• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Efek Gula Putih, Aspartam, Brown Sugar, Gula Aren, dan Stevia Terhadap Kadar Glukosa Darah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Efek Gula Putih, Aspartam, Brown Sugar, Gula Aren, dan Stevia Terhadap Kadar Glukosa Darah."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

iv

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

PERBANDINGAN EFEK GULA PUTIH, ASPARTAM, BROWN SUGAR, GULA AREN, DAN STEVIA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH

Dinar Sarayini Utami P., 2016, Pembimbing 1 : Lusiana Darsono dr., M.Kes. Pembimbing 2 : Fenny, dr., Sp.PK, M.Kes.

Penderita Diabetes Mellitus banyak yang menggunakan pemanis rendah kalori sebagai pengganti gula putih. Terdapat berbagai macam pemanis pengganti rendah kalori baik sintesis maupun yang berasal dari bahan alami.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kadar glukosa darah setelah pembebanan larutan gula putih 75 gram, brown sugar

75 gram,gula aren 75 gram, aspartam 9,37 gram, dan stevia 0,75 gram.

Desain penelitian adalah eksperimental quasi menggunakan 30 orang subjek penelitian yang dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok gula putih (A), kelompok aspartam (B), kelompok brown sugar (C), kelompok gula aren (D), dan kelompok stevia (E). Kadar glukosa darah diperiksa 5 kali dengan interval 30 menit. Analisis data menggunakan uji ANAVA, dilanjutkan dengan uji LSD dengan α = 0,05.

Hasil tes ANOVA menunjukan perbedaan peningkatan bermakna dari masing-masing kelompok. Uji LSD menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan antara kelompok A dengan kelompok B, C, D, dan E pada menit ke-30, 60, dan 90, antara kelompok A dengan kelompok D dan E pada menit ke-120, serta perbedaan signifikan antara kelompok A dan C dengan kelompok E menit ke-150.

Simpulan penelitian gula putih meningkatkan kadar glukosa darah lebih cepat dan lebih tinggi dibandingkan dengan aspartam, gula aren, brown sugar dan stevia.

(2)

v

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

COMPARISON OF THE EFFECT OF WHITE SUGAR, ASPARTAME, BROWN SUGAR, PALM SUGAR AND STEVIA ON BLOOD GLUCOSE

LEVELS

Dinar Sarayini Utami P., 2016, 1st Tutor : Lusiana Darsono dr., M.Kes. 2nd Tutor : Fenny, dr., Sp.PK, M.Kes.

Many patients with Diabetes Mellitus use low-calorie sweeteners as substitute for white sugar. There are various kinds of low-calorie sweeteners either synthetic or derived from natural materials.

The aim of this study is to determine how large an increase in blood glucose levels after the imposition of a solution of 75 grams of white sugar, 75 grams of brown sugar, 75 grams of palm sugar, 9.37 grams of aspartame and 0.75 grams of stevia.

The design of this research was quasi experimental study using 30 subjects that were divided into 5 groups. White sugar group (A), aspartame group (B), brown sugar group (C), palm sugar group (D), and stevia group (E). Blood glucose levels were measured five times at 30-minutes intervals. Data were analyzed using one

way ANOVA followed by LSD test with α = 0.05.

ANOVA test results showed significant differences in increases of each group. LSD test showed a highly significant difference between group A with group B, C, D, and E at minute 30, 60, and 90, between group A with group D and E at minute 120, as well as significant differences between groups A and C with group E at minute 150.

Conclusions of this research that white sugar increases blood glucose levels more rapid and higher than the aspartame, palm sugar, brown sugar and stevia.

(3)

vi

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Sistem Pencernaan... 5

2.1.1 Pankreas ... ... 7

2.2 Pencernaan Karbohidrat ... 8

2.2.1 Metabolisme Glukosa... 8

2.2.1.1 Glikolisis ... 10

2.2.2 Hormon Insulin ... 11

(4)

vii

Universitas Kristen Maranatha

2.3.1 Kadar Glukosa Darah ... 12

2.3.2 Hubungan Menstruasi dengan Kadar Glukosa Darah ... 13

2.4 Gangguan Regulasi Kadar Glukosa Darah ... 13

2.4.1 Diabetes Mellitus ... 13

2.8.1 Metabolisme dan Efek Stevia Terhadap Kadar Glukosa Darah... 20

2.9 Indeks Glikemik Pemanis ... 21

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan ... 23

3.1.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 23

3.1.2 Subjek Penelitian ... 23

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

3.3 Metode Penelitian... 24

3.3.1 Desain Penelitian ... 24

3.3.2 Variabel Penelitian ... 24

3.3.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 24

3.3.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 25

3.4 Perhitungan Jumlah Sampel ... 25

3.5 Prosedur Penelitian... 26

3.6 Metode Analisis ... 26

3.6.1 Hipotesis Statistik ... 27

3.6.2 Kriteria Uji ... 27

(5)

viii

Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 29

4.2 Pembahasan ... 35

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 37

5.2 Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 38

LAMPIRAN ... 41

(6)

ix

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Indeks Glikemik Pemanis ... 22

Tabel 4.1 Rerata Kadar Glukosa Darah Kelompok Gula putih dalam mg/dL .... 29

Tabel 4.2 Rerata Kadar Glukosa Darah Kelompok Aspartam dalam mg/dL ... 29

Tabel 4.3 Rerata Kadar Glukosa Darah Kelompok Brown Sugar dalam mg/dL 30 Tabel 4.4 Rerata Kadar Glukosa Darah Kelompok Gula Aren dalam mg/dL .... 30

Tabel 4.5 Rerata Kadar Glukosa Darah Kelompok Stevia dalam mg/dL ... 30

Tabel 4.6 Selisih Rerata Peningkatan Kadar Glukosa Darah ... 31

Tabel 4.7 Hasil Uji ANAVA ... 31

Tabel 4.8 Uji Beda Rerata Fisher LSD Kadar Glukosa Darah Pada

Menit Ke-30 ... 32

Tabel 4.9 Uji Beda Rerata Fisher LSD Kadar Glukosa Darah Pada

Menit Ke-60 ... 33

Tabel 4.10 Uji Beda Rerata Fisher LSD Kadar Glukosa Darah Pada

Menit Ke-90 ... 33

Tabel 4.11 Uji Beda Rerata Fisher LSD Kadar Glukosa Darah Pada

Menit Ke-120 ... 34

Tabel 4.12 Uji Beda Rerata Fisher LSD Kadar Glukosa Darah Pada

(7)

x

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Sistem Pencernaan... 5

Gambar 2.2 (A) Intraperitoneal. (B) Retroperitoneal... 6

Gambar 2.3 Anatomi Pankreas ... 7

Gambar 2.4 Uptake glukosa ... 9

Gambar 2.5 Proses Glikolisis ... 11

Gambar 2.6 Struktur Kimia Aspartam ... 15

Gambar 2.7 Metabolisme Aspartam ... 16

Gambar 2.8 Struktur Kimia Sukrosa ... 18

(8)

xi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Perhitungan Konversi Aspartam dan Stevia ... 41

Lampiran 2 Tabel Hasil Uji ANAVA ... 42

Lampiran 3 Tabel Post-Hoc Fisher LSD ... 43

Lampiran 4 Data Kadar Glukosa Darah ... 65

Lampiran 5 Lembar Etik Penelitian ... 66

(9)

1

bentuk gula sederhana atau monosakarida yang sering dikonsumsi adalah

glukosa. Banyak sekali jenis makanan yang mengandung glukosa, bukan

hanya sebagai pemberi rasa manis, tetapi glukosa juga sangat dibutuhkan

manusia sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh. Kadar glukosa dalam

darah umumnya berada pada batas 72 – 144 mg/dL. Saat mengonsumsi

karbohidrat, glukosa darah akan meningkat sementara dan biasanya pada

pagi hari berada pada level terendah (Mufti T H, 2015). Kadar normal

glukosa darah dipertahankan oleh hormon metabolisme, salah satunya

adalah insulin yang disekresikan oleh pankreas. Regulasi kadar glukosa

darah oleh insulin yang terganggu dapat menyebabkan peningkatan kadar

glukosa darah yang terlalu tinggi dan biasanya akan berujung menjadi suatu

penyakit metabolik yaitu Diabetes Mellitus (DM).

Prevalensi DM di dunia diperkirakan akan meningkat dari 2,8% pada

tahun 2000 menjadi 4,4% pada tahun 2030. Prevalensi DM di Indonesia juga

diperkirakan akan meningkat dari 8,4% pada tahun 2000 menjadi 21,3%

pada tahun 2030. Diabetes Mellitus terdiri dari dua tipe yaitu tipe pertama

DM yang disebabkan keturunan dan tipe kedua disebabkan life style atau gaya hidup. Secara umum, hampir 80% prevalensi diabetes mellitus adalah

DM tipe 2 (Depkes, 2009).

Penderita diabetes kebanyakan mengalami kesulitan mengatur pola

makan, terutama terhadap makanan manis. Makanan manis yang

mengandung gula pasir dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat.

(10)

2

Universitas Kristen Maranatha banyak dapat menyebabkan kadar gula darah meninggi atau hiperglikemia

(Winston, 2014). Sedangkan gula aren dikatakan memiliki indeks glikemik

yang lebih rendah dibandingkan dengan gula lainnya, sehingga penggunaan

gula aren ini akan lebih aman bagi penderita diabetes.

Salah satu cara yang sering dilakukan untuk memenuhi kepuasan

terhadap makanan manis tetapi tetap dapat menjaga kadar glukosa darahnya

adalah dengan mengonsumsi gula pengganti. Gula pengganti memiliki rasa

manis 30 sampai 13.000 kali lipat, tetapi rendah kalori. Rasa manis yang

sangat kuat tersebut membuat gula pengganti digunakan dalam jumlah kecil

dan bahkan di bawah dosis aman berdasarkan Acceptable Daily Intake

(ADI). Sekitar 90% pengidap diabetes menggunakan aspartam sebagai gula

pengganti (Purnamasari R D, 2014). Pemanis buatan seperti aspartam

biasanya tidak meningkatkan kadar glukosa darah karena pemanis buatan

bukan merupakan karbohidrat (Mayo Clinic, 2015).

Stevia, ekstrak dari tanaman Stevia rebaudiana, merupakan pemanis alternatif dari pemanis buatan. Rasa manis dari Stevia berasal dari steviol yang dihasilkan dari stevioside yang terkandung di dalamnya. Stevioside

juga dianggap dapat menurunkan kadar glukosa darah postprandial

(Jeppesen, 2000).

1.2 Identifikasi Masalah

Bagaimana perbandingan perubahan kadar glukosa darah dari berbagai

macam pemanis yaitu gula putih, aspartam, brown sugar, gula aren, dan stevia.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk membandingkan

(11)

3

Universitas Kristen Maranatha perubahan kadar glukosa darah setelah pemberian berbagai macam pemanis

yaitu gula putih, brown sugar,gula aren, aspartam, dan stevia.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademik dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk menambah

wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang farmakologi tentang pengaruh

berbagai macam pemanis terhadap kadar glukosa darah. Manfaat praktisnya

adalah untuk mengetahui pemanis mana yang lebih aman untuk konsumsi

sehari-hari terutama bagi para penderita Diabetes Mellitus.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Gula putih (gula pasir) merupakan disakarida yang terdiri dari dua

mososakarida, yaitu glukosa dan fruktosa. Pemecahan disakarida prosesnya

cukup cepat membuat absorbsinya akan lebih cepat sehingga kadar glukosa

darah juga akan lebih cepat meningkat beberapa jam setelah mengonsumsi

gula putih dibandingkan dengan gula lainnya.

Brown sugar juga merupakan sukrosa, yang membedakan brown sugar

dengan gula putih adalah kandungan molase yang membuat indeks glikemik

dari brown sugar lebih rendah daripada gula putih.

Gula aren memiliki indeks glikemik lebih rendah dibandingkan gula

putih dan brown sugar sehingga absorbsinya lebih lambat sehingga kadar

glukosa darah tidak akan meningkat cepat.

Aspartam adalah gula buatan yang bukan merupakan karbohidrat

sehingga secara umum tidak dapat meningkatkan kadar glukosa darah.

Stevia tidak menyebabkan peningkatkan kadar glukosa darah yang tinggi

karena stevioside yang terkandung dalam stevia secara enzimatik akan

diubah menjadi steviol, dimana steviol ini akan meningkatkan kerja insulin

(12)

4

Universitas Kristen Maranatha

1.5.2 Hipotesis

Gula putih meningkatkan kadar glukosa darah lebih cepat dan lebih

(13)

23

Universitas Kristen Maranatha

BAB III

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat dan Bahan Penelitian

 Alat-alat

o Glukometer On Call Plus

o Strip On Call Plus untuk menampung darah kapiler

o Lancet dengan lancing device untuk menusuk pembuluh darah kapiler o Kapas Alkohol 70%

o Timbangan

 Bahan Penelitian o Gula putih

o Gula aren

o Brown sugar o Aspartam

o Stevia

o Darah yang diambil dari pembuluh darah kapiler jari tangan III atau IV

3.1.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah 30 orang mahasiswa laki – laki dan perempuan

berusia 18-25 tahun. Subjek memenuhi kriteria inklusi dan bersedia

(14)

24

Universitas Kristen Maranatha Kriteria inklusi penelitian:

 Subjek penelitian puasa 8—10 jam sebelum penelitian  Kadar glukosa darah puasa ≤ 100 mg/dL sebelum penelitian  Tidak menderita Diabetes Mellitus

 Tidak merokok

 BMI (Body Mass Index) normal  Tidak sedang menstruasi

Kriteria eksklusi penelitian:

 Glukosa darah yang meningkat (>200 mg/dL)

Persiapan satu hari sebelum penelitian:

 Tidak melakukan aktifitas berat

 Tidak minum dan makan makanan manis

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

 Tempat : Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha Bandung

 Waktu : Januari 2016 – Desember 2016

3.3.1 Desain Penelitian

Bentuk penelitian merupakan desain penelitian eksperimental quasi.

3.3.2Variabel Penelitian

3.3.2.1Definisi Konsepsional Variabel

(15)

25

Universitas Kristen Maranatha o Gula aren

o Brown sugar o Aspartam

o Stevia

 Variabel Dependen: o Kadar glukosa darah

3.3.2.2Definisi Operasional Variabel

 Gula putih: sejumlah 75 gram dilarutkan dalam 250 cc air

 Aspartam merk “E”: sejumlah 9,37 gram dilarutkan dalam 250 cc air  Gula aren: sejumlah 75 gram dilarutkan dalam 250 cc air

Brown sugar: sejumlah 75 gram dilarutkan dalam 250 cc air  Pemanis Stevia: sejumlah 0,75 gram dilarutkan dalam 250 cc air

 Kadar glukosa darah yang akan diteliti adalah kadar glukosa darah setelah subjek melakukan puasa selama 8-10 jam dan diberi bahan uji.

 Pemeriksaan dilakukan sebanyak 5 kali dengan interval 30 menit. (sesuai

prosedur OGTT).

3.4 Perhitungan Jumlah Sampel

Besar sampel penelitian ditentukan dengan berdasarkan perhitungan

dengan rumus (Kemas Ali Hanafiah, 2005), yaitu:

(r-1)(t-1) ≥ 15

(r-1)(5-1) ≥ 15

(r-1)(4) ≥ 15

4r – 4 ≥ 15

4r ≥ 15

(16)

26

Universitas Kristen Maranatha Keterangan:

t = treatment / perlakuan r = replication / pengulangan

Jadi, jumlah sampel minimal untuk setiap kelompok perlakuan adalah 5

orang. Jumlah sampel setiap kelompok perlakuan masing-masing kelompok

ditambah 1 orang dengan mempertimbangkan kemungkinan Drop Out (DO) sebesar 20%, maka jumlah total subjek penelitian adalah 30 orang (n=6).

3.5 Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan dengan tahap – tahap sebagai berikut:

 Wawancara

Sebelum dilakukan pemeriksaan akan ditanyakan terlebih dahulu

beberapa pertanyaan mengenai data diri subjek penelitian (nama, usia, dan

tingkat pendidikan), riwayat penyakit dahulu, dan riwayat penyakit

keluarga.

 Pemeriksaan Kadar Glukosa

Pemeriksaan kadar glukosa darah menggunakan glukometer.

Pengambilan darah dilakukan sebanyak 5 kali pengambilan dengan

interval 30 menit pada masing – masing orang percobaan.

3.6 Metode Analisis

Analisis data peningkatan kadar glukosa darah menggunakan one way ANOVA dengan α = 0,05. Tingkat kemaknaan atau signifikansi hasil analisis

(17)

27

Universitas Kristen Maranatha

3.6.1 Hipotesis Statistik

 H0 : µ1 = µ2 = µ3 = µ4 = µ5

Tidak terdapat perbedaan peningkatan kadar glukosa darah antar

kelompok perlakuan.

 H1 : µ1 ≠ µ2 ≠ µ3 ≠ µ4 ≠ µ5

Terdapat perbedaan peningkatan kadar glukosa darah antar kelompok

perlakuan, minimal pada sepasang kelompok perlakuan.

3.6.2 Kriteria Uji

Hasil percobaan pada penelitian ini diuji dengan kriteria uji sebagai

berikut:

a. Berdasarkan Fhitung dan Ftabel :

 Jika Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak dan H1 gagal ditolak.  Jika Fhitung < Ftabel maka H0 gagal ditolak dan H1 ditolak. b. Berdasarkan perbandingan nilai p:

 Jika p ≤ 0.05 maka H0 ditolak dan H1 gagal ditolak.  Jika p > 0.05 maka H0 gagal ditolak dan H1 ditolak.

3.7 Aspek Penelitian

Penelitian ini sudah disetujui oleh Komisi Etik dan mengikuti

kaidah-kaidah yang sudah ditetapkan. Secara hokum hal ini telah tersurat dalam PP

39/1995 tentang penelitian dan pengembangan kesehatan. Menurut PP

tersebut, pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan wajib

dilakukan dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan jiwa manusia,

(18)

28

Universitas Kristen Maranatha Secara internasional disepakati bahwa prinsip dasar penerapan etik

penelitian kesehatan adalah:

1. Respect for Persons (Menghormati Harkat dan Martabat Manusia):  Bebas memilih

 Perlindungan terhadap subjek yang otonominya terganggu atau

kurang

 Kerahasiaan data/informasi dari subjek

2. Beneficence (Manfaat)

 Manfaat semakin besar; Risiko semakin kecil (primum non nocere)  Rancangan penelitian harus memenuhi syarat ilmiah

 Kemampuan peneliti (pelaksana menjaga kesejahteraan subjek)

3. Do no harm nonmaleficence (Tidak Merugikan) 4. Justice (Keadilan)

Perlakuan yang sama pada setiap orang dengan moral yang benar dan

(19)

37

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Gula putih meningkatkan kadar glukosa darah lebih cepat dan lebih tinggi

dibandingkan dengan gula aren, brown sugar, aspartam dan stevia.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian ini saran-saran yang dapat diberikan adalah:

 Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut tentang pengaruh gula aren

terhadap peningkatan kadar glukosa darah.

 Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut tentang pengaruh gula aren

terhadap toleransi glukosa pada penderita Diabetes Mellitus.

 Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut tentang pengaruh brown sugar

terhadap toleransi glukosa pada penderita Diabetes Mellitus.

 Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut terhadap jenis-jenis pemanis

(20)

PERBANDINGAN EFEK GULA PUTIH,

ASPARTAM, BROWN SUGAR, GULA AREN,

DAN STEVIA TERHADAP KADAR GLUKOSA

DARAH

KARYA TULIS ILMIAH

Karya tulis ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

DINAR SARAYINI UTAMI PUTRI

1310017

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(21)

vi

KATA PENGANTAR

Pertama-tama, saya panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan rahmat-Nya Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “PENGARUH

BERBAGAI MACAM PEMANIS TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH”

ini dapat terselesaikan dengan baik. Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran di FK UKM Bandung.

Dalam melakukan penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah ini tentunya

tidak jarang dijumpai adanya halangan, rintangan, dan kesibukan sebagai

mahasiswa kedokteran namun penulis banyak memperoleh dukungan dari berbagai

pihak sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Yang terhormat, Lusiana Darsono dr., M.Kes. sebagai pembimbing pertama

penulis yang selalu mendukung, memberi ilmu, saran, masukan, dan ide-ide

selama penulisan karya tulis ilmiah ini, juga atas perhatian, kesabaran, waktu,

dan tenaga yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini.

2. Yang terhormat, Fenny, dr., Sp.PK, M.Kes. sebagai pembimbing kedua penulis

atas dukungan, ilmu, saran, masukan, ide-ide, arahan, perhatian, kesabaran,

waktu, dan tenaga yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Kedua orang tua penulis, Rubi Purwono Atmosoekarto dan Anna Dianawaty

Sobariah yang selalu memberi cinta, doa, dan dukungan kepada penulis.

4. Saudara penulis, Armand Surya yang selalu memberi dukungan dan doa kepada

penulis,

5. Ibu Yuli selaku staff laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Kristen

Maranatha yang membantu, membimbing, dan memberi dukungan kepada

(22)

vii

6. D Beta Ramadhan, sahabat yang sudah seperti saudara sendiri bagi penulis,

yang selalu mendukung dan mendoakan.

7. Alfred Tri Susanto dan Diaz Hazrina yang telah banyak membantu, memberi

doa dan motivasi bagi penulis.

8. Sahabat-sahabat penulis: Amelinda, Annisa Nurhidayati, Clarissa, Dhara,

Evelyn, Hyacintha, Liska, Maria Alfiani, Mutiara Rai, Nathania, Riana Tiara,

dan Traxie yang telah banyak membantu, memberi dukungan, cinta, dan doa

untuk penulis.

9. Teman-teman satu pembimbing, yang telah mendoakan dan memberikan

semangat.

Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Penulis menerima saran dan kritik

dari pembaca agar kelak dapat dilakukan penelitian yang lebih baik.

Bandung, November 2016

(23)

38

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Aronoff, S. L. 2004. Glucose Metabolism and Regulation: Beyond Insulin and Glucagon. Diabetes Spectrum, 17(3).

Barrington, R. 2011. Aspartame Digestion. Retrieved November 27, 2016, from http://www.robertbarrington.net/aspartame-digestion/

Bird-Cortes, D. 2015. Which Has More Calories: Brown Sugar or White Sugar?

Retrieved November 28, 2016, from

http://www.livestrong.com/article/121081-calories-brown-sugar-white-sugar/

Brekhman, I. I. 1983. Brown Sugar and Health (1st ed.). Pergamon.

Carakostasa, M. C. 2008. Difference Between Stevia & Rebaudiana-A. Retrieved November 28, 2016, from http://www.everstevia.com/stevia-rebaudiana-a.html

Cranmer, H. 2016. Neonatal Hypoglycemia: Practice Essentials, Background, Etiology. Retrieved November 27, 2016, from http://emedicine.medscape.com/article/802334-overview#a4

Cryer, P. 2003. Larsen: Williams Textbook of Endocrinology, 10th ed., Copyright © 2003 Elsevier.

Curi, R., Alvarez, M., & Bracht, A. 1986. Effect of Stevia rebaudiana on Glucose Tolerance in Normal Adult Man. Brazilian Journal of Medical and Biological Research, 19(6), 771–774.

Depkes. 2009. Article: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dipetik Januari 20, 2016, dari Situs Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: http://www.depkes.go.id/article/view/414/tahun-2030-prevalensi-diabetes-melitus-di-indonesia-mencapai-213-juta-orang.html

Depkes. 2013. Diabetes Melitus Penyebab Kematian Nomor 6 di Dunia: Kemenkes Tawarkan Solusi Cerdik Melalui Posbindu. Retrieved November 27, 2016, from http://www.depkes.go.id/article/view/2383/diabetes-melitus-penyebab- kematian-nomor-6-di-dunia-kemenkes-tawarkan-solusi-cerdik-melalui-posbindu.html

Fauci, A. 2015. Harrison’s Principles of Internal Medicine, 19th Edition. McGraw-Hill Education.

Ferguson, M. C., Marie, E., Behnen, T., & Carlson, A. 2013. Impact of Sugar Substitutes on Glucose Control in Diabetic Patients.

(24)

39

Universitas Kristen Maranatha stevioside, rebaudioside A and steviol. Food and Chemical Toxicology,

41(11), 1599–1607.

Jeppesen, P. B. 2000. Stevioside acts directly on pancreatic β cells to secrete insulin: Actions independent of cyclic adenosine monophosphate and adenosine triphosphate—sensitivie K+-channel activity. Metabolism Journal, 49(2), 208-214.

Magnuson, B. A., Burdock, G. A., Doull, J., Kroes, R. M., Marsh, G. M., Pariza, M. W., … Williams, G. M. 2007. Aspartame: A Safety Evaluation Based on Current Use Levels, Regulations, and Toxicological and Epidemiological Studies. Critical Reviews in Toxicology, 37(8), 629–727.

Martini, F. H. 2012. Fundametals of Anatomy & Physiology. Development.

Mayo Clinic. 2015. Healthy Lifestyle: Nutrition and healthy eating. Dipetik Januari 25, 2016, dari Mayo Clinic: http://www.mayoclinic.org/healthy- lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/in-depth/artificial-sweeteners/art-20046936

Mitchell, A. W. M. 2004. Gray’s Anatomy for Students, 2nd Edititon (8th ed.). Churchill Livingstone.

Mufti T H, F. 2015. Perbandingan Peningkatan Kadar Glukosa Darah Setelah Pemberian Madu, Gula Putih, dan Gula Merah pada Orang Dewasa Muda yang Berpuasa. Prosiding Pendidikan Dokter, 69.

Murray, R. K. 2009. Harper’s Illustrated Biochemistry. Molecular Physiology

(Vol. 16).

Niness, K. R. 1999. Inulin and Oligofructose: What Are They? The Journal Of Nutrition, 129(7), 1402–1406.

Parson, S. H. 2009. Clinically Oriented Anatomy, 6th Edition. Journal of Anatomy

(Vol. 215).

Phillips, P. J. 2012. RACGP - Oral glucose tolerance testing. Retrieved November 27, 2016, from http://www.racgp.org.au/afp/2012/june/oral-glucose-tolerance-testing/

(25)

40

Universitas Kristen Maranatha Primadina, M. A. 2015. the Effect of Menstrual Cycle To Blood Glucose,

4(January), 65–70.

Purnamasari R D, E. 2014. Pengaruh Pemberian Aspartam terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Diabetes Melitus Diinduksi Aloksan. Jurnal Kesehatan Andalas, 371.

Raini, M., & Isnawati, A. 2011. Kajian: khasiat dan keamanan stevia sebagai pemanis pengganti gula, 21, 145–156.

Regina, G. (2013). Pengertian Indeks Glikemik. Retrieved November 28, 2016, from http://diabetesmelitus.org/pengertian-indeks-glikemik/

Ross, C. 2014. Modern nutrition in health and disease, 1648.

Rubin, R. 2014. Could Artificial Sweeteners Raise Your Blood Sugar? Retrieved

January 11, 2017, from

http://www.webmd.com/diet/news/20140917/artificial-sweeteners-blood-sugar#1

Sizer, F. S., Whitney, E., & Piche, L. A. 2014. Nutrition: Concepts and Controversies (13th ed.). Wadsworth Publishing Co. Inc.

Srikaeo, K., & Thongta, R. 2015. Effects of sugarcane, palm sugar, coconut sugar and sorbitol on starch digestibility and physicochemical properties of wheat based foods. International Food Research Journal, 22(3), 923–929.

Tortora, G. J. (2011). Principles of Anatomy and Physiology, 13th Edition. WHO. 2016. WHO Physical activity. WHO Fact Sheet, (Updated January 2015). Winston, C. 2014. Article: Livestrong. Dipetik Januari 24, 2016, dari Livestrong

Gambar

Gambar 2.1 Sistem Pencernaan..............................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Uji Efek Ekstrak Etanol 70% Daun Tapak Dara ( Catharanthus roseus G ) Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Latar belakang: Daun tapak dara (

PENGARUH EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH ( PIPER CROCATUM LINN.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA.. TIKUS PUTIH JANTAN DENGAN METODE UJI TOLERANSI

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun alpukat (Persea americana Mill.) terhadap penurunan glukosa darah pada tikus putih jantan dengan

PENGARUH FRASKI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (PIPER CROCATUM LINN.) TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN DENGAN METODE.. UJI

PENGARUH FRAKSI KLOROFORM EKSTRAK ETANOL DAUN ALPUKAT ( PERSEA AMERICANA MILL.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH.. PADA TIKUS PUTIH JANTAN DENGAN METODE UJI

Persentase kadar glukosa darah tikus pada kelompok kontrol negatif paling tinggi jika dibandingkan dengan kontrol positif dan kelompok uji lainnya. Hasil uji

Jus buah belimbing dosis 6,3 mg/kgBB, 12,6 mg/kgBB, dan 25,2 mg/kgBB lebih efektif dibandingkan dengan metformin dalam kemampuan menurunkan kadar glukosa darah tikus putih

koenigii pada tikus putih jantan yang diinduksi streptozotosin tidak menurunkan kadar gula darah secara signifikan pada berbagai kelompok perlakuan.. Kata kunci: