• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN TARI RONGGEG BUGIS DI SMKN 1 KEDAWUNG KABUPATEN CIREBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN TARI RONGGEG BUGIS DI SMKN 1 KEDAWUNG KABUPATEN CIREBON."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Seni Tari

Oleh

WULAN MUSTIKAYANI

0901061

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI

FAKULTAS PEDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

Wulan Mustikayani, 2013

Pembelajaran Tari Ronggeng Bugis Di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran Tari Ronggeng Bugis di

SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon

Oleh

Wulan Mustikayani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Wulan Mustikayani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

PEMBELAJARAN TARI RONGGENG BUGIS DI SMKN 1 KEDAWUNG KABUPATEN CIREBON

Oleh

Wulan Mustikayani

0901061

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr.Sukanta, S.Kar., M.Hum

NIP. 1962061719803 1 002

Pembimbing II

Ayo Sunaryo, M.Pd

NIP. 19770804200501 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari

(4)

Wulan Mustikayani, 2013

Pembelajaran Tari Ronggeng Bugis Di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

(5)

ABSTRAC

Background in the research study is about learning dance at SMK 1 ronggeng Bugis Cirebon Kedawung. Thus the researchers focused on the planning, learning, and the learning outcomes ronggeng bugis dance and retrieve data and the information from subject teachers, the students of class XI 1 Accounting, Mr. Handoyo MY figure as ronggeng bugis dance, Mrs. Atie wife of Mr. Handoyo MY a direct train to bugis ronggeng dance students at SMK 1 Kedawung Cirebon. Thus the researchers examined how the process of learning ronggeng Bugis dance in achieving maximum learning. In this study the researchers used the descriptive method of analysis with qualitative approaches, techniques of data collection was done by questionnaires, observations, interviews, and documentation. Descriptive method is intended to explain how the learning of students to the understanding, response, and motion in Bugis ronggeng dance lessons on the process of learning the art of dance with lectures, group discussions, group exercises, and demonstrations of the learning materials ronggeng Bugis dance, which is expected to increase motivation, interests and talents of the students by providing an understanding of the value and meaning of the material contained in the bugis ronggeng dance. The results showed that, learning dance bugis ronggeng is not in accordance with lesson plans prepared by teachers of subjects, but learning this bugis ronggeng dance responded with enthusiasm, seen from the results of learning in which students undergo a process that results showed that the maximum value of the results end of the meeting. This is evidenced from the results of questionnaires, observations, interviews, and documentation conducted by researchers to the parties concerned. However, should such a sedimikian structured learning plan to be in line with the learning process in the classroom .

(6)

iv

Wulan Mustikayani, 2013

Pembelajaran Tari Ronggeng Bugis Di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

E. Struktur Organisasi Skripsi... 5

BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pembelajaran Kooperatif... 8

B. Tari Ronggeng Bugis Sebagai Materi Ajar... 15

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 19

B. Lokasi Populasi dan Sampel... 20

C. Definisi Operasional... 21

D. Instrumen Penelitian... 22

(7)

F. Pengolahan Data... 26 G. Analisis Data... 27 H. Penulisan Laporan Penelitian... 27 BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian... 28 B. Perencanaan Pembelajaran Tari Ronggeng

Bugis... 29 C. Proses Pembelajaran Tari Ronggeng Bugis di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon... 38 D. Hasil Pembelajaran Tari Ronggeng Bugis di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon... 46 E. Pembahasan Hasil Penelitian... 55 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 63 B. Rekomendasi... 64 DAFTAR PUSTAKA...

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(8)

vi

Wulan Mustikayani, 2013

Pembelajaran Tari Ronggeng Bugis Di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif... 10

4.1. Penilaian Pada Pertemuan I... 46

4.2. Penilaian Pada Pertemuan II... 49

4.3. Penilaian Pada Pertemuan III... 50

4.4. Penilaian Pada Pertemuan IV... 52

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG

Pembelajaran adalah suatu proses perubahan yang di alami oleh individu dalam mencapai sesuatu yang diharapkan. Pembelajaran dalam dunia pendidikan tentu saja merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran dalam dunia pendidikan adalah perubahan nilai afektif, kognitif, maupun psikomotor peserta didik yang dibimbing oleh guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan di sekolah yang kaitannya antara guru dengan peserta didik dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Ruhimat (2009: 169) mengatakan bahwa “Pembelajaran pada dasarnya adalah interaksi antara siswa dengan lingkungan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, maupun keterampilan)”.

Terdapat berbagai komponen di dalam pembelajaran yang merupakan kompetensi yang harus dicapai, komponen-komponen pembelajaran meliputi tujuan pembelajaran, bahan/materi ajar, metode pembelajaran, evaluasi pembelajaran, peserta didik dan adanya guru. Sesuai dengan pernyataan Ruhimat (2009: 176) bahwa “Komponen-komponen pembelajaran itu adalah tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai, alat bantu/media pembelajaran yang dipakai, dan penilaian”. Komponen pembelajaran merupakan bagian -bagian dalam proses pembelajaran. Bagian--bagian yang tercantum dalam proses pembelajaran tentunya saling berkesinambungan antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, komponen pembelajaran tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.

(10)

2 Wulan Mustikayani, 2013

Pembelajaran Tari Ronggeng Bugis Di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

teater. Pembelajaran seni budaya pada umumnya bertujuan untuk pelestarian budaya daerah, pengembangan kemampuan secara praktisi, dan apresiasi terhadap ragam budaya baik budaya dalam maupun luar negri. Pembelajaran seni budaya memiliki beragam sifat dalam mencapai tujuan pembelajaran, yaitu sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural. Sesuai dengan pernyataan HKMJ yang mengatakan (2006: 1) bahwa:

Pembelajaran seni budaya memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya. Multidimensional bermakna pengembangan berbagai kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara humoris unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap ragam budaya nusantara dan mancanegara.

Pada pembelajaran seni budaya terdapat materi seni tari yang merupakan suatu proses belajar mengajar dengan dibekali oleh pengetahuan serta pemahaman mengenai berbagai teori dan konsep tari, serta kemampuan dalam menuangkan hasil ekspresi jiwa dalam berkarya dan menampilkan hasil karya tersebut. Namun, pada proses pembelajaran seni tari kegiatan praktik dan teori saling berdampingan, karena pada kegiatan parktik pasti terdapat teori yang mendasari dalam kegiatan praktik tersebut. Melalui kegiatan praktik yang dialami peserta didik dalam pembelajaran seni tari secara tidak langsung pembelajaran ini bersifat komunikatif, sehingga teori pembelajaran seni tari mengalir sesuai dengan kegiatan praktik yang dilakukan oleh peserta didik. Seperti yang diungkapkan oleh Masunah (2012:14) bahwa “Pembelajaran kesenian harus berawal dari praktik-apresiatif, sedangkan segi teori lebur di dalamnya”.

(11)

3

ditampilkan oleh peserta didik SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon baik dalam acara dalam kota maupun luar kota. Adapun tari ronggeng bugis adalah tari yang populer dan berasal dari daerah Cirebon. Tari ronggeng bugis memiliki daya tarik yang luar biasa karena keunikan dari segi rias dan busana. Tari ronggeng bugis terkesan jenaka dengan gerakan-gerakan tari yang gemulai dan bersifat banyol. Tarian ini memiliki karakter gerak lelucon sehingga mengundang gelak tawa bagi yang melihatnya. Tari pada umumnya dibawakan oleh penari wanita, namun pada tari ronggeng bugis dapat dibawakan oleh kaum laki-laki. Hal tersebut menjadi sebuah bukti bahwa bukan hanya wanita saja yang dapat mempelajari gerak tari serta menampilkan tarian, akan tetapi laki-laki pun dapat menari. Tari ronggeng bugis ini membuka ruang bagi siswa laki-laki dalam mengapresiasikan gerak tari dalam pembelajaran seni tari. Hal tersebut dapat meningkatkan rasa percaya diri pada siswa laki-laki yang biasanya terkesan tertutup dan pemalu untuk menari, karena melalui tari ronggeng bugis ini hal tersebut dapat menjadi daya tarik untuk mempelajarinya secara langsung gerak-gerak tari ronggeng bugis sesuai dengan perkembangan psikologinya.

(12)

4 Wulan Mustikayani, 2013

Pembelajaran Tari Ronggeng Bugis Di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian ini, peneliti merasa penting untuk meneliti bagaimana perencanaan pembelajaran tari ronggeng bugis yang dirancang oleh guru seni budaya di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon dalam mencapai tujuan pembelajaran. peneliti ingin meneliti bagaimana proses serta hasil pembelajaran tari ronggeng bugis berlangsung di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon, karena melalui tari ronggeng bugis semua siswa baik laki-laki maupun perempuan dapat dilibatkan dalam proses pembelajaran yang kreatif, selain tarian ini merupakan budaya lokal cirebon yang perlu mendapatkan perhatian di masyarakat. Objek penelitian ini di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon, karena sekolah ini sarat dengan aktifitas atau kegiatan dalam pementasan tari ronggeng bugis baik di dalam kota maupun di luar kota yang menjadikan tari ronggeng bugis sebagai tari

1. Bagaimana Perencanaan Pembelajaran tari ronggeng bugis di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon ?

2. Bagaimana proses pembelajaran tari ronggeng bugis di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon ?

3. Bagaimana hasil pembelajaran tari ronggeng bugis di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon ?

(13)

5

1. Mendeskripsikan bagaimana perencanaan pembelajaran tari ronggeng bugis di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon.

2. Mendeskripsikan bagaimana proses pembelajaran tari ronggeng bugis di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon.

3. Mendeskripsikan bagaimana hasil pembelajaran tari ronggeng bugis di SMKN1 Kedawung Kabupaten Cirebon.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Guru

a. Sebagai bahan acuan dan pedoman untuk pembelajaran seni tari selanjutnya. b. Sebagai bahan evaluasi untuk proses pembelajaran selanjutnya.

c. Sebagai bahan referensi untuk proses pembelajaran selanjutnya. 2. Bagi Siswa

a. Siswa dapat mengenal dan mempelajari secara langsung terhadap kebudayaan daerah melalui gerak tari.

b. Siswa dapat mengembangkan rasa percaya diri melalui gerak tari. 3. Bagi Tokoh Seniman

(14)

6 Wulan Mustikayani, 2013

Pembelajaran Tari Ronggeng Bugis Di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Dapat menarik generasi muda untuk mengenal dan mencintai budaya daerah. 4. Bagi Peneliti

a. Dapat memperkaya pengetahuan dan pengalaman, mengenai pembelajaran tari ronggeng bugis di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon.

b. Untuk pengetahuan dan memperdalam bidang yang sedang peneliti tekuni. 5. Bagi Sekolah

a. Sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon.

b. Meningkatkan kepedulian sekolah terhadap pembelajaran seni tari. 6. Bagi Lembaga

a. Menjadi bahan observasi dan reverensi bagi mahasiswa yang membutuhkan pengetahuan mengenai cara dalam pembelajaran tari ronggeng bugis.

b. Sebagai stimulus bagi mahasiswa untuk mengembangkan atau menemukan cara yang lebih efektif dan dapat lebih baik digunakan dalam pembelajaran seni tari. c. Menambah keragaman dan pengetahuan mendalam bidang seni tari khususnya dalam

pembelajaran tari ronggeng bugis. E.STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI

(15)

7

Pada bab 1 ini, peneliti memaparkan latar belakang mengenai penelitian yang akan diteliti yaitu pembelajaran tari ronggeng bugis di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon, identifikasi dan perumusan masalah yang akan diangkat pada penelitian ini, tujuan dari penelitian ini, dan manfaat penelitian bagi guru, siswa, peneliti, tokoh seniman, dan bagi lembaga sekolah. Masalah yang akan diteliti, yaitu mengenai metode apa yang diterapkan dalam pembelajaran tari ronggeng bugis, struktur gerak dalam tari ronggeng bugis, dan respon siswa terhadap tari ronggeng bugis. Semua itu tentunya ditujukan untuk tujuan penelitian pula.

2. BAB II

Berisikan kajian pustaka yang memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung teori yang sedang dikaji dan kedudukan masalah dalam penelitian sesuai pembahasan yang sedang diteliti. Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan-landasan teori dalam menyusun pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian. Kajian pustaka pada penelitian ini pertama membahas mengenai pembelajaran dengan model pendekatan CTL (Cooperative teaching and learning). Kemudian pada pembahasan yang kedua mengenai tari ronggeng bugis sebagai bahan ajar yang layak dalam pagelaran seni antar kelas yang didalamnya terdapat langkah-langkah pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. 3. BAB III

(16)

8 Wulan Mustikayani, 2013

Pembelajaran Tari Ronggeng Bugis Di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian bertempat pada SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon, dengan populasi seluruh siswa kelas X sebanyak 5 kelas, kelas XI yang berjumlah 5 kelas dan kelas XII yang berjumlah 5 kelas keseluruhan berjumlah 25 kelas, dan sampel yang diambil dari siswa kelas X 1 dengan jumlah siswa 38 orang yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 20 orang perempuan.

4. BAB IV

Bab berisi hasil penelitian dan pembahasan mengenai analsis data dan analisis temuan. Pengolahan data dilakukan menggunakan prosedur penelitian kualitatif. Dalam bab ini, peneliti membahas bagaimana peneliti menganalisis data yang dikumpulkan dalam penelitian yang kemudian dipaparkan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Pada bab ini membahas permasalahan yang terdapat pada latar belakang masalah, yaitu mengenai proses pembelajaran tari ronggeng bugis, struktur gerak tari ronggeng bugis, dan hasil pembelajaran tari ronggeng bugis. Hal tersebut tentunya dijabarkan secara rinci mengenai permasalahan yang ada. Pemaparannya ditulis sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yang kemudian dibahas sesuai dengan hasil yang diperoleh.

5. BAB V

(17)

9

(18)

19

Wulan Mustikayani, 2013

Pembelajaran Tari Ronggeng Bugis Di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode merupakan cara atau kegunaan dalam suatu penelitian untuk memperoleh data tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran tari ronggeng bugis pada kelas X 1 SMK N 1 Kedawung Kabupaten Cirebon dalam pembelajaran seni tari, dengan menerapkan metode deskriptif analisis, melalui pendekatan kualitatif, dengan melakukan studi kasus. Metode ini digunakan atas dasar-dasar pertimbangan, bahwa masalah yang diteliti adalah permasalahan langsung pada saat studi, dengan cara mengumpulkan data, menyusun, mengklarifikasi dan menganalisanya. Data yang diterima sesuai dengan permasalahan yang ada di lapangan, tanpa ditambah atau dikurangi sedikitpun. Sugiyono (2013:35) mendefinisikan metode deskriptif sebagai berikut:

Metode destriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi penelitian ini tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain.

(19)

20

Dalam penelitian ini, sebelum melihat pada gerak siswa peneliti memberikan angket yang di dalamnya menyangkut tiga komponen dalam aspek kognitif mengenai pengetahuan, pandangan, dan keyakinan. Tujuannya untuk melihat sejauh mana siswa memiliki pengetahuan dan pendapat terhadap materi pembelajaran seni tari khususnya materi tari ronggeng bugis. Dalam aspek afektif peserta didik, peneliti ingin mengetahui bagaimana respon atau tanggapan peserta didik mengenai aktifitas dalam pembelajaran tari ronggeng bugis, baik dalam segi teori maupun proses dalam pembelajaran tari ronggeng bugis. Selanjutnya dalam aspek psikomotor adalah pembelajaran seni tari mengenai penguasaan gerak tari ronggeng bugis dalam pembelajaran tari ronggeng bugis di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon.

Materi tari ronggeng bugis ini akan senantiasa mengukur sejauh mana para peserta didik dapat lebih cepat dan mudah dalam menyelesaikan tugasnya sehingga akan selalu mencapai hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan diterapkannya materi tari ini maka siswa memiliki jiwa keberanian baik dalam mengungkapkan keaktifan di kelas maupun menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa memiliki rasa keberanian, kerjasama dan percaya diri yang lebih baik dalam pembelajaran di kelas yang diharapkan siswa dapat mencapai nilai yang lebih baik dan dapat melakukan kerjasama yang baik bersama teman-temannya baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan luar sekolah.

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

(20)

21

Wulan Mustikayani, 2013

Pembelajaran Tari Ronggeng Bugis Di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tokoh ronggeng bugis sendiri, pengambilan lokasi ini agar memudahkan dan melancarkan dalam kegiatan penelitian.

SMK N 1 Kedawung Kabupaten Cirebon ini cocok untuk peneliti melakukan studi kasus materi pembelajaran tari ronggeng bugis, dimana bertujuan untuk melihat sejauh mana siswa mampu memahami dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari mengenai makna dan pesan moral yang terdapat dari tari ronggeng bugis, yang berkaitan dengan aspek kognitif.

2. Populasi

Sugiyono (2013:80) mengatakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas X sebanyak 5 kelas, kelas XI yang berjumlah 5 kelas dan kelas XII yang berjumlah 5 kelas keseluruhan berjumlah 25 kelas. Kelas yang diteliti yaitu kelas XI Akuntansi 1 yang terdiri dari 36 siswa, 9 siswa laki-laki dan 27 siswa perempuan.

3. Sampel

Dalam penelitian ini menggunakan random sampling, sebagaimana menurut

Sugiyono (2013:82) mengatakan bahwa “ ramdom sampling adalah pengambilan anggota

(21)

22

pembelajaran seni tari dibandingkan dengan kelas-kelas yang lain yang dianggap dapat mewakili seluruh populasi.

B. Definisi Operasional

Dalam penulisan penelitian ini, terdapat beberapa istilah dalam judul penelitian. Guna menghindari ketimpangan atau kekeliruan dalam menafsirkan istilah tersebut, maka dalam hal ini peneliti memberi batasan pengertian sebagai berikut:

1. Pembelajaran Seni Tari adalah suatu upaya dalam pembelajaran yang didasari oleh berbagai pemahaman mengenai teori tari, konsep tari, serta daya imajinasi dalam berkreativitas untuk menghasilkan karya dan mempresentasikan bentuk tarian.

Menurut Soedarsono dalam HKMJ (2006:39) mengatakan bahwa” Tari adalah

(22)

23

Wulan Mustikayani, 2013

Pembelajaran Tari Ronggeng Bugis Di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rahasia kerajaan pakuan jajaran pada jaman dulu, dan berhasil disadap oleh kerajaan Islam.

Definisi operasional dari judul penelitian ini adalah Tari Ronggeng bugis menjadi bahan ajar yang diterapkan kepada siswa untuk mengenal salah satu budaya daerah, dengan siswa mengenal dan mempelajari Tari Ronggeng Bugis maka secara tidak langsung siswa dapat melestarikan budaya daerah. Dan diharapkan siswa dapat mengapresiasikan Tari Ronggeng Bugis tersebut. Karena hasil apresiasi dari para siswa merupakan salah satu upaya dalam pelestarian budaya daerah.

C. Instrumen Penelitian

1. Observasi

Pada penelitian ini instrumen penelitian yang dilakukan pertama kali yaitu dengan melakukan observasi ke SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon. Observasi yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang ada di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon. Observasi awal dikakukan pada tanggal 5 Maret 2013 di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon.

Observasi yang dikakukan dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data-data peserta didik mengenai daftar nama peserta didik dan yang mengikuti pengajaran tari ronggeng bugis, daftar nilai peserta didik khususnya yang mempelajari gerak tari ronggeng bugis, dan foto-foto saat penampilan tari ronggeng bugis berlangsung.

(23)

24

Wawancara yang dilakukan dengan menyusun beberapa pertanyaan-pertanyaan yang dibutuhkan sebagai pembedaharaan data penelitian yang ditujukan baik kepada guru mata pelajaran seni budaya, peserta didik kelas X1 Akuntansi di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon, dan Tokoh seniman maupun pelatih tari ronggeng bugis yaitu Bapa Handoyo MY beserta istri.

Bentuk wawancara kepada guru mata pelajaran seni budaya dalam penelitian ini mengenai bagaimana bentuk pembelajaran tari ronggeng bugis di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon secara garis besarnya dan secara terstruktur sesuai dengan pertanyaan yang disusun oleh peneliti. Wawancara dilakukan bukan hanya dengan guru mata pelajaran seni budaya, tetapi juga dilakukan pada peserta didik mengenai bagaimana pandangan atau pendapat siswa secara keseluruhan mengenai proses selama belajar tari ronggeng bugis. Selanjutnya, wawancara diajukan kepada tokoh dan pelatih tari ronggeng bugis yaitu Bapa Handoyo MY beserta istri. Struktur wawancaranya berisi tentang tari ronggeng bugis dari mulai latar belakang tari ronggeng bugis, struktur gerak dan makna tari ronggeng bugis dan langkah-langkah dalam pengajaran tari ronggeng bugis. Daftar-daftar pertanyaan yang diajukan pada saat wawancara tersedia pada lampiran penelitian.

3. Kuesioner

Kuesioner yang dilakukan pada penelitian ini diajukan untuk peserta didik di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon. Kuesioner berisikan pertanyaan yang dibuat oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan penelitian mengenai pendapat mengenai pembelajaran tari ronggeng bugis. Isi pertanyaan pada kuesioner termuat pada lampiran penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

(24)

25

Wulan Mustikayani, 2013

Pembelajaran Tari Ronggeng Bugis Di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kuesioner merupakan tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.(Sugiyono, 2013:142)

Angket yang digunakan peneliti bertujuan untuk menilai proses belajar tari ronggeng bugis di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon pada siswa kelas X 1 Akuntansi khususnya bagi siswa laki-laki yang berjumlah 9 orang. Siswa harus menjawab pertanyaan yang sudah dicantumkan dalam angket yang diberikan oleh peneliti, didalamnya mencangkup beberapa aspek yang mempengaruhi proses belajar tari ronggeng bugis di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon.

Angket yang diberikan berhubungan dengan aspek kognitif diantaranya mencangkup tiga indikator yaitu pengetahuan, keyakinan dan pemahaman. Bentuk pertanyaan dalam angket ini terlampir pada lampiran-lampiran penelitian di akhir bab penelitian ini.

2. Observasi

Observasi yang dilakukan untuk mengumpulkan data-data di SMK N1 Kedawung Kabupaten Cirebon ini, digunakan untuk mengukur suatu keadaan dalam proses terjadinya kegiatan yang diamati secara langsung, teknik penelitian ini ingin mendapatkan data-data yang diperlukan dengan pengamatan langsung dan memperhatikan apa saja yang terjadi di lapangan yang kemudian dicatat untuk dijadikan data penelitian.

(25)

26

tokoh seniman yang terlibat langsung untuk melatih peserta didik dalam pengajaran tari ronggeng bugis, dan penilaian (tes) yang dilakukan oleh guru pengajar terhadap peserta didik baik dari pre tes maupun proses.

3. Wawancara

Wawancara merupakan alat pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan oleh peneliti, peneliti menggunakan teknik wawancara dengan melakukan tanya jawab secara lisan kepada para narasumber yaitu guru bidang studi seni tari, dan tokoh tari ronggeng bugis. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui situasi pembelajaran dan perkembangan kreativitas siswa pada saat pembelajaran tari ronggeng bugis tersebut.

(26)

27

Wulan Mustikayani, 2013

Pembelajaran Tari Ronggeng Bugis Di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengajaran tari ronggeng bugis. Pertanyaan yang diberikan mengarah kepada aspek kognitif, yang bertujuan untuk mengetahui ketertarikan siswa terhadap materi yang diberikan. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana siswa merasa terlibat dalam kegiatan saat proses pembelajaran berlangsung. Wawancara tersebut dibuat tanya jawab langsung dengan siswa, sehingga dapat mengeluarkan ide dan keinginannya yang sesuai dengan apa yang dirasakan. Bentuk-bentuk pertanyaan yang diajukan dalam penelitian melalui tekhik wawancara terdapat pada lampiran penelitian.

4. Dokumentasi

Proses pengumpulan data melalui dokumentasi sangat diperlukan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran tari ronggeng bugis, apa yang dilihat dan dirasakan oleh para siswa setelah mengikuti pembelajaran tari ronggeng bugis tersebut. Studi dokumentasi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu berupa dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang berhubungan dengan daftar nama peserta didik, dan daftar nilai peserta didik. Dalam teknik pengumpulan data melalui dokumentasi ini juga selain mengumpulkan data-data peserta didik yang dibutuhkan untuk bahan penelitian, peneliti juga mendokumentasikan melalui foto-foto pada saat melakukan wawancara dengan pihak sekolah maupun pada tokoh seniman, serta mengumpulkan foto-foto akhir saat tari ronggeng bugis ditampilkan.

E. Pengolahan Data

(27)

28

1. Menganalisis proses pembelajaran tari ronggeng bugis pada siswa kelas XI Akuntansi 1 yang berjumlah 40 orang siswa terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan 31 siswa perempuan. Dimana hanya siswa laki-laki saja yang mempelajari dan menghafal gerak tari ronggeng bugis tersebut. Sedangkan siswa lainnya menjadi panitia dalam materi pagelaran tari. 2. Data-data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Observasi, dilakukan dengan cara mengelompokkan data yang telah terkumpul berdasarkan metode pembelajaran dan pembelajaran tari ronggeng bugis. Pengamatan dalam observasi ini lebih difokuskan pada:

1. Perencanaan pembelajaran tari ronggeng bugis; 2. Proses pembelajaran tari ronggeng bugis; 3. Hasil pembelajaran tari ronggeng bugis.

b. Melalui angket yang berisi pertanyaan berkenaan dengan aspek kognitif, yaitu pengetahuan, pandangan, dan keyakinan. Angket tersebut dikumpulkan dan dinilai persentasenya sesuai dengan rumus yang telah ditentukan sehingga diperoleh hasil mengenai respon siswa terhadap tari ronggeng bugis, serta sebagai dokumentasi penelitian,

(28)

29

Wulan Mustikayani, 2013

Pembelajaran Tari Ronggeng Bugis Di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Penulisan hasil penelitian dilakukan setelah semua data yang diperlukan terkumpul. Penulisan laporan ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu menyusun data berdasarkan teknik pengumpulan data, menganalisis data yang telah terkumpul dan membahas permasalahan yang diajukan berdasarkan hasil analisis.

F. Analisis Data

Tahapan dalam analisis data yang dilakukan peneliti, antara lain sebagai berikut: 1. Memeriksa data yang sudah terkumpul dari selama proses dan hasil penelitian. 2. Mengelompokkan data dan menyusun data dari selama proses dan hasil penelitian. 3. Membuat kesimpulan dari hasil analisis.

H. Penulisan Laporan Penelitian

Dari semua data diatas yang telah diperoleh dan dikelompokan serta disusun berdasarkan permasalahannya, maka selanjutnya dikumpulkan dan dijadikan satu laporan penelitian yang sesuai dengan metode penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif, dengan berpedoman sumber buku metode penelitian.

(29)

63 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Pembelajaran Tari Ronggeng Bugis di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon” maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada perencanaan pembelajaran tari ronggeng bugis yang disusun oleh guru mata pelajaran seni budaya diterapkan model pendekatan CTL untuk merangsang keaktifan belajar bagi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran tari ronggeng bugis. RPP yang disusun pada semester genap untuk materi tari ini adalah tiga jenis RPP dengan delapan pertemuan.

2. Pada proses pembelajaran tari ronggeng bugis peserta didik hanya meniru gerakan tari yang dicontohkan oleh guru dan tokoh tari ronggeng bugis. Hal ini tentunya kurang mendukung model pendekatan yang ditentukan oleh guru tersebut, dimana pendekatan CTL itu menekankan pada kemandirian, temuan baru, dan pengalaman langsung peserta didik namun pada proses pembelajarannya bukan murni peserta didik yang memiliki kreatifitas tersendiri, akan tetapi lebih kepada peniruan. Maka dari itu, proses pembelajaran tari ronggeng bugis menggunakan pembelajaran kooperatif karena bekerja secara kelompok. Maka, pada perencanaan pembelajaran tari ronggeng bugis serta pelaksanaan proses pembelajaran tari ronggeng bugis tidak sesuai.

(30)

64

Wulan Mustikayani, 2013

Pembelajaran Tari Ronggeng Bugis Di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peserta didik sangat mengalami perkembangan yang baik. Meskipun hal tersebut kurang merangsang kreatifitas peserta didik, namun peserta didik tetap berantusias dalam mempelajari tari ronggeng bugis.

B. Rekomendasi

Pembelajaran tari ronggeng bugis ini sebaiknya disusun sedimikian rupa pada pembuatan RPP agar sejalan dengan kegiatan pembelajaran yang terjadi di lapangan. Pembelajaran tari ronggeng bugis akan lebih baik jika peserta didik diterapkan dengan model pendekatan CTL sehingga peserta didik dapat memaknai sendiri dalam mengungkapkan bentuk tari ronggeng bugis tersebut kedalam gerak tari yang menjadi wujud karya para peserta didik secara murni. Hal tersebut tentunya akan mengasah nilai kognitif, afektif dan psikomotor secara murni. Pembelajaran tari ronggeng bugis ini sebaiknya dimasukan kedalam pembelajaran pokok di sekolah karena selain tarian khas daerah Cirebon, tarian ini dapat dibawakan oleh peserta didik laki-laki yang jarang sekali ingin mempelajari tari sehingga pelajaran seni tari di sekolah dapat seimbang antara keterlibatan peserta didik perempuan dengan peserta didik laki-laki dengan mengarahkan pembelajaran tari ronggeng bugis.

(31)

65

(32)

Wulan Mustikayani, 2013

Pembelajaran Tari Ronggeng Bugis Di SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ambarjaya, Beni S. (2012). Psikologi Pendidikan dan Pengajaran. Yogyakarta: CAPS. Daryanto. (2013). Strategi dan Tahapan Mengajar. Bandung: CV Yrama Widya.

Komalasari, Kokom. (2011). Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT Refika Aditama Majid, Abdul. (2012). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Masunah, Juju. (2012). Tari Pendidikan. (TT)

Mulyatiningsih, Endang. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Ruhimat, Toto. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Kurtekpen FIP UPI. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Irianto, Bambang. (2009). Tari Ronggeng Bugis. [Online]. Tersedia:

http://www.wisatabudaya.com/2009/08/ronggeng-bugis.html [18 Juni 2013]

Disparbud. (2010). Tari Pasukan Telik Sandi. [Online]. Tersedia:

http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det [18 Juni 2013]

Gambar

Tabel                                                                                                             Hal

Referensi

Dokumen terkait

feed pump ikut berputar, fuel dari fuel tank kemudian di hisap oleh feed pump melewati straner kemudian mengalir ke water separator, di water separator ini

persamaan arti, tetapi berbeda dalam asal kata, kata manusa diserap dari kosakata bahasa Jawa Kuna yang berasal dari bahasa Sansekerta,. sedangkan kata manungsa berasal dari

Bahwa peserta Ujian Dinas Tingkat I yang memperoleh hasilo. ujian dengan standar nilai yang ditetapkan dinyatakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi produk Takaful Dana Pendidikan atau Fulnadi bagi peningkatan kualitas pendidikan di masyarakat yang dalam hal ini

Stakeholders sudah aktif memperjuangkan sumber dana untuk pengembangan desa siaga aktif dengan memasukkan masalah ini dalam musrembang desa dan diteruskan ke tingkat

Masalah yang ada pada Dinas Perhubungan Kominfo khususnya pada bagian Pengawasan Dan Pengendalian Lalu Lintas Jalan adalah proses pembuatan laporan dari kegiatan

Yaitu analisis yang berguna untuk menginterpretasikan sebuah makna dari sebuah tanda, yang dimana pada penelitian ini adalah mencari makna dari visualisasi warna pada video klip

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP B) Kabupaten Kebumen Tahun Anggaran 2016.. Alamat