• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BIOLOGI SMA PADA MATERI VIRUS, MONERA, DAN FUNGI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BIOLOGI SMA PADA MATERI VIRUS, MONERA, DAN FUNGI."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BIOLOGI SMA

PADA MATERI VIRUS, MONERA, DAN FUNGI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

HARDIYANTI HIDAYAT

NIM 0900116

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(2)

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BIOLOGI SMA

PADA MATERI VIRUS, MONERA, DAN FUNGI

Oleh

Hardiyanti Hidayat

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Hardiyanti Hidayat 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang

(3)

HARDIYANTI HIDAYAT

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BIOLOGI SMA

PADA MATERI VIRUS, MONERA, DAN FUNGI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Drs. H. Dadang Machmudin, M.Si

NIP. 196205051987031003

Pembimbing II

Dr. Didik Priyandoko, M.Si

NIP. 196912012001121001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi,

(4)

Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif Biologi SMA pada Materi Virus,

Monera, dan Fungi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan multimedia interaktif Biologi SMA Kelas X pada materi Virus, Fungi, dan Monera (Archaebacteria dan Eubacteria) yang ditinjau dari aspek media dan aspek pedagogik. Metode penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Multimedia interaktif yang dianalisis, yaitu lima Compact Disc (CD) interaktif Biologi SMA Kelas X yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Kelima CD interaktif yang dipilih merupakan CD interaktif yang memiliki materi Virus, Fungi, Monera (Archaebacteria dan Eubacteria), CD interaktif tersebut digunakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun CD interaktif yang dijual pada toko buku atau perusahaan di Kota Bandung, serta software tersebut berupa program dalam bentuk Macromedia Flash. Pemilihan materi berdasarkan karakteristik materi yang bersifat abstrak dan sulitnya dalam memvisualisasikan konsep Virus, Monera, dan Fungi. Data dijaring dengan lembar kategori yang berisi indikator penilaian multimedia interaktif pada aspek media dan aspek pedagogik yang dimodifikasi dari Jurnal Crozat et al. (1999) dan Saputro (2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas multimedia interaktif pada materi Virus, Fungi, Monera (Archaebacteria dan Eubacteria) yang dianalisis pada aspek media memperoleh skor sebesar 81,662% dengan kategori sangat baik. Sedangkan pada aspek pedagogik multimedia interaktif memperoleh data skor 54,605% dengan kategori cukup dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran.

(5)

Analysis of Interactive Multimedia Feasibility in High School Biology in

Virus, Monera, and Fungi Contents

ABSTRACT

The purpose of this study to analyze the feasibility of multimedia Biology High School Class X in the main subject of Viruses, Fungi, Monera (Archaebacteria and Eubacteria) in terms of media and pedagogic aspects. The method of this research is descriptive research. Compact Disk (CD) was analyzed as many as five CDs with technique purposive sampling. The fifth CD of selected interactive is an interactive CD that has the material of viruses, Fungi, Monera (Eubacteria and Archaebacteria), CD interactive is used in high school or interactive CDs sold at a bookstore or firm in the city of bandung and the software program in the form of macromedia flash. Selection of material based on the characteristics of the material that is both abstract and the difficulty in visualizing the concept Virus, Monera, and Fungi. Data captured with a sheet category that contains an interactive multimedia assessment indicators on media and pedagogic aspects from the journal Crozat et al. (1999) and Saputro (2012). The result showed that the interactive multimedia which is analyzed in aspects of media get a score of 81.662% with a very good category and the pedagogical aspects of interactive multimedia score data of 54.605% that obtained with the enough and worthy category to be used in learning.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Batasan Masalah... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BIOLOGI SMA A. Media Pembelajaran ... 8

B. Pemilihan dan Pengembangan Media Pembelajaran ... 10

C. Multimedia Interaktif ... 12

D. Elemen Multimedia Interaktif ... 15

E. Manfaaat Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran ... 17

F. Standarisasi Multimedia Interaktif ... 19

G. Compact Disk Interaktif ... 20

(7)

I. Mengintegrasikan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran ... 26

J. Tinjauan Pembelajaran dan Media Pembelajaran Kelas X ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional ... 37

B. Metode dan Desain Penelitian ... 38

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 39

D. Prosedur Penelitian... 39

E. Instrumen Penelitian ... 45

F. Teknik Pengumpulan Data ... 53

G. Teknik Pengolahan Data ... 54

H. Alur Penelitian ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 57

1. Hasil Analisis Aspek Media ... 58

2. Hasil Analisis Aspek Pedagogik ... 65

B. Pembahasan ... 81

1. Analisis Aspek Media ... 81

2. Analisis Aspek Pedagogik ... 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 102

B. Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 104

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 111

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

Biologi Kelas X pada Materi Virus, Monera, dan Fungi ... 27

2.2 Karakteristik Konsep Pada Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X pada Materi Virus, Monera, dan Fungi ... 27

3.1 Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Media Pembelajaran untuk Peneliti dalam Aspek Media dan Aspek Pedagogik ... 46

3.2 Deskripsi Kisi-Kisi Instrumen pada Aspek Media dan Pedagogik ... 47

3.3 Lembar Observasi Hasil Penilaian CD X... 50

3.4 Instrumen Observasi Indikator Kebenaran Informasi ... 52

3.5 Instrumen Observasi Indikator Kebenaran Gambar ... 52

3.6 Instrumen Observasi Indikator Kebenaran Animasi ... 52

3.7 Skala Likert untuk Validasi Media ... 54

3.8 Interpretasi Skor untuk Validasi Media ... 55

4.1 Hasil Keseluruhan Skor Analisis Multimedia Interaktif pada Aspek Media ... 58

4.2 Hasil Keseluruhan Skor Analisis Multimedia Interaktif pada Aspek Pedagogik ... 65

4.3 Hasil Persentase Keseluruhan Skor Kebenaran Informasi dan Kebenaran Gambar pada Konsep Virus, Archaebacteria dan Eubacteria, dan Fungi ... 69

4.4 Hasil Keseluruhan Analisis Multimedia Interaktif Pada Indikator Kebenaran Animasi ... 74

(9)

4.6 Kesesuaian Tujuan pembelajaran Multimedia dengan

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 9

2.2 Gambar Definisi Multimedia ... 13

2.3 Struktur Virus ... 28

2.4 Daur Litik ... 28

2.5 Daur Lisogenik ... 29

2.6 Struktur Bakteri ... 30

2.7 Pembelahan Biner ... 31

2.8 Transformasi ... 31

2.9 Transduksi... 32

2.10 Konjugasi ... 32

2.11 Bentuk Bakteri ... 33

2.12 Flagellum ... 33

2.13 Struktur fungi multiseluler ... 34

2.14 Siklus Hidup Fungi ... 35

2.15 Siklus hidup zygomisetes ... 35

2.16 Siklus hidup ascomicetes ... 36

2.17 Siklus hidup Basidiomycotina ... 36

2.18 Anatomi Liken Ascomisetes ... 36

3.1 Garis Kontinum untuk Interpretasi Data ... 55

3.2 Alur Penelitian ... 56

4.1 Hasil Keseluruhan Skor Analisis Multimedia Interaktif pada Aspek Media ... 59

(11)

pada Sub Aspek Media ... 60

4.3 Skor Keseluruhan Skor Analisis Multimedia interaktif pada Aspek Media ... 61

4.4 Persentase Analisis Sub Aspek Pedagogik Multimedia Interaktif ... 66

4.5 Keseluruhan Skor Analisis Multimedia Interaktif pada Aspek Pedagogik ... 67

4.6 Skor Keseluruhan Kebenaran Informasi Multimedia Interaktif ... 72

4.7 Tampilan Struktur Fungi pada CD B dan CD C ... 73

4.8 Skor Keseluruhan Kebenaran Gambar Multimedia Interaktif ... 74

4.9 Skor Keseluruhan Analisis Multimedia interaktif Pada Indikator Kebenaran Animasi ... 76

4.10 Kesesuaian Informasi Multimedia Interaktif dengan Kurikulum ... 79

4.11 Kesesuaian Tujuan Pembelajaran dengan SK dan KD ... 81

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

A. INSTRUMEN PENELITIAN

1. Lembar Observasi Penilaian Multimedia Interaktif ... 111

2. Rubrik Penilaian Multimedia Interaktif ... 112

B. HASIL PENELITIAN

1. Hasil Analisis dan Rata-Rata Skor Penilaian Multimedia Interaktif CD A .... 118

2. Hasil Analisis dan Rata-Rata Skor Penilaian Multimedia Interaktif CD B .... 119

3. Hasil Analisis dan Rata-Rata Skor Penilaian Multimedia Interaktif CD C .... 120

4. Hasil Analisis dan Rata-Rata Skor Penilaian Multimedia Interaktif CD D .... 121

5. Hasil Analisis dan Rata-Rata Skor Penilaian Multimedia Interaktif CD E .... 122

6. Frekuensi Keseluruhan Skor Kebenaran Informasi dan Kebenaran Animasi

pada Materi Virus, Fungi, dan Monera (Archaebacteria dan Eubacteria) ... 123

7. Keseluruhan Skor Kebenaran Gambar ... 126

8. Observasi Indikator Kebenaran Informasi Pada Konsep Virus ... 138

9. Observasi Indikator Kebenaran Informasi Pada Konsep Archaebacateria

dan Eubacteria ... 144

10.Observasi Indikator Kebenaran Informasi Pada Konsep Fungi ... 148

11.Observasi Indikator Kebenaran Gambar Pada Konsep Virus ... 160

12.Observasi Indikator Kebenaran Gambar Pada Konsep Archaebacateria dan

Eubacteria ... 169

13.Observasi Indikator Kebenaran Gambar Pada Konsep Fungi ... 179

14.Observasi Indikator Kebenaran Animasi Pada Konsep Virus ... 188

15.Observasi Indikator Kebenaran Animasi Pada Konsep Archaebacateria dan

Eubacteria ... 195

(13)

C. MULTIMEDIA INTERAKTIF

1. CD A ... 200

2. CD B ... 202

3. CD C ... 203

4. CD D ... 204

5. CD E ... 205

D. ADMINISTRASI PENELITIAN

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi beberapa tahun

belakangan ini semakin berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi ini berlangsung baik di negara maju maupun

negara yang sedang berkembang. Kemajuan teknologi merupakan salah satu

faktor yang berperan dalam perkembangan dunia pendidikan. Pemerintah maupun

masyarakat telah memberikan perhatian dalam kemajuan teknologi modern,

karena telah disadari, bahwa fungsi dan peranan teknologi dalam memajukan

pendidikan dapat meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kualitas

pendidikan (Munir, 2012).

Pada zaman globalisasi saat ini, dunia pendidikan merupakan salah satu

instrumen utama yang harus menghadapi berbagi tantangan seiring dengan

derasnya arus perubahan akibat globalisasi (Aryani, 2013). Menurut Yuniarti

(2012), Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dapat mengakibatkan

perubahan paradigma pendidikan kurikulum, media, dan teknologi. Terpaan

teknologi berupa perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware),

semakin menyatu dalam bidang pendidikan dan mempengaruhi efisiensi dan

efektivitas proses pembelajaran. Perkembangan teknologi tersebut perlu disikapi

positif dan selektif dengan melakukan berbagai pengembangan

komponen-komponen pembelajaran. Komponen-komponen-komponen pembelajaran yang dimaksud

adalah guru, materi ajar, metode, media, siswa dan lingkungan. Komponen yang

cukup penting untuk dikembangkan salah satunya adalah media, karena media

merupakan sarana komunikasi kepada siswa yang dapat meningkatkan efektifitas

siswa dalam menerima informasi yang disampaikan oleh guru. Rustaman et al.

(2005) menyatakan, bahwa media pembelajaran merupakan salah satu bagian

integral dari proses belajar mengajar. Kehadiran media pembelajaran ini banyak

membantu tugas pendidik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Media

(15)

2

mudah dipahami. Data Computer Technology Research (CTR) menyatakan,

bahwa orang mampu mengingat sebanyak 20% yang telah dilihat, 30% yang

didengarnya. Akan tetapi, orang dapat mengingat 50% dari yang dilihat dan

didengarnya dan 80% dari yang dilihat, didengar, dan dilakukannya secara

bersama-sama (Munir, 2012). Oleh karena itu, sudah seharusnya diperlukan suatu

sumber atau media pembelajaran yang berkualitas dan dapat membantu dalam

proses pembelajaran.

Hasil penelitian Putranto (2013) menyatakan, bahwa pembelajaran yang

hanya mengandalkan buku dan ceramah dinilai kurang efektif karena kurang

menarik minat belajar siswa. Bila materi yang disampaikan kurang menarik bagi

siswa, maka akan menimbulkan kebosanan sehingga menjadi kurang

maksimalnya penyampaian pembelajaran pada siswa. Pembelajaran biologi

merupakan salah satu bagian dari pendidikan sains dan juga merupakan salah satu

mata pelajaran di sekolah. Dari uraian di atas, didapatkan perincian pentingnya

dikembangkan media pembelajaran yang berfungsi untuk membantu dalam

mempermudah pemahaman siswa mengenai materi yang abstrak. Media

pembelajaran merupakan salah satu komponen sumber belajar yang memiliki

peran untuk menyampaikan pesan dan turut menentukan keberhasilan proses

pembelajaran. Pembelajaran yang menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi dengan menggunakan multimedia disebut dengan media

pembelajaran berbasis multimedia interaktif.

Kehadiran multimedia merupakan salah satu produk dari teknologi

informasi dan komunikasi (TIK) di bidang pendidikan yang berfungsi untuk

membantu mencapai tujuan pendidikan. Perkembangan multimedia untuk

keperluan pendidikan akhir-akhir ini sangat menggembirakan baik dalam segi

kualitas maupun kuantitas (Munir, 2012). Berdasarkan PP Nomor 8 Tahun 2013,

pemerintah telah memberikan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Direktorat

Jenderal Pendidikan Menengah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA).

Berdasarkan UU No. 33 tahun 2004, Dana DAK ini bersumber dari pendapatan

APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk membantu mendanai

(16)

3

DAK untuk SMA sebesar 16% atau Rp. 1,606 triliun (Kemdikbud, 2013).

Mengacu pada Permendikbud Nomor 8 tahun 2013, tentang Petunjuk Teknis

Penggunaan DAK Bidang Pendidikan Menengah tahun 2013, dengan urutan

prioritas ketiga adalah pengadaan sarana dan pembangunan prasarana peningkatan

mutu pendidikan menengah. Sehingga, kebutuhan sarana dan prasana tersebut

dapat menunjang pendidikan di SMA, salah satunya adalah pengadaan CD

pembelajaran.

Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat

pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat

memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya (Daryanto, 2011 dalam

Pradana, 2012). Menurut Elsom-Cook dalam Munir (2012), mengemukakan

bahwa multimedia adalah kombinasi berbagai saluran komunikasi menjadi suatu

sebuah pengalaman komunikatif yang terkoordinasi dimana interpretasi saluran

lintas bahasa terintegrasi tidak ada. Selain itu, Dewi (2011) mengungkapkan,

bahwa multimedia diartikan sebagai pemanfaatan komputer untuk membuat dan

menggabungkan teks, grafik, audio, video dan animasi dengan menggabungkan

link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berkreasi, dan

berkomunikasi.

Multimedia yang dianalisis dalam penelitian ini adalah multimedia

interaktif. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan

alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat

memilih menu apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh

multimedia interaktif adalah pembelajaran interaktif dan aplikasi game (Daryanto,

2011 dalam Pradana, 2012). Menurut Samodra et al. (2009) menyatakan, bahwa

multimedia interaktif dapat diartikan sebagai kombinasi berbagai unsur media

yang terdiri dari teks, grafis, foto, animasi, video, dan suara yang disajikan secara

interaktif dalam media pembelajaran. Multimedia interaktif berbeda dengan

mutimedia linier, multimedia linier tidak dilengkapi alat pengontrol yang dapat

dioperasikan oleh pengguna, multimedia interaktif menuntut pengguna untuk ikut

aktif mengoperasikannya, sehingga pengguna dapat memilih apa yang akan

(17)

4

Perkembangan perangkat lunak berupa multimedia interaktif yang saat ini

diproduksi dalam jumlah besar dalam bidang pendidikan adalah Compact Disk

(CD) Interaktif. Penelitian yang dilakukan oleh Transfield et al. (2012)

mengungkapkan, bahwa pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif biologi

untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat memberikan kemudahan bagi

guru dalam menyampaikan materi. Penggunaan multimedia interaktif yang

dikemas dalam bentuk Compact Disk (CD) multimedia interaktif ini dapat

mempermudah siswa dalam menguasai pelajaran dan dapat digunakan dimana

saja dan kapanpun seperti kaset. Multimedia interaktif ini dirancang dengan

menggunakan berbagai macam software yang dipadukan dengan bentuk-bentuk

media visual dan audio sehingga siswa tidak hanya mendengar, melihat, tetapi

juga melakukan sendiri proses belajar (Supriyono, 2011). Selain itu, multimedia

interaktif ini dirancang khusus dengan berbagai jenis software yang berisi dengan

penggabungan teks, grafik, gambar, animasi, audio, video, dan interaktivitas.

Perkembangan dunia teknologi khususnya aplikasi multimedia dalam

pendidikan sepintas sangat bermanfaat, namun di lain pihak dapat membuat

kekeliruan dalam pemahaman peserta didik khususnya pada usia anak-anak. Fakta

menunjukkan bahwa dengan kemudahan yang diperoleh dari adanya multimedia

ini mengakibatkan produksi CD interaktif semakin banyak beredar di pasaran dan

salah satunya di sekolah-sekolah. CD interaktif tersebut seringkali tidak sesuai

dengan keperluan atau tuntutan pendidikan dan dikhawatirkan dapat

menyebabkan berbagai kesalahan konsep. Data Morgan dan Shade dalam Munir

(2012) menyatakan bahwa dari sekian banyak program yang ada di pasaran hanya

20%-25% yang dikategorikan memenuhi syarat layak digunakan untuk keperluan

pendidikan dan 75%-80% program dapat mengelirukan dan masih susah untuk

digunakan bahkan lebih cenderung menampilkan permainan dan hiburan.

Sedangkan penelitian mengenai efektivitas penggunaan multimedia interaktif

dalam pembelajaran serta pengaruhnya terhadap hasil belajar dan motivasi siswa

terhadap pembelajaran telah banyak dilakukan, sedangkan penelitian mengenai

analisis kelayakan suatu multimedia interaktif yang beredar di sekolah masih

(18)

5

Konsep Virus merupakan salah satu konsep yang memiliki karakteristik

materi yang abstrak, seperti ciri-ciri virus, struktur virus, proses daur litik, daur

dan daur lisogenik. Penelitian mengenai konsep Virus pun jarang dilakukan, hal

ini disebabkan salah satunya karena materi Virus ini terdapat pada semester satu

sedangkan penelitian akhir sering dilaksanakan pada semester dua. Proses

reproduksi pada Virus pun sulit diamati dan Virus pun tidak mungkin untuk

dihadirkan di dalam kelas karena sangat berbahaya dan mikroskopis. Konsep

Monera pun merupakan konsep yang abstrak dan memerlukan gambar dari

spesimen, baik berupa bakteri maupun gangang hijau-biru. Sehingga, media visual

dibutuhkan untuk menjelaskan konsep Monera ini. Contoh sub materi Monera

yang bersifat abstrak, diantaranya struktur bakteri, ciri-ciri Archaebacteria dan

Eubacteria, macam-macam bentuk bakteri, dan reproduksi pada bakteri. Selain itu

terdapat beberapa sub materi pada Fungi yang kongkrit dan abstrak sehingga

diperlukan penjelasan dan model berupa gambar untuk memberikan penjelasan,

contohnya mengenai bentuk, struktur Fungi dan perkembangbiakkan Fungi.

Konsep Virus, Monera, dan Fungi merupakan konsep yang paling banyak

dijadikan sebagai materi yang dibuat dalam bentuk gambar, animasi maupun

audio visual oleh para desainer media pembelajaran. Sehingga berdasarkan alasan

tersebut muncullah banyak multimedia interaktif yang dirancang untuk

memvisualisasikan materi tersebut.

Berdasarkan masalah di atas, maka perlu dilakukan analisis mengenai CD

multimedia interaktif yang beredar di sekolah serta CD yang digunakan oleh guru

dalam pembelajaran di sekolah, khususnya CD interaktif yang berkaitan dengan

pembelajaran Biologi pada materi Virus, Monera, dan Fungi. Berdasarkan uraian

dan permasalahan tersebut penulis tertarik untuk menganalisis kelayakan CD

interaktif Biologi yang beredar di SMA dengan judul penelitian, “Analisis

Kelayakan Multimedia Interaktif Biologi SMA pada Materi Virus, Monera, dan

(19)

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan

penelitian sebagai berikut: “Bagaimanakah kelayakan multimedia interaktif

Biologi SMA pada Materi Virus, Monera, dan Fungi?”.

Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan dalam beberapa pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana penilaian multimedia interaktif pada konten Virus, Monera dan

Fungi yang dilihat pada aspek media?

2. Bagaimana penilaian multimedia interaktif pada konten Virus, monera dan

Fungi yang dilihat pada aspek standar isi?

3. Apakah kualitas multimedia interaktif pada aspek media layak digunakan

sebagai media pembelajaran?

4. Apakah kualitas multimedia interaktif pada aspek pedagogik layak

digunakan sebagai media pembelajaran?

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka pokok

permasalahan yang akan diteliti dibatasi ruang lingkupnya sebagai berikut:

1. Multimedia interaktif yang digunakan dalam bentuk Compact Disk (CD)

interaktif yang digunakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun CD

interaktif yang dijual pada toko buku atau perusahaan di Kota Bandung.

2. Analisis kelayakan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif ini

dilihat dari dua aspek, diantaranya aspek media dan aspek pedagogik yang

dimodifikasi dari instrumen evaluasi media pembelajaran menurut Crozat

et al. (1999) dan Saputro (2012).

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan penelitian, tujuan penelitian ini adalah untuk

menganalisis tingkat kelayakan multimedia interaktif Biologi SMA pada materi

(20)

7

E. Manfaat Penelitian

Berikut ini adalah manfaat yang akan didapatkan dari penelitian ini, di

antaranya:

1.Bagi Siswa

Siswa mendapatkan masukan atau gambaran atas multimedia interaktif

yang berkualitas dan dapat digunakan dalam proses belajar, sehingga

dapat meningkatkan kompetensi dan membantu siswa memahami konsep

biologi. Serta dapat meningkatkan pengetahuan siswa mengenai konsep

yang dipelajari.

2.Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi guru dalam

memilih multimedia interaktif yang berkualitas dalam pembelajaran agar

tujuan pembelajaran dan hasil pembelajaran yang diharapkan dapat

tercapai. Selain itu, memberikan motivasi bagi guru untuk lebih

meningkatkan kinerja, kreativitas, dan inovasi dalam pembelajaran

dengan dasar pertimbangan mengembangkan media yang baru sesuai

dengan kebutuhan.

3.Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai kualitas atau

kelayakan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif yang dapat

digunakan di sekolah.

4.Bagi peneliti lain

Penelitian ini menjadi wahana bagi peneliti untuk mengembangkan

keilmuan dalam melakukan suatu penelitian. Penelitian lain juga dapat

(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan batasan istilah yang dimaksudkan untuk

menjelaskan mengenai pokok-pokok penting dalam suatu penelitian. Oleh karena

itu, penulis memberikan definisi beberapa istilah sebagai berikut:

1. Analisis Kelayakan

Analisis kelayakan multimedia interaktif yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah penilaian kelayakan multimedia interaktif dengan melihat kelayakan

dari aspek-aspek multimedia interaktif, yaitu aspek media dan aspek pedagogik.

Penilaian multimedia interaktif tersebut menggunakan lembar observasi

penilaian multimedia interaktif yang dibuat oleh peneliti yang telah melalui

judgment oleh tiga dosen yang menekuni aspek media dan dua dosen yang

menekuni aspek pedagogik. Kelayakan multimedia interaktif pada aspek media

dan aspek pedagogik ini merujuk pada jurnal penelitian Crozat et al. (1999) dan

Saputro (2012). Aspek media terdiri atas lima sub aspek, diantaranya sub aspek

technical quality, sub aspek usability, sub aspek elemen media visual, sub aspek

elemen media audio, dan sub aspek interaktivitas. Aspek pedagogik terdiri atas

dua sub aspek, yaitu sub aspek pembelajaran dan sub aspek standar isi.

2. Multimedia Interaktif

Multimedia merupakan suatu teknologi yang menggabungkan teks,

gambar, suara animasi dan video yang selanjutnya disatukan dalam komputer

untuk disimpan, diproses dan disajikan secara linier maupun interaktif.

Multimedia interaktif yang dimaksud adalah berupa CD Interaktif yang berisi

mengenai content materi pembelajaran dan di dalamnya melibatkan multimedia,

diantaranya teks, animasi, gambar, video, dan sebagainya serta bersifat interaktif

yang dikemas di dalam Compact Disk dan dalam bentuk Macromedia Flash. CD

interaktif yang dianalisis adalah CD interaktif yang beredar atau yang digunakan

(22)

38

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Penelitian deskriptif hanya bertujuan untuk menggambarkan atau

mendeskripsikan suatu fenomena yang diteliti (Sukmadinata, 2011). Penelitian

dengan metode ini tidak memberikan perlakuan khusus kepada subjek penelitian

dan tidak terdapat kelas kontrol, sehingga menyatakan informasi formal yang

memberikan gejala yang ada atau sedang berlangsung.

Analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang

ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai suatu data. Tujuan

penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan multimedia interaktif dengan

menggunakan instrumen lembar observasi penilaian media yang modifikasi dari

jurnal Crozat et al. (1999) untuk aspek media dan jurnal Saputro (2012) untuk

aspek pedagogik. Penelitian ini merupakan penelitian besar yang terbagi ke

dalam dua kelompok penelitian, diantaranya penelitian mengenai analisis

kelayakan multimedia interaktif yang dilakukan oleh peneliti sendiri tanpa

adanya keterlibatan siswa dan guru dalam penelitian, sehingga peneliti hanya

menggunakan lembar observasi penilaian multimedia interaktif saja dan tanpa

adanya angket atau hasil belajar siswa. Selanjutnya, kelompok penelitian kedua

melaksanakan penelitian dengan mengaplikasikan CD interaktif yang diteliti

untuk digunakan oleh guru dalam pembelajaran selama di kelas. Sehingga,

penelitian yang dilakukan oleh penliti merupakan penelitian awal mengenai

analisis kelayakan multimedia interaktif yang akan dilanjutkan oleh penelitian

selanjutnya pada kelompok kedua. Peneliti sendiri berfokus pada analisis CD

interaktifnya saja tanpa melibatkan siswa dan guru.

Sumber data penelitian adalah lima CD multimedia interaktif pembelajaran

biologi SMA pada materi Virus, Monera, dan Fungi. Aspek yang dianalisis dari

multimedia interaktif tersebut, diantaranya aspek media dan aspek pedagogik.

Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan CD interaktif Biologi SMA pada

materi Virus, Monera, dan Fungi. Seluruh CD yang terkumpul selanjutnya dipilih

dan dianalisis dengan menggunakan instrumen yang telah di judgment

(23)

39

C.Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi menurut Arikunto (2010) adalah keseluruhan subjek penelitian.

Selain itu, populasi dapat diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek atau subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang

diterapkan dalam penelitian untuk mempelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh CD interaktif

Biologi SMA kelas X yang beredar atau yang diproduksi oleh perusahaan.

Jumlah CD yang diperoleh sebanyak 12 CD interaktif. Teknik sampling yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling karena peneliti

memiliki pertimbangan tertentu untuk menentukan sampel penelitian ini

(Arikunto, 2010). Sampel yang yang dianalisis dipilih secara purposive sampling

karena CD yang dipilih merupakan CD interaktif yang memiliki materi Virus,

Monera (Archaebacteria dan Eubacteria), dan Fungi. Serta, CD interaktif tersebut

digunakan di sekolah atau yang dijual pada toko buku atau perusahaan dan

software tersebut berupa program dalam bentuk Macromedia Flash. Sehingga,

dari 12 CD interaktif yang diperoleh tersebut diambil lima CD interaktif yang

sesuai dengan kriteria tersebut.

D. Prosedur Penelitian

Secara garis besar penelitian yang dilakukan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

1. Tahap persiapan

a. Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh informasi dari berbagai

literatur yang membahas mengenai analisis kelayakan multimedia

interaktif dan bagaimana cara menganalisis multimedia interaktif.

Selain itu, dilakukan studi pustaka mengenai materi pembelajaran yang

sering dijadikan konsep dalam penelitian dan konsep yang jarang

digunakan dalam penelitian sebelumnya.

b. Mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan multimedia

(24)

40

c. Membuat dan menyusun instrumen penelitian. Peneliti menggunakan

lembar observasi untuk menilai dan mengukur kelayakan multimedia

interaktif. Instrumen penelitian berupa lembar observasi multimedia

interaktif yang dilihat dari dua aspek, diantaranya aspek media dan

aspek pedagogik yang dimodifikasi dari lembar instrumen evaluasi

media pembelajaran menurut Crozat et al. (1999) dan Saputro (2012).

Aspek media terdiri atas lima sub aspek, diantaranya sub aspek

Technical Quality, sub aspek Usability, sub aspek Elemen Media

Visual, sub aspek Elemen Media Audio, dan sub aspek Interaktivitas.

Aspek pedagogik terdiri atas dua sub aspek, yaitu sub aspek

pembelajaran dan sub aspek standar isi. Pada sub aspek pembelajaran

terdiri atas tiga indikator, diantaranya indikator keselarasan ilustrasi

visual dan deksripsi, indikator penekanan pembelajaran, dan indikator

evaluasi. Sedangkan pada sub aspek standar isi terdapat lima indikator

yang terdiri atas kebenaran gambar, kebenaran animasi atau video,

akurasi (kebenaran informasi), kesesuaian dengan kurikulum yang

berlaku, dan tujuan pembelajaran. Selanjutnya peneliti menyusun

rubrik penilaian multimedia interaktif setiap indikator pada setiap

aspek media dan aspek pedagogik dengan menggunakan skala 0, 1, 2,

3, 4 yang pengisian lembar observasi tersebut dengan menggunakan

tanda checklist ().

d. Mengkonsultasikan hasil instrumen penelitian yang telah disusun

peneliti kepada dosen pembimbing. Setelah itu, dilakukan judgment

instrumen berupa lembar observasi penilaian multimedia interaktif

dilakukan kepada tiga dosen yang menekuni tentang media dan dua

dosen yang menekuni aspek pedagogik. Judgment instrumen dilakukan

sebanyak tiga kali. Berdasarkan hasil judgment tersebut selanjutnya

bersama dengan dosen pembimbing dilakukan diskusi untuk

mengidentifikasi dan mengambil keputusan untuk menyempurnakan

(25)

41

e. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen

tersebut bisa digunakan oleh observer. CD interaktif yang dijadikan

dalam uji coba merupakan CD interaktif yang berbeda dengan CD

interaktif yang dianalisis dalam penelitian. Observer yang melakukan

uji coba instrumen dilakukan oleh observer selain peneliti. Observer

menuliskan keterangan mengenai bagian-bagian pada instrumen yang

masih sulit untuk dianalisis.

f. Perbaikan instrumen dilakukan kembali setelah pelaksanaan uji coba.

Terutama pada aspek pedagogik, perlu ditambahkan analisis mengenai

kebenaran gambar dan animasi.

g. Melakukan kunjungan ke 27 sekolah yang ada di Kota Bandung untuk

menginventarisir CD interaktif yang digunakan di sekolah tersebut.

Hasil kunjungan ke sekolah-sekolah tersebut tersebut didapatkan 12

CD interaktif. Setelah menginventarisir CD interaktif yang digunakan

di sekolah-sekolah di Kota Bandung. Selanjutnya, menentukan CD

interaktif yang akan dianalisis. CD yang dipilih harus memenuhi

kriteria sebagai berikut, diantaranya pada CD tersebut terdapat materi

Virus, Monera, dan Fungi, serta CD interaktif yang dipilih berupa

software yang berbentuk Macromedia Flash yang berisi mengenai

menu-menu materi yang dapat dipilih sesuai kehendak pengguna.

Kriteria selanjutnya, CD interaktif tersebut merupakan keluaran

perusahaan atau instansi dan dipasarkan ke masyarakat. Maka,

berdasarkan kriteria tersebut, maka diputuskan dari 12 CD interaktif

biologi yang ditemukan terpilih lima CD interaktif yang akan dianalisis

kelayakannya.

2. Tahap Analisis Multimedia Interaktif

Analisis kelayakan multimedia interaktif dilakukan oleh tiga orang

pengamat atau observer dengan menggunakan instrumen penilaian

multimedia yang telah dijugment. Satu orang pertama adalah peneliti sendiri

(26)

42

interaktif dan materi biologi. Selanjutnya ketiga observer tersebut

menganalisis CD menggunakan lembar observasi penilaian multimedia

interaktif. Penjabaran mengenai tahap pelaksanaan analisis multimedia

interaktif sebagai berikut:

a. Melihat tayangan CD interaktif untuk analisis tahap pertama yang

terkait aspek media. Analisis dilakukan dengan menilai satu persatu

komponen-komponen yang ditetapkan dalam indikator aspek media,

dari setiap screen atau halaman pada multimedia interaktif. Kecuali,

indikator-indikator yang keberadaannya tidak ditemukan pada setiap

screen, seperti indikator portabilitas, instalasi, dan dokumentasi pada

aspek media dan indikator evaluasi pada aspek pedagogik. Indikator

yang penilaiannya dilakukan pada setiap screen dilakukan dengan cara

menayangkan CD kemudian menilai komponen yang telah ditetapkan

dalam indikator penilaian observasi multimedia interaktif pada setiap

halamannya. Selanjutnya skor yang diperoleh pada setiap halaman

dijumlahkan dan dirata-ratakan untuk memperoleh skor akhir pada

setiap indikator. Sedangkan, indikator portabilitas, instalasi, dan

dokumentasi pada aspek media dilakukan dengan hanya menilai

dimana bagian-bagian tersebut ditemukan pada CD. Indikator

portabilitas menilai kemampuan multimedia interaktif dapat digunakan

dalam berbagai macam jenis sistem operasi, hal tersebut dapat

diketahui ketika CD mulai dioperasikan, sehingga penilaian indikator

portabilitas cukup dilakukan pada tahap awal CD dioperasikan.

Indikator instalasi menilai kemudahan dalam proses instalasi CD,

sehingga penilaian indikator instalasi dilakukan dengan melihat

bagaimana proses instalasinya. Indikator dokumentasi menilai

keberadaan buku petunjuk yang terdapat pada CD dalam bentuk fisik

atau petunjuk yang terdapat di dalam tampilan program CD. Indikator

evaluasi menilai keberadaan evaluasi yang terdapat pada CD, sehingga

penilaian dilakukan dengan melihat apakah pada CD tersebut terdapat

(27)

43

b. Setelah menganalisis aspek media pada kelima CD interaktif.

Selanjutnya, menganalisis aspek pedagogik dengan tahapan yang

dilakukan sama seperti langkah analisis media. Aspek pedagogik

terbagi ke dalam dua sub aspek, diantaranya sub aspek pembelajaran

dan sub aspek standar isi. Sub aspek pembelajaran terdiri atas tiga

indikator, seperti indikator keselarasan ilustrasi visual dan deskripsi,

indikator penekanan pembelajaran, dan indikator evaluasi. Indikator

keselarasan ilustasi visual dan deskripsi menilai kemudahan deskripsi

dipahami dengan adanya ilustrasi visual (gambar atau animasi) pada

setiap screen multimedia interaktif. Setelah seluruh screen

memperoleh masing-masing skor indikator, selanjutnya jumlahkan dan

dirata-ratakan untuk memperoleh skor akhir setiap indikator. Penilaian

indikator penekanan pembelajaran pun dilakukan sama seperti tahapan

pada penilaian indikator keselarasan ilustrasi visual dan deskripsi.

Sedangkan indikator evaluasi menilai keberadaan evaluasi pada CD

berupa soal-soal latihan, sehingga penilaian indikator evaluasi

dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya soal-soal latihan pada CD.

Skor pada setiap indikator dijumlahkan dan dirata-ratakan untuk

memperoleh skor indikator.

c. Pada saat menganalisis aspek pedagogik pada sub aspek standar isi

dibagi menjadi tiga tahapan, diantaranya menganalisis kebenaran

informasi, kebenaran gambar, dan animasi. Kebenaran informasi pada

kelima multimedia interaktif yang dianalisis dilakukan dengan cara

seluruh informasi pada multimedia interaktif tersebut dicocokkan

dengan buku sumber yang dijadikan buku acuan untuk analisis

kebenaran informasi. Peneliti melakukan analisis setiap materi virus,

Monera, dan Fungi pada setiap CD. Informasi pada masing-masing

materi pada kelima CD yang terdapat pada setiap screen CD tersebut

diketik, dicocokkan dengan buku acuan, dianalisis dan diberikan

penilaian akhir berdasarkan rubrik penilaian informasi pada lembar

(28)

44

melihat tayangan CD untuk melihat seluruh informasi pada CD

tersebut. Selain menganalisis kebenaran informasi, selanjutnya peneliti

menganalisis kebenaran gambar pada seluruh tampilan gambar pada

CD. Kebenaran gambar pada kelima multimedia interaktif yang

dianalisis dilakukan dengan cara menganalisis seluruh gambar pada

materi Virus, Monera, dan Fungi pada masing-masing multimedia

interaktif tersebut. Selanjutnya, gambar tersebut dianalisis yang dilihat

dari bentuk gambar, warna gambar, kelengkapan informasi pada

gambar, dan keterangan benar tidaknya informasi pada gambar.

Setelah itu, gambar diberi skor sesuai dengan rubrik penilaian

informasi pada lembar penilaian multimedia interaktif. Setelah seluruh

gambar diberi skor, selanjutnya dijumlahkan dan dirata-ratakan untuk

memperoleh skor akhir setiap gambar. Setelah analisis kebenaran

gambar dilakukan, selanjutnya menganalisis kebenaran animasi.

Analisis kebenaran animasi pada kelima multimedia interaktif yang

dianalisis dengan cara menganalisis seluruh animasi materi Virus,

Monera, dan Fungi pada masing-masing multimedia interaktif tersebut.

Animasi yang terdapat di kelima CD tersebut di print screen pada

setiap perubahan animasi yang bertujuan agar dapat mempermudah

peneliti dalam melakukan menganalisis. Animasi dicocokkan dengan

buku sumber yang dijadikan acuan untuk analisis. Hasil analisis yang

dilakukan oleh peneliti satu pada aspek media dan aspek pedagogik

kemudian diperlihatkan kepada peneliti kedua dan peneliti ketiga untuk

memberikan skor berdasarkan lembar penilaian multimedia interaktif.

Jadi, peneliti kedua dan ketiga melihat tayangan CD tersebut dengan

disertai hasil analisis yang telah dilakukan oleh peneliti pertama tanpa

adanya pencantuman skor dari peneliti. Hal tersebut supaya peneliti

kedua ketiga tidak terpengaruh terhadap skor yang diberikan oleh

peneliti yang lain. Keseluruhan hasil skor analisis pada aspek media

dan aspek pedagogik tersebut selanjutnya digabungkan dan nilai

(29)

45

dicantumkan bagian-bagian dari seluruh informasi, gambar, dan

animasi yang menurut peneliti memiliki kekurangan.

3. Tahap Akhir

a. Setelah semua skor indikator setiap aspek diperoleh, kemudian

dirata-ratakan, dijumlahkan, dan selanjutnya dicari persentasenya. Pada akhir

tahap ini, angka persentase dicocokkan dengan kriteria penilaian untuk

menentukan tingkat kelayakannya.

b. Setelah semua indikator telah ditentukan tingkat kelayakannya

selanjutnya dilakukan pembahasan untuk menentukan kelebihan dan

kekurangan dari setiap CD yang dianalisis.

c. Berdasarkan hasil pembahasan tersebut disusunlah kesimpulan dan

saran-saran terhadap aspek-aspek penelitian yang masih kurang.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dan dipilih oleh peneliti

dalam kegiatan penelitiannya mengumpulkan data-data agar kegiatan tersebut

menjadi sitematis dan dipermudah. Berdasarkan pengertian tersebut, penelitian ini

memerlukan instrumen untuk mempermudah penulis dalam menganalisis dan

mengolah data. Oleh karena itu, penulis menggunakan lembar observasi untuk

menilai dan mengukur kelayakan multimedia interaktif yang diisi oleh peneliti

selama melaksanakan penelitian. Pengembangan lembar observasi penilaian

kelayakan multimedia interaktif yang disusun dilakukan dengan beberapa

tahapan, diantaranya penyusunan kisi-kisi, penyusunan instrumen, melakukan

judgement instrumen oleh dosen ahli, selanjutnya melakukan revisi untuk

aspek-aspek dan bagian-bagian dari instrumen yang belum tepat, dan terakhir

melaksanakan uji coba instrumen.

Penilaian pada lembar observasi menilai dari dua aspek, yaitu aspek media

dan aspek pedagogik. Kedua aspek tersebut dimodifikasi dari berbagai jurnal dan

(30)

46

sebagai rujukan dalam penyusunan penilaian aspek media. Sedangkan, aspek

pedagogik dimodifikasi dari penelitian Saputro (2012) dengan jurnal berjudul

“Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif pada Pokok

Bahan Relasi dan Fungsi untuk Siswa Kelas VIII”. Lembar observasi penilaian

multimedia interaktif ini dikembangkan dalam bentuk tabel yang terdiri dari aspek

media dan aspek pedagogik dengan indikator yang telah disusun. Pada

masing-masing aspek terdapat kolom dengan menggunakan skala 0, 1, 2, 3, 4 yang

pengisian lembar observasi tersebut dengan menggunakan tanda check list ()

pada setiap indikator yang dianalisis. Lembar observasi penilaian kelayakan

multimedia interaktif ini disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun oleh

peneliti sendiri dengan merujuk pada Crozat et al. (1999) dan Saputro (2012).

Kisi-kisi instrumen pada lembar observasi penilaian kelayakan multimedia

[image:30.595.107.518.213.747.2]

interaktif ini terdapat pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Media Pembelajaran untuk Peneliti Dalam Aspek Media dan Aspek Pedagogik

No Aspek Indikator Item Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5)

Aspek Media

1. Technical Quality a. Portabilitas 1

4

b. Instalasi 2

c. Kelancaran pengoperasian 3

d. Dokumentasi 4

2. Usability a. Konsistensi 5 1

3. Elemen Media Visual

a. Teks 6

3 b. Keselarasan warna teks dan

background 7

c. Ilustrasi (gambar, video animasi) 8

4. Elemen Media Audio

a. Narasi 9

3

b. Soundeffect 10

c. Backsound 11

5. Interaktivitas a. Interaktivitas

(31)

47

No Aspek Indikator Item Jumlah

Aspek Pedagogik

6. Pembelajaran a. Keselarasan ilustrasi visual dan

deskripsi 13

3

b. Penekanan pembelajaran 14

c. Evaluasi 15

7. Standar Isi a. Kebenaran Informasi 16

5

b. Kebenaran Gambar 17

c. Kebenaran Animasi/ Video 18 d. Kesesuaian dengan kurikulum

yang berlaku 19

e. Tujuan Pembelajaran 20

Deskripsi kisi-kisi mengenai indikator setiap aspek media dan aspek

[image:31.595.107.518.109.751.2]

pedagogik yang dianalisis dalam dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel. 3.2 Deskripsi Indikator Penilaian Multimedia Interaktif

No Sub Aspek Indikator Deskripsi

(1) (2) (3) (4)

Aspek Media

1. Technical

Quality

(Kualitas Media secara Teknis)

a. Portabilitas Kemampuan multimedia interaktif digunakan pada semua jenis sistem operasi (Windows, Mac, dan Linux) b. Instalasi Kemudahan proses instalasi yaitu

tidak perlu melalui proses instalasi, dapat langsung berjalan dengan satu kali klik program tanpa menginstal aplikasi lain

c. Kelancaran pengoperasian

Kemampuan software yang dapat berjalan dengan lancar, tidak ditemukan hang/crash pada saat digunakan

d. Dokumentasi Keberadaan petunjuk penggunaan yang lengkap, jelas dan berguna

2. Usability

(Mudah digunakan dan sederhana dalam

(32)

48

No Sub Aspek Indikator Deskripsi

(1) (2) (3) (4)

pengoperasian)

3. Elemen Media

Tekstual dan Visual (Penyajian informasi yang secara nyata dapat dilihat)

a. Teks Keterbacaan teks pada multimedia yaitu ukuran huruf cukup besar, jenis huruf menarik serta tidak terdapat banyak kalimat pada satu

screen

b. Keselarasan warna teks dan

background

Ketepatan pemilihan warna teks dan

background. Warna teks tidak sama dengan background dan tidak menggunakan banyak warna sehingga teks terbaca dengan jelas c. Ilustrasi

(gambar, video animasi)

Kualitas ilustrasi (gambar, video, dan animasi) baik dalam segi peletakan, ukuran, warna dan pencahayaan

4. Elemen Media

Audio

(Penyajian informasi yang secara nyata dapat didengar)

a. Narasi Suara bersih, intonasi dan artikulasi jelas, tempo bicara tidak terlalu cepat atau lambat

b. Sound effect Ketepatan jenis sound effect yang digunakan sehingga tidak mengganggu konsentrasi.

c. Backsound Ketepatan pemilihan backsound

yaitu yang tidak mengganggu konsentrasi pengguna dan tidak menutupi suara narasi

5. Interaktivitas

(Komunikasi dua arah antara multimedia dengan pengguna)

a. Interaktivitas Kemampuan memberikan feedback

dari program untuk setiap perlakuan serta kemampuan program dapat dikontrol sesuai dengan kehendak pengguna

Aspek Pedagogik

6. Pembelajaran

(Penyajian informasi yang menunjang pembelajaran) a. Keselarasan ilustrasi visual dan deskripsi

Kemudahan deskripsi dipahami dengan adanya ilustrasi visual (gambar/animasi) dan sebaliknya b. Penekanan

pembelajaran

(33)

49

No Sub Aspek Indikator Deskripsi

(1) (2) (3) (4)

informasi lainnya sehingga terlihat jelas berbeda

c. Evaluasi Kesesuaian soal latihan dengan

Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar yang berlaku dan terdapat latihan dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi jika hasilnya baik.

7. Standar Isi

(Kebenaran informasi dan kesesuaian informasi dalam multimedia dengan standar pada kurikulum) a. Kebenaran informasi

Informasi benar, infomasi tidak menimbulkan penafsiran yang salah dan penjelasan langsung pada inti materi.

[image:33.595.108.514.111.629.2]

b. Kebenaran gambar

Kebenaran bentuk secara konsep, kebenaran dan kelengkapan keterangan gambar, serta kerepresentatifan warna dengan objek asli.

c. Kebenaran animasi

Kebenaran nformasi, ilustrasi dan simulasi benar serta kelengkapan informasi pada animasi.

d. Kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku

Kesesuaian informasi dengan

Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar yang berlaku

e. Tujuan pembelajaran

Kesesuaian tujuan pembelajaran pada multimedia sesuai dengan

Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar yang berlaku dan disampaikan secara tertulis dan jelas.

Untuk format lembar observasi penilaian yang digunakan untuk menilai

multimedia interaktif terdapat pada Tabel 3.3. Lembar observasi penilaian

multimedia interaktif tersebut terdiri atas aspek media dan aspek pedagogik.

Aspek media terdiri atas lima sub aspek, diantaranya sub aspek Technical

(34)

50

Media Audio, dan sub aspek Interaktivitas. Aspek pedagogik terdiri atas dua sub

[image:34.595.108.519.206.695.2]

aspek, yaitu sub aspek pembelajaran dan sub aspek standar isi.

Tabel 3.3 Lembar Observasi Hasil penilaian CD X

Aspek Media Technical Quality

(Kualitas Media secara Teknis)

No. Indikator Skor Keterangan

0 1 2 3 4

1. Portabilitas 2. Instalasi

3. Kelancaran Pengoperasian

4. Dokumentasi (Petunjuk penggunaan)

Usability

(Kemudahan dalam pengoperasian)

No Indikator Skor Keterangan

0 1 2 3 4

5. Konsistensi

Elemen Media Visual

(Penyajian informasi yang secara nyata dapat dilihat)

Elemen Media Audio

(Penyajian informasi yang secara nyata dapat didengar)

No. Indikator Skor Keterangan

0 1 2 3 4

6. Teks

7. Keselarasan warna Teks dan

Background

8. Ilustrasi

(Gambar, Video, dan Animasi)

No. Indikator Skor Keterangan

0 1 2 3 4

9. Narasi 10. Sound Effect

(35)

51

Interaktivitas

(Komunikasi dua arah antara multimedia dengan pengguna)

Aspek Pedagogik Pembelajaran

(Penyajian informasi yang menunjang pembelajaran)

Standar isi

(Kebenaran informasi dan kesesuaian informasi dalam multimedia dengan standar pada kurikulum)

Pada indikator Akurasi (kebenaran informasi) dilakukan penjabaran kembali

dengan format analisis seperti pada Tabel 3.4. Informasi pada multimedia akan

dibandingkan dengan informasi dengan buku acuan, selanjutnya dianalisis dan

diberi skor. Selain itu, indikator kebenaran gambar dan kebenaran animasi juga

diberikan penjabaran dan analisis dengan format analisis seperti pada Tabel 3.5

dan Tabel 3.6.

No. Indikator Skor Keterangan

0 1 2 3 4

12. Interaktivitas

No Indikator Skor Keterangan

0 1 2 3 4

13. Keselarasan ilustrasi visual dan deskripsi

14. Penekanan Pembelajaran 15. Evaluasi

No Indikator Skor Keterangan

0 1 2 3 4

16. Akurasi (Kebenaran Informasi) 17. Kebenaran gambar

18 Kebenaran animasi/video

19. Kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku

(36)

52

Tabel 3.4 Instrumen Observasi Indikator Kebenaran Informasi

No. Informasi pada multimedia

Informasi pada

buku acuan Analisis

Skor

[image:36.595.107.518.142.591.2]

0 1 2 3 4

Tabel 3.5 Instrumen Observasi Indikator Kebenaran Gambar

No. Gambar pada multimedia Analisis

Skor

0 1 2 3 4

Tabel 3.6 Instrumen Observasi Indikator Kebenaran Animasi

No. Animasi pada multimedia Analisis

Skor

0 1 2 3 4

Cara pengisian instrumen penilaian ini adalah ketika ditemukan unsur yang

dimaksud (Tabel 3.3) dalam materi pembelajaran CD Multimedia Interaktif maka

diberi tanda () pada skala penilaian dari 1-4 berdasarkan rubrik penilaian yang

telah disediakan (Lampiran A2). Pengulangan dilakukan sebanyak tiga kali.

Setelah itu, hasil dari penilaian dihitung, dijumlahkan dan dirata-ratakan.

Selanjutnya, hasil keseluruhan dari tabel tersebut disimpulkan dalam bentuk

(37)

53

Pengisian Tabel 3.4 mengenai indikator akurasi dilakukan dengan cara

memasukkan materi yang terdapat pada tampilan CD multimedia interaktif dan

memasukkan materi pembanding yang terdapat pada buku rujukan, yaitu buku S1

seperti Campbell et al. (2008). Selanjutnya perbandingan kedua materi tersebut

dianalisis dan diberikan skor sesuai dengan rubrik kebenaran akurasi (kebenaran

informasi). Pengisian Tabel 3.5 mengenai indikator kebenaran gambar dengan

cara memasukkan seluruh gambar yang terdapat pada CD yang selanjutnya

gambar tersebut dianalisis. Begitu juga dengan Tabel 3.6 mengenai indikator

kebenaran animasi yang terdapat pada CD yang selanjutnya dianalisis oleh

peneliti dan diberi skor berdasarkan rubrik penilaian animasi yang telah disusun.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi

penilaian multimedia interaktif. Pengumpulan data multimedia interaktif dengan

menggunakan lembar observasi dilakukan oleh tiga orang, yaitu peneliti, dan dua

mahasiswa dengan latar belakang menguasai teknologi pembelajaran, pada materi

Virus, Fungi, dan Monera. Pengumpulan data dilakukan dengan tiga tahap,

diantaranya:

1. Menganalisis aspek media yang meliputi sub aspek Technical Quality, sub

aspek Usability, sub aspek Elemen Media Visual, sub aspek Elemen Media

Audio, dan sub aspek Interaktivitas.

2. Menganalisis sspek pedagogik yang terdiri atas dua sub aspek, yaitu sub aspek

pembelajaran dan sub aspek standar isi. Indikator pada Sub aspek standar isi

dijabarkan kembali sebagai berikut:

a. Menganalisis kebenaran informasi pada kelima multimedia interaktif yang

dianalisis, dicocokkan dengan buku sumber yang dijadikan acuan.

b. Menganalisis kebenaran gambar pada kelima multimedia interaktif yang

dianalisis, dicocokkan dengan buku sumber yang dijadikan acuan.

c. Menganalisis kebenaran animasi/ video pada kelima multimedia interaktif

(38)

54

3. Menganalisis keseluruhan aspek pada lembar observasi penilaian multimedia

interaktif pada aspek media dan aspek pedagogik.

G. Teknik Pengolahan Data

Teknik penilaian observasi mengenai multimedia interaktif dalam

penelitian ini menggunakan Rating scale. Metode analisis data yang digunakan

untuk validasi aspek media dan pedagogik pada multimedia interaktif ini

[image:38.595.118.515.206.505.2]

diperoleh berdasarkan perhitungan skala Likert seperti Tabel 3.7 berikut ini:

Tabel 3.7 Skala Likert untuk Validasi Media

Penilaian Skor

Sangat baik 4

Baik 3

Cukup 2

Kurang baik 1

Sangat tidak baik 0

Sumber: (Riduwan, 2009)

Analisis multimedia interaktif dilakukan dengan menganalisis aspek media

dan aspek pedagogik. Pada aspek media terdiri dari lima sub aspek, diantaranya

sub aspek Technical quality, Usability, Elemen Media Visual, Elemen Media

Audio, dan Interaktivitas. Sedangkan pada aspek pedagogik terdiri dari sub aspek

pembelajaran dan standar isi. Setiap sub aspek pada aspek media dan pedagogik

memiliki indikator dengan jumlah keseluruhan dari 20 indikator seperti yang

terdapat kisi-kisi pada Tabel 3.1. Penilaian yang diperoleh pada setiap indikator

pada aspek media dan aspek pedagogik selanjutnya dihitung dan dipersentase

untuk diinterpretasikan. Berdasarkan skala pada Tabel 3.7 untuk memperoleh

persentase kelayakan multimedia interaktif tersebut dengan menggunakan rumus

(39)

55

Keterangan:

K= Kelayakan media

F =Jumlah jawaban responden N = Skor Tertinggi

I = Jumlah item R = Jumlah responden

(Sumber: Sugiyono, 2009)

Perolehan nilai dari rumus di tersebut merupakan perolehan data hasil

perhitungan setiap indikator pada aspek media dan aspek pedagogik. Perolehan

data hasil perhitungan setiap indikator pada aspek media dan aspek pedagogik

[image:39.595.109.517.208.727.2]

selanjutnya dapat diinterpretasikan berdasarkan kriteria pada Tabel3.8 berikut ini:

Tabel 3.8 Interpretasi Skor untuk Validasi Media

Persentase

(%) Kategori

0-20 Sangat Lemah

21-40 Lemah

41-60 Cukup

61-80 Baik/Layak

81-100 Sangat Baik/ Sangat Layak

Sumber: (Sugiyono, 2009 dalam Trisanti dan Sanjaya, 2013)

Berdasarkan kriteria di atas, maka multimedia interaktif dapat dikatakan

baik atau layak apabila persentasenya 61% dari semua aspek media dan aspek

pedagogik. Selanjutnya data hasil penelitian dapat dinterpretasikan menggunakan

skala interpretasi garis kontinum seperti pada Gambar 3.1 yang diadaptasi dari

Sugiyono (2011), sebagai berikut:

Sangat Tidak Kurang Baik Cukup Baik Sangat Baik

20% 60% 80%

0% 40% 100%

(40)

56

[image:40.595.106.530.106.740.2]

Tahap Pembuatan laporan penelitian

Gambar 3.1 Alur penelitian

Pengolahan data penelitian

Penarikan Kesimpulan Interpretasi data

Pembahasan

Tahap Pra Persiapan

 Studi Pendahuluan

 Penyusunan Proposal

Tahap Persiapan

Merumuskan masalah

Menyusun proposal penelitian

Merevisi proposal penelitian

Seminar proposal penelitian

Melakukan survey CD interaktif yang beredar di SMA kelas X

Menentukan CD interaktif dan Jumlah yang akan dianalisis

Menyusun, Menjugment, dan merevisi lembar observasi instrumen multimedia interaktif

Analisis kelayakan CD interaktif menggunakan lembar observasi instrumen multimedia interaktif

Data hasil analisis media pembelajaran

Tahap pengolahan dan Analisis data

CD interaktif

(41)

102

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai tingkat

kelayakan multimedian interaktif pada materi Virus, Fungi, dan Archaebacteria

dan Eubacteria yang dilihat dari aspek media dan pedagogik dapat ditarik

kesimpulan bahwa aspek media pada kelima multimedia interaktif tersebut

memiliki kategori sangat baik pada sub aspek Usability, sub aspek Elemen Media

Visual, dan sub aspek Interaktivitas. Sedangkan pada sub aspek Technical quality

dan Elemen Media Audio memperoleh kategori baik. Perolehan skor CD A pada

aspek media sebesar 80,83%, CD B memperoleh skor aspek media sebesar

71,45%, CD C memperoleh skor aspek media sebesar 88,33%, CD D memperoleh

skor aspek media sebesar 82,08%, dan CD E memperoleh skor aspek media

sebesar 85,42%. Sedangkan pada aspek pedagogik multimedia interaktif tersebut

memiliki kategori cukup, yaitu CD A memperoleh skor aspek pedagogik sebesar

61,065%, CD B memperoleh skor aspek pedagogik sebesar 59,29%, CD C

memperoleh skor aspek pedagogik sebesar 64,55%, CD D memperoleh skor aspek

pedagogik sebesar 44,235%, dan CD E memperoleh skor aspek pedagogik sebesar

43,885% dengan kategori cukup.

Berdasarkan hal tersebut kelima multimedia interaktif yang dianalisis pada

aspek media memperoleh skor sebesar 81,662% dengan kategori sangat baik dan

pada aspek pedagogik multimedia interaktif memperoleh data skor 54,605%

dengan kategori cukup. Jadi dapat disimpulkan bahwa kelima CD pembelajaran

yang diteliti pada materi Virus, Monera, dan Fungi layak digunakan dengan

disertai penjelasan-penjelasan tambahan informasi. Guru sebagai pengguna CD

tersebut perlu membuat slide yang berisi informasi tambahan, seperti penjelasan

mengenai bagaimana tahapan litik dan lisogenik baik dalam bentuk informasi,

gambar atau animasi, keterangan struktur virus, struktur fungi, dan struktur

monera dan menayangkannya bersama CD yang ada. Serta perlunya informasi

(42)

103

B. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh, ada beberapa hal yang menjadi saran dari

hasil penelitian ini, antara lain:

1. Pada penelitian ini pemilihan CD yang dianalisis tidak melibatkan guru

dan siswa dalam menentukan kelayakan CD interaktif yang baik menurut

guru dan siswa tersebut. Sehingga, bagi peneliti selanjutnya lebih baik

melibatkan guru dan siswa untuk menentukan feasibilitas dan kelayakan

multimedia interaktif.

2. Berdasarkan analisis indikator pada instrumen untuk aspek pedagogik

terdapat indikator pada aspek pedagogik yang belum tercantum. Sehingga,

bagi penelitian selanjutnya hendaknya meninjau kembali indikator pada

instrumen. Serta, pada instrumen ditambahkan indikator pedagogik, seperti

hirarki konsep, kesesuaian evaluasi dengan yang disampaikan pada CD,

proses berpikir siswa, meneliti ada atau tidaknya proses dalam

membangun konsep pada multimedia inteaktif tersebut, pengolahan bahan

ajar, strategi pembelajaran, dan pertanyaan produktif pada CD.

3. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan multimedia

interaktif Biologi SMA pada aspek media dan pedagogik. Penggunaan

analisis kelayakan sendiri kurang tepat. Sehingga, pada tujuan penelitian

selanjutnya hendaknya mencantumkan tujuan penelitian sebagai berikut,

yaitu melakukan validasi logis pada multimedia interaktif yang dilihat

pada aspek media dan aspek pedagogik.

4. Pada saat analisis kebenaran informasi dan kebenaran gambar diperoleh

164 kesalahan penulisan spesies, pada CD A terdapat 31 kesalahan nama

spesies, CD B terdapat 49, CD C terdapat 22, CD D terdapat 37, dan CD E

terdapat 25 kesalahan nama spesies. Sehingga, guru ketika mengetahui

mengenai informasi yang salah tersebut segera mencocokkan dengan buku

acuan untuk memvalidasi istilah yang salah tersebut dan selanjutnya guru

tersebut harus memberikan informasi yang lengkap dan benar kepada

siswa, salah satunya dengan cara memperlihatkan slide tambahan

(43)

104

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, J. (2007). Edgar Dale’s Cone of Experience. [Online]. Tersedia: http://ctl.mesacc.edu/edgar-dales-cone-of-experience-2) [18 November 2012].

Arsyad, A. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo.

Aryani, N. (2013). Optimalisasi pelayanan informasi berbasis web site dan penerapan pembelajaran berbasis informasi & teknologi dalam upaya peningkatan mutu pendidikan Di sd islam al-azhar 8 kembangan jakarta barat. Thesis program studi administrasi pendidikan sekolah universitas muhammadiyah: tidak diterbitkan. [Online]. Tersedia: http://share.pdfonline.com /a8c3f58f4397421 d8361804369278a4d/ pdf%20tesis%20nani.htm [19 Mei 2013].

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan dasar dan Menengah. Jakarta: DEPDIKNAS.

Binanto, I. (2010). Multimedia Digital-Dasar Teori dan Pengembangannya. Jogyakarta: CV Andi Offset.

Campbell, N.A., Reece, J.B., Urry, L.A., Cain, M.L.,Wasserman, S.A., Minorsky, P.V., Jackson, R.B. (2008). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Campbell, N.A., Reece, J.B., Urry, L.A., Cain, M.L.,Wasserman, S.A., Minorsky, P.V., Jackson, R.B. (2008). Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Corwin, E.J. (2007). Buku saku patofisiologi. Jakarta: Kedokteran EGC.

(44)

105

Darkuni, M.N. (2001). Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi).

Malang: Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang.

Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: Yrama Widya.

Dewi, A.R.K., (2011). Analisis Dan Perancangan Aplikasi Multimedia Pembelajaran Biologi Untuk Sma Kelas Xi. [Online]. Tersedia:

repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12_.2277_. pdf [ 17 Mei 2013].

Elrod, S., dan Stansfield, W. (2002). Genetika Edisi keempat. Jakarta: Erlangga.

Fried, G.H. dan Hademenos, G.J. (1999). Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Gandjar, I dan Sjamsudridzal, W. (2006). Mikologi:Dasar dan Terapan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Hoek, V.D., Mann, D.G., dan Jhans, H.M. (1995). Algae introduction to phycology. English: Press Syndicate of University of Cambridge.

Jamaludin, R. (2005). Multimedia dalam Pendidikan. Kuala Lumpur: PRIN-AD SDN.BHD.

Jackson, A.C. (2013). Third edition RABIES scientific basis of the disease and its management. USA: Academic press.

Kemdikbud. (2013). Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013. [Online]. Tersedia: dikmen.kemdikbud.go.id/dak/Paparan%20Juklak%20DAK%20Dikmen [ 20 Juni 2013].

Khairinissa. (2012). Perbandingan Penggunaan Alat Evaluasi Berupa Gambar untuk menggali penguasan Konsel Sel dan Jaringan Tumbuhan. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Biologi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

(45)

106

Mulyadi, A. W., Nurdin, E. A., dan Waslaluddin. (2010). Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif CAI Model Instructional Games Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Skripsi. Bandung : Pendidikan Ilmu Komputer UPI.

Mulyanta dan Marlon, L. (2009). Tutorial Membangun Multimedia Interaktif Media Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

Munadi, Y. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada.

Muninjaya, A.A.G. (1999). AIDS di Indonesia: Masalah dan Kebijakan Penanggulangannya. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Munir. (2008). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Kom

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Media Pembelajaran untuk Peneliti Dalam
Tabel. 3.2 Deskripsi Indikator Penilaian Multimedia Interaktif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Daerah dengan indeks kerentanan seismik yang tinggi (Kg) berada di desa Sukatani dan desa Bojongkoneng di kecamatan Ngamprah, Situ Ciburuy di kecamatan Padalarang

Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufiq, hidayah serta inayahNya yang telah dilimpahkan kepada peneliti, sehingga peneliti dapat

[r]

[r]

Dengan demikian pesantren kedepan diharapkan tidak hanya memainkan fungsi tradisionalnya namun harus lebih dari itu pesantren harus melakukan transformasi yang dapat

Dari sisi masyarakat yang kekurangan dana maka fungsi bank adalah menyalurkan dana yang dikelolanya dalam bentuk portofolio atau investasi kredit, yang

Pada hari ini, Rabu tanggal Delapan Belas Bulan November Tahun Dua Ribu Lima Belas, Pokja Barang Unit Layananan Pengadaan Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2015 melakukan

QUR'AN HADITS, AKIDAH AKHLAK, FIQH, SKI, BAHASA ARAB, GURU KELAS RA, DAN GURU KELAS M I TAHUN 2012.. PROPINSI : SUM ATERA UTARA STATUS