• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Dengan Metode ANP Analytical Network Process) Pada PT. Mandheling Gayo Internasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Dengan Metode ANP Analytical Network Process) Pada PT. Mandheling Gayo Internasional"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DENGAN METODE ANP

(ANALYTICAL NETWORK PROCESS) PADA PT. MANDHELING GAYO INTERNASIONAL

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

oleh :

RICKY HARYADI NIM. 050403009

DEPARTEMEN T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT atas semua

berkat, rahmat, lindungan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

Sarjana ini.

Kegiatan penelitian ini dilakukan di PT. Mandheling Gayo Internasional

yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahn biji kopi.

Tugas sarjana ini dijadikan sebagai salah satu dari beberapa syarat yang telah

ditentukan untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Teknik di Departemen Teknik

Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul Tugas Sarjana ini adalah Analisis Faktor-faktor yang

Berpengaruh Terhadap Prestasi Kerja Karyawan dengan Metode ANP (Analytical

Network Process) pada PT. Mandheling Gayo Internasional. Penulis menyadari

bahwa masih banyak terdapat kekurangan pada Tugas Sarjana ini, oleh karena itu

penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca untuk dapat

menyempurnakan Tugas Sarjana ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga tugas sarjana

ini bermanfaat bagi seluruh pembaca dan kita semua.

Universitas Sumatera Utara

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam melaksanakan Tugas Sarjana sampai dengan selesainya laporan ini,

banyak pihak yang telah membantu, maka pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan anugrahnya yang paling indah.

2. Keluarga tercinta yang selalu mendoakan, memberikan kasih sayang,

perhatian, dukungan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan Tugas Sarjana ini.

3. Ibu Khawarita Siregar selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Ir. Rosnani

Ginting, MT selaku Dosen Pembimbing II atas kesediaannya meluangkan

waktu untuk membimbing penulis dalam penulisan laporan.

4. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku ketua Departemen Teknik Industri USU

dan yang telah memberi motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan Tugas Sarjana ini.

5. Pegawai Administrasi Departemen Teknik Industri, Bang Bowo, Kak Dina,

Bang Mijo, bang Ridho, Bang Nur dan Kak Ani yang telah membantu penulis

dalam melakukan urusan administrasi di Departemen Teknik Industri USU.

6. Bapak Agustiar selaku pembimbing lapangan yang telah membimbing penulis

selama melaksanakan penelitian di PT. Mandheling Gayo Internasional.

7. Seluruh Pengurus Himpunan Mahasiswa Teknik Indusri periode 2008-2009.

8. Asisten Laboratorium Proses Manufaktur, Andi, Mahandara, Rizky, Revi, Lila

(7)

9. Rekan-rekan angkatan 2005, angkatan 2006, 2007 dan 2008 yang telah

memberi support selama pelaksanaan Tugas Sarjana ini.

Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan

laporan ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis ucapkan terima

kasih. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2010

Hormat Saya,

(8)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT ... iii

KATA PENGANTAR . ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH . ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL . ... xii

DAFTAR GAMBAR . ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN . ... xix

ABSTRAK ... xx

I. PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1

1.2. Perumusan Masalah ... I-2

1.3. Tujuan Penelitian ... I-2

1.4. Manfaat Penelitian ... I-3

1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-4

1.6. Sistematika Penulisan Laporan ... I-5

II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.2 Runag Linkup Usaha ... II-2

2.3. Organisasi dan Manajemen ... II-2

2.3.1. Struktur Organisasi ... II-2

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-4

2.4. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-9

2.4.1. Jumlah Tenaga Kerja ... II-9

2.4.2. Jam Kerja ... II-10

2.5. Sistem Pengupahan dan Kesejahteraan Karyawan ... II-11

2.6. Proses Produksi ... II-12

2.6.1. Standar Mutu Produk ... II-12

2.6.2. Bahan yang Digunakan ... II-12

2.6.3. Uraian Proses Produksi ... II-14

2.7. Mesin dan Peralatan ... II-19

2.7.1. Mesin Produksi ... II-19

2.7.2. Peralatan ... II-22

III. LANDASAN TEORI III-1

3.1. Prestasi Kerja ... III-1

(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.4. Dasar-dasar AHP ... III-4

3.4.1. Comparative Judgement.. ... III-4

3.4.2. Synthesis of Priority.. ... III-7

3.4.3. Logical Consistency.. ... III-8

3.5. Konsep Dasar AnalyticNetworkProcess (ANP) ... III-10

3.5.1. Pembobotan dengan ANP ... III-11

3.6. Teknik Sampling ... III-12

3.6.1. Probability/ Random Sampling ... III-13

3.6.2. Nonprobability/ Nonrandom Sampling atau

Sampel Tidak Acak ... III-17

3.7. Merancang Kuesioner ... III-19

IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1

4.2. Jenis Penelitian ... IV-1

4.2. Objek Penelitian ... IV-1

4.4. Pengumpulan Data ... IV-2

(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.4.2. Instrumen Penelitian ... IV-2

4.4.3. Metode Pengumpulan Data Penelitian ... IV-4

4.4.2. Populasi dan Sampel ... IV-5

4.4.3. Teknik Sampling yang Digunakan ... IV-5

4.5. Prosedur Penelitian ... IV-6

4.6. Pengolahan Data ... IV-8

4.7. Analisa dan Pembahasan ... IV-11

4.8. Kesimpulan dan Saran ... IV-11

V. PENGOLAHAN DATA ... V-1

5.1. Pengumpulan Data. ... V-1

5.1.1. Data Pendahuluan... V-1

5.1.2. Data Penilaian Tingkat Kepentingan ... V-5

5.2. Pengolahan Data ... V-16

5.2.1. Perhitungan ConsistencyRatio (CR) ... V-16

5.2.2. Perhitungan Rata-rata Geometric ... V-20

5.2.3. Penilaian Intensitas Kontribusi Komponen ... V-26

5.2.4. Pembuatan Tabel Super Matriks ... V-38

(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN VI-1

6.1. Analisa Proses Pembentukan Hierarki ... VI-1

6.2. Analisa Penilain Elemen Hierarki ... VI-2

6.2.1. Consistency Ratio (CR) ... VI-2

6.2.2. Pembobotan Setiap Elemen Hierarki ... VI-2

6.3. Analisis Pengaruh Perspektif dan Faktor Terhadap

Prestasi Kerja Karyawan ... VI-3

6.3.1. Kemauan (willingness) ... VI-4

6.3.2. Kesempatan (oppurtunity) ... VI-5

6.3.3. Kapasitas (capacity) ... VI-6

VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1

7.2. Saran ... VII-2

DAFTAR PUSTAKA

(13)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Jumlah Karyawan di PT. Mandheling Gayo Internasional. ... II-9

2.2. Spesifikasi Mesin Sangrai (Roaster). ... II-19

2.3. Spesifikasi Mesin Grinder ... II-20

2.4. Spesifikasi Mesin Ayak ... II-20

2.5. Spesifikasi Mesin Sutton (Divider/Gravity). ... II-21

2.6. Spesifikasi Mesin Sutton Kipas (Blower) ... II-22

2.7. Spesifikasi Mesin Jahit Goni ... II-22

2.8. Spesifikasi Neraca Timbangan Sampel ... II-23

2.9. Spesifikasi Neraca Timbangan Kopi dalam Goni ... II-23

2.10. Spesifikasi Neraca Kelembapan ... II-24

2.11. Spesifikasi Kereta Sorong ... II-24

2.12. Spesifikasi Terpal Penjemuran Kopi ... II-25

2.13. Spesifikasi Serokan ... II-25

2.14. Spesifikasi Cakar Kayu ... II-26

3.1. Dasar Perbandingan Kriteria . ... III-5

3.2. Matriks Pairwise Comparison . ... III-6

3.3. Matriks Komparasi Pasangan . ... III-7

(14)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

3.6. Harga Random Index. ... III-9

5.1. Rekapitulasi Kuesioner Pendahuluan. ... V-3

5.2. Matriks Perbandingan Berpasangan (MPB) Antara Perspektif . V-5

5.3. Matriks Perbandingan Berpasangan (MPB) Antara Faktor

Pada Perspektif Kapasitas ... V-6

5.4. Matriks Perbandingan Berpasangan (MPB) Antara Faktor

Pada Perspektif Kemauan ... V-7

5.5. Matriks Perbandingan Berpasangan (MPB) Antara Faktor

Pada Perspektif Kesempatan ... V-9

5.6. Matriks Perbandingan Berpasangan (MPB) pada Perspektif

Kapasitas dan Kemauan ... V-10

5.7. Matriks Perbandingan Berpasangan (MPB) pada Perspektif

Kapasitas dan Kesempatan ... V-11

5.8. Matriks Perbandingan Berpasangan (MPB) pada Perspektif

Kemauan dan Kapasitas ... V-12

5.9. Matriks Perbandingan Berpasangan (MPB) pada Perspektif

(15)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.10. Matriks Perbandingan Berpasangan (MPB) pada Perspektif

Kesempatan dan Kapasitas ... V-14

5.11. Matriks Perbandingan Berpasangan (MPB) pada Perspektif

Kesempatan dan Kemauan ... V-15

5.12. Penjumlahan Nilai Per Kolom MBP ... V-17

5.13. Matriks Normalisasi ... V-18

5.14. Perhitungan Bobot Lokal ... V-19

5.15. Hasil Perhitungan CR ... V-20

5.16. MPB Hasil Perhitungan Rata-rata Antar Perspektif

Level 2. ... V-21

5.17. MPB Hasil Perhitungan Rata-rata Antar Perspektif

Kapasitas ... V-22

5.18. MPB Hasil Perhitungan Rata-rata Antar Perspektif

Kemauan. ... V-22

5.19. MPB Hasil Perhitungan Rata-rata Antar Perspektif

Kesempatan ... V-23

5.20. MPB Hasil Perhitungan Rata-rata Antar Perspektif

(16)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.21. MPB Hasil Perhitungan Rata-rata Antar Perspektif

Kapasitas dan Kesempatan ... V-24

5.22. MPB Hasil Perhitungan Rata-rata Antar Perspektif

Kemauan dan Kapasitas. ... V-24

5.23. MPB Hasil Perhitungan Rata-rata Antar Perspektif

Kemauan dan Kesempatan ... V-25

5.24. MPB Hasil Perhitungan Rata-rata Antar Perspektif

Kesempatan dan Kapasitas. ... V-25

5.25. MPB Hasil Perhitungan Rata-rata Antar Perspektif

Kesempatan dan Kemauan ... V-26

5.26. Penjumlahan Nilai Per Kolom MPB . ... V-27

5.27. Matriks Normalisasi . ... V-28

5.28. Penjumlahan Nilai Per Kolom MPB . ... V-29

5.29. Matriks Normalisasi . ... V-30

5.30. Penjumlahan Nilai Per Kolom MPB . ... V-30

5.31. Matriks Normalisasi . ... V-31

5.32. Penjumlahan Nilai Per Kolom MPB . ... V-31

(17)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.34. Penjumlahan Nilai Per Kolom MPB . ... V-32

5.35. Matriks Normalisasi . ... V-33

5.36. Penjumlahan Nilai Per Kolom MPB . ... V-33

5.37. Matriks Normalisasi . ... V-34

5.38. Penjumlahan Nilai Per Kolom MPB . ... V-34

5.39. Matriks Normalisasi . ... V-35

5.40. Penjumlahan Nilai Per Kolom MPB . ... V-35

5.41. Matriks Normalisasi . ... V-36

5.42. Penjumlahan Nilai Per Kolom MPB . ... V-36

5.43. Matriks Normalisasi . ... V-37

5.44. Penjumlahan Nilai Per Kolom MPB . ... V-37

5.45. Matriks Normalisasi . ... V-38

5.46. Unweight Super Matriks Prestasi Kerja Karyawan

PT. Mandheling Gayo Internasional . ... V-39

5.47. Weight Super Matriks Prestasi Kerja Karyawan

PT. Mandheling Gayo Internasional . ... V-41

5.48. Limiting Matriks Prestasi Kerja Karyawan PT. Mandheling

(18)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

6.1. Hasil Perhitungan Consistency Ratio (CR) ... VI-2

(19)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PT. Mandheling Gayo

Internasional.. ... II-3

2.2. Blok Diagram Proses Pengolahan Kopi Di

PT. Mandheling Gayo Internasional ... II-18

3.1. Model Prestasi Kerja Blumberg dan Pringle ... III-2

3.2. Algoritma Perhitungan Bobot dengan ANP ... III-11

4.1. Diagram Prosedur Penelitian ... IV-7

4.2. Diagram Pengolahan Data Analytic Network Process ... IV-10

5.1 Hierarki Prestasi Kerja Karyawan di PT. Mandheling

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN Halaman

1. Kuesioner Pendahuluan ... ..L.1

2. Kuesioner Pembobotan ... ..L.2

3. Berita Acara Laporan Tugas Sarjana ... ..L.3

4. Surat Penjajakaan/Konsultasi ke Perusahaan ... ..L.4

5. Surat Balasan Perusahaan ... ..L.5

(21)

ABSTRAK

PT. Mandheling Gayo Internasional adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan biji kopi kualitas ekspor. Tingginya tingkat persaingan usaha khususnya dalam bidang pengolahan biji kopi saat ini, perusahaan dituntut untuk dapat terus meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah sumber daya yang dapat berprestasi maksimal. Tingkat prestasi kerja karyawan tersebut ditentukan atau dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Bedasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk dapat mengetahui dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan di PT. Mandheling Gayo Internasional. Faktor-faktor yang dianalisis dalam penelitian ini, merupakan faktor-faktor berdasarkan model prestasi kerja Blumberg dan Pringle.

Pembobotan dilakukan dengan metode Analytic Network Process (ANP). Metode ANP mempunyai dua keterkaitan yang dapat melengkapi kekurangan pada metode pembobotan lain, yakni adanya keterkaitan di dalam satu set elemen sejenis dan antar set elemen yang berbeda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perspektif kemauan (willingness)

memiliki bobot paling besar yaitu sebesar 41,48%, diurutan kedua adalah perspektif kesempatan (oppurtunity) yang memilki bobot sebesar 33,50%. sedangkan perspektif yang memilki bobot paling kecil adalah perspektif kapasitas

(capacity) dengan bobot sebesar 25,04%. Adapun faktor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap perspektif kemauan adalah faktor motivasi dengan bobot sebesar 11,84%. Kemudian faktor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap perspektif kesempatan adalah faktor gaji/kompensasi dengan bobot sebesar 7,64%. Sedangkan faktor yang memberikan kontribusi paling besar untuk perspektif kapasitas adalah faktor keterampilan motorik dengan bobot sebesar 7,8%.

(22)

ABSTRAK

PT. Mandheling Gayo Internasional adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan biji kopi kualitas ekspor. Tingginya tingkat persaingan usaha khususnya dalam bidang pengolahan biji kopi saat ini, perusahaan dituntut untuk dapat terus meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah sumber daya yang dapat berprestasi maksimal. Tingkat prestasi kerja karyawan tersebut ditentukan atau dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Bedasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk dapat mengetahui dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan di PT. Mandheling Gayo Internasional. Faktor-faktor yang dianalisis dalam penelitian ini, merupakan faktor-faktor berdasarkan model prestasi kerja Blumberg dan Pringle.

Pembobotan dilakukan dengan metode Analytic Network Process (ANP). Metode ANP mempunyai dua keterkaitan yang dapat melengkapi kekurangan pada metode pembobotan lain, yakni adanya keterkaitan di dalam satu set elemen sejenis dan antar set elemen yang berbeda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perspektif kemauan (willingness)

memiliki bobot paling besar yaitu sebesar 41,48%, diurutan kedua adalah perspektif kesempatan (oppurtunity) yang memilki bobot sebesar 33,50%. sedangkan perspektif yang memilki bobot paling kecil adalah perspektif kapasitas

(capacity) dengan bobot sebesar 25,04%. Adapun faktor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap perspektif kemauan adalah faktor motivasi dengan bobot sebesar 11,84%. Kemudian faktor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap perspektif kesempatan adalah faktor gaji/kompensasi dengan bobot sebesar 7,64%. Sedangkan faktor yang memberikan kontribusi paling besar untuk perspektif kapasitas adalah faktor keterampilan motorik dengan bobot sebesar 7,8%.

(23)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Sumber daya manusia dalam suatu perusahaan menempati posisi yang

sangat strategis diantara sumber daya lainnya. Bagaimanapun berlimpahnya

sumber daya yang lain, bila tidak didukung dengan sumber daya manusia yang

berkualitas maka dapat dipastikan perusahaan tersebut tidak akan bertahan lama,

terlebih dalam suasana persaingan global yang semakin kompetitif. Sebaliknya

walaupun terdapat keterbatasan pada sumber daya yang lain, bila perusahaan

tersebut masih mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas, maka masih

tersisa harapan bagi perusahaan tersebut untuk tetap survive di tengah-tengah

persaingan global. Sumber daya manusia yang berkualiatas adalah sumber daya

manusia yang dapat berprestasi maksimal3.

PT. Mandheling Gayo Internasional adalah sebua h perusahaan penghasil

biji kopi berkualitas tinggi dengan tujuan ekspor. Perusahaan ini memilki jumlah

karyawan cukup banyak. Namun, berdasarkan hasil wawancara dengan pihak

manejemen perusahaan, prestasi dari karyawan saat ini belum sepenuhnya baik,

terutama menyangkut personal qualities, quantity of work dan quality of work dari

tiap karyawan. Ini terlihat dari masih tingginya tingkat absensi karyawan, masih

(24)

kerja dari karyawan serta masih banyaknya karyawan yang tidak menjalankan

tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dengan baik.

Untuk memecahkan permasalahan tersebut, peneliti akan melakukan

identifikasi terhadap faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi prestasi kerja

karyawan dan menentukan faktor apa yang paling besar berpengaruh terhadap

prestasi kerja karyawan di PT. Mandheling Gayo Internasional.

Penelitian ini menggunakan metode Analytic Network Process (ANP).

Metode Analytic Network Process (ANP) merupakan pengembangan metode

Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode ANP mampu memperbaiki

kelemahan AHP berupa kemampuan mengakomodasi keterkaitan antar kriteria

atau alternatif4.

1.2. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan diatas,

maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apa saja yang dapat berpengaruh terhadap prestasi kerja

karyawan?

2. Bagaimana pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap peningkatan prestasi

kerja karyawan?

      

4

(25)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan umum dari penelitian adalah untuk menganalisis

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan di PT. Mandeheling

Gayo Internasional. Sedangkan yang menjadi tujuan khusus dari penilitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui faktor-faktor yang memberikan pengaruh terhadap prestasi kerja

karyawan, untuk membantu perusahaan dalam menentukan kebijakan agar

dapat meningkatkan prestasi kerja secara terus-menerus.

2. Melakukan pembobotan pada setiap faktor sehingga terlihat seberapa besar

pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap prestasi kerja karyawan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapakan dari penelitian ini adalah sebagai berkut:

1. Membantu perusahaan dalam menentukan kebijakan- kebijakan agar dapat

meningkatkan kinerjanya secara terus-menerus.

2. Menjadi sarana bagi penulis dalam latihan untuk menerapkan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di perkuliahan dan

membandingkan antara teori yang diperoleh dengan permasalahan pada

perusahaan.

3. Dapat mempererat kerjasama antara perusahaan dengan Departeman Teknik

Industri serta memperluas pengenalan akan Jurusan Teknik Industri Fakultas

(26)

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi

Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Penelitian dilakukan pada PT. Mandheling Gayo Internasional di Jalan

Pertahanan No. 61B Kecamatan Medan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang,

Propinsi Sumatera Utara.

2. Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah ± 1 bulan, yaitu pada

bulan Maret 2010.

3. Responden pada penelitian ini adalah pihak-pihak yang paham terhadap

kondisi perusahaan secara baik dan mewakili keseluruhan karyawan lainnya.

Responden pada penelitian ini adalah Direktur, Kepala Bagian Keuangan,

Kepala Bagian Produksi/Gudang 1, Kepala Bagian Produksi/Gudang 2, dan

Kepala Bagian Umum dan Personalia.

4. Pembobotan untuk setiap elemen yang menyusun hierarki adalah dengan

menggunakan metode ANP (Analytic Network Process).

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Responden melakukan pengisian kuesioner dengan bersungguh-sungguh dan

tidak di bawah pengaruh orang/ pihak lain.

2. Interpretasi responden tentang pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner sesuai

(27)

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Agar lebih mudah untuk dipahami dan ditelusuri maka sistematika

penulisan tugas sarjana ini akan disajikan dalam beberapa bab sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan latar belakang permasalahan, rumusan

permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan

asumsi yang digunakan, serta sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini akan diuaraikan sejarah dan gambaran umum

perusahaan, organisasi dan manajemen serta proses produksi.

BAB III LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori – teori relevan yang

akan dipakai dan yang menerangkan mengenai metode pengolahan

data, serta teori yang mendukung pemecahan masalah yang akan

dipergunakan dalam tugas akhir

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas metodologi yang digunakan untuk

mencapai tujuan penelitian meliputi tahapan-tahapan penelitian dan

penjelasan tiap tahapan secara ringkas disertai diagram alirnya.

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini akan diuaraikan data-data primer dan sekunder yang

(28)

BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menyajikan analisa terhadap hasil pengolahan

data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan yang dapat

diambil dari penelitian yang telah dilakukan dan saran – saran yang

bermanfaat bagi perusahaan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(29)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Kopi merupakan suatu komoditas yang mempunyai nilai ekonomi tinggi

melebihi sebagai minuman segar dan berkhasiat dan telah menjadi sumber

pendapatan bagi petani, sumber pendapatan bagi eksportir dan pedagang kopi dan

bahkan sumber pendapatan bagi pengusaha yang berkecimpung dalam pengolahan

kopi menjadi minuman bercitarasa tinggi. Sehingga kopi mendapat julukan emas

hitam atau The Black Gold.

PT. Mandheling Gayo Internasional atau lebih dikenal sebagai PT.

Mandago adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan

kopi yang didirikan oleh H. Hasballah Yunus. Perusahaan ini beralamat di Jalan

Pertahanan No. 61B Kecamatan Medan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang,

Propinsi Sumatera Utara. Usaha ini pada awal berdirinya berbentuk perusahaan

komanditer dengan nama CV. Jumpa Jaya (1987), namun seiring

perkembangannya pada tahun 1997 berubah menjadi perseroan terbatas dengan

nama PT. Mandheling Gayo Internasional.

Perkembangan PT. Mandheling Gayo Internasional dari tahun ke tahun

terus mengalami peningkatan dan telah berhasil menjadi salah satu perusahaan

(30)

Internasional merupakan biji kopi berkualitas tinggi jenis Arabika yang berasal

dari daerah Aceh dan Sumatera Utara.

2.2. Ruang Lingkup Usaha

PT. Mandheling Gayo Internasional adalah sebuah perusahaan yang

bergerak dalam bidang pengolahan biji kopi berkualitas tinggi. Yang selanjutnya

produk ini akan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan pasar baik lokal maupun

luar negeri. Dengan persentasi 90%-nya diprioritaskan untuk pasar luar negeri dan

10%-nya untuk pasar lokal.

2.3. Organisasi dan Manajemen

2.3.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan kerangka yang menunjukkan segenap tugas

dan pekerjaan, hubungan antara fungsi-fungsi yang ada beserta wewenang dan

tanggung jawab dari semua pihak dalam mencapai suatu tujuan organisasi atau

perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas, maka akan terlihat

adanya pembagian pekerjaan secara tegas dan formal diantara bagian-bagian

dalam organisasi dan juga diperoleh gambaran yang jelas antara wewenang dan

tanggung jawab dalam mekanisme kerja suatu organisasi.

PT. Mandheling Gayo Internasional dalam mencapai tujuannya

menggunakan stuktur organisasi berbentuk lini dimana wewenang dan kebijakan

(31)

Pimpinan tiap bidang kerja berhak memerintahkan kepada semua pelaksana yang

ada sepanjang menyangkut bidang kerja dan tiap-tiap satuan pelaksana bawah

memiliki wewenang dalam semua bidang kerja. Struktur Organisasi PT.

Mandheling Gayo Internasional dapat dilihat pada gambar 2.1.

(32)

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi perusahaan setiap bagian

mempunyai tugas sendiri-sendiri dan setiap tugas adalah merupakan tanggung

jawab yang harus dikerjakan.

Adapun tugas dan tangggung jawab dari masing-masing bagian di PT.

Mandheling Gayo Internasional adalah sebagai berikut :

1. Direktur, tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut :

a. Menentukan pengambilan keputusan terakhir untuk internal perusahaan

dan untuk mewakili nama perusahaan.

b. Menentukan dan menerapkan strategi, tujuan utama dan kebijakan

pengembangan usaha.

c. Menyiapkan rencana dan anggaran serta aliran kas keuangan perusahaan.

d. Menetapkan permodalan anggaran dan aliran kas keuangan perusahaan.

e. Menetapkan tugas, tanggung jawab dan wewenang setiap pejabat yang

berada dibawah pimpinannya.

f. Memberikan bimbingan dan pengarahan umum, saran-saran dan perintah

kepada bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas masing-masing.

2. Kepala Bagian Keuangan, tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut :

a. Mengawasi pemasukan dan pengeluaran keuangan.

b. Membuat laporan keuangan setiap bulan serta meneliti penyimpangan

(33)

c. Bertindak sebagai penghubung kepada pihak ketiga, khususnya mengenai

laporan pajak dan perbankan.

d. Merencanakan sumber-sumber keuangan.

e. Mengatur pengalokasian dan penggunaan dana-dana.

f. Bertanggung jawab memberi informasi keuangan dan hasil produksi.

g. Bertanggung jawab atas kegiatan pencatatan, penggolongan, peringkasan

dan penyajian laporan keuangan perusahaan.

3. Kepala Bagian Produksi/Gudang, tugas dan tanggung jawabnya sebagai

berikut :

a. Membuat laporan mengenai jumlah persediaan bahan di gudang.

b. Bertanggung jawab atas keluar masuknya barang dari dan ke gudang.

c. Mengatur dan bertanggung jawab atas segala kegiatan produksi mulai dari

bahan baku sampai ke bagian produksi kemudian dilakukan proses

produksi sampai dengan produk jadi.

4. Kepala Bagian Umum dan Personalia, tugas dan tanggung jawabnya sebagai

berikut :

a. Memeriksa dan menandatangani memo, permintaan, order pembelian

lokal dan kebutuhan penawaran barang.

(34)

c. Mengidentifikasi kebutuhan training untuk semua personil.

d. Melakukan tindakan koreksi atas ketidaksesuaian dari temuan audit mutu

internal.

e. Memelihara semua dokumen yang ada di bagian pembelian seperti

prosedur, interuksi kerja, dokumen pendukung, dan catatan mutu.

f. Mengkomunikasikan prosedur dan intruksi kerja kepada bawahannya

serta mengkoordinir penerapan di lapangan.

g. Meminta pertanggung jawaban dari tiap divisi di bagian umum.

5. Administrasi, tugas dan tanggung jwabnya sebagai berikut:

a. Menghitung jumlah hasil kerja dari para pekerja sortasi.

b. Mengisi absensi kehadiran seluruh pekerja.

c. Menghitung jumlah gaji berdasarkan waktu kerja dari seluruh pekerja

dalam kegiatan produksi.

d. Melaporkan segala hasil pemantauan, perhitungan, dan berbagai hal

administrasi lainnya kepada bagian keuangan perusahaan.

e. Memberikan gaji secara langsung kepada seluruh karyawan produksi

per-mingguan.

6. Divisi Keamanan, tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keamanan lingkungan

(35)

b. Bertanggung jawab dalam penyelesaiaan permasalahan-permasalahan

hukum perusahaaan.

7. Divisi Pengkapalan, tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab terhadap proses pengiriman produk.

b. Mengatur atau menjadwalkan waktu pengiriman.

c. Melakukan negosiasi harga dengan pihak pemilik kapal.

8. Internal auditor, tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut:

a. Menyusun serta melaksanakan rencana audit internal.

b. Melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan dan

perundangan-undangan yang terkait.

c. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di

bidang keuangan, akuntansi, operasional, teknologi informasi dan kegiatan

lainnya.

9. Divisi Sertifikasi, tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab terhadap dokumen-dokumen sertifikasi.

b. Melakukan perencanaan sertifikasi produk.

c. Membangun hubungan baik dengan lembaga-lembaga sertifikasi.

(36)

a. Bertanggung jawab untuk segala aktivitas riset dan pengembangan

di perusahaan.

b. Melakukan test dan tak jarang membuat alat test sendiri dan terus

mengembangkan teknologi baru untuk meningkatkan kualitas produk yang

dihasilkan perusahaan.

11. Divisi eksport, tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab atas dokumen ekspor.

b. Berkoordinasi dengan broker company dalam hal pemasaran produk

12. Mandor Sortasi, tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut :

a. Mengawasi kualitas dan kinerja kerja pada seluruh karyawan sortasi pada

masing-masing Gudang.

b. Memastikan para pekerja sortir bekerja dengan aturan tingkat allowance

cacat agar sesuai dengan grade kopi yang akan dikirim sesuai dengan

pemesanan dan ketentuan perusahaan.

13. Pekerja Sortasi, tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut :

a. Melakukan sortasi berupa pemisahan secara manual dengan menggunakan

tangan guna memisahkan segala cacat kopi.

b. Memastikan tingkat allowance cacat yang sesuai dengan grade kopi yang

(37)

14. Pekerja Produksi, tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut :

a. Melakukan penjemuran kopi.

b. Mengangkat dan memindah kopi dari satu tempat ketempat lainnnya.

c. Beberapa pekerja akan berada pada bagian mesin produksi seperti mesin

sutton, mesin ayak, mesin kipas, mesin jahit, dan pengecatan goni

melakukan pergantian secara berkala pada masing-masing unit produksi.

15. Pekerja umum, tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab kepada kepala divisi.

b. Membantu/menyelasaikan pekerjaan setiap divisi di bagian umum.

2.4. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

2.4.1. Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja pada PT. Mandheling Gayo Internasional adalah

sebanyak 322 karyawan. Yang terdiri dari 20 karyawan tetap dan 302 karyawan

(38)

Tabel 2.1. Jumlah Karyawan PT. Mandheling Gayo Internasional

Jabatan Jumlah Karyawan

Direktur 1

Kepala Bag. Keuangan 1

Kepala Bag. Produksi/Gudang 1 1

Kepala Bag. Produksi/Gudang 2 1

Kepala Bag. Umum & Personalia 1

Administrasai 1

Divisi Keamanan 1

Divisi Pengkapalan 1

Internal auditor 1

Divisi Sertifikasi 1

Divisi Penelitian & Pengembangan 1

Divisi Eksport 1

Mandor Sortasi 2

Pekerja Produksi 18

Pekerja Sortasi 282

Pekerja Umum 8

TOTAL 322

(39)

2.4.2. Jam Kerja

PT. Mandheling Gayo Internasional menerapkan jam kerja sebagai

berikut:

1. Senin - Kamis

Pukul 08.00 WIB – 12.00 WIB : Jam Kerja

Pukul 12.00 WIB – 14.00 WIB : Jam Istirahat

Pukul 14.00 WIB – 17.00 WIB : Jam Kerja setelah Istirahat

2. Jumat

Pukul 08.00 WIB – 11.30 WIB : Jam Kerja

Pukul 11.30 WIB – 14.00 WIB : Jam Istirahat

Pukul 14.00 WIB – 17.00 WIB : Jam Kerja setelah Istirahat

3. Sabtu

Pukul 08.00 WIB – 12.00 WIB : Jam Kerja

Pukul 12.00 WIB – 14.00 WIB : Jam Istirahat

(40)

2.5. Sistem Pengupahan dan Kesejahteraan Karyawan

Kesejahteraan merupakan faktor yang ikut menunjang produktivitas

pekerja. Sistem pengupahan yang diterapkan oleh PT. Mandheling Gayo

Internasional untuk karyawan tetap dan tidak tetap adalah sebagai berikut:

1. Pekerja Tetap

a. Perusahaan mengatur dan menerapkan sistem pemberian upah yang layak bagi

pekerja yang disesuaikan dengan golongan, jabatan, keahlian dan prestasi.

b. Besarnya upah terendah yang diberikan kepada pekerja tidak boleh kurang

dari ketentuan minimum yang berlaku sesuai dengan peraturan pemrintah

yaitu Upah Minimum Regional (UMR).

c. Pembayaran gaji kepada karyawan dilakukan sekali dalam sebulan, yaitu pada

setiap akhir bulan. Bonus yang diberikan kepada karyawan berupa THR dan

bonus akhir tahun.

2. Pekerja Tidak Tetap

a. Perusahaan mengatur dan menerapkan sistem pemberian upah yang layak bagi

pekerja yang disesuaikan dengan jumlah jam kerja dan tingkat kesulitan.

b. Pembayaran gaji kepada karyawan dilakukan sekali dalam seminggu, yaitu

(41)

2.6. Proses Produksi

2.6.1. Standar Mutu Produk

PT. Mandheling Gayo Internasional mempunyai standar mutu produksi

sesuai dengan ketentuan beberapa sertifikasi dalam bidang kualitas, budidaya,

penyuluhan, dan kesejahteraan dari para petani. Berikut ini adalah beberapa jenis

kopi yang diproses dan merupakan output dari proses pengolahan biji kopi di PT.

Mandheling Gayo Internasional, antara lain :

1. Grade-1, yaitu mutu produksi yang bernilai tinggi. Spesifikasi mutu produksi

ini adalah 95.0%-100% produk dalam keadaan baik, yaitu masuk dalam

kelayakan sifat fisik, tidak cacat dan citarasa yang baik. Ini merupakan produk

utama yang diekspor ke luar negri. Walaupun kopi yang di ekspor memiliki

berbagai jenis yang dibedakan melalui citarasa dan daerah asalnya, tetap saja

kopi yang di ekspor harus memiliki standar Grade-1.

2. Grade-3, yaitu mutu produk yang kurang baik namun masih memiliki citarasa

yang tidak begitu berubah. Secara fisik, kopi ini memiliki cacat seperti

berlubang, pecah, dan berukuran tidak normal (kecil).

2.6.2. Bahan yang Digunakan

Suatu bahan dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu bahan baku, bahan

(42)

1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan

produk, ikut dalam proses produksi dan persentasenya terbesar dibandingkan

dengan bahan-bahan lainnya. Bahan baku yang digunakan adalah biji kopi yang

masih berkulit ari dalam kondisi basah. Dengan tingkat kecacatan (Triage) antara

5-25% dan kadar air (Moisture) antara 12-25%.

2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan

berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk akhir.

Bahan tambahan yang digunakan adalah:

a. Goni, merupakan kemasan yang dipakai untuk packing produk kopi ini.

b. Zat Pewarna, digunakan untuk pengecapan (marking) dengan memberikan

tanda berupa tulisan pada goni.

c. Tali, merupakan bahan untuk mengikat dan menutup goni yang telah diisi

dengan biji kopi dengan menggunakan alat penjahit goni.

3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang ikut dalam proses produksi tetapi tidak

ada dalam produk akhir, atau dengan kata lain bahan penolong berfungsi untuk

(43)

Interasional ini tidak menggunakan bahan penolong, hal ini dilakukan agar dapat

tetap mempertahankan kualitas dan citarasa biji kopi.

2.6.3. Uraian Proses Produksi

Urutan dari proses produksi biji kopi di PT. Mandheling Gayo

Internasional adalah sebagai berikut:

1. Pengklasifikasian

Pada bagian ini, merupakan tahap awal dalam meneliti tingkat kecacatan

(Triage) dan kadar air (Moisture). Bahan baku yang diterima akan dilakukan

proses penghitungan dengan standar harga dasar pembelian bahan baku kopi yaitu

15-15% sebagai nilai 0 (nol) dan hubungannya dengan variable harga dasar. Jika

bahan baku kopi memiliki skor yang lebih rendah dari masing-masing kedua

angka tersebut maka kopi akan memiliki nilai yang lebih tinggi dari dasar,

demikian juga sebaliknya. Peralatan yang digunakan pada bagian ini adalah

neraca timbangan dengan skala gram, dan alat pengukur tingkat kadar air.

2. Pengujian Cita Rasa (Cup-Test)

Pada bagian ini, pihak perusahaan melakukan pengetesan terhadap cita

rasa kopi. Mesin yang digunakan adalah mesin sangrai blender, dan pemanas air.

Peralatan yang digunakan adalah neraca timbangan, sendok, mangkuk, dan media

(44)

3. Penjemuran

Proses penjemuran merupakan proses menjemur kopi dengan

menggunakan sinar matahari. Penggunaan sinar matahari masih dipergunakan

untuk menjaga agar citarasa kopi arabika tidak hilang, dan terkontaminasi oleh

aroma lain. Penjemuran dilakukan baik secara langsung pada lantai khusus

maupun menggunakan terpal.

4. Pengayakan

Proses pengayakan ini dilakukan dengan menggunakan mesin pengayak.

Prinsip kerja mesin pengayak ini ialah dengan mengoyang-goyangkan kopi

diatasnya, mesin ini memilki 3 buah lapisan yang berjaring-jaring dan 6 buah

saluran keluaran sehingga kopi dapat dibedakan berdasarkan ukurannya, bahkan

untuk memisahkannya dari kopi yang busuk dan cacat. Adapun output yang

keluar dari mesin ini adalah :

- Biji kopi baik

- Biji kopi yang sedikit rusak baik karena cacat berlubang maupun pecah.

- Kopi yang masih berkulit ari penuh

- Batu dan kayu

(45)

5. Pemisahan Grade

Setelah proses pengayakan diatas, biji kopi yang dalam keadaan baik akan

diproses di mesin Sutton. Mesin Sutton adalah mesin yang digunakan untuk

menggoyang-goyang kopi pada lempengan bergerigi halus, datar, dan sedikit

miring dengan 3 buah saluran output. Fungsi utama mesin ini adalah untuk

memisahkan kopi berdasarkan grade-nya.

6. Pensortiran/pemisahan Manual

Pensortiran merupakan tahap pemisahan biji kopi dari biji kopi yang

sedikit cacat yang terkadang mesin tidak dapat melakukan lebih baik dari

manusia. Pensortiran secara manual atau sering disebut Motherpickers ini

dilakukan agar kopi yang dikirim berupa kopi berkualitas tinggi dengan Grade-1.

7. Pencampuran (Mixing)

Merupakan proses pencampuran kopi yang berasal dari berbagai pemasok

bahan baku kopi. Hal ini dilakukan dengan berdasarkan komposisi yang berasal

dari berbagai daerah yang tentunya memiliki karakteristik tertentu. Perbedaan rasa

tersebutlah yang harus dihindari, karena jika produk kopi yang di ekspor memiliki

dominansi citarasa dari daerah tertentu tentunya untuk pengiriman selanjutnya

(46)

8. Pembersihan Biji Kopi dengan Mesin Kipas (Blower)

Pada tahap ini, kopi yang telah dicampur segera dilakukan pembersihan

biji kopi dari abu dengan menggunakan mesin Kipas (Blower). Hal ini dilakukan

untuk memastikan biji kopi yang siap ekspor dalam keadaan bersih. Dan output

dari mesin ini langsung dimasukkan kedalam goni.

9. Pemberian Label (Marking)

Pemberian label atau marking merupakan proses pemberian

tanda/informasi pada goni kopi yang akan dikirim. Informasi yang biasa diberikan

berupa nama, alamat, negara, nomor kontrak perusahaan penerima, nomor ID

sertifikat, dan berbagai informasi lainnya. Pemberian label dilakukan dengan

menggunakan gincu (zat pewarna) goni dengan cara manual menggunakan

tangan.

10. Pengemasan (Packing)

Proses ini berupa memasukkan biji kopi yang telah siap diolah dan

dimasukkan kedalam karung kemasan goni yang telah diberi cap (marking) sesuai

(47)

11. Penjahitan Goni

Setelah proses pengemasan dilakukan, tahap selanjutnya adalah proses

penjahit goni. Menjahit goni merupakan proses akhir dari rangkaian kegiatan

proses produksi sebelum diekspor. Pada bagian ini pekerja menutup/merekatkan

ujung goni dengan menggunakan mesin jahit goni portable.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 2.2. diagram proses

(48)

Gambar 2.2. Diagram Proses Pengolahan Kopi di PT. Mandheling Gayo

(49)

2.7. Mesin dan Peralatan

2.7.1. Mesin Produksi

Adapun mesin produksi yang digunakan dalam proses produksi biji kopi di

PT. Mandheling Gayo Internasional adalah sebagai berikut:

a. Mesin Sangrai (Roaster)

Mesin ini merupakan mesin yang digunakan untuk mengsangrai (roasting)

biji kopi yang dalam kondisi telah siap untuk disangrai. Persyaratan dari biji kopi

yang akan disangrai adalah dalam kondisi tanpa cacat (defect) dan dalam keadaan

kering. Adapun spesifikasinya dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2. Spesifikasi Mesin Sangrai (Roaster)

Spesifikasi Keterangan Merk Coffee Roaster Luyang Mach

Tipe 800 N

Jumlah 1 unit

Kapasitas 500 gr

Daya 30 Watt

Tegangan 90 Volt

Putaran 1800 rpm

Energi Gas

Tekanan Gas 300-400 mmAq

(50)

b. Mesin Grinder

Merupakan mesin yang digunakan untuk menghancurkan biji kopi yang

telah disangrai menjadi kopi bubuk hitam. Adapun spesifikasinya dapat dilihat

pada tabel 2.3.

Tabel 2.3. Spesifikasi Mesin Grinder

Spesifikasi Keterangan

Jumlah 2 unit

Kapasitas 250 gr

Daya 360 Watt

Tegangan 220 Volt

c. Ayak

Fungsinya adalah untuk mengoyang-goyang kopi dengan 3 buah lapisan

yang berjaring-jaring dan 6 buah saluran output sehingga kopi dapat dibedakan

berdasarkan ukurannya bahkan untuk memisahkannya dari kopi yang busuk dan

(51)

Tabel 2.4. Spesifikasi MesinAyak

Spesifikasi Keterangan

Jumlah 2 unit

Daya 251 HP/0,75 Kw

Tegangan 220-380 Volt

Putaran 1390 rpm

Arus 50 Ampere

d. Sutton (Divider/Gravity)

Fungsinya adalah untuk memisahkan kopi berdasarkan grade-nya,

memisahkan kopi hitam, dan kopi rusak. Adapun spesifikasinya dapat dilihat pada

tabel 2.5.

Tabel 2.5. Spesifikasi MesinSutton (Divider/Gravity)

Spesifikasi Keterangan

Jumlah 2 unit

Daya 1HP/0,75 Kw

Tegangan 380 Volt

Arus 50 Ampere

(52)

e. Kipas (Blower)

Fungsinya adalah memastikan biji kopi yang siap ekspor dalam keadaan

bersih. Adapun spesifikasinya dapat dilihat pada tabel 2.6.

Tabel 2.6. Spesifikasi MesinSutton Kipas (Blower)

Spesifikasi Keterangan

Jumlah 2 unit

Daya 1HP/0,75 Kw

Tegangan 110-220 Volt

Arus 7,3 Ampere

Putaran 1420 rpm

f. MesinJahit Goni

Fungsinya adalah untuk menutup dengan menjahit dari goni-goni yang

telah diisi dengan biji kopi yang siap untuk di ekspor. Adapun spesifikasinya

(53)

Tabel 2.7. Spesifikasi MesinJahit Goni

Spesifikasi Keterangan

Jumlah 2 unit

Daya 90 Watt

Tegangan 220 Volt

Arus 0,8 Ampere

Putaran 1500 rpm

2.7.2. Peralatan

Selain mesin produksi, ada peralatan yang mendukung terjadinya proses

produksi. Adapun peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Neraca Timbangan Sample

Neraca timbangan berfungsi sebagai alat untuk menimbang sampel kopi.

Spesifikasinya dapat dilihat pada tabel 2.8.

Tabel 2.8. Spesifikasi Neraca Timbangan Sampel

Spesifikasi Keterangan

Jumlah 2 unit

Dimensi 25 x 11 x 13 cm

(54)

b. Neraca Timbangan Kopi dalam Goni

Neraca timbangan berfungsi sebagai alat untuk menimbang berat kopi

didalam goni. Spesifikasinya dapat dilihat pada tabel 2.9.

Tabel 2.9. Spesifikasi Neraca Timbangan Kopi dalam Goni

Spesifikasi Keterangan

Jumlah 3 unit

Dimensi 50 x 80 x 150 cm

Kapasitas 150 Kg

c. Neraca Kelembaban

Neraca kelembaban berfungsi sebagai alat untuk mengukur tingkat

kelembaban sampel kopi. Spesifikasinya dapat dilihat pada tabel 2.10.

Tabel 2.10. Spesifikasi Neraca Kelembaban

Spesifikasi Keterangan

Jumlah 3 unit

Dimensi 18 x 10 x 20 cm

(55)

d. Kereta Sorong

Fugsinya adalah untuk membawa goni yang berisi kopi dari satu tempat

atau stasiun kerja yang satu ke yang stasiun kerja yang lainnya. Adapun yang

menjadi spesifikasinya dapat dilihat pada tabel 2.11.

Tabel 2.11. Spesifikasi Kereta Sorong

Spesifikasi Keterangan

Jumlah 10 unit

Dimensi 120 x 50 x 35 cm

Kapasitas 120 Kg

e. Terpal Penjemuran Kopi

Fungsinya sebagai wadah penjemuran kopi selain dari lokasi penjemuran

pada lantai. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan lahan kosong yang dimiliki

untuk dijadikan sebagai tempat penjemuran juga dengan menggunakan

terpal-terpal yang berkapasitas mencapai 100 kg biji kopi.. Spesifikasiny dapat dilihat

(56)

Tabel 2.12. Spesifikasi Terpal Penjemuran Kopi

Spesifikasi Keterangan

Jumlah 50 unit

Dimensi 3 x 4 cm

Kapasitas 100 Kg

Jenis Bahan Plastik

f. Serokan

Serokan merupakan sebutan untuk alat bantu yang digunakan untuk

menyorong kopi pada saat penjemuran. Spesifikasinya dapat dilihat pada tabel

2.13.

Tabel 2.13. Spesifikasi Serokan

Spesifikasi Keterangan

Jumlah 14 unit

Dimensi 2 x 0,5 m

(57)

g. Cakar Kayu

Cakar kayu merupakan alat bantu yang digunakan pekerja untuk

meratakan biji kopi yang dijemur. Spesifikasi alat ini dapat dilihat pada tabel

2.14.

Tabel 2.14. Spesifikasi Cakar Kayu

Spesifikasi Keterangan

Jumlah 15 unit

Dimensi 2 x 0,5 m

Jenis Bahan Kayu

 

(58)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Prestasi Kerja5

Pengertian prestasi kerja disebut juga sebagai kinerja atau dalam bahasa

Inggris disebut dengan performance. Pada prinsipnya, ada istilah lain yang lebih

menggambarkan pada “prestasi” dalam bahasa Inggris yaitu kata “achievement”.

Tetapi karena kata tersebut berasal dari kata “to achieve” yang berarti

“mencapai”, maka dalam bahasa Indonesia sering diartikan menjadi “pencapaian”

atau “apa yang dicapai”.

Bernardin dan Russel (1993:378) memberikan definisi tentang prestasi

kerja sebagai berikut :

“performance is defined as the record of outcome produced on a specified job

function or activity during a specified time period” (Prestasi kerja didefinisikan

sebagai catatan dari hasil-hasil yang diperoleh melalui fungsi-fungsi pekerjaan

tertentu atau kegiatan selama tempo waktu tertentu).

Dari definisi diatas dapat dipahami bahwa prestasi kerja lebih diartikan

sebagai hasil atau keluaran (outcomes) yang diperoleh dari sebuah pekerjaan

sebagai kontribusi pada perusahaan.

      

3

(59)

3.2. Ukuran Prestasi Kerja4

Ada beberapa ukuran atau standard yang digunakan untuk menilai atau

mengevaluasi dari prestasi kerja karyawan.

1. Quantity of work

Jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode yang ditentukan.

2. Quality of work

Kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan

kesiapannya.

3. Job Knowledge

Luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya.

4. Creativeness

Keaslian gagasan–gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk

menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.

5. Cooperation

Kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain atau sesama anggota

organisasi.

6. Dependability

Kesadaran untuk dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja.

7. Initiative

Semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar

(60)

8. Personal Qualities

Menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramahtamahan dan integritas

pribadi.

3.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja5

Blumberg & Pringle (1982) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang

menentukan prestasi kerja seseorang, yaitu kesempatan, kapasitas, dan kemauan

untuk melakukan prestasi.

Gambar 3.1. Model Prestasi Kerja Blumberg dan Pringle

Pada gambar 3.1. dapat dilihat keterkaitan antara faktor-faktor tersebut

dalam mempengaruhi prestasi kerja atau performance seseorang. Kapasitas terdiri

dari usia, kesehatan, keterampilan, inteligensi, keterampilan motorik, tingkat

      

5

Lynne. Millward. 2005. Understanding Occupational and Organizational Psychology. TJ International, Padstow, Cornwall.

CAPACITY 

WILLINGNESS  OPPORTUNITY 

(61)

pendidikan serta daya tahan/stamina dan tingkat energi. Kemauan terdiri dari

motivasi, kepuasan kerja, status pekerjaan, kecemasan, legitimasi, partisipasi,

sikap, persepsi atas karakteristik tugas, keterlibatan kerja, keterlibatan ego, citra

diri, kepribadian, norma, nilai, persepsi atas ekspektasi peran, dan rasa keadilan.

Sedangkan kesempatan meliputi alat, material/pasokan, kondisi kerja, tindakan

rekan kerja, perilaku pimpinan, mentorisme, kebijakan, peraturan, prosedur

organisasi, informasi, waktu, serta gaji.

3.4. Konsekuensi dari Prestasi Kerja6

Hal utama yang dituntut oleh perusahaan dari karyawannya adalah prestasi

kerja mereka yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Prestasi kerja karyawan akan membawa dampak bagi karyawan yang

bersangkutan maupun perusahaan tempat ia bekerja. Prestasi kerja yang tinggi

akan meningkatkan produktivitas perusahaan, menurunkan tingkat keluar masuk

karyawan (turn over), serta memantapkan manajemen perusahaan. Sebaliknya,

prestasi kerja karyawan yang rendah dapat menurunkan tingkat kualitas dan

produktivitas kerja, meningkatkan tingkat keluar masuk karyawan, yang pada

akhirnya akan berdampak pada penurunan pendapatan perusahaan.

Bagi karyawan, tingkat prestasi kerja yang tinggi dapat memberikan

keuntungan tersendiri, seperti meningkatkan gaji, memperluas kesempatan untuk

dipromosikan, menurunnya kemungkinan untuk didemosikan, serta membuat ia

(62)

prestasi kerja karyawan yang rendah menunjukkan bahwa karyawan tersebut

sebenarnya tidak kompeten dalam pekerjaannya, akibatnya ia sukar untuk

dipromosikan ke jenjang pekerjaan yang tingkatannya lebih tinggi, memperbesar

kemungkinan untuk didemosikan, dan pada akhirnya dapat juga menyebabkan

karyawan tersebut mengalami pemutusan hubungan kerja.

3.5. Analytical Hierarchy Process (AHP)

Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan bagian dari teknik

Multifaktor Decision Making, suatu metode kunatitatif untuk mengambil

keputusan yang melibatkan lebih dari satu faktor atau kriteria7.

Keistimewaan dari AHP adalah kemampuannya dalam hal pengambilan

keputusan yang memasukan kriteria ganda, baik yang bersifat tangibel maupun

intangibel, kuantitatif maupuin kulitatif. Metode ini juga memperhitungkan

adanya konflik ataupun perbedaan pendapat.

Pendekatan yang dilakukan dalam penggunaan metode Analytical

Hierarchy Process (AHP) didasarkan atas dekomposisi, comperative judgment,

synthesis of priority dan konsistensi logis.

3.6. Analytic Network Process (ANP)8

Metode Analytic Network Process (ANP) merupakan pengembangan

metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode ANP mampu memperbaiki

      

7 Sri. Mulyono. 1996. Teori Pengambilan Keputusan. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,Jakarta.

8

(63)

kelemahan AHP berupa kemampuan mengakomodasi keterkaitan antar kriteria

atau alternatif (Saaty, 1999). Keterkaitan pada metode ANP ada 2 jenis yaitu

keterkaitan dalam satu set elemen (inner dependence) dan keterkaitan antar

elemen yang berbeda (outer dependence).

Adanya keterkaitan tersebut menyebabkan metode ANP lebih kompleks

dibanding metode AHP. Pembobotan dengan ANP membutuhkan model yang

merepresentasikan saling keterkaitan antar kriteria dan subkriteria yang

dimilikinya. Ada 2 kontrol yang perlu diperhatikan didalam memodelkan sistem

yang hendak diketahui bobotnya. Kontrol pertama adalah kontrol hierarki yang

menunjukkan keterkaitan kriteria dan sub kriterianya. Pada kontrol ini tidak

terlalu membutuhkan struktur hierarki seperti pada metode AHP. Kontrol lainnya

adalah kontrol keterkaitan yang menunjukkan adanya saling keterkaitan antar

kriteria atau cluster (Saaty, 1996).

3.6.1. Pairwise Comparison (Perbandingan Berpasangan)

Sama halnya dengan metode AHP, dalam metode ANP perbandingan

berpasangan merupakan salah satu pendekatan yang dikemukakan Thomas L.

Saaty untuk menentukan kepentingan relatif antara alternatif-alternatif dan

kriteria-kriteria yang ada satu sama lain. Dalam hal ini pengambil keputusan harus

dapat memberikan pendapatnya tentang nilai dari perbandingan tersebut.

Banyaknya perbandingan berpasangan yang diperlukan dapat dihitung dengan

(64)

∑ Perbandingan Berpasangan = n x

Dimana :

n = Jumlah alternatif/kriteria

Misalnya dalam contoh dibawah ini terdapat 3 alternatif/kriteria maka

akan terdapat 3 x perbandingan berpasangan.

Skala yang digunakan untuk perbandingan berpasangan dapat dilihat pada

Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Skala Perbandingan Berpasangan

Intensitas Pentingnya

Definisi Penjelasan

1

Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen menyumbangnya sama besar pada sifat itu.

3

Elemen yang satu sedikit lebih penting ketimbang lainnya

Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas lainnya.

5

Elemen yang satu essensial atau sangat penting ketimbang elemen lainnya

Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen lainnya.

7

Satu elemen jelas lebih penting dari elemen lain

Satu elemen dengan kuat disokong, dan dominannya telah terlihat dalam praktek

9

Satu elemen mutlak lebih penting ketimbang elemen lainnya.

Bukti yang menyokong elemen satu atas yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan. 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua pertimbangan

berdekatan

Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan.

Sumber: Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Thomas L. Saaty, 1993

Dalam penilaian kepentingan relatif dua elemen berlaku aksioma

(65)

elemen j harus sama dengan 1/3 kali pentingnya dibanding elemen i. Disamping

itu, perbandingan dua elemen yang sama akan menghasilkan angka 1, artinya

sama penting. Dua elemen yang berlainan dapat saja dinilai sama penting. Jika

terdapat m elemen, maka akan diperoleh matriks pairwise comparison berukuran

m x n. Banyaknya penilaian yang diperlukan dalam menyusun matriks ini adalah

n(n-1)/2 karena matriks reciprocal dan elemen-elemen diagonalnya sama dengan

1.

Sebagai contoh, membandingkan fungsi yang ada pada monitor komputer

Samsung dengan merk LG, dan Acer. Melalui pengumpulan data diperoleh

bahwa fungsi pada monitor komputer Samsung sedikit lebih banyak daripada LG,

dan monitor LG lebih banyak fungsinya daripada Acer. Sedangkan monitor

Samsung lebih fungsional dari Acer. Maka data-data tersebut disusun dalam

matriks perbandingan berpasanganyang dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Matriks Perbandingan Berpasangan

Fungsi Acer Samsung LG

Acer 1 3 2

Samsung 1/3 1 1/5

LG ½ 5 1

Matriks perbandingan berpasangan ini dilakukan setelah selesai dengan

pembuatan kriteria dan alternatifnya. perbandingan berpasangan ini digunakan

(66)

suatu tingkat perbandingan dengan tingkat kepentingan dari elemen lainnya.

Kemudian jumlahkan semua nilai di dalam masing-masing kolom matriks

perbandingan berpasangan, seperti yangdapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Penjumlahan Nilai Per Kolom MBP

Fungsi Acer Samsung LG

Acer 1 3 2

Samsung 1/3 1 1/5

LG ½ 5 1

11/6 9 16/5

Bagi setiap nilai di masing-masing kolom matriks perbandingan

berpasangan dengan jumlah kolom yang sesuai, yang kemudian menghasilkan

matriks normalisasi yang dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4. Matriks Normalisasi

Fungsi Acer Samsung LG

Acer 6/11 3/9 5/8

Samsung 2/11 1/9 1/16

LG 3/11 5/9 5/16

Hitung nilai rata-rata dari setiap matriks normalisasi, yang hasilnya disebut

(67)

Tabel 3.5. Perhitungan Bobot Lokal

Fungsi Acer Samsung LG Bobot Lokal

Acer 0,5455 0,3333 0,6250 0,5012

Samsung 0,1818 0,1111 0,0625 0,1185

LG 0,2727 0,5556 0,3125 0,3803

1,0000

3.6.2. Inconsistency

Keputusan perbandingan berpasangan yang diambil dikatakan perfectly

consistent jika dan hanya jika Aij = Aik x Akj harus selalu benar untuk kombinasi

perbandingan yang didapat dari matriks penilaian. Konsistensi yang sempurna

jarang terjadi dalam prakteknya. Dalam matriks penilaian dianggap cukup

konsisten jika rasio konsistensi (CR) kurang dari 10 %.

Indikator konsistensi diukur melalui Consistency Index (CI) yang

dirumuskan :

CI = ( Z maks – n ) / ( n-1 )

Keterangan :

n = jumlah item yang dibandingkan

Zmaks = harga rata-rata yang dihitung sebelumnya

(68)

Pertanyaan berikutnya adalah seberapa jauh inkonsistensi tersebut dapat

diterima. Untuk ini, bandingkan CI dengan indeks random yakni indeks

konsistensi dari matriks komparasi pasangan secara random. Harga RI

ditunjukkan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Harga Random Index

N 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RI 0 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,51

Sumber: Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Thomas L. Saaty, 1993

Jadi derajat inkonsistensi untuk komparasi pasangan pada matriks kriteria

keputusan pada contoh terdahulu dihitung dengan rasio CI terhadap RI :

CR = CI / RI

Dimana :

CR : Consistency Ratio

CI : Consistency Index

RI : Random Consistency Index

Jika nilai CR ≤ 0,1 maka dapat ditoleransi, sedangkan jika nilai CR > 0,1

maka memerlukan revisi dari penerapan nilai perbandingan antar kriteria yang

(69)

3.6.3. Perhitungan Rata-rata Geometric

Rata-rata geometric (geometric mean) merupakan titik tengah antara kedua

pendapat pengambil keputusan yang berbeda.

Setelah hasil pengisian kuesioner dari tiap decision making teruji

konsistensinya maka hasil pengisian tersebut layak untuk disatukan melalaui

rata-rata geometric dari tiap-tiap pertanyaan tersebut. Perhitungan rata-rata geometric

dapat dilakukan dengan rumus:

m

ij ij

ij

ij h xh x h

h  ....

Dimana :

m = Jumlah responden

Nilai dari rata-rata geometric inilah yang digunakan untuk melakukan

pembobotan.

3.6.4. Menghitung Supermatriks9

Asumsikan bahwa sebuah sistem yang memilki N cluster atau komponen

dimana elemen-elemen dalam tiap komponen saling beroteraksi atau memilki

pengaruh terhadap beberapa atau seluruh elemen dari komponen yang lain. Jika

komponen h dinotasikan dengan Ch, dimana h = 1,..., N, memiliki nh elemen, yang

dinotasikan dengan eh1, eh2, ... ehnh. Pengaruh dari satu set elemen dalam satu

komponen pada elemen yang lain dalam suatu sistem dapat digambarkan dari

(70)

bobot yang diturunkan dari perbandingan berpasangan. Pengaruh dari elemen

yang satu terhadap elemen yang lain dapat diahadirkan kedalam supermatriks.

Format tabel supermatriks tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Format Tabel Supermatriks

Supermariks yang diperoleh merupakan supermatriks tidak terbobot

(unweight supermatrix). Oleh karena itu, perlu dibobotkan dengan mengalikan

nilai pada setiap blok dengan bobot cluster yang memiliki jumlah nilai 1(satu)

pada setiap kolomnya sehingga menjadi supermatriks terbobot (weight

supermatrix). Supermatriks terbobot merupakan supermatriks stokastik, dimana

jumlah pada setiap kolom sebesar satu. Untuk mendapatkan nilai bobot yang

stabil (limiting matrix), supermatriks terbobot dipangkatkan sampai mencapai

kestabilan. Stabil artinya nilai disetiap kolom yang satu dengan kolom yang lain

sudah sama. Cara melakukan limitng matrix adalah dengan mengkuadaratkan

supermatrik tebobot secara terus-menerus, Wk (k=1, 2...n). Sampai nilai-nilai di

(71)

3.7. Teknik Sampling10

Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel

acak atau random sampling / probability sampling, dan sampel tidak acak atau

nonrandom samping/nonprobability sampling. Yang dimaksud dengan random

sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang

sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen

populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap

elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi

sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom sampling atau

nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan

yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel

karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya karena jauh

tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol).

Dua jenis teknik pengambilan sampel di atas mempunyai tujuan yang

berbeda. Jika peneliti ingin hasil penelitiannya bisa dijadikan ukuran untuk

mengestimasikan populasi, atau istilahnya adalah melakukan generalisasi maka

seharusnya sampel representatif dan diambil secara acak. Namun jika peneliti

tidak mempunyai kemauan melakukan generalisasi hasil penelitian maka sampel

bisa diambil secara tidak acak. Sampel tidak acak biasanya juga diambil jika

peneliti tidak mempunyai data pasti tentang ukuran populasi dan informasi

lengkap tentang setiap elemen populasi. Contohnya, jika yang diteliti populasinya

(72)

pasti berapa jumlah konsumennya, dan juga karakteristik konsumen. Karena dia

tidak mengetahui ukuran pupulasi yang tepat, bisakah dia mengatakan bahwa 200

konsumen sebagai sampel dikatakan “representatif”?. Kemudian, bisakah peneliti

memilih sampel secara acak, jika tidak ada informasi yang cukup lengkap tentang

diri konsumen?. Dalam situasi yang demikian, pengambilan sampel dengan cara

acak tidak dimungkinkan, maka tidak ada pilihan lain kecuali sampel diambil

dengan cara tidak acak atau nonprobability sampling, namun dengan konsekuensi

hasil penelitiannya tersebut tidak bisa digeneralisasikan. Jika ternyata dari 200

konsumen teh botol tadi merasa kurang puas, maka peneliti tidak bisa mengatakan

bahwa sebagian besar konsumen teh botol merasa kurang puas terhadap the botol.

Di setiap jenis teknik pemilihan tersebut, terdapat beberapa teknik yang

lebih spesifik lagi. Pada sampel acak (random sampling) dikenal dengan istilah

simple random sampling, stratified random sampling, cluster sampling,

systematic sampling, dan area sampling. Pada nonprobability sampling dikenal

beberapa teknik, antara lain adalah convenience sampling, purposive sampling,

quota sampling, snowball sampling

3.7.1. Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak

Seperti telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini tidak dipilih secara

acak. Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama

untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel

bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Mandheling Gayo Internasional
Tabel 2.1. Jumlah Karyawan PT. Mandheling Gayo Internasional
Gambar 2.2. Diagram Proses Pengolahan Kopi di PT. Mandheling Gayo
Tabel 2.2. Spesifikasi Mesin Sangrai (Roaster)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yanag berhubungan dengan kepegawaian dan sumber daya manusia adalah pemberian motivasi kerja dan disiplin kerja secara simultan dan secara parsial terhadap prestasi

Tujaan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara disiplin kerja dengan prestasi kerja karyawan, untuk mengetahui tingkat disiplin kerja, untuk mengetahui

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pelatihan terhadap prestasi kerja karyawan pada Direktorat Produksi PT Pupuk Iskandar Muda Lhokseurnawe, Permasalahan

Untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan, banyak faktor yang mempengaruhi, baik bersifat materi maupun non materi diantaranya adalah : motivasi kerja, komunikasi organisasi,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan di The Akmani Legian dan untuk mengetahui faktor yang

Sedangkan untuk mengetahui apakah hubungan antara Disiplin Kerja (variabel X) denga Prestasi Kerja Karyawan (Variabel Y) signifikan atau tidak signifikan, maka

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor lingkungan kerja terhadap semangat kerja karyawan.. Faktor-faktor lingkungan kerja

Permasalahan yanag berhubungan dengan kepegawaian dan sumber daya manusia adalah pemberian motivasi kerja dan disiplin kerja secara simultan dan secara parsial terhadap prestasi