• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN PELATIHAN TEKNIS DALAM PENINGKATAN KINERJA PAMONG BELAJAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGELOLAAN PELATIHAN TEKNIS DALAM PENINGKATAN KINERJA PAMONG BELAJAR."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGELOLAAN PELATIHAN TEKNIS DALAM

PENINGKATAN KINERJA PAMONG BELAJAR

(Studi pada Balai Pengembangan Kegiatan Belajar

Provinsi Gorontalo)

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Gelar Master Pendidikan dalam Bidang Pendidikan Luar Sekolah

Oleh

MIKSON NIODE

0809644

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

SEKOLAH PASCA SARJANA

(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

PENGELOLAAN PELATIHAN TEKNIS DALAM

PENINGKATAN KINERJA PAMONG BELAJAR

(Studi pada Balai Pengembangan Kegiatan Belajar

Provinsi Gorontalo)

Oleh :

MIKSON NIODE

0809644

DISETUJUI OLEH : DOSEN PEMBIMBING I

Prof. Dr. Hj. Ihat Hatimah, M.Pd 19540402 1980102001

DOSEN PEMBIMBING II

(3)

iii

Penguji Sidang I

Prof. Dr. H. Sutaryat Trisnamansyah, MA. NIP. 194009051964031000. 0055

Penguji Sidang I

Dr. H. Ade Sadikin Akhyadi, M.Si NIP. 19570925 1984031001

MENGETAHUI: Ka. Prodi PLS SPS UPI

(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Pengelolaan Pelatihan Teknis dalam Peningkatan Kinerja Pamong Belajar (Studi pada Balai Pengembangan Kegiatan Belajar Provinsi Gorontalo) ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan contekan dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko ataupun sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2011 Yang membuat pernyataan

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan menjadi indah, dengan agama, hidup menjadi terarah dan bermakna.

“Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman Dan berilmu pengetahuan beberapa derajat.”

(Qs. Al Mujadilah ayat 11)

Jadilah kamu : orang yang „alim (yang berilmu), atau orang yang mengajarkan ilmu (guru),

atau orang yang mendengarkan ilmu, atau orang yang mencintai ilmu, dan janganlah kamu menjadi orang yang kelima (selain yang dimaksud 4 di atas) karena kamu akan celaka (Hadits Nabi)

Kupersembahkan tesis ini buat Istri dan anak-anakku tersayang dan tercinta

(6)

vi ABSTRAK

Tenaga pendidik dan kependidikan nonformal khususnya Pamong Belajar haruslah berkualitas dan profesional dalam rangka peningkatan sumber daya manusia di satuan pendidikan nonformal. Untuk mewujudkan Pamong Belajar yang berkualitas dan profesional maka diperlukan penguasaan kompetensi yang meliputi aspek andragogi, pedagogi, kepribadian, sosial serta profesional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengelolaan Pelatihan Teknis Fungsional dalam meningkatkan Kinerja Pamong Belajar di Balai Pengembangan Kegiatan Belajar Provinsi Gorontalo. Tujuannya khusus adalah untuk mengetahui: a) proses identifikasi kebutuhan dari pelatihan teknis bagi pamong belajar, b) perencanaan dari pelatihan teknis bagi Pamong Belajar, c) pengorganisasian dari pelatihan teknis bagi Pamong Belajar, d) proses pelaksanaan dari pelatihan teknis bagi Pamong Belajar, e) evaluasi penilaian pembelajaran dari pelatihan teknis bagi Pamong Belajar, f) hasil belajar yang dicapai dari pelatihan teknis bagi Pamong Belajar.

Penelitian ini menggunakan teori manajemen, konsep penilaian kinerja pamong, konsep dampak pelatihan. Serta mengemukakan mengenai proses dan rencana pengelolaan pelatihan teknis.

Penelitian yang dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mengungkapkan sebanyak mungkin data yang dapat menunjukkan bagaimana kegiatan pengelolaan pelatihan teknis bagi Pamong Belajar di BPKB Provinsi Gorontalo.

Pengelolaan pelatihan teknis bagi Pamong Belajar BPKB Provinsi Gorontalo adalah suatu upaya untuk meningkatkan profesionalisme dan kinerja Pamong Belajar. Prospektif pelatihan teknis bagi Pamong Belajar BPKB dapat dicapai secara efektif dan efisien dengan memfokuskan perhatian pada proses mengembangkan potensi Pamong Belajar secara optimal, melalui proses manajemen pendidikan dan pelatihan.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Azza wa Jalla, Rabb penguasa seluruh makhluknya yang terdapat di muka langit dan bumi serta yang berada di antara keduanya. Sholawat dan salam senantiasa tercurah pada Baginda Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, dan para sahabatnya serta kepada orang-orang yang senantiasa istiqomah sampai hari kiamat.

Tesis dengan judul Pengelolaan Pelatihan Teknis dalam Peningkatan Kinerja Pamong Belajar (Studi pada Balai Pengembangan Kegiatan Belajar Provinsi Gorontalo), Alhamdulillah dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang diharapkan.

Tesis ini diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan program studi Pendidikan Luar Sekolah Sekolah Pascasarjana UPI. Banyak rintangan dan halangan yang dihadapi penulis dalam melakukan penelitian, baik di lapangan maupun dalam penyusunannya. Akan tetapi berkat do‟a dan harapan serta bantuan dari rekan dan berbagai fihak akhirnya tesis ini dapat terlaksana dengan baik. Mudah-mudahan Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda untuk berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan tesis ini.

(8)

viii

Harapan penulis mudah-mudahan penulisan tesis ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua fihak yang berkepentingan dalam dunia pendidikan. Mudah-mudahan karya yang sederhana ini memberikan wawasan dan warna serta peluang bagi dunia Pendidikan Luar Sekolah pada masa-masa sekarang ini dan di masa yang akan datang.

Akhir kata, Penulis berdoa kepada Allah SWT mudah-mudahan kita semua mendapatkan lindungan dari-Nya dalam upaya mencari keridhoan-Nya. Segala derap langkah dan aktifitas kita semoga memberikan manfaat dan dampak yang positif bagi semua pihak. Aamiin.

Bandung, Juni 2011

(9)

ix

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, atas berkat dan rahmat Allah SWT, serta pertolongan dariNya semata sehingga segala kesulitan yang menghadang penulis dalam menyelesaikan tesis ini, dapat terlampaui. Maka sepantasnyalah dipanjatkatkan segala puja dan puji syukur kepadaNya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian tesis ini tidak luput dari bantuan, dorongan, dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka melalui kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga terutama kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Hj. Ihat Hatimah, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah memberikan motivasi, arahan dan bimbingan dengan penuh keikhlasan dan kesabaran hingga penyusunan tesis ini dapat diselesaikan.

2. Dr. H. Ayi Olim, M.Pd, selaku pembimbing II yang dengan tekun dan penuh semangat memberi masukan serta membimbing sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

3. Dr. Ugi Suprayogi, M.Pd, selaku Ketua Program Studi PLS Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI-Bandung), yang memberi motivasi dan memfasilitasi penulis dalam menyelesaikan tesis ini. 4. Bapak/ Ibu Dosen dan tenaga administrasi di Program Studi PLS Sekolah

(10)

x

5. Ayahanda Jusup Niode (Allahumma yarham), dan Fatimah Ismail (Allahumma yarham) yang semasa hidupnya selalu memberikan bimbingan dan dorongan serta doanya agar anak-anaknya menjadi manusia yang berguna dan bertanggung jawab serta berakhlak mulia di kemudian hari.

6. Bapak Drs. H. Sopyan Mako, MM., Kepala Badan Kepegawaian dan Pendayagunaan Aparatur Daerah Provinsi Gorontalo, terima kasih atas dukungan, motivasi, serta arahan yang telah diberikan kepada penulis selama ini, semoga Allah membalasnya dengan yang lebih baik.

7. Bapak Drs. H. Weni Liputo, MM, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Provinsi Gorontalo, kepada beliau diucapkan terima kasih karena telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi pada program S-2 PLS UPI.

8. Ibu Dra. Hj. Warni Mohi, M.Pd Kepala Balai Pengembangan Kegiatan Belajar Provinsi Gorontalo, yang telah memberikan kemudahan dan menerima penulis untuk melaksanakan penelitian di BPKB Provinsi Gorontalo.

9. Ibu Mertua Hj. Aisah Otuhu Djaelani yang selalu memberikan dorongannya untuk segera menyelesaikan studi.

(11)

xi

11.Anak–anakku: Muhammad Rezki Niode dan Annisah Tiara Niode yang selalu memberikan dorongan, dan inspirasi sehingga membuat penulis terpacu untuk segera menyelesaikan studi.

Syukran. Jazaakumullahu Khairal Jazaa.

Bandung, Juni 2011

(12)

xii

C. Rumusan dan Pertanyaan Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ………... 7

1. Konsep Pendidikan Luar Sekolah………... 19

2. Konsep Pengelolaan... 27

3. Pengertian Kinerja ………... 44

4. Standar Kinerja Pamong Belajar ……… 49

5. Penilaian Kinerja Pamong Belajar ……… 56

(13)

xiii BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian... 66

B. Lokasi Penelitian...67

C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen... 68

D. Subjek Penelitian………... 76

E. Prosedur Pengumpulan Data... 76

F. Pengecekan Keabsahan Data... 79

G. Analisis Data... 80

H. Tahapan Penelitian... 82

I. Waktu Penelitian... 83

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengelolaan BPKB Provinsi Gorontalo... 85

B. Pengelolaan Pelatihan Teknis bagi Pamong Belajar di BPKB Provinsi Gorontalo... 99

C. Analisis dan Pembahasanan………...……….. 116

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan... 131

B. Rekomendasi... 133

Daftar Pustaka ... 137

Lampiran – Lampiran ... 141

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

3.1 Kisi- Kisi Instrumen Penelitian 70

3.2 Jadwal Penelitian 83

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

1.1 Kerangka Berfikir Penelitian 9

2.1 Jenis Ketenagaan PTK PNF Menurut Status

Kepegawaian 60

2.2 Grafik Ilustrasi 61

2.3. Permasalahan dan Tantangan PTK PNF 61 2.4 Gambar Strategi Capaian Sasaran PTK PNF 2010 65

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing Penulisan Tesis

Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 3 Dokumentasi Kegiatan Pelatihan BPKB Provinsi Gorontalo

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu cara yang paling umum yang ditempuh manusia dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keahlian yang dimilikinya. Tujuan akhir manusia dalam menempuh pendidikan biasanya berkaitan dengan hasrat dan keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan pribadi maupun keluarga. Sedangkan Rogers dan Ruchlin (1971: 78), mengatakan bahwa pendidikan itu pada dasarnya sebagai instrument (alat) untuk menyalurkan bakat dalam ilmu pengetahuan. Oleh karena sebagai alat maka wajar bila pendidikan itu harus diabdikan kepada suatu tujuan yang mempunyai visi dan misi.

Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha pengembangan sumber daya manusia (SDM), walaupun usaha pengembangan SDM tidak hanya dilakukan melalui pendidikan khususnya pendidikan formal. Sampai detik ini pendidikan masih dipandang sebagai sarana dan wahana utama untuk pengembangan SDM yang dilakukan dengan sistematis, pragmatis, dan berjenjang. Pendidikan nasional harus dilaksanakan secara merata, adil, relevan, berkualitas, dan efesien (Achmady, 1994: 71). Dapat disimpulkan bahwa suatu pendidikan yang baik akan bermanfaat dalam menjawab berbagai tantangan dan kebutuhan yang ada dalam dunia kerja nasional maupun internasional.

Tenaga pendidik dan kependidikan nonformal khususnya Pamong Belajar haruslah berkualitas dan professional dalam rangka peningkatan sumber daya manusia di satuan pendidikan nonformal. Untuk mewujudkan Pamong Belajar

(18)

2

yang berkualitas dan professional maka diperlukan penguasaan kompetensi yang meliputi aspek andragogi, pedagogi, kepribadian, sosial serta profesional.

Seorang pamong belajar selain menguasai kompetensi juga dituntut untuk memiliki semangat dan motivasi yang tinggi pada saat melaksanakan proses belajar mengajar pada kegiatan pendidikan dan pelatihan, pembelajaran, pembuatan percontohan program pendidikan nonformal serta penilaian dalam rangka pengendalian mutu dan dampak pelaksanaan program. Tanpa dilandasi oleh semangat yang tinggi tidak akan membawa hasil yang positif, oleh karenanya dalam hal ini dituntut kinerja dan profesionalisme seorang Pamong Belajar.

Isu strategis Pamong Belajar merupakan pokok-pokok permasalahan mendasar yang mempunyai daya pengaruh kuat dan berdampak negatif terhadap bidang lain secara meluas pada berbagai aktivitas pengelolaan dan administrasi bidang Pendidikan Luar Sekolah, sehingga berakibat melemahnya atau rusaknya sistem dan tatanan pada penyelenggaraan bidang pendidikan luar sekolah.

(19)

3

(Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional). Sedangkan pendidikan dan pelatihan menurut Hasibuan (1993: 66) adalah sebagai berikut;

Pendidikan adalah suatu usaha, untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan kepamongan atau jabatan. Latihan membantu karyawan dalam memahami dalam suatu pengetahuan praktis dan penerapan guna meningkatkan keterampilan, kecakapan dan sikap yang diperlukan pendidikan dan lembaga dalam usaha dalam mencapai tujuan.

Pendidikan erat kaintannya dengan menambah pengetahuan umum dari lingkungan keseluruhan dan bersifat teori dan konsep, sedangkan pelatihan hanya ditujukan untuk meningkatkan kecakapan pada suatu tugas yang bersifat meningkaykan kecakapan dan pengetahuan praktis.

Pendidikan dan pelatihan dalam usaha organisasi sebagai salah satu upaya untuk pengembangan sumber daya manusia, menunjukkan suatu siklus yang harus dilakukan secara terus menerus. Karena organisasi harus berkembang untuk mengatasi perubahan diluar organisasi. Untuk itu maka kemampuan sumber daya manusia dalam suatu organisasi atau lembaga terus menerus ditingkatkan seirama dengan tujuan dan perkembangan organisasi. (Sedarmayanti, 2001 ; 29).

(20)

4

Provinsi Gorontalo yang direkrut untuk menjadi pamong belajar tidak berdasarkan latar belakang pendidikan nonformal (PNF) atau lulusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS), sehingga disadari atau tidak akan berimplikasi pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya pada satuan Pendidikan Nonformal, karena pada kenyataannya saat ini dari jumlah 19 Orang Pamong Belajar yang terdaftar aktif pada tahun 2010, hanya terdapat satu orang saja yang merupakan lulusan Pendidikan Luar Sekolah, sehingga berpengaruh pada tidak termotivasinya pamong belajar untuk menunjukkan kinerja yang maksimal. Hal ini menarik jika menilik pada pentingnya kompetensi Pamong Belajar untuk melaksanakan program Pendidikan Nonformal.

Pelatihan Pamong Belajar yang dilaksanakan oleh Badan Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) Provinsi Gorontalo ini merupakan program yang dilakukan sebanyak satu kali dalam satu tahun, dengan lokasi pelaksanaan di lingkungan Badan Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) Provinsi Gorontalo, materi yang disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan. Kebijakan pengelolaan pelatihan Pamong Belajar ini disusun dalam program tahunan dan melibatkan sumber daya manusia yang berkompeten dari Badan Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) Provinsi Gorontalo sebagai perencanaan kegiatan.

(21)

5

Tugas pokok pamong belajar dan angka kreditnya, unsur dan sub unsur penunjang, mekanisme pengelolaan dan pengajuan angka kredit, teknik penulisan karya ilmiah, dan praktek simulasi penyusunan DUPAK.

Pelaksanaan pelatihan Pamong Belajar di BPKB Provinsi Gorontalo melibatkan instansi lain, seperti Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kabupaten/Kota yang mengutus Pamong Belajar sebagai peserta pelatihannya. Evaluasi kegiatan pelatihan Pamong Belajar dilakukan secara langsung dengan post-test dan pre-test juga dibahas dalam kegiatan koordinasi atau rapat evaluasi kegiatan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang pengelolaan pelatihan teknis dalam peningkatan kinerja pamong belajar (studi pada Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) Provinsi Gorontalo).

B. Identifikasi Masalah

Pelatihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan luar sekolah selalu dilakukan pada setiap tahun dan semakin bertambah baik dari sisi jenis tenaga yang dilatih maupun dari sisi kuantitas atau jumlah peserta. Namun disayangkan pelatihan tersebut belum dapat memberikan jawaban konkrit atas persoalan lemahnya kualitas ketenagaan pendidikan Nonformal.

(22)

6

pelatihan diselenggarakan tidak berdasarkan pengukuran kompetensi sehingga materi-materi yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan peserta pelatihan, (3) pelatihan lebih banyak bersifat menjalankan ketentuan-ketentuan petunjuk operasional yang ada pada proyek dan berbagai persoalan lain. Kondisi ini mengakibatkan tidak efisiennya anggaran disamping juga tidak efektif pada aspek-aspek lain.

C. Rumusan Masalah

Agar permasalahan yang dibahas tidak terlalu meluas, penulis mencoba membatasi ruang lingkup penelitian pada pokok permasalahan sebagai berikut:

“Bagaimana Pengelolaan Pelatihan Teknis dalam Peningkatan Kinerja

Pamong Belajar di Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) Provinsi

Gorontalo?”

Secara khusus pertanyaan penelitian disusun sebagai berikut:

1. Bagaimana proses identifikasi kebutuhan dari pelatihan teknis bagi Pamong Belajar

2. Bagaimana perencanaan dari pelatihan teknis bagi Pamong Belajar 3. Bagaimana pengorganisasian dari pelatihan teknis bagi Pamong Belajar 4. Bagaimana proses pelaksanaan dari pelatihan teknis bagi Pamong

Belajar

(23)

7

6. Bagaimana hasil belajar yang dicapai dari pelatihan teknis bagi Pamong Belajar

D. Tujuan peneltian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengelolaan Pelatihan Teknis dalam Peningkatan Kinerja Pamong Belajar di Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) Provinsi Gorontalo.

Tujuannya khusus adalah :

a. Mengetahui proses identifikasi kebutuhan dari pelatihan teknis bagi Pamong Belajar.

b. Mengetahui perencanaan dari pelatihan teknis bagi Pamong Belajar. c. Mengetahui pengorganisasian dari pelatihan teknis bagi Pamong Belajar. d. Mengetahui proses pelaksanaan dari pelatihan teknis bagi Pamong Belajar. e. Mengetahui evaluasi penilaian pembelajaran dari pelatihan teknis bagi

Pamong Belajar.

f. Mengetahui hasil belajar yang dicapai dari pelatihan teknis bagi Pamong Belajar.

E. Manfaat penelitian

 Manfaat Teoritis

(24)

8

memberikan kontribusi pada pengayaan khazanah penelitian empiris dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya para pengelolaan program pendidikan dan pelatihan pamong belajar.

 Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan menjadi masukan dalam menentukan kebijakan pengelolaan pendidikan dan pelatihan dalam meningkatkan kinerja Pamong Belajar sehingga dapat meningkatkan mutu/kualitas pendidikan.

F. Kerangka Fikir

Pelatihan Teknis Pamong Belajar merupakan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Badan Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) Provinsi Gorontalo secara berkelanjutan, dengan pertimbangan keunggulan yang telah direncanakan dengan matang, maka penyelenggaraan pelatihan teknis Pamong Belajar ini telah mengikuti prinsip manajemen yang dikemukakan oleh G.R. Terry dalam Winardi (2000: 65), yaitu prinsip planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan) dan controling

(pengawasan dan evaluasi). Pelatihan dilaksanakan dengan pertimbangan pendekatan need assesment (kebutuhan) yang digunakan untuk mengetahui tema apa yang akan dijadikan acuan untuk mengembangkan materi pelatihan teknis tersebut.

(25)

9

oleh lembaga, serta disesuaikan dengan kebutuhan pelatihan dasar untuk menciptakan situasi kepemimpinan yang sesuai dengan visi, misi, dan nilai yang dianut oleh lembaga, bagi kenaikan jabatan atau jenjang karir, dan

an Pengorganisasian Pelaksanaan Pengawasan

Kondisi Objektif

(26)

10

G. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan, yang di dalamnya membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan dan batasan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan kerangka berfikir.

BAB II : Kajian literatur yang garis besarnya meliputi beberapa teori tentang pengelolaan Pendidikan Nonformal, Pamong Belajar, dan latihan Pamong Belajar.

BAB III : Metode penelitian, membahas tentang prosedur penelitian yang menjelaskan tentang metode dan pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, objek penelitian, teknik analisa data dan keabsahaan data.

BAB IV : Pembahasan masalah, berisi tentang pengelolaan Pelatihan teknis dalam peningkatan kinerja Pamong belajar di BPKB Provinsi Gorontalo.

(27)

66

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan penelitian analisis-kualitatif yaitu penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Penelitian kualitatif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat dengan tujuan untuk membuat telaah, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

Penelitian ini diharapkan akan memberikan gambaran yang lengkap mengenai proses penelitian ini. Menurut Bogdan dan Biklen (1982:88), ciri khusus dari suatu penelitian kualitatif adalah:

1. Penelitian kualitatif mempunyai latar yang alami sebagai sumber data dan peneliti dipandang sebagai instrumen kunci,

2. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif,

3. Penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses daripada hasil atau produk semata,

4. Penelitian kualitatif cenderung menganalisa data secara induktif, dan 5. Makna merupakan soal esensial dalam rancangan penelitian kualitatif.

Sejalan dengan ini, Latunussa (1988: 55) menambahkan bahwa penelitian kualitatif digunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai hakikat gejala, atau pertanyaan mengenai apa itu, atau mendeskripsikan tentang apa itu. Bogdan dan Tylor (dalam Furchan, 1992: 21) menjelaskan bahwa metode kualitatif merupakan suatu prosedur

(28)

67

penelitian yang menghasilkan deskripsi, ucapan atau tulisan, dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subjek) itu sendiri.

Penggunaan penelitian kualitatif ini dipandang tepat, karena beberapa alasan, yaitu: 1. Ditinjau dari segi tujuan penelitian, lebih sesuai dengan pendekatan kualitatif; 2. Objek yang akan diteliti berupa gejala yang memerlukan analisis mendalam dan

tidak mudah diungkap hanya dalam bentuk studi sepintas;

3. Untuk mengkaji program diperlukan kajian terhadap situasi yang bersifat alami, situasi yang sebenarnya terjadi, tanpa campur tangan peneliti;

4. Penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini.

B.Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengembangan Kegiatan Belajar Provinsi Gorontalo. Agar hasil penelitian dapat mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Rancangan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memahami dan mendeskripsikan makna yang terkandung dalam penelitian.

Peneliti memilih Balai Pengembangan Kegiatan Belajar Provinsi Gorontalo dalam penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa berlokasi dekat dengan tempat tinggal peneliti; peneliti kenal baik dengan pengurus dan mudah dijangkau dalam pencarian data dan observasi.

(29)

68

masyarakat, di antaranya: hubungan sosial, kebutuhan ekonomi, permasalahan keluarga, dan lain-lain.

Keadaan yang diuraikan tersebut, lokasi ini sebagai tempat yang menarik untuk diteliti. Untuk masuk kelokasi tersebut peneliti melakukan komunikasi dengan pengelola yang dilanjutkan dengan melakukan tahap uji pengamatan lapangan dan mengikuti penyelenggaraan program yang terkait dengan penelitian. Hal ini cukup beralasan karena peneliti tidak dapat menerka dan meramalkan sebelumnya tentang kenyataan-kenyataan atau apa yang terjadi di lapangan. Hal itu baru dapat diketahui setelah peneliti terjun di lapangan dan berinteraksi secara langsung dengan kenyataan yang ada.

C.Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Kedudukan peneliti sangat penting karena ia adalah sebagai perencana, sekaligus pelaksana pengumpul data, analis dan penafsir data, dan sebagai pelapor hasil penelitiannya. Seluruh data dan informasi, selain dikumpulkan melalui kegiatan pengamatan pada latar, juga melalui wawancara. Wawancara pada umumnya dilakukan secara informal mengingat subyek telah mengenal peneliti dan tim, sehingga memungkinkan kegiatan ini dapat berinteraksi secara alamiah. Keberadaan peneliti pada latar penelitian sangat menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam melakukan penelitian. Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan pendekatan awal (pra entri).

(30)

69

90). Data yang digali dalam penelitian ini secara umum merupakan data kualitatif. Menurut Miles dan Huberman (1992: 7), data kualitatif adalah data yang berwujud kata-kata, ujaran-ujaran atau peristiwa.

(31)

71

KISI-KISI PENELITIAN

No Tujuan Variable Indikator Pengumpul Alat Data

Bagaimana analisis kebutuhan perencanaan pengelolaan Pelatihan Teknis bagi Pamong Belajar dalam meningkatkan kinerja?

Pendekatan Observasi Wawancara

Bagaimana pendekatan dalam perencanaan pengelolaan Pelatihan Teknis bagi Pamong Belajar dalam meningkatkan kinerja?

Materi Observasi

Wawancara

Bagaimana struktur materi dalam perencanaan pengelolaan Pelatihan Teknis bagi Pamong Belajar dalam meningkatkan kinerja?

Sarana dan Prasarana

Observasi Wawancara

Dokumentasi

Bagaimana perencanaan sarana dan prasarana dalam pengelolaan Pelatihan Teknis bagi Pamong Belajar dalam meningkatkan kinerja? Pamong

1. Bagaimanakah cara pamong belajar mengetahui proses analisis kebutuhan ?

(32)

72

Kesepakatan untuk prioritas

Wawancara Bagaimanakah cara pamong belajar dalam merumuskan kesepakatan untuk prioritas yang sama?

1.Bagaimana cara pamong belajar mengidentifikasi kebutuhan ?

2.Bagaimanakah hasil identifikasi kebutuhan tersebut dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat?

Kesesuaian dengan tujuan dan materi

Observasi Dokumentasi

Bagaimanakah cara pamong memahami tujuan dan materi yang sesuai dengan maksud pelatihan?

Bagaimanakah cara pamong untuk dapat mengakomodir kebutuhan pamong, masyarakat dan lembaga secara bersamaan?

Pengelola

Bagaimana pengorganisasian administrasi dalam pengelolaan pelatihan?

Analisis Kebutuhan kegiatan

Observasi Wawancara

Bagaimana analisis kebutuhan kegiatan dalam pengelolaan pelatihan?

Penentuan tujuan bersama

Wawancara Bagaimana Penentuan tujuan bersama dalam pengelolaan pelatihan? Desain program Observasi

Wawancara

(33)

73

Bagaimana pengaturan waktu dan tempat pelatihan teknis bagi Pamong belajar ini dilakukan?

Struktur Kepanitiaan Observasi Wawancara Dokumentasi

Bagaimanakah proses pembentukan kepanitiaan pengeloalan pelatihan teknis bagi Pamong Belajar dalam meningkatkan kinerja?

Narasumber Observasi Wawancara Dokumentasi

Bagaimanakah proses penentuan kriteria Narasumber dalam

pengelolaan pelatihan teknis bagi Pamong Belajar dalam meningkatkan kinerja?

Bagaimanakah proses pengeloaan administrasi dan pelaporan pelatihan teknis bagi Pamong Belajar dalam meningkatkan kinerja?

3 Bagaimana

Pelatihan Masukan mentah Observasi Wawancara

Dokumentasi

Bagaimanakah penentuan kriteria masukan mentah dalam pelatihan teknis bagi Pamong Belajar?

Bagaimanakah motivasi pamong belajar?

Bagaimanakah Kepemimpinan situasional akan berdampak pada pamong belajar?

Masukan sarana Observasi Wawancara

Bagaimanakah pemanfaatan sarana dalam pelatihan teknis bagi Pamong Belajar?

Masukan lingkungan

Observasi Wawancara

(34)

74

Masukan lain Observasi Wawancara

Dokumentasi

Bagaimanakah pengaruh lain dalam pelatihan teknis bagi Pamong Belajar?

Proses Observasi

Wawancara Dokumentasi

Bagaimana proses pelaksanaan dalam pelatihan teknis bagi Pamong Belajar?

Out put Observasi

Wawancara Dokumentasi

Bagaimanakah out put yang diharapkan dalam pelatihan teknis bagi Pamong Belajar?

Out come Observasi

Wawancara Dokumentasi

Bagaimanakah outcome dapat berdampak pada pengelolaan dalam pelatihan teknis bagi Pamong Belajar?

Bagaimana dampak dari Kepuasan pelayanan terhadap kinerja Pamong Belajar?

Bagaimana menjaga kualitas pendidikan dan pelatihan pada Pamong Belajar?

Bagaimanakah cara evaluasi penilaian pembelajaran pelatihan teknis bagi Pamong belajar?

Fasilitator Wawancara Bagaimanakah cara Pamong Belajar menyadari perannya sebagai fasilitator? Jelaskan!

Pembimbing Wawancara Bagaimanakah cara Pamong Belajar menyadari perannya sebagai

(35)

75

Motivator Wawancara Bagaimanakah cara Pamong Belajar menyadari perannya sebagai

motivator? Jelaskan!

Komunikator Wawancara Bagaimanakah cara Pamong Belajar menyadari perannya sebagai

komunikator? Jelaskan!

Inovator Wawancara Bagaimanakah cara Pamong Belajar menyadari perannya sebagai

inovator? Jelaskan!

Organisator Wawancara Bagaimanakah cara Pamong Belajar menyadari perannya sebagai

organisator? Jelaskan!

Bagaimanakah kompetensi profesional pamong dapat dicapai dari hasil pelatihan teknis bagi Pamong Belajar?

Personal Wawancara Bagaimanakah kompetensi personal pamong dicapai dari hasil pelatihan teknis bagi Pamong Belajar?

Kemasyarakatan Wawancara Bagaimanakah kompetensi kemasyarakatan pamong dicapai dari hasil pelatihan teknis bagi Pamong Belajar?

Pedagogik Observasi Wawancara

Bagaimanakah kompetensi pedagogik pamong dicapai dari hasil pelatihan teknis bagi Pamong Belajar?

Andragogi Wawancara Bagaimanakah kompetensi Andragogi pamong dicapai dari hasil pelatihan teknis bagi Pamong Belajar?

Pemahaman tugas pokok

Observasi Wawancara

Bagaimanakah pemahaman tugas pokok memberi dampak pada kinerja Pamong Belajar?

Proses Penyusunan administrasi

Observasi Wawancara

(36)

76

angaka kredit dan penilaian

Belajar? Kemampuan

penyusunan karya ilmiah

Observasi Wawancara

(37)

77

D.Subjek Penelitian

Objek yang akan diteliti yaitu pelatihan pamong dalam upaya meningkatkan kinerja. Dalam konteks ini, yang menjadi sumber data berupa orang kunci (key person) adalah nara sumber, pamong dan pengelola BPKB yang berkaitan dengan kinerja pamong. Subjek penelitian yang ditentukan adalah pengurus Balai Pengembangan Kegiatan Belajar Provinsi Gorontalo yang terlibat dalam penyusunan instrumen pelatihan pamong belajar sebanyak 4 orang pengelola pelatihan perwakilan dari BPKP Provinsi Gorontalo, Akademisi, dan Dinas Pendidikan Provinsi, dan peserta pelatihan Pamong Belajar sebanyak 6 orang yang mewakili SKB Kabupaten/Kota dan BPKB se-Provinsi Gorontalo dengan latar belakang pendidikan yang berbeda. Di samping itu, digali pula sumber data benda berupa sumber-sumber yang tersedia serta catatan dokumentasi.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur yang dipakai dalam pengumpulan data yang dibutuhkan adalah : 1. Pengamatan.

Pengamatan menurut Moleong (2006: 174) merupakan teknik pengumpulan data secara langsung dan sangat banyak dipakai di dalam penelitian kualitatif. Alasan-alasan itu dapat dijelaskan dan yang akan dilakukan dalam penelitian ini dalam proses pencarian dan pengumpulan data, di antaranya:

(38)

78

b. Teknik pengamatan juga melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat prilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.

c. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit, yaitu sebagai alat untuk prilaku yang kompleks.

2. Studi dokumentasi.

Dokumentasi adalah suatu teknik dimana data diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada pada benda-benda tertulis seperti buku-buku, notulensi, peraturan-peraturan, catatatan harian, dan sebagainya.

3. Wawancara.

Pengertian wawancara seperti dikemukakan oleh Arikunto (1993: 126) sebagai berikut: “Sebuah dialog yang dikemukakan oleh pewawancara

(interviwer) untuk memperoleh informasi dari wawancara”. Pelaksanaan

wawancara ini dilakukan dengan mengadakan tatap muka secara langsung dengan mengajukan pertanyaan sesuai dengan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk memperoleh informasi mengenai masalah yang diteliti.

(39)

79

fokus penelitian secara formal, maka peneliti menggunakan pertanyaan yang sudah berstruktur.

Sementara itu, untuk keperluan wawancara yang tidak formal, peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berstruktur, dengan maksud untuk melihat dan menyesuaikan secara wajar dan tidak tergesa-gesa. Untuk melengkapi informasi dari hasil wawancara tersebut sebagai upaya pengecekan ulang atau triangulasi, dilakukan dengan pengamatan dan studi dokumentasi dengan melihat peristiwa-peristiwa dan catatan-catatan atau laporan pelaksanaan.

Sesuai dengan pendekatan yang digunakan yaitu penelitian kualitatif, maka kehadiran peneliti di lapangan sangatlah menentukan serta diperlukan secara optimal. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen kunci (utama) sekaligus sebagai pengumpul data penelitian. Sebagai instrumen kunci, peneliti harus dapat menangkap makna yang berinteraksi terhadap nilai-nilai lokal, yang tidak akan dapat dilakukan hanya dengan kuisioner atau yang lainnya.

(40)

80

studi dokumentasi. Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pengamat berpartisipasi (partisipan-observer).

Berdasarkan jenis dan tingkatan partisipasi di atas, peneliti dengan potensi, waktu, dan kesempatan yang tersedia berusaha menerapkan partisipasi moderat dengan tingkat keterlibatannya menengah, dalam rangka memperoleh data secara alami yang terjadi di lapangan.

F. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam kegiatan penelitian diperlukan kriteria tertentu yang dapat memenuhi nilai keabsahan data dari informasi yang dikumpulkan peneliti dan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kesalahan dan kekurangan terhadap data yang dianalisa. Untuk menjamin keabsahan data, dalam penelitian ini dilakukan triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data.

(41)

81

saran dari informan selanjutnya didiskusikan sebagai acuan untuk merevisi penulisan laporan penelitian.

G.Analisis Data

Dalam tahap ini akan dicoba menganalisis data yang sudah terkumpul dengan teknik analisa data yang bersifat analisis-kualitatif. Penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau bisa dari orang-orang dan prilaku yang diamati dalam analisa data analisis-kualitatif, peneliti melakukan proses mulai dari pengumpulan data mentah, data yang direduksi dan hasil kajian, data proses penyelenggaraan, data yang berkaitan dengan maksud dan keinginan, kemudian diolah, dianalisis dan menghasilkan sintesis penelitian.

Analisa data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasi ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar informasi yang terkumpul melalui catatan lapangan (field note), komentar peneliti, foto dan dokumen. Setelah data dikumpulkan di lapangan dalam wujud kata-kata yang dituangkan dalam catatan dan laporan lapangan, maka data segera dianalisis.

Analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif-interaktif, yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang berjalan secara simultan, yaitu; reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

1) Reduksi Data

(42)

82

catatan-catatan tertulis di lapangan. Kegiatan reduksi data terus menerus selama penelitian berjalan sampai laporan akhir penelitian tersusun. Karena itu reduksi data merupakan suatu bentuk proses analisis yang berusaha menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak diperlukan, dan mengorganisasi data sehingga dapat dilakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Cara melakukan reduksi data antara lain melalui seleksi data yang ketat, ringkasan atau uraian singkat, dan menggolongkan dalam suatu pola yang lebih luas.

2) P enyajian Data

Alur kegiatan analisis data kedua adalah penyajian data, yaitu menggelar data dalam bentuk sekumpulan informasi yang berupa teks naratif, grafik, matriks, bagan, jaringan. Dengan cara penyajian tersebut memberikan kemungkinan untuk penarikan kesimpulan, pengambilan tindakan verifikasi, dan atau melengkapi data yang dirasa masih kurang melalui pengumpulan data tambahan dan reduksi data.

3). Penarikan kesimpulan/verifikasi

Kesimpulan yang diambil dari data terkumpul perlu diverifikasi terus menerus selama penelitian berlangsung, agar data yang didapat terjamin keabsahan dan keobjektivitasnya, sehingga kesimpulan akhir dapat dipertanggungjawabkan.

(43)

83

data, dan penarikan kesimpulan. Jika sekiranya kesimpulan yang diambil masih dirasa ada kekurangan, maka harus dilakukan pengumpulan data tambahan.

Data tambahan dianalisis melalui rangkaian kegiatan reduksi data, penyajian data, agar keabsahan dan objektivitasnya terjamin, sehingga tambahan data tersebut bermanfaat untuk menarik kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka pada dasarnya penganalisaan data dalam penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap proses pengumpulan data dan tahap setelah data terkumpul. Terkait analisa data ini, hasil analisa data tahap pertama dijadikan bahan pertimbangan untuk meneliti kembali masalah penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian yang telah dibuat sebelumnya. Pada tahap kedua, hasil analisa data tahap pertama dilanjutkan dengan pemberian sandi, penomoran, dan penyortiran.

H.Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan melalui tahapan sebagai berikut : 1. Tahapan Persiapan dan Perencanaan

a) Obserpasi awal, identifikasi, memiliki masalah, dan merumuskan masalah b) Konsultasi dengan dengan dosen pembimbing

c) Menyusun usulan penelitian untuk diseminarkan 2. Tahap Pelaksanaan penelitian, meliputi.

(44)

84

c) Mengumpul dan menganalisis data 3. Tahap Akhir Penelitian

a) Penyusunan draft tesis

b) Konsultasi dengan dosen pembiming c) Menyusun tesis untuk ujian akhir.

I. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan BPKB Provinsi Gorontalo Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2010 s.d April 2011, secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2. Jadwal Waktu dan Kegiatan Penelitan

No Kegiatan

Waktu

Okt Nov Des Jan Feb Mar April

1. a Studi Pendahuluan 2. Observasi Lapangan 3. Kegiatan Penelitian 4. Analisis Data atau

(45)

131

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengelolaan Pelatihan Teknis dalam meningkatkan kinerja Pamong Belajar di BPKB Provinsi Gorontalo dengan spesifikasi mengetahui: 1) proses identifikasi kebutuhan dan pelatihan teknis bagi Pamong Belajar; 2) perencanaan dari pelatihan teknis bagi Pamong Belajar tersebut; 3) pengoranisasian dari pelatikan teknis Pamong Belajar; 4) proses pelaksanaan dari pelatihan bagi Pamong Belajar; 5) evaluasi penilaian pembelajaran dari pelatihan teknis bagi Pamong Belajar; 6) hasil belajar yang dicapai dari pelatihan teknis bagi Pamong Belajar.

Dalam proses identifikasi kebutuhan dari pelatihan teknis bagi Pamong Belajar di antaranya mengetahui : a) fungsi dan peran pelatihan teknis Pamong Belajar pendidikan; b) sasaran pelatihan teknis Pamong Belajar pendidikan; c) level identifikasi kebutuhan pendidikan; d) mengidentifikasi kebutuhan pelatihan; e) menyusun anggaran pelatihan dan program pengembangan individu; f) menyusun laporan perencanaan pelatihan dan pengembangan.

(46)

132

Proses identifikasi kebutuhan dari Pelatihan Teknis dalam meningkatkan kinerja Pamong Belajar di BPKB adalah melalui penyusunan perencanaan pelatihan tahunan disusun berdasarkan kebutuhan organisasi yang termasuk di dalamnya merancang program pelatihan satu minggu yang sasarannya Pamong Belajar dengan tujuan setelah mengikutinya peserta mengetahui menyusun program Pamong Belajar, administrasi berdasarkan identifikasi kebutuhan. Hal ini yang diungkapkan oleh peserta pelatihan.

Perencanaan pengelolaan pelatihan teknis Pamong Belajar di BPKB Provinsi Gorontalo dan bekerjasama dengan beberapa instansi yang memiliki kepentingan dengan pelatihan tersebut, di antaranya adalah SKB Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Gorontalo. Perencanaan pengelolaan meliputi banyak hal, di antaranya adalah perencanaan teknis, analisis kebutuhan, pendekatan, materi, sarana dan prasarana, tujuan, Pamong Belajar, keikutsertaan pamong dalam menganalisis kebutuhan, kesepakatan untuk prioritas, identifikasi kebutuhan, masyarakat, kesesuaian dengan

tujuan dan materi, mampu mengakomodir kebutuhan pamong, masyarakat

dan lembaga, pengelolaan, pengorganisasian administrasi, analisis

kebutuhan, kegiatan, penentuan tujuan bersama, desain program, metode program, penentuan tempat dan waktu pelaksanaan pelatihan.

(47)

133

sebagai sumber daya manusia yang sesuai dengan fitrahnya. Upaya tersebut, bukan hanya sekedar dipandang dalam arti pengajaran (proses belajar-mengajar), akan tetapi suatu proses dimana manusia dapat belajar sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan harapannya. Dengan demikian, pengelolaan pengelolaan pelatihan teknis bagi pamong belajar di BPKB Provinsi Gorontalo merupakan upaya bagaimana menciptakan situasi masyarakat dan bangsa dapat belajar.

Pengorganisasian pengelolaan Pelatihan Teknis bagi Pamong Belajar antara lain adalah: 1) kepanitiaan, untuk proses pembentukan kepanitiaan, pengelola pelatihan disusun berdasarkan SDM yang dipilih dalam Pelatihan Teknis; 2) proses penentuan kriteria narasumber Pelatihan Teknis Pamong Belajar di BPKB Provinsi Gorontalo diungkapkan pengelola dipilih berdasarkan klasifikasi akademis, keahlian lapangan; 3) proses pengorganisasian administrasi dan pelaporan pelatihan menurut pengelola berupa penyusunan kegiatan harian, keuangan, evaluasi harian, dan laporan kegiatan.

(48)

134

mengadaptasi teori dan prinsip dari ilmu-ilmu lain, misalnya dari dunia bisnis, sosiologi, dan psikologi, tetapi secara hakiki tetap berbeda dari sistem pengelolaan dan ilmu-ilmu lain tersebut.

Pelaksanaan Pelatihan Teknis di BPKB Provinsi Gorontalo diungkapkan oleh peserta dan pengelola pelatihan, terlaksana dengan baik karena ditunjang sarana prasarana yang tersedia dan lingkungan yang aman dan bersih.

Evaluasi terhadap hasil yang mencakup evaluasi sejauh mana materi yang diberikan dikuasai atau diserap oleh peserta Diklat untuk cara melakukan evaluasi diungkapkan oleh pengelola Pelatihan Teknis Pamong Belajar di BPKB Provinsi Gorontalo dapat secara formal dalam arti dengan mengedarkan kuesioner yang harus diisi oleh peserta pelatihan, tetapi dapat juga dilakukan secara informal, yakni melalui diskusi antara peserta dengan penyelenggara. Evaluasinya terdiri dari evaluasi administrasi personal, lembaga, dan pretest – posttest.

(49)

135

administrasi, melaksanakan kegiatan, menyusun dan menguasai materi serta merencanakan program.

B. Rekomendasi

1. Penelitian tersebut dirasakan masih belum optimal, karena keterbatasan kemampuan penulis, maka direkomendasikan adanya penelitian lebih lanjut yang sebaiknya dilakukan melalui studi dan diskusi yang lebih luas dengan bahan pustaka maupun temuan penelitian lainnya yang relevan, karena penelitian ini masih bersifat studi deskriptif kualitatif sederhana, maka masih perlu adanya penelitian tindak lanjut mengenai pelatihan teknis bagi Pamong Belajar ini, terutama dengan pendekatan kuantitatif, yang dapat menyajikan data secara lebih spesifik dan lebih jelas menggambarkan keadaaannya.

(50)

136

(51)

137

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Anwar, M. Ii. (2004). Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Bogdan dan Taylor. (1995) Riset Kualitatif untuk Pendidikan : Pengantar Kategori dan Metode. Jakarta : Terjemahan Munandar.

Castetter, W B., (1996). The Human Resource Function in Educational Administration. Sixth Edition, New Jersey: Prentice-Hall International, Inc. Coombs. W. T. (2007). Ongoing Crisis Communication: Planning, Managing,

and Responding. Terjemahan Chapter 7: Crisis Recognition hal 103 – 126. USA. Sage Publications, In.

David, F R. (1999). Strategic Management; Concept and Cases. Seventh Edition. New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.

Dessler, G. (2005). Human Resources Management. Tenth Edition, International Edition. New Jersey: Prentice-Hall / Pearson Education, Inc.

Drucker, P. F. (1977). An Introductory View of Management. New York: Harper’s College Press.

Engkoswara. (1987). Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Fattah, H.N. (2004). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Gaffar, F. (1987). Performance Based Teacher Education. Jurnal : Suatu Alternatif Dalam Pembaruan Guru. Bandung : IKIP Bandung.

Gall & Borg. (2003). Educational Research; An Introduction. Seventh Edition. Boston: Pearson Education, Inc.

Gay, L. R., and P. L. Diehl. (1996). Research Methods For Business and Management. International Edition. New Jersey: Prentice Hall.

(52)

138

Gibson, L. (1997). Organizations: Behavior, Structure, Processes. Ninth Edition, Chicago: Richard D. Irwin.

Griffin, W., and Ronald J. E. (2006). Business. Eighth Edition, International Edition. New Jersey: Prentice-Hall / Pearson.

Gutteridge, G, B., and Jane, E. (1993). Organizational Career Development. San Fransisco: Jossey-Bass Inc.

Hall, C. S. (1985). Introduction to Theory of Personality. New York: John Willey & Sons.

Harvey, and Robert B. (1996). Human Resources Management: An Experiential Approach. International Edition. New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.

Hasbullah. (1999). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Heizer, J, and Barry, R. (2004). Operations Management. Seventh Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Hendyat S. (2005). Pendidikan & Pembelajaran. Teori, Permasalahan dan Praktek. Malang: Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.

Hodge, B.J and Lawrence, G. (1996). Organization Theory: A Strategic Approach. Fifth Edition. International Edition. New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.

Hamalik, O. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Handoko, T. Hi, 1995, Manajemen Sumber daya Manusia, BPFE: Yogyakarta. Hadari, N. 1992. Metode Penelitian Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University

Press.

Idris, Z.(1984).Dasar-Dasar Kependidikan.,Bandung : Angkasa Raya

Jehn, K. A., and E. A. Mannix. (2001). The Dynamic Nature of Conflict: A Longitudinal Study of Intragroup Conflict and Group Performance. Academy of Management Journal, April 2001, pp. 238-251.

(53)

139

Kinicki, A, and Robert (2003). Organizational Behavior. Key Concepts, Skills & Best Practices. International Edition. New York: McGraw-Hill & Irwin. Kreitner and Kinicki. (1998). Organizational Behavior. International Edition.

New York: Irwin & McGraw-Hill.

Luthans. (2002). Organizational Behavior. Ninth Edition. New York: McGraw-Hill & Irwin.

Lynn, Kenneth. (1965). The Profession in America. Boston: Houghton Mifflin. Mangkunegara., A P 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Perusahaan.

Bandung : Penerbit Remaja Rosdakarya.

Mc Millan, J and Sally Sr. (2001). Research in Education; A Conceptual Introduction. Fifth Edition. New York: Addison Wesley Longman, Inc. Mc Shane, S L., and Mary G. (2005). Organizational Behavior. Third Edition,

International Edition. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Milkovich, Ge T., and Jerry M. N. (2005). Compensation. Eighth Edition. NewYork: McGraw-Hill & Irwin.

Milles, M.B. and Huberman, M.A. 1984. Qualitative Data Analysis. London: Sage Publication

Mitchell, T R. (1978). People in Organizations Understanding Their Behavior. NewYork: McGraw-Hill, Inc.

Munandar S, M. (1986). Ilmu Sosial Dasar; Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Bandung: Eresco.

Myers, D G. (1993). Social Psychology. Fourth Edition, International Edition, New York: McGraw-Hill International Editions.

Neal, J E. Jr. (2004). Guide to Performance Appraisals: Doing at Right!. terjemahan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Pidarta, M. (2005). Perencanaan Pendidikan Partisipatori Dengan Pendekatan Sistem. Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Prawirosentono, S. (1999). Kebijakan Kinerja Karyawan. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

(54)

140

Robbins, E. 2005. “Metacognitive Development”. Dalam Sara Meadows (Ed). Developing Thinking: Approaches to Children’s Cognitive Development. London: Methuen & Co. ltd.

Roger, D.C & Ruchlin, H S. (1971). Econnomic and Education, The Free Pas, A Division of The McMillan Company

Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja Bandung : Mandar maju

Siagian, S P. (2003). Filsafat Administrasi. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Soedijarto. (2003). Pendidikan Nasional Sebagai Proses Transformasi Budaya.. Jakarta: Balai Pustaka.

Soekanto, S. (1997). Sosiologi, Suatu Pengantar. Edisi Baru Keempat. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Soetjipto, dan Raflis (2004). Profesi Keguruan. Jakarta : Pusat Pembukuan Depdiknas & PT Rineka Cipta.

Spencer, M.K and Spencer. (1993). Competence at Work Models Supperior Performance. New York : John Wiley & Sons, Inc.

Stoner, J A.F. (1995). Management. Sixth Edition. International Edition. New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.

Sugiyono. (1999). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, S. (2003) Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Surya, H.M, (2005). “Profesi Guru: Dalam Kenyataan dan Harapan”, dalam:

Semiloka Nasional Profesionalisasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tanggal 21 November 2005. Bandung : Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Tenner, A R. (1994). Total Quality Management, Three Steps to Continuous Improvement. Massachussetts: Addison-Wesley Publishing Company. Tilaar, H. A. R. (1994). Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: PT

Rosdakarya.

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Fikir Penelitian
Tabel 3.2. Jadwal Waktu dan Kegiatan Penelitan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persistensi laba berbasis NIBE adalah kuat sebagai variabel pemoderasi dalam hubungan antara keagresifan laba dan biaya ekuitas..

Area penyimpanan, persiapan, dan aplikasi harus mempunyai ventilasi yang baik , hal ini untuk mencegah pembentukan uap dengan konsentrasi tinggi yang melebihi batas limit

Peningkatan produksi dan mutu benih botani (True Shallot Seed) Bawang Merah (Allium cepa var. Ascalonicum) dengan BAP dan Boron, serta serangga penyerbuk.. Institut

Atau wakaf produksi juga dapat didefenisikan yaitu harta yang digunakan untuk kepentingan produksi baik dibidang pertanian, Perindustrian, perdagangan dan jasa yang

Alat ini digunakan untuk mengukur dimensi dari benda uji balok beton sebelum dilakukan pengujian kuat lentur dan kuat geser balok beton serta untuk

Penelitian yang dilakukan oleh Suyityo (2011), dengan judul penelitian:Penerapan Model Cooperative Learning tipe NHT untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam

speech functions spoken by Lennox, and whether the addressee replies or does not reply. the Lennox’s utterances with