Yunita Nurindriati, 2013
APLIKASI ANALISIS KLASTER TERHADAP SEGMENTASI PASAR
PEMIRSA BERITA PROGRAM TELEVISI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Matematika
Oleh:
YUNITA NURINDRIATI 0607245
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Aplikasi Analisis Klaster Terhadap
Segmentasi Pasar Pemirsa Berita
Program Televisi
Oleh Yunita Nurindriati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Yunita Nurindriati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Yunita Nurindriati, 2013
LEMBAR PENGESAHAN
APLIKASI ANALISIS KLASTER TERHADAP SEGMENTASI PASAR PEMIRSA BERITA PROGRAM TELEVISI
Oleh
YUNITA NURINDRIATI NIM 0607245
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I,
Dewi Rachmatin, S.Si., M.Si.
NIP. 196909291994122001
Pembimbing II,
Drs. Maman Suherman, M.Si. NIP. 195202121974121001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
i
Yunita Nurindriati, 2013
APLIKASI ANALISIS KLASTER TERHADAP SEGMENTASI PASAR PEMIRSA BERITA PROGRAM TELEVISI kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin menghendaki pemasaran atau produk yang terpisah. Metode analisis yang dapat digunakan untuk melakukan proses segmentasi pasar berdasarkan ciri-ciri karakteristik yang dimilikinya adalah dengan metode Analisis Klaster. Analisis Klaster terdiri dua metode, yaitu klaster hirarki dan klaster non-hirarki. Karena dalam penelitian ini data yang digunakan sangat banyak, maka analisis klaster yang digunakan analisis klaster dengan metode K-Mean untuk mengelompokkan pemirsa program berita berdasarkan variabel-variabel dalam suatu berita seperti kekritisan berita, narasumber yang terpercaya, keanekaragaman berita, dinikmati oleh semua kalangan, jam tayang yang sesuai, kedalaman isi berita, bahasa yang mudah dimengerti, keaktualan berita, berita dapat dipercaya, berita disajikan secara
menarik, penampilan penyaji berita dan durasi program sehingga terbentuk
beberapa segmen pasar program berita. Hasil dari penelitian ini, segmentasi pasar terbagi menjadi 5 klaster. Klaster 1 memiliki pangsa pasar yang rata-rata memiliki karakteristik yang selalu mengkritisi setiap berita yang ditonton; Klaster 2 memiliki pangsa pasar yang rata-rata menyukai keaktualan berita dari setiap berita yang ditonton; Klaster 3 memiliki pangsa pasar yang rata-rata hanya menikmati setiap berita yang ada; Klaster 4 memiliki pangsa pasar yang rata-rata menyukai jika suatu berita dikemas atau disajikan secara menarik; dan Klaster 5 memiliki pangsa pasar yang rata-rata menyimak berita yang hanya bisa dinikmati oleh semua kalangan dan usia.
Kata Kunci: Analisis Klaster, K-Means, Segmentasi Pasar.
Keterangan : 1) Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika UPI
2)
APLIKASI ANALISIS KLASTER TERHADAP SEGMENTASI PASAR PEMIRSA BERITA PROGRAM TELEVISI
Yunita Nurindriati 1)
Dewi Rachmatin 2), Maman Suherman2)
Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract : Market Segmentation is the process of dividing a market into groups of buyers who might require different or separate product marketing. Analytical methods that can be used to make the process of market
segmentation based on the characteristics of its characteristics is the method of Cluster Analysis. Cluster analysis comprises two methods, namely hierarchical cluster and non-cluster hirarki. Karena in this study used data very much, then used cluster analysis, cluster analysis with K-Means
methods to segment audiences based news program variables in the news as criticality news, sources are reliable, diversity news, enjoyed by all people, appropriate airtime, the depth of news content, easy to understand language, news actuality, trustworthy news, the news is presented in an interesting, news presenter appearance and duration programsehingga formed several segments market news program. Because the data in this study used very much, then used cluster analysis with K-Means method for classifying news program viewers based on variables such as criticality in a news story, sources are reliable, diversity news, enjoyed by all people, appropriate airtime, the depth of news content, easy to understand language, news actuality, trustworthy news, the news is presented in an interesting, news presenter appearance, and duration of the program to form a market segment of news programs. The results of this research, market segmentation is divided into 5 clusters. Cluster 1 has a market share on average have
characteristics that always criticize any news that is watched; Cluster 2 has a market share on average like actuality news from any news that is watched; Cluster 3 has a market share on average just enjoying every news there; Cluster 4 has a market share on average like if a packed news or presented in an interesting, and Cluster 5 has a market share on average listening to the news that can only be enjoyed by all walks of life and ages.
Keywords : Cluster Analysis, K-Means, Market Segmentation.
Keterangan : 1) Department of Mathematics Education Students UPI
2)
v
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Analisis Klaster ... 7
2.6.Single Linkage Method, Complete Linkage Method, Average Linkage Method, Ward’s Method, Centroid Method, dan Median Method ... 14
2.7.Metode K-Means ... 20
2.9.Validitas Klaster ... 23
2.10 Transformasi Data Ordinal ke Interval ... 24
BAB III SEGMENTASI PASAR DAN BERITA 3.1.Segmentasi Pasar ... 25
vii
Yunita Nurindriati, 2013
BAB V PENUTUP
5.1.Kesimpulan ... 59
5.2.Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 61
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 12
Tabel 2.2 Solusi Klaster ... 24
Tabel 3.1 Variabel yang diukur berikut nomor item dalam kuesioner ... 30
Tabel 3.2 Ketentuan Skor Kuesioner ... 30
Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas Kuesioner ... 33
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Validitas Kuesioner Kedua ... 38
Tabel 4.2 Reliabilitas ... 39
Tabel 4.3 Matriks Korelasi ... 40
Tabel 4.4 Hasil Pengkalsteran Single Linkage Method ... 42
Tabel 4.5 Hasil Pengklasteran Complete Linkage Method ... 44
Tabel 4.6 Hasil Pengklasteran Average Linkage Method ... 46
Tabel 4.7 Hasil Pengklasteran Centroid Method ... 48
Tabel 4.8 Hasil Pengklasteran Median Method ... 50
Tabel 4.9 Hasil Pengklasteran Ward’s Method ... 52
Tabel 4.10 Hasil Pengklasteran K-Means Method ... 54
Tabel 4.11 Jarak Antara Pusat Kalster ... 55
Tabel 4.12 Statistik Klaster 1 ... 56
Tabel 4.13 Statistik Klaster 2 ... 56
Tabel 4.14 Statistik Klaster 3 ... 57
Tabel 4.15 Statistik Klaster 4 ... 57
ix
Yunita Nurindriati, 2013
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram Populasi dan Sampel ... 35
Gambar 4.2 Data Responden Berdasarkan Usia, Pekerjaan dan Pendidikan .... 36
Gambar 4.3 Diagram Stasiun Televisi ... 37
Gambar 4.4 Plot RMSSTD Single Linkage Method ... 43
Gambar 4.5 Plot RMSSTD Complete Linkage Method ... 45
Gambar 4.6 Plot RMSSTD Average Linkage Method ... 47
Gambar 4.7 Plot RMSSTD Centroid Method ... 49
Gambar 4.8 Plot RMSSTD Median Method ... 51
BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG MASALAH
Seperti kita ketahui, media adalah suatu „alat‟ yang menghubungkan kita dengan dunia luar. Tanpa media, kita akan sulit mengetahui apa yang terjadi di
sekeliling kita. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa media adalah sumber
informasi utama bagi semua orang di dunia.
Media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam proses komunikasi
massa, bahkan ketergantungan manusia pada media massa sudah sedemikian
besar. Dalam hal ini televisi menjadi salah satu produk teknologi yang turut
mendukung perubahan dan masalah sosial di masyarakat. Skomis (Kuswandi,
1996: 5) menyatakan bahwa dibandingkan dengan media massa lainnya (radio,
surat kabar, majalah, buku, dan sebagainya), televisi tampaknya mempunyai sifat
istimewa, di mana televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar.
Televisi dapat bersifat informatif, hiburan, maupun pendidikan, bahkan gabungan
dari ketiga unsur di atas. Penyampaian isi atau pesan juga seolah-olah langsung
antara komunikator (pembawa acara, pembawa berita, artis) dengan komunikan
(pemirsa). Informasi yang disampaikan mudah dimengerti karena jelas terdengar
secara audio dan terlihat jelas secara visual. Sehingga televisi menjadi sarana yang
efektif dalam menayangkan berita-berita tersebut dengan sangat cepat.
Hal ini menunjukkan bahwa menonton televisi (TV) merupakan „aktivitas‟
utama masyarakat yang seakan tak bisa ditinggalkan. Realitas ini merupakan
sebuah bukti bahwa televisi mempunyai kekuatan menghipnotis pemirsa dengan
acara-acara yang ditayangkan. Tentu saja media massa elektronik menjadi sangat
sentral karena media massa eletronik seperti TV sudah merambah ke berbagai
daerah termasuk pelosok-pelosok. TV akan dengan mudah diakses oleh semua
2
Yunita Nurindriati, 2013
Namun realita yang terjadi sangat jelas pada saat ini adalah stasiun-stasiun
televisi swasta yang ada saat ini lebih mengedepankan pemasang iklan. Yang
menjadi tolok ukur kualitas acara adalah jika acara tersebut banyak iklannya
daripada mengedepankan kualitas acara sesungguhnya dan untuk siapa segmentasi
acara/program yang ditayangkan. Sehingga dengan serampangan stasiun televisi
menjadikan rating acara untuk menggaet iklan sebanyak-banyaknya yang
dihasilkan dari rata-rata jumlah pemirsa dan rating program yang biasanya
dilakukan oleh lembaga survei tertentu (Anonim, 2012:1).
Seiring dengan semakin besarnya tuntutan akan informasi, jumlah stasiun
televisi semakin bertambah. Tercatat lebih dari 10 stasiun televisi yang ada di
Indonesia baik televisi swasta maupun televisi lokal, yaitu TVRI, RCTI, SCTV,
MNC, ANTV, Indosiar, Trans-TV, TV One, Trans 7, Global TV, dan Metro TV
ditambah TV-TV lokal seperti Bandung TV, STV, Padjadjaran TV dan
sebagainya. Fenomena ini tentu saja menggembirakan karena masyarakat
Indonesia memiliki banyak alternatif dalam memilih tayangan acara televisi.
Namun realita yang terjadi adalah stasiun-stasiun TV di Indonesia terjebak
pada selera pasar karena tema acara yang disajikan hampir semua saluran TV
tidak lagi beragam tetapi seragam di mana informasi yang sampai kepada publik
sama dan terkesan monoton sehingga tidak menyediakan banyak alternatif pilihan.
Beberapa format acara TV yang sukses di satu stasiun TV seringkali diikuti oleh
TV-TV lainnya, hal ini terjadi hampir pada seluruh format acara TV baik itu
berita-berita yang disajikan maupun program-program yang lain.
Stasiun-stasiun TV yang memutuskan untuk beroperasi dalam pasar yang
luas menyadari bahwa dirinya tidak dapat melayani seluruh pelanggan dalam
pasar tersebut. Sehingga suatu perusahaan perlu menentukan strategi pemasaran
daripada bersaing di semua segmen, yaitu dengan cara mengidentifikasi segmen
pasar yang paling menarik yang dapat dilayani dengan efektif. Dengan demikian
perusahaan tersebut akan dapat menempati posisi yang lebih baik dari para
pesaingnya (Kotler & Susanto: 2000 dalam Rosiatun, 2010:2). Setiap stasiun TV
sebaiknya mengetahui segmen pasar program yang ditayangkan secara jelas
3
para pemirsa untuk menonton program tersebut dan rating program yang
dihasilkan juga tinggi. Hal inilah yang membuat stasiun TV berusaha
menampilkan program acara berita yang baik dan berkualitas, sehingga diminati
oleh penonton yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan iklannya
(Anonim, 2012:1).
Berita adalah informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi. Berita dapat
disajikan dalam bentuk media cetak, internet, siaran televisi atau radio, atau dari
mulut ke mulut. Pada umumnya stasiun televisi memiliki acara berita dan
menayangkannya sepanjang waktu. Kebutuhan berita sangat penting bagi
masyarakat sebagai penambah wawasan.
Berita merupakan bentuk laporan tentang suatu kejadian yang sedang terjadi
baru ini atau keterangan terbaru dari suatu peristiwa. Dengan kata lain berita
adalah fakta menarik atau sesuatu hal yang penting yang disampaikan pada
masyarakat orang banyak melalui media. Tapi tidak semua fakta bisa diangkat
menjadi suatu berita oleh media. Karena setiap fakta akan dipilih mana yang
pantas untuk disampaikan pada masyarakat.
Segmentasi Pasar adalah proses membagi sebuah pasar ke dalam
kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin menghendaki pemasaran atau
produk yang terpisah (Amstrong, 1997: 227). Metode analisis yang dapat
digunakan untuk melakukan proses segmentasi pasar berdasarkan ciri-ciri
karakteristik yang dimilikinya adalah dengan metode Analisis Klaster. Analisis
Klaster terdiri dua metode, yaitu klaster hirarki dan klaster non-hirarki. Klaster
hirarki dimulai dengan pengelompokan dua objek atau lebih yang memiliki
kesamaan paling dekat tanpa menentukan jumlah klaster yang akan dibentuk,
sedangkan klaster non-hirarki dimulai dari proses penentuan jumlah klaster
terlebih dahulu.
Yang termasuk dalam klaster hirarki di antaranya Metode Single Linkage,
Metode Complete Linkage, Metode Average Linkage, Metode Ward’s, Metode
Cetroid, dan Metode Median. Sedangkan yang termasuk dalam klaster non-hirarki
4
Yunita Nurindriati, 2013
Metode K-Means pertama kali diperkenalkan oleh MacQueen JB pada tahun
1976. Metode ini adalah salah satu metode dari non-hirarki yang umum
digunakan. Metode ini bertujuan untuk mengelompokkan objek sedemikian
hingga jarak tiap-tiap objek ke pusat klaster di dalam suatu klaster minimum.
Kelebihan metode K-means di antaranya adalah mampu mengelompokkan objek
besar dan pencilan objek dengan sangat cepat sehingga mempercepat proses
pengelompokkan. Adapun kekurangan yang dimiliki oleh K-Means di antaranya
(Hidayat, 2012:1):
a. Jumlah klaster awal (k) harus ditentukan sebelumnya.
b. Memungkinkan suatu klaster tidak mempunyai anggota.
c. Hasil pengelompokkan bersifat tidak unik (selalu berubah-ubah) terkadang
bagus terkadang tidak.
d. Sangat sulit mencapai global maksimum.
e. Algoritma k-means walaupun proses pengerjaannya cepat tetapi
keakuratannya tidak dijamin.
Karena dalam penelitian ini data yang digunakan sangat banyak, maka
analisis klaster yang digunakan analisis klaster dengan metode K-Mean untuk
mengelompokkan pemirsa program berita berdasarkan variabel-variabel dalam
suatu berita seperti kekritisan berita, narasumber yang terpercaya,
keanekaragaman berita, dinikmati oleh semua kalangan, jam tayang yang sesuai,
kedalaman isi berita, bahasa yang mudah dimengerti, keaktualan berita, berita
dapat dipercaya, berita disajikan secara menarik, penampilan penyaji berita dan
durasi program (Rosiatun, 2010:5) sehingga terbentuk beberapa segmen pasar
program berita. Sehubungan dengan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “APLIKASI ANALISIS KLASTER
TERHADAP SEGMENTASI PASAR PEMIRSA BERITA PROGRAM
TELEVISI”.
1.2RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat
5
dengan metode K-Means untuk mengetahui segmentasi pasar pemirsa berita
dalam bidang pertelevisian?
1.3PEMBATASAN MASALAH
Untuk estimasi pendahuluan metode K-Means dalam menentukan jumlah
klaster awal digunakan metode hirarki, seperti: Single Linkage Method, Complete
Linkage Method, Average Linkage Method, Ward’s Method, Centroid Method dan
Median Method. Program berita yang dimaksud adalah program berita sore yang
ditanyangkan antara pukul 15.00 – 19.00 WIB dan stasiun televisi yang diteliti
adalah stasiun televisi swasta.
1.4TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan-rumusan masalah yang telah dipaparkan, penelitian
yang akan dilakukan memiliki tujuan menerapkan analisis klaster dengan metode
K-Means untuk mengetahui segmentasi pasar pemirsa berita dalam bidang
pertelevisian.
1.5MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat penulisan tugas akhir ini sebagai berikut:
1. Teoritis
Secara teoritis manfaat penulisan tugas akhir ini adalah untuk memperkaya
dan memperluas pengetahuan tentang analisis statistika multivariat, khususnya
analisis klaster. Melalui tugas akhir ini, diharapkan diperoleh pemahaman dan
penyelesaian masalah dalam pengelompokan menggunakan analisis klaster.
2. Praktis
Secara praktis manfaat tugas akhir ini adalah sebagai bahan pertimbangan
dan masukan bagi pihak yang berkepentingan serta bisa dijadikan sebagai bahan
salah satu informasi yang dapat mendukung tujuan dari pihak yang
6
Yunita Nurindriati, 2013
1.6SISTEMATIKA PENELITIAN
Sistematika penelitian yang penulis lakukan dibagi menjadi lima bagian,
yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan kerangka umum dan gambaran dari pelaksanaan penelitian ini.
Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan-batasan
masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan laporan
penelitian ini.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini merupakan tinjauan pustaka yang berisi tentang teori penunjang penulisan
tugas akhir ini.
BAB III SEGMENTASI PASAR DAN BERITA
Bab ini terdiri dari Tahap Persiapan Bahan dan Pustaka, Tahap Pembuatan
Instrumen Penelitian, Tahap Pengumpulan Data, Tahap Pengolahan Data, dan
Tahap Pelaporan
BAB IV STUDI KASUS
Bab ini menguraikan hasil dan pembahasan sebuah contoh kasus penggunaan
analisi klaster terhadap segmentasi pasar pemirsa berita program televisi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan kesimpulan keseluruhan tugas akhir ini serta saran yang
BAB III
SEGEMENTASI PASAR DAN BERITA
3.1SEGMENTASI PASAR
Perusahaan yang memutuskan untuk beroperasi dalam pasar yang luas
hendaknya menyadari bahwa tidak mungkin dapat melayani seluruh pelanggan
dalam pasar tersebut. Berkenaan dengan masalah tersebut perusahaan perlu
mengidentifikasi segmen pasar yang dapat dilayani dengan efektif.
Perusahaan membagi pangsa pasar ke dalam segmen-segmen pasar tertentu
dimana masing-masing segmen tersebut bersifat homogen. Perbedaan keinginan
dan hasrat konsumen merupakan alasan yang utama untuk diadakannya
segmentasi pasar. Jika terdapat bermacam-macam hasrat dan keinginan
konsumen, maka perusahaan dapat mendesain suatu produk untuk mengisi suatu
heterogenitas keinginan dan hasrat tersebut. Dengan demikian dapat berkreasi
dengan suatu penambahan penggunaan yang khusus untuk konsumen dalam
segmen yang diinginkan. Konsumen akan mau membayar lebih tinggi terhadap
produk yang mereka butuhkan bila mereka menerima berbagai keuntungan dari
produk tersebut.
Segmentasi Pasar adalah proses pemisahan sebuah pasar menjadi
kelompok-kelompok pembeli atau produk yang sejenis dan memilih kelompok-kelompok (atau
kelompok-kelompok) yang paling tepat untuk dilayani perusahaan (Peter, J. P and
Olson, J.C : 2000). Schiffman dan Kanuk (2008 : 37) mendefinisikan segmentasi
pasar sebagai proses membagi pasar menjadi irisan-irisan konsumen yang khas
yang mempunyai kebutuhan atau sifat yang sama dan kemudian memilih satu atau
lebih segmen yang akan dijadikan sasaran bauran pemasaran yang berbeda.
Khasali (2007: 118) menyatakan bahwa segmentasi merupakan proses
mengkotak-kotakkan pasar yang heterogen ke dalam kelompok-kelompok
26
Yunita Nurindriati, 2013
yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan uangnya. Dengan kata
lain, segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi kelompok pembeli
yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang
mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah.
Menurut Boyd (2000) selain untuk memperkuat perusahaan dalam
menghadapi kenyataan yang ada di pasar, segmentasi menawarkan
manfaat-manfaat berikut:
1. Segmentasi mengidentifikasi pengembangan produk baru;
2. Segmentasi membantu dalam mendesain program-program pemasaran yang
efektif untuk mencapai kelompok-kelompok pelanggan yang homogen;
3. Segmentasi memperbaiki alokasi stategis sumber daya pemasaran.
3.2BERITA
3.2.1 Pengertian Berita
Secara sosiologis, berita adalah semua hal yang terjadi di dunia. Dalam
gambaran yang sederhana, seperti dilukiskan dengan baik oleh para pakar
jurnalistik, berita adalah apa yang ditulis surat kabar, apa yang disiarkan radio,
dan apa yang ditayangkan televisi. Berita menampilkan fakta, tetapi tidak setiap
fakta merupakan berita. Berita biasanya menyangkut orang-orang, tetapi tidak
setiap orang bisa dijadikan berita. Berita merupakan sejumlah peristiwa yang
terjadi di dunia, tetapi hanya sebagian kecil saja yang dilaporkan.
Batasan-batasan yang diberikan oleh tokoh-tokoh lain mengenai berita, yang
dikutip Assegaff, 1983 (dalam Mondry, 2008:132-133) antara lain sebagai
berikut:
a. M. Lyle Spencer, dalam buku News Writing menyebutkan, berita merupakan
kenyataan atau ide yang benar dan dapat menarik perhatian sebagian besar
pembaca.
b. Williard C. Bleyer, dalam buku Newspaper Writing and Editing
mengemukakan, berita adalah sesuatu yang termasa yang dipilih oleh
27
mempunyai makna bagi pembaca surat kabar, atau karena dia dapat menarik
para pembaca untuk membaca berita tersebut.
c. William S. Maulsby dalam buku Getting in News menulis, berita dapat
didefinisikan sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari
fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang menarik
perhatian para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.
d. Eric C. Hepwood menulis, berita adalah laporan pertama dari kejadian yang
penting dan dapat menarik perhatian umum.
Setelah merujuk kepada beberapa definisi di atas, meskipun berbeda-beda
namun terdapat persamaan yang mengikat pada berita, meliputi: menarik
perhatian, luar biasa dan termasa (baru). Karena itu, bisa disimpulkan bahwa
berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar,
menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala
seperti surat kabar, radio, televisi, atau media online internet (Sumadiria,
2005:65).
3.2.2 Nilai Berita
Nilai berita (News Value) merupakan acuan yang dapat digunakan oleh para
jurnalis, yakni para reporter dan editor, untuk memutuskan fakta yang pantas
dijadikan berita dan memilih mana yang lebih baik. Kriteria mengenai nilai berita
merupakan patokan berarti bagi reporter. Dengan kriteria tersebut, seorang
reporter dapat dengan mudah mendeteksi mana peristiwa yang harus diliput dan
dilaporkan, dan mana peristiwa yang tak perlu diliput dan harus dilupakan.
Kriteria nilai berita juga sangat penting bagi para editor dalam
mempertimbangkan dan memutuskan, mana berita terpenting dan terbaik untuk
dimuat, disiarkan, atau ditayangkan melalui medianya kepada masyarakat luas.
3.2.3 Syarat Berita
Wartawan atau reporter tugasnya sama, mencari informasi yang menarik
dan akhirnya dapat ditulis menjadi sebuah berita. Tidak mungkin bagus tulisan
seorang wartawan atau sebuah reportase yang disampaikan reporter bila dia tidak
28
Yunita Nurindriati, 2013
berita, salah satunya adalah syarat berita. Dapat diketahui bahwa syarat berita
harus :
a. Fakta
Berita merupakan fakta, bukan karangan (fiksi) atau dibuat-buat. Ada
beberapa faktor yang menjadikan berita tersebut fakta, yaitu kejadian nyata,
pendapat (opini) narasumber dan pernyataan sumber berita. Opini atau
pendapat pribadi wartawan atau reporter yang dicampuradukkan dalam
pemberitaaan yang ditayangkan bukan merupakan suatu fakta dan bukan karya
jurnalistik.
b. Obyektif
Sesuai dengan keadaan sebenarnya, tidak boleh dibumbui sehingga merugikan
pihak yang diberitakan. Reporter atau wartawan dituntut adil, jujur dan tidak
memihak, apalagi tidak jujur secara yuridis merupakan sebuah Pelanggaran
Kode Etik Jurnalistik.
c. Berimbang
Berita biasanya dianggap berimbang apabila wartawan atau reporter memberi
informasi kepada pembacanya, pendengarnya atau pemirsanya tentang semua
detail penting dari suatu kejadian dengan cara yang tepat. Porsi harus sama,
tidak memihak atau tidak berat sebelah. Reporter harus mengabdi pada
kebenaran ilmu atau kebenaran berita itu sendiri dan bukan mengabdi pada
sumber berita (check, re-check and balance) yang perlu didukung dengan
langkah konfirmasi dari pihak-pihak yang terkait dalam pemberitaan.
d. Lengkap
Berita yang lengkap adalah berita yang memuat jawaban atas pertanyaan who,
what, why, when, where, dan how. Terkait dengan rumus umum penulisan
berita yakni 5W+1H :
What : Peristiwa apa yang terjadi (unsur peristiwa)
When : Kapan peristiwa terjadi (unsur waktu)
Where : Di mana peristiwa terjadi (unsur tempat)
Who : Siapa yang terlibat dalam kejadian (unsur orang/manusia)
29
How : Bagaimana peristiwa terjadi (unsur kronologis peristiwa)
e. Akurat
Tepat, benar dan tidak terdapat kesalahan. Akurasi sangat berpengaruh pada
penilaian kredibilitas media maupun reporter itu sendiri. Akurasi berarti
ketepatan bukan hanya pada detail spesifik tetapi juga kesan umum, cara detail
disajikan dan cara penekannya.
3.3VARIABEL PENELITIAN
Menurut Sugiyono (2008), variabel merupakan semua yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut
kemudian dapat ditarik kesimpulannya. Variabel ndependen merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya variabel dependen
(terikat). Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Penelitian ini, pemirsa berita program televisi sebagai variabel terikat,
sedangkan variabel bebasnya dikembangkan dari variabel penelitian sebelumnya
dari Aan Rosiatun (2010) maka didapat variabel bebas sebagai berikut : kekritisan
berita, narasumber yang terpercaya, keanekaragaman berita, dinikmati oleh semua
kalangan, jam tayang yang sesuai, kedalaman isi berita, bahasa yang mudah
dimengerti, keaktualan berita, berita dapat dipercaya, berita disajikan dengan
menarik, penampilan penyaji berita dan durasi program.
3.4TEKNIK PENGUKURAN VARIABEL
Dalam penelitian ini, peneliti membagikan kuesioner yang disusun dalam
kalimat-kalimat pertanyaan. Responden diminta memberikan tanggapannya secara
langsung dengan memilih salah satu pilihan jawaban. Jawaban dari responden
yang bersifat kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan dan diukur dengan
menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2008), penentuan skor pada
masing-masing item pertanyaan terhadap masalah yang diteliti diukur dengan
30
Yunita Nurindriati, 2013
Instrumen dalam uji coba ini terdiri dari 23 item dengan 12 variabel.
Variabel dan nomor item dapat dilihat dari dalam tabel.
Tabel 3.1
Variabel yang diukur berikut nomor item (no.item) dalam kuesioner
Variabel Jumlah No.Item
Kekritisan Berita 3 1,2,3
Narasumber yang Terpercaya 2 4,5
Keanekaragaman Berita 2 6,7
Dinikmati oleh Semua Kalangan 2 8,9
Jam Tayang yang Sesuai 2 10,11
Kedalaman Isi Berita 1 12
Bahasa yang Mudah Dimengerti 2 13,14
Keaktualan Berita 2 15,16
Berita Dapat Dipercaya 1 17
Berita Disajikan Secara Menarik 2 18,19
Penampilan Penyaji Berita 2 20,21
Durasi Program 2 22,23
Sumber: Rosiatun, Aan, 2010
Variabel masing-masing tipe klaster dalam penelitian ini, diukur dengan
menggunakan skala Likert empat poin. Ketentuan skor pada kuesioner dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.2
Ketentuan Skor Kuesioner
31
3.5UJI COBA INSTRUMEN
Uji coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reabilitas
instrumen yang digunakan. Untuk keperluan uji validitas dan reliabitas ini
digunakan sampel pendahuluan sebanyak 30 responden.
3.5.1. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2008:121), validitas berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan menurut
Arikunto (2006:168), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan
data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Adapun langkah-langkah dalam menghitung validitas adalah:
1. Menyebarkan angket pada sejumlah responden.
2. Menjumlah skor tiap item dan skor total.
3. Menghitung korelasi antara skor masing-masing item dengan skor total
dengan menggunakan rumus teknik korelasi Product Moment.
Rumus Product Moment
H0 : Item kuesioner tidak valid
H1 : Item kuesioner valid
32
Yunita Nurindriati, 2013
Jika rhitung > rtabel, maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan item
pertanyaan signifikan, sehingga kuesioner tersebut valid.
5. Pengelompokkan item-item yang valid kemudian mengurutkan
nomor-nomor sehingga tersusun angket yang valid.
3.5.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi suatu
alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar,2010). Setiap alat pengukur
seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang
konsistensi. Reliabilitas menunjukkan suatu hasil pengukuran relatif konstan
apabila pengukuran dilakukan dua kali atau lebih. Jadi, apabila suatu alat
pengukur dipakai dua kali untuk mengukur sesuatu yang sama dan menghasilkan
hasil pengukuran relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut dapat dikatakan
handal.
Uji reliabilitas digunakan teknik Cronbanch’s Alpha dengan pengujian hipotesis sebagai berikut:
H0 : Item kuesioner tidak reliabel
H1 : Item kuisioner reliabel
��= �
� = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
��2
= varian item kuesioner ke-j
�� ���2
= varians dari total skor item kuesioner
Jika Cronbach’s Alpha > ��; −2, maka H0 ditolak sehingga dapat
disimpulkan item pertanyaan signifikan. Hal ini berarti bahwa kuesioner tersebut
33
Tabel 3.3
Interpretasi Reliabilitas Kuesioner
Besarnya Nilai r Interpretasi
0,80 – 1,00 Tinggi
0,60 – 0,80 Cukup
0,40 – 0,60 Agak rendah
0,20 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah
3.6 POPULASI DAN SAMPEL
Kuncoro (2003) menjelaskan bahwa populasi merupakan kelompok yang
lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, atau kejadian di mana kita tertarik
untuk mempelajari atau dijadikan objek penelitian. Menurut Sugiyono (2009),
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh warga Desa Ngamprah Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung
Barat. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat,
populasi dalam penelitian ini adalah 5.284 orang. Dari populasi tersebut, terbagi
menjadi 2.237 orang laki-laki dan 3.047 perempuan.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti. Sedangkan sampling
yaitu suatu cara pengumpulan data yang sifatnya tidak menyeluruh, artinya tidak
mencakup seluruh objek akan tetapi hanya sebagian dari populasi saja, yaitu
hanya mencakup sampel yang diambil dari populasi tersebut (Supranto, 2003).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive
Sampling yang merupakan pendekatan pengambilan sampel yang tidak dilakukan
pada seluruh populasi, tapi terfokus pada target penelitian. Pendekatan ini dalam
penentuan sampel mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat
terhadap objek yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan
34
Yunita Nurindriati, 2013
= �
1 +� � 2
dimana : n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = estimasi error (batas ketelitian) yang diyakini.
BAB V
KESIMPULAN
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan dari bab IV dapat disimpulkan hasil pengklasteran
dengan menggunakan metode K-Means adalah terbentuk menjadi lima klaster.
Klaster pertama terdiri dari 43 anggota, klaster kedua terdiri dari 38 anggota,
klaster ketiga terdiri dari 43 anggota, klaster keempat terdiri dari 35 anggota, dan
klaster kelima terdiri dari 40 klaster.
Sedangkan untuk karakteristik setiap klaster adalah sebagai berikut:
- Klaster 1 memiliki pangsa pasar yang rata-rata memiliki karakteristik yang
selalu mengkritisi setiap berita yang ditonton.
- Klaster 2 memiliki pangsa pasar yang rata-rata menyukai keaktualan berita
dalam setiap berita yang ditonton.
- Klaster 3 memiliki pangsa pasar yang rata-rata hanya menikmati setiap berita
yang ada.
- Klaster 4 memiliki pangsa pasar yang rata-rata menyukai jika suatu berita
dikemas atau disajikan semenarik mungkin.
- Klaster 5 memiliki pangsa pasar yang rata-rata menyimak berita yang hanya
bisa dinikmati oleh semua kalangan dan usia.
5.2. SARAN
Agar kesimpulan yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan, penulis
menilai ada beberapa hal yang dapat dikembangkan lebih lanjut oleh peneliti yang
tertarik di bidang analisis klaster diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk observasi dalam jumlah besar sebaiknya melakukan analisis klaster
dengan metode K-Means Karena jumlah observasi yang besar seringkali
60
Yunita Nurindriati, 2013
2. Selain menggunakan K-Means, pengkalsteran atau pengelompokan data juga
61
DAFTAR PUSTAKA
Anderberg. (1973). Analisis Cluster. [Online]. Tersedia
http://inungpunyamimpi.blogspot.com/2012/04/analisis-cluster.html [13
Februari 2013]
Anonim. (2012). Cluster Analisis. [Online]. Tersedia:
http://teorionline.wordpress.com/2011/06/23/cluster-analysis/#more-1171 [30 Januari 2012]
Anonim. (2012). Evaluasi Kinerja Produser dalam Rangka Peninhkatan Kualitas
Program Acara Televisi. [Online] Tersedia:
http://www.tugasakhir.net/evaluasi-kinerja-produser-dalam-rangka-peningkatan-kualitas-program-acara-televisi/ [18 Maret 2013]
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Asumpta, E. (2010). Metode Centroid & Metode Median dalam Analisis Klaster (Cluster Analysis) Studi Kasus Data Tingkat Polusi Udara di Amerika. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan
B. J, Prayudho. (2008). Analisis Cluster. [Online]. Tersedia
http://prayodho.wordpress.com/2008/12/30/anallisis-cluster/. [30 Januari 2012]
Boyd, W. Harper, dkk. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga
Gunawan, C. (2010). Pengkalasteran Data dengan Menggunakan Divisive Analysis Method (DIANA). Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak
Junaedi. (2008). Mentransformasi Data Ordinal ke Interval. [Online]. Tersedia: http://junaidichaniago.com/ [10 Mei 2013].
Khasali, R. (2007). Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting,
62
Yunita Nurindriati, 2013
Nuningsih, S. (2010). K-Means Clustering :Studi Kasus Pada Data Pengujian Kualitas Susu di Koperasi Peternakan Bandung Selatan. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Rahman, A. A. (2010). Metode Fuzzy C-Means pada Analisis Klaster. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Rosiatun, A. (2010). Analisis Segmentasi Pasar Pemirsa Program Berita Sore (Studi Kasus di Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal). [Online]. Tersedia: http://eprints.undip.ac.id/32836/1/artikel4_Tatik.pdf. [30 Januari 2012]
Simamora, B. 2004. Analisis Multivariat Pemasaran, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Skomis, 1985 (2011) [Online]. Tersedia http://www.untukku.com/artikel-untukku/jangan-sampai-dibunuh-oleh-televisi-untukku.html. [30 Januari 2012]
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sofyana, F. R. (2010). Single Linkage Method, Complete Linkage Method,
Average Linkage Method dan Ward’s Method pada Analisis Klaster (Studi
Kasus Tentang Tingkat Polusi Udara di Amerika Serikat). Skripsi pada
FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Umar, H. 2010. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta: PT Gramedia