• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL KREATIF PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL KREATIF PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman PERNYATAAN …….…….…….…….…….…….…...….…….…….….

KATA PENGANTAR …….…….…….…….…..….…….…….…….…. UCAPAN TERIMA KASIH …….…….…….…..….…….….….…….… ABSTRAK …….…….…….…….…….…….……...……..…….…….… 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian …….…….……... 1.2 Identifikasi Masalah …….…….…….…….………... 1.3 Perumusan Masalah Penelitian …….…….………….. 1.4 Tujuan Penelitian …….…….…….…….…….………. 1.5 Manfaat Penelitian …….…….…….…….…….……..

1.5.1 Manfaat Teoretis …….…….…….…….…….. 1.5.2 Manfaat Praktis …….…….…….…….………. 1.6 Anggapan Dasar …….…….…….…….…….……... 1.7 Definisi Operasional Variabel Penelitian …….………

1.8 Hipotesis …….…….…….…….…….…….………….

MODEL KREATIF PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN

ARGUMENTASI …….…….…….…….…….…….…….... 2.1 Model-model Pembelajaran …….…….…...…………

2.1.1 Hakikat Model Pembelajaran …….…….….... 2.1.2 Ragam Model Pembelajaran …….…….…….. 2.1.3 Model, Desain, dan Strategi Pembelajaran ….. 2.2 Model Kreatif Pemecahan Masalah ………….………

(2)

2.2.2 Pendekatan Studi dan Teori Kreativitas …….. 2.2.2.1 Pendekatan-pendekatan dalam Studi

Kreativitas …….…….……... 2.2.2.2 Berbagai Model Teori Kreativitas

…..

2.2.3 Pentingnya Mengembangkan Kreativitas ……. 2.2.4 Model Berpikir Kreatif …….…….…….…... 2.2.5 Kreativitas dan Berpikir Kritis …….…………. 2.2.6 Meningkatkan Kreativitas Anak …….……... 2.2.7 Pengukuran terhadap Kreativitas …….………. 2.2.8 Pemecahan Masalah …….…….…….……...

2.2.8.1 Hakikat

…….…….…….…….……… 2.2.8.2 Indikator Kemampuan Pemecahan

Masalah …….…….…….…….…... 2.2.8.3 Model Pembelajaran Pemecahan

Masalah …….…….…….…….…... 2.3 Kemampuan Menulis …….…….…....…….…….…... 2.3.1 Pengertian Menurut Psikolinguistik …….…… 2.3.2 Pengertian Menurut Linguistik …….………… 2.3.3 Tujuan Menulis …….…….…….…….……… 2.3.4 Tahap Penulisan …….…….…….……..…….. 2.3.5 Langkah-langkah Menulis …….…..….……...

2.3.5.1 Pemilihan Topik

(3)

BAB III

2.4.1 Jenis-jenis Karangan …….……….…….…….. 2.4.1.1 Eksposisi 2.4.2 Ihwal Karangan Argumentasi ……….….. 2.4.3 Ciri-ciri Karangan Argumentasi ………... 2.4.4 Langkah-langkah Menulis Karangan

Argumentasi …….…..….…….…….………... 2.4.5 Dasar dan Sasaran Karangan Argumentasi ... 2.4.6 Kaitan Karangan Argumentasi dengan

Karangan Lainnya …….…….……..……….. 2.4.6.1 Argumentasi dan Persuasi

…………..

2.4.6.2 Argumentasi dan Eksposisi ……….…

2.4.7 Tinjauan Teoretis Struktur Karangan

Argumentasi …...….……... 2.4.8 Penilaian Karangan Argumentasi ……….

PROSEDUR PENELITIAN ……….. 3.1 Metode Penelitian …….…….…….…….…….…….

3.2 Sumber Data …….…….…….……….…….……

3.2.1 Populasi …….…….…….……...…….………

3.2.2 Sampel …….…….…….…….…..….…….….

(4)

BAB IV

BAB V

3.4.3 Angket/Kuesioner …….…….…….…..….…..

3.4.4 Tes …….…….…….…….…….…….…..…...

3.5 Teknik Pengolahan Data …….…….………….…..… 3.5.1 Identifikasi Data

…….…….…….……….……

3.5.2 Analisis Data …….…….…….…….…...…….. 3.5.2.1 Uji Normalitas

…….…….…….……..

3.5.2.2 Uji Homogenitas …….………... 3.5.2.3 Uji Hipotesis

…….…….………….…

3.6 Paradigma Penelitian …….…….…….………. 3.7 Ihwal Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ..….. 3.8 Pedoman Penilaian Menulis Karangan Argumentasi ...

ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN .. 4.1 Analisis Stuktur Karangan Argumentasi-Model ... 4.2 Model Pembelajaran Kreatif Pemecahan Masalah

dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi . 4.3 Rencana Pelaksanan Pembelajaran Berdasarkan

Model Kreatif Pemecahan Masalah dalam

Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi ... 4.4 Hasil Analisis Pembelajaran Menulis dengan

Menggunakan Model Kreatif Pemecahan Masalah ... 4.5 Pembahasan Hasil Analisis Pembelajaran Menulis

dengan Menggunakan Model Kreatif Pemecahan Masalah ... 4.5.1 Aspek Kegiatan Pembelajaran ... 4.5.2 Aspek Siswa ... 4.5.3 Aspek Guru ... 4.6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Menulis

Karangan Argumentasi dengan Menggunakan Model

(5)

4.7 Analisis Kemampuan Menulis Kelas Eksperimen ... 4.8 Hasil Pembelajaran Menulis Sebelum dan Sesudah

Perlakuan ... 4.9 Tingkat Kemampuan Menulis Kelas Eksperimen ... 4.10 Tingkat Kemampuan Menulis Kelas Kontrol ... 4.11 Pengujian Sifat Data ...

4.11.1 Uji Normalitas Setiap Variabel ... 4.11.2 Uji Homogenitas Setiap Variabel ... 4.11.3 Uji Hipotesis ... 4.12 Model Perbaikan Pembelajaran Menulis Karangan

Argumentasi ...

SIMPULAN DAN SARAN ………

5.1 Simpulan …….…….….…….………….…….…….…

5.2 Saran …….…….….…….…….….…...….…….……..

DAFTAR PUSTAKA …….…….….…….…….….…….…….…………. LAMPIRAN-LAMPIRAN …….…….….…….…….….……....…….….. RIWAYAT HIDUP …….…….….…….…….….…….……...….………

(6)

Rumpun Model Pembelajaran …….…….….…….…….……… Model Keterampilan Berpikir Proses Kompleks …….…….…… Keterampilan Berpikir Kritis dan Perinciannya …….…….….… Kriteria dan Pendekatan dalam Menilai Kreativitas Anak ……. Struktur Argumentasi …….…….….…….…….….…….……… Pedoman Penilaian Karangan …….…….….…….…….……… Aspek Indikator Struktur Kognitif dalam Karangan Argumentasi Aspek Indikator Performansi dalam Karangan Argumentasi …... Kriteria Penilaian Karangan Argumentasi …….………....……. Keadaan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Susukan Tahun Pelajaran 2006/2007 …….…….….…….…….….…….…….… Pedoman Penilaian Karangan Argumentasi ... Pendapat Siswa Kelompok Eksperimen terhadap Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Menggunakan Model Kreatif Pemecahan Masalah …….…….….…….…….….……. Persentase Skor Prates Kemampuan Menulis Siswa Kelas Eksperimen …….…….….…….…….….…….…….…………. Persentase Skor Pascates Kemampuan Menulis Siswa Kelas Eksperimen …….…….….…….…….….…….…….….………. Uji Gain Peningkatan Hasil Pembelajaran Menulis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol …….…….….…….…….…….. Kemampuan Menulis Siswa Kelas Eksperimen …….…….…….

(7)

4.7

4.8

4.9.

4.10

4.11

Persentase Skor Prates Kemampuan Menulis Siswa Kelas Kontrol …….…….….…….…….….…….…….….…….……. Persentase Skor Pascates Kemampuan Menulis Siswa Kelas Kontrol …….…….….…….…….….…….…….….…….……. Hasil Uji Normalitas Prates dan Pascates Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol …….…….….…….…….….…….…….….……. Hasil Uji Homogenitas Prates dan Pascates Pembelajaran Menulis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol …….…….…….. Uji Perbedaan Antara Prates dan Pascates Kemampuan Menulis

269

270

272

(8)

Halaman

(9)

Halaman 2.1

2.2 3.1

Model Keterampilan Berpikir Proses Dasar …….…….……. Proses Pemecahan Masalah …….…….….…….…….….… Paradigma Penelitian …….…….….…….…….….…….……

(10)

Pedoman Wawancara tentang Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Menggunakan Model Kreatif Pemecahan Masalah …….…….….…….…….….…….…….….…….…….…. Pedoman Observasi terhadap Kualitas Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Menggunakan Model Kreatif Pemecahan Masalah …….…….….…….…….….…….…….….… Pedoman Observasi terhadap Kualitas Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Menggunakan model Pembelajaran Alternatif …….…….….…….…….….…….…….. Kisi-kisi Angket Pendapat Siswa atau Guru terhadap Model Pembelajaran Menulis …….…….….…….…….….…….…….…. Angket Pendapat Siswa terhadap Model Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi …….…….….…….…….……….…….…. Angket Pendapat Guru terhadap Model Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi …….…….….…….…….….…….….…. Lembar Tes Menulis Karangan Argumentasi …….…….………… Format Penilaian Karangan Argumentasi …….…….….…….……

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

Kemampuan menulis dapat menunjang keberhasilan seseorang di hampir semua bidang. Dalam konteks lebih luas, menurut Leonharde (2001:27), penulis yang terampil mempunyai keuntungan luar biasa dalam sebagian besar bidang pekerjaan.

Gipayana (2002:1) mengemukakan bahwa kemampuan berkomunikasi melalui bahasa tulis merupakan kebutuhan setiap anggota masyarakat yang ingin “survive” dalam dinamika kekuatan global yang sedang melanda dunia dewasa ini, yakni perkembangan teknologi komunikasi. Kemampuan tersebut diyakini dapat membentuk pribadi yang mandiri, yang mampu menyesuaikan dirinya dengan berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Belajar bahasa adalah belajar untuk berkomunikasi. Hal yang dikomunikasikan adalah pesan dari seseorang kepada orang lain yang disampaikan secara lisan maupun tulis. Finochiari dan Brumfit dalam Pratomo (1993:50) menyebut terminologi tersebut dengan premis language learning is learning to communicate dan effective communication is sought. Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Komunikasi yang efektif sangat diharapkan.

L. A. Hill dalam Khuzaemah (2001:28) mengemukakan : “ The writing skills has three main divisions : the pupil has to know how to form the letters; he

has to know how to spell; and he has to be able to choose the right words and

structures for what he wants to say “

(12)

Secara pragmatis, penulis menerjemahkan pendapat L.A. Hill tersebut ialah keterampilan menulis memiliki tiga divisi yaitu : siswa harus mengetahui bagaimana menulis surat; ia harus mengetahui bagaimana menggunakan tanda baca; dan ia harus mampu memilih kata-kata dan struktur kalimat yang tepat untuk mengemukakan apa yang ia katakan.

Berdasarkan pendapat L.A. Hill tersebut, keterampilan menulis merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki siswa untuk dapat menghasilkan suatu tulisan, masih banyak hal lain yang harus dikuasai oleh siswa agar dapat menulis dengan baik.

Kemampuan mengemukakan gagasan dalam bentuk tulisan yang tepat dan terpadu merupakan kemampuan yang sukar karena kemampuan ini melibatkan berbagai keterampilan lainnya yang harus dikuasai terlebih dahulu. Flower dan Hayes dalam Lengkanawati (1990:25) berkata bahwa : ”Writing requires that several processes operate in flexible interaction with one another “. Secara pragmatis tampak jelas bahwa menulis memerlukan beberapa proses dalam interaksi yang fleksibel antara unsur satu dengan unsur lainnya.

Lebih lanjut Lengkanawati (1990:26) menyatakan bahwa menulis itu menuntut kegiatan yang infektif dan kompleks walaupun dalam tingkat kemampuan berpikir yang manapun karena tatkala menulis sebuah komposisi, penulis secara simultan harus menampilkan dua pertanyaan yaitu : “Apa yang

harus saya utarakan ?” dan “Bagaimana saya akan memindahkan gagasan saya

ke dalam tulisan ?

(13)

kepentingan peserta didik dan lingkungannya; (2) beragam dan terpadu; (3) tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (4) relevan dengan kebutuhan kehidupan; (5) menyeluruh dan berkesinambungan; (6) belajar sepanjang hayat; dan (7) seimbang antara kepentingan nasional dan daerah (Depdiknas, 2006:2).

Pada bagian lain, Depdiknas (2006:2-3) menambahkan bahwa ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek : mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Keempat aspek itu merupakan aspek yang terintegrasi dalam pembelajaran walaupun dalam penyajian silabus keempat aspek itu masih dapat dipisahkan. Kompetensi lulusan untuk mata pelajaran bahasa Indonesia menekankan pola kemampuan membaca dan menulis yang sesuai jenjang pendidikan di SMP/MTs. Peserta didik diharapkan telah membaca sekurang-kurangnya sembilan buku sastra dan tiga buku nonsastra.

(14)

Suhendar (2000:298) menyimpulkan dalam hasil penelitiannya bahwa model pengajaran keterampilan berbahasa Indonesia yang digunakan guru bahasa Indonesia di SMA kurang efektif belum terintegrasi, dan kurang mendorong siswa kreatif, inovatif, dan terampil berbahasa Indonesia. Selanjutnya Suhendar (2000:301) merekomendasikan agar lebih mengoptimalkan efektivitas model pengajaran bahasa Indonesia untuk keterampilan berbahasa Indonesia yang diperankan dalam konteks.

Permasalahan-permasalahan di dalam praktek pengajaran selalu lebih sulit dibandingkan dengan yang diungkapkan oleh teori. Meskipun demikian, keseluruhan proses mengajar dapat disederhanakan menjadi suatu uraian bersahaja untuk dipahami. Penyederhanaan uraian tentang proses mengajar itu dapat dilakukan dalam bentuk model mengajar (Nurjanah, 2005 : 54).

Mengamati banyaknya model mengajar, ada beberapa kemungkinan tanggapan yang diberikan oleh guru. Ada guru yang merasa betapa beratnya menjadi guru jika harus menerapkan berbagai model mengajar tetapi ada yang sebaliknya mengungkapkan bahwa dunia mengajar memberikan stimulus yang unik untuk menciptakan agar siswa belajar dengan baik.

(15)

Menentukan model belajar yang dianggap tepat cukup sulit karena pada hakikatnya mengajar merupakan suatu proses ketika guru dan siswa menciptakan lingkungan yang baik untuk belajar sehingga dapat meningkatkan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Model yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan proses pembelajaran dalam rangka mengembangkan kemampuan menulis siswa SMP.

Menulis itu memang rumit karena bertalian dengan berbagai bentuk proses intelektual. Menulis merupakan proses yang berulang-ulang dan sistematis. Dibutuhkan kemampuan bernalar dalam menulis. Hal tersebut karena menulis berkait erat dengan berpikir. Keduanya (berpikir dan menulis) merupakan proses yang saling bergantung untuk melahirkan makna berdasarkan pengalaman.

Munandar (2002 : 276-279) mengemukakan bahwa untuk menumbuhkan iklim atau suasana kreatif di dalam kelas yang memungkinkan siswa untuk membuka dirinya, merasa bebas dan aman mengungkapkan pikiran dan perasaannya, guru perlu menerapkan teknik warming up (pemanasan). Pemanasan ini bertujuan mengondisikan siswa agar berperan aktif dalam pembelajaran, memberanikan diri dan senang memberikan gagasan. Pertanyaan yang dapat diajukan adalah : “Apa saja yang membuat kamu merasa senang di sekolah dan apa yang kamu sukai ?” Teknik lain yang dapat diterapkan ialah brainstorming

(sumbang saran). Teknik ini ampuh untuk meningkatkan gagasan jika diajarkan dan diterapkan dengan tepat. Berdasarkan pandangan Alex Osborn, teknik-teknik tersebut berada pada tingkat I dalam pemikiran kreatif.

(16)

menggunakan analogi metafor (kiasan) untuk membantu pemikir menganalisis masalah dan mengembangkan berbagai sudut tinjau. Hal tersebut telah diadaptasi ke dalam model pembelajaran oleh Joyce dan Weil (1992 : 166-168). Teknik lain yang termasuk kategori pemikiran kreatif tingkat II adalah futuristik (futuristies). Teknik ini mengadaptasi pandangan Toffler (1981), seorang Futurist terkenal di Amerika Serikat. Teknik ini membantu siswa mengaitkan perubahan yang akan terjadi di dunia dengan perubahan dalam kehidupan mereka sendiri. Dalam pembelajaran, Futuristik dipandang sebagai suatu falsafah mengajar yang menggunakan sudut tinjau futuristik.

Pemikiran kreatif tingkat I melatih siswa belajar membuka diri terhadap pertanyaan-pertanyaan berakhir-terbuka (open ended question) dan terhadap kemungkinan memberikan banyak gagasan atau pemecahan masalah (berpikir divergen). Berbeda dengan pemikiran kreatif tingkat I, Teknik Sinektik dan Futuristik termasuk pemikiran kreatif tingkat II. Pada tingkat ini siswa diajak untuk lebih memperluas pemikirannya dan berperan serta dalam kegiatan yang lebih majemuk dan menantang.

Peneliti ingin melibatkan siswa secara nyata dalam proses belajar mengajar. Dengan melibatkan siswa secara nyata diharapkan proses belajar mengajar lebih bermakna bagi siswa. Demikian juga halnya dengan pemikiran kreatif. Kegiatan berpikir kreatif harus melibatkan siswa secara nyata dan penuh. Teknik yang dapat mengakomodasi tujuan tersebut adalah teknik kreatif tingkat III.

(17)

Masalah secara Kreatif). CPS (Creative Problem Solving) atau PMK (Pemecahan Masalah secara Kreatif) dikembangkan oleh Parnes, Presiden Creative Problem Solving Foundation. Proses ini meliputi lima langkah : (1) menemukan fakta; (2) menemukan masalah; (3) menemukan gagasan; (4) menemukan solusi; (5) dan menemukan penerimaan.

Tahap pertama didahului dengan ungkapan pikiran dan perasaan mengenai masalah yang dirasakan sebagai mengganggu (mess) tetapi masih samar-samar (fuzzy problem). Tahap kedua, pemikir diharapkan dapat mengembangkan masalahnya dengan menemukan submasalah; masalah dapat dirumuskan kembali menjadi lebih sempit. Tahap ketiga, diupayakan mengembangkan gagasan pemecahan masalah sebanyak mungkin. Tahap keempat, gagasan yang dihasilkan pada tahap sebelumnya diseleksi berdasarkan kriteria evaluasi yang bersangkut paut dengan masalahnya. Tahap kelima, menemukan penerimaan atau tahap pelaksanaan gagasan.

Kelima langkah tersebut dapat diungkapkan ke dalam bentuk bagan berikut :

Proses Pemecahan Masalah Secara Kreatif Kekacauan

Masalah Samar 1 2

5 4 3

Tujuan

Divergensi

(18)

1. Tahap Penemuan Fakta 2. Tahap Penemuan Masalah 3. Tahap Penemuan Gagasan

4. Tahap Penemuan Solusi (penyelesaian) 5. Tahap Penemuan Penerimaan (implementasi) (Sumber : M.O. Edwards. 1975. Doubling Idea Power)

Shallcross (1985) (dalam Munandar, 2002:297) menambahkan tahapan-tahapan pemikiran kreatif tingkat III, Creative Problem Solving (CPS) dapat dibedakan antara Primary Creativy dan Secondary Creativy. Kreativitas primer adalah proses pemecahan masalah secara alamiah oleh pikiran kita karena pemikir tidak menyadari terjadi proses. Adapun pada tahap kreativitas sekunder terdapat peningkatan kesadaran dalam pemecahan masalah yang berlangsung melalui beberapa tahapan.

Shallcross mengemukakan lima tahap berpikir kreatif tahap III yaitu : (1) orientasi (pernyataan masalah); (2) tahap persiapan (tahap menemukan fakta); (3) penggagasan (menemukan gagasan); (4) tahap penilaian (sesuai dengan tahap menemukan solusi); dan (5) tahap menemukan penerimaan (implementasi).

(19)

Berdasarkan pemikiran di atas, peneliti tergerak untuk melakukan penelitian berupa penerapan model kreatif pemecahan masalah dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.

1.2 Identifikasi Masalah

Berikut ini akan penulis kemukakan identifikasi masalah berdasarkan latar belakang masalah penelitian .

1. Masalah Kemampuan Menulis yang Rendah.

Keterampilan menulis masih merupakan masalah utama pembelajaran bahasa Indonesia. Kenyataan tersebut perlu mendapat perhatian guru untuk segera memperbaiki dan mencari solusi.

2. Model Pembelajaran Menulis Belum Dapat Mengoptimalkan Kemampuan Siswa.

Paradigma belajar sudah berubah dari pengajaran ke pembelajaran. Guru dituntut mengubah pola kegiatan belajar mengajar di kelas, dari mengajarkan ke membelajarkan siswa. Model pembelajaran menulis harus banyak digali kembali oleh guru dan menerapkannya di kelas.

(20)

1.3 Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah penelitian dan identifikasi masalah penelitian, peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut.

Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis siswa yang menggunakan Model Kreatif Pemecahan Masalah dengan kemampuan menulis siswa yang menggunakan model ekspositori dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, penelitian ini bertujuan mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis siswa yang menggunakan Model Kreatif Pemecahan Masalah dengan kemampuan menulis siswa yang menggunakan model ekspositori dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoretis

(21)

1.5.2 Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini bermanfaat dalam hal :

1. Petunjuk praktis Model Kreatif Pemecahan Masalah dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi

2. Perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dengan menciptakan model pembelajaran inovatif yaitu Model Kreatif Pemecahan Masalah.

1.6 Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Kemampuan menulis merupakan kemampuan kompleks yang harus dikuasai siswa (Flower dan Hoyes dalam Lengkanawati, 1990 : 25). Oleh karena itu, perlu diteliti lebih lanjut tentang kemampuan menulis dan upaya meningkatkannya pada siswa SMP Negeri 2 Susukan Kabupaten Cirebon 2. Kemampuan menulis bukanlah semata-mata untuk golongan berbakat

menulis (Akhadiah, Sabarti. dkk, 1994 : 2). Siswa SMP Negeri 2 Susukan Kabupaten Cirebon dapat dilatih dan ditingkatkan kemampuan menulisnya 3. Menulis, seperti tiga keterampilan berbahasa lainnya merupakan suatu

proses perkembangan (Tarigan, 1994 : 8). Perlu diteliti lebih lanjut proses perkembangan menulis siswa SMP Negeri 2 Susukan

(22)

1.7 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi Operasional Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ialah : 1. Pengembangan Model Kreatif Pemecahan Masalah dalam pembelajaran

menulis; Pengembangan Model Kreatif Pemecahan Masalah dalam pembelajaran menulis merupakan upaya mengembangkan model berpikir kreatif tingkat III (model Parnes dan Shallcross) yaitu pemecahan masalah secara kreatif, hasil adaptasi Creative Problem Solving yang melibatkan siswa secara nyata dan penuh melatih keterampilan memecahkan masalah dengan lima tahapan sistematis yaitu : (1) orientasi (menemukan masalah); (2) Persiapan (mengungkapkan fakta-fakta); (3) menemukan gagasan; (4) menyampaikan solusi; (5) implementasi menulis.

(23)

1.8 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

Hipotesis Nol (Ho) : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa yang menggunakan Model Kreatif Pemecahan Masalah dengan siswa yang menggunakan model ekspositori.

(24)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu percobaan sistematis dan beren cana untuk membuktikan suatu teori. Penelitian eksperimen dirancang untuk menguji suatu hipotesis. Setelah dilakukan perlakuan, kemudian diukur tingkat perubahannya, hipotesis diterima atau ditolaknya suatu hipotesis bergantung pada hasil observasi terhadap hubungan antara variabel yang dieksperimen.

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis dan karakteristik objek yang diteliti, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen melalui teknik dengan menggunakan kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Dalam desain eksperimen sejati, kontrol terhadap variabel ekstra dilakukan secara penuh agar memenuhi validitas internal, sehingga menghasilkan hasil eksperimen yang dapat diandalkan. Sudjana dan Ibrahim (2001:43) menjelaskan bahwa praktik eksperimen sejati yang melakukan kontrol sedemikian ketat mungkin hanya bisa dilakukan di laboratorium.

Praktik pendidikan dengan para siswa di kelas/ruangan dalam situasi interaksi antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan, pengontrolan yang ketat sulit dilakukan. Demikian pula perlakuan yang diberikan dalam eksperimen secara teratur, melakukan acak, pengukuran, Variabel dan

(25)

lain tidak selalu dapat dilaksanakan. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2001:43) situasi kelas sebagai tempat mengondisikan perlakuan tidak mungkin pengontrolan yang demikian ketat seperti dikehendaki dalam eksperimen. Oleh sebab itu perlu dicari atau dilakukan desain eksperimen dengan pengontrolan yang sesuai dengan kondisi yang ada. Desain yang cocok adalah eksperimen semu

(quasi exsperiment). Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan desain The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design. Desain penelitian digambarkan sebagai berikut. (Fraenkel dan Wallen, 1993:248).

Kelompok Prates Perlakuan Pascates

ER O1 X1 O2

KR O3 X2 O4

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Keterangan :

ER : Kelas Eksperimen Subjek randomyang menggunakan Model Kreatif Pemecahan Masalah

KR : Kelas Kontrol Subjek Random yang menggunakan Model Pembanding (Kreasi Guru)

O1 : Prates kelas eksperimen yang menggunakan Model Kreatif Pemecahan Masalah

(26)

O3 : Prates kelas kontrol yang menggunakan Model Pembanding (Kreasi Guru)

O4 : Pascates kelas kontrol yang menggunakan Model Pembanding (Kreasi Guru)

X1 : Perlakuan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan Model Kreatif Pemecahan Masalah

X2 : Perlakuan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik atau strategi khusus guru (model pembanding)

3.2 Sumber Data

3.2.1 Populasi

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Susukan Kabupaten Cirebon. Populasi penelitian ini adalah karangan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Susukan tahun pelajaran 2006/2007. kelas VIII di SMP Negeri 2 Susukan terdiri atas tiga kelas dengan jumlah siswa seluruhnya 120 orang yang rinciannya sebagai berikut.

Tabel 3.1

Keadaan Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 2 Susukan Tahun Pelajaran 2006/2007

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

VIII A VIII B VIII C

22 17 25

18 23 15

40 40 40

Jumlah 64 56 120

(27)

3.2.2 Sampel

Pengklasifikasian kelas VIII SMP Negeri 2 Susukan menggunakan kriteria yang menunjukkan perlakuan yang seimbang baik prestasi siswa, jumlah siswa maupun keadaan siswa karena di sekolah ini tidak ada kelas unggulan atau dengan kata lain keadaan kelas VIII homogen. Jumlah kelas VIII ada tiga kelas yaitu kelas VII A, VIII B, dan VIII C dengan karakteristik yang sama. Oleh karena itu, sampel yang diambil sebanyak dua kelas. Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan secara acak (sistem random). Berdasarkan hasil undian, karangan yang akan dijadikan sampel penelitian adalah karangan siswa kelas VIII A untuk kelas eksperimen yang berjumlah 40 orang dan kelas VIII B untuk kelas kontrol yang berjumlah 40 orang.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen penelitian menjelaskan teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data di lapangan. Sesuai dengan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang penulis gunakan adalah sebagai berikut :

1. Format Observasi, digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam

mengikuti pelaksanaan pembelajaran melalui Model Kreatif Pemecahan Masalah. Aspek yang diamati yaitu : Kegiatan Pendahuluan, Inti, dan Penutup.

2. Angket, digunakan untuk mengetahui respon siswa dan guru terhadap Model

(28)

argumentasi. Aspek yang diamati yaitu : Tujuan, bahan, Metode Pembelajaran, Media, Jenis pendekatan yang dipilih, dan evaluasi.

3. Soal Uraian tentang menulis karangan argumentasi dan petunjuk cara mengerjakannya serta aspek-aspek yang dinilai. Soal ini diujicobakan dalam bentuk prates dan pascates.

4. Format Pedoman penilaian menulis karangan argumentasi

5. Telaah Pustaka dilakukan guna memperoleh informasi sebagai landasan teoritis dalam pembahasan penelitian.

Untuk lebih jelasnya, peneliti menempatkan instrumen-inetrumen penelitian di atas pada bagian lampiran. Selain itu peneliti menampilkan pula instrumen model pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan Model Kreatif Pemecahan Masalah.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang relevan, penulis menggunakan tes mengarang. Data tes mengarang yang dikumpulkan berupa data tes awal (prates) dan tes akhir (pascates) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Bentuk pertanyaan atau tagihan yang diberikan kepada siswa berupa uraian yang relatif panjang yaitu menulis karangan argumentasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, angket/kuesioner, dan tes.

3.4.1 Observasi

(29)

dengan menggunakan Model Kreatif Pemecahan Masalah di kelas eksperimen meliputi kegiatan awal, inti, dan akhir. Pedoman observasi terhadap aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dapat dilihat pada lampiran tesis ini.

3.4.2 Wawancara

Tujuan utama penggunaan teknik ini ialah menggali informasi tambahan yang bersumber dari siswa dan guru tentang penerapan Model Kreatif Pemecahan Masalah dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.

Pedoman wawancara dan daftar pertanyaan wawancara tentang pembelajaran menulis dengan Model Kreatif Pemecahan Masalah dapat dilihat pada lampiran tesis ini.

3.4.3 Angket/kuesioner

Angket yang digunakan dalam penelitian ini merupakan angket respon tertutup karena jawaban pertanyaan dalam angket telah disertakan atau disediakan. Angket diberikan sesudah perlakuan penerapan Model Kreatif Pemecahan Masalah dalam menulis karangan argumentasi dilaksanakan. Tujuannya untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan model tersebut.

Kisi-kisi angket dan daftar pertanyaan tentang penerapan Model Kreatif Pemecahan Masalah dapat dilihat pada lampiran tesis ini.

3.4.4 Tes

(30)

dalam menulis karangan argumentasi sebelum diberikan pembelajaran (perlakuan), dan tes akhir digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa setelah diberikan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan Model Kreatif Pemecahan Masalah.

Pengumpulan data dilakukan oleh penulis serta dibantu oleh guru bahasa Indonesia sebagai guru model menulis karangan argumentasi mulai tes awal, siklus pembelajaran, dan tes akhir. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik-teknik yang merupakan rangkaian proses berupa langkah-langkah yang sesuai dengan rencana dan sistematika untuk mendapatkan data dalam memecahkan masalah.

Dengan demikian, tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan mengarang siswa yakni menulis karangan argumentasi mencakup prates dan pascates baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Lembar tes menulis karangan argumentasi dapat dilihat pada lampiran tesis ini.

3.5 Teknik Pengolahan Data

3.5.1 Identifikasi Data

(31)

Peneliti melakukan pengidentifikasian data agar dalam pengolahannya tidak mengalami kesulitan. Data kualitatif untuk angket, peneliti menentukan penskoran berskala positif. Data tersebut dianalisis berdasarkan aspek-aspek yang dinilai. Penggunaan skala penilaian ini dilakukan untuk menghindari subjektivitas penilaian yang mungkin terjadi. Hasil analisis tersebut diberi komentar berdasarkan kriteria teoretik.

3.5.2 Analisis Data

Sebagaimana telah diuraikan di atas, analisis data kuantitatif diolah dengan menggunakan teknik statistik. Data yang diolah selisih antara skor prates dan pascates dengan langkah-langkah sebagai berikut

3.5.2.1Uji Normalitas

Pengujian normalitas dalam penelitian ini digunakan rumus :

i i i k

l

i E

E O x

2 2 = ( − )

=

(Sudjana, 2002:273)

Keterangan : x2 = kuadrat chi yang dicari

Oi = frekuensi yang tampak

(32)

3.5.2.2Uji Homogenitas

Teknik pengujian homogenitas dalam penelitian ini digunakan rumus berikut:

Keterangan : F = harga varians yang akan diuji

S2b = varians yang lebih besar

S2k

= varians yang lebih kecil 3.5.2.3Uji Hipotesis

Untuk menguji perbedaan dua rata-rata untuk n (sampel) lebih dari 30 digunakan rumus uji t sebagai berikut:

2

(33)

menggunakan eksperimen dengan pendekatan statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. menskor karangan siswa kelompk eksperimen dan kelompok kontrol dari kedua tes;

b. menilai skor jawaban siswa dengan pedoman penilaian yang telah dibuat;

c. menstabulasi nilai prates dan pascates kedua kelompok;

d. uji gain peningkatan hasil pembelajaran menulis kelompok eksperimen dan kelompok kontrol;

e. menghitung prosentase kemampuan menulis kelompk eksperimen dan kelompok kontrol;

f. menguji normalitas kedua kelompok (eksperimen dan kontrol) dengan

rumus chi-kuadrat ( 2

x );

g. menguji homogenitas kedua kelompok;

h. menguji perbedaan antara prates dan pascates kedua kelompok kemampuan menulis dengan uji “t”

i. menentukan signifikansi hasil kedua tes; dan

j. menafsirkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji “t”.

(34)

3.6 Paradigma Penelitian

Berdasarkan penelitian dalam tesis ini, paradigma penelitian berpijak pada fenomena pembelajaran menulis yang masih memprihatinkan. Penelitin ini pun mengamati keefektifan sebuah model pembelajaran yang diujicobakan pada kelas eksperimen. Untuk lebih menguatkan keefektifan model yang diujicobakan, penelitian inipun mengamati pembelajaran dengan model pembanding pada kelas kontrol. Setelah mengamati pembelajaran di dua kelas tersebut, penelitian ini hendak membandingkan hasil pembelajaran baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Untuk lebih jelasnya, peneliti menyajikan bagan berikut.

Bagan 3.1 Paradigma Penelitian

(35)

3.7 Ihwal Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam rangka mengimpelemtasikan program pembelajaran yang sudah dituangkan dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangan guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu kompetensi dasar (Depdiknas, 2006:17).

Dalam menyusun RPP, guru harus mencantumkan Standar Kompetensi (SK) yang memayungi Kompetensi Dasar (KD) yang akan disusun dalam RPPnya. RPP harus memuat secara rinci tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian.

RPP merupakan pegangan guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap Kompetensi Dasar (KD). Guru Bahasa Indonesia harus menyadari bahwa pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

(36)

Langkah-langkah penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah sebagai berikut.

1) Mencantumkan Identitas

2) Mencantumkan Tujuan Pembelajaran 3) Mencantumkan Materi Pembelajaran 4) Mencantumkan Metode Pembelajaran

5) Mencantumkan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 6) Mencantumkan Sumber Belajar

7) Mencantumkan Penilaian

Untuk memudahkan penyusunan program pembelajaran, peneliti menampilkan format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berikut.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SMP/MTs : ………..

Mata Pelajaran : ………..

Kelas/Semester : ………..

Standar Kompetensi : ………..

Kompetensi Dasar : ………..

Indikator : ………..

Alokasi Waktu : ………… x 40 menit ( ….. pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran

B. Materi Pembelajaran C. Metode Pembelajaran

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1

Pertemuan 2 dst

(37)

3.8 Pedoman Penilaian Menulis Karangan Argumentasi

Untuk menilai kemampuan menulis siswa, peneliti akan menyajikan pedoman penilaian menulis. Pedoman penilaian menulis karangan argumentasi ini berdasarkan atas pendapat Jakobs, dkk (1981:101) dan mempertimbangkan aspek indikator struktur kognitif dan performansi dalam wacana argumentasi (Suryana, 2004:25-26). Peneliti pun berpedoman pada landasan teoretis karakteristik karangan argumentasi yang dipaparkan para ahli/pakar menulis. Adapun pedoman penilaian menulis karangan argumentasi adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2

PEDOMAN PENILAIAN KARANGAN ARGUMENTASI

NO. ASPEK YANG

DINILAI SKOR KUALIFIKASI DESKRIPSI

INDIKATOR PENCAPAIAN

1. ISI

(A)

27-30 Sangat Baik Isi gagasan karangan argumentasi harus

13-16 Kurang Hanya 1 Kriteria

tercapai

2. ORGANISASI

(B)

(38)

NO. ASPEK YANG

DINILAI SKOR KUALIFIKASI DESKRIPSI

INDIKATOR PENCAPAIAN

7-9 Kurang 3. cakupan informasi

pendukung luas dan

18-20 Sangat Baik Pengembangan/struktur argumentasi harus

memenuhi kriteria sebagai berikut

1. fakta dan evidensi disajikan sesuai topik

2. fakta dan evidensi mendukung topik

22-25 Sangat Baik Penguasaan kreativitas linguistik/ bahasa dalam

3. bahasa atau ungkapan bermakna

4. mampu

mengekspresikan gagasan dengan baik

4 Kriteria

(39)

NO. ASPEK YANG

DINILAI SKOR KUALIFIKASI DESKRIPSI

INDIKATOR PENCAPAIAN 2. penguasaan kalimat

efektif

3. penguasaan ejaan dan tanda baca

4. penguasaan penulisan paragraf

tercapai

2 Kurang Hanya 1 Kriteria

tercapai

(40)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Model Kreatif Pemecahan Masalah dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi adalah model yang peneliti uji cobakan pada penelitian ini. Model ini berorientasi pada teori belajar konstruktivisme dan termasuk dalam rumpun model belajar information-processing models. Model ini lebih mendorong ke arah kemampuan siswa memproses informasi dalam pikirannya. Oleh karena itu, pembelajaran yang dilakukan antara lain : (1) menetapkan topik; (2) menemukan ide; (3) merespon terhadap informasi dengan pikiran siswa; (4) mendorong kreativitas siswa; dan (5) melakukan refleksi dan evaluasi diri.

Penerapan Model Kreatif Pemecahan Masalah memiliki lima langkah yaitu : (1) menemukan fakta; (2) menemukan masalah; (3) menemukan gagasan; (4) menemukan solusi; dan (5) menemukan penerimaan (implementasi).

Temuan hasil penelitian : hasil belajar menulis karangan argumentasi dengan menggunakan Model Kreatif Pemecahan Masalah lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan model pembanding (model ekspositori). Hal ini dapat dilihat pada hasil prates dan pascates baik pada kelas eksperimen maupun paa kelas kontrol. Hasil prates dan pascates kelas eksperimen untuk pembelajaran menulis karangan argumentasi memperlihatkan rata-ratanya 54,30 dan 74,75 dengan t hitung (8,28) > ttabel (1,67) pada derajat kebebasan 78 untuk P < 0,05. artinya, setelah diberi perlakuan kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi mengalami peningkatan

(41)

yang signifikan. Berbeda halnya dengan kelas kontrol. Ada peningkatan hasil belajar jika membandingkan prates dengan pascates kelas kontrol yakni 63,00 dan 53,10. akan tetapi peningkatan tersebut tidak signifikan karena t hitung (1,60) < t tabel (1,67) pada derajat kebebasan 78 untuk P < 0,05. artinya, peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol ada tetapi sedikit dan tidak signifikan. Kemampuan pascates kelas eksperimen dengan kelas kontrol memiliki perbedaan yang signifikan berdasarkan hasil rata-rata kemampuan menulis kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 74,75 dan 63,00 dengan t hitung (2,83) > t tabel (1,67) pada derajat kebebasan 78 untuk P < 0,05. artinya, ada perbedaan yang signifikan hasil pembelajaran menulis kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Adapun kemampuan awal sebelum perlakuan pembelajaran relatif sama yakni hasil rata-rata prates kedua kelas itu adalah 54,30 dan 53,10 dengan t hitung (0,19) < t tabel (1,67) pada derajat kebebasan 78 untuk P < 0,05. artinya kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Dengan demikian, ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis siswa yang menggunakan Model Kreatif Pemecahan Masalah dengan siswa yang menggunakan model pembanding (ekspositori) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Artinya Model Kreatif Pemecahan Masalah dapat meningkatkan hasil pembelajaran menulis karangan argumentasi sementara model ekspositori tidak dapat meningkatkan hasil pembelajaran menulis karangan argumentasi.

(42)

ekspositori dengan indikator : interaksi pembelajaran pada kelas eksperimen lebih variatif dan kaya akan kreasi, model pembelajaran ini pada sintaksis (langkah-langkah pembelajaran) lebih memfokuskan pada aktivitas dan kreativitas siswa dengan pengalaman belajar langsung, dan pembelajaran berlangsung dalam suasana yang kondusif, berorientasi pada proses, tanpa melupakan tujuan pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengolahan angket pendapat siswa terhadap model pembelajaran menulis karangan argumentasi pada kelas eksperimen, pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan Model Kreatif Pemecahan Masalah menunjukkan respon yang sangat positif yaitu : (1) siswa (sebanyak 90 %) berpendapat bahwa Model Kreatif Pemecahan Masalah dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa; (2) sebanyak 87,5 % siswa menyatakan bahwa pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan Model Kreatif Pemecahan Masalah dapat meningkatkan mutu pembelajaran menulis; (3) sebanyak 92,5 % siswa menyatakan bahwa Model Kreatif Pemecahan Masalah dapat menumbuhkan minat siswa untuk menulis karangan; (4) sebanyak 87,5 % siswa menyatakan bahwa Model Kreatif Pemecahan Masalah dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi itu menarik; dan (5) sebanyak 95 % siswa menyatakan bahwa Model Kreatif Pemecahan Masalah dapat diterapkan dan diujicobakan pada pembelajaran keterampilan berbahasa selain menulis (misalnya membaca, berbicara, dan mendengarkan).

(43)

argumentasi. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru tersebut, peneliti memperoleh informasi penting sebagai berikut : (1) Model Kreatif Pemecahan Masalah merupakan model baru yang dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi; (2) model tersebut dapat diikuti oleh siswa; (3) model tersebut dapat diimplementasikan ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran; dan (4) model tersebut dapat mengaktifkan siswa secara maksimal.

Hal penting lainnya yang dikemukakan guru tersebut, Model Kreatif Pemecahan Masalah memiliki kelemahan di antaranya : (1) langkah dasar (sintax) model tersebut tidak lazim dan kaku sehingga menyulitkan guru menerapkan urutan langkah pembelajaran yang sesuai dengan pedoman; (2) guru mengalami kesulitan memilih bahan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan Model Kreatif Pemecahan Masalah dalam pembelajaran menulis yaitu : menarik minat siswa, menstimulus siswa untuk berpikir, mengembangkan kreativitas siswa, dan mendapatkan teks yang problematis.

(44)

pada aspek keterampilan berbahasa lainnya bahkan pada mata pelajaran lainnya. Untuk masalah ini, guru bersama-sama siswa mendiskusikan bahan pembelajaran yang sesuai dan menarik minat siswa. Akan lebih baik jika siswalah yang menentukan dan memilih bahan pembelajaran tersebut, guru cukup mengarahkan dan memberikan kriteria umum.

5.2. Saran

Berdasarkan simpulan tersebut, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai alternatif dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa pada pembelajaran menulis karangan argumentasi sebagai berikut.

1. Model Kreatif Pemecahan Masalah layak dipertimbangkan sebagai model pembelajaran alternatif karena model ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran menulis karangan. Oleh karena itu, sebaiknya guru menggunakan model tersebut dalam menyampaikan pembelajaran menulis. 2. Penerapan Model Kreatif Pemecahan Masalah dalam pembelajaran menulis

perlu dikaji dan disesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran menulis yang telah disiapkan guru. Oleh karena itu sebaiknya guru melakukan analisis terlebih dahulu agar model tersebut efektif.

3. Guru yang akan menerapkan Model Kreatif Pemecahan Masalah harus dapat memilih bahan yang menarik minat siswa dengan cara guru menetapkan kriteria umum sedangkan pemilihan bahan siswalah yang menentukan.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Muchsin. 1988. Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud

Adhiputra, Anak Agung Ngurah. 2001. Pengembangan Model Layanan Bimbingan Berbasis Nilai Budaya Lokal untuk Meningkatkan

Kreativitas Anak. Tesis Magister pada PPs Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan

Adriany, Renny. 2002. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Melalui Model Pembelajaran dengan Pendekatan Keterampilan Proses pada Konsep

Struktur Tumbuhan. Tesis Magister pada PPs Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1995. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga

Alwasilah, A. Chaedar dan Senny Suzanna A.. 2005. Pokoknya Menulis: Cara

Baru Menulis dengan Metode Kolaborasi. Bandung: Kiblat

Andrews, Richard. 1995. Teaching And Learning Argument. London: Cassell Education

Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto, Suharsini. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Ayan, Jordan. 2002. Bengkel Kreativitas: 10 Cara Menemukan Ide-ide

(46)

Brown, Robert M. 1987. Writing For a Reader. Boston -Toronto: Little, Brown and Company

Clegg, Brian dan Paul Birch. 2001. Instant Creativity. Jakarta: Erlangga

Costa, A.L. 1985. Teacher Behavior that Enabled Student Thinking (dalam Costa, A.L. (Ed) Developing Mind: A Resume Book For Teaching and Learning

to Think. Washington, D.C.: National Academy Press

Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Depdiknas. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa Indonesia Buku 2. Jakarta. Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama

Depdiknas. 2006. Panduan Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMP

Depdiknas. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BSNP

De Porter, Bobby, dkk. 2003. Quantum Teaching : Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung : Kaifa

De Porter, Bobby dan Mike Hernacky. 2005. Quantum Learnig : Membiasakan

Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung : Kaifa

Enre, Fachruddin Ambo. 1988. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Depdikbud

Gipayana. 2002. Pengajaran Literasi dan Penilaian Portofolio dalam Pembelajaran Menulis di SD. Disertasi Doktor pada PPs UPI : tidak diterbitkan

(47)

Berpikir Kreatif Siswa. Tesis Magister pada PPs Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan

Herman, Tatang. 2006. Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa SMP. Disertasi Doktor pada PPs Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan Jacobs, H.L. dkk. 1981. Testing ESL Composition: A Practical Approach.

London: Newbury House Publisher, Inc

Jayadinata, Asep Kurnia. 2005. Model Pembelajaran Problem Solving Berbasis Praktikum pada Topik Pencemaran Air di SMA untuk meningkatkan

Kemampuan Problem Solving Siswa. Tesis Magister pada PPs

Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan

Joyce, B., Weil and Calhoun. 2000. Models of Teaching. Newyork: Allyn And Bacon a Person Eduvation Company

Keraf, Gorys. 1993. Komposisi: Sebuah Kemahiran Bahasa. Flores: Nusa Indah Keraf, Gorys. 1994. Argumentasi dan Narasi: Komposisi Lanjutan III. Jakarta:

Gramedia

Kurniawan, Iwan. 2005. Pemanfaatan Model Sinektik dalam Pembelajaran

Membaca Pemahaman. Tesis Magister pada PPs Universitas Pendidikan

Indonesia: tidak diterbitkan

Kurniawati, Lia. 2006. Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran

Matematika Siswa SMP. Tesis Magister pada PPs Universitas

(48)

Lengkanawati, Nenden. 1990. Aspek Logika dan Aspek Linguistik dalam Keterampilan Menulis. Tesis Magister pada PPs UPI : tidak diterbitkan Leonharde. 2001. 99 Cara agar Anak Anda Bergairah Menulis. Bandung : Kaifa Lie, Anita. 2005. Cooperative Learning : Mempraktikkan Cooperative Learning

di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Gramedia

Mayadiana, Dina. 2005. Pembelajaran dengan Pendekatan Diskursif untuk mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Mahasiswa

Calon Guru SD. Tesis Magister pada PPs Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan

McCrimon, J.M. 1983: Writing With a Purpose. Boston: Hougthon Mifflin Company

Munandar, Utami. 1999. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah: Petunjuk bagi Para Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia

Munandar, Utami. 2002. Kreativitas dan Keberbakatan : Strategi Mewujudkan Potensi Kreativitas dan Bakat. Jakarta: Gramedia

Munandar, Utami. 2004. Pengembangan Kretivitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta

Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jogyajarta: BPFE

Nurjanah, Nunuy. 2005. Penerapan Model Belajar konstruktivisme dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia. Disertasi Doktor pada PPS UPI. tidak diterbitkan.

(49)

Rakhmat, Moh.. 1996. Menelusuri Kemampuan Menulis dan Kemampuan Berpikir Kreatif Dwibahasawan. Tesis Magister pada PPs Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan

Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta

Rottenberg, Annette T. 1988. Elements of Arguments: A Text and Reader. New York: A Bedford Books ST. Martin’s Press

Rudy, Rita Inderawati. 2005. Model Respons Nonverbal dan Verbal dalam Pembelajaran Sastra untuk Mengembangkan Keterampilan Menulis

Siswa SD. Disertasi Doktor pada PPs Unicersitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan

Ruindungan, Max G.. 1996. Model Bimbingan Peningkatan Kreativitas Siswa

Sekolah Menengah Umum. Disertasi Doktor pada PPs Institut Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Bandung: tidak diterbitkan

Ruseffendi, E.T.. 1998. Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini untuk Guru dan Calon Guru. Bandung: Tarsito

Rustini, Tin. 2005. Penerapan Model Problem Solving untuk Meningkatkan

Pengembangkan Potensi Berpikir Siswa dalam Pembelajaran IPS di SD.

Tesis Magister pada PPs Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan

Rusyana, Yus. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: Diponegoro

Rusyana, Yus. 1986. Buku MAeri Pokok Keterampilan Menulis. Jakarta : Karunika UT

(50)

Setiawan, Sulistyo. 2004. Pengembangan Model Kurikulum dan Pembelajaran Holistik Mata Pelajaran Seni Rupa Untuk Mengembangkan Kecerdasan

Spiritual Siswa SLTP. Tesis Magister Pada PPs Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan

Shahib, M. Nurhalim. 2003. Pembinaan Kreativitas Menuju Era Global. Bandung: PT Alumni

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sofiraeni, Renny. 2004. Model-model Pembelajaran. Bandung: LPMP Jawa Barat Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung : PT. Tarsito Bandung

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2004. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algesindo

Suhartana, Tantan. 2004. Vektor-vektor Percepatan Internalisasi Nilai Kreativitas Siswa di Sekolah. Tesis Magister pada PPs Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan

Suhendar. 2000. Efektivitas Pengajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia Secara Terintegrasi di SMA. Disertasi Doktor pada PPs UPI : tidak diterbitkan

Sujanto. 1988. Keterampilan Berbahasa Membaca - Menulis - Berbicara untuk

Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud

(51)

Suryana, Yana. 2004. Struktur Kognitif Mahasiswa dalam Performansi Wacana

Argumentasi. Tesis Magister pada PPs Universitas Pendidikan

Indonesia: tidak diterbitkan

Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC

Syamsuddin, A.R. 1994. Dari Ide - Bacaan - Simakan Menuju Menulis Efektif. Bandung. Bumi Siliwangi

Syamsuddin A.R. dan Vismaia S. Damaianti. 2006. Metode Penelitian

Pendidkkan Bahasa. Bandung : Rosda.

Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Tintin, Neneng. 2004. Pembelajaran Menulis Karangan Eksposisi dengan Pengembangan Penilaian Portofolio untuk Meningkatkan Kemampuan

Belajar Siswa. Tesis Magister pada PPs Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan

Tompkins, Gail E. 1991. Language Arts Content and Teaching Strategis. California State University

Wahyudin. 2003. Peranan Problem Solving. Bandung: PPs UPI Bandung

Wiliam. 1991. Implementing Technology Education Problem Solving Activities. North Carolina Joyrnal of Technology Education Vol. 2 No. 2 Spring Wilis. 1996. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Gambar

Gambar 3.1  Rancangan Penelitian
Tabel 3.1 Keadaan Siswa Kelas VIII
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan

Penelitian ini mengkaji tentang interaksi sosial remaja di Desa Tanjung Berlian Kota Kecamatan Kundur Utara Kabupaten Karimun., Fokus kajian penelitian ini melihat

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah menggambarkan apa yang mempengaruhi Minat Ibu Mengunjungi Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Baru

Evaluasi dokumen penawaran dilakukan dari tanggal 31 Agustus – 7 September 2016, yang dituangkan dalam Berita Acara Evaluasi Penawaran Nomor 07-Jawas/Pokja.PA-Pry/IX/2016, tanggal

Jumlah penduduk laki-laki di Provinsi Bali hasil SP2020 sebanyak 2,17 juta orang atau 50,29%. dari total penduduk

Obat herbal sangat ampuh agar luka diabetes cepat kering dan sembuh ~ Mengenali sejak dini tentang penyakit diabetes merupakan suatu kesempatan bagi Anda

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)..