PENGARUH PAYMENT POINT ONLINE BANK (PPOB)
DALAM MENURUNKAN PIUTANG DI PT. PLN
(PERSERO) APJ MAJALAYA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
LISTRI CIPTA LESTARI 0801018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
PENGARUH PAYMENT POINT ONLINE BANK (PPOB)
DALAM MENURUNKAN PIUTANG DI PT. PLN
(PERSERO) APJ MAJALAYA
Oleh:
Listri Cipta Lestari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Listri Cipta Lestari 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI DAN BEBAS PLAGIARISME
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Lengkap : Listri Cipta Lestari NIM : 0801018
Program Studi : Pendidikan Akuntansi FPEB UPI
Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa skripsi yang berjudul :
Pengaruh Payment Point Online Bank (PPOB) dalam Menurunkan Piutang di PT. PLN (Persero) APJ Majalaya
adalah karya saya sendiri.
Saya menyatakan pula bahwa saya tidak melakukan pengutipan sebagian atau seluruh gagasan, pemikirian, atau tulisan orang lain dengan cara-cara yang melanggar hukum dan etika keilmuan karya ilmiah. Sebagian atau seluruh
gagasan, pemikiran, atau tulisan orang lain yang saya kutip dalam skripsi ini telah saya cantumkan sumbernya dalam dalam naskah skripsi dan daftar pustaka.
Atas pernyataan ini saya bersedia menerima sanksi apapun jika dikemudian hari ditemukan adanya bukti pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam skripsi ini atau jika ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian skripsi ini.
Bandung, 21 Februari 2013 Yang membuat pernyataan,
PENGARUH PAYMENT POINT ONLINE BANK (PPOB) DALAM MENURUNKAN PIUTANG DI PT. PLN (PERSERO) APJ MAJALAYA
Listri Cipta Lestari
Pembimbing: Dr. H. Nugraha, SE, M.Si, Akt. / Dr. Kurjono, M.Pd.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan payment point online bank (PPOB) dalam menurunkan piutang di PT. PLN (Persero) APJ Majalaya. Dilatarbelakangi oleh tingginya jumlah piutang pada periode sebelum diterapkan PPOB, disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya jauhnya tempat pembayaran tagihan serta pelayanan PLN yang kurang memuaskan. Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan baru mengenai pentingnya evaluasi piutang setelah diterapkan PPOB, serta menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan manajemen perusahaan yang berkaitan dengan sistem PPOB.
Penelitian ini menggunakan uji t untuk sampel bebas atau Independent Sample t Test. Maka diperoleh hasil, bahwa nilai t statistik sebesar 2,520 dengan nilai probabilitas sebesar 0,017. Dalam penelitian ini diketahui bahwa data berjumlah sama dan memiliki varian berbeda. Untuk uji dua sisi, nilai probabilitas menjadi 0,017/ 2 = 0,0085 < 0,025, maka Ho ditolak. Kemudian, nilai t statistik sebesar 2,520 > t tabel 2,064 (df: -1=24), maka Ho ditolak. Artinya hipotesis penelitian diterima, bahwa payment point online bank (PPOB) memiliki pengaruh dalam menurunkan piutang di PT. PLN (Persero) APJ Majalaya.
INFLUENCE PAYMENT POINT ONLINE BANK (PPOB) IN LOWERING RECEIVABLE AT PT. PLN (PERSERO) APJ MAJALAYA
Listri Cipta Lestari
Adviser : Dr. H. Nugraha, SE, M.Si, Akt. / Dr. Kurjono, M.Pd.
ABSTRACT
Research aims to know influence the application of payment point online bank (PPOB) in lowering receivable at PT. PLN (Persero) APJ Majalaya. Based on by the high amount of receivable in the period before applied PPOB, caused by several factors are away place payment of bills and service PLN less satisfactory. The result of research is expected to provide new input on the impotance of evaluation receivable afterwards applied PPOB, and being material consideration in decision making company management relating to a system PPOB.
This research use t test samples free or Independent Sample t Test. Then obtained result, that the value t statistics of 2,520 with the value probability sig. of 0,017. In research is revealed that the totaled same and variance are have differences. To test two tailed, value probability sig. be 0,017/ 2 = 0,0085 < 0,025, then Ho rejected. Then, value statistics t of 2,520 > t table 2,064 (df: -1=24), then Ho rejected. It means hypothesis research received, that payment point online bank (PPOB) having influential in lowering receivable at PT. PLN (Persero) APJ Majalaya.
DAFTAR ISI
1.3 Maksud danTujuan Penelitian ... 8
1.3.1 Maksud Penelitian ... 8
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Kegunaan Penelitian ... 8
1.4.1 KegunaanTeoritis ... 8
1.4.2 Kegunaan Praktis ... 9
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 10
2.1.1 Piutang ... 10
2.1.1.1 Definisi Piutang ... 11
2.1.1.2 Klasifikasi Piutang ... 12
2.1.1.3 Pengakuan Piutang pada APJ Majalaya ... 13
2.1.1.4 Piutang Lancar Sudah Jatuh Tempo ... 15
2.1.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Piutang Usaha ... 17
2.1.1.6 Manajemen Piutang ... 18
2.1.1.7 Kebijakan Pengumpulan/ Penagihan Piutang ... 19
2.1.2 Sistem Informasi Akuntansi ... 21
2.1.2.2 Sistem Online Payment Point (SOPP) ... 25
2.1.2.3 Payment Point Online Bank (PPOB) ... 27
2.1.3 Hubungan PPOB dengan Piutang Usaha ... 32
2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 34
2.2 Kerangka Pemikiran ... 38
2.3 Hipotesis ... 42
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 43
3.2 Operasionalisasi Variabel ... 44
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 45
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 46
3.5 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Objek Penelitian ... 53
4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 53
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 55
4.1.3 Struktur Organisasi ... 56
4.1.4 Mitra PPOB APJ Majalaya ... 57
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 57
4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Penelitian ... 61
4.3.1 Analisis Data Perhitungan Statistik Deskriptif ... 61
4.3.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 63
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 72
5.2 Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
2. Surat Permohonan Penelitian pada PT. PLN (Persero) APJ
Majalaya
3. Surat Ijin Penelitian dari PT. PLN (Persero) APJ Majalaya
4. Surat Tugas Pembimbing
5. Piutang Lancar tahun 2009-2012 (sebelum dan Sesudah
diterapkan PPOB)
6. Neraca dan Laporan Rugi Laba APJ Majalaya 2009-2012
7. Hasil Uji Hipotesis Independent Samples t Statistics
8. Daftar Mitra Perbankan Penyedia Layanan Jasa PPOB di PT.
PLN (Persero) APJ Majalaya
9. Bagan Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) APJ Majalaya
10.Lembar Evaluasi Penelaah Seminar Usulan Penelitian Penelaah
1,2, dan 3
11.Frekuensi Bimbingan Pembimbing 1 dan 2
12.Jurnal-jurnal yang Berhubungan dengan Penelitian
13.Tabel Distribusi F
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rata-rata Piutang Sebelum diterapkan PPOB ……….5
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ………...45
Tabel 4.2 Rata-rata Piutang Sebelum dan Sesudah PPOB di APJ Majalaya……58
Tabel 4.3 Pengujian Hipotesis ……….57
Tabel 4.3.1 Statistik Deskriptif ………61
Tabel 4.3.2 Pengujian Hipotesis ...63
Tabel 4.4.1 Pendapatan dari Hasil Penjualan ………69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Piutang Sebelum diterapkan PPOB …………6
Gambar 2.1.6 Bisnis Model PPOB ………..30
Gambar 2.1.7 Alur Penerimaan Dana Sistem PPOB ………...31
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ………..42
Gambar 4.1 Bagan Susunan Organisasi APJ Majalaya……… 56
Gambar 4.2 Grafik Piutang Sebelum dan Sesudah PPOB di APJ Majalaya…… 60
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perusahaan Listrik Negara atau PT. PLN (Persero) merupakan suatu
perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa energi listrik di Indonesia.
Sebagai penyedia tenaga kelistrikan terbesar di Indonesia, PLN selalu berusaha
melayani masyarakat Indonesia dalam memenuhi kebutuhan akan sumber daya
listrik baik untuk para pelanggan. Selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
PLN dituntut untuk melaksanakan kegiatan usahanya dengan sebaik-baiknya
dalam menghasilkan produk yang berkualitas, strategi pemasaran yang baik, dan
memberikan pelayanan terbaik terhadap pelanggan dalam meningkatkan
penjualannya, agar mampu berdaya saing dengan perusahaan lainnya serta bebas
subsidi pemerintah dengan beban atau kerugian yang dialami.
Namun dalam pencapaiannya, PLN mengalami banyak kendala dan
hambatan dalam melakukan kegiatan operasi bisnisnya, diantaranya seperti
inefisiensi anggaran, keterbatasan suplai energi pembangkit listrik, pencurian
listrik, jumlah tunggakan yang sangat besar terhadap pelanggan, dan lain-lain. Hal
ini menimbulkan kerugian yang besar bagi PLN.
Menurut Deputi Manajer Komunikasi PLN Distribusi Jawa Barat dan
Banten (DJBB), Adang Djarkasih “Hingga akhir November 2011 tunggakan
rekening listrik pelanggan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
2
signifikan, 73,08% dibandingkan tunggakan tahun lalu, Rp 156 miliar”
(www.pikiran-rakyat.com).
Mengingat semua wilayah tempat tinggal atau industri membutuhkan energi
listrik, maka cakupan operasi PLN sangatlah luas meliputi hampir seluruh wilayah
Indonesia. Luasnya wilayah operasi inilah yang menyebabkan PLN merasa perlu
adanya suatu sistem pelayanan pembayaran tagihan listrik yang berorientasi pada
pelanggan melalui kerjasama dengan berbagai pihak.
Dengan adanya perkembangan teknologi komputer dan jaringan
telekomunikasi, maka dibuatlah berbagai macam aplikasi yang dapat membantu
perusahaan dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya. Salah satu aplikasi tersebut
adalah payment point online bank (PPOB). Hal tersebut telah dimuat dalam
Keputusan Direktur PT. PLN (Persero) Nomor 021.K/0599/DIR/1995 yaitu
tentang Pedoman dan Petunjuk Tata Usaha Langganan.
Terdapat beberapa hal yang melatarbelakangi dibuat dan diterapkannya
sistem PPOB ini di PLN DJBB, diantaranya yaitu; banyak pelanggan yang
mengeluhkan pelayanan pembayaran tagihan listrik pada payment point yang
mengantri, tidak bisa membayar di tempat lain, dan lain-lain ; resiko pengelolaan
pendapatan PLN ; good corporate governance yang ingin dicapai PLN ; dan
kemajuan teknologi dan informasi dengan layanan perbankan yang kian pesat.
Sistem PPOB ini adalah layanan pembayaran listrik pelanggan PLN secara
online melalui jasa bank (http://adilhadiputra.wordpress.com). Dengan
diterapkannya PPOB dapat mempermudah pelanggan dalam melakukan
3
dimana saja, serta dapat menggunakan semua fasilitas yang ditawarkan pihak
perbankan. PPOB diselenggarakan di perusahaan-perusahaan seperti PLN yang
bekerjasama dengan pihak perbankan. Pelanggan dapat membayar di mana saja,
kapan saja dan dengan cara apa saja melalui delivery channel (ATM, Teller,
Autodebet, Internet Banking, Mobile Banking, loket-loket pembayaran dibawah
binaan mitra PLN, dan lain-lain).
Menurut General Manager PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan
Banten (DJBB), Murtaqi Syamsudin bahwa sistem PPOB ini bertujuan untuk :
a. Mengamankan uang Negara b. Efisiensi
c. Menurunkan tunggakan
d. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat (www.myrmnews.com).
“Hingga awal Desember 2008, tunggakan pelanggan PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten (DJBB) mencapai Rp 128 miliar, turun Rp 42
miliar dibanding triwulan ketiga (Rp 170 miliar)”. Demikian dikatakan Plt. Deputi
Manajer Komunikasi PT. PLN (Persero) DJBB, Adang Dzarkasih. Menurutnya,
“jumlah tunggakan pelanggan PLN DJBB mengalami penurunan yang cukup
signifikan. Ini jelas merupakan suatu prestasi yang luar biasa, karena biasanya
tunggakan pelanggan PLN DJBB selalu di atas Rp 150 miliar. Bahkan, biasanya
berkisar antara Rp 250 miliar hingga Rp 300 miliar”. Dikatakan, penurunan
jumlah tunggakan tersebut disebabkan beberapa faktor. Salah satunya, upaya
keras petugas PLN DJBB dalam menekan jumlah tunggakan pelanggan dengan
4
Selain itu, tambah Adang, peningkatan jumlah payment point online bank
(PPOB) sangat membantu pelanggan dalam memenuhi kewajibannya membayar
rekening serta tunggakan listriknya. “Awal 2008, jumlah PPOB hanya sekitar
2.000 unit, tapi kini sudah mencapai 5.300 unit. Rasio loket pembayaran, 1 loket
berbanding 1.700 pelanggan. Padahal idealnya 1 loket berbanding 1.000
pelanggan, jelasnya” (www.galamedia.com).
PPOB merupakan suatu sistem penyempurnaan dari sistem sebelumnya,
yaitu payment point konvensional, karena sistem konvensional memiliki
kekurangan berupa resiko cash in transit, kesulitan rekonsiliasi, jasa penagihan
yang kurang menarik, bahkan tidak memberikan kemudahan bagi pelanggan yang
ingin membayar tagihan secara praktis.
Dengan adanya PPOB, PLN berharap proses pembayaran listrik menjadi
mudah dan dengan kemudahan proses pembayaran tersebut, tunggakan atau
piutang perusahaan dapat berpotensi untuk menurun. Sehingga PLN akan
meringankan beban pemerintah dalam hal ini penurunan subsidi listrik. Namun,
jumlah tunggakan memang tidak sebesar jumlah pendapatan, akan tetapi
tunggakan merupakan kewajiban pelanggan yang harus diselesaikan agar jumlah
tunggakan tersebut tidak semakin membengkak yang pada akhirnya dapat
mengakibatkan kerugian yang besar bagi PLN.
Dengan diterapkannya sistem tersebut yang berorientasi pada pelanggan,
diharapkan PT. PLN (Persero) APJ Majalaya akan lebih cepat menarik piutangnya
yang berada di pelanggan sehingga berpotensi untuk menurunkan piutang usaha.
5
menurunkan piutang perlu dievaluasi melalui jumlah piutang usaha.Di bawah ini
merupakan data piutang usaha lancar per umur bulanan PT. PLN (Persero) APJ
Majalaya pada tahun 2008-2010, yaitu pada saat sebelum diterapkannya sistem
PPOB. Berikut merupakan tabel beserta gambarnya :
Tabel 1.1
Rata-rata Piutang Sebelum diterapkannya PPOB di APJ Majalaya
Bulan Piutang
Nopember 7.479.794.432 (46,72)
Desember 2.561.764.626 (65,72)
Januari 1.748.432.650 (31,75)
Februari 1.702.069.085 (2,65)
Maret 4.469.291.781 162,58
April 4.931.310.420 10,34
Mei 5.699.682.308 15,58
Juni 6.780.308.259 18,96
Juli 7.410.660.998 9,30
Agustus 7.691.214.204 3,79
September 8.229.641.279 7,00
Oktober 6.434.119.202 (21,82)
Nopember 6.334.319.351 (1,55)
Desember 8.567.004.295 35,25
Total 80.039.612.890 185,99 Rata-rata 5.717.115.206 13,29
6
Berdasarkan tabel 1.1, dapat dilihat gambaran perkembangan naik turunnya
piutang sebelum PPOB pada gambar 1.1, yaitu sebagai berikut :
Sumber: dokumen bidang Niaga PT. PLN (Persero) APJ Majalaya, diolah kembali.
Gambar 1.1
Grafik Perkembangan Piutang Sebelum diterapkan PPOB
Berdasarkan tabel 1.1 dan gambar 1.1, bahwa jumlah piutang sebelum
diterapkannya sistem PPOB mengalami kondisi yang tidak stabil baik dari sisi
kenaikan maupun penurunannya dari bulan ke bulan dan cenderung meningkat
hingga bulan Desember 2009. Dengan kondisi tersebut menimbulkan pertanyaan,
bagaimana dengan piutang untuk periode selanjutnya apabila sudah diterapkannya
sistem PPOB. Oleh karena itu, dengan diberlakukannya sistem PPOB di seluruh
loket pembayaran, PLN perlu menganalisis dan mengevaluasi sejauh mana sistem
tersebut dapat mencapai harapan yang diinginkan yaitu target penurunan
tunggakan pelanggan.
Selain penurunan tunggakan, tujuan utama lain perusahaan adalah
meningkatkan keuntungan atau laba. Seiring dengan perusahaan memaksimalkan
-Jumlah Piutang Sebelum PPOB (Tahun 2008-2009)
7
keuntungannya. Kebijakan pengumpulan piutang yang diterapkan perusahaan
dalam rangka mengelola piutang akan berpengaruh pada jumlah piutangnya.
Sundjaja dan Barlian (2002) mengemukakan bahwa, “laba perusahaan akan
meningkat dilihat dari hubungan antara pendapatan dan biaya yang dihasilkan dari
penggunaan aktiva perusahaan baik aktiva tetap maupun lancar (piutang usaha)
dalam kegiatan yang produktif”. Pengelolaan piutang yang efektif diharapkan
dapat mendukung kelancaran aktifitas perusahaan sehingga perusahaan dapat
beroperasi secara efisien dalam mencapai target penurunan tunggakan dan
meningkatkan laba.
Berdasarkan beberapa uraian dan permasalahan di atas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Payment Point Online Bank (PPOB) dalam Menurunkan Piutang di PT. PLN (Persero) APJ Majalaya”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran penerapan payment point online bank (PPOB) di PT.
PLN (Persero) APJ Majalaya.
2. Bagaimana gambaran piutang di PT. PLN (Persero) APJ Majalaya.
3. Bagaimana pengaruh payment point online bank (PPOB) dalam menurunkan
8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka maksud dari penelitian ini adalah
untuk memperoleh, mempelajari, menganalisis, dan membuat kesimpulan atas
pengaruh Payment Point Online Bank (PPOB) dalam menurunkan piutang di PT.
PLN (Persero) APJ Majalaya.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin hendak dicapai penulis adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui gambaran penerapan Payment Point Online Bank (PPOB) di
PT. PLN (Persero) APJ Majalaya.
2. Mengetahui gambaran piutang di PT. PLN (Persero) APJ Majalaya.
3. Mengetahui pengaruh Payment Point Online Bank (PPOB) dalam
menurunkan piutang di PT. PLN (Persero) APJ Majalaya.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian dapat dibagi menjadi dua kegunaan yaitu kegunaan
secara teoritis dan kegunaan secara praktis, dapat diuraikan sebagai berikut :
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Adapun kegunaan penelitian secara teoritis adalah sebagai berikut :
1. Dapat meningkatkan wawasan pemikiran dan pengetahuan mengenai
penerapan Payment Point Online Bank (PPOB) dalam menurunkan piutang
9
2. Dapat memberi masukan keilmuan Akuntansi seperti Ilmu Akuntansi
Keuangan, Manajemen Keuangan, dan Sistem Informasi Akuntansi.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Adapun kegunaan penelitian secara praktis adalah sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan sebagai objek yang diteliti, memberikan informasi sebagai
bahan pertimbangan dalam menerapkan sistem pembayaran tagihan listrik
yang efektif terhadap penurunan piutang di PT. PLN (Persero) APJ
Majalaya.
2. Bagi pihak lain, diharapkan dapat dijadikan sumber referensi untuk
43
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2005: 1), metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara
ilmiah yang disebutkan dalam pernyataan tersebut berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri – ciri keilmuan, yaitu :
1. Rasional, artinya kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara – cara yang
masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
2. Empiris, artinya cara – cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera
manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara – cara
yang digunakan.
3. Sistematis, artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah – langkah tertentu yang bersifat logis.
Suatu penelitian membutuhkan adanya metode penelitian untuk memberikan
arahan mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam suatu penelitian.
Berdasarkan metodenya, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian dengan
metode survey. Subana dan Sudrajat (2005: 33) mengemukakan bahwa :
Melalui metode ini dapat diungkapkan masalah-masalah aktual, mendeskripsikannya, mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, membandingkan kondisi-kondisi yang ada dengan kriteria yang telah ditentukan, atau menilai efektifitas suatu program.
Sedangkan, berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini termasuk ke
44
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
Metode deskriptif dalam penelitian ini maksudnya adalah untuk memperoleh
gambaran mengenaipenerapan payment point online bank (PPOB) dalam
menurunkan piutang di PT. PLN (Persero) APJ Majalaya untuk kemudian diolah
menjadi data sehingga pada akhirnya menghasilkan suatu kesimpulan.
3.2 Operasionalisasi Variabel
Sugiyono (2011: 2) mengungkapkan bahwa, “variabel penelitian adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya”.
Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas atau independen, yaitu
piutang yang diukur pada periode sebelum diterapkan PPOB dengan periode
sesudah diterapkan PPOB, kemudian dapat dilihat perbedaannya serta
pengaruhnya dalam penerapan PPOB terhadap besar kecilnya jumlah piutang di
APJ Majalaya.
Dalam pelaksanaan penelitian, dibutuhkan pengukuran terhadap setiap
variabelnya. Untuk memudahkan pengukuran, variabel tersebut disusun
45
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator Skala
Piutang Piutang lancar sudah jatuh tempo yang sudah saatnya ditagih yang berumur satu bulan. Rumus:
∑(Biaya dan Pemakaian Listrik + Tagihan
Susulan + Pajak Penerangan Jalan Umum/ PPJU + Pajak Pertambahan Nilai + Bea Materai + Biaya Keterlambatan).
Rasio
3.3 Jenis dan Sumber Data
Menurut jenis datanya, penelitian ini menggunakan jenis data sekunder
dengan data berupa time series. Menurut Sugiyono (2001: 402) mengungkapkan
bahwa, “sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, misalkan lewat orang lain atau lewat dokumen”.
Sedangkan menurut Supranto (2004: 64) data time series adalah “data yang
dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan perkembangan suatu
kegiatan”.
Data yang berupa dokumen-dokumen perusahaan baik itu laporan keuangan
maupun berupa bukti, catatan, atau laporan historis lainnya diperoleh langsung
dari PT. PLN (Persero) APJ Majalaya, yang beralamat di Jl. Jaksanaranata No.1
Baleendah Bandung.
Adapun data yang diperlukan yaitu berupa data piutang usaha lancar per
46
(Nopember 2008 - Nopember 2010) dan periode sesudah diterapkan PPOB selama
25 bulan (Desember 2010 - Desember 2012).
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Daniel (2003: 133) menyatakan bahwa “Pengumpulan data adalah prosedur
yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan”.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan sumber data primer dan
sumber data sekunder. Sugiyono (2005: 129) menyatakan bahwa :
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
Berdasarkan keterangan tersebut, bahwa penelitian ini menggunakan sumber
data sekunder karena data yang digunakan diperoleh dari dokumen yang diberikan
oleh perusahaan yang bersangkutan, dalam hal ini PT. PLN (Persero) APJ
Majalaya.
Berdasarkan tekniknya, pengumpulan data dalam penelitian ini dapat
dilakukan dengan cara telaah dokumen. Telaah dokumen adalah teknik
pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan menyimpulkan data-data
perusahaan berupa dokumen-dokumen dan sumber lainnya sebagai bahan analisis
yang berkaitan dengan variabel yang diteliti yaitu laporan keuangan khususnya
laporan piutang usaha berdasarkan umur bulanan yang dimiliki oleh PT. PLN
47
3.5 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Data yang diperoleh melalui teknik-teknik pengumpulan data tersebut
merupakan data yang memerlukan pengolahan dan penganalisaan lebih lanjut. Hal
ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas guna memecahkan
masalah yang diteliti.
Maka langkah-langkah yang akan dilakukan dalam menganalisis data dan
menguji hipotesis dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Menghitung Statistik Deskriptif
Sugiyono (2011: 29) mengemukakan bahwa, statistik deskriptif adalah
statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran
terhadap objek yang diteliti melalui data, tanpa melakukan analisis dan
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Beberapa teknik penjelasan sekelompok data yang telah diobservasi
dengan data kuantitatif, selain dapat dijelaskan dengan menggunakan tabel
dan gambar, dapat juga dijelaskan menggunakan teknik statistik lainnya
seperti mean, dan lain-lain. Kemudian, untuk menjelaskan keadaan
sekelompok data,dapat juga didasarkan pada tingkat variasi data yang terjadi
pada kelompok data tersebut. Untuk mengetahui tingkat variasi kelompok data
dapat dilakukan dengan melihat rentang data (range), simpangan baku
(standar deviasi), dan lain-lain.
Dalam penelitian ini juga menggunakan statistik deskriptif, yaitu untuk
mengetahui nilai mean, minimum, maksimum, range, standar deviasi untuk
48
kesimpulan. Adapun langkah-langkah dalam pngolahan datanya adalah
sebagai berikut :
Mengumpulkan dan mengolah data piutang sebelum dan sesudah
diterapkannya PPOB.
Menentukan nilai masing-masing variabel, yaitu dengan menghitung
persentase kenaikan dan penurunan piutang sebelum dan sesudah
diterapkannya PPOB. Agar terlihat perkembangan naik turunnya piutang
secara persentase.
Setelah selesai menghitung persentase kenaikan dan penurunan piutang.
Kemudian, menghitung mean, simpangan baku (standar deviation), varians,
nilai maximum, minimum,dan range dari masing-masing variabel. Dengan
rumus-rumus sebagai berikut :
Menghitung nilai mean atau rata-rata dari masing-masing variabel.
Me = (Sugiyono, 2011: 49).
Keterangan :
Me = Mean (rata-rata) ∑ = Epsilon (dibaca: jumlah)
= Nilai x ke i sampai ke n N = Jumlah data
Menghitung simpangan baku (standar deviation) dan varians dari
masing-masing variabel, yang nantinya digunakan untuk menjelaskan homogenitas
suatu kelompok data.
s = √ ̅
(Sugiyono, 2011: 57).
Keterangan :
49
= Varians sampel/ data n = Jumlah sampel/ data ̅ = rata-rata
Mencari nilai maksimum (n terbesar) dan nilai minimum (n terkecil) pada
masing-masing variabel.
Menghitung rentang data atau range dari masing-masing variabel.
R = - (Sugiyono, 2011: 55).
Keterangan : R = Rentang
= Data terbesar dalam kelompok data = Data terkecil dalam kelompok data
2. Uji Hipotesis
Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu menentukan hipotesis
statistik yaitu sebagai berikut :
Ho : Tidak terdapat perbedaan pada piutang sebelum dan sesudah diterapkan
payment point online bank (PPOB) di PT. PLN (Persero) APJ Majalaya.
Ha : Terdapat perbedaan pada piutang sebelum dan sesudah diterapkan
payment point online bank (PPOB) di PT. PLN (Persero) APJ Majalaya.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan t-test. Terdapat
beberapa rumus t-test yang digunakan untuk pengujian, dan berikut ini
diberikan pedoman penggunaannya :
a) Bila jumlah anggota sampel = dan varians homogen ( ) maka
dapat digunakan rumus t-test baik untuk separated, maupun polled varians.
Untuk melihat harga t-tabel digunakan dk = + – 2.
b) Bila ≠ , varians homogen ( ), dapat digunakan rumus t-test
50
c) Bila = , varians tidak homogen ( ) maka dapat digunakan
rumus t-test baik untuk separated, maupun polled varians ; dengan dk =
atau . Jadi dk tidak + – 2. (Phopan, 1973).
d) Bila ≠ dan varians tidak homogen ( ). Untuk ini digunakan
t-test dengan separated varians, harga t sebagai pengganti t-tabel dihitung dari
selisih harga t-tabel dengan dk ( ) dan dk ( ) dibagi dua, dan
kemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil.
e) Bila sampel berkorelasi/berpasangan, misalnya membandingkan sebelum dan
sesudah treatment atau perlakuan, atau membandingkan kelompok kontrol
dengan kelompok eksperimen, maka digunakan t-test sampel related.
Untuk menentukan rumus t-test yang akan dipilih untuk pengujian hipotesis,
maka perlu diuji dulu varians ke dua sampel atau data apakah homogen atau tidak.
Pengujian homogenitas varians digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut :
F=
(Sugiyono, 2011: 140)
Kemudian, membandingkan dengan .
Adapun rumus –rumus t-test, adalah sebagai berikut :
̅̅̅̅ ̅̅̅̅ √
(Separated Varians)
̅̅̅̅ ̅̅̅̅ √
–
51
̅̅̅̅ ̅̅̅̅ √ (
√ )(√ )
(untuk sample berpasangan)
(Sugiyono, 2011 : 139)
Adapun perhitungan atau pengolahan data dalam penelitian ini
menggunakan program SPSS v.20 for Windows.Sebelum uji t dilakukan, uji F (uji
homogenitas/ Levene‟s) dilakukan terlebih dahulu. Artinya, jika varians sama
maka uji t menggunakan nilai „Equal Variance Assumed‟ (diasumsikan varian
sama) dan jika varian berbeda menggunakan nilai „Equal Variance Not Assumed‟
(diasumsikan varian berbeda). Langkah-langkah uji homogenitas adalah sebagai
berikut :
1) Merumuskan hipotesis
Ho : kelompok data piutang sebelum dan sesudah diterapkan PPOB
memiliki varian yang sama.
Ha : Kelompok data piutang sebelum dan sesudah diterapkan PPOB
memiliki varian yang berbeda.
2) Kriteria Pengujian (berdasar Signifikansi)
Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima.
Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak.
3) Membuat kesimpulan
Setelah uji F, maka dapat dilakukan uji t dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Merumuskan Hipotesis
Ho : Tidak terdapat perbedaan piutang sebelum dan sesudah diterapkan
52
Ha : Terdapat perbedaan piutang sebelum dan sesudah diterapkan PPOB di
PT. PLN (Persero) APJ Majalaya.
2) Menentukan t hitung
t hitung terdapat pada output, tergantung dari hasil uji F apakah terdapat di
varian yang sama atau berbeda.
3) Menentukan t tabel
t tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi 0,05 : 2 = 0,025 (uji
dua sisi) dengan derajat kebebasan (df) yang sesuai jika sudah diketahui
jumlah dan varian data, kemudian dilihat pada t tabel.
4) Kriteria Pengujian
Jika t statistik < t tabel, maka Ho diterima.
Jika t statistik > t tabel, maka Ho ditolak.
5) Membuat Kesimpulan
(Priyatno, 2012: 83-83).
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada PT. PLN (Persero) Distribusi
Jawa Barat dan Banten (DJBB) APJ Majalaya, serta berdasarkan uraian dan
penjelasan yang telah dianalisis pada bab-bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Penerapan payment point online bank (PPOB) di PT. PLN (Persero) APJ
Majalaya telah efektif dan memadai dalam proses pemungutan tagihan listrik.
Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya pelanggan yang menggunakan
sistem pembayaran online, karena didukung oleh bertambahnya jumlah pihak
perbankan atau agen PPOB yang bergabung menjadi mitra usaha yang
tersebar di setiap wilayah APJ Majalaya.
2. Kondisi Piutang di APJ Majalaya pada periode sebelum dan sesudah
diterapkannya PPOB mengalami kenaikan dan penurunan piutang yang
cenderung tidak stabil. Hal ini ditunjukan pada saat periode sebelum
diterapkannya PPOB, terlihat pada besarnya rentang antara jumlah piutang
tertinggi dengan jumlah piutang terendah. Namun, jumlah rata-rata piutang
pada periode sesudah diterapkan PPOB lebih rendah dibandingkan dengan
piutang pada periode sebelum diterapkan PPOB. Berdasarkan kondisi tersebut
mengindikasikan bahwa, terjadi penurunan dari periode sebelum ke periode
73
3. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan uji t sampel bebas, diperoleh
hasil bahwa terdapat perbedaan piutang pada periode sebelum diterapkan
PPOB dengan periode sesudah diterapkan PPOB. Sistem pembayaran tersebut
dapat dikatakan efektif untuk menurunkan piutang, yang ditunjukkan dengan
adanya perbedaan yang cukup berarti yaitu adanya penurunan dari periode
sesudah ke periode sebelum diterapkannya PPOB. Maka dapat disimpulkan
bahwa, payment point online bank (PPOB) memiliki pengaruh dalam
menurunkan piutag di PT. PLN (Persero) APJ Majalaya.
5.2 Saran
1. Sebaiknya PPOB tetap digunakan secara konsisten dalam transaksi
pembayaran tagihan listrik, selain mempermudah pelanggan dapat juga
membantu PLN dalam menarik secara cepat piutangnya.
2. Membuka peluang usaha selebar mungkin dan mempermudah prosesnya bagi
pihak perbankan maupun turunannya yaitu agen yang ingin menjadi mitra
usaha PLN dalam transaksi pembayaran tagihan listrik, agar jumlahnya
semakin banyak dan tersebar di setiap wilayah APJ Majalaya.
3. Bagi penelitian selanjutnya yang tertarik meneliti dengan tema yang sama,
disarankan untuk memilih variabel lain yang mempengaruhi penurunan
piutang agar lebih memperkaya wawasan dan bervariatif, misalnya dengan
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Adisaputro, G.,dan Asri, M. (1995). Anggaran Perusahaan.Yogyakarta : BPFE
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Produk. Jakarta: Rineka Cipta.
Baridwan, Z. (2004). Intermediate Accounting.Yogyakarta : BPFE.
Brigham, E.F., dan J.F. Houston. (2001). Manajemen Keuangan Buku II.Ed. 8.Jakarta: Erlangga.
Bodnar, G. H., dan Hopwood, W.S. (2003). Accounting Information Systems.
New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Daniel, M. (2003). Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta : BumiAksara.
Hansen., dan Mowen. (2000). Management Accounting.Ohio: International Thompson Publishing.
Husnan, S., dan Pudjiastuti, E. (2002). Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Indriantoro, N., dan Supomo, B. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen.Yogyakarta : BPFE.
Kieso, et al. (2007). Intermediate Accounting.Hoboken : John Wlley& Sons.
Mulyadi.(1992). Sistem Akuntansi.Yogyakarta: STIE YKPN.
Mulyadi.(2007). Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen.Jakarta : Salemba Empat.
Nikolai, L. A., dan John D. B.(2003). Intermediate Accounting. Ohio :Thomson South Western.
Niswonger, et.all. (1996). Prinsip-prinsip Akuntansi (dialihbahasakan oleh Hyginus Riswinarto). Jakarta: Erlangga).
Riyanto, B. (2001). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan.Yogyakarta : BPFE
Priyatno, D. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20.
Program Studi Pendidikan Akuntansi. (2013). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi (POPS).Bandung: Program Studi Pendidikan Akuntansi.
Santoso, S. (2012).PanduanLengkap SPSS Versi 20.Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Simamora, H. (2000). Akuntansi, Basis Pengambilan Keputusan Bisnis.
Jakarta : SalembaEmpat.
Subana, M., dan Sudrajat. (2005). Dasar-dasar Penelitian Ilmiah.Bandung : Pustaka Setia.
Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian : Alfabeta, CV.
Sundjaja, R., danBarlian, I. (2003). Manajemen Keuangan. Jakarta : PT. Prenhallindo.
Surakhmad, W. (2000). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.
Susanto, A. (2004). Sistem Informasi Akuntansi Konsep dan Pengembangan Berbasis Komputer. Bandung: Lingga Jaya.
Sutabri, T. (2004). Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta : ANDI.
Syamsuddin, L. (2007). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Marshall, R., and Steinbart, P. (2006). Accounting Information System.
New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Warren, et.al. (2006). Accounting. (Penerjemah : Aria Farahmita,Amanugrahani, Taufik Hendrawan). Jakarta : Salemba Empat.
Warsini, S. (2003). Manajemen Keuangan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Weygandt, et.al. (2007). Accounting Principle. (Penerjemah: Ali Akbar Yulianto,Wasila, RanggaHandika). Jakarta : SalembaEmpat.
. (2007). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Jurnal
En, T. K., dan Sunarko, J. D. (2011). “Peranan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan untuk Meminimalisasi Piutang Tak Tertagih pada Perusahaan
Sepatu X”, Akurat Jurnal Ilmiah. No. 05 Tahun ke-2.
Hastoni., dan Aprilisabeth, D. S. (2008). “Peranan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dalam Meningkatkan Efektifitas Pengendalian Intern
Piutang dan Penerimaan Kas”, Jurnal Ilmiah Ranggagading. Vol. 8 No.
30-36.
Skripsi
Adawiyah, S. R. (2011). Analisis Perbedaan Piutang PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten UPJ Padalarang Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Payment PointOnline Bank (PPOB). Bandung :
Universitas Pendidikan Indonesia.
Gumilang. (2008). Analisis Perbedaan Tunggakan PT. PLN (Persero) APJ Kota Bandung Sebelum dan Sesudah 100% Diterapkannya Payment Point Online Bank (PPOB).Bandung :Universitas Pendidikan Indonesia.
Dokumen
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat danBantenAPJMajalaya. (2010).
Laporan Keuangan untuk periode 1 Januaris.d. 31 Desember 2010.
Bandung : PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Majalaya.
PT. PLN (Persero) DistribusiJawa Barat dan Banten APJ Majalaya. (2011).
Laporan Keuangan untuk periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2011.Bandung : PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Majalaya.
Internet
AdilHadi Putra. (2008). PPOB PLN, Pro danKontra. [online]. Tersedia: [http://adilhadiputra.wordpress.com/2008/11/27/ppob-pln-pro-dan-kontra/].
Budiningrum, D. (2011). Implementasi Strategi Penurunan Tunggakan. [online]. Tersedia: [http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=14736].
Crebo.(2012). SOPP dan PPOB.[online].Tersedia : [http://creebo
PT. PLN (Persero) Wilayah NTT. Deskripsi Produk Sistem Online Payment Point (SOPP).[online].Tersedia:[www.nusaku.com/portalindex2.php?option=co m_content&dopdf=1&id=2].
Skripsi. (2012). Pengaruh piutang terhadap arus kas. [online]. Tersedia: [jbptunikompp-gdl-s1-2007-fahyiflori-6389-bab-ii].
. (2012). Pedoman dan Petunjuk Tata Usaha Langganan.[online].Tersedia: [http://mediakonsumen.com].
. (2012). Keuntungan Aplikasi SOPP. [online]. Tersedia: [www.nusaku.com].
. (2012) .Sejarah PLN DJBB. [online]. Tersedia: [www.pln-jabar.co.id].
. (2011). Tujuan Sistem PPOB. [online]. Tersedia:
[www.myrmnews.com/nusantara/index.php?q=news&id=5930].
. (2012). Tunggakan PLN DJBB. [online]. Tersedia: [ www.pikiran-rakyat.com].
Undang – undang dan Dasar Hukum
KepDir PT. PLN (Persero) Nomor: 021.K/0599/DIR/1955 tanggal 23 Mei 1995 Tentang pedoman dan petunjuk tata usaha langganan.