vii ABSTRAK
PERANCANGAN BUKU FOTOGRAFI SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN RUMAH ADAT KUDUS
Oleh
Yohanes Widyo Harsoyo NRP 0764034
Rumah adat Kudus atau Joglo Pencu merupakan rumah adat warisan leluhur. Rumah adat ini muncul sekitar abad ke-15 pada jaman Kesunanan Kudus yang berawal dari mendaratnya imigran yang berasal dari China yaitu Sampokong dan juru seninya Thio Liang Sing di wilayah barat Gunung Muria. Rumah adat Kudus mempunyai keunikan dari bentuk serta ragam hias yang ada. Gaya ukir atau pahatan yang dimiliki oleh rumah adat Kudus ini merupakan perpaduan motif dari China, Eropa, Hindu dan Persia (Islam).
Falsafah yang terkandung di dalam rumah adat Kudus penting bagi kehidupan manusia, ini menjelaskan bahwa nenek moyang kita memiliki ilmu dan budi luhur tinggi yang diwariskan kepada anak cucunya.
Pada masa sekarang keberadaan rumah adat Kudus semakin terancam, baik dari segi jumlah maupun usaha pelestarian yang kurang. Fakta ini menurut data yang diperoleh dari dinas pariwisata Kudus. Dengan perawatan yang rumit dan biaya yang mahal hanya beberapa bangunan saja yang masih bertahan.
Survey dan penyebaran kuesioner dilakukan kepada masyarakat Kudus yang berusia 17-24 tahun (remaja) dan 25-40 tahun (dewasa muda). Penulis juga melakukan wawancara langsung terhadap sumber terkait diantaranya adalah Dinas pariwisata Kudus, penjaga museum kretek Kudus dan sejarawan yang sudah memiliki pengalaman selama 15 tahun dalam meneliti tentang rumah adat Kudus untuk mendapatkan data yang akurat.
Hasil penelitian disusun sebagai buku fotografi dengan judul Joglo Pencu Rumah Adat Kudus yang berisi tentang filosofi sejarah dan dokumentasi ragam hias yang dimiliki sebagai upaya pelestarian sumber informasi bagi generasi mendatang.
viii ABSTRACT
THE BOOK OF PHOTOGRAPY DESIGNING AS AN EFFORT IN PRESERVATION OF KUDUS TRADITIONAL HOUSE
Submitted by Yohanes Widyo Harsoyo
NRP 0764034
Kudus traditional house, also known as Joglo Pencu, is a traditional house heritage. This traditional house appeared around the 15th century at the time of Kudus Sultanate, which was originated from the landing of Chinese immigrants, namely Sampokong and his artist Thio Liang Sing in the western region of Mount Muria. The traditional house has a uniqueness of form and decoration. The styles of the carvings at this traditional house is a mix of Chinese, Europe, Hindu and Persian (Islam) motifs.
The philosophy contained in the traditional house is essential for human’s lives, and it
explains that our ancestors had knowledge and high nobility to be passed on to the next generations.
At the present time the existence of the traditional house is increasingly threatened, both in terms of quantity and lack of conservation efforts. This fact, according to data obtained from Kudus tourism department. With complex and costly maintenance, only a few buildings that survived.
Surveys and questionnaires are given to people aged 17-24 years old (teenagers) and 25-40 years (young adult). To obtain accurate data, the author also conducted some interviews with respective parties including Kudus tourism office, Kudus clove museum guards and a historian who has over 15 years of experience in conducting research on the traditional house.
The result of this study is a photographic book titled Joglo pencu, Kudus traditional house, which contains the philosophy of history and documentation decorative patterns as an effort in conserving the information resources for future generations.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………. . i
LEMBAR PENGESAHAN ……… ii
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ………... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ………... iv
KATA PENGANTAR ……… v
ABSTRAK INDONESIA .……… vii
ABSTRAK INGGRIS ...……… viii
DAFTAR ISI ……….. viiii
DAFTAR GAMBAR ……….. x
DAFTAR TABEL ……….. xi
BAB I : PENDAHULUAN ……… 1
1.1 Latar Belakang Masalah .……..……….. 1
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ..……… 2
1.3 Tujuan Perancangan ..……….. 2
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ...………... 3
1.5 Skema perancangan ………. 4
BAB II : LANDASAN TEORI ...……….. 5
2.1 Pengertian Buku ...……….…. 5
2.1.1 Jenis-Jenis Buku ………... 8
2.2 Desain Buku ……… 10
2.2.1 Layout ……….. 11
2.2.2 Grid ……….. 12
2.3 Teori Fotografi ………. 14
2.3.1 Genre Fotografi ……… 15
2.4 Tipografi ……….. 18
2.5 Pengertian Pelestarian ……….. 20
x
3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ………….. 34
3.2.1 Segmentasi, Targeting dan Positioning ………... 38
xi
5.2 Saran ……….. 91
5.2.1 Saran Umum ……….. 91
5.2.2 Saran Khusus……….. 92
5.2.3 Saran Penguji……….. 92
DAFTAR PUSTAKA ………..……….. 93
xii
Gambar 3.4 Logo Gramedia Penerbit Buku Utama ………. 27
Gambar 3.5 Adat Minangkabau & Merantau ……… 37
Gambar 3.6 Mengenal Rumah Adat, Pakaian Adat, Tarian Adat, Dan Senjata Tradisional ………. 37
Gambar 4.1 Typografi utama untuk penjelasan ………. 44
Gambar 4.2 Typografi utama untuk judul dan sub judul ……… 44
Gambar 4.3 Warna ……….. 45
Gambar 4.4 Cover depan dan belakang Joglo Pencu Rumah Adat Kudus …….. 46
xiv
Gambar 4.76 Kartu Pos Motif Pelepah Pisang Bagian belakang ………... 84
xv Gambar 4.83 Totebag ………... 88
Gambar 4.84 Instagram 1 ………... 89
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Diagram Joglo Pencu ……… 32
Tabel 3.2 Diagram Rumah Adat Kudus ……… 32
Tabel 3.3 Diagram Pelestarian ……….. 33
Tabel 3.4 Diagram Sejarah Rumah Adat Kudus ………... 33
Tabel 3.5 Diagram Bahan Pembuatan Rumah Adat Kudus ……….. 34
Tabel 3.6 Diagram Perawatan Rumah Adat Kudus ………... 34
Tabel 3.7 Diagram Pencarian Sejarah Rumah Adat Kudus ……….. 35
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Rangkuman Wawancara ………..……….. 95
A.1 Wawancara dengan Bapak Andi ..……….. 95
A.2 Wawancara dengan Bapak Sumarno ……….. 95
A.3 Wawancara dengan Ibu Ritmi …..……….. 96
Lampiran B Sketsa Poster ………….…………..………... 98
Lampiran C Sketsa X-banner ..…….………..……… 102
Lampiran D Sketsa Packaging .…….………..……… 103
Lampiran E Sketsa Layout Buku ...………….……… 105
Lampiran F Sketsa Cover Buku …...……….………. 110
Lampiran G Sketsa Logo ……..…….…….….………..……. 112
Lampiran H Sketsa Kartu Pos ..………... 114
Lampiran I Sketsa Pembatas ..…….……….…. 115
Lampiran J Sketsa …………..…….……….. 116
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Kudus dikenal sebagai kota kretek karena banyaknya pabrik rokok yang tersebar di
kota tersebut, selain itu dikenal pula sebagai kota wali karena terdapat makamSunan
Kudus bernama Ja'far Shadiq yang berada di kawasan Kudus kulon dan Makam Sunan Muria yang berada di lereng Gunung Muria. Sunan Kudus dikenal sebagai
penyebar Agama Islam yang paling terkemuka dan merupakan Ulama yang alim
pada masa hidupnya. Dalam menyebarkan agama Islam. Sunan Kudus juga ikut
berperan dalam Rumah Adat Kudus secara tidak langsung karena beliau mempunyai
partner atau teman seorang Cina yang bernama The Liang Sing, Beliau yang
mendapat dukungan dari Sunan Kudus dalam mengembangkan seni dan budaya.
Beliau juga ikut mengajarkan Agama Islam melalui kesenian ukir dan pahat, dari
beliaulah masyarkat Kudus mampu mengukir dan memahat. (Soelarto, 1960: 13)
Dalam bidang seni dan budaya, Kudus mampu memberikan ciri khas yang
membedakan dengan daerah-daerah lainnya. Selain rumah adat yang disebutkan di
atas yang merupakan hasil atau warisan tradisional yang dimiliki oleh Kudus adalah
produk bordir yang memiliki ciri yang khas dan gebyog Kudus.
Rumah adat Kudus merupakan warisan seni budaya dari generasi terdahulu selain
Baju Adat Kudus dan Seni Tari Kudus. Rumah yang sebagian besar terbuat dari kayu
dan penuh dengan ukiran ini merupakan ciri khas dari rumah adat yang tidak terdapat
di daerah lain di Jawa Tengah. (Menurut Bapak Marno, Sejarawan Rumah Adat
Kudus) Rumah adat Kudus juga disebut sebagai Rumah Ukir. Dalam setiap ukiran
yang ada di dalam Rumah Adat Kudus mempunyai nilai-nilai filosofi atau sejarah
yang penting bagi kehidupan umat m
anusia. Selain dari ukirannya ada pembagian yang wajib dalam Rumah Adat Kudus
yaitu bagian depan yang disebut sebagai Jogo Satru, bagian tengah atau dalam yang
Universitas Kristen Maranatha kemudian bagian ketiga adalah ruang dapur atau pawon. Gaya arsitektur Rumah adat
Kudus terpengaruh dari China, Jawa (Hindu), Eropa dan Persia.
Dalam seni arsitektur rumah adat Kudus memiliki nilai budaya yang tinggi. Hal
tersebut penting diketahui dan dipahami oleh generasi muda. Dalam setiap ragam
hias yang ada, motif ukir yang terdapat serta tata ruang yang dimiliki oleh rumah
adat Kudus mempunyai makna tertentu. Keberadaan rumah adat Kudus ini
mengalami penurunan dalam segi jumlah (Sumber: Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Kudus). Hal ini disebabkan karena biaya perawatan dan waktu
pengerjaan yang lama serta beralihnya status kepemilikan. Tenaga ahli yang mau dan
bisa merawat Rumah Adat Kudus ini hanya tinggal seorang saja dan beliau sudah
terbilang sepuh atau cukup tua (Sumber: melalui wawancara dengan Bapak
Sumarno) pemilik Rumah adat Kudus.
Rumah adat Kudus ada yang dipindahkan ke kota bahkan negara lain (Ikhwan
Syahri, Rumah Adat Kudus Falsafah dan Keberadaanya Kini). Kebanyakan dari
masyarakat saat ini khususnya generasi muda tidak mengetahui tentang sejarah dan
filosofi dari rumah adat tersebut. Tidak adanya pendokumentasian untuk bangunan
ini. Jika dilihat kebelakang perjuangan yang sudah dilakukan oleh pendekar seni
yaitu Raga Maya, Raga Jati dan Raga Jaya bisa saja hilang. Setiap ukiran yang ada di
rumah adat Kudus memiliki pesan tersendiri.
1.2Permasalah dan Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang ada, dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut ini :
Bagaimana merancang buku fotografi yang dapat mendokumentasikan serta
memberikan informasi tentang sejarah serta keunikan yang dimiliki oleh rumah
adat Kudus?
Untuk menjawab persoalan yang ada pada rumusan masalah perlu adanya kajian
Universitas Kristen Maranatha Mengetahui Rumah Adat Kudus atau Joglo Pencu yang masih ada di Kudus dan
masalah yang terjadi tentang Rumah Adat Kudus
1.3Tujuan Perancangan
Adapun tujuan perancangan penelitian yaitu:
Agar keberadaan Rumah Adat Kudus tetap terjaga dan terpelihara serta filosofi
yang terkandung didalamnya dapat terdokumentasikan.
1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
a. Penulis melakukan wawancara kepada narasumber, para ahli dan sesepuh
yang mengetahui tentang rumah adat Kudus.
b. Penulis melakukan observasi terhadap rumah adat Kudus sehingga mendapat
data serta dokumentasi dari obyek tersebut
c. Penulis mencari data dengan mencari buku dari perpustakaan, berita dari
media cetak, digital internet dan terhadap instansi terkait seperti dinas
pariwisata yang ada di kota Kudus.
d. Penulis melakukan survey tentang rumah adat Kudus untuk mendapatkan
Universitas Kristen Maranatha 1.5Skema perancangan
(Gambar 1.1 Skema Perancangan)
Latar Belakang Masalah
Kurangnya dokumentasi tentang sejarah dan keunikan dari seni ukir yang ada di rumah adat Kudus, sehingga perlu adanya perancangan buku untuk mendokumentasikan rumah adat Kudus agar generasi mendatang dan
masyarakat Indonesia dapat mengetahui tentang rumah adat Kudus.
Ruang Lingkup
Dilakukan perancangan buku fotografi sebagai dokumentasi rumah adat Kudus untuk generasi mendatang, dengan target masyarakat secara
umum yang tertarik dengan seni dan budaya.
Tujuan Perancangan
Agar sejarah dan filosofi rumah adat Kudus tidak hilang begitu saja untuk warisan generasi mendatang serta bisa lebih dikenal keunikannya secara luas oleh
masyarakat Indonesia.
Sumber dan Teknik Pengumpulan
Landasan Teori
Pengertian Buku Tipografi Teori Fotografi
Data Analisis Data & Fakta Data & Analisis
STP & SWOT Kuesioner, Wawancara,
Studi Pustaka
Rumah Adat Kudus Konsep Komunikasi
Konsep Kreatif Konsep Media
Tujuan Akhir
Agar sejarah dan filosofi Rumah adat Kudus tetap terjaga dan dikenal oleh generasi mendatang dan secara luas dengan
keunikannya sehingga tidak terjadi klim dari Negara lain.
Desain dengan foto /gambar yang lebih dominan untuk mendokumentasikan sejarah dan filosofi rumah adat Kudus
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
PENUTUP
5.1Simpulan
Buku Joglo Pencu Rumah Adat Kudus ini merupakan buku yang berisi tentang
kumpulan foto-foto dan informasi mengenai Joglo Pencu yang telah dikumpulkan
dan disusun menjadi sebuah buku fotografi. Buku ini merupakan buku dengan
kualitas premium atau collectible book (buku yang dapat dijadikan koleksi).
Dijual untuk kalangan menengah keatas.
Selain berisi kumpulan foto dan informasi mengenai Joglo Pencu, buku ini berisi
juga tentang sejarah singkat, terkait rumah adat Kudus atau Joglo Pencu. Makna
dan filosofi yang terkandung dalam rumah adat baik dari penataan ruangan serta
dari ragam hias yang ada, juga dikupas dalam buku ini, agar para pembaca dapat
mengetahui makna yang terkandung didalamnya. Semua hal tersebut merupakan
warisan dari leluhur kita yang menyatu dengan rumah adat Kudus. Buku ini
sebagian besar memakai foto untuk menunjukan ragam hias atau pahatan yang
ada di dalam rumah adat. Foto tersebut berguna untuk memberitahu bahwa
keanekaragaman hias yang dimiliki patut dibanggakan oleh masyarakat Indonesia
khususnya masyrakat Kudus karena memiliki nilai seni yang tinggi, hal itu dapat
dibuktikan melalui nilai jual yang tinggi. Buku ini berperan sebagai dokumentasi
yang tertulis dan tercetak sehingga dapat disampaikan kepada generasi
selanjutnya.
5.2Saran
5.2.1 Saran Umum
Budaya merupakan warisan dari leluhur yang patut kita jaga dan
lestarikan. Terlebih lagi di Indonesia dengan banyaknya suku bangsa
menjadikan Indonesia negara yang mempunyai beragam budaya. Budaya
merupakan suatu identitas bagi bangsa dan negara. Dengan banyaknya
budaya yang ada tentu terasa sulit untuk mengetahui satu persatu
Universitas Kristen Maranatha memperkenalkan budaya yang dalam hal ini adalah rumah adat Kudus
melalui media buku. Rumah adat Kudus dikenal juga sebagai rumah ukir
sayangnya banyak yang tidak tahu tentang keberadaanya dan banyak juga
yang acuh terhadap keberadaan rumah adat ini. Jumlahrumah adat Kudus
atau Joglo Pencu yang terus berkurang, dan sangat mungkin punah, maka
perlu dilestarikan keberadaanya. Joglo pencu yang saat ini masih bertahan
melawan jaman. Sebelum rumah adat Kudus ini benar-benar tidak ada
sebaiknya kita upayakan dan lestarikan rumah adat Kudus Joglo Pencu.
5.2.2 Saran Khusus
Untuk Dinas Pariwisata Kudus agar lebih menjaga dan merawat rumah
adat Kudus yang berada di museum kretek Kudus dan mendongkrak
popularitas rumah adat Kudus melalui lomba gambar, bisa juga
menjadikan sebagai icon pariwisata bagi kota Kudus dan masih banyak hal
lain yang bisa dilakukan lebih lagi agar dapat rumah adat Kudus tidak
semakin berkurang bahkan punah, dan dapat menjadi simbol kebanggan
dalam bidang seni yang dimiliki oleh kota Kudus.
5.2.3 Saran Penguji
Didesain untuk lebih elegan lagi, tidak melulu harus menggunakan foto
dengan ukuran besar tapi bisa juga menggunakan foto ukuran kecil yang
masih dapat dilihat detailnya. Penggunaan font yang lebih elegant agar
dapat mengangkat buku ini menjadi lebih elegant. Diberi jeda pada setiap
awal atau akhir bab agar tidak terkesan memaksa dalam penyampaian info
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR
PUSTAKA
Buku
2011. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata. Kabupaten Kudus.
Ambrose, Gavin dan Paul Harris, 2010, Basics Design Layout, Second edition, Lausanne, Switzerland: AVA Publishing SA
Anggraini, Lia, Kirana Nathalia. 2014. “Desain Komunikasi Visual, Dasar-Dasar Panduan Untuk Pemula”. Bandung: Nuansa Cendekia.
Haslam, Andrew. 2006. Book Design. Laurence King.
Hutauruk, Asi Natalia. Perancangan Buku Visual Molecular Gastronomy: The Cullinary Alchemist.
Hutauruk, Asi dan Wiratmo Triyadi, 2014 “Perancangan Buku Visual Molecular Gastronomy: The Culinary Alchemist” 2-3.
Krause, Jim. 2004. Design Basics Index. Ohio: HOW Design Books
Sihombing, Danton. 2001. Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sparks, Jon, 2013, Digital SLR Handbook Buku Panduan DSLR, Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.
Sumber lain
____, 10 Januari 2015, “Buku”, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Buku, 19 Februari 2015, 20.33).
____, 22 Februari 2015, “Fotografi”, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Fotografi, 25 Januari 2015, 15.26).
____, 28 Februari 2013, “Definisi Usia Menurut Para Ahli”, (Online), (http://www.suwarnatha.byethost13.com/web_documents/batas_usia_anak.pd
f, diakses 22 Februari 2015, 18.00)
Universitas Kristen Maranatha Djarum Foundation. “Djarum Apresiasi Budaya”, (online)
(http://www.djarumfoundation.org/program_details.php?page=budaya, diakses 20 Mei 2015, 14.26).
Dinasti, Juna, 18 November 2014, “Pengertian Rumah Adat”, (Online),
(http://budayaadatdaerah.blogspot.com/2014/11/pengertian-rumah-adat.html, diakses 25 Januari 2015, 12.15).
Gramedia Pustaka Utama. “Tentang kami”, (online) (http://www.gramediapustakautama.com/tentang-kami, diakses 20 Mei 2015, 14.28).
Hilmo, “Jenis-Jenis Buku”, (Online),
(https://hilmo22.wordpress.com/2008/09/09/my-destiny, 19 Februari 2015, 21:34).
Ilmu Pendidikan. 2014, Desember 5. “Struktur dan Bagian-Bagian Penyusunan
Buku Secara Umum”, (online),
(http://ilmu-pendidikan.net/pustaka/buku/bagian-penyusun-buku, diakses pada 3 Juni 2015, pada pukul 20:30).
Kumbara, Nunung, 23 September 2012, “Pengertian Rumah Adat”, (Online), (http://nunungkumbaraandika.blogspot.com/2012/09/pengertian-rumah-adat.html, diakses 25 Januari 2015, 13.35).
Pemustaka. 2011, Oktober 1. “Pengertian esai dan ciri-cirinya”, (online), (http://www.pemustaka.com/pengertian-esai-dan-ciri-cirinya.html, diakses 3 April 2015, 20.30).
Syahri, Ikhwan. 2010. “Rumah Adat Kudus Falsafah Dan Keberadaanya Kini”. Karya ilmiah. Kudus: Madrasah Aliyah Qudsiyyah.