Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU
TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN JOMBANG BANTEN
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian
dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh
RENY NOVIANTI 1102622
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA
ii Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
HALAMAN PENGESAHAN
KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU
TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN JOMBANG BANTEN
RENY NOVIANTI S.Pd
1102622
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Johar Permana, M.A. NIP. 195908141985031004
Pembimbing II
Dr. H. Endang Herawan, M.Pd NIP. 196008101986031001
Mengetahui
iii Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud. Ph.D NIP. 195306121981031003
Kontribusi Kepemimpinan
Transformasional Kepala Sekolah dan
Kinerja Mengajar Guru Terhadap
Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan
Jombang Banten
Oleh Reny Novianti
S. Pd Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang. 2009
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasajarna Prodi
Administrasi Pendidikan
© Reny Novianti, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
iv Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
v Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN JOMBANG BANTEN
Reny Novianti (1102622)
ABSTRAK
Kualitas sekolah sangat tergantung pada kepala sekolah dalam mengelola, menata, mengatur serta memberdayakan segala sumber daya yang ada. Selain itu guru juga memiliki peran yang sangat vital sebagai pendidik sebagai pelayan peserta didiknya. Permasalahan penelitian adalah sejauhmana kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap mutu sekolah. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai untuk medeskripsikan, mengukur dan menguji kebermaknaan kontribusi kepemimpinan transformasional dan kinerja mengajar guru terhadap mutu sekolah.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan pendekatan kuantitatif melalui teknik analisis deskriptif korelasional dengan menggunakan statistik parametrik. Data diambil menggunakan kuesioner. Sampel yang diambil dari penelitian ini berdasarkan perhitungan berjumlah 84 orang guru dengan menggunakan teknik random sampling.
Dari hasil analisis diperoleh hasil penelitian yakni: 1) kepemimpinan transformasional kepala sekolah berada dalam kategori baik, kinerja mengajar berada dalam kategori baik dan mutu sekolah berada dalam kategori baik; (2) kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dalam kategori sedang ; (3) kontribusi kinerja mengajar guru terhadap mutu sekolah berada dalam kategori sedang; (4) kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja guru secara bersama-sama berkontribusi terhadap mutu sekolah berada dalam kategori kuat.
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Penelitian...
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah...
C. Tujuan Penelitian...
D. Manfaat Penelitian...
E. Struktur Organisasi Tesis...
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN...
A. Kajian Pustaka...
1. Mutu Sekolah dalam Konteks Administrasi Pendidikan...
a. Pengertian Mutu menurut Ahli...
b. Mutu dan Dimensi Mutu dalam Pendidikan...
c. Perbedaan Mutu Barang dan Mutu Jasa Pendidikan...
d. Faktor-faktor Peningkatan Mutu di Sekolah...
e. Indikator Sekolah Bermutu...
1. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dalam
ii Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
.
b. Teori Kepemimpinan...
c. Kepemimpinan Kepala Sekolah...
d. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah...
2. Kinerja Mengajar Guru dalam Konteks Administrasi
Pendidikan...
a. Pengertian Kinerja...
b. Kinerja Mengajar Guru...
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Mengajar
Guru...
d. Aspek-aspek Kinerja Mengajar Guru...
B. Kerangka Pemikiran...
C. Hipotesis...
METODE PENELITIAN...
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian...
1. Lokasi Penelitian...
2. Populasi Pnelitian...
3. Sampel Penelitian...
B. Metode Penelitian...
C. Definisi Operasional...
1. Kepemimpinan Transformasional (XΌ)...
2. Kinerja Mengajar Guru (X)…... 3. Mutu Sekolah (Y)...
D. Instrumen Penelitian...
E. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen...
1. Uji Validitas Instrumen...
a. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah...
iii Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB IV
c. Mutu Sekolah...
2. Uji Reliabilitas Instrumen...
a. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah...
b. Kinerja Mengajar Guru...
c Mutu Sekolah...
3. Tahap Penyebaran dan Pengumpulan Angket...
4. Teknik Analisis Data...
a. Uji Normalitas...
b. Uji Linieritas...
c. Uji Analisis Korelasi Sederhana dan Ganda...
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...
A. Hasil Penelitian...
1. Deskripsi Kecenderungan Umum Skor Responden...
a. Kecenderungan Umum Skor Respon Variabel
Kepemimpinan Transformasional...
b. Kecenderungan Umum Skor Respon Variabel Kinerja
Mengajar Guru...
c. Kecenderungan Umum Skor Respon Variabel Mutu
Sekolah...
2. Analisis Korelasi...
1) Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah
(X1) terhadap Mutu Sekolah (Y)...
2) Kinerja Mengajar Guru (X2) terhadap Mutu
Sekolah (Y)...
3) Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah
(X1) dan Kinerja Mengajar Guru (X2)...
iv Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
(X1) dan Kinerja Mengajar Guru (X2) terhadap
Mutu Sekolah (Y)...
3. Interpretasi Hasil Pengujian Hipotesis...
B. Pembahasan Hasil Penelitian...
1. Gambaran Kepemimpinan Transformasional Kepala
Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di
Kecamatan Jombang ...
2. Gambaran Kinerja Mengajar Guru pada SD Negeri dan
Swasta di Kecamatan Jombang...
3. Gambaran Mutu Sekolah pada SD Negeri dan Swasta di
Kecamatan Jombang...
4. Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala
Sekolah terhadap Mutu Sekolah pada SD Negeri dan
Swasta di Kecamatan Jombang...
5. Kontribusi Kinerja Mengajar Guru terhadap Mutu Sekolah
pada SD Negeri dan Swasta di Kecamatan Jombang...
6. Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala
Sekolah dan Kinerja Guru secara bersama-sama
berkontribusi terhadap Mutu Sekolah pada SD Negeri dan
Swasta di Kecamatan Jombang...
v Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR TABEL
Rekapitulasi Nilai UN SD...
Konsep Mutu...
Sifat-sifat yang membedakan Mutu Barang dan Jasa...
Indikator Sekolah Bermutu dan Sekolah tidak Bermutu...
Populasi Penelitian...
Sampel Penelitian...
Kisi-kisi Instrumen Variabel X1, X2, dan Y...
Kriteria Penskoran alternatif Jawaban dari Likert Variabel X1, X2, dan
Y...
Uji Validitas Item Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala
Sekolah (X1)...
Uji Validitas Item Variabel Kinerja Mengajar Guru (X2)...
Uji Validitas Item Variabel Mutu sekolah (Y)...
Uji Reliabilitas Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah
(X1)...
Uji Reliabilitas Kinerja Mengajar Guru (X2)...
vi Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.11
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas...
Interpretasi Koefisien Korelasi...
Hasil Uji Normalitas Data...
Hasil Uji Linieritas Variabel X1 atas Y...
Hasil Uji Linieritas Variabel X2 atas Y...
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r...
Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS...
Skor Rata-rata Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala
Sekolah...
Skor Rata-rata Variabel Kinerja Mengajar Guru...
Skor Rata-rata Variabel Mutu Sekolah...
Skor Rata-rata Perhitungan WMS Variabel Penelitian...
Korelasi Antar Variabel X1 dan Y...
Korelasi Antar Variabel X2, dan Y...
Korelasi Antar Variabel X1 dan X2...
Hasil Uji Korelasi Ganda (X1,X₂ ke Y)...
vii Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Faktor yang Mempengaruhi Mutu Sekolah...
Matriks Pola Dasar Administrasi Pendidikan...
Hirarki Konsep Mutu...
Kepemimpinan dalam Konteks Administrasi Pendidikan...
Proses Pembelajaran di Kelas...
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja...
Kerangka Pemikiran...
Desain Penelitian X1, X2, dan Y...
Diagram Batang Kriteria Skor Kepemimpinan Transformasional
Kepala Sekolah (X1)...
Diagram Batang Kriteria Skor Kinerja Mengajar Guru (X2)...
Diagram Batang Kriteria Skor Mutu Sekolah (Y)...
viii Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
1 Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal dalam pencapaian
tujuan pendidikan karena sekolah merupakan tempat dimana proses belajar
mengajar berlangsung dan sekolah merupakan sarana dalam membangun
masyarakat kearah lebih baik dan menjadi manusia yang seutuhnya. Hal tersebut
dirumuskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang Menyatakan bahwa :
Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Terkait dengan UU SPN, dalam perkembangan zaman pada era globalisasi
sangat diperlukan sumber daya manusia suatu sekolah yang terampil dan
memiliki kinerja tinggi untuk dapat bersaing agar tetap hadir serta berkembang
dalam persaingan global dengan meningkatkan kualitas sekolah. Dan organisasi
pendidikan di masa sekarang harus memiliki kesadaran bahwa kualitas serta
kinerja yang baik merupakan aset utama untuk mencapai tujuan organisasi.
Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka
pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu dengan
melakukan upaya perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana
prasarana, perbaikan akuntabilitas pembiayaan, pengadaan dan pengembangan
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Masyarakat menyadari bahwa penyelenggaraan pendidikan bermutu bisa
memberikan sumbangan nyata bagi pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan
tenaga kerja berpengetahuan, penguasaan teknologi, serta memiliki keahlian dan
ketrampilan. Berbagai studi di bidang pembangunan ekonomi memperlihatkan
adanya korelasi positif antara tingkat pendidikan suatu masyarakat dan kemajuan
ekonomi (Depdiknas, 2007).
Tetapi kenyataannya upaya pemerintah belum juga mendapatkan hasil
yang maksimal. Menurut Sagala (2005:6) bahwa ada beberapa problematika
pendidikan nasional: (1) kebijakan pendidikan masih cenderung sebagai alat
kekuasaaan; (2) paradigma keberhasilan baru dikatakan berhasil jika memenuhi
kepentingan kekuasaan; (3) tugas utama pendidikan dirumuskan berada pada
ruang kegiatan realita belaka dan mewariskan masa laku (Status Quo); (4)
anggaran pendidikan khususnya untuk kebutuhan pembelajaran belum pernah
menembus angka 7,5% baik yang bersumber dari APBD maupun APBN dari
anggaran yang telah ditentukan sebesar 20%; (5) kebijakan perubahan kurikulum
tidak diuji atas dasar kebutuhan (need assessment); (6) rendahnya kualitas
kesejahteraan dan perlindungan terhadap profesi guru; (7) hubungan pengelolaan
yang kompleks dan birokratis; (8) biaya pendidikan yang cukup mahal terutama
bagi sekolah-sekolah yang favorit; (9) pengangguran pada lulusan sekolah
menengah terus bertambah dikarenakan fase kerja bagi lulusan sekolah labil; (10)
tekanan ekonomi yang kuat.
Lebih lanjut lagi, Sagala (2005:8) mengemukakan bahwa problematika
pendidikan berimplikasi pada beberapa hal, yaitu: (1) sekolah pada semua jenjang
dan level diurus seadanya, kreativitas dan inovatif tidak mendapat tempat yang
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sekolah menerima sarana dan prasarana pendidikan di sekolah seadanya, tidak
dapat memberikan masukan atau komentar; (3) guru bekerja tidak maksimal.; (4)
ruang gerak lulusan sekolah jadi sempit karena kualitas sekolah seadanya.
Pada era globalisasi, mutu atau kualitas dinilai sebagai salah satu alat
dalam mencapai keunggulan yang kompetitif, hal ini disebabkan karena mutu
merupakan salah satu faktor utama dalam memenuhi keinginan/tuntutan serta
kebutuhan masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, Sagala (2009:276)
menyatakan bahwa untuk menghadapi persaingan global yang cukup kompetitif,
maka desain organisasi pendidikan yang perlu dikembangkan adalah organisasi
yang memiliki komitmen tinggi terhadap visi dan misi. Lebih kanjut lagi
Hasbullah (2006:61) mengemukakan bahwa dalam era persaingan seperti
sekarang yang dapat bertahan hanyalah yang mempunyai kualitas, sehingga
lembaga-lembaga pendidikan yang tidak berkualitas akan ditinggalkan dan
tersingkir dengan sendirinya karena tidak bisa survive dengan perkembangan
zaman.
Mutu merupakan keunggulan sebuah produk atau jasa. Produk atau jasa
yang unggul merupakan produk atau jasa yang bermutu. Pengertian mutu sendiri
menurut Danim (2007:145) mutu mengandung derajat keunggulan suatu produk
atau hasil kerja, baik berupa barang maupun jasa. Ia menambahkan, bahwa
barang dan jasa (pendidikan) bermakna dapat dilihat dan tidak dapat dilihat
namun dapat dirasakan.
Mutu suatu sekolah merupakan esensi dari pengelolaan sekolah dengan
mengetahui kebutuhan pelanggan, dan melakukan tindakan untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan tersebut disertai dengan kesadaran yang terus meningkat
bahwa mutu merupakan kunci keberhasilan suatu sekolah dalam mencapai
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Oleh karena itu, mutu merupakan sesuatu yang sangat penting karena
mutu selalu dituntut oleh masyarakat dalam upaya pencapaian keberhasilan
pendidikan yang perlu terus ditingkatkan, mengingat tantangan dari dunia
pendidikan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Kedudukan mutu sekolah dalam administrasi pendidikan tidak dapat dipisahkan
karena bidang garapan ini merupakan suatu sistem kegiatan dari keseluruhan
bidang garapan pengelolaan pendidikan yang meliputi personil, kurikulum,
peserta didik, sarana dan prasarana dan sebagainya. Untuk dapat mencapai mutu
sekolah yang berkualitas secara efektif dan efisien, maka diperlukan administrasi.
Artinya jika tanpa adanya administrasi yang baik tentunya tujuan pendidikan
tidak akan tercapai maksimal.
Untuk memberikan gambaran tentang sekolah bermutu, disajikan
beberapa hasil penelitian dari para pakar tentang sekolah bermutu yang memiliki
kriteria tertentu. Danim (2007:56) dalam meningkatkan mutu sekolah perlu
melibatkan faktor dominan, yaitu diantaranya: (1) Kepemimpinan Kepala
sekolah; (2) Siswa; (3) Guru; (4) Kurikulum; (5) Jaringan Kerjasama.
Lezotte 1983 dalam Sunendar (2013:5) bahwa sekolah-sekolah yang
bermutu itu memiliki karakteristik-karakteristik, yaitu: (1) lingkungan sekolah
yang aman dan tertib; (2) iklim serta harapan yang tinggi; (3) kepemimpinan
instruksional yang logis; (4) misi yang jelas dan terfokuskan; (5) kesempatan
untuk belajar dan mengerjakan tugas bagi siswa; dan (6) pemantauan yang sering
dilakukan terhadap kemajuan siswa, dan hubungan antara rumah dan sekolah
yang bersifat mendukung.
Selanjutnya untuk meningkatkan mutu sekolah khususnya sekolah dasar,
harus dilakukan program penguatan dari pendidikan dasar. Karena mutu hasil
dari sekolah dasar ini pasti akan berpengaruh terhadap pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi. Dalam hal ini penguatan kualitas setiap sekolah perlu terus
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sangatlah penting, karena memiliki peran yang sangat vital untuk kemajuan
sekolah tersebut serta mencapai tujuan pendidikan. Sesuai dengan pendapat
Mulyasa (2007: 181) bahwa tugas kepala sekolah adalah menjadi agen perubahan
(Change Agent) yang mendorong dan mengelola agar semua pihak termotivasi
dan berperan aktif dalam perubahan tersebut.
Seorang kepala sekolah atau pemimpin dituntut untuk dapat menguasai
bidangnya, dan juga memiliki karakter unggul. Dalam hal ini karakter unggul dari
kepala sekolah merupakan perwujudan dari adanya keharmonisan antara pikiran,
kata-kata, serta tindakannya. Dengan demikian, kemampuan yang dimiliki atau
ditunjukkan oleh seorang pemimpin sangat menentukan mutu organisasi atau
sekolah yang ia pimpin. Menurut Yukl (2010:345) kepemimpinan (Leadership)
merupakan proses mempengaruhi orang lain agar bekerja untuk pencapaian
tujuan organisasi.
Kepemimpinan merupakan faktor penggerak organisasi melalui
penanganan perubahan dan manajemen yang dilakukannya sehingga keberadaan
pemimpin bukan hanya sebagai simbol yang ada atau tidaknya tidak menjadi
masalah tetapi keberadaannya memberi dampak positif bagi perkembangan
organisasi (Komariah dan Triatna, 2008:40).
Kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (initiating structure) dan
bawahan (consideration), merupakan suatu proses di mana seorang pemimpin
tidak hanya memperhatikan faktor-faktor kebutuhan pemenuhan tugas dan target
yang telah ditentukan, tetapi juga memperhatikan faktor moral dan manusiawi
dari para anggotanya. Hal tersebut terlihat bahwa peran kepala sekolah dasar di
Kecamatan Jombang hanya melihat pembelajaran yang baik serta lancar
mencerminkan mutu sekolah yang baik pula. Tetapi selain itu tentunya perlu
diperhatikan kebutuhan para bawahan atau guru untuk mengembangkan diri. Jadi
tugas guru di sekolah bukan hanya mengajar saja. Seharusnya kepala sekolah
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
di mana seorang pemimpin menaikkan moral dan memotivasi bawahan ke tingkat
yang lebih tinggi.
Disamping itu, kedudukan guru dalam kegiatan proses pembelajaran juga
sangat strategis dan menentukan. Strategis, karena guru yang akan menentukan
kedalaman dan keluasan materi pelajaran, sedangkan bersifat menentukan karena
guru yang memilah dan memilih bahan pelajaran yang akan disajikan kepada
peserta didik. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan tugas guru ialah
kinerjanya didalam merencanakan atau merancang, melaksanakan dan
mengevaluasi proses pembelajaran. Selain itu guru juga harus memiliki idealisme
dan daya juang yang tinggi dalam melaksanakan proses pembelajaran agar dapat
memberikan “layanan ahli” dalam bidang tugasnya sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta perkembangan dan harapan masyarakat.
Dalam kegiatan pendidikan disekolah guru memiliki peran pokok dan
strategis dalam membentuk potensi peserta didik dalam proses pembelajaran serta
mampu mendayagunakan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan di
tingkat operasional. Dan guru adalah salah satu personil yang dominan dalam
pengelolaan organisasi sekolah:
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dengan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah (UU No 14 Pasal 1 Ayat 1 Tahun 2003).
Demikian juga guru merupakan komponen paling menentukan, karena
ditangan gurulah kurikulum, sumber belajar, sarana dan prasarana dan iklim
pembelajaran menjadi sesuatu yang berarti bagi kehidupan peserta didik
(Mulyasa, 2007:5).
Berdasarkan penelitian terdahulu, Bush dan Glover (2003:8) berpendapat
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Leadership is a process of influence leading to the achievement of desire purposes. Successful leaders develop a vision for their schools based on their personal and professional values. They articulate this vision at every opprtunity and influence their staff and other stakeholders to share the vision. The philosophy, structure, and activies of the school are geared towards the achievement of this shared vision.
Kualitas kepala sekolah sebagai manajer sangat dipengaruhi oleh kinerja
yang dimiliki dalam upaya memberdayakan guru sehingga terwujud guru yang
profesional yaitu selalu ingin mengaktualisasi dalam bentuk peningkatan mutu
sekolah. Jika sekolah tidak mampu meningkatkan kinerja serta mengembangkan
keunggulannya, merespon tuntutan masyarakat dan perubahan, cepat atau lambat
akan tertinggal karena arus persaingan di waktu yang akan datang.
Terkait dengan mutu tersebut, berdasarkan hasil wawancara dengan Kasie
Pembelajaran Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Cilegon Bapak Humaedi,
menyatakan bahwa mutu sekolah dasar itu begitu variatif, karena Kecamatan
Jombang adalah salah satu kecamatan yang ada di tengah-tengah bagian dari
Kota Cilegon yang termasuk kota industri yang kemudian diikuti dengan fasilitas
lainnya yang menjadikan Kota Cilegon sebagai kota mandiri. Lalu akibat dari
kehadiran industri-industri yang berkembang di Kota Cilegon ini menyebabkan
migrasi serta urbanisasi. Dengan adanya aktivitas tersebut munculah pemikiran
baik dari pribumi maupun pendatang membangun sarana pendidikan yang
berkualitas.
Peningkatan mutu suatu sekolah merupakan suatu proses yang
terintegrasi, meliputi perbaikan sarana sekolah, peningkatan kepemimpinan,
peningkatan pengelolaan pendidikan, akuntabilitas pembiayaan sekolah, budaya
serta iklim yang kondusif, pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan, supervisi
sekolah (akademik dan manajerial), serta pengembangan materi ajar. Upaya
meningkatkan mutu sekolah perlu diatur, ditata, dikelola serta diberdayakan agar
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Mutu sekolah dapat dipetakan melalui penilaian hasil belajar oleh sekolah
sendiri maupun oleh pemerintah dengan melihat hasil Ujian Nasional (UN),
seperti yang tercantum dalam PP No.19 Tahun 2005 Pasal 68 bahwa hasil Ujian
Nasional dapat dijadikan pertimbangan untuk pemetaan mutu program satuan
pendidikan; dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; penentuan
kelulusan peserta didik dari program dan atau satuan pendidikan; pembinaan dan
pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya meningkatkan
mutu pendidikan.
Hanya saja mutu sekolah bukan saja dilihat dari hasil belajar siswa
semata, tentunya harus didukung oleh personel yang profesional, akan tetapi
harus ada usaha-usaha untuk membuat mereka menjadi profesional tidak
semata-mata hanya meningkatkan kompetensinya pada kegiatan pendidikan dan
pelatihan maupun kesempatan untuk memperoleh pendidikan lagi, tetapi juga
harus ada peningkatan dari segi profesionalitas, kepemimpinan yang baik,
pemberian motivasi, pemberian bimbingan melalui supervisi dengan
keprofesionalan sehingga memungkinkan guru maksimal dalam mengembangkan
profesinya sebagai pendidik.
Berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan, pemerintah menetapkan
kebijakan melalui Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP). Pemerintah menetapkan delapan kriteria minimal
yang harus dipenuhi dalam proses pendidikan, dan kedelapan standar itu
diantaranya: 1. Standar Kompetensi Lulusan yaitu kualifikasi lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan; 2. Standar isi yaitu ruang
lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang
kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan
silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu; 3. Standar proses, yaitu standar nasional pendidikan yang
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mencapai kompetensi lulusan; 4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan,
yaitu kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta
pendidikan dalam jabatan; 5. Standar sarana dan prasarana, yaitu berkaitan
dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat olahraga, tempat ibadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat rekreasi serta
sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran,
termasuk tempat penggunaan teknologi informasi dan komunikasi; 6. Standar
pengelolaan, yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi,
atau nasional agar tercapai efesiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan;
7. Standar pembiayaan, yang mengatur besarnya biaya operasional satuan
pendidikan yang berlaku selama satu tahun; 8. Standar penilaian pendidikan yaitu
standar yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur dan instrumen penilaian
hasil belajar peserta didik.
Dari delapan Standar Nasional Pendidikan yang disebutkan diatas yang
dapat dijadikan dasar apakah suatu sekolah sudah mencapai standar minimum
dari standar tersebut.
Dalam meningkatkan mutu sekolah tidak dapat dilepaskan dari hasil data
yang tersedia ataupun penelitian yang berhubungan dengan mutu sekolah yang
telah dilakukan. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini progres dari rata-rata hasil
Ujian Nasional pada dua tahun terakhir untuk sekolah di Kecamatan Jombang
bahwa terlihat peningkatan yang tidak terlalu banyak selama 2 tahun terakhir.
Tabel 1.2
Rekapitulasi Nilai Ujian Nasional SD
Tahun Pelajaran 2010/2011 dan 2011/2012
No
Nama
Kecamatan Tahun
Bahasa
Indonesia MTK IPA Jumlah
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1 Cilegon 2010/2011 8.09 8.37 8.65 25.1 24.83
2011/2012 8.34 8.12 8.11 24.56
2 Purwakarta 2010/2011 8.28 8.1 8.52 24.91 24.78
2011/2012 8.16 8.16 8.34 24.66
3 Grogol 2010/2011 8.11 7.88 8.39 24.38 24.63
2011/2012 8.25 8.37 8.25 24.88
4 Jombang 2010/2011 8.03 7.95 8.32 24.3 24.3
2011/2012 8.16 8.17 7.98 24.31
5 Pulomerak 2010/2011 7.95 7.85 8.16 23.97 23.92
2011/2012 7.99 7.96 7.92 23.87
6 Citangkil 2010/2011 8.02 7.36 8.12 23.5 23.64
2011/2012 7.75 7.76 8.12 23.78
7 Cibeber 2010/2011 7.89 7.29 8.1 23.28 23.33
2011/2012 7.97 7.72 7.69 23.38
8 Ciwandan 2010/2011 7.67 7.08 7.79 22.54 23.15
2011/2012 7.9 7.76 8.12 23.78
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cilegon tahun 2010-2012
Data tersebut menunjukkan, bahwa nilai rata-rata Ujian Nasional siswa
SD di Kecamatan Jombang masih perlu ditingkatkan. Jika dibandingkan dengan
kecamatan lain, kecamatan jombang ini masih belum dapat meningkatkan
rangking pada urutan pertama dari delapan kecamatan yang ada di Kota Cilegon.
Terlihat sekali persaingan yang cukup ketat antara satu kecamatan dengan
kecamatan lainnya jika dilihat dari hasil Ujian Nasional diatas. Tetapi dari
indikator-indikator nilai tersebut belum cukup mewakili dan menggambarkan
bahwa pendidikan berkualitas tinggi. Karena kualitas sekolah hanya dapat diukur
dengan tingkatan ketercapaian tujuan pendidikan sebagaimana yang disebutkan
dalam pasal 3 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Arah dan Kebijakan Pendidikan di Kota Cilegon tertuang dalam Agenda
Cilegon sehat dan Cerdas, tentunya kebijakan yang di peruntukkan semua
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bertolak pada pemikiran bahwa Kota Cilegon memerlukan sumberdaya manusia
dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam
pembangunan adalah pendidikan (13 Tahun Kota Cilegon Membangun dan Terus
Berkarya untuk Kesejahteraan Rakyat dengan Daya Dukung Industri
Perdagangan dan Jasa, 2012:32).
Banyak program peningkatan mutu pendidikan sekolah dasar ditetapkan
dan diupayakan secara sentralistik oleh pemerintah pusat. Dan juga banyak
program pelatihan guru dirancang dan dilaksanakan secara terpusat dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar. Hasilnya peningkatan mutu di
sekolah dasar tetap tidak banyak peningkatan, karena tidak dibarengi upaya
internal sekolah untuk meningkatkan mutu (Bafadal, 2009:35).
Untuk membangun mutu, kepala sekolah tentunya harus memiliki visi
terhadap mutu. Dalam penciptaan visi yang jelas pasti akan membangun
komitmen guru terhadap mutu agar senantiasa ditingkatkan dengan membangun
kerjasama dalam kehidupan kerja disekolah. Sukses tidaknya mutu disekolah
ditentukan oleh kesiapan dan kompetensi dari kepala sekolah dan guru serta staf
lainnya. Dengan demikian, untuk mencapai kualitas sekolah dapat dicapai dengan
menjalankan suatu sistem pengelolaan yang profesional dari kepala sekolah
maupun guru dalam menghasilkan mutu sekolah yang baik.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah
Berangkat dari latar belakang, banyak hal yang memberikan kontribusi
terhadap mutu sekolah. Berdasarkan hasil penelitian para pakar bahwa
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Danim (2007:56) yaitu diantaranya: kepemimpinan kepala sekolah, siswa, guru,
kurikulum dan jaringan kerjasama.
Dalam bentuk lain faktor-faktor yang mempengaruhi mutu sekolah dapat
dilihat pada gambar 1.3 berikut ini:
Gambar 1.1: Faktor yang Mempengaruhi Mutu Sekolah
Sumber: Danim, Sudarwan. (2007). Visi Baru Manajemen Sekolah.
Jakarta: Bumi Aksara
Kepala sekolah memiliki tanggung jawab yang besar dalam peningkatan
mutu sekolah. Karena selain kepala sekolah harus memiliki kemampuan dalam
melaksanakan proses manajemen, juga dituntut untuk mampu menerapkan
substansi seluruh kegiatan pendidikan. Dengan memberdayakan kapasitas
Mutu Sekolah
Kepemimpinan
Guru Siswa
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kepemimpinan kepala sekolah, dipastikan dapat pula mendorong seluruh sumber
daya sekolah dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah melalui
program-pogram yang dilaksanakan secara terprogram.
Menurut Wahjosumidjo (2002:82) bahwa keberhasilan sekolah adalah
keberhasilan kepala sekolah. Satu diantara peran kepala sekolah terkait dengan
kinerja guru adalah sebagai seorang manajer.
Faktor dominan selanjutnya adalah guru yang berperan penting dalam
keberhasilan pendidikan karena guru adalah sosok yang berinteraksi secara
langsung dengan peserta didik untuk menghasilkan tamatan seperti yang
diharapkan. Dan semua komponen lain seperti sarana-prasarana, kurikulum,
biaya dan sebagainya tentu tidak akan berarti apabila esensi dari pembelajaran
yaitu interaksi guru dengan peserta didik tidak berkualitas. Penulis berkeyakinan
bahwa faktor kinerja mengajar guru ini akan berkontribusi terhadap kualitas
sekolah. Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu bahwa kualitas lulusan
siswa itu tergantung pada kemampuan guru dalam aktivitas mengajar.
Selanjutnya bahwa keberhasilan pendidikan sesungguhnya akan terjadi bila ada
interaksi antara pendidik dengan peserta didik. dalam kondisi inilan guru yang
memegang peranan strategis (Karweti, 2010:77).
Sebagai organisasi pendidikan, sekolah memiliki unsur yang berfungsi
dan saling berhubungan dalam rangka untuk mencapai tujuan sekolah. Dan
keberhasilan tujuan pendidikan disekolah tergantung pada sumber daya
didalamnya yang sering disebut unsur-unsur sekolah. Unsur-unsur tersebut
diantaranya yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru, siswa,
pegawai tata usaha dan pegawai tenaga kependidikan lainnya. Dan kesemua
unsur-unsur itu tentunya didukung oleh unsur lain yaitu sarana dan prasarana,
manajemen serta kurikulum.
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan ruang lingkup dan pembatasan masalah tersebut, maka masalah utama yaitu “Bagaimana kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap mutu sekolah dasar di
Kecamatan Jombang, Banten?”. Secara rinci masalah dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana gambaran umum kepemimpinan transformasional kepala sekolah
dasar di Kecamatan Jombang, Banten?
2. Bagaimana gambaran umum kinerja mengajar guru sekolah dasar di
Kecamatan Jombang, Banten?
3. Bagaimana gambaran umum mutu sekolah dasar di Kecamatan Jombang,
Banten?
4. Berapa besar kontribusi kepemimpinan transformasional terhadap mutu
sekolah dasar di Kecamatan Jombang, Banten?
5. Berapa besar kontribusi kinerja guru terhadap mutu sekolah dasar di
Kecamatan Jombang, Banten?
6. Berapa besar kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan
kinerja guru secara bersama-sama berkontribusi terhadap mutu sekolah dasar
di Kecamatan Jombang, Banten?
C. Tujuan Penelitian
Penulis mencoba menulis dua macam tujuan penelitian, yakni tujuan
umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendapatkan data empirik,
menganalisa data, menemukan model hasil analisis kebermaknaan kontribusi
kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja mengajar guru
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan penelitian secara khusus sebagai berikut:
a. Mengetahui gambaran umum kepemimpinan transformasional kepala
sekolah dasar di Kecamatan Jombang Banten.
b. Mengetahui gambaran umum kinerja mengajar guru sekolah dasar di
Kecamatan Jombang Banten.
c. Mengetahui gambaran mutu sekolah dasar di Kecamatan Jombang
Banten.
d. Kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu
sekolah dasar di Kecamatan Jombang Banten.
e. Kontribusi kinerja mengajar guru terhadap mutu sekolah dasar di
Kecamatan Jombang Banten.
f. Kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja
guru secara bersama-sama berkontribusi terhadap mutu sekolah dasar di
Kecamatan Jombang Banten.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara
teoritis maupun secara praktis untuk medongkrak kualitas pendidikan ditanah air
umumnya, dan khususnya peningkatan mutu sekolah pada SD di Kecamatan
Jombang.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk pengembangan keilmuan
administrasi pendidikan, dimana cakupan administrasi pendidikan semakin luas
dengan mengaplikasikan kajian dalam penelitian ini terhadap dunia pendidikan.
Hal lain yang dapat digali dari penelitian ini adalah kemungkinan munculnya
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
transformasional kepala sekolah dan kinerja mengajar guru yang memberikan
kontribusi peningkatan mutu sekolah serta akhirnya mengarah pada peningkatan
kualitas sekolah.
2. Manfaat Praktis
Hasil atau temuan penelitian ini secara praktis diharapkan dapat
memberikan manfaat atau kontribusi nyata untuk upaya berikut:
a. Memahami secara utuh konsep kepemimpinan transformasional kepala
sekolah dan kinerja mengajar guru sehingga dapat memberikan dampak yang
positif bagi hasil belajar siswa serta mutu lulusan yang berkualitas.
b. Hasil penelitian dapat menjadi masukan untuk kepentingan sekolah dalam
mengetahui serta mengevaluasi lebih jauh implementasi pencapaian mutu
sekolah yang telah ditetapkan sebelumnya.
c. Untuk kepentingan masyarakat sebagai pelanggan jasa pendidikan dalam
upaya dalam mengawasi serta mengukur perbaikan dan peningkatan mutu
sekolah
d. Memberikan keterampilan bagi khalayak dalam menganalisis serta
menghadapi masalah pengelolaan sekolah, terkait dengan kepemimpinan
transformasional, kinerja mengajar guru dan mutu sekolah.
E. Struktur Organisasi Tesis
Struktur organisasi dalam Tesis ini memaparkan dalam Lima (5) Bab
sesuai dengan Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah UPI (2012), penelitian ini
ditulis dengan struktur penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang garis-garis besar
keseluruhan permasalahan yang terdiri dari beberapa sub
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
masalah dan perumusan masalah, tujuan penelitian. metode
penelitian manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
Bab ini dikemukakan teori-teori dan konsep-konsep yang
digunakan untuk pembahasan masalah yang dikaji. Kajian
pustaka berfungsi sebagai landasan teoritik, tujuan serta
hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini akan diterangkan secara rinci mengenai lokasi dan
subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian,
definisi operasional, instrumen penelitian, proses
pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan
analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan dibahas mengenai pengolahan data atau analisis
data, untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah
penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian,
pembahasan dan analisa temuan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini, menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti
64 Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi atau tempat dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar yang ada di
Kecamatan Jombang, Banten berjumlah 31 sekolah.
2. Populasi Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memerlukan sejumlah data yang memadai
dan relevan dengan tujuan informasi tersebut dapat digunakan untuk menjawab
kesimpulan.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono: 2010:117).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Sekolah Dasar di Kecamatan
Jombang yaitu dengan jumlah 31 sekolah.
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
No Nama Sekolah Populasi
Kepala
Sekolah Guru Jumlah
1. SDN Cilegon I 1 17
508
2. SDN Cilegon II 1 29
3. SDN Cilegon III 1 15
4. SDN Cilegon IV 1 22
5. SDN Cilegon V 1 11
6. SDN Cilegon VII 1 12
7. SDN Cilegon VIII 1 10
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.1 (Lanjutan)
Populasi Penelitian
9. SDN Masigit I 1 14
10. SDN Panggung Rawi 1 10
11. SDN Gedong Dalem I 1 11
12. SDN Blok C 1 13
13. SDN Cilegon IX 1 14
14. SDN Gedong Dalem II 1 13
15. SDN Cilegon X 1 9
16. SDN Cilegon XI 1 19
17. SDN Cilegon XII 1 14
18. SDN Gedong Dalem III 1 14
19. SDN Masigit II 1 11
20. SDN Kubang Laban 1 12
21. SDN Masigit III 1 12
22. SDN Sukmajaya I 1 10
23. SDN Sukmajaya II 1 12
24. SDN Kranggot 1 13
25. SDS Islam Alkhaeriyah 1 14
26. SDS Mardiyuana 1 29
27. SDS Rendhawa English School 1 9
28. SDS Az-Zahra 1 13
29. SDS Mutiara Bunda 1 35
30. SDS Insantama 1 15
31. SDS Al-Azhar SBC 1 33
Jumlah 31 477
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Cilegon
3. Sampel Penelitian
Untuk mempermudah melakukan penelitian, peneliti memerlukan sampel
penelitian yang merupakan bagian dari populasi. Adapun sampel yang digunakan
dalam penelitian ini diambil berdasarkan data yang dapat mewakili populasi
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(2010:118) “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan rumus Taro Yamane yang
dikutip oleh Akdon dan Hadi (2005:107):
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d² = Presisi yang ditetapkan
Berdasarkan pendapat tersebut, maka sampel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu mengambil dari jumlah seluruh SD di Kecamatan Jombang,
adapun tingkat presisi yang ditetapkan sesuai dengan Akdon dan Hadi (2005:107)
sebesar 10%. Dengan menggunakan rumus diatas, maka jumlah dengan rincian
perhitungan sebagai berikut:
Untuk menentukan banyaknya guru yang diambil sebagai sampel setiap
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sampel untuk tiap-tiap sekolah dihitung dengan mengikuti formula sebagai
berikut:
Keterangan :
n = Ukuran sampel yang harus diambil dari Stratum ke-i
Nᵢ = Ukuran Stratum ke-i
N = Ukuran populasi
n = Ukuran sampel keseluruhan yang di alokasikan
Secara rinci alokasi proporsional pengambilan sampel untuk
masing-masing sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No Nama Sekolah
Sampel
Jumlah
1. SDN Cilegon I 2,97 3
2. SDN Cilegon II 4,96 5
3. SDN Cilegon III 2,48 3
4. SDN Cilegon IV 3,63 4
5. SDN Cilegon V 1,98 2
6. SDN Cilegon VII 2,14 2
7. SDN Cilegon VIII 1,81 2
8. SDN Kependilan 2,14 2
9. SDN Masigit I 2,48 3
10. SDN Panggung Rawi 1,81 2
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
12. SDN Blok C 2,31 2
13. SDN Cilegon IX 2,48 2
14. SDN Gedong Dalem II 2,31 2
15. SDN Cilegon X 1,65 2
16. SDN Cilegon XI 3,30 3
17. SDN Cilegon XII 2,48 2
18. SDN Gedong Dalem III 2,48 2
19. SDN Masigit II 1,98 2
20. SDN Kubang Laban 2,14 2
21. SDN Masigit III 2,14 2
22. SDN Sukmajaya I 1,81 2
23. SDN Sukmajaya II 2,14 2
.Tabel 3.2 (Lanjutan)
Sampel Penelitian
24. SDN Kranggot 2,31 2
25. SDS Islam Alkhaeriyah 2,48 3
26. SDS Mardiyuana 4,79 5
27. SDS Rendhawa English School 1,65 2
28. SDS Az-Zahra 2,31 2
29. SDS Mutiara Bunda 5,78 6
30. SDS Insantama 2,64 3
31. SDS Al-Azhar SBC 5,62 6
Jumlah 84.00 84
Jadi, jumlah responden penelitian adalah 84
B. Metode Penelitian
Penelitian adalah upaya sistimatis dalam menemukan, menganalisis dan
menafsirkan bukti-bukti empiris untuk memahami gejala-gejala atau untuk
menemukan jawaban terhadap suatu permasalahan yang terkait dengan gejala itu
(McMillan dan Schumacer, 2001:9) mendefinisikan penelitian sebagai proses
yang sistematis dalam pengumpulan dan analisis logis terhadap informasi atau
data untuk beberapa tujuan tertentu.
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Menurut Sugiyono (2009:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan:
“Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey deskriptif.
Riduwan (2010:217) mengungkapkan bahwa “Metode survey deskriptif adalah
suatu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.
Melalui penerapan metode penelitian deskriptif yang meneliti keadaan
masalah yang sedang berlangsung atas objek penelitian, diharapkan dapat
diperoleh informasi yang tepat dan gambaran yang lengkap mengenai
permasalahan yang diteliti.
2. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Dengan metode
ini diharapkan dapat mengungkapkan keterkaitan kepemimpinan transformasional
kepala sekolah dan kinerja mengajar guru sejauh mana kontribusinya terhadap
kinerja mengajar guru pada Sekolah Dasar Kecamatan, Banten.
Oleh karena itu data yang digunakan harus jelas sumber data, populasi,
dan sampel, homogenitas dan volume penyebarannya. Karena data hasil penelitian
berupa angka-angka yang harus diolah secara statistik. Maka antar variabel yang
dijadikan objek penelitian harus jelas korelasinya. Sehingga dapat ditentukan
pendekatan statistik yang akan digunakan dalam mengolah data.
3. Studi Kepustakaan
Studi Bibliografi sering disebut juga studi kepustakaan, digunakan untuk
melengkapi metode deskriptif. Studi bibliografi merupakan proses penelusuran
sumber-sumber tertulis berupa buku-buku, laporan-laporan penelitian, jurnal, dan
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Melalui studi bibliografi ini, penulis akan memperoleh tambahan informasi
dan pengetahuan dalam bentuk teori-teori yang dapat dijadikan landasan berfikir
dalam mengkaji, menganalisis, dan memecahkan permasalahan yang diteliti.
C. Definisi Operasional
Variabel bebas (independent variables) dalam penelitian ini adalah:
Kepemimpinan Transformasional (X ) dan Kinerja Mengajar Guru (X ),
sedangkan variabel terikat (dependent variable) adalah Mutu Sekolah (Y).
1. Kepemimpinan Transformasional (X )
Kepemimpinan transformasional yang di definisikan Bass dan Riggio
(2006:4), sebagai kemampuan pemimpin mengubah lingkungan kerja, motivasi
kerja, dan pola kerja, dan nilai-nilai kerja yang dipersepsikan bawahan sehingga
mereka lebih mampu mengoptimalkan kinerja untuk mencapai tujuan organisasi.
Lalu terdapat empat dimensi kepemimpinan transformasional, diantaranya:
Idealized Influence (kharismatik), Inspirational Motivation (motivasi), Intelectual
Stimulation (stimulasi intelektual), dan Individualized Consideration (konsiderasi
individu).
Yang dimaksud kepemimpinan transformasional dalam penelitian ini
kemampuan dari seorang kepala sekolah dalam mengubah lingkungan kerja,
motivasi kerja, dan pola kerja, dan nilai-nilai kerja yang mendorong bawahan atau
guru untuk lebih mampu mengoptimalkan kinerja dalam mencapai tujuan sekolah.
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Influence,Insi\pirational Motivation, Intellectual Motivation, dan Individual
Consideration.
2. Kinerja Mengajar Guru (X )
Kinerja mengajar guru menurut Rahman dkk (2005:73) merupakan
seperangkat perilaku nyata ditunjukkan guru pada waktu dia memberikan
pelajaran kepada siswanya. Kinerja mengajar guru juga dapat dilihat saat
melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas termasuk bagaimana ia
mempersiapkannya.
Dengan demikian kinerja mengajar guru dalam penelitian ini merupakan
sejauh mana kemampuan kerja yang ditunjukkan oleh guru dalam proses
pelaksanaan pembelajaran serta interaksi guru dengan peserta didik pada saat
pembelajaran sebagai tugas dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
3. Mutu Sekolah (Y)
Komariah dan Triatna (2008:8) mutu sekolah merupakan kualitas siswa
yang mencerminkan kepuasan pelanggan, adanya partisipasi aktif manajemen
dalam proses peningkatan kualitas secara terus-menerus, pemahaman setiap orang
terhadap tanggung jawab yang spesifik terhadap kualitas, setiap individu dalam
sekolah dan stakeholders menyadari serta merealisasi prinsip “mencegah
terjadinya kerusakan”, dan melaksanakan pandangan bahwa kualitas adalah cara
hidup (way of life).
Dan sekolah bermutu menurut Engkoswara (2010:310) memiliki indikator
diantaranya yaitu adanya masukan yang tepat, semangat kerja tinggi, gairah
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
profesional, kepercayaan berbagai pihak, tamatan bermutu, keluaran yang relevan
dengan kebutuhan masyarakat.
Mutu sekolah dalam penelitian ini yaitu tingkat kualitas sekolah dalam
melakukan proses pelayanan terhadap siswa, orang tua siswa atau masyarakat
sebagai pelanggan dengan menunjukkan adanya masukan yang tepat, semangat
kerja tinggi (kepala sekolah, guru, staf administrasi, dan staf keamananan dan
kebersihan), gairah motivasi belajar siswa tinggi, penggunaan biaya, waktu,
fasilitas, tenaga guru yang profesional, kepercayaan dari berbagai pihak, tamatan
bermutu, keluaran yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dirancang dengan sesuai dengan dimensi dan
indikator setiap variabel. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono,
2010:148). Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui butir-butir pertanyaan atau
pernyataan yang dapat dipakai, yang harus diperbaiki atau yang tidak dipakai,
untuk itu perlu diuji cobakan kepada sebagian responden.
Instrumen penelitian dirancang sesuai dengan sub-sub variabel dan
indikator untuk setiap variabel. Alat pengumpul data yang dikembangkan adalah
kuesioner tertutup, yaitu responden diberi sejumlah permintaan yang
menggambarkan hal-hal yang ingin diungkapkan dari ketiga variabel disertai
alternatif jawaban. Lalu responden diminta untuk merespon setiap item sesuai
dengan keadaan dirinya dan keadaan yang diketahui serta dirasakan dengan cara
membubuhkan tanda silang pada alternatif jawaban. Dan kuesioner dikembangkan
dengan mengacu pada teori yang mendasarinya.
Tabel 3.3
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Variabel Dimensi Indikator No Item
Kepemimpinan
1.1 Menunjukkan sikap hormat kepada bawahan
1.2 Membangun rasa percaya diri bawahan 1.3 Menunjukkan kinerja
secara profesional dalam melaksanakan tugas
2.1Memberikan pengakuan atas kerja guru dalam bentuk pujian secara personal
2.2Mengkomunikasikan harapan yang tinggi kepada bawahan
2.3Menjadi motivator bagi bawahan
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Kepemimpinan
kesempatan pada guru mengikuti pelatihan atau pendidikan pada tingkat selanjutnya
3.3Mendorong bawahan untuk mempelajari dan mempraktikkan
pendekatan baru dalam mengajar
4.1Merefleksikan diri untuk memperhatikan serta menindaklanjuti keluhan bawahan, siswa atau orang tua
4.2Memperlakukan bawahan secara adil 4.3Memperhatikan
kebutuhan bawahan 4.4Melibatkan bawahan
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kisi-kisi InstrumenVariabel XІ, X2, dan Y
Variabel Dimensi Indikator No Item
Kinerja
2.1Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari
2.2Menggunakan beragam pendekatan
pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain 2.3Memfasilitasi terjadinya
interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya
2.4Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran 2.5Memfasilitasi peserta
didik melakukan percobaan
2.6Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas
2.7Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan kegiatan menumbuhkan kebanggaan dan percaya diri peserta didik
2.8Memberikan umpan balik positif
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.3 (Lanjutan)
Kisi-kisi InstrumenVariabel XІ, X2, dan Y
Variabel Dimensi Indikator No Item
Mutu Sekolah
3. Penutup
1. Masukan
(Input) yang tepat
3.1Bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan pelajaran 3.2Melakukan
penilaian/refleksi
terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan 3.3Memberikan umpan
balik terhada proses dan hasil pembelajaran 3.4Merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik
3.5Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu (Y)
Variabel Dimensi Indikator No Item
Mutu Sekolah
3.1Motivasi kerja komponen sekolah 3.2Motivasi belajar siswa
4.1 Pengelolaan biaya 4.2 Pengelolaan waktu 4.3 Penggunaan fasilitas 4.4 Pemberdayaan guru
5.1 Dukungan orang tua 5.1 Dukungan masyarakat sekitar
7.1 Tingkat kepuasan dari konsumen
7.2 Mampu bersaing dengan
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
masyarakat dengan lulusan lainnya dalam melanjutkan studi ketingkat selanjutnya
Berdasarkan teori di atas, maka untuk memperoleh data tentang
kepemimpinan transformasional kepala sekolah, kinerja mengajar guru dan mutu
sekolah maka digunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner (angket) dengan
terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrumen berdasarkan definisi operasional dari
masing-masing variabel penelitian. Angket yang telah disusun, diuji coba untuk
mengetahui validitas dan reliabilitasnya.
1. Skala Pengukuran
Dalam menyusun kuesioner peneliti menggunakan skala interval. Jadi
dengan menggunakan skala ini penulis ingin mengetahui bagaimana
gambaran kepemimpinan transformasional kepala sekolah, kinerja mengajar
guru dan mutu sekolah pada Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang, Banten.
Teknik pengumpulan data dalam pe1nelitian ini yaitu dengan menggunakan
teknik pengumpulan data tidak langsung dengan mengadakan komunikasi
dengan subjek penelitian melalui penyebaran angket. Adapun instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala (1-4). Berikut skala
Reny Novianti, 2013
Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.4
Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban dari
Skala Interval Variabel XІ, XЇ dan Y
Alternatif Jawaban Skor Pernyataan
SL : Selalu 4
SR : Sering 3
KD : Kadang-kadang 2
TP : Tidak Pernah 1
2. Penyusunan Instrumen
Instrumen penelitian ini di susun berdasarkan indikator-indikator
masing-masing variabel, lalu untuk mendapatkan keshahihan dilakukan melalui
pendefinisian dan studi kepustakaan serta diskusi dengan pembimbing.
Instrumen pada setiap indikator di susun dengan menggunanakan langkah
sebagai berikut: (1) membuat kisi-kisi berdasarkan indikator variabel, (2)
menyusun pernyataan sesuai dengan indikator variabel, (3) melakukan
analisis rasional untuk melihat kesesuaian dengan indikator serta ketepatan
dalam menyusun angket dari aspek yang diukur.
3. Tahap Uji Coba Angket
Instrumen penelitian yang telah disusun kemudian diuji cobakan untuk
mengetahui sejauh mana validitas keshahihan atau kehandalan melalui
jalur prosedur berikut:
a. Uji coba angket
Instrumen penelitian ini diuji cobakan melalui responden yang tidak
termasuk sampel penelitian. Jumlah responden uji coba sebanyak 10
(sepuluh) orang guru. Jumlah ini dianggap sudah cukup memenuhi