• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.1. LATAR BELAKANG - DOCRPIJM 1501490771Bab 1 PENDAHULUAN RPIJM PSP Rev01

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1.1. LATAR BELAKANG - DOCRPIJM 1501490771Bab 1 PENDAHULUAN RPIJM PSP Rev01"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Bab

1.

PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG

Untuk mewujudkan bangsa yang mandiri, adil, dan makmur sebagaimana yang dicita-citakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, salah satu caranya adalah dengan mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan melalui perwujudan permukiman tanpa kumuh. Untuk menunjang lingkungan permukiman di tanah air, perlu dibangun prasarana dan sarana permukiman yang memadai dan berkualitas yang dikelola secara profesional, kredibel, mandiri, dan efisien. Disamping itu, RPJPN juga mengamanatkan bahwa pembangunan bidang air minum dan sanitasi diarahkan pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat serta untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Hal ini ditekankan kembali dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang menyatakan bahwa salah satu arahan kebijakan dalam bidang pengembangan perumahan permukiman adalah meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap layanan air minum dan sanitasi yang memadai.

Arahan dalam RPJPN dan RPJMN terkait pembangunan infrastruktur permukiman merupakan amanat yang harus diemban bersama oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, sesuai dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Dijelaskan dalam PP 38 Tahun 2007 bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota berperan sebagai pelaksana pembangunan infrastruktur fisik bidang Cipta Karya, sedangkan Pemerintah Pusat bertindak sebagai pengatur, pembina, dan pengawas pembangunan infrastruktur permukiman di Indonesia. Hal ini sesuai kebijakan desentralisasi yang dilakukan di Indonesia saat ini, dimana Pemerintah daerah dituntut untuk lebih berperan aktif dalam melayani dan mensejahterakan masyarakat. Agar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, Pemerintah daerah perlu merencanakan pembangunan infrastruktur permukiman secara terpadu dengan mendayagunakan sumber daya secara optimal, efisien, dan efektif sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.

(2)

dengan tepat sasaran, terarah, dan sesuai dengan sumber daya yang tersedia. Pendayagunaan sumber daya yang sinergis diharapkan mampu mengoptimalisasikan pelaksanaan dan hasil pembangunan untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi Nasional, penciptaan lapangan kerja dan penanggulangan kemiskinan dengan tetap menjaga daya dukung lingkungan serta pengembangan wilayah baik di perkotaan maupun perdesaan.

Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dalam mengemban tugasnya sebagai perumus dan pelaksana kebijakan dan standar teknis bidang Cipta Karya, mengambil inisiatif untuk mendukung Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyiapkan perencanaan program khusus bidang Cipta Karya yang diberi nama Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) bidang Cipta Karya. RPI2JM ini dikembangkan sebagai upaya Ditjen Cipta Karya dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur permukiman secara merata di seluruh wilayah tanah air dengan cara yang lebih terpadu, efisien dan efektif sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat.

Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan yang penting dalam pembangunan bidang Cipta Karya, yang menjadi dasar dalam penyusun program dan anggaran serta mendorong proses pemerataan pembangunan infrastruktur PU/Cipta Karya yang lebih ideal, efektif dan efisien.

Proses pelaksanaan keterpaduan program bidang infrastruktur permukiman mengacu pada Amanat Penataan Ruang/Spasial, Amanat Pembangunan Nasional, dan Amanat Pembangunan bidang PU/CK, Rencana Pembangunan Daerah dan Amanat Internasional.

Amanat Penataan Ruang yang dimaksud adalah:

 UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang.

 PP No. 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. (RTRW Nasional).

Amanat Pembangunan Nasional yang dimaksud adalah:

 UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

 UU No. 32/2004 tentang Pemerintah Daerah.

 UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.

 UU No. 39/2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus.

 PP No. 38/2007 tetang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kab/Kota.

 PP No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014.

 PP No. 2/2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus.

 Perpres No. 32/2011 tentang Master Plan Percepatan Peluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

(3)

 UU No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung.

 UU No. 7/2004 tentang Sumber Daya Air

 UU No. 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah.

 UU No. 20/2011 tentang Rumah Susun.

 PP No. 16/2005 tentang Pengembangan SPAM.

 PP No. 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU BG, SPM bidang PU dan PR, RPI2JM bidang Cipta karya.

 PP No. 81/2012 tentang Pengelolaan Sampah RT dan Sampah Sejenis.

Amanat Internasional yang dimaksud adalah:

 Agenda Habitat I tentang Permukiman yang Layak Untuk Semua

 Agenda Habitat II tentang Peningkatan Kualitas Hidup di Perkotaan dan Membangun Kesadaran Pentingnya Pembangunan Permukiman Berkelanjutan Untuk Masa Depan Perkotaan

 RIO + 20 tentang Pembangunan Berkelanjutan.

 MDGs dan SDGs tentang komitmen para bangsa – bangsa untuk memperhatikan kesejahteraan rakyatnya dan pembangunan secara berkelanjutan

RPI2JM sebagai dokumen perencanaan bidang Cipta Karya juga merupakan integrasi dari strategi pembangunan sektor dan Rencana Induk (Masterplan) Infrastruktur Bidang Cipta Karya diantaranya; Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Rencana Tata Ruang Wilayah dan Visi Misi Pemimpin Daerah yang tertuang dalam RPJMD/Renstra SKPD yang membidangi bidang Cipta Karya.

RPI2JM sebagai dokumen kelayakan dan kerjasama program dan anggaran pembangunan bidang cipta karya di daerah antara Pemerintah pusat, propinsi, dan kab/kota, bermanfaat dalam mendorong pembangunan infrastruktur bidang cipta karya dalam rangka memacu pertumbuhan kab/kota dan pemerataan pembangunan. RPI2JM juga merupakan dokumen perencanaan yang dibuat oleh kab/kota dalam mendorong keterpaduan penanganan infrastruktur bidang cipta karya berdasarkan entitas.

RPI2JM yang disusun diharapkan juga dapat menggambarkan multi sumber pendanaan dan pemangku kepentingan di dalam investasi infrastruktur permukiman baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota), Swasta (Dunia Usaha), Masyarakat, dan Pinjaman/Hibah Luar Negeri. Dengan demikian RPI2JM yang disusun merupakan studi konsolidasi yang layak (consolidated Feasibility Study) dan dapat diterima oleh semua pihak.

(4)

efektif, serta menjalin kemitraan internasional. Ditjen Cipta Karya memiliki tanggung jawab yang besar dalam melakukan fungsi koordinasi dan fasilitasi terhadap Provinsi dan Kab/kota dalam mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan dengan mengawal implementasi kebijakan keterpaduan program pembangunan bidang infrastruktur permukiman.

Mengingat pentingnya RPI2JM dalam mendorong terwujudnya keterpaduan bidang Cipta Karya, maka Pemerintah Kota Padangsidimpuan melakukan penyusunan program RPI2JM untuk dapat mendorong pembangunan di bidang infrastruktur permukiman yang lebih baik.

1.2.

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud pekerjaan ini adalah penyusunan dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) bidang Cipta Karya di Kota Padangsidimpuan dengan mengacu kepada Pedoman Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya serta Rencana Tata Ruang dan kebijakan skala nasional, provinsi maupun Kota guna mewujudkan kemandirian daerah dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan.

Tujuan pekerjaan ini adalah tersedianya dokumen acuan dalam perencanaan, pemrograman, dan penganggaran pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kota Padangsidimpuan yang memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu lima tahun yang mencakup multi sektor, sumber pendanaan, dan stakeholders sehingga lebih terarah dan berkesinambungan.

1.3.

PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN RPI2JM

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPI2JM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya dalam periode lima tahun yang dilaksanakan secara terpadu oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, maupun oleh masyarakat/swasta, yang mengacu pada rencana tata ruang, untuk menjamin keberlangsungan kehidupan masyarakat yang berkualitas dan mewujudkan pembangunan infrastruktur Cipta Karya yang berkelanjutan.

(5)

dan pinjaman luar negeri.

RPI2JM disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan difasilitasi oleh Ditjen Cipta Karya dan Pemerintah Provinsi. Sebagai dokumen teknis, RPI2JM sudah harus menampung aspirasi pemangku kepentingan lokal dan aspirasi masyarakat. Dalam penyusunannya, RPI2JM harus ditekankan pada proses partisipasi melalui dialog dengan seluruh pemangku kepentingan sehingga dapat diterima oleh semua pihak sebagai acuan pembangunan infrastruktur bersama. Dengan demikian, maka pembangunan infrastruktur permukiman bisa ditangani atau dibiayai secara bersama –sama oleh para pemangku kepentingan.

RPI2JM tidak dimaksudkan untuk menggantikan fungsi RPJMD ataupun Renstra SKPD, namun merupakan dokumen teknis operasional pembangunan bidang Cipta Karya yang berisikan rencana investasi sesuai kebutuhan dan kemampuan daerah. RPI2JM disusun dengan mengacu pada kebijakan spasial dan sektoral, baik di tingkat nasional maupun daerah. Kebijakan spasial meliputi RTRWN, RTRW Provinsi, dan RTRW Kabupaten/Kota. Sedangkan kebijakan sektoral terdiri dari RPJMN, RPJMD Provinsi, dan RPJMD Kabupaten/Kota. Di samping itu, RPI2JM juga mengacu pada Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional serta Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah. Adapun, skema kedudukan RPI2JM dalam sistem perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya dapat dilihat pada gambar 1.1.

Sumber: Pedoman Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten/Kota Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2016

Gambar 1.1. Kedudukan RPI2JM dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

(6)

1.4.

ACUAN PERATURAN DAN PERUNDANGAN

Perangkat peraturan perundangan yang dijadikan acuan dalam penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

2. Undang-Undang Republik Indonesia No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;

3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

4. Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

5. Undang-Undang Republik Indonesia No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

6. Undang-Undang Republik Indonesia No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;

7. Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;

8. Undang-Undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

9. Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;

10. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun;

11. Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Lahan bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum;

12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;

13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 36 Tahun 2005 Tentang Bangunan Gedung;

14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

15. Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Daerah;

16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;

17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Perkotaan (KSNP-Kota);

(7)

19. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 20/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM);

20. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 21/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP);

21. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 6 Tahun 2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;

22. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 18 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 69 Tahun 2007 Tentang Kerjasama Pembangunan Perkotaan;

24. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 16/PRT/M/2008 Tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman;

25. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 12/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau di Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan;

26. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimum; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2018

30. Peraturan Daerah Kota Padangsidimpuan Nomor 25 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2005-2025

31. Peraturan Daerah Kota Padangsidimpuan Nomor 02 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2013-2017

32. Peraturan Daerah Kota Padangsidimpuan Nomor 04 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Padangsidimpuan Tahun 2013 - 2033

1.5.

PRINSIP PENYUSUNAN RPI2JM

Prinsip dasar RPI2JM secara sederhana adalah:

1. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk rencana investasi yang disusun.

(8)

sistem pelayanan persampahan, pengembangan sistem pelayanan air limbah, pengembangan sistem drainase, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penataan bangunan gedung.

3. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah, sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR). Masyarakat pun dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, misalnya dalam bentuk barang dan jasa.

4. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta

sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPI2JM maupun pada saat pelaksanaan program.

5. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (kabupaten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).

Diharapkan dengan 5 prinsip dasar tersebut, dapat diwujudkan pembangunan yang efektif dan efisien, serta mendorong kemandirian daerah untuk menyusun program yang layak dan handal sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. RPI2JM ini juga bersifat dinamis, dimana setiap tahunnya diperlukan review terhadap program-program pembangunan yang tercantum di dalam dokumen RPI2JM, sehingga dihasilkan rencana pembangunan infrastruktur yang mutakhir sesuai perkembangan dan kebutuhan daerah.

1.6.

MUATAN DOKUMEN RPI2JM

Secara substansi muatan RPI2JM Kabupaten/Kota terdiri dari beberapa bab yaitu:

1. Pendahuluan, berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan RPI2JM Bidang Cipta Karya, serta muatan RPI2JM Bidang Cipta Karya.

2. Profil Kabupaten/Kota, Bagian ini membahas mengenai wilayah administrasi, potensi wilayah, demografi dan urbanisasi, serta isu strategis Kabupaten/Kota.

3. Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya, berisi arahan kebijakan pembangunan Bidang Cipta Karya dan rencana strategis infrastruktur Bidang Cipta Karya.

4. Analisis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan, pada bagian ini membahas tentang analisis sosial, ekonomi, dan lingkungan antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dan analisis kemiskinan.

5. Kerangka Strategi Pendanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya, bagian ini membahas mengenai kebutuhan investasi, potensi pendanaan, dan alternatif pendanaan.

6. Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten/Kota, yang bagian ini membahas mengenai kerangka kelembagaan dan kerangka regulasi yang ada di kabupaten/kota.

(9)

mengenai rencana program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya untuk masing-masing sektor, yaitu sektor Pengembangan Kawasan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Pengembangan SPAM, dan Pengembangan PLP. Pada setiap sektor dijelaskan kondisi eksisting, analisis kebutuhan, serta usulan kebutuhan program dan pendanaan masing-masing sektor.

8. Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya, yang berisi mengenai matriks program investasi RPI2JM Kabupaten/Kota dan matriks keterpaduan program pada kawasan prioritas Kabupaten/Kota

1.7.

SISTEMATIKA PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR RPI2JM KOTA

PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015 -2019

Adapun sistematika dalam penyusunan laporan pendahuluan ini adalah:

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, pengertian dan kedudukan RPI2JM, muatan RPI2JM serta landasan hukum dalam menyusun Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kota Padangsidimpuan.

Bab 2 Profil Kota Padangsidimpuan

Berisi tentang uraian mengenai lokasi perencanaan untuk kegiatan Penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kota Padangsidimpuan.

Bab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Bab ini berisi tentang Arahan Kebijakan Pembangunan Bidang Cipta Karya serta Arahan Penataan Ruang dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Bab 4 Analisis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

Bab ini membahas tentang analisis sosial, ekonomi, dan lingkungan antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dan analisis kemiskinan.

Bab 5 Kerangka Strategi Pendanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Bab ini membahas mengenai kebutuhan investasi, potensi pendanaan, dan alternatif pendanaan.

Bab 6 Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten/Kota

Bab ini membahas mengenai kerangka kelembagaan dan kerangka regulasi yang ada di kabupaten/kota.

Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

(10)

Lingkungan, Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) , dan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman(PLP). Pada setiap sektor dijelaskan kondisi eksisting, analisis kebutuhan, serta usulan kebutuhan program dan pendanaan masing-masing sektor.

Bab 8. Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya

(11)

Contents

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Maksud dan Tujuan ... 4

1.3. Pengertian dan Kedudukan RPI2JM ... 4

1.4. Acuan Peraturan dan Perundangan ...6

1.5. Prinsip Penyusunan RPI2JM ... 7

1.6. Muatan Dokumen RPI2JM ...8

1.7. Sistematika Penyusunan Laporan AKHIR RPI2JM Kota PADANGSIDIMPUAN Tahun 2015 -2019 ...9

Gambar

Gambar 1.1. Kedudukan RPI2JM dalam Sistem Perencanaan                     Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Referensi

Dokumen terkait

Bapak Rudy Susanto, S.kom, selaku Kepala Bengkel Universitas Bina Nusantara dan pengurus Lab LitBang Sistem Komputer (BENGKEL) yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang

Persamaan di atas menunjukkan bahwa perubahan positif untuk variabel independen dalam hal ini metode pemberian tugas terstruktur akan memberikan perubahan yang positif

Bahan- bahan hukum yang telah dikumpulkan dianalisis secara deskriptif yuridis agar dapat diperoleh gambaran umum dari mengenai mekanisme penyelesaian sengketa dalam

Adapun maksud dan tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Nganjuk ini adalah sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan

Peserta tidak diperbolehkan masuk ke Schoology setelah 10 menit tes dimulai (Panitia akan mengeluarkan peserta yang sudah terlambat 10 menit ke atas) - jadi

Guru bersama peserta didik untuk membuat kesimpulan dari materi belajar dengan mengunggahnya pada google classroom di tautan yang sudah disediakan. Guru melakukan refleksi

Hasil penelitian menunjukkan indeks kualitas visual dan fungsional pada vertisols (T0), varietas Seashore paspalum yang paling baik terdapat pada P4T0 (Siak)

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa terdapat terdapat perbedaan kemampuan disposisi matematis peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol, hal ini menunjukkan