iv
Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
PERBANDINGAN EFEK GULA PUTIH, ASPARTAM, BROWN SUGAR, GULA AREN, DAN STEVIA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH
Dinar Sarayini Utami P., 2016, Pembimbing 1 : Lusiana Darsono dr., M.Kes. Pembimbing 2 : Fenny, dr., Sp.PK, M.Kes.
Penderita Diabetes Mellitus banyak yang menggunakan pemanis rendah kalori sebagai pengganti gula putih. Terdapat berbagai macam pemanis pengganti rendah kalori baik sintesis maupun yang berasal dari bahan alami.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kadar glukosa darah setelah pembebanan larutan gula putih 75 gram, brown sugar
75 gram,gula aren 75 gram, aspartam 9,37 gram, dan stevia 0,75 gram.
Desain penelitian adalah eksperimental quasi menggunakan 30 orang subjek penelitian yang dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok gula putih (A), kelompok aspartam (B), kelompok brown sugar (C), kelompok gula aren (D), dan kelompok stevia (E). Kadar glukosa darah diperiksa 5 kali dengan interval 30 menit. Analisis data menggunakan uji ANAVA, dilanjutkan dengan uji LSD dengan α = 0,05.
Hasil tes ANOVA menunjukan perbedaan peningkatan bermakna dari masing-masing kelompok. Uji LSD menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan antara kelompok A dengan kelompok B, C, D, dan E pada menit ke-30, 60, dan 90, antara kelompok A dengan kelompok D dan E pada menit ke-120, serta perbedaan signifikan antara kelompok A dan C dengan kelompok E menit ke-150.
Simpulan penelitian gula putih meningkatkan kadar glukosa darah lebih cepat dan lebih tinggi dibandingkan dengan aspartam, gula aren, brown sugar dan stevia.
v
Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT
COMPARISON OF THE EFFECT OF WHITE SUGAR, ASPARTAME, BROWN SUGAR, PALM SUGAR AND STEVIA ON BLOOD GLUCOSE
LEVELS
Dinar Sarayini Utami P., 2016, 1st Tutor : Lusiana Darsono dr., M.Kes. 2nd Tutor : Fenny, dr., Sp.PK, M.Kes.
Many patients with Diabetes Mellitus use low-calorie sweeteners as substitute for white sugar. There are various kinds of low-calorie sweeteners either synthetic or derived from natural materials.
The aim of this study is to determine how large an increase in blood glucose levels after the imposition of a solution of 75 grams of white sugar, 75 grams of brown sugar, 75 grams of palm sugar, 9.37 grams of aspartame and 0.75 grams of stevia.
The design of this research was quasi experimental study using 30 subjects that were divided into 5 groups. White sugar group (A), aspartame group (B), brown sugar group (C), palm sugar group (D), and stevia group (E). Blood glucose levels were measured five times at 30-minutes intervals. Data were analyzed using one
way ANOVA followed by LSD test with α = 0.05.
ANOVA test results showed significant differences in increases of each group. LSD test showed a highly significant difference between group A with group B, C, D, and E at minute 30, 60, and 90, between group A with group D and E at minute 120, as well as significant differences between groups A and C with group E at minute 150.
Conclusions of this research that white sugar increases blood glucose levels more rapid and higher than the aspartame, palm sugar, brown sugar and stevia.
vi
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ... 2
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3
1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3
1.5.2 Hipotesis ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Sistem Pencernaan... 5
2.1.1 Pankreas ... ... 7
2.2 Pencernaan Karbohidrat ... 8
2.2.1 Metabolisme Glukosa... 8
2.2.1.1 Glikolisis ... 10
2.2.2 Hormon Insulin ... 11
vii
Universitas Kristen Maranatha
2.3.1 Kadar Glukosa Darah ... 12
2.3.2 Hubungan Menstruasi dengan Kadar Glukosa Darah ... 13
2.4 Gangguan Regulasi Kadar Glukosa Darah ... 13
2.4.1 Diabetes Mellitus ... 13
2.8.1 Metabolisme dan Efek Stevia Terhadap Kadar Glukosa Darah... 20
2.9 Indeks Glikemik Pemanis ... 21
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan ... 23
3.1.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 23
3.1.2 Subjek Penelitian ... 23
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 24
3.3 Metode Penelitian... 24
3.3.1 Desain Penelitian ... 24
3.3.2 Variabel Penelitian ... 24
3.3.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 24
3.3.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 25
3.4 Perhitungan Jumlah Sampel ... 25
3.5 Prosedur Penelitian... 26
3.6 Metode Analisis ... 26
3.6.1 Hipotesis Statistik ... 27
3.6.2 Kriteria Uji ... 27
viii
Universitas Kristen Maranatha
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... 29
4.2 Pembahasan ... 35
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 37
5.2 Saran ... 37
DAFTAR PUSTAKA ... 38
LAMPIRAN ... 41
ix
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Indeks Glikemik Pemanis ... 22
Tabel 4.1 Rerata Kadar Glukosa Darah Kelompok Gula putih dalam mg/dL .... 29
Tabel 4.2 Rerata Kadar Glukosa Darah Kelompok Aspartam dalam mg/dL ... 29
Tabel 4.3 Rerata Kadar Glukosa Darah Kelompok Brown Sugar dalam mg/dL 30 Tabel 4.4 Rerata Kadar Glukosa Darah Kelompok Gula Aren dalam mg/dL .... 30
Tabel 4.5 Rerata Kadar Glukosa Darah Kelompok Stevia dalam mg/dL ... 30
Tabel 4.6 Selisih Rerata Peningkatan Kadar Glukosa Darah ... 31
Tabel 4.7 Hasil Uji ANAVA ... 31
Tabel 4.8 Uji Beda Rerata Fisher LSD Kadar Glukosa Darah Pada
Menit Ke-30 ... 32
Tabel 4.9 Uji Beda Rerata Fisher LSD Kadar Glukosa Darah Pada
Menit Ke-60 ... 33
Tabel 4.10 Uji Beda Rerata Fisher LSD Kadar Glukosa Darah Pada
Menit Ke-90 ... 33
Tabel 4.11 Uji Beda Rerata Fisher LSD Kadar Glukosa Darah Pada
Menit Ke-120 ... 34
Tabel 4.12 Uji Beda Rerata Fisher LSD Kadar Glukosa Darah Pada
x
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Sistem Pencernaan... 5
Gambar 2.2 (A) Intraperitoneal. (B) Retroperitoneal... 6
Gambar 2.3 Anatomi Pankreas ... 7
Gambar 2.4 Uptake glukosa ... 9
Gambar 2.5 Proses Glikolisis ... 11
Gambar 2.6 Struktur Kimia Aspartam ... 15
Gambar 2.7 Metabolisme Aspartam ... 16
Gambar 2.8 Struktur Kimia Sukrosa ... 18
xi
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Perhitungan Konversi Aspartam dan Stevia ... 41
Lampiran 2 Tabel Hasil Uji ANAVA ... 42
Lampiran 3 Tabel Post-Hoc Fisher LSD ... 43
Lampiran 4 Data Kadar Glukosa Darah ... 65
Lampiran 5 Lembar Etik Penelitian ... 66
1
bentuk gula sederhana atau monosakarida yang sering dikonsumsi adalah
glukosa. Banyak sekali jenis makanan yang mengandung glukosa, bukan
hanya sebagai pemberi rasa manis, tetapi glukosa juga sangat dibutuhkan
manusia sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh. Kadar glukosa dalam
darah umumnya berada pada batas 72 – 144 mg/dL. Saat mengonsumsi
karbohidrat, glukosa darah akan meningkat sementara dan biasanya pada
pagi hari berada pada level terendah (Mufti T H, 2015). Kadar normal
glukosa darah dipertahankan oleh hormon metabolisme, salah satunya
adalah insulin yang disekresikan oleh pankreas. Regulasi kadar glukosa
darah oleh insulin yang terganggu dapat menyebabkan peningkatan kadar
glukosa darah yang terlalu tinggi dan biasanya akan berujung menjadi suatu
penyakit metabolik yaitu Diabetes Mellitus (DM).
Prevalensi DM di dunia diperkirakan akan meningkat dari 2,8% pada
tahun 2000 menjadi 4,4% pada tahun 2030. Prevalensi DM di Indonesia juga
diperkirakan akan meningkat dari 8,4% pada tahun 2000 menjadi 21,3%
pada tahun 2030. Diabetes Mellitus terdiri dari dua tipe yaitu tipe pertama
DM yang disebabkan keturunan dan tipe kedua disebabkan life style atau gaya hidup. Secara umum, hampir 80% prevalensi diabetes mellitus adalah
DM tipe 2 (Depkes, 2009).
Penderita diabetes kebanyakan mengalami kesulitan mengatur pola
makan, terutama terhadap makanan manis. Makanan manis yang
mengandung gula pasir dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat.
2
Universitas Kristen Maranatha banyak dapat menyebabkan kadar gula darah meninggi atau hiperglikemia
(Winston, 2014). Sedangkan gula aren dikatakan memiliki indeks glikemik
yang lebih rendah dibandingkan dengan gula lainnya, sehingga penggunaan
gula aren ini akan lebih aman bagi penderita diabetes.
Salah satu cara yang sering dilakukan untuk memenuhi kepuasan
terhadap makanan manis tetapi tetap dapat menjaga kadar glukosa darahnya
adalah dengan mengonsumsi gula pengganti. Gula pengganti memiliki rasa
manis 30 sampai 13.000 kali lipat, tetapi rendah kalori. Rasa manis yang
sangat kuat tersebut membuat gula pengganti digunakan dalam jumlah kecil
dan bahkan di bawah dosis aman berdasarkan Acceptable Daily Intake
(ADI). Sekitar 90% pengidap diabetes menggunakan aspartam sebagai gula
pengganti (Purnamasari R D, 2014). Pemanis buatan seperti aspartam
biasanya tidak meningkatkan kadar glukosa darah karena pemanis buatan
bukan merupakan karbohidrat (Mayo Clinic, 2015).
Stevia, ekstrak dari tanaman Stevia rebaudiana, merupakan pemanis alternatif dari pemanis buatan. Rasa manis dari Stevia berasal dari steviol yang dihasilkan dari stevioside yang terkandung di dalamnya. Stevioside
juga dianggap dapat menurunkan kadar glukosa darah postprandial
(Jeppesen, 2000).
1.2 Identifikasi Masalah
Bagaimana perbandingan perubahan kadar glukosa darah dari berbagai
macam pemanis yaitu gula putih, aspartam, brown sugar, gula aren, dan stevia.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk membandingkan
3
Universitas Kristen Maranatha perubahan kadar glukosa darah setelah pemberian berbagai macam pemanis
yaitu gula putih, brown sugar,gula aren, aspartam, dan stevia.
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
Manfaat akademik dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang farmakologi tentang pengaruh
berbagai macam pemanis terhadap kadar glukosa darah. Manfaat praktisnya
adalah untuk mengetahui pemanis mana yang lebih aman untuk konsumsi
sehari-hari terutama bagi para penderita Diabetes Mellitus.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Gula putih (gula pasir) merupakan disakarida yang terdiri dari dua
mososakarida, yaitu glukosa dan fruktosa. Pemecahan disakarida prosesnya
cukup cepat membuat absorbsinya akan lebih cepat sehingga kadar glukosa
darah juga akan lebih cepat meningkat beberapa jam setelah mengonsumsi
gula putih dibandingkan dengan gula lainnya.
Brown sugar juga merupakan sukrosa, yang membedakan brown sugar
dengan gula putih adalah kandungan molase yang membuat indeks glikemik
dari brown sugar lebih rendah daripada gula putih.
Gula aren memiliki indeks glikemik lebih rendah dibandingkan gula
putih dan brown sugar sehingga absorbsinya lebih lambat sehingga kadar
glukosa darah tidak akan meningkat cepat.
Aspartam adalah gula buatan yang bukan merupakan karbohidrat
sehingga secara umum tidak dapat meningkatkan kadar glukosa darah.
Stevia tidak menyebabkan peningkatkan kadar glukosa darah yang tinggi
karena stevioside yang terkandung dalam stevia secara enzimatik akan
diubah menjadi steviol, dimana steviol ini akan meningkatkan kerja insulin
4
Universitas Kristen Maranatha
1.5.2 Hipotesis
Gula putih meningkatkan kadar glukosa darah lebih cepat dan lebih
23
Universitas Kristen Maranatha
BAB III
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat
o Glukometer On Call Plus
o Strip On Call Plus untuk menampung darah kapiler
o Lancet dengan lancing device untuk menusuk pembuluh darah kapiler o Kapas Alkohol 70%
o Timbangan
Bahan Penelitian o Gula putih
o Gula aren
o Brown sugar o Aspartam
o Stevia
o Darah yang diambil dari pembuluh darah kapiler jari tangan III atau IV
3.1.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah 30 orang mahasiswa laki – laki dan perempuan
berusia 18-25 tahun. Subjek memenuhi kriteria inklusi dan bersedia
24
Universitas Kristen Maranatha Kriteria inklusi penelitian:
Subjek penelitian puasa 8—10 jam sebelum penelitian Kadar glukosa darah puasa ≤ 100 mg/dL sebelum penelitian Tidak menderita Diabetes Mellitus
Tidak merokok
BMI (Body Mass Index) normal Tidak sedang menstruasi
Kriteria eksklusi penelitian:
Glukosa darah yang meningkat (>200 mg/dL)
Persiapan satu hari sebelum penelitian:
Tidak melakukan aktifitas berat
Tidak minum dan makan makanan manis
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat : Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha Bandung
Waktu : Januari 2016 – Desember 2016
3.3.1 Desain Penelitian
Bentuk penelitian merupakan desain penelitian eksperimental quasi.
3.3.2Variabel Penelitian
3.3.2.1Definisi Konsepsional Variabel
25
Universitas Kristen Maranatha o Gula aren
o Brown sugar o Aspartam
o Stevia
Variabel Dependen: o Kadar glukosa darah
3.3.2.2Definisi Operasional Variabel
Gula putih: sejumlah 75 gram dilarutkan dalam 250 cc air
Aspartam merk “E”: sejumlah 9,37 gram dilarutkan dalam 250 cc air Gula aren: sejumlah 75 gram dilarutkan dalam 250 cc air
Brown sugar: sejumlah 75 gram dilarutkan dalam 250 cc air Pemanis Stevia: sejumlah 0,75 gram dilarutkan dalam 250 cc air
Kadar glukosa darah yang akan diteliti adalah kadar glukosa darah setelah subjek melakukan puasa selama 8-10 jam dan diberi bahan uji.
Pemeriksaan dilakukan sebanyak 5 kali dengan interval 30 menit. (sesuai
prosedur OGTT).
3.4 Perhitungan Jumlah Sampel
Besar sampel penelitian ditentukan dengan berdasarkan perhitungan
dengan rumus (Kemas Ali Hanafiah, 2005), yaitu:
(r-1)(t-1) ≥ 15
(r-1)(5-1) ≥ 15
(r-1)(4) ≥ 15
4r – 4 ≥ 15
4r ≥ 15
26
Universitas Kristen Maranatha Keterangan:
t = treatment / perlakuan r = replication / pengulangan
Jadi, jumlah sampel minimal untuk setiap kelompok perlakuan adalah 5
orang. Jumlah sampel setiap kelompok perlakuan masing-masing kelompok
ditambah 1 orang dengan mempertimbangkan kemungkinan Drop Out (DO) sebesar 20%, maka jumlah total subjek penelitian adalah 30 orang (n=6).
3.5 Prosedur Penelitian
Penelitian dilakukan dengan tahap – tahap sebagai berikut:
Wawancara
Sebelum dilakukan pemeriksaan akan ditanyakan terlebih dahulu
beberapa pertanyaan mengenai data diri subjek penelitian (nama, usia, dan
tingkat pendidikan), riwayat penyakit dahulu, dan riwayat penyakit
keluarga.
Pemeriksaan Kadar Glukosa
Pemeriksaan kadar glukosa darah menggunakan glukometer.
Pengambilan darah dilakukan sebanyak 5 kali pengambilan dengan
interval 30 menit pada masing – masing orang percobaan.
3.6 Metode Analisis
Analisis data peningkatan kadar glukosa darah menggunakan one way ANOVA dengan α = 0,05. Tingkat kemaknaan atau signifikansi hasil analisis
27
Universitas Kristen Maranatha
3.6.1 Hipotesis Statistik
H0 : µ1 = µ2 = µ3 = µ4 = µ5
Tidak terdapat perbedaan peningkatan kadar glukosa darah antar
kelompok perlakuan.
H1 : µ1 ≠ µ2 ≠ µ3 ≠ µ4 ≠ µ5
Terdapat perbedaan peningkatan kadar glukosa darah antar kelompok
perlakuan, minimal pada sepasang kelompok perlakuan.
3.6.2 Kriteria Uji
Hasil percobaan pada penelitian ini diuji dengan kriteria uji sebagai
berikut:
a. Berdasarkan Fhitung dan Ftabel :
Jika Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak dan H1 gagal ditolak. Jika Fhitung < Ftabel maka H0 gagal ditolak dan H1 ditolak. b. Berdasarkan perbandingan nilai p:
Jika p ≤ 0.05 maka H0 ditolak dan H1 gagal ditolak. Jika p > 0.05 maka H0 gagal ditolak dan H1 ditolak.
3.7 Aspek Penelitian
Penelitian ini sudah disetujui oleh Komisi Etik dan mengikuti
kaidah-kaidah yang sudah ditetapkan. Secara hokum hal ini telah tersurat dalam PP
39/1995 tentang penelitian dan pengembangan kesehatan. Menurut PP
tersebut, pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan wajib
dilakukan dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan jiwa manusia,
28
Universitas Kristen Maranatha Secara internasional disepakati bahwa prinsip dasar penerapan etik
penelitian kesehatan adalah:
1. Respect for Persons (Menghormati Harkat dan Martabat Manusia): Bebas memilih
Perlindungan terhadap subjek yang otonominya terganggu atau
kurang
Kerahasiaan data/informasi dari subjek
2. Beneficence (Manfaat)
Manfaat semakin besar; Risiko semakin kecil (primum non nocere) Rancangan penelitian harus memenuhi syarat ilmiah
Kemampuan peneliti (pelaksana menjaga kesejahteraan subjek)
3. Do no harm nonmaleficence (Tidak Merugikan) 4. Justice (Keadilan)
Perlakuan yang sama pada setiap orang dengan moral yang benar dan
37
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Gula putih meningkatkan kadar glukosa darah lebih cepat dan lebih tinggi
dibandingkan dengan gula aren, brown sugar, aspartam dan stevia.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian ini saran-saran yang dapat diberikan adalah:
Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut tentang pengaruh gula aren
terhadap peningkatan kadar glukosa darah.
Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut tentang pengaruh gula aren
terhadap toleransi glukosa pada penderita Diabetes Mellitus.
Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut tentang pengaruh brown sugar
terhadap toleransi glukosa pada penderita Diabetes Mellitus.
Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut terhadap jenis-jenis pemanis
PERBANDINGAN EFEK GULA PUTIH,
ASPARTAM, BROWN SUGAR, GULA AREN,
DAN STEVIA TERHADAP KADAR GLUKOSA
DARAH
KARYA TULIS ILMIAH
Karya tulis ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
DINAR SARAYINI UTAMI PUTRI
1310017
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
vi
KATA PENGANTAR
Pertama-tama, saya panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “PENGARUH
BERBAGAI MACAM PEMANIS TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH”
ini dapat terselesaikan dengan baik. Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran di FK UKM Bandung.
Dalam melakukan penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah ini tentunya
tidak jarang dijumpai adanya halangan, rintangan, dan kesibukan sebagai
mahasiswa kedokteran namun penulis banyak memperoleh dukungan dari berbagai
pihak sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Yang terhormat, Lusiana Darsono dr., M.Kes. sebagai pembimbing pertama
penulis yang selalu mendukung, memberi ilmu, saran, masukan, dan ide-ide
selama penulisan karya tulis ilmiah ini, juga atas perhatian, kesabaran, waktu,
dan tenaga yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
2. Yang terhormat, Fenny, dr., Sp.PK, M.Kes. sebagai pembimbing kedua penulis
atas dukungan, ilmu, saran, masukan, ide-ide, arahan, perhatian, kesabaran,
waktu, dan tenaga yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Kedua orang tua penulis, Rubi Purwono Atmosoekarto dan Anna Dianawaty
Sobariah yang selalu memberi cinta, doa, dan dukungan kepada penulis.
4. Saudara penulis, Armand Surya yang selalu memberi dukungan dan doa kepada
penulis,
5. Ibu Yuli selaku staff laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Maranatha yang membantu, membimbing, dan memberi dukungan kepada
vii
6. D Beta Ramadhan, sahabat yang sudah seperti saudara sendiri bagi penulis,
yang selalu mendukung dan mendoakan.
7. Alfred Tri Susanto dan Diaz Hazrina yang telah banyak membantu, memberi
doa dan motivasi bagi penulis.
8. Sahabat-sahabat penulis: Amelinda, Annisa Nurhidayati, Clarissa, Dhara,
Evelyn, Hyacintha, Liska, Maria Alfiani, Mutiara Rai, Nathania, Riana Tiara,
dan Traxie yang telah banyak membantu, memberi dukungan, cinta, dan doa
untuk penulis.
9. Teman-teman satu pembimbing, yang telah mendoakan dan memberikan
semangat.
Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Penulis menerima saran dan kritik
dari pembaca agar kelak dapat dilakukan penelitian yang lebih baik.
Bandung, November 2016
38
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Aronoff, S. L. 2004. Glucose Metabolism and Regulation: Beyond Insulin and Glucagon. Diabetes Spectrum, 17(3).
Barrington, R. 2011. Aspartame Digestion. Retrieved November 27, 2016, from http://www.robertbarrington.net/aspartame-digestion/
Bird-Cortes, D. 2015. Which Has More Calories: Brown Sugar or White Sugar?
Retrieved November 28, 2016, from
http://www.livestrong.com/article/121081-calories-brown-sugar-white-sugar/
Brekhman, I. I. 1983. Brown Sugar and Health (1st ed.). Pergamon.
Carakostasa, M. C. 2008. Difference Between Stevia & Rebaudiana-A. Retrieved November 28, 2016, from http://www.everstevia.com/stevia-rebaudiana-a.html
Cranmer, H. 2016. Neonatal Hypoglycemia: Practice Essentials, Background, Etiology. Retrieved November 27, 2016, from http://emedicine.medscape.com/article/802334-overview#a4
Cryer, P. 2003. Larsen: Williams Textbook of Endocrinology, 10th ed., Copyright © 2003 Elsevier.
Curi, R., Alvarez, M., & Bracht, A. 1986. Effect of Stevia rebaudiana on Glucose Tolerance in Normal Adult Man. Brazilian Journal of Medical and Biological Research, 19(6), 771–774.
Depkes. 2009. Article: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dipetik Januari 20, 2016, dari Situs Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: http://www.depkes.go.id/article/view/414/tahun-2030-prevalensi-diabetes-melitus-di-indonesia-mencapai-213-juta-orang.html
Depkes. 2013. Diabetes Melitus Penyebab Kematian Nomor 6 di Dunia: Kemenkes Tawarkan Solusi Cerdik Melalui Posbindu. Retrieved November 27, 2016, from http://www.depkes.go.id/article/view/2383/diabetes-melitus-penyebab- kematian-nomor-6-di-dunia-kemenkes-tawarkan-solusi-cerdik-melalui-posbindu.html
Fauci, A. 2015. Harrison’s Principles of Internal Medicine, 19th Edition. McGraw-Hill Education.
Ferguson, M. C., Marie, E., Behnen, T., & Carlson, A. 2013. Impact of Sugar Substitutes on Glucose Control in Diabetic Patients.
39
Universitas Kristen Maranatha stevioside, rebaudioside A and steviol. Food and Chemical Toxicology,
41(11), 1599–1607.
Jeppesen, P. B. 2000. Stevioside acts directly on pancreatic β cells to secrete insulin: Actions independent of cyclic adenosine monophosphate and adenosine triphosphate—sensitivie K+-channel activity. Metabolism Journal, 49(2), 208-214.
Magnuson, B. A., Burdock, G. A., Doull, J., Kroes, R. M., Marsh, G. M., Pariza, M. W., … Williams, G. M. 2007. Aspartame: A Safety Evaluation Based on Current Use Levels, Regulations, and Toxicological and Epidemiological Studies. Critical Reviews in Toxicology, 37(8), 629–727.
Martini, F. H. 2012. Fundametals of Anatomy & Physiology. Development.
Mayo Clinic. 2015. Healthy Lifestyle: Nutrition and healthy eating. Dipetik Januari 25, 2016, dari Mayo Clinic: http://www.mayoclinic.org/healthy- lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/in-depth/artificial-sweeteners/art-20046936
Mitchell, A. W. M. 2004. Gray’s Anatomy for Students, 2nd Edititon (8th ed.). Churchill Livingstone.
Mufti T H, F. 2015. Perbandingan Peningkatan Kadar Glukosa Darah Setelah Pemberian Madu, Gula Putih, dan Gula Merah pada Orang Dewasa Muda yang Berpuasa. Prosiding Pendidikan Dokter, 69.
Murray, R. K. 2009. Harper’s Illustrated Biochemistry. Molecular Physiology
(Vol. 16).
Niness, K. R. 1999. Inulin and Oligofructose: What Are They? The Journal Of Nutrition, 129(7), 1402–1406.
Parson, S. H. 2009. Clinically Oriented Anatomy, 6th Edition. Journal of Anatomy
(Vol. 215).
Phillips, P. J. 2012. RACGP - Oral glucose tolerance testing. Retrieved November 27, 2016, from http://www.racgp.org.au/afp/2012/june/oral-glucose-tolerance-testing/
40
Universitas Kristen Maranatha Primadina, M. A. 2015. the Effect of Menstrual Cycle To Blood Glucose,
4(January), 65–70.
Purnamasari R D, E. 2014. Pengaruh Pemberian Aspartam terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Diabetes Melitus Diinduksi Aloksan. Jurnal Kesehatan Andalas, 371.
Raini, M., & Isnawati, A. 2011. Kajian: khasiat dan keamanan stevia sebagai pemanis pengganti gula, 21, 145–156.
Regina, G. (2013). Pengertian Indeks Glikemik. Retrieved November 28, 2016, from http://diabetesmelitus.org/pengertian-indeks-glikemik/
Ross, C. 2014. Modern nutrition in health and disease, 1648.
Rubin, R. 2014. Could Artificial Sweeteners Raise Your Blood Sugar? Retrieved
January 11, 2017, from
http://www.webmd.com/diet/news/20140917/artificial-sweeteners-blood-sugar#1
Sizer, F. S., Whitney, E., & Piche, L. A. 2014. Nutrition: Concepts and Controversies (13th ed.). Wadsworth Publishing Co. Inc.
Srikaeo, K., & Thongta, R. 2015. Effects of sugarcane, palm sugar, coconut sugar and sorbitol on starch digestibility and physicochemical properties of wheat based foods. International Food Research Journal, 22(3), 923–929.
Tortora, G. J. (2011). Principles of Anatomy and Physiology, 13th Edition. WHO. 2016. WHO Physical activity. WHO Fact Sheet, (Updated January 2015). Winston, C. 2014. Article: Livestrong. Dipetik Januari 24, 2016, dari Livestrong