• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN TUBUH HEWAN DAN TUMBUHAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN TUBUH HEWAN DAN TUMBUHAN."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Agung dan Maha Kuasa. Pemberi segala rahmat, kenikmatan dan kesabaran serta penyempurna bagi segala pemberian-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya dan kita selaku umatnya. Yang senantiasa Istiqomah meniti jalan dan menuju ridhonya.

Skripsi ini berjudul “ UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE

LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA MATA

PELAJARAN IPA TENTANG PEMANFAATAN BAGIAN TUBUH

HEWAN DAN TUMBUHAN DI SDN JELEGONG II KELAS VI

SEMESTER I TAHUN AJARAN 2012/2013 KECAMATAN

KUTAWARINGIN KABUPATEN BANDUNG.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), di Fakultas Ilmu Pendidika (FIP) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

(2)

menerima kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dalam skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Bandung, Desember 2012

(3)

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis serta bimbingan yang penulis dapatkan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Dalam penulisan skripsi ini, sejumlah orang dengan tulus hati telah memberikan dukungan dan dorongan baik secara moril, materil maupun spiritual. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. H. Dede Somarya, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Bandung sekaligus menjadi Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan yang terbaik.

2. Bapak Drs. Nana Djumhana, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah memberikan saran dan kritik dan bimbingan yang berharga selama penulisan skripsi ini.

3. Ibu Dedeh Sumiarti, S.Pd.I, selaku Kepala Sekolah SDN Jelegong II dan staf guru yang telah memberikan bantuan moril maupun materil yang sangat berharga sekali selama penulis melakukan penelitian.

(4)

5. Ibuku tercinta yang telah dengan rela mendidik, membesarkan dan mencurahkan seluruh perhatian dan kasih sayang serta do‟a yang tak pernah

henti yang dipanjatkan untukku dan adik-adikku. Semoga Allah mengabulkan segala do‟a dan cita-citanya.

6. Untuk Adik-adikku Angga Hadiwijaya „Nang‟ dan Rani Novianti „Nie‟ semoga kalian dapat menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

7. Untuk suamiku tercinta, terima kasih yang sebesar-besarnya karena selama ini telah menjadi pemberi semangat terbesar setiap saat dalam menjalani perkuliahan ataupun dalam penyusunan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terwujud.

8. Untuk “my little boy” Muhammad Hafadz Hasnawijaya, terima kasih karena hadirmu telah memberi semangat dalam menjalani semua tugas dan aktifitas, semoga engkau menjadi anak yang soleh dan dapat menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari kedua orang tuamu serta menjadi anak yang berguna bagi orang lain dan dapat mengamalkan ilmu yang kamu dapatkan kepada sesama.

(5)

berjuang bersama-sama dalam menyelesaikan perkuliahan ini dan teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang turut berjuang dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Anak-anakku kelas VI SDN Jelegong II, terima kasih atas bantuan dan kerja samanya dalam melaksanakan penelitian ini.

13. Serta seluruh pihak yang turut andil dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah SWT berkenan melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang secara ikhlas memberikan bantuan kepada penulis, Amin.

Bandung, Agustus 2012

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran ... 9

(7)

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 19

C. Model Pembelajaran Cooperative Learning ... 20

D. Teams Games Tournament (TGT) ... 24

1. Pengertian Teams Games Tournament (TGT) ... 24

2. Unsur-unsur Teams Games Tournament (TGT) ... 26

3. Keunggulan dan Kelemahan Teams Games Tournament (TGT) ... 29

4. Langkah-langkah Kegiatan Teams Games Tournament (TGT) ... 30

E. Mata Pelajaran IPA ... 33

1. Pengertian IPA ... 33

2. Tujuan Pembelajaran ... 34

3. Ruang Lingkup IPA ... 36

4. Prinsip-prinsip Pembelajaran IPA di SD ... 36

5. Penerapan Model Cooverative Learning tipe TGT Dalam Pembelajaran IPA di SD ... 38

6. Materi Pembelajaran IPA ... 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian (Penelitian Tindakan Kelas) ... 45

B. Model PTK yang Dikembangkan ... 46

C. Subjek Penelitian ... 47

(8)

E. Prosedur Penelitian (Rancangan Siklus Penelitian) ... 48

1. Perencanaan Pembelajaran ... 48

2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 49

3. Observasi Pembelajaran ... 50

4. Refleksi Pembelajaran ... 51

F. Instrumen Penelitian ... 51

G. Pengolahan dan Analisis Data ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Per Siklus ... 58

1. Siklus I ... 58

a. Perencanaan Pembelajaran ... 58

b. Pelakanaan Pembelajaran ... 59

c. Observasi Pembelajaran ... 70

d. Refleksi Pembelajaran ... 74

2. Siklus II ... 76

a. Perencanaan Pembelajaran ... 76

(9)

3. Lembar Observasi Keaktifan Siswa ... 96 4. Hasil Belajar Siswa ... 98

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 103 B. Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 108

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Klasifikasi Interpretasi Nilai Post Test ... 55

Tabel 3.2 Kriteria Penghargaan Kelompok ... 56

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Kegiatan dan Nilai Rata-rata ... 57

Tabel 4.1 Hasil Pengerjaan Kelompok Siklus I ... 63

Tabel 4.2 Hasil Perolehan Poin Turnamen Siklus I ... 66

Tabel 4.3 Hasil Post test Siklus I ... 67

Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Post test Awal dan Siklus I ... 68

Tabel 4.5 Hasil Pengerjaan Kelompok Siklus II ... 80

Tabel 4.6 Hasil Perolehan Poin Turnamen Siklus II ... 83

Tabel 4.7 Hasil Post test Siklus II ... 85

Tabel 4.8 Rekapitulasi Nilai Siklus I dan Siklus II ... 86

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pengalaman Belajar menurut Peter Shea ... 13 Gambar 3.1 Spiral PTK (Kemmis dan Mc. Taggart, dalam Ruswandi

Hermawan, dkk, 2007:127-128) ... 46 Gambar 4.1 Grafik Perbandingan (Selisih) antara Nilai Post test awal dan

Siklus I ... 69 Gambar 4.2 Grafik Perbandingan (Selisih) antara Nilai Post test Siklus I dan

Siklus II ... 87 Gambar 4.3 Grafik Perbandingan (Selisih) antara Nilai Post test awal, Siklus

(12)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Perbandingan (Selisih) antara Nilai Post test awal dan Siklus I ... 69 Grafik 4.2 Perbandingan (Selisih) antara Nilai Post test Siklus I dan Siklus II ... 87 Grafik 4.3 Perbandingan (Selisih) antara Nilai Post test awal, Siklus I dan

(13)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA DIRI :

Nama : LILIH LINDA PURNAMASARI

Tempat/ Tanggal Lahir : Bandung, 7 Agustus 1984

Agama : Islam

Alamat : Jl. Nanjung No. 50 Rt. 02/02

Desa Margaasih Kab. Bandung 40215

RIWAYAT PENDIDIKAN :

1. Tamat Taman Kanak-kanak Daya Wanita tahun 1990 2. Tamat SDN Rancamalang I tahun 1996

(14)

6. Tamat S1 Pend. Akuntansi FKIP UNPAS tahun 2009

PENGALAMAN KERJA

1. Staf pengajar kelas di SDN Jelegong II Tahun 2005 sampai sekarang. 2. Staf pengajar Mata Pelajaran IPS di SMP PGRI Margaasih tahun 2005

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi oleh kemajuan dalam dunia pendidikan. Secara formal, dunia pendidikan meliputi pendidikan di tingkat perguruan tinggi, SMA, SMP, dan SD. Untuk menciptakan suatu masyarakat yang maju maka harus dilakukan usaha-usaha yang dapat meningkatkan mutu pendidikan di semua jenjang pendidikan tersebut. Mutu pendidikan dikatakan baik jika proses belajar mengajar disemua jenjang tersebut benar-benar efektif dan efisien sehingga siswa dapat mencapai kemampuan intelektual, sikap, dan ketrampilan yang diharapkan.

Di dalam KTSP disebutkan bahwa tujuan utama kegiatan pembelajaran di sekolah yaitu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dapat menarik minat dan antusias siswa serta dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan semangat, sebab dengan suasana belajar yang menyenangkan akan berdampak positif dalam pencapaian hasil prestasi belajar yang optimal. Prestasi belajar siswa merupakan suatu indikasi dari perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah mengalami proses belajar mengajar, dan prestasi inilah dapat dilihat keberhasilan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran.

(16)

2

optimal. Hal ini berarti tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan (Sanjaya, 2008:162).

Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran.

Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar yang optimal (Aunurrahman, 2010:140)

(17)

kelompok-3

peranan penting, baik pola pikirnya dalam membentuk siswa menjadi berkualitas maupun terapannya dalam kehidupan sehari-hari, karena IPA merupakan suatu sarana berfikir untuk mengkaji sesuatu secara logis dan sistematis yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

Hasil observasi yang telah dilakukan di kelas VI SDN Jelegong II yang berjumlah 40 siswa menunjukkan masih banyak siswa yang belum mencapai nilai di atas KKM yaitu 65 sebanyak 75% (30 siswa). Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, baik yang berasal dari siswa ini sendiri maupun dari guru. Ditinjau dari siswa dapat dilihat dari : siswa jarang mengajukan pertanyaan atau bertanya sebanyak 87,5% (35 orang), jarang menjawab pertanyaan yang diajukan guru sebanyak 50% (20 siswa), siswa kurang memperhatikan penjelasan guru sebanyak 45% (18 siswa), dan kurang persiapan dalam proses pembelajaran sebanyak 35% (14 siswa). Ditinjau dari guru dapat dilihat dari kurang tepatnya metode yang dipilih dan diterapkan oleh guru. Guru cenderung berorientasi untuk menghabiskan materi yang sangat banyak pada kurikulum. Selain itu, masih banyak guru yang menggunakan metode ceramah dan pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered). Hal ini menyebabkan siswa kurang termotivasi dalam belajar sehingga kegiatan pembelajaran kurang dapat dimengerti dan kurang mendapat respon yang baik oleh siswa akibat rasa bosan dengan kegiatan yang berulang-ulang sama dilakukan oleh guru.

(18)

4

mengembangkan aspek kepribadian seperti kerja sama, bertanggung jawab dan disiplin. Salah satu model yang dapat memotivasi siswa dalam belajar IPA, meningkatkan hasil belajar siswa dan menumbuhkan minat siswa sehingga memuncukan suasana yang mendukung dalam belajar adalah dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning.

Menurut Sanjaya (2008: 242) pembelajaran cooperative merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).

Salah satu contoh model pembelajaran cooperative adalah metode tipe Team

Games Tournament (TGT). Pembelajaran cooperative, model TGT adalah salah

(19)

5

kelompoknya. Selain itu, menurut beberapa peneliti terdahulu yang telah melaksanakan penelitian, model pembelajaran cooperative tipe Team Games

Tournament (TGT) baik dilaksanakan di sekolah dan dapat memotivasi siswa

dalam belajar serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengetahui sebuah penelitian yang berjudul “ Upaya Meningkatan Hasil Belajar Siswa

Dengan Menggunakan Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Teams

Games Tournament (TGT) Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Pemanfaatan

Bagian Tubuh Hewan dan Tumbuhan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menggunakan Cooperative

learning tipe Teams Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran IPA

tentang Pemanfaatan Bagian Tubuh Hewan dan Tumbuhan?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Cooperative

learning tipe Teams Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran IPA

tentang Pemanfaatan Bagian Tubuh Hewan dan Tumbuhan?

(20)

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengungkap perencanaan pembelajaran dengan menggunakan Cooperative

learning tipe Teams Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran IPA

tentang Pemanfaatan Bagian Tubuh Hewan dan Tumbuhan.

2. Mengungkap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Cooperative

learning tipe Teams Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran IPA

tentang Pemanfaatan Bagian Tubuh Hewan dan Tumbuhan.

3. Mengungkap besaran peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Cooperative learning tipe Teams Games Tournament

(TGT) pada mata pelajaran IPA tentang Pemanfaatan Bagian Tubuh Hewan

dan Tumbuhan di SDN Jelegong II

D. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini untuk siswa, guru dan sekolah, antara lain :

(21)

7

c. Diharapkan dapat memberi masukan dalam rangka meningkatkan tanggung jawab, saling menghargai orang lain dan rasa kebersamaan bagi setiap kelompok kerja dalam melaksanakan tugas pembelajaran. 2. Bagi Guru

a. Diharapkan dapat memberikan informasi untuk menyelenggarakan pembelajaran Cooperative Learning dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan.

b. Sebagai bahan kajian dalam memilih metode pembelajaran yang efektif dan efisien dalam mengajar mata pelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi Sekolah

Diharapkan dapat memberikan masukan dalam rangka memotivasi tenaga pendidik untuk menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, ktreatif dan inovatif yang sesuai dengan perkembangan IPTEK.

E. Definisi Operasional

Adapun istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil Belajar

(22)

8

terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.

Hasil belajar menurut Sudjana (2006:22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya.

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian merupakan nilai yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru yaitu hasil ulangan harian yang diperoleh guru.

2. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe TGT

Menurut Nur (2005:7) TGT mula-mula dikembangkan oleh David Devries dan Keith Edwards, merupakan model pembelajaran cooperative John Hopkins yang pertama. TGT menggunakan presentasi guru yang sama dan kerja tim seperti pada STAD, namun mengganti kuis dengan turnamen.

3. Mata Pelajaran IPA

Menurut Nash (dalam Usman, 2006:2) IPA adalah “ Suatu cara atau metode untuk mengamati alam yang bersifat analisi, lengkap cermat serta menghubungkan antara fenomena lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang di amati”.

(23)

45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian (Penelitian Tidakan Kelas )

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. Katakteristik Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut : a. Penelitian berawal dari kerisauan guru akan kinerjanya, b. metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak longgar, tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian, c. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran, d. Tujuan untuk memperbaiki pembelajaran (Aqib, 2008:3).

Menurut Hermawan, R.dkk (2007:79), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah salah satu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara profesional.

(24)

46

B. Model PTK yang Dikembangkan

Model PTK yang dikembangkan dalam penelitian ini gambarannya sebagai berikut :

u Perencanaan

Pelaksanaan Tindakan

Refleksi Siklus I Observasi

Perencanaan

S I K L U S I

Pelaksanaan Tindakan

Refleksi Siklus II Observasi

(25)

47

Menurut Mulyasa (2009:89), secara umum penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk : a. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas pembelajaran; b. meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran, khususnya layanan pada peserta didik sehingga tercipta layanan prima; c. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya; d. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan; e. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmih, terbuka, dan jujur dalam pembelajaran.

C. Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti adalah siswa siswi kelas VI (Enam) SD Negeri Jelegong II tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 40 siswa, dengan rincian 23 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki.

D. Lokasi Penelitian

(26)

48

E. Prosedur Penelitian (Rancangan Siklus Penelitian)

1. Perencanaan Pembelajaran

Melakukan kegiatan sebagai berikut :

a. Peneliti melakukan analisis kurikulum KTSP untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan dalam belajar

b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada tindakan (treatment) yang ditetapkan dalam PTK. c. Membuat LKS yang akan diberikan kepada siswa

d. Pemilihan media pembelajaran

e. Menyiapkan daftar kelompok untuk turnament, dimana pada kelompok awal siswa dikelompokan berdasarkan kemampuan yang heterogen (tinggi-sedang-rendah), untuk kemudian masing-masing kelompok mengirim perwakilannya (yang berkemampuan setara dengan wakil dari kelompok lain) untuk berkompempetisi. f. Menyiapkan lembar observasi (observasi keterlaksanaan

pembelajaran dan observasi aktivitas siswa).

(27)

49

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan penelitian diawali dengan melihat hasil pra siklus. Dimana hasil dari pra siklus itu akan menjadi refleksi dan akan dijadikan acuan untuk melakukan langkah-langkah berikutnya yaitu pada siklus I dan siklus II.

Langkah-langkah dalam siklus I dan II adalah :

a. Apersepsi digunakan agar dapat memotivasi siswa sehingga siswa tertarik dengan materi yang akan disampaikan guru. b. Memberikan motivasi agar siswa aktif dalam kegiatan

pembelajaran.

c. Melaksanakan kegiatan kelompok setelah setiap kelompok mendapatkan LKS dari guru.

d. Melaksanakan diskusi kelas yang dibimbing oleh guru.

(28)

50

kartu tersebut maka siswa akan mendapat poin. Jika siswa tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan itu maka pertanyaan akan dilempar kepada teman sebelah kanan dan seterusnya. Pada sesi kedua, diadakan soal rebutan yang dibacakan oleh peneliti dan observer.

f. Menghitung seluruh jumlah skor yang didapat tiap masing-masing kelompok.

g. Mengumumkan hasil penilaian dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi dan menjadi kelompok terbaik.

h. Memberikan tes kepada siswa secara individu.

3. Observasi Pembelajaran

(29)

51

waktu serta dampak yang akan terjadi terhadap proses dan hasil belajar siswa.

4. Refleksi Pembelajaran

Pada tahap ini peneliti akan melakukan analisis dan pengkajian terhadap data hasil observasi serta pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan sebagai bahan refleksi untuk melaksanakan siklus selanjutnya. Tahap refleksi ini bertujuan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Learning Tipe TGT.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Instrument Tes dan Instrument Non Tes.

1. Instrument Tes

Instrument tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Lembar Kerja Siswa (LKS)

(30)

52

b. Soal tes

Soal tes dalam pelaksaan tindakan ini sangat penting karena soal tes ini untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan. Dalam tindakan setiap siklusnya soal tes berupa pilihan ganda yang terdiri dari 10 soal dan berupa uraian dalam lembar kerja siswa (LKS). Soal tes berupa pilihan ganda dikerjakan oleh siswa dan hasil tersebut dijadikan sebagai patokan dalam penelitian ini dan mengetahui tingkat keberhasilan dan tujuan penelitian ini. Dan soal tes berbentuk uraian dikerjakan oleh tiap kelompok dan tidak dijadikan sebagai patokan dalam mengetahui tingkat keberhasilan dan tujuan penelitian ini.

2. Instrument Non Tes

Instrument Non Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disediakan untuk merancang kegiatan pembelajaran dan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) juga menentukan langkah-langkah kegiatan.

(31)

53

melakukan observasi atau yang menjadi observer yaitu guru lain atau teman sejawat.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data merupakan tahap akhir setelah semua data terkumpul. Pengolahan data pada penelitian ini akan menggunakan analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif meliputi data hasil pengisian observasi sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil ujian siswa.

Data yang terkumpul dianalisis untuk melihat kelemahan-kelemahan dari tindakan yang telah dilaksanakan. Evaluasi siswa secara berkelompok dan individu ditulis dalam bentuk tabel sehingga hasil belajar yang diperoleh oleh siswa dapat dilihat dengan jelas, setelah dimasukkan ke dalam tabel lalu hasil belajar siswa tersebut diolah untuk mencari rata-ratanya. Untuk mencari mean diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor dibagi dengan jumlah subjek, dapat dirumuskan sebagai berikut :

X = X 1

N

Keterangan : X = rata-rata

Σ = jumlah seluruh skor

(32)

54

Pengolahan data dilakukan untuk menghitng hasil belajar siswa pada setiap siklusnya dan menghitung presentase keberhasilan guru dalam melaksanakan model pembelajaran, berikut ini adalah cara mengolah data dari setiap insrument.

1. Soal Test

Tes Pilihan Ganda (Multiple choice test)

Bentuk pilihan ganda menyediakan sejumlah kemungkinan jawaban tapi satu diantaranya adalah jawaban benar dan penskoran setiap butir soal yang dijawab benar mendapat nilai satu, sehingga jumlah skor yang diperoleh peserta didik adalah dengan menghitung banyaknya butir soal yang dijawab benar. Tugas siswa adalah memilih jawaban yang benar itu dari sejumlah kemungkinan (option) yang tersedia.

Rumusnya sebagai berikut :

S = R

Keterangan :

(33)
[image:33.595.118.489.163.471.2]

55

Tabel 3.1

Klasifikasi Interpretasi Nilai Post Test

Besaran Persentase Interpretasi

90 – 100 Sangat Baik (A)

75 – 89 Baik (B)

55 – 74 Cukup (C)

40 – 54 Rendah (D)

< 39 Rendah Sekali (E)

2. Soal Lembar Kerja Siswa (LKS) Tes Uraian bentuk terbatas

Tes uraian bentuk terbatas, artinya butir soal itu hanya menyangkut masalah utaman yang dibicarakan, jawaban yang dikehendaki muncul dari testee adalah jawaban yang sifatnya sudah lebih terarah (yang dibatasi). Untuk tes uraian bentuk terbatas penilaian atau perhitungan skor nya dilihat dari nilai bobot setiap jawaban.

Rumusnya sebagai berikut :

S = R Keterangan :

(34)

56

3. Soal Tournament

Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung rata-rata skor kelompok. Skor kelompok didapat dari setiap anggota kelompok yang menjawab benar dalam turnamen. Setiap soal turnamen mempunyai skor 50. Pemberian penghargaan didasarkan atas rata-rata poin yang didapat oleh kelompok tersebut.

Sertifikat penghargaan dicetak dalam kertas HVS, dimana penghargaan ini akan diberikan kepada tim yang memenuhi kriteria penghargaan kelompok, yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.2

Kriteria Penghargaan Kelompok

No Kriteria (Rata-rata kelompok) Kategori

1 30-40 Good Team

2 40-45 Great Team

3 > 45 Super Team

4. Lembar Observasi

(35)

57

[image:35.595.113.509.239.557.2]

skala 1-4. Hasil jurnal dianalisis dan dipresentasekan. Dan berikut kriteria penilaian yang digunakan pada tabel penilaian :

Tabel 3.3

Kriteria Penilaian Kegiatan dan Nilai Rata-rata

Kriteria Penilaian Kegiatan

1 = Kurang = 0% - 25% 2 = Sedang = 26% - 50% 3 = Baik = 51% - 75 % 4 = Baik Sekali = 76% - 100% Skor maksimal tiap siswa = 16

Persentase maksimal kelompok = 100%

Nilai Rata-rata

0,00 – 1,00 = Kurang 1,01 – 2,00 = Sedang 2,01 – 3,00 = Baik 3,01 – 4,00 = Baik Sekali

Setelah dilaksanakan perencanaan dan pengamatan maka dapat diketahui hasil pembelajaran tersebut. Apakah terjadi peningkatan atau tidak setelah dilakukan kegiatan setiap siklus. Kemudian setelah dianalisis maka dilakukan refleksi pada setiap siklus untuk mengetahui apakah ada perbaikan peningkatan pembelajaran setelah menggunakan model pembelajaran Cooperative tipe Team

Games Tournament (TGT).

(36)

103

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasan mengenai

yang dilaksanakan pada siklus I sampai siklus II mengenai “Upaya meningkatkan

hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran Cooperative Learning tipe

Teams Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran IPA tentang pemanfaatan

bagian tubuh hewan dan tumbuhan di SDN Jelegong II kelas VI Semester I tahun

ajaran 2012/2013 Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung” , maka

diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Perencanaan

(37)

104

Langkah-langkah pembelajaran disusun sesuai dengan tahapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament (TGT), yaitu Pengelolaan Kelas, Pembentukan Kelompok (Teams), Permainan (Games), Kompetisi (Tournament), dan Penghargaan Kelompok (Team

Recognize).

2. Pelaksanaan

Pada pelaksanaan pembelajaran Siklus I, beberapa aspek kegiatan yang diteliti oleh observer masih terlihat kurang maksimal yaitu di dalam kegiatan inti pada waktu penyajian kelas, peneliti masih belum maksimal dalam penyampaian materi dikarenakan waktu yang dialokasikan sangat sedikit dan tujuan pembelajaran pun tidak disampaikan oleh peneliti sehingga siswa tidak tahu tujuan yang akan dicapainya. Kurang tepatnya dalam pembagian kelompok baik untuk belajar kelompok atau turnamen, karena pada siklus I ini dianggap terlalu banyak anggota dalam tiap kelompoknya sehingga dalam belajar kelompok pun siswa belum maksimal dalam berdiskusi untuk menyelesaikan LKS kelompoknya. Dan dalam kegiatan turnamen pun masih terlihat kurang kondusif dimana dalam satu meja turnamen terlalu penuh sehingga masih ada siswa yang main-main dengan rekannya. Dan hasil aktivitas siswa dalam belajar kelompok siklus I sebesar 66,24% dengan criteria penilaian kegiatan “Baik”.

(38)

105

lapangan, peneliti juga merubah jumlah kelompok dalam belajar kelompok dan kelompok turnamen sehingga pada pelaksanaannya siswa dapat bekerja sama dengan maksimal. Dan hasil perolehan keaktifan siswa dalam belajar kelompok di siklus II pun meningkat menjadi 80,8% dengan criteria

penilaian kegiatan “Baik Sekali”.

3. Hasil Belajar Siswa

Penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams

Games Tournament (TGT) pada materi pemanfaatan bagian tubuh hewan

dan tumbuhan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut ditunjukkan oleh tes hasil belajar siswa secara individu tiap siklusnya. Rata-rata hasil belajar siswa sebelumnya yaitu 55,00 dengan ketuntasan belajar sebesar 25,00%. Pada siklus I, rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 65,75 dengan ketuntasan belajar sebesar 60,00%. Dan rata-rata pada siklus II meningkat kembali menjadi 76,25 dengan ketuntasan belajar sebesar 82,50%.

Dan pada siklus I ini dapat dilihat dari 40 siswa yang hadir, seluruh

siswa hanya mendapatkan nilai yang berada dalam kategori “Sangat Baik”

(39)

106

Dengan keaktifan siswa dalam kelompok pada siklus I yaitu sebesar 66,24% dengan kriteria penilaian kegiatan yaitu “Baik” dan nilai rata-rata

keaktifan siswa dalam kelompoknya termasuk ke dalam kriteria “Baik”.

Sedangkan keaktifan siswa dalam kelompok pada siklus II yaitu sebesar 80,8% dengan kriteria penilaian kegiatan yaitu “Baik Sekali” dan nilai rata

-rata keaktifan siswa dalam kelompoknya termasuk ke dalam kriteria “Baik

Sekali”.

B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat penulis sampaikan beberapa saran, yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams

Games Tournament (TGT) pada materi pemanfaatan bagian tubuh hewan

dan tumbuhan dapat memberikan pengalaman baru dalam pembelajaran IPA dan kemampuan siswa dalam bekerja sama/ berdiskusi dengan temannya sehingga siswa dapat belajar cara menghargai pendapat temannya.

2. Bagi Guru

(40)

107

dengan baik. Sehingga dalam pembelajaran dapat tercapai sesuai tujuan yang diharapkan.

3. Bagi Sekolah

Pihak sekolah, khususnya Kepala Sekolah sebaiknya memberikan bimbingan dan motivasi kepada guru dalam menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam pembelajaran IPA di sekolah.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams

Games Tournament (TGT) dapat diterapkan sesuai dengan materi dan

(41)

1

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Ali. 2003.Ilmu Alamiah Dasar.Jakarta:PT Bumi Aksara

Abdurrahman, Mulyono.2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta. Rineke Cipta

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Aqib, Z. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SMP, SMA, SMK. Bandung : CV Yrama Widya.

Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

BSNP.2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Dirjen Pendidikan Tinggi

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Haryanto. 2004. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas VI. Jakarta: Cirasas.

Hermawan, dkk. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar (Edisi

kesatu). Bandung : UPI PRESS.

Http://zizer.wordpress.com/2009/12/05/pengertian-dan-komponen-rpp/ diakses pada tanggal 8 Desember 2012.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Cooperative Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi

Antar Peserta Didik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

(42)

2

Muslichah asyari. 2006. Penerapan Sains Teknologi Masyarakat Dalam

Pembelajaran Sainis di SD. Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Ketyenagaan

Nasution. 2006. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Nur, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. PSMS : UNESA.

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Purwanto, D. 2011. Pembelajaran Menggunakan Metode TGT. Tersedia: http:// Metode Pembelajaran Team – Games – Tournament (TGT) WordPress.com Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Samatowo Usman. 2006 .Bagaimana Membelajarkan IPA Di SD. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Ketenagaan

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Slavin, R. (2009), Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik), Bandung: Nusa Media

Sudjana, N. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suhartanti, Dwi, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas VI SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasinal.

Sumarni (2012).http://bio-sanjaya.blogspot.com/2012/03/skripsi-ptk-model- kooperatif-tipe-teams.html diakses tanggal 28 Agustus 2012

Sumiati, Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung : CV. Wacana Prima

Gambar

Gambar 4.1  Grafik Perbandingan (Selisih) antara Nilai Post test awal dan
Grafik 4.1 Perbandingan (Selisih) antara Nilai Post test awal dan Siklus I  ............
Gambar 3.1 Spiral PTK (Kemmis dan Mc. Taggart, dalam Ruswandi Hermawan, dkk
Tabel 3.1 Klasifikasi Interpretasi Nilai
+2

Referensi

Dokumen terkait

Human error atau kesalahan manusia kerap sering terjadi pada penyusunan data-data, pencatatan transaksi, pembuatan laporan dan pekerjaan yang masih mengandalkan teknologi manual.

Manchester (Tanpa Penerbit). The Future of Marriage. Metode Penelitian Kualitatif. Metode penelitian kualitatif. Selingkuh dan fakta-fakta tersembunyi di dalamnya.

INSIDEN INFEKSI SALURAN KEMIH BERDASARKAN HITUNG LEUKOSIT PADA WANITA HAMIL TRIMESTER III PERIODE SEPTEMBER-OKTOBER 2015 DI RUMAH SAKIT

Aplikasi Android membantu salesman untuk menampilkan jumlah stok barang terkini, sehingga pelanggan dapat mengetahui jumlah maksimal barang yang dapat dipesan.. Data

Another Disisis, utilization of the graphics card into the era of General Purpose Graphical Processing Units ( GPGPU ) , namely the use of graphics cards to work umum.GPU

Pemerintah dalam hal ini adalah pihak yang menjadi penengah atau mediator dalam wacana rekonsiliasi antara etnis Minangkabau dan Batak terkait sejarah masa lalu, dan

(1) Dalam hal penyelenggara jaringan telekomunikasi dan atau penyelenggara jasa telekomunikasi belum dapat menyediakan akses di daerah tertentu, maka penyelenggara

Dina Lab Electronic Language System , terdiri : CentlCont MasTapeRec StudTape RecHead, Set HearUnit Room Speak VidPlay TeacTV14&#34;, StudTV29&#34; DeskAse BoothAse TeacChair