PENGARUH KOMPETENSI DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS)
TERHADAP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE
(Studi pada BPRS se-Bandung Raya)
SKRIPSI
DisusunOleh
Egie IbrahimYassin
1005710
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015
PENGARUH KOMPETENSI DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS)
TERHADAP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE
(Studipada BPRS se-Bandung Raya)
Oleh
Egie Ibrahim Yassin
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Egie Ibrahim Yassin 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
EGIE IBRAHIM YASSIN
PENGARUH KOMPETENSI DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS)
TERHADAP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE
(Studipada BPRS se-Bandung Raya)
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing
Elis Mediawati, S.Pd, SE, M.Si, Ak.
NIP. 19820123 200501 2 002
Mengetahui
Ketua Program Studi Akuntansi
Dr. H. Nono Supriatna, M.Si.
Egie Ibrahim Yassin, 2015
PENGARUH KOMPETENSI DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) TERHADAP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE
ABSTRAK
Pengaruh Kompetensi Dewan Pengawas Syariah (DPS) Terhadap Penerapan
Sharia Compliance
(Studi pada BPRS se-Bandung Raya) Oleh:
Egie Ibrahim Yassin Pembimbing:
Elis Mediawati, S.Pd,SE, M.Si, Ak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi Dewan Pengawas Syariah terhadap penerapan sharia compliance pada BPRS yang berada di wilayah Bandung Raya. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian asosiatif. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh dengan jumlah sampel sebanyak 5 BPRS. Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan dari hasil kuesioner. Perhitungan statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah dengan perhitungan korelasi Rank Spearman dan koefisien determinasi. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan SPSS versi 20 for windows.
Hasil pengujian korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa kompetensi Dewan Pengawas Syariah berpengaruh secara positif terhadap penerapan sharia compliance sebesar 0,738. Sementara itu hasil pengujian untuk mengetahui besaran pengaruh dengan menggunakan koefisien determinasi kompetensi Dewan Pengawas Syariah terhadap penerapan sharia compliance menunjukan nilai sebesar 54,5%
Egie Ibrahim Yassin, 2015
ABSTRACT
Influence of Competency of Sharia Supervisory Board (SSB) to Sharia Compliance Implementation
(The Study at Islamic Rural Bank in Great Bandung) By:
Egie Ibrahim Yassin Supervisor:
Elis Mediawati, S.Pd,SE, M.Si, Ak.
This research aim to knowing how the competency of Sharia Supervisory Board influence to sharia compliance implementation at Islamic Rural Bank in Great Bandung. This research include inassociative research. The sampling method that used in this research wassaturated sample with a total of 5 Islamic Rural Bank. Thedata was primary data taken from questionnaire result. The statistic calculationthat used to examine the hypothesis was Rank Spearman correlation, normality and determination coefficient,. The analysis using SPSS V 20 for windows.
The result of Rank Spearman correlationindicated that the competency of Sharia Supervisory Board influenced positively to sharia compliance implementation at value of 0,738. Furthermore, the resultshowed of determination coefficient showed that the competency of Sharia Supervisory Board to sharia compliance implementation in scale of 54,5%.
Egie Ibrahim Yassin, 2015
PENGARUH KOMPETENSI D EWAN PENGAWAS SYARIAH (D PS) TERHAD AP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE
DAFTAR ISI
ABSTRAK ABSTRACT
KATA PENGANTAR...i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
DAFTAR ISI ... iv
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1TinjauanUmumDewanPengawasSyariah ... 10
2.1.1 PengertianDewanPengawasSyariah (DPS) ... 10
2.1.2 TugasdanTanggungJawabDewanPengawasSyariah... 11
2.1.3 KeanggotaandanPengangkatanAnggota DPS ... 13
2.1.4 PersyaratanAnggota DPS ... 14
2.1.5 KompetensiDewanPengawasSyariah ... 15
2.1.5.1BidangSyariahMuamalah ... 16
2.1.5.2BidangPerbankandanKeuangan ... 17
2.2TinjauanUmumSharia Compliance ... 21
2.2.1 PengertianShariah Compliance... 21
2.2.2 TahapanPemeriksaanKepatuhanSyariah ... 22
2.2.3 SanksiTerhadapPelanggaranSyariah ... 23
2.2.4 KetentuanPenerapanSharia Compliance... 24
2.2.4.1ProdukdanJasaBerdasarkanFatwa DSN ... 24
2.2.4.2Produk Bank Syariah Yang BelumDiatur ... 25
2.2.4.3PedomanOperasionaldanProduk... 27
2.3PenelitianTerdahulu ... 37
2.4KerangkaPemikiran ... 40
2.5Hipotesis ... 46
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1ObjekPenelitian... 47
3.2MetodePenelitian ... 47
3.2.1 DesainPenelitian ... 47
3.2.2 OperasionalisasiVariabel... 48
3.2.3 PopulasidanSampelPenelitian ... 51
3.2.4 TeknikPengumpulan Data ... 53
3.2.5 InstrumenPenelitian... 53
Egie Ibrahim Yassin, 2015
3.2.7 UjiKualitas Data ... 55
3.2.7.1UjiValiditas ... 55
3.2.7.2Uji Reabilitas ... 56
3.2.8 Pengujian Hipotesis ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1HasilPenelitian ... 61
4.1.1 TinjauanUmumTentangSubjekPenelitian ... 61
4.1.2 Deskripsi Data VariabelPenelitian... 64
4.1.3 HasilUjiValiditasdanRalibilitasKuisionerPeneliian ... 68
4.1.3.1HasilUjiValiditas ... 68
4.1.3.2HasilUjiReliabilitas ... 71
4.1.4 AnalisisDeskriptifJawabanResponden ... 72
4.1.4.1Deskripsi Data Variabel X (Kompeensi DPS) ... 73
4.1.4.2Deskripsi Data Variabel Y (PenerapanSharia Compliance) ... 78
4.1.5 PengujianHipotesis ... 85
4.1.5.1AnalisisKorelasi ... 85
4.1.5.2KoefisienDeterminasi ... 87
4.2Pembahasan ... 88
4.2.1 Kompetensi DPS... 88
4.2.2 Penerapan Sharia Compliance... 89
4.2.3 PengaruhKompetensi DPS TerhadapPenerapanSharia Compliance ... 90
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan ... 93
5.2Saran ... 94
Egie Ibrahim Yassin, 2015
PENGARUH KOMPETENSI D EWAN PENGAWAS SYARIAH (D PS) TERHAD AP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 PenelitianTerdahulu ... 37
Tabel 3.1 OperasionalisasiVariabel... 49
Tabel 3.2 Daftar BPRS di Bandung Raya ... 52
Tabel 3.3SkorKuisioner ... 54
Tabel 3.4 InterpretasiSkorRentangKlasifikasi ... 55
Tabel 3.4 InterpretasiKoefisienKorelasi ... 58
Tabel 4.1 RealisasiJumlahKuisioner ... 65
Tabel 4.2 KelompokRespondenDirekturBerdasarkan Tingkat Pendidikan ... 66
Tabel 4.3 KelompokRespondenDirekturBerdasarkanUsia ... 66
Tabel 4.4 KelompokResponden DPSBerdasarkan Tingkat Pendidikan ... 67
Tabel 4.5 KelompokResponden DPSBerdasarkanUsia ... 68
Tabel 4.6 HasilUjiValdidtasKuisionerKompetensi DPS ... 69
Tabel 4.7 HasilUjiValiditasKuisionerPenerapanSharia Compliance ... 70
Tabel 4.8 HasilUjiRealibilitasKompetensi DPS ... 71
Tabel 4.9 HasilUjiRealibilitasPenerapanSharia Compliance ... 72
Tabel 4.10 InterpretasiSkor ... 73
Tabel 4.11 Rekapitulasi Rata-RataSkorTanggapanRespondenMengenaiKompetensi DPS... 73
Tabel 4.12 Distribusi BPRS BerdasarkanVariabelKompetensi DPS ... 74
Tabel 4.13 RekapitulasiDistribusiTanggapanRespondenUntukSetiapButirPertanyanPadaDim ensiPengetahuandanPengalaman di BidangSyariahMuamalah... 75
Tabel 4.14 Distribusi BPRS BerdasarkanDimensiPengetahuandanPengalaman di BidangSyariahMuamalah ... 76
Tabel 4.15 RekapitulasiDistribusiTanggapanRespondenUntukSetiapButirPertanyanPadaDim ensiPengetahuan di BidangPerbankandanKeuangan ... 77
Egie Ibrahim Yassin, 2015
Tabel 4. 17 Rekapitulasi Rata-Rata
SkorTanggapanRespondenMengenaiPenerapanSharia Compliance ... 78
Tabel 4.18 Distribusi BPRS BerdasarkanVariabelPenerapanSharia Compliance... 79
Tabel 4.19
RekapitulasiDistribusiTanggapanRespondenUntukSetiapButirPertanyanPadaDim
ensiKesesuaianProdukdanJasaDengan Fatwa DSN ... 80
Tabel 4.20 Distribusi BPRS
BerdasarkanDimensiKesesuaianProdukdanJasa Dengan Fatwa DSN ... 81
Tabel 4.21
RekapitulasiDistribusiTanggapanRespondenUntukSetiapButirPertanyanPadaDim
ensiProduk yang Belum/TidakDiaturDalam Fatwa DSN ... 82
Tabel 2.22 Distribusi BPRS BerdasarkanDimensiProduk yang
Belum/TidakDiaturDalam Fatwa DSN ... 83
Tabel 4.23
RekapitulasiDistribusiTanggapanRespondenUntukSetiapButirPertanyanPadaDim
ensiKesesuaianPedomanOperasionaldanProduk Berdasarkan Fatwa DSN ... 83
Tabel 4.24 Distribusi BPRS
BerdasarkanDimensiKesesuaianPedomanOperasionaldanProduk Berdasarkan
Fatwa DSN ... 84
Egie Ibrahim Yassin, 2015
PENGARUH KOMPETENSI D EWAN PENGAWAS SYARIAH (D PS) TERHAD AP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE
DAFTAR GAMBAR
Egie Ibrahim Yassin, 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kehadiran perbankan syariah di Indonesia dengan diawali berdirinya Bank
Muamalat Indonesia, telah menjadi tonggak penting dalam kehidupan perbankan
syariah di Indonesia. Bank Muamalat telah membuktikan mampu bertahan dalam
kondisi perekonomian yang sangat parah saat krisis ekonomi yang
memporakporandakan banyak bank-bank konvensional, sehingga harus masuk dalam
program rekapitalisasi pemerintah dan bahkan harus dilikuidasi.
Walaupun dalam beberapa tahun terakhir ini perbankan syariah di Indonesia
tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan, namun masih dapat dikatakan
cukup memuaskan. Pada tahun 2014 terdapat sebanyak 11 BUS dengan jumlah
jaringan kantor sebanyak 2.139 dari semula yang hanya terdapat 5 BUS dengan
jaringan kantor sebanyak 581 di tahun 2008. Sementara jumlah BPRS pada tahun
2014 sebanyak 163 dengan jaringan kantor 425 dari semula yang hanya 131 BPRS
dengan jaringan kantor 202 pada tahun 2008 (www.ojk.go.id). Hal ini menunjukkan
bawa bank syariah masih mampu untuk terus bertahan dan berkembang seiring
dengan bertambahnya pula kesadaran masyarakat Indonesia yang merupakan
mayoritas umat muslim untuk semakin taat pada aturan syariat.
Sebagai institusi keuangan yang berbasis pada agama, perbankan syariah
2
Egie Ibrahim Yassin, 2015
PENGARUH KOMPETENSI D EWAN PENGAWAS SYARIAH (D PS) TERHAD AP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE
perbankan syariah merupakan sebuah keyakinan dan tuntutan hidup yang
sudah diyakini kebenarannya. Sehingga jika syariah sekedar menjadi simbol atas
praktek perbankan syariah yang sesungguhnya ribawi serta labelisasi Islam atas
praktek bisnis yang salah, maka akan merusak keagungan ajaran Islam itu sendiri.
Sistem perbankan syariah secara substansial pastilah berbeda dari perbankan
konvensional, karena perbankan syariah diwajibkan untuk memenuhi prinsip syariah
(sharia compliance) dalam segala aktivitasnya. Perbedaan tesebut pada akhirnya akan
mempengaruhi aspek operasional dan produk yang ditawarkan oleh perbankan
syariah. Hal tersebut ditandai dengan dikeluarkannya peraturan yang mengatur
tentang produk dan operasional yang harus dilaksanakan oleh bank syariah melalui
PBI No. 9/19/PBI/2007 Tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan
Penghimpunan Dana Dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah
Namun demikian, dalam menjalankan bisnis perbankan syariah ini tidaklah
semudah seperti apa yang dipikirkan dan dibicarakan dalam teori yang diketahui.
Harus diakui, bahwa fenomena yang terjadi saat ini perbankan syariah di Indonesia
masih sangat rentan terhadap kesalahan-kesalahan yang bersifat syar’i. Bank
Indonesia selalu menyampaikan banyaknya indikasi pelanggaran syariah yang
dilakukan oleh bank syariah dalam praktek operasionalnya. Sebagai contoh, seperti
yang ditulis oleh Utd.Dr. Muhammad Arifin Badri dalam majalah Pengusaha Muslim
(2012: 17) bahwa praktek perbankan syariah masih jauh dari yang difatwakan oleh
3
Egie Ibrahim Yassin, 2015
1. Bank syariah melanggar fatwa DSN tentang murabahah, bahwa bank membeli
barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri. Dalam praktek
murabahah, bank hanya terlibat dalam pembiayaan dan tidak membeli barang.
Secara regulasi undang-undang, bank tidak dibenarkan melakukan bisnis riil
sehingga bank tidak mungkin membeli barang atas nama bank sendiri.
2. Bank syariah melanggar fatwa DSN tentang mudharabah, bahwa kerugian akibat
mudharabah ditanggung bank kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan
kesalahan yang disengaja. Dalam prakteknya, bank tetap membebankan
tanggung jawab kepada nasabah untuk mengembalikan modal secara utuh ketika
terjadi kerugian.
3. Bank syariah melanggar fatwa DSN tentang gadai emas. DSN memutusan besar
biaya pemeliharaan barang gadai tidak boleh ditentukan berdasarkan
berdasarkan jumlah pinjaman dan harus sesuai dengan pengeluaran yang
nyata-nyata diperlukan. Bank syariah menetapkan biaya penitipan emas melebihi Safe
Deposit Box yang merupakan biaya riil sebenarnya. Biaya pemeliharaan yang
ditetapkan bank syariah sangat bergantung pada jumlah pinjaman yang diberikan.
Dalam upaya memurnikan pelayanan institusi keuangan syariah agar
benar-benar sejalan dengan ketentuan syariah Islam, maka keberadaan suatu lembaga yang
bertugas untuk mengawasi diterapkannya prinsip-prinsip Islam tersebut mutlak
diperlukan. Untuk itu dibuatlah suatu ketentuan yaitu Peraturan Bank Indonesia
4
Egie Ibrahim Yassin, 2015
PENGARUH KOMPETENSI D EWAN PENGAWAS SYARIAH (D PS) TERHAD AP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE
Berdasarkan Prinsip Syariah dan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Bank
Syariah. Dalam kedua peraturan tersebut menjelaskan tentang keharusan bagi suatu
badan usaha yang menjalankan usahanya berdasarkan prinsip syariah untuk
membetuk Dewan Pengawas Syariah (DPS).
Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution
(AAOIFI) (1999:1) mengenai pernyataannya dalam Governance Standard for Islamic
Finacial Institutions (GSIFI) menjelaskan bahwa peran DPS adalah “directing,
reviewing and supervising the activities of Islamic Financial Institution in order to
ensure that they are in compliance with Islamic shari’a rules and principles”..
Dengan demikian, DPS dalam menjalankan tugasnya seperti layaknya seorang
auditor internal, namun lebih berfokus pada aspek kepatuhan terhadap pemenuhan
prinsip syariah dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan syariah.
DPS sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas penerapan sharia
compliance mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu lembaga keuangan
Islam, hal ini dikarenakan pelanggaran terhadap prinsip syariah akan berpotensi
menimbulkan berbagai risiko, terutama risiko reputasi bagi industri perbankan
syariah (Trisadini dan Abd. Shomad, 2013:80). Kesyari’ahan sebuah lembaga
keuangan syariah dalam batas-batas tertentu dapat dikatakan terletak diatas pundak
mereka. Begitu Dewan Pengawas Syariah menyatakan lembaga yang diawasinya
5
Egie Ibrahim Yassin, 2015
kepatuhan syari’ah menjadi tanggung jawab mereka, tidak saja di dunia, namun juga
di akhirat kelak.
Agar Seorang anggota DPS dapat menjalankan tugas dan kewajibannya secara
profesional, maka anggota DPS haruslah orang yang memiliki kompetensi yang
benar-benar mumpuni. Anggota DPS harus merupakan seorang yang ahli di bidang
syariah muamalah yang juga memiliki pengetahuan umum di bidang perbankan. Hal
ini sesuai dengan perrnyataan AAOIFI dalam Noven Suprayogi (2008) yang
menyatakan bahwa:
A shari'a supervisory board is an independent body of specialised jurists in fiqh mua'malat (Islamic commercial jurisprudence). However, the Shari'a Supervisory Board may include a member of than those specialized in fiqh mua'malat, but who should be an expert in the field of Islamic Financial institutions and with knowlwdge of fiqih mua'malat.
Tujuan bahwa nggota DPS harus merupakan seorang yang ahli di bidang syariah
muamalah yang juga memiliki pengetahuan umum di bidang perbankan tidak lain
adalah agar DPS dapat mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam
operasional perbankan syariah itu sendiri secara maksimal dan tidak termanipulasi
dengan kontrak-kontrak yang dilakukan bank syariah.
Berdasarkan pernyataan Agustianto (2014) kesalahan bank-bank syariah di
Indonesia dalam mengangkat DPS saat ini adalah mengangkat orang yang sangat
terkenal di ormas Islam atau terkenal dalam ilmu keislaman, tetapi tidak berkompeten
dalam bidang perbankan dan keuangan syariah. Sebagian DPS tidak mengerti
6
Egie Ibrahim Yassin, 2015
PENGARUH KOMPETENSI D EWAN PENGAWAS SYARIAH (D PS) TERHAD AP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE
anggota DPS yang belum mengerti tentang teknis perbankan dan LKS apalagi ilmu
ekonomi keuangan Islam seperti akuntansi, akibatnya pengawasan dan peran-peran
strategis lainnya menjadi tidak optimal.
Terlebih lagi, ketua Dewan Syariah Nasional MUI, Adiwarman Karim dalam
Fiki Ariyanti (2013) menyebutkan bahwa pada tahun 2013 tercatat sebanyak 167
orang DPS yang bergerak di industri perbankan syariah serta lebih dari 40 orang DPS
di asuransi syariah telah memperoleh sertifikasi syariah dari DSN MUI. Tapi dari tiga
level sertifikasi yang ada, sekitar lebih dari 200 DPS baru mengikuti program
sertifikasi level I basic. Jika hanya dapat sertifikat dasar, maka belum bisa
mempunyai pemahaman secara menyeluruh soal produk dan aturan syariah.
Realita tersebut menguntungkan bagi manajemen perbankan syariah, karena
mereka akan lebih bebas berbuat apa saja. Tuntutan dari nasabah agar bank syariah
bersifat inovatif dan berorientasi pada bisnis (misalnya dalam menawarkan instrumen
dan produk baru yang boleh jadi bertentangan dengan prinsip syariah), target tingkat
keuntungan yang lebih baik, serta penilaian kinerja pada setiap cabang bank syariah
yang masih dominan didasarkan atas kinerja keuangan, akan dapat mendorong
praktisi perbankan syariah untuk melanggar ketentuan syariah. Oleh karenanya, tidak
heran jika masih ditemui penyimpangan baik secara administratif maupun secara
teknis terkait aspek syariah yang dilakukan oleh beberapa perbankan syariah seperti
7
Egie Ibrahim Yassin, 2015
Untuk itu, kualifikasi menjadi DPS harus diperketat, dan formulasi
peranannya harus diwujudkan di lembaga keuangan dimana ia ditempatkan. Anggota
DPS harus memiliki kualifikasi keilmuan yang integral, yaitu ilmu fiqih muamalah
dan ilmu ekonomi keuangan Islam modern. Didasarkan kepada pentingnya anggota
DPS yang profesional dan produktif, maka adalah sangat tepat apabila Bank
Indonesia melakukan fit and profer test terhadap calon anggota DPS, betapa pun
tingkat professornya dan kedalaman ilmu agama yang dimilikinya, seorang DPS juga
harus cerdas dalam ilmu ekonomi perbankan.
Penelitian mengenai kompetensi DPS dan sharia compliance yang dilakukan
oleh Hassan et al. (2010) mengindikasikan bahwa kurang efektifnya fungsi DPS
dalam mengawasi segala aktivitas bank dalam pemenuhan prinsip syariah salah
satunya dipengaruhi oleh anggota DPS yang tidak berkompeten (kurangnya
pengetahuan dan pengalaman). Penelitian lain yang dilakukan Masliana (2011) yang
menemukan bahwa anggota DPS yang berkompeten yang terdiri dari ahli fiqih dan
ahli dalam ilmu perbankan telah mampu meminimalisir pelanggaran-pelanggaran
syariah dalam pelaksanaan kontrak di Bank BRI Syariah.
Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian Usamah (2009)
menyebutkan bahwa kompetensi DPS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kepatuhan syariah pada transaksi pembiayaan berbagi hasil. Adanya perbedaan hasil
penelitian di antara penelitian terdahulu menjadi dasar bagi penulis untuk melakukan
8
Egie Ibrahim Yassin, 2015
PENGARUH KOMPETENSI D EWAN PENGAWAS SYARIAH (D PS) TERHAD AP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE
ini. Selain itu, penelitian yang telah dilakukan khususnya di Indonesia terkait masalah
kompetensi DPS dan sharia compliance ini kebanyakan menggunakan metode
kualitatif.
Atas dasar alasan di atas, penelitian mengenai kompetensi Dewan Pengawas
Syariah dan kepatuhan syariah sangat diperlukan dan sekaligus relevan dengan
problem kekinian dalam bisnis perbankan Islam. Untuk itu, peneliti ingin mengetahui
sejauh mana pengaruh kompetensi Dewan Pengawas Syariah dalam memastikan
terlaksananya kepatuhan syariah (sharia compliance) khususnya pada BPRS di
wilayah Bandung Raya, yang dituangkan dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh
Kompetensi Dewan Pengawas Syariah (DPS) Terhadap Penerapan Syariah
Compliance” (studi pada BPRS se-Bandung Raya)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah-masalah yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah gambaran mengenai kompetensi yang dimiliki oleh Dewan
Pengawas Syariah (DPS) pada BPRS di wilayah Bandung Raya?
2. Bagaimanakah gambaran mengenai penerapan shariah compliance pada BPRS di
wilayah Bandung Raya?
3. Bagaimana pengaruh kompetensi Dewan Pengawas Syariah terhadap penerapan
sharia compliance pada BPRS di wilayah Bandung Raya?
1.3 Tujuan Penelitian
9
Egie Ibrahim Yassin, 2015
1. Untuk mengetahui gambaran mengenai kompetensi yang dimiliki oleh Dewan
Pengawas Syariah (DPS) pada BPRS di wilayah Bandung Raya
2. Untuk mengetahui gambaran mengenai penerapan shariah compliance pada BPRS
di wilayah Bandung Raya
3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi Dewan Pengawas Syariah (DPS)
terhadap penerapan shariah compliance pada BPRS di wilayah Bandung Raya
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Aspek praktis
Menjadikan penelitian ini sebagai referansi bagi Dewan Pengawas Syariah (DPS)
untuk terus meningkatkan kompetensinya agar dapat menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya dalam mengarahkan, mengevaluasi, dan mengawasi segala
bentuk produk dan operasional di bank agar tetap memenuhi prinsip-rinsip
syariah. Kemudian diharapkan penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai
referensi agar para jajaran direksi BPRS dapat benar-benar selektif dalam
memilih dan menetapkan anggota DPS di kemudian hari.
2. Aspek teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi kemajuan keilmuan akuntansi
khususnya di bidang audit kepatuhan dan kontrol internal di lembaga perbankan
Egie Ibrahim Yassin, 2015
PENGARUH KOMPETENSI DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) TERHADAP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELTIAN 3.1 Objek Penelitian
Objek peneliian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Sesuai
dengan pendapat Sugiyono (2010:38) mendefinisikan objek penelitian sebagai berikut: “Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data tujuan dan
guna untuk tertentu tentang suatu hal atau objektif, valid dan reliable tentang suatu
hal (variabel tertentu). Objek dalam penelitian ini adalah kompetensi Dewan
Pengawas Syariah (DPS) dan kepatuhan syariah (sharia compliance ).
3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain penelitian
Muh. Nazir (2003:84) menyatakan “desain penelitian merupakan proses yang
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Dalam penelitian ini,
penulis menggunakan dua metode, yaitu metode deskriptif dan metode asosiatif.
Metode deskriptif didefinisikan oleh Sugiyono (2010:29) adalah sebagai berikut: “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan
atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”. Metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai kompetensi
DPS dan gambaran mengenai sharia compliance di BPRS se-Bandung Raya.
Sementara itu Sugiyono (2010:69) menyatakan bahwa metode asosiatif
48
Egie Ibrahim Yassin, 2015
“Suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, serta dapat membangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan , meramalkan dan mengontrol suatu gejala atau fenomena.”
Metode asosiatif ini akan digunakan untuk mengetahui hubungan antara kompetensi
DPS dengan penerapan sharia compliance di BPRS se-Bandung Raya.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Pada dasarnya variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:38).
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dirumuskan bahwa variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu satu variabel X dan satu
variabel Y. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel bebas (independent)
Variabel independen sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor,
intecedent. Varibel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat),
Sugiyono (2013:39). Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas atau
variabel X yaitu Kompetensi Dewan Pengawas Syariah
49
Egie Ibrahim Yassin, 2015
PENGARUH KOMPETENSI DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) TERHADAP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE
Variabel dependen sering disebut output, criteria, konsekuen. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas, Sugiyono (2013:39). Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel
terikat atau variabe Y yaitu penerapan sharia compliance
Untuk memepermudah penelitian ini dan menghindari salah penafsiran yang
berbeda terhadap judul penelitian ini maka variabel-variabel tersebut akan
dioperasionalisasikan pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Variabel
Independen
Dimensi Indikator Skala Item No.
c. hukum pidana dan acara berdasarkan syariah Islam d. hukum perundang-undangan
50 b. bisnis dan produk perbankan
syariah
Dimensi Indikator Skala Item No
a. Produk terhindar dari unsur riba, maysir, dan gharar
51
Egie Ibrahim Yassin, 2015
PENGARUH KOMPETENSI DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) TERHADAP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE
3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi menurut Sugiyono (2013:80) adalah “wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Sementara itu sampel menurut Sugiyono (2013:81) adalah “bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar
dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang akan diambil dari populasi itu.
Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah seluruh populasi atau
disebut dengan sampel jenuh.
52
Egie Ibrahim Yassin, 2015
Adapun yang menjadi sampel atau unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh
BPRS di wilayah Bandung Raya yang berjumlah 8 BPRS, yaitu:
Tabel 3.2
Daftar BPRS di Bandung Raya
No Nama BPRS Alamat
1 BPRS Mitra Harmoni
Bandung Jl. Soekarno Hatta No. 541 Bandung
2 BPRS Cipaganti Jl. Diponegoro No. 21 Bandung 3 BPRS HIK Parahyangan Jl. Percobaan No 1 Cileunyi, Bandung 4 BPRS Baitur Ridha Pusaka Jl. Raya Cibeureum, Komplek Bumi Indah
Blok H No.7
5 BPRS Al Ihsan Jl. Jaksa Naranata No.3, Baleendah 6 BPRS Al Ma’soem Jl. Raya Rancaekek No.1, Bojong Loa,
Rancaekek
7 BPRS Ishlalul Ummah Jl. Raya Cibabat No. 359, Cimahi
8 BPRS Amanah Rabbaniah Jl. Raya Timur No.2, Pengkolan, Basyaran, Bandung
Sumber: www.bi.go.id
Sementara yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah jajaran direksi
dan anggota DPS yang berada pada masing-masing BPRS. Direktur dijadikan
sebagai responden untuk mengisi kuisioner tentang kompetensi DPS (X), dikarenakan
calon DPS dipilih melalui rapat direksi, sehingga diyakini bahwa direktur mengetahui
mengenai kompetensi DPS yang bersangkutan. Sedangkan anggota DPS dijadikan
sebagai responden untuk mengisi kuisioner tentang penerapan sharia compliance,
dikarenakan DPS merupakan lembaga yang bertugas untuk memastikan
terlaksananya penerapan kepatuhan terhadap prinsip syariah tersebut di bank yang
53
Egie Ibrahim Yassin, 2015
PENGARUH KOMPETENSI DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) TERHADAP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2013:137) menjelaskan “pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai seting, berbagai sumber, dan
berbagai cara. Maka teknik pengumpulan data bisa juga dengan telaah pustaka atau
telaah penelitian terdahulu, telaah dokumen adalah telaah yang dilakukan berdasarkan
dokumen apa saja yang digunakan siinyansi untuk dilakukannya pengolahan data
awal menjadi data akhir, angket atau kuisioner yaitu metode yang dilakukan dengan
memberikan seperangkat pertanyaan, wawancara metode mencari informasi secara
lisan.
Dalam penelitian ini penulis melakukan dengan cara kuisioner. Kemudian
Sugiyono (2013:142) menjelaskan juga bahwa “kuisioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperagnkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”
3.2.5 Instrumen Penellitian
Instrumen penelitian digunakan dalam suatu penelitian tidak lain untuk
memperoleh data dari lapangan atau sumber yang akan dilakukan penelitian. Adapun
instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini penulis menggunakan
kuisioner dengan menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2013:93) menjelaskan “skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
54
Egie Ibrahim Yassin, 2015
Dalam pembuatan kuisioner ini penulis mengunakan skala likert dengan
pemberian nilai skor antara 1 sampai 5 dimana nantinya data yang diperoleh akan
berbentuk ordinal. Skor-skor yang terdapat dalam kuisioner tersebut dapat dijelaskan
dengan kategori sebagai berikut:
Tabel 3.3 Skor Kuisioner
No Keterangan Skor positif
1 Sangat Tinggi (ST) 5
2 Tinggi (T) 4
3 Sedang (S) 3
4 Rendah (R) 2
5 Sangat Rendah (SR) 1
Sumber: Sugiyono (2013:93)
3.2.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif.
Analisis deskriptif menurut Sugiyono (2013:147) mendefinisikan sebagai statistik
yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Setelah data-data yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini terkumpul,
maka dilakukan analisis data. Analisis data ini dilakukan untuk memperoleh
gambaran , jawaban atas variabel-variabel yang diteliti berdasarkan data yang telah
55
Egie Ibrahim Yassin, 2015
PENGARUH KOMPETENSI DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) TERHADAP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE
Langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk menganalisis data adalah
dengan mengukur rentang klasifikasi. Menurut Sugiyono (2009) kriteria interpretasi
skor berdasarkan jawaban responden dapat ditentukan sebagai berikit: skor
maksimum setiap kuisioner adalah 5 dan skor minimunm adalah 1, atau berkisar
antara 20% sampai 100%, maka jarak antara skor yang berdekatan a dalah 16%
((100%-20%)/5). Sehingga berdasarkan perhitungan tersebut dapat diperoleh kriteria
sebagai berikut:
Tabel 3.4
Interpretasi Skor Rentang Klasifikasi Hasil Kategori
20%-35,99% Sangat Rendah
36%-51,99% Rendah
52%-67,99% Sedang
68%-83,99% Tinggi
84%-100% Sangat Tinggi
Sumber: Sugiyono (2009)
3.2.7 Uji Kualitas Data 3.2.7.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2010:172), penelitian dikatakan valid apabila terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada
objek yang diteliti. Uji validitas ini menggunakan korelasi Spearman Rank, dengan
56
Egie Ibrahim Yassin, 2015
�� = − 6 ∑ ��
2
� �2−
Keterangan: �� = koefisien korelasi Spearman
Di = selisih peringkat untuk setiap data
N = jumlah sampel atau data
Syarat minimum untuk memenuhi validitas adalah apabila r = 0,3 jika korelasi
diantara butir dengan skor < 0,3 maka butir instrument tersebut dinyatakan tidak
valid (Sugiyono, 2005: 116).
2.3.7.2Uji Reabilitas
Uji Reabilitas berfungsi menunjukkan seberapa jauh instrument dapat
memberikan sebuah hasil yang konsisten walaupun penguakan dilakukan lebih dari satu kali. Suharsimi Arikunto (2010:221) “reabilitas menunjuk pada satu pengertian
bahwa suatu instrument cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrument tersebut sudah baik”. Kemudian untuk pengujian reabilitas
sendiri penulis menggunakan rumus alpha cronbach. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:239) “rumus alpha cronbach digunakan untuk mencari reabilitas instrument
yang skornya 1 dan 0”. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
�� = ( �
� − ) −
57
Egie Ibrahim Yassin, 2015
PENGARUH KOMPETENSI DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) TERHADAP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE
Keterangan:
ri= reabilitas instrument
k= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑ ��2= jumlah variasi butir
�2�= varians total
Menurut Uma Sekaran (2006:182) menyatakan bahwa “secara umum
keandalan kurang dari 0,60 dianggap buruk, keandalan dalam kisaran 0,70 dapat
diterima, dan lebih dari 0,80 adalah baik”.
2.3.8 Pengujian Hipotesis
Menurut Suharyadi dan Purwanto (2008:82) mendefinisikan pengujian
hipotesis sebagai berikut:
“Pengujian hipotesis adalah prosedur yang didasarkan pada bukti sampel yang dipakai untuk menentukan apakah hipotesis merupakan suatu pernyataan yang wajar dan oleh karenanya tidak ditolak, atau hipotesis tersebut tidak wajar dan oleh karena itu harus ditolak”.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian hipotesis dilakukan
guna mencari jawaban atas hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Untuk
melakukan pengujian hipotesis pada penelitian ini digunakan analisis koefisiensi
korelasi dan koefisiensi determinasi.
1. Koefisiensi Korelasi
Menurut Suharyadi (158:2009) analisis korelasi adalah suatu teknik statistika
yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan atau korelasi antara dua variabel.
58
Egie Ibrahim Yassin, 2015
hubungan yang terjadi di antara variabel bebas dan variabel terikat. Dikarenakan data
bersifat ordinal, maka teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi Rank
Spearman. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
�� = − 6 ∑ ��
2
� �2−
Keterangan: �� = koefisien korelasi Spearman
Di = selisih peringkat untuk setiap data
N = jumlah sampel atau data
Tingkat hubungan antara variabel X dan variabel Y di dalam koefisien
korelasi dibagi ke dalam lima interval tingkat hubungan, yang akan dijelaskan dalam
tabel berikut:
Tabel 3.5
Interpretasi Koefisiensi Korelasi
Interval Koefisiensi Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
59
Egie Ibrahim Yassin, 2015
PENGARUH KOMPETENSI DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) TERHADAP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE
Dalam penelitian ini yang menjadi hipotesis nol dan hipotesis alternatif adalah
sebagai berikut:
- Hο : r < 0, artinya kompetensi Dewan Pengawas Syariah tidak berpengaruh
positif terhadap penerapan sharia compliance pada BPRS se-Bandug Raya.
- Ha : r ≥ 0, artinya, kompetensi Dewan Pengawa Syariah berpengaruh positif
terhadap penerapan sharia compliance pada BPRS se-Bandug Raya.
Hipotesis ini ditolak atau diteima dilihat dari nilai koefisien korelasi yang
dihasilkan setelah dilakukan pengolahan data dengan bantuan program SPSS for
Windows version 20. Jika nilai koefisien yang didapat lebih kecil dari 0 maka Ho
diterima, tetapi jika nilai koefisien lebih besar sama dengan 0 maka Ho ditolak.
2. Menghitung koefisien determinasi
Menurut Suharyadi dan Purwanto (2009:162) “Koefisien determinasi adalah
bagian dari keragaman total variabel terikat Y (variabel yang dipengaruhi atau
dependen) yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X (variabel yang mempengaruhi atau independen)”.
Jadi, koefisien determinasi adalah kemampuan variabel X dalam
mempengaruhi variabel Y. Artinya, semakin besar koefisien determinasi, maka
menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y. sedangkan sisanya
dijelaskan oleh faktor lainnya diluar variabel yang diteliti. Koefisien determinasi mempunyai nilai antara 0 sampai 1 (1% ≤ KD < 100%). Adapun rumusnya sebagai
60
Egie Ibrahim Yassin, 2015
�� = �2× %
Keterangan:
KD: Koefisien Determinasi
Egie Ibrahim Yassin, 2015
PENGARUH KOMPETENSI D EWAN PENGAWAS SYARIAH (D PS) TERHAD AP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai “Pengaruh
Kompetensi DPS Terhadap Penerapan Sharia Compliance” maka untuk penelitian ini
dapat ditarik simpulan:
1. Secara umum kompetensi yang dimiliki oleh Dewan Pengawas Syariah
(DPS) pada BPRS yang berada di wilayah Bandung Raya dinilai sudah sudah
tinggi, namun pada poin mengenai pengetahuan di bidang akuntansi dan
auditing masih rendah.
2. Kepatuhan BPRS di wilayah Bandung Raya untuk menerapkan sharia
compliance dinilai sudah sangat tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari
unsur-unsur produk maupun operasionalisasinya telah berjalan semestinya sesuai
dengan fatwa yag telah ditentukan oleh Dewan Syariah Nasional.
3. Berdasarkan hasil pengolahan statistik menunjukan adanya pengaruh positif
kompetensi DPS terhadap penerapan sharia copliance. Ini berarti semakin
tinggi kompetensi yang dimiliki oleh DPS maka akan semakin tinggi pula
kepatuhan bank dalam menerapkan sharia compliance
4. Terdapat perbedaan antara fenomena dan hasil penelitian dalam penelitian
ini, yang dimana dalam fenomena yang terjadi pada tahun 2012
94
Egie Ibrahim Yassin, 2015
sedangkan dalam hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sharia
compliance sudah sangat tinggi. Hal ini dimungkinkan karena telah terjadi
perbaikan kualitas yang dilakukan oleh pihak manajemen perbankan syariah dan
pihak-pihak yang terkait lainnya agar perbankan syariah dapat semakin
meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah dalam segala kegiatan
operasionalnya dalam semakin dalam kurun waktu 3 tahun tersebut.
5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang dapat penulis sampaikan dalam akhir penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. BPRS diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada anggota DPS untuk
mengikuti berbagai pelatihan dalam rangka meningkatkan pengetahuan
mereka dalam bidang akuntansi dan auditing dikarenakan beberapa responden
masih menganggap bahwa DPS belum memiliki pengetahuan mengenai ilmu
akuntansi dan auditing yang memadai, padahal selain harus memiliki
pengetahuan yang memadai di bidang syariah muamalah, DPS juga dituntut
untuk memiliki pengetahuan di bidang perbankan dan keuangan secara umum.
2. BPRS diharapkan dapat selalu konsisiten dalam menerapkan prinsip-prinsip
Islam pada segala aktivitas yang dilakukannya, dikarenakan pelanggaran
terhadap sharia compliance dapat menimbulkan berbagai risiko, terutama
95
Egie Ibrahim Yassin, 2015
PENGARUH KOMPETENSI D EWAN PENGAWAS SYARIAH (D PS) TERHAD AP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel independen
lainnya, seperti independensi DPS, kompetensi karyawan, sistem
pengendalian internal, kebijakan manajemen dan lain sebagainya. Sehingga
hasil penelitian dapat lebih menggambarkan pengaruh-pengaruh variabel
Egie Ibrahim Yassin, 2015
DAFTAR PUSTAKA
AAOIFI (1999).Accounting and Auditing and Governance Standard for Islamic
Financial Institution. Manama, Bahrain: AAOIFI
Adrian Sutedi. (2009) Perbankan Syariah: Tinjauan dari Beberapa Segi Hukum.
Bogor: Ghalia Indonesia
Agus Triyana. (2009). Implementasi Kepatuhan Syariah dalam Perbankan Islam
(Syariah): Studi Perbandingan antara Malaysia dan Indonesia. Jurnal Hukum
No.EdisiKhusus Vol. 16 Okt 2009:209-288.
Agustianto.(2014) Dewan Pengawas Syariah dan Manajemen Risiko Bank Syariah.
[Online] Tersedia di:
http://www.dakwatuna.com/2014/08/22/56114/dewan-pengawas-syariah-dan-manajemen-risiko-bank-syariah/#axzz3RVqY37Es[
1November 2014]
Amir Machmud dan Rukmana. (2010) Bank Syariah: Teori, Kebijakan, dan Studi
Empirisdi Indonesia. Jakarta: Erlangga
Arens, A.A dkk. (2003). Auditing and Assurance Service: An Integrated Aproach.
New Jersey:Prentice Hall.
Booklet Perbankan Indonesia tahun 2014: Otoritas Jasa Keuangan. [Online] Tersedia
di http://www.ojk.go.id/booklet-perbankan- indonesia-2014 [2 November 201]
Egie Ibrahim Yassin, 2015
PENGARUH KOMPETENSI D EWAN PENGAWAS SYARIAH (D PS) TERHAD AP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE
Fiki Ariyanti. (2013). Ratusan Dewan Pengawas Syariah RI Cuma Bersertifikat Level
Dasar. [Online]. Tersedia
di:http://bisnis.liputan6.com/read/623948/ratusan-dewan-pengawas-syariah-ri-cuma-bersertifikat-level-dasar [11Oktober 2014]
Gita Danupradata. (2013). Manajemen Perbankan Syariah. Jakarta: SalembaEmpat
Hafij Ullah. (2014) Shari’ah compliance in Islamic banking: An empirical study on
selected Islamic banks in Bangladesh. International Journal of Islamic and
Middle Eastern Finance and Management Vol. 7 No. 2, 2014 pp. 182-199.
Hassan, R. et al. 2010. An analysis of the role and competency of the Shari'ah
committees (SCs) of Islamic banks and financial service providers. ISRA
Research Paper No. 18/2010.
Lubis A. I (2011). Akuntansi Keprilakuan. Jakarta: Salemba Empat
Masliana.(2009). Peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) Dalam Pengawasan
Pelaksanaan Kontrak Di Bank Syariah: Studi Pada Bank BRI Syariah.Skripsi.
Moh.Nazir. (2005). Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia
Muhammad.(2011). Audit dan Pengawasan Syariah pada Bank Syariah. Yogyakarta:
UII Press
Muhamad Arifin Badri. (2012, 25, Maret) Pelanggaran Bank SyariahTerhadap Fatwa
DSN MUI. Majalah Pengusaha Muslim [Online], 15-17. Tersedia:
http://dc534.4shared.com/download/em-Xy7dH/sampel-majalah-pengusahamuslim.zip?tsid=20140626-140218-8eb74361&lgfp=2000 [15 Juni
Egie Ibrahim Yassin, 2015
Noven Suprayogi. (2008). DPS Dan Pengawasan Internal Syariah Pada Bank Syariah
[Online]. Tersedia:
http://novensuprayogi.blogspot.com/2008/03/dps-dan-pengawasan-internal-syariah.html [23Juli 2014]
Peraturan Bank Indonesia No. 6/24/PBI/2004 Tentang Bank Umum Yang
Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan PrinsipSyariah
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/23/PBI/2009 Tentang Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah
Peraturan Bank Indonesia No 10/17/PBI/2008 TentangProduk Bank Syariah Dan
Unit Usaha Syariah
Ridwan S. & Barlian Inge. (2003). Manajemen Keuangan, edisi kelima. Jakarta:
LiterataLintas Media
Statistik Perbankan Syariah Desember 2014 [Online] Tersedia
di:http://www.ojk.go.id/statistik-perbankan-syariah-desember-2014 [24Juli
2014]
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatifdan R&D. Bandung
:Alfabeta.
Sugiyono.(2010). Metode penelitian Administrasi R&D. Jakarta: SalembaEmpat
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Bandung:
Alfabeta
Sofyan S Harahap. (2002). Auditingdalam Perspektif Islam, Jakarta: Pustaka
Egie Ibrahim Yassin, 2015
PENGARUH KOMPETENSI D EWAN PENGAWAS SYARIAH (D PS) TERHAD AP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE
Sri Nurhayatidan Wasilah (2009).Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat
Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Suharyadi dan Purwanto.(2008). Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.
Jakarta: Salemba Empat
Suharyadi dan Purwanto.(2009). Statistika, edisi dua, buku dua. Jakarta: Salemba
Empat
Surat Edaran No. 12/13/DPbS/2010
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/22/DPbS tentang Prinsip Syariah Dalam
Kegiatan Penghimpunan Dana, Pembiayaan danKegiatan Jasa
Trisadini P. Usanti dan Abd.Shomad. (2013). Transaksi Bank Syariah. Jakarta. Bumi
Aksara.
Uma Sekaran. (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1. Jakarta:
Salemba Empat.
Undang-UndangNomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah
Usamah. (2009). Peran Kompetensi Dan Model Pengorganisasian Dewan Pengawas
Syariah Terhadap Pembiayaan Berbagi Hasil Pada Perbankan Syariah Di
Indonesia. Tesis
Veithzal Riavai dan Rifki Ismail (2013) Islamic Risk Management For Islamic Bank:
Risiko bukan untuk ditakuti, tapi dihadapi dengan cerdik, cerdas dan