• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE

NUMBERED HEAD TOGETHER PADA MATA PELAJARAN

MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis Tahun Ajaran 2012/2013 )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Tessa Lestari Oktavia 0902802

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2013

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE

NUMBERED HEAD TOGETHER PADA MATA PELAJARAN

MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis Tahun Ajaran 2012/2013 )

Oleh

Tessa Lestari Oktavia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

©Tessa Lestari Oktavia 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

(3)

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(4)

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

(5)

i

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI

BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Oleh

Tessa Lestari Oktavia 0902802

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya nilai siswa pada mata pelajaran Matematika. Berdasarkan observasi awal permasalahnya berasal dari guru. Dimana pembelajarannya masih menggunakan metode konvensional sehingga keaktifan siswa tidak ditunjukkan selama proses pembelajaran. Penelitian ini ditujukan pada penerapan model Cooperative tipe NHT pada mata pelajaran matematika materi bangun ruang. Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan yang hendak dicapai pada penelitin ini yaitu untuk mendeskripsikan : (1) perencanaan pembelajaran matematika materi bangun ruang melalui penerapan model

Cooperative tipe NHT; (2) proses pelaksanaan pembelajaran matematika materi bangun ruang melalui penerapan model Cooperative tipe NHT; (3) peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi bangun ruang melalui penerapan model Cooperative tipe NHT. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis & Mc. Taggart dengan tiga siklus dimana setiap siklusnya dilakukan dua kali tindakan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis tahun ajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa 25 orang. Hasil penelitian dengan menggunakan model Cooperative tipe NHT pada mata pelajaran matematika menunjukkan adanya peningkatan proses pembelajaran, terlihat dengan siswa menjadi aktif. Demikian pula perolehan nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran yang dinyatakan dalam persen pada siklus I rata-rata siswa mencapai 64,8%, pada siklus II rata-rata siswa mencapai 75,8%, dan siklus III rata-rata siswa mencapai 85,2% siswa yang mencapai nilai KKM. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan model

(6)

ii

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRACT

COOPERATIVE LEARNING MODEL APPLICATION TYPE NUMBERED HEAD TOGETHER IN MATHEMATICS SUBJECT MATTER OF BUILDING ROOM TO IMPROVE STUDENT LEARNING

by

Tessa Lestari Oktavia 0902802

(7)

V

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GRAFIK ... xi

LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Hipotesis Tindakan ... 6

F. Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Pembelajaran Matematika di SD ... 8

1. Hakikat Pembelajaran ... 8

2. Pembelajaran Matematika di SD ... 8

B. Model Cooperative Learning tipe Numered Head Together .... 10

1. Model Cooperative Learning ... 10

(8)

vi

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Karakteristik Model pembelajaran Cooperative

Learning ... 13

4. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Cooperative Learning ... 13

5. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Cooperative Learning ... 14

6. Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Number Head Together (NHT)... 15

7. Manfaat dan Tujuan Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Number Head Together (NHT) ... 16

8. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Numbered Head Together ... 17

9. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Numbered Head Together ... 18

10. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (NHT) Pada Pelajaran Matematika SD ... 19

C. Hasil Belajar ... 19

1. Definisi Hasil Belajar ... 19

2. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 20

3. Jenis-Jenis Hasil Belajar ... 24

D. Bangun Ruang ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. Metode Penelitian ... 32

B. Model Penelitian ... 32

C. Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

D. Prosedur Penelitian ... 35

E. Instrumen Penelitian ... 37

(9)

vii

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Hasil Penelitian ... 41

B. Pembahasan ... 97

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 101

A. Kesimpulan ... 101

B. Rekomendasi ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 103

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 105

(10)

1

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pendidikan merupakan interaksi antar berbagai unsur pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sehingga dengan adanya pendidikan akan lahir manusia yang tidak hanya memiliki pengetahuan namun juga memiliki kecakapan dan kreatif dalam menjalankan kehidupannya.

Salah satu dari tujuan pendidikan adalah membentuk integritas kepribadian manusia. Dalam hal ini penentu kualitas pendidikan adalah ketika bagaimana pendidikan itu disampaikan di tingkat sekolah dasar. Karena itulah pada saat pendidikan dasar pengembangan akan potensi siswa harus lebih diperhatikan dan diarahkan dengan baik.

(11)

2

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Matematika bukan hanya sesuatu yang berhubungan dengan angka dan bilangan dalam sebuah pembelajaran. Matematika merupakan ilmu tentang pola berpikir yang membantu manusia dalam menguasai suatu konsep dan meningkatkan daya pikir kreatif dalam menyelesaikan suatu permasalahan sehingga ditemukan solusi pemecahannya yang sesuai. Dalam KTSP (2006 : 416)

dijabarkan bahwa “matematika merupakan ilmu universal yang mendasari

perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai

disiplin dan memajukan daya pikir manusia”.

Salah satu tujuan dari pembelajaran matematika yaitu siswa mampu memecahkan suatu permasalahan yang berhubungan dengan matematika atau pelajaran lain. Adapun fungsi dari matematika itu sendiri yaitu mengembangkan kemampuan dalam menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Standar kompetensi matematika merupakan seperangkat kompetensi dari matematika itu sendiri yang harus ditunjukkan kepada siswa melalui hasil belajarnya dalam mata pelajaran matematika. Standar kompetensi ini dirinci lagi dalam sebuah kompetensi dasar serta aspek lainnya. Adapun ruang lingkup materi pembelajaran matematika khususnya di SD diantaranya bilangan, geometri dan pengolahan data.

(12)

3

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Selain itu, pelajaran matematika kurang diminati karena monotonnya kegiatan pembelajaran yang terjadi selama ini. Dimana pembelajaran matematika yang dilakukan masih menggunakan metode ceramah sehingga tidak adanya aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Metode ceramah merupakan salah satu metode pembelajaran yang berpusat kepada guru (teacher centered). Dengan metode ceramah, materi disajikan dengan hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik dan siswa kurang memahami materi yang disampaikan dan siswa kurang aktif. Semua itu merupakan penyebab dari rendahnya skor hasil belajar siswa sehingga sudah seharusnya diperbaiki. Pemahaman siswa terhadap suatu materi hanya berpusat dari apa yang disampaikan guru sehinggan pengetahuannya terbatas.

Untuk itu keaktifan siswa dalam berinteraksi dengan temannya pada saat memecahkan suatu permasalahan khususnya dalam memecahkan suatu materi pelajaran akan lebih menambah wawasan serta hal baru dalam diri siswa ketika mereka belajar dan mendapatkan pengetahuan yang beragam tentang suatu materi pelajaran. Dalam hal ini, tentu saja diperlukan kreativitas seorang guru dalam menciptakan suatu pembelajaran yang lebih hidup dan memilih metode-metode yang sesuai. Untuk itu, peneliti memakai salah satu model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian yaitu model pembelajaran cooperative learning

tipe Numbered Head Together (NHT)..

Sesuai dengan KTSP yang menekankan pembelajaran berpusat pada siswa (student centered), maka penerapan pendekatan yang mengutamakan hal tersebut dapat menjadi referensi yang tepat seperti salah satunya model Cooperative Learning. Ada beberapa tipe yang termasuk dalam model Cooperative Learning

ini diantaranya STAD, TAI, Jigsaw, TGT, IG, NHT, TPS, dan salah satu tipe yang saya ambil dalam model Cooperative Learning guna memperbaiki skor hasil belajar siswa serta aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran adalah tipe

Numbered Head Together (NHT).

(13)

4

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

setiap siswa harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang lebih menekankan pada struktur yang dirancang khusus untuk mempengaruhi pola interaksi sosial dan tujuan meningkatkan penguasaan akademik. Langkah-langkah dalam penggunaan model ini dimulai dengan pengelompokkan siswa, pemberian nomor kepada siswa dalam suatu kelompok, pengajuan pertanyaan dari guru berupa suatu permasalahan, siswa berpikir bersama untuk menemukan jawaban, guru memilih secara random memillih kelompok yang harus menjawab pertanyaan, terakhir guru dan siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran yang berlangsung.

Adapun kelebihan dari penggunaan model Cooperative Learning tipe

Numbered Head Together (NHT) dapat membuat siswa aktif mencari sendiri cara mengerjakan tugas, menumbuhkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat, menumbuhkan sikap tanggung jawab dalam diri siswa, serta siswa dapat bekerjasama dalam kelompok.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti melakukan penelitian

tindakan kelas dengan judul “Penerapan Model Cooperative Learning tipe Numbered Head Together Pada Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran matematika materi bangun ruang melalui penerapan model Cooperative Learning tipe Numbered Head Together (NHT) di kelas V SD Negeri 4 Nasol ?

(14)

5

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi bangun ruang melalui penerapan model Cooperative Learning tipe

Numbered Head Together (NHT) di kelas V SD Negeri 4 Nasol ? C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran matematika materi bangun ruang melalui penerapan model Cooperative Learning tipe

Numbered Head Together (NHT) di kelas V SD Negeri 4 Nasol

2. Untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran matematika materi bangun ruang melalui penerapan model Cooperative Learning tipe

Numbered Head Together (NHT) di kelas V SD Negeri 4 Nasol

3. Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi bangun ruang melalui penerapan model Cooperative Learning tipe

Numbered Head Together (NHT) di kelas V SD Negeri 4 Nasol D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi beberapa pihak, diantaranya: 1. Bagi siswa

 Melalui penerapan model Cooperative Learning tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek kognitif, afekif dan psikomotorik

 Meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran terutama dalam pembelajaran kelompok sehingga pembelajaran lebih menarik

2. Bagi guru

 Guru lebih termotivasi untuk menerapkan model pembelajaran yang lebih bervariasi untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menarik. 3. Bagi sekolah

(15)

6

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

 Menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif untuk memajukan sekolah

4. Bagi peneliti

 Memotivasi peneliti untuk menggunakan metode mengajar yang mampu merangsang daya pikir siswa dan daya nalar siswa.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan analisis teoritis, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan

yaitu “Penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 4

Nasol pada materi bangun ruang.”

F. Definisi Operasional

1. Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (NHT)

Model pembelajaran cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) yaitu kegiatan pembelajaran kelompok dimana dengan terlebih dahulu memberikan penomoran pada setiap siswa anggota dalam kelompoknya. Setelah itu memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugasnya dan mendiskusikannya dalam kelompok sehingga akan timbul kerjasama dalam penyelesaian tugas kelompoknya dan bertanggungjawab atas tugasnya dalam kelompok tersebut.

2. Hasil Belajar

“Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan mencakup bidang

kognitif, afektif dan psikomotoris yang berorientasi pada proses belajar mengajar

(16)

7

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa yang berupa skor tes yang didapat setelah siswa melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) sehingga akan terlihat tingkat kemampuannya terhadap penguasaan suatu materi pelajaran.

3. Bangun Ruang

(17)

32

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( classroom action research ) yang memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan pengembangan profesinya.

Menurut Kasihani (1999) dalam Sukayati (2008 : 8) menyatakan bahwa yang dimaksud PTK adalah penelitian praktis, bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran di kelas dengan cara melakukan tindakan-tindakan. Sementara itu Suyanto (1997) dalam Sukayati (2008 : 8) berpendapat bahwa PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu, untuk memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.

Jadi, ketika pembelajaran berlangsung terdapat hal-hal yang terjadi sehingga mengakibatkan proses pembelajaran menjadi tidak sesuai dengan harapan, untuk memperbaiki hal tersebut maka perlu dilakukan suatu penelitian yakni berupa tindakan-tindakan perbaikan, penelitian tersebut yang disebut PTK.

B. Model Penelitian

(18)

33

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

komponen, yaitu: rencana (planning), tindakan (action), observasi (observation)

dan refleksi (reflection). Berikut ini merupakan gambar dari siklus penelitian tindakan kelas :

PERENCANAAN

PELAKSANAAN SIKLUS I

REFLEKSI

PENGAMATAN

REFLEKSI

PERENCANAAN

SIKLUS II PELAKSANAAN

PERENCANAAN PENGAMATAN

KESIMPULAN DAN HASIL PENELITIAN REFLEKSI

PENGAMATAN

PELAKSANAAN SIKLUS III

(19)

34

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.1 Model Siklus PTK dari Kemmis dan Taggart ( sumber : Arikunto, dkk, 2006 )

Pada umumnya penelitian dimulai dari observasi awal sebagai dasar dalam merumuskan masalah penelitian. Observasi awal dimaksudkan sebagai kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan dengan tema penelitian. Peneliti melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya.

Berdasarkan observasi awal dapat dilakukan pemokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian. Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat ditetapkan tujuan penelitian. Sewaktu melaksanakan observasi awal, peneliti sudah menelaah teori-teori yang relevan dengan masalah-masalah yang akan diteliti. Oleh sebab itu, setelah rumusan masalah-masalah selesai dilakukan selanjutnya dirumuskan kerangka konseptual dari penelitian.

Berdasarkan pada model siklus Kemmis & Taggart, kegiatan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :

1. Penyusunan perencanaan

Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil observasi awal. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perlu disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi nyata yang ada.

2. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.

3. Observasi

(20)

35

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan melalui teknik observasi.

4. Refleksi

Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan.

C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 4 Nasol yang beralamat di Jl. A. Natadisastra No. 07 RT 7 RW 2Desa Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat Kode Pos 46261.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2013 pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

3. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di SD Negeri 4 Nasol dengan jumlah 25 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

D. Prosedur Penelitian

Pada kegiatan awal ini, peneliti melakukan persiapan awal untuk observasi yang bertujuan untuk mendapatkan masalah yang terjadi di lapangan, adapun rincian kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

(21)

36

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3. Observasi langsung ke tempat

4. Pembuatan instrumen 5. Pembuatan proposal

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini mengacu pada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Adapun tahapan-tahapan setiap siklusnya adalah sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan, adapun yang disiapkan peneliti yaitu :

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan KTSP dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning tipe

Numbered Head Together (NHT)

b. Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS)

c. Menyusun Lembar Evaluasi untuk memperoleh data siswa

d. Menyusun lembar observasi guru dan siswa untuk mengamati kegiatan selama proses pembelajaran

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian ini direncanakan dalam tiga siklus. Pada tahap ini, peneliti melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan serta menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Numbered Head Together (NHT)

dengan memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan. Hal yang membedakan dalam setiap siklusnya selain materi yang disampaikan juga adanya perubahan-perubahan perlakuan terhadap siswa sesuai dengan hasil refleksi dari siklus sebelumnya. Pada pelaksanaannya kegiatan pembelajaran dominan bekerja dalam kelompok. Peneliti memberikan lembar evaluasi diakhir pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian siswa pada pembelajaran saat itu.

(22)

37

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap penerapan Cooperative Learning tipe Numbered Head Together (NHT) dengan menggunakan instrumen penelitian yang telah dibuat sebelumnya, dan yang terpenting ialah mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan Cooperative Learning

tipe Numbered Head Together (NHT) dalam pembelajaran matematika materi bangun ruang. Ketika pembelajaran sedang berlangsung, observer melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan sesuai rencana dengan bantuan instrumen lembar observasi untuk melihat sejauh mana aktivitas siswa di kelas dan penerapan Cooperative Learning tipe Numbered Head Together (NHT)

dalam pembelajaran tersebut. 4. Tahap Refleksi

Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan Cooperative Learning tipe Numbered Head Together (NHT) serta menganalisis kelemahan dan kelebihan berdasarkan temuan saat melakukan pembelajaran dari hasil observasi. Selain itu peneliti melakukan evaluasi hasil belajar siswa dalam pembelajaran sehingga terlihat hasil pencapaiannya. Setelah dilakukan analisis tersebut, peneliti mempertimbangkan rencana dengan segala perbaikannya sebagai tindaklanjut pada siklus selanjutnya. E. Intrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Adapun instrumen yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Instrumen pembelajaran

a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(23)

38

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Instrumen pengumpulan data

a) Instrumen tes

Tes yang dipergunakan yaitu lembar evaluasi yang diberikan pada akhir pembelajaran untuk mengukur kemampuan siswa sesudah pembelajaran.

1) Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa memuat masalah-masalah yang harus diselesaikan oleh siswa dalam proses pembelajaran.

2) Lembar Evaluasi

Lembar evaluasi ini berupa soal-soal yang dikerjakan secara individu untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran.

b) Instrumen non tes

Instrumen non tes yang digunakan pada penelitian ini yaitu : 1) Lembar observasi

Lembar observasi bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar berlangsung. Lembar observasi diisi oleh observer pada setiap proses pembelajaran berlangsung pada setiap siklus. Adapun lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi terhadap aktivitas siswa, guru serta aktivitas kelompok.

F. Pengolahan dan Analisis Data

(24)

39

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Analisis data ialah upaya yang dilakukan guru yang berperan sebagai peneliti untuk mengolah serta merangkum data secara akurat. Data yang dikumpulkan dari setiap pelaksanaan siklus dan kegiatan observasi dianalisis secara deskriptif.

1. Analisis data kualitatif

Dalam pengolahan data kualitatif, digunakan analisis data deskriptif berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil observasi tentang aktivitas siswa dan guru oleh observer dalam pembelajaran. Data kualitatif diperoleh melalui lembar observasi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran yang dilakukan.

2. Analisis data kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil lembar evaluasi untuk melihat ketercapaian hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika di setiap siklus sehingga dapat disimpulkan apakah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tersebut. Analisis data dilakukan dengan penskoran yang disesuaikan dengan masing-masing bobot pada butir soal, hasil belajar siswa dirata-ratakan agar terlihat hasil rata-rata kelasnya.

a. menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus:

X = ∑ Purwanto (Iswanto, 2012:31) Keterangan:

(25)

40

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. menghitung persentase hasil belajar siswa

persentase hasil belajar siswa = jumlah skor total subjek x 100% jumlah skor subjek

Tabel 3.1 Skala penilaian dan keterangan

Konversi dengan skala nilai siswa 0-100:

No Nilai Kategori Konversi

1 ≥ 90 Baik sekali A

2 70-89 Baik B

3 50-69 Cukup C

4 30-49 Kurang D

5 ≤ 29 Buruk E

c. menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dengan rumus:

TB = ∑ Purwanto (Iswanto, 2012:32) Keterangan:

∑S ≥ 65 = jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 65

(26)

102

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri 4 Nasol Desa Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis yaitu : 1. Perencanaan pembelajaran matematika materi bangun ruang dalam

penelitian ini disusun berdasarkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi Pokok, Alokasi Waktu, Metode Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Sumber dan Alat Belajar, serta Penilaian. Perencanaan yang dilaksanakan pada penelitian ini mengalami perubahan setiap siklusnya karena menerapkan model pembelajaran

Cooperative Learning tipe Numbered Head Together, dimana siswa harus dituntut aktif dalam setiap proses pembelajarannya. Perencanaan ini dijadikan rambu-rambu dan acuan selama penelitian berlangsung.

(27)

103

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Berdasarkan pembelajaran yang telah berlangsung diketahui bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi bangun ruang. Hal itu dapat dilihat melalui hasil tes evaluasi siswa pada materi bangun ruang dimana setiap siklusnya mengalami peningkatan yang terlihat dari perolehan skor rata-rata siswa pada siklus I yaitu 64,8, siklus II 75,8 dan siklus III yaitu 85,2.

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis mengajukan rekomendasi sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Dalam mengikuti pembelajaran di kelas siswa direkomendasikan untuk lebih giat dan lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan. Siswa juga disarankan untuk lebih aktif di dalam proses pembelajaran dan juga diskusi kelompok agar kreativitas dan hasil belajar dapat ditingkatkan.

2. Bagi Guru

(28)

104

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pikiran, semua siswa menjadi siap menjawab pertanyaan, dan siswa secara individu dapat mengerti materi yang diajarkan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(29)

104

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, et. al. 2006. http://www.bakharuddin.net/2012/03/penelitian-tindakan-kelas-ptk-tujuan.html

Depdikbud. 1996. http://sdnkacok02.sch.id/tujuan-belajar-matematika-di-sekolah-dasar-sd

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Dirjen Dikdasmen

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

Herdian. 2009. Model Pembelajaran NHT Numbered Head Together. http://herd.y07.wordperess.com

Ibrahim, M. et. al. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press Isjoni. 2010. Cooperative Learning : Efektivitas Pembelajaran Kelompok.

Bandung : Alfabeta

Lie, Anita. 2002.Cooperative Learning ( Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas ). Jakarta : Gramedia Widiasarana

Prabawanto, S. http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENDIDIKAN_ MATEMATIKA_II/PEND.MAT_II_BBM_5_%28PEMB_BANGUN_RUA NG.pdf

Rahayu, Sri. 2009. Numbered Head Together. http://pelawiselatan.blogspot.com/ 20009/03numbered-head-together.html

Sarwon. 2009. http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0806176_chapter 1.pdf

(30)

105

Tessa Lestari Oktavia, 2013

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (PTK di Kelas V SD Negeri 4 Nasol Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sudjana, Nana. 2008. Dasar-Dasar Proses Belajar-Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo

Sudjana, Nana. 2009. Pengertian Hasil Belajar. http://techonly1wordpress.com Sugandi, Achmad. et. al. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP

PRESS

Sujarwo, Baku. 2004. Korelasi antara Pemecahan Masalah Matematika dengan Bahasa Indonesia. Semarang : IKIP PGRI.

Sukayati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas di SD. Yogyakarta : Depdiknas

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik Konsep Landasan Teoritik Praktik dan Implementasina. Jakarta : Prestasi Pustaka

Gambar

Tabel 3.1 Skala penilaian dan keterangan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan  diterbitkannya  kepufusan  ini,  maka  Keputusan  Rektor  Nomer  129/SK/KOllPP/2006  tentang  Penyelenggaraan  Program  Jalur  Cepat  pada  Pendidikan 

Apa yang Anda lakukan ketika tidak mempunyai uang untuk bermain

Perhitungan % Efisiensi Vit.E Yang Terikat Pada Matriks GIF % Efisiensi Vitamin E yang terperangkap pada matriks:. % Efisiensi Vit.E yang terperangkap pada

Nah Sabahat MQ/ Latar belakang seperti apa yang mendorong pemerintah kota mengeluarkan kebijakan tersebut?/ apakah pemerintah kota juga telah merancang sedemikian aturan

Sahabat MQ/ Pemerintah berencana menaikkan tarif dasar listrik (TDL) rata-rata 10%/ di bulan Juli 2010 nanti// Direktur Bisnis dan Manajemen Risiko PLN -

Profil Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dan Implementasi Bagi Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Di SMK.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Dari data yang didapat, penulis mencoba untuk menganalisa hal-hal apa saja yang mempengaruhi kepuasan konsumen dalam memilih Alfamart Minimarket dengan menggunakan 8 dimensi