• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

FPIPS: 4657/UN.40.2.5.1/PL/2015

Azizah Rahmah Nadhira Ichsan, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK

WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Oleh :

Azizah Rahmah Nadhira Ichsan

1100768

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Azizah Rahmah Nadhira Ichsan, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK

WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE

Oleh :

Azizah Rahmah Nadhira Ichsan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Aziah Rahmah Nadhira Ichsan 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

(3)

Azizah Rahmah Nadhira Ichsan, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul

STRATEGI

PENGEMBANGAN

POTENSI

DAYA

TARIK

WISATA

KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE

ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu

yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di

kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari

pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 5 Juni 2015

Pembuat Pernyataan

Azizah Rahmah Nadhira Ichsan

(4)

Azizah Rahmah Nadhira Ichsan, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

AZIZAH RAHMAH NADHIRA ICHSAN 1100768

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK

WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Darsiharjo, M.S NIP. 196209211986031005

Pembimbing II

Fitri Rahmafitria, S.P., M.Si NIP. 197410182008122001

Mengetahui

(5)

Azizah Rahmah Nadhira Ichsan, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(6)

Azizah Rahmah Nadhira Ichsan, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v DAFTAR ISI

Hal.

LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ...iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat/Signifikansi Penelitiam ... 9

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 10

F. Definisi Operasional ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13

A. Pengertian Wisata, Pariwisata, dan Kepariwisataan ... 13

B. Pengertian Wisatawan ... 16

C. Pengertian Produk Wisata ... 20

D. Pengertian Potensi dan Potensi Wisata ... 21

E. Pengertian Daya Tarik Wisata ... 24

F. Analisis SWOT ... 33

G. Kerangka Pemikiran... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

(7)

Azizah Rahmah Nadhira Ichsan, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

1. Lokasi ... 36

2. Subjek Populasi/Sampel... 37

B. Metode Penelitian ... 38

C. Variabel Penelitian ... 39

D. Instrumen Penelitian ... 41

E. Proses Pengembangan Instrumen ... 41

1. Validitas ... 41

2. Reliabilitas ... 42

F. Teknik Pengumpulan Data ... 44

G. Analisis Data ... 45

1. Analisis SWOT ... 45

2. Matriks External Factors Evaluation (EFE) ... 46

3. Matriks Internal Factors Evaluation (IFE)... 48

4. Positioning Kuadran SWOT ... 49

5. Matriks TOWS/SWOT ... 51

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Temuan ... 53

1. Gambaran Umum Lokasi ... 53

a. Kabupaten Ende ... 53

b. Ndona... 55

c. Nggela ... 56

d. Nuamuri ... 57

e. Wolojita ... 58

2. Motif Pada Kerajinan Kain Tenun Ikat Kabupaten Ende ... 59

a. Semba... 60

b. Soke ... 60

c. One Mesa Mboku Wea ... 61

d. One Mesa ... 62

(8)

Azizah Rahmah Nadhira Ichsan, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

f. Nggaja ... 63

g. Sinde ... 64

3. Proses Produksi Kerajinan Kain Tenun Ikat Kabupaten Ende ... 64

a. Nggizi... 68

b. Pusi Mina ... 68

c. Kekku Khembo ... 69

4. Penjualan Kerajinan Kain Tenun Ikat Kabupaten Ende ... 72

B. Pembahasan... 75

1. Potensi Daya Tarik Wisata KerajinanTenun Ikat di Kabupaten Ende ... 75

2. Faktor Internal yang Terdapat pada Kerajinan Tenun Ikat di Kabupaten Ende ... 85

3. Faktor Eksternal yang Terdapat pada Kerajinan Tenun Ikat di Kabupaten Ende ... 93

4. Analisis SWOT ... 100

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 117

A. Simpulan ... 117

B. Implikasi dan Rekomendasi ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 119

LAMPIRAN ... 121

(9)

Azizah Rahmah Nadhira Ichsan, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Nusa Tenggara Timur adalah sebuah provinsi yang terletak di bagian tenggara

Indonesia. Seperti halnya Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur merupakan

provinsi yang didominasi oleh kepulauan, tiga pulau utama di wilayah ini adalah

Flores, Sumba, dan Timor Barat. Sedangkan pulau-pulau lain diantaranya adalah

Pulau Adonara, Alor, Babi, Besar, Bidadari, Dana, Komodo, Rinca, Lomblen,

Loren, Ndao, Palue, Pamana, Pamana Besar, Pantar, Rusa, Raijua, Rote (pulau

terselatan di Indonesia), Sawu, Semau dan Solor. Ibukotanya terletak di Kupang,

di pulau Timor Barat. Sementara bagian timur pulau tersebut adalah bekas

provinsi Indonesia yang ke-27, yaitu Timor Timur yang menjadi negara Timor

Leste pada tahun 2002. Nusa Tenggara Timur memiliki banyak obyek wisata, baik

wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata minat khusus, wisata kuliner,

wisata olah raga, dan wisata belanja. Dari sekian banyak obyek wisata di Nusa

Tenggara Timur, yang terkenal adalah wisata alam di Pulau Komodo dan wisata

di Pulau Flores.

Flores, berasal dari bahasa Portugis yang berarti "bunga", termasuk dalam

gugusan Kepulauan Sunda Kecil bersama Bali dan NTB, dengan luas wilayah

sekitar 14.300 km². Pulau ini dibagi menjadi delapan Kabupaten, dari barat ke

timur sebagai berikut:

 Manggarai Barat dengan ibukota Labuan Bajo  Manggarai dengan ibukota Ruteng

 Manggarai Timur dengan ibukota Borong

 Ngada dengan ibukota Bajawa

 Nagekeo dengan ibukota Mbay

 Ende dengan ibukota Ende

 Sikka dengan ibukota Maumere, dan

 Flores Timur dengan ibukota Larantuka

Flores dikenal wisatawan karena berdekatan dengan pulau Komodo, yang

(10)

2

Azizah Rahmah Nadhira Ichsan, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

singgah di Labuan Bajo, Manggarai Barat, untuk membayar tiket masuk pada

Taman Nasional Komodo yang terletak di Labuan Bajo. Dari Labuan Bajo,

wisatawan akan berlayar menggunakan kapal menuju pulau Komodo. Dengan

demikian, secara otomatis maka wisatawan akan singgah di pulau Flores,

sehingga sedikit banyak mereka akan mengenal pulau Flores. Selain Komodo,

wisatawan juga mengenal objek wisata danau Kelimutu yang terletak di Moni,

kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Wisatawan yang datang untuk

mengunjungi danau Kelimutu biasanya tiba di bandar udara H. Aroeboesman di

Ende, lalu melanjutkan perjalanan ke Moni dan bermalam di Moni untuk

kemudian melihat matahari terbit di atas puncak Kelimutu. Hal tersebut

menjadikan Kabupaten Ende sebagai daerah yang banyak dikunjungi oleh

wisatawan. Namun, sayangnya wisatawan hanya datang untuk mengunjungi

danau Kelimutu saja, karena belum adanya paket wisata yang ditawarkan oleh

pihak tour operator untuk mengunjungi daerah di sekitar kawasan Kelimutu.

Padahal, di sekitar kawasan Kelimutu masih terdapat desa-desa adat yang masih

kental adat istiadat dan tradisinya, yang sebenarnya dapat dikunjungi oleh

wisatawan yang tertarik mengunjungi desa adat.

Menurut data kunjungan wisatawan yang diperoleh penulis dari Taman

Nasional Kelimutu, pada tahun 2014 jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten

Ende adalah sebanyak 27.301 pengunjung untuk wisatawan dalam negeri, dan

9.345 pengunjung untuk wisatawan asing. Meskipun cenderung bertambah setiap

tahunnya, namun jumlah pengunjung di Kabupaten Ende juga mengalami

penurunan dari tahun 2009 hingga 2014. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1

Tabel 1.1

Data Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Ende

No KINDS OF Sumber: Corporate Secretary Taman Nasional Kelimutu, 2014

Dari tabel 1.1, dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan baik wisatawan dalam

(11)

3

Azizah Rahmah Nadhira Ichsan, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tahunnya, namun terjadi penurunan jumlah kunjungan di tahun 2010 pada

wisatawan asing, sementara pada wisatawan dalam negeri terjadi dua kali

penurunan jumlah pada tahun 2010 dan 2013.

Penurunan jumlah wisatawan tersebut dapat disebabkan oleh banyak hal

seperti kuarng puasnya wisatawan pada kunjungan mereka ke Kabupaten Ende

sehingga mereka tidak menyarankan teman atau saudaranya untuk mengunjungi

Kabupaten Ende, kurang menarik dan beragamnya atraksi wisata yang diketahui

wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Ende sehingga mereka merasa tidak

perlu kembali ke Kabupaten Ende yang kemudian berpengaruh pada penurunan

tingkat kunjungan, atau dapat pula terjadi karena wisatawan yang datang

berkunjung adalah repeater guest atau pengunjung yang kembali lagi

mengunjungi Kabupaten Ende, yang kemudian merasa jenuh dengan atraksi

wisata yang hanya berpusat pada danau Kelimutu maupun Pulau Komodo.

Swisscontact WISATA melakukan exit survey pada wisatawan baik lokal

maupun mancanegara pada tahun 2013 dan 2014. Pada exit survey tersebut,

Swisscontact WISATA mencari tahu mengenai motivasi atau ketertarikan

wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Ende terhadap daya tarik yang terdapat

di Kabupaten Ende. Dengan dilakukannya exit survey, Swisscontact WISATA

dapat membantu pengembangan daya tarik yang terdapat di Kabupaten Ende.

Hasil exit survey dapat dijadikan salah satu acuan untuk mengembangkan daya

tarik wisata selain Danau Kelimutu dan Pulau Komodo. Karena selama ini yang

banyak dikenal hanya daya tarik wisata Danau Kelimutu dan Pulau Komodo saja.

Adapun data hasil exit survey mengenai motivasi atau ketertarikan wisatawan

yang berkunjung ke Kabupaten Ende pada tahun 2013 dan 2014 yang diperoleh

dari Swisscontact WISATA dapat dilihat pada gambar 1.1

Attraction that got tourists interested

Gambar 1.1 Diagram Ketertarikan Wisatawan Terhadap Atraksi Wisata

(12)

4

Azizah Rahmah Nadhira Ichsan, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan gambar 1.1 mengenai diagram ketertarikan wisatawan terhadap

atraksi wisata, dapat dilihat bahwa pada tahun 2013, atraksi yang menarik minat

pengunjung adalah people and culture atau masyarakat dan budaya. Pada

masyarakat dan budaya, di dalamnya termasuk upacara adat, cara hidup

masyarakat, rumah-rumah dan kampung adat, serta kerajinan tenun ikat. Hal ini

cukup menarik, karena atraksi tersebut mengalahkan minat wisatawan terhadap

daya tarik wisata danau Kelimutu, sedangkan danau Kelimutu merupakan daya

tarik utama yang selalu di promosikan untuk daerah Kabupaten Ende. Adapun

data exit survey tahun 2014 yang disajikan dalam bentuk diagram, ddapat dilihat

pada gambar 1.2.

Data Exit Survey 2014

Gambar 1.2. Diagram Ketertarikan Wisatawan Terhadap Atraksi Wisata

Sumber: Corporate Secretary Swiscontact WISATA, 2014

Selaras dengan hasil exit survey tahun 2013, pada tahun 2014 pun wisatawan

masih lebih tertarik pada atraksi wisata masyarakat dan budaya. Dari gambar 1.2

dapat dilihat bahwa kurang lebih sebesar 65% wisatawan merasa bahwa

masyarakat dan budaya merupakan objek wisata yang penting dikunjungi.

Di Kabupaten Ende sendiri, terdapat banyak atraksi wisata lain selain danau

Kelimutu, seperti trekking ke gunung Iya dan gunung Meja, mengunjungi sumber

(13)

5

Azizah Rahmah Nadhira Ichsan, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengunjungi rumah adat di Wolotopo, serta mempelajari dan melihat kerajinan

tenun ikat di Ndona.

Kerajinan tenun ikat merupakan salah satu kerajinan tertua di Ende, kerajinan

ini dimulai setelah zaman neolithikum, saat masyarakat Ende-Lio mulai menetap

di suatu daerah secara berkelompok. Seiring munculnya kebudayaan, maka

dimulailah pula kegiatan pembuatan kerajinan tenun ikat. Pembuatan tenun ikat

ini memiliki banyak keunikan, karena masih lekat dengan adat istiadat masyarakat

Ende-Lio, yang juga lekat dengan hal-hal yang berbau mistis dan gaib. Selain itu,

kerjinan tenun ikat yang dibuat oleh wanita-wanita penenun di Ndona masih

menggunakan bahan organik, baik untuk bahan pembuatan benang maupun untuk

bahan pewarnaan, sehingga warna yang dihasilkan sangat alami dan memiliki

keindahan yang berbeda dengan warna yang dihasilkan oleh pewarna kimia.

Proses pembuatannya pun dibuat dengan tangan, tanpa bantuan mesin apapun.

Adapun alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatan kerajinan tenun ikat

adalah alat-alat tradisional tanpa bantuan tenaga listrik. Hal ini tentu saja

membuat kerajinan tenun ikat semakin unik, karena tidak ada kain yang

benar-benar sama dengan kain yang lain, karena prosesnya dikerjakan manual. Tanpa

menggunakan mesin, proses pembuatan kerajinan tenun ikat memakan waktu

yang cukup lama serta membutuhkan ketelitian juga kesabaran. Satu helai kain

sarung tenun dapat diselesaikan dalam waktu paling singkat tiga hingga empat

bulan.

Tenun ikat Kabupaten Ende memiliki tiga warna utama yang sesuai dengan

warna danau Kelimutu, yaitu putih, biru, dan merah. Keunikan dari setiap daerah

adalah perbedaan motif pada kain yang dihasilkan. Terdapat lebih dari 20 jenis

tenun ikat tradisional dari Kabupaten Ende. Selain itu, kegiatan ini hanya

dilakukan oleh wanita-wanita yang tinggal di pedesaan, dan merupakan akar dari

tradisi masyarakat Ende-Lio. Namun, tidak semua wanita pada satu desa dapat

melakukan kegiatan tenun. Hal ini disebabkan oleh garis keturunan dan ketekunan

wanita-wanita yang dapat melakukan kegiatan tenun. Karena hal itulah, kain

tenun ikat khas Ende-Lio menjadi lebih istimewa.

Tidak hanya di Ndona, di Kabupaten Ende masih ada beberapa desa yang juga

(14)

6

Azizah Rahmah Nadhira Ichsan, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

desa Nggela, desa Nuamuri, dan desa Wolojita. Namun, Ndona adalah

satu-satunya desa penghasil kain tenun ikat yang seluruh proses pembuatan kainnya

menggunakan bahan organik, sementara desa-desa yang lain sudah mulai

mencampur pembuatan kain dengan bahan kimia, baik untuk bahan pewarna

maupun benang untuk kainnya.

Saat ini, kerajinan tenun ikat hanya dijadikan sebagai kebutuhan dan alat

pelestari tradisi oleh masyarakat Ende-Lio. Padahal, apabila dikoordinasi dan

dikelola dengan baik, kerajinan tenun ikat mungkin saja dijadikan sebagai salah

satu atraksi wisata di Kabupaten Ende, karena cukup banyak wisatawan yang

tertarik untuk mengunjungi desa wisata baik untuk secara khusus melihat dan

mempelajari kerajinan tenun ikat ataupun hanya ingin menikmati pengalaman

berkunjung ke desa-desa adat yang tersebar di Kabupaten Ende.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa wisatawan asing yang

berkunjung ke Kabupaten Ende, diperoleh informasi bahwa mereka menyukai

kain tenun ikat, karena merupakan souvenir asli dari Flores, memiliki warna dan

motif yang cantik, proses pembuatannya memakan waktu yang lama, merupakan

bagian dari kebudayaan, dapat disimpan dalam kurun waktu yang sangat lama,

dan terlebih karena di luar Indonesia, khususnya di daerah Eropa, tidak terdapat

kain tekstil yang dibuat dengan menggunakan tangan. Mereka juga menyatakan

bahwa kain tenun ikat yang dibawa pulang ke negaranya menjadi sebuah bukti

nyata bahwa mereka pernah berkunjung ke Flores. Meskipun harganya tidak

murah, namun mereka merasa harga tersebut sebanding dengan kain yang mereka

dapatkan, karena apabila kain tersebut dikerjakan dengan bahan-bahan organik

maka harganya pun akan semakin mahal. Sementara kain yang dikerjakan dengan

pewarna sintetis atau kimia akan lebih murah, meskipun masih cenderung mahal

karena proses pengerjaannya yang lama dan butuh ketekunan. Selain itu, karena

dibuat menggunakan tangan, maka tidak ada kain tenun yang benar-benar sama

meskipun motifnya sama. Beberapa wisatawan juga menyatakan bahwa mahalnya

harga kain tenun menjadi kebanggaan tersendiri bagi mereka.

Selain melakukan kegiatan exit survey pada ketertarikan minat berkunjung

wisatawan terhadap daya tarik wisata, Swisscontact WISATA juga melakukan

(15)

7

Azizah Rahmah Nadhira Ichsan, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ke Kabupaten Ende. Diagram hasil exit survey tahun 2014 yang dilakukan oleh

Swisscontact WISATA mengenai souvenir yang dibeli oleh wisatawan saat

berkunjung ke Kabupaten Ende dapat dilihat pada gambar 1.3.

Data Exit Survey 2014

Gambar 1.3. Diagram Souvenir yang Dibeli Wisatawan

Sumber: Corporate Secretary Swiscontact WISATA, 2014

Dapat dilihat dari gambar 1.3 mengenai diagram souvenir yang dibeli

wisatawan, sebesar 60% souvenir yang dibeli oleh wisatawan adalah tekstil/baju,

yang didalamnya juga terdapat kerajinan tenun ikat baik berupa lembaran kain

besar maupun sarung serta selendang. Dengan data tersebut, dapat diambil

kesimpulan sementara bahwa kain tenun ikat cukup menarik minat wisatawan

untuk dijadikan cinderamata.

Sayangnya, inovasi produk dari kerajinan tenun ikat itu sendiri masih belum

banyak terdapat di Kabupaten Ende. Hanya beberapa toko souvenir di kota Ende,

seperti toko Fanny artshop atau toko Cendana yang menjual kerajinan tenun ikat

yang sudah dimodifikasi menjadi bentuk lain selain sarung atau selendang. Di

kedua toko tersebut pun ragam souvenir-nya belum begitu banyak. Mereka hanya

menawarkan kerajinan tenun ikat yang sudah dimodifikasi menjadi gantungan

(16)

8

Azizah Rahmah Nadhira Ichsan, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selebihnya, mereka masih menjualnya dalam bentuk lembaran kain dan sarung,

serta dalam bentuk selendang. Terdapat pula pakaian yang terbuat dari kain

dengan motif khas tenun, namun pakaian tersebut merupakan hasil pabrik, dan

pewarnanya pun menggunakan pewarna kimia. Sementara di desa-desa penghasil

kain tenun hanya menjual hasil tenun dalam bentuk lembaran kain, sarung, dan

selendang. Produk yang dihasilkan oleh desa-desa tersebut dapat dilihat pada tabel

1.2.

Tabel 1.2

Hasil Produksi Desa-Desa di Sekitar Kawasan Wisata Kelimutu

Nama Desa Produk yang dihasilkan

Ndona  Lawo atau kain sarung tenun untuk perempuan

 Ragi atau kain tenun hitam khusus untuk laki-laki  Selendang tenun

Nggela  Lawo atau kain sarung tenun untuk perempuan

 Ragi atau kain tenun hitam khusus untuk laki-laki

 Selendang tenun

Nuamuri  Lawo atau kain sarung tenun untuk perempuan

 Ragi atau kain tenun hitam khusus untuk laki-laki

 Dompet

Wolojita  Kain sarung tenun

 Selendang tenun  Destar atau ikat kepala

Sumber: Hasil assessment team local product DMO Flores dan Swisscontact

WISATA, 2014

Apabila potensi dari kerajinan tenun ikat dikembangkan, maka pendapatan

masyarakat di desa-desa tersebut juga akan bertambah, dan akan membantu

melestarikan kebudayaan yang telah dilakukan sejak lama. Oleh karena itu,

penulis tertarik untuk menganalisis dan membahas lebih lanjut mengenai

bagaimana strategi prengembangan potensi daya tarik wisata kerajinan tenun ikat

dalam kegiatan penelitian yang berjudul “Strategi Pengembangan Potensi Daya Tarik Wisata Kerajinan Tenun Ikat di Kabupaten Ende”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Masalah yang dipaparkan dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang

(17)

9

Azizah Rahmah Nadhira Ichsan, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

daya tarik wisata kerajinan tenun ikat di Kabupaten Ende. Kerajinan tenun ikat

merupakan hasil kerajinan tangan asli dari penduduk Flores, yang memiliki

keindahan dan keunikan tersendiri yang dapat menarik minat wisatawan untuk

sekedar menjadikannya sebagai souvenir, ataupun untuk mengetahui lebih banyak

mengenai pembuatan dan cerita di balik kain tenun tersebut. Sayangnya,

kesempatan tersebut belum dimaksimalkan baik oleh pemerintah daerah maupun

stakeholder. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini difokuskan pada

penganalisaan strategi pengembangan kerajinan tenun ikat, sehingga potensi daya

tarik wisata yang terdapat pada kerajinan tenun ikat dapat diketahui untuk

kemudian dikembangkan lebih lanjut.

Berikut rumusan masalah dari penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana potensi kerajinan kain tenun ikat tradisional di Kabupaten

Ende?

2. Faktor internal apa saja yang terdapat pada kerajinan kain tenun ikat di

Kabupaten Ende?

3. Faktor eksternal apa saja yang terdapat pada kerajinan kain tenun ikat di

Kabupaten Ende?

4. Bagaimana strategi pengembangan potensi daya tarik wisata kerajinan

kain tenun ikat di Kabupaten Ende?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, adapun

tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi potensi kerajinan kain tenun ikat tradisional di

Kabupaten Ende.

2. Mengidentifikasi faktor internal yang terdapat pada kerajinan kain

tenun ikat di Kabupaten Ende.

3. Mengidentifikasi faktor eksternal yang terdapat pada kerajinan kain

tenun ikat di Kabupaten Ende.

4. Menganalisis strategi pengembangan potensi daya tarik wisata

(18)

10

Azizah Rahmah Nadhira Ichsan, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini bagi khalayak,

diantaranya:

1. Bagi pengelola, sebagai masukan bahwa kerajinan tenun ikat dapat

dijadikan sebagai daya tarik wisata di kabupaten Ende selain wisata danau

Kelimutu.

2. Bagi bidang pendidikan, sebagai penambah pengetahuan mengenai potensi

kerajinan tenun ikat sebagai daya tarik wisata, juga sebagai bahan bacaan

mengenai kerajinan tenun ikat di Kabupaten Ende.

3. Bagi peneliti lain, sebagai contoh dan referensi untuk melakukan

penelitian di bidang yang sejenis, sehingga penelitian tersebut dapat

dikembangkan dengan lebih baik lagi.

4. Bagi penulis, sebagai sarana pengembangan wawasan serta sarana untuk

memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian ilmiah, juga sebagai

sarana penerapan pengetahuan yang telah diperoleh.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Penulisan ini terdiri atas lima bab. Uraian yang akan disajikan pada setiap bab

adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan Latar Belakang, Identifikasi Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan penelitian, Metode Penelitian, Manfaat

Penelitian, Struktur Organisasi, dan Definisi Operasional.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini terdapat kajian pustaka, yaitu uraian mengenai

teori-teori relavan yang dijadikan sebagai landasan dalam penelitian ini,

dan kerangka pemikiran.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan metode-metode yang digunakan dalam

penelitian, meliputi lokasi penelitian, desain penelitian, metode

(19)

11

Azizah Rahmah Nadhira Ichsan, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis

pengolahan data.

BAB IV : TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan pengolahan dan pembahasan atas penelitian

berdasarkan teori dan data yang di dapat melalui survey atau

observasi lapangan, wawancara, studi literatur, dan studi

dokumentasi.

BAB V : SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Pada bab ini terdapat uraian mengenai simpulan penelitian dan

rekomendasi mengenai bagaimana potensi kerajinan tenun ikat

sebagai daya tarik wisata yang dapat dilakukan di Kabupaten Ende.

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi perbedaan penafsiran terhadap penelitian ini, maka penulis

mendefinisikan penelitian ini secara operasional, sebagai berikut:

a. Strategi menurut Rangkuti (2008, hlm 3) adalah alat untuk mencapai

tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang,

program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.

b. Pengembangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses

atau cara untuk memperbesar atau memperluas.

c. Strategi pengembangan adalah alat yang digunakan untuk mencapai

sebuah tujuan dalam rangka memperbesar atau memperluas sesuatu.

d. Potensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kemampuam

yang memiliki kemungkinan untuk dikembangkan, kekuatan,

kesanggupan, dan daya. Selain itu, potensi menurut Endra K Prihadhi

(2004, hlm. 6) adalah kekuatan, energi, atau kemampuan yang

terpendam yang dimiliki dan belum dimanfaatkan secara optimal.

e. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,

kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,

budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau

(20)

12

Azizah Rahmah Nadhira Ichsan, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Potensi wisata menurut Sujali (1989, hlm. 5) adalah kemampuan dalam

suatu wilayah yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk pembangunan,

mencakup alam dan manusia serta hasil karya manusia itu sendiri.

g. Kerajinan tenun ikat merupakan kerajinan tradisional khas dari dataran

Flores, khususnya Kabupaten Ende, yang menjadi kerajinan turun

temurun dan dimulai setelah zaman neolithikum, yang memiliki

keunikan di setiap lembar kain tenun yang dihasilkan. Kerajinan tenun

ikat juga masih sangat lekat dengan kepercayaan masyarakat serta

lekat dengan hal-hal yang dianggap mistis dan gaib.

h. Kabupaten Ende adalah sebuah kabupaten di pulau Flores, Nusa

Tenggara Timur, dengan luas wilayah sebesar 2.046,6 km² dan

populasi penduduk sebanyak 238.040 jiwa. Ibukota kabupaten Ende

adalah kota Ende, dan terdiri atas 21 kecamatan yaitu Nangapanda,

Ende, Ende Selatan, Ende Utara, Ende Tengah, Ende Timur, Ndona,

Ndona Timur, Wolowaru, Magekoba/Maurole, Detusoko, Maukaro,

Wewaria, Wolojita, Kelimutu, Detukeli, Kota Baru, Lio Timur, Ndori,

(21)

Azizah Rahmah Nadhira Ichsan, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 117

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di empat desa penghasil

kerajinan tenun ikat di Kabupaten Ende serta data-data dari narasumber yang dituliskan pada bab sebelumnya, juga dari hasil pembahasan mengenai “Strategi Pengembangan Potensi Daya Tarik Wisata Kerajinan Kain Tenun Ikat di Kabupaten Ende”, maka dapat ditarik simpulan bahwa kerajinan tenun ikat merupakan potensi daya tarik wisata yang dapat dinikmati setiap saat, memiliki

keindahan, langka karena pengrajin kain tenun yang mulai berkurang, memiliki

keunikan, serta memiliki fungsi sosial sebagai pakaian resmi dalam acara-acara

dan upacara adat, yang aksesibilitasnya mudah dan sensitifitasnya tidak

dipengaruhi oleh kedatangan wisatawan.

Faktor internal yang dimiliki oleh kerajinan kain tenun ikat di Kabupaten

Ende meliputi kekuatan dan kelemahan terdapat pada produksi, keunikan,

kemudahan mendapatkan kain tenun, peranan pemerintah, pemasaran dan promosi

serta paket wisata. Sementara faktor eksternal yang dimiliki oleh kerajinan kain

tenun ikat di Kabupaten Ende yang meliputi peluang dan ancaman terdapat pada

ketertarikan wisatawan, permintaan pasar, keadaan sosial budaya masyarakat,

keadaan ekonomi, dan teknologi.

Hasil pembobotan IFE dan EFE berdasarkan faktor internal dan eksternal

yang ada menjadi diagram SWOT yang mempunyai nilai X: -6,83 dan Y: 0,11.

Dari hasil diagram SWOT tersebut menunjukan bahwa strategi yang pas adalah

strategi turn around atau ubah strategi, yaitu strategi yang bertujuan untuk

mengubah strategi yang pernah dilakukan untuk memaksimalkan penangkapan

peluang yang ada. Strategi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Membangun infrastruktur bersama dengan pemerintah agar wisatawan

dapat berkunjung ke desa-desa penghasil kain tenun dengan nyaman.

2. Membuat paket wisata agar dapat memenuhi ketertarikan dan minat

(22)

118

Azizah Rahmah Nadhira Ichsan, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK WISATA KERAJINAN TENUN IKAT DI KABUPATEN ENDE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Menambah variasi motif kain tenun dengan tetap menggunakan pewarna

organic sebagai bahan pewarnanya agar semakin menarik minat

wisatawan.

4. Melakukan promosi melalui media internet dan memberikan

promo-promo tertentu, terutama saat nilai Rupiah melemah sehingga wisatawan

merasa mendapat keuntungan ganda.

5. Mengajak serta pemerintah untuk melakukan penyuluhan guna

membangkitkan kesadaran generasi muda terhadap kerajinan kain tenun

ikat.

B. Implikasi dan Rekomendasi

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis

mengajukan beberapa rekomendasi yaitu :

1. Pemerintah hendaknya memberikan pelatihan secara rutin kepada generasi

muda agar kerajinan kain tenun ikat dapat terus diproduksi.

2. Pemerintah hendaknya memberikan penyuluhan mengenai kerajinan tenun

ikat sebagai identitas diri masyarakat Kabupaten Ende.

3. Masyarakat hendaknya lebih menyadari nilai-nilai yang terkandung pada

kerajinan kain tenun ikat sehingga dapat turut serta menjaga nilai-nilai

tersebut.

4. Masyarakat hendaknya lebih antusias untuk belajar mengenai cara-cara

pemasaran agar dapat melakukan pemasaran secara mandiri.

5. Peneliti selanjutnya yang akan meneliti mengenai kerajinan tenun ikat

hendaknya memperhatikan hal-hal yang lebih detail seperti sejarah

pembuatan kain tenun dan kebudayaan masyarakat berkaitan dengan

Gambar

Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Ende
Gambar 1.1 Diagram Ketertarikan Wisatawan Terhadap Atraksi Wisata
Gambar 1.2. Diagram Ketertarikan Wisatawan Terhadap Atraksi Wisata
Gambar 1.3. Diagram Souvenir yang Dibeli Wisatawan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Fokus penelitian ini membahas tentang proses pembuatan kain tenun ikat dari bahan sutera alam dan ornamen yang terdapat pada kain tenun ikat dengan bahan sutera alam

Dari hasil analisis data dapat diketahui bahwa dalam strategi produksi dalam bidang kerajinan tenun ikat tidak jauh berbeda yaitu dengan differensiasi produk dalam hal bentuk

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah dapat mempermudah dalam hal pencarian informasi lokasi tentang kerajinan kain tenun dan gerabah yang berada di kabupaten

Selain dari faktor geografis, faktor lain yang menghambat perkembangan tenun ikat ini ialah kurangnya informasi bahwasanya di Desa Jajar terdapat pengerajin tenun

a) Untuk mengetahui Strategi pengrajin tenun ikat tradisional Desa nakambara Kecamatan Wolowaru Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk dapat mengembangkan dan memahami

Melihat keadaan seperti itu, sebaiknya dilakukan kembali usaha investarisasi, identifikasi dan pendokumenasian terhadap semua hasil kerajinan kain tenun ikat khas

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, berikut ini analisis faktor internal yang terdiri dari kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) Kain Tenun Ikat

Pemerintah daerah selaku perintis dari kegiatan pelestarian kain tenun ikat di Sumba Timur belum menyediakan tempat kusus untuk pusat penjualan dari hasil produksi tenun