• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE DAN MEDIA PAPAN FLANEL PADA SISWA KELAS III SEMESTER I MI MA'ARIF MIFTAHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE DAN MEDIA PAPAN FLANEL PADA SISWA KELAS III SEMESTER I MI MA'ARIF MIFTAHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI

MODEL

EXAMPLE NON EXAMPLE

DAN

MEDIA PAPAN FLANEL PADA SISWA KELAS III

SEMESTER I MI MA'ARIF MIFTAHUL HUDA

LOPAIT KECAMATAN TUNTANG

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH: MAESAROH NIM 11514107

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI PECAHAN MELALUI

MODEL

EXAMPLE NON EXAMPLE

DAN

MEDIA PAPAN FLANEL PADA SISWA KELAS III

SEMESTER I MI MA'ARIF MIFTAHUL HUDA

LOPAIT KECAMATAN TUNTANG

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH: MAESAROH NIM 11514107

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(4)

iv

Jaka Siswanta, M.Pd.

Dosen Pembimbing IAIN Salatiga Persetujuan Pembimbing

Hal : Naskah Skripsi Lamp : 4 eksemplar Saudari : Maesaroh

Kepada :

Yth Dekan FTIK IAIN Salatiga Di Tempat

Asslamualaikum wr.wb

Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari :

Nama : Maesaroh Nim : 11514107

Fakultas :Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : PGMI

Judul : Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Pecahan Melalui Model Example Non Example Dan Media Papan Flanel Pada Siswa Kelas III Semester I MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018

Dengan ini kami mohon skripsi saudari supaya dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Salatiga, 16 Juli 2018 Dosen Pembimbing

(5)

v

SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE

DAN MEDIA PAPAN FLANEL

PADA SISWA KELAS III SEMESTER I MI MA'ARIF MIFTAHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

DISUSUN OLEH: MAESAROH NIM 11514107

Telah dipertahankan didepan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga,

pada tanggal 2 Oktober 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Drs. Ahmad Sulthoni, M. Pd. ___________________ Sekretaris Penguji : Jaka Siswanta, M. Pd. ___________________

Penguji I : Sutrisna, S. Ag., M. Pd. ___________________ Penguji II : Dr. Winarno, S. Si., M. Pd. ___________________

Salatiga, 3 Oktober 2018 Dekan,

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Suwardi, M. Pd.

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Maesaroh

NIM : 115 14 107

Jurusan : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan dipublikasikan pada e-respository iain salatiga

Salatiga, 16 Juli 2018

Yang Menyatakan,

Maesaroh

(7)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" (QS. Ar Ra'd:11)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1. Ayahku Untung (Alm) dan ibundaku Mukinah tersayang, yang selalu membimbingku, memberikan doa, nasihat, dan kasih sayang untuk anak-anaknya.

2. Saudara kandungku kakak Nur Rohmah dan Siti Masruroh atas motivasi yang tak ada hentinya diberikan kepadaku sehingga proses penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai.

3. Om dan tante ku, Tugiman dan Munawaroh yang dengan ikhlas menyekolahkanku.

4. Bapak dan ibu dosen IAIN Salatiga yang telah bersedia membimbing dan memberikan bekal ilmu.

5. Kepala Madrasah dan segenap guru MI Ma’arif Miftahul Huda Lopait yang telah memberikan izin dan membantu peneliti melaksanakan penelitian.

(8)

viii

7. Sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan 2014 khususnya jurusan PGMI.

8. Teman-teman PPL MI Kumpulrejo 02 yang selalu membimbingku. 9. Teman-teman KKN Jumo Kedungjati yang selalu memberi

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah mengajari manusia atas apa yang tidak diketahuinya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Muhammad SAW. Selanjutnya, selama penulisan skripsi ini tentunya ada kesulita dan hambatan yang dihadapi penulis. Banyak bantuan yang ikhlas memberikan bantuan serta kemudahan demi tersusunnya skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, S. Si., M. Si. selaku Ketua Jurusan PGMI.

4. Bapak Jaka Siswanta, M. Pd. selaku pembimbing skripsi yang penuh kesabaran dan bijaksana telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan yang tidak henti-hentinya disela-sela kesibukannya.

5. Bapak Sukron Ma'mun, S. Hi., M. Si. selaku pembimbing akademik yang telah membimbing dan memberikan arahannya.

6. Bapak Misbakhul Munir, S. Pd. I. selaku kepala MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait yang telah memberikan ijin dalam penelitian ini.

7. Ibu Nuraini, S. Pd. I. selaku guru kelas III MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait yang telah membantu pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas hingga selesai.

(10)

x

9. Siswa-siswi kelas III MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait.

10. Teman-teman IAIN Salatiga angkatan 2014 dan teman-teman FTIK seperjuangan.

11. Semua pihak yang telah membantu baik material maupun spiritual dalam penulisan skripsi ini.

Semoga bantuan dan kerjasama yang telah diberikan menjadi amal baik dan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca akan saya terima dengan senang hati. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Salatiga, 16 Juli 2018

Maesaroh

(11)

xi

ABSTRAK

Maesaroh. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Pecahan Melalui Model Example Non Example Dan Media Papan Flanel Pada Siswa Kelas III Semester I MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/02018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing : Jaka Siswanta, M. Pd.

Kata kunci: Hasil Belajar, Example Non Example, dan Media Kartu Kemudi Pintar

Latar belakang penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa tentang pecahan yang masih rendah dan belum memenuhi target capaian ketutasan secara klasikal. Rendahnya hasil belajar siswa dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas yaitu 52,10. Secara klasikal juga belum memenuhi target pencapaian Kriteria Ketuntasan Klasikal yaitu 85% dibuktikan dengan hasil pra siklus bahwa siswa yang tuntas sebanyak 5 anak dari 19 siswa dengan presentase 26,31% . Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi pecahan melalui Model Pembelajaran Example Non Example dan Media Papan Flanel pada siswa kelas III MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan langkah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang dilaksanakan dengan dua siklus. Siklus I dilaksankan pada tanggal 24 Januari 2018 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2017. Penelitian dilaksanakan pada kelas III MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait dengan jumlah 19 siswa.

(12)

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL JUDUL ...i

LEMBAR BERLOGO ...ii

JUDUL ...iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...iv

PENGESAHAN KELULUSAN ...v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...vi

MOTTO DAN PERSEMBEHAN ...vii

KATA PENGANTAR ...ix

ABSTRAK ...xi

DAFTAR ISI ...xii

DAFTAR TABEL ...xvi

DAFTAR GAMBAR ...xvii

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...5

C. Tujuan Penelitian ...5

D. Kegunaan Penelitian ...6

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ...7

F. Metode Penelitian ...8

(13)

xiii

2. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian ...8

3. Langkah-langkah Penelitian ...10

4. Metode Pengumpulan Data ...13

5. Instrumen Penelitian ...15

6. Analisis Data ...22

G. Sistematika Penulisan ...23

BAB II LANDASAN TEORI ...26

A. Hasil Belajar Matematika ...26

1. Pengertian Belajar ...26

2. Karakteristik Siswa Dalam Belajar ...29

3. Pengertian Hasil Belajar ...31

4. Matematika ...32

B. Materi Pecahan ...35

1. Pengertian Pecahan ...35

2. Mengenal Pecahan Sederhana ...35

C. Model Pembelajaran Example Non Example ...41

1. Pengertian Model Pembelajaran ...41

2. Pengertian Model Example Non Example ...42

3. Langkah-langkah Model Example Non Example ...42

4. Penerapan Model Example Non Example Pada Siswa Kelas III MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 ...43

(14)

xiv

D. Media Papan Flanel ...45

1. Pengertian Media Pembelajaran ...45

2. Kegunaan Media Pembelajaran ...46

3. Pengertian Papan Flanel ...48

4. Karakteristik Papan Flanel ...49

5. Kelebihan dan Kekurangan Papan Flanel ...49

6. Langkah-langkah Dan Cara Penggunaan Papan Flanel ...50

E. Kajian Pustaka ...51

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ...54

A. Gambaran Umum Lokasi penelitian ...54

1. Identitas Madrasah ...54

2. Visi dan Misi Madrasah ...55

3. Keadaan Siswa ...55

4. Keadaan Guru ...56

5. Subjek Penelitian ...57

6. Kolaborator Penelitian ...57

7. Waktu Penelitian ...58

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ...58

1. Siklus I ...58

2. Siklus II ...67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...75

A. Deskripsi Paparan Siklus ...75

(15)

xv

2. Deskripsi Data Siklus I ...76

3. Deskripsi Data Siklus II ...80

BAB V PENUTUP ...84

A. Kesimpulan ...84

B. Saran ...84

DAFTAR PUSTAKA ...86

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...88

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nama Siswa Kelas III ...9

Tabel 1.2 Pedoman Observasi Guru ...15

Tabel 1.3 Pedoman Observasi Siswa ...17

Tabel 3.1 Daftar Jumlah Siswa ...56

Tabel 3.2 Daftar Nama Guru dan Karyawan ...56

Tabel 3.3 Daftar Nama Siswa Kelas III ...57

Tabel 3.4. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ...58

Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru Siklus I ...62

Tabel 3.6 Lembar Observasi Siswa Siklus I ...64

Tabel 3.7 Nilai Evaluasi Siklus I ...64

Tabel 3.8 Lembar Observasi Guru Siklus II ...70

Tabel 3.9 Lembar Observasi Siswa Siklus II ...72

Tabel 3.10 Nilai Evaluasi Siklus II ... 73

Tabel 4.1 Presentase Ketuntasan Siswa ...74

Tabel 4.2. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I ...76

Tabel 4.3. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus II ...78

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Penelitian ...10

Gambar 2.1 Contoh pecahan setengah ...36

Gambar 2.2 Contoh pecahan seperempat ...37

Gambar 2.3 Contoh pecahan sepertiga ...38

Gambar 2.4 Contoh pecahan seperenam ...38

Gambar 2.5 Contoh pecahan dua per tiga ...39

Gambar 2.6 Contoh pecahan tiga per lima ...39

Gambar 2.7 Pecahan setengah ...39

Gambar 2.8 Pecahan sepermpat ...39

Gambar 2.9 Pecahan sepertiga ...40

Gambar 2.10 Pecahan seperenam ...40

Gambar 4.1 Grafik pra siklus ...76

Gambar 4.2 Grafik siklus I ...79

Gambar 4.3 Grafik siklus II ...82

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ...88

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...99

Lampiran 3 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ...110

Lampiran 4 Lembar Pengamatan Guru Siklus I ...112

Lampiran 5 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ...115

Lampiran 6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ...117

Lampiran 7 Lembar Tes Formatif/ Evaluasi Siswa ...120

Lampiran 8 Foto Kegiatan ...136

Lampiran 9 Lembar Konsultasi Skripsi ...139

Lampiran 10 Surat Permohonan Izin Penelitian ...140

Lampiran 11 Surat Balasan Izin Penelitian ...141

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika adalah pengetahuan yang tidak kurang pentingnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu tujuan pengajaran matematika adalah agar peserta didik dapat berkonsultasi dengan mempergunakan angka-angka dan bahasa dalam matematika. Pengajaran matematika harus berusaha mengembangkan suatu pengertian sistem angka, keterampilan menghitung dan memahami simbol-simbol yang sering kali dalam buku pelajaran mempunyai arti khusus. Matematika perlu ditekankan pada arti pemecahan berbagai masalah yang sering kali ditemui dalam kehidupan sehari-hari (Rosma Haroty, 2012: 12).

Karena dalam kehidupan sehari-hari banyak yang melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan pengukuran. Bahkan telah disebutkan dalam Al-Qur'an surat Maryam ayat 94 berbunyi:

اًّدَع ْمُهَّدَعَو ْمُهاَصْحَأ ْدَقَل

Artinya: " Dia (Allah) benar-benar telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti ".

(20)

2

permasalahan yang akan dihadapi dalam kehidupan nyata dan manusia mampu untuk menerapkannya dengan hitungan yang teliti.

Matematika juga salah satu ilmu pengetahuan yang telah berkembang sangat pesat. Sehingga siswa harus memiliki kemampuan untuk mengikuti perkembangan pendidikan yang ada. Salah satu karakteristik pembelajaran matematika adalah bersifat abstrak. Karena keabstrakannya matematika relatif tidak mudah untuk dipahami oleh siswa sekolah dasar pada umumnya.

Salah satu materi dalam pelajaran matematika adalah pecahan. Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Dalam ilustrasi gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan, yang biasanya ditandai dengan arsiran. Bagian inilah yang dinamakan pembilang. Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebagai satuan dan dinamakan penyebut (Heruman, 2007: 43). Pusat Pengembangan Kurikulum dan Satuan Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan (Depdikbud, 1999) menyatakan bahwa pecahan merupakan salah satu topik yang sulit untuk diajarkan. Kesulitan itu terlihat dari kurang bermaknanya kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru, dan sulitnya pengadaan media pembelajaran (Heruman, 2007: 43).

(21)

3

flanel adalah media visual yang efektif untuk menyajikan pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula, salah satunya kepada siswa (Bambang Sitjibjo, 2011: 46-47).

Keberhasilan belajar matematika juga dipengaruhi interaksi guru dengan siswa. Selain itu kreatifitas guru dalam menyampaikan materi juga mempengaruhi. Selama ini di MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait dalam menyampaikan materi pembelajaran, guru hanya menyampaikannya secara lisan dan siswa mengikuti apa yang diperintahkan guru. Hal itu membuat siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran. Karena pembelajaran hanya berpusat pada guru dan siswa kurang leluasa untuk menyampaikan pemikirannya.

(22)

4

Selain faktor tersebut, faktor lain yang mempengaruhi siswa mendapat nilai dibawah KKM, yakni kurangnya kreatifitas guru dalam mengajar menyebabkan proses pembelajaran kurang menarik minat siswa sehingga siswa cenderung pasif dan kurang tertarik dengan materi yang diajarkan. Dalam hal ini guru dituntut untuk memiliki kreatifitas dalam mengajar agar mampu menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Peneliti bersama Ibu Nuraini, S. Pd. I. selaku guru kelas III melakukan diskusi mengenai faktor penyebab rendahnya nilai siswa dalam materi pecahan. Melalui diskusi yang telah dilakukan, diputuskan untuk menggunakan model example non example dan media papan flanel sebagai solusi tindakan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran Matematika yang ada di MI Ma'arif Miftahul Huda Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

Papan flanel merupakan media visual yang terbuat dari kain flanel sehingga dapat dilipat dan praktis. Adapun kelebihan yang dimiliki media papan flanel yaitu dapat memusatkan perhatian siswa terhadap suatu masalah yang dibicarakan, dapat menghemat waktu pembelajaran karena segala sesuatunya sudah dipersiapkan dan siswa dapat melihat secara langsung, dan papan flanel dapat dibuat sendiri oleh guru ( Cecep Kustandi, 2013: 47 ).

(23)

5

non example dan media papan flanel dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi pecahan pada siswa kelas III MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti akan melaksanakann tindakan kelas di MI Miftahul Huda Lopait dengan judul "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELAUI MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE DAN MEDIA PAPAN FLANEL PADA SISWA KELAS III SEMESTER I MI MA'ARIF MIFTAHUL HUDA LOPAIT, KECAMATAN TUNTANG, KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018".

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini apakah penggunaan model pembelajaran example non example dan media papan flanel dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi pecahan pada siswa kelas III Semester I di MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/ 2018?

C. Tujuan Penelitian

(24)

6 D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan yang bersifat teoritis maupun praktis. Kegunaan penelitian ini antara lain:

1. Kegunaan teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan yang luas mengenai penggunaan model pembelajaran

example non example dan media flanel dalam pembelajaran matematika materi pecahan pada siswa kelas III MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/ 2018.

2. Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Bagi siswa MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait

Manfaat yang diperoleh siswa dari penelitian ini adalah siswa mendapatkan banyak contoh dan latihan dari materi pecahan menggunakan model pembelajaran example non example dan media papan flanel.

b. Bagi guru MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait

(25)

7

c. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi sekolah dalam meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran matematika, dapat meningkatkan mutu pendidikan dalam mata pelajaran matematika, membantu mengembangkan sekolah dikarenakan adanya guru yang kreatif dan inovatif dalam pembelajaran.

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan adalah jawaban sementara terhadap terhadap masalah yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK (Mulyasa, 2011:63).

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran example non example dan media papan flanel dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi pecahan pada siswa kelas III Semester I MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait Tuntang Tahun Pelajaran 2017/ 2018.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan model pembelajaran example non example dan media papan flanel berhasil apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai, adapun indikator yang dirumuskan peneliti adalah: a. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke

(26)

8

b. Siswa kelas III MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait dapat mencapai target Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) dalam pembelajaran matematika materi pecahan yang telah ditentukan oleh madrasah yaitu ≥60.

c. Siswa kelas III MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait dapat mencapai target Kriteria Ketuntasan Klasikal yaitu 85 % atau lebih.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian menjelaskan tentang: rancangan penelitian, subyek penelitian, langkah-langkah penelitian, pengumpulan data, instrumen penelitian, dan analisis data.

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Kemmis (1983) menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan upaya mengujicobakan ide-ide dalam praktik untuk memperbaiki atau mengubah sesuatu agar memperoleh dampak nyata dari situasi. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas (Samsu Sumadayo, 2013: 21).

2. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian a. Subjek Penelitian

(27)

9

terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan dan guru yang mengampu mata pelajaran matematika yaitu Nuraini, S. Pd. I. Berikut nama-nama siswa kelas III MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait Tuntang:

Tabel 1.1 Nama Siswa Kelas III

No Nama Siswa

1 Alex Fajar Riyanto 2 Anindya Lutvi Syafara 3 Arya Purwo Dhekdho 4 Danang Zivan Edi Pradipa 5 Disti Avrillia Putri

6 Ilham Maulana Baihaqi 7 Nabil Saifu Umar Mahrus 8 Nadia Rahmadani

9 Naura Aisha Zabrina 10 Nur Alisa

11 Pradita Aulia Yuliyani 12 Putri Nurfaizah

13 Rahmalia Agustin

14 Rizqun Kholifatur Rohman 15 Sakinatun Nisa

16 Syafa Nazal Lathifa 17 Syauqi Alfin Habibillah 18 Syifa Intan Putri

19 Wildan Al Rasyid

b. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

c. Waktu Penelitian

(28)

10 3. Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah pelaksanaan penelitian menurut Kemmis dan MCTaggart dalam Somadayo (2013: 27) terdiri dari empat tahap, yaitu:

a. Rencana ( plaining )

b. Pelaksanaan tindakan ( action ) c. Pengamatan ( observation ) d. Refleksi ( reflektion )

Berikut gambaran keempat langkah siklus penelitian:

Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK (Sumber: Somadayo (2013: 27

Berdasarkan gambar di atas, langkah-langkah siklus penelitian sebagai berikut:

Perencanaan

Pengamatan

SIKLUS I

SIKLUS II

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

Refleksi

?

(29)

11

a. Rencana (plaining)

1) Membuat rencana pembelajaran menggunakan model

example non example dan media papan flanel.

2) Mempersiapkan sarana yang mendukung yang diperlukan saat berlangsungnya pembelajaran.

3) Mempersiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui keterampilan guru dalam menggunakan model example non example dan media papan flanel.

4) Perencanaan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model example non example.

5) Menyiapkan instrumen pengambilan data hasil belajar siswa dengan menggunakan tes.

6) Melakukan evaluasi pembelajaran terhadap pembelajaran menggunakan model example non example dan media papan flanel.

b. Tindakan (action)

(30)

12

1) Guru mengajarkan materi pecahan dengan menggunakan model example non example dan media papan flannel. 2) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari 3-4 orang.

3) Guru memberikan contoh pecahan kepada siswa.

4) Guru menyebutkan contoh pecahan dan membawa beberapa flannel berbentuk pecahan, salah satunya yang telah disebutkan guru.

5) Perwakilan kelompok berlomba-lomba mengangkat tangan mereka dan menjawab pertanyaan guru.

6) Terakhir guru memberikan kesimpulan dari pembelajaran yang telah berlangsung.

c. Pengamatan (observation)

Pengamatan ini dilakukan dengan mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa dalam mengikuti pembelajaran dan mengamati guru dalam menyampaikan materi kepada siswa dengan menggunakan lembar observasi dan lembar tes evaluasi untuk mengambil data hasil belajar siswa setelah dilakukannya proses pembelajaran dengan model example non example dan media papan flanel.

d. Refleksi (reflektion)

(31)

13

sebagai upaya untuk memahami dan memaknai proses dan hasil yang dicapai sebagai akibat dari tindakan yang disertai dengan kegiatan pengamatan menghasilkan tentang cerita apa yang terjadi. Refleksi didasarkan pada bukti-bukti empiris yang telah terkumpul serta teori-teori yang relevan (Samsu Somadayo, 2013:51-60).

Pada tahap ini data yang diperoleh dalam kegiatan observasi dikumpulkan. Kemudian, dilakukan analisis untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan yang diharapkan atau tidak. Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru merefleksikan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sehingga dijadikan dasar untuk melakukan tindakan kelas pada siklus selanjutnya

4. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

a. Observasi

(32)

14

b. Wawancara

Wawancara dilakukan peneliti kepada guru kelas III MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait sebelum berlangsungnya kegiatan guna mengetahui kondisi awal siswa dalam proses pembelajaran sebelum diterapkan model pembelajaran example non example

dan media papan flanel. c. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan peneliti sebagai salah teknik pengumpulan data yang berupa foto. Dokumentasi ini dilakukan saat berlangsungnya proses pembelajaran, sehingga aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model example non example dan media papan flanel dapat terekam dalam foto. Dokumentasi ini dilakukan sebagai bukti kegiatan pembelajaran yang berlangsung dan sebagai sumber data yang dapat memperkuat data lain.

d. Tes

(33)

15

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dimaksudkan adalah alat yang digunakan oleh observer untuk mengukur dan mengambil data yang akan dimanfaatkan untuk menetapkan keberhasilan dari rencana tindakan yang dilakukan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Lembar observasi

1) Lembar observasi guru dalam menerapkan model example non example dan media papan flannel.

Tabel 1.2 Pedoman Observasi Guru

No Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4

Pembukaan

1 Memeriksa kesiapan siswa

2 Memberikan kegiatan apersepsi (kaitannya dengan materi)

Kegiatan Inti Pembelajaran

A. PENGUASAAN MATERI 3 Penguasaan materi pembelajaran

4 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

5 Kejelasan dalam penyampaian materi 6 Menghubungkan materi dengan

kehidupan nyata

(34)

16

PEMBELAJARAN

7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan yang akan dicapai)

8 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 9 Menguasai kelas

10 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

11 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasan positif

12 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direcanakan

C. PENDAYAGUNAAN SUMBER BELAJAR/ MEDIA PEMBELAJARAN 13 Mendayagunakan sumber belajar/ media

secara efektif dan efisien

14 Menghasilkan pesan yang menarik

15 Melibatkan siswa dalam pendayagunaan sumber belajar/ media

D. PELIBATAN SISWA

16 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

17 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa

18 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa

E. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR

19 Memantau kemajuan belajar selama proses

20 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)

F. PENGGUNAAN BAHASA

21 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar

(35)

17

sesuai

Penutup

23 Melakukan refleksi/ membuat rangkuman 24 Melakukan tindak lanjut

Total 83

Keterangan: Skor nilai

1= kurang, apabila memperoleh skor 0-25 2= cukup, apabila memperoleh skor 26-50 3= baik, apabila memperoleh skor 51-75

4= sangat baik, apabila memperoleh skor 76-100

Lembar Observasi Guru (Sumber: Mulyasa, 2013: 224-225)

2) Lembar Observasi Siswa

Tabel 1.3 Pedoman Observasi Siswa

No Nama Siswa Aspek yang diamati Jumlah

Pengetahuan Keaktifan Perhatian

(36)

18

Aspek-aspek yang digunakan dalam wawancara yaitu 1) KKM yang telah ditetuka sekolahan

2) Metode yang telah digunakan guru 3) Antusias siswa saat pembelajaran

4) Bagaimana antusias siswa saat proses pembelajaran berlangsung?

5) Cara guru mengatasi kelemahan metode c. Lembar dokumentasi proses pembelajaran

Aspek-asperk yang digunakan dalam dokumentasi yaitu 1) Foto kegiatan pembelajaran

(37)

19

1. Berilah garis pada gambar agar menjadi dua bagian sama besar.

2. Bagilah gambar berikut agar menjadi tiga bagian sama besar.

3. Berilah garis pada gambar agar menjadi empat bagian sama besar.

4. Berilah garis pada gambar agar menjadi empat bagian sama besar.

5. Bagilah gambar berikut agar menjadi enam bagian sama besar.

(38)

20

6. =

7. =

8. =

9. =

10. =

2) Soal tes siklus II Isilah tabel berikut!

(39)

21

2

3

4

5

6

(40)

22

8

9

10

6. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 60 (sesuai KKM di MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang). Siswa dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai KKM jika nilai perolehan siswa ≥ 60. Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai perolehan siswa < 60. Selanjutnya untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus digunakan tolak ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal. Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya jika dalam kelas tersebut > 85% siswa telah tuntas belajarnya (Trianto, 2013:241).

(41)

23

P = ∑

∑ X 100%

G. Sistematika Penulisan

Sistematika disini dimaksudkan gambaran umum dalam penulisan dalam laporan penelitian ini yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut:

1. Bagian awal

a. Halaman sampul b. Halaman judul c. Lembar logo IAIN d. Persetujuan pembimbing e. Pernyataan keaslian tulisan f. Pengesahan kelulusan g. Moto dan persembahan h. Kata pengantar

i. Abstrak j. Daftar isi k. Daftar tabel l. Daftar gambar m. Daftar lampiran 2. Bagian inti

(42)

24

1) Latar belakang masalah 2) Rumusan masalah 3) Tujuan penelitian 4) Kegunaan penelitian

5) Hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan 6) Metode penelitian

a) Rancangan peneitian

b) Subjek, lokasi, dan waktu penelitian c) Langkah-langkah penelitian

d) Metode pengumpulan data e) Instrumen penelitian f) Pengumpulan data g) Analisis data 7) Sistematika penulisan b. Bab II.: Landasan Teori

1) Kajian teori

a) Kajian materi penelitian b) Kajian teori

c) PTK 2) Kajian pustaka

c. Bab III: Pelaksanaan Penelitian

(43)

25

2) Deskripsi pelaksanaan siklus II 3) Deskripsi pelaksanaan siklus III

d. Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan

1) Deskripsi per siklus (data hasil penelitian, refleksi) 2) Pembahasan

e. Bab V: Penutup 1) Kesimpulan 2) Saran 3. Bagian akhir

(44)

26 BAB II

LANDASAN TEORI

H. Hasil Belajar Matematika 1. Pengertian Belajar

Belajar hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, keterampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar.

Seperti yang dikemukakan oleh George J. Mouly dalam bukunya Psychology for Effective Teaching, bahwa belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman. Pendapat senada disampaikan oleh Kimble dan Garmezi yang menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan Garry dan Kingsley menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang orisinal melalui pengalaman dan latihan-latihan (Trianto, 2009: 9).

(45)

27

Belajar menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia artinya berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya mendapat suatu kepandaian. Dari definisi tersebut, dapat diartikan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri seseorang yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan, kecakapan, daya pikir, sikap, kebiasaan, dan lain-lain.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Drs. Slameto, 1991: 2).

Belajar sebagaimana yang dikemukakan oleh Sardiman (2003: 20), bahwa "belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

Sudjana (2009: 28), memandang belajar suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan dari seseorang, perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman sikap dan tingkah laku, keterampilan, percakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang pada individu yang belajar.

(46)

28

sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, efektif, dan psikomotor (Muhamad Afandi, dkk, 2013: 1-2).

Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan idividu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

H.C. Witherington dalam bukunya Educational Psychology

mengemukakan bahwa "Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian.

(47)

29

Pandangan seorang guru terhadap pengertian belajar akan mempengaruhi tindakannya dalam membimbing siswa untuk belajar. Seorang guru yang mengartikan belajar sebagai menghafal fakta tentunya akan lain cara mengajarinya dibandingkan dengan guru lain yang mengartikan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku. Untuk itu penting artinya pemahaman guru akan pengertian belajar tersebut (Moh. Uzer Usman, dkk,1993: 4-5).

2. Karakteristik Siswa Dalam Belajar

Pemahaman guru akan karakteristik anak dalam belajar penting sekali artinya, mengingat belajar bertujuan membatu memperoleh perubahan tingkah laku bagi setiap siswa dalam rangka mencapai tingkat perkembangan optimal.

Adapun karakteristik anak dalam belajar adalah sebagai berikut a. Cepat dalam belajar

(48)

30

menempatkan mereka pada kelompok khusus atau diberi tugas tambahan sebagai pengayaan.

b. Lambat dalam belajar

Anak yang tergolong lambat dalam belajar pada umumnya lebih banyak membutuhkan waktu yang diperkirakan untuk anak-anak normal. Sebagai akibatnya anak-anak ini sering ketinggalan dalam belajar dan ini pula sebagai salah satu sebab tinggal kelas. Dilihat dari tingkat kecerdasannya pada umumnya anak-anak golongan ini memiliki taraf kecerdasan dibawah rata-rata. Anak golongan ini memerlukan perhatian khusus antara lain melalui penempatan pada kelas-kelas khusus atau pelajaran tambahan dalam program pengajaran remidial.

c. Anak yang kreatif

Anak kreatif ini umumnya dari golongan cepat tapi banyak pula dari golongan normal (rata-rata). Mereka selalu ingin memecahkan persoalan-persoalan, berani menanggung resiko yang sulit sekalipun, lebih senang bekerja sendiri dan percaya pada diri sendiri.

d. Anak yang berprestasi kurang (underachiever)

(49)

31

golongan ini memerlukan perhatian yang sebaik-baiknya dari para guru, terutama dari para petugas bimbingan disekolah.

e. Anak yang gagal (drop-out)

Anak yang tergolong dalam drop-out adalah mereka yang tidak berhasil menyelesaikan studinya atau gagal dalam kegiatan belajarnya. Sebab-sebab drop-out ini banyak, seperti masalah kurikulum, metode mengajar, lingkungan masyarakat, dan keluarga yang tidak sesuai bagi anak (Moh. Uzer Usman, dkk, 1993: 10-12).

3. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh. Dalam hal ini, Gagne dan Briggs mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran dan dapat diukur melalui pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis, yang diraih siswa dan merupakan tingkat penguasaan setelah menerima pengalaman belajar (Rosma Hartiny: 2010: 37).

(50)

32

lainnya, yaitu aspek nilai atau sikap dan aspek keterampilan yang melekat pada diri setiap individu peserta didik (Jurnal Pendidikan Vokasi, 2016: 114).

Sanjaya (2010: 87) mengemukakan bahwa hasil belajar tingkah laku sebagai hasil belajar dirumuskan dalam bentuk kemampuan dan kompetensi yang dapat diukur atau dapat ditampilkan melalui performance siswa.

Hasil belajar merupakan proses perubahan kemampuan intelektual (kognitif), kemampuan minat atau emosi (afektif), dan kemampuan motorik halus dan kasar (psikomotor) pada peserta didik (Muhamad Afandi, dkk, 2013: 4-6).

Hasil belajar adalah penilaian pedidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah menyangkut pengetahuan, kecakapan atau keterampilan yang dinyatakan sesudah penilaian (Jurnal Pendidikan Matematika, 2014: 18).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimilki siswa setelah melalui proses pembelajaran atau pengalaman dan dapat diukur melalui pengetahuan, pemahaman yang telh diraih siswa.

4. Matematika

(51)

33

hubungannya dengan kata Sansekerta, medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan atau intelegensia.

Menurut Johnson dan Myklebust matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan pemikiran.

Menurut Mulyani Sumantri matematika adalah pengetahuan yang tidak kurang pentingnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu tujuan pengajaran matematika ialah agar peserta didik dapat berkonsultasi dengan mempergunakan angka-angka dan bahasa dalam matematika (Rosma Hartini, 2010: 11-12).

(52)

34

kehidupan yang membutuhkan pemecahan secara cermat dan teliti mau tidak mau harus berpaling kepada Matematika (Rosma Hartiny, 2010:25).

Sujono mengemukakan beberapa pengertian matematika. Diantaranya yaitu, matematika diartikan sebagai cabang ilmu pegetahuan yang eksak dan terorganisasi secara sistematik. Selain itu matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logik dan masalah yang berhubungan dengan bilangan. Bahkan dia mengartikan matematika sebagai ilmu bantu dalam menginterpretasikan sebagai ide dan kesimpulan.

(53)

35 I. Materi Pecahan

1. Pengertian Pecahan

Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari suatu yang utuh. Dari ilustrasi gambar, bagaian yang dimaksud adalah bagaian yang diperhatikan, yang biasanya ditandai dengan arsiran. Bagian inilah yang dinamakan pembilang. Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebagai satuan dan dinamakan penyebut (Heruman, 2007: 43).

Pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai

dengan a, b bilangan cacah dan b ≠ 0 (Sukirman, 2016: 165).

Secara umum pecahan didefinisikan sebagai bentuk dengan a

dan b bilangan cacah dan b ≠ 0. Dalam hal ini a disebut pembilang dan

b disebut penyebut (Mutijah dan Ifada, 2009: 96).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian pecahan adalah bilangan yang menyatakan sebagian dari suatu keseluruhan yang dapat dinyatakan sebagai perbandingan dua bilangan cacah a dan b, ditulis dengan syarat b ≠ 0.

2. Mengenal Pecahan Sederhana

a. Pecahan Setengah dan Seperempat

(54)

36

Gambar 2.1 (Sumber: Joko Sugiarto, 2007: 117)

Berdasarkan gambar diatas, kita melihat ada dua potong kue bolu yang sama besar, masing-masing setengah bagian dari kue bolu yang utuh.

Untuk memahami lebih lanjut tentang pecahan setengah, perhatikan daftar berikut.

(Sumber: Joko Sugiarto, 2007: 117)

Jadi, setengah adalah satu bagian yang dibagi menjadi dua bagian sama besar.

(55)

37

Kemudian roti dipotong menjadi 4 bagian sama besar.

Gambar 2.2 (Sumber: Joko Sugiarto, 2007: 118)

Jadi seperempat adalah satu bagian yang dibagi empat sama besar.

b. Pecahan Sepertiga dan Seperenam

Perhatikan gambar wafer berikut! Wafer dipotong menjadi tiga bagian yang sama besar.

(Sumber: Joko Sugiarto, 2007: 122)

(56)

38

Gambar 2.3 (Sumber: Joko Sugiarto, 2007: 122)

Setelah mengenal dan memahami pecahan sepertiga, mari kita pelajari pecahan seperenam. Perhatikan gambar berikut!

Gambar 2.4 (Sumber: Joko Sugiarto, 2007: 123)

c. Pecahan Sederhana Lainnya

(57)

39

Bagian yang diwarnai yaitu dua per tiga dari keseluruhan.

Gambar 2.5 (Joko Sugiarto, 2007: 125)

Bagian yang diwarnai yaitu tiga per lima dari keseluruhan.

Gambar 2.6 (Joko Sugiarto, 2007: 125)

d. Lambang Pecahan Setengah dan Seperempat

Gambar 2.7 (Sumber: Joko Sugiarto, 2007: 127)

Pada gambar diatas, ada dua bagian yang sama besar. Jika kamu ambil satu bagian yang diwarnai, berarti kamu telah mengambil setengah dari keseluruhan.

Bagian yang diwarnai menunjukkan pecahan setengah. Lambang pecahan setengah yaitu , dibaca setengah atau satu per dua. Demikian pula dengan gambar berikut.

(58)

40

Lingkaran dibagi menjadi empat bagian yang sama besar, bagian yang diwarnai yaitu seperempat dari keseluruhan. Lambang pecahan seperempat adalah , dibaca seperempat atau

satu per empat.

e. Lambang Pecahan Sepertiga dan Seperenam

Gambar 2.9 (Sumber: Joko Sugiarto, 2007: 129)

Pada gambar diatas ada tiga bagian yang sama besar, jika kamu mengambil satu bagian yaitu yang diwarnai berarti mengambil sepertiga dari keseluruhan. Lambang pecahan sepertiga yaitu , dibaca sepertiga atau satu per tiga. Demikian pula dengan gambar berikut.

Gambar 2.10 (Sumber: Joko Sugiarto, 2007: 129)

(59)

41

kamu mengambil seperenam dari keseluruhan. Lambang pecahan seperenam yaitu , dibaca seperenam atau satu per enam (Joko Sugiarto, 2007: 117-132).

J. Model Pembelajaran Example Non Example

1. Pengertian Model Pembelajaran

Soekamto (Trianto, 2011) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pelajar merencanakan aktivitas belajar mengajar.

Model pembelajaran menurut Eggen (1995) adalah strategi perspektif pembelajaran yang dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas (Agus Suprijono, 2016:53-54).

(60)

42

pengajaran diruang kelas atau di setting yang berbeda (Miftahul Huda, 2013:73)

2. Pengertian ModelPembelajaran Example Non Example

Model pembelajaran example non example merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi pembelajaran. Strategi ini bertujuan untuk mendorong siswa untuk berfikir kritis dan memecahkan permasalahan-permasalahan dalam contoh yang disajikan. Strategi example non example juga ditujukan untuk mengajarkan siswa dalam belajar memahami dan menganalisis sebuah konsep.

Menurut Buehl (1996) example non example melibatkan siswa untuk: 1) Menggunakan sebuah contoh untuk memperluas pemahaman sebuah konsep dengan lebih mendalam dan lebih kompleks; 2) Melakukan proses discovery (penemuan) yang mendorong mereka membangun konsep secara progresif melalui pengalaman langsung terhadap contoh yang mereka pelajari; dan 3) Mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang memungkinkan masih memiliki karakteristik konsep yang telah dipaparkan pada bagian

example (Miftahul Huda, 2013: 234-236).

3. Langkah-langkah ModelPembelajaran Example Non Example

(61)

43

a. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

b. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui LCD atau OHP, jika ada dapat pula menggunakan proyektor c. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada peserta

didik untuk memperhatikan atau menganalisis gambar

d. Melalui diskusi kelompok, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas

e. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya f. Mulai dari komentar atau hasil diskudi peserta didik, guru mulai

menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai

g. Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran

4. Penerapan Model Example Non Example Pada Siswa Kelas III MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018

Langkah-langkah model pembelajaran example non example yang penulis lakukan diantaranya:

a. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

(62)

44

c. Guru memberikan contoh langsung kepada siswa dengan membawa dua gambar pecahan dimana gambar tersebut merupakan gambar pecahan yang berbeda

d. Guru mengucapkan salah satu nama pecahan dan siswa diminta untuk memilih pecahan yang benar atau yang salah dari gambar yang dibawa guru

e. Setelah siswa paham cara mainnya, guru langsung membagi kelompok

f. Siswa diminta menuliskan hasil dari analisis yang telah dilakukan bersama kelompoknya

g. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya h. Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan

pembelajaran

5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Example Non Example

Kebaikan dari model pembelajaran example non example adalah a. Pembelajaran lebih menarik, sebab gambar dapat meningkatkan

perhatian anak untuk mengikuti proses belajar mengajar

b. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar dari materi yang ada

(63)

45

d. Dapat meningkatkan kerja sama antara siswa sebab siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dalam menganalisis gambar yang ada

e. Pembelajaran lebih berkesan sebab siswa dapat secara langsung mengamati gambar yang telah dipersiapkan guru (Jurnal Persona Dasar, 2016: 58-59).

f. Siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar

g. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar h. Siswa diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya

(Miftahul Huda, 2013:236).

Kekurangan dari model pembelajaran example non example adalah a. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar

b. Memakan waktu yang cukup lama (Jumanta Hamdayama, 2014: 101).

K. Media Papan Flanel

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin yang adalah bentuk jamak dari medium batasan mengenai pengertian sangat luas, namun harus dibatasi pada media pendidikan saja yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran (Daryanto, 2013:5).

(64)

46

2013: 7). Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Basyiruddin, 2002:11).

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurikan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif (Sukiman, 2011: 29).

2. Kegunaan Media Pembelajaran

Berbagai kegunaan atau manfaat pemebelajaran telah dibahas oleh banyak ahli. Arief Sadiman, dkk. (2005: 17-18) menyampaikan kegunaan-kegunaan media pendidikan secara umum sebagai berikut:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti:

(65)

47

2) Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan microskop, film, slide, atau gambar.

3) Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman vidio, film, foto, slide.

c. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik.

d. Memberikan rangsangan yang sama, dapat menyimak pengalamandan persepsi peserta didik terhadap isi pelajaran. e. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman

kepada peserta didik tentang peristiwa-peristiwa dilingkungan mereka.

Beberapa kegunaan praktis dari penggunaan media pembelajaran didalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

(66)

48

c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan wakru (Sukiman, 2011:40-44).

3. Pengertian Papan Flanel

Media papan flanel adalah media visual yang efektif untuk menyajikan pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula, salah satunya kepada siswa. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat dan praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dilepas dengan mudah, sehingga dapat dipakai berkali-kali. Selain untuk menempel gambar-gambar dapat pula menempelkan huruf dan angka-angka (Bambang Sutjibjo, 2011: 46-47).

Papan flanel merupakan media grafis yang efektif untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Bentuk papan flanel adalah papan yang berlapis kain flanel, sehingga gambar yang akan disajikan akan dipasang dan dicopot atau dilepas dengan mudah dan dapat dipakai berkali-kali (Hujair AH Sanaky, 2013:70).

Menurut Koyo K, dkk, (1985:60) papan flanel adalah papan yang berlapis kain flanel sehingga gambar yang akan disajikan dapat dipasang, dilipat, dan dilepas dengan mudah dan dapat dipakai berkali-kali.

(67)

49

menggunakan kain atau ketas plano secara berlapis (Sukiman, 2011:107).

4. Karakteristik Papan Flanel

Kain flanel tersedia dalam bermacam warna. Flanel ini digunakan untuk merekatkan gambar atau pesan. Gambar atau pesan yang direkatkan ini disebut sebagai item papan flanel. Menurut Daryanto (2012: 22) kegunaan media papan flanel adalah dapat dipakai untuk jenis mata pelajaran apa saja, dapat menerangkan perbandingan atau persamaan secara sistematis, dapat memupuk siswa untuk belajar aktif.

Tujuan pembuatan papan flanel menurut Hujar AH. Sanaky (2013: 70) a. Membantu pengajar untuk menerangkan bahan pelajaran

b. Mempermudah pemahaman pembelajar tentang bahan pelajaran c. Agar bahan pelajaran lebih menarik

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik media papan flanel yaitu papan flanel terbuat dari kain flanel, dimana kain flanel memiliki bebagai macam warna. Papan flanel digunakan untuk merekatkan gambar atau pesan.

5. Kelebihan dan Kekurangan Papan Flanel a. Kelebihan Papan Flanel

Kelebihan menggunakan papan flanel adalah sebagai berikut: 1) Papan flanel dapat dibuat sediri oleh guru

(68)

50

3) Dapat memusatkan perhatian siswa terhadap suatu masalah yang dibicarakan

4) Dapat menghemat waktu pembelajaran, karena segala sesuatunya sudah dipersiapkan dan peserta didik dapat melihat sendiri secara langsung

b. Kekurangan Papan Flanel

1) Walaupun bahan flanel dapat menempel, pada sesamanya, tetapi hal ini tidak menjamin pada bahan yang berat karena dapat terlepas bila ditempelkan

5) Bila terkena angin sedikit saja, bahan yang ditempel pada kain flanel tersebut akan berhamburan jatuh (Bambang Sutjibjo, 2011: 47).

Sedangkan keterbatasan penggunaan media papan flanel sebenarnya tidak terletak pada peralatan fisiknya, tetapi lebih banyak pada kurangnya persiapan atau kurangnya keterampilan guru dalam menggunakannya (Ibrahim, dkk, 2001: 13).

6. Langkah-langkah Dan Cara Penggunaan Papan Flanel

Langkah-langkah dan cara menggunakan di dalam proses pembelajaran, sebagai berikut:

(69)

51

b. Siapkan papan flanel dan gantungkan papan flanel tersebut didepan kelas atau pada bagian yang mudah dilihat oleh pembelajar

c. Ketika pengajar akan menerangkan bahan pelajaran dengan menggunakan gambar, maka gambar dapat ditempelkan pada papan flanel yang telah dilapisi kain flanel (Hujair AH Sanaky, 2013: 72).

L. Kajian Pustaka

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nur Hidayati dengan judul " Peningkatan Prestasi Belajar Materi Sifat Bangun Ruang Melalui Metode Example Non Example Pada Siswa Kelas V MI Ulumuddin Ngargosoko Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016.

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas V MI Ulumuddin Ngargosoko Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016, diperoleh bahwa penggunaan Metode

(70)

52

hal kerja sama ketika diskusi kelompok, siswa lebih aktif bertanya dan mengungkapkan pendapatnya, serta lebih semangat dalm mengikuti pembelajaran, siswa juga memiliki minat dan motivasi lebih kuat sehingga bertanggungjawab dalam menyelesaikan tugas yang diberikan juga meningkat.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sopiya Nurohmah dengan judul " Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menulis Karangan Melalui Model Pembelajaran Example Non Example Pada Siswa Kelas III Semester I MI Ma'arif Tirto Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018.

(71)

53

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nur Hidayati dan Sopiya Nurohmah, bahwa penelitian dalam penerapan model example non example sudah ada yang melakukan penelitian terlebih dahulu, tetapi berbeda dalam mata pelajaran juga materi yang diteliti.

(72)

54 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Peneliti ingin memaparkan lokasi dilaksanakannya penelitian karena dipandang perlu untuk menghindari persepsi yang salah mengenai lokasi penelitian.

Paparan lokasi penelitian secara garis besar sebagai berikut:

1. Identitas Madrasah

Nama Madrasah : MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait

Alamat Sekolah : Ds. Lopait RT 10 RW 01 Kec. Tuntang Kab. Semarang

Nama dan Alamat Yayasan : Lembaga Pendidikan Ma'arif NU NSM/ NPSN : 111233220073/ 60712900

Jenjang Akreditasi : Terakreditasi A Tahun Didirikan : 1 Maret 1960 Tahun Beroperasi : 1968

E-mail : mi_mifa@yahoo.com

(73)

55 2. Visi dan Misi Madrasah

Visi dan Misi madrasah yaitu antara lain: a. Visi Madrasah

Menjadi Madrasah kebanggaan umah, melahirkan generasi islami yang unggul dalam bebudi pekerti, dan mampu bersaing dalam prestasi.

b. Misi Madrasah

1) Mengantarkan peserta didik menjadi insan kamil yang mantap akidahnya, tekun beribadah, berakhlak karimah, berilmu pegetahuan

2) Menanamkan dasar-dasar syariat islam yang kuat pada diri peserta didik

3) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari al Qur'an dan menjalankan ajaran agama islam

4) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualiatas dalam pencapaian prestasi akademik dan non akademik

5) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan 6) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien,

transparan dan akuntabel

3. Keadaan Siswa

(74)

56

Tabel 3.1

Daftar Jumlah Siswa MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang (Sumber : Administrasi Sekolah)

4. Keadaan Guru

Jumlah guru dan karyawan di MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait seluruhnya berjumlah 9 orang. Berikut data lengkap guru dan karyawan di MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait:

Tabel 3.2

Daftar Guru dan Karyawan MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait Tahun 2017/2018

No Nama Guru NIP/NIPTK L/P

1 Misbkhul Munir, S. Pd. I. 197402142005011003 L 2 Khoirun Nisak, S. Pd. I. 198201122005012003 P 9 Dyah Novita Sari 19931116201201024 P

(75)

57 5. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait yang berjumlah 19 siswa, terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Adapun nama-nama siswa atau subjek penelitian adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3

Daftar Nama Siswa Kelas III MI Miftahul Huda Lopait Tahun 2017/2018

No Nama Siswa Jenis Kelamin

1 Alex Fajar Riyanto Laki-laki 2 Anindya Lutvi Syafara Perempuan 3 Arya Purwo Dhekdho Laki-laki 4 Danang Zivan Edi Pradipa Laki-laki 5 Disti Avrillia Putri Perempuan 6 Ilham Maulana Baihaqi Laki-laki 7 Nabil Saifu Umar Mahrus Laki-laki 8 Nadia Rahmadani Perempuan 9 Naura Aisha Zabrina Perempuan 10 Nur Alisa Perempuan 11 Pradita Aulia Yuliyani Perempuan 12 Putri Nurfaizah Perempuan 13 Rahmalia Agustin Perempuan 14 Rizqun Kholifatur Rohman Laki-laki 15 Sakinatun Nisa Perempuan 16 Syafa Nazal Lathifa Perempuan 17 Syauqi Alfin Habibillah Laki-laki 18 Syifa Intan Putri Perempuan 19 Wildan Al Rasyid Laki-laki

(Sumber : Administrasi Sekolah)

6. Kolaborator Penelitian

(76)

58

dan peneliti sebagai pengamat. Peneliti membantu guru dalam menyiapkan rencana pembelajaran dan media pembelajaran dan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan model

example non example dan media papan flanel.

7. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan 2 kali pertemuan (2 siklus) di MI Ma'arif Miftahul Huda Lopait. Waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.4:

Tabel 3.4.

Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

No Siklus Pelaksanaan penelitian

1 Siklus I Rabu, 24 Januari 2018 2 Siklus II Rabu, 31 Januari 2018

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dua siklus penelitian. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Uraian dari kedua siklus tersebut adalah sebagai berikut:

1. Siklus I

(77)

59 a. Perencanaan

1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi pecahan melalui model example non example dan media papan flanel.

2) Menyiapkan absensi untuk mengetahui kehadiran siswa.

3) Menyiapkan soal pecahan untuk dikerjakan siswa untuk mengetahui kemampuan siswa sehingga hasil belajar pada siklus I.

4) Menyiapkan media papan flanel yang akan digunakan.

5) Mempersiapkan lembar pengamatan siswa pada materi pecahan melalui model example non example dan media papan flanel yang digunakan untuk mengamati kegiatan siswa pada saat proses pembelajaran.

6) Mempersiapkan lembar pengamatan guru pada materi pecahan melalui model example non example dan media papan flanel yang digunakan untuk mengamati dan mengetahui kegiatan guru pada saat proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan

(78)

60

1) Guru mengkondisikan siswa agar tidak ramai dan memeriksa kerapian siswa

2) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk membaca doa mau belajar bersama-sama.

3) Guru menanyakan kabar siswa dan mengabsen siswa.

4) Apersepsi: Guru bertanya kepada siswa apakah pernah berbagi makanan kepada teman-temannya?

5) Guru menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran.

6) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok dengan berhitung 1-5 dari depan

7) Siswa mencari kelompok yang telah ditentukan 8) Guru menunjukkan media papan flanel kepada siswa

9) Guru menjelaskan pecahan setengah, seperempat, sepertiga, seperenam, dan pecahan lainnya menggunakan media papan flanel

10)Guru mencontohkan aturan berjalannya diskusi dan siswa memperhatikannya

11)Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan gambar pada media

(79)

61

13)Melalui diskusi kelompok, siswa menuliskan hasil diskusi yang telah dilakukan

14)Tiap kelompok memaparkan hasil diskusi mereka didepan kelas 15)Setelah diskusi selesai, siswa diminta mengerjakan soal yang

telah diberikan guru

16)Guru dan siswa menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran

17)Guru melakukan tindak lanjut dengan pemberian tugas individu 18)Guru memberitahukan materi selanjutnya

19)Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih semangat belajar

20)Guru menutup pelajaran dengan membaca doa penutup majelis dan mengucapkan salam

c. Pengamatan/ Observasi

Gambar

Tabel 1.1 Nama Siswa Kelas III
Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK (Sumber: Somadayo (2013: 27
Tabel 1.2 Pedoman Observasi Guru
Tabel 1.3 Pedoman Observasi Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tegangan di serat atas yaitu 0 mPa lebih kecil dari tegangan ijin pada waktu servis yaitu 3.54

Dalam penelitian ini penulis mencoba membuat aplikasi pembelajaran yang berisikan pengetahuan dasar tentang huruf hijaiyah dsertai dengan animasi, audio dan keterangan cara

Dari data keberhasilan pemberian ASI eksklusif diketahui responden paling banyak pada kategori tidak berhasil dalam pemberian ASI ekslusif, sehingga dapat disimpulkan

Saat ini, integrasi sosial yang dibangun jemaat GPIB Pniel pasca konflik telah. berhasil, yang dilakukan dengan cara mengubah strategi kehadiran, bukan

Sedangkan bagi karyawan yang memiliki resiko keamanan saat bekerja cenderung akan menurunkan rasa kepuasan kerja mereka, dan banyak dari mereka akan cenderung

Media pembelajaran berbasis flash pada materi tema makananku sehat. dan bergizi sub tema makananku sehat dan bergizi pembelajaran

Dikarenakan kemampuan berkonsentrasi sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, terutama bagi siswa jurusan Akuntansi yang sangat membutuhkan ketelitian, daya penalaran dan

Hasil yang terdapat dari penelitian tersebut adalah rerata peningkatan indeks plak (IP), dan perdarahan pada probing (PPP) secara signifikan lebih tinggi di