• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI BIRO PELAYANAN SOSIAL DASAR PADA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI BIRO PELAYANAN SOSIAL DASAR PADA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP

KINERJA MENGAJAR GURU DI SMA DAN SMK NEGERI DAN

SWASTA SE-KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA

BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

GITA DEWI LESTARI 0809039

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

(2)

Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah

Terhadap Kinerja Mengajar Guru

Di SMA Dan SMK Negeri Dan Swasta

Se-Kecamatan Cibeunying Kidul Kota

Bandung

Oleh Gita Dewi Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Gita Dewi Lestari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

Gita Dewi Lestari, 2015

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMA dan SMK Negeri dan Swasta se-Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah kurang optimalnya kinerja mengajar guru disebabkan karena kondisi iklim organisasi sekolah yang kurang baik.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik komunikasi tidak langsung melalui angket tertutup, yang disebarkan kepada 6 orang kepala sekolah dan 76 guru pada SMA dan SMK Negeri dan Swasta se-Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung sehingga berjumlah 82 orang untuk melakukan uji homogenitas, sedangkan untuk melakukan uji kecenderungan, normalitas dan hipotesis menggunakan data guru yang berjumlah 76 orang guru SMA dan SMK Negeri dan Swasta se-Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung. Hasil perhitungan Weight Means Score (WMS), diperoleh kecenderungan umum rata-rata variabel X (Iklim Organisasi Sekolah) sebesar 3,90 dengan kriteria baik. Sedangkan kecenderungan umum rata-rata untuk variabel Y (Kinerja Mengajar Guru) sebesar 3,96 dengan kriteria baik.

(5)

Gita Dewi Lestari, 2015

ABSTRACT

This research titled “Influence Of Climate School Organization For Teachers' Teaching Performance At Senior High School And Vocational School In Sub-District Of Bandung City”. This research is motivated by the problem of teachers performance less than optimal.

The method used in this research is descriptive method with quantitative approach. Data collection techniques using the technique of indirect communication through a closed questionnaire. Weight Means Score (WMS) calculation results, the general trends of the average for the variable X amounting to 3.90 with both criteria. While the general trend of the average for the variable Y amounting to 3.96 with both criteria.

(6)

Gita Dewi Lestari, 2015

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

KATA MUTIARA

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6

1. Batasan Masalah ... 6

2. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... ... . 8

E. Struktur Organisasi Skripsi ... . 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, ASUMSI DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 11

A. Kajian Pustaka ... 11

1. Iklim Organisasi ... 11

a. Pengertian Iklim Organisasi ... 11

b. Dimensi Iklim Organisasi ... 14

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Iklim Organisasi ... 17

2. Kinerja Mengajar Guru ... 18

a. Pengertian Kinerja ... ..18

(7)

Gita Dewi Lestari, 2015

c. Pengertian Guru...20

d. Definisi Kinerja Mengajar Guru...21

e. Pelaksanaan Kinerja Mengajar Guru...22

f. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Mengajar Guru...26

g. Indikator Penilaian Kinerja Mengajar Guru...28

B. Kerangka Pemikiran ... 31

C. Asumsi ... 34

D. Hipotesis Penelitian ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 36

1. Lokasi Penelitian ... 36

2. Populasi Penelitian ... 37

3. Sampel Penelitian ... 38

B. Desain Penelitian ... 40

C. Metode Penelitian ... 41

1. Metode Deskriptif ... 42

2. Pendekatan Kuantitatif ... 43

D. Definisi Operasional ... 44

1. Iklim Organisasi Sekolah ... 44

2. Kinerja Mengajar Guru ... 45

E. Instrumen Penelitian ... 46

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 52

1. Uji Validitas Instrumen ... 52

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 56

(8)

Gita Dewi Lestari, 2015

H. Analisis Data ... 61

1. Seleksi Angket ... 61

2. Klasifikasi Data ... 62

3. Uji Homogenitas ... 62

4. Menghitung Kecenderungan Umum Skor Responden Dari Masing-Masing Variabel ... 63

5. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ... 64

6. Uji Normalitas Distribusi Data ... 66

7. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 68

a. Analisis Korelasi ... 68

b. Uji Tingkat Signifikansi ... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 71

A.Hasil Penelitian ... 71

1. Seleksi Data ... 71

2. Klasifikasi Data ... 72

3. Hasil Pengolahan Data... 72

a. Uji Homogenitas ... 72

b. Kecenderungan Umum (Skor Rata-Rata) Responden ... 74

c. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ... 92

d. Uji Normalitas Distribusi Data ... 94

e. Hasil Pengujian Hipotesis ... 97

1. Analisis Korelasi ... 97

2. Uji Signifikansi ... 98

B. Pembahasan ... 98 1. Gambaran Umum Iklim Organisasi Sekolah SMA dan SMK

(9)

Gita Dewi Lestari, 2015

Bandung...99

2. Gambaran Umum Kinerja Mengajar Guru SMA dan SMK Negeri dan Swasta se-Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung... 103

3. Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMA dan SMK Negeri dan Swasta se-Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung... 107

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 109

1.. Kesimpulan ……….. 109

2.. Saran ……… 110

DAFTAR PUSTAKA ……… 112

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah sebagai organisasi atau lembaga pendidikan formal memberi layanan belajar kepada peserta didik dengan menggunakan semua sumber daya dan fasilitas yang tersedia serta dukungan lainnya untuk memperlancar kegiatan belajar dan mengajar. Guru adalah salah satu komponen yang terlihat langsung dalam memberikan layanan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai teladan bagi siswanya tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran. Sanjaya (2011:24) mengemukakan “Sebagai pengelola pembelajaran, guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman”. Peran guru yang strategis, menuntut kerja guru yang profesional, dan mampu mengembangkan ragam potensi yang terpendam dalam diri anak didik. Sedemikian besar peran guru dalam melakukan perubahan terhadap peradaban lewat anak didik yang akan menuntut kemajuan masa depan.

Kinerja mengajar guru merupakan kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan tugas pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program pengajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Menurut Darmawan (2006:45) mengemukakan bahwa, “kinerja mengajar guru ditampilkan oleh beberapa indikator, yaitu: penguasaan terhadap kurikulum dan perangkat pengajarannya, penguasaan materi pelajaran, penguasaan metode dan teknik penilaian, komitmen atau kecintaan guru terhadap tugasnya dan disiplin”.

Kinerja guru sangat penting untuk diperhatikan karena mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Guru yang mempunyai kinerja yang baik akan mampu menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa yang lebih baik, dan pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas belajar peserta didik.

(11)

daya pendidik yang ada untuk mampu memberikan kinerja yang optimal. Oleh karena itu, sekolah dijadikan sebagai wadah yang terdiri dari individu-individu untuk dapat saling berinteraksi dan bekerja sama dalam pencapaian tujuan bersama. Namun setiap guru mempunyai watak yang berbeda-beda, perbedaan akan menimbulkan ketidaknyamanan antar guru dalam lingkup sekolah tetapi disisi lain sekolah merupakan hal terpenting karena merupakan suatu alat untuk bisa menyatukan persepsi, menyamakan pendapat meski seringkali banyak terjadi perdebatan dan permasalahan yang mengganggu jalannya tujuan sekolah secara efektif.

Setiap individu akan merasakan adanya gejala atau kondisi yang membawa mereka pada suatu persepsi yang menyatakan apakah di lingkungan organisasi yang mereka tempati sudah sesuai dengan apa yang direncanakan, apabila kondisi lingkungan organisasi tumbuh dengan adanya hubungan kerjasama yang baik antara para personilnya maka kondisi organisasi akan tercipta dengan kondusif, keadaan ini disebut dengan iklim organisasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Tagiuri dan Litwin (Hendyat Soetopo 2010:141) bahwa iklim organisasi adalah suatu kualitas lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggotanya, mempengaruhi perilakunya, dan dapat dideskripsikan dengan nilai-nilai karakteristik organisasi. Keadaan iklim organisasi yang kondusif akan menimbulkan perasaan nyaman dan menyenangkan bagi para personil organisasi sehingga para anggota organisasi akan lebih bersemangat dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya semaksimal mungkin.

Menurut Suherman (2000:21) mengatakan bahwa tugas seorang guru meliputi tiga jenis tugas, yaitu tugas sebagai profesi, tugas guru dalam bidang kemanusiaan, dan tugas guru dalam bidang kemasyarakatan. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, salah satunya guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru yang dijelaskan oleh Saodih dan Suherman (2012:83-84), yaitu:

1. Faktor kepribadian dan dedikasi yang tinggi menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan tugasnya yang tercermin dari sikap dan perbuatannya dalam membina dan membimbing peserta didik.

(12)

3. Faktor kemampuan mengajar guru merupakan pencerminan penguasaan guru atas kompetensinya.

4. Faktor hubungan dan komunikasi yang terjadi dalam lingkungan kerja mmberikan dukungan bagi kelancaran tugas guru di sekolah.

5. Faktor hubungan dengan masyarakat, peran guru dalam mendukung kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang tujuan serta sasaran yang ingin direalisasikan sekolah.

6. Faktor kedisiplinan, suatu pekerjaan akan menua hasil yang memuaskan semua pihak bila guru mampu menaati rambu-rambu yang ditentukan melalui penerapan sikap disiplin dalam menjalankan tugasnya

7. Faktor tingkat kesejahteraan, memberikan insentif yang pantas sebagai wujud memperbaiki tingkat kesejahteraan guru guna mencegah guru melakukan kegiatan membolos karena mencari tambahan diluar memenuhi kebutuuhan hidupnya.

8. Faktor iklim kerja yang kondusif memberikan harapan bagi guru untuk bekerja lebih tenang sesuai dengan tujuan sekolah.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nana Sudjana (2002:42) menunjukkan bahwa: “Secara umum 76,6 % hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kinerja guru, dengan rincian: kemampuan guru mengajar memberikan sumbangan 32,43%, penguasaan materi pelajaran memberikan sumbangan 32,38% dan sikap guru terhadap mata pelajaran memberikan sumbangan 8,60%”.

Dari beberapa faktor kinerja tersebut yang paling menarik untuk diteliti adalah iklim organisasi sekolah. Seorang guru dalam meningkatkan kinerjanya perlu didukung oleh iklim organisasi sekolah yang kondusif dan motivasi yang tinggi baik dari dalam maupun luar diri.

Robbin (1994:4) mengemukakan bahwa organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

Menurut Wirawan (2007:122) mengungkapkan bahwa:

(13)

Iklim tidak dapat disentuh namun ia ada seperti udara dalam ruangan berputar dan berpengaruh terhadap kejadian di suatu organisasi. Dengan kata lain, iklim dapat dipandang sebagai “kepribadian” organisasi seperti yang dilihat oleh para anggotanya. Davis (2008:21).

Iklim organisasi dapat dipandang sebagai kepribadian organisasi yang dicerminkan oleh anggota-anggotanya. Lebih lanjut Steers mengatakan bahwa iklim organisasi tertentu adalah iklim yang dilihat pekerjanya, tidak selalu iklim yang sebenarnya dan iklim yang muncul dalam organisasi merupakan faktor pokok yang menentukan perilaku pekerja. Steers (1985).

Iklim organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku individu yang berada dalam organisasi tersebut. Iklim merupakan suatu keadaan yang menunjukkan suatu kehidupan yang saling berinteraksi, sehingga menimbulkan rasa senang atau tidak senang terhadap bidang pekerjaannya. Arti interaksi yang dimaksud adalah adanya hubungan antara atasan dengan bawahan serta bawahan dengan bawahan lainnya. Hal yang terjadi dalam proses interaksi adalah adanya suatu komunikasi yang dijadikan sebagai media untuk menyampaikan pesan sehingga ada hubungan atau respon dari yang menemui informasi.

Pemahaman mengenai iklim organisasi oleh guru diharapkan dapat menciptakan suasana yang nyaman bagi guru tersebut ketika berada di sekolah. Sehingga hal ini akan memotivasi guru untuk meningkatkan kualitas mengajarnya dan selanjutnya akan menghasilkan mutu pendidikan yang baik.

SMA dan SMK Negeri dan Swasta di Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung seluruhnya berjumlah 6 sekolah dengan rincian, 2 SMA Negeri, 1 SMA Swasta, 1 SMK Negeri, dan 2 SMK Swasta. Berdasarkan studi pendahuluan, rata-rata iklim organisasi di sekolah-sekolah tersebut masih kurang kondusif. Hal ini terlihat dari suasana pada saat di ruang guru kurang nyaman. Masih ada guru yang membentuk kelompok sendiri juga ada guru yang menyendiri. Menurut narasumber, perilaku tersebut dikarenakan adanya konflik antar guru tersebut. Hal tersebut sangat berpengaruh pada kinerja guru yang bersangkutan. Seperti kurang disiplin terhadap tugas dan tanggungjawabnya, guru tersebut sering datang terlambat ke sekolah, terkadang guru tersebut tidak datang mengajar ke sekolah.

(14)

Kidul Kota Bandung, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di SMA Dan

SMK Negeri Dan Swasta se Kecematan Cibeunying Kidul Kota Bandung”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Masalah yang ingin diteliti oleh penulis adalah Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMA dan SMK Negeri dan Swasta se Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung. Dalam proses identifikasi masalah ini, berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis terlihat bahwa iklim organisasi di sekolah tersebut kurang kondusif, hal ini disebabkan oleh adanya konflik antar guru di sekolah tersebut. Tingkat efektivitas komunikasi yang terjadi antara Kepala Sekolah dengan guru maupun guru dengan sesama guru lainnya belum optimal. Adanya jarak antara Kepala Sekolah dengan guru dan hubungan kerja antar guru kurang harmonis. Kurangnya kesadaran dan semangat sebagian guru untuk mengelola secara profesional baik dalam pola pikir, sikap dan tindakannya. Setiap kali Kepala Sekolah tidak ada di sekolah, sebagian guru tidak melaksanakan tugasnya sebagai pengajar. Sebagian guru ada yang membentuk kelompok di luar hal pekerjaan, ada guru yang menyendiri. Hal tersebut dikarenakan adanya konflik pribadi antar guru maupun konflik pekerjaan. Letak maupun penataan sarana dan prasarana juga kurang tepat. Hal ini juga berdampak pada kinerja mengajar guru tersebut. Guru tersebut menjadi tidak betah di sekolah ditandai dengan terlambat datang ke sekolah yang juga menyebabkan terlambat untuk mengajar di kelas. Melihat fenomena tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa iklim organisasi yang kurang diterapkan dengan baik akan menciptakan kinerja yang kurang optimal.

1. Batasan Masalah

Dari hasil identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas serta untuk menjaga agar permasalahan yang akan diteliti tidak meluas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah. Adapun batasan masalahnya sebagai berikut:

a. Secara Konseptual

(15)

b. Secara Kontekstual

Sedangkan secara kontekstual peneliti akan melakukan penelitian di SMA dan SMK Negeri dan Swasta se Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung.

2. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah merupakan gambaran umum mengenai ruang lingkup penelitian, pembatasan bidang penelitian dan penelaahan variabel penelitian. Dengan demikian, permasalahan pokok yang ditetapkan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Bagaimana iklim organisasi di SMA dan SMK Negeri dan Swasta se Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung?

b. Bagaimana kinerja mengajar guru di SMA dan SMK Negeri dan Swasta se Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung?

c. Seberapa besar pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja mengajar guru di SMA dan SMK Negeri dan Swasta se Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah penelitian ini pun memiliki tujuan agar mempunyai arah yang jelas dan tolak ukur keberhasilan yang bisa dijadikan pedoman, maka penelitian ini dikategorikan menjadi dua tujuan, sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran dan informasi yang jelas dan akurat mengenai seberapa besar pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja mengajar guru di SMA dan SMK Negeri dan Swasta se Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk memperoleh informasi yang jelas tentang kondisi iklim organisasi di SMA dan SMK Negeri dan Swasta se Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung.

(16)

c. Untuk memperoleh informasi yang jelas tentang seberapa besar pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja mengajar guru di SMA dan SMK Negeri dan Swasta se Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang dapat peneliti kemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu administrasi pendidikan, terutama mengenai efektivitas pelaksanaan iklim organisasi sekolah dalam meningkatkan kinerja mengajar guru dan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini bermanfaat:

1. Sebagai masukan bagi kepala sekolah untuk mengembangkan iklim organisasi sekolah dalam meningkatkan kinerja mengajar guru dengan membina dan mengembangkan tenaga pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, peran komite sekolah pada lembaga yang dikelolanya dalam peningkatan kualitas sekolah.

2. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti dalam pengembangan ilmu Administrasi Pendidikan secara praktis menyangkut iklim organisasi dan kinerja mengajar guru.

3. Sebagai bahan rujukan bagi instansi yang berwenang dalam pengembangan ilmu Administrasi Pendidikan secara praktis menyangkut iklim organisasi dan kinerja mengajar guru.

E. Struktur Organisasi Skripsi

(17)

pustaka dan daftar lampiran, serta terdiri dari lima bab yang harus dipenuhi oleh penulis. Kelima bab dalam penulisan skripsi ini yaitu:

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I ini berisi tentang latarbelakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Dalam BAB II ini secara umum membahas tentang kajian pustaka yang berkaitan dengan teori dari para ahli tentang iklim organisasi sekolah dan kinerja mengajar guru, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.

3. BAB III METODE PENELITIAN

Dalam BAB III ini membahas tentang lokasi penelitian, subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data terhadap temuan yang diperoleh.

4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam BAB IV ini membahas tentang pemaparan data berdasarkan hasil pengolahan data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan tujuan penelitian, masalah penelitian, dan hipotesis penelitian, serta pembahasan data tentang temuan yang telah diperoleh tersebut.

5. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan langkah-langkah yang sangat penting dalam pelaksanaan penelitian, dimana metode tersebut merupakan suatu cara untuk memahami suatu objek dengan tujuan memperoleh, mengumpulkan dan menganalisis data yang berhubungan dengan masalah pokok yang akan dipecahkan agar dapat mempermudah dalam menarik kesimpulan.

Pada bab ini akan dipaparkan tentang metodologi penelitian yang akan digunakan dalam studi ini. Paparan mengenai metodologi ini meliputi:

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah dimana tempat peneliti melakukan penelitiannya. Adapun lokasi penelitian ini adalah di SMA dan SMK Negeri dan Swasta se Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung. Berikut daftar SMA dan SMK Negeri dan Swasta se Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung:

Tabel 3.1

Nama dan Alamat Sekolah

NO NAMA SEKOLAH ALAMAT

1 SMA Negeri 10 Jl. Cikutra No. 77 2 SMA Negeri 14 Jl. Yudhastu Pramuka

3 SMA YAS Jl. PHH. Hasan Mustapa No. 115 4 SMK Negeri 5 Jl. Bojongkoneng No. 37A Cikutra

5 SMK Pelita Jl. Cikutra No. 9

6 SMK Plus Muhajirin Jl. Padasuka Blk No. 192

2. Populasi Penelitian

(19)

dikemukakan oleh Sugiyono (2011:117) yang menyatakan bahwa: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Penulis dapat menarik kesimpulan bahwa untuk mendapatkan populasi yang sesuai dengan kajian penelitian, maka peneliti harus mengidentifikasi terlebih dahulu jenis data yang diperlukan, yaitu harus relevan dan mengacu pada permasalahan penelitian. Dengan demikian dapat diartikan bahwa data yang diperoleh harus relevan dengan permasalahan penelitian yang dilakukan.

Dapat diidentifikasi bahwa yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh iklim organisasi sekolah terhadap kinerja mengajar guru di SMA dan SMK Negeri dan Swasta se Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung. Dengan demikian yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah warga sekolah yang mengetahui dan dapat menilai bagaimana kinerja mengajar guru di SMA dan SMK Negeri dan Swasta se Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung yaitu Kepala Sekolah dan guru di sekolah tersebut. Adapun jumlah guru dari masing-masing sekolah adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Jumlah Guru dan Kepala Sekolah

NO NAMA SEKOLAH JUMLAH GURU KEPALA

SEKOLAH

1 SMA Negeri 10 88 1

2 SMA Negeri 14 64 1

3 SMA YAS 33 1

4 SMK Negeri 5 77 1

5 SMK Pelita 32 1

6 SMK Plus Muhajirin 20 1

JUMLAH 314 6

3. Sampel Penelitian

(20)

dalam penelitian ini diambil berdasarkan data yang dapat mewakili populasi secara keseluruhan (representatif). Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2011:118) bahwa: “sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Penarikan terhadap sampel pada suatu populasi harus memperhatikan teknik-teknik yang benar sehingga dalam menentukan sampel tersebut tidak begitu saja. Hal ini dimaksudkan agar sampel yang diambil tersebut adalah sampel yang representasif, dalam arti sampel tersebut benar-benar dapat mewakili dari keselruhan jumlah populasi.

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian ini Teknik

Probability Sampling, sesuai dengan yang diungkapkan oleh Sugiyono (2011:120),

bahwa teknik Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk menjadi anggota sampel, dan cara pengambilan sampling dengan cara Simple Random

Sampling.

Rumus yang akan digunakan dalam menentukan besarnya sampel yang akan dijadikan objek dalam penelitian ini adalah rumus yang diungkapkan Akdon dan Sahlan, (2005:107), yaitu:

Keterangan:

N = Ukuran Populasi

n = Ukuran sampel minimal d = Presisi

1 = Angka konstan

Selanjutnya juga disebutkan bahwa presisi merupakan kesalahan baku atau standar error. Biasanya besarnya presisi pada penelitian bidang-bidang sosial yaitu antara 5% sampai 10%. Untuk penelitin ini, penulis mengambil presisi sebesar 10% sehingga diperoleh sampel sebanyak:

= . , +

(21)

= . , +

= , +

= ,

= , =

Jumlah sampel dari keseluruhan populasi adalah sebanyak 76 orang guru dan 6 orang kepala sekolah sehingga berjumlah 82 orang. Selanjutnya penulis akan menggambarkan jumlah sampel yang diambil dari tiap sekolah berdasarkam banyaknya populasi sampel, untuk proporsi pengambilan sampel dihitung berdasarkan pendapat Nasution (1987:121), yaitu banyaknya populasi tiap sekolah dibagi dengan jumlah populasi secara keseluruhan kemudian dikalikan dengan jumlah sampel yang akan diambil dari populasi keseluruhan. Hasil secara lengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3

Distribusi Sampel Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah Sampel Guru Kepala Sekolah

1 SMA Negeri 10 x 76 = 21 1

2 SMA Negeri 14 64

314 x 76 = 15 1

3 SMA YAS 33 x 76 = 8 1

4 SMK Negeri 5 x 76 = 19 1

5 SMK Pelita x 76 = 8 1

6 SMK Plus Muhajirin x 76 = 5 1

Jumlah 76 6

(22)

Desain penelitian tergantung pada tujuan penelitian itu sendiri. Sebagai suatu model perencanaan, dsain penelitian ini bertujuan untuk memberi pertanggungjawaban terhadap semua langkah yang akan diambil. Menurut Nasution (2009:23) mengemukakan bahwa “Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu”.

Desain penelitian bertujuan untuk memberi pegangan yang jelas dan terstruktur kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya. Dari pemaparan pengertian desain penelitian di atas, desain dalam penelitian ini adalah:

Tabel 3.4

Desain Penelitian

No. PROSES HASIL

1 Memilih masalah Peneliti menemukan dan mendapatkan masalah yang akan diteliti

2 Merumuskan masalah Peneliti merumuskan 3 rumusan masalah 3 Membuat dan merumuskan hipotesis Peneliti memperoleh rumusan hipotesis 4 Memilih metode dan pendekatan

penelitian

Terpilihnya metode dan pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti 5 Menentukan variabel dan sumber

data

Ketetapan peneliti dalam menentukan variabel X dan Y serta sumber data yang diperoleh

6 Menentukan, menyusun, dan menguji validitas instrumen penelitian

Peneliti memperoleh kisi-kisi instrumen dan hasil uji validitas instrumen penelitian

7 Mengumpulkan data penelitian Terkumpulnya data-data penelitian yang diperlukan

8 Analisis data Peneliti memperoleh hasil penelitian

9 Menarik kesimpulan Peneliti memperoleh kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan

10 Menyusun laporan penelitian Tersusunnya hasil laporan penelitian berupa skripsi

(23)

C. Metode Penelitian

Suatu penelitian dibutuhkan metode penelitian yang tepat dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Dengan menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan memperoleh hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan. Menurut Surakhmad (1985:131) berpendapat bahwa:

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan menggunakan teknik, dan alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajaran dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.

Sejalan dengan pemikiran tersebut metode penelitian merupakan upaya untuk mencari kebenaran secara ilmiah yang berdasarkan pada data yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Metode penelitian juga merupakan cara untuk mencapai tujuan penelitian dan memecahkan permasalahan-permasalahan penelitian.

Bertolak dari permasalahan penelitian yang diangkat dan diteliti yaitu terkait dengan hubungan dua variabel, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

1. Metode Deskriptif

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, metode ini mengandung pengertian bahwa metode untuk memahami masalah berdasarkan peristiwa atau gejala yang sedang berlangsung pada saat ini. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Ali (1992:120) yang mengemukakan bahwa:

Metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi dan analis atau pengolahan data. Membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi.

Sementara itu Surakhmad (1985:139-140) mengemukakan mengenai ciri-ciri metode deskriptif, yaitu:

(24)

b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, kemudian dianalisa. Oleh karenanya metode ini sering disebut metode analisa.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam penggunaan metode deskriptif ini masalah difokuskan pada masalah-masalah yang aktual yang terjadi pada masa sekarang.

Sejalan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, maka melalui metode penelitian deskriptif diharapkan dapat menghasilkan dan mendapatkan informasi yang tepat dan gambaran yang lengkap secara faktual mengenai pengaruh iklim kerja organisasi sekolah terhadap kinerja mengajar guru di SMA dan SMK Negeri dan Swasta se-Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang menggunakan metode bilangan untuk mendeskripsikan observasi suatu objek atau variabel dimana bilangan menjadi bagian dari pengukuran atau pendekatan penelitian yang menggunakan pengolahan data melalui hasil perhitungan statistika.

Pendekatan kuantitatif ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel X yang diteliti yaitu iklim kerja organisasi sekolah terhadap variabel Y yaitu kinerja mengajar guru dengan cara mengukur dan menghitung apa yang menjadi indikator-indikator variabel penelitian sehingga dapat diperoleh deskripsi dan korelasi antara variabel-variabel penelitian melalui sistem perhitungan yang menggunakan statistika.

Ada beberapa alasan peneliti menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan angket sebagai alat pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a. Dalam waktu yang relatif singkat data yang dikumpulkan akan mudah terkumpul.

b. Memudahkan dalam pengolahannya.

c. Tidak memerlukan kehadiran peneliti saat pengisisan data oleh responden. d. Pengumpulan data lebih efisien bila dilihat dari segi waktu, biaya dan tenaga.

(25)

Pemilihan metode dan instrumen penelitiansangat ditentukan oleh beberapa hal, yaitu: objek penelitian, sumber data, waktu dan dana yang tersedia, jumlah tenaga peneliti, dan teknik yang akan digunakan mengolah data bila sudah terkumpul.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional diperlukan untuk menghindari salah pengertian dan menghindari kesalahpahaman persepsi dengan berbagai konsep yang ada, sehingga pemikiran penulis disajikan dengan jelas dan tidak bertentangan dengan konsep yang ada. Untuk itu, agar terdapat keseragaman landasan berfikir antara peneliti dengan pembaca sesuai dengan judul penelitian, yaitu Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMA dan SMK Negeri dan Swasta se Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung.

Nazir dalam Sudjana (2002:52) mengemukakan bahwa “Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional”.

Sesuai dengan penjelasan di atas, adapun definisi operasional yang akan dijelaskan berdasarkan variabel penelitian adalah sebagai berikut:

1. Iklim Organisasi Sekolah

Iklim Organisasi menurut R. Tagiuri dan G. Litwin (Wirawan hal 121) adalah kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif terus berlangsung, dialami oleh anggota organisasi; mempengaruhi perilaku mereka dan dapat dilukiskan dalam pengertian satu set karakteristik atau sifat organisasi.

Sedangkan menurut Wirawan (2007:122) mengungkapkan bahwa:

Iklim organisasi adalah persepsi anggota organisasi (secara individual dan kelompok) dan mereka yang secara tepat berhubungan dengan organisasi mengenai apa yang ada atau terjadi di lingkungan internal organisasi secara rutin, yang mempengaruhi sikap dan perilaku organisasi dan kinerja anggota yang kemudian mempengaruhi kinerja organisasi.

(26)

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Iklim Organisasi Sekolah dapat dikatakan sebagai persepsi atau keadaan lingkungan sekolah baik secara fisik maupun sosial oleh orang-orang yang ada di dalam sekolah.

2. Kinerja Mengajar Guru

Ondi Saodih dan Aris Suherman (2012:21) menjelaskan bahwa:

Kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Selain itu, Supardi (2013:54), mengemukakan bahwa:

Kinerja guru itu dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan seorang guru dalam menjalankan tugasnya di madrasah serta menggambarkan adanya suatu perbuatan yang ditampilkan guru dalam atau selama melakukan aktivitas pembelajaran.

Di samping itu, oliva dalam Muslim (2010:116) mengemukakan bahwa “seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya (mengajar) dengan baik, apabila ia terampil dan mampu dalam (1) merencanakan pengajaran; (2) melaksanakan pengajaran; dan (3) menilai pengajaran”.

Dalam penelitian ini, kinerja mengajar guru merupakan kemampuan yang dihasilkan oleh guru dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar melalui kegiatan merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diamati. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2006:160), bahwa:

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah.

(27)

dalam penelitian ini melalui angket atau kuisioner. Arikunto (2006:151) mengemukakan bahwa “kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”.

Angket yang dijadikan instrumen penelitian tidak selalu berbentuk pertanyaan, bisa juga berbentuk pernyataan. Adapun jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, sebagaimana yang dikemukakan oleh Akdon (2008:132) bahwa “angket berstruktur atau angket tertutup adalah angket yang disajikan sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakter dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√)”.

1. Variabel Penelitian dan Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti yaitu variabel X tentang Iklim Organisasi Sekolah dan variabel Y tentang Kinerja Mengajar Guru. Adapun yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah dan guru di SMA dan SMK Negeri dan Swasta se Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung yang selanjutnya Kepala Sekolah dan guru tersebut disebut sebagai responden yang akan menjawab kuisioner terhadap variabel yang dijadikan fokus penelitian.

2. Teknik Pengukuran Variabel

Instrumen penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono (2006:105) bahwa:

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

(28)

sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.

Untuk setiap alternatif jawaban setiap item menggunakan skor penilaian yang berkisar dari 1 sampai 5 dengan perincian pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Ragu-ragu 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

(Sumber : Sugiyono, 2013: 168)

3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen penelitian merupakan penjabaran dari dimensi dan indikator variabel penelitian. Kisi-kisi instrumen penelitian ini sangat dibutuhkan untuk memudahkan penyusunan angket atau kuisioner penelitian, yang selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pernyataan oleh peneliti. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

VARIABEL TEORI INDIKATOR SUB

(29)
(30)

pembelajaran Menentukan langkah-langkah

pembelajaran Merencanakan penilaian siswa

Pelaksanaan Pembelajaran

Membuka kegiatan pembelajaran Melaksanakan inti

kegiatan pembelajaran Menutup kegiatan

pembelajaran

Evaluasi Pembelajaran

Menyusun jenis evaluasi pembelajaran Melaksanakan penilaian proses

pembelajaran Melaksanakan

(31)

F. Proses Pengembangan Instrumen

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang tingkat akurasinya meyakinkan, dibutuhkan alat pengumpul data (angket) yang baik. Baik tidaknya kualitas suatu alat pengumpul data (angket) ditentukan oleh dua kriteria utama yaitu validitas dan reliabilitas.

Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas suatu alat pengumpul data, peneliti perlu melakukan uji coba terhadap alat pengumpul data tersebut. Tujuan dari uji coba ini adalah untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi, baik itu dalam pernyataan maupun dalam alternatif jawaban. Sugiyono (2002:97) menegaskan bahwa “Instrumen yang tidak diuji validitas dan reliabilitasnya bila digunakan untuk penelitian akan menghasilkan data yang sulit dipercaya kebenaranya”.

1. Uji Validitas Instrumen

(32)

Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Akdon (2008:143) menegaskan “Validitas diartikan lebih luwes yaitu mengukur apa yang hendak diukur (ketepatan)”.

Validitas konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan kesanggupan alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya. Menurut Jack R. Fraenkel (Sofyan Siregar, 2010:163) “Penentuan validitas konstruk merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan validitas lainnya”,

Cara menguji validitas konstruk yaitu, langkah pertama, menghitung harga korelasi setiap butir dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment sebagai berikut:

(Akdon 2005:144)

Keterangan:

r hitung = Koefisien korelasi Σ X = Jumlah Skor Item

Σ Y = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden

Setelah diketahui r, maka selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:

(Akdon 2005:144) Keterangan: t = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi hasil r hitung n = Jumalh responden

Distribusi (Tabel t) untuk � = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2) kaidah keputusan : Jika t hitung > t tabel berarti valid sebaliknya t hitung < t tabel berarti tidak valid.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas rincian (terlampir) juga dengan bantuan program Microsof Excel 2007 ditunjukan dalam tabel

ℎ� ��= ∑ − ∑ ∑

√{ . ∑ − ∑ }. { . ∑ − ∑ }

ℎ� �� √ −

(33)

3. untuk variabel X terdapat 26 item dan dalam tabel 3. untuk variabel Y terdapat 32 item.

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas

Variabel X (Iklim Organisasi Sekolah)

No

Item

Koefisien

Korelasi Harga thitung Harga ttabel Keterangan Keputusan

(34)

25 0,594 2,663 1,771 Valid Diambil

26 0,582 2,580 1,771 Valid Diambil

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel X, dapat disimpulkan bahwa dari 26 item yang diujikan, semua dinyatakan valid.

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas

Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru)

No

Item

Koefisien

Korelasi Harga thitung Harga ttabel Keterangan Keputusan

1 0,517 2,178 1,771 Valid Diambil

2 0,538 2,302 1,771 Valid Diambil

3 0,507 2,119 1,771 Valid Diambil

4 0,503 2,097 1,771 Valid Diambil

5 0,473 1,935 1,771 Valid Diambil

6 0,436 1,747 1,771 Valid Diambil

7 0,479 1,965 1,771 Valid Diambil

8 0,673 3,281 1,771 Valid Diambil

9 0,492 2,035 1,771 Valid Diambil

10 0,418 1,660 1,771 Valid Diambil

11 0,788 4,622 1,771 Valid Diambil

12 0,820 5,175 1,771 Valid Diambil

13 0,571 2,508 1,771 Valid Diambil

14 0,708 3,618 1,771 Valid Diambil

15 0,853 5,891 1,771 Valid Diambil

16 0,723 3,775 1,771 Valid Diambil

17 0,942 10,100 1,771 Valid Diambil

18 0,624 2,876 1,771 Valid Diambil

19 0,646 3,053 1,771 Valid Diambil

20 0,609 2,767 1,771 Valid Diambil

(35)

22 0,675 3,300 1,771 Valid Diambil

23 0,590 2,633 1,771 Valid Diambil

24 0,618 2,836 1,771 Valid Diambil

25 0.614 2,805 1,771 Valid Diambil

26 0,577 2,550 1,771 Valid Diambil

27 0,468 1,910 1,771 Valid Diambil

28 0,410 1,622 1,771 Valid Diambil

29 0,524 2,220 1,771 Valid Diambil

30 0,499 2,074 1,771 Valid Diambil

31 0,534 2,279 1,771 Valid Diambil

32 0,576 2,542 1,771 Valid Diambil

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel Y, dapat disimpulkan bahwa dari 32 item yang diujikan, semua dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten. Arikunto (2002:154) berpendapat bahwa:

Instrumen yang reliabel, yaitu instrumen yang menghasilkan data yang benar, dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, berapa kali pun instrumen tersebut diambil, maka hasilnya akan menunjukkan tingkat keterandalan tertentu.

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik belah dua (split half), yakni butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok ganjil dan genap. Berikut rumus yang digunakan rumus yang digunakan Alpha sebagai berikut: (Akdon, 2005:161)

Keterangan :

r 11 = Nilai reliabilitas

ΣSi = Jumlah varians skor tiap-tiap item St = Varians total

k = Jumlah Item

(36)

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut:

Langkah 1: Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:

Keterangan:

Si = Varians skor tiap-tiap item

ΣXi² = Jumlah kuadrat item Xi

(ΣXi)² = Jumlah item Xi dikuadratkan

N = Jumlah responden

Langkah 2: Kemudian menjumlah varians semua item dengan rumus:

ΣSi = S1 + …..+Sn

ΣSi = Jumlah varians semua item

Langkah 3: menghitung varians total dengan rumus:

Keterangan:

Si = Varians skor tiap-tiap item

ΣXt² = Jumlah kuadrat item Xt

(ΣXt)² = Jumlah item Xt dikuadratkan N = Jumlah responden

Langkah 4: menghitung mengguunakan alpha sebagai berikut:

Langkah selanjutnya adalah mencari r tabel. Apabila diketahui signifikasi untuk α = 0,05

dan dk= 15-1= 14, dengan uji satu pihak maka diperoleh r tabel = 0,532. Kemudian membuat

keputusan dengan membandingkan r11 dengan r tabel, dimana kaidah keputusannya sebagai berikut:

� = � �² − ���

� = � ² − ���

(37)

Jika r11> rtabel berarti reliabel, sedangkan

Jika r11< rtabel tidak reliabel

Hasil perhitungan uji reliabilitas (terlampir) kedua variabel adalah sebagai berikut:

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Variabel X

Variabel r11 rtabel Kesimpulan

Variabel X (Iklim Organisasi

Sekolah)

0,938 0,532 Reliabel

r11 > rtabel

Tabel 3.10

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y

Variabel r11 rtabel Kesimpulan

Variabel Y

(Kinerja Mengajar Guru)

0,955 0,532 Reliabel

r11 > rtabel

G. Teknik Pengumpulan Data

(38)

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket (kuesioner), wawancara, dan studi dokumentasi.

1. Angket (Kuesioner)

Sugiyono (2010:199), mengemukakan bahwa “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Kemudian Arikunto (2006:151) mengemukakan bahwa “kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.

Adapun jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup yang telah memiliki alternatif jawaban yang disediakan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sukmadinata (2012:219), bahwa “dalam angket tertutup, pernyataan atau pertanyaan-pertanyaan telah memiliki alternatif jawaban (option) yang tinggal dipilih oleh responden”.

Angket demikian biasanya meminta jawaban yang membutuhkan tanda “check” (√) pada item yang termasuk dalam alternatif jawaban. Dalam menyusun angket, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan variabel yang akan diteliti, yaitu Iklim Organisasi Sekolah untuk variabel X dan Kinerja Mengajar Guru untuk variabel Y.

2. Menentukan sub variabel dan indikator dari setiap variabel.

3. Mengidentifikasi masing-masing indikator penelitian berdasarkan pada teori-teori yang telah dikemukakan pada BAB II.

4. Menyusun kisi-kisi angket.

5. Menyusun pernyataan-pernyataan dari setiap variabel, disertai dengan alternatif jawabannya.

6. Menetapkan kriteria pemasukan skor untuk setiap alternatif jawaban, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.11

Kriteria Pengukuran Alternatif Jawaban dari Likert

Variabel X dan Variabel Y

(39)

Variabel X Variabel Y

Sangat setuju 5 5

Setuju 4 4

Ragu-ragu 3 3

Tidak Setuju 2 2

Sangat tidak setuju 1 1

2. Wawancara

Wawancara (interview) merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi melalui tanya jawab. Teknik wawancara telah digunakan oleh peneliti dalam melakukan studi pendahuluan. Sugiyono (2013:194) memaparkan bahwa:

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dn jumlah respondennya sedikit/kecil. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini wawancara tidak terstruktur, dalam arti bahwa peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang terstruktur. Peneliti hanya melakukan wawancara secara garis besar tehadap permasalahan dan kondisi di lapangan.

3. Studi Dokumentasi

Arikunto (2006:158) menyatakan bahwa “didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya”. Studi dokumentasi digunakan untuk menunjang pengumpulan dan kelengkapan data yang diperlukan, serta dengan memperoleh data dari tempat penelitian, peraturan-peraturan, maupun sumber data yang relevan akan membantu peneliti dalam menentuakn kesimpulan penelitian.

(40)

Analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting untuk dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian, agar data yang telah diperoleh dapat dianalisis dan mempunyai makna. Sugiyono (2012: 207) menjelaskan bahwa “Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data yang lain terkumpul”. Dengan melakukan analisis data ini dapat membantu peneliti dalam menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian melalui perhitungan statistik. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan analisis data, yaitu:

1. Seleksi Data

Seleksi data merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa kelengkapan angket yang telah terkumpul. Kegiatan seleksi data ini merupakan kegiatan awal yang dilakukan dalam proses analisis data dan penting untuk dilakukan untuk meyakinkan bahwa data-data yang telah terkumpul layak dan siap untuk diolah. Tahap-tahap yang dilakukan dalam proses menyeleksi data, antara lain:

a. Memeriksa bahwa jumlah yang terkumpul sama dengan jumlah angket yang disebarkan kepada responden.

b. Memeriksa semua pertanyaan telah dijawab oleh responden sesuai dengan petunjuk pengisisan, tidak ada yang terlewatkan.

c. Memeriksa keutuhan angket dan tidak ada yang rusak. d. Mengelompokkan angket berdasarkan variabel.

2. Klasifikasi Data

(41)

3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui sampel populasi yang homogen atau tidak. Adapun langkah-langkah uji homogenitas menurut Sugiyono (2009:275) sebagai berikut:

1) Menghitung varians masing-masing kelompok (s) 2) Mencari harga fhitung yaitu dengan dengan rumus:

Harga ini selanjutnya dibandingkan dengan harga ftabel (dk pembilang =n-1) dan (dk penyebut n-1), berdasarkan dk tersebut dan tingkat kepercayaan 5% maka akan diperoleh ftabel dimana kaidah keputusannya sebagai berikut:

Jika fhitung > ftabel berarti Tidak Homogen Jika fhitung < ftabel berarti Homogen

4. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan

Perhitungan Rata-Rata (Weight Means Score)

Teknik WMS (Weight Means Score) digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang kecenderungan rata-rata dari masing-masing variabel penelitian. Perhitungan WMS dilakukan untuk mengetahui kedudukan setiap indikator atau item. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menghitung WMS terdebut adalah sebagai berikut:

a. Memberikan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban item dengan menggunakan skala Likert yang telah ditentukan.

b. Menghitung jumlah frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang tersedia. c. Menjumlahkan dari setiap responden atau frekuensi pada masing-masing item

dan dikalikan dengan bobot nilai alternatif jawabannya masing-masing.

d. Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

= �

(42)

Keterangan:

� : Jumlah rata-rata yang dicari

X : Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban dikalikan dengan bobot untuk setiap alternatif kategori)

N : Jumlah responden

e. Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan tabel konsultasi WMS sebagai berikut:

Tabel 3.12

Kriteria Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang

Nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y

4,01 – 5,00 Sangat Baik Sangat Setuju Sangat Setuju

3,01 – 4,00 Baik Setuju Setuju

2,01 – 3,00 Cukup Ragu-ragu Ragu-ragu 1,01 – 2,00 Rendah Tidak Setuju Tidak Setuju

0,01 – 1,00 Sangat Rendah Sangat Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

5. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku untuk Setiap Variabel

Dalam proses mengubah skor mentah menjadi skor baku untuk setiap variabel dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Riduwan, 2013:131):

Keterangan: Ti : Skor Baku Xi :Skor Mentah S : Standar Deviasi

� : Rata-rata (mean)

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku untuk setiap variabel adalah adalah sebagai berikut (Akdon dan Sahlan, 2005:86):

(43)

a. Menentukan skor terbesar (ST) dan skor terkecil (SR). b. Menentukan nilai rentangan (R) dengan rumus:

c. Menentukan banyaknya kelas (BK) dengan menggunakan rumus Sturgess, yaitu:

d. Menentukan nilai panjang kelas (i)

e. Membuat tabel penolong distribusi frekuensi sesuai dengan nilai banyak kelas (BK) dan nilai panjang kelas (i) yang telah ditentukan sebelumnya.

f. Menentukan rata-rata atau mean ( )

g. Menentukan simpangan baku atau standar deviasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

h. Mengubah skor mentah menjadi skor baku dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

6. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui normal atau tidak normalnya penyebaran data yang telah dilakukan. Hasil pengujian normalitas tersebut akan berpengaruh terhadap teknik statistik yang harus digunakan untuk pengolahan

R = ST - SR

BK = 1 + (3,3) Log n

� = ��

=∑ �

=√ . ∑ � − ∑ �.

(44)

data selanjutnya. Apabila distribusi data normal maka teknik perhitungan statistik yang digunakan adalah statistik statistik parametrik, tetapi jika distribusi data tidak normal maka teknik perhitungan statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik. Dalam hitungannya, pengujian normalitas data menggunakan rumus Chi Kuadrat (X²) sebagai berikut:

(Akdon, 2005:171)

Keterangan :

= Chi Kuadrat yang dicari

fo = Frekuensi hasil penelitian (frekuensi sesuai keadaan)

fe = Frekuensi yang diharapkan, sesuai teori

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung uji normalitas data

adalah sebagai berikut:

a. Mencari skor terbesar dan skor terkecil dari skor atau data baku.

b. Menentukan nilai rentangan (R) dengan rumus sebagai berikut:

c. Menentukan banyak kelas (BK) dengan menggunakan rumus Strurgess sebagai berikut:

d. Menentukan nilai panjang kelas (i), dengan cara membagi nilai rentangan (R) dengan banyak kelas (BK) yaitu:

e. Membuat tabel penolong distribusi frekuensi yang sesuai dengan nilai banyak kelas (BK) dan nilai panjang kelas (i) yang telah diketahui.

f. Menentukan nilai rata-rata (mean), dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

= ∑ −

�=

R = Skor terbesar – Skor terkecil

BK = 1 + (3,3) Log n

(45)

g. Menentukan simpangan baku atau standar deviasi dengan rumus sebagai berikut:

h. Menentukan daftar frekuensi yang diharapkan (fe) melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menentukan batas kelas interval, yaitu skor kiri (interval pertama) dikurang 0,5 dan semua skor kanan interval 0,5.

2) Menentukan batas kelas interval dengan menghitung angka standar atau Z-score dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: x= Batas kelas

�= Rata-rata distribusi

= Standar deviasi

3) Menentukan luas 0 – Z dari tabel kurva normal 0 – Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas. Sehingga diperoleh batas 0 – Z.

4) Mencari luas dari setiap kelas interval dengan cara mengurangi angka-angka atau bilangan 0 – Z dengan interval selanjutnya (nilai luas 0 – Z pada baris pertama dikurangi dengan nilai luas 0 – Z pada baris kedua) untuk tanda Z-score yang sama, dan menambahkan nilai luas 0 – Z yang mempunyai tanda berbeda (tanda positif dan negatif) ditambahkan dengan angka berikutnya.

5) Menentukan frekuensi yang diharapkan (fe) dengan mengalikan luas dari setiap interval dengan jumlah responden (n).

i. Menentukan nilai Chi-Kuadrat (X²), dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

=∑ �

= ∑ −

�=

=� − �

(46)

j. Membandingkan χ² hitung dengan χ² tabel.

Setelah diketahui nilai χ² hitung, kemudian dikonsultasikan dengan nilai χ² tabel,

dimana untuk taraf signifikasi (α) sebesar 0,005 dan derajat kebebasan (dk)= k – 1.

Adapun kriteria pengujiannya sebagai berikut:

a. Jika χ² hitung > χ² tabel , artinya distribusi data tidak normal.

b. Jika χ² hitung < χ² tabel , artinya distribusi data normal.

7. Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel X (Iklim Organisasi Sekolah) terhadap variabel Y (Kinerja Mengajar Guru). Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

a. Analisis Korelasi

Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X (Iklim Organisasi Sekolah) dengan variabel Y (Kinerja Mengajar Guru). Teknik perhitungan statistik yang digunakan dalam menentukan derajat hubungan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik korelasi Spearman Rank, karena distribusi data dari kedua variabel penelitian bersifat tidak normal. Adapun rumus korelasi Spearman Rank (Akdon, 2008:184):

Keterangan:

= Nilai Korelasi Spearman Rank

d2 = Selisih setiap pasangan

n = Jumlah pasangan rank untuk Spearman (5 < n < 30)

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ho = Tidak ada hubungan yang signifikan antara Iklim Organisasi Sekolah dengan

Kinerja Mengajar Guru.

Ha = Ada hubungan yang signifikan antara Iklim Organisasi Sekolah dengan Kinerja

Mengajar Guru.

(47)

Dalam perhitungan tersebut, merupakan hasil koefisien korelasi dari variabel X dan Y. Kemudian hitung dibandingkan dengan tabel, dengan taraf

kesalahan sebesar 5%. Apabila hitung > tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima,

tetapi apabila hitung < tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

b. Uji Tingkat Signifikansi

Uji tingkat signifikansi dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari hasil koefisien korelasi kedua variabel, yaiu variabel X dan variabel Y, dan untuk mengetahui apakah hubungan tersebut signifikan atau berlaku untuk seluruh populasi. Untuk menguji signifikasi korelasi digunakan rumus sebagai berikut:

(Akdon, 2008:184)

Keterangan:

Zhitung = Nilai Zhitung

n = Jumlah pasangan rank untuk Spearman (5 < n < 30)

Kemudian dibandingkan antara Z hitung dengan Z tabel. Apabila Z hitung < Z tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara iklim organisasi sekolah terhadap kinerja mengajar guru. Sebaliknya, jika Z hitung > Z tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan yang signifikan antara iklim organisasi sekolah terhadap kinerja mengajar guru.

ℎ� ��=

(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan-temuan dan pembahasan hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah erhadap Kinerja Mengajar Guru di SMA dan SMK Negeri dan Swasta se-Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung” dapat disimpulkan bahwa hipotesis dari penelitian ini menyatakan

bahwa “terdapat hubungan yang signifikan antara iklim organisasi sekolah

dengan kinerja mengajar guru”. Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Iklim organisasi sekolah merupakan suasana atau keadaan yang terjadi di lingkungan sekolah. Dalam penelitian ini iklim organisasi sekolah dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu lingkungan fisik menunjukkan bagaimana keadaan bentuk fisik sekolah seperti bangunan, ruangan, dan halaman sekolah. Lingkungan sosial menunjukkan bagaimana hubungan antar sesama warga sekolah. Laingkungan organisasional menunjukkan hal yang bersifat organisasi seperti kepemimpinan kepala sekolah dan struktur organisasi sekolah. Berdasarkan perhitungan Weight Means Score (WMS) menunjukkan bahwa iklim organisasi sekolah di SMA dan SMK Negeri dan Swasta se-Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung sudah baik.

2. Kinerja mengajar guru merupakan perilaku atau kemampuan yang dihasilkan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran yang berkualitas dapat tercapai apabila guru mempunyai kinerja mengajar yang berkualitas juga, yang dapat ditunjukkan dengan kemampuan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan melakukan evaluasi pembelajaran. Berdasarkan hasil perhitungan Weight

Means Score (WMS) menunjukkan bahwa kinerja mengajar guru di SMA dan

SMK Negeri dan Swasta se-Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung sudah baik.

(49)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Korelasi Spearman Rank diperoleh nilai korelasi sebesar 0,995 yang berarti adanya hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Dan dengan uji signifikansi sebesar 5,265 yang berarti signifikan. Dari pengujian hipotesis yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa hipotesis yang diajukan oleh peneliti dapat diterima, yang artinya bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara iklim organisasi sekolah dengan kinerja mengajar guru di SMA dan SMK Negeri dan Swasta se-Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan temuan yang diperoleh peneliti dalam melakukan penelitian ini, terdapat beberapa saran atau rekomendasi yang diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi sekolah, khususnya SMA dan SMK Negeri dan Swasta se-Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung dan umumnya bagi sekolah yng sederajat. Adapun beberapa saran tersebut diantaranya:

1. Bagi Kepala Sekolah

Untuk menciptakan iklim organisasi sekolah dan kinerja mengajar guru yang baik, maka saran yang dapat diberikan untuk kepala sekolah dilihat dari hasil penelitian, diantaranya:

a. Sesuai hasil penelitian hubungan antar guru mendapatkan hasil yang rendah, maka Kepala sekolah harus lebih memperhatikan hubungan antar guru di sekolah dengan memberikan solusi jika ada guru yang memiliki masalah dengan guru lain.

b. Kepala sekolah harus lebih memperhatikan sarana dan prasarana sekolah agar menunjang dalam kegiatan pembelajaran, karena dilihat dari hasil perhitungan penelitian, keadaan ruang kerja dan media pembelajaran mendapatkan hasil yang rendah dibandingkan dengan yang lain.

2. Bagi Guru

(50)

a. Dilihat dari hasil penelitian yang mendapatkan nilai rata-rata rendah maka guru diharapkan dapat meningkatkan dan mempertahankan kreatifitas dalam menggunakan media dan sumber pembelajaran yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran yang lebih baik.

b. Menjaga hubungan baik antar sesama guru di sekolah dan kepala sekolah. c. Dapat melaksanakan penilaian proses pembelajaran dengan lebih baik

lagi.

3. Bagi Penelti Selanjutnya

Adapun saran bagi peneliti selanjutnya, yaitu:

a. Dapat menindaklanjuti hasil penelitian terkait dengan iklim organisasi sekolah dan kinerja mengajar guru di SMA dan SMK, karena iklim organisasi sekolah juga kinerja guru berdampak pada prestasi peserta didik.

(51)

112

DAFTAR PUSTAKA

Akdon dan Sahlan. (2005). Aplikasi Statistik Dan Metode Penelitian Untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruci.

Akdon. (2008).Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian Untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruci.

Arifin, Zainal. (2014). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (1993). Manajemen Pengajaran Secara Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. ________________. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. (2008). Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Jakarta: Elex Media Computindo.

_________. (2003). PP No 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. [Online]. _________. (2003). Permendiknas No 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan

Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah. [Online].

_________. (2003). Permendiknas No 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. [Online].

Engkoswara, dan Komariah, Aan. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa, E. (2004). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Jumlah Guru dan Kepala Sekolah
Tabel 3.3
Tabel 3.4
+6

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar. Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Sejarah

Rata-rata Skor Rasa Mie Basah akibat Perlakuan Proporsi Tepung Terigu dan Tepung Suweg dengan Konsentrasi Penambahan STPP .... Rata-rata Skor Aroma Mie Basah akibat

(3) Dalam hal Penjamin melaksanakan penjaminan yang merupakan program Pemerintah dan Pemerintah Daerah, maka ketentuan mengenai imbal jasa penjaminan sebagaimana dimaksud

Bhabha mengatakan bahwa adanya mimikri (peniruan) melahirkan hibriditas. Budaya penggemar yang tercipta dalam fandom VIP Malang merupakan bentuk peniruan

2018, Formulasi sediaan pemerah pipi ekstrak kental umbi bit merah (Beta vulgaris L.), Skripsi, Sarjana Farmasi, Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya.. 2017,

Tuna daksa juga memiliki hak untuk memperoleh pekerjaan yang layak. Berdasarkan data yang ditemukan, para penyandang tuna daksa yang menjadi siswa di BBRSBD mengatakan bahwa

Strategi Media Social Marketing terhadap Keputusan Pembelian Produk Fashion secara Online Melalui Media Sosial Instagram dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada

Rata-rata komunikasi terapeutik yang paling sering dilakukan oleh perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan adalah teknik komunikasi diam dengan frekuensi 150