commit to user
ANALISIS DAMPAK AKUISISI TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN PENGAKUISISI PADA PERUSAHAAN
GO PUBLIC
DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2006
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat syarat untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
NINA ROMAPURNAMASARI F0207095
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul :
ANALISIS DAMPAK AKUISISI TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN PENGAKUISISI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2006
Surakarta, Juni 2011
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
Dra. Mahastuti Agoeng, MSi
commit to user
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen.
Surakarta, Juni 2011
commit to user
HALAMAN MOTTO
Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang
demikian itu amat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu
-QS Al-Baqarah :45-
Ya Allah, bantulah diriku agar selalu mampu mengingat-Mu, mensyukuri
nikmat-Mu, dan beribadah yang baik kepada-Mu
-H.R. Abu Daud-
..If you indeed behold the spirit of death, open your hearth wide into the
body of life. For life and death are one, even as the river and the sea are
one...
-Kahlil Gibran-
Apa yang aku lakukan adalah aku, karena itulah aku ada
commit to user
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan kepada:
Segalanya: keluarga Suharno,
keluarga Hendra Satria Pratama
Teman-teman
Segala “keadaan” yang telah terlewati, yang
commit to user KATA PENGANTAR
ﻢﯿﺣ
ﺮﻟا
ﻦﻤﺣﺮﻟا
ﷲا
ﻢــــــﺴِﺒﻟ
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas segala limpahan
karunia dan nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“ANALISIS DAMPAK AKUISISI TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN PENGAKUISISI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2006”
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh banyak sekali
petunjuk, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, dengan
segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Prof. Dr. Wisnu Untoro ,M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret.
2. Dra. Hunik Sri Runing S, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret dan Reza Rahardian, SE., MSi.,
selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret.
3. Siti Khoiriyah, SE., M.Si., selaku dosen Pembimbing Akademik.
4. Dra. Mahastuti Agoeng, M.Si., selaku Pembimbing Skripsi yang
telah sabar memberikan bimbingan dan saran-saran yang sangat
commit to user
5. Bapak Drs. Atmadji, M.M dan Drs. Harmadi, M.M selaku Tim Penguji
Ujian Skripsi, terima kasih atas saran dan masukan yang diberikan.
6. Bapak dan Ibu Dosen pengajar dan seluruh karyawan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7. Teman-teman Manajemen 2007, 2008, 2009, 2010.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.
Tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa penulisan
skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan karya ini. Akhirnya,
penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Surakarta, Juni 2011
commit to user 3. Keunggulan dan Kelemahan Aktivitas Akuisisi... 11
4. Tipe-Tipe Akuisisi... 12
5. Faktor-Faktor Kegagalan Akuisisi... 13
commit to user B. Analisis Kinerja Keuangan
...
15
1. Pengertian Kinerja Keuangan 15
C. Metode Analisis Kinerja Keuangan dengan Rasio Keuangan 18
D. Hasil Penelitian Terdahulu... 23
E. Kerangka Pemikiran ... 24
B. Metode Pengumpulan Data ……… ... 29 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 30
commit to user
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
IV.1. Data Nama Perusahaan Yang Melakukan Akusisi... 35
IV.2. Deskriptif Statistik CR, QR, FAT, TAT, DE, DA, ROI dan ROE Pada Periode Sebelum dan Sesudah Merger ... 36
IV.3 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Current Ratio... 39
IV.4 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks TestQuick Ratio... 42
IV.5 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks TestFixed Asset Turn Over... 44
IV.6 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks TestTotal Asset Turn Over... 46
IV.7 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks TestDebt to Total Asset Ratio... 49
IV.8 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks TestDebt to Equity Ratio... 51
IV.9 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks TestReturn On Investment... 54
commit to user
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Halaman
I. Data Penelitian... 68
commit to user ABSTRAKSI
ANALISIS DAMPAK AKUISISI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2006 NINA ROMAPURNAMASARI
F0207095
Dalam penelitian ini judul yang diambil adalah Analisis Dampak Akuisisi Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2005-2006. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak aksi perusahaan dalam melakukan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan pengakusisi dengan pertimbangan sinergi yang diharapkan dapat terlihat dalam jangka waktu satu sampai tiga tahun sesudah akuisisi.
Kinerja keuangan pada penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio keuangan
yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage dan rasio profitabilitas
dengan jangka waktu antara tiga tahun sebelum dengan tiga tahun sesudah akuisisi.
Penelitian ini menggunakan data sekunder sebanyak 6 perusahaan yang terdaftar di BEI.
Data yang diperoleh kemudian diuji dengan menggunakanUji Wilcoxon Match Pair Test.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan secara umum bahwa akuisisi tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja keuangan pada perusahaan pengakuisisi. Jadi proses akuisisi tidak efektif untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan karena sinergi yang diharapkan tidak tercapai.
commit to user ABSTRACT
AN ANALYSIS IMPACT ACQUISITION ON THE FINANCIAL PERFORMANCE OF ACQUISITIONING COMPANY ON COMPANIES ENLISTED IN INDONESIA
STOCK EXCHANGE PERIOD 2005-2006
NINA ROMAPURNAMASARI F0207095
In this research, the title is taken An Analysis Impact Acquisition On The Financial Performance Of Acquisitioning Company On Companies Enlisted In Indonesia Stock Exchange Period 2005-2006. The purpose of this study was to determine the impact of corporate actions in the acquisition of the company's financial performance with consideration the acquisitioning company synergies that are expected to appear within one to three years after the acquisition.
Financial performance in this study were measured by using financial ratios of liquidity ratios, activity ratios, leverage ratios and profitability ratios with a period of three years prior to three years after acquisition. This study uses secondary data as many as six companies listed on Indonesia Stock Exchange. The data obtained were then tested using the Wilcoxon Match Pair Test.
The result of research generally shows that there is no significant improvement in the companies’ financial statement in the acquisitioning company. So the acquition is not effective to improve the companies’ financial performance because the expected synergy is not achieved.
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Adanya globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu
mengembangkan strateginya agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya saing.
Strategi bersaing yang berusaha mengembangkan (membesarkan) perusahaan sesuai
dengan ukuran besaran yang disepakati untuk mencapai tujuan jangka panjang
perusahaan disebut strategi pertumbuhan. Strategi ini dapat dilaksanakan melalui
pertumbuhan internal atau merger dan akuisisi (Muhammad, 2004).
Pertumbuhan internal dilakukan dengan cara memperluas kegiatan perusahaan yang
sudah ada, misalnya dengan cara menambahkan kapasitas pabrik, menambah produk atau
mencari pasar baru. Sementara merger dilakukan dengan menggabungkan dua atau lebih
perusahaan dimana salah satu nama perusahaan yang bergabung tetap digunakan
sedangkan yang lain dihilangkan dan akuisisi dilakukan dengan pembelian seluruh atau
sebagian kepemilikan suatu perusahaan.
Di Amerika Serikat, aktivitas akuisisi merupakan hal biasa terjadi. Bahkan di era
1980an telah terjadi kira-kira 55.000 aktivitas sehingga tahun 1980an sering disebut
sebagai dekade merger mania (Hitt, 2002). Sementara di Indonesia aktivitas akuisisi
mulai marak dilakukan seiring dengan majunya pasar modal di Indonesia. Beberapa
contoh perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan akuisisi diantaranya
adalah PT Semen Gresik yang mengakuisisi PT Semen Padang, dan PT Nutricia yang
mengakuisisi PT Sari Husada.
Alasan perusahaan lebih tertarik memilih akuisisi sebagai strateginya daripada
commit to user
tujuan perusahaan dimana perusahaan tidak perlu memulai dari awal suatu bisnis baru.
Akuisisi juga dianggap dapat menciptakan sinergi, yaitu nilai keseluruhan perusahaaan
setelah akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan
sebelum akuisisi. Selain itu akuisisi dapat memberikan banyak keuntungan bagi
perusahaan antara lain peningkatan kemampuan dalam pemasaran, riset, skill manajerial,
transfer teknologi, dan efisiensi berupa penurunan biaya produksi.
Untuk menilai bagaimana keberhasilan akuisisi yang dilakukan, kita dapat
melihatnya dari kinerja perusahaan yang melakukan akuisisi, terutama kinerja keuangan.
Beberapa penelitian mengenai pengaruh akuisisi terhadap kinerja keuangan di Indonesia
diantaranya adalah Payamta dan Setiawan (2004) yang meneliti kinerja keuangan
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dari rasio-rasio keuangan dan return
saham di sekitar peristiwa terjadi.
Hasil penelitiannya menunjukkan rasio-rasio keuangan dua tahun sebelum dan
sesudah peristiwa akuisisi tidak mengalami perubahan yang signifikan. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Widjanarko (2006) yang menunjukkan tidak
ada perubahan yang signifikan dari kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dari
rasio-rasio keuangan dua tahun sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
Atas pertimbangan berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, peneliti tertarik
untuk meneliti pengaruh akuisisi dengan membandingkan pengaruhnya terhadap
perusahaan pengakuisisi sebelum dan sesudah melakukan diakuisisi.
Bertitik tolak dari tinjauan latar belakang masalah yang ada, maka peneliti
mengambil judul “ANALISIS DAMPAK AKUISISI TERHADAP KINERJA
KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC
commit to user
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan Current Ratio (CR) antara sebelum dan
sesudah akuisisi pada perusahaan go public di Indonesia?
2. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan Quick Ratio (QR) antara sebelum dan
sesudah akuisisi pada perusahaan go public di Indonesia?
3. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan Fixed Asset Turn Over (FAT) antara
sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan go public di Indonesia?
4. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan Total Asset Turn Over (TAT) antara
sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan go public di Indonesia?
5. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan Debt to Total Asset Ratio (DA) antara
sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan go public di Indonesia?
6. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan Debt to Equity Ratio (DE) antara
sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan go public di Indonesia?
7. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan Return on Investment (ROI) antara
sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan go public di Indonesia?
8. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan Return on Equity (ROE) antara sebelum
dan sesudah akuisisi pada perusahaan go public di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan Current Ratio (CR) pada perusahaan
go public di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi.
2. Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan Quick Ratio (QR) pada perusahaan go
commit to user
3. Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan Fixed Asset Turn Over (FAT) pada
perusahaan go public di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi.
4. Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan Total Asset Turn Over (TAT) pada
perusahaan go public di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi.
5. Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan Debt to Total Asset Ratio (DA) pada
perusahaan go public di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi.
6. Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan Debt to Equity Ratio (DE) pada
perusahaan go public di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi.
7. Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan Return on Investment (ROI) pada
perusahaan go public di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi.
8. Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan Return on Equity (ROE) pada
perusahaan go public di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Investor.
Sebagai tolak ukur untuk mengukur kinerja perusahaan ataupun unit bisnis dari
sebuah perusahaan yang dapat digunakan oleh kalangan industri maupun oleh
manajemen perusahaan itu sendiri. Hasil penelitian juga diharapkan dapat
memberikan tambahan referensi guna memperoleh pertimbangan dalam
pengambilan keputusan investasi.
b. Bagi Perusahaan yang akan Melakukan Akuisisi
Dengan adanya penelitian ini diharapkan perusahaan go public yang melakukan
akuisisi dapat mengambil metode yang sesuai untuk melakukan akuisisi dan sebagai
pertimbangan dalam memutuskan akuisisi sebagai strategi perusahaan.
commit to user
Menambah pengetahuan dan diharapkan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh
commit to user
harfiah akuisisi adalah membeli atau mendapatkan sesuatu/obyek untuk ditambahkan
pada sesuatu/obyek yang telah dimiliki sebelumnya. Akuisisi dalam teminologi bisnis
diartikan sebagai pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset
suatu perusahaan oleh perusaahaan lain, dan dalam peristiwa baik perusahaan
pengambilalih atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah
(Moin,2003). Akuisisi dalam Standar Akuntansi Keuangan dalam pernyataannya
Nomor 22 adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu
pengakuisisi (acquirer) dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban
atau mengeluarkan saham. Akuisisi sering dianggap sebagai investasi pada perusahaan
anak, yaitu suatu penguasaan mayoritas saham perusahaan lain, sehingga tercipta
hubungan perusahaan induk-perusahaan anak. Perusahaan yang sahamnya dimiliki
oleh perusahaan lain akan tetap utuh sebagai suatu kesatuan usaha dan sebagai badan
usaha yang berdiri sendiri. Jadi, kedua atau lebih perusahaan tersebut tetap berdiri
sebagai suatu badan usaha. Esensi suatu akuisisi adalah untuk menciptakan suatu
keuntungan strategik dengan cara membeli suatu bisnis dan memadukan bisnis tersebut
ke dalam strategi perusahaannya. Suatu akuisisi bisa efektif jika aktivitas tersebut lebih
efisien biayanya dibandingkan dengan jika perusahaan melakukan pengembangan
commit to user Gambar II. 1 Skema Akuisisi
2. Motif Akuisisi
Pada prinsipnya terdapat dua motif yang mendorong sebuah perusahaan
melakukan akuisisi yaitu motif ekonomi dan motif non-ekonomi. Motif ekonomi
berkaitan dengan esensi tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan atau
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Di sisi lain, motif non ekonomi
adalah motif yang bukan didasarkan pada esensi tujuan perusahaan tersebut, tetapi
didasarkan pada keinginan subyektif atau ambisi pribadi pemilik atau manajemen
perusahaan (Moin, 2003).
1) Motif ekonomi
Esensi tujuan perusahaan dalam perspektif manajemen keuangan adalah
seberapa besar perusahaan mampu menciptakan nilai (value creation) bagi
perusahaan dan bagi pemegang saham. Akuisisi memiliki motif ekonomi yang
tujuan jangka panjangnya adalah untuk mencapai peningkatan nilai tersebut. Oleh
karena itu seluruh aktivitas dan pengambilan keputusan harus diarahkan untuk
mencapai tujuan ini.
Motif strategis juga termasuk motif ekonomi ketika aktivitas akuisisi
dilakukan untuk mencapai posisi strategis perusahaan agar memberikan
keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Biasanya perusahaan melakukan akuisisi
untuk mendapatkan economies of scale dan economies of scope.
PERUSAHAAN A
PERUSAHAAN B
PERUSAHAAN A
commit to user 2) Motif sinergi
Salah satu motivasi atau alasan utama perusahaan melakukan akuisisi adalah
menciptakan sinergi. Sinergi merupakan nilai keseluruhan perusahaan setelah
akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan
sebelum akuisisi. Sinergi dihasilkan melalui kombinasi aktivitas secara simultan
dari kekuatan atau lebih elemen-elemen perusahaan yang bergabung sedemikian
rupa sehingga gabungan aktivitas tersebut menghasilkan efek yang lebih besar
dibandingkan dengan penjumlahan aktivitas-aktivitas perusahaan jika mereka
bekerja sendiri.
Pengaruh sinergi bisa timbul dari empat sumber :
(1) Penghematan operasi, yang dihasilkan dari skala ekonomis dalam manajemen,
pemasaran, produksi atau distribusi
(2) Penghematan keuangan, yang meliputi biaya transaksi yang lebih rendah dan
evaluasi yang lebih baik oleh para analisis sekuritas
(3) Perbedaan efisiensi, yang berarti bahwa manajemen salah satu perusahaan,
lebih efisien dan aktiva perusahaan yang lemah akan lebih produktif setelah
merger
(4) Peningkatan penguasaaan pasar akibat berkurangnya persaingan (Brigham,
2001).
3) Motif diversifikasi
Diversifikasi adalah strategi pemberagaman bisnis yang bisa dilakukan
melalui akuisisi. Diversifikasi dimaksud untuk mendukung aktivitas bisnis dan
operasi perusahaan untuk mengamankan posisi bersaing. Akan tetapi jika
melakukan diversifikasi yang semakin jauh dari bisnis semula, maka perusahaan
commit to user
competence). Disamping memberikan manfaat seperti transfer teknologi dan
pengalokasian modal, diversifikasi juga membawa kerugian yaitu adanya subsidi
silang.
4) Motif non-ekonomi
Aktivitas akuisisi terkadang dilakukan bukan untuk kepentingan ekonomi
saja tetapi juga untuk kepentingan yang bersifat non-ekonomi, seperti prestise dan
ambisi. Motif non-ekonomi bisa berasal dari manajemen perusahaan atau pemilik
perusahaan.
a. Hubris hypothesis
Hipotesis ini menyatakan bahwa akuisisi dilakukan karena “ketamakan” dan
kepentingan pribadi para eksekutif perusahaan. Mereka menginginkan ukuran
perusahaan yang lebih besar. Dengan semakin besarnya ukuran perusahaan,
semakin besar pula kompensasi yang mereka terima. Kompensasi yang mereka
terima bukan hanya sekedar materi saja tapi juga berupa pengakuan,
penghargaan dan aktualisasi diri.
b. Ambisi pemilik
Adanya ambisi dari pemilik perusahaan untuk menguasai berbagai sektor
bisnis. Menjadikan aktivitas akuisisi sebagai strategi perusahaan untuk
menguasai perusahaan-perusahaan yang ada untuk membangun “kerajaan
bisnis”. Hal ini biasanya terjadi dimana pemilik perusahaan memiliki kendali
dalam pengambilan keputusan perusahaan.
3. Keunggulan dan Kelemahan Aktivitas Akuisisi
Alasan mengapa perusahaan melakukan akuisisi adalah ada “manfaat lebih”
yang diperoleh darinya, meskipun asumsi ini tidak semuanya terbukti. Secara spesifik,
commit to user
1) Mendapatkan cashflow dengan cepat karena produk dan pasar sudah jelas.
2) Memperoleh kemudahan dana/pembiayaan karena kredititor lebih percaya dengan
perusahaan yang telah berdiri dan mapan.
3) Memperoleh karyawan yang telah berpengalaman.
4) Mendapatkan pelanggan yang telah mapan tanpa harus merintis dari awal.
5) Memperoleh sistem operasional dan administratif yang mapan.
6) Mengurangi resiko kegagalan bisnis karena tidak harus mencari konsumen baru.
7) Menghemat waktu untuk memasuki untuk memasuki bisnis baru.
8) Memperoleh infrastruktur untuk mencapai pertumbuhan yang lebih cepat.
Disamping memiliki keunggulan, akuisisi juga memiliki kelemahan sebagai
berikut:
1) Proses integrasi yang tidak mudah.
2) Kesulitan menentukan nilai perusahaan target secara akurat.
3) Biaya konsultan yang mahal.
4) Meningkatnya kompleksitas birokrasi.
5) Biaya koordinasi yang mahal.
6) Seringkali menurunkan moral organisasi.
7) Tidak menjamin peningkatan nilai perusahaan.
8) Tidak menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham.
4. Tipe-Tipe Akuisisi
Akuisisi berdasarkan aktivitas ekonomik dapat diklasifikasikan dalam lima tipe
yaitu: (Moin, 2003)
commit to user
Akuisisi horisontal adalah akuisisi antara dua atau lebih perusahaan yang bergerak
dalam industri yang sama.
2) Akuisisi vertikal
Akuisisi vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan-perusahaan yang
bergerak dalam tahapan-tahapan proses produksi atau operasi.
3) Akuisisi konglomerat
Akuisisi konglomerat adalah akuisisi dua atau lebih perusahaan yang
masing-masing bergerak dalam industri yang tidak terkait.
4) Akuisisi ekstensi pasar
Akuisisi ekstensi pasar adalah akuisisi yang dilakukan oleh dua atau lebih
perusahaan untuk secara bersama-bersama memperluas area pasar.
5) Akuisisi ekstensi produk
Akuisisi ekstensi produk adalah akuisisi yang dilakukan oleh dua atau perusahaan
untuk memperluas lini produk masing-masing perusahaan.
5. Faktor-Faktor Kegagalan Akuisisi
Keberhasilan atau kegagalan suatu akuisisi dapat dilihat pada saat proses
perencanaan. Pada saat proses ini biasanya terjadi sudut pandang yang berbeda-beda
antara fungsi organisasi dalam menanggapi pengambilan keputusan akuisisi seiring
dengan meningkatnya momentum, selanjutnya terjadi rancunya pengharapan dimana
terjadi perbedaan-perbedaan harapan di pihak manajemen. Dari proses tersebut dapat
memunculkan faktor-faktor yang yang memicu kegagalan akuisisi yaitu:
1) Perusahaan target memiliki kesesuaian strategi yang rendah dengan perusahaan
pengambilalih.
2) Hanya mengandalkan analisis strategik yang baik tidaklah cukup untuk mencapai
commit to user
3) Tidak adanya kejelasan mengenai nilai yang tercipta dari setiap program akuisisi.
4) Pendekatan-pendekatan integrasi yang tidak disesuaikan dengan perusahaan target
yaitu absorbsi, preservasi atau simbiosis.
5) Rencana integrasi yang tidak disesuaikan dengan kondisi lapangan
6) Tim negosiasi yang berbeda dengan tim implementasi yang akan menyulitkan
proses integrasi.
7) Ketidakpastian, ketakutan dan kegelisahan diantara staf perusahaan yang tidak
ditangani. Untuk itu tim implementasi dari perusahaan pengambilalih harus
menangani masalah tersebut dengan kewibawaan, simpati dan pengetahuan untuk
menumbuhkan kepercayaan dan komitmen mereka pada proses integrasi.
8) Pihak pengambilalih tidak mengkomunikasikan perencanaan pengharapan mereka
terhadap karyawan perusahaan target sehingga terjadi kegelisahan diantara
karyawan.
6. Faktor-Faktor Keberhasilan Akuisisi
Hunt dkk. (1987) mengakhiri penelitian mereka dengan mengidentifikasi
faktor-faktor yang memberikan kontribusi kepada kesuksesan kegagalan akuisisi
(Sudarsanam, 1999). Faktor-faktor yang dianggap memberi kontribusi terhadap
keberhasilan akuisisi yaitu:
1) Melakukan audit sebelum akuisisi.
2) Perusahaan target dalam keadaan baik.
3) Memiliki pengalaman akuisisi sebelumnya.
4) Perusahaan target relatif kecil.
commit to user
B. Analisis Kinerja Keuangan
1. Pengertian Kinerja Keuangan
Perusahaan publik merupakan perusahaan yang dimiliki oleh banyak pihak,
yang masing-masing mempunyai kepentingan yang berbeda terhadap perusahaan.
Terdapat banyak individu dan kelompok, di antaranya manajemen, pemilik (investor),
pemberi pinjaman (kreditur), karyawan, pemerintah, dan masyarakat umum yang
mempunyai kepentingan terhadap keberhasilan dan kegagalan suatu perusahaan. Oleh
karena itu, pihak-pihak tersebut berkepentingan terhadap penilaian kinerja
perusahaan. Sebagaimana diketahui bahwa kinerja adalah sesuatu yang dicapai atau
prestasi yang diperlihatkan serta kemampuan kerja. Maka kinerja perusahaan adalah
hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus-menerus oleh
manajemen. Pengertian kinerja berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001).
kinerja diartikan sebagai “sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan,
kemampuan kerja (tentang peralatan). Berdasarkan pengertian tersebut kinerja
keuangan didefinisikan sebagai prestasi manajemen, dalam hal ini manajemen
keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan
meningkatkan nilai perusahaan. Analisis kinerja keuangan dalam penelitian ini
bertujuan untuk menilai implementasi strategi perusahaan dalam hal akuisisi. Laporan
keuangan merupakan salah satu alat untuk memperoleh informasi tentang kondisi
keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Dari sebuah laporan keuangan dapat
diketahui apakah kinerja perusahaan tersebut baik atau buruk. Laporan keuangan juga
merupakan alat untuk berkomunikasi antara data keuangan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data tersebut yang meliputi aktiva, kewajiban, ekuitas,
commit to user
tersebut beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan
membantu pengguna laporan keuangan dalam memprediksi arus kas pada masa
depan, khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas
(PSAK, 2002: Par. 1.2). Laporan keuangan yang pokok terdiri dari:
a. Neraca
Neraca digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan perusahaan.
Neraca bisa digambarkan sebagai potret kondisi keuangan suatu perusahaan pada
suatu waktu tertentu yang meliputi aset perusahaan dan klaim atas aset tersebut.
Aset perusahaan menunjukkan keputusan investasi pada masa lalu, sedangkan
klaim perusahaan menunjukkan sumber dana tersebut atau keputusan pendanaan
pada masa lalu. Dana diperoleh dari pinjaman dan dari penyertaan pemilik
perusahaan.
b. Laporan rugi laba
Laporan rugi laba merupakan laporan prestasi perusahaan selama jangka
waktu tertentu. Laporan laba rugi mencakup suatu periode tertentu. Dalam jangka
waktu tertentu total aset perusahaan berubah disebabkan oleh kegiatan investasi,
pendanaan, kegiatan operasional. Aset bertambah kalau perusahaan membeli
pabrik baru atau mendirikan bangunan baru. Hutang bertambah kalau perusahaan
meminjam dana dari bank untuk membeli pabrik. Hutang juga bertambah apabila
perusahaan mengeluarkan obligasi untuk membiayai pendirian bangunan. Struktur
modal dengan demikian akan berubah.
commit to user
Laporan ini menyajikan informasi aliran kas masuk atau keluar bersih pada
suatu periode, hasil dari tiga kegiatan pokok perusahaan yaitu operasi, investasi
dan pendanaan. Aliran kas diperlukan terutama untuk mengetahui kemampuan
perusahaan yang sebenarnya dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya
(Mamduh, 2009)
C. Metode Analisis Kinerja Keuangan dengan Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan metode umum yang digunakan untuk
mengukur kinerja perusahaan di bidang keuangan. Rasio merupakan alat yang
memperbandingkan suatu hal dengan hal lainnya sehingga dapat menunjukkan hubungan
atau korelasi dari suatu laporan finansial berupa neraca dan laporan laba rugi.
Menurut Husnan (1997) untuk melakukan analisis keuangan, diperlukan
perhitungan rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Salah satu
analisis yang sering digunakan untuk mendiagnosa kondisi keuangan perusahaan adalah
rasio keuangan yang menunjukan hubungan antara dua data keuangan. Rasio keuangan
ini merupakan angka yang diperoleh dari hasil perbandingan antara satu pos laporan
keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang signifikan dan relevan.
Adapun jenis rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Rasio Likuiditas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial
yang jatuh tempo dalam jangka pendek perusahaan dengan melihat besarnya aktiva
lancar relatif terhadap utang lancarnya (Hanafi, 2004). Ukuran likuiditas yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu:
commit to user
Current Ratio dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
Rasio ini menunjukkan besarnya aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi
kas dalam jangka pendek untuk menutup kewajiban lancar. Rasio yang rendah
menunjukkan kurangnya modal untuk membayar hutang. Namun rasio yang tinggi
tidak selalu berarti perusahaan sedang dalam keadaan yang baik. Hal tersebut dapat
berarti bahwa kas tidak digunakan sebaik mungkin.
Perhitungan Current Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:
Current ratio =
b. Quick Ratio
Quick Ratio dihitung dengan mengurang persediaan dari aktiva lancar dan sisanya
dibagi dengan kewajiban lancar. Persediaan dihilangkan karena dianggap aktiva
yang sulit dikonversi menjadi kas dengan cepat. Perhitungan Quick Ratio dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Quick ratio =
2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas dihitung dari perbandingan antara tingkat penjualan dengan berbagai
elemen aktiva. Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya.
Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
commit to user
Fixed Asset Turn Over mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan
aktiva tetapnya. Semakin rendah Fixed Asset Turn Over, berarti penggunaan
aktiva tetapnya semakin kurang efisien. Untuk mengukur besarnya Fixed Asset
Turn Over dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Fixed Asset Turn Over =
b. Total Asset Turn Over
Total Asset Turn Over mengukur perputaran semua aktiva. Dengan kata lain, rasio
ini mengukur efektifitas perusahaan dalam penggunaan total aktiva. Semakin
tinggi rasio berarti semakin baik manajemen dalam mengelola aktivanya,
sedangkan semakin rendah rasio menunjukkan buruknya kinerja manajemen
dalam mengelola aktivanya. Untuk menghitung Total Asset Turn Over digunakan
rumus sebagai berikut:
Total Asset Turn Over =
3. Rasio Leverage
Rasio Leverage dihitung dari perbandingan hutang dengan total aktiva dan modal
sendiri perusahaan. Rasio ini menyangkut jaminan, yang mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar hutang bila pada suatu saat perusahaan dilikuidasi atau
dibubarkan. Dengan kata lain rasio ini mengukur seberapa besar perusahaan
menggunakan dana dari pihak luar atau kreditor.
a. Debt to Total Asset Ratio
Debt to Total Asset Ratio mengukur seberapa besar seluruh hutang dijamin oleh
commit to user
semakin rendah rasio ini, maka semakin besar perlindungan terhadap kerugian
kreditur dalam peristiwa likuidasi. Namun, di sisi lain pemilik saham lebih
menyukai rasio yang tinggi karena dapat meningkatkan laba yang diharapkan.
Untuk mengukur besarnya Debt To Total Asset dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Debt to Total Asset Ratio =
b. Debt to Equity Ratio
Rasio ini merupakan imbangan antara hutang dengan modal sendiri. Semakin
tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya.
Bagi perusahaan ukuran hutang sebaiknya tidak melebihi dari modal sendiri
karena resiko menjadi tinggi apabila terjadi likuidasi dan perusahaan akan
kesulitan untuk membayar hutang. Perhitungan Debt to Equity Ratio dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Debt to Equity Ratio =
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Rasio ini membantu perusahaan dalam mengontrol penerimaannya rasio-rasio
profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Return On Investment
Return On Investment mengukur keuntungan yang dihasilkan dari seluruh aktiva
yang dimiliki perusahaan. Rasio yang rendah menunjukkan kinerja yang buruk
commit to user
menunjukkan kinerja atas penggunaan aktiva yang baik. Untuk menghitung
Return On Investment digunakan rumus sebagai berikut:
Return On Investment =
b. Return On Equity
Return On Equity mengukur seberapa banyak laba bersih yang dapat dihasilkan
dari investasi para pemegang saham dalam perusahaan. Rasio yang rendah dapat
diartikan bahwa manajemen kurang efisien dalam penggunaan modal, sedangkan
rasio yang tinggi dapat menunjukkan bahwa sebagian besar modal diperoleh dari
pinjaman atau manajemen sangat efisien. Untuk menghitung Return On Equity
digunakan rumus sebagai berikut;
Return On Equity =
D. Hasil Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian di Indonesia mengenai pengaruh akuisisi terhadap kinerja
keuangan diantaranya adalah yang dilakukan Payamta dan Setiawan (2004) meneliti
pengaruh merger dan akuisisi kinerja keuangan perusahaan yang melakukan merger dan
akuisisi tahun 1990-1996. Dari rasio-rasio keuangan yang terdiri rasio likuiditas,
solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas hanya rasio Total Asset Turnover, Fixed Asset
Turnover, Return On Investment, Return On Equity, Net Profit Margin, Operating Profit
Margin, Total Asset to Debt, Net Worth to Debt yang mengalami penurunan signifikan
commit to user
Widjanarko (2006) meneliti perusahaan yang melakukan akuisisi pada tahun
1998-2002. Hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada kinerja keuangan
berdasarkan rasio profitabilitas dan leverage. Penelitian ini menyimpulkan penyebab
kemungkinan tidak signifikan karena cara akuisisi dan pemilihan perusahaan target yang
salah.
E. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kinerja
keuangan sebelum dan sesudah akuisisi. Untuk memperjelas pengaruh pengumuman
akuisisi terhadap perusahaan pengakuisisi dapat dilihat pada bagan kerangka pemikiran
dibawah ini :
II. 2 Bagan Kerangka Pemikiran Kinerja Perusahaan
Pengakuisisi Sebelum Akuisisi
Akuisisi
Kinerja Perusahaan
Pengakuisisi Sesudah Akuisisi
Perbedaan Kinerja
commit to user F. Hipotesis Penelitian
Atas dasar pertimbangan dari teori pengaruh akuisisi terhadap kinerja keuangan
dimana setelah akuisisi ukuran perusahaan dengan sendirinya bertambah besar karena
asest, kewajiban, dan ekuitas perusahaan digabung bersama. Dasar logik dari
pengukuran berdasarkan akuntansi adalah bahwa jika ukuran bertambah besar ditambah
dengan sinergi yang dihasilkan dari gabungan aktivitas-aktivitas yang simultan maka
laba perusahaan juga semakin meningkat. Oleh karena itu kinerja pasca akuisisi
seharusnya semakin baik dibandingkan dengan sebelum akuisisi.
Dengan pertimbangan tersebut penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai
berikut:
H1 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan Current Ratio pada perusahaan go public di
Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi
H2 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan Quick Ratio pada perusahaan go public di
Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi
H3 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan Fixed Asset Turn Over pada perusahaan go
public di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi
H4 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan Totak Asset Turn Over pada perusahaan go
public di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi
H5 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan Debt to Total Asset Ratio pada perusahaan
go public di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi
H6 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan Debt to Equity Ratio pada perusahaan go
public di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi
H7 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan Return On Investment pada perusahaan go
commit to user
H8 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan Return On Equity pada perusahaan go
commit to user BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian studi empiris yang bertujuan
untuk mengetahui perubahan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah melakukan proses
akuisisi. Penelitian ini dilakukan untuk mengambil generalisasi dari pengamatan, dimana
data yang diambil berasal dari data sekunder yang diperoleh dari ICMD di IPOT FE UNS.
Penelitian ini memberikan gambaran mengenai apakah proses akuisisi mempengaruhi
kinerja perusahaan. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran dengan rentang waktu
antara tiga tahun sebelum sampai tiga tahun sesudah akuisisi. Hal ini dikarenakan pada
penelitian sebelumnya rentang waktu yang dilakukan adalah antara dua tahun sebelum
sampai dua tahun sesudah akuisisi. Sehingga diharapkan hasil pengujian ini dapat lebih
menggambarkan bagaimana pengaruh akuisisi pada kinerja keuangan perusahaan
pengakuisisi karena waktu yang diukur lebih panjang.
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan anggota suatu kelompok yang akan dijadikan
subyek penelitian. Sugiono (2000:80), mengemukakan bahwa populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan go public di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Dipilihnya perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia
(BEI) karena data-data yang tersedia di pasar modal tersebut cukup lengkap, bersifat
commit to user 2. Sampel
Penentuan sampel dalam suatu penelitian adalah merupakan suatu langkah yang
penting karena akan menentukan hasil penelitian nantinya. Menurut Sugiono (2000:81)
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah enam perusahaan go public di
Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan akuisisi periode 2005-2006. Penggunaan
perusahaan go public di BEI dimaksudkan agar implikasi dari penelitian ini dapat
memberi informasi tambahan bagi investor di pasar modal.
Sampel perusahaan pengakuisisi dipilih berdasarkan kriteria-kriteria sebagai
berikut:
1) Perusahaan yang melakukan akuisisi selama periode tahun 2005-2006 yang sudah
go public di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2) Melakukan satu kali aktivitas akuisisi dan memiliki pasangan perusahaan target
maksimal satu perusahaan.
3) Memiliki keterangan waktu yang jelas mengenai kapan perusahaan tersebut
diakuisisi.
Berdasarkan kriteria diatas diperoleh 6 sampel perusahaan yang melakukan
aktivitas akuisisi periode 2005-2006, yaitu :
1) PT Sarasa Nugraha Tbk mengakuisisi PT Indo Acidatama Chemical Industry Tbk
pada Oktober 2005
2) PT. BAT INDONESIA (BATI) mengakuisisi PT. Rothmans of Pall Mall
Indonesia pada Juni 2005
3) PT. Kalbe Farma Tbk. (KLBF) mengakuisisi PT. Dankos Tbk. (DNKS) pada
commit to user
Jenis penelitian ini menggunakkan studi kasus, yaitu suatu pendekatan yang
mengambil suatu objek penelitian untuk diamati secara intensif dan mendalam sehingga
di dapat objek penelitian dan permasalahan yang berkaitan dengan objek tersebut,
selanjutnya dianalisis secara lebih rinci. Pendekatan studi kasus dalam penelitian ini
meliputi tahap-tahap :
1. Mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan akuisisi terhadap perusahaan
yang sudah go public
2. Melakukan penelitian dengan bersumber pada data sekunder
3. Melakukan analisis data terhadap data-data sekunder yang diperoleh.
4. Memberikan alternatif pemecahan masalah dengan memberikan saran-saran untuk
memperbaiki kinerja perusahaan setelah akuisisi
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikeluarkan
oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Data sekunder adalah data yang diterbitkan oleh
organisasi yang bukan pengolahnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
laporan keuangan perusahaan berupa ringkasan laporan neraca, dan laporan laba rugi.
Sumber data lainnya berasal dari sumber bacaan seperti buku-buku, jurnal, dan data dari
commit to user
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Akuisisi adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu
pengakuisisi (acquirer) dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban
atau mengeluarkan saham.
Kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi manajemen dalam hal ini
manajemen keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan
keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Rasio keuangan merupakan variabel
yang diteliti dalam penelitian ini sebagai cerminan kinerja keuangan perusahaan.
Rasio keuangan merupakan alat yang menunjukkan hubungan atau korelasi dari
suatu laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi laba. Dalam penelitian ini, rasio
keuangan yang digunakan meliputi rasio berikut ini:
1. Rasio likuiditas, meliputi: Current Ratio dan Quick Ratio.
2. Rasio aktivitas, meliputi: Fixed Asset Turnover, dan Total Asset Turnover.
3. Rasio leverage, meliputi: Debt to Total Asset dan Debt to Equity Ratio.
4. Rasio profitabilitas, meliputi: Return On Investment dan Return On Equity.
D. Teknik Dan Metode Analisis Data
Data yang terkumpul selanjutnya akan di analisis dengan menggunakkan rasio
keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan:
1. Rasio likuiditas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
commit to user
Current ratio =
Quick ratio =
2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya.
Fixed Asset Turn Over =
Total Asset Turn Over =
3. Rasio Leverage
Rasio leverage mengukur seberapa besar perusahaan menggunakan dana dari
pihak luar atau kreditor.
Debt to Total Asset Ratio =
Debt to Equity Ratio =
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
commit to user
Return On Investment =
Return On Equity =
Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif merupakan analisis dengan merinci dan menjelaskan secara
panjang lebar keterkaitan data penelitian yang biasanya tercantum dalam bentuk tabel
dan analisis didasarkan pada data di tabel tersebut. Data penelitian tersebut adalah
olahan data perhitungan rasio keuangan.
2. Pengujian Hipotesis
Data yang digunakan mempunyai sampel enam perusahaan, karena jumlah (n)
ini kurang dari 30 maka data dianggap berdistribusi tidak normal dan akan dilakukan
Wilcoxon Match Pairs Test. Teknik ini digunakan untuk menguji signifikansi
hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal
berjenjang, Sugiyanto (2002) dalam penelitian Betty (2009). Teknik ini merupakan
pengujian dua arah dengan membandingkan probabilitas (p) yang diperoleh dengan
taraf signifikansi (α) 0,05. Apabila p<0,05 maka hipotesis tersebut terbukti atau
signifikansi. Sebaliknya apabila data p>0,05, maka hipotesis tidak terbukti atau tidak
signifikansi.
commit to user
Ho: Tidak terdapat perbedaan CR, QR, FAT, TAT, DE, DA, ROI, ROE pada
perusahaan go public di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi
Ha: Terdapat perbedaan CR, QR, FAT, TAT, DE, DA, ROI, ROE pada perusahaan go
commit to user BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskriptif Data
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
yang signifikan tingkat kinerja keuangan perusahaan go public di Indonesia antara
sebelum dan sesudah akuisisi, oleh karena itu dilakukan pengujian kandungan informasi
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan hasil pengamatan pada periode
tahun 2005 hingga tahun 2006 diperoleh sampel perusahaan yang mengumumkan
akuisisi.
Tabel IV.1
Data Nama Perusahaan yang Melakukan Akuisisi
NO. PERUSAHAAN PENGAKUISISI
PENGUMUMAN
AKUISISI PERUSAHAAN TARGET
1
PT. Sarasa Nugraha Tbk Oktober 2005 PT. Indo Acidatama Chemical Industry Tbk
2 PT. BAT INDONESIA Juni 2005 PT. Rothmans of Pall Mall
Indonesia
3 PT. Kalbe Farma Tbk. Januari 2006 PT. Dankos Tbk
4 PT Ades Waters Indonesia Tbk Juli 2006 PT Pamargha Indo Jatim
5 PT. Surya Toto Indonesia Tbk September 2006 PT Surya Pertiwi Paramita
6 PT. Astra International Tbk September 2006 PT Bank Permata Indonesia
Sumber: Pusat Data Bisnis Indonesia Tahun 2011
Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh kinerja perusahaan go public sesudah
commit to user
informasi, yaitu menganalisis adanya perubahan kinerja keuangan perusahaan tiga
tahun sebelum dan tiga sesudah pengumuman. Adapun deskripsi data rasio keuangan
disajikan dalam tabel IV.2 berikut ini:
Tabel IV.2
ROE_SBLM -1639,1467 -29006,16 135,67
ROE_SSDH -3,2244 -230,76 34,58
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2011
1. Current Ratio
Nilai rata-rata CR tiga tahun sebelum akuisisi sebesar 1,7406 dengan nilai
minimum 0,22 dan nilai maximum sebesar 3,94. Sedangkan nilai rata-rata CR tiga
tahun sesudah akuisisi sebesar 1,9228 dengan nilai minimum 0,34 dan nilai maximum
commit to user
tahun sesudah akuisisi sebesar 1,2461 dengan nilai minimum 0,7 dan nilai maximum
sebesar 2,69.
5. Debt to Total Asset Ratio
Nilai rata-rata DA tiga tahun sebelum akuisisi sebesar 0,6161 dengan nilai
minimum 0,54 dan nilai maximum sebesar 445,88. Sedangkan nilai rata-rata DE tiga
tahun sesudah akuisisi sebesar 1,0528 dengan nilai minimum 0,33 dan nilai maximum
commit to user
7. Return On Investment
Nilai rata-rata ROI tiga tahun sebelum akuisisi sebesar -10,3622 dengan nilai
minimum -144,04 dan nilai maximum sebesar 16,97. Sedangkan nilai rata-rata ROI
tiga tahun sesudah akuisisi sebesar 0,165 dengan nilai minimum -86,62 dan nilai
maximum sebesar 18,09.
8. Return On Equity
Nilai rata-rata ROE tiga tahun sebelum akuisisi sebesar -1639,1467 dengan
nilai minimum -29006,16 dan nilai maximum sebesar 135,67. Sedangkan nilai
rata-rata ROE tiga tahun sesudah akuisisi sebesar -230,76 dengan nilai minimum 34,58.
B. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan untuk membuktikan secara
empiris adanya perubahan kinerja keuangan sesudah pengumuman akuisisi.
1. Pengujian Hipotesis
Uji beda ini digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan kinerja
keuangan pada periode tiga tahun sebelum dan tiga tahun sesudah pengumuman
akuisisi. Perhitungan dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS Release
11.5 for Windows. Adapun hasil pengujian Wilcoxon Signed Ranks Test dapat
diuraikan di bawah ini:
a) Rasio likuiditas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansial yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Rasio likuiditas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio dan Quick Ratio.
commit to user Tabel IV.3
Hasil Uji Wolcoxon Signed Ranks Test pada Current Ratio
Periode Z-hitung p-value Keterangan
3sblm_1ssdh -0,314 0,753 Ha ditolak
3sblm_2ssdh -0,105 0,917 Ha ditolak
3sblm_3ssdh -0,105 0,917 Ha ditolak
2sblm_1ssdh -0,105 0,917 Ha ditolak
2sblm_2ssdh -0,105 0,917 Ha ditolak
2sblm_3ssdh -0,314 0,753 Ha ditolak
1sblm_1ssdh -1,992 0,046 Ha diterima
1sblm_2ssdh -0,405 0,686 Ha ditolak
1sblm_3ssdh -0,524 0,6 Ha ditolak
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2011
Hasil analisis data terhadap variabel Current Ratio pada tiga tahun
sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,314
dengan signifikansi sebesar 0,753, karena nilai signifikansi lebih besar dari
0,05 (0,753>0,05), sehingga Ha ditolak. Current Ratio pada tiga tahun
sebelum dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,105
dengan signifikansi sebesar 0,917, karena nilai signifikansi lebih besar dari
0,05 (0,917>0,05), sehingga Ha ditolak. Current Ratio pada tiga tahun
sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,105
dengan signifikansi sebesar 0,917, karena nilai signifikansi lebih besar dari
0,05 (0,917>0,05), sehingga Ha ditolak. Current Ratio pada dua tahun
sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,105
dengan signifikansi sebesar 0,917, karena nilai signifikansi lebih besar dari
0,05 (0,917>0,05), sehingga Ha ditolak. Current Ratio pada dua tahun
sebelum dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,105
dengan signifikansi sebesar 0,917, karena nilai signifikansi lebih besar dari
commit to user
sebelum dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,314
dengan signifikansi sebesar 0,753, karena nilai signifikansi lebih besar dari
0,05 (0,753>0,05), sehingga Ha ditolak. Current Ratio pada satu tahun
sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -1,992
dengan signifikansi sebesar 0,046, karena nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05 (0,046>0,05), sehingga Ha diterima. Current Ratio pada satu tahun
sebelum dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,405
dengan signifikansi sebesar 0,686, karena nilai signifikansi lebih besar dari
0,05 (0,686>0,05), sehingga Ha ditolak. Current Ratio pada satu tahun
sebelum dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,524
dengan signifikansi sebesar 0,6, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05
(0,6>0,05), sehingga Ha ditolak.
Dari sembilan periode yang diujikan, didapatkan rata-rata nilai
signifikansi yang lebih besar dari 0,05, sehingga Ha ditolak. Artinya tidak
terdapat perbedaan Current Ratio pada periode antara tiga tahun sebelum dan
tiga tahun sesudah pengumuman akuisisi, berarti pengumuman akuisisi tidak
commit to user Tabel IV.4
Hasil Uji Wolcoxon Signed Ranks Test pada Quick Ratio
Periode Z-hitung p-value Keterangan
3sblm_1ssdh -0,314 0,753 Ha ditolak
3sblm_2ssdh -0,314 0,753 Ha ditolak
3sblm_3ssdh -0,943 0,345 Ha ditolak
2sblm_1ssdh -1,153 0,249 Ha ditolak
2sblm_2ssdh -1,153 0,249 Ha ditolak
2sblm_3ssdh -0,524 0,6 Ha ditolak
1sblm_1ssdh -0,677 0,498 Ha ditolak
1sblm_2ssdh -0,734 0,463 Ha ditolak
1sblm_3ssdh -0,314 0,753 Ha ditolak
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2011
Hasil analisis data terhadap variabel Quick Ratio pada tiga tahun
sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,314
dengan signifikansi sebesar 0,753, karena nilai signifikansi lebih besar dari
0,05 (0,753>0,05), sehingga Ha ditolak. Quick Ratio pada tiga tahun sebelum
dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,314 dengan
signifikansi sebesar 0,753, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05
(0,753>0,05), sehingga Ha ditolak. Quick Ratio pada tiga tahun sebelum
dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,943 dengan
signifikansi sebesar 0,345, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05
(0,345>0,05), sehingga Ha ditolak. Quick Ratio pada dua tahun sebelum
dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -1,153 dengan
signifikansi sebesar 0,249, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05
(0,249>0,05), sehingga Ha ditolak. Quick Ratio pada dua tahun sebelum
dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -1,153 dengan
signifikansi sebesar 0,249, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05
commit to user
dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,524 dengan
signifikansi sebesar 0,6, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05
(0,6>0,05), sehingga Ha ditolak. Quick Ratio pada satu tahun sebelum dengan
satu tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,677 dengan signifikansi
sebesar 0,498, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,498>0,05),
sehingga Ha ditolak. Quick Ratio pada satu tahun sebelum dengan dua tahun
sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,734 dengan signifikansi sebesar
0,463, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,463>0,05), sehingga
Ha ditolak. Quick Ratio pada satu tahun sebelum dengan tiga tahun sesudah
diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,314 dengan signifikansi sebesar 0,753,
karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,753>0,05), sehingga Ha
ditolak.
Dari sembilan periode yang diujikan, didapatkan nilai signifikansi
yang lebih besar dari 0,05, sehingga Ha ditolak. Artinya tidak terdapat
perbedaan Quick Ratio pada periode antara tiga tahun sebelum dan tiga tahun
sesudah pengumuman akuisisi, berarti pengumuman akuisisi tidak
berpengaruh terhadap Quick Ratio.
b) Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas dihitung dari perbandingan antara tingkat penjualan
dengan berbagai elemen aktiva. Rasio ini mengukur seberapa efektif
perusahaan mengelola aktivanya. Rasio aktivitas yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu Fixed Asset Turn Over dan Total Asset Turn Over. Hasil
uji beda rata-rata dpat dilihat pada tabel di bawah ini.
commit to user
Hasil Uji Wolcoxon Signed Ranks Test pada
Fixed Asset Turn Over
Periode Z-hitung p-value Keterangan
3sblm_1ssdh -0,734 0,463 Ha ditolak
3sblm_2ssdh -0,674 0,5 Ha ditolak
3sblm_3ssdh -0,734 0,463 Ha ditolak
2sblm_1ssdh -0,105 0,917 Ha ditolak
2sblm_2ssdh -0,105 0,917 Ha ditolak
2sblm_3ssdh -0,314 0,753 Ha ditolak
1sblm_1ssdh -0,105 0,917 Ha ditolak
1sblm_2ssdh -0,105 0,917 Ha ditolak
1sblm_3ssdh -0,105 0,917 Ha ditolak
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2011
Hasil analisis data terhadap variabel Fixed Asset Turn Over pada tiga
tahun sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar
-0,734 dengan signifikansi sebesar 0,463, karena nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05 (0,463>0,05), sehingga Ha ditolak. Fixed Asset Turn Over pada tiga
tahun sebelum dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar
-0,674 dengan signifikansi sebesar 0,5, karena nilai signifikansi lebih besar dari
0,05 (0,5>0,05), sehingga Ha ditolak. Fixed Asset Turn Over pada tiga tahun
sebelum dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar -0,734
dengan signifikansi sebesar 0,463, karena nilai signifikansi lebih besar dari
0,05 (0,463>0,05), sehingga Ha ditolak. Fixed Asset Turn Over pada dua
tahun sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar
-0,105 dengan signifikansi sebesar 0,917, karena nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05 (0,917>0,05), sehingga Ha ditolak. Fixed Asset Turn Over pada dua
tahun sebelum dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar
-0,105 dengan signifikansi sebesar 0,917, karena nilai signifikansi lebih besar
commit to user
tahun sebelum dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar
-0,314 dengan signifikansi sebesar 0,753, karena nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05 (0,753>0,05), sehingga Ha ditolak. Fixed Asset Turn Over pada satu
tahun sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar
-0,105 dengan signifikansi sebesar 0,917, karena nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05 (0,917>0,05), sehingga Ha ditolak.. Fixed Asset Turn Over pada satu
tahun sebelum dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar
0,105 dengan signifikansi sebesar 0,917. Fixed Asset Turn Over pada satu
tahun sebelum dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Z-hitung sebesar
0,105 dengan signifikansi sebesar 0,917, karena nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05 (0,917>0,05), sehingga Ha ditolak.
Dari sembilan periode yang diujikan, didapatkan nilai signifikansi yang
lebih besar dari 0,05, sehingga Ha ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan
Fixed Asset Turn Over pada periode antara tiga tahun sebelum dan tiga tahun
sesudah pengumuman akuisisi, berarti pengumuman akuisisi tidak
berpengaruh terhadap Fixed Asset Turn Over.
Tabel IV.6
Hasil Uji Wolcoxon Signed Ranks Test pada
Total Asset Turn Over
Periode Z-hitung p-value Keterangan
3sblm_1ssdh -0,314 0,753 Ha ditolak
3sblm_2ssdh -0,734 0,463 Ha ditolak
3sblm_3ssdh -0,314 0,753 Ha ditolak
2sblm_1ssdh -0,105 0,917 Ha ditolak
2sblm_2ssdh -0,314 0,753 Ha ditolak
2sblm_3ssdh -0,105 0,917 Ha ditolak
1sblm_1ssdh -1,156 0,248 Ha ditolak
commit to user
1sblm_3ssdh -1,156 0,248 Ha ditolak
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2011
Hasil analisis data terhadap variabel Total Asset Turn Over pada tiga
tahun sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar
-0,314 dengan signifikansi sebesar 0,753, karena nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05 (0,753>0,05), sehingga Ha ditolak. Total Asset Turn Over pada tiga
tahun sebelum dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar
-0,734 dengan signifikansi sebesar 0,463, karena nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05 (0,463>0,05), sehingga Ha ditolak. Total Asset Turn Over pada tiga
tahun sebelum dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar
-0,314 dengan signifikansi sebesar 0,753, karena nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05 (0,753>0,05), sehingga Ha ditolak. Total Asset Turn Over pada dua
tahun sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar
-0,105 dengan signifikansi sebesar 0,917, karena nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05 (0,917>0,05), sehingga Ha ditolak. Total Asset Turn Over pada dua
tahun sebelum dengan dua tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar
-0,314 dengan signifikansi sebesar 0,753, karena nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05 (0,753>0,05), sehingga Ha ditolak. Total Asset Turn Over pada dua
tahun sebelum dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar
-0,105 dengan signifikansi sebesar 0,917, karena nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05 (0,917>0,05), sehingga Ha ditolak. Total Asset Turn Over pada satu
tahun sebelum dengan satu tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar
-1,156 dengan signifikansi sebesar 0,248, karena nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05 (0,248>0,05), sehingga Ha ditolak. Total Asset Turn Over pada satu
-commit to user
1,156 dengan signifikansi sebesar 0,248, karena nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05 (0,248>0,05), sehingga Ha ditolak. Total Asset Turn Over pada satu
tahun sebelum dengan tiga tahun sesudah diperoleh nilai Zhitung sebesar
-1,156 dengan signifikansi sebesar 0,248, karena nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05 (0,248>0,05), sehingga Ha ditolak.
Dari sembilan periode yang diujikan, didapatkan nilai signifikansi yang
lebih besar dari 0,05, sehingga Ha ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan
Total Asset Turn Over pada periode antara tiga tahun sebelum dan tiga tahun
sesudah pengumuman akuisisi, berarti pengumuman akuisisi tidak
berpengaruh terhadap Total Asset Turn Over.
c) Rasio Leverage
Rasio Leverage dihitung dari perbandingan hutang dengan total aktiva
dan modal sendiri perusahaan. Rasio Leverage diukur dengan Debt to Total
Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio. Hasil uji beda rata-rata dpat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel IV.7
Hasil Uji Wolcoxon Signed Ranks Test pada
Debt to Total Asset Ratio
Periode Z-hitung p-value Keterangan
3sblm_1ssdh -0,21 0,833 Ha ditolak
3sblm_2ssdh 0 1 Ha ditolak
3sblm_3ssdh -0,314 0,753 Ha ditolak
2sblm_1ssdh -0,943 0,345 Ha ditolak
2sblm_2ssdh -0,42 0,674 Ha ditolak
2sblm_3ssdh -1,153 0,249 Ha ditolak
1sblm_1ssdh -1,997 0,046 Ha diterima