commit to user
1
PENGARUH PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI AKADEMIK
DITINJAU DARI METAKOGNISI
Lilik Masyhuda, Bhisma Murti,Nunuk Suryani
Magister Kedokteran Keluarga Program PASCASARJANA UNS
lilikmasyhuda@yahoo.com
ABSTRAK
Background : The method of learning which is less effective and efficient, causing an
imbalance on cognitive abilities, affective and psychomotor. One of the methods that
provide the space for free thinking on the students to look for concepts and solve problems
related to the material presented is problem-based learning (PBL).
Objective : Analyzing the correlation learning method with academic achievement based
on metacognition on S1 nursing student.
Research Methods: The type of research was experimental with Randomised Control Trial
(RCT) approach. The population studied were all students of VIII Semester Nursing S1
STIKES ABI Surabaya, using total sampling technique obtained 40 respondents. The
independent variable studied were learning method and metacognition, while the dependent
variable studied were the academic achievement. The results of the study were analyzed
using logistic regression.
Result : The results of the first hypothesis test showed (p-value 0.014 <
α
= 0.05), which
means there is a significant coorelation between learning methods with student academic
achievement. The second hypothesis test showed (p-value 0.003 <
α
= 0.05), which means
there is a significant correlation a student academic achievement metacognition. Interaction
between variables showed no interaction between learning method to learning achievement
when viewed from metacognition in the low category (p-value = 0.189>
α
0.05) and no
interaction learning method to learning achievement when viewed from metacognition in
the medium and high categories (p-value = 0.088>
α
0.05).
Suggestion : Expected to research lovation to apply the PBL learning model because it can
make the students better understand the issues and can significantly improve learning
achievement
Keywords: Learning method, PBL, Conventional, Academic Achievement.
PENDAHULUAN
Metode pembelajaran yang kurang
efektif dan efisien, menyebabkan tidak
seimbangnya kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotorik, misalnya
pembelajaran yang monoton dari waktu
ke waktu, dosen yang bersifat otoriter
dan kurang bersahabat dengan siswa,
sehingga siswa merasa bosan dan
kurang minat belajar. Untuk mengatasi
hal tersebut maka guru sebagai tenaga
pengajar dan pendidik harus selalu
meningkatkan kualitas
commit to user
2
memberikan kesempatan belajar
kepada siswa dengan melibatkan siswa
secara efektif dalam proses
pembelajaran.
Keberhasilan pembelajaran dalam
arti tercapainya standar kompetensi,
sangat bergantung pada kemampuan
guru mengolah pembelajaran yang
dapat menciptakan situasi yang
memungkinkan siswa belajar sehingga
merupakan titik awal berhasilnya
pembelajaran (Semiawan, 1985).
Pembelajaran berbasis masalah
(PBL) bermaksud untuk memberikan
ruang gerak berpikir yang bebas kepada
siswa untuk mencari konsep dan
menyelesaikan masalah yang terkait
dengan materi yang disampaikan oleh
Dosen, karena pada dasarnya ilmu
Keperawatan bertujuan agar siswa
memahami konsep konsep dasar ilmu
keperawatan, serta mampu menerapkan
ilmu pengetahuan tersebut untuk
memecahkan masalah yang ditemukan
pada Klien.
Dengan menggunakan pendekatan
PBL siswa tidak hanya sekedar
menerima informasi dari dosen saja,
karena dalam hal ini dosen sebagai
motivator dan fasilitator yang
mengarahkan mahasiswa agar terlibat
secara aktif dalam seluruh proses
pembelajaran dengan diawali pada
masalah yang berkaitan dosen harus
dapat menciptakan lingkungan belajar
sebagai suatu sistem sosial yang
memiliki ciri proses demokrasi dan
proses ilmiah. Pembelajaran berbasis
masalah merupakan jawaban terhadap
praktek pembelajaran kompetensi serta
merespon perkembangan dinamika
sosial masyarakat. Selain itu
pembelajaran berbasis masalah pada
dasarnya merupakan pengembangan
lebih lanjut dari pembelajaran
kelompok. Dengan demikian, metode
pembelajaran berbasis masalah
memiliki karakteristik yang khas yaitu
menggunakan masalah dunia nyata
sebagai konteks belajar bagi siswa
untuk belajar tentang berpikir kritis
dan ketrampilan memecahkan masalah,
serta untuk memperoleh pengetahuan
dan konsep esensial dari materi
pelajaran.
Sikap ilmiah (Yuliati, 2008:3),
pembelajaran diharapkan menekankan
3 aspek yaitu aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik siswa. Sebaiknya
dalam pembelajaran untuk menemukan
produk ilmiah perlu dikembangkan
sikap ilmiah dengan melalui proses
atau metode ilmiah. Untuk mempelajari
hakikat fisika, sama halnya dengan
mempelajari
commit to user
3 yang dilaksanakan pada tanggal 1
sampai dengan 10 oktober 2013
tentang pelaksanaan pembelajaran
system Reproduksi, di STIKES ABI
melalui wawancara kepada dosen
diperoleh data sebagai berikut.
Prestasi belajar siswa yang
mencapai nilai standart ketuntasan
minimum (KKM) 70 hanya 60% (sumber
daftar nilai akademik). Di dalam
kegiatan pembelajaran, dosen
cenderung menerapkan model
pembelajaran konvensional. Hal ini
dibuktikan dengan metode
pembelajaran dosen yang masih
menekankan banyak ceramah,
pemberian tugas yang banyak (drill
soal) dan tanya jawab. Selain itu, tanpa
adanya sintaks yang jelas menyebabkan
penerapan kegiatan pembelajaran yang
tidak runtut sehingga dosen seringkali
bingung dan mengulang kembali
kegiatan yang pernah dilakukan. Saat
pembelajaran sistem reproduksi
berlangsung, siswa kurang mengerti
apa yang harus dilakukan dan
dipelajarinya sehingga mahasiswa
kesulitan melakukan mengerjakan soal
yang diberikan pada saat Ujian..
Sebenarnya guru telah mengetahui dan
menerapkan model pembelajaran dan
berusaha semaksimal mungkin untuk
membuat siswa mengerti, tetapi tidak
berpengaruh pada prestasi mereka.
Dalam mecapai keberhasilan
tentang suatu model pembelajaran yang
sesuai dengan materi, maka perlu
dipertimbangkan pula bahwa model
pembelajaran tersebut dapat melatih
metakognisi siswa sehingga prestasi
belajar dan cara belajar siswa menjadi
lebih baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk 1) Mengidentifikasi prestasi
belajar mahasiswa S1 keperawatan
berdasarkan metode pembelajaran; 2)
Mengidentifikasi pengaruh metakognisi
terhadap prestasi belajar mahasiswa S1
keperawatan; 3) Mengidentifikasi
perbedaam prestasi antara metode
konvensional terhadap prestasi belajar
ditinjau dari metakognisi.
Hipotesis dalam penelitian ini
adalah: 1) Terdapat perbedaan prestasi
belajar antara metode PBL dengan
metode konvensional, Problem Based
Learning lebih baik dibandingkan
dengan metode konvensional; 2)
Terdapat hubungan metakognisi
dengan prestasi belajar mahasiswa; 3)
Terdapat interaksi metode
pembelajaran terhadap prestasi belajar
mahasiswa ditinjau dari metakognisi,
hubungan antara metode pembelajaran
dan prestasi belajar lebih kuat pada
commit to user
4
dibandingkan dengan pengaruh
metakognisi rendah.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah
experimental dengan pendekatan
Randomised Control Trial (RCT).
Populasi penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa S1 Keperawatan Semester
VIII Stikes ABI Surabaya, dengan
menggunakan teknik total sampling
diperoleh sampel berjumlah 40
responden. Variabel Independent dalam
penelitian ini adalah metode
pembelajaran dan metakognisi dan
variabel dependent dalam penelitian ini
adalah prestasi belajar mahasiswa. Data
dikumpulkan dengan menggunakan
lembar kuesioner dan lembar observasi.
Pengolahan data dilakukan dengan
editing, coding, skoring, tabulating,
Untuk menguji hipotesi dilakukan
analisa data dengan menggunakan uji
regresi logistik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengkuran variabel
penelitian yang terdiri dari metode
pembelajaran (X1), Metakognisi (X2) dan
Prestasi belajar (Y) disajikan dengan
analisis minimum, maksimum, mean
dan dan standar deviasi. Penyajian data
ini bertujuan untuk mengetahui
rata-rata skor maksimum penilaian dengan
hasil sebagai berikut :
Tabel 1 Deskripsi
Data
Variabel
Penelitian
Pengaruh
Metode
Pembelajaran Terhadap Prestasi
Belajar Mahasiswa
Berdasarkan tabel 4.1
menunjukkan bahwa responden
penelitian pada penilaian metakognisi
mendapatkan skor rata-rata 106,38.
Nilai rata-rata ini memiliki rentang
cukup besar dibawah nilai maximum
(tertinggi yang dicapai responden) yaitu
135,00. Untuk nilai prestasi belajar
menunjukkan rata-rata prestasi belajar
73,70, nilai tersebut memiliki rentang
yang cukup kecil dibawah nilai
maximum yaitu 86,67. Sedangkan
untuk dsitribusi frekuensi pada
masing-masing kategori disajikan pada tabel
sebagai berikut:
Metode pembelajaran
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Metode Pembelajaran Mahasiswa Metode Pembelajaran F %
Metode PBL 25 50,0%
Metode Konvensional 25 50,0%
Jumlah 50 100%
Berdasarkan hasil penelitian
commit to user
5
responden (50,0%) mendapatkan
metode pembelajaran masing-masing
dengan metode problem based learning
dan metode konvensional.
Hasil tabulasi silang antara
metode pembelajaran dengan prestasi
belajar didapatkan hasil sebagai
berikut:
Tabel 3. Tabulasi Silang Antara Metode Pembelajaran Dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan hasil tabulasi silang
diatas diketahui bahwa sebagian besar
responden mendapatkan metode
pembelajaran PBL dengan prestasi
belajar dalam kategori baik, yaitu 16
responden (32,0%). Sebaliknya pada
responden dengan metode
pembelajaran konvensional memiliki
prestasi belajar dalam kategori cukup
yaitu sebanyak 16 responden (32,0%).
Metakognisi
Tabel 4. Distribusi Frekuensi
Metakognisi Mahasiswa
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar
responden (46,0%) memiliki
metakognisi dalam kategori tinggi.
Hasil tabulasi silang antara
metakognisi dengan prestasi belajar
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 5. Tabulasi Silang Antara
Metakognisi Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa
Berdasarkan hasil tabulasi silang
diatas diketahui bahwa sebagian besar
responden yang memiliki metakognisi
tinggi dengan prestasi belajar dalam
kategori baik, yaitu 18 responden
(36,0%). Sebaliknya responden dengan
metakognisi rendah memiliki memiliki
prestasi belajar dalam kategori cukup
yaitu sebanyak 7 responden (14,0%).
Uji Hipotesis
Perbedaan Prestasi Belajar Mahasiswa S1 Keperawatan Berdasarkan Metode Pembelajaran
Hasil pengujian dengan menggunakan
uji regresi logistic untuk mengetahui
hubungan metode pembelajaran
dengan prestasi mahasiswa diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil Analisis Perbedaan
commit to user
6 Prestasi Belajar Mahasiswa S1
Keperawatan Semester VIII
STIKES ABI
Berdasarkan hasil analisis
tersebut diketahui bahwa nilai koefisien
regresi 49.384 dan nilai intersep
sebesar 0,229. Hal ini berarti model
regresinya dapat dituliskan sebagai
berikut:
Y= ß0 + ß1X1
Y= -8,819 + 0,119
Berdasarkan persamaan tersebut
menunjukkan bahwa 0 < b < s yang
berarti prestasi belajar dengan metode
PBL lebih tinggi atau lebih baik dari
metode konvensional, dengan tingkat
signifikansi p (0,014) < α (5%). Hasil
analisis tersebut dapat disimpulkan
bahwa perbedaan yang terjadi antara
metode pembelajaran PBL dengan
metode konvensional terhadap prestasi
belajar mahasiswa secara statistik
adalah signifikan.
Berdasarkan nilai odd ratio dapat
diinterpretasikan bahwa metode
pembelajaran PBL mempunyai
pengaruh positif terhadap prestasi
belajar, dimana mahasiswa yang
mendapatkan metode pembelajaran PBL
memiliki kecenderungan mendapatkan
prestasi belajar 1,126 kali lebih tinggi
jika dibandingkan dengan yang
mendapatkan metode pembelajaran
konvensional.
Hubungan Metakognisi Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa S1 Keperawatan Berdasarkan Metode Pembelajaran
Hasil pengujian dengan
menggunakan uji regresi logistic untuk
mengetahui hubungan metakognisi
dengan prestasi mahasiswa diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil Analisis Hubungan
Metakognisi Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa
Berdasarkan hasil analisis
tersebut diketahui bahwa nilai koefisien
regresi -12.237 dan nilai intersep
sebesar 0,194. Hal ini berarti model
regresinya dapat dituliskan sebagai
berikut:
Y= ß0 + ß1X1
Y= -12.237 + 0,194
Berdasarkan persamaan tersebut
commit to user
7 berarti prestasi belajar pada mahasiswa
dengan metakognisi tinggi lebih tinggi
atau lebih baik daripada mahasiswa
dengan metakognisi rendah, dengan
tingkat signifikansi p (0,003) < α (5%).
Hasil analisis tersebut dapat
disimpulkan bahwa hubungan yang
terjadi antara metakognisi dengan
prestasi belajar secaara statistik adalah
signifikan.
Berdasarkan nilai odd ratio dapat
diinterpretasikan bahwa metakognisi
mempunyai pengaruh positif terhadap
prestasi belajar, dimana mahasiswa
dengan metakognisi tinggi memiliki
kecenderungan mendapatkan prestasi
belajar 1,214 kali lebih tinggi jika
dibandingkan dengan mahasiswa
dengan metakognisi rendah.
Interaksi Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Ditinjau Dari Metakognisi
a. Prestasi Belajar Ditinjau Pada
Mahasiswa Dengan Metakognisi
Rendah
Tabel 8. Hasil Analisis Hubungan
Metakognisi Rendah Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa
Berdasarkan hasil analisis
tersebut diketahui bahwa nilai koefisien
regresi 49.384 dan nilai intersep
sebesar 0,229. Hal ini berarti model
regresinya dapat dituliskan sebagai
berikut:
Y= ß0 + ß1X1
Y= -47,801 + 0,679
Berdasarkan persamaan tersebut
menunjukkan koefisien regresi sebesar
0,679 dengan tingkat signifikansi 0,189
yang lebih besar dari α (5%).
Berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat
interaksi metode pembelajaran
terhadap prestasi belajar jika ditinjau
dari metakognisi dalam kategori
rendah.
Ditinjau dari mahasiswa yang
memiliki metakognisi rendah,
mahasiswa yang mendapatkan metode
pembelajaran PBL memiliki
kemungkinan untuk mendapatkan
prestasi belajar 1,9 kali lebih tinggi
daripada yang mendapatkan metode
pembelajaran konvensional. (OR =
1,972; CI 95% = 0,717 hingga 5,427)
b. Prestasi Belajar Ditinjau Pada
Mahasiswa Dengan Metakognisi
Sedang dan Tinggi
Hasil analisis hubungan
metakognisi dengan prestasi belajar
commit to user
8 sedang dan tinggi diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 9. Hasil Analisis Hubungan
Metakognisi Sedang Dan
Rendah Dengan Prestasi
Belajar Mahasiswa
Berdasarkan hasil analisis
tersebut diketahui bahwa nilai koefisien
regresi 49.384 dan nilai intersep
sebesar 0,229. Hal ini berarti model
regresinya dapat dituliskan sebagai
berikut:
Y= ß0 + ß1X1
Y= -7,159 + 0,097
Berdasarkan persamaan tersebut
menunjukkan koefisien regresi sebesar
0,097 dengan tingkat signifikansi 0,088
yang lebih besar dari α (5%).
Berdasarkan hal tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat
interaksi metode pembelajaran
terhadap prestasi belajar jika ditinjau
dari metakognisi dalam kategori
sedang dan tinggi.
Ditinjau dari mahasiswa yang
memiliki metakognisi rendah,
mahasiswa yang mendapatkan metode
pembelajaran PBL memiliki
kemungkinan untuk mendapatkan
prestasi belajar 1,1 kali lebih tinggi
daripada yang mendapatkan metode
pembelajaran konvensional. (OR =
1,101; CI 95% = 0,986 hingga 1,231)
Pembahasan
Perbedaaan Prestasi Belajar Antara
Metode Pembelajaran Problem Based
Learning Dengan Metode
Konvensional Pada Mahasiswa S1
Keperawatan Semester VIII STIKES ABI
Hasil analisis menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa 0 < b < s yang
berarti prestasi belajar dengan metode
PBL lebih tinggi atau lebih baik dari
metode konvensional, dengan tingkat
signifikansi p (0,014) < α (5%). Hasil
analisis tersebut dapat disimpulkan
bahwa perbedaan yang terjadi antara
metode pembelajaran PBL dengan
metode konvensional terhadap prestasi
belajar mahasiswa secara statistik
adalah signifikan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa
PBL dapat memberikan pengaruh yang
lebih baik dibandingkan dengan
prestasi belajar pada mahasiswa.
Pendekatan pembelajaran ini
dipusatkan kepada masalah-masalah
yang disajikan oleh guru dan siswa
menyelesaikan masalah tersebut
commit to user
9 keterampilan mereka dari berbagai
sumber yang dapat diperoleh. PBL
sebagai sebuah pendekatan
pembelajaran diterapkan dengan alasan
bahwa PBL sangat efektif untuk sekolah
proesi kesehatan dimana mahasiswa
dihadapkan pada permasalahan
kemudian dituntut untuk
memecahkannya. PBL lebih tepat
dilaksanakan dibandingkan dengan
pendekatan pembelajaran tradisional.
Hal ini dapat dimengerti bahwa para
tenaga kesehatan yang nanti bertugas
pada kenyataannya selalu dihadapkan
pada masalah pasiennya sehingga harus
mampu menyelesaikannya.
Kondisi ini sesuai dengan hasil
penelitian Yuliastutik (2010) yang
menyatakan bahwa penerapan model
pembelajaran problem based learning
dengan media Video Campact Disk
(VCD) dapat meningkatkan motivasi
belajar dan kemampuan berpikir kritis
mahasiswa, sehingga model
pembelajaran ini dapat dijadikan
alternatif pilihan pada strategi
pembelajaran materi kebutuhan dasar
manusia. Penelitian yang dilakukan oleh
Kushartanti (2010) yang menyatakan
bahwa strategi penerapan
Problem-Based Learning pada mata kuliah PKL
Terapi Fisik dimulai dengan
mengangkat kasus nyata yang dihadapi
mahasiswa sewaktu melaksanakan PKL.
Setelah dipilih satu kasus, kemudian
dilakukan kajian teori mengenai kasus
tersebut baik dari buku teks maupun
dari hasil kajian mengenai kasus
serupa. Internet dapat menjadi sarana
yang sangat membantu. Kasus yang
telah dilengkapi dengan kajian teoritis
tersebut selanjutnya dipresentasikan
untuk dikritisi baik dari segi ketepatan
diagnosa, keefektivan terapi, maupun
keberlanjutan rehabilitasi. Diperlukan
kesiapan seluruh peserta diskusi untuk
mendengar, merefleksi, dan
mengungkapkan secara logis dan
sistematis.
Pada penelitian ini menunjukkan
bahwa PBL cenderung dapat
meningkatkan pemahaman mahasiswa
dalam menghadapi permasalahan nyata
yang dihadapi. Pada pendidikan tenaga
kesehatan sangat membutuhkan upaya
nyata dalam menghadapi permasalahan
kesehatan yang ada di masyarakat,
untuk itu melalui pemebelajaran PBL,
mahasiswa mampu untuk memahami
permasalahan pada saat melaksanakan
penugasan ataupun pada saat
berdiskusi dengan kelompok lain yang
menyajikan materi penugasan.
Penelitian yang dilakukan di Middlebex
University (2002:4) tentang keefektifan
commit to user
10 metode ini digunakan secara luas
sebagai metode pilihan untuk
pendidikan profesional, seperti
pendidikan dokter, keperawatan, dan
kebidanan. Keefektifan metode PBL
sangat tergantung pada desain
penelitian yang digunakan. Dengan PBL,
peserta didik mempunyai kemampuan
adaptasi, problem solving, membuat
pertimbangan yang rasional, melakukan
pendekatan yang menyeluruh dan
universal, mengembangkan empati, dan
bekerja dalam tim.
Berdasarkan nilai odd ratio dapat
diinterpretasikan bahwa metode
pembelajaran PBL mempunyai
pengaruh positif terhadap prestasi
belajar, dimana mahasiswa yang
mendapatkan metode pembelajaran PBL
memiliki kecenderungan mendapatkan
prestasi belajar 1,126 kali lebih tinggi
jika dibandingkan dengan yang
mendapatkan metode pembelajaran
konvensional.
Pengaruh Metakognisi Terhadap
Prestasi Belajar Mahasiswa S1
Keperawatan Semester VIII STIKES ABI
Hasil analisis menunjukkan
bahwa 0 < b < s yang berarti prestasi
belajar pada mahasiswa dengan
metakognisi tinggi lebih tinggi atau
lebih baik daripada mahasiswa dengan
metakognisi rendah, dengan tingkat
signifikansi p (0,003) < α (5%). Hasil
analisis tersebut dapat disimpulkan
bahwa hubungan yang terjadi antara
metakognisi dengan prestasi belajar
secara statistik adalah signifikan.
Menghadapi tantangan masa
depan yang sangat berat dibutuhkan
berbagai kemampuan untuk dapat
berhasil. Salah satu kemampuan yang
dibutuhkan adalah kemampuan
metakognisi. Kemampuan metakognisi
merupakan suatu kemampuan untuk
memahami dan mengendalikan
aktivitas kognitif seseorang dalam
proses belajarnya. Dengan kemampuan
metakognisi pebelajar dapat
mengetahui bagaimana cara mereka
belajar, mengetahui kemampuan dan
modalitas belajar yang dimiliki dan
mengetahui strategi belajar terbaik
untuk belajar efektif.
Kemampuan metakognisi sangat
diperlukan untuk kesuksesan belajar,
mengingat kemampuan metakognisi
memungkinkan siswa untuk mampu
mengelola kecakapan kognitif dan
mampu melihat kelemahannya sehingga
dapat dilakukan perbaikan pada
tindakan-tindakan berikutnya.
Kemampuan metakognisi
memungkinkan mahasiswa untuk
melakukan perencanaan, mengikuti
commit to user
11 belajarnya. Kemampuan metakognisi
yang berkembang dengan baik
membuat siswa mampu menyadari
kekuatan dan kelemahannya dalam
belajar. Hal ini dapat dijadikan bekal
bagi mahasiswa untuk melaksanakan
evaluasi terhadap proses dan hasil
belajar serta memperbaikinya. Kondisi
ini menyebabkan mahasiswa mampu
untuk meraih prestasi belajar yang
lebih baik.
Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilaksanakan
oleh Utaminingsih (2012) yang
menyatakan bahwa Ada hubungan yang
positif dan signifikan antara
kemampuan metakognisi dengan hasil
belajar kognitif biologi siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 3 Sukoharjo. Penelitian
yang sama diungkapkan oleh Ardila
(2011) yang menyatakan bahwa ada
hubungan yang kuat antara
keterampilan metakognitif terhadap
hasil belajar kognitif siswa kelas X pada
pembelajaran Biologi dengan penerapan
strategi PBMP di SMAN 9 Malang.
Sumbangan keterampilan metakognitif
terhadap hasil belajar kognitif adalah
52,9%.
Berdasarkan nilai odd ratio dapat
diinterpretasikan bahwa metakognisi
mempunyai pengaruh positif terhadap
prestasi belajar, dimana mahasiswa
dengan metakognisi tinggi memiliki
kecenderungan mendapatkan prestasi
belajar 1,214 kali lebih tinggi jika
dibandingkan dengan mahasiswa
dengan metakognisi rendah.
Pencapaian hasil belajar kognitif
dan retensi ini erat kaitannya dengan
kemandirian siswa dalam belajar.
Kemandirian mahasiswa tersebut
berkaitan dengan keterampilan
metakognitif mahasiswa. Keterampilan
metakognitif dapat membantu
mengembangkan kemampuan berpikir
mahasiswa yang selanjutnya juga
berpengaruh terhadap hasil belajar
mahasiswa. Metakognitif memegang
salah-satu peranan kritis (sangat
penting) agar pembelajaran berhasil.
Metakognitif mengarah pada
kemampuan berpikir tinggi (high order
thinking) yang meliputi kontrol aktif
terhadap proses kognitif dalam
pembelajaran. Aktifitas seperti
merencanakan bagaimana
menyelesaikan tugas yang diberikan,
memonitor pemahaman, dan
mengevaluasi perkembangan kognitif
merupakan metakognitif yang terjadi
dalam sehari-hari. Keterampilan
metakognitif memungkinkan
mahasiswa untuk melakukan
perencanaan, mengikuti perkembangan,
commit to user
12
Interaksi Metode Pembelajaran
Dengan Metakognisi Terhadap
Prestasi Belajar Mahasiswa S1
Keperawatan Semester VIII STIKES ABI
Koefisien regresi sebesar 0,097
dengan tingkat signifikansi 0,088 yang
lebih besar dari α (5%). Berdasarkan hal
tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat interaksi metode
pembelajaran terhadap prestasi belajar
jika ditinjau dari metakognisi dalam
kategori sedang dan tinggi. Ditinjau
dari mahasiswa yang memiliki
metakognisi rendah, mahasiswa yang
mendapatkan metode pembelajaran PBL
memiliki kemungkinan untuk
mendapatkan prestasi belajar 1,1 kali
lebih tinggi daripada yang
mendapatkan metode pembelajaran
konvensional. (OR = 1,101; CI 95% =
0,986 hingga 1,231).
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa metakognitif tidak berinteraksi
dengan metode pembelajaran, kondisi
ini disebabkan karena metode
pembelajaran tidak mempengaruhi
metakognitif karena kemampuan
metakognitif diperoleh dari proses
belajar dalam waktu yang lama, jadi
pemberian perlakuan pembedaan
metode belajar tidak mempengaruhi
kemampuan metakognitif mahasiswa
dan sangat tergantung dengan bawaan
dari masing-masing mahasiswa.
Metakognitif dan metode pembelajaran
merupakan 2 hal yang berbeda yang
tidak saling berinteraksi dalam
menentukan prestasi belajar
mahasiswa.
Penelitian ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Fingka
(2013) yang menyatakan bahwa
kesadaran metakognisi siswa yang
belajar dengan model PBL-GI lebih
tinggi daripada siswa yang belajar
dengan model PBL. Terdapat korelasi
antara kesadaran maupun keterampilan
metakognisi dengan prestasi belajar.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh
Aandi (2012) yang juga menunjukkan
pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan metakognitif dan PBL
memiliki interaksi terhadap prestasi
belajar siswa.
Kondisi ini memperlihatkan
bahwa pada penelitian lain,
metakognitif dapat berinteraksi dengan
model pembelajaran untuk
meningkatkan prestasi belajar.
Terdapat perbedaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya yang
dilaksanakan secara penuh dalam 1
semester sehingga proses pembelajaran
dengan metode pembelajaran yang
berbeda akan mempengaruhi cara
commit to user
13
metakogniti berpengaruh terhadap
terbentuknya kemampuan
metakognitif siswa sehingga
memunculkan interaksi, sedangkan
dalam penelitian ini kemampuan
metakognitif responden dibiarkan alami
tanpa intervensi sehingga pada hasil
akhirnya tidak menimbulkan interaksi
antara kemampuan metakognisi dan
model pembelajaran.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Metode pembelajaran PBL
mempunyai pengaruh positif
terhadap prestasi belajar, dimana
mahasiswa yang mendapatkan
metode pembelajaran PBL memiliki
kecenderungan mendapatkan
prestasi belajar 1,126 kali lebih
tinggi jika dibandingkan dengan
yang mendapatkan metode
pembelajaran konvensional.
2. Metakognisi mempunyai pengaruh
positif terhadap prestasi belajar,
dimana mahasiswa dengan
metakognisi tinggi memiliki
kecenderungan mendapatkan
prestasi belajar 1,214 kali lebih
tinggi jika dibandingkan dengan
mahasiswa dengan metakognisi
rendah.
3. Tidak terdapat interaksi metode
pembelajaran terhadap prestasi
belajar jika ditinjau dari metakognisi
dalam kategori sedang dan tinggi.
Ditinjau dari mahasiswa yang
memiliki metakognisi rendah,
mahasiswa yang mendapatkan
metode pembelajaran PBL memiliki
kemungkinan untuk mendapatkan
prestasi belajar 1,1 kali lebih tinggi
daripada yang mendapatkan metode
pembelajaran konvensional. (OR =
1,101; CI 95% = 0,986 hingga 1,231).
Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Model pembelajaran dan
kemampuan metakogniti memiliki
pengaruh yang signifikan dan positif
terhadap prestasi belajar sehingga
setiap tingkat kemampuan
metakognitif dari mahasiswa
membutuhkan perlakuan yang
berbeda dalam metode
pembelajaran.
2. Implikasi Manajerial
Hasil penelitian ini dapat
dijadikan berbagai pihak pengambil
kebijakan terkait dengan upaya
peningkatan prestasi belajar dengan
memfokuskan kebijakan pada
pemberian perlakuan metode belajar
yang berbeda pada masing-masing
commit to user
14
Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan
metakognitifnya dengan melatihnya
secara terus menerus sehingga
dapat meningkatkan kemampuannya
dalam belajar dan meraih prestasi
belajar lebih baik.
2. Bagi Lokasi Penelitian
Diharapkan dapat menerapkan
model pembelajaran PBL karena
dapat membuat mahasiswa lebih
memahami permasalahan secara
nyata dan dapat meningkatkan
prestasi belajar.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat
mengembangkan penelitian ini
dengan meneliti berbagai faktor
lainnya yang dapat meningkatkan
prestasi belajar mahasiswa dan
kemampuan metakognitinya diluar
faktor metode pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005)
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang
Strategi Pembelajaran, (Jakarta:
Kencana, 2011)
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar
dan Micro Teaching, (Jakarta:
Quantum Teaching, 2005)
Djamarah, SB. 2002, Rahasia Sukses
Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta
Dzulkifli, Psikologi Perkembangan,
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
1989
Enung Fatima, Psikologi Perkembangan
(Perkembangan Peserta Didik),
Pustaka Setia, Bandung: 2006 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, PT
GrafinPersada, Jakarta: 2005 Nata, Abuddin. 2011. Perspektif Islam
Tentang Strategi Pembelajaran.
Jakarta: Kencana
Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar, Jakarta:
Rajawali Pres, 1992
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksasa, 1996
Sutjihati Soemantri, Psikologi Anak Luar
Biasa, Bandung: Refika Aditama,
2006
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar, Proses
Pendidikan, Jakarta: Kencana
Pernada Media, 2006
Zaenal Mustakim, Strategi dan metode
pembelajaran, (Pekalongan: Stain