ABSTRAK ... i
1.1Latar Belakang Masalah ...1
1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah ...8
1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian ...10
1.3.1 Tujuan Penelitian ...10
1.3.2 Manfaat Penelitian ...11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ...12
2.1 Tinjauan Pustaka ...12
2.1.1 Konsep Koperasi Sebagai Organisasi ... 12
2.1.2 Partisipasi Anggota ... 18
2.1.2.1 Jenis Partisipasi ...21
2.1.2.2 Partisipasi dalam Permodalan ...24
2.1.2.3 Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan ...26
2.1.2.4 Partisipasi dalam Transaksi ... 26
2.1.2.5 Partisipasi Pengawasan ...28
2.1.2.6 Model Kesesuaian Partisipasi ...29
2.1.3 Keberhasilan Koperasi ... 32
2.2 Kerangka Pemikiran ... 37
2.3 Hipotesis ... 43
BAB III METODE PENELITIAN ... 44
3.1 Objek Penelitian ... 44
3.2 Metode Penelitian ... 44
3.3 Populasi dan Sampel ... 45
3.3.1 Populasi ...45
3.3.2 Sampel ...46
3.4 Operasionalisasi Variabel ... 51
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 53
3.6 Sumber Data ...54
3.7 Instrumen Penelitian ... 54
3.8 Teknik Pengolahan Data ... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63
4.1 Hasil penelitian ... 63
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 63
4.1.2 Kondisi Umum Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung ... 64
4.1.2.1 Kondisi Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung... 65
4.1.2.2 Perkembangan Volume Usaha dan SHU Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung ...66
4.1.2.3 Keanggotaan ... 70
4.1.3 Deskripsi Responden ... 71
4.1.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...72
4.1.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...73
4.1.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ...74
4.1.4 Deskripsi Variabel Penelitian ...75
4.1.4.1 Keberhasilan Koperasi (Y) ...75
4.1.4.2 Partisipasi Anggota (X) ...79
4.1.5 Pengujian Instrumen Penelitian ...84
4.1.5.1 Uji Validitas ...84
4.1.5.2 Uji Reliabilitas ...86
4.1.6 Analisis Data ...88
4.1.7 Pengujian Hipotesis ...90
4.1.7.1 Uji t atau Pengujian Hipotesis secara Parsial ...90
4.1.7.2 Uji R2 atau Koefisien Determinasi ...91
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...92
4.2.1 Pengaruh Partisipasi Anggota terhadap Keberhasilan Koperasi ...92
4.3 Implikasi Pendidikan ...95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...97
5.1 Kesimpulan ...97
5.2 Saran ...98
DAFTAR PUSTAKA ...100 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Perkembangan Keragaan Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung Per
Desember Tahun 2006 – 2010 ...5
Tabel 2.1 Perbedaan Koperasi Dengan Badan Usaha Lain ...14
Tabel 3.1 Daftar Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang Aktif di Kota Bandung ...45
Tabel 3.2 Data Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung ...47
Tabel 3.3 Data Alokasi Sampel Berdasarkan Stratified Random Sampling ...48
Tabel 3.4 Daftar Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kota Bandung yang Dijadikan Sampel Penelitian ...51
Tabel 3.5 Operasionalisasi Variabel ...52
Tabel 4.1 Daftar Koperasi Simpan Pinjam, Bidang Usaha beserta Badan Hukum Koperasi yang dijadikan Sampel ...65
Tabel 4.2 Data Volume Usaha dan Sisa Hasil Usaha Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung yang Dijadikan Sampel Penelitian ...66
Tabel 4.3 Data Volume Usaha dan Sisa Hasil Usaha Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung ...68
Tabel 4.4 Perkembangan Jumlah Anggota Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung Tahun Buku 2010 ...70
Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...72
Tabel 4.6 Responden Berdasarkan Usia ...73
Tabel 4.7 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ...74
Tabel 4.8 Skala Penafsiran Rata-rata Skor Variabel Keberhasilan Koperasi ...76
Tabel 4.9 Keberhasilan Koperasi Anggota Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung ...77
Tabel 4.10 Skala Penafsiran Rata-rata Skor Variabel Partisipasi Anggota ...80
Tabel 4.11 Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung ...81
Tabel 4.12 Hasil Validitas Item Instrumen Penelitian Partisipasi Anggota ...84
Tabel 4.13 Hasil Validitas Item Instrumen Penelitian Keberhasilan Koperasi ...85
Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Partisipasi Anggota ...86
Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Keberhasilan Koperasi ...87
Tabel 4.16 Pengujian Hipotesis Signifikan Variabel Regresi (Uji t) ...88
Tabel 4.17 Uji t ...90
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mekanisme Permodalan Koperasi ...25
Gambar 2.2 Model Kesesuaian Koperasi ...31
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ...43
Gambar 4.1 Volume Usaha Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung yang Dijadikan Sampel... 67
Gambar 4.2 Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung yang Dijadikan Sampel...68
Gambar 4.3 Perkembangan Volume Usaha Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung ...69
Gambar 4.4 Perkembangan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung ...70
Gambar 4.5 Perkembangan Jumlah Anggota Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung ..71
Gambar 4.6 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...72
Gambar 4.7 Responden Berdasarkan Usia ...73
Gambar 4.8 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ...74
Gambar 4.9 Keberhasilan Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung ...76
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan melandaskan kegiataannya pada prinsip Koperasi. Koperasi sebagai sistem sosial merupakan gerakan yang tumbuh
berdasarkan kepentingan bersama. Hal ini mengandung makna bahwa dinamika Koperasi harus selaras dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Pembangunan Koperasi identik dengan mengatasi kemiskinan. Menurut Bung Hatta dalam Nurlela Kataren (2007:138), “Koperasi yang berazaskan pasal 33 UUD
1945 merupakan satu-satunya jalan untuk mendekatkan jurang perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin”. Koperasi dikembangkan untuk mewujudkan demokrasi ekonomi yang antara lain terlihat dalam pemerataan pendapatan masyarakat melalui
pertumbuhan Koperasi yang sehat. Koperasi digerakan agar distribusi dari kepemilikan kekayaan dan kesempatan berusaha dalam masyarakat diperbaiki secara
fungsional dan terus menerus.
Koperasi di Indonesia, anggotanya sebagian besar masih terdiri dari masyarakat yang tingkat ekonomi dan pengetahuannya rendah. Kehadirannya sering
dikaitkan dengan sebuah organisasi yang hanya memberi pinjaman pada anggota, apabila keadaan ini tetap dibiarkan, maka selamanya Koperasi akan sulit untuk
masyarakatnya sudah mempunyai anggapan bahwa sebenarnya Koperasi merupakan sebuah organisasi modern.
Koperasi di Indonesia khususnya Koperasi Simpan Pinjam sebagai salah satu lembaga keuangan mikro yang didirikan atas dasar nilai-nilai kemandirian, tanggung
jawab, demokrasi, persamaan, keadilan dan solidaritas memiliki tekad untuk membantu mengembangkan kegiatan UKM sampai dengan kebutuhan sehari-hari. Atas dasar-dasar itulah Koperasi Simpan Pinjam sebagai salah satu jenis Koperasi
yang ada di Indonesia tumbuh secara bertahap. Sikap dan keinginan saling membantu diantara para anggota menjadi kunci keberhasilan gerakan Koperasi
Simpan Pinjam di Indonesia. Sistem pengelolaan yang dijalankan dengan landasan pendidikan yang berjenjang dan berkelanjutan membawa Koperasi Simpan Pinjam
menjadi sebuah lembaga keuangan non-bank yang mampu membantu sektor usaha mikro, untuk mengatasi masalah pendanaan yang dalam jangka panjang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memacu pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu pembangunan Koperasi sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat diarahkan agar memiliki kemampuan menjadi badan usaha yang efisien dan
Namun cita-cita tersebut tidak selamanya berjalan sesuai dengan yang direncanakan karena semakin tajamnya persaingan di dalam perekonomian
berpengaruh terhadap perkembangan Koperasi. Hal ini didukung pula oleh kebijakan perekonomian yang mengarah pada mekanisme pasar, sebagai akibat berlakunya
sistem liberalisasi ekonomi yang kurang menguntungkan bagi Koperasi khususnya KSP.
Pemberdayaan Koperasi secara terstruktur dan berkelanjutan diharapkan akan
mampu menyelaraskan struktur perekonomian nasional, mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional, mengurangi kemiskinan, mendinamisasi sektor riil, dan
memperbaiki pemerataan pendapatan masyarakat. Koperasi Simpan Pinjam merupakan badan usaha yang dimiliki oleh warga masyarakat, yang diikat oleh satu
ikatan pemersatu, bersepakat untuk menyimpan dan menabungkan uang mereka pada badan usaha tersebut, sehingga tercipta modal bersama untuk dipinjamkan kepada semua anggota koperasi, untuk tujuan produktif dan kesejahteraan masyarakat.
Melalui pinjaman tersebut, anggota pada khususnya diharapkan untuk memanfaatkan jasa Koperasi Simpan Pinjam, dengan menggunakan pinjaman tersebut untuk
keperluan usaha agar memperoleh pendapatan yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Pemberdayaan Koperasi Simpan Pinjam secara terstruktur akan mampu
membangun dan mengembangkan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
masyarakat, memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional, serta berusaha untuk mewujudkan dan
mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Permasalahan yang dihadapi KSP khususnya dan Koperasi pada umumnya dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik itu faktor intern maupun faktor ekstern. Ardian Kurnia Putra (2011:39), menyatakan bahwa yang menjadi permasalahan dan
kendala bagi perkoperasian pada umumnya disebabkan oleh dua faktor, yaitu: 1. Faktor Intern
- Lemahnya daya dukung sumber daya manusia, seperti partisipasi anggota, dan profesi pengurus
- Kurang mampu menghadapi perkembangan dan sistem ekonomi pasar, sehingga belum siap menghadapi persaingan dari luar
- Para anggota umumnya terdiri dari masyarakat ekonomi lemah dan awam dalam Koperasi
- Lemahnya dalam permodalan 2. Faktor Ekstern
- Kerjasama dengan perusahaan swasta dan BUMN masih kurang, baik dari segi permodalan maupun dari segi usahanya.
- Masih banyak menggantungkan diri pada pemerintah dan belum dapat berusaha dengan baik
- Usaha Koperasi masih berskala kecil dan belum banyak berhasil, sehingga para anggota dan masyarakat pada umumnya belum merasakan manfaatnya.
Faktor intern maupun faktor ekstern yang menjadi kendala dalam
perkembangan Koperasi/KSP sangat berhubungan dengan keberhasilan Koperasi. Salah satu faktor internal adalah Sumber Daya Manusia (SDM), yang sangat
Koperasi, seperti yang diungkapakan oleh Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti (2003:145) :
“Dalam pengembangan Koperasi, bukan saja peranan pemerintah yang
menentukan perkembangannya, tetapi juga masyarakat itu sendiri yang turut menentukan berkembang atau tidaknya suatu Koperasi, baik sebagai anggota Koperasi ataupun sebagai anggota masyarakat yang berada dalam ruang lingkup Koperasi tersebut”.
Koperasi dalam perkembangannya tidak lepas dari masalah keanggotaan,
modal, Sumber Daya Manusia (SDM), kebijakan pemerintah, pengurus, pengawas dan sebagainya. Masalah yang sama terjadi pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di
Kota Bandung, walaupun jumlah KSP dan perkembangannya menunjukkan peningkatan, tetapi hal tersebut tidak dapat dijadikan tolak ukur untuk menentukan keberhasilan suatu Koperasi. Hal tersebut secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.1 di
bawah ini:
Tabel 1.1
Perkembangan Keragaan Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung, per Desember Tahun 2006 - 2010
No Tahun
Dari tabel di atas tampak bahwa selama 5 tahun terakhir, jumlah anggota Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun, hanya di tahun 2008 jumlah anggota tidak mengalami perubahan. Hal ini seiring dengan volume usaha, modal usaha dan SHU yang tidak mengalami
perubahan pada tahun tersebut.
Volume usaha mengalami penurunan yang sangat drastis hingga 51,1 persen pada tahun 2007, padahal jumlah anggota mengalami peningkatan hingga 0,28
persen. Tahun 2009 volume usaha mengalami perkembangan yang kecil yaitu 0,1 persen, dan pada tahun 2010 terjadi peningkatan yang cukup tinggi sebesar 8,24
persen dari 6,865 juta menjadi 7,431 juta rupiah.
Modal usaha tidak mengalami perubahan dari tahun 2006 – 2008, hingga
akhirnya mengalami peningkatan pada tahun 2009 yaitu sebesar 3,4 persen dan pada tahun 2010 sebesar 10,7 persen.
Modal dan volume usaha yang tidak mengalami perkembangan pada tahun
2007 dan 2008 ternyata berpengaruh pula pada SHU yang diperoleh selama periode tersebut, karena SHU yang diperoleh mengalami penurunan di tahun 2007, yaitu
sebesar 3,43 persen hingga tahun 2008.
Secara kuantitatif perkembangan KSP mengalami peningkatan, tetapi apabila dilihat secara proporsional tidak seimbang dengan meningkatnya kualitas KSP. Hal
ini terlihat pada pertumbuhan volume usaha, modal usaha dan SHU yang terkesan lambat. Volume usaha yang mengalami penurunan pada tahun 2007, yaitu sebesar
Simpan Pinjam. Perkembangan modal yang terjadi tidak diimbangi dengan kemampuan pengadaan modal sendiri. Hal tersebut menunjukkan kurangnya
partisipasi kontributif anggota Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung. Perkembangan SHU menunjukkan perkembangan yang relatif lambat, mengakibatkan
kontribusinya terhadap pendapatan anggota relatif sedikit.
Hal yang sama diungkapkan oleh Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti (2003:132).
“Dari segi kuantitatif, perkembangan Koperasi dewasa ini telah banyak mengalami kemajuan-kemajuan. Tetapi secara kualitatif belum sepenuhnya mencapai seperti apa yang diharapkan masyarakat Koperasi yang bertujuan untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan bagi para anggotanya”.
Umumnya permasalahan Koperasi disebabkan karena partisipasi anggota
dalam Koperasi yang masih rendah, pengelolaan manajemen Koperasi yang buruk, kurangnya permodalan, dan pembinaan perkoperasian yang masih rendah dari kuantitas maupun kualitas. Keberhasilan Koperasi adalah terwujudnya tingkat
efisiensi pelayanan yang optimal bagi anggota, dengan kata lain anggota Koperasi dapat merasakan manfaat jasa pelayanan yang dihasilkan Koperasi. Ropke dalam
Handara Prathama (2009:23) mengatakan bahwa “untuk mengukur keberhasilan Koperasi perlu adanya uji partisipasi dan uji pasar, kedua uji tersebut menggambarkan bahwa Koperasi harus memiliki potensi keunggulan bersaing dengan lembaga lain”. Penempatan uji partisipasi sebagai indikator keberhasilan
Kopersi disamping ketersediaan pasar bagi anggota, sebagai bukti bahwa partisipasi
Berdasarkan uraian diatas, tujuan dari keberhasilan Koperasi adalah untuk meningkatkan kemampuan dan peran Koperasi dalam dunia usaha yang sesuai
dengan kepentingan masyarakat pada umumnya dan kepentingan anggota pada khususnya. Salah satu cara Koperasi dalam upaya melakukan pengembangan
usahanya adalah dengan cara menarik minat masyarakat, untuk menjadi anggota Koperasi sehingga dengan bertambahnya anggota maka otomatis akan menambah modal usaha Koperasi, karena dengan menjadi anggota seseorang harus membayar
iuran wajib. Setelah membayar iuran wajib, otomatis anggota tersebut mempunyai hak untuk menggunakan fasilitas pelayanan yang disediakan oleh Koperasi, sehingga
jelas bahwa partisipasi anggota dapat membantu usaha Koperasi untuk berkembang, sehingga dapat memenuhi tuntunan anggota dalam meningkatkan kesejahteraan
hidup.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Pengaruh Partisipasi Anggota terhadap Keberhasilan
Koperasi (Survey pada Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung)”.
1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) diantaranya adalah
faktor partisipasi anggota, pengelola/pengurus, peran pemerintah, dan sebagainya. Menurut Ramudi Arifin (2000) anggota sebagai pemilik Koperasi terikat oleh
1. Memberikan Kontribusi modalnya kepada Koperasi.
2. Memberikan kontribusi terhadap pendapatan Koperasi agar Koperasi dapat membayar segala beban/biayanya.
3. Ikut serta mengambil keputusan-keputusan agar Koperasi bekerja sesuai dengan yang diinginkan oleh anggota.
4. Sebagai pengguna jasa, maka anggota harus memanfaatkan jasa pelayanan Koperasi, karena pelayanan Koperasi tersebut memang diproduksi untuk anggota atas dasar keputusan anggota sendiri.
Menurut Ropke dalam Hendar Kusnadi (2005:40), efek Koperasi dianggap
memiliki dua komponen, yaitu:
a. Koperasi harus mampu bertahan melawan pesaing-pesaing (uji pasar)
b. Koperasi harus mampu merangsang anggota untuk berpartisipasi dalam pencapaian prestasi (uji partisipasi).
Penempatan uji partisipasi sebagai indikator keberhasilan Koperasi disamping
ketersediaan pasar bagi anggota, sebagai bukti bahwa partisipasi anggota sangat penting dalam kehidupan organisasi Koperasi.
Koperasi harus tumbuh dan berkembang secara efektif dan efisien. Beberapa persyaratan keberhasilan Koperasi yang secara teori ekonomi Koperasi dijelaskan oleh Hanel dalam Hendar Kusnadi (2005:53) sebagai berikut :
a. Organisasi Koperasi harus berusaha efisien atau produktif, artinya Koperasi harus memberikan manfaat dan menhasilkan potensi peningkatan pelayanan yang cukup bagi angotanya. Dengan kata lain, sebagai perusahaan, Koperasi harus berusaha secara efisien yang sanggup bersaing dengan berhasil di pasar.
c. Dalam jangka panjang Koperasi harus memberikan kepada setiap anggota suatu saldo positif antara pemanfaatan (insentif) yang diperolehnya dari Koperasi dan sumbangan (kontribusi) nya kepada Koperasi.
d. Koperasi harus mampu menghindari terjadinya situasi dimana kemanfaatan dari usaha bersama itu menjadi milik umum, artinya Koperasi harus mampu mencegah timbulnya dampak-dampak dan penumpang gelap (free raider) yang terjadi karena kedudukan sebagai orang luar semakin menariknya, atau karena usaha Koperasi mengarah ke usaha bukan anggota.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana partisipasi anggota pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kota Bandung?
2. Bagaimana keberhasilan Koperasi pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kota Bandung?
3. Bagaimana pengaruh partisipasi anggota terhadap keberhasilan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kota Bandung?
1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana partisipasi anggota pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kota Bandung
2 Untuk mengetahui bagaimana keberhasilan Koperasi Simpan Pinjam
(KSP) di Kota Bandung
3 Untuk mengetahui bagaimana pengaruh partisipasi anggota terhadap
1.3.2 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Ilmiah
Sebagai pendorong dan acuan untuk penelitian yang akan datang dalam bidang garapan yang sama serta bermanfaat dan berguna bagi ilmu
pengetahuan khususnya di bidang perkoperasian. b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi gerakan Koperasi
dalam upaya perbaikan dan pengembangan Koperasi khususnya Koperasi Simpan Pinjam serta dalam rangka mengantisipasi setiap permasalahan yang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah partisipasi anggota sebagai variabel independen (X), dan keberhasilan usaha sebagai variabel dependen (Y), sedangkan respondennya adalah anggota Kopersi Simpan Pinjam (KSP) di Kota
Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriftif analitik. Menurut
Moh. Nazir (2005:89) “metode deskriftif adalah studi untuk menemukan fakta dengan interprestasi yang tepat”. Studi deskriptif juga termasuk:
1. Studi untuk melukiskan secara akurat sifat-sifat dari beberapa fenomena,
kelompok atau individu;
2. Studi untuk menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk
meminimisasikan bias dan memaksimumkan reliabilitas.
Sedangkan Analisis ditujukan untuk menguji hipotesis dan mengadakan interprestasi yang lebih dalam tentang hubungan variabel. Metode deskriptif analitik
ataupun dengan analisis korelasi atau regresi, dalam menentukan tingkat hubungan yang terjadi”.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:89).
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) “Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian”. Adapun yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah Koperasi
Simpan Pinjam di Kota Bandung yang berjumlah 16 KSP setelah dilakukan
observasi.
Adapun jumlah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kota Bandung yang dijadikan populasi dapat dillihat pada tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1
Daftar Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang Aktif di Kota Bandung
No Nama Koperasi Alamat Koperasi
(1) (2) (3)
1 KSP Rukun Ikhtiar Jl. Otto Iskandardinata No. 435
2 KSP Bandung Kulon Jl. Karang Anyar No. 37
3 KSP Rukun Wargi Jl. Lengkong Kecil No. 2
4 KSP Sumber Bahagia Jl. Gardujati No. 74
5 KSP Galuh Jl. Buah Batu no. 3
6 KSP Borromeus Jl. Ir.H. Juanda No. 100
7 KSP Bina Usaha Jl. Cemara Selatan No. 334/181
8 KSP Sinar Pelita Jl. Suci No. 131/144 C
9 KSP Silih Aping Jl. Pasir Raya III No. 14
11 KSP Binangkit Jl. Soekarno-hatta No. 705
12 KSP Silih Asih Jl. Rajawali Timur Gg. Dunguscariang No. 78 A
13 KSP Tunas Harapan Jl. Pasir Impun No. 158
14 KSP Cijagra Jl. Cijagra I No. 143 A/206 B
15 KSP Maju Terus Jl. Menado H No.36
16 KSP Bina Warga Jl. Cibuntu Sayuran No. 12
Sumber : Dinas Koperasi Kota Bandung.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006:131). Senada dengan itu Sugiyono mengemukakan bahwa sampel adalah bagian
dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik sampling dalam penelitian ini dilakukan secara bertahap dengan menggunakan stratified random
sampling, dan proportional random sampling. stratified random sampling digunakan
apabila peneliti berpendapat bahwa ada perbedaan ciri, atau karakteristik antara strata-strata yang ada, untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata
dalam hal mengadakan alokasi sampel untuk masing-masing stratum dikerjakan dengan cara Metode Alokasi Sama Besar (Moh. Nazir, 2005:296).
Jumlah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kota Bandung yang terdaftar di
Dinas Koperasi Kota Bandung sebanyak 65 Koperasi dengan anggota 14563 orang. Namun dalam penelitian ini berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di lapangan,
Dengan menggunakan tahapan teknik stratified random sampling, dari 16 KSP di Kota Bandung yang dijadikan sampel, sebanyak 8 KSP termasuk strata Sehat
dan Cukup Sehat berdasarkan data Penilaian Kesehatan KSP-Koperasi tahun buku 2010 yang diperoleh dari Dinas Koperasi Kota Bandung, sebagaimana yang ada pada
tabel 3.2 berikut ini :
Tabel 3.2
Data Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung
No Strata Koperasi Simpan Pinjam
1 I. Sehat KSP Rukun Ikhtiar Sumber: Dinas Koperasi Kota Bandung. (Diolah)
Untuk menentukan alokasi sampel pada setiap strata digunakan rumus metode
alokasi sama besar (M.Nazir, 2005:296) seperti dibawah ini :
�
=
nKeterangan :
ni = Besar Subsampel stratum i
n = Besar Sampel
Dengan menggunakan teknik random (secara acak) diperoleh sampel pada setiap stratum sebagai berikut :
Tabel 3.3
Data Alokasi Sampel Berdasarkan Stratified Random Sampling
Untuk menentukan jumlah responden anggota Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung dengan digunakan rumus yang dkembangkan dari Isaac dan Michael.
(Sugiyono, 2010:126) seperti dibawah ini :
s =
λ².N.P.Qd² N−1 + λ².P.Q
Keterangan :
S = Sampel
N = Populasi
P = Q = 0,5
λ² = dk = 1 (taraf kesalahan 10 %) = 2,706
d = 0,05
Maka jumlah responden anggota Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung adalah :
s = λ². N. P. Q d² N−1 + λ². P. Q
s = 2,706 . 5218 . 0,5 . 0,5 0,052 5217 + 2,706 . 0,5 .0,5
s = 2,706 . 5218 . 0,25 0,0025 5217 + 2,706 . 0,25
s = 3529,977 13,719
s = 257,3057 = 257
Dari perhitungan diatas, maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini adalah 257 orang anggota.
Setelah diperoleh ukuran sampel, maka langkah selanjutnya adalah
menentukan responden anggota Koperasi Simpan Pinjam. Adapun jumlah sempel anggota secara keseluruhan sebesar 257 orang, dengan menggunakan rumus Metode
Alokasi Proporsional dalam Moh. Nazir (2005:306) sebagai berikut :
ni
= ���
x n
Keterangan :
ni =besar sampel untuk stratum i
Ni = total subpopulasi dari stratum i N = total populasi
Tabel 3.4
Daftar Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kota Bandung yang Dijadikan Sampel Penelitian
No Nama Koperasi Populasi Anggota Sampel Anggota
(1) (2) (3) (4)
1 KSP Sumber Bahagia 967 967
5218 257 = 47,6 = 48
2 KSP Galuh 261 261
5218 257 = 12,8 = 13
3 KSP Borromeus 2692 2692
5218 257 = 132,5 = 132
4 KSP Rukun Wargi 432 432
5218 257 = 21,3 = 22
5 KSP Cijagra 141 141
5218 257 = 6,9 = 7
6 KSP Bina Usaha 431 431
5218 257 = 21,3 = 22
7 Silih Asih 65 65
5218 257 = 3,2 = 4
8 Bandung Kulon 229 229
5218 257 = 11,2 = 12
Jumlah (∑) 5218 260
Sumber :Hasil Pengolahan Data
3.4 Operasionalisasi Variabel
Untuk memudahkan penjelasan dan pengolahan data, maka variabel yang
Tabel 3.5
Operasionalisasi Variabel
No
Variabel Dimensi Indikator Skala No
2 Keberhasilan
3.5 Tekhnik Pengumpulan Data
Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara
langsung kepada pengurus Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung. 2. Studi kepustakaan, yaitu mempelajari teori-teori yang ada atau
literatur-literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti, baik dari
buku, artikel, jurnal, Karya tulis ilmiah, Internet dan media cetak lainnya yang berhubungan dengan konsep dan permasalahan yang diteliti.
Kota Bandung, selain itu juga dokumen-dokumen yang berasal dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung dan lain sebagainya.
4. Angket, yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden yaitu anggota Koperasi Simpan
Pinjam di Kota Bandung.
3.6 Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis data, yaitu : 1. Data Primer
Data Primer diperoleh dari penelitian yang dilakukan peneliti dengan menyebarkan kuesioner kepada 260 responden.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung dan Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung.
3.7 Instrumen Penelitian
Agar penelitian tidak bias atau diragukan kebenarannya, maka alat ukur tersebut harus valid dan reliabel untuk itulah terhadap kuesioner yang diberikan kepada anggota Koperasi Simpan Pinjam sebagai responden dilakukan 2 macam tes,
Uji Validitas (Test Of Validity)
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Sebuah instrument dapat dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diiinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Suatu intrumen yang valid atau shahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
(Suharsimi Arikunto, 2006:168). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas instrumen dengan rumus product moment yang dikemukakan oleh
Pearson, yaitu :
rxy = Koefisien butir validitas yang dianalisis
N = Banyaknya responden
X = Skor responden untuk item pernyataan
Y = Skor total responden untuk keseluruhan item ∑X = Jumlah skor pertama
∑Y = Jumlah skor kedua
∑XY = Jumlah hasil perkalian skor pertama dan kedua ∑X² = Jumlah hasil kuadrat skor pertama
∑Y² = Jumlah hasil kuadrat skor kedua
Setelah diperoleh nilai rxy tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai rtabel
dengan taraf signifikan 10%. Kriteria pengujian instrumen dapat dikatakan valid
adalah dengan ketentuan :
Jika : rxy > rtabel berarti valid, sebaliknya
rxy < rtabel berarti tidak valid
Uji Reliabilitas (Test Of Reliability)
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen pengukuran cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data,
instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2002: 80). Untuk menghitung uji reliabilitas penulis menggunakan rumus alpha, dengan rumus sebagai berikut :
11= −1 1− �1
2
�12
(Suharsimi Arikunto, 2006:196)
Keterangan :
r11 = Reliabilitas Instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan
∑
�
12 = Jumlah varia butir�
12 = Varian totalLangkah 1 : menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus :
�
�=
��2− � � ²
� �
(Riduan, 2010:115)
Dimana :
Si = Varians skor tiap-tiap item
∑��2 = Jumlah Kuadrat total
N = Jumlah responden (∑��2) = Jumlah item X
i dikuadratkan
Langkah 2: Kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan ruumus :
∑Si = S1 + S2 + S3 ... Sn Dimana :
∑Si = Jumlah varians semua item
S1, S2, S3 ... n = Varians item ke- 1,2,3 ... n
Langkah 3: Menghitung Varians total dengan rumus :
�
=
�
2
−
�
²
Dimana :
St = Varians total
∑��2 = Jumlah kuadrat total
N = Jumlah responden
(∑��2) = Jumlah X total dikuadratkan
Langkah 4: Masukan nilai Alpha dengan rumus :
11= −
1 1− �� �
Selanjutnya mencari rtabel apabila taraf signifikan (α) = 0,05 atau taraf
kepercayaan 95% kemudian membuat keputusan dengan membandingkan r11 dengan
rtabel. Dengan kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut :
Jika r11 > rtabel berarti butir item instrumen reliabel, dan
Jika r11< rtabel berarti butir item instrumen tidak reliabel
3.8 Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menyeleksi data, yaitu untuk melihat atau memeriksa kesempurnaan, kejelasan dan benar atau tidaknya cara pengisian angket oleh responden. 2. Mentabulasi data, yaitu suatu proses merubah data mentah dari responden
demasukan ke dalam tabel – tabel untuk dihitung berdasarkan aspek-aspek yang dijadikan variabel penelitian untuk memudahkan dalam menganalisis
data.
3. Menghitung ukuran-ukuran karakteristik berdasarkan variabel-variabel
penelitian.
4. Menganalisis data berdasarkan metode statistik yang telah dirancang. 5. Melakukan pengujian hipotesis yang telah digunakan dalam penelitian ini.
6. Membuat laporan penelitian.
3.9Teknik Analisis Data dan Pengujjian Hipotesis
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data ordinal. Teknik
analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier sederhana. Menurut Sugiyono (2008:18) bahwa ”Analisis regresi mempersyaratkan bahwa macam data yang dapat diuji harus memiliki jenis data
interval atau ratio”. Dengan demikian data yang bersifat ordinal pada penelitian ini harus ditingkatkan menjadi data interval melalui Methods of Succesif Interval (MSI).
Langkah kerja Methods of Succesif Interval (MSI) adalah sebagai berikut : 1. Perhatikan tiap butir item pertanyaan, misalnya dalam angket.
2. Untuk butir tersebut, tentukan berapa banyak orang yang mendapatkan
(menjawab) skor 1,2,3,4,5 yang disebut Frekuensi (F).
3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut
4. Tentukan Proporsi Kumulatif (PK) dengan cara menjumlah antara proporsi yang ada dengan proporsi sebelumnya.
5. Dengan menggunakan tabel distribusi normal baku, tentukan nilai Z untuk setiap kategori
6. Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan menggunakan tabel ordinat distribusi normal baku.
7. Hitung SV (Scale Value) = Nilai Skala dengan rumus sebagai berikut :
� = � � � �� � − (� � � �� � ) �� �� � − ( � � �� � )
Tentukan nilai tranformasi dengan menggunakan rumus berikkut : Y= SV + [1 + SV min]
Di mana :
Nilai K = 1 + SV min
Setelah data ditransformasikan dari skala ordinal ke skala interval, maka
langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis.
Adapun pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Dari data ordinal diintervalkan dengan menggunakan Methods of Succesif
Interval (MSI).
2. Setelah data diintervalkan lalui dihitung menurut teknik analisis regresi.
dugaan sementara digunakan model persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut :
Menguji Hipotesis
- Uji Hipotesis Secara Parsial atau Uji t
Uji parsial atau uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel X secara individu mampu menjelaskan variabel Y. Uji t statistik ini menggunakan rumus :
=
��� Dimana : t = Distribusi
β = Koefisien Korelasi
S = Standard Error
Kriteria uji t adalah :
Jika nilai t hitung > nilai t tabel maka H0 ditolak dan menerima Hα
Jika nilai t hitung < nilai t tabel maka H0 diterima dan menolak Hα
Dalam program SPSS, uji parsial (t) dirangkum dalam output coefficient dengan notasi sig. Dalam pengujian hipotesis melalui uji t tingkat kesalahan yang digunakan peneliti adalah 5% atau 0,05 pada taraf signifikan 95%.
- Koefisien Determinasi atau R²
Koefisien determinasi (R²) merupakan cara untuk mengukur ketepatan suatu
1. Jika R² semakin mendekati 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model
tersebut dapat dinilai baik.
2. Jika R² semakin menjauhi angk 1, maka hubungan antara variabel bebas
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data tentang partisipasi anggota terhadap keberhasilan usaha Koperasi, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Partisipasi anggota Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung tergolong sangat
baik. Hal tersebut dapat dilihat pada partisipasi anggota dalam menghadiri rapat anggota, dan mengawasi jalanya organisasi Koperasi dinilai sangat baik,
partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan, permodalan dan memanfaatkan pelayanan dinilai baik, sedangkan partisipasi anggota dalam
melakukan transaksi usaha dengan Koperasi dinilai cukup baik.
2. Keberhasilan Koperasi Simpan Pinjam di Kota Bandung dengan adanya Promosi Ekonomi Anggota (PEA) tergolong baik. Hal tersebut dapat dilihat pada manfaat
ekonomi dari simpan pinjam dan manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dinilai baik.
3. Partisipasi anggota berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan Koperasi, artinya semakin tinggi tingkat partisipasi anggota terhadap Koperasi maka akan meningkatkan keberhasilan Koperasi yang diukur dengan Promosi Ekonomi
5.2Saran
Beberapa saran yang dapat penulis ajukan berkaitan dengan hasil penelitian
adalah :
1. Kegiatan usaha Koperasi Simpan Pinjam yang dijalankan harus selaras dengan
kebutuhan para anggotanya, artinya setiap gerak langkah Koperasi Simpan Pinjam harus selalu ditujukan dalam upaya memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan. Kemudian usaha yang dilakukan harus memberikan
manfaat baik manfaat ekonomi dari simpan pinjam untuk meningkatkan pendapatan anggota maupun manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian Sisa
Hasil Usaha (SHU).
2. Koperasi hendaknya melakukan peningkatan dan pengembangan pendidikan
anggota melalui pelaksanaan pelatihan dan penyuluhan perkoperasian yang dilakukan secara rutin dan berkala terutama kepada anggota baru. Karena hal ini akan menumbuhkan kesadaran dan pemahaman anggota terhadap peran dan
fungsinya.
3. Membangun kepercayaan penuh dari anggota kepada Koperasi Simpan Pinjam.
4. Memberikan pengarahan dan pengertian kepada para anggota terutama mengenai pentingnya simpanan sukarela dalam Koperasi karena hal ini dapat pembantu pembentukan modal Koperasi. Selain itu, anggota juga perlu berpartisipasi dalam
5. Masih banyak faktor lain yang belum diteliti yang mempengaruhi keberhasilan
Koperasi. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya hendaknya meneliti keberhasilan koperasi ini secara lebih luas dan mendalam. Ada banyak faktor
yang mempengaruhi partisipasi anggota seperti kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan sangat berpengaruh terhadap partisipasi anggota yang implikasinya tetap kepada keberhasilan Koperasi itu sendiri. Maka alangkah lebih baik jika
DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks :
Agus Widarjono. 2007. Ekonometrika Teori dan Aplikasi Edisi Kedua. Yogyakarta: Ekonisia
Andang K Ardiwidjadja. 2008. Kiat Meningkatkan Loyalitas – Partisipas iAnggota Koperaasi. Bandung: Dinas KUKM ProvinsiJawa Barat
Bernhard Limbong. 2010. Pengusaha Koperasi. Jakarta: Margaretha Pustaka
Purbayu Budi Santosa dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel
dan SPSS. Yogyakarta: ANDI
Hendar Kusnadi. 2005. Ekonomi Koperasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesi
Mohamad Nazir. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti.2003. Dinamika Koperasi. Jakarta: Bina Adiaksara
R.M. Ramudi Arifin. 2000. Sisa Hasil Usaha. Seminar Pengkajian Perkoperasian. Institut Manajemen Koperasi Indonesia (IKOPIN)
Riduan. 2008. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta
Ropke Jochen. 2003. Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: RinekaCipta.
Tony Wijaya. 2009. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Karya Ilmiah, Skripsi, Tesis dan Disertasi:
A Jajang W Mahri. 2003. Pengaruh Kewirausahaan Pengelola terhadap
Keberhasilan Bisnis dan Promosi Ekonomi Anggota pada Koperasi Peternak Sapi Perah di Kabupaten Bandung. UNPAD
Ardian Kurnia Putra. 2011. Pengaruh Partisipasi Anggota dan Motivasi Anggota
Terhadap Kesejahteraan Anggota Koperasi Karyawan PT.Dirgantara Indonesia Bandung. UNPAD
Arsad Matdoan. 2011. Pengaruh Partisipasi dan Kepuasan Anggota terhadap
Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) di Kota Ambon. UNPAD
Dadang Marthunus. 2010. Pengaruh Fungsi Manajemen Keanggotaan terhadap
Keberhasilan Koperasi ( Studi Kasus pada Unit Usaha Simpan Pinjam KSU di Kota Bandung). IKOPIN
Habibullah Jimad. 2002. Pengaruh Peran Pemerintah, Motivasi Pengurus,
Pemahaman Fungsi Manajemen Pengelola dan Partisipasi Anggota terhadap Keberhasilan Koperasi (survey di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung). UNPAD
Handara Prathama. 2009. Analisis Pengaruh Kredit Pembiayaan Mikro terhadap
Pertumbuhan Usaha Anggota Koperasi Simpan Pinjam Milenia Periode 2004-2006. UNPAD
Melas Risagis. 2010. Pengaruh Partisipasi Anggota dan Kemampuan Pengurus
terhadap Keberhasilan KPN Mekar. Universitas Negeri Semarang
Nurlela Kataren. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Koperasi
Credit Union dalam Pemberdayaan Masyarakat (StudiKasus: Koperasi Credit Union PartisipasiSukamakmurKecamatanSibolangit, Kabupaten DeliSerdang).
Silviana Hanik. 2010. Pengaruh Pelayanan Kredit, Pendidikan Perkoperasian
Anggota dan Partisipasi Anggota terhadap Keberhasilan KSU Mitra Lestari di Kota Pati. UniversitasNegeri Semarang
Sri Widodo. 2008. Pengaruh Komunikasi dan Partisipasi Anggota terhadap
Umi Salma. 2004. Pengaruh Keberhasilan Usaha Koperasi terhadap Perkembangan
Usaha Anggota ( Survey pada Anggota Koperasi Industri Logam Waru Buana Putra di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur). UNPAD
SumberLain :
Daftar Koperasi Simpan Pinjam Di Kotamadya Bandung. Dinas Koperasi Kota
Bandung
Data Penilaian KSP/USP-Koperasi. Dinas Koperasi Kota Bandung
Perkembangan Keragaan Koperasi Simpan Pinjam Kota Bandung per Desember Tahun 2006 - 2010. Dinas KUKM Kota Bandung
Undang-Undang No 25 Tentang Perkoperasian. KPN IKIP, Bandung