• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI DESKRIPTIF TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MENGAJAR PENJASORKES SE-KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI DESKRIPTIF TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MENGAJAR PENJASORKES SE-KOTA BANDUNG."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI DESKRIPTIF TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MENGAJAR PENJASORKES SE-KOTA BANDUNG

(Penelitian Deskriptif Survey Pada Guru Penjasorkes Di Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi PJKR

Oleh SUCI GUNTARI

0900262

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Studi Deskriptif Tentang Kompetensi

Pedagogik Guru Mengajar Pendidikan

Jasmani di Sekolah Menengah

Pertama Negeri se-Kota

Bandung

Oleh Suci Guntari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Suci Guntari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SUCI GUNTARI 0900262

STUDI DESKRIPTIF TENTANG KEMAMPUAN KOMPETENSI PEDAGOGI GURU MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH MENEGAH

PERTAMA NEGERI SE-KOTA BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Uhamisastra, M.S. AIFO NIP.195106221980021001

Pembimbing II

Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd NIP.19650901991021001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

(4)

Suci Guntari, 2014

Studi Deskriptif Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Mengajar Penjasorkes Se-Kota Bandung ABSTRAK

Hasil studi pendahuluan terhadap guru olahraga mengajar penjas, terindikasi masih lemahnya dalam pengembangan materi, penyediaan media, variasi metode, dan rendahnya persepsi belajar siswa. Selain itu ditemukan pula proses pengajaran lemah dalam pengembangan pendidikan siswa. Sebuah penelitian deskriptif dengan desain survei tehnik penyebaran angket telah dilakukan kepada 13 sekolah dan 20 orang guru SMPN se-Kota bandung. Angket disebarkan untuk menelusuri kompetensi pedagogik, terkait dengan penguasaan rancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pemahaman terhadap peserta didik dengan skala jawaban tertutup. Melengkapi penyebaran angket digunakan pula teknik observasi dengan studi dokumentasi.

Melalui statistik sederhana, didapat kompetensi pedagogik guru olahraga memiliki kompetensi pedagogikdengan kategori baik dalam hal pengembangan olahraga siswa.

Kata kunci : penguasaan rancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pemahaman terhadap peserta didik.

ABSTRACT

The results of a preliminary study to teach teacher of physical education, indicated the weakness in materials development, media learning, variation method, and the low perception of student learning. In addition it was also found that the teaching process is weak in the educational development of students. A descriptive study design technique questionnaire survey was conducted to 13 schools and 20 teachers in Junior High School located the city of Bandung. Questionnaire distributed to browse pedagogical, related to mastery learning design, learning implementation, evaluation of learning, and understanding of learners with closed answer scale. Completing the questionnaire is also used observational techniques to study documentation.

Make use of simple statistics, obtainnable pedagogical competence teacher of physical education categories in terms sports development of students.

Keywords: mastery of learning design, learning of implementation, evaluation of

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Rumusan Masalah ... 4

C.Pertanyaan Penelitian...5

D.Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional ... 7

G.Metode Penelitian dan Analisis Data ... 9

H.Lokasi Subjek Penelitian...10

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 11

A.Hakikat Belajar – Mengajar ... 11

1. Belajar ... 11

2. Mengajar ... 11

a. Guru ... 13

b. Siswa/Peserta Didik ... 13

c. Materi Pembelajaran ... 13

d. Tujuan Pengajaran ... 13

e. Metode Pengajaran ... 14

f. Media Pengajaran ... 14

B.Hakikat Pendidikan Jasmani ... 14

(6)

Suci Guntari, 2014

Studi Deskriptif Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Mengajar Penjasorkes Se-Kota Bandung

D.Kompetensi Guru ... 17

a. Kompetensi Pedagogis ... 18

b. Kompetensi Kepribadian ... 24

c. Kompetensi Sosial ... 29

d. Kompetensi Profesional ... 30

E. Efektifitas Guru Mengajar Penjas ... 30

F. Kondisi Belajar – Mengajar Yang Efektif ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A.Desain Penelitian ... 34

B.Variabel Penelitian ... 35

C. Populasi dan Sampel ... 36

1. Populasi Penelitian ... 36

2. Sampel Penelitian ... 37

D.Teknik Pengumpulan Data ... 38

1. Menetapkan Alat Pengumpulan Data ... 38

2. Langkah-langkah Penyusunan Alat Pengumpulan Data ... 39

E. Instrumen Penelitian ... 39

1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Angket... ... 40

2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Lembar Observasi ... 40

F. Pengolahan dan Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 43

A.Gambaran Umum Responden ... 43

1. Data Guru Penjasorkes di SMP Negeri Kota Bandung ... 44

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepegawaian ... 45

4. Program Pendidikan/Jurusan yang Diambil Guru ... 46

5. Pengalaman Mengajar... ... 47

6. Aktivitas Mengajar... ... 47

B.Hasil Penelitian ... 48

1. Kemampuan Menyususn silabus Dan RPP ... 48

(7)

b. Acuan Dasar Guru Penjasorkes Mengambil Indikator Dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 50

c. Sumber Materi Pembelajaran Penjasorkes ... 51

d. Perencanaan Langkah-langkah Pembelajaran ... 51

e. Penentuan Media Pembelajaran Dalam RPP ... 52

f. Metode Pembelajaran ... 54

g. Menentkan Parameter Dalam Menentkan Pembelajaran Penjasorkes ... 55

2. Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran Penjasorkes ... 55

a. Metode Yang Digunakan Dalam Pembelajaran ...55

b. Menentukan Metode Pembelajaran ...56

c. Menentukan Pokok Utama Mengajar Penjasorkes ...57

d. Perilaku Guru Penjasorkes Pada saat Mengajar ...58

e. Acuan Penyediaan Alat Dalam Pembelajaran Penjasorkes ...59

f. Acuan Memilih Alat/Media Pembelajaran Penjasorkes ...60

g. Acuan Pokok Proses Pembelajaran Penjasorkes ...61

h. Kondisi Lapang Di Sekolah ...62

i. Alternatif Kondisi Lapang Tidak Memadai ...63

j. Penyampaian SK, KD, dan Tujuan Pembelajaran Di Awal Pembelajaran ...63

k. Mobilitas Tempat Dalam Pelaksanaan Pembelajaran ...64

l. Acuan Dalam Melaksanakan Langkah-langkah Pembelajaran Penjasorkes ...65

m.Menutup Pembelajaran ...66

3. Kemampuan Melaksanakan Evaluasi ...66

a. Acuan Membuat Tes Evaluasi ...66

b. Publikasi Hasil Evaluasi Kepada Siswa ...67

c. Parameter Keberhasilan Proses Pembelajaran ...68

d. Sasaran Aspek Dominan Evaluasi Penjasorkes ...69

e. Evaluasi Akhir Proses Pembelajaran ...70

(8)

Suci Guntari, 2014

Studi Deskriptif Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Mengajar Penjasorkes Se-Kota Bandung

a. Sikap Guru Penjasorkes Kepada Siswa Yang Lemah Dalam

Pelajaran Penjasorkes ...71

b. Sikap Guru Penjasorkes Pada Siswa Yang Trauma terhadap Salah Satu Materi Penjasorkes ...72

c. Sikap Guru Penjasorkes Bila Ada Siswa Yang Kesulitan Belajar karena Alat/Media Pembelajaran ...73

5. Penilaian Observasi Instrumen Kemampuan Pembelajaran Guru Penjasorkes... ...74

C. Diskusi Penemuan ... 77

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 88

A.Kesimpulan ... 88

B.Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi SMP Negeri Di Kota Bandung ... 36

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Pembelajaran Guru ... 40

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Observasi Kemampuan Pembelajaran Guru ... 40

Tabel 4.1 Populasi dan Sampel Penelitian di SMP Negeri Kota Bandung ... 44

Tabel 4.2 Karakteristik Responden ... 45

Tabel 4.3 Status Kepegawaian ... 45

Tabel 4.4 Program Pendidikan/Jurusan Guru ... 46

Tabel 4.5 Pengalaman Mengajar ... 47

Tabel 4.6 Aktivitas Mengajar ... 48

Tabel 4.7 Waktu Pengembangan Silabus ... 49

Tabel 4.8 Waktu Penyusunan RPP... 49

Tabel 4.9 Acuan Dasar Mengambil Indikator Dalam RPP ... 50

Tabel 4.10 Sumber Materi... 51

Tabel 4.11 Perencanaan Langkah-langkah Pembelajaran ... 52

Tabel 4.12 Penentuan Media Pembelajaran Dalam RPP ... 53

Tabel 4.13 Metode Pembelajaran ... 54

Tabel 4.14 Parameter Dalam menentukan Ketuntasan Pembelajaran ... 55

Tabel 4.15 Metode Yang Digunakan Dalam Pembelajaran ... 56

Tabel 4.16 Menentukan Metode Pembelajaran ... 57

Tabel 4.17 Pokok Utama Pembelajaran Penjasorkes ... 57

Tabel 4.18 Perilaku Guru Penjasorkes Pada saat Mengajar ... 58

(10)

Suci Guntari, 2014

Studi Deskriptif Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Mengajar Penjasorkes Se-Kota Bandung

Tabel 4.20 Acuan Memilih Alat/Media Pembelajaran Penjasorkes ... 60

Tabel 4.21 Acuan Pokok Proses Pembelajaran Penjasorkes ... 61

Tabel 4.22 Kondisi Lapangan Di Sekolah ... 62

Tabel 4.20 Acuan Memilih Alat/Media Pembelajaran Penjasorkes ... 60

Tabel 4.21 Acuan Pokok Proses Pembelajaran Penjasorkes ... 61

Tabel 4.22 Kondisi Lapangan Di Sekolah ... 62

Tabel 4.23 Alternatif Bila Kondisi Lapang Di Sekolah Tidak Memadai ... 63

Tabel 4.24 Penyampaian SK, KD, dan Tujuan Pembelajaran Di Awal Pembelajaran ... 64

Tabel 4.25 Mobilitas tempat Dalam Pelaksanaan Pembelajaran ... 64

Tabel 4.26 Acuan Dalam Melaksanakan Langkah-langkah Pembelajaran Penjasorkes ... 65

Tabel 4.27 Menutup Pembelajaran ... 66

Tabel 4.28 Acuan Membuat Tes Evaluasi ... 67

Tabel 4.29 Publikasi Hasil Evaluasi Kepada Siswa ... 68

Tabel 4.30 Parameter Keberhasilan Keberhasilan Proses Pembelajaran ... 68

Tabel 4.31 Sasaran Aspek Dominan Evaluasi Penjasorkes ... 69

Tabel 4.32 Evaluasi Akhir Proses Pembelajaran ... 70

Tabel 4.33 Sikap Guru Penjasokes Kepada Siswa Yang Lemah Dalam Pelajaran Penjasorkes ... 71

(11)
(12)

Suci Guntari, 2014

Studi Deskriptif Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Mengajar Penjasorkes Se-Kota Bandung

DAFTAR GAMBAR

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

A.Angket Penelitian

B.Lembar Observasi Penelitian C.Dokumentasi Penelitian LAMPIRAN 2

A.Surat Keterangan Judul dan Dosen Pembimbing B.Surat Permohonan Izin Penelitian

(14)

1

Suci Guntari, 2014

Studi Deskriptif Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Mengajar Penjasorkes Se-Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah kebutuhan bagi setiap manusia dan suatu yang tidak dapat dipisahkan. Pada hakekatnya pendidikan adalah suatu interaksi yang mengasilkan pribadi yang lebih baik. Pendidikan juga dapat membentuk karakter individu, seperti dituliskan dalam kurikulum 2006.

Pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan secara sadar dalam rangka untuk membantu menjadikan pribadi manusia secara lebih baik. Salah satu bentuknya adalah pendidikan formal, yaitu di sekolah. Pendidikan di sekolah upaya yang dilakukan adalah seorang guru menciptakan proses pembelajaran untuk para peserta didik agar peserta didik mendapatkan tujuan pendidikan yang diharapkan dan menjadikan manusia yang lebih baik.

Proses untuk pencapaian tujuan pendidikan adalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan komponen utama dalam mencapai suatu tujuan pendidikan, karena pembelajaran pada hakikatnya merupakan interaksi yang bernuasa edukatif. Interaksi yang edukatif adalah istilah lain dari interaksi belajar mengajar yang mengacu kepada tujuan pendidikan. Namun dalam perkembengannya, seorang pendidik memegang peranan penting dalam proses pembelajaran banyak yang melupakan proses belajar yang harus diberikan kepada peserta didik. Sehingga dalam proses pembelajaran pendidik masih menerapkan proses pembelajaran yang kurang tepat, yaitu bahwa tugas seorang guru dianggap hanya mentransfer ilmu dan menjadikan guru dalam proses pembelajaran sebagai pusat segalanya. Pembelajaran seperti yang disebutkan sebelumnya terindikasi tidak menciptakan belajar siswa.

(15)

2

adalah siswa pada saat menunggu giliran untuk mendapatkan kesempatan dalam menggunakan alat/media pembelajaran. Dan terlihat masih kurang bisa menciptakan belajar siswa. Dari awal pembelajaran sampai pada diakhir pembelajaran masih ada pembelajaran yang menghabiskan waktu pembelajarannya dengan memberikan latihan (drill) teknik kecabangan olahraga.

Disaat alat pembelajaran yang tidak seimbang jumlahnya dengan siswa yang ada, guru hanya menggunakan alat pembelajaran seadanya. Guru tidak mau mencoba untuk menutupi kekurangan alat pembelajaran walaupun hanya memodifikasi alat pembelajaran. Melihat kondisi seperti guru yang kekurangan alat untuk pembelajaran, terlihat proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang tidak kondusif. Contoh yang terjadi adalah tidak sedikit yang siswa yang tidak bergerak atau siswa hanya berdiam diri, mengatri girilan untuk mengunakan alat pembelajaran yang ada dan bahkan ada siswa yang hanya duduk di pinggir lapangan.

Model pembelajaran yang digunakan guru untuk mengajar juga menjadikan peserta didik merasa bosan untuk mengikuti pembelajaran. Karena model pembelajaran yang guru gunakan itu-itu saja. Model pembelajaran langsung sering digunakan guru mengajar penjas karena dirasa dapat mencapai tujuan pembelajaran. Kebosanan yang siswa rasakan akan berdampak pada malasnya siswa berpartisipasi dalam mata pelajaran penjasorkes. Karena pembelajarannya bosan siswa tidak mau mengikuti mata pelajaran dan akan memcari-cari alasan (berpura-pura sakit) untuk tidak mengikuti mata pelajaran penjas. Bila kondisi ini sudah terjadi tentu belajar siswa tidak akan terbangun.

(16)

3

Suci Guntari, 2014

Studi Deskriptif Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Mengajar Penjasorkes Se-Kota Bandung

seperti ini dicerminkan oleh makin terampilnya siswa dalam melakukan tehnik dasar olahraga.

Situasi seperti yang telah dipaparkan di atas bisa disebut bahwa guru kurang bisa memahani peserta didiknya. Guru yang hanya ingin menonjolkan aspek psikomotorik atau kemampuan bergerak siswa, menjadikan seringnya guru memilih model pembelajaran langsung untuk diterapkan dalam proses pembelajarannya. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnyanya karena model pembelajaran langsung dirasa pas untuk mencapai tujuan yang ingin guru capai, yaitu siswa dapat menguasai suatu teknik cabang olahraga. Padahal pada proses pembelajaran penjasorkes yang paling diutamakan adalah menciptakan nuansa belajar siswa bukan prestasi olaharaga yang dicapai oleh siswa. Dalam proses pembelajaran mengajak siswa untuk mau belajar dengan senang hati; memenuhi hasrat untuk bergerak, belajar untuk bekerjasama; bisa menanamkan rasa sosial yang besar untuk mau menolong sesama, belajar untuk mengenali kondisi tubuhnya sendiri; kelak dikemudian hari bila dia dapat mengenali kondisi tubuhnya sendiri siswa dapat mencegah tubuhnya dari rasa sakit, tubuhnya akan menolong siswa untuk dapat mencapai cita-citanya karena tubuhnya sehat dan kuat, dan manfaat yang lainnya. Dengan manfaat yang telah dipaparkan, mencerminkan bahwa penjasorkes adalah suatu mata pelajaran yang sama pentingnya dengan mata pelajaran lainnya. Tetapi karena kurangnya guru untuk bisa memahami siswa, kondisi belajar diatas belum bisa tercapai kondisi belajar yang seharusnya.

(17)

4

tugas siswa untuk bergerak tetapi juga siswa dapat mengembangkan tugas gerak yang guru berikan.

Berdasar dari kondisi yang telah dijelaskan di atas, guru dituntut untuk terus meningkatkan kompetensi dan profesionalitas sebagai seorang pendidik. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 8 tahun 2009 tentang Guru dan Dosen, menyebutkan bahwa berdaarkan Pasal 10 Ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan berkualitas maka pendidikan dan pengalaman guru menjadi salah satu penunjang yang penting yang harus diperhatikan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk menganalisis dan mencari gambaran sejauh mana kompetensi pedagogik yang dikuasai oleh seorang pendidik saat ini dalam melaksanakan proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, analisis tersebut mencangkup penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, penerapan metode pembelajaran, pemanfaatan media, kemampuan guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran yang dilakukan dan pemahaman terhadap peserta didik.

(18)

5

Suci Guntari, 2014

Studi Deskriptif Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Mengajar Penjasorkes Se-Kota Bandung

B. Perumusan Masalah

Mata pelajaran penjasorkes adalah mata pelajaran yang dapat mengembangkan tiga aspek dari dalam diri siswa, yaitu aspek kognitif, afektif dan tentu saja psikomotorik. Agar ketiga aspek tersebut dapat tercapai, guru harus menciptakan proses pembelajaran yang baik. Proses pembelajaran yang baik dapat dilihat dari pra-pembelajaran yaitu pada saat membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pada saat melaksanakan proses pembelajaran, dan pada saat akhir pembelajaran atau pada saat mengevaluasi.

Kompetensi utama yang harus dimiliki guru agar pembelajaran lebih efektif adalah kompetensi pedagogik, guru harus secara maksimal menguasai kompetensi pedagogik ini baik teori maupun praktik. Dengan demikian perubahan dan kemajuan akan terjadi dengan pesat dan produktif. Kompetensi dalam standar nasional pendidikan sesuaidengan pasal 28 ayat 3 butir ( a ) Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Dengan demikian peneliti ingin melihat gambaran kompetensi pedagogik guru penjasorkes di sekolah menengah pertama negeri yang ada di Kota Bandung, mencangkup kemampuan guru penjasorkes dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi, serta memahami peserta didik melalui sebuah angket tertulis, yang kemudian dinarasikan dan juga menggunakan rumus statistika sederhana.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang rumusan masalah tersebut, berikut adalah rumusan masalah yang merupakan batasan pada penelitian yang akan dikaji :

(19)

6

2. Bagaimana kondisi guru penjasorkes menerapkan metode pembelajaran dalam melaksanakan proses pembelajaran penjasorkes pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Bandung?

3. Bagaimana kondisi guru penjasorkes dalam memanfaatkan media pembelajaran penjasorkes di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kota Bandung?

4. Bagaimana kondisi guru penjasorkes melaksanakan evaluasi terhadap hasil proses pembelajaran penjasorkes pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Bandung?

5. Bagaimana kemampuan guru penjasorkes dalam pemahaman terhadap peserta didik di Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran dan informasi tentang kemampuan pedagogik guru mengajar penjas di SMP Negeri se-Kota Bandung.

Secara lebih khusus tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui guru penjasorkes menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam melaksanakan proses pembelajaran penjasorkes pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui guru penjasorkes menerapkan metode pembelajaran dalam melaksanakan proses pembelajaran penjasorkes pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui guru penjasorkes dalam membuat dan memanfaatkan media pembelajaran penjasorkes di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kota Bandung.

4. Untuk mengetahui guru penjasorkes melaksanakan evaluasi terhadap hasil proses pembelajaran penjasorkes pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Bandung.

(20)

7

Suci Guntari, 2014

Studi Deskriptif Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Mengajar Penjasorkes Se-Kota Bandung

E. Manfaat Penelitian

Penelitan Deskriptif tentang Kompetensi Pedagogik Guru Mengajar Penjas-orkes di SMP Negeri se-Kota Bandung ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman untuk mengatahui kondisi guru saat ini, terutama mengenai kompetensi pedagogik guru dan profesionalitas guru saat ini. Sehingga diharapkan dapat bahan kajian untuk perbaikan profesionalitas guru dalam melaksankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik. Disamping itu, peneliti akan memperoleh pengalaman berfikir dalam memecahkan persoalan pendidikan, terutama mengenai kompetensi pedagogik yang harus dikuasai oleh seorang pendidik, hal tersebut sekaligus sebagai bekal ketika peneliti memasuki dunia kerja menjadi seorang pendidik.

2. Praktis

a. Sebagai bahan acuan dan evaluasi bagi guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagi seorang pendidik. Diharapkan dengan adanya penelitian ini seorang guru dapat terus belajar dalam penguaaan kompetensi pedagogik yang harus dikuasainya secara optimal dalam mencapai tujuan pendidikan.

b. Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru.

c. Memberikan gambaran tentang kondisi guru saat ini, terutama dalam penguasaan kompetensi pedagogik dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik.

d. Sebagai penembah wawasan dan pengatahuan serta pengalaman dalam melihat kondisi nyata kompetensi pedagogik seorang pendidik saat ini.

(21)

8

seorang pendidik, sehingga hal ini dapat dijadikan bekal ketika peneliti memasuki dunia kerja menjadi seorang pendidik.

f. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi mahasiswa atau yang peneliti lainnya untuk penelitian selanjutnya.

F. Definisi Operasional

Menurut Sudjana dan Ibrahim (1989:179) menerangkan bahwa “definisi operasional menjelaskan pengukuran variabel yang ada dalam permasalahan, sehingga jelas hasil pengukuran yang diharapakan dari penelitian serta jenis dara yang harus diperoleh dilapangan”.

Pengukuran variabel-variabel yang ada dalam penelitian : 1. Penyusunan RPP

Proses penyusunan RPP merupakan tahapan yang penting, karena silabus dan RPP merupakan acuan dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru.

2. Penerapan Metode pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan cara dalam pelaksanaan proses pembelajaran, pemilihan metode pembelajaran akan mempengaruhi tingkat kefektifan dan keberhasilan proses belajar.

3. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah salah satu penunjang keberhasilan proses pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran, pembelajaran akan mudah dipahami oleh peserta didik. Selain itu, guru dituntut untuk bisa tetap melaksanakan proses pembelajaran yang baik meskipun media pembelajarannya kurang atau tidak memadai.

4. Pelaksanaan Evaluasi

Keberhasilan pembelajaran perlu diukur tingkat keberhailannya, sehingga diperlukan adanya evaluasi, namun evaluasi tidak boleh dilaksanakan secara sembarangan, sehingga seorang guru harus benar-benar memahami teknis pelaksanaan eveluasi.

(22)

9

Suci Guntari, 2014

Studi Deskriptif Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Mengajar Penjasorkes Se-Kota Bandung

Pemahaman terhadap peserta didik juga adalah salah satu kunci untuk bisa mencapai keberhasilan proses pembelajaran. Seorang guru harus dapat memahami setiap peserta didik yang mengikuti pembelajarannya, Karena keuntungan bila guru dapat memahami peserta didiknya tentu akan memberi kemudahan belajar untuk peserta didik.

G. Metode Penelitian dan Alanisis data

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif survey melalui pendekatan kualitatif. Metode ini digunakan dengan suatu cara mengadakan penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan obyek yang cukup banyak dalam suatu jangka waktu tertentu, maka hasil dari penelitian ini, peneliti harus mendapatkan gambaran yang utuh dan terperinci mengenai kompetensi pedagogik guru penjas-orkes di SMP Negeri se-Kota Bandung.

Hal ini sejalan dengan pendapat dari Winarno Surachmad yang menjelaskan bahwa “survey pada umumnya merupakan cara pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu (jangka waktu) yang bersamaan. Jumlah ini biasanya cukup besar. Misalnya saja sensus yang secara intensif mengumpulkan data dari penduduk yang cukup besar jumlahnya. Untuk ini pemerintah harus menggerakan aparatur khusus”. Pada pelaksanaannya survey diarahakan untuk membuat penilaian yang terjadi di masa sekarang. Alasan peneliti menggunakan metode survey ini adalah untuk mendapatkan gambaran apa adanya (alamiah) mengenai proses belajar mengajar penjas di SMP Negeri se-Kota Bandung.

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui beberapa cara, yaitu : 1) Angket

Dalam penelitian ini, angket digunakan sebagai tehnik utama karena memungkinkan dalam mengumpulkan data dalam waktu yang bersamaan dengan populasi yang cukup besar.

(23)

10

jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia”.

2) Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan metode pendukung dalam menghasilkan data-data dari sumber baik itu foto-foto dan catatan yang berhubungan dengan data-data yang harus diperoleh yakni me-recheck pendukung proses belajar mengajar penjas di sekolah, misalnya me-recheck sarana dan prasana juga media pembelajaran. 3) Observasi

Observasi merupakan suatu metode pengumpulan data informasi dimana peneliti melihat, mengamati dan mencatat data-data yang diperlukan pada saat di lapangan. Pada penelitian ini, teknik observasi yang akan digunakan adalah observasi non patisipatif, dimana pengamat tidak terlibat langsung pada kegiatan. Peneliti hanya mengumpulkan data yang diperlukan untuk penelitian.

Penjelasan lebih rinci mengenai metedologi penelitian akan dibahas di bab tiga.

H. Lokasi Subjek Penelitian

Lokasi penelitian tentang kompetensi pedagogik guru mengajar penjasorkes di SMP Negeri di Kota Bandung. Yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini adalah guru penjas.

Populasi penelitian dalam penelitian ini adalah SMP Negeri se-Kota Bandung yang berjumlah lima puluh sekolah. Sampel menggunakan tehnik Random

Sampling sebelum itu akan menggunakan tehnik Cluster Random Sampling

(24)

34

Suci Guntari, 2014

Studi Deskriptif Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Mengajar Penjasorkes Se-Kota Bandung

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Berdasar pada permasalahan yang akan diteliti, yaitu permasalahan tentang kompetensi pedagogik guru mengajar penjasorkes di sekolah menengah pertama yang berada di Kota Bandung, serta tujuan penelitian yang ingin dicapai maka penelitian ini menggunakan metode penelitian survei dengan metode deskriptif analitik. Seperti yang dijelaskan oleh Sudjana dan Ibrahim (1989: 64) “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian yang terjadi pada saat sekarang.”

Berdasarkan dari penjelasan di atas, penelitian deskriptif adalah penelitian yang diambil dari masalah aktual yang terjadi pada saat penelitian dilaksanakan. Obyek penelitian ini adalah guru penjasorkes yang mengajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Bandung untuk diteliti dalam kompetensi pedagogik yang dikuasainya dalam melaksanakan, merencanakan, mengevaluasi pembelajaran penjasorkes, dan kemampuan memahami peserta didiknya.

Metode penelitian deskriptif mempunyai ciri. Ciri-ciri metode penelitian deskriptif yang telah dijelaskan oleh Surahmad (1982: 140) adalah sebagai berikut:

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah –masalah yang ada pada masa sekarang pada masalah-masalah aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa, karena itu sering disebut metode analitik.

Fokus penelitian dalam penelitian kuantitatif juga dijelaskan oleh Spradley, yang menyatakan bahwa “A focused refer to a single cultural

domain or a few related domains”. Maksud dari penjelasan tersebut adalah

(25)

35

dari situasi sosial. Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial (lapangan), Sugiyono (2012: 286-287).

Fokus pada penelitian ini adalah kemampuan pedagogik yang dimiliki guru penjasorkes di Sekolah Menengah Pertama yang berada di Kota Bandung. Peneliti berusaha mengumpulkan data, mengolah serta menganalisis data yang diperoleh.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang diungkapakan oleh Kerlinger (1973) dalam buku metode penelitian pendidikan yang disusun oleh Sugiyono, bahwa Kerlinger mengungkapkan variabel adalah konstrak atau sifat yang akan dipelajari. Lebih lanjut Kerlinger (1981), menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan kemudian menarik kesimpulan darinya.

Dari penjelasan di atas, Sugiyono (2012: 61) menarik kesimpulan bahwa “Variabel penelitian adalah atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Variabel penelitian dalam penilitian ini adalah kompetensi pegogik guru penjasorkes dalam melaksanakan proses pembelajaran penjasorkes di SMPN e-Kota bandung. Ini sesuai dengan judul penelitian yang diambil, yaitu Studi Deskriptif Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Mengajar Penjasorkes di SMPN se-Kota Bandung. Variabel yang telah disebutkan tadi kemudian diuraikan menjadi indikator penelitian, yaitu:

(26)

36

Suci Guntari, 2014

Studi Deskriptif Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Mengajar Penjasorkes Se-Kota Bandung

2. Kemampuan guru penjasorkes melaksanakan pada proses pembelajaran penjasorkes.

3. Kemampuan guru penjasorkes dalam melaksanakan evaluasi terhadap hasil belajar atau hasil proses pembelajaran pada Sekolah Menengah Pertama di kota Bandung.

4. Kemampuan guru penjasorkes dalam memahami peserta didiknya.

Indikator di atas, merupakan hal penting dalam penelitian ini karena merupakan jabatan seorang pendidik dalam memahami dan menguasai kompetensi pedagogik dalam mengelola suatu pembelajaran yang berkualitas.

C. Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Sugiyono (2012: 297), “Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Populasi dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran penjasorkes di Sekolah Menengah Pertama Negeri yang terdapat di Kota Bandung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Populasi SMP Negeri di Kota Bandung Sumber : Dinas Pendidikan Kota Bandung

No Nama Sekolah Jumlah seluruh guru Jumlah Sampel Bandung Barat

1. SMP N 1 3 2

2. SMP N 23 2 1

3. SMP N 32 2 1

(27)

37

Bandung Utara

1. SMP N 2 3 1

2. SMPN 5 4 1

2. SMP N 40 4 2

3. SMP N 44 3 2

Bandung Selatan

1. SMP N 10 3 1

2. SMP N 3 3 1

Bandung Tenggara

1. SMP N 49 3 2

Bandung Timur

1. SMP N 20 3 1

2. SMP N 4 3 2

Jumlah Populasi SMP Negeri Kota Bandung : 12

Jumlah Total guru : 35

Jumlah Total Sampel : 20 (Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung, 2013)

Data di atas sudah melalui tahap rendom cluster setelah itu di random lagi berdasarkan wilayahnya maka terdapatlah data seperti di atas.

2. Sampel Penelitian

Sempel adalah bagian dari populasi, Sugiyono (2012: 297). Menurut Sumaatmadja (1988: 113) bahwa “Jumlah sampel pada penelitian tidak memiliki ketentuan angka yang pasti. Besar angka antara 10% sampai 25%. Semakin besar populasinya, jumlah sampelnya semakin kecil dan jika populasinya semakin kecil, jumlah sampelnya dapat semakin besar.”

(28)

38

Suci Guntari, 2014

Studi Deskriptif Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Mengajar Penjasorkes Se-Kota Bandung

pengambilan sampel yang dilakukan adalah random sampling yaitu mengacak populasi yang akan dijadikan sebagai sampel. Populasi dan sample yang akan diambil dalam penelitian ini adalah :

1. Populasi penelitiannya yaitu sekolah menengah pertama negeri yang terdapat di lima wilayah Kota Bandung.

2. Sampel penelitiannya yaitu guru pendidikan jasmani yang mengajar di seolah menengah pertama negeri di lima wilayah Kota Bandung.

Random sampel yang dikenakan terhadap SMPN yang berada di Kota Bandung dengan cara diundi sesuai dengan wilayah yang sudah terbagi menurut data Dinas Pendidikan Kota Bandung. Setelah diundi, terpilih SMP Negri 1, 2, 3, 4, 5, 10, 20, 23, 32, 40, 41, 44, dan 49.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Menetapkan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipergunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Dengan demikian, perlu ditetapkan alat pengumpul data untuk mengetahui sejumlah informasi yang diperlukan.

Berikut adalah berbagai teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperlukan :

a. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah cara yang dilakukan dengan mencatat dan mengumpulkan data tentang jumlah guru yang mengajar mata pelajaran penjasorkes.

b. Angket

Angket disusun dan diberikan kepada guru yang menjadi sampel penelitian, dengan isi petanyaan yang diajukan oleh peneliti berkaitan dengan tujuan penelitian.

c. Observasi

(29)

39

kemampuan dalam kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh setiap guru dengan mengunakan instrumen yang telah disediakan.

2. Langkah-langkah Penyusunan Alat Pengumpulan Data

Penyusunan alat pengumpul data dilakukan dalam dua tahap. Hal ini dilakukan untuk mempermudah peneliti sebelum mengolah data yang diperoleh.

Berikut tahapannya : a. Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Melaksanakan studi penelitian dengan cara observasi ke sekolah untuk mencari data dalam pelaksanaan penelitian.

2) Mempelajari konsep mengenai kompetensi pedagogik guru penjasorkes. 3) Menyusun soal berdasarkan kisi-kisi instrumen.

4) Konsultasi soal tersebut dengan dosen pembimbing.

5) Melakukan perbaikan soal terutama dari struktur kalimat agar tidak terjadi interpretasi dari responden tentang maksud soal.

b. Tahap Pelaksaan

Pelaksaan penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan data, yaitu kemampuan pembelajaran guru penjasorkes dalam melaksanaan proses pembelajaran di kelas dengan kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh guru tersebut.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah seperangkat soal dalam angket penelitian dan lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh guru mata pelajaran penjasorkes di Sekolah Menengah Pertama Negeri yang terdapat di Kota Bangdung.

(30)

40

Suci Guntari, 2014

Studi Deskriptif Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Mengajar Penjasorkes Se-Kota Bandung

1. Instrumen Penelitian Kisi-kisi Kemampuan Pembelajaran Guru Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Pembelajaran Guru

Variabel Indikator Instrumen item

Kemampuan menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan pembelajaran

1. Komponen penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2. Merencanakan pengelolaan kegiatan

belajar-mengajar dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

3. Merencanakan pengorganisasian bahan pengejaran

4. Merencanakan pengelolaan kelas 5. Merencanakan pengunaan media dan

metode pembelajaran

6. Merencanakan penilaian prestasi murid

Angket 1, 2

1. Penerapan metode pembelajaran 2. Pengunaan media pembelajaran 3. Kemampuan membuka pembelajaran 4. Sikap guru dalam proses pembelajaran 5. Penguasaan materi pembelajaran 6. Implementasi langkah-langkah

pembelajaran

7. Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar

8. Kemampuan menutup pelajaran

Angket 9, 10, 11

1. Ketepatan pelaksanaan evaluasi 2. Kemampuan menyusun bahan tes 3. Pemanfaatan hasil evaluasi

Angket 20

1. Perilaku guru dalam proses mengajar 2. Ketepatan memilih media pembelajaran

Angket 24

25

2. Kisi-kisi Instrumen Observasi Kemampuan Pembelajaran Guru Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Observasi Kemampuan Pembelajaran Guru

Variabel Indikator Instrumen Item

Kemampuan menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan pembelajaran

1. Komponen penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2. Merencanakan pengelolaan kegiatan

belajar-mengajar dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

3. Merencanakan pengorganisasian bahan pengejaran

4. Merencanakan pengelolaan kelas 5. Merencanakan pengunaan media dan

metode pembelajaran

6. Merencanakan penilaian prestasi murid

(31)

41

1. Penerapan metode pembelajaran 2. Pengunaan media pembelajaran 3. Kemampuan membuka pembelajaran 4. Sikap guru dalam proses pembelajaran 5. Penguasaan materi pembelajaran 6. Implementasi langkah-langkah

pembelajaran

7. Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar

8. Kemampuan menutup pelajaran

Lembar

1. Ketepatan pelaksanaan evaluasi 2. Kemampuan menyusun bahan tes 3. Pemanfaatan hasil evaluasi

Lembar

3. Perilaku guru dalam proses mengajar 4. Ketepatan memilih media

pembelajaran

Lembar Observasi

A. 1, 2

B. 1

Kisi-kisi instrumen tesebut yang telah disusun berfungsi untuk alat bantu dalam penelitian ini untuk dikebangkan menjadi seperangkat instrumen yang akan digunakan dilapang dalam pengumpulan data.

F. Pengolahan Dan Analisis Data

Data yang telah terkumpul akan dilakukan triangulasi data dan ditabulasikan dengan cara dijumlah dan dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan, selanjutnya dapat diperoleh prosentase yang kemudian diklasifikasikan dalam bentuk tabel-tabel data. Analis data dalam penelitian ini juga mengunakan anaslisis data Model Miles dan Huberman.

(32)

42

Suci Guntari, 2014

Studi Deskriptif Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Mengajar Penjasorkes Se-Kota Bandung

Keterangan :

P : Besar prosentase

f : Fekwensi responden untuk setiap alternatif jawaban n : Jumlah seluruh responden

(33)

88

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan dari kemampuan kompetensi pedagogis guru mengajar pendidikan jasmani di sekolah menengah pertama negeri se-Kota Bandung yaitu sebagai berikut :

1. Guru penjasorkes menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam melaksanakan proses pembelajaran penjasorkes pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Bandung.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat sebelum pembelajaran dimulai, yaitu pada saat pra-pembelajaran. Itu artinya RPP akan sangat menentukan pembelajaran yang akan dilaksanakan nantinya karena RPP sebagai pedoman guru pada saat pelaksanaan pembelajaran.

Poin awal yang tercantum dalam RPP adalah KI dan KD. Kedua poin (KI dan KD) tersebut akan mempengaruhi poin-poin lain dalam RPP, misalnya pada saat menentukan metode pembelajaran, media pembelajaran, model pembelajaran, dan yang paling penting dalam menentukan materi pembelajaran. Semua poin yang disebutkan tadi harus guru kembangkan. Usaha guru untuk mengembangkan poin-poin dalam RPP yang terjadi ini bukanlah usaha untuk mengembangkan kondisi jasmani peserta didik, melainkan mengembangkan kepada penguasaan teknik cabang olahraga.

2. Guru penjasorkes menerapkan metode pembelajaran dalam melaksanakan proses pembelajaran penjasorkes pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Bandung.

(34)

89

Suci Guntari, 2014

Studi Deskriptif Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Mengajar Penjasorkes Se-Kota Bandung

Keberhasilan yang dimaksud disini adalah keberhasilan atau ketercapaian tujuan pembelajaran yang tertulis dalam RPP yang telah dibuat. Seperti yang telah dibahas pada jawaban 1, RPP yang dibuat oleh guru penjasorkes di SMP Negeri se-Kota bandung mengembangkan olahraga bukan pendidikan jasmani untuk peserta didiknya. Jadi yang dimaksud adalah keberhasilan peserta didik dalam menguasai suatu teknik kecangabangan olahraga.

3. Guru penjasorkes dalam memanfaatkan media pembelajaran penjasorkes di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kota Bandung.

Pada saat guru penjasorkes memanfaatkan media pembelajarannya dinilai masih mengarah kepada keolahragaan. Itu disebabkan karena memang acuan awal yang telah dibuat membuat poin untuk memanfaatkan media pembelajaran mengacu kepada keadaan siswa. Bagaimanapun keadaan siswanya bila media yang dipilih harus bisa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dalam RPP. Seperti sebelumnya tujuan pembelajaran yang telah dibuat mengarah kepada teknik kecabangan olahraga bukan kepada pendidikan siswanya.

4. Guru penjasorkes melaksanakan evaluasi terhadap hasil proses pembelajaran penjasorkes pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Bandung. Pelaksaan yang dilaksanakan oleh guru penjasorkes di Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Bandung menetapkan kepada tehnik kecabangan olahraga. Itu sudah tertulis dalam RPP yang telah dibuat dan evaluasi yang dilaksanakan juga tergantung pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran yang dibuat dalam RPP yaitu menguasai suatu tehnik kecabangan olahraga.

5. Guru penjasorkes dalam pemahaman terhadap peserta didik di Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Bandung.

(35)

90

dalam menerima materi pelajaran penjasorkes karena alat/media pembelajaran yang dipakai. Bagaimanapun guru menginginkan peserta didiknya menerima materi pembelajaran dengan benar, walaupun alat pembelajaran yang dipakai dimodifikasi. Seperti yang tertulis dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya guru penjasorkes di SMP Negeri se-Kota Bandung ini bahwa materi pembelajarannya itu teknik kecabangan olahraga.

Seperti yang telah dijelaskan diatas, maka dapat dinyatakan kompetensi pedagogis yang dimiliki oleh guru penjasorkes di SMPN se-Kota Bandung masuk dalam kategori sangat baik untuk mengembangkan olahraga siswa dan jika ditelaah dari sudut pendidikan kompetensi pedagogis guru mengajar penjas belum menggembangkan pendidikan siswa.

Maka dapat dikatakan bila saat ini seorang guru penjas di sekolah memiliki kompetensi pegadogis dalam kategori sangat baik belum tentu ia dapat menciptakan pembelajaran penjas bernuansakan pendidikan jasmani. Salah satu nuansa pendidikan yang diharapkan yaitu pembelajaran mengajak setiap peserta didiknya sadar dan peduli terhadap rasa kemanusiaan, seperti : sifat saling menghargai dan menghormati antar sesama (respect), simpati, dan empati. Juga belum menekankan partisipasi siswa dengan mengutamakan pada keceriaan dan kesenangan peserta didik bergerak, sehingga aktivitas jasmani dijadikan bagian dari kehidupannya, setia dan terus memelihara keterlibatannya terhadap aktivitas jasmani untuk memberikan kehidupan yang lebih baik.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang kemampuan pedagogis guru mengajar penjasorkes di SMPN se-Kota Bandung, peneliti memberikan beberapa saran diantaranya :

(36)

91

Suci Guntari, 2014

Studi Deskriptif Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Mengajar Penjasorkes Se-Kota Bandung

sebenarnya yang lebih menekankan pada pendidikan melalui aktivitas gerak untuk kualitas hidup yang lebih baik dimasa depan.

2. Kepada lembaga yang menghasilkan calon-calon guru pendidikan jasmani pada masa pendidikan para calon-calon guru tersebut lebih fokus untuk diajarkan bagaimana calon-calon guru tersebut bisa mengajar bukan hanya bisa menguasai teknik-tehnik cabang olahraga. Agar pada saat calon-calon guru penjas tersebut turun ke lapang siap menjadi guru penjas yang dapat mengajar dengan baik sesuai dengan tujuan penjas.

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

B. Abduljabar. (2010). Modul Aplikasi Statistika Dalam PENJAS. Bandung: FPOK – UPI.

B. Abduljabar. (2011). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

B. Abduljabar. (2012). Pendidikan Jasmani Untuk Belajar Siswa. Modul Pembelajaran Prodi PJKR. Belum Diterbitkan

Edukasioner Blogspot: http://edukasioner.blogspot.com/

Fedukasioner Blogspot: https://www.google.co.id/Fedukasioner.blogspot.com Google.com/kompetensi pedagogik:

pp-19-2005-standar-nasional-pendidikan.wpd

Google.co.id/mengajar:

https://www.google.co.id/kemenag.go.id/TULISANPENGAJAR

Hendrayana Yudy. (2012). Perencanaan Pengajaran. Bansung: FPOK – UPI.

Koffieenco Blogspot:

http://koffieenco.blogspot.com/2013/07/4-kompetensi-guru-profesional.html

Mustafah Jejen. (2011). Peningkatan Kompetensi Guru. Jakarta : Kencana Rosdiani Dini. (2013). Perencanaan Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani

(38)

Suci Guntari, 2014

Studi Deskriptif Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Mengajar Penjasorkes Se-Kota Bandung

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta

Somarya Dede. (2009). Landasan Pendidikan. Bandung: UPI

Subroto Toto. (2008). Teori Bermain. Bandung: FPOK – UPI.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Tarigan Beltasar. (2012). Optimalisasi Pendidikan Jasmani Dan Olahraga

Gambar

Tabel 3.1 Populasi SMP Negeri di Kota Bandung
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Observasi Kemampuan Pembelajaran Guru

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian pada Yayasan Alusi Tao Toba adalah dimana penyusunan laporan sistem inventory buku sampai saat ini menggunakan sistem manual, maka penulis

Menghitung geometri rotating disk yang meminimalkan tegangan tangensial maksimum dan tegangan tangensial rata-rata dalam batasan- batasan tertentu menggunakan

[r]

• Apabila terjadi perdarahan post partrum plasenta belum lahir diusahakan untuk melahirkan plasenta dengan segera, jika plasenta telah lahir perlu dibedakan antara perdarahan

Persamaan regresi yang digunakan untuk membuat taksiran mengenai variabel terikat disebut persamaan regresi estimasi, yaitu suatu formula matematis yang menunjukkan

Setelah dilakukan perbaikan oleh guru pada tahap mengajukan pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan materi dengan cara meningkatkan keterampilan bertanya dan membina

Adapun judul skripsi ini adalah “ Sikap Petani terhadap Keberadaan Irigasi dalam Peningkatan Produktivitas Padi Sawah (Kasus : Desa Perdamean, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten

KASIE 1 Jam Berkas/ Dokumen Permohonan izin yang telah di verifikasi oleh KABID Hari ke 1 7. Memverifikasi dan memvalidasi berkas/ Dokumen