• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA KELAS 7 SMP PADA TEMA PERUBAHAN BENDA-BENDA DI SEKITAR KITA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA KELAS 7 SMP PADA TEMA PERUBAHAN BENDA-BENDA DI SEKITAR KITA."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan IPA

oleh

Geta Widya Utami NIM 1204745

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

BENDA-BENDA DI SEKITAR KITA

disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. rer.nat. Omay Sumarna, M. Si NIP. 19640410 198903 1025

Pembimbing II

Prof. Dr. Anna Permanasari, M. Si NIP. 19580712 198303 2002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan IPA

(3)

PENERAPAN PEMBELAJARAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA KELAS 7 SMP PADA TEMA PERUBAHAN

BENDA-BENDA DI SEKITAR KITA

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pembelajaran Discovery dalam meningkatkan penguasaan literasi sains siswa SMP pada Tema Perubahan Benda-benda di Sekitar Kita. Langkah pembelajaran yang dilakukan meliputi:Stimulation (pemberian rangsangan), Problem statement (identifikasi masalah), Data collection (pengumpulan data), Data processing (pengolahan data), Verification (pembuktian) dan, Generalization (menarik kesimpulan). Metode yang digunakan adalah eksperimen semu dengan menggunakan Poor Experiment berupa “one group pretest-posttest design”. Penelitian dilakukan dengan subyek siswa kelas 7 sebanyak 36 siswa. Penentuan sampel menggunakan Nonrandomized Subject. Instrumen yang digunakan berupa tes tertulis, lembar observasi dan LKS. Efektivitas pembelajaran Discovery dinilai berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Discovery dapat meningkatkan pencapaian literasi sains siswa sebesar 58,35% pada aspek pengetahuan, 51,62% pada aspek konteks, 57,13% pada aspek keterampilan 57,99 % dan 55,50% pada aspek sikap siswa SMP secara signifikan.

(4)

PENERAPAN PEMBELAJARAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA KELAS 7 SMP PADA TEMA PERUBAHAN

BENDA-BENDA DI SEKITAR KITA

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pembelajaran Discovery dalam meningkatkan penguasaan literasi sains siswa SMP pada Tema Perubahan Benda-benda di Sekitar Kita. Langkah pembelajaran yang dilakukan meliputi:Stimulation (pemberian rangsangan), Problem statement (identifikasi masalah), Data collection (pengumpulan data), Data processing (pengolahan data), Verification (pembuktian) dan, Generalization (menarik kesimpulan). Metode yang digunakan adalah eksperimen semu dengan menggunakan Poor Experiment berupa “one group pretest-posttest design”. Penelitian dilakukan dengan subyek siswa kelas 7 sebanyak 36 siswa. Penentuan sampel menggunakan Nonrandomized Subject. Instrumen yang digunakan berupa tes tertulis, lembar observasi dan LKS. Efektivitas pembelajaran Discovery dinilai berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Discovery dapat meningkatkan pencapaian literasi sains siswa sebesar 58,35% pada aspek pengetahuan, 51,62% pada aspek konteks, 57,13% pada aspek keterampilan 57,99 % dan 55,50% pada aspek sikap siswa SMP secara signifikan.

(5)

Geta Widya Utami, 2015

Penerapan Pembelajaran D iscovery Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa Kelas 7 Smp

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Definisi Operasional ... 5

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Discovery ... 8

B. Literasi Sains ... 18

C. Materi Pembelajaran ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 47

B. Desain Penelitian ... 47

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 48

D. Prosedur Penelitian... 48

E. Instrumen Penelitian... 52

F. Pengolahan Data... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pembelajaran Discovery Tema Perubahan Benda-benda di Sekitar Kita .. 60

(6)

Geta Widya Utami, 2015

A. Kesimpulan...100

B. Saran...101

DAFTAR PUSTAKA...102

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan masyarakat yang saat ini telah berkembang seiring pesatnya perkembangan sains dan teknologi, menuntut manusia untuk semakin bekerja keras menyesuaikan diri dalam segala aspek kehidupan. Salah satunya adalah aspek pendidikan yang sangat menentukan maju mundurnya suatu kehidupan yang semakin kuat persaingannya. Dengan demikian proses pendidikan diharapkan mampu membentuk manusia yang melek sains dan teknologi seutuhnya. Selain itu juga, pendidikan diharapkan berperan sebagai jembatan yang akan menghubungkan individu dengan lingkungannya ditengah-tengah era globalisasi yang semakin berkembang, sehingga individu mampu berperan sebagai sumbe r daya manusia yang berkualitas (Sumartati, 2009).

Hal tersebut sejalan dengan Lampiran Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Pendidikan dasar dan menengah, bahwa peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Tantangan global yang dimaksud mencakup tantangan lokal maupun internasional. Tantangan internasional yaitu masih rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Kondisi ini tercermin dari hasil penilaian literasi sains oleh PISA (OECD, 2006 dan 2009)

PISA (Programme for International Student Assesment) merupakan program yang diadakan oleh Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD). PISA bertujuan untuk memonitor hasil dari sistem

(8)

Thomson & De Bortoli (Ekohariadi, 2009) menjelaskan, PISA mengumpulkan informasi yang reliabel setiap tiga tahun. Temuan-temuan PISA digunakan antara lain untuk: (a) membandingkan literasi membaca, matematika dan sains siswa-siswa suatu negara dengan negara peserta lain; dan (b) memahami kekuatan dan kelemahan sistem pendidikan masing-masing negara. Disamping itu PISA didesain untuk membantu pemerintah tidak hanya memahami tetapi juga meningkatkan efektifitas sistem pendidikan. Literasi sains merupakan ranah utama PISA (Programme for International Student Assesment) tahun 2006 dan 2009 yang sebelumnya

menjadi ranah minor di PISA 2000 dan 2003.

Hasil studi internasional PISA 2006, diperoleh bahwa kemampuan literasi sains siswa Indonesia berada pada peringkat 50 dari 57 negara. Skor rata-rata 393. Skor rata-rata tertinggi dicapai oleh Finlandia (593) dan terrendah dicapai oleh Kyrgyzstan (322). Studi PISA Nasional Tahun 2006 juga menyimpulkan bahwa peningkatan kinerja anak-anak Indonesia dalam PISA tidak akan terwujud sebelum terjadi perubahan signifikan dalam praktek pembelajaran IPA di sekolah. Rendahnya tingkat literasi sains anak-anak Indonesia seperti terungkap oleh PISA Nasional 2006 dan PISA Internasional sebelumnya perlu dipandang sebagai masalah yang serius (Firman, 2007).

Tidak jauh berbeda dengan skor sebelumnya, skor literasi sains siswa Indonesia pada PISA Tahun 2009 adalah 383, dengan rerata skor dari negara OECD adalah 501 (OECD, 2009). Menurut analisis yang dilakukan OECD, skor literasi sains dalam rentang antara 335 ≤ 409 poin termasuk dalam kategori kecakapan level 1 atau lebih rendah dari itu. Kecakapan siswa pada level ini memiliki pengetahuan sains yang terbatas dan hanya bisa diterapkan pada beberapa situasi saja. Siswa pada level ini dapat memberikan penjelasan ilmiah yang mudah dan mengikuti bukti-bukti yang diberikan secara eksplisit (OECD, 2009).

(9)

sehingga siswa tidak memahami apa yang ia pelajari tetapi hanya sebatas mengingat dan sewaktu-waktu dapat dengan mudah terlupakan. Atau siswa hanya mempelajari IPA sebagai produk, yaitu menghapalkan konsep, teori dan hukum. Siswa hanya mempelajari IPA pada domain kognitif yang terendah. Keadaan ini diperparah oleh pembelajaran yang berorientasi pada tes/ujian, akibatnya IPA sebagai proses, sikap dan aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran.

Sedangkan rendahnya literasi sains siswa pada aspek proses lebih disebabkan oleh proses pembelajaran yang berpusat pada guru (Mahyuddin, 2007). Selain itu siswa mampu mengaitkan pengetahuan sains yang dipelajarinya dengan fenomena-fenomena yang terjadi di dunia, karena mereka tidak memperoleh pengalaman untuk mengaitkannya (Firman, 2007). Kondisi pembelajaran sains seperti ini memungkinkan hasil belajar siswa masih rendah.

Salah satu cara meningkatkan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan penggunaan latihan belajar aktif. Belajar aktif merupakan proses aktif, aktif bertindak (hands-on) dan aktif berpikir (minds-on) (NRC 1996) yang terfokus pada pengembangan penemuan sains sehingga dapat memberikan siswa kerangka kognitif menggabungkan informasi sains (Gorman et al., 1998 dalam Ekohariadi). Hal tersebut sejalan dengan pendapat Matlin (2009), bahwa orang akan mencapai level yang lebih dalam dari pengolahan suatu makna atau definisi ketika mereka menggali makna yang lebih dari stimulus yang didapat. Maksudnya, ketika menganalisis suatu makna atau definisi, maka akan memikirkan hubungan makna tersebut dengan yang lain, entah itu ga mbar atau pengalaman masa lalu yang terkait stimulus tersebut. Jadi, sangat mungkin untuk mengingat suatu makna atau definisi lebih lama jika dialami sendiri.

(10)

akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode Discovery.

Hal tersebut karena pembelajaran Discovery merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif. Dengan menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak muda h dilupakan siswa. Pengertian yang ditemukan sendiri oleh siswa merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain. Dengan menggunakan metode Discovery anak belajar salah satu metode ilmiah yang akan dikembangkan sendiri. Sehingga pada akhirnya siswa dapat belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problem yang dihadapi sendiri, dan kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan nyata. Sejalan dengan itu dalam beberapa penelitian pembelajaran Discovery terbukti meningkatkan kemampuan sains siswa. Salah satunya

adalah proses analisis siswa (Veermans, 2006).

Pembelajaran Discovery merupakan satu pendekatan yang disarankan digunakan menurut kurikulum 2013, selain pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran berbasis proyek. Hal tersebut dipertegas dengan keluarnya Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang menjelaskan bahwa untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penemuan (Discovery Learning).

Oleh karena itu, maka dalam penelitian ini digunakan pembelajaran Discovery untuk membangun literasi sains siswa. Selain daripada itu pada

hakikatnya IPA terdiri atas empat unsur utama, yaitu: produk, proses, aplikasi dan sikap. Selain itu hakikat IPA proses adalah mencari tahu tentang alam secara ilmiah. Hal ini amat sesuai dengan tema yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu Tema Perubahan Benda-benda di Sekitar Kita.

(11)

1. Materi pelajaran Fisika yaitu mengenai perubahan fisika, sifat fisik zat 2. Materi pelajaran K imia mengenai perubahan kimia, sifat-sifat materi,

struktur materi,

3. Materi pelajaran Biologi mengenai pengetahuan tentang sains, manfaat sains, penemuan ilmiah, eksperimen.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang menjelaskan tentang urgensi implementasi pembelajaran Discovery yang ditengarai dapat meningkatkan literasi sains siswa, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pembelajaran Discovery dapat meningkatkan literasi sains dirumuskan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana Karakteristik Pembelajaran Discovery pada Tema Perubahan Benda-benda di Sekitar Kita?

2. Bagaimana peningkatan literasi sains siswa kelas 7 SMP pada Tema Perubahan di Sekitar Kita sebagai dampak penerapan pembelajaran Discovery?

3. Bagaimana peningkatan literasi sains berdasarkan kategori kelompok siswa?

4. Bagaimana peningkatan literasi sains pada setiap aspek literasi sains?

C. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran, terhadap istilah-istilah yang dipakai dalam penelitian ini, maka diberikan informasi istilah-istilah sebagai berikut:

1. Pembelajaran Discovery

(12)

(pemberian rangsangan), Problem statement (identifikasi masalah), Data collection (pengumpulan data), Data processing (pengolahan

data), Verification (pembuktian) dan, Generalization (menarik kesimpulan). Efektivitas pembelajaran Discovery dalam penelitian ini dinilai berdasarkan observasi proses pembelajaran.

2. Literasi Sains, yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mendefinisikan pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia. Aspek literasi sains yang diukur meliputi pengetahuan, keterampilan, konteks dengan menggunakan soal-soal pilihan ganda PISA yang diterjemahkan dan dinilai oleh ahli dengan indikator- indikator yang terkait dengan Tema Perubahan Benda-benda di Sekitar K ita dan sikap berdasarkan observasi pada saat pembelajaran berlangsung. Tes yang digunakan berbentuk pilihan ganda. Tes digunakan sebagai pretes dan postes untuk melihat bagaimana peningkatan literasi sains yang diperoleh siswa.

D. Tujuan Penelitian

(13)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi pembuat kebijakan (Pemerintah) : Hasil penelitian dapat dijadikan bahan masukan dalam membuat kebijakan di bidang pendidikan.

2. Bagi guru : Hasil penelitian dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan pembelajaran di kelas.

3. Bagi siswa : Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran.

(14)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment) yaitu untuk mengetahui peningkatan literasi sains akibat dari perlakuan pembelajaran Discovery pada materi pokok Perubahan Benda-benda di Sekitar Kita menggunakan Poor Experiment berupa “one group pretest-posttest design” (Fraenkel&Wallen, 2007). Penelitian diterapkan pada satu kelas penelitian dengan diberikan pretes dan postes untuk melihat peningkatan literasi sains yang terjadi.

B. Desain Penelitian

Rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut:

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X O2

(Fraenkel&Wallen, 2007)

Keterangan :

O1 = Pretes untuk mengukur literasi sains siswa sebelum perlakuan dengan pembelajaran Discovery

O2 = Postes untuk mengukur literasi sains siswa setelah perlakuan dengan pembelajaran Discovery

(15)

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di salahsatu SMP Negeri di Kabupaten Indramayu. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII sebanyak 36 siswa. Penentuan sampel menggunakan Nonrandomized Subject atau menggunakan kelas-kelas yang sudah ada dan diyakini oleh peneliti bahwa saat pembagian kelas diasumsikan dibagi secara acak dan dikelompokkan berdasarkan kategori kelompok unggul, sedang dan asor. Pengelompokan siswa tersebut berdasar pada rata-rata nilai raport semester I.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: 1. Tahap persiapan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan dan menyusun perangkat pembelajaran, adapun kegiatan yang dilakukan antara lain:

a. Melakukan analisis standar kompetensi lulusan SMP sesuai kurikulum 2013

b. Melakukan studi kepustakaan mengenai pembelajaran Discovery dan penilaian kemampuan literasi sains

c. Menentukan tema yang sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar. Tema yang ditentukan dalam penelitian ini adalah Perubahan Benda-benda di Sekitar Kita dan subtema terdiri dari perubahan fisika, perubahan kimia, dan pemisahan campuran.

d. Perumusan tujuan dan indikator pembelajaran sesuai dengan aspek literasi sains

e. Membuat perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrumen penelitian

f. Menguji coba butir soal instrumen penelitian dan menganalisis hasil uji coba soal instrumen.

(16)

h. Mempersiapkan surat ijin penelitian

i. Menentukan kelas yang akan digunakan untuk penelitian pembelajaran Discovery

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan tahap pengumpulan data. Pada tahap ini dilakukan pembelajaran Discovery. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain:

a. Mengadakan pretes untuk mengetahui literasi sains awal siswa mengenai Perubahan Benda-Benda di Sekitar Kita

b. Menerapkan pembelajaran Discovery Tema Perubahan Benda-benda di Sekitar Kita pada siswa sekaligus melakukan observasi keterlaksanaan pembelajaran, dan

c. Memberikan postes untuk mengetahui literasi sains siswa setelah mendapat perlakuan pembelajaran Discovery Tema Perubahan Benda-benda di Sekitar Kita.

Pada tahap ini peneliti dibantu oleh seorang observer untuk mengamati kegiatan peneliti dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observer mengisi format observasi pembelajaran Discovery dan format kegiatan siswa pada pembelajaran Discovery

(17)

Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Penerapan Pembelajaran Discovery

3. Tahap analisa data

Tahap terakhir penelitian yaitu tahap analisa data. Kegiatan yang dilakukan antara lain:

a. Mengumpulkan data

b. Pengolahan data dengan menggunakan metode statistika c. Menganalisa semua data yang diperoleh selama penelitian d. Pembahasan hasil penelitian

e. Penarikan kesimpulan dan saran Pertemuan

ke

Hari/

Tanggal Waktu Kegiatan

1 Senin,

6 Januari 2014

40 menit 10 menit

Pretes

(18)

Tahapan-tahapan dalam penelitian ini secara ringkas ditampilkan pada Gambar 3.1

Gambar 3.1. Alur Penelitian Analisis SKL SMP

sesuai kurikulum 2013

Studi kepustakaan pembelajaran

Discovery dan penilaian literasi sains

Menentukan Tema Perubahan Benda-benda di Sekitar Kita

Perumusan tujuan dan indikator pembelajaran sesuai dengan aspek literasi sains

Sesuai

Menerapkan pembelajaran Discovery Tema Perubahan Benda-benda di Sekitar Kita di kelas

Postes

Observasi

Analisa data

Menarik kesimpulan Membuat perangkat pembelajaran

berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrumen

penelitian

Pretes

(19)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini digunakan sebagai alat pengumpul data untuk mengkaji pembelajaran Discovery dalam meningkatkan penguasaan literasi sains siswa SMP pada Tema Perubahan Benda-benda di Sekitar Kita. Instrumen yang disusun meliputi soal tes tulis dalam bentuk pilihan ganda yang digunakan pada pretes dan postes, lembar observasi dan LKS.

Tes tertulis yaitu kumpulan butir soal yang digunakan untuk mengukur aspek pengetahuan, konteks, keterampilan dan sikap sains sebelum dan sesudah pembelajaran. Butir soal yang disusun sebanyak 20 soal pilihan ganda yang sebagian bersumber dari soal PISA Tahun 2009. Soal tes yang berasal dari soal PISA diterjemahkan, kemudian divalidasi oleh ahli.

Lembar observasi merupakan instrumen yang digunakan saat pembelajaran dan berisi pernyataan mengenai pembelajaran yang dilakukan di kelas apakah sesuai dengan RPP yang dibuat atau tidak.

Lembar kerja Siswa (LKS) bertujuan membantu dan mengarahkan siswa dalam kegiatan kelompok yang dilakukan pada saat pembelajaran. Selain itu berfungsi sebagai data untuk memperkuat hasil penelitian, terutama untuk mengukur aspek keterampilan.

Secara rinci instrumen penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.2 di bawah ini:

Tabel 3.2. Instrumen Penelitian

No. Instrumen Deskripsi Instrumen Tujuan

1 Tes Pilihan Ganda

Butir soal yang disusun sebanyak 20 soal pilihan ganda. Distraktor yang digunakan berjumlah empat buah (A, B, C dan D). Tes ini diberikan pada saat pretes dan postes.

(20)

2 Lembar Observasi

Lembar observasi berisi pernyataan-pernyataan mengenai kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas apakah sesuai dengan RPP bertujuan membantu dan mengarahkan siswa dalam kegiatan kelompok yang dilakukan pada saat pembelajaran. pada soal nomor satu membahas aspek literasi sains pengetahuan Perubahan Kimia

(21)

Tabel 3.3. Kisi-kisi Butir Soal Pilihan Ganda Literasi Sains

Nomor soal

Aspek Literasi Sains

Pengetahuan Konteks Kompetensi Sikap

1. Perubahan kimia 1 1 1

2. Perubahan fisika 2 1 1

3. Perubahan kimia 1 2 2

4. Perubahan fisika 2 2 1

5. Perubahan kimia 1 2 2

6. Perubahan fisika 2 2 2

7. Eksperimen 3 3 2

8. Sifat-sifat materi 3 2 1

9. Sifat- sifat materi 3 1 1

10. Eksperimen 4 1 2

11. Sifat materi 4 1 2

12. Struktur materi 4 2 2

13. Eksperimen 4 2 2

14. Penemuan ilmiah 5 1 2

15. Penemuan ilmiah 5 3 3

16. Manfaat sains 5 2 2

17. Pengetahuan mengenai sains 5 3 3

18. Sifat-sifat materi 5 2 3

19. Perubahan fisika 3 1 1

(22)

Aspek Konteks:

1. Perubahan kimia 2. Perubahan fisika 3. Lilin

4. Pembuatan garam 5. Penjernihan air

Aspek Keterampilan:

1. Mengidentifikasi isu-isu ilmiah

2. Menjelaskan gejala alam secara ilmiah 3. Memanfaatkan bukti-bukti ilmiah

Aspek Sikap Sains:

1. Menunjukkan ketertarikan terhadap ilmu pengetahuan 2. Mendukung penemuan-penemuan ilmiah

3. Mempunyai motivasi untuk berperilaku secara bertanggungjawab dengan kaitannya dengan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan

F. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan berdasarkan jenis data yang diperoleh dari instrumen yang digunakan. Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang dianalisis dengan cara deskriptif, sedangkan data kuantitatif berupa hasil belajar dalam bentuk skor atau nilai yang merupakan data utama yang digunakan dalam menguji hipotesis.

(23)

peningkatan penguasaan literasi sains siswa sebelum dan sesudah pembelajaran Discovery.

Analisis data yang diuji dilakukan dengan langkah sebagai berikut: a. Menskor tiap lembar jawaban tes siswa sesuai dengan kunci jawaban b. Menghitung skor mentah dari setiap jawaban pretes dan postes c. Mengubah nilai ke dalam bentuk persentase dengan cara:

d. Menghitung nilai rata-rata keseluruhan dan nilai rata- rata yang diperoleh siswa untuk masing- masing kelompok, yaitu kelompok unggul, kelompok sedang dan kelompok asor

e. Menentukan peningkatan literasi sains siswa dengan cara menghitung Normalized Gain (%) pada keseluruhan literasi sains dan tiap aspek

pengetahuan, konteks, proses dan sikap sains untuk keseluruhan siswa dan tiap kategori siswa yaitu kelompok unggul, kelompok sedang dan kelompok asor dengan menggunakan rumus:

(24)

Kriteria peningkatan gain menurut Hake sebagai berikut: Tabel 3.4 Klasifikasi Persentase Gain <g>

Persentase Kategori

% <g> > 70,0 Tinggi

30,0 ≤ <g> ≤ 70,0 Sedang

% <g> < 30,0 Rendah

f. Menilai tingkat penguasaan semua aspek literasi sains siswa berdasarkan kategori kemampuan berikut:

Nilai (%) Kategori Kemampuan

81 – 100 Sangat baik

61 – 80 Baik

41 – 60 Cukup

21 – 40 Kurang

0 – 20 Sangat kurang

(Hake, 1999)

g. Melakukan analisis statistik skor pretes dan postes untuk menguji signifikansi

(25)

1) Uji normalitas dengan menggunakan tes Kormogorov- Smirnov dengan penafsiran sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi atau probabilitas = 0. 05 maka data terdistribusi normal, jika nilai signifikansi atau probabilitas < 0. 05 maka data tidak terdistribusi normal(Santoso, 2012)

2) Uji signifikansi menggunakan Paired-Sample T Test untuk menguji perbedaan rata-rata dua sampel berpasangan dan Independent-Sample T Test untuk menguji perbedaan rata-rata

dua sampel yang tidak berhubungan. Dengan penafsiran sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi sig (2-tailed) > 0. 05 maka H0 diterima, kesimpulannya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata- rata skor pretes dan postes yaitu berupa peningkatan penguasaan semua aspek literasi sains siswa. Jika nilai signifikasi sig (2-tailed) < 0. 05 maka H0 ditolak, dengan kesimpulan terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretes dan postes yaitu berupa peningkatan penguasan semua aspek lietrasi sains siswa.

h. Melakukan analisis statistik untuk menguji signifikansi perbedaan penguasaan setiap aspek literasi sains berdasarkan kategori kelompok sains siswa (tinggi, sedang dan rendah) melalui tahap-tahap berikut:

1) Uji normalitas dengan menggunakan tes Kormogorov-Smirnov dengan penafsiran sebagai berikut:

(26)

2) Jika data tidak terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji statistik nonparametrik, uji statistik nonparametrik yang digunakan adalah uji Mann Whitney.

3) Uji signifikansi dengan menggunakan uji U atau Mann Whitney dari tabel kelompok unggul sedang dan asor diperoleh Sig.

sebesar 0,000 dan lebih kecil dari nilai α = 0,05. Berdasarkan

(27)

Geta Widya Utami, 2015

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Karakteristik pembelajaran Discovery yang diterapkan pada Tema Perubahan Benda-benda di Sekitar Kita untuk meningkatkan literasi sains yang melalui beberapa tahap pembelajaran, yaitu: 1) tahap stimulasi, pada tahap ini siswa sudah merasa tertantang dengan stimulasi yang dibuat guru, 2) tahap identifikasi masalah, siswa sudah dapat mengidentifikasi masalah dan hipotesa secara mandiri, 3) tahap pengumpulan data, siswa sudah mampu menggunakan keterampilannya untuk mengumpulkan informasi seluas-luasnya, dengan membaca literatur dan mengamati objek, 4) tahap pengolahan data, siswa selalu mendiskusikan hasil pengamatannya, 5) tahap pembuktian, pada tahap pembuktian siswa sudah mampu menjawab hipotesa untuk membuktikan pertanyaan pada tahap idetifikasi masalah, dan 6) tahap kesimpulan, pada tahap ini siswa antusias menge mukakan pendapatnya mengenai kesimpulan dari kegiatan yang sudah dilakukannya sendiri.

2. Pembelajaran Discovery yang diterapkan dapat meningkatkan pencapaian Literasi Sains sebesar 58,54% dan tergolong dalam kategori sedang.

(28)

Geta Widya Utami, 2015

4. Besarnya rata-rata nilai N-gain(%) pada tiap aspek, secara berurutan, antara lain: pada aspek pengetahuan sebesar 58,35% (kategori sedang); pada aspek konteks sebesar 57,13% (kategori sedang); pada aspek keterampilan sebesar 57,99% (kategori sedang); dan pada aspek sikap N-gain sebesar 55,50% (kategori sedang).

B. SARAN

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Abruscato, Joseph. (2010). Teaching Children Science : A Discovery Approach, Seventh Edition. United States : Pearson Education, Inc

Arikunto, S. (2013). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Bahriah, E.S. (2012). Literasi Sains. [Online]. Tersedia http://evisapinatulbahriah.wordpress.com/2012/06/05/literasi-sains/ [8 Juli 2012)

Biggs, Alton. et al (2008). Glencoe Science Level Green. United States of America: McGrawHill.

Bybee, R., Mc Crae, B., Laurie, R. (2009). PISA 2006: An Assesment of Science Literacy. Journal Research in Science Teaching. 46(8), 865-883.

Chang, Raymond. (2010). Chemistry Tenth Edition. New York, Americas: McGrawHill .

Dahar, Ratna. W. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Echols, J.M dan Hassan Shadily. (2003). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.

Ekohariadi. (2009). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Literasi Sains Siswa Indonesia Berusia 15 Tahun. Jurnal Pendidikan Dasar 10, 28-41.

Firman, H. (2007). Laporan Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA Nasional Tahun 2006. Jakarta. Balitbang Depdiknas.

Fraenkel, J. R. & Wallen, N. E. (2007). How To Design And Evaluate Research In Education, 6thEdition. Singapore: McGrawHill.

Hake, R. (1999). Analyzing Change/ Gain Score. [Online]. Tersedia:http://www.physics.indiana.edu/hake [11 Maret 2012].

Herdian. (2010). Pengaruh Metode Discovery terhadap Kemampuan Analogi dan Generalisasi Matematis Siswa SMP. Tesis SPs UPI. Tidak diterbitkan

(30)

Holbrook. et al. (2007). “The Nature of Science Education for Enhancing

Scientific Literacy”. International Journal of Science Education, 29: (11), 1347-1362, First published on: 03 April 2007

Holbrook. et al. (2008). The Meaning of Science Literacy. International Journal of Environment and Science Education. 5(3), 275-288

Horton, Patricia. et al (2005). Nature of Matter. United States of America: McGrawHill.

Kemdikbud. (2013). Materi Pelatihan Kurikulum 2013. Jakarta: Penerbit Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Majid, Abdul. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: Penerbit Remaja Rosda Karya.

Mahyuddin. (2007). Pembelajaran Asam Basa dengan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Literasi sains Siswa SMA. Tesis SPs UPI bandung. Tidak diterbitkan

Matlin, Margaret. W. (2009). Cognitive Psychology, Seventh Edition. United States: John Wiley & Sons, Inc

Ma’arif. Samsul. (2010). Meningkatkan Kemampuan Analogi dan Generalisasi Matematis Siswa SMP Menggunakan Pembelajaran dengan Metode Discovery. Tesis pada SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Meltzer, D. E. (2002). “ The Relationship Between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Gains in Physics”. American Journal of Physics. 70,(12), 1259-1268

Nuryani. (2012). Literasi Sains Untuk Generasi Muda. Slide Show. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nuryani. (2012). Literasi Sains Anak Indonesia 2000 dan 2003. Makalah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

OECD. (2009). PISA 2009 Assesment Framework :Key Competencies in Reading, Mathematic and Science.

OECD. (2010). PISA 2009 Result: Executive Summary.

PISA. (2006). PISA 2006: Science Competencies for Tomorrow’s World Executive Summary.

(31)

Pinto. et al. (2009). “ Scientific Processes in PISA Tests Observed for Science

Teachers”. International Journal of Science Education, 31, (16), 2137-2159.

Phillips, John.et al (2002). Glencoe Chemistry Concepts and Applications. United States of America: McGrawHill.

Priatna. D.R. (2009). Pembelajaran IPA Terpadu Pada Topik Perubahan Materi untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Poedjiadi. A. (2005). Sains Teknologi Masyarakat. Bandung : Remaja Rosda karya

Russeffendi, (1991). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dan Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Santoso, S. (2012). Aplikasi SPSS pada Statistik Parametik. Jakarta: Penerbit Elex Media Komputindo.

Sudarisman (2012). Analisis Literasi Sains Guru Biologi SMA dan Penerapannya dalam Proses Mengembangkan LKS. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Suriadi, (2006). Pembelajaran dengan Pendekatan Discovery yang Menekankan Aspek Analogi untuk Meningkatkan Pemahaman Matematika dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. Tesis UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Suherman. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika. Bandung : JICA UPI Suryosubroto. (2001). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Bandung : Rineka

Cipta

Trianto. (2012). Model Pembelajatran Terpadu : Konsep, strategi, dan Implementasinya dalam KTSP. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

UPI. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Penerbit Universitas Pendidikan Indonesia.

Veermans. et al . (2006). “Use of Heuristics to Facilitate Scientific Discovery

learning in a Simulation Learning Environment in a Physics Domain”.

Gambar

Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Penerapan Pembelajaran Discovery
Gambar 3.1. Alur Penelitian
Tabel 3.2. Instrumen Penelitian
Tabel 3.3. Kisi-kisi Butir Soal Pilihan Ganda Literasi Sains
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal kajian yang berkaitan dengan pemanfaatan struktur, nilai-nilai sosial, dan nilai-nilai budaya novel Negeri 5 Mena ra sebagai bahan ajar sastra di SMA, siswa

Mangga dapat tumbuh dengan baik didataran rendah ataupun dataran tinggi,. daerah panasatau dingin, daerah yang sedikit hujan atau

loyalitas pada nasabah adalah bagaimana cara bank menjalin hubungan yang baik. dengan nasabahnya sehingga bisa menciptakan sikap komitmen

Maksud pekerjaan ini adalah penyusunan dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) bidang Cipta Karya di Kota Padangsidimpuan dengan mengacu

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yakni tambahan variabel independent yang digunakan yaitu sosialisasi pajak, penelitian ini dikembangkan dalam

Dari indikator tersebut, yang digunakan dalam penelitian ini ada 4 poin sebagai berikut: (a) Menginterpretasi adalah memahami masalah yang ditunjukkan dengan menulis yang

Sejatinya manajemen peserta didik adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh

ektoparasit pinjal yang berhasil tertangkap dengan Tabel 1 menunjukkan hasil penangkapan menggunakan perangkap hidup ( live trap ) di Pasar tikus dan cecurut di Pasar