• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN METAKOGNITIF PADA MATA DIKLAT RANGKAIAN DAN PENGUKURAN LISTRIK (RPL) DI SMK NEGERI 1 KEPAHIANG,BENGKULU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN METAKOGNITIF PADA MATA DIKLAT RANGKAIAN DAN PENGUKURAN LISTRIK (RPL) DI SMK NEGERI 1 KEPAHIANG,BENGKULU."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D.Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Sistematika penulisan ... 9

G.Anggapan Dasar ... 9

H.Metode Penelitian ... 10

I. Lokasi dan Populasi Penelitian ... 11

BAB II LANDASAN TEORI A.Konsep Belajar dan Hasil Belajar ... 12

1. Pengertian Belajar ... ... 12

2. Hasil Belajar ... 13

B. Model Pembelajaran ... 18

C. Model Pembelajaran melalui Pendekatan metakognitif ... 20

(2)

4. Kaitan Model Pembelajaran melalui pendekatan metakognitif dengan hasil

belajar ... 25

D. Materi Program Diklat Rangkaian Dan Pengukuran Listrik(RPL). 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 43

B. Diagram Alur Penelitian ... 46

C. Subjek Penelitian ... 47

D. Data Penelitian ... ... 48

E. Instrumen Penelitian ... 49

F. Prosedur Penelitian ... 50

G. Teknik Pengolahan dan Analisis data ... 52

H. Hasil Belajar Siswa ... 53

1. Nilai Evaluasi ... 54

2. Nilai Praktikum ... 54

3. Ranah Psikomotor dan Afektif ... 55

4. Aktifitas Guru ... 56

5. Aktifitas Siswa ... 57

I. Teknik Validitas Data ... 57

J. Kriteria Keberhasilan ... 58

(3)

3. Observasi Siklus I ... 70

a. Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 70

b. Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 72

c. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 73

4. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 78

B. Deskripsi Siklus II ... 83

1. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 83

2. Tindakan Siklus II... 84

3. Observasi Siklus II ... 90

a. Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 90

b. Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 92

c. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 93

4. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 98

C. Deskripsi Siklus III ... 100

1. Perencanaan Tindakan Siklus III ... 100

2. Tindakan Siklus III ... 101

3. Observasi Siklus III ... 106

a. Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 106

b. Observasi Aktivitas Guru Siklus III ... 109

c. Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 109

(4)

2. Analisis Kesan dan Tanggapan Guru ... 117 E. Analisis Kelebihan dan Kendala Selama Proses Pembelajaran Menggunakan Model melalui Pendekatan metakognitif ... 119

F.Pembahasan Hasil Penelitian ... 120 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(5)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi

membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas, sehingga perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dapat dikuasai dengan memanfaatkan

semaksimal mungkin dan dikembangkan menjadi lebih baik lagi. Pendidikan

merupakan sarana dan wahana di dalam pembinaan sumber daya manusia,

sehingga pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan dan prioritas secara

baik oleh pemerintah, keluarga dan pengelola pendidikan.

Pendidikan merupakan masalah menarik, karena melalui usaha pendidikan

diharapkan tujuan pendidikan akan segera tercapai. Salah satu tujuan pendidikan

nasional dalam pembangunan sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 45

alinea IV yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, agar mencapai tujuan tersebut

diperlukan peningkatan, penyempurnaan serta perubahan sistem pendidikan

nasional dalam peningkatan kualitas hasil pendidikan.

Perubahan sistem pendidikan, program kurikulum, strategi belajar

mengajar, Sarana dan prasarana pendidikan mempengaruhi perkembangan siswa

baik akademis, sosial maupun pribadi. Maka siswa diharapkan mampu

menyesuaikan diri dengan perkembangan pendidikan. Tetapi menyesuaikan

diripun seringkali mengalami hambatan dan kesulitan cukup berarti sesuai dengan

(6)

mengajar dengan dikdatik dan metodik. Dikdatik atau metodik yaitu ilmu tentang

bagaimana cara mengajar. Pendidikan terdapat perbuatan belajar dilakukan

peserta didik maupun pendidik. Pendidikan sesungguhnya merupakan proses

mengantarkan peserta didik sebagai warga negara masyarakat cerdas dan dapat

diterima di masyarakat.

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku. Proses perubahan tidak

terjadi sekaligus, tetapi secara bertahap tergantung faktor – faktor berikut yaitu

faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern berhubungan dengan segala sesuatu

di dalam diri siswa agar menunjang pembelajaran seperti intelegensi, bakat,

kemampuan motorik pancaindra dan skema berfikir. Faktor ekstern merupakan

segala sesuatu di luar siswa dalam mengkondisikan pembelajaran seperti

pengalaman, lingkungan sosial, metode belajar-mengajar, strategi belajar

mengajar, fasilitas belajar dan dedikasi guru. Secara umum prestasi belajar siswa

di Indonesia ditentukan oleh kemampuan kognitifnya dalam memahami sebaran

materi pelajaran.

Soemanto (1998:120-121) menyatakan bahwa tingkah laku kognitif

merupakan tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku

terjadi. Tingkah laku tergantung oleh insight (pengamatan atau pemahaman)

terhadap hubungannya dalam situasi. Proses berfikir dan proses mengamati,

menghasilkan, memperoleh, menyimpan dan memproduksi pengetahuan dalam

proses kognisi

Menurut Wahl (www.damandiri.or.id), Berfikir metakognitif memastikan

(7)

harus mampu berfikir secara kreatif tentang proses berfikir, mengidentifikasi

strategi- strategi belajar dengan baik dan secara sadar mengarahkan mereka cara

mereka belajar.

Berdasarkan Penelitian dilakukan Abu Alhadid mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Surakarta pada mata diklat Matematika memperoleh hasil bahwa

model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa, sehingga memberikan gambaran bahwa model

pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif dapat diterapkan pada mata diklat

Rangkaian dan Pengukuran Listrik(RPL) dalam upaya meningkatkan hasil belajar

siswa.

Proses belajar siswa sangat memerlukan kreativitas agar dapat

menyelesaikan masalah, terutama mata pelajaran Rangkaian dan Pengukuran

Listrik (RPL). Menurut sebagian siswa bila ditanya mengenai mata pelajaran

paling sulit dan tidak disenangi pastilah akan banyak menjawab Rangkaian dan

Pengukuran Listrik (RPL). Menurut para ahli, Rangkaian dan Pengukuran Listrik

(RPL) sebenarnya adalah ilmu pasti, jika dipelajari pastilah lebih mudah

dibandingkan mata pelajaran lain seperti ilmu sosial. Ketika mengerjakan soal

Rangkaian dan Pengukuran Listrik (RPL) siswa dituntut agar dapat

menyelesaikan berbagai macam cara dan pastilah akan membuat siswa lebih

kreatif dalam berfikir walaupun nantinya akan memperoleh hasil akhir sama

(8)

Mayer (www.damandiri.or.id ) membuktikan bahwa beberapa siswa

diberikan tugas agar memecahkan masalah, masing- masing menggunakan strategi

berbeda dalam memecahkan masalah.

Kreativitas siswa dalam berfikir dipengaruhi kondisi dalam kelas. Di kelas

siswa cenderung hanya mengikuti apa ditulis oleh guru jadi siswa kurang kreatif.

Sebagian guru hanya memberi contoh sama dan hanya diulang- ulang. Siswa

kurang berani mengungkapkan gagasannya karena kebanyakan siswa menganggap

guru paling benar. anggapan tersebut kurang tepat dan akan membuat siswa takut

mengeluarkan gagasannya.

Interaksi antara guru dan peserta didik saat proses belajar mengajar

berlangsung, memegang peranan penting agar mencapai tujuan. Jadi peran guru

dalam mengajar adalah sangat penting. Kemungkinan kegagalan guru dalam

menyampaikan suatu pokok bahasan disebabkan saat proses belajar mengajar guru

kurang membangkitkan perhatian dan aktivitas peserta didik dalam mengikuti

pelajaran.

Gambaran anak – anak dalam mengikuti pelajaran Rangkaian Listrik dan

Pengukuran (RPL) memiliki kecenderungan diantaranya:

1. Di ruang kelas siswa tenang mendengarkan uraian guru tetapi tidak

memahaminya.

2. Proses belajar mengajar siswa sibuk sendiri menyalin apa dituliskan dan

diucapkan oleh guru.

3. Keberanian siswa bertanya kepada guru sangat rendah.

(9)

Pendekatan metakognitif digunakan sebagai sarana meningkatkan

kreatifitas dan keaktifan siswa dalam belajar Rangkaian dan Pengukuran Listrik

(RPL). Guru diharapkan melalui pendekatan metakognitif dapat mengajar siswa

dengan baik sehingga kreatifitas dan keaktifan siswa dalam menyelesaikan soal

Rangkaian dan Pengukuran Listrik (RPL) dapat meningkat.

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik membuat suatu

penelitian tentang penerapan dari suatu materi belajar melalui pendekatan

metakognitif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun judul penelitian

penulis lakukan yaitu “UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

MELALUI PENDEKATAN METAKOGNITIF PADA MATA DIKLAT

RANGKAIAN DAN PENGUKURAN LISTRIK (RPL) DI SMK NEGERI 1

KEPAHIANG,BENGKULU”.

B.Rumusan masalah

Penulis merumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut:

“Bagaimanakah Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui Pendekatan

Metakognitif Pada kompetensi Rangkaian Dan Pengukuran Listrik (RPL)?”.

Rumusan masalah di atas dapat, maka dibuat pertanyaan penelitian sebagai

berikut:

1. Bagaimana gambaran proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan

model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif pada kompetensi

(10)

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif pada

kompetensi Rangkaian dan Pengukuran Listrik (RPL) di SMK Negeri 1

Kepahiang,Bengkulu?

3. Bagaimana kesan dan tanggapan dari guru dan siswa pada pembelajaran

menggunakan model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif pada

kompetensi Rangkaian dan Pengukuran Listrik (RPL)?

4. Apa saja kelebihan dan kendala yang dihadapi selama pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif pada

kompetensi Rangkaian dan Pengukuran Listrik (RPL)?

C. Pembatasan masalah

Agar dalam pembahasannya tepat menuju sasaran dan tidak menyimpang,

maka dalam penelitian diperlukan pembatasan masalah. Maka masalah penelitian

akan dibatasi dengan pembatasan sebagai berikut :

1. Penelitian lebih diarahkan dalam penerapan model pembelajaran melalui

Pendekatan Metakognitif.

2. Subyek penelitian adalah siswa kelas X program keahlian Teknik Tenaga

Listrik tahun ajaran 2010/2011 SMK Negeri 1 Kepahiang Bengkulu

sebanyak 1 kelas dengan jumlah 32 orang siswa.

3. Konsep bahan pengajaran adalah kompetensi Rangkaian dan Pengukuran

(11)

4. Aktivitas dalam penelitian yaitu aktivitas siswa dan guru dalam proses

belajar mengajar dan seluruh kegiatan pembelajaran.

5. Hasil belajar siswa yaitu ranah kognitif (C1, C2, C3, dan C4) dilaksanakan

saat tes akhir pembelajaran, dan ranah afektif serta ranah psikomotor

dilaksanakan pada saat kegiatan praktikum berlangsung.

D.Tujuan penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian sebagai berikut :

1. Mengetahui gambaran proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan

model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif pada Mata diklat

Rangkaian dan Pengukuran Listrik (RPL) ?

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif pada

kompetensi Rangkaian dan Pengukuran Listrik (RPL) di SMK Negeri 1

Kepahiang,Bengkulu?

3. Mengetahui kesan dan tanggapan dari guru dan siswa pada pembelajaran

menggunakan model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif pada

kompetensi Rangkaian dan Pengukuran Listrik (RPL)?

4. Mengetahui kelebihan dan kendala selama pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif pada

(12)

E. Manfaat Penilitian

Hasil penelitian diharapkan dapat berguna sebagai model mengajar

alternatif bagi guru, siswa dan mereka didalamnya, diantaranya :

1. Bagi siswa:

a. Melalui Model pembelajaran melalui pendekatan Metakognitif,

diharapkan dapat memunculkan pola interaksi baik diantara siswa dan

meningkatkan prestasi belajar.

b. Melalui model pembelajaran melalui pendekatan Metakognitif, siswa

dapat menerapkan konsep dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa

dapat berperan dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari

hari.

2. Bagi guru:

a. Sebagai bahan masukan dalam menentukan bentuk pembelajaran yang

dapat mengurangi permasalahan ketika kegiatan belajar mengajar

berlangsung.

b. Memberikan motivasi bagi guru dalam menerapkan pembelajaran

variatif agar tercipta suasana kegiatan belajar mengajar menyenangkan

bagi siswa

3. Bagi Mahasiswa:

a. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI.

b. Memberikan masukan kepada peneliti lebih lanjut sebagai bahan literatur

(13)

F. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan, mengemukakan tentang: latar belakang, identifikasi

masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, sistematika penulisan, anggapan dasar, Hipotesis, metode

penelitian, lokasi penelitian

BAB II Landasan Teori, menguraikan tentang: konsep belajar dan

hasil belajar, model pembelajaran, pembelajaran melalui Pendekatan

Metakognitif, materi pembelajaran

BAB III Metodologi Penelitian, menguraikan tentang: metode

penelitian, Diagram alur penelitian, Subjek Penelitian, Data penelitian,

Instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengolahan dan análisis

data, hasil belajar siswa, validitas data,

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, menguraikan tentang

deskripsi profil awal pembelajaran, penerapan model pembelajaran

kontekstual, deskripsi dan analisis data dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V Kesimpulan dan Saran, mengemukakan tentang kesimpulan

dan saran.

G. Anggapan Dasar

1. Penerapan model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi Rangkaian dan Pengukuran

(14)

2. Siswa dapat melaksanakan model pembelajaran melalui Pendekatan

Metakognitif dengan baik.

3. Guru melakukan model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif dalam

kegiatan belajar mengajar.

4. Adanya kesetaraan kemampuan awal pada siswa saat diberikan perlakuan

model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif.

H. Metode Penelitian

Metode penelitian menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK).

Menurut Suharsimi Arikunto (2009:58) menjelaskan bahwa “PTK adalah

penelitian tindakan (action research) dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu

praktik pembelajaran di kelasnya”.

Prosedur kerja PTK yaitu:

1. Observasi pendahuluan

2. Tahap Perencanaan

3. Tahap Pelaksanaan

a. Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pengembangan

model pembelajaran melalui Pendekataan Metakognitif

b. Pelaksanaan observasi, dilakukan semua tim peneliti termasuk pelaku

tindakan dan dilaksanakan secara bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan.

c. Pelaksanaan refleksi dilakukan semua tim peneliti segera setelah

(15)

permasalahan tindakan dan observasi sebagai bahan perencanaan tindakan

baru ditindakan berikutnya.

d. Pelaksanaan perencanaan ulang (re-plan) dilakukan setelah kesimpulan

pelaksanaan refleksi didapat. Pelaksanaan perencanaan dilaksanakan

dalam upaya penyusunan Rencana Perbaikan Pembelajaran sebagai acuan

pelaksanaan pembelajaran siklus berikutnya.

4. Tahap Refleksi

Data diperoleh melalui kegiatan observasi, baik data hasil observasi

maupun data hasil tes, keduanya diolah, dianalisa dan hasilnya dijadikan sebagai

bahan acuan dalam penyusunan perencanaan tindakan siklus berikutnya.

I. Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian akan dilakukan di SMK Negeri 1 Kepahiang berlokasi di desa

Kutorejo Kec. Kepahiang Kab. Kepahiang Prov. Bengkulu. Adapun sampel dalam

penelitian, yaitu siswa kelas X Teknik tenaga listrik pada Mata Diklat Rangkaian

(16)

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode merupakan cara seseorang mencapai tujuan. Menurut Suharsimi

(2007:2)”penelitian adalah suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu dalam memperoleh data atau

informasi bermanfaat guna meningkatkan mutu dan minat”. Menurut Sukardi

metode penelitian adalah kegiatan secara sistematis, direncanakan dan mengikuti

aturan-aturan para peneliti guna memecahkan permasalahan penelitian.

Penelitian menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom

Action Research). Penelitian membahas tentang bagaimana penerapan model

pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif dapat mengatasi permasalahan

dalam hal interaksi siswa dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada Kompetensi Rangkaian dan Pengukuran Listrik (RPL) di SMKN 1

Kepahiang, Bengkulu .

Menurut Suhardjono (2007:58)”penelitian tindakan kelas yaitu penelitian

tindakan (action research) dilakukan dengan tujuan mutu praktik pembelajaran di

kelasnya”. Penelitian tindakan kelas berfokus kelas atau proses belajar mengajar

terjadi dikelas, bukan input kelas (silabus, materi dan lain-lain) ataupun output

(hasil belajar). Penelitian tindakan kelas harus tertuju atau mengenai hal-hal

(17)

Tujuan utama dari PTK yaitu memperbaiki atau meningkatkan proses

pembelajaran layanan profesional guru, serta mengembangkan keterampilan guru

dalam memecahkan masalah di dalam kelas. Sejalan dengan diungkapkan

Kasbolah (1999) dalam (Paino, 2007) bahwa “Penelitian Tindakan Kelas adalah

penelitian dalam bidang pendidikan dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan

tujuan memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran”. Tujuan dapat

dicapai guru di dalam kelas melalui refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki

kinerja sebagai guru, agar hasil belajar siswa semakin meningkat. Tahapan dalam

penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan

(planning), tindakan (action), pengamatan, dan refleksi.

Model PTK dikembangkan oleh Kurt Lewin didasarkan atas konsep pokok

bahwa penelitian tindakan terdiri empat komponen pokok yaitu:

1. Perencanaan

2. Tindakan

3. Pengamatan

4. Refleksi

Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukan sebuah siklus

atau kegiatan berulang. “Siklus” inilah sebetulnya menjadi salah satu ciri utama

dari PTK. Setelah satu siklus selesai, barangkali guru menemukan masalah baru

atau masalah lama belum tuntas dipecahkan, dilanjutkan ke siklus kedua dengan

langkah sama seperti pada siklus satu. Demikian, berdasarkan hasil tindakan atau

pengalaman siklus pertama guru akan kembali mengikuti langkah perencanaan,

(18)

Ciri-ciri PTK di atas sering dinyatakan dalam bentuk sebuah spiral yang

sering disebut Siklus PTK, seperti ditunjukkan dalam Gambar 3.1.

Gambar 3.1.Siklus PTK (Hopkins,1993)

Penelitian Tindakan Kelas diatas melukiskan siklus demi siklus dalam

PTK. Satu siklus terdiri atas 4 komponen PTK, yaitu rencana, tindakan,

pengamatan, dan refleksi. Dasarnya, penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu

pengkajian masalah, dimana masalah diteliti harus muncul sendiri, sebab guru

mengetahui situasi dan kondisi siswa dalam kelasnya sehari-hari dan masalah pun

harus merupakan biasa dihadapi guru. Penelitian dilaksanakan secara kolaboratif

antara peneliti dengan guru kelas guna menentukan tindakan melalui

prosedur-prosedur telah ditentukan.

Menurut model Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis (dalam Rochiati

Wiriaatmadja, 2005: 63) menyatakan bahwa :

(19)

dalam penelitian tersebut. Bagi peneliti pengamat atau observer, siklus dihentikan apabila data yang dikumpulkan untuk penelitian sudah jenuh, atau kondisi kelas sudah stabil

Prossedur pelaksanaan PTK dapat digambarkan sebagai berikut:

(di adaptasi dari Taufik ,2008: 41)

Gambar 3.2 Prosedur Pelaksanaan PTK

B.Diagram Alir Penelitian

Melaksanakan penelitian terdapat beberapa tahapan dilaksanakan seperti

blok diagram dibawah: Observasi awal

Perencanaan

o Persiapan pembelajaran, meliputi

pembuatan rencana

pembelajaran, LKS.

o Melakukan proses KBM yaitu memberikan materi yang telah disusun dalam rencana pembelajaran

o Menggunakan pengembangan model pembelajaran berbasis

Tindakan

o Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I yang belum teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

o Menentukan indikator

Tindakan

o Identifikasi masalah yang muncul pada siklus II yang belum teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

(20)

Gambar 3.3 Diagram alir Penelitian

C.Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian yaitu siswa kelas X Teknik Tenaga Listrik

SMKN 1 Kepahiang, Bengkulu tahun ajaran 2010/2011 pada Mata Diklat

(21)

Penelitian dilakukan bersifat kolaboratif bersama guru Mata diklat

Rangkaian dan Pengukuran Listrik (RPL) kelas X SMKN 1 Kepahiang, Bengkulu.

Pemilihan kelas didasarkan hasil observasi awal dilakukan peneliti bahwa masih

banyak siswa hasil belajarnya masih rendah dan kurang berpartisipasi aktif di

kelas selama proses pembelajaran.

D.Data Penelitian

1. Sumber data

Sumber data pada penelitian yaitu guru, siswa dan seluruh tim peneliti.

2. Jenis data

Jenis data diperoleh berupa data kuantitatif dan data kualitatif terdiri atas:

Tes untuk kemampuan kognitif

Rencana pembelajaran

Data hasil observasi selama pelaksanaan pembelajaran

3. Pengambilan data

Data hasil belajar diperoleh dengan memberikan tes kepada siswa, berupa

tes awal dan tes akhir.

Data situasi selama proses pembelajaran diperoleh dengan menggunakan

lembar observasi.

Data refleksi diri diperoleh jurnal dibuat

4. Tim peneliti

Penelitian bersifat kolaboratif antara peneliti dengan bermitra guru mata

(22)

E.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dirancang dan akan digunakan dalam penelitian

sebagai berikut:

1. Instrumen tes hasil belajar

Tes hasil belajar digunakan mengukur hasil belajar siswa berupa kemampuan

kognitif. Tes digunakan mengetahui kemampuan (konsepsi) awal (pra siklus)

dan kemampuan akhir (evaluasi siklus).

2. Lembar kerja siswa

Digunakan sebagai panduan bagi siswa selama proses pembelajaran

berlangsung.

3. Lembar pedoman observasi

Digunakan mendapatkan gambaran aktivitas guru, aktivitas siswa selama

kegiatan pembelajaran berlangsung. Merupakan alat penilaian kemampuan

afektif dan psikomotor sehingga dapat diolah secara kualitatif selanjutnya

dapat dikonversikan ke dalam bentuk penskoran secara kuantitatif.

4. Lembar pedoman wawancara

Terdiri dari wawancara awal dengan guru, wawancara akhir dengan guru, dan

wawancara awal dengan siswa.

5. Catatan lapangan (field notes)

Digunakan mencatat kejadian-kejadian dalam penelitian selama proses

penelitian berlangsung.

6. Alat perekam audio visual, kamera

(23)

F.Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian terdiri beberapa tahap yaitu :

1. Observasi pendahuluan

a. Observasi sekolah, guru dan siswa

b. Observasi terhadap kegiatan pembelajaran RPL guna memperoleh

gambaran pelaksanaan pembelajaran RPL.

c. Mengidentifikasi permasalahan

2. Tahap Perencanaan

a. Merumuskan materi pembelajaran dan jumlah siklus penelitian. Materi

Pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas yaitu “Hukum Kelistrikan”.

Penelitian tidak semua sub pokok bahasan dikembangkan, melainkan

hanya 3 sub pokok bahasan yaitu :

1) Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff.

2) Resistor Seri Dan Paralel

3) Rangkaian pembagi Tegangan dan pembagi arus

Berdasarkan materi pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini

dibatasi hanya 3 siklus.

b. Menetapkan kelas akan digunakan sebagai kelas penelitian.

Pemilihan kelas didasarkan pada hasil observasi awal peneliti bahwa

masih banyak siswa hasil belajarnya masih rendah dan kurang

berpartisipasi aktif di kelas selama proses pembelajaran.

(24)

1) Faktor siswa, meliputi respon siswa dalam pembelajaran dan proses

belajar siswa.

2) Faktor guru, yaitu respon guru dalam pembelajaran dengan

menggunakan pengembangan model pembelajaran melalui Pendekatan

Metakognitif.

d. Menganalisa materi pelajaran, menetapkan metode pembelajaran.

e. Menyusun program pengajaran.

Setelah menganalisa materi pelajaran, dilanjutkan dengan

penyusunan program pengajaran didasari pengoptimalan media perangkat

pembelajaran, meliputi:

1) Bahan Ajar

2) Rencana Perbaikan Pembelajaran

3) Lembar Kerja Siswa

4) Alat tes.

f. Menetapkan cara pelaksanaan observasi, menggunakan metode observasi

terbuka yaitu pelaksanaannya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

g. Menetapkan jenis data dan cara pengumpulan data, yaitu jenis data

kualitatif dikumpulkan melalui observasi dan angket, serta data kuantitatif

akan dikumpulkan dari tes hasil belajar.

h. Menetapkan alat bantu observasi, yaitu kamera, catatan lapangan (field

notes), angket dan pedoman observasi.

i. Mentapkan cara refleksi, yaitu dilakukan peneliti dan akan dilakukan

(25)

3. Tahap Pelaksanaan

a. Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pengembangan

model pembelajaran melalui Pendekataan Metakognitif

b. Pelaksanaan observasi, dilakukan semua tim peneliti termasuk pelaku

tindakan dan dilaksanakan secara bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan.

c. Pelaksanaan refleksi dilakukan semua tim peneliti segera setelah

pelaksanaan tindakan dan observasi guna mengkaji/menganalisis

permasalahan diperoleh dari proses tindakan dan observasi sebagai bahan

perencanaan tindakan baru pada tindakan berikutnya.

d. Pelaksanaan perencanaan ulang (re-plan) dilakukan setelah kesimpulan

pelaksanaan refleksi didapat. Pelaksanaan perencanaan dilaksanakan

dalam upaya penyusunan Rencana Perbaikan Pembelajaran sebagai acuan

dalam pelaksanaan pembelajaran siklus berikutnya.

4. Tahap Refleksi

Data diperoleh dari kegiatan observasi, baik data hasil observasi maupun

data hasil tes, keduanya diolah, dianalisa dan hasilnya dijadikan sebagai bahan

acuan dalam penyusunan perencanaan tindakan siklus berikutnya.

G.Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Tujuan penelitian tindakan kelas yaitu meningkatnya hasil belajar siswa,

meningkatnya aktivitas siswa dan aktivitas guru melalui pengembangan model

(26)

kualitatif diperoleh dari hasil observasi guna mengetahui aktivitas siswa, aktivitas

guru dan tanggapan siswa. Terdapat juga data kuantitatif guna mengetahui

kemampuan kognitif siswa berupa data hasil tes.

Seperti diungkapkan Hopkins (Purba, 2003: 138) bahwa menganalisis data

penelitian tindakan kelas perlu beberapa tahap, seperti diuraikan berikut:

• Kategori data, data diperoleh peneliti dari guru dan siswa disusun menjadi

4 kategori, yaitu tes hasil belajar, proses dan aplikasi, sikap, aktivitas dan

penilaian akhir kegiatan.

• Validitas data, agar data diperoleh agar objektif, sahih, dan andal.

• Interprestasi data, data telah disusun diinterprestasikan berdasarkan teori

atau aturan intuisi peneliti dan guru dalam menciptakan pembelajaran

kondusif.

• Tindakan, hasil interprestasi data digunakan sebagai informasi dalam

menyusun rencana tindakan selanjutnya.

H. Hasil belajar siswa

Penilaian hasil belajar siswa guna menentukan siswa tuntas dan tidak

tuntas pada kompetensi Hukum Kelistrikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) tahun 2009 SMK Negeri 1 Kepahiang, Bengkulu yaitu :

Nilai Hasil Belajar Siswa = Nilai Evaluasi + Nilai Praktikum

(27)

Tabel 3.1. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

No Nilai

(Skala 100)

KKM

1 75 – 100 Tuntas/Kompeten

2 < 75 Belum tuntas/kompeten (KTSP SMKN 1 Kepahiang, 2009)

a. Nilai evaluasi

Nilai evaluasi dimaksudkan dalam penelitian guna mengetahui tingkat

penguasaan siswa terhadap materi diberikan pada kegiatan belajar mengajar.

Tabel 3.2. Klasifikasi Tingkat Penguasaan

No Kategori

Nilai praktikum dalam penelitian yaitu nilai guna mengukur aspek

psikomotor dan aspek afektif siswa saat kegiatan praktikum berlangsung.

Komponen penilaian praktikum yaitu persiapan kerja, proses kerja, hasil kerja,

sikap kerja, dan laporan praktikum. Berikut format perhitungan nilai praktik.

Perhitungan nilai praktik (NP) :

Prosentase Bobot Komponen Penilaian (NP)

(28)

NK …. …. …. …. ….

(KTSP SMKN 1 Kepahiang, 2009) Keterangan :

• Bobot diisi dengan prosentase setiap komponen. Besarnya prosentase dari

setiap komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik program

keahlian.

• NK = Nilai Komponen, perkalian dari bobot dengan skor komponen

• NP = Penjumlahan dari hasil perhitungan nilai komponen

• Jenis komponen penilaian (persiapan, proses, hasil, sikap kerja, dan laporan)

disesuaikan dengan karakter program keahlian.

c. Ranah psikomotor dan afektif

Ranah afektif yaitu sikap siswa selama proses pembelajaran menggunakan

pengembangan model pembelajaran melalui Pendekatan metakognitif. Sedangkan

kemampuan psikomotor dalam penelitian yaitu partisipasi siswa selama proses

pembelajaran.

Instrumen dalam penelitian yaitu lembar observasi kemampuan afektif dan

psikomotor. Menurut Wayan dan Sumantana dalam Panggabean, Luhut

(1989;29). Indeks prestasi kelompok (IPK) dapat dihitung dengan menggnakan

rumus sebagai berikut:

Dimana : IPK = Indeks Prestasi Kelompok

(29)

Tabel 3.3

Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Kelompok untuk Aspek Psikomotor

No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi

1. 0,00 ≤ IPK < 30,00 Sangat kurang terampil 2. 30,00≤ IPK < 55,00 Kurang terampil 3. 55,00 ≤ IPK < 75,00 Cukup terampil 4. 75,00 ≤ IPK < 90,00 Terampil 5. 90,00 ≤ IPK ≤ 100,00 Sangat terampil

(Adaptasi dari Luhut P. Panggabean Taufik ,2008: 51)

Tabel 3.4

Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Kelompok untuk Aspek Afektif

No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi

1. 0,00 ≤ IPK < 30,00 Sangat negatif 2. 30,00≤ IPK < 55,00 Negatif 3. 55,00 ≤ IPK < 75,00 Netral 4. 75,00 ≤ IPK < 90,00 Positif

5. 90,00 ≤ IPK ≤ 100,00 Sangat positif

(Adaptasi dari Luhut P. Panggabean dalam Taufik ,2008: 51)

d.Aktivitas guru

Berdasarkan hasil observasi, skor aktivitas guru akan dibagi menjadi empat

kategori skala ordinal yaitu baik sekali, baik, cukup dan kurang. Dengan

klasifikasi seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.5

Klasifikasi Aktivitas Guru

Skor Rata-rata Kategori

4 3,50 ≤ r ≤ 4,00 Baik Sekali 3 3,00 ≤ r < 3,50 Baik 2 2,50 ≤ r < 3,00 Cukup

1 R < 2,50 Kurang

(30)

e. Aktivitas siswa

Data hasil observasi berkaitan dengan aktivitas siswa dan tanggapan siswa

terhadap pembelajaran dengan menggunakan pengembangan model pembelajaran

melalui Pendekatan Metakognitif dengan menentukan presentasi rata-rata dari

masing-masing indicator diamati, yaitu dengan cara sebagai berikut :

%

Persentase rata-rata aktivitas siswa setiap aspek ditinjau, kemudian dianalisis sesuai dengan kategori tabel berikut.

Tabel 3.6

0 < Sebagian Kecil < 25 Sebagian kecil

NP = 0% Tidak ada

(di adaptasi dari Panggabean, 1989)

I. Teknik Validasi Data

(31)

sebagai observer kemudian didiskusikan dengan guru sehingga data diambil

sesuai kebenarannya.

Menurut Wijaya Kusumah (2009: 83) validasi atau keshahihan PTK

melalui cara-cara berikut.

1. Tringulasi

Tringulasi adalah membandingkan persepsi sumber data/informasi satu

dengan lain di dalam/mengenai situasi sama. Contohnya persepsi situasi mengajar

ditinjau dari guru, siswa, dan pengamat. Tringulasi dengan memakai berbagai

sumber, seperti survey, catatan lapangan, observasi, dan dokumen.

2. Penjenuhan (saturation)

Dalam proses penjenuhan tidak lagi diperoleh data tambahan/baru jadi

observasi/wawancara dilaksanakan berulang-ulang sampai data “jenuh” (tidak lagi

diperoleh data yang baru) dengan maksud lain hipotesis tervalidasi.

3. Audit Trail

Data diperiksa pihak ketiga misalnya responden kunci mencakup

informasi mendeskripsikan cara-cara dipakai guna mengontrol kesalahan sehingga

mampu mengambil kesimpulan dapat dipertanggungjawabkan. Audit Trail

digunakan pada saat hasil tidak ada kesepakatan antara observer dan guru dalam

menginterpretasi hasil.

J. Kriteria Keberhasilan

Keberhasilan tindakan disebut sebagai indikator keberhasilan penelitian.

(32)

standar berlaku (Wijaya Kusuma, 2009: 53). Kriteria keberhasilan dalam

penemuan dan pengujian serta peningkatan kualitas pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif, meliputi :

1. Jika terdapat peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep diberikan

setiap siklusnya.

2. Jika terdapat peningkatan hasil belajar siswa (individu) melalui Evaluasi

setiap siklus mendapat nilai rata-rata di atas 74 sudah lebih besar dari 74%

maka sudah dikatakan berhasil.

3. Jika terdapat peningkatan sikap siswa saat diterapkan proses pembelajaran

dengan model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif semakin

(33)

128

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Hasil penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Kepahiang Bengkulu

terhadap siswa kelas X Teknik Tenaga Listrik pada kompetensi Rangkaian dan

Pengukuran listrik(RPL) kompetensi dasar Hukum Kelistrikan melalui penerapan

model pembelajaran melalui pendekatan metakognitif, maka diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

1. Gambaran proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran dengan

pendekatan metakognitif pada siklus 1 sampai siklus 3 dapat dilaksanakan

dengan sangat baik oleh guru ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas

guru dan siswa, setiap siklusnya. Pada siklus III aktivitas guru berkategori

‘sangat baik’ dengan nilai 3,81 (pada skala 4) dan aktivitas siswa berkategori

‘pada umumnya’ dengan nilai 76,76 (pada skala 100).

2. Peningkatan hasil belajar siswa mengalami peningkatan setiap siklusnya

ditunjukan dengan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pra

siklus sebesar 47 pada siklus 1 sebesar 69, pada siklus 2 sebesar 74 dan pada

siklus 3 sebesar 78. Dengan jumlah siswa mendapatkan nilai ≥ 75 pada pra

siklus dari 0% menjadi 28,13% pada siklus 1, pada siklus 2 meningkat

28,13% menjadi 50%, dan pada siklus 3 meningkat 28,13% menjadi 96,88%

(34)

3. Kesan dan tanggapan disampaikan guru dan siswa juga menyatakan bahwa

model pembelajaran melalui pendekatan metakognitif membawa pengaruh

positif. Guru menyatakan model pembelajaran melalui Pendekatan

metakognitif dapat mengubah cara belajar siswa pasif menjadi aktif dan dapat

meningkatkan motivasi siswa; sedangkan menurut siswa, model pembelajaran

melalui Pendekatan metakognitif dapat membantu siswa memahami materi,

memberikan kebebasan mengemukakan pendapat, dan siswa terdorong

berdiskusi bersama teman dan guru dalam memecahkan masalah dihadapi

pada praktikum.

4. Kelebihan penerapan model pembelajaran melalui pendekatan metakognitif

adalah menambah wawasan dan pengetahuan guru dalam menerapkan model

pembelajaran, adanya kegiatan praktik membuat kegiatan pembelajaran lebih

menarik dan siswa lebih bersemangat. Kelemahan atau kendala yang dihadapi

misalnya kesiapan guru dalam menyiapkan pembelajaran, manajemen waktu,

kondisi situasi di lapangan maupun motivasi siswa dalam pembelajaran.

B.Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian serta dalam meningkatkan

penerapan model pembelajaran melalui pendekatan metakognitif pada Kompetensi

Rangkaian dan Pengukuran listrik(RPL) Kompetensi Dasar Hukum Kelistrikan di

kelas X Teknik Tenaga Listrik SMK Negeri 1 Kepahiang Bengkulu, terhadap

siswa peneliti menyampaikan saran dan rekomendasi sebagai berikut:

1. Guru diharapkan dapat meningkatkan proses belajar, misalnya menerapkan

(35)

kekurangan-kekurangan dan melakukan refleksi pada kegiatan pembelajaran

selanjutnya.

2. Model pembelajaran melalui pendekatan metakognitif merupakan proses

pembelajaran merangsang berfikir tingkat tinggi (berpikir kritis) berorientasi

pada masalah. Jadi siswa harus selalu aktif dari proses pembelajaran .

3. Menunjang kegiatan pembelajaran hendaknya kebutuhan sumber-sumber

belajar dapat dilengkapi sesuai dengan perkembangan bidang kelistrikan bagi

kompetensi Rangkaian dan Pengukuran listrik(RPL).

4. Kepada semua pihak Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, pengajar serta

mahasiswa dapat mengembangkan model pembelajaran melalui pendekatan

metakognitif di sekolah melalui penelitian baik penelitian eksperimen maupun

(36)

131

DAFTAR PUSTAKA

Alhadid,Abu (2008). Pembelajaran metakognitif untuk meningkatkan Hasil

Belajar dan motivasi siswa dalam pembelajaran Matematika. Skripsi

Jurusan Pendidikan Matematika.Universitas Muhammadiyah Surakarta: tidak diterbitkan.

Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Fakhriati,Agus. (2007). Meningkatkan pembelajaran Membaca bahasa inggris

dengan Pendekatan metakognitif. [online]. Tersedia :http://wordpress.com

Firdaus,Muhammad. Model pembelajaran-BSE Download. [Online]. Tersedia: http:// www.muhfida.com

Hadi, A. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia.

Hakim, T. (2009). Teori Belajar. Jakarta: Gema Ilmu.

Hamalik, O. (2003). Pendekatan Baru Proses Belajar Mengajar Berdasarkan

CBSA. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Insani, Arul (2009). Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Metakognitif Siswa Kelas Xf Sma Negeri 2 Klaten. Skripsi UNY

jogya: tidak diterbitkan.

Kusumah, W. (2009). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks.

Maulana, M.Pd. (2008). Pendekatan metakognitif sebagai Alternatif pembelajaran Metematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis Mahasiswa PGSD. [Online].tersedia:http://Maulana@upi.com

Shihab, Najelaa. (2009).Model pembelajaran Metakognitif. [online]. Tersedia : http:// modelpembelajaran.com

Silaban,Pantur. (1991). Rangkaian Listrik. Jakarta : Erlangga

(37)

Sudjana, N. (2001). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N. (2003). Penilaian Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.

Surachmad, W. (1982:136). Teori Pembatasan Masalah. Jakarta: Gema ilmu

Surya, M. (1989). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Jakarta: Gema Ilmu.

Syah, Alam. (2008). Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Pada Program

Diklat Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika di SMKN 12 Bandung. Skripsi Jurusan Teknik Elektro FPTK-UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Syah, Muhibbin. (2008). Teori Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

Tim Fakultas Teknik. Hukum Kelistrikan. Jogya : UNY

Undang-undang (SPN). (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdikbud

Universitas Pendidikan Indonesia. (2006). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Gambar

Gambar 3.1.Siklus PTK (Hopkins,1993)
Gambar 3.2 Prosedur Pelaksanaan PTK
Gambar 3.3 Diagram alir Penelitian
Tabel 3.2. Klasifikasi Tingkat Penguasaan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulan telah berhasil menganalisis Sistem Penunjang Keputusan untuk menentukan kredit modal usaha menggunakan variabel penghasilan

membayarkan zakat (seperti pemahaman ahli tafsir umumnya). Namun makna yaknizun juga berarti memenjarakan fungsi uang, yang mana hal ini sama saja dengan menimbun uang. Penimbunan

Implementation of Living Culture and Digitalization In the Exhibition Space To Achieve the Intellectual Building.. Thesis in Partial Fulfillment of the Requirement

Gronroos dalam Ratminto dan Winarsih (2005:2) menyatakan bahwa pelayanan adalah suatu aktifitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai

Pada penelitian ini, dilakukan preparasi katalis zeolit alam (ZA), Zeolit alam aktif hidrotermal (ZAAH), NiO-CoO- MoO/ZAAH dan NiO-MoO-Co/ZAAH dengan metode

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh yang tercantum pada bagian analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa skala keefektifan pembelajaran pendidikan

e syllabus h ogramme. earn more! F r contact Cus. s updat

Secara nasional strategi percepatan penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin, meningkatkan kemampuan dan pendapatan