• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PERILAKU DENGAN PENERAPAN PERSONAL HYGIENE PENJAMAH MAKANAN DI INSTALASI GIZI RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PERILAKU DENGAN PENERAPAN PERSONAL HYGIENE PENJAMAH MAKANAN DI INSTALASI GIZI RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2013."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL PENELITIAN SKRIPSI

UNIVERSITAS ANDALAS

HUBUNGAN PERILAKU DENGAN PENERAPAN

PERSONAL

HYGIENE

PENJAMAH MAKANAN DI INSTALASI GIZI

RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG

TAHUN 2013

Oleh :

REZI MULYA FATMA

No. BP. 0910333174

Diajukan Sebagai Pemenuhan Syarat Untuk Mendapatkan

Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

(2)
(3)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ANDALAS

LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK

HUBUNGAN PEILAKU PENJAMAH MAKANAN DENGAN PENERAPAN PERSONAL HYGIENE PADA PENJAMAH MAKANAN DI INSTALASI GIZI RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2013

Skripsi S1 Oleh: Rezi Mulya Fatma Pembimbing 1 : Nizwardi Azkha, SKM, MPPM, M. Si, M. Pd Pembimbing II : Muchsin Riviwanto, SKM, M.Si

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku dengan penerapan personal hygiene pada penjamah makanan di Instalasi Gizi RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2013.

Metode

Jenis penelitian menggunakan metode explanatory research dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh penjamah makanan di Instalasi Gizi RSUPDr. M. Djamil Padang. Jumlah sampel sama dengan jumlah populasi sebanyak 43 orang pekerja cuci mobil, diambil secara total sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara dan kuesioner. Data dianalisis dengan uji Chi-square.

Hasil

Kurang dari separuh (37,2%) personal hygiene penjamah makanan di Instalasi Gizi RSUP Dr.M.Djamil Padang adalah tidak bersih. Kurang dari separuh (39,2%) personal hygiene penjamah makanan di Instalasi Gizi RSUP Dr.M.Djamil Padang adalah rendah.Kurang dari separuh (37,2%) sikap penjamah makanan di Instalasi Gizi RSUP Dr.M.Djamil Padang adalah negatif. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan penjamah makanan dengan penerapan personal hygiene di Instalasi Gizi RSUP Dr. M. Djamil Padang. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap penjamah makanan dengan penerapan personal hygiene di Instalasi Gizi RSUP Dr. M. Djamil Padang.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa yang berhubungan personal hygiene penjamah makanan adalah perilaku dan sikap penjamah makanan. Diharapkan kepada kepada pimpinan Instalasi Gizi RSUP Dr. M. Djamil Padang untuk dapat memfasilitasi pekerja dengan penyediaan tempat cuci tangan dan fasilitas penunjang personal hygiene dan sanitasi lainya, agar pekerja dapat menjaga kebersihan dirinya, pekerja sebaiknya memperhatikan kebersihan diri dan sanitasi. Skripsi telah dipertahankan di depan sidang penguji skripsi dan dinyatakan lulus pada tanggal 03 Januari 2014. Abstrak telah disetujui oleh Penguji.

Tanda Tangan

Alumnus telah terdaftar ke Fakultas/ Universitas dan mendapat Nomor Alumnus : Petugas Fakultas / Universitas

No. Alumni Fakultas Nama : Tanda Tangan

(4)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING PERNYATAAN PENGESAHAN

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ABSTRAK ... ii ABSTRAC...ii KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.

BAB 1 : PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.3.1 Tujuan Umum ... Error! Bookmark not defined.

1.3.2 Tujuan Khusus ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4.1 Manfaat Teoritis ... Error! Bookmark not defined.

1.4.2 Bagi Rumah Sakit ... Error! Bookmark not defined.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.

(5)

2.1.1 Pengertian Sikap ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi SikapError! Bookmark not defined.

2.1.1.2 Komponen Sikap ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.3 Intensitas Sikap ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.4 Cara Pengukuran Sikap ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Pengertian Personal Hygiene ... Error! Bookmark not defined.

2.2.1 Macam-Macam Personal Hygiene ... Error! Bookmark not defined.

2.2.2 Tujuan Perawatan Personal Hygiene ... Error! Bookmark not defined.

2.2.3 Alat Ukur / Indikator Kebersihan Diri ... Error! Bookmark not defined.

2.2.4 Dampak Personal Hygiene ... Error! Bookmark not defined.

2.2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Personal HygieneError! Bookmark not defined.

2.3 Penjamah Makanan ... Error! Bookmark not defined.

2.2.1 Syarat Tenaga Penjamah Makanan ... Error! Bookmark not defined.

2.4 Hubungan Personal Hygiene dan Penjamah MakananError! Bookmark not defined.

2.4.1 Peranan Makanan Sebagai Media Penularan PenyakitError! Bookmark not defined.

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Personal Hygiene Pada Penjamah

Makanan ... Error! Bookmark not defined.

2.5.1 Pengetahuan ... Error! Bookmark not defined.

2.5.2 Sikap ... Error! Bookmark not defined.

2.6 Kerangka Teori ... Error! Bookmark not defined.

2.7 Kerangka Konsep ... Error! Bookmark not defined. BAB 3 : METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Jenis Penelitian... Error! Bookmark not defined.

3.2 Waktu dan Tempat ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined.

(6)

3.3.2 Sampel... Error! Bookmark not defined.

3.4 Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.4.1 Data Primer ... Error! Bookmark not defined.

3.4.2 Data Skunder ... Error! Bookmark not defined.

3.4.2.1 Teknik Pengambilan Sampel ... Error! Bookmark not defined.

3.5 Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.6.1 Data Primer ... Error! Bookmark not defined.

3.6.2 Data Sekunder ... Error! Bookmark not defined.

3.7 Teknik Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.7.1 Penyuntingan (Editing) ... Error! Bookmark not defined.

3.7.2 Pengkodean (Coding)... Error! Bookmark not defined.

3.7.3 Mamasukkan data (Data Entry) ... Error! Bookmark not defined.

3.7.4 Pembersihan data (Cleaning) ... Error! Bookmark not defined.

3.8 Teknik Analisis Data... Error! Bookmark not defined.

3.8.1 Analisis Univariat ... Error! Bookmark not defined.

3.8.2 Analisis Bivariat... Error! Bookmark not defined. BAB 4 : HASIL PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Gambaran Umum Instalansi Gizi RSUP. Dr.M.Djamil PadangError! Bookmark not defined.

4.2 Karakteristik Responden ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Umur Responden ... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Jenis Kelamin Responden ... Error! Bookmark not defined.

4.2.3 Pendidikan Responden ... Error! Bookmark not defined.

4.2.4 Lama Kerja Responden ... Error! Bookmark not defined.

(7)

4.3.1 Personal Hygiene ... Error! Bookmark not defined.

4.3.2 Tingkat Pengetahuan ... Error! Bookmark not defined.

4.3.3 Sikap ... Error! Bookmark not defined.

4.4 Hasil Bivariat ... Error! Bookmark not defined.

4.4.1 Hubungan Tingkat Pengetahuan Penjamah Makanan Dengan Penerapan Personal

Hygiene di Instalasi Gizi RSUP Dr. M. Djamil PadangError! Bookmark not defined.

4.4.2 Hubungan Sikap Dengan Penerapan Personal Hygiene di Instalasi Gizi RSUP Dr.

M. Djamil Padang ... Error! Bookmark not defined. BAB 5 : PEMBAHASAN... Error! Bookmark not defined. 5.1 Ketebatasan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Analisis Univariat ... Error! Bookmark not defined. BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 1. Bagi Instalasi Gizi RS... Error! Bookmark not defined.

2. UP.Dr.M.Djamil Padang ... Error! Bookmark not defined.

2. Bagi Penulis ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

(8)
(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Menurut Blum yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), bahwa derajat

kesehatan dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor yaitu : lingkungan, perilaku, pelayanan

kesehatan dan keturunan. Berdasarkan ke empat faktor tersebut, di negara yang sedang

berkembang, faktor lingkungan dan faktor perilaku mempunyai peranan yang sangat

besar disamping faktor-faktor lainnya terhadap peningkatan derajat kesehatan

masyarakat.(1)

Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009(2) menyebutkan

bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat maka

diselenggarakan pembangunan nasional dibidang kesehatan. Rumah sakit merupakan

salah satu bagian integral dari pelayanan kesehatan peripurna dalam menunjang

pelaksanaan proses penyembuhan. Untuk itu rumah sakit berupaya meningkatkan

kesehatan melalui beberapa pendekatan antara lain dengan meningkatkan kesehatan

(promotif), pencegahan penyakit(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan

pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan.

Keamanan makanan merupakan kebutuhan masyarakat, karena makanan yang

aman akan melindungi dan mencegah terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan

lainnya.(3)Menurut Thaheer, banyak sekali hal yang dapat menyebabkan suatu

makanan menjadi tidak aman, Salah satu di antaranya dikarenakan terkontaminasi. (4)

Faktor kebersihan penjamah atau petugas makanan dalam istilah populernya disebut

hygiene perorangan merupakan prosedur menjaga kebersihan dalam pengelolaan

makanan yang aman dan sehat. Prosedur menjaga kebersihan merupakan perilaku

(10)

2

penting bagi pekerja pengolah makanan adalah pencucian tangan, kebersihan dan

kesehatan diri.

Kebersihan dan kesehatan diri merupakan syarat utama pengolah makanan.

Test kesehatan terutama tes darah dan pemotretan rontgen pada dada untuk melihat

paru-paru dan saluran pernapasan sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali, terutama

penggolah makanan di dapur rumah sakit. Ada beberapa kebiasaan yang perlu

dikembangkan oleh para pengolah makanan atau menjamin keamanan makanan yang

diolah yaitu berpakaian harus selalu bersih dan memakai pakaian kerja atau celemek

yang tidak bermotif agar pengotoran pada pakaian mudah terlihat.

Pekerja harus memakai sepatu yang tidak terbuka dan dalam keadaan bersih, rambut

harus selalu dicuci secara periodik dan selama mengolah makanan harus dijaga agar

rambut tidak jatuh kedalam makanan disarankan menggunakan topi atau jala rambut.

Pekerja yang sedang sakit flu, demam atau diare sebaiknya tidak dilibatkan terlebih

dahulu dalam proses pengolahan makanan, sampai gejala-gejala penyakit tersebut

hilang. Pekerja yang memiliki luka pada tubuhnya harus menutup lukanya dengan

pelindung kedap air.(5)

Higiene perorangan yang terlibat dalam pengolahan makanan akan dapat

dicapai, apabila dalam diri pekerja tertanam pengertian tentang pentingnya menjaga

kesehatan dan kebersihan diri. Karna pada dasarnya higiene adalah mengembangkan

kebiasaan yang baik untuk menjaga kesehatan,maka sebetulnya hal ini dapat diketahui

sejak calon pekerja akan direkrut sebagai tenaga pengolah makanan melalui

wawancara.(6)

Beberapa permasalahan yang dapat muncul bila seseorang kurang menjaga

kebersihan diri, di antaranya: 1) Rambut dipenuhi kutu/ketombe, 3) Penampilan tidak

rapi, 2) bau badan tidak sedap, sehingga dijauhi oleh orang lain, 4) Menimbulkan

(11)

3

berbagai macam sumber penyakit seperti : Diare, gangguan integritas kulit, gangguan

membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan pada kuku (6)

Menurut Steven et,all. (2002) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

aktifitas kebersihan diri diantaranya : 1).Tingkat Pengetahuan dan sikap 2). Kondisi

fisik dan psikis 3). Faktor-faktor ekonomi 4). Faktor budaya 5). Faktor lingkungan 6).

Faktor citra tubuh 7). Faktor peran keluarga. Teori ini menjelaskan bahwa kebersihan

diri didukung oleh pengetahuan dan sikap lansia, pengetahuan kebersihan diri sangat

di butuhkan oleh setiap individu dalam mempertahankan kesehatan hidup yang sesuai

dengan kesehatan. Pengetahuan tentang kebersihan diri yang didapat dari membaca

buku-buku tentang kesehatan. Praktek yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada praktek yang tidak didasari oleh pengetahuan. (6)

Menurut WHO penyakit bawaan makanan (food-borned dieases) seperti

diare, kolera, disentri dan tifus merupakan merupakan permasalahan kesehatan

masyarakat yang banyak membebani. Penyakit tersebut meminta banyak korban

dalam kehidupan manusia dan menyebabkan sejumlah besar penderita.Penyakit

bawaan makanan merupakan salah satu penyebab utama kematian di negara

berkembang dan menyebabkan 1,9 juta kematian orang per tahun di tingkat global.

Bahkan, di Negara maju 1/3 dari populasi terinfeksi penyakit bawaan makanan.

Namun, hanya sebagian kecil tes positif yang dilaporkan pada Departemen

Kesehatan.(5)

Berdasarkan data dari WHO tahun 2004 jumlah kasus penyakit bawaan

makanan seperti diare berjumlah 1,8-3,1 kasus, kasus Salmonellosis berjumlah

52,7-124 juta kasus, demam typoid berjumlah 2,16 juta kasus dan 216.000 jiwa meninggal

karena demam typoid. Di Amerika Serikat pada tahun1988-1992 ditemukan 90% dari

(12)

4

Di Indonesia pada tahun 2008 terjadi kasus penyakit bawaan makanan

sebanyak 8943 kasus. Penyakit yang menonjol terkait dengan penyediaan makanan

yang tidak higienis adalah diare, gastro enteritis, dan keracunan makanan Menurut

Badan Pusat Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), penyebab terjadi penyakit

bawaan makanan (foodborne diseases) berdasarkan data nasional yang ada pada tahun

2002 yaitu 28% oleh mikroba pathogen dan 14% oleh senyawa kimia. Tahun 2003

yaitu 26,5% oleh mikroba pathogen dan 3% oleh senyawa kimia. Tahun 2004 (Januari

hingga Agustus) yaitu 16% oleh mikroba pathogen dan 2% oleh senyawa kimia.(7)

yang mengakhibatkan terjadi 82 kasus keracunan makanan sehingga menyebabkan

6.500 korban sakit dan 29 orang meninggal dunia.(8)

Hasil penelitian tahun 1995 di Rumah Sakit Umum Perawatan Fatmawati,

diketahui bahwa sebanyak 22 orang (64,7%) tenaga yang terlibat dalam pengolahan

makanan di dapur mempunyai pengetahuan dan perilaku kurang tentang personal

hygiene.(8)

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr.M.Djamil Padang merupakan

satu-satunya rumah sakit umum pusat yang berada di Kota Padang dimana telah

melaksanakan berbagai upaya yang ditujukan dalam membantu pelayanan

penyembuhan penderita yang datang berobat. Salah satu bentuk pelayanan tersebut

adalah pelayanan gizi yang mempunyai peran yang sama penting dengan pelayanan

medik ataupun pelayanan keperawatan lainya. Bentuk pelayanan gizi yang

diselenggarakan di RSUP Dr.M.Djamil Padang berupa pengolahan makanan,

penyajian makanan, dan penyaluran makanan kepada pasien yang dirawat. Jika

pengolahan makanan tidak benar maka akan berdampak buruk pada pasien yang

(13)

5

Penelitian yang dilakukan oleh Yohana (2007) di RS. Cipto Mangunkusumo

ditemukan adanya terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan

sikap penjamah makanan dengan penerapan personal hygiene. (8)

Disini kita harus membedakan antara personal hygiene dengan hygiene

sanitasi, personal hygiene adalah personal yang melakukannya, sedangkan hygiene

sanitasi adalah keadaan fisik / lingkungan rumah sakit seperti saluran limbahnya.

Pengelolaan makanan bagi pasien di RSUP Dr.M.Djamil Padang berfungsi

untuk mempertahankan daya tahan tubuh dan membantu dalam mempercepat proses

penyembuhan penyakit. Syarat dari makanan yang disajikan harus memenuhi

kebutuhan baik berupa kualitas maupun kuantitas dari makanan itu sendiri. Makanan

yang memenuhi kebutuhan gizi akan mempercepat proses proses penyembuhan dan

memperpendek hari perawatan.

Data Ketenagaan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Pusat Dr.M.Djamil

Padang bahwa tenaga penjamah makanan di Instalasi Gizi RSUP Dr.M.Djamil Padang

berjumlah sebanyak 43 orang dan jumlah pasien yang mendapat pelayanan makanan

adalah sebanyak 543 orang/hari. Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Pusat Dr.M.Djamil

Padang merupakan instansi yagg mengelola makanan pasien yang berada di Instalasi

Gizi Rumah Sakit Umum Pusat Dr.M.Djamil Padang, sebagai pengelola makanan

disini dituntut kebersihan diri penjamah makanan seperti kebersihan dasar rambut,

tangan, badan, pakaian dan kulit, mulut. Karena penjamah makanan yang tidak terjaga

personal hygienenya akan memberikan kontribusi terhadap hasil yang dilakukan yaitu

tidak terjaganya kebersihan makanan yang diberikan kepada pasien.(9)

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti telah melihat hubungan perilaku

dengan penerapan personal hygiene pada penjamah makanan di Instalasi Gizi Rumah

(14)

6

1.2Perumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimanakah hubungan perilaku

dengan penerapan personal hygiene pada penjamah makanan di Instalasi Gizi Rumah

Sakit Umum Pusat Dr.M.Djamil Padang tahun 2013.”?

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku

dengan penerapan personal hygiene pada penjamah makanan di Instalasi Gizi Rumah

Sakit Umum Pusat Dr.M.Djamil Padang tahun 2013.

1.3.2Tujuan Khusus

1. Diketahuinya personal hygiene penjamah makanan di Instalasi Gizi RSUP

Dr.M.Djamil Padang.

2. Diketahuinya tingkat pengetahuan penjamah makanan di Instalasi Gizi RSUP

Dr.M.Djamil Padang.

3. Diketahuinya sikap penjamah makanan di Instalasi Gizi RSUP Dr.M.Djamil

Padang.

4. Diketahui hubungan tingkat pengetahuan penjamah makanan dengan

penerapan personal hygiene di Instalasi Gizi RSUP Dr. M. Djamil Padang.

5. Diketahui hubungan sikap dengan penerapan personal hygiene di Instalasi Gizi

(15)

7

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1Manfaat Teoritis

1. Untuk menambah pengetahuan peneliti dalam menemukan hubungan perilaku

dengan penerapan personal hygiene penjamah makanan di Instalasi Gizi RSUP Dr.

M. Djamil Padang tahun 2013.

2. Untuk memberikan kemampuan lebih kepada peneliti dalam mempersiapkan,

mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menginformasikan data yang

diperoleh.

3. Sebagai bahan tambahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan

penelitian lebih lanjut.

1.4.2Bagi Rumah Sakit

Hasil Penelitian ini merupakan masukan dan sumbangan pemikiran yang

diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan pihak manajemen dalam membuat

kebijakan dan keputusan khususnya dalam hal pelayanan gizi

1.4.3Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap kegiatan

perkuliahan yang telah dilaksanankan sehingga bermanfaat untuk pengembangan

pendidikan selanjutnya.

1.5Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Gizi RSUP.Dr.M.Djamil Padang yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku dengan penerapan personal hygiene

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan: Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku hygiene pada tenaga pengolah makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit

skala nyeri pada klien infark miokard di RSUP Dr M Djamil Padang Tahun 2011.

Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan dukungan sosial terhadap derajat stress pada penderita penyakit jantung koroner di Poliklinik Jantung RSUP Dr.. Djamil Padang

Djamil Padang Tahun 2016 yang memiliki kolonisasi Staphylococcus aureus pada rongga hidungnya berdasarkan lama masa tugas petugas gizi di RSUP.. 1.4

Djamil Padang yang bertujuan untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan dengan kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan di ruang rawat inap RSUP Dr. Djamil Padang

FAKTOR RISIKO PASIEN NEFROPATI DIABETIK YANG DIRAWAT DI BAGIAN PENYAKIT DALAM RSUP DR..

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan pengetahuan hygiene dan sanitasi makanan dengan perilaku penjamah

Tabel 4 Hubungan antara Ketersediaan Sarana dan Prasarana dengan Personal Hygiene dan Sanitasi Penjamah Makanan Keterse diaan sarana dan prasara na Personal Hygiene dan