• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH TERHADAP KINERJA SEKOLAH PADA SMP NEGERI DI KABUPATEN TASIKMALAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH TERHADAP KINERJA SEKOLAH PADA SMP NEGERI DI KABUPATEN TASIKMALAYA."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ………. i

ABSTAK ………. ii

DAFTAR ISI ………... v

DAFTAR TABEL ………... vii

DAFTAR GAMBAR ………... ix

DAFTAR LAMPIRAN ………... x

BAB I PENDAHULUAN ………. A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Rumusan Masalah ………. 8

C. Tujuan Penelitian ………... 9

D. Manfaat Penelitian ………. 9

E. Kerangka Berfikir ……….. 10

F. Asumsi ………... 13

H. Hipotesis Penelitian ………... 15

BAB II PENGARUH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH TERHADAP KINERJA SEKOLAH PADA SMP NEGERI DI KABUPATEN TASIKMALAYA ……….. 16

A. Fungsi dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan ……….. 16

B. Kompetensi Kepala Sekolah ………. 19

1. Kompetensi Kepribadian ……… 20

2. Kompetensi Manajerial ……….. 24

3. Kompetensi Kewirausahaan ………... 29

4. Kompetensi Supervisi Akademik ……….. 31

5. Kompetensi Sosial ……….. 34

C. Manajemen Sekolah ………... 40

(2)

E. Kesimpulan Kajian Pustaka ……….. 63

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……… 64

A. Metode Penelitian ……….. 64

B. Lokasi dan Subyek Penelitian ……… 64

1. Lokasi Penelitian ……… 64

2. Populasi dan Sampel ……….. 65

C. Definisi Operasional ……….. 67

D. Teknik Pengumpulan Data ………. 69

1. Studi Dokumentasi ………. 69

2. Teknik Angket ……… 69

3. Kisi-kisi Instrument Penelitian ………... 70

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ………... 74

1. Pengujian Validitas Instrumen ………... 74

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen ……… 78

3. Pengujian Persyaratan Analisis ……….. 81

4. Pengujian Hipotesis ……… 84

F. Jadwal Penelitian ………... 90

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 92

A. Pengujian Persyaratan Analisis ……….. 93

B. Hasil Pengujian Hipotesis ……….. 98

C. Interpretasi Hasil Analisis ……….. 113

D. Pembahasan ………... 115

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI ……... 122

A. Kesimpulan ………... 122

B. Implikasi ……… 123

C. Rekomendasi … ……… 124

DAFTAR PUSTAKA ……….. 127

(3)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1. Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan Kabupaten

Tasikmalaya ……….... 66

3.2. Jumlah Guru SMP Negeri Wilayah Singaparna ………. 67

3.3. Kisi-kisi Instrument Kompetensi Kepala Sekolah ……. 70

3.4. Kisi-kisi Instrumen Implementasi Manajemen Sekolah 72

3.5. Kisi-kisi Instrumen Kinerja Sekolah ………... 73

3.6. Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Kepala Sekolah (X1) ……… 76

3.7 Hasil Uji Validitas Variabel Implementasi Manajemen Sekolah (X2) ……….. 77

3.8 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Sekolah (Y) …….. 78

3.9. Reliabilitas Variabel X1, X2,dan Y ………... 80

3.10. Tolak Ukur Koefisien Korelasi ………. 86

3.11. Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ..………….... 90

4.1. Hasil Uji Normalitas Dengan Menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ……….... 93

4.2. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ……….. 94

4.3. ANOVAb ………... 95

4.4. ANOVAb ………... 97

4.5. Correlations ……… 99

4.6. Coefficient ……….. 100

4.7. Model Summaryb ………. 101

4.8. Coefficient ……….. 102

4.9. ANOVAb ……… 103

4.10. Correlations ……… 104

4.11. Coefficient ……….. 105

(4)

4.13. Coefficient ……….. 107

4.14. ANOVAb ………... 108

4.15. Model Summaryb ………. 109

4.16. ANOVAb ………... 110

4.17. Model Summaryb ………. 111

4.18. Coefficient ……….. 112

(5)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1.1. Kerangka Berfikir ……….……….. 17 4.1. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Kisi-kisi dan angket ujicoba penelitian 131

2 Data Ujicoba penelitian 142

3 Uji Validitas Ujicoba Penelitian 144 4 Kisi-kisi dan Angket Penelitian 148

5 Data Hasil Penelitian 156

(7)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan salah satu sarana untuk membangun masyarakat.

Sekolah juga dapat dikatakan sebagai agent of change masyarakat bahkan

dunia. Manusia Indonesia yang diharapkan saat ini adalah manusia yang

mampu mengembangkan keseluruh potensi yang dimilikinya, seperti halnya

yang tercantum pada Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang menyatakan bahwa Pendidikan

Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sekolah merupakan lembaga masyarakat mengemban amanat

masyarakat untuk membantu menciptakan siswa yang memiliki kualitas yang

diharapkan. Hal ini sesuai dengan visi pendidikan nasional tahun 2020, yaitu

”terwujudnya bangsa, masyarakat dan manusia Indonesia yang berkualitas

tinggi, maju dan mandiri” (Depdiknas, 2000:3). Kemudian dipertegas lagi

dengan rumusan visi Indonesia 2020 yaitu :”terwujudnya masyarakat

Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil sejahtera, maju,

(8)

2 Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa

Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan

pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah

dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya

pengembangan kurikulum nasional dan lokal, meningkatkan kompetensi guru

melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan

perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan meningkatkan mutu

manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan

belum menunjukkan kinerja yang berarti. Sebagian sekolah, terutama di

kota-kota, menunjukkan peningkatan mutu yang cukup menggembirakan,

sebaliknya sebagian lainnya masih memprihatinkan.

Bila dibandingkan dengan pendidikan di Negara-negara Asean/Asia

Timur, maka pendidikan di Indonesia masih tertinggal, baik dalam angka

partisipasi, mutu, lama belajar penduduk, pemberantasan buta aksara,

maupun anggaran pendidikan. Upaya-upaya untuk menggapai kemajuan

pendidikan itu di Indonesia disinyalir masih sangat lamban, kesenjangan

pendidikan antar wilayah masih sangat lebar, dan Wajib Belajar Pendidikan

Dasar (Wajar Dikdas) 9 Tahun belum tuntas.

Pemerintah melalui Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menengah telah menetapkan tiga rencana strategis dalam jangka menengah,

yaitu pertama meningkatkan akses dan pemerataan dalam rangka penuntasan

wajib belajar pendidikan dasar, kedua peningkatan mutu, efisiensi, relevansi,

(9)

3 akuntabilitas, dan pencitraan publik. Dalam upaya mencapai sasaran tersebut,

pemerintah telah melakukan berbagai cara diantaranya menyelenggarakan

pendidikan yang bertaraf internasional.

Salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah

program wajib belajar 9 tahun, yang diamanatkan melalui instruksi Presiden

Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan

Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara.

Usaha pemerintah tersebut sampai sekarang masih banyak menemui kendala,

padahal target yang dicanangkan sampai 2008 gerakan ini harus mencapai

95% keberhasilan.

Gerakan Wajar Dikdas 9 tahun tersebut berdampak pada satuan

pendidikan setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). SMP di tuntut

untuk meningkatkan peran serta nya terhadap program tersebut dengan cara

menjemput bola. Seperti halnya SD, SMP juga diwajibkan untuk

menggratiskan pembiayaan pendidikan yang dibebankan kepada siswa.

Kewajiban tersebut didukung penuh oleh Pemerintah dengan mensubsidi

pembiayaan pendidikan secara total pada satuan pendidikan setingkat SMP.

Namun demikian Depdiknas harus bekerja keras karena mendapat

tantangan yang cukup berat yang harus diselesaikan, diantaranya masih

tingginya angka drop out siswa SMP/MTs sebesar 2,15 persen. Kemudian

proporsi tamatan SD/MI yang belum melanjutkan ke SMP/MTs/Sederajat

masih tinggi yaitu 9,37%. Selain itu terdapat 298 atau 67,7% persen

(10)

4 dari 95%. Sampai saat ini, tercatat 1,4 juta dari 12,9 juta anak usia 13-15

tahun, atau sekitar 11%, belum menikmati bangku sekolah menengah pertama

(SMP). Khusus di Kabupaten Tasikmalaya, jumlah anak usia 13-15 tahun

yang belum mengenyam pendidikan setingkat SMP mencapai 14. 729 jiwa

(Sumber : Pelangi Pendidikan Depdiknas).

Setiap warga Negara berhak memperoleh layanan pendidikan. Lebih

dari itu, sebenarnya mereka wajib mengikuti pendidikan dasar yang dibiayai

oleh pemerintah. Peran pemerintah tidak cukup dengan memberikan kapasitas

layanan pendidikan untuk memperluas akses saja. Namun, tidak kalah

pentingnya adalah mengelola dari sisi manajemennya.

Era globalisasi menuntut SMP memiliki daya saing yang kuat dalam

teknologi, manajemen dan sumber daya manusia. Keunggulan teknologi akan

menurunkan biaya produksi, meningkatkan kandungan nilai tambah,

memperluas keragaman produk, dan meningkatkan mutu produk. Keunggulan

manajemen dapat mempengaruhi dan menentukan bagus tidaknya kinerja

SMP , dan keunggulan sumber daya manusia yang memiliki daya saing tinggi

pada tingkat internasional, akan menjadi daya tawar tersendiri dalam era

globalisasi ini.

Dalam menyongsong era globalisasi tersebut, pendidikan pada tingkat

SMP harus bisa menyuburkan dan mengembangkan eksistensi peserta didik

seoptimal mungkin melalui fasilitas yang dilaksanakan melalui proses

pendidikan yang bermartabat, pro-perubahan (kreatif, inovatif, dan

(11)

5 kemampuan peserta didik. Pendidikan di Indonesia harus memperhatikan

perbedaan kecerdasan, kecakapan, bakat, dan minat peserta didik. Jadi,

peserta didik harus diberi perlakuan secara maksimal untuk mengaktualkan

potensi intelektual, emosional, dan sipritualnya. Para peserta didik tersebut

merupakan aset bangsa yang sangat berharga dan merupakan salah satu faktor

daya saing yang kuat, yang secara potensial mampu merespon tantangan

globalisasi. Pendidikan pada jenjang SMP juga harus berfungsi dan relevan

dengan kebutuhan, baik kebutuhan individu, keluarga, maupun kebutuhan

lainnya baik lokal, nasional, maupun internasional.

Pendidikan yang berkualitas tidak terlepas dari bagaimana institusi

pendidikan menjalankan fungsinya sebagai pencetak siswa unggul dan

berkualitas. Institusi pendidikan merupakan sebuah lembaga yang bertugas

mengantarkan peserta didik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Karena

itu, semua kegiatan yang dilakukan didalamnya selalu dimaksudkan untuk

cita-cita luhur tersebut. Namun sayang, dalam praktiknya lembaga ini sering

dihadapkan pada problem-problem manajerial dan administratif sehingga

tujuan dan sasaran pendidikan yang setali tiga uang dengan peningkatan

sumber daya manusia tidak optimal. Akibatnya, banyak lulusan yang

dihasilkannya hanya menampilkan fenomena ironis dan justru menebalkan

pesimisme kita terhadap eksistensi lembaga pendidikan.

Di era otonomi institusi pendidikan sekarang ini, tugas dan tanggung

jawab untuk mewujudkan SMP yang bermutu tak lepas dari bagaimana

(12)

6 Oleh karena itu, sudah seharusnya kepala sekolah mampu memahami,

mendalami, dan menerapkan konsep-konsep ilmu manajemen yang

berkembang dewasa ini. Aplikasi manajemen pada lembaga pendidikan ini

bukan berarti menjadikannya sebagai lembaga profit sebagaimana dilakukan

oleh lembaga-lembaga bisnis yang lebih dulu mengaplikasikannya, tetapi

semata-mata untuk menciptakan SMP yang dikelola agar menjadi lebih

efektif tan efisien baik bagi sekolah sebagai lembaga maupun bagi

masyarakat sebagai pengguna (stakeholder).

Terkait dengan itu, seorang pakar manajemen pendidikan dari

Amerika Serikat, Sammon (1994), merekemondasikan dalam sebuah

penelitiannya bahwa efektivitas dan kemajuan sekolah di Negara-negara

modern itu karena dibangun mulai dari sisi kepemimpinan dan penataan

kembali manajemennya. Kedua variabel yang saling berkaitan ini diyakininya

dapat menyulap lembaga pendidikan dari yang biasa menjadi luar biasa, yang

stagnan menjadi yang maju. Dengan demikian, lembaga pendidikan yang

unggul dapat tercapai apabila dalam lembaga tersebut didukung oleh

kepemimpinan dan manajemen yang baik, kokoh, dan tangguh.

Sebaliknya, jika kepemimpinan kepala sekolah tidak disertai dengan

manajemen yang baik, tentu akan melahirkan kepala sekolah yang buruk dan

tidak becus untuk diamanahi mengelola lembaga pendidikan. Begitupun

dengan manajemen, bila tidak didukung oleh kepala sekolah yang kompeten

(13)

7 mengawasi, dan mengevaluasi komponen-komponen pendidikan suatu

sekolah, ia tidak akan memunculkan sistem manajemen sekolah yang efektif.

Kepala sekolah menengah pertama yang berkompetensi yaitu yang

responsif terhadap berbagai perubahan yang berlangsung dalam kehidupan.

Sekolah membutuhkan seseorang yang dapat mengadaptabilitas perubahan

kedalam kehidupan organisasi. Adaptabilitas organisasi terhadap perubahan

harus difasilitasi oleh kompetensi yang memadai dari seorang kepala SMP.

Kepala SMP secara memadai memiliki kemampuan mengelola kehidupan

organisasi dan menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Dalam

kenyatannya, kepala SMP di Indonesia pada umumnya memiliki otonomi

terbatas untuk mengelola sekolah dan mengalokasikan dana yang yang

diperlukan. Dengan demikian dapat kita pahami bahwa kemampuan kepala

SMP untuk meningkatkan efektivitas sekolah masih belum optimal.

Demikian pula derajat otonomi kepala SMP dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya masih bersifat perpanjangan tangan tingkat atas.

Upaya untuk meningkatkan kompetensi kepala SMP dalam

menjalankan fungsi kepemimpinannya sebagai seorang manajer dalam

meningkatkan kinerja sekolah, diperlukan pemahaman dan penguasaan

kompetensi yang memperlihatkan bahwa kepala SMP memiliki kemampuan

memiliki kemampuan dalam mengelola manajemen sekolahnya sehingga

kinerja sekolah dapat tercapai dengan baik.

Dari paparan diatas, pelaksanaan manajemen sekolah yang

(14)

8 akan memperlancar proses pendidikan yang terjadi pada suatu sekolah

sehingga akan menghasilkan kinerja sekolah yang diharapkan. Atas dasar itu,

pada penelitian ini penulis akan mengangkat judul mengenai pengaruh

pelaksanaan manajemen sekolah dan kompetensi kepala sekolah terhadap

kinerja sekolah. Secara lengkap judul tersebut, yaitu : Pengaruh Kompetensi

Kepala sekolah dan Implementasi Manajemen Sekolah terhadap Kinerja

Sekolah pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten

Tasikmalaya.

B. Rumusan Masalah

Pertanyaan penelitian dalam tesis ini adalah “ Bagaimana kinerja

sekolah pada Sekolah Menengah Pertama Negeri yang ada di Kabupaten

Tasikmalaya?”. Mengingat rumusan masalah tersebut masih bersifat umum,

maka perlu dirinci menjadi pokok-pokok permasalahan berdasarkan tingkat

pemecahannya. Dengan demikian maka permasalahan penelitian ini adalah :

1. Seberapa besar pengaruh kompetensi kepala sekolah terhadap kinerja

sekolah pada SMP Negeri di Kabupaten Tasikmalaya?

2. Seberapa besar pengaruh implementasi manajemen SMP terhadap kinerja

sekolah pada SMP Negeri di Kabupaten Tasikmalaya?

3. Seberapa besar pengaruh kompetensi kepala sekolah dan implementasi

manajemen sekolah terhadap kinerja sekolah pada SMP Negeri di

(15)

9 C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis informasi

empirik tentang kinerja sekolah pada SMP Negeri yang ada di Kabupaten

Tasikmalaya, melalui studi korelasi antara kompetensi kepala sekolah dan

implementasi manajemen sekolah sebagai variabel bebas. Sedangkan kinerja

sekolah sebagai variabel terikat.

Berdasarkan penelitian tersebut diharapkan dapat diperoleh suatu

temuan tentang kinerja sekolah sehingga dapat dijadikan suatu rujukan, baik

secara konseptual maupun secara praktis bagi penyelenggaraan pendidikan di

Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Tasikmalaya.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi

dan analisis tentang :

1. Pengaruh kompetensi kepala sekolah terhadap kinerja sekolah pada SMP

Negeri di Kabupaten Tasikmalaya

2. Pengaruh implementasi manajemen SMP terhadap kinerja sekolah pada

SMP Negeri di Kabupaten Tasikmalaya

3. Pengaruh kompetensi kepala sekolah dan implementasi manajemen

sekolah terhadap kinerja sekolah pada SMP Negeri di Kabupaten

Tasikmalaya

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dari aspek

(16)

10 a. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terutama dalam

hal :

1) Pengembangan ilmu administrasi pendidikan, khususnya dalam

manajemen sekolah bermutu

2) Memberikan informasi yang akurat bagi pembentukan konsep yang

berkaitan dengan kinerja sekolah

3) Mengidentifikasi berbagai kekuatan, kelemahan, peluang dan

tantangan bagi terwujudnya sekolah bermutu

4) Memberikan sumbangan konsep atau model yang dapat digunakan

sebagai rujukan bagi keterlaksanaan kinerja sekolah

b. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1) Informasi sebagai bahan evaluasi bagi para praktisi pendidikan,

khususnya di sekolah menengah pertama di kota dan kab. Tasikmalaya

2) Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang

dilakukan oleh pimpinan atau kepala sekolah dalam mengelola

lembaganya

3) Sebagai bahan pertimbangan bagi tercapainya tujuan pendidikan yang

diselenggarakan di tingkat sekolah (SMP)

E. Kerangka Berfikir

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (SNP) mendefinisikan standar nasional pendidikan sebagai

(17)

11 Kebijakan tersebut memberi pengaruh dalam pengelolaan sekolah yang harus

sesuai dengan delapan standar pengelolaan yang terdapat dalam SNP. Standar

Nasional Pendidikan tersebut diterbitkan untuk meningkatkan daya saing

sekolah dalam hal ini SMP pada persaingan global. Tuntutan masyarakat

terhadap SMP yang berkualitas juga sebagai acuan SMP dalam meningkatkan

kinerja sekolahnya.

Sumber daya sekolah sebagai modal utama menjalankan sekolah

harus dikelola dengan baik. Sumber daya tersebut meliputi input sekolah yang

merupakan segala sesuatu yang diperlukan untuk berlangsungnya proses

pendidikan, khususnya prestasi belajar mengajar. Input digololongkan

menjadi dua yaitu input yang diolah dan pengolahnya. Input yang diolah

adalah siswa dan input pengolah meliputi visi,misi, tujuan, sasaran,

kurikulum, tenaga kependidikan, dana, sarana prasarana, regulasi sekolah,

organisasi sekolah, administrasi sekolah, budaya sekolah, dan peran serta

masyarakat dalam mendukung sekolah. Input sekolah tersebut menjadi bahan

dalam menjalankan manajemen sekolah. Sedangkan kompetensi kepala

sekolah dapat diimplementasikan oleh kepala sekolah juga didukung oleh

sumber daya sekolah yang memadai.

Kompetensi kepala sekolah menurut Permendiknas No. 13 tahun 2007

harus memiliki lima kompetensi utama, yaitu kompetensi kepribadian,

manajerial, kewirausahaan, supervise akademik, dan sosial. Kelima

(18)

12 sekolah dalam mengelola sekolahnya sehingga kinerja sekolah yang

dharapkan dapat tercapai dengan optimal.

Kemampuan kepala sekolah dalam mengelola sekolahnya harus

didukung dengan keterlaksanaan manajemen yang baik. Adapun

implementasi manajemen sekolah yang harus dilakukan dalam usaha

meningkatkan kinerja sekolah meliputi perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan, dan pengawasan. Melalui tahapan manajemen tersebut dengan

didukung oleh kompetensi kepala sekolah yang baik, diharapkan esensi

kinerja sekolah pada SMP yaitu proses pembelajaran dan hasil belajar siswa

dapat terlaksana dan mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan

awal.

Esensi kinerja sekolah pada SMP tersebut akan tercapai jika

indikator-indikator keberhasilan kinerja sekolah dapat dilaksanakan dengan baik.

Adapun kunci keberhasilan kinerja sekolah, yaitu kurikulum yang lugas dan

fleksibel, PBM yang efektif, lingkungan sekolah yang kondusif, sumber daya

(19)

13 Umpan Balik

Gambar 1.1.

Kerangka Berfikir

F. Asumsi

Asumsi-asumsi merupakan sebuah titik tolak pemikiran yang

kebenarannya dapat diterima oleh peneliti. Asumsi-asumsi ini diperlukan

untuk memperkuat permasalahan, membantu peneliti dalam menjelaskan

penetapan objek penelitian, wilayah pengambilan data dan instrumen

(20)

14 penelitian. Asumsi merupakan perasan dari berbagai teori maupun hasil

penelitian yang mendukung penelitian yang dilakukan. Adapun asumsi dalam

penelitian ini adalah :

1. Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah yang pertama dan utama dari

para pimpinan sekolah adalah menciptakan sekolah yang mereka pimpin

menjadi semakin efektif, dalam arti menjadi semakin bermanfaat bagi

sekolah itu sendiri dan bagi maysrakat luas penggunanya. Kompetensi

kepala sekolah jika dilaksanakan dengan sempurna akan meningkatkan

proses pembelajaran dan hasil belajar menjadi lebih baik.

2. Kinerja sekolah akan tecapai jika pelaksanaan manajemen sekolah

dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Manajemen sekolah dapat meningkatkan kinerja sekolah dan terutama

meningkatkan kinerja belajar siswa menjadi lebih baik. Asumsi ini

diperkuat oleh hasil penelitian Keith dan Girling, dimana dalam

penelitiannya menyebutkan konstribusi manajemen sekolah terhadap

keberhasilan dan kegiatan belajar siswa sebesar 32%.

3. Kompetensi kepala sekolah dan manajemen sekolah diyakini dapat

menyulap lembaga pendidikan dari yang biasa menjadi luar biasa, yang

stagnan menjadi yang maju. Dengan demikian, lembaga pendidikan yang

unggul dapat tercapai apabila dalam lembaga tersebut didukung oleh

kepemimpinan dan manajemen yang baik, kokoh, dan tangguh.

Sebaliknya, jika kepemimpinan kepala sekolah tidak disertai dengan

(21)

15 dan tidak becus untuk diamanahi mengelola lembaga pendidikan.

Begitupun dengan manajemen, bila tidak didukung oleh kepala sekolah

yang kompeten dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan,

mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi komponen-komponen

pendidikan suatu sekolah, ia tidak akan memunculkan sistem manajemen

sekolah yang efektif.

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir dan asumsi yang dikemukakan

didepan, maka dirumuskan hipotesis yang merupakan dugaan sementara

terhadap masalah dan selanjutnya dibuktikan berdasarkan hasil pengolahan

data. Berikut ini adalah hipotesis yang secara rinci dari variabel bebas yaitu

kepemimpinan sekolah dan implementasi manajemen sekolah. Sedangkan

variabel terikat adalah kinerja sekolah.

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kompetensi kepala

sekolah (X1) terhadap variabel kinerja sekolah (Y)

2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel implementasi

manajemen sekolah (X2) terhadap variabel kinerja sekolah (Y)

3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kompetensi kepala

sekolah (X1) dan implementasi manajemen sekolah (X2) terhadap

(22)

64 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey

yaitu metode yang dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi terhadap

pengamatan tentang pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan

implementasi manajemen sekolah terhadap kinerja sekolah. Menurut

Kerlinger (Akdon, 2008:91), penelitian survey adalah penelitian yang

dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari

adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga

ditemukan kejadian-kejadian relative, distribusi, dan hubungan antar variabel

sosiologis maupun psikologis.

B. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitan

Lokasi penelitian yang dilakukan adalah di lingkup Dinas

Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian difokuskan pada Sekolah

Menengah Pertama (SMP) Negeri. Lokasi penelitian tersebar di Kabupaten

Tasikmalaya dengan maksud agar hasil penelitian ini dapat

menggambarkan keseluruhan kondisi nyata mengenai kinerja sekolah pada

(23)

65 2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Sugiyono (Akdon, 2008:96) memberikan pengertian bahwa :

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan

subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Populasi merupakan objek atau subyek yang berada pada suatu

wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan

masalah penelitian (Akdon, 2008:96). Populasi yang diguanakan pada

penelitian ini adalah guru PNS pada SMP Negeri yang ada di

Kabupaten Tasikmalaya.

b. Sampel

Arikunto (Akdon, 2008:98) mengatakan “Sampel adalah

bagian dari populasi (sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti).

Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai

sumber data dan dapat diwakili seluruh populasi.

Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel adalah teknik

Simple Random Sampling. Teknik ini menurut Akdon (2008:100)

ialah cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan

menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam

(24)

66 Kabupaten Tasikmalaya berjumlah 1809 orang. Adapun jumlah

keseluruhan guru SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Tasikmalaya

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1.

Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan Kabupaten Tasikmalaya

GT PT GB GTT PTT DPK DPK Depag 1 SMP Negeri 1809 191 2 736 408

2 SMP Swasta 245 46 631 123 41 17

3 SMP Satu Atap 22 1 516 66

2076 238 2 1883 597 41 17 No Jenis Sekolah

Rincian Tugas

Total

Sumber : Disdik Kab. Tasikmalaya

Rumus yang digunakan untuk menentukan sampel adalah :

. 1

1809

1809. 0,1 1 1809 0,01 1 1809 19,09 94,761809

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 94,76 atau

dibulatkan menjadi 95. Selanjutnya dari jumlah sampel tersebut

Penulis mempersempit wilayah sampel dikarenakan letak geografis

Kabupaten Tasikmalaya yang sangat luas dengan waktu penelitian

yang terbatas. Adapun wilayah yang dipilih adalah wilayah Kab.

(25)

67 dikarenakan wilayah tengah merupakan pusat pemerintahan Kab.

Tasikmalaya dan pada wilayah ini terdapat SMP Rintisan Sekolah

Berstandar Nasional. Adapun jumlah sampel tiap SMP dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 3.2

Jumlah Guru SMP Negeri Wilayah Singaparna

No Nama SMP Jumlah

Guru

1 SMPN 1 Singaparna 53 13,0 12,34 12 2 SMPN 2 Singaparna 26 6,4 6,05 6 3 SMPN 1 Sariwangi 67 16,4 15,60 15

4 SMPN 2 Sariwangi 23 5,6 5,36 5

5 SMPN 1 Padakembang 53 13,0 12,34 12

6 SMPN 1 Leuwisari 22 5,4 5,12 5

7 SMPN 1 Sukarame 42 10,3 9,78 10

8 SMPN 1 Mangunreja 58 14,2 13,50 13 9 SMPN 2 Mangunreja 11 2,7 2,56 3 10 SMPN 1 Cigalontang 31 7,6 7,22 7 11 SMPN 2 Cigalontang 7 1,7 1,63 2 12 SMPN 3 Cigalontang 8 2,0 1,86 2 13 SMPN Satap 1 Cigalontang 2 0,5 0,47 1 14 SMPN Satap 2 Cigalontang 3 0,7 0,70 1 15 SMPN Satap 3 Cigalontang 2 0,5 0,47 1 408 100,0 95,0 95

Kepemimpinan dalam SMP merupakan ujung tombak dan kemudi

bagi jalannya lembaga pendidikan setingkat SMP. Suatu lembaga

pendidikan tanpa memiliki pemimpin yang adaftip dan kreatif

(26)

68 mengalami penurunan. Demikian strategisnya jabatan kepala sekolah,

sehingga ia dipersyaratkan untuk mencapai sejumlah kompetensi,

sebagaimana yang digariskan dalam Permendiknas nomor 13 Tahun 2007

tentang Kualifikasi dan Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah. Menurut

E. Mulyasa (2002:37), kompetensi merupakan perpaduan dari

pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam

kebiasaan berfikir dan bertindak. Kompetensi menurut Permendiknas

nomor 13 tahun 2007 diatas adalah, kompetensi kepribadian, kompetensi

manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi akademik,

dan kompetensi sosial.

2. Implementasi Manajemen Sekolah (X2)

Manajemen sekolah menurut Rohimat (2008:14) adalah

melakukan pengelolaan sumberdaya yang dimiliki oleh sekolah yang

diantaranya adalah manusia, uang, metode, material, mesin, dan

pemasaran yang dilakukan yang sistematis dalam suatu proses. Fungsi

manajemen sekolah menurut Depdiknas terdiri dari perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan, pengoordinasian, pengawasan,

pembiayaan dan pelaporan. Fungsi tersebut sejalan dengan fungsi

menajemen yang dikemukanan oleh George R. Terry, yaitu perencanaan

(planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan

pengawasan (controlling).

(27)

69 Menurut Rohimat (2008 : 49), Kinerja sekolah adalah prestasi

sekolah yang dihasilkan dari proses/perilaku sekolah. Sedangkan

menurut Saeful (2004:2004:58), terdapat sejumlah indikator yang

menjadi penentu kinerja sekolah, diantaranya (1) Kurikulum yang lugas

dan fleksibel berpedoman pada standar nasional, (2) Proses belajar

mengajar (PBM) yang efektif dengan mengedepankan fungsi pelayanan

belajar untuk memperoleh mutu yang baik, (3) Lingkungan sekolah yang

sehat terdiri dari lingkungan fisik dan kerjasama yang kondusif, (4) SDM

dan sumber daya lain yang handal, yaitu memenuhi kualifikkasi yang

dibutuhkan mengacu pada profesionalisme, (5) Standarisasi pengajaran

dan evaluasi hasil belajar yang terukur.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mempelajari dan mencatat

bagian-bagian yang dianggap penting dari berbagai dokumen resmi yang

terdapat dilokasi penelitian. Studi dokumentasi yang dilakukan pada

penelitian ini dimaksudkan untuk melengkapai dan memperkuat data-data

yang didapat dari angket sehingga penelitian yang dilakukan lebih akurat dan

valid.

2. Teknik Angket

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat

(28)

70 metode pengumpulan data dengan menggunakan angket (questionnaire)

dimana jenis istrumen yang digunakan adalah daftar cocok (checklist).

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain

yang bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan

pengguna. Tujuannya adalah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu

masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan

jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisin daftar

pertanyaan. Sedangkan penggunaan daftar cek dimaksudkan agar kejadian

sekecil apapun dapat dicatat oleh peneliti.

3. Kisi-kisi Intrumen Penelitian

Tabel 3.3.

Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Kepala Sekolah (X1)

No Dimensi Indikator Item

1 Kepribadian Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin

1 Memiliki keinginan yang kuat dalam

pengembangan diri sebagai kepala sekolah

2 Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas

pokok dan fungsi

3 Mampu mengendalikan diri dalam

menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah

4

Memiiki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan

5 2 Manajerial Mampu menyusun perencanaan sekolah untuk

berbagai tingkatan perencanaan

6 Mampu mengembangkan organisasi sekolah

sesuai dengan kebutuhan

7 Mampu memimpin guru dan staf dalam

rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal

8

Mampu mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal

(29)

71 Mampu mengelola sarana dan prasarana

sekolah dalam rangka pendayagunaan secara optimal

10

Mampu mengelola hubungan sekolah – masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah

11

Mampu mengelola kesiswaan, terutama dalam rangka penerimaan siswa baru, penempatan siswa, dan pengembangan kapasitas siswa

12

Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional

13

Mampu mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien

14

Mampu mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung kegiatan-kegiatan sekolah

15 Mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan kesiswaan di sekolah

16

Mampu menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan dalam menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah

17

Mampu menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif bagi pembelajaran siswa

18 Mampu mengelola sistem informasi sekolah

dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan

19

Terampil dalam memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah

20

Terampil mengelola kegiatan produksi/jasa dalam mendukung sumber pembiayaan sekolah dan sebagai sumber belajar sisiwa

21

Mampu melaksana-kan pengawasan terhadap pelaksana-an kegiatan sekolah sesuai standar pengawasan yang berlaku

22

3 Kewirausahaan Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah

23 Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan

sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif

24

Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin

sekolah/madrasah

25

Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah

(30)

72 Memiliki naluri kewirausahaan dalam

mengelola kegiatan sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik

27

4 Supervisi Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru

28

Mampu melakukan supervisi sesuai prosedur dan teknik-teknik yang tepat

29 Mampu melakukan monitoring, evaluasi dan

pelaporan program pendidikan sesuai dengan prosedur yang tepat

30

5 Sosial Terampil bekerja sama dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling

menguntungkan dan memberi manfaat bagi sekolah

31

Mampu berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan

32 Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain

33

Tabel 3.4.

Kisi-kisi Instrumen Implementasi Manajemen Sekolah (X2)

No Dimensi Indikator Item

1 Perencanaan

(Planning)

Merumuskan visi dan misi sekolah 1 Melibatkan semua stakeholder dalam perumusan visi sekolah

2 Mengkomunikasin visi dan misi 3 Mengidentifikasi potensi guru, TU, dan siswa

4 Menjabarkan tujuan dalam bentuk program sekolah

5 Membuat rencana jangka pendek dan jangka penjang

6 Membuat kebijakan sekolah yang sesuai

dengan tujuan

7 Menyusun program kerja 8 Merencanakan rencana anggaran biaya 9 Menyusun jadwal dalam bentuk kalender

pendidikan

10 2 Pengorganisasian

(Organizing)

Memiliki struktur organisasi sekolah yang jelas

11 Mengidentifikasi jenis tugas dan tanggung

jawab

(31)

73 pembantu kepala sekolah

Pengembangan kesadaran dari guru dan TU 16 Monitoring kemajuan guru dan TU 17 Menciptakan hubungan komunikasi antar

pegawai

18 3 Penggerakan

(Actuating)

Berperan aktif dalam kegiatan pengembangan staff

19 Memperbaiki unjuk kerja pengajaran 20 Melakukan kepemimpinan pengajaran

secara langsung kepada guru

21 Meyakinkan bahwa unjuk kerja guru di

kelas dievaluasi

22 Meningkatkan hubungan kerja antar

personel

23 Membina kerjasama antar personel 24 Menggerakan sumber daya organisasi 25 Memberi motivasi kerja 26 4 Pengawasan

(Controlling)

Menentukan standar pengawasan 27 Melakukan pengukuran prestasi 28 Memonitoring kegiatan PBM 29 Mengevaluasi kegiatan PBM 30 Membandingkan prestasi yang telah dicapai sesuai standar

31 Melakukan perbaikan program yang telah

dicapai

32 Menindaklanjuti saran dan kritik 33

Tabel 3.5.

Kisi-kisi Instrumen Kinerja Sekolah (Y)

No Dimensi Indikator Item

1 Manajemen kurikulum yang lugas dan fleksibel

Kurikulum dibuat atas dasar kebijakan sekolah

1 Kurikulum dibuat untuk mengembangkan

keterampilan dasar siswa

2 Kurikulum dibuat untuk pengembangan

intelektual siswa

3 Terdapat pendidikan vokasional dalam

menyusun kurikulum

4 Kurikulum diimbangi dengan nilai moral 5 Kurikulum disusun untuk mengembangkan

kreativitas dan ekspresi estetika

6 Kurikulum disusun berdasarkan tingkat

pemahaman peserta didik

7 Guru berperan dalam menentukan topic

kurikulum

(32)

74 2 Proses belajar

mengajar yang efektif

Pembelajaran berpusat pada siswa (student

centered)

10 Urutan studi yang tepat pada kurikulum 11 Semua siswa dapat memenuhi SKBM 12 Implementasi keterampilan dasar 13 Sekolah member akses yang sama kepada

semua siswa

14 Siswa diarahkan pada belajar mengetahui,

bekerja, hidup bersama, menjadi diri sendiri

15 3 Lingkungan

sekolah yang kondusif

Proses belajar mengajar berlangsung dengan aman dan tertib

16 Kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa 17 Lingkungan sekolah yang terorganisir 18 Pemberdayaan komponen sekolah 19 Kegiatan sekolah diarahkan pada

pencapaian mutu

20 Pelayanan belajar yang optimal 21 4 Sumber daya

yang handal

Pembagian tugas sesuai dengan kompetensi 22 Pendidikan dan pelatihan bagi guru 23 Deskripsi kerja personel yang jelas 24 Kehadiran guru dan staff pegawai 25 Kesehatan fisik personel sekolah 26 Kesehatan mental personel sekolah 27 5 Standarisasi

pengajaran dan Evaluasi

Kurikulum yang disusun mengacu pada SNP 28 Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP)

29 Penilaian kemajuan belajar siswa 30 Penilaian hasil belajar yang objektif 31 Terdapat standar penilaian yang jelas 32 Standar penilaian disesuaikan dengan

tingkat pemahaman peserta didik

33

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengujian Validitas Instrumen

Validitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

keandalan dan kesahihan suatu alat ukur. Untuk menguji validitas alat

(33)

75

∑ ∑ . ∑

! .∑ " ∑ "#.! .∑ " "#

Keterangan :

rhitung = koefisien korelasi Xi = jumlah skor item

Yi = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden

Selanjutnya dihitung dengan uji-t dengan rumus :

$ √ & 2 √1 &

Keterangan : t = nilai thitung

r = koefisien korelasi hasil rhitung n = julah responden

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajad kebebasan (dk = n – 2).

Kaidah keputusan :

Jika t hitung > t tabel berarti valid, sebaliknya jika t hitung < t tabel berarti tidak

valid.

Hasil Uji Validitas Instrumen

Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir), validitas dari ke tiga

variabel penelitian adalah sebagai berikut :

a) Validitas variabel X1 (Kompetensi Kepala Sekolah)

Hasil pengujian validitas instrument variabel Impelementasi

(34)

76 item pertanyaan yang dinyatakan valid, dan 6 item pertanyaan yang

tidak valid, yaitu nomor 17, 29, 30, dan 33. Adapaun rtabel untuk n = 33

adalah 0,34. Untuk selanjutnya item pertanyaan yang tidak valid tidak

digunakan atau dihilangkan. Secara terinci, hasil uji validitas variabel

X1 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.6.

Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Kepala Sekolah (X1)

! !

! !

b) Validitas Variabel Implementasi Manajemen Sekolah (X2)

Hasil pengujian validitas instrument variabel kompetensi Kepala

Sekolah yang terdiri dari 33 item pertanyaan, terdapat 29 item

(35)

77 valid, yaitu nomor 7, 9, 10, 20, 29, dan 30. Adapaun rtabel untuk n = 33

adalah 0,34. Untuk selanjutnya item pertanyaan yang tidak valid tidak

digunakan atau dihilangkan. Secara terinci, hasil uji validitas variabel

X2 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.7.

Hasil Uji Validitas Variabel Implementasi Manajemen Sekolah (X2)

!

!

! !

! !

c) Validitas Variabel Kinerja Sekolah (Y)

Hasil pengujian validitas instrument variabel Kinerja Sekolah yang

terdiri dari 33 item pertanyaan, terdapat 26 item pertanyaan yang

(36)

78 4, 11, 19, 27, 30, 31, dan 33. Adapaun rtabel untuk n = 33 adalah 0,34.

Untuk selanjutnya item pertanyaan yang tidak valid tidak digunakan

atau dihilangkan. Secara terinci, hasil uji validitas variabel Y dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.8.

Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Sekolah (Y)

" !

!

! !

! !

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan

(37)

79 digunakan. Uji reliabilitas instrument dilakukan dengan rumus alpha,

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

- Langkah 1 : menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus :

(

) ∑

" *∑ + ,"

-.

- Langkah 2 : Kemudian menjumlahkan varians semua item dengan

rumus :

/ () ()& ( & (0& 1 … . (

- Langkah 3 : Menghitung varians total dengan rumus

(

) ∑ 3

" ∑ +3 "

-.

- Langkah 4 : Masukan nilai alpha dengan rumus :

)) 45 & 16 71 &5 ∑ (( )

) 8

Kemudian diuji dengan uji reliabilitas instrument dilakukan dengan

rumus korelasi pearson product moment dengan teknik belah dua

awal akhur dengan rumus :

9 ∑ :; & ∑ : . ∑ ;

<= . ∑ : & ∑ : >. = . ∑ ; & ∑ ; >

Harga rxy atau rb ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh

karenanya disebut rawal-akhir. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes

digunakan rumus Spearman brown yakni : )) ?@

(38)

80 Untuk mengetahui korelasinya signifikan atau tidak digunakan

distribusi (tabel r) untuk α = 0,05 atau α = 0,01 dengan derajat

kebebasan (dk= n-2). Kemudian membuat keputusan membandingkan

r11 dengan rtabel. Adapun kaidah keputusan :

Jika r11 > rtabel berarti reliaabel jika r11 < rtabel berarti tidak reliable.

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Hasil perhitungan Uji Reliabilitas yang dilakukan melalui program

SPSS versi 16 diketahui dapat dilihat reliabilitas ketiga variabel

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.9.

Uji Reliabilitas Variabel X1, X2,dan Y

# $ %& ' (

)

* * +

, & )

, & , &

# - . / &

0( " - . # ,, $

12 3

4 2 3

Hasil analisis reliabilitas diperoleh r11 untuk variabel kompetensi

Kepala Sekolah (X1) mencapai 0,901, untuk variabel implementasi

manajemen sekolah mencapai 0,921, dan untuk variabel kinerja

(39)

81 rtabel = 0,34 yang berarti bahwa ketiga variabel tersebut dalam kategori

reliable.

Setelah angket diujicobakan dan hasil ujicoba angket menunjukkan

bahwa instrument tersebut telah memenuhi kriteria validitas dan

reliabilitas, selanjutnya adalah penyebaran angket untuk memperoleh data

yang diinginkan. Adapaun jumlah instrument terdiri dari 29 item

pertanyaan untuk kompetensi kepala sekolah, 27 item pertanyaan untuk

implementasi manajemen sekolah, dan 26 item pertanyaan untuk kinerja

sekolah. Setelah mendapat pertimbangan dari pakar, maka diputuskan

bahwa item pertanyaan yang digunakan jumlahnya disamakan yaitu

berjumlah 26 item untuk setiap variabel. Adapun item yang dihilangkan

pada variabel kompetensi kepala sekolah dan implementasi manajemen

sekolah adalah item pertanyaan yang kriteria validitasnya terkecil.

3. Pengujian Persyaratan Analsis

a. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui dan

menentukan analisis dan menentukan apakan pengolahan data

menggunakan analisis paramentrik atau non parametrik. Untuk

pengolahan data parametrik, data yang dianalisis harus berdistribusi

normal sedangkan pengolahan data non parametric, data yang

(40)

82 mengetahui apakah ke tiga variabel penelitian memiliki penyebaran

data yang normal atau tidak.

Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan

menggunakan computer program SPSS Versi 16, atau dapat juga

menggunakan rumus untuk pengujian normalitas distribusi data

digunakan rumus Chi Kuadrat :

: ∑ B)C& C) )

Keterangan :

X2 = Chi Kuadrat yang dicari

O1 = Frekwensi hasil penelitian

E1 = Frekwensi yang diharapkan

Angka yang ditempuh dalam menggunakan rumus Chi Kuadrat

tersebut adalah sebagai berikut :

1) Membuat tabel distribusi frekuensi untuk memberikan harga-harga

yang digunakan dalammenentukan rentangan, kelas interval,

panjang kelas dan mencari rata-rata/simpangan baku

2) Menentukan batas bawah dan batas atas interval

3) Mencari angka standar (Z) sebagai batas kelas dengan rumus :

D

F

E

(41)

83 X = Rata-rata distribusi

Xi = Skor batas kelas distribusi

S = Simpangan baku

4) Mencari luas daerah antara O dan Z (O – Z) dari tabel distribusi

Chi Kuadrat

5) Mencari luas tiap interval dengan cara mencari selisih luas O – Z

kelas interval

6) Mencari frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan cara mengalihkan

luas tiap interval dengan ∑

7) Mencari frekuensi pengamatan (Oi) dengan cara mengisikan

frekuensi (fi) tiap kelas interval sesuai bilangan pada tabel

distribusi frekuensi

8) Mencari Chi Kuadrat dengan memasukan harga-harga kedalam

rumus :

: ∑ B)C& C) )

9) Menentukan keberartian x2 dengan cara membandingkan x2 hitung

dengan x2 tabel dengan criteria distribusi data dikatakan normal

apabila x2 hitung < x2 tabel dan distribusi dikatakan tidak normal

apabila x2 hitung > x2 tabel.

b. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas dilakukan untuk mengathui kesamaan variansi

(42)

84 Pada penelitian ini untuk uji homogenitas diguankan metode atau

teknik x2 barlet.

4. Pengujian Hipotesis

a. Analisis Korelasi Sederhana

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi

ganda, dimana teknik ini berfungsi untuk mencari besarnya pengaruh

atau hubungan antara dua variabel (X) atau lebih secara simultan

(bersama-sama) dengan variabel terikat (Y).

Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah pengaruh

variabel kompetensi kepala sekolah (X1) dan variabel implementasi

manajemen sekolah (X2) terhadap variabel kinerja sekolah (Y).

Adapun desain dan rumus korelasi ganda penelitian ini adalah sebagai

berikut :

X

1

X

2

Y

rx1x2

rx1Y

(43)

85 Langkah-langkah untuk mencari pengaruh Kompetensi Kepala

Sekolah (X1) dan Implementasi Manajemen Sekolah (X2) terhadap

Kinerja Sekolah (Y) adalah sebagai berikut :

a. Mencari nilai korelasi Kompetensi Kepala Sekolah (X1) terhadap

Kinerja Sekolah (Y)

). ∑ :); & ∑ :) . ∑ ; ! . ∑ :) & ∑ :) #. = . ∑ ; & ∑ ;

b. Mencari nilai korelasi Implementasi manajemen sekolah (X2)

terhadap Kinerja Sekolah (Y)

. ∑ : ; & ∑ : . ∑ ; ! . ∑ : & ∑ : #. = . ∑ ; & ∑ ;

c. Mencari nilai korelasi Kompetensi Kepala Sekolah (X1) dengan

Implementasi manajemen sekolah (X2)

). ∑ :): & ∑ :) . ∑ : ! . ∑ :) & ∑ :) #. = . ∑ : & ∑ :

Dari rumus diatas dapat dijelaskan bahwa rxy merupakan

koefisien korelasi dari variabel X dan Y dapat diihat dengan

membandingkan rhitng dengan rtabel pada tingkat kepercayaan 95%. Bila

(44)

86 Untuk lebih memudahkan dalam menafsiran harga koefisien korelasi

menurut Akdon (2008:188) sebagai nerikut :

Tabel 3.10.

Tolak Ukur Koefisien Korelasi

Nilai Koefisien Kriteria

0,800 – 1,000 Sangat kuat

0,600 – 0,799 Kuat

0,400 – 0,599 Sedang

0,200 – 0,399 Rendah

0,000 – 0,199 Sangat Rendah

1) Uji Signifikansi

Selanjutnya uji signifikan adalah untuk menentukan apakah

variabel X tersebut signifikan terhadap variabel Y. uji signifikansi

ini dengan rumus yang dikemukakan oleh Akdon (2008:188), yaitu

:

$ √ & 2 √1 &

Keterangan :

r = koefisien korelasi n = banyak sampel

menguji taraf signifikansi yaitu dengan membandingkan

harga thitung dengan ttabel dengan tingkat kepercayaan tertentu dan

dengan dk = n – 2. Koefisien dikatakan signifikan atau memiliki

arti apabila thitung > ttabel

(45)

87 Mencari derajat hubungan berdasarkan koefisien

determinasi (KD) dengan maksud sejauhmana pengaruh yang

diberikan oleh variabel X terhadap variabel Y, dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

KD = r2 x 100%

dimana : KD = Koefisien determinasi yang dicari r2 = koefisien korelasi

b. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi dimaksudkan untuk mengatahui hubungan fungsional

antara variabel penelitian. Dalam peneitian ini digunakan ruus sebagai

berikut :

Ŷ = a + bX

Dimana : Ŷ = nilai taksir Y (variabel terikat) dari persamaan regresi

a = konstanta, apabila harga X = 0

b = koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satu unit perubahan terjadi pada X

X = harga variabel X

Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :

1) Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung

koefisien a dan b dengan menggunakan rumus yang dikemukakan

oleh Akdon (2008:197), yaitu :

(46)

88

I ∑ :H;H & ∑ :H ∑ ;H∑ :H & ∑ :H

2) Menyusun pasangan data untuk variabel X dan variabel Y

3) Mencari persamaan untuk koefisien regresi sederhana

c. Analisis Korelasi Ganda

Analisis korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya

pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas X secara simultan

(bersama-sama) dengan variabel terikat Y. Analisis korelasi ganda

menggunakan rumus Rx1.x2.Y :

JK)K L M 1N 2; & 2 1; .1 & 1 2 2; . 1 2

Sedangkan untuk mencari signifikansi digunakan rumus Fhitung

yang kemudian dibandingkan dengan Ftabel. Untuk mencari

kesimpulan, jika Fhitung ≥ Ftabel maka Ho ditolak artinya signifikan,

sebaliknya jika Fhitung ≤ Ftabel maka Ho diterima artinya tidak

signifikan.

d. Analisis Korelasi Ganda

Analisis regresi ganda adalah alat peramalan nilai pegaruh dua

(47)

89 bersama-sama digunakan rumus analisis regresi ganda sebagai berikut

:

Ŷ = a +b1x1 + b2x2 + E

Dimana : Ŷ = nilai taksir Y (variabel terikat) dari persamaan Regresi

A = nilai konstanta

B1 = nilai koefisien regresi X1 B2 = nilai koefisien regresi X2 X1 = variabel bebas X1

X2 = nilai koefisien regresi X2 E = predictor (pengganggu)

e. Deskripsi Hasil Penelitian

Penjelasan secara deskriptif dilakukan untuk mengetahui

frekuensi terhadap skor setiap alternatif jawaban angket, sehingga

diperoleh skor rata-rata jawaban responden. Perhitungan dilakukan

dengan metode Weighted Means Scored (WMS). Adapun rumus yang

digunakan adalah : :E ∑ K , dimana :E nilai rata-rata yang dicari, x

jumlah jawaban yang diberi bobot, n jumlah responden.

Hasil perhitungan WMS selanjutnya dikonsultasikan dengan

(48)

90 Tabel 3.11.

Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang Nilai

Jawaban Penafsiran

Variabel X1 Variabel X2 Variabel Y

Untuk membantu menganalisis data, kegiatan perhitungan

statistic menggunakan program SPSS (Statistical Package of Social

Science) sehingga dapat diperoleh perhitungan statistic deskriptif

seperti mean, deviasi standar, skor minimum, skor maksimum, dan

distribusi frekuensinya.

F. Jadwal Penelitian

Proses penelitian yang akan penulis laksanakan diharapkan dapat

selesai dalam 4 bulan, mulai dari laporan pendahuluan sampai penyelesaian

(49)

91 JADWAL PENELITIAN

Pengaruh Kompetensi Kepala Sekolah dan Implementasi manajemen sekolah terhadap Kinerja Sekolah pada SMP di Kab. Tasikmalaya

No Rincian Kegiatan Bulan

Maret April Mei Juni Juli

1 Tahap Pertama : Penyusunan Usulan Penelitian a. Menyusun Usulan Penelitian

b. Sidang Usulan Penelitian

2 Tahap Kedua : Penulisan Laporan Penelitian a. Penyusunan Kuisioner

b. Menyebarkan Kuisioner c. Analisis dan Pengolahan Data d. Penulisan Laporan Penelitian e. Konsultasi Ke Tempat Penelitian 3 Tahap Ketiga : Pelaporan Akhir

(50)

122 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Merujuk pada rumusan masalah dan didasarkan pada hasil penelitian

dan pembahasan, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan kompetensi kepala SMP terhadap

kinerja sekolah sebesar 20,90%, artinya secara parsial kinerja sekolah

dipengaruhi oleh kompetensi kepala sekolah sebesar 20,90%.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan implementasi manajemen sekolah

terhadap kinerja sekolah sebesar 31,50%, artinya secara parsial kinerja

sekolah dipengaruhi oleh implementasi manajemen sekolah sebesar

31,50%.

3. Terdapat pengaruh kompetensi kepala SMP dan implementasi manajemen

sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja sekolah sebesar 39,50%,

sedangkan sisanya 61,50% dipengaruhi oleh variable lain yang tidak

diteliti, yaitu kondisi kerja (fisik), iklim organisasi sekolah, tujuan sekolah,

system insentif, kebijksanaan personalia, serta ukuran usaha lainnya.

Factor lain yang tidak diteliti adalah factor manusia yang merupakan factor

lain yang dapat meningkatkan kinerja sekolah seperti kuantitas, tingkat

keahlian, latar belakang pendidikan, kemampuan, sikap, minat, motivasi,

(51)

123 B. Implikasi

Berdasarkan temuan dilapangan baik hasil pengolahan data statistik

dan pengamatan secara wawancara tidak formal yang dilakukan, penulis

menduga akan lahir beberapa implikasi apabila manajemen sekolah di SMP

Negeri di Kabupaten Tasikmalaya tidak segera diperbaiki. Implikasi

penelitian dapat diuraiakan sebagai berikut :

1. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa kompetensi kepala

SMP memberi pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sekolah.

Pengaruh yang diberikan sebesar 20,90% yang berarti pengaruhnya masih

rendah. Disisi lain berdasarkan pendapat guru SMP Negeri di Kabupaten

Tasikmalaya bahwa kepala SMP telah melaksanakan fungsi kepala sekolah

sesuai dengan kompetensinya dengan baik. Namun demikian masih

terdapat kompetensi kepala SMP yang masih belum optimal dilaksanakan

yaitu kompetensi manajerial, hal ini dikarenakan kompetensi manajerial

merupakan kompetensi yang memiliki bidang pekerjaan yang luas, seperti

pengelolaan kurikulum, keisiswaan, keuangan, ketenagaan, dan sarana

prasarana.

2. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa implimentasi

manajemen sekolah memberi pengaruh yang signifikan terhadap kinerja

sekolah. Pengaruh yang diberikan sebesar 31,50% yang berarti

pengaruhnya masih rendah. Disisi lain berdasarkan pendapat guru SMP

Negeri di Kabupaten Tasikmalaya bahwa manajemen sekolah telah

(52)

124 variable yang perlu ditingkatkan yaitu dalam hal pengorganisasian. Dari ke

empat sub variabel, tingkat keterlaksanaan dilapangan berada paling

bawah dari sub variabel lain.

3. Kinerja sekolah perlu ditingkatkan melalui usaha terarah dan terpadu yang

dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan. Kinerja sekolah

yang baik dipengaru oleh kompetensi kepala SMP dan implementasi

manajemen sekolah, karena Kompetensi kepala SMP dan manajemen

sekolah diyakini dapat menyulap lembaga pendidikan dari yang biasa

menjadi luar biasa, yang stagnan menjadi yang maju. Terdapat bidang

garapan kinerja sekolah yang harus mendapatkan perhatian, yaitu bidang

garapan sumber daya, baik sumber daya manusia maupun sumber daya

lain yang handal.

C. Rekomendasi

Berdasarkan temuan penelitian dan implikasi penelitian, berikut

beberapa rekomendasi yang dapat dikemukakan :

1. Meskipun kepala SMP telah mengaplikasikan kompetensinya dengan baik,

namun kepala SMP masih perlu meningkatkan kompetensinya secara

optimal, khususnya pada kompetensi manajerial. Peranan kepala SMP

sebagai manajer perlu pembenahan dari kondisi yang ada. Artinya,

memulai dengan suatu pemahaman yang jelas tentang tujuan manajemen

sekolah dan mengetahui apa yang harus dikerjakan serta dapat mencapai

(53)

125 - Jabatan kepala SMP seharusnya bukan sebagai tugas tambahan,

namun sebagai jabatan yang professional agar kepala SMP dapat

secara optimal mencurahkan pikiran dan tenaganya bagi peningkatan

mutu sekolah

- Kepala SMP sebelum diangkat diharapkan dapat melalui pendidikan

dan latihan seperti halnya yang dilakukan sekarang pada guru. Dengan

adanya sertifikasi kepala sekolah diharapkan kepala SMP yang

professional akan lahir.

2. Meskipun manajemen sekolah pada umumnya telah dilaksanakan oleh

sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta, namun perlu adanya suatu

perbaikan secara terus menerus dikarenakan hasil yang dicapai dalam

pengelolaan manajemen sekolah belum manampakkan hasil yang baik.

Rekomendasi terhadap hasil penelitian ini adalah perlunya

pengorganisasian memusatkan perhatiannya pada struktur dan proses

alokasi tugas sasaran-sasaran umum yang dapat dicapai. Umumnya

manajemen sekolah saat ini dilaksanakan hanya supaya sekolah dapat

berjalan dengan baik, namun dalam hal pencapaian mutu sekolah masih

belum diperlihatkan. Adapun rekomendasi lain dari hasil penelitian ini

adalah :

- Manajemen sekolah harus dilaksanakan secara komprehensif dengan

(54)

126 - Standar pengelolaan sekolah yang tertuang dalam Standar Nasional

Pendidikan harus benar-benar dipahami dan dijalankan, agar

pemerataan mutu pendidikan di Indonesia terlaksana dengan baik.

- Pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional perlu

melakukan pencerahan kepada sekolah secara langsung dilapangan

mengenai pengelolaan manajemen sekolah yang baik yang sesuai

dengan SNP.

- Kepala sekolah sebagai manajer sekolah perlu mengikuti pendidikan

dan latihan atau bahkan mengikuti perkuliahan kembali mengenai

manajemen, khususnya manajemen sekolah.

3. Meskipun kinerja sekolah saat ini telah memperlihatkan hasil yang baik,

namun sekolah perlu meningkatkan kembali kinerja sekolahnya sehingga

sekolah tersebut dapat menjadi sekolah yang berkualitas. Salah satu

rekomendasi yang diajukan adalah sekolah dapat menempatkan

personilnya sesuai dengan kemampuan dan latar belakang pendidikannya.

Adapun rekomendai lain yang diajukan penulis adalah :

- Harus adanya tolak ukur yang jelas mengenai kinerja sekolah yang

dikeluarkan oleh lembaga terkait,

- Seluruh sekolah wajib mengikuti penilaian kinerja sekolah yang

dilakukan oleh lembaga independen untuk mengetahui sejauhmana

(55)

127 DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mohammed (2009). “Management Education for Contemporary Challenges: The Role of Business School”. European Journal of

Scientific Research. 30 (4) 650-658.

Akdon (2008). Aplikasi Statisika dan Metode Penelitian Administrasi dan

Manajemen. Bandung : Dewa Ruci

Akdon (2007). Strategic Management for educational Management. Bandung : Alfabeta

Al. Widyamartaya (1997). Dasar-dasar Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : Grasindo.

Aziz Wahab (2006). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Kependidikan. Bandung : Alfabeta

Billsbery, John (2010). “New Technological Advances Applied to Management Education”. Journal of Management education. 34 (1) 186-188.

B. Suryosubroto (2004). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

(56)

128 Citations : Davis, Stephens, et. all. (2005). School Leadership Study :

Developing Successful Principals (Review of Research). Stanford, CA

: Stanford University, Stanford Educational Leadership Institute .

Depdiknas (2006). Panduan Manajemen Berbasis Sekolah. Dirjen Manamejen Dikdasmen Depdiknas

Dirjen PMPTK Depdiknas (2009). Bahan Belajar Mandiri. Kompetensi

Kepala Sekolah. Jakarta.

E. Mulyasa (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Fallon, Gerald (2009).”Impacts of School Organizational Restructuring Into a Collaborative Setting on the Nature of Emerging Forms of

Collegiality”. International Journal of Education Policy and

Leadership. 4 (9).

Hardjosoedarmo (2008). Total Quality Manajemen. Yogyakarta. ANDI

Helianti, Imma (2006). “Manajemen Pendidikan di Era Reformasi”. Jurnal

Pendidikan Penabur. 6 (V) 76-86).

H.M. Daryanto (2008). Administrasi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

J. Provitera (2008)“Learning And Teaching Styles In Management Education: Identifying, Analyzing, And Facilitating”. Journal of College

Teaching & Learning. 5 (1) 69-78

(57)

129 Mulyono, MA (2008). Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan.

Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Menchaha, M, et. all. (). “A Model for Systemic Change Management in Education”. Systemics, Cybernetics and Infomatics. 2 (1) 1-6.

Nur, Zaharudin (2004), “Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan”. Jurnal

Ilmiah Manajemen dan Bisnis. 4 (2) 147-155.

Radjant, Jayanti (2007:15), “Application of Knowledge Management in Management in Education : A Conceptual Framework”. Journal of

Theoretical and Applied Information Technology.

Ridwan (2008). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung : Alpafeba

Rohimat (2008). Manajemen Sekolah. Bandung : PT. Refika Aditama

Sallis, Edward. (2008). Total Quality Manajemen in Education. Yogyakarta : IRCiSoD.

Sedarmayanti (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : PT. Refika Aditama

Sukardan, Dadan (2008). Economy of Education. Universitas Pendidikan Indonesia

(58)

130 Syaefudin Sa’ud, Abin S (2005). Perencanaan Pendidikan. Suatu Pendekatan

Komprehensif. Bandung : Rosda Karya

Sagala, S. (2004). Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Strategi

Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta : Nimas Multima.

Tim Dosen Adpend UPI. Pengelolaan Pendidikan. Bandung : Jurusan Adpend UPI

Gambar

Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ..…………....
Gambar 1.1.  Kerangka Berfikir
Tabel 3.1. Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Tabel 3.2 Jumlah Guru SMP Negeri Wilayah Singaparna
+7

Referensi

Dokumen terkait

Terkait dengan kinerja guru, maka kompetensi manajerial yang dimaksud adalah kemampuan kepala sekolah dalam mengelola guru dan proses pembelajaran dengan baik yang

Kompetensi kepala sekolah, jenis kelamin kepala sekolah, pola manajemen kepala sekolah, iklim sekolah dan kinerja guru pada masing- masing SD Negeri di Kecamatan Ampel tentunya

Efektivitas Manajemen Pembiayaan Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Tentang Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah Dan Kinerja Komite Sekolah Terhadap Efektivitas Manajemen

Berdasarkan ketiga objek penelitian ini, maka dapat dianalisis sebagai berikut : 1 besar pengaruh Kinerja Manajemen Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru; 2 besar

Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini diketahui supervisi akademik yang dilaksanakan oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 19 Kota Tasikmalaya melalui

(9) Bagaimanakah implementasi kompetensi manajerial kepala sekolah secara umum di sekolah menengah pertama negeri Kecamatan Pasaman?. Penelitian ini bertujuan untuk

variabel disiplin, kompetensi kepribadian, variabel supervisi kepala sekolah dan kinerja guru &gt; 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data-data yang digunakan dalam

Predictors: Constant, X_2, X_1 Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen keuangan sekolah secara simultan terhadap kinerja