KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 6
D.Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 8
F. Sistematika penulisan ... 9
G.Anggapan Dasar ... 9
H.Metode Penelitian ... 10
I. Lokasi dan Populasi Penelitian ... 11
BAB II LANDASAN TEORI A.Konsep Belajar dan Hasil Belajar ... 12
1. Pengertian Belajar ... ... 12
2. Hasil Belajar ... 13
B. Model Pembelajaran ... 18
C. Model Pembelajaran melalui Pendekatan metakognitif ... 20
4. Kaitan Model Pembelajaran melalui pendekatan metakognitif dengan hasil
belajar ... 25
D. Materi Program Diklat Rangkaian Dan Pengukuran Listrik(RPL). 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 43
B. Diagram Alur Penelitian ... 46
C. Subjek Penelitian ... 47
D. Data Penelitian ... ... 48
E. Instrumen Penelitian ... 49
F. Prosedur Penelitian ... 50
G. Teknik Pengolahan dan Analisis data ... 52
H. Hasil Belajar Siswa ... 53
1. Nilai Evaluasi ... 54
2. Nilai Praktikum ... 54
3. Ranah Psikomotor dan Afektif ... 55
4. Aktifitas Guru ... 56
5. Aktifitas Siswa ... 57
I. Teknik Validitas Data ... 57
J. Kriteria Keberhasilan ... 58
3. Observasi Siklus I ... 70
a. Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 70
b. Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 72
c. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 73
4. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 78
B. Deskripsi Siklus II ... 83
1. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 83
2. Tindakan Siklus II... 84
3. Observasi Siklus II ... 90
a. Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 90
b. Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 92
c. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 93
4. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 98
C. Deskripsi Siklus III ... 100
1. Perencanaan Tindakan Siklus III ... 100
2. Tindakan Siklus III ... 101
3. Observasi Siklus III ... 106
a. Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 106
b. Observasi Aktivitas Guru Siklus III ... 109
c. Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 109
2. Analisis Kesan dan Tanggapan Guru ... 117 E. Analisis Kelebihan dan Kendala Selama Proses Pembelajaran Menggunakan Model melalui Pendekatan metakognitif ... 119
F.Pembahasan Hasil Penelitian ... 120 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1 BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi
membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas, sehingga perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dapat dikuasai dengan memanfaatkan
semaksimal mungkin dan dikembangkan menjadi lebih baik lagi. Pendidikan
merupakan sarana dan wahana di dalam pembinaan sumber daya manusia,
sehingga pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan dan prioritas secara
baik oleh pemerintah, keluarga dan pengelola pendidikan.
Pendidikan merupakan masalah menarik, karena melalui usaha pendidikan
diharapkan tujuan pendidikan akan segera tercapai. Salah satu tujuan pendidikan
nasional dalam pembangunan sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 45
alinea IV yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, agar mencapai tujuan tersebut
diperlukan peningkatan, penyempurnaan serta perubahan sistem pendidikan
nasional dalam peningkatan kualitas hasil pendidikan.
Perubahan sistem pendidikan, program kurikulum, strategi belajar
mengajar, Sarana dan prasarana pendidikan mempengaruhi perkembangan siswa
baik akademis, sosial maupun pribadi. Maka siswa diharapkan mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan pendidikan. Tetapi menyesuaikan
diripun seringkali mengalami hambatan dan kesulitan cukup berarti sesuai dengan
mengajar dengan dikdatik dan metodik. Dikdatik atau metodik yaitu ilmu tentang
bagaimana cara mengajar. Pendidikan terdapat perbuatan belajar dilakukan
peserta didik maupun pendidik. Pendidikan sesungguhnya merupakan proses
mengantarkan peserta didik sebagai warga negara masyarakat cerdas dan dapat
diterima di masyarakat.
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku. Proses perubahan tidak
terjadi sekaligus, tetapi secara bertahap tergantung faktor – faktor berikut yaitu
faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern berhubungan dengan segala sesuatu
di dalam diri siswa agar menunjang pembelajaran seperti intelegensi, bakat,
kemampuan motorik pancaindra dan skema berfikir. Faktor ekstern merupakan
segala sesuatu di luar siswa dalam mengkondisikan pembelajaran seperti
pengalaman, lingkungan sosial, metode belajar-mengajar, strategi belajar
mengajar, fasilitas belajar dan dedikasi guru. Secara umum prestasi belajar siswa
di Indonesia ditentukan oleh kemampuan kognitifnya dalam memahami sebaran
materi pelajaran.
Soemanto (1998:120-121) menyatakan bahwa tingkah laku kognitif
merupakan tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku
terjadi. Tingkah laku tergantung oleh insight (pengamatan atau pemahaman)
terhadap hubungannya dalam situasi. Proses berfikir dan proses mengamati,
menghasilkan, memperoleh, menyimpan dan memproduksi pengetahuan dalam
proses kognisi
Menurut Wahl (www.damandiri.or.id), Berfikir metakognitif memastikan
harus mampu berfikir secara kreatif tentang proses berfikir, mengidentifikasi
strategi- strategi belajar dengan baik dan secara sadar mengarahkan mereka cara
mereka belajar.
Berdasarkan Penelitian dilakukan Abu Alhadid mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Surakarta pada mata diklat Matematika memperoleh hasil bahwa
model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa, sehingga memberikan gambaran bahwa model
pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif dapat diterapkan pada mata diklat
Rangkaian dan Pengukuran Listrik(RPL) dalam upaya meningkatkan hasil belajar
siswa.
Proses belajar siswa sangat memerlukan kreativitas agar dapat
menyelesaikan masalah, terutama mata pelajaran Rangkaian dan Pengukuran
Listrik (RPL). Menurut sebagian siswa bila ditanya mengenai mata pelajaran
paling sulit dan tidak disenangi pastilah akan banyak menjawab Rangkaian dan
Pengukuran Listrik (RPL). Menurut para ahli, Rangkaian dan Pengukuran Listrik
(RPL) sebenarnya adalah ilmu pasti, jika dipelajari pastilah lebih mudah
dibandingkan mata pelajaran lain seperti ilmu sosial. Ketika mengerjakan soal
Rangkaian dan Pengukuran Listrik (RPL) siswa dituntut agar dapat
menyelesaikan berbagai macam cara dan pastilah akan membuat siswa lebih
kreatif dalam berfikir walaupun nantinya akan memperoleh hasil akhir sama
Mayer (www.damandiri.or.id ) membuktikan bahwa beberapa siswa
diberikan tugas agar memecahkan masalah, masing- masing menggunakan strategi
berbeda dalam memecahkan masalah.
Kreativitas siswa dalam berfikir dipengaruhi kondisi dalam kelas. Di kelas
siswa cenderung hanya mengikuti apa ditulis oleh guru jadi siswa kurang kreatif.
Sebagian guru hanya memberi contoh sama dan hanya diulang- ulang. Siswa
kurang berani mengungkapkan gagasannya karena kebanyakan siswa menganggap
guru paling benar. anggapan tersebut kurang tepat dan akan membuat siswa takut
mengeluarkan gagasannya.
Interaksi antara guru dan peserta didik saat proses belajar mengajar
berlangsung, memegang peranan penting agar mencapai tujuan. Jadi peran guru
dalam mengajar adalah sangat penting. Kemungkinan kegagalan guru dalam
menyampaikan suatu pokok bahasan disebabkan saat proses belajar mengajar guru
kurang membangkitkan perhatian dan aktivitas peserta didik dalam mengikuti
pelajaran.
Gambaran anak – anak dalam mengikuti pelajaran Rangkaian Listrik dan
Pengukuran (RPL) memiliki kecenderungan diantaranya:
1. Di ruang kelas siswa tenang mendengarkan uraian guru tetapi tidak
memahaminya.
2. Proses belajar mengajar siswa sibuk sendiri menyalin apa dituliskan dan
diucapkan oleh guru.
3. Keberanian siswa bertanya kepada guru sangat rendah.
Pendekatan metakognitif digunakan sebagai sarana meningkatkan
kreatifitas dan keaktifan siswa dalam belajar Rangkaian dan Pengukuran Listrik
(RPL). Guru diharapkan melalui pendekatan metakognitif dapat mengajar siswa
dengan baik sehingga kreatifitas dan keaktifan siswa dalam menyelesaikan soal
Rangkaian dan Pengukuran Listrik (RPL) dapat meningkat.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik membuat suatu
penelitian tentang penerapan dari suatu materi belajar melalui pendekatan
metakognitif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun judul penelitian
penulis lakukan yaitu “UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
MELALUI PENDEKATAN METAKOGNITIF PADA MATA DIKLAT
RANGKAIAN DAN PENGUKURAN LISTRIK (RPL) DI SMK NEGERI 1
KEPAHIANG,BENGKULU”.
B.Rumusan masalah
Penulis merumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut:
“Bagaimanakah Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui Pendekatan
Metakognitif Pada kompetensi Rangkaian Dan Pengukuran Listrik (RPL)?”.
Rumusan masalah di atas dapat, maka dibuat pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Bagaimana gambaran proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan
model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif pada kompetensi
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif pada
kompetensi Rangkaian dan Pengukuran Listrik (RPL) di SMK Negeri 1
Kepahiang,Bengkulu?
3. Bagaimana kesan dan tanggapan dari guru dan siswa pada pembelajaran
menggunakan model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif pada
kompetensi Rangkaian dan Pengukuran Listrik (RPL)?
4. Apa saja kelebihan dan kendala yang dihadapi selama pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif pada
kompetensi Rangkaian dan Pengukuran Listrik (RPL)?
C. Pembatasan masalah
Agar dalam pembahasannya tepat menuju sasaran dan tidak menyimpang,
maka dalam penelitian diperlukan pembatasan masalah. Maka masalah penelitian
akan dibatasi dengan pembatasan sebagai berikut :
1. Penelitian lebih diarahkan dalam penerapan model pembelajaran melalui
Pendekatan Metakognitif.
2. Subyek penelitian adalah siswa kelas X program keahlian Teknik Tenaga
Listrik tahun ajaran 2010/2011 SMK Negeri 1 Kepahiang Bengkulu
sebanyak 1 kelas dengan jumlah 32 orang siswa.
3. Konsep bahan pengajaran adalah kompetensi Rangkaian dan Pengukuran
4. Aktivitas dalam penelitian yaitu aktivitas siswa dan guru dalam proses
belajar mengajar dan seluruh kegiatan pembelajaran.
5. Hasil belajar siswa yaitu ranah kognitif (C1, C2, C3, dan C4) dilaksanakan
saat tes akhir pembelajaran, dan ranah afektif serta ranah psikomotor
dilaksanakan pada saat kegiatan praktikum berlangsung.
D.Tujuan penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian sebagai berikut :
1. Mengetahui gambaran proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan
model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif pada Mata diklat
Rangkaian dan Pengukuran Listrik (RPL) ?
2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif pada
kompetensi Rangkaian dan Pengukuran Listrik (RPL) di SMK Negeri 1
Kepahiang,Bengkulu?
3. Mengetahui kesan dan tanggapan dari guru dan siswa pada pembelajaran
menggunakan model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif pada
kompetensi Rangkaian dan Pengukuran Listrik (RPL)?
4. Mengetahui kelebihan dan kendala selama pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif pada
E. Manfaat Penilitian
Hasil penelitian diharapkan dapat berguna sebagai model mengajar
alternatif bagi guru, siswa dan mereka didalamnya, diantaranya :
1. Bagi siswa:
a. Melalui Model pembelajaran melalui pendekatan Metakognitif,
diharapkan dapat memunculkan pola interaksi baik diantara siswa dan
meningkatkan prestasi belajar.
b. Melalui model pembelajaran melalui pendekatan Metakognitif, siswa
dapat menerapkan konsep dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa
dapat berperan dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari
hari.
2. Bagi guru:
a. Sebagai bahan masukan dalam menentukan bentuk pembelajaran yang
dapat mengurangi permasalahan ketika kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
b. Memberikan motivasi bagi guru dalam menerapkan pembelajaran
variatif agar tercipta suasana kegiatan belajar mengajar menyenangkan
bagi siswa
3. Bagi Mahasiswa:
a. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI.
b. Memberikan masukan kepada peneliti lebih lanjut sebagai bahan literatur
F. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan, mengemukakan tentang: latar belakang, identifikasi
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, sistematika penulisan, anggapan dasar, Hipotesis, metode
penelitian, lokasi penelitian
BAB II Landasan Teori, menguraikan tentang: konsep belajar dan
hasil belajar, model pembelajaran, pembelajaran melalui Pendekatan
Metakognitif, materi pembelajaran
BAB III Metodologi Penelitian, menguraikan tentang: metode
penelitian, Diagram alur penelitian, Subjek Penelitian, Data penelitian,
Instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengolahan dan análisis
data, hasil belajar siswa, validitas data,
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, menguraikan tentang
deskripsi profil awal pembelajaran, penerapan model pembelajaran
kontekstual, deskripsi dan analisis data dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V Kesimpulan dan Saran, mengemukakan tentang kesimpulan
dan saran.
G. Anggapan Dasar
1. Penerapan model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi Rangkaian dan Pengukuran
2. Siswa dapat melaksanakan model pembelajaran melalui Pendekatan
Metakognitif dengan baik.
3. Guru melakukan model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif dalam
kegiatan belajar mengajar.
4. Adanya kesetaraan kemampuan awal pada siswa saat diberikan perlakuan
model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif.
H. Metode Penelitian
Metode penelitian menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK).
Menurut Suharsimi Arikunto (2009:58) menjelaskan bahwa “PTK adalah
penelitian tindakan (action research) dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu
praktik pembelajaran di kelasnya”.
Prosedur kerja PTK yaitu:
1. Observasi pendahuluan
2. Tahap Perencanaan
3. Tahap Pelaksanaan
a. Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pengembangan
model pembelajaran melalui Pendekataan Metakognitif
b. Pelaksanaan observasi, dilakukan semua tim peneliti termasuk pelaku
tindakan dan dilaksanakan secara bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan.
c. Pelaksanaan refleksi dilakukan semua tim peneliti segera setelah
permasalahan tindakan dan observasi sebagai bahan perencanaan tindakan
baru ditindakan berikutnya.
d. Pelaksanaan perencanaan ulang (re-plan) dilakukan setelah kesimpulan
pelaksanaan refleksi didapat. Pelaksanaan perencanaan dilaksanakan
dalam upaya penyusunan Rencana Perbaikan Pembelajaran sebagai acuan
pelaksanaan pembelajaran siklus berikutnya.
4. Tahap Refleksi
Data diperoleh melalui kegiatan observasi, baik data hasil observasi
maupun data hasil tes, keduanya diolah, dianalisa dan hasilnya dijadikan sebagai
bahan acuan dalam penyusunan perencanaan tindakan siklus berikutnya.
I. Lokasi dan Sampel Penelitian
Penelitian akan dilakukan di SMK Negeri 1 Kepahiang berlokasi di desa
Kutorejo Kec. Kepahiang Kab. Kepahiang Prov. Bengkulu. Adapun sampel dalam
penelitian, yaitu siswa kelas X Teknik tenaga listrik pada Mata Diklat Rangkaian
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Metode merupakan cara seseorang mencapai tujuan. Menurut Suharsimi
(2007:2)”penelitian adalah suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu dalam memperoleh data atau
informasi bermanfaat guna meningkatkan mutu dan minat”. Menurut Sukardi
metode penelitian adalah kegiatan secara sistematis, direncanakan dan mengikuti
aturan-aturan para peneliti guna memecahkan permasalahan penelitian.
Penelitian menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research). Penelitian membahas tentang bagaimana penerapan model
pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif dapat mengatasi permasalahan
dalam hal interaksi siswa dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada Kompetensi Rangkaian dan Pengukuran Listrik (RPL) di SMKN 1
Kepahiang, Bengkulu .
Menurut Suhardjono (2007:58)”penelitian tindakan kelas yaitu penelitian
tindakan (action research) dilakukan dengan tujuan mutu praktik pembelajaran di
kelasnya”. Penelitian tindakan kelas berfokus kelas atau proses belajar mengajar
terjadi dikelas, bukan input kelas (silabus, materi dan lain-lain) ataupun output
(hasil belajar). Penelitian tindakan kelas harus tertuju atau mengenai hal-hal
Tujuan utama dari PTK yaitu memperbaiki atau meningkatkan proses
pembelajaran layanan profesional guru, serta mengembangkan keterampilan guru
dalam memecahkan masalah di dalam kelas. Sejalan dengan diungkapkan
Kasbolah (1999) dalam (Paino, 2007) bahwa “Penelitian Tindakan Kelas adalah
penelitian dalam bidang pendidikan dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan
tujuan memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran”. Tujuan dapat
dicapai guru di dalam kelas melalui refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki
kinerja sebagai guru, agar hasil belajar siswa semakin meningkat. Tahapan dalam
penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan
(planning), tindakan (action), pengamatan, dan refleksi.
Model PTK dikembangkan oleh Kurt Lewin didasarkan atas konsep pokok
bahwa penelitian tindakan terdiri empat komponen pokok yaitu:
1. Perencanaan
2. Tindakan
3. Pengamatan
4. Refleksi
Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukan sebuah siklus
atau kegiatan berulang. “Siklus” inilah sebetulnya menjadi salah satu ciri utama
dari PTK. Setelah satu siklus selesai, barangkali guru menemukan masalah baru
atau masalah lama belum tuntas dipecahkan, dilanjutkan ke siklus kedua dengan
langkah sama seperti pada siklus satu. Demikian, berdasarkan hasil tindakan atau
pengalaman siklus pertama guru akan kembali mengikuti langkah perencanaan,
Ciri-ciri PTK di atas sering dinyatakan dalam bentuk sebuah spiral yang
sering disebut Siklus PTK, seperti ditunjukkan dalam Gambar 3.1.
Gambar 3.1.Siklus PTK (Hopkins,1993)
Penelitian Tindakan Kelas diatas melukiskan siklus demi siklus dalam
PTK. Satu siklus terdiri atas 4 komponen PTK, yaitu rencana, tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Dasarnya, penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu
pengkajian masalah, dimana masalah diteliti harus muncul sendiri, sebab guru
mengetahui situasi dan kondisi siswa dalam kelasnya sehari-hari dan masalah pun
harus merupakan biasa dihadapi guru. Penelitian dilaksanakan secara kolaboratif
antara peneliti dengan guru kelas guna menentukan tindakan melalui
prosedur-prosedur telah ditentukan.
Menurut model Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis (dalam Rochiati
Wiriaatmadja, 2005: 63) menyatakan bahwa :
dalam penelitian tersebut. Bagi peneliti pengamat atau observer, siklus dihentikan apabila data yang dikumpulkan untuk penelitian sudah jenuh, atau kondisi kelas sudah stabil
Prossedur pelaksanaan PTK dapat digambarkan sebagai berikut:
(di adaptasi dari Taufik ,2008: 41)
Gambar 3.2 Prosedur Pelaksanaan PTK
B.Diagram Alir Penelitian
Melaksanakan penelitian terdapat beberapa tahapan dilaksanakan seperti
blok diagram dibawah: Observasi awal
Perencanaan
o Persiapan pembelajaran, meliputi
pembuatan rencana
pembelajaran, LKS.
o Melakukan proses KBM yaitu memberikan materi yang telah disusun dalam rencana pembelajaran
o Menggunakan pengembangan model pembelajaran berbasis
Tindakan
o Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I yang belum teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
o Menentukan indikator
Tindakan
o Identifikasi masalah yang muncul pada siklus II yang belum teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
Gambar 3.3 Diagram alir Penelitian
C.Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian yaitu siswa kelas X Teknik Tenaga Listrik
SMKN 1 Kepahiang, Bengkulu tahun ajaran 2010/2011 pada Mata Diklat
Penelitian dilakukan bersifat kolaboratif bersama guru Mata diklat
Rangkaian dan Pengukuran Listrik (RPL) kelas X SMKN 1 Kepahiang, Bengkulu.
Pemilihan kelas didasarkan hasil observasi awal dilakukan peneliti bahwa masih
banyak siswa hasil belajarnya masih rendah dan kurang berpartisipasi aktif di
kelas selama proses pembelajaran.
D.Data Penelitian
1. Sumber data
Sumber data pada penelitian yaitu guru, siswa dan seluruh tim peneliti.
2. Jenis data
Jenis data diperoleh berupa data kuantitatif dan data kualitatif terdiri atas:
Tes untuk kemampuan kognitif
Rencana pembelajaran
Data hasil observasi selama pelaksanaan pembelajaran
3. Pengambilan data
Data hasil belajar diperoleh dengan memberikan tes kepada siswa, berupa
tes awal dan tes akhir.
Data situasi selama proses pembelajaran diperoleh dengan menggunakan
lembar observasi.
Data refleksi diri diperoleh jurnal dibuat
4. Tim peneliti
Penelitian bersifat kolaboratif antara peneliti dengan bermitra guru mata
E.Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dirancang dan akan digunakan dalam penelitian
sebagai berikut:
1. Instrumen tes hasil belajar
Tes hasil belajar digunakan mengukur hasil belajar siswa berupa kemampuan
kognitif. Tes digunakan mengetahui kemampuan (konsepsi) awal (pra siklus)
dan kemampuan akhir (evaluasi siklus).
2. Lembar kerja siswa
Digunakan sebagai panduan bagi siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
3. Lembar pedoman observasi
Digunakan mendapatkan gambaran aktivitas guru, aktivitas siswa selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Merupakan alat penilaian kemampuan
afektif dan psikomotor sehingga dapat diolah secara kualitatif selanjutnya
dapat dikonversikan ke dalam bentuk penskoran secara kuantitatif.
4. Lembar pedoman wawancara
Terdiri dari wawancara awal dengan guru, wawancara akhir dengan guru, dan
wawancara awal dengan siswa.
5. Catatan lapangan (field notes)
Digunakan mencatat kejadian-kejadian dalam penelitian selama proses
penelitian berlangsung.
6. Alat perekam audio visual, kamera
F.Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian terdiri beberapa tahap yaitu :
1. Observasi pendahuluan
a. Observasi sekolah, guru dan siswa
b. Observasi terhadap kegiatan pembelajaran RPL guna memperoleh
gambaran pelaksanaan pembelajaran RPL.
c. Mengidentifikasi permasalahan
2. Tahap Perencanaan
a. Merumuskan materi pembelajaran dan jumlah siklus penelitian. Materi
Pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas yaitu “Hukum Kelistrikan”.
Penelitian tidak semua sub pokok bahasan dikembangkan, melainkan
hanya 3 sub pokok bahasan yaitu :
1) Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff.
2) Resistor Seri Dan Paralel
3) Rangkaian pembagi Tegangan dan pembagi arus
Berdasarkan materi pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini
dibatasi hanya 3 siklus.
b. Menetapkan kelas akan digunakan sebagai kelas penelitian.
Pemilihan kelas didasarkan pada hasil observasi awal peneliti bahwa
masih banyak siswa hasil belajarnya masih rendah dan kurang
berpartisipasi aktif di kelas selama proses pembelajaran.
1) Faktor siswa, meliputi respon siswa dalam pembelajaran dan proses
belajar siswa.
2) Faktor guru, yaitu respon guru dalam pembelajaran dengan
menggunakan pengembangan model pembelajaran melalui Pendekatan
Metakognitif.
d. Menganalisa materi pelajaran, menetapkan metode pembelajaran.
e. Menyusun program pengajaran.
Setelah menganalisa materi pelajaran, dilanjutkan dengan
penyusunan program pengajaran didasari pengoptimalan media perangkat
pembelajaran, meliputi:
1) Bahan Ajar
2) Rencana Perbaikan Pembelajaran
3) Lembar Kerja Siswa
4) Alat tes.
f. Menetapkan cara pelaksanaan observasi, menggunakan metode observasi
terbuka yaitu pelaksanaannya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
g. Menetapkan jenis data dan cara pengumpulan data, yaitu jenis data
kualitatif dikumpulkan melalui observasi dan angket, serta data kuantitatif
akan dikumpulkan dari tes hasil belajar.
h. Menetapkan alat bantu observasi, yaitu kamera, catatan lapangan (field
notes), angket dan pedoman observasi.
i. Mentapkan cara refleksi, yaitu dilakukan peneliti dan akan dilakukan
3. Tahap Pelaksanaan
a. Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pengembangan
model pembelajaran melalui Pendekataan Metakognitif
b. Pelaksanaan observasi, dilakukan semua tim peneliti termasuk pelaku
tindakan dan dilaksanakan secara bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan.
c. Pelaksanaan refleksi dilakukan semua tim peneliti segera setelah
pelaksanaan tindakan dan observasi guna mengkaji/menganalisis
permasalahan diperoleh dari proses tindakan dan observasi sebagai bahan
perencanaan tindakan baru pada tindakan berikutnya.
d. Pelaksanaan perencanaan ulang (re-plan) dilakukan setelah kesimpulan
pelaksanaan refleksi didapat. Pelaksanaan perencanaan dilaksanakan
dalam upaya penyusunan Rencana Perbaikan Pembelajaran sebagai acuan
dalam pelaksanaan pembelajaran siklus berikutnya.
4. Tahap Refleksi
Data diperoleh dari kegiatan observasi, baik data hasil observasi maupun
data hasil tes, keduanya diolah, dianalisa dan hasilnya dijadikan sebagai bahan
acuan dalam penyusunan perencanaan tindakan siklus berikutnya.
G.Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Tujuan penelitian tindakan kelas yaitu meningkatnya hasil belajar siswa,
meningkatnya aktivitas siswa dan aktivitas guru melalui pengembangan model
kualitatif diperoleh dari hasil observasi guna mengetahui aktivitas siswa, aktivitas
guru dan tanggapan siswa. Terdapat juga data kuantitatif guna mengetahui
kemampuan kognitif siswa berupa data hasil tes.
Seperti diungkapkan Hopkins (Purba, 2003: 138) bahwa menganalisis data
penelitian tindakan kelas perlu beberapa tahap, seperti diuraikan berikut:
• Kategori data, data diperoleh peneliti dari guru dan siswa disusun menjadi
4 kategori, yaitu tes hasil belajar, proses dan aplikasi, sikap, aktivitas dan
penilaian akhir kegiatan.
• Validitas data, agar data diperoleh agar objektif, sahih, dan andal.
• Interprestasi data, data telah disusun diinterprestasikan berdasarkan teori
atau aturan intuisi peneliti dan guru dalam menciptakan pembelajaran
kondusif.
• Tindakan, hasil interprestasi data digunakan sebagai informasi dalam
menyusun rencana tindakan selanjutnya.
H. Hasil belajar siswa
Penilaian hasil belajar siswa guna menentukan siswa tuntas dan tidak
tuntas pada kompetensi Hukum Kelistrikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) tahun 2009 SMK Negeri 1 Kepahiang, Bengkulu yaitu :
Nilai Hasil Belajar Siswa = Nilai Evaluasi + Nilai Praktikum
Tabel 3.1. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
No Nilai
(Skala 100)
KKM
1 75 – 100 Tuntas/Kompeten
2 < 75 Belum tuntas/kompeten (KTSP SMKN 1 Kepahiang, 2009)
a. Nilai evaluasi
Nilai evaluasi dimaksudkan dalam penelitian guna mengetahui tingkat
penguasaan siswa terhadap materi diberikan pada kegiatan belajar mengajar.
Tabel 3.2. Klasifikasi Tingkat Penguasaan
No Kategori
Nilai praktikum dalam penelitian yaitu nilai guna mengukur aspek
psikomotor dan aspek afektif siswa saat kegiatan praktikum berlangsung.
Komponen penilaian praktikum yaitu persiapan kerja, proses kerja, hasil kerja,
sikap kerja, dan laporan praktikum. Berikut format perhitungan nilai praktik.
Perhitungan nilai praktik (NP) :
Prosentase Bobot Komponen Penilaian (NP)
NK …. …. …. …. ….
(KTSP SMKN 1 Kepahiang, 2009) Keterangan :
• Bobot diisi dengan prosentase setiap komponen. Besarnya prosentase dari
setiap komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik program
keahlian.
• NK = Nilai Komponen, perkalian dari bobot dengan skor komponen
• NP = Penjumlahan dari hasil perhitungan nilai komponen
• Jenis komponen penilaian (persiapan, proses, hasil, sikap kerja, dan laporan)
disesuaikan dengan karakter program keahlian.
c. Ranah psikomotor dan afektif
Ranah afektif yaitu sikap siswa selama proses pembelajaran menggunakan
pengembangan model pembelajaran melalui Pendekatan metakognitif. Sedangkan
kemampuan psikomotor dalam penelitian yaitu partisipasi siswa selama proses
pembelajaran.
Instrumen dalam penelitian yaitu lembar observasi kemampuan afektif dan
psikomotor. Menurut Wayan dan Sumantana dalam Panggabean, Luhut
(1989;29). Indeks prestasi kelompok (IPK) dapat dihitung dengan menggnakan
rumus sebagai berikut:
Dimana : IPK = Indeks Prestasi Kelompok
Tabel 3.3
Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Kelompok untuk Aspek Psikomotor
No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi
1. 0,00 ≤ IPK < 30,00 Sangat kurang terampil 2. 30,00≤ IPK < 55,00 Kurang terampil 3. 55,00 ≤ IPK < 75,00 Cukup terampil 4. 75,00 ≤ IPK < 90,00 Terampil 5. 90,00 ≤ IPK ≤ 100,00 Sangat terampil
(Adaptasi dari Luhut P. Panggabean Taufik ,2008: 51)
Tabel 3.4
Kategori Tafsiran Indeks Prestasi Kelompok untuk Aspek Afektif
No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi
1. 0,00 ≤ IPK < 30,00 Sangat negatif 2. 30,00≤ IPK < 55,00 Negatif 3. 55,00 ≤ IPK < 75,00 Netral 4. 75,00 ≤ IPK < 90,00 Positif
5. 90,00 ≤ IPK ≤ 100,00 Sangat positif
(Adaptasi dari Luhut P. Panggabean dalam Taufik ,2008: 51)
d.Aktivitas guru
Berdasarkan hasil observasi, skor aktivitas guru akan dibagi menjadi empat
kategori skala ordinal yaitu baik sekali, baik, cukup dan kurang. Dengan
klasifikasi seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.5
Klasifikasi Aktivitas Guru
Skor Rata-rata Kategori
4 3,50 ≤ r ≤ 4,00 Baik Sekali 3 3,00 ≤ r < 3,50 Baik 2 2,50 ≤ r < 3,00 Cukup
1 R < 2,50 Kurang
e. Aktivitas siswa
Data hasil observasi berkaitan dengan aktivitas siswa dan tanggapan siswa
terhadap pembelajaran dengan menggunakan pengembangan model pembelajaran
melalui Pendekatan Metakognitif dengan menentukan presentasi rata-rata dari
masing-masing indicator diamati, yaitu dengan cara sebagai berikut :
%
Persentase rata-rata aktivitas siswa setiap aspek ditinjau, kemudian dianalisis sesuai dengan kategori tabel berikut.
Tabel 3.6
0 < Sebagian Kecil < 25 Sebagian kecil
NP = 0% Tidak ada
(di adaptasi dari Panggabean, 1989)
I. Teknik Validasi Data
sebagai observer kemudian didiskusikan dengan guru sehingga data diambil
sesuai kebenarannya.
Menurut Wijaya Kusumah (2009: 83) validasi atau keshahihan PTK
melalui cara-cara berikut.
1. Tringulasi
Tringulasi adalah membandingkan persepsi sumber data/informasi satu
dengan lain di dalam/mengenai situasi sama. Contohnya persepsi situasi mengajar
ditinjau dari guru, siswa, dan pengamat. Tringulasi dengan memakai berbagai
sumber, seperti survey, catatan lapangan, observasi, dan dokumen.
2. Penjenuhan (saturation)
Dalam proses penjenuhan tidak lagi diperoleh data tambahan/baru jadi
observasi/wawancara dilaksanakan berulang-ulang sampai data “jenuh” (tidak lagi
diperoleh data yang baru) dengan maksud lain hipotesis tervalidasi.
3. Audit Trail
Data diperiksa pihak ketiga misalnya responden kunci mencakup
informasi mendeskripsikan cara-cara dipakai guna mengontrol kesalahan sehingga
mampu mengambil kesimpulan dapat dipertanggungjawabkan. Audit Trail
digunakan pada saat hasil tidak ada kesepakatan antara observer dan guru dalam
menginterpretasi hasil.
J. Kriteria Keberhasilan
Keberhasilan tindakan disebut sebagai indikator keberhasilan penelitian.
standar berlaku (Wijaya Kusuma, 2009: 53). Kriteria keberhasilan dalam
penemuan dan pengujian serta peningkatan kualitas pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif, meliputi :
1. Jika terdapat peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep diberikan
setiap siklusnya.
2. Jika terdapat peningkatan hasil belajar siswa (individu) melalui Evaluasi
setiap siklus mendapat nilai rata-rata di atas 74 sudah lebih besar dari 74%
maka sudah dikatakan berhasil.
3. Jika terdapat peningkatan sikap siswa saat diterapkan proses pembelajaran
dengan model pembelajaran melalui Pendekatan Metakognitif semakin
128
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Hasil penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Kepahiang Bengkulu
terhadap siswa kelas X Teknik Tenaga Listrik pada kompetensi Rangkaian dan
Pengukuran listrik(RPL) kompetensi dasar Hukum Kelistrikan melalui penerapan
model pembelajaran melalui pendekatan metakognitif, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Gambaran proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran dengan
pendekatan metakognitif pada siklus 1 sampai siklus 3 dapat dilaksanakan
dengan sangat baik oleh guru ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas
guru dan siswa, setiap siklusnya. Pada siklus III aktivitas guru berkategori
‘sangat baik’ dengan nilai 3,81 (pada skala 4) dan aktivitas siswa berkategori
‘pada umumnya’ dengan nilai 76,76 (pada skala 100).
2. Peningkatan hasil belajar siswa mengalami peningkatan setiap siklusnya
ditunjukan dengan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pra
siklus sebesar 47 pada siklus 1 sebesar 69, pada siklus 2 sebesar 74 dan pada
siklus 3 sebesar 78. Dengan jumlah siswa mendapatkan nilai ≥ 75 pada pra
siklus dari 0% menjadi 28,13% pada siklus 1, pada siklus 2 meningkat
28,13% menjadi 50%, dan pada siklus 3 meningkat 28,13% menjadi 96,88%
3. Kesan dan tanggapan disampaikan guru dan siswa juga menyatakan bahwa
model pembelajaran melalui pendekatan metakognitif membawa pengaruh
positif. Guru menyatakan model pembelajaran melalui Pendekatan
metakognitif dapat mengubah cara belajar siswa pasif menjadi aktif dan dapat
meningkatkan motivasi siswa; sedangkan menurut siswa, model pembelajaran
melalui Pendekatan metakognitif dapat membantu siswa memahami materi,
memberikan kebebasan mengemukakan pendapat, dan siswa terdorong
berdiskusi bersama teman dan guru dalam memecahkan masalah dihadapi
pada praktikum.
4. Kelebihan penerapan model pembelajaran melalui pendekatan metakognitif
adalah menambah wawasan dan pengetahuan guru dalam menerapkan model
pembelajaran, adanya kegiatan praktik membuat kegiatan pembelajaran lebih
menarik dan siswa lebih bersemangat. Kelemahan atau kendala yang dihadapi
misalnya kesiapan guru dalam menyiapkan pembelajaran, manajemen waktu,
kondisi situasi di lapangan maupun motivasi siswa dalam pembelajaran.
B.Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian serta dalam meningkatkan
penerapan model pembelajaran melalui pendekatan metakognitif pada Kompetensi
Rangkaian dan Pengukuran listrik(RPL) Kompetensi Dasar Hukum Kelistrikan di
kelas X Teknik Tenaga Listrik SMK Negeri 1 Kepahiang Bengkulu, terhadap
siswa peneliti menyampaikan saran dan rekomendasi sebagai berikut:
1. Guru diharapkan dapat meningkatkan proses belajar, misalnya menerapkan
kekurangan-kekurangan dan melakukan refleksi pada kegiatan pembelajaran
selanjutnya.
2. Model pembelajaran melalui pendekatan metakognitif merupakan proses
pembelajaran merangsang berfikir tingkat tinggi (berpikir kritis) berorientasi
pada masalah. Jadi siswa harus selalu aktif dari proses pembelajaran .
3. Menunjang kegiatan pembelajaran hendaknya kebutuhan sumber-sumber
belajar dapat dilengkapi sesuai dengan perkembangan bidang kelistrikan bagi
kompetensi Rangkaian dan Pengukuran listrik(RPL).
4. Kepada semua pihak Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, pengajar serta
mahasiswa dapat mengembangkan model pembelajaran melalui pendekatan
metakognitif di sekolah melalui penelitian baik penelitian eksperimen maupun
131
DAFTAR PUSTAKA
Alhadid,Abu (2008). Pembelajaran metakognitif untuk meningkatkan Hasil
Belajar dan motivasi siswa dalam pembelajaran Matematika. Skripsi
Jurusan Pendidikan Matematika.Universitas Muhammadiyah Surakarta: tidak diterbitkan.
Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Fakhriati,Agus. (2007). Meningkatkan pembelajaran Membaca bahasa inggris
dengan Pendekatan metakognitif. [online]. Tersedia :http://wordpress.com
Firdaus,Muhammad. Model pembelajaran-BSE Download. [Online]. Tersedia: http:// www.muhfida.com
Hadi, A. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia.
Hakim, T. (2009). Teori Belajar. Jakarta: Gema Ilmu.
Hamalik, O. (2003). Pendekatan Baru Proses Belajar Mengajar Berdasarkan
CBSA. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Insani, Arul (2009). Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Metakognitif Siswa Kelas Xf Sma Negeri 2 Klaten. Skripsi UNY
jogya: tidak diterbitkan.
Kusumah, W. (2009). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks.
Maulana, M.Pd. (2008). Pendekatan metakognitif sebagai Alternatif pembelajaran Metematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis Mahasiswa PGSD. [Online].tersedia:http://Maulana@upi.com
Shihab, Najelaa. (2009).Model pembelajaran Metakognitif. [online]. Tersedia : http:// modelpembelajaran.com
Silaban,Pantur. (1991). Rangkaian Listrik. Jakarta : Erlangga
Sudjana, N. (2001). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudjana, N. (2003). Penilaian Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.
Surachmad, W. (1982:136). Teori Pembatasan Masalah. Jakarta: Gema ilmu
Surya, M. (1989). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Jakarta: Gema Ilmu.
Syah, Alam. (2008). Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Pada Program
Diklat Menganalisis Rangkaian Listrik dan Elektronika di SMKN 12 Bandung. Skripsi Jurusan Teknik Elektro FPTK-UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Syah, Muhibbin. (2008). Teori Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
Tim Fakultas Teknik. Hukum Kelistrikan. Jogya : UNY
Undang-undang (SPN). (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdikbud
Universitas Pendidikan Indonesia. (2006). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.