• Tidak ada hasil yang ditemukan

Business Plan Hotel Tiga Putra Mantika (3PM).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Business Plan Hotel Tiga Putra Mantika (3PM)."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF ... 1

1.1 Deskripsi Konsep Bisnis ... 1

1.2 Perkembangan Bisinis Hotel ... 3

1.3 Deskripsi Hotel ... 7

1.4 Deskripsi Peluang Bisnis ... 11

1.5 Deskripsi Bisnis ... 14

BAB II ANALISIS PELUANG BISNIS DAN IDE PRODUK ... 16

2.1 Analisis Peluang ... 16

2.2 Analisis Ide Produk dan Pasar ... 21

BAB III ASPEK PEMASARAN ... 23

3.1 Strategi Pemasaran ... 23

3.2 Bauran Pemasaran ... 27

3.3 Perkiraan Penjualan l ... 29

BAB IV ASPEK RENCANA PENDIRIAN HOTEL ... 36

4.1 Peralatan dan Kapasitas Produksi/ Operasi ... 36

4.2 Proses Produksi/Operasi ... 40

4.3 Lokasi dan Tata Letak (Lay Out) ... 44

BAB V ASPEK SUMBER DAYA INSANI DAN MANAJEMEN ... 45

5.1 Struktur Organisasi ... 45

5.2 Waktu Kerja dan Kompensasi ... 61

5.3 Standard Operating Procedure ... 63

BAB VI ASPEK KEUANGAN ... 71

6.1 Penjelasan Umum ... 71

6.2 Kebutuhan Dana dan Investasi Awal ... 71

6.3 Sumber Dana ... 72

6.4 Neraca Awal ... 73

6.5 Proyeksi Laba-Rugi ... 74

6.6 Proyeksi Arus Kas ... 80

6.7 Penilaian Kelayakan Investasi ... 81

6.7.1 Net Present Value (NPV) ... 81

(2)

6.7.3 Profitability Index ... 83

(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Logo 3PM HOTEL ... 11

Gambar 2.1 Kalaki Beach Hotel ... 21

Gambar 4.1 Lokasi dan Tata Letak (Lay Out)t ... 45

Gambar 5.1 Struktur Kepemilikan ... 46

Gambar 5.2 Proses Seleksi ... 60

Gambar 5.3 Proses Mendapatkan Bahan Baku ... 64

Gambar 5.4 Proses Mengolah Bahan Baku Menjadi Produk Siap Saji ... 64

Gambar 5.5 Proses Menyiapkan Alat yang Akan Digunakan ... 65

Gambar 5.6 Proses Pembersihan Alat Yang Telah Digunakan ... 65

Gambar 5.7 Promosi dan Penjualan ... 65

Gambar 5.8 Proses Transaksi Harian Di Hotel 3PM ... 66

Gambar 5.9 Proses Pencatatan/ Pembukuan Transaksi Tersebut ... 66

Gambar 5.10 Proses Perhitungan, Pelaporan, dan Pembayaran Pajak ... 66

Gambar 5.11 Proses Perekrutan Karyawan Baru ... 67

Gambar 5.12 Proses Penyambutan Konsumen/Pelanggan yang Datang ke Hotel 3PM ... 67

Gambar 5.13 Proses Membantu Konsumen/Pelanggan Memperoleh Segala Kebutuhan ... 68

Gambar 5.14 Proses Membuat Kartu Member ... 68

Gambar 5.15 SOP Pembukaan Usaha ... 70

(4)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Analisis SWOT ... 22

Tabel 3.1 Perkiraan Penjualan (7 Tahun) ... 29

Tabel 3.2 Perkiraan Penjualan (per 3 Bulan) ... 30

Tabel 4.1 Perencanaan Biaya Peralatan dan Kapasitas Produksi/ Operasi ... 36

Tabel 4.2 Rekapitulasi ... 40

Tabel 5.1 Waktu Kerja dan Kompensasi ... 61

Tabel 5.2 Visi, Misi, dan Corporate Value dari hotel 3PM ... 63

Tabel 5.3 Jadwal Operasional ... 69

Tabel 6.1 Kebutuhan Dana ... 71

Tabel 6.2 Neraca Awal 31 Desember, 2015 ... 73

Tabel 6.3 Proyeksi Laba-Rugi 2016 (dalam Rp) ... 74

Tabel 6.4 Proyeksi Laba-Rugi 2017 (dalam Rp) ... 75

Tabel 6.5 Proyeksi Laba-Rugi 2018 (dalam Rp) ... 76

Tabel 6.6 Proyeksi Laba-Rugi 2019 (dalam Rp) ... 77

Tabel 6.7 Proyeksi Laba-Rugi 2020 (dalam Rp) ... 78

Tabel 6.8 Proyeksi Laba-Rugi 2021 (dalam Rp ... 79

Tabel 6.9 Proyeksi Laba-Rugi 2022 (dalam Rp) ... 80

Tabel 6.10 Operating Cash Flow Tahun 2015 – 2021 ... 81

(5)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

RINGKASAN EKSEKUTIF

1.1 Deskripsi Konsep Bisnis

Pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) yang terdiri dari dua pulau utama, Lombok dan Sumbawa gencar berpromosi untuk terus menambah kunjungan

wisatawan sebanyak-banyaknya. Kini, NTB menjadi destinasi incaran wisatawan dalam dan luar negeri untuk berlibur. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Nusa

Tenggara Barat menyebutkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Lombok dan Sumbawa pada tahun 2014 mencapai 1,6 juta orang.

"Kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara meningkat dari tahun sebelumnya. Jika di tahun 2013 kunjungan mencapai 1.357.602, maka di tahun 2014 jumlah kunjungan wisatawan 1.629.122 orang,"

kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, Muhammad Nasir, di Mataram, Jumat (9/1/2015). Dia merincikan, dari total 1.629.122 orang itu,

wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 752.306 dan wisatawan nusantara (wisnus) sebanyak 876.816. "Peningkatan kunjungan ini cukup signifikan," ujarnya. Menurut Nasir, angka kunjungan itu diperoleh dari pintu masuk ke

daerah itu, seperti laporan hotel, asosiasi, dan kabupaten/kota. Termasuk, pintu masuk lain seperti Pelabuhan Lembar, Bandara Internasional Lombok (BIL),

Kawasan 3 Gili, Pelabuhan Badas, Bandar Udara Sultan Muhammad Kaharuddin III, Bandar Udara Sultan Muhammad Salahudin, Pelabuhan Bima dan Sape. Nasir menjelaskan, Pemerintah Provinsi NTB sebenarnya menargetkan kunjungan

(6)

NTB sesuai RPJMD adalah 1.469.597 orang hingga akhir tahun 2014. Dengan

pencapaian tersebut, berarti sudah NTB sudah melampaui sasaran," ucapnya. Lebih jauh, mantan Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB ini,

mengatakan mayoritas wisman yang datang berkunjung ke NTB, di antaranya dari Perancis, Belanda dan Australia. Sedangkan, untuk wisatawan nusantara, Pulau Jawa masih mendominasi. Peningkatan kunjungan wisatawan ini karena potensi

pariwisata yang menarik di Lombok dan Sumbawa yang menjadi daya pikat wisatawan. Termasuk, acara budaya juga menjadi daya tarik wisatawan. Oleh

karena itu, berdasarkan data yang ada, Disbudpar NTB menargetkan kunjungan wisatawan mencapai 1,7 juta orang. "Target kunjungan di tahun 2015 sudah

ditetapkan dalam RPJMD sebanyak 1.705.400 wisatawan. Rinciannya wisatawan mancanegara sebanyak 697.363 dan wisatawan nusantara sebanyak 1.008.037," sebut mantan Kepala Biro Kerja sama Setda NTB ini. Namun, untuk mencapai

angka tersebut, lanjut Nasir, bukanlah pekerjaan yang mudah, karena Pemprov NTB terus melakukan pembenahan di berbagai sektor pariwisata. Pemerintah

NTB melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, terus menggaungkan program akbar di tahun 2015, yaitu Tambora Menyapa Dunia. Peringatan 200 tahun meletusnya Gunung Tambora. Agenda akbar ini dilaksanakan selama satu tahun

penuh dimana puncak acara Tambora Menyapa Dunia jatuh pada 11 April 2015 bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kabupaten Dompu.

(http://travel.kompas.com/read/2015/01/11/091200227/Kunjungan.Wisatawan.ke. NTB.Mencapai.1.6.Juta.Orang)

Dalam setiap bisnis yang dijalani selalu ada persaingan sehingga

(7)

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 3

Universitas Kristen Maranatha semua penawaran dan produk substitusi yang ditawarkan oleh pesaing, yang

mungkin dipertimbangkan oleh pembeli (Kotler, 2009). Saat ini bisnis perhotelan menjadi salah satu bisnis yang dapat dikatakan sedang berkembang pesat dan

banyak sekali di jumpai di sekitar kita maupun di kota-kota,kabupaten yang memiliki predikat daerah wisata. Hal ini dikarenakan pola hidup masyarakat indonesia dan masyarakat luar negeri yang saat ini semakin konsutif dan senang

berlibur.

1.2 Perkembangan Bisinis Hotel

Bisnis perhotelan erat kaitannya dengan jumlah kunjungan wisatawan dan juga

aktivitas Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE). Jika kedua faktor tersebut mencatat penurunan kuantitas, maka sekaratlah bisnis sektor ini. Namun, tampaknya, sektor perhotelan di Indonesia diyakini akan terus hidup

bahkan tambah moncer. Terutama di kawasan-kawasan tertentu yang sedang tumbuh dan berkembang. Indikasinya jelas, jumlah kunjungan wisatawan asing

terus menunjukkan tren peningkatan. Menurut data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS), secara kumulatif selama Januari-Agustus 2013, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia mencapai 5,64 juta kunjungan yang berarti

meningkat 8,28 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2012. Kenaikan jumlah kunjungan turis asing ini terjadi di sebagian besar dari 19 pintu masuk

utama dengan persentase kenaikan tertinggi tercatat di pintu masuk Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat sebesar 92,02 persen. Diikuti Bandara Internasional Adi Sucipto, Daerah Istimewa Yogyakarta, 47,16 persen

(8)

persen. Tak hanya secara kumulatif, lonjakan jumlah kunjungan juga terjadi

dalam setiap periode. Pada Agustus 2013, wisman yang datang mencapai 771.000 orang, melesat 21,57 persen dibanding jumlah kunjungan pada bulan yang sama

tahun sebelumnya. Kenaikan jumlah kunjungan wisman selama Agustus 2013 terjadi di hampir semua pintu masuk utama dengan persentase kenaikan tertinggi terjadi di Bandara Internasional Lombok sebesar 225,90 persen. Kota lain yang

mengalami akselerasi jumlah kunjungan wisman adalah Surabaya sebesar 13,27 persen, Makassar 27,74 persen, Bandung 15,66 persen, Denpasar (Bali) 9,97

persen dan Jakarta 10,19 persen. Akan tetapi, di antara 19 pintu utama tersebut, jumlah kunjungan wisman ke Bali masih yang terbanyak. Pada Agustus 2013

mengalami kenaikan 21,69 persen dibanding tahun lalu, yaitu dari 254 ribu kunjungan menjadi 309,1 ribu kunjungan. Menurut Senior Associate Director and Head of Research & Advisory Cushman & Wakefield Indonesia, Arief N

Rahardjo, kota-kota yang mengalami lonjakan kunjungan dapat dipastikan memiliki prospek bisnis cerah untuk perhotelan. "Mereka yang berkunjung

baik business traveler maupun sekadar berlibur, tentu saja membutuhkan fasilitas akomodasi yang memadai. Oleh karena itu, bisnis perhotelan di kawasan dengan jumlah kunjungan terbanyak sangat prospektif," ujar Arief. Ada dua tipe kawasan,

lanjut Arief, yang punya potensi menjanjikan. Pertama kawasan wisata dengan daya pikat panorama alam dan budaya. Kedua, kawasan bisnis dengan daya pikat

konsumsi sekaligus produksi yang menarik untuk investasi. Nah, selain Jakarta, Bali dan Yogyakarta, merujuk pada jumlah kunjungan wisatawan, terutama asing, maka beberapa kawasan yang potensial mengalami pertumbuhan positif bisnis

(9)

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 5

Universitas Kristen Maranatha (Sumatera Barat), Bandung (Jawa Barat), Surabaya (Jawa Timur), Pekanbaru

(Pekanbaru), Manado (Sulawesi Utara), Batam (Kepulauan Riau), dan Makassar (Sulawesi Selatan). Di kawasan-kawasan tersebut, tingkat penghunian kamar

(TPK) hotel berbintang juga memperlihatkan progres positif. Selama kurun Januari hingga Agustus 2013, TPK Bali mencatat 62,64 persen dengan lama tamu menginap (length of stay) 2,99 hari. Disusul NTB 57,71 persen, dengan LOS 2,85

hari. Berturut-turut Jakarta 56,28 persen dengan LOS 2,09 hari, Sulawesi Tengah 55,71 persen dengan LOS 1,90 hari, Sulawesi Utara 53,09 persen (LOS 3,71 hari)

dan Yogyakarta 52,51 persen dengan LOS 2,06 hari serta Sulawesi Selatan 43,94 dengan LOS, 3,31 hari. Corporate Communication Manager Tauzia, Yani

Sinulingga, membenarkan, pelancong bisnis dan pelancong liburan adalah penggerak pertumbuhan bisnis perhotelan. "Merekalah yang menentukan kinerja perhotelan yang tercermin dari tingkat penghunian kamar (occupancy rate). Di

daerah wisata seperti Bali, rerata TPK hotel yang kami kelola mencapai 80-90 persen, sedangkan di daerah bisnis sekitar 70-80 persen," ujar Yani

kepadaKompas.com, di Jakarta, Selasa (22/10/2013).

(http://properti.kompas.com/read/2013/10/22/1810252/Bisnis.Hotel.di.Kawasan.I

ni.Bakal.Booming)

TPK Hotel bintang dan non bintang pada Bulan Agustus 2015 masing-masing sebesar 52,02 Persen dan 29,17 persen. Pada bulan Agustus 2015 Tingkat

Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang mengalami peningkatan dibandingkan bulan Juli 2015. TPK bulan Agustus 2015 tercatat sebesar 52,02 persen, naik 10,01 point dibandingkan keadaan bulan Juli 2015 dengan TPK 42,01 persen.

(10)

persen, turun 0,31 point. Rata-rata lama menginap (RLM) tamu hotel bintang pada

bulan Agustus 2015 tercatat 2,25 hari, naik 0,09 hari dibandingkan dengan RLM bulan Juli 2015. Namun jika dibandingkan dengan RLM bulan Agustus 2014 yang

mencapai 2,33 hari, terjadi penurunan 0,08 hari. Jumlah tamu yang menginap pada hotel bintang bulan Agustus 2015 tercatat 53.592 orang, jumlah ini mengalami peningkatan 13,53 persen dibanding tamu bulan Juli 2015 yang

sebanyak 47.206 orang. Demikian pula jika dibandingkan dengan bulan Agustus 2014 yaitu sebanyak 52.652 orang, mengalami peningkatan sebesar 1,79 persen.

TPK hotel non bintang pada bulan Agustus 2015 tercatat 29,17 persen, naik 5,19 point dibandingkan dengan TPK bulan Juli 2015 yang tercatat 23,98 persen.

Demikian pula bila dibandingkan dengan TPK bulan Agustus 2014 yang mencapai 28,33 persen, naik 0,84 poin.

Rata-rata lama menginap (RLM) hotel non bintang pada bulan Agustus

2015 mencapai 1,63 hari, naik 0,04 hari dibandingkan bulan Juli 2015. Namun bila dibandingkan dengan RLM bulan Agustus 2014 yang tercatat 1,85 hari, turun

sebesar 0,22 hari.

(http://ntb.bps.go.id/index.php/brs/182)

Karena melihat perkembangan hotel di indonesia terutama perkembangan

hotel di daerah Nusa Tenggara Barat, penulis menemukan kesempatan peluang untuk membuka hotel berbintang 3 tetapi dengan harga yang terjangkau.

(11)

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 7

Universitas Kristen Maranatha

1.3 Deskripsi Hotel

Indonesia sendiri merupakan negara yang ada di dunia yang memiliki tempat-tempat wisata yang bagus dan masih alami di setiap daerahnya yang di minati oleh

wisatawan mancanegara maupun wisatawan dalam negeri sendiri. Salah satu daerah wisata yang menarik bagi wisatawan mancanegara dan wisatawan dalam negeri yaitu di bagian Nusa Tenggara Barat salah satu provinsi di indonesia yang

memiliki dua pulau besar yaitu pulau Sumbawa dan pulau Lombok yang memiliki berbagai tempat wisata yang bagus untuk di kunjungi. Oleh karena itu, saya

melihat peluang untuk membangun bisnis perhotelan di daerah Nusa Tenggara Barat.

Klafikasi Hotel Berdasarkan Bintang:

Jenis Hotel Berdasarkan Bintang

Pengklasifikasian hotel di Indonesia dilakukan dengan melakukan peninjauan setiap 3 tahun sekali yang dilakukan oleh PHRI dengan mempertimbangkan

beberapa aspek. mulai dari Jumlah Kamar, Fasilitas dan perlatan yang disediakan, Model sistem pengelolaan, Bermotto pelayanan. dengan mempertimbangkan aspek-aspek tersebut maka hotel dibagi menjadi 5 tingkatan.

Berikut klasifikasi hotel berdasarkan bintang:

1. Hotel Bintang Satu (*)

Hotel Bintang satu merupakan jenis hotel yang tergolong kecil karena dikelola oleh pemiliknya langsung. biasanya terletak di kawasan yang ramai dan memiliki transportasi umum yang dekat serta hiburan dengan harga yang

(12)

 Jumlah kamar standar, minimum 15 kamar

 Kamar mandi di dalam

 Luas kamar standar, minimum 20 m persegi

2. Hotel Bintang Dua (**)

Hotel bintang dua biasanya terletak dilokasi yang mudah dicapai artinya akses menuju lokasi hotel tersebut sangat mudah. Bangunannya terawat, bersih dan

rapi serta lokasinya bebas polusi. adapun kriterianya:  Jumlah kamar standar, minimum 20 kamar

 Kamar suite minimum 1 kamar

 Kamar mandi di dalam

 kamar memiliki telepon dan televise

 Luas kamar standar, minimum 22 m2

 Luas kamar suite, minimum 44 m2

 Pintu kamar dilengkapi pengaman

 Harus ada lobby

 Tata udara dengan AC/ventilasi

 Kapasitas penerangan minimum 150 lux

 Terdapat sarana olah raga dan rekreasi

 Ruangan dilengkapi dengan tata udara dengan pengatur udara

 Memiliki Bar

3. Hotel Bintang Tiga (***)

(13)

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 9

Universitas Kristen Maranatha yang luas dan lobi yang penuh dekorasi. Para karyawan hotel yang bertugas

telihat rapi dan profesional. berikut kriterianya:  Jumlah kamar standar, minimum 30 kamar

 Terdaoat minimum 2 kamar suite

 Kamar mandi di dalam

 Luas kamar standar, minimum 24 m2

 Luas kamar suite, minimum 48 m2

 Kamar memiliki Toilet sendiri

 Memiliki Sarana rekereasi dan olah raga

 Kamar dilengkapi dengan pengatur udara mekanik (AC) dengan suhu 24 0C

 Tersedia Restoran yang menawarkan hidangan diatas rata-rata pada saat

sarapan, makan siang dan makan malam.  Memiliki valet parking

4. Hotel Bintang Empat (****)

Hotel bintang empat sudah termasuk hotel yang cukup berkelas dengan para karyawan dan staff yang lebih profesional dalam melayani tamu yang datang.

Mereka juga dibekali informasi mengenai pariwisata di sekitar hotel. Hotel ini memiliki bangunan yang cukup besar dekat dengan pusat perbelanjaan,

restoran dan hiburan. pelayannya pun diatas rata rata sehingga tamu akan puas bila menginap. Berikut kriterinya:

 Jumlah kamar standar, minimum 50 kamar

 Memiliki minimum 3 kamar suite

 Kamar mandi di dalam

(14)

 Luas kamar suite, minimum 48 m2

 Memiliki Lobby dengan luas minimum 100 m2

 Memiliki Bar

 Memiliki sarana rekereasi dan olah raga

 Kamar Mandi dilengkapi dengan instalasi air panas/dingin

 Memiliki Toilet Umum

5. Hotel Bintang Lima (*****)

Terakhir hotel berbintang lima. Hotel ini merupakan hotel termewah dengan

berbagai fasilitas tambahan serta pelayanan multibahasa yang tersedia. Hotel bintang lima memegang prinsip bahwa tamu nomor satu sehingga ketika tamu datang disambut dipintu masuk hotel, diberikan welcome drink dan ketika

dikamar diberikan daftar anggur yang bisa dipilih. Adapun kriteria hotel ini yaitu:

 Jumlah kamar standar, minimum 100 kamar

 Terdapat minimum 4 kamar suite

 Memiliki kamar mandi pribadi didalam kamar

 Luas kamar standar, minimum 26 m2  Luas kamar suite, minimum 52 m2

 Tempat tidur dan perabot didalam kamar kualitas no.1

 Terdapat restoran dengan layanan antar ke kamar selama 24 jam dalam

seminggu.

 Terdapat pusat kebugaran, valet parking, dan service dari concierge dengan

pengalaman matang.

(15)

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 11

Universitas Kristen Maranatha

1.4 Deskripsi Peluang Bisnis

Karena peluang tersebut, penulis akan membangun sebuah hotel berbintang 3 yang penulis diberi nama 3PM Hotel. Untuk memenangkan persaingan dari para

pesaing di industri sejenis diperlukan strategi-strategi yang tepat, salah satunya melalui penerapan strategi pemasaran yang tepat. Strategi didefinisikan sebagai salah satu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada

tujuan jangka panjang organisasi, disertai pengusunan suatu cara atau upaya bagimana agar tujuan tersebut dapat dicapai (Marrus, 2002). Sedangkan kata

pemasaran menurut W.Y. Stanto adalah suatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai

dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusaan dimana trategi pemasaran merupakan suatu

cara mencapai tujuan dari sebuah perusaan. Strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya (konler,

2004). Sehingga dalam menjalankan usaha diperlukan adanya pengembangan melalui stategi pemasarannya. Dalam dunia bisnis tentunya sangat dibutuhkan sebuah stategi dalam proses produksi sampai proses pemasaran, agar usaha yang

dijalani dapat berkembang seperti yang diinginkan. Selain itu teknik pemasaran bisa dikatakan sebagai kunci keberhasialan dari penjual produk. Teknik

pemasaran yang baik didukung oleh strategi pemasaran yang efektif. Dengan strategi tersebut, proses marketing dapat dipertahankan, bahkan cara baru dalam memasarkan produk juga bisa kita temukan dan membuat pelanggan semakin

(16)

diantaranya mengenai calon konsumen, promosi, lokasi strategis, customer

relationship, the power of focus and brand image.

Sebagai salah satu tahap dalam hierarki komunikasi merek (hierarchy of

branding), citra merek atau lebih dikenal dengan sebutan brand image memegang peranan penting dalam mengembangkan sebuah merek karena citra merek menyangkut reputasi dan kredibilitas merek yang kemudian menjadi “pedoman”

bagi khalayak konsumen untuk mencoba atau menggunakan suatu produk barang atau jasa sehingga menimbulkan pengalaman tertentu (brand experience) yang

akan menetukan apakah konsumen tersebut akan loyalis merek atau sekedar oportunis (mudah pindah ke lain merek). Citra merek merupakan representasi dari

keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengetahuan terhadap merek itu. Citra terhadap merek berhubung dengan sikap yang berupa keyakinan dan prefensi terhadap suatu merek itu. Citra terhadap

merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan prefensi terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek

akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian (Setiadi, 2003: 180). Namun tentu saja membuka usaha tidak akan semudah dengan apa yang dibayangkan. Apalagi hasil yang kita inginkan tidak hanya untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari saja melainkan membangun usaha yang dapat diteruskan oleh anak cucu kita. Keberhasilan dalam bisnis perhotelan dapat dilihat dari

beberapafaktor. Faktor pertama, pemilihan tempat harus strategis. Faktor kedua, kualitas dan kenyamanan hotel yang harus terjaga. Faktor ketiga, promosi, selain promosi melewati sosial media maupun elektronik, promosi dari mulut ke mulut

(17)

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 13

Universitas Kristen Maranatha diakui oleh pelanggannya. Faktor keempat, standar operasional prosedur (SOP),

faktor ini mencangkup pelayanan, kenyamanan, dan kebersihan, sebaiknya ketiga faktor tersebut sesuai dengan standar yang telah berlaku. Faktor kelima, persepsi,

hal ini berkaitan dengan simbol yang digunakan dalam usaha, hal ini memudahkan orang untuk mengingat usaha kita. Dalam usaha, kita harus menentukan segmenting, targeting, dan positioning dengan benar, karena

terkadang usaha dapat hancur bila kita salah menentukan segmenting, targeting maupun positioning.

3PM Hotel sendiri sudah memiliki segmenting, targeting, dan positioning. Segmenting dari 3PM Hotel dibagi berdasarkan pembagian demografis dan

geografis. Target dari 3PM Hotel adalah wisatan dalam negri, wisatawan luar negeri dan tamu-tamu pemerintahan daerah dari luar kota yang menginginkan strandar hotel bintang 3. Dalam strategi pemasaran, 3MP Hotel memberikan harga

yang terjangkau dengan kuatiatas yang baik, hal ini diharapkan dapat meningkatkan keinginan konsumen untuk menginap. Kamar-kamar dari 3PM

mempunyai luasan 22 m2/kamar dan mempunyai fasiliatas wc dalam, kasur yang besar, tv lcd, ac, lemari, meja dan fasilitas lainnya memiliki kolam renang, wifi, ruang makan dan breakfast. Untuk harga, 3PM Hotel menyiapkan harga yang

sangat terjangkau yaitu Rp. 350.000/ malam. 3PM Hotel akan berlokasi dikabupaten Bima (NTB), sangat dekat dengan bandara undara Muhammad

(18)

3PM tergolong bisnis besar dan berkatagori hotel bertaraf bintang tiga,

sehingga fasilatas-fasiltas yang di gunakan yang berkualitas sehingga harus bersungguh-sunggu dalam menjalankan bisnis ini. 3PM Hotel beralamatkan di

jalan Lintas Belo – Panda no. 3, Palibelo Kabupaten Bima (NTB).

Total pembiayaan 3PM Hotel adalah Rp. 6.500.000.000, terdiri dari aktiva lancar dan modal tetap. Sumber dana didapat dari pemilik yang sudah

dikumpukan dari dulu. modal sebesar total pembiayaan awal berdirinya 3PM Hotel.

1.5 Deskripsi Bisnis

Nama 3PM merupakan singkatan dari Tiga Putra Mantika. Tiga di ambil dari anggota saudara yang berjumlah 3 orang, Putra diambil karna semua saudara perjenis laki-laki dan Mantika diambil dari bahasa daerah bima yang artika

tampan.  Logo:

Gambar 1.1 Logo 3PM HOTEL

(19)

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 15

Universitas Kristen Maranatha Logo tersebut memiliki arti sebagai berikut:

 3PM Hotel adalah nama dari usaha yang akan di jalankan

 Lambang yang di ambil dari sebuah bibit biji tumbuhan yang akhirnya

berbunga dan menjadi sebuah pohon yang besar, diharapkan 3PM hotel

nantinya berubah menjadi hotel yang besar dan sukses.

 Warna emas yang mempunyai arti dan makna yaitu mencerminkan prestis

(kedudukan), kesehatan, keamanan, kegembiraan, kebijakan, arti, tujuan, pencarian kedalam hati, kekuatan mistis. Warna emas ini sangat bagus

karena dengan warna ini akan kelihatan lebih hidup dan lebih terang. Bentuk kepemilikkan dari usaha 3PM Hotel adalah kepemilikkan tunggal dari CV Tiga Putra Mantika,tanpa orang lain sebagai penyalur dana. Perizinan

yang dimiliki adalah dari pemerintahan kabupaten Bima kantor pelayanan perizinan terpadu dan Pemberian izin mendirikan bagunan bupati Bima.

Visi dari 3MP Hotel adalah:

Menjadi Hotel kelas menengah yang terdepan di Bima di tahun 2020 .

Misi dari 3PM Hotel adalah:

 Selalu berikan fasilitas yang terbaik kepada pelanggan.

 Meningkatkan kulitas pelayanan kepada pelanggan secara terus menerus.

 Menjadi kepuasan pelanggan sebagi tolak ukur keberhasialan.

Tujuan dari 3MP Hotel adalah:

 Menghasilkan peningkatan penjulan tidak kurang dari 10% pertahun.  Menguasai pangsa pasar dalam waktu 5 tahun.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber dari Buku:

Ekotama, Suryono. (2013). Cara Mudah Bikin SOP. Media Pressindo. Yogyakarta.

Kotler, K. (2009). Manajemen Pemasaran 1. Edisi ketigabelas. Jakarta: erlangga. Kotler, P. (2004). Manajemen Pemasaran, edisi millenium, penerbit PT.

Prenhallinda, Jakarta.

Setiadi. (2003: 180). Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian.

Stephanie & K. Marrus. (2002). Desain penelitian manajemen stategik. Jakarta: Rajawali Press.

Sumber dari Internet:

Kunjungan Wisatawan ke NTB Mencapai 1,6 juta Oranag. Diakses 22 November

2015, dari

http://travel.kompas.com/read/2015/01/11/091200227/Kunjungan.Wisatawa n.ke.NTB.Mencapai.1.6.Juta.Orang

Bisnis Hotel di Kawasan Ini Bakal Booming. Diakses 22 November 2015, dari http://properti.kompas.com/read/2013/10/22/1810252/Bisnis.Hotel.di.Kawa san.Ini.Bakal.Booming

TPK Hotel bintang dan non bintang pada Bulan Agustus 2015. Diakses 22 November 2015, dari http://ntb.bps.go.id/index.php/brs/182

Klasifikasi Hotel Berdasarkan Bintang. Diakses 15 September 20015, dari

http://jenishotel.info/klasifikasi-hotel-berdasarkan-bintang

Statistik hotel bintang provinsi nusa tenggara barat tahun 2015. Diakases 5 Oktober 2015 , dari badan pusat statistik nusa tenggara barat 2015 http://ntb.bps.go.id/

Kunjungan wisatawan ke provinsi nusa tenggara barat 2009-2013. Diakses 5 Oktober 2015, dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB http://www.disbudpar.ntbprov.go.id/

(21)

DAFTAR PUSTAKA 86

Universitas Kristen Maranatha Banyaknya Usaha Pariwisata Menurut kabupaten / kota Provinsi Nusa Tenggara

Barat 2013. Diakses 5 Oktober 2015, dari Sumber Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB NTB http://www.disbudpar.ntbprov.go.id/

Kalaki Beach Hotel (2015). Diakses 15 September 2015, dari http://kalakibimahotel.com/

Kotler & Amstrong (2008) pengertian targeting. Diakses 16 September 2015, dari http://ilmumarketingdesain.blogspot.com/2012/09/pengertiansegmentasitarg etingpositioni.html

Kotler (1992:92) Pengertian Marketing Mix. Diakses 20 Oktober 2015, dari

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/konsep-bauran-pemasaran-marketing-mix.html

Kotler (1997: 262) Pengertian Positioning. Diakses 20 Oktober 2015, dari

http://ekonomiaccountancy.blogspot.com/2011/12/pengertian-positioning.html

Kotler (1992:92) Pengertian Marketing Mix. Diakses 20 Oktober 2015, dari

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/konsep-bauran-pemasaran-marketing-mix.html

Robbins (1994) Pengertian Struktur Organisasi. Diakses 20 Oktober 2015, dari http://perilakuorganisasi.com/struktur-organisasi.html

Nitisemito (1992 : 19) Pengertian Deskripsi Pekerjaan. Diakses 25 Oktober 2015, dari http://id.shvoong.com/business-management/human-

resources/2184616-pengertian-job-description-deskripsi-pekerjaan/#ixzz2lgNxhVvc

Online Human resources (2011) Spesifikasi pekerjaan,5 Mei 2011. Diakses 10 Oktober 2015, dari http://online-hr.blogspot.com/2011/05/spesifikasi-pekerjaan.html

Gambar

Gambar 1.1  Logo 3PM HOTEL Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

Referensi

Dokumen terkait

Wawancara dengan Ibu Sun, Pedagang Konveksi, pada Tanggal 15 juli 2016... baik maka konsumen akan membeli produk yang di jual, dengan begitu akan memperoleh pendapatan.

Cara kerja alat bantu ini menggunakan Input Data yang berasal dari Sensor Kompas sebagai penentu arah Mata Angin dan Sensor Rotary Encoder Sebagai Input dari Pengukur Kecepatan

Menyatakan bahwa laporan Karya Tugas Akhir berjudul “Perancangan Buku Digital Cerita Bergambar ‘Trapsila’ Sebagai Media Pembelajaran Untuk Berpendapat Berdasarkan

pppk.disparbud@gmail.com 1 Desember 2018 s.d 23 Juni 2019 di Pusat Pelatihan Profesi Kepariwisataan Disparbud Gd. Kuningan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran example non example dan media papan flanel dapat meningkatkan hasil belajar matematika

Pada awalnya, penyakit goiter (goitre; gutterialLatin), atau yang dikenal dengan goiter yang. merupakan pembesaran kelenjar tiroid, pada zaman

 Kata pertama dari kalimat pasti diawali huruf besar  Kadang judul di website semuanya pake huruf besar  Ada juga yang mengandung huruf kecil. University of Southern California

Kedua , radikalisme mempersulit agama Islam yang sejatinya samhah (ringan) dengan menganggap ibadah sunnah seakan-akan wajib dan makruh seakan-akan haram. Radikalisme