• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN BROWN SUGAR CANDY HERBAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBUATAN BROWN SUGAR CANDY HERBAL"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

LAPORAN PRAKTEK PRODUKSI

PEMBUATAN

BROWN SUGAR

CANDY

HERBAL

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mendapatkan Gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Di susun oleh : SITI RUQOYYAH

H3108097

PROGRAM DIPLOMA III TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(3)

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan magang ini dengan lancar.

Dalam kesempatan kali ini, tak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS Dekan Fakultas Pertanian UNS. 2. Ir. Choiroel Anam, M.P, M.T Ketua Program diploma III Pertanian UNS. 3. Ir. Kawiji, MP selaku Dosen Pembimbing I.

4. Setyaningrum Ariviani,S.TP, MSc selaku Dosen Pembimbing II.

5. Bapak dan Ibu tercinta, terimakasih atas pengorbanan dan doanya yang tiada henti, semoga Allah selalu melimpahkan kesehatan dan ketentraman hati. 6. Saudara saya yang selalu penulis sayangi.

7. Mas Andri Miswanto (Choy And Rie) atas semua cinta, dukungan serta kebagaiaan yang telah diberikan, semoga Allah selalu ridho dengan apa yang kamu lakukan dan selalu dalam lindungan-Nya.

8. Seseorang yang nanti akan mengucapkan selamat pagi saat pertama kali penulis membuka mata serta membimbing dalam kebenaran.

9. Rina, Tiara, Hendry, Ely, Ririn, Erma, Nopi dan Wahyu yang selalu penulis buat repot setiap saat.

10.Afri yang menemani dari pagi hingga malam di Lab, Rika dan Atik yang penulis repotkan saat ujian, juga teman-teman seperjuangan D III THP 2008. 11.Semua pihak yang terlibat dalam perjuangan saya.

Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat dibutuhkan. Semoga laporan ini bermanfaat.

Surakarta, Juli 2011

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSEMBAHAN

Lots of thanks to... .

1. Alloh SWT, Tuhan semesta alam, puji syukur selalu penulis panjatkan kepada-MU...tak henti-hentinya penulis bersyukur atas segala kenikmatan yang telah Engkau berikan kepada hamba.

2. Untuk ayah dan Ibu tercinta, terima kasih atas semua do’a, kasih sayang dan pengorbanan yang telah diberikan. Semoga Alloh selalu melindungi di setiap langkah.

3. Buat saudara-saudaraku yang selalu usil setiap saat.

4. Buat Mas Andri Mis, terima kasih atas semua dukungan dan Ku tunggu selalu kedatanganmu.

5. Dosen-dosen THP khususnya untuk pak Kawiji serta bu Vivin untuk semua bimbingan, arahan serta masukan yang telah diberikan.

6. Buat temen THP 08 khususnya bwt Novi, Ika, Tiara, rina, Ririn, Wahyu, Hendry, Ely, Afri, Atik, Rika, Mb Hanum, Mb Nia dan Erma makasih atas semuanya

(5)

commit to user

v

MOTTO

ØMuhammad SAW adalah teladanku………. ØLove is Save……….

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

PERSEMBAHAN... iv

MOTTO ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Praktek Produksi ... 3

D. Manfaat Praktek Produksi ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kembang Gula ... 4

B. Gula Aren ... 4

C. Rempah ... 6

1. Jahe... 6

2. Adas ... 7

3. Kayu Manis ... 8

4. Cengkeh ... 9

D. Wijen ... 10

E. Antioksidan ... 11

F. Analisis Sensori ... 11

(7)

commit to user

vii

III. METODE PELAKSANAAN

A. Pelaksana ... 17

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 17

C. Metode Pelaksanaan ... 17

D. Formula Brown Sugar Candy Herbal ... 18

E. Alat, Bahan dan Cara Kerja ... 19

1. Alat ... 19

2. Bahan ... 19

3. Cara Kerja ... 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Formula Brown sugar Candy Herbal ... 24

B. Cara Pembuatan ... 25

C. Karakteristik Mutu Produk ... 27

D. Keunggulan Brown Sugar Candy Herbal ... 28

E. Uji kelayakan ekonomi ... 28

V. KESIMPULAN ... 38 DAFTAR PUSTAKA

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Formula Brown Sugar Candy Herbal ... 18

Tabel 3.2 Analisis Brown Sugar Candy Herbal ... 23

Tabel 4.1 Formula Rempah Brown Sugar Candy Herbal ... 24

Tabel 4.2 Hasil Analisa Sensori Brown Sugar Candy Herbal ... 25

Tabel 4.3 Kesukaan Konsumen dengan Uji Skoring ... 27

Tabel 4.4 Kadar Total Fenol dan Penangkapan Radikal (DPPH) ... 28

Tabel 4.5 Investasi ... 29

Tabel 4.6 Bahan Utama dan Pembantu ... 29

Tabel 4.7 Biaya Listrik ………... 29

Tabel 4.8 Biaya Perawatan dan Perbaikan ... 30

Tabel 4.9 Total Biaya Tidak Tetap ... 30

Tabel 4.10 Biaya Usaha ... 30

Tabel 4.11 Penyusutan ... 31

Tabel 4.12 Amortisasi ... 31

Tabel 4.13 Bunga ... 31

Tabel 4.14 Total Biaya Tetap ... 32

Tabel 4.15 Penentuan Net Present Value ... 33

(9)

commit to user

ix

DAFTAR GAMBAR

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR LAMPIRAN

Uji Organoleptik ... 51

Uji Antioksidan Metode DPPH... 57

Uji Antioksidan Metode Folin-ciocalteu ... 60

(11)

Making Brown Sugar Candy Herbal

Siti Ruqoyyah1 Ir. Kawiji, MP2 Setyaningrum Ariviani, STP, MSc3

SUMMARY

Candy is one of the foods liked to from children till adult. Palm sugar have excellence compared to other sugar like owning to feel typical, owning low glisemik indek, without chemicals and also have farmatologi effect. Fennel, clove, cinnamon and ginger represent some from mace which grow in Indonesia. The mace exploited many in food industry as flavoring agent. From other side as flavoring agent, mace have benefit to related/relevant health of owned bioaktif content it as antioxidant and as anti cancer. In practice produce this will be made by candy with above materials which is later;then tested by its excellence antioxidant.

Measurement of Capacities antioksidan with DPPH method and folin-ciocalteu by 2 product that is jahi and clove. Result of examination show antioksidan activity and also total rate [of] compared to higher clove candy of jahi candy. Result of research show, antioksidan activity compare diametrical with total rate of contained fenol.

Keyword : Antioxidant, Candy, Herb Boldness :

1. Student of Technological Program D III of Agricultural Produce Faculty Of Agriculture University Eleven March Surakarta with Name is Siti Ruqoyyah NIM H3108097 2. Lecturer Examiners I

(12)

Pembuatan Brown Sugar Candy Herbal Siti Ruqoyyah1

Ir. Kawiji, MP2 Setyaningrum Ariviani, STP, MSc3

Abstrak

Kembang gula adalah salah satu jajanan yang digemari mulai dari anak-anak hingga dewasa. Gula aren memiliki keunggulan dibanding gula lain seperti memiliki rasa yang khas, memiliki indek glisemik rendah, tanpa bahan kimia serta memiliki efek farmatologi. Adas, cengkeh, jahe dan kayu manis merupakan beberapa dari rempah yang tumbuh di Indonesia. Rempah tersebut banyak dimanfaatkan dalam industri pangan sebagai flavoring agent.

Disamping sebagai flavoring agent, rempah-rempah memiliki manfaat bagi kesehatan terkait kandungan bioaktif yang dimilikinya sebagai antioksidan dan sebagai zat anti kanker. Dalam praktek produksi ini akan dibuat kembang gula dengan bahan di atas yang kemudian diuji keunggulannya (antioksidan)

Pengukuran kapasitas antioksidan dengan metode DPPH dan folin-ciocalteu oleh 2 produk yaitu clove dan jahi. Hasil pengujian menunjukkan aktivitas antioksidan serta kadar total kembang gula clove lebih tinggi dibandingkan kembang gula jahi. Hasil penelitian menunjukkan, aktivitas antioksidan berbanding lurus dengan kadar total fenol yang dikandungnya.

Kata kunci : Antioksidan, Candy, Herba Keterangan :

1. Mahasiswa Program Study D III Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanin, Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan Nama Siti Ruqoyyah NIM H3108097 2. Dosen Penguji I

(13)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebiasaan anak yang sering menjadi masalah adalah kebiasaan makan

jajanan. Jajanan tersebut biasanya menggunakan bahan pewarna dan perasa

sintetis. Menurut penelitian BPOM ditemukan 44% jajanan anak di pasaran tidak

sehat dan banyak mengandung zat aditif. Keamanan jajanan tersebut baik dari

segi mikrobiologis maupun kimiawi masih dipertanyakan. Bahan-bahan ini dapat

terakumulasi pada tubuh manusia dan bersifat karsinogenik yang dalam jangka

panjang menyebabkan penyakit seperti kanker dan tumor pada organ tubuh

manusia. Selain itu, reaksi simpang pada makanan tersebut dapat memengaruhi

fungsi otak. Semakin berkembangnya jajanan yang tidak sehat tersebut maka

diperlukan munculnya produk baru yang sehat dan aman.

Kembang gula merupakan salah satu makanan selingan yang dibuat dari

gula berbentuk padat yang digemari masyarakat, mulai dari anak-anak hingga

dewasa. Menurut Sholeh (1978) permen atau kembang gula merupakan salah satu

makanan selingan berbentuk padat, dengan rasa manis, yang sifatnya mudah larut

dalam air, serta mempunyai warna dan aroma yang menarik.

Gula Aren memiliki keunggulan dibanding gula lain yaitu pertama, rasanya

manis dan lezat. Kedua, gula aren memiliki Indeks Glisemik yang sangat rendah

yaitu IG 35, artinya penyerapan glukosa berlangsung lambat sehingga pankreas

tak perlu kerja keras lagi. Selain itu IG yang rendah membuat glukosa diserap

secara perlahan yang berarti pula, energi tercipta secara perlahan sehingga tubuh

bugar lebih lama. Ketiga, selama proses pembuatannya tanpa penambahan bahan

kimia, sehingga lebih aman untuk dikonsumsi. Keempat, gula aren banyak

mengandung unsur farmakologi yang bermanfaat seperti Riboflavin, Thiamin,

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Rempah adalah bagian dari tanaman baik dalam bentuk segar ataupun hasil

proses dari bagian daun, bunga, buah, biji, kulit buah, batang, kulit batang, akar

maupun rimpang yang dapat digunakan sebagai bumbu masakan atau minuman,

bahan obat-obatan dan kosmetik. Di Indonesia sangat terkenal dengan kekayaan

alam, salah satunya adalah rempah-rempah. Rempah pernah menjadi komoditas

ekspor utama hasil pertanian sebelum Indonesia merdeka sampai akhirnya

Indonesia dijajah oleh Belanda selama tiga setengah abad. Saat ini, penggunaan

rempah di Indonesia mengalami perkembangan kerena banyak dimanfaatkan

dalam industri makanan dan minuman, bahan baku industri rokok, obat,

kosmetika dan industri SPA. Dengan demikian rempah merupakan komoditi yang

sangat besar perannya dalam perekonomian bangsa Indonesia.

Adas, cengkeh, jahe dan kayu manis merupakan beberapa dari rempah yang

tumbuh di Indonesia. Rempah tersebut banyak dimanfaatkan dalam industri

pangan sebagai flavoring agent. Disamping sebagai flavoring agent,

rempah-rempah memiliki manfaat bagi kesehatan terkait kandungan bioaktif yang

dimilikinya sebagai antioksidan dan sebagai zat anti kanker. Oleh karena itu,

pengembangan potensi jahe, kayu manis, cengkeh, adas serta gula aren sebagai

kembang gula rempah dengan cita rasa khas dan berkhasiat antioksidan

merupakan tujuan praktek produksi ini.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah formula dan teknik produksi Brown Sugar Candy Herbal yang

disukai konsumen?

2. Bagaimanakah kapasitas antioksidan Brown Sugar Candy Herbal yang

dihasilkan?

(15)

commit to user

3

C. Tujuan Praktek Produksi

Tujuan dari Praktek produksi Brown Sugar Candy Herbal yaitu :

1. Untuk mengetahui formula dan teknik produksi Brown Sugar Candy Herbal

yang disukai konsumen.

2. Untuk mengetahui kapasitas antioksidan Brown Sugar Candy Herbal yang

dihasilkan.

3. Untuk mengetahui kelayakan usaha Brown Sugar Candy Herbal

D. Manfaat Praktek Produksi

1. Memberikan alternatif jajanan yang aman dan sehat.

2. Meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomi rempah dan gula aren.

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kembang Gula

Kembang gula merupakan salah satu makanan selingan yang dibuat dari

gula berbentuk padat yang digemari masyarakat, mulai dari anak-anak hingga

dewasa. Menurut Sholeh (1978) permen atau kembang gula merupakan salah satu

makanan selingan berbentuk padat, dengan rasa manis, yang sifatnya mudah larut

dalam air, serta mempunyai warna dan aroma yang menarik.

Berdasarkan SNI 3547.1 : 2008, kembang gula keras yaitu jenis makanan

selingan berbentuk padat, dibuat dari gula atau campuran gula dengan pemanis

lain, dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan

pangan (BTP) yang diijinkan, bertekstur keras, tidak menjadi lunak jika dikunyah.

Kembang gula diklasifikasikan kedalam empat jenis yaitu:

1. Kembang Gula Keras : kembang gula keras adalah kembang gula bertekstur

keras dan tidak lunak jika dikunyah.

2. Kembang Gula Lunak : kembang gula lunak adalah kembang gula bertekstur

relatif lunak atau lunak apabila dikunyah.

3. Kembang Gula Karet : kembang gula karet adalah kembang gula yang

mengandung getah jelatung atau getah sintesis khusus

4. Kembang Gula Nir Gula : kembang gula nir gula adalah kembang gula

yang dibuat tanpa menggunakan gula, tetapi menggunakan pemanis lain,

dibuat khusus untuk penderita diabetes dan atau yang membutuhkan makanan

yang mengandung kalori rendah.

B. Gula Aren

Ada empat keunggulan yang dimiliki oleh gula aren. Pertama, rasanya

manis dan lezat, pas dengan lidah orang Asia dan Indonesia. Kedua, gula aren

(17)

commit to user

5

glukosa berlangsung lambat sehingga pankreas tak perlu kerja keras lagi.

Jangankan bagi orang sehat, pada beberapa penderita diabetes terbukti turun kadar

gula darahnya setelah mengganti gula putih dengan gula aren. Selain itu IG yang

rendah membuat glukosa diserap secara perlahan yang berarti pula, energi tercipta

secara perlahan sehingga tubuh bugar lebih lama. Ketiga, selama proses

pembuatannya, tak ada sedikitpun bahan kimia yang ditambahkan, sehingga lebih

aman untuk dikonsumsi. Keempat, gula aren banyak mengandung unsur

farmakologi yang bermanfaat seperti Riboflavin, Thiamin, Niacin, Ascorbic Acid,

Kalsium dan lain-lain. Riboflavin membantu pembentukan antibodi, membantu

terbentuknya energi, memperbaiki kerusakan sel saat proses produksi energi, dan

memperbaiki jaringan sistem pencernaan. Thiamin berfungsi sebagai koenzim

dalam metabolisme energi , membantu tubuh menggunakan protein, serta

memperkuat sistem syaraf. Niacin berfungsi sebagai koenzim dalam metabolisme

glukosa, lemak dan alkohol. Selain itu Niacin juga meningkatkan fungsi kerja

otak dan menurunkan kadar kolesterol LDL. Ascorbis Acid memiliki fungsi

antibiotik, mencegah asma dan dapat mencegah kanker (Anonim, 2009).

Penderita diabetes biasanya selalu dianjurkan untuk mengonsumsi pemanis

buatan sebagai pengganti gula pasir. Pemanis buatan tidak menaikkan kadar gula

darah, namun ia memiliki efek samping yang dapat merusak syaraf. Menurut H. J.

Roberts, M.D., efek samping pemanis buatan bisa sangat fatal, yaitu

kejang-kejang dan kematian. Efek lainnya yaitu: sakit kepala/migrain, sakit persendian,

mual, mati rasa, kejang otot, kegemukan, gatal-gatal, depresi, kelelahan, lekas

marah, tachycardia, insomnia, kebutaan, ketulian, jantung berdebar, sesak nafas,

kecemasan, gangguan berbicara, kehilangan indra pengecap, telinga berdengung,

vertigo, dan lupa ingatan. Jadi diperlukan pemanis lain yang lebih aman

dibandingkan pemanis buatan. Pemanis alternatif yang aman tersebut yaitu gula

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

C. Rempah

1. Jahe

Jahe adalah tanaman tropis yang dapat tumbuh muda di Undonesia.

Selain digunakan sebagai bumbu juga digunakan dalam pembuatan jamu dan

obat-obatn tradisional. Salah satu manfaat jahe yang sering dibicarakan adalah

kemampuanya meningkatkan daya tahan tubuh untuk menangkal gejala

masuk angin. Hal itu terbukti dengan banyaknya resep jamu dan obat-obatan

tradisional yang melibatkan jahe sebagai salah satu bahn ramuan penghangat

tubuh sewaktu sedang kedinginan atau menghadapi cuaca buruk. Masuk angin

yaitu melemahnya daya tahan tubuh sehingga memungkinkan virus yang telah

berada di dalam tubuh “mendapat angin “ dan mulai merajalela. Pada saat

pertahanan tubuh melemah, keadaan tersebut pasti akan dimanfaatkan oleh

bakteri lain sehingga terjadilah infeksi mengakibatkan tubuh menjadi demam.

Jahe mengandung senyawa fenolik yang disebut oleoresin. Dalam oleoresin

jahe ditemukan senyawa yang tergolong shogaol dan gingerol. Kedua

senyawa tersebut memiliki sifat sebagai antioksidan yang kuat, lebih kuat

aktivitasnya daripada vitamin E (Winarno, 2007).

Jahe dibedakan dari aroma, warna, bentuk dan ukuran rimpangnya. Ada

tiga jenis jahe yang dikenal yaitu jahe gajah, jahe kuning dan jahe merah. Jahe

memiliki rasa pedas yang berasal dari kandungan kandungan minyak atsiri

yaitu gingerol. Aroma wangi jahe berasal dari minyak atsiri yang biasanya

bewarna kuning dan kental. Minyak ini merangsang selaput lender perut dan

usus untuk bekerja sehingga jahe dapat menambah selera makan dan

melancarkan proses pencernaan (Septiatin, 2008).

Jahe biasanya digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan

perasa pada makanan. Jahe juga dipakai dalam industry obat-obatan, minyak

wangi dan jamu tradisional.Jahe mengandung lemak, protein, zat pati,

(19)

commit to user

7

jahe berasal dari kandungan senyawa gingerol (oleoresin). Gingerol bersifat

sebagai antioksidan sehingga jahe bermanfaat sebagai komponen bioktif

anti-penuaan. Kandungan bioaktif jahe dapat berfungsi melindungi lemak atau

membrane dari oksidasi, menghambat oksidasi kolesterol dan meningkatkan

kekebalan tubuh (Kurniawati, 2010).

2. Adas

Buah Adas masak mengandung bau aromatik, rasa sedikit manis, pedas,

hangat, masuk meridian hati, ginjal, limpa, dan lambung. Daun adas berbau

aromatik. Minyak dari buah yaitu minyak adas (fennel oil). Kandungan kimia

dari adas yaitu minyak asiri (Oleum Foeniculi) 1 – 6%, mengandung 50–60%

anetol, mengandung lebih kurang 20% fenkon, pinen, limonen, dipenten,

felandren, metilchavikol, anisaldehid, asam anisat, dan 12% minyak lemak.

Kandungan anetol yang menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang khas

dan berkhasiat karminatif. Akar mengandung bergapten. Akar dan biji

mengandung stigmasterin (serposterin). Selain itu, adas memiliki efek

farmakologis yaitu :

a. Komponen aktifnya, anisaldehida, meningkatkan khasiat streptomycin

untuk pengobatan TBC pada tikus percobaan.

b. Meningkatkan peristaltik saluran cerna dan merangsang pengeluaran

kentut (flatus).Menghilangkan dingin dan dahak.

c. Minyak adas yang mengandung anetol, fenkon, chavicol, dan anisaldehid

berkhasiat menyejukkan saluran cerna dan bekerja menyerupai perangsang

napsu makan.

d. Dari satu penelitian pada manusia dewasa, diternukan bahwa adas

mempunyai efek menghancurkan batu ginjal.

e. Pada percobaan binatang, ekstrak dari rebusan daun adas dapat

menurunkan tekanan darah. Namun, pengolahan cara lain tidak

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Adas mengandung minyak atsiri, anetole, fosfor, kalsium dan zat kimia

lainnya.. Ada dua macam adas yaitu manis dan pahit. Adas mengandung

sejumlah zat kimia seperti minyak atsiri 0,3-6%, anetole 50-60%, metal

kovikol, anis keton, kamfena dan limonene. Adas berperan dalam

menghambat pengeluaran enzim aldose-reduktase, fosfodiesterase dan

lipoksiginase. Adas juga dapat memperlambat penuaan, merangsang ovulasi

serta melindungi hati dari gangguan dan racun (antihepatotoksik), juga

sebagai pengawet alami bebas efek samping (Kurniawati, 2010).

3. Kayu manis

Aroma wangi dari kulit kayu manis (Cassiavera) biasa digunakan

sebagai penyedap kue dan minuman. Beberapa tahun terakhir ini, para

ilmuwan berhasil mengungkap khasiat lain dari kayu manis, yakni

menurunkan kadar gula darah. Kayu manis atau cinnamon memiliki

kandungan berbagai senyawa kimia, yaitu minyak atsiri eugenol, safrole, juga

kandungan sinamaldehyde, tanin, kalsium oksalat, damar, dan penyamak.

Menurut Dr dr Amarullah Siregar di dalam http://kesehatan.kompas.com,

kayu manis memiliki efek biomolekuler di pankreas. "Kayu manis

mengandung senyawa kimia yang disebut PTP1B yang bekerja mengaktifkan

senyawa di pankreas dengan cara mengaktifkan sel beta yang berfungsi

menghasilkan insulin”. Selanjutnya insulin akan membuka pintu sel darah

merah sehingga gula bisa masuk dan diubah menjadi energi. Penderita

diabetes tipe sensitivitas tubuh terhadap insulin berkurang sehingga kadar

gula darah tetap tinggi karena tidak bisa masuk ke dalam sel. Senyawa PTP1B

juga akan bekerja di sel alfa yang berfungsi membantu hati menghasilkan

glikogen. Sel ini mengubah gula menjadi glikogen atau cadangan energi,

berbeda dengan obat-obat diabetes langsung menurunkan gula darah, obat

herbal seperti kayu manis bekerja dengan cara mengoptimalisasi fungsi organ

(21)

commit to user

9

Kayu manis adalah tanaman kategori rempah yang sering dimanfaatkan

sebagai bumbu penyedap dan pembuatan kue. Kandungan kimia yang terdapat

dalam kayu manis adalah minyak atsiri 0,5-1%, eugenol 66-80% banyak

ditemukan dalam daun, safrol, sinamaldehida, tannin, kalsium oksalat,

dammar dan zat penyamak. Komponen kimia lain dari minyak atsiri kayu

manis yaitu etil sinamat, batakarofilen, linalool dan metal kavikol. Selain itu

juga mengandung cinnzelanol, kumarin, benzyl benzoate dan felandren

(Kurniawati, 2010).

Kayu manis memiliki efek farmakologis yang dibutuhkan dalam

obat-obatan. Kulit batang, daun dan akarnya bisa dimanfaatkan sebagai obat-obatan

dengan khasiat peluruh kentut (karminatif), penambah selera makan

(stomakik), peluruh keringat (diaforetik dan penghilang rasa sakit (analgesic).

Minyak atsiri kayu manis dapat digunakan sebagai pengawet makanan

tertentu juga pembasmi serangga. Selain itu kayu manis berkhasiat sebagai

obat beragam penyakit seperti asam urat, diare, magg, asma, sakit kuning dan

sebagainya (Raina, 2010).

4. Cengkeh

Cengkeh kering berasal dari kuncup bunga cengceh yang dijemur

sehingga bewarna kecoklatan. Baunya harum pedas, selain untuk obat juga

sebagai bumbu mask dan ramuan rokok kretek. Kuntum bunga cengkeh

mengandung minyak atsiri dan senyawa kimia seperti eugenin, asam

oleanolat, asam galatanat serta vanillin. Menurut WHO (Organisasi

Kesehatan Dunia), cengkeh termasuk tanaman obat yang paling banyak

dipakai di dunia (dalam bentuk balsam, minyak cengkeh, dsb). Cengkeh

dianggap menghangatkan, menghilangkan rasa sakit setempat serta

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

D. Wijen

Biji wijen merupakan tumbuhan asal Afrika Khatulistiwa pada diketinggian

1000 m diatas permukaan laut. Bunga tertancap diantara kedua kalenjar,

berangkai pendek dan daun berwarna ungu atau putih. Mahkota bunganya

berambut dan berlendir seperti kelopaknya. Bunga berbentuk tabung yang

membengkok kebawah. Biji wijen bermanfaat bagi kesehatan karena kualitas

protein, vitamin B dan kalsium yang dikandungnya begitu luar biasa. Setidaknya

pada 100 mg biji wijen terkandung kalsium 1125 mg jika dibandingkan dengan 2

gelas susu sapi segar yang hanya mengandung 600 mg kalsium. Seperti yang

dituliskan, Myra Sidharta dan Suryatini N Ganie dalam buku “Dapur Naga di

Indonesia” dituliskan biji wijen merupakan sumber asam amino esensial, yakni

salah satu jenis asam amino yang harus didatangkan dari luar tubuh manusia

(Anonim, 2009).

Biji wijen mengandung 50-53% minyak nabati, 20% protein, 7-8% serat

kasar, 15% residu bebas nitrogen, dan 4,5-6,5% abu. Minyak biji wijen kaya akan

asam lemak tak jenuh, khususnya asam oleat (C18:1) dan asam linoleat (C18:2,

Omega-6), 8-10% asam lemak jenuh, dan tidak mengandung asam linolenat.

Minyak biji wijen juga kaya akan Vitamin E. Ampas biji wijen dimanfaatkan

sebagai pakan ternak (W. H Schuster, 1992).

E. Antioksidan

Zat antioksidan adalah substansi yang dapat menetralisir atau

menghancurkan radikal bebas. Radikal bebas merupakan jenis oksigen yang

mempunyai tingkat reaktif yang tinggi dan secara alami ada di dalam tubuh

sebagai hasil dari reaksi biokimia di dalam tubuh. Radikal bebas juga ada di

lingkungan sekitar kita yang bersal dari polusi udara, asap tembakau, penguapan

alcohol yang berlebihan, bahan pengawet, pupuk, sinar ultra violet, X-rays dan

ozon. Radikal bebas dapat merusak sel tubuh apabila tubuh kekurangan zat anti

(23)

commit to user

11

arthritis, katarak dan penyakit degenerative lainnya bahkan mempercepat proses

penuaan (Anonim, 2011).

Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik

atau polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid, turunan asam sinamat,

kumarin, tokoferol dan asam-asam organik polifungsional. Golongan flavonoid

yang memiliki aktivitas antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon, kateksin,

flavonol dan kalkon. Turunan asam sinamat meliputi asam kafeat, asam ferulat,

asam klorogenat, dan lain-lain (Widayanti, 2009).

Antioksidan fenolik pada jahe dapat bereaksi sebagai scavenger radikal

(ROO-) dan merupakan scavenger yang kuat terhadap radikal hidroksil (OH-).

OH- yang bereaksi dengan antioksidan pada jahe diregenerasi menjadi H2O dan

ROO- yang tertangkap antioksidan jahe akan diregenerasi menjadi ROOH.

Antioksidan fenolik pada jahe dapat digunakan untuk mencegah atau

menghambat autooksidasi lemak dan minyak. Antioksidan ini dapat menangkap

radikal bebas yang dihasilkan selama tahap propagasi dari lemak dengan cara

mendonasikan radikal hidrogen sehingga radikal lemak tidak aktif melaksanakan

tahap propagasi yang akan merusak lemak. Disinilah peran kadar senyawa

fenol total yang dapat mempengaruhi hasil aktivitas antioksidan suatu bahan

alam. Dengan melihat kadar fenol total yang terkandung dalam ekstrak rempah,

maka dapat diperkirakan besar aktivitasnya. Semakin besar kadar fenol total

mengakibatkan aktivitas antioksidan yang lebih besar pula (Widiyanti, 2009).

Menurut Sobhana dan Naidu (2007), aktivitas antioksidan yang relatif paling

tinggi ditemukan dalam cengkeh kemudian kayu manis, merica, jahe dan bawang

putih.

F. Analisis Sensori

Uji sensori sangat penting dalam industri pangan karena hasilnya

merupakan pintu terakhir yang menentukan apakah produk tersebut dapat dijual

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

warna, flavor (kombinasi rasa dan bau), aroma, tekstur, dan konsistensi atau

kekentalan produk. Mutu sensori bahan pangan adalah ciri karakteristik bahan

pangan yang dimunculkan oleh satu atau kombinasi dari dua atau lebih sifat-sifat

yang dapat dikenali dengan menggunakan pancaindra manusia. Fator-faktor yang

berkontribusi terhadap pembentukan sensasi rasa adalah persepsi terhadap faktor

penampakan fisik (warna, ukuran, bentuk dan cacat fisik), faktor kinestetika

(tekstur, viskositas, konsistensi, dan perasaan di mulut atau mouth feel) dan faktor

flavor (kombinasi rasa atau taste dengan bau atau odor). Ada 3 kelompok besar

uji sensori, yaitu uji pembedaan (difference test), uji penerimaan (acceptance test)

dan uji deskriptif (descriptive test) (Anonim, 2008).

Uji ranking termasuk dalam uji skalar karena hasil pengujian panelis

dinyatakan dalam besaran dengan jarak/interval tertentu. Panelis diminta untuk

mengurutkan contoh-contoh yang diuji berdasarkan perbedaan mutu sensorik.

Jarak atau interval antara jenjang/ranking tidak harus sama untuk tiap tingkat.

Pada uji ini, komoditi diurutkan dengan pemberian nomor urut dimana urutan

pertama selalu menunjukkan tingkat mutu sensorik tertinggi dan urut selanjutnya

menunjukkan tingkat yang rendah (Rahayu, 2001).

G. Analisis Ekonomi

Analisis kelayakan usaha bertujuan untuk menentukan kalayakan suatu

usaha, baik dari segi teknik, ekonomi, maupun financial. Analisis ekonomi

bertujuan mengetahui apakah usaha yang dijalankan dapat memberikan

keuntungan atau tidak. Analisis finansial menitik beratkan kepada aspek

keuangan berupa lalu lintas uang (cash flow) yang terjadi selama usaha

dijalankan. Analisis ekonomi yang dilakukan meliputi perhitungan biaya

produksi, harga pokok penjualan, harga penjualan, perkiraan pendapatan (rugi

(25)

commit to user

13

1. Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan selama usaha

dijalankan, yang dibedakan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap.

a. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan meskipun perusahaan

tidak melakukan proses produksi. Biaya tetap terdiri atas biaya usaha,

amortisasi, biaya penyusutan alat, pajak usaha dan dana sosial.

b. Biaya Tidak Tetap/Variabel (Variabel Cost)

Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan hanya jika

melakukan proses produksi. Biaya variabel terdiri dari biaya tenaga kerja,

biaya bahan baku dan bahan pembantu, biaya bahan bakar/energi, biaya

perawatan dan perbaikan.

2. Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan adalah harga terendah dari produk yang tidak

mengakibatkan kerugian bagi produsen. Harga pokok penjualan dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut

Harga Pokok Penjualan (HPP) =

ln

3. Kriteria Kelayakan Usaha

Kriteria kelayakan investasi yang digunakan adalah break event point

(BEP), net benefit cost (Net B/C), dan Internal Rate of Return (IRR)

a. Break event point (BEP)

BEP dipakai untuk menentukan besarnya volume penjualan di mana

perusahaan tersebut sudah dapat menutup semua biaya-biaya tanpa

mengalami kerugian maupun keuntungan.

BEP adalah suatu titik kesinambungan dimana pada titik tersebut

jumlah hasil penjualan sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan atau

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

berjumlah kurang dari pada jumlah yang ditunjukkan oleh titik ini, maka

akan diperoleh kerugian bersih (Astawan, 1999).

Perhitungan rumus BEP atas dasar unit produksi adalah sebagai

Perhitungan rumus BEP atas dasar unit rupiah adalah sebagai berikut:

BEP (Rp) =

b. Net Benefit Cost (Net B/C)

Untuk mengkaji kelayakan proyek sering digunakan pula kriteria

yang disebut benefit cost ratio-BCR. Penggunaannya amat dikenal dalam

mengevaluasi proyek-proyek untuk kepentingan umum atau sektor publik.

Meskipun penekanannya ditujukan kepada manfaat bagi kepentingan

umum dan bukan keuntungan financial perusahaan, namun bukan berarti

perusahaan swasta mengabaikan kriteria ini

Benefit Cost Ratio (BCR) adalah nilai perbandingan antara

pendapatan dan biaya. Jika nilai B/C lebih besar dari 1 maka perusahaan

memenuhi salah satu kriteria untuk dikatakan layak. Jika nilai B/C lebih

kecil dari 1 maka perusahaan tidak layak berdiri (rugi). Jika nilai B/C = 1

maka perusahaan berada dalam keadaan impas (Astawan, Made, 2006).

(27)

commit to user

15

c. Net Present Value (NPV)

Net Present Value adalah kriteria investasi yang banyaak digunakan

dalam mengukur apakah suatu proyek feasible atau tidak. Secara singkat,

formula untuk Net Present Value adalah sebagai berikut:

NPV =

å

C = Biaya investasi + Biaya operasi

= Benefit yang telah di discount

= Cost yang telah di discount

i = Discount faktor

n = Tahun

Apabila hasil perhitungan Net Present Value lebih besar dari nol

dikatakan usaha/proyek tersebut feasible untuk dilaksanakan dan jika lebih

kecil dari nol tidak layak untuk dilaksanakan. Hasil perhitungan Net

Present Value sama dengan nol ini berarti proyek tersebut berada dalam

keadaan Break Event Point (BEP) dimana TR = TC dalam bentuk present

value (Ibrahim, 1998).

d. Internal Rate of Return (IRR)

Merupakan tingkat bunga yang menyamakan nilai penerimaan kas

bersih sekarang dengan jumlah investasi awal dari proyek yang sedang

dinilai. Atau IRR adalah tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV=0.

Jika ternyata IRR > dari tingkat bunga yang berlaku di bank maka proyek

dapat diteruskan.

Internal Rate of Return didefinisikan sebagai besarnya suku bunga

yang menyamakan nilai sekarang (present value) dari investasi dengan

hasil-hasil bersih yang diharapkan selama usaha berjalan. Patokan yang

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

pinjaman bank yang sedang berlaku, atau suku bunga deposito jika usaha

tersebut dibiayai sendiri.

IRR = x(i i )

) NPV (NPV

NPV

i 2 1

2 1

1

1 + +

-Dimana i1 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1

i2 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2

(29)

commit to user 17 BAB III

TATA LAKSANA KEGIATAN

A. Pelaksana

Nama : Siti Ruqoyyah

NIM : H3108097

Prodi : Diploma III Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas : Pertanian, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Proses Produksi

Kegiatan praktik produksi ini dilaksanakan di Laboratorium Pangan dan

Gizi Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta mulai tanggal 25

April 2011.

C. Metode Pelaksanaan

1. Observasi

Metode ini merupakan langkah awal dalam melaksanakan praktek

produksi, dimana mahasiswa melakukan observasi atau pengamatan di tempat

perbelanjaan/pasar mengenai produk apa yang belum ada di pasaran, maupun

sudah ada untuk dikembangkan lebih lanjut.

2. Studi Pustaka

Setelah mahasiswa mengetahui atau menentukan jenis produk apa yang

akan dibuat, selanjutnya mahasiswa melakukan pembelajaran yang lebih

lanjut mengenai produk tersebut yang berhubungan dengan bahan, cara

pembuatan, dan juga parameter mutu produk. Study pustaka dapat diperoleh

melalui buku-buku yang ada diperpustakaan atau melalui sarana komunikasi

yang lain, misalnya internet.

3. Percobaan

Mahasiswa dituntut untuk dapat membuat produk dengan formula yang

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

cara membuat produk dengan beberapa formula, yang nantinya digunakan

sebagai perbandingan.

4. Pengujian Produk

Produk yang telah dibuat kemudian dilakukan pengujian yaitu uji

organoleptik (uji kesukaan), kapasitas antioksidan dan kelakayakan usaha.

Dari hasil uji organoleptik akan didapatkan produk yang diterima dan yang

paling disukai oleh konsumen. Produk dengan formula inilah yang akan

dibuat dalam praktek produksi untuk diuji kapasitas antioksidannya yaitu

dengan metode DPPH dan Total Fenol.

5. Praktek Produksi

Membuat produk di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan

dan Hasil Pengolahan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

berdasarkan hasil uji organoleptik (kesukaan) yang diperoleh.

6. Analisis Kelayakan Ekonomi

Untuk mengetahui harga pokok, harga jual dan keuntungan produk

maka dilakukan analisa kelayakan ekonomi meliputi biaya produksi (biaya

tetap, biaya variabel), BEP (Break Even Point), ROI, Net Benefit Cost Net

B/C, Pay Back Period (PBP), dan IRR (Internal Rate of Return).

D. Formula Brown Sugar Candy Herbal

Dalam percobaan pembutan Brown Sugar Candy Herbal untuk 100% gula

aren digunakan formula yang berbeda. Untuk formula Brown Sugar Candy

Herbal tertera pada table 3.1 :

Tabel 3.1 Formula Brown Sugar Candy Herbal

Formula Rempah (dari 100 gram gula aren)

Kayu Manis Adas Cengkeh Jahe + Wijen

I 10% 20% - - -

II 10% - 12% - -

III 10% - - 15% -

IV 10% 20% - - Ö

V 10% - 12% - Ö

(31)

commit to user

19

E. Alat, Bahan dan Cara Kerja

1. Alat

a. Pembuatan Brown Sugar Candy Herbal : piring plastic, timbangan

analitik, blender (alat penumbuk), sendok, wajan, kompor gas, cetakan

permen, plastik, gelas ukurdan saringan.

b. Analisa kapasitas Penangkapan Radikal (DPPH): spektofotometer UV-Vis

1240, pipet ukur, tabung reaksi, sentrifugasi dan vortek

c. Analisa total fenol : spektofotometer UV-Vis 1240, pipet ukur, propipet,

labu takar 25 ml tabung reaksi, sentrifugasi dan vortek

2. Bahan

a. Pembuatan Brown Sugar Candy Herbal : gula aren, jahe, adas legi, kayu

manis, wijen, cengkeh dan air

b. Analisa kapasitas Penangkapan Radikal (DPPH): DPPH

(2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) dan methanol

c. Analisa total fenol :folin ciocalteu, fenol murni, aquades, Kristal Na2CO3

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

3. Cara Kerja

a. Ekstraksi Rempah

Gambar 3.1 Diagram Alir Pembuatan Ekstrak Rempah

Rempah

Tiap bahan ditimbang dan dicampur sesuai formula (Tabel 4.1)

+ 200 ml air

Masing-masing dikecilkan ukurannya

Dimasak dengan api kecil hingga air berkurang 80%

(33)

commit to user

21

b. Pembuatan Brown Sugar Candy Herbal

Gambar 3.2 Diagram Alir Pembuatan Brown Sugar Candy Herbal Gula aren

pengecilan ukuran

Ditimbang 100 gr

Didihkan selama ± 5 menit

ekstrak rempah

Pengadukan hingga pasta mengental (pasta permen dialirkan dari sendok membentuk garis lurus tidak

putus kemudian diangkat

Diaduk sebentar

Dimasukkan dalam cetakan

Diamkan sebentar kemudian dilepas dari cetakan

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

F. Tahapan Praktek Produksi

Gambar 3.3 Diagram Alir Tahapan Praktek Produksi

Formula Rempah Brown Sugar Candy Herbal: I. 10% kayu manis dan 20% adas

II. 10% kayu manis dan 12% cengkeh III.10% kayu manis dan 15% jahe IV.10% kayu manis dan 20% adas + wijen V. 10% kayu manis dan 12% cengkeh+ wijen VI.10% kayu manis dan 15% jahe + wijen

Uji Organoleptik

(Ranking)

Formula yang ditolak

1. Uji scoring (kesukaan) - warna

- aroma

- rasa - kekerasan - overall

2. Uji kadar air 3. Uji antioksidan

- DPPH

- Total fenol 4. Uji Kelayakan Usaha

Diterima

Ditolak

(35)

commit to user

23

G. Analisis

Tujuan dari analisis produk ini adalah untuk mengetahui kelebihan dari

produk agar layak untuk dipasarkan sehingga tidak kalah dengan produk-produk

yang sudah ada di pasaran. Adapun analisis yang dilakukan dalam praktek

produksi dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Analisis Brown Sugar Candy Herbal

Analisis Metode Keterangan

Sensori Uji Kesukaan (Rahayu, 2001). Menggunakan 30 panelis

Kadar Air Antioksidan

- DPPH

- Total fenol

Analisis Keuangan

Termogravimetri (AOAC, 1970)

Penangkapan Radikal Bebas (DPPH) (Subagio dan Monica, 2001).

Folin-ciocalteu (Plumer, 1971;Senter et al, 1989, dalam Suradi, 1998) Perhitungan

Uji Laboratorium

Uji Laboratorium

Uji Laboratorium

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Formula Pembuatan Brown Sugar Candy Herbal

Menurut penelitian BPOM ditemukan 44% jajanan anak di pasaran tidak sehat dan banyak mengandung zat aditif. Salah satu jajanan anak adalah kembang gula. Kembang gula merupakan salah satu makanan selingan yang dibuat dari gula berbentuk padat yang digemari masyarakat, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Menurut Sholeh (1978) permen atau kembang gula merupakan salah satu makanan selingan berbentuk padat, dengan rasa manis, yang sifatnya mudah larut dalam air, serta mempunyai warna dan aroma yang menarik.

Bahan yang digunakan dalam pembuatan kembang gula rempah yaitu gula aren, kayu manis, adas, cengkeh dan jahe. Keunggulan dari gula aren dibandingkan gula lain yaitu rasanya manis dan lezat, memiliki indek glisemik yang rendah, tanpa penambahan bahan kimia serta mengandung unsure farmatologi yang bermanfaat seperti Riboflavin, Thiamin, Niacin, Ascorbic Acid, Kalsium dan lain-lain. Rempah-rempah seperti adas, cengkeh, kayu manis dan jahe juga mengandung unsur farmatologi yang bermanfaat untuk kesehatan serta sebagai bahan pengawet alami terkait kandungan bioaktif yang dimilikinya. Dari bahan tersebut dibuat 3 formula yang kemudian dari masing-masing formula dibagi menjadi 2 yaitu untuk formula ditambah wijen dan tanpa penambahan wijen. Formula Brown Sugar Candy Herbal terdapat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Formula Rempah Brown Sugar Candy Herbal

Formula Rempah Wijen

Kayu Manis Adas Cengkeh Jahe

I 10% 20% - - -

II 10% - 12% - -

III 10% - - 15% -

IV 10% 20% - - 5%

V 10% - 12% - 5%

(37)

commit to user

Dari formula diatas dilakukan uji sensori untuk mengetahui tingkat penerimaan konsumen dengan cara uji ranking. Uji ranking digunakan untuk mengurutkan intensitas kesukaan konsumen terhadap produk. Data tingkat kesukaan konsumen terhadap Brown Sugar Candy Herbal berbagai formula disajikan pada Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Analisis Sensori Brown Sugar Candy Herbal

Formula Skor tingkat kesukaan I notasi yang berbeda menunjukkan beda nyata pada α 0.05

*skor : skor 1,27 = tingkat kesukaan 1; 0,64 = tingkat kesukaan 2 ; 0,20 = tingkat kesukaan 3;-0,20 = tingkat kesukaan 4; -0,64= tingkat kesukaan 5, -1,27= tingkat kesukaan 6

Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa penambahan wijen menunjukkan pengaruh terhadap kesukaan konsumen. Formula I, II, III dan IV tidak ada beda nyata tetapi formula II dan IV tidak ada beda nyata dengan formula VI. Sedangkan formula VI juga tidak beda nyata dengan formula V yang merupakan formula dengan tingkat kesukaan tertinggi. Formula V dan VI merupakan formula yang paling disukai. Dari formula yang paling disukai tersebut selanjutnya dikembangkan dalam proses produksi dan diuji lanjut untuk mengetahui karakteristik produk, keunggulan produk (uji antioksidan) serta uji kelayakan usaha produk

B. Pembuatan Brown Sugar Candy Herbal

Proses pembuatan Brown Sugar Candy Herbal terdiri dari beberapa tahapan, berikut adalah proses pembuatan Brown Sugar Candy Herbal formula V (cengkeh) dan VI (jahe) :

1. Pembuatan Ekstrak Rempah a. Pengecilan ukuran rempah

(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

pengecilan ukuran, jahe dibersihkan dahulu kulitnya dengan cara disikat dan dicuci, dipotong kecil kemudian diblender. Sedangkan untuk cengkeh langsung diblender tanpa dicuci dahulu. Sedangkan kayu manis hanya dipotong menjadi kecil ± 1-2 cm.

b. Penimbangan rempah

Dalam praktik produksi, penimbangan dilakukan dengan timbangan analitik karena rempah yang digunakan hanya sedikit. Kayu manis ditimbang sebanyak 10% dari berat gula aren, cengkeh 12 % dan untuk jahe ditimbang sebelum diblender sebanyak 15 %. Rempah yang digunakan dalam formula berbeda-beda karena pada praktek produksi pendahuluan, pada formula tersebut yang sesuai atau disukai. Setelah ditimbang, rempah digabung sesuai formula untuk diekstraksi. c. Pemasakan

Pemasakan dilakukan untuk mendapatkan ekstrak dari rempah tersebut. Rempah tiap formula ditambahkan air dan dididihkan. Setelah mendidih, api dikecilkan hingga 20 menit dalam keadaan mendidih. Hal ini dilakukan agar zat yang terkandung dalam rempah dapat terlarut dalam air. Setelah itu larutan disaring menghasilkan filtrat dan ampas. Untuk ampas dapat digunakan untuk olahan lain atau di buang sedangkan filtrat digunakan untuk pembuatan kembang gula rempah.

2. Pembuatan Brown Sugar Candy Herbal a. Pengecilan ukuran gula aren

Dalam praktik produksi, pengecilan ukuran gula aren dilakukan dengan cara ditumbuk setelah itu ditimbang sesuai yang dibutuhkan. Pengecilan ukuran gula ini bertujuan untuk mempercepat pemasakan sehingga lebih efisien.

b. Pemasakan

(39)

commit to user

dan rasa. Setelah 5 menit gula aren dimasukkan dan diaduk hingga pasta kental dan jika dialirkan dari sendok membentuk garis lurus dan tidak putus maka api dimatikan, pasta diaduk-aduk sebentar dan dimasukkan dalam cetakan yang telah dioles margarin serta ditaburi wijen. Setelah pasta dimasukkan, bagian atas permen juga ditaburi wijen. Pelepasan kembang gula dilakukan ketika masih hangat karena akan mempengaruhi kenampakan. Jika terlalu lama dalam cetakan maka kenampaknya menjadi kusam.

Setelah kering atau tidak panas, kembang gula dimasukkan dalam toples untuk proses pembungkusan. Pembungkusan kembang gula yaitu dimasukkan dalam aluminium foil sebanyak 10 biji atau ± 20 gram kemudian di sealer.

C. Karakteristik Mutu Produk 1. Sensori

Berdasarkan SNI 3547.1 : 2008, salah satu factor penentu mutu permen keras adalah sensori, meliputi aroma dan rasa dengan persyaratan normal (sesuai label). Sedangkan untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap 2 jenis Brown Sugar Candy Herbal, dilakukan uji

scoring meliputi warna, aroma, rasa, tekstur (kekerasan) dan overall

dengan 15 panelis. Kembang gula rempah yang paling disukai adalah formula V dan VI. Hasil dari uji scoring disajikan pada Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4. 3 Kesukaan Konsumen dengan Uji Skoring

Formula Skor Kesukaan

Warna Aroma Rasa Kekerasan Overall V Notasi yang berbeda menunjukkan beda nyata pada a : 0,05

(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

2. Kadar air

Berdasarkan SNI 3547.1 : 2008, kadar air merupakan salah satu parameter permen keras. Kadar air mempengaruhi tekstur atau kekerasan permen. Standar mutu kadar air permen keras yaitu maksimal 3,5%. Sedangkan Brown Sugar Candy Herbal memiliki kadar air 6,22% untuk formula V (cengkeh) dan 7,98% untuk formula VI (jahe).

D. Keunggulan Brown Sugar Candy Herbal

Untuk mengetahui keunggulan Brown Sugar Candy Herbal dilakukan analisis antioksidan meliputi uji penangkapan radikal bebas dan uji kadar total fenol. Data aktivitas penangkapan radikal bebas dan kadar total fenol Brown Sugar Candy Herbal disajikan pada Tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4 Kadar Total Fenol dan Penangkapan Radikal Bebas

Formula Kadar Total Fenol (mg/100gr db)

Dari Tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa Brown Sugar Candy Herbal formula V (cengkeh) memiliki kadar total fenol serta aktivitas antioksidan lebih tinggi. Hal ini karena semakin besar kadar fenol total mengakibatkan aktivitas antioksidan yang lebih besar pula (Widiyanti, 2009). Menurut Sobhana dan Naidu (2007), aktivitas antioksidan rempah-rempah dari yang paling tinggi ke yang paling rendah berturut-turut adalah cengkeh, kayu manis, merica, jahe dan bawang putih.

E. Uji Kelayakan Usaha

(41)

commit to user

Berikut adalah perhitungan analisis kelayakan usaha Brown Sugar Candy Herbal :

Dalam 1 hari : 7 jam kerja

Dalam 1 jam memproduksi 28 kg gula aren

Hasil akhir : 75% dari berat gula aren (75% x 28 kg = 21.000 gram) Tiap permen 2 gram, 21.000gram/2 gram = 10.500 permen

Tiap bungkus 10 permen = 10.500/10 = 1.050 bungkus 1. Investasi

Tabel 4.5 Investasi

Uraian Rp/5 tahun Sewa Bangunan 50.000.000 Meja kerja 1.000.000 Ijin Usaha 500.000 Ijin Depkes 600.000 Mesin dan Alat 2.949.000 Pra Operasi 300.000 Biaya Promosi 500.000 Biaya Administrasi 600.000 Jumlah Rp 56.449.000

2. Biaya Tidak Tetap (VC)

a. Biaya Bahan Utama dan Pembantu

Tabel 4.6 Bahan Utama dan Pembantu

No Uraian Rp/hari Rp/bulan

1 Gula Aren 28 kg, Rp 13000/kg 364.000 9.100.000

2 Cengkeh 3,36 kg/hari, Rp 120.000/kg 403.200 10.080.000 3 Kayu Manis 2,8 kg/hari 28.000 700.000

4 Wijen 1,4 kg/hari 28.000 700.000

5 Margarin 200 gram/hari 4.500 112.500 6 Kuas 1 buah, Rp 15.000 600 15.000

7 Kemasan /hari 150.000 3.750.000

8 Pembersih/hari 2.000 50.000

(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

b. Biaya Energi

· Listrik

Tabel 4.7 Biaya Listrik Rp 700/kwh = 0,7/watt (0,7 x daya x jam/hari)

No Uraian Watt Jam/hari Rp/hari Rp/bln

1 Blender 200 2 280 7000

2 Plastik Sealer 60 2 84 2100

3 Timbangan Analitik 50 2 70 1750

4 Pompa Air 200 4 560 14.000

Jumlah 510 10 994 24850

· Biaya Energi (15 kg/bulan, Rp12.500/3kg)=5 tabung x 12.500 : Rp 62.500

c. Biaya Tenaga Kerja ( 2 orang x Rp 750.000/bulan) : Rp 1.500.000

d. Biaya Perawatan dan Perbaikan

Tabel 4.8 Biaya Perawatan dan Perbaikan (1,2% (P-S)/100 jam)

No Harta Tetap Nilai Awal (P) Nilai Sisa Rp/hari Rp/bulan 1 Pisau (Rp 2.500/pisau , 2 buah) 5000 500 0.54 13.5 2 Pengaduk / centong (Rp 2.000/centong, 2 buah) 4000 400 0.432 10.8 3 Saringan (rp 2.500/saringan, 2 buah) 5000 500 0.54 13.5 4 Toples 2 buah, @ Rp 5.000 10000 1000 1.08 27

5 Pencetak 100000 10000 10.8 270

6 Wajan 25000 2500 2.7 67.5

7 Panci 25000 2500 2.7 67.5

8 Blender 150000 15000 16.2 405

9 Timbangan 75000 7500 8.1 202.5

10 Timbangan analitik 250000 25000 27 675

11 Kompor gas 300000 30000 32.4 810

12 Meja Kerja 1000000 100000 108 2700

13 Plastik Sealer 1000000 100000 108 2700

(43)

commit to user e. Total Biaya Tidak Tetap

Tabel 4.9 Total Biaya Tidak Tetap

No Uraian Rp/Bulan

1 Bahan Utama dan Pembantu 24.507.500 2 Energi (Listrik dan gas) 87.350

3 Tenaga Kerja (Rp 750.000/bln, 2 org) 1.500.000

5 Biaya Perawatan dan Perbaikan 7.962,3

Jumlah Rp 26.102.812,3

3. Biaya Tetap (FC)

Tabel 4.10 Biaya Usaha

No Uraian Rp/bulan

1 Sewa Bangunan 833.333.33

2 Biaya Promosi 8.333.33

3 Biaya Administrasi 10.000

4 Gaji Pimpinan 1.200.000

5 Gaji Pemasaran(Rp 800.000/bln, 2 org) 1.600.000

Jumlah 3.651.666,67

a. Biaya Penyusutan

Tabel 4.11 Penyusutan (P-S)/N

(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

b. Biaya Amortisasi

Tabel 4.12 Amortisasi

No Harta Tak Berujud Rp/tahun Rp/bulan 1 Perijinan 100.000 8.333,33 2 pra operasi 60.000 5.000

3 pajak reklame 100.000 8.333,33

Jumlah 260.000 21.666,67

c. Biaya Bunga Modal Investasi

Tabel 4.13 Bunga Modal Investasi (1%/bulan)

Uraian Rupiah BMI/Bulan

Investasi 56.449.000 564.490 Biaya Pokok Produksi (VC) 26.102.812,30 261.028,12 Biaya Usaha 3.651.666,67 36.5166,67

Jumlah 862.034,7897

d. Dana Sosial = Rp 50.000/bulan

e. Biaya Umum Perusahaan = Rp 100.000/bulan f. Total Biaya Tetap

Tabel 4.14 Total Biaya Tetap

No Uraian Rp/bln

1 Biaya Usaha 3.651.666.667

2 Penyusutan 16.012.5

3 Amortisasi 21.666.66667

4 Dana Sosial 50.000

5 Biaya Umum Perusahaan 100.000

6 Bunga 862.034.7897

Jumlah Rp 4.701.380,623

Total Biaya Produksi = VC + FC

(45)

commit to user 4. Harga Pokok Produk

a. Hasil produksi per hari = 10.500 permen/hari b. Tiap bungkus 10 butir = 10.50 bungkus/hari

c. Satu bulan = 10.50 x 25 hari = 26.250 permen/bulan

= Rp 1.173,49/bungkus d. Dijual Rp 1.250/bungkus

e. Total penjualan/bulan = Rp 1.250 x 26.250 bungkus = Rp 32.812.500 5. Perhitungan Laba

a. Laba Kotor = penjualan – biaya pokok produksi = Rp 32.812.500 - Rp 26.102.812,3 = Rp 6.709.687,70/bulan

b. Laba Bersih = Laba kotor- pajak usaha

= Rp 6.709.687,70– (5% x laba kotor) = Rp 6.709.687,70– Rp 335.484,39 = Rp 6.374.203,32/bulan

(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

b. Net Present Value (NPV)

Tabel 4.15 Penentuan Net Present Value

Th Investasi

biaya operasi

total cos (C) Benefit (B) Net Benefit DF

12% present value

0 56449000 0 56449000 0 -56449000 1 -56449000

1 0 369.650.315.08 369.650.315.08 393.750.000 24.099.684,92 0.893 21.521.018,64 2 0 369.650.315.08 369.650.315.08 393.750.000 24.099.684,92 0.797 19.207.448,88 3 0 369.650.315.08 369.650.315.08 393.750.000 24.099.684,92 0.712 17.158.975,66 4 0 369.650.315.08 369.650.315.08 393.750.000 24.099.684,92 0.636 15.327.399,61 5 0 369.650.315.08 369.650.315.08 393.750.000 24.099.684,92 0.567 13.664.521,35

30.430.364,14

NPV pada DF 12% = 30.430.364,14> 0 (positif) jadi feasible/layak

=

= 1,54 ≥ 1 jadi usaha layak86.879.364,14

c. Internal Rate of Return (IRR)

Tabel 4.16 Penentuan IRR

Tahun Net Benefit Df 33% NPV 33% DF 34% NPV 34%

0 -56449000 1 -56449000 1 -56449000

1 21.521.018,64 0,757575758 18.257.337,06 0,751879699 18.120.063,85 2 19.207.448,88 0,573921028 13.831.315,06 0,565323082 13.624.108,16 3 17.158.975,66 0,434788658 10.478.269,66 0,425054949 10.243.690,34 4 15.327.399,61 0,329385347 7.938.083,078 0,319590187 7.702.022,815 5 13.664.521,35 0,249534354 6.013.699,301 0,240293374 5.790.994,598

(47)

commit to user

Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa analisis usaha Brown Sugar Candy Herbal adalah:

1. Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan selama usaha dijalankan yang dibedakan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap.

a. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan meskipun perusahaan tidak melakukan proses produksi. Biaya tetap Brown Sugar Candy Herbal yaituRp 4.701.380,623

b. Biaya Tidak Tetap/Variabel (Variabel Cost)

Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan hanya jika melakukan proses produksi. Besarnya biaya tidak tetap usaha Brown Sugar Candy Herbal yaitu Rp 26.102.812,3

2. Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi merupakan jumlah/besarnya produk yang dapat dihasilkan oleh perusahaan selama kurun waktu tertentu. Dalam 1 bulan menghasilkan 26.250 bungkus.

3. Harga Pokok Produk

Harga pokok produksi merupakan harga minimal yang harus diberikan pada produk untuk menghindari kerugian. Harga pokok berasal dari biaya produksi (biaya tetap dan biaya varibel) dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan (kapasitas produksi). Harga pokok Brown Sugar Candy Herbal

setiap bungkus adalah Rp 1.173,49 / bungkus.

4. Harga Jual

(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

lebih tinggi dari harga pokok produksi maka, ditetapkan harga jual Rp 1.250/bungkus.

5. Laba (Keuntungan)

Laba (keuntungan) merupakan selisih antara pendapatan dan pengeluaran atau selisih antara harga jual dengan harga pokok. Laba perusahaan meliputi laba kotor dan laba bersih. Laba kotor usaha yaitu 6.709.687,70/bulan dan laba bersih sebesar Rp 6.374.203,32/bulan.

6. BEP (Break Even Point)

Break Even Point merupakan titik keseimbangan dimana pada titik tersebut pendapatan sama dengan biaya yang dikeluarkan, artinya titik impas dimana perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak mendapatkan keuntungan. Break Even Point ada 2 macam yaitu QuantityBreak Even Point

(QBEP)dan Price Break Even Point (PBEP). Produksi Brown Sugar Candy

Herbal mencapai titik impas pada tingkat produksi 18.393 bungkus dan mencapai titik impas pada harga Rp 1.173,49/bungkus dari kapasitas produksi 26.250 bungkus setiap bulannya. Jadi selisih antara kapasitas produksi dan titik impas merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan.

7. Net Present Value (Net Present Value)

Net Present Value merupakan kriteria investasi yang digunakan untuk mengukur apakah suatu perusahaan tersebut feasible atau tidak. Apabila hasil perhitungan Net Present Value lebih besar dari nol (positif) dikatakan perusahaan tersebut feasible untuk dilaksanakan dan jika lebih kecil dari nol berarti tidak feasible. NPV Brown Sugar Candy Herbal pada DF 12% yaitu 30.430.364,14. Ini menunjukkan bahwa produksi ini layak dijalankan atau

feasible dan mendapatkan keuntungan sebesar NPV.

8. Net B/C (Net Benefit Cost Ratio)

Net Benefit Cost Ratio merupakan perbandingan antara net benefit

(49)

commit to user

negatif. Jika nilai Net B/C lebih besar dari satu berarti layak untuk dilaksanakan, jika lebih kecil dari satu berarti tidak layak untuk dilaksanakan. Besarnya Net B/C yaitu 1,54 pada discount factor 12% jadi usaha layak untuk dilaksanakan.

c. IRR (Internal Rate of Return)

IRR (Internal Rate of Return) adalah suatu tingkat discount rate

(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pelaksanaan praktek produksi Brown Sugar Candy Herbal dapat disimpulkan bahwa :

1. Formula Brown Sugar Candy Herbal yang disukai konsumen yaitu formula V (10% kayu manis dan 12% cengkeh dengan wijen) dan formula VI (10% kayu manis dan 15% jahe dengan wijen)

2. Teknik pembuatan Brown Sugar Candy Herbal yaitu gula aren di masak bersama ekstrak rempah hingga pasta mengental kemudian dicetak dan dikemas.

3. Kadar total fenol formula V (cengkeh) yaitu 629,8mg/100g db dengan kapasitas penangkapan radikal bebas 11,711% DPPH/mg db.

4. Kadar total fenol formula VI (jahe) yaitu 313,4 mg/100gr db dengan kapasitas penangkapan radikal bebas 6,153% DPPH/mg db

5. Formula V (cengkeh) yang digunakan dalam uji kelayakan usaha karena memiliki kandungan antioksidan lebih tinggi dibandingkan formula VI. 6. Pada asumsi jumlah produksi 26.250 bungkus permen (@ 10 biji) dengan

harga 1.250/bungkus, memerlukan investasi sebesar Rp 56.449.000, dengan total biaya produksi Rp 30.804.192,92/bulan, total penjualan Rp 32.812.500 dan laba bersih Rp 6.374.203,32/bulan

7. BEP pada tingkat produksi 26.250 bungkus permen diperoleh pada harga jual Rp 1.173,49/bungkus. Adapun harga jual ditetapkan Rp 1.250/bungkus, BEP akan dicapai pada tingkat produksi 18.393 bungkus. 8. Kelayakan usaha pada produksi Brown Sugar Candy Herbal dapat

(51)

commit to user

39 B. Saran

1. Pada praktek produksi ini hanya menggunakan rempah (adas, kayu manis, cengkeh dan jahe), untuk kedepannya akan lebih baik jika penggunaan formula yang berbeda.

Gambar

Gambar 3.3 Tahapan Praktik Produksi Brown Sugar Candy Hebal ................
Gambar Proses Praktek Produksi ....................................................................
Tabel 3.1 Formula Brown Sugar Candy Herbal
Gambar 3.1 Diagram Alir Pembuatan Ekstrak Rempah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pelayanan Farmasi Rumah Sakit adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan

Menciptakan alat pengukur tinggi badan menggunakan sensor ultrasonik berbasis mikrokontroler ATmega328 dengan menghasilkan output suara yang dirancang dan dibuat untuk

- Pada gagal ginjal yang kronis akan terjadi kerusakan sel yang mengsintesa eritropoietin dengan akibat terjadinya gangguan sintesa sel darah

Mengajarkan cara-cara memperkenalkan diri pada tunanetra harus menggunakan metode pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung pada anak tunanetra. Di antara

Susunan basa nukleotida daerah D-loop mtDNA sapi Aceh berbeda terhadap susunan basa nukleotida daerah D- loop mtDNA sapi lokal lain dengan urutan perbedaan mulai terkecil

a) Bagi peneliti: menambah keterampilan untuk menerapkan model pembelajaran cooperative script. b) Bagi guru: sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat

Dalam penelitian ini dilakukan pengolahan data satelit altimetry Jason-2 pada tahun 2012, dengan hasil menunjukkan bahwa pada bulan Januari 2012, di perairan Selatan Pulau

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dasar untuk mengetahui kelimpahan Chlorophyta pada media budidaya ikan yang menggunakan pakan fermentasi dengan