ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BIOLOGI SMA
PADA MATERI VIRUS, MONERA, DAN FUNGI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh
HARDIYANTI HIDAYAT
NIM 0900116
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BIOLOGI SMA
PADA MATERI VIRUS, MONERA, DAN FUNGI
Oleh
Hardiyanti Hidayat
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Hardiyanti Hidayat 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang
HARDIYANTI HIDAYAT
ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BIOLOGI SMA
PADA MATERI VIRUS, MONERA, DAN FUNGI
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I
Drs. H. Dadang Machmudin, M.Si
NIP. 196205051987031003
Pembimbing II
Dr. Didik Priyandoko, M.Si
NIP. 196912012001121001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi,
Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif Biologi SMA pada Materi Virus,
Monera, dan Fungi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan multimedia interaktif Biologi SMA Kelas X pada materi Virus, Fungi, dan Monera (Archaebacteria dan Eubacteria) yang ditinjau dari aspek media dan aspek pedagogik. Metode penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Multimedia interaktif yang dianalisis, yaitu lima Compact Disc (CD) interaktif Biologi SMA Kelas X yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Kelima CD interaktif yang dipilih merupakan CD interaktif yang memiliki materi Virus, Fungi, Monera (Archaebacteria dan Eubacteria), CD interaktif tersebut digunakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun CD interaktif yang dijual pada toko buku atau perusahaan di Kota Bandung, serta software tersebut berupa program dalam bentuk Macromedia Flash. Pemilihan materi berdasarkan karakteristik materi yang bersifat abstrak dan sulitnya dalam memvisualisasikan konsep Virus, Monera, dan Fungi. Data dijaring dengan lembar kategori yang berisi indikator penilaian multimedia interaktif pada aspek media dan aspek pedagogik yang dimodifikasi dari Jurnal Crozat et al. (1999) dan Saputro (2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas multimedia interaktif pada materi Virus, Fungi, Monera (Archaebacteria dan Eubacteria) yang dianalisis pada aspek media memperoleh skor sebesar 81,662% dengan kategori sangat baik. Sedangkan pada aspek pedagogik multimedia interaktif memperoleh data skor 54,605% dengan kategori cukup dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran.
Analysis of Interactive Multimedia Feasibility in High School Biology in
Virus, Monera, and Fungi Contents
ABSTRACT
The purpose of this study to analyze the feasibility of multimedia Biology High School Class X in the main subject of Viruses, Fungi, Monera (Archaebacteria and Eubacteria) in terms of media and pedagogic aspects. The method of this research is descriptive research. Compact Disk (CD) was analyzed as many as five CDs with technique purposive sampling. The fifth CD of selected interactive is an interactive CD that has the material of viruses, Fungi, Monera (Eubacteria and Archaebacteria), CD interactive is used in high school or interactive CDs sold at a bookstore or firm in the city of bandung and the software program in the form of macromedia flash. Selection of material based on the characteristics of the material that is both abstract and the difficulty in visualizing the concept Virus, Monera, and Fungi. Data captured with a sheet category that contains an interactive multimedia assessment indicators on media and pedagogic aspects from the journal Crozat et al. (1999) and Saputro (2012). The result showed that the interactive multimedia which is analyzed in aspects of media get a score of 81.662% with a very good category and the pedagogical aspects of interactive multimedia score data of 54.605% that obtained with the enough and worthy category to be used in learning.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Batasan Masalah... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BIOLOGI SMA A. Media Pembelajaran ... 8
B. Pemilihan dan Pengembangan Media Pembelajaran ... 10
C. Multimedia Interaktif ... 12
D. Elemen Multimedia Interaktif ... 15
E. Manfaaat Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran ... 17
F. Standarisasi Multimedia Interaktif ... 19
G. Compact Disk Interaktif ... 20
I. Mengintegrasikan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran ... 26
J. Tinjauan Pembelajaran dan Media Pembelajaran Kelas X ... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional ... 37
B. Metode dan Desain Penelitian ... 38
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 39
D. Prosedur Penelitian... 39
E. Instrumen Penelitian ... 45
F. Teknik Pengumpulan Data ... 53
G. Teknik Pengolahan Data ... 54
H. Alur Penelitian ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 57
1. Hasil Analisis Aspek Media ... 58
2. Hasil Analisis Aspek Pedagogik ... 65
B. Pembahasan ... 81
1. Analisis Aspek Media ... 81
2. Analisis Aspek Pedagogik ... 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 102
B. Saran ... 103
DAFTAR PUSTAKA ... 104
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 111
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Biologi Kelas X pada Materi Virus, Monera, dan Fungi ... 27
2.2 Karakteristik Konsep Pada Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X pada Materi Virus, Monera, dan Fungi ... 27
3.1 Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Media Pembelajaran untuk Peneliti dalam Aspek Media dan Aspek Pedagogik ... 46
3.2 Deskripsi Kisi-Kisi Instrumen pada Aspek Media dan Pedagogik ... 47
3.3 Lembar Observasi Hasil Penilaian CD X... 50
3.4 Instrumen Observasi Indikator Kebenaran Informasi ... 52
3.5 Instrumen Observasi Indikator Kebenaran Gambar ... 52
3.6 Instrumen Observasi Indikator Kebenaran Animasi ... 52
3.7 Skala Likert untuk Validasi Media ... 54
3.8 Interpretasi Skor untuk Validasi Media ... 55
4.1 Hasil Keseluruhan Skor Analisis Multimedia Interaktif pada Aspek Media ... 58
4.2 Hasil Keseluruhan Skor Analisis Multimedia Interaktif pada Aspek Pedagogik ... 65
4.3 Hasil Persentase Keseluruhan Skor Kebenaran Informasi dan Kebenaran Gambar pada Konsep Virus, Archaebacteria dan Eubacteria, dan Fungi ... 69
4.4 Hasil Keseluruhan Analisis Multimedia Interaktif Pada Indikator Kebenaran Animasi ... 74
4.6 Kesesuaian Tujuan pembelajaran Multimedia dengan
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 9
2.2 Gambar Definisi Multimedia ... 13
2.3 Struktur Virus ... 28
2.4 Daur Litik ... 28
2.5 Daur Lisogenik ... 29
2.6 Struktur Bakteri ... 30
2.7 Pembelahan Biner ... 31
2.8 Transformasi ... 31
2.9 Transduksi... 32
2.10 Konjugasi ... 32
2.11 Bentuk Bakteri ... 33
2.12 Flagellum ... 33
2.13 Struktur fungi multiseluler ... 34
2.14 Siklus Hidup Fungi ... 35
2.15 Siklus hidup zygomisetes ... 35
2.16 Siklus hidup ascomicetes ... 36
2.17 Siklus hidup Basidiomycotina ... 36
2.18 Anatomi Liken Ascomisetes ... 36
3.1 Garis Kontinum untuk Interpretasi Data ... 55
3.2 Alur Penelitian ... 56
4.1 Hasil Keseluruhan Skor Analisis Multimedia Interaktif pada Aspek Media ... 59
pada Sub Aspek Media ... 60
4.3 Skor Keseluruhan Skor Analisis Multimedia interaktif pada Aspek Media ... 61
4.4 Persentase Analisis Sub Aspek Pedagogik Multimedia Interaktif ... 66
4.5 Keseluruhan Skor Analisis Multimedia Interaktif pada Aspek Pedagogik ... 67
4.6 Skor Keseluruhan Kebenaran Informasi Multimedia Interaktif ... 72
4.7 Tampilan Struktur Fungi pada CD B dan CD C ... 73
4.8 Skor Keseluruhan Kebenaran Gambar Multimedia Interaktif ... 74
4.9 Skor Keseluruhan Analisis Multimedia interaktif Pada Indikator Kebenaran Animasi ... 76
4.10 Kesesuaian Informasi Multimedia Interaktif dengan Kurikulum ... 79
4.11 Kesesuaian Tujuan Pembelajaran dengan SK dan KD ... 81
DAFTAR LAMPIRAN
A. INSTRUMEN PENELITIAN
1. Lembar Observasi Penilaian Multimedia Interaktif ... 111
2. Rubrik Penilaian Multimedia Interaktif ... 112
B. HASIL PENELITIAN
1. Hasil Analisis dan Rata-Rata Skor Penilaian Multimedia Interaktif CD A .... 118
2. Hasil Analisis dan Rata-Rata Skor Penilaian Multimedia Interaktif CD B .... 119
3. Hasil Analisis dan Rata-Rata Skor Penilaian Multimedia Interaktif CD C .... 120
4. Hasil Analisis dan Rata-Rata Skor Penilaian Multimedia Interaktif CD D .... 121
5. Hasil Analisis dan Rata-Rata Skor Penilaian Multimedia Interaktif CD E .... 122
6. Frekuensi Keseluruhan Skor Kebenaran Informasi dan Kebenaran Animasi
pada Materi Virus, Fungi, dan Monera (Archaebacteria dan Eubacteria) ... 123
7. Keseluruhan Skor Kebenaran Gambar ... 126
8. Observasi Indikator Kebenaran Informasi Pada Konsep Virus ... 138
9. Observasi Indikator Kebenaran Informasi Pada Konsep Archaebacateria
dan Eubacteria ... 144
10.Observasi Indikator Kebenaran Informasi Pada Konsep Fungi ... 148
11.Observasi Indikator Kebenaran Gambar Pada Konsep Virus ... 160
12.Observasi Indikator Kebenaran Gambar Pada Konsep Archaebacateria dan
Eubacteria ... 169
13.Observasi Indikator Kebenaran Gambar Pada Konsep Fungi ... 179
14.Observasi Indikator Kebenaran Animasi Pada Konsep Virus ... 188
15.Observasi Indikator Kebenaran Animasi Pada Konsep Archaebacateria dan
Eubacteria ... 195
C. MULTIMEDIA INTERAKTIF
1. CD A ... 200
2. CD B ... 202
3. CD C ... 203
4. CD D ... 204
5. CD E ... 205
D. ADMINISTRASI PENELITIAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi beberapa tahun
belakangan ini semakin berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi ini berlangsung baik di negara maju maupun
negara yang sedang berkembang. Kemajuan teknologi merupakan salah satu
faktor yang berperan dalam perkembangan dunia pendidikan. Pemerintah maupun
masyarakat telah memberikan perhatian dalam kemajuan teknologi modern,
karena telah disadari, bahwa fungsi dan peranan teknologi dalam memajukan
pendidikan dapat meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kualitas
pendidikan (Munir, 2012).
Pada zaman globalisasi saat ini, dunia pendidikan merupakan salah satu
instrumen utama yang harus menghadapi berbagi tantangan seiring dengan
derasnya arus perubahan akibat globalisasi (Aryani, 2013). Menurut Yuniarti
(2012), Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dapat mengakibatkan
perubahan paradigma pendidikan kurikulum, media, dan teknologi. Terpaan
teknologi berupa perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware),
semakin menyatu dalam bidang pendidikan dan mempengaruhi efisiensi dan
efektivitas proses pembelajaran. Perkembangan teknologi tersebut perlu disikapi
positif dan selektif dengan melakukan berbagai pengembangan
komponen-komponen pembelajaran. Komponen-komponen-komponen pembelajaran yang dimaksud
adalah guru, materi ajar, metode, media, siswa dan lingkungan. Komponen yang
cukup penting untuk dikembangkan salah satunya adalah media, karena media
merupakan sarana komunikasi kepada siswa yang dapat meningkatkan efektifitas
siswa dalam menerima informasi yang disampaikan oleh guru. Rustaman et al.
(2005) menyatakan, bahwa media pembelajaran merupakan salah satu bagian
integral dari proses belajar mengajar. Kehadiran media pembelajaran ini banyak
membantu tugas pendidik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Media
2
mudah dipahami. Data Computer Technology Research (CTR) menyatakan,
bahwa orang mampu mengingat sebanyak 20% yang telah dilihat, 30% yang
didengarnya. Akan tetapi, orang dapat mengingat 50% dari yang dilihat dan
didengarnya dan 80% dari yang dilihat, didengar, dan dilakukannya secara
bersama-sama (Munir, 2012). Oleh karena itu, sudah seharusnya diperlukan suatu
sumber atau media pembelajaran yang berkualitas dan dapat membantu dalam
proses pembelajaran.
Hasil penelitian Putranto (2013) menyatakan, bahwa pembelajaran yang
hanya mengandalkan buku dan ceramah dinilai kurang efektif karena kurang
menarik minat belajar siswa. Bila materi yang disampaikan kurang menarik bagi
siswa, maka akan menimbulkan kebosanan sehingga menjadi kurang
maksimalnya penyampaian pembelajaran pada siswa. Pembelajaran biologi
merupakan salah satu bagian dari pendidikan sains dan juga merupakan salah satu
mata pelajaran di sekolah. Dari uraian di atas, didapatkan perincian pentingnya
dikembangkan media pembelajaran yang berfungsi untuk membantu dalam
mempermudah pemahaman siswa mengenai materi yang abstrak. Media
pembelajaran merupakan salah satu komponen sumber belajar yang memiliki
peran untuk menyampaikan pesan dan turut menentukan keberhasilan proses
pembelajaran. Pembelajaran yang menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi dengan menggunakan multimedia disebut dengan media
pembelajaran berbasis multimedia interaktif.
Kehadiran multimedia merupakan salah satu produk dari teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) di bidang pendidikan yang berfungsi untuk
membantu mencapai tujuan pendidikan. Perkembangan multimedia untuk
keperluan pendidikan akhir-akhir ini sangat menggembirakan baik dalam segi
kualitas maupun kuantitas (Munir, 2012). Berdasarkan PP Nomor 8 Tahun 2013,
pemerintah telah memberikan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Direktorat
Jenderal Pendidikan Menengah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA).
Berdasarkan UU No. 33 tahun 2004, Dana DAK ini bersumber dari pendapatan
APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk membantu mendanai
3
DAK untuk SMA sebesar 16% atau Rp. 1,606 triliun (Kemdikbud, 2013).
Mengacu pada Permendikbud Nomor 8 tahun 2013, tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan DAK Bidang Pendidikan Menengah tahun 2013, dengan urutan
prioritas ketiga adalah pengadaan sarana dan pembangunan prasarana peningkatan
mutu pendidikan menengah. Sehingga, kebutuhan sarana dan prasana tersebut
dapat menunjang pendidikan di SMA, salah satunya adalah pengadaan CD
pembelajaran.
Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat
pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat
memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya (Daryanto, 2011 dalam
Pradana, 2012). Menurut Elsom-Cook dalam Munir (2012), mengemukakan
bahwa multimedia adalah kombinasi berbagai saluran komunikasi menjadi suatu
sebuah pengalaman komunikatif yang terkoordinasi dimana interpretasi saluran
lintas bahasa terintegrasi tidak ada. Selain itu, Dewi (2011) mengungkapkan,
bahwa multimedia diartikan sebagai pemanfaatan komputer untuk membuat dan
menggabungkan teks, grafik, audio, video dan animasi dengan menggabungkan
link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berkreasi, dan
berkomunikasi.
Multimedia yang dianalisis dalam penelitian ini adalah multimedia
interaktif. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan
alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat
memilih menu apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh
multimedia interaktif adalah pembelajaran interaktif dan aplikasi game (Daryanto,
2011 dalam Pradana, 2012). Menurut Samodra et al. (2009) menyatakan, bahwa
multimedia interaktif dapat diartikan sebagai kombinasi berbagai unsur media
yang terdiri dari teks, grafis, foto, animasi, video, dan suara yang disajikan secara
interaktif dalam media pembelajaran. Multimedia interaktif berbeda dengan
mutimedia linier, multimedia linier tidak dilengkapi alat pengontrol yang dapat
dioperasikan oleh pengguna, multimedia interaktif menuntut pengguna untuk ikut
aktif mengoperasikannya, sehingga pengguna dapat memilih apa yang akan
4
Perkembangan perangkat lunak berupa multimedia interaktif yang saat ini
diproduksi dalam jumlah besar dalam bidang pendidikan adalah Compact Disk
(CD) Interaktif. Penelitian yang dilakukan oleh Transfield et al. (2012)
mengungkapkan, bahwa pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif biologi
untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat memberikan kemudahan bagi
guru dalam menyampaikan materi. Penggunaan multimedia interaktif yang
dikemas dalam bentuk Compact Disk (CD) multimedia interaktif ini dapat
mempermudah siswa dalam menguasai pelajaran dan dapat digunakan dimana
saja dan kapanpun seperti kaset. Multimedia interaktif ini dirancang dengan
menggunakan berbagai macam software yang dipadukan dengan bentuk-bentuk
media visual dan audio sehingga siswa tidak hanya mendengar, melihat, tetapi
juga melakukan sendiri proses belajar (Supriyono, 2011). Selain itu, multimedia
interaktif ini dirancang khusus dengan berbagai jenis software yang berisi dengan
penggabungan teks, grafik, gambar, animasi, audio, video, dan interaktivitas.
Perkembangan dunia teknologi khususnya aplikasi multimedia dalam
pendidikan sepintas sangat bermanfaat, namun di lain pihak dapat membuat
kekeliruan dalam pemahaman peserta didik khususnya pada usia anak-anak. Fakta
menunjukkan bahwa dengan kemudahan yang diperoleh dari adanya multimedia
ini mengakibatkan produksi CD interaktif semakin banyak beredar di pasaran dan
salah satunya di sekolah-sekolah. CD interaktif tersebut seringkali tidak sesuai
dengan keperluan atau tuntutan pendidikan dan dikhawatirkan dapat
menyebabkan berbagai kesalahan konsep. Data Morgan dan Shade dalam Munir
(2012) menyatakan bahwa dari sekian banyak program yang ada di pasaran hanya
20%-25% yang dikategorikan memenuhi syarat layak digunakan untuk keperluan
pendidikan dan 75%-80% program dapat mengelirukan dan masih susah untuk
digunakan bahkan lebih cenderung menampilkan permainan dan hiburan.
Sedangkan penelitian mengenai efektivitas penggunaan multimedia interaktif
dalam pembelajaran serta pengaruhnya terhadap hasil belajar dan motivasi siswa
terhadap pembelajaran telah banyak dilakukan, sedangkan penelitian mengenai
analisis kelayakan suatu multimedia interaktif yang beredar di sekolah masih
5
Konsep Virus merupakan salah satu konsep yang memiliki karakteristik
materi yang abstrak, seperti ciri-ciri virus, struktur virus, proses daur litik, daur
dan daur lisogenik. Penelitian mengenai konsep Virus pun jarang dilakukan, hal
ini disebabkan salah satunya karena materi Virus ini terdapat pada semester satu
sedangkan penelitian akhir sering dilaksanakan pada semester dua. Proses
reproduksi pada Virus pun sulit diamati dan Virus pun tidak mungkin untuk
dihadirkan di dalam kelas karena sangat berbahaya dan mikroskopis. Konsep
Monera pun merupakan konsep yang abstrak dan memerlukan gambar dari
spesimen, baik berupa bakteri maupun gangang hijau-biru. Sehingga, media visual
dibutuhkan untuk menjelaskan konsep Monera ini. Contoh sub materi Monera
yang bersifat abstrak, diantaranya struktur bakteri, ciri-ciri Archaebacteria dan
Eubacteria, macam-macam bentuk bakteri, dan reproduksi pada bakteri. Selain itu
terdapat beberapa sub materi pada Fungi yang kongkrit dan abstrak sehingga
diperlukan penjelasan dan model berupa gambar untuk memberikan penjelasan,
contohnya mengenai bentuk, struktur Fungi dan perkembangbiakkan Fungi.
Konsep Virus, Monera, dan Fungi merupakan konsep yang paling banyak
dijadikan sebagai materi yang dibuat dalam bentuk gambar, animasi maupun
audio visual oleh para desainer media pembelajaran. Sehingga berdasarkan alasan
tersebut muncullah banyak multimedia interaktif yang dirancang untuk
memvisualisasikan materi tersebut.
Berdasarkan masalah di atas, maka perlu dilakukan analisis mengenai CD
multimedia interaktif yang beredar di sekolah serta CD yang digunakan oleh guru
dalam pembelajaran di sekolah, khususnya CD interaktif yang berkaitan dengan
pembelajaran Biologi pada materi Virus, Monera, dan Fungi. Berdasarkan uraian
dan permasalahan tersebut penulis tertarik untuk menganalisis kelayakan CD
interaktif Biologi yang beredar di SMA dengan judul penelitian, “Analisis
Kelayakan Multimedia Interaktif Biologi SMA pada Materi Virus, Monera, dan
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut: “Bagaimanakah kelayakan multimedia interaktif
Biologi SMA pada Materi Virus, Monera, dan Fungi?”.
Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan dalam beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana penilaian multimedia interaktif pada konten Virus, Monera dan
Fungi yang dilihat pada aspek media?
2. Bagaimana penilaian multimedia interaktif pada konten Virus, monera dan
Fungi yang dilihat pada aspek standar isi?
3. Apakah kualitas multimedia interaktif pada aspek media layak digunakan
sebagai media pembelajaran?
4. Apakah kualitas multimedia interaktif pada aspek pedagogik layak
digunakan sebagai media pembelajaran?
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka pokok
permasalahan yang akan diteliti dibatasi ruang lingkupnya sebagai berikut:
1. Multimedia interaktif yang digunakan dalam bentuk Compact Disk (CD)
interaktif yang digunakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun CD
interaktif yang dijual pada toko buku atau perusahaan di Kota Bandung.
2. Analisis kelayakan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif ini
dilihat dari dua aspek, diantaranya aspek media dan aspek pedagogik yang
dimodifikasi dari instrumen evaluasi media pembelajaran menurut Crozat
et al. (1999) dan Saputro (2012).
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan penelitian, tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis tingkat kelayakan multimedia interaktif Biologi SMA pada materi
7
E. Manfaat Penelitian
Berikut ini adalah manfaat yang akan didapatkan dari penelitian ini, di
antaranya:
1.Bagi Siswa
Siswa mendapatkan masukan atau gambaran atas multimedia interaktif
yang berkualitas dan dapat digunakan dalam proses belajar, sehingga
dapat meningkatkan kompetensi dan membantu siswa memahami konsep
biologi. Serta dapat meningkatkan pengetahuan siswa mengenai konsep
yang dipelajari.
2.Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi guru dalam
memilih multimedia interaktif yang berkualitas dalam pembelajaran agar
tujuan pembelajaran dan hasil pembelajaran yang diharapkan dapat
tercapai. Selain itu, memberikan motivasi bagi guru untuk lebih
meningkatkan kinerja, kreativitas, dan inovasi dalam pembelajaran
dengan dasar pertimbangan mengembangkan media yang baru sesuai
dengan kebutuhan.
3.Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai kualitas atau
kelayakan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif yang dapat
digunakan di sekolah.
4.Bagi peneliti lain
Penelitian ini menjadi wahana bagi peneliti untuk mengembangkan
keilmuan dalam melakukan suatu penelitian. Penelitian lain juga dapat
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan batasan istilah yang dimaksudkan untuk
menjelaskan mengenai pokok-pokok penting dalam suatu penelitian. Oleh karena
itu, penulis memberikan definisi beberapa istilah sebagai berikut:
1. Analisis Kelayakan
Analisis kelayakan multimedia interaktif yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah penilaian kelayakan multimedia interaktif dengan melihat kelayakan
dari aspek-aspek multimedia interaktif, yaitu aspek media dan aspek pedagogik.
Penilaian multimedia interaktif tersebut menggunakan lembar observasi
penilaian multimedia interaktif yang dibuat oleh peneliti yang telah melalui
judgment oleh tiga dosen yang menekuni aspek media dan dua dosen yang
menekuni aspek pedagogik. Kelayakan multimedia interaktif pada aspek media
dan aspek pedagogik ini merujuk pada jurnal penelitian Crozat et al. (1999) dan
Saputro (2012). Aspek media terdiri atas lima sub aspek, diantaranya sub aspek
technical quality, sub aspek usability, sub aspek elemen media visual, sub aspek
elemen media audio, dan sub aspek interaktivitas. Aspek pedagogik terdiri atas
dua sub aspek, yaitu sub aspek pembelajaran dan sub aspek standar isi.
2. Multimedia Interaktif
Multimedia merupakan suatu teknologi yang menggabungkan teks,
gambar, suara animasi dan video yang selanjutnya disatukan dalam komputer
untuk disimpan, diproses dan disajikan secara linier maupun interaktif.
Multimedia interaktif yang dimaksud adalah berupa CD Interaktif yang berisi
mengenai content materi pembelajaran dan di dalamnya melibatkan multimedia,
diantaranya teks, animasi, gambar, video, dan sebagainya serta bersifat interaktif
yang dikemas di dalam Compact Disk dan dalam bentuk Macromedia Flash. CD
interaktif yang dianalisis adalah CD interaktif yang beredar atau yang digunakan
38
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Penelitian deskriptif hanya bertujuan untuk menggambarkan atau
mendeskripsikan suatu fenomena yang diteliti (Sukmadinata, 2011). Penelitian
dengan metode ini tidak memberikan perlakuan khusus kepada subjek penelitian
dan tidak terdapat kelas kontrol, sehingga menyatakan informasi formal yang
memberikan gejala yang ada atau sedang berlangsung.
Analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang
ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai suatu data. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan multimedia interaktif dengan
menggunakan instrumen lembar observasi penilaian media yang modifikasi dari
jurnal Crozat et al. (1999) untuk aspek media dan jurnal Saputro (2012) untuk
aspek pedagogik. Penelitian ini merupakan penelitian besar yang terbagi ke
dalam dua kelompok penelitian, diantaranya penelitian mengenai analisis
kelayakan multimedia interaktif yang dilakukan oleh peneliti sendiri tanpa
adanya keterlibatan siswa dan guru dalam penelitian, sehingga peneliti hanya
menggunakan lembar observasi penilaian multimedia interaktif saja dan tanpa
adanya angket atau hasil belajar siswa. Selanjutnya, kelompok penelitian kedua
melaksanakan penelitian dengan mengaplikasikan CD interaktif yang diteliti
untuk digunakan oleh guru dalam pembelajaran selama di kelas. Sehingga,
penelitian yang dilakukan oleh penliti merupakan penelitian awal mengenai
analisis kelayakan multimedia interaktif yang akan dilanjutkan oleh penelitian
selanjutnya pada kelompok kedua. Peneliti sendiri berfokus pada analisis CD
interaktifnya saja tanpa melibatkan siswa dan guru.
Sumber data penelitian adalah lima CD multimedia interaktif pembelajaran
biologi SMA pada materi Virus, Monera, dan Fungi. Aspek yang dianalisis dari
multimedia interaktif tersebut, diantaranya aspek media dan aspek pedagogik.
Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan CD interaktif Biologi SMA pada
materi Virus, Monera, dan Fungi. Seluruh CD yang terkumpul selanjutnya dipilih
dan dianalisis dengan menggunakan instrumen yang telah di judgment
39
C.Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi menurut Arikunto (2010) adalah keseluruhan subjek penelitian.
Selain itu, populasi dapat diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan dalam penelitian untuk mempelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh CD interaktif
Biologi SMA kelas X yang beredar atau yang diproduksi oleh perusahaan.
Jumlah CD yang diperoleh sebanyak 12 CD interaktif. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling karena peneliti
memiliki pertimbangan tertentu untuk menentukan sampel penelitian ini
(Arikunto, 2010). Sampel yang yang dianalisis dipilih secara purposive sampling
karena CD yang dipilih merupakan CD interaktif yang memiliki materi Virus,
Monera (Archaebacteria dan Eubacteria), dan Fungi. Serta, CD interaktif tersebut
digunakan di sekolah atau yang dijual pada toko buku atau perusahaan dan
software tersebut berupa program dalam bentuk Macromedia Flash. Sehingga,
dari 12 CD interaktif yang diperoleh tersebut diambil lima CD interaktif yang
sesuai dengan kriteria tersebut.
D. Prosedur Penelitian
Secara garis besar penelitian yang dilakukan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
1. Tahap persiapan
a. Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh informasi dari berbagai
literatur yang membahas mengenai analisis kelayakan multimedia
interaktif dan bagaimana cara menganalisis multimedia interaktif.
Selain itu, dilakukan studi pustaka mengenai materi pembelajaran yang
sering dijadikan konsep dalam penelitian dan konsep yang jarang
digunakan dalam penelitian sebelumnya.
b. Mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan multimedia
40
c. Membuat dan menyusun instrumen penelitian. Peneliti menggunakan
lembar observasi untuk menilai dan mengukur kelayakan multimedia
interaktif. Instrumen penelitian berupa lembar observasi multimedia
interaktif yang dilihat dari dua aspek, diantaranya aspek media dan
aspek pedagogik yang dimodifikasi dari lembar instrumen evaluasi
media pembelajaran menurut Crozat et al. (1999) dan Saputro (2012).
Aspek media terdiri atas lima sub aspek, diantaranya sub aspek
Technical Quality, sub aspek Usability, sub aspek Elemen Media
Visual, sub aspek Elemen Media Audio, dan sub aspek Interaktivitas.
Aspek pedagogik terdiri atas dua sub aspek, yaitu sub aspek
pembelajaran dan sub aspek standar isi. Pada sub aspek pembelajaran
terdiri atas tiga indikator, diantaranya indikator keselarasan ilustrasi
visual dan deksripsi, indikator penekanan pembelajaran, dan indikator
evaluasi. Sedangkan pada sub aspek standar isi terdapat lima indikator
yang terdiri atas kebenaran gambar, kebenaran animasi atau video,
akurasi (kebenaran informasi), kesesuaian dengan kurikulum yang
berlaku, dan tujuan pembelajaran. Selanjutnya peneliti menyusun
rubrik penilaian multimedia interaktif setiap indikator pada setiap
aspek media dan aspek pedagogik dengan menggunakan skala 0, 1, 2,
3, 4 yang pengisian lembar observasi tersebut dengan menggunakan
tanda checklist ().
d. Mengkonsultasikan hasil instrumen penelitian yang telah disusun
peneliti kepada dosen pembimbing. Setelah itu, dilakukan judgment
instrumen berupa lembar observasi penilaian multimedia interaktif
dilakukan kepada tiga dosen yang menekuni tentang media dan dua
dosen yang menekuni aspek pedagogik. Judgment instrumen dilakukan
sebanyak tiga kali. Berdasarkan hasil judgment tersebut selanjutnya
bersama dengan dosen pembimbing dilakukan diskusi untuk
mengidentifikasi dan mengambil keputusan untuk menyempurnakan
41
e. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen
tersebut bisa digunakan oleh observer. CD interaktif yang dijadikan
dalam uji coba merupakan CD interaktif yang berbeda dengan CD
interaktif yang dianalisis dalam penelitian. Observer yang melakukan
uji coba instrumen dilakukan oleh observer selain peneliti. Observer
menuliskan keterangan mengenai bagian-bagian pada instrumen yang
masih sulit untuk dianalisis.
f. Perbaikan instrumen dilakukan kembali setelah pelaksanaan uji coba.
Terutama pada aspek pedagogik, perlu ditambahkan analisis mengenai
kebenaran gambar dan animasi.
g. Melakukan kunjungan ke 27 sekolah yang ada di Kota Bandung untuk
menginventarisir CD interaktif yang digunakan di sekolah tersebut.
Hasil kunjungan ke sekolah-sekolah tersebut tersebut didapatkan 12
CD interaktif. Setelah menginventarisir CD interaktif yang digunakan
di sekolah-sekolah di Kota Bandung. Selanjutnya, menentukan CD
interaktif yang akan dianalisis. CD yang dipilih harus memenuhi
kriteria sebagai berikut, diantaranya pada CD tersebut terdapat materi
Virus, Monera, dan Fungi, serta CD interaktif yang dipilih berupa
software yang berbentuk Macromedia Flash yang berisi mengenai
menu-menu materi yang dapat dipilih sesuai kehendak pengguna.
Kriteria selanjutnya, CD interaktif tersebut merupakan keluaran
perusahaan atau instansi dan dipasarkan ke masyarakat. Maka,
berdasarkan kriteria tersebut, maka diputuskan dari 12 CD interaktif
biologi yang ditemukan terpilih lima CD interaktif yang akan dianalisis
kelayakannya.
2. Tahap Analisis Multimedia Interaktif
Analisis kelayakan multimedia interaktif dilakukan oleh tiga orang
pengamat atau observer dengan menggunakan instrumen penilaian
multimedia yang telah dijugment. Satu orang pertama adalah peneliti sendiri
42
interaktif dan materi biologi. Selanjutnya ketiga observer tersebut
menganalisis CD menggunakan lembar observasi penilaian multimedia
interaktif. Penjabaran mengenai tahap pelaksanaan analisis multimedia
interaktif sebagai berikut:
a. Melihat tayangan CD interaktif untuk analisis tahap pertama yang
terkait aspek media. Analisis dilakukan dengan menilai satu persatu
komponen-komponen yang ditetapkan dalam indikator aspek media,
dari setiap screen atau halaman pada multimedia interaktif. Kecuali,
indikator-indikator yang keberadaannya tidak ditemukan pada setiap
screen, seperti indikator portabilitas, instalasi, dan dokumentasi pada
aspek media dan indikator evaluasi pada aspek pedagogik. Indikator
yang penilaiannya dilakukan pada setiap screen dilakukan dengan cara
menayangkan CD kemudian menilai komponen yang telah ditetapkan
dalam indikator penilaian observasi multimedia interaktif pada setiap
halamannya. Selanjutnya skor yang diperoleh pada setiap halaman
dijumlahkan dan dirata-ratakan untuk memperoleh skor akhir pada
setiap indikator. Sedangkan, indikator portabilitas, instalasi, dan
dokumentasi pada aspek media dilakukan dengan hanya menilai
dimana bagian-bagian tersebut ditemukan pada CD. Indikator
portabilitas menilai kemampuan multimedia interaktif dapat digunakan
dalam berbagai macam jenis sistem operasi, hal tersebut dapat
diketahui ketika CD mulai dioperasikan, sehingga penilaian indikator
portabilitas cukup dilakukan pada tahap awal CD dioperasikan.
Indikator instalasi menilai kemudahan dalam proses instalasi CD,
sehingga penilaian indikator instalasi dilakukan dengan melihat
bagaimana proses instalasinya. Indikator dokumentasi menilai
keberadaan buku petunjuk yang terdapat pada CD dalam bentuk fisik
atau petunjuk yang terdapat di dalam tampilan program CD. Indikator
evaluasi menilai keberadaan evaluasi yang terdapat pada CD, sehingga
penilaian dilakukan dengan melihat apakah pada CD tersebut terdapat
43
b. Setelah menganalisis aspek media pada kelima CD interaktif.
Selanjutnya, menganalisis aspek pedagogik dengan tahapan yang
dilakukan sama seperti langkah analisis media. Aspek pedagogik
terbagi ke dalam dua sub aspek, diantaranya sub aspek pembelajaran
dan sub aspek standar isi. Sub aspek pembelajaran terdiri atas tiga
indikator, seperti indikator keselarasan ilustrasi visual dan deskripsi,
indikator penekanan pembelajaran, dan indikator evaluasi. Indikator
keselarasan ilustasi visual dan deskripsi menilai kemudahan deskripsi
dipahami dengan adanya ilustrasi visual (gambar atau animasi) pada
setiap screen multimedia interaktif. Setelah seluruh screen
memperoleh masing-masing skor indikator, selanjutnya jumlahkan dan
dirata-ratakan untuk memperoleh skor akhir setiap indikator. Penilaian
indikator penekanan pembelajaran pun dilakukan sama seperti tahapan
pada penilaian indikator keselarasan ilustrasi visual dan deskripsi.
Sedangkan indikator evaluasi menilai keberadaan evaluasi pada CD
berupa soal-soal latihan, sehingga penilaian indikator evaluasi
dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya soal-soal latihan pada CD.
Skor pada setiap indikator dijumlahkan dan dirata-ratakan untuk
memperoleh skor indikator.
c. Pada saat menganalisis aspek pedagogik pada sub aspek standar isi
dibagi menjadi tiga tahapan, diantaranya menganalisis kebenaran
informasi, kebenaran gambar, dan animasi. Kebenaran informasi pada
kelima multimedia interaktif yang dianalisis dilakukan dengan cara
seluruh informasi pada multimedia interaktif tersebut dicocokkan
dengan buku sumber yang dijadikan buku acuan untuk analisis
kebenaran informasi. Peneliti melakukan analisis setiap materi virus,
Monera, dan Fungi pada setiap CD. Informasi pada masing-masing
materi pada kelima CD yang terdapat pada setiap screen CD tersebut
diketik, dicocokkan dengan buku acuan, dianalisis dan diberikan
penilaian akhir berdasarkan rubrik penilaian informasi pada lembar
44
melihat tayangan CD untuk melihat seluruh informasi pada CD
tersebut. Selain menganalisis kebenaran informasi, selanjutnya peneliti
menganalisis kebenaran gambar pada seluruh tampilan gambar pada
CD. Kebenaran gambar pada kelima multimedia interaktif yang
dianalisis dilakukan dengan cara menganalisis seluruh gambar pada
materi Virus, Monera, dan Fungi pada masing-masing multimedia
interaktif tersebut. Selanjutnya, gambar tersebut dianalisis yang dilihat
dari bentuk gambar, warna gambar, kelengkapan informasi pada
gambar, dan keterangan benar tidaknya informasi pada gambar.
Setelah itu, gambar diberi skor sesuai dengan rubrik penilaian
informasi pada lembar penilaian multimedia interaktif. Setelah seluruh
gambar diberi skor, selanjutnya dijumlahkan dan dirata-ratakan untuk
memperoleh skor akhir setiap gambar. Setelah analisis kebenaran
gambar dilakukan, selanjutnya menganalisis kebenaran animasi.
Analisis kebenaran animasi pada kelima multimedia interaktif yang
dianalisis dengan cara menganalisis seluruh animasi materi Virus,
Monera, dan Fungi pada masing-masing multimedia interaktif tersebut.
Animasi yang terdapat di kelima CD tersebut di print screen pada
setiap perubahan animasi yang bertujuan agar dapat mempermudah
peneliti dalam melakukan menganalisis. Animasi dicocokkan dengan
buku sumber yang dijadikan acuan untuk analisis. Hasil analisis yang
dilakukan oleh peneliti satu pada aspek media dan aspek pedagogik
kemudian diperlihatkan kepada peneliti kedua dan peneliti ketiga untuk
memberikan skor berdasarkan lembar penilaian multimedia interaktif.
Jadi, peneliti kedua dan ketiga melihat tayangan CD tersebut dengan
disertai hasil analisis yang telah dilakukan oleh peneliti pertama tanpa
adanya pencantuman skor dari peneliti. Hal tersebut supaya peneliti
kedua ketiga tidak terpengaruh terhadap skor yang diberikan oleh
peneliti yang lain. Keseluruhan hasil skor analisis pada aspek media
dan aspek pedagogik tersebut selanjutnya digabungkan dan nilai
45
dicantumkan bagian-bagian dari seluruh informasi, gambar, dan
animasi yang menurut peneliti memiliki kekurangan.
3. Tahap Akhir
a. Setelah semua skor indikator setiap aspek diperoleh, kemudian
dirata-ratakan, dijumlahkan, dan selanjutnya dicari persentasenya. Pada akhir
tahap ini, angka persentase dicocokkan dengan kriteria penilaian untuk
menentukan tingkat kelayakannya.
b. Setelah semua indikator telah ditentukan tingkat kelayakannya
selanjutnya dilakukan pembahasan untuk menentukan kelebihan dan
kekurangan dari setiap CD yang dianalisis.
c. Berdasarkan hasil pembahasan tersebut disusunlah kesimpulan dan
saran-saran terhadap aspek-aspek penelitian yang masih kurang.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dan dipilih oleh peneliti
dalam kegiatan penelitiannya mengumpulkan data-data agar kegiatan tersebut
menjadi sitematis dan dipermudah. Berdasarkan pengertian tersebut, penelitian ini
memerlukan instrumen untuk mempermudah penulis dalam menganalisis dan
mengolah data. Oleh karena itu, penulis menggunakan lembar observasi untuk
menilai dan mengukur kelayakan multimedia interaktif yang diisi oleh peneliti
selama melaksanakan penelitian. Pengembangan lembar observasi penilaian
kelayakan multimedia interaktif yang disusun dilakukan dengan beberapa
tahapan, diantaranya penyusunan kisi-kisi, penyusunan instrumen, melakukan
judgement instrumen oleh dosen ahli, selanjutnya melakukan revisi untuk
aspek-aspek dan bagian-bagian dari instrumen yang belum tepat, dan terakhir
melaksanakan uji coba instrumen.
Penilaian pada lembar observasi menilai dari dua aspek, yaitu aspek media
dan aspek pedagogik. Kedua aspek tersebut dimodifikasi dari berbagai jurnal dan
46
sebagai rujukan dalam penyusunan penilaian aspek media. Sedangkan, aspek
pedagogik dimodifikasi dari penelitian Saputro (2012) dengan jurnal berjudul
“Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif pada Pokok
Bahan Relasi dan Fungsi untuk Siswa Kelas VIII”. Lembar observasi penilaian
multimedia interaktif ini dikembangkan dalam bentuk tabel yang terdiri dari aspek
media dan aspek pedagogik dengan indikator yang telah disusun. Pada
masing-masing aspek terdapat kolom dengan menggunakan skala 0, 1, 2, 3, 4 yang
pengisian lembar observasi tersebut dengan menggunakan tanda check list ()
pada setiap indikator yang dianalisis. Lembar observasi penilaian kelayakan
multimedia interaktif ini disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun oleh
peneliti sendiri dengan merujuk pada Crozat et al. (1999) dan Saputro (2012).
Kisi-kisi instrumen pada lembar observasi penilaian kelayakan multimedia
[image:30.595.107.518.213.747.2]interaktif ini terdapat pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Media Pembelajaran untuk Peneliti Dalam Aspek Media dan Aspek Pedagogik
No Aspek Indikator Item Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
Aspek Media
1. Technical Quality a. Portabilitas 1
4
b. Instalasi 2
c. Kelancaran pengoperasian 3
d. Dokumentasi 4
2. Usability a. Konsistensi 5 1
3. Elemen Media Visual
a. Teks 6
3 b. Keselarasan warna teks dan
background 7
c. Ilustrasi (gambar, video animasi) 8
4. Elemen Media Audio
a. Narasi 9
3
b. Soundeffect 10
c. Backsound 11
5. Interaktivitas a. Interaktivitas
47
No Aspek Indikator Item Jumlah
Aspek Pedagogik
6. Pembelajaran a. Keselarasan ilustrasi visual dan
deskripsi 13
3
b. Penekanan pembelajaran 14
c. Evaluasi 15
7. Standar Isi a. Kebenaran Informasi 16
5
b. Kebenaran Gambar 17
c. Kebenaran Animasi/ Video 18 d. Kesesuaian dengan kurikulum
yang berlaku 19
e. Tujuan Pembelajaran 20
Deskripsi kisi-kisi mengenai indikator setiap aspek media dan aspek
[image:31.595.107.518.109.751.2]pedagogik yang dianalisis dalam dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel. 3.2 Deskripsi Indikator Penilaian Multimedia Interaktif
No Sub Aspek Indikator Deskripsi
(1) (2) (3) (4)
Aspek Media
1. Technical
Quality
(Kualitas Media secara Teknis)
a. Portabilitas Kemampuan multimedia interaktif digunakan pada semua jenis sistem operasi (Windows, Mac, dan Linux) b. Instalasi Kemudahan proses instalasi yaitu
tidak perlu melalui proses instalasi, dapat langsung berjalan dengan satu kali klik program tanpa menginstal aplikasi lain
c. Kelancaran pengoperasian
Kemampuan software yang dapat berjalan dengan lancar, tidak ditemukan hang/crash pada saat digunakan
d. Dokumentasi Keberadaan petunjuk penggunaan yang lengkap, jelas dan berguna
2. Usability
(Mudah digunakan dan sederhana dalam
48
No Sub Aspek Indikator Deskripsi
(1) (2) (3) (4)
pengoperasian)
3. Elemen Media
Tekstual dan Visual (Penyajian informasi yang secara nyata dapat dilihat)
a. Teks Keterbacaan teks pada multimedia yaitu ukuran huruf cukup besar, jenis huruf menarik serta tidak terdapat banyak kalimat pada satu
screen
b. Keselarasan warna teks dan
background
Ketepatan pemilihan warna teks dan
background. Warna teks tidak sama dengan background dan tidak menggunakan banyak warna sehingga teks terbaca dengan jelas c. Ilustrasi
(gambar, video animasi)
Kualitas ilustrasi (gambar, video, dan animasi) baik dalam segi peletakan, ukuran, warna dan pencahayaan
4. Elemen Media
Audio
(Penyajian informasi yang secara nyata dapat didengar)
a. Narasi Suara bersih, intonasi dan artikulasi jelas, tempo bicara tidak terlalu cepat atau lambat
b. Sound effect Ketepatan jenis sound effect yang digunakan sehingga tidak mengganggu konsentrasi.
c. Backsound Ketepatan pemilihan backsound
yaitu yang tidak mengganggu konsentrasi pengguna dan tidak menutupi suara narasi
5. Interaktivitas
(Komunikasi dua arah antara multimedia dengan pengguna)
a. Interaktivitas Kemampuan memberikan feedback
dari program untuk setiap perlakuan serta kemampuan program dapat dikontrol sesuai dengan kehendak pengguna
Aspek Pedagogik
6. Pembelajaran
(Penyajian informasi yang menunjang pembelajaran) a. Keselarasan ilustrasi visual dan deskripsi
Kemudahan deskripsi dipahami dengan adanya ilustrasi visual (gambar/animasi) dan sebaliknya b. Penekanan
pembelajaran
49
No Sub Aspek Indikator Deskripsi
(1) (2) (3) (4)
informasi lainnya sehingga terlihat jelas berbeda
c. Evaluasi Kesesuaian soal latihan dengan
Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang berlaku dan terdapat latihan dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi jika hasilnya baik.
7. Standar Isi
(Kebenaran informasi dan kesesuaian informasi dalam multimedia dengan standar pada kurikulum) a. Kebenaran informasi
Informasi benar, infomasi tidak menimbulkan penafsiran yang salah dan penjelasan langsung pada inti materi.
[image:33.595.108.514.111.629.2]b. Kebenaran gambar
Kebenaran bentuk secara konsep, kebenaran dan kelengkapan keterangan gambar, serta kerepresentatifan warna dengan objek asli.
c. Kebenaran animasi
Kebenaran nformasi, ilustrasi dan simulasi benar serta kelengkapan informasi pada animasi.
d. Kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku
Kesesuaian informasi dengan
Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang berlaku
e. Tujuan pembelajaran
Kesesuaian tujuan pembelajaran pada multimedia sesuai dengan
Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang berlaku dan disampaikan secara tertulis dan jelas.
Untuk format lembar observasi penilaian yang digunakan untuk menilai
multimedia interaktif terdapat pada Tabel 3.3. Lembar observasi penilaian
multimedia interaktif tersebut terdiri atas aspek media dan aspek pedagogik.
Aspek media terdiri atas lima sub aspek, diantaranya sub aspek Technical
50
Media Audio, dan sub aspek Interaktivitas. Aspek pedagogik terdiri atas dua sub
[image:34.595.108.519.206.695.2]aspek, yaitu sub aspek pembelajaran dan sub aspek standar isi.
Tabel 3.3 Lembar Observasi Hasil penilaian CD X
Aspek Media Technical Quality
(Kualitas Media secara Teknis)
No. Indikator Skor Keterangan
0 1 2 3 4
1. Portabilitas 2. Instalasi
3. Kelancaran Pengoperasian
4. Dokumentasi (Petunjuk penggunaan)
Usability
(Kemudahan dalam pengoperasian)
No Indikator Skor Keterangan
0 1 2 3 4
5. Konsistensi
Elemen Media Visual
(Penyajian informasi yang secara nyata dapat dilihat)
Elemen Media Audio
(Penyajian informasi yang secara nyata dapat didengar)
No. Indikator Skor Keterangan
0 1 2 3 4
6. Teks
7. Keselarasan warna Teks dan
Background
8. Ilustrasi
(Gambar, Video, dan Animasi)
No. Indikator Skor Keterangan
0 1 2 3 4
9. Narasi 10. Sound Effect
51
Interaktivitas
(Komunikasi dua arah antara multimedia dengan pengguna)
Aspek Pedagogik Pembelajaran
(Penyajian informasi yang menunjang pembelajaran)
Standar isi
(Kebenaran informasi dan kesesuaian informasi dalam multimedia dengan standar pada kurikulum)
Pada indikator Akurasi (kebenaran informasi) dilakukan penjabaran kembali
dengan format analisis seperti pada Tabel 3.4. Informasi pada multimedia akan
dibandingkan dengan informasi dengan buku acuan, selanjutnya dianalisis dan
diberi skor. Selain itu, indikator kebenaran gambar dan kebenaran animasi juga
diberikan penjabaran dan analisis dengan format analisis seperti pada Tabel 3.5
dan Tabel 3.6.
No. Indikator Skor Keterangan
0 1 2 3 4
12. Interaktivitas
No Indikator Skor Keterangan
0 1 2 3 4
13. Keselarasan ilustrasi visual dan deskripsi
14. Penekanan Pembelajaran 15. Evaluasi
No Indikator Skor Keterangan
0 1 2 3 4
16. Akurasi (Kebenaran Informasi) 17. Kebenaran gambar
18 Kebenaran animasi/video
19. Kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku
52
Tabel 3.4 Instrumen Observasi Indikator Kebenaran Informasi
No. Informasi pada multimedia
Informasi pada
buku acuan Analisis
Skor
[image:36.595.107.518.142.591.2]0 1 2 3 4
Tabel 3.5 Instrumen Observasi Indikator Kebenaran Gambar
No. Gambar pada multimedia Analisis
Skor
0 1 2 3 4
Tabel 3.6 Instrumen Observasi Indikator Kebenaran Animasi
No. Animasi pada multimedia Analisis
Skor
0 1 2 3 4
Cara pengisian instrumen penilaian ini adalah ketika ditemukan unsur yang
dimaksud (Tabel 3.3) dalam materi pembelajaran CD Multimedia Interaktif maka
diberi tanda () pada skala penilaian dari 1-4 berdasarkan rubrik penilaian yang
telah disediakan (Lampiran A2). Pengulangan dilakukan sebanyak tiga kali.
Setelah itu, hasil dari penilaian dihitung, dijumlahkan dan dirata-ratakan.
Selanjutnya, hasil keseluruhan dari tabel tersebut disimpulkan dalam bentuk
53
Pengisian Tabel 3.4 mengenai indikator akurasi dilakukan dengan cara
memasukkan materi yang terdapat pada tampilan CD multimedia interaktif dan
memasukkan materi pembanding yang terdapat pada buku rujukan, yaitu buku S1
seperti Campbell et al. (2008). Selanjutnya perbandingan kedua materi tersebut
dianalisis dan diberikan skor sesuai dengan rubrik kebenaran akurasi (kebenaran
informasi). Pengisian Tabel 3.5 mengenai indikator kebenaran gambar dengan
cara memasukkan seluruh gambar yang terdapat pada CD yang selanjutnya
gambar tersebut dianalisis. Begitu juga dengan Tabel 3.6 mengenai indikator
kebenaran animasi yang terdapat pada CD yang selanjutnya dianalisis oleh
peneliti dan diberi skor berdasarkan rubrik penilaian animasi yang telah disusun.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi
penilaian multimedia interaktif. Pengumpulan data multimedia interaktif dengan
menggunakan lembar observasi dilakukan oleh tiga orang, yaitu peneliti, dan dua
mahasiswa dengan latar belakang menguasai teknologi pembelajaran, pada materi
Virus, Fungi, dan Monera. Pengumpulan data dilakukan dengan tiga tahap,
diantaranya:
1. Menganalisis aspek media yang meliputi sub aspek Technical Quality, sub
aspek Usability, sub aspek Elemen Media Visual, sub aspek Elemen Media
Audio, dan sub aspek Interaktivitas.
2. Menganalisis sspek pedagogik yang terdiri atas dua sub aspek, yaitu sub aspek
pembelajaran dan sub aspek standar isi. Indikator pada Sub aspek standar isi
dijabarkan kembali sebagai berikut:
a. Menganalisis kebenaran informasi pada kelima multimedia interaktif yang
dianalisis, dicocokkan dengan buku sumber yang dijadikan acuan.
b. Menganalisis kebenaran gambar pada kelima multimedia interaktif yang
dianalisis, dicocokkan dengan buku sumber yang dijadikan acuan.
c. Menganalisis kebenaran animasi/ video pada kelima multimedia interaktif
54
3. Menganalisis keseluruhan aspek pada lembar observasi penilaian multimedia
interaktif pada aspek media dan aspek pedagogik.
G. Teknik Pengolahan Data
Teknik penilaian observasi mengenai multimedia interaktif dalam
penelitian ini menggunakan Rating scale. Metode analisis data yang digunakan
untuk validasi aspek media dan pedagogik pada multimedia interaktif ini
[image:38.595.118.515.206.505.2]diperoleh berdasarkan perhitungan skala Likert seperti Tabel 3.7 berikut ini:
Tabel 3.7 Skala Likert untuk Validasi Media
Penilaian Skor
Sangat baik 4
Baik 3
Cukup 2
Kurang baik 1
Sangat tidak baik 0
Sumber: (Riduwan, 2009)
Analisis multimedia interaktif dilakukan dengan menganalisis aspek media
dan aspek pedagogik. Pada aspek media terdiri dari lima sub aspek, diantaranya
sub aspek Technical quality, Usability, Elemen Media Visual, Elemen Media
Audio, dan Interaktivitas. Sedangkan pada aspek pedagogik terdiri dari sub aspek
pembelajaran dan standar isi. Setiap sub aspek pada aspek media dan pedagogik
memiliki indikator dengan jumlah keseluruhan dari 20 indikator seperti yang
terdapat kisi-kisi pada Tabel 3.1. Penilaian yang diperoleh pada setiap indikator
pada aspek media dan aspek pedagogik selanjutnya dihitung dan dipersentase
untuk diinterpretasikan. Berdasarkan skala pada Tabel 3.7 untuk memperoleh
persentase kelayakan multimedia interaktif tersebut dengan menggunakan rumus
55
Keterangan:
K= Kelayakan media
F =Jumlah jawaban responden N = Skor Tertinggi
I = Jumlah item R = Jumlah responden
(Sumber: Sugiyono, 2009)
Perolehan nilai dari rumus di tersebut merupakan perolehan data hasil
perhitungan setiap indikator pada aspek media dan aspek pedagogik. Perolehan
data hasil perhitungan setiap indikator pada aspek media dan aspek pedagogik
[image:39.595.109.517.208.727.2]selanjutnya dapat diinterpretasikan berdasarkan kriteria pada Tabel3.8 berikut ini:
Tabel 3.8 Interpretasi Skor untuk Validasi Media
Persentase
(%) Kategori
0-20 Sangat Lemah
21-40 Lemah
41-60 Cukup
61-80 Baik/Layak
81-100 Sangat Baik/ Sangat Layak
Sumber: (Sugiyono, 2009 dalam Trisanti dan Sanjaya, 2013)
Berdasarkan kriteria di atas, maka multimedia interaktif dapat dikatakan
baik atau layak apabila persentasenya 61% dari semua aspek media dan aspek
pedagogik. Selanjutnya data hasil penelitian dapat dinterpretasikan menggunakan
skala interpretasi garis kontinum seperti pada Gambar 3.1 yang diadaptasi dari
Sugiyono (2011), sebagai berikut:
Sangat Tidak Kurang Baik Cukup Baik Sangat Baik
20% 60% 80%
0% 40% 100%
56
[image:40.595.106.530.106.740.2]Tahap Pembuatan laporan penelitian
Gambar 3.1 Alur penelitian
Pengolahan data penelitian
Penarikan Kesimpulan Interpretasi data
Pembahasan
Tahap Pra Persiapan
Studi Pendahuluan
Penyusunan Proposal
Tahap Persiapan
Merumuskan masalah
Menyusun proposal penelitian
Merevisi proposal penelitian
Seminar proposal penelitian
Melakukan survey CD interaktif yang beredar di SMA kelas X
Menentukan CD interaktif dan Jumlah yang akan dianalisis
Menyusun, Menjugment, dan merevisi lembar observasi instrumen multimedia interaktif
Analisis kelayakan CD interaktif menggunakan lembar observasi instrumen multimedia interaktif
Data hasil analisis media pembelajaran
Tahap pengolahan dan Analisis data
CD interaktif
102
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai tingkat
kelayakan multimedian interaktif pada materi Virus, Fungi, dan Archaebacteria
dan Eubacteria yang dilihat dari aspek media dan pedagogik dapat ditarik
kesimpulan bahwa aspek media pada kelima multimedia interaktif tersebut
memiliki kategori sangat baik pada sub aspek Usability, sub aspek Elemen Media
Visual, dan sub aspek Interaktivitas. Sedangkan pada sub aspek Technical quality
dan Elemen Media Audio memperoleh kategori baik. Perolehan skor CD A pada
aspek media sebesar 80,83%, CD B memperoleh skor aspek media sebesar
71,45%, CD C memperoleh skor aspek media sebesar 88,33%, CD D memperoleh
skor aspek media sebesar 82,08%, dan CD E memperoleh skor aspek media
sebesar 85,42%. Sedangkan pada aspek pedagogik multimedia interaktif tersebut
memiliki kategori cukup, yaitu CD A memperoleh skor aspek pedagogik sebesar
61,065%, CD B memperoleh skor aspek pedagogik sebesar 59,29%, CD C
memperoleh skor aspek pedagogik sebesar 64,55%, CD D memperoleh skor aspek
pedagogik sebesar 44,235%, dan CD E memperoleh skor aspek pedagogik sebesar
43,885% dengan kategori cukup.
Berdasarkan hal tersebut kelima multimedia interaktif yang dianalisis pada
aspek media memperoleh skor sebesar 81,662% dengan kategori sangat baik dan
pada aspek pedagogik multimedia interaktif memperoleh data skor 54,605%
dengan kategori cukup. Jadi dapat disimpulkan bahwa kelima CD pembelajaran
yang diteliti pada materi Virus, Monera, dan Fungi layak digunakan dengan
disertai penjelasan-penjelasan tambahan informasi. Guru sebagai pengguna CD
tersebut perlu membuat slide yang berisi informasi tambahan, seperti penjelasan
mengenai bagaimana tahapan litik dan lisogenik baik dalam bentuk informasi,
gambar atau animasi, keterangan struktur virus, struktur fungi, dan struktur
monera dan menayangkannya bersama CD yang ada. Serta perlunya informasi
103
B. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh, ada beberapa hal yang menjadi saran dari
hasil penelitian ini, antara lain:
1. Pada penelitian ini pemilihan CD yang dianalisis tidak melibatkan guru
dan siswa dalam menentukan kelayakan CD interaktif yang baik menurut
guru dan siswa tersebut. Sehingga, bagi peneliti selanjutnya lebih baik
melibatkan guru dan siswa untuk menentukan feasibilitas dan kelayakan
multimedia interaktif.
2. Berdasarkan analisis indikator pada instrumen untuk aspek pedagogik
terdapat indikator pada aspek pedagogik yang belum tercantum. Sehingga,
bagi penelitian selanjutnya hendaknya meninjau kembali indikator pada
instrumen. Serta, pada instrumen ditambahkan indikator pedagogik, seperti
hirarki konsep, kesesuaian evaluasi dengan yang disampaikan pada CD,
proses berpikir siswa, meneliti ada atau tidaknya proses dalam
membangun konsep pada multimedia inteaktif tersebut, pengolahan bahan
ajar, strategi pembelajaran, dan pertanyaan produktif pada CD.
3. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan multimedia
interaktif Biologi SMA pada aspek media dan pedagogik. Penggunaan
analisis kelayakan sendiri kurang tepat. Sehingga, pada tujuan penelitian
selanjutnya hendaknya mencantumkan tujuan penelitian sebagai berikut,
yaitu melakukan validasi logis pada multimedia interaktif yang dilihat
pada aspek media dan aspek pedagogik.
4. Pada saat analisis kebenaran informasi dan kebenaran gambar diperoleh
164 kesalahan penulisan spesies, pada CD A terdapat 31 kesalahan nama
spesies, CD B terdapat 49, CD C terdapat 22, CD D terdapat 37, dan CD E
terdapat 25 kesalahan nama spesies. Sehingga, guru ketika mengetahui
mengenai informasi yang salah tersebut segera mencocokkan dengan buku
acuan untuk memvalidasi istilah yang salah tersebut dan selanjutnya guru
tersebut harus memberikan informasi yang lengkap dan benar kepada
siswa, salah satunya dengan cara memperlihatkan slide tambahan
104
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, J. (2007). Edgar Dale’s Cone of Experience. [Online]. Tersedia: http://ctl.mesacc.edu/edgar-dales-cone-of-experience-2) [18 November 2012].
Arsyad, A. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo.
Aryani, N. (2013). Optimalisasi pelayanan informasi berbasis web site dan penerapan pembelajaran berbasis informasi & teknologi dalam upaya peningkatan mutu pendidikan Di sd islam al-azhar 8 kembangan jakarta barat. Thesis program studi administrasi pendidikan sekolah universitas muhammadiyah: tidak diterbitkan. [Online]. Tersedia: http://share.pdfonline.com /a8c3f58f4397421 d8361804369278a4d/ pdf%20tesis%20nani.htm [19 Mei 2013].
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan dasar dan Menengah. Jakarta: DEPDIKNAS.
Binanto, I. (2010). Multimedia Digital-Dasar Teori dan Pengembangannya. Jogyakarta: CV Andi Offset.
Campbell, N.A., Reece, J.B., Urry, L.A., Cain, M.L.,Wasserman, S.A., Minorsky, P.V., Jackson, R.B. (2008). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Campbell, N.A., Reece, J.B., Urry, L.A., Cain, M.L.,Wasserman, S.A., Minorsky, P.V., Jackson, R.B. (2008). Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Corwin, E.J. (2007). Buku saku patofisiologi. Jakarta: Kedokteran EGC.
105
Darkuni, M.N. (2001). Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi).
Malang: Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang.
Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: Yrama Widya.
Dewi, A.R.K., (2011). Analisis Dan Perancangan Aplikasi Multimedia Pembelajaran Biologi Untuk Sma Kelas Xi. [Online]. Tersedia:
repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12_.2277_. pdf [ 17 Mei 2013].
Elrod, S., dan Stansfield, W. (2002). Genetika Edisi keempat. Jakarta: Erlangga.
Fried, G.H. dan Hademenos, G.J. (1999). Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Gandjar, I dan Sjamsudridzal, W. (2006). Mikologi:Dasar dan Terapan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Hoek, V.D., Mann, D.G., dan Jhans, H.M. (1995). Algae introduction to phycology. English: Press Syndicate of University of Cambridge.
Jamaludin, R. (2005). Multimedia dalam Pendidikan. Kuala Lumpur: PRIN-AD SDN.BHD.
Jackson, A.C. (2013). Third edition RABIES scientific basis of the disease and its management. USA: Academic press.
Kemdikbud. (2013). Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013. [Online]. Tersedia: dikmen.kemdikbud.go.id/dak/Paparan%20Juklak%20DAK%20Dikmen [ 20 Juni 2013].
Khairinissa. (2012). Perbandingan Penggunaan Alat Evaluasi Berupa Gambar untuk menggali penguasan Konsel Sel dan Jaringan Tumbuhan. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Biologi UPI Bandung: tidak diterbitkan.
106
Mulyadi, A. W., Nurdin, E. A., dan Waslaluddin. (2010). Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif CAI Model Instructional Games Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Skripsi. Bandung : Pendidikan Ilmu Komputer UPI.
Mulyanta dan Marlon, L. (2009). Tutorial Membangun Multimedia Interaktif Media Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.
Munadi, Y. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada.
Muninjaya, A.A.G. (1999). AIDS di Indonesia: Masalah dan Kebijakan Penanggulangannya. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Munir. (2008). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Kom