis industri terhadap underpricing saham yang
melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2009-2013?
5. Apakah ada pengaruh antara presentase saham yang ditawarkan terhadap
underpricing saham yang melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2009-2013?
6. Apakah ada pengaruh antara profitabilitas terhadap underpricing saham yang
melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2009-2013?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah yang diajukan, penelitian ini ditujukan
untuk :
1. Untuk mengetahui pengaruh antara reputasi underwriter terhadap underpricing
saham yang melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2009-2013.
2. Untuk mengetahui pengaruh antara Financial Leverage terhadap underpricing
saham yang melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 8
Universitas Kristen Maranatha 3. Untuk mengetahui pengaruh antara Proceeds terhadap underpricing saham yang
melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2009-2013.
4. Untuk mengetahui pengaruh antara Jenis Industri terhadap underpricing saham
yang melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2009-2013.
5. Untuk mengetahui pengaruh antara presentase saham yang ditawarkan terhadap
underpricing saham yang melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2009-2013.
6. Untuk mengetahui pengaruh antara profitabilitas terhadap underpricing saham
yang melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2009-2013.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :
a. Bagi penulis
1. Untuk meningkatkan, memperluas, serta mengembangkan keilmuan penulis
khususnya hal yang terkait dengan underpricing saat melakukan IPO.
2. Memberikan suatu wawasan baru yang lebih mendalam bagi penulis
mengenai dunia pasar modal khususnya mengenai pengaruh variabel
underwriter, financial leverage, proceeds, jenis industri, persentase saham, profitabilitas terhadap underpricing saham.
BAB I PENDAHULUAN 9
Universitas Kristen Maranatha
1. Untuk menambah pengetahuan para mahasiswa mengenai penerapan ilmu
pengetahuan yang didapat selama kuliah khususnya dalam penilaian investasi
saham sehingga mereka tidak hanya mengetahui tentang perhitungan
investasi saja, tetapi mengenai faktor-faktor terjadinya underpricing serta
dampaknya terhadap para emiten.
c. Bagi perusahaan/emiten
1. Untuk dapat mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel di atas
terhadap fenomena underpricing yang terjadi di beberapa perusahaan yang
76
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dalam penelitian ini, variabel independen diwakili reputasi underwriter,
financial leverage, proceeds, jenis industri, persentase saham, dan profitabilitas sedangkan variabel dependen diwakili oleh tingkat underpricing perusahaan IPO
periode 2009-2013. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas dalam bab IV
juga, maka penulis menyimpulkan bahwa:
- Reputasi Underwriter berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Underpricing dengan persentase pengaruh sebesar 0,0999 atau 9,99%; - Financial Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap Tingkat
Underpricing dengan persentase pengaruh sebesar 0,0135 atau 1,35%; - Proceeds tidak berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Underpricing
dengan persentase pengaruh sebesar 0,0962 atau 9,62%;
- Jenis Industri tidak berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Underpricing
dengan persentase pengaruh sebesar 0,0190 atau 1,90%;
- Persentase saham tidak berpengaruh signifikan terhadap Tingkat
Underpricing dengan persentase pengaruh sebesar 0,1470 atau 14,70%; - Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Underpricing
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 77
Universitas Kristen Maranatha
• Reputasi Underwriter
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Daljono (2000), bahwa terdapat
hubungan yang signifikan dari reputasi underwriter terhadap tingkat underpricing
saham. Penelitian ini juga konsisten dengan Ghozali dan Mansur (2002) bahwa
reputasi underwriter berpengaruh signifikan terhadap tingkat underpricing. Hasil
penelitian ini berbanding terbalik dengan hasil Yolana dan Martani (2005) yang
mengatakan bahwa reputasi underwriter tidak berpengaruh signifikan terhadap
tingkat underpricing.
• Financial Leverage
Secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari financial leverage
terhadap tingkat underpricing saham. Hal ini sejalan dengan penelitian Handayani (2008) dan Irawati dan Rendi (2013) yang mendapatkan hasil bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari financial leverage terhadap tingkat underpricing
saham.
• Proceeds
Secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari proceeds terhadap tingkat
underpricing saham. Hasil ini mendukung hasil penelitian Suyatmin & Sujadi (2006) dan Irawati dan Rendi (2013) yang menyatakan bahwa proceeds tidak berpengaruh
signifikan terhadap tingkat underpricing.
• Jenis Industri
Secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari jenis industri terhadap
tingkat underpricing saham. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian
yang dilakukan Yolana dan Martani (2005) yang menyatakan jenis industri
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 78
Universitas Kristen Maranatha
• Persentase Saham
Secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari persentase saham
terhadap tingkat underpricing saham. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Maya (2013) yang menyatakan bahwa persentase
saham berpengaruh signifikan positif terhadap underpricing saham yang melakukan
initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
• Profitabilitas
Secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari profitabilitas terhadap
tingkat underpricing saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Maya (2013) yang mengatakan bahwa profitabilitas tidak
berpengaruh signifikan negatif terhadap underpricing saham yang melakukan initial
public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Riyadi (2013) yang menyatakan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari profitabilitas terhadap tingkat
underpricing saham.
5.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya ditambahkan variabel-variabel
makroekonomi dalam memberikan pengaruh terhadap tingkat underpricing saham,
sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar dalam perubahan
tersebut. Penelitian selanjutnya juga dapat meneliti faktor fundamental atau faktor-faktor
internal lainnya yang lebih erat hubungannya dengan tingkat underpricing saham. Selain
itu dapat digunakan sampel dengan membagi-bagi sampel perusahaan berdasarkan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 79
Universitas Kristen Maranatha diharapkan dengan klasifikasi tersebut dapat memberikan hasil penelitian yang lebih
tepat. Penelitian selanjutnya juga diharapkan melihat dari segi isu-isu ekonomi yang
sedang terjadi.
Bagi para emiten, sebaiknya lebih memperhatikan faktor apa saja yang
mempengaruhi tingkat underpricing saham, baik faktor internal maupun faktor eksternal.
Untuk para investor hendaknya lebih memperhatikan faktor-faktor lain yang mungkin
dapat mempengaruhi tingkat underpricing, seperti faktor fundamental atau faktor
makroekonomi yang erat kaitannya dengan harga saham suatu perusahaan karena akan
berguna sebagai bahan pertimbangan dalam berinvestasi.
5.3 Keterbatasan Penulis
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini masih terbatas sedangkan masih
banyak variabel lain yang dapat berpengaruh terhadap tingkat underpricing yang belum
dibuktikan dalam penelitian, namun memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
underpricing. Penelitian ini kurang memperhatikan kondisi perekonomian secara global,
seperti isu-isu ekonomi dan politik secara global. Sebaiknya dalam penelitian selanjutnya
80
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Syukriy. (2000). Fenomena Underpricing Dalam Penawaran Saham Perdana (IPO) dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal Manajemen & Bisnis. Vol. 3 No. 1.
Agustian, Rendi. (2011). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering di BEI. Program S1 Manajemen. Jakarta : Universitas Perbanas.
Ardiansyah, Misnen. (2004). Pengaruh Variabel Keuangan terhadap Return Awal dan Return 15 Hari Setelah IPO serta Moderasi Besaran Perusahaan terhadap Hubungan antara Variabel Keuangan dengan Return Awal dan Return 15 Hari Setelah IPO di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 7, No. 4.
Ariawati, Siti. (2005). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing pada Penawaran Perdana (IPO) : Studi pada perusahaan Go Public yang terdaftar di BEI tahun 1999-2003. Tesis Program Pasca Sarjana. Universitas Diponegoro.
Baron, D.P. (1982). ”A Model of The Demand for Investment Bank Advising and Distribution Services for New Issues”. Journal of Finance. Vol. 37. No. 4.
Beatty. (1989). Auditor and The Underpricing of Initial Public Offering. The Accounting Review. Vol. LXIV. No. 4.
Bodie, Kane, and Marcus. (2008). Investments. Seventh Edition. New York : Irwin/ McGraw-Hill.
Cooper, Donald. R., dan Pamela S.Schindler. (2006). Business Research Method. Nine Edition, Newyork: Mcgraw-Hill International Edition.
DAFTAR PUSTAKA 81
Universitas Kristen Maranatha Darmadji, T dan Fakhrudin M.H. (2011). Pasar Modal di Indonesia. Edisi Tiga.
Jakarta: Salemba Empat.
Diah, Fika. (2011). Hubungan Manajemen Laba Sebelum IPO dan Return Saham dengan Kecerdasan Investor sebagai Variabel Pemoderasi. Skripsi. Fakultas Diponegoro : tidak dipublikasikan.
Fakhruddin, Hendy M. (2008). Go Public: Strategi Pendanaan Dan Peningkatan Nilai Perusahaan. Edisi Ketiga. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Fransiska, Yulia. (2007). Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi S1. Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia.
Ghozali, Imam dan Mansur Al, M. (2002). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi tingkat Underpricing di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Volume 4. Nomor 1, April 2002.
Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gumanti, Tatang Ari. (2002). “Underpricing dan Biaya – Biaya di Sekitar Initial Public Offering”. Wahana Volume 5. Nomor 2.
Gumanti, Tatang Ary. (2000). Earnings Management Dalam Penawaran Saham Perdana Di Bursa Efek Jakarta. Kumpulan Makalah Simposium Nasional Akuntansi III.
Hanafi, M. (2004). Manajemen Keuangan. Yogyakarta : BPFE.
Handayani, Sri Retno. (2008). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Pada Penawaran Umum Perdana. Tesis Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro : tidak diterbitkan.
DAFTAR PUSTAKA 82
Universitas Kristen Maranatha Hartono, Jogiyanto. (1998). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Jogjakarta :
BPFE.
Hill, C. W. L and Jones, G. R. (2008). Strategic Management, An Integrated Approach. Boston, New York : Houghton Mittlin Company.
Husnan dan Pudjiatuti. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Ibni Safitri, Widi. (2004). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpriced pada Penawaran Perdana di Bursa Efek Jakarta. Tesis S1 UNS. Tidak dipublikasikan.
Indonesian Capital Market Directory, Tahun 2009 sampai dengan 2013.
Indriyantoro, Nur dan Siti Nurhidayati. (1998). Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Tingkat Underpricing Saham pada Penawaran Perdana di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Volume 13.
Janur, Ayudewi A. (2005). Reaksi Pasar Modal terhadap Pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu tanggal 20 Oktober 2004 : Studi Kasus pada Perusahaan LQ – 45. Surakarta : Fakultas Ekonomi UNS.
Jogiyanto. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh. Yogyakarta: BPFE.
Junaeni, Irawati dan Rendi Agustian. (2013). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Saham Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering di BEI. Jurnal Ilmiah Widya. Volume 1 Nomor 1. Jakarta : Perbanas Institute.
DAFTAR PUSTAKA 83
Universitas Kristen Maranatha Leland, Hayne E., dan David H. Pyle. (1977). Informational Asymmetried,
Financial Structure, and Financial Intermediation. The Journal of Finance. Volume XXXII.
Lind, Douglas A., William G. Marchal, Samuel A. Wathen. (2008). Teknik-teknik Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi menggunakan Kelompok Data Global. Jakarta: Salemba Empat.
Ljungqvist, Alexander. (2007). IPO Underpricing pada B. Espen Fckbo. Handbook of Corporate Finance. Empirical Corporate Finance. Volume 1. Amsterdam : Elsevier BV.
Martani, Dwi. (2003). “Pengaruh Informasi selama Proses Penawaran Terhadap Initial Return Perusahaan ynag Listing Di Bursa Efek Jakarat dari Tahun 1990-2000”. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VI.
Martani, D dkk. (2012). Analysis on Factors Affecting IPO Underpricing and their Effects on Earnings. Jurnal Buletin Studi Ekonomi. Volume 18, 96. No. 2. Agustus 2013. Persistence. World Review of Business Research. Volume. 2. No. 2. March 2012.
Maya, Rista. (2013). Pengaruh Kondisi Pasar, Persentase Saham yang Ditawarkan, Financial Leverage dan Profitabilitas Terhadap Underpricing Saham yang IPO di BEI Periode 2007-2011. Skripsi S1 Akuntansi. Padang : Universitas Negeri Padang.
Muna, Amelia J. dan Yulia Saftriana. (2007). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Underpricing Penawaran Umum Perdana (IPO) di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Akuntansi. Vol. 1, No. 2. Pearce and Robinson. (2008). Manajemen Strategis Formulasi, Implementasi, dan
Pengendalian. Edisi. 10 (terjemahan). Jakarta : Salemba Empat.
Puspita, Tifani. (2011). Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Saham Pada Saat Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia Periode 2005 – 2009. Skripsi. Universitas Diponegero Semarang.
DAFTAR PUSTAKA 84
Universitas Kristen Maranatha Ritter, Jay R. (2000). Initial Public Offerings, Contemporary Finance Digest.
Ritter, Jay R., and Ivo Welch. (2002). A review of IPO activity, pricing, and Allocations. Journal of Finance.
Riyadi, Ricky. (2013). Analisis Dampak Pengumuman Right Issue Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham. Skripsi S1 Manajemen. Universitas Pendidikan Indonesia.
Rosyati dan Sebeni, Arifin. (2002). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham pada Perusahaan Go Publik di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi 5.
Rusdin. (2008). Pasar Modal : Teori, Masalah dan Kebijakan dalam Praktek. Bandung : PT. Gramedia Pustaka.
Saftiana, Y dan Amelia J, Muna. (2007). “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Underpricing Penawaran Umum Perdana (IPO) di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Akuntansi. Volume 1. Nomor 2.
Samsul, Mohammad. (2006). Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga.
Sasongko Adi, Muhammad. (2004). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham pada Initial Return di Bursa Efek Jakarta. Tesis S1 UNS. Tidak dipublikasikan.
Scott, William R. (2012). Financial Accounting Theory. Sixth Edition. Canada : Pearson Prentice Hall.
DAFTAR PUSTAKA 85
Universitas Kristen Maranatha Su, Dongwei. (2004). Leverage, Insider Ownership and The Underpricing of IPOs In
China. Journal of International Financial Markets Institutions & Money. Volume 14.
Sulistio, Helen (2005). Pengaruh Informasi Akuntansi dan Non Akuntansi terhadap Initial Return : Studi pada Perusahaan yang melakukan IPO di BEJ. SNA VIII. 15-16 September 2005. Solo
Suyatmin dan Sujadi. (2006). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Pada Penawaran Umum Perdana di Bursa Efek Jakarta. Skripsi S1. Semarang Universitas Diponegoro.
Suyatmin dan Sujadi. (2006). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Underpricing pada Penawaran Umum Perdana di Bursa Efek Jakarta. Journal Manajemen dan Bisnis Indonesia. Volume 10. Nomor 1.
Tambunan, Andy Porman. (2007). Menilai Harga Wajar Saham. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi 1. Yogyakarta : Kanisius.
Triani, Apriliani dan Nikmah. (2006). Reputasi Penjamin Emisi, Reputasi Auditor, Presentase Penjamin Emisi, Ukuran Perusahaan dan Fenomena Underpricing: Studi Empiris Pada Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang : AKPM 23.
Trisnaningsih, Sri. (2005). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Pada Perusahaan Yang Go Public Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akutansi dan Keuangan. Volume 4. Nomor 2.
Trisnawati, Rina. (1998). Pengaruh Informasi Prospektus Pada Return Saham Pasar Perdana. Simposium Nasional Akuntansi III. IAI.
DAFTAR PUSTAKA 86
Universitas Kristen Maranatha Wardani, Asih Rismi. (2000). Analisis Informasi Prospektus yang Berpengaruh
terhadap Tingkat Underpriced pada Penawaran Perdana di Bursa Efek Jakarta. Tesis S1 UNS. Tidak dipublikasikan.
Yasa, Gerianta Wirawan. (2008). “Penyebab Underpricing Pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia.” Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Volume 3 Nomor 2.
Yolana, Chastina dan Martani, Dwi. (2005). Variabel-Variabel Yang
Mempengaruhi Fenomena Underpricing Pada Penawaran Saham perdana Di BEJ Tahun 1994-2001. Simposium Nasional Akuntansi 8. Solo : AKPM.
www.idx.co.id/factbook
www.ssm.co.id