• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PAUD 1202779 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PAUD 1202779 Chapter3"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk memaparkan gambaran mengenai

implementasi pengenalan pencak silat dalam upaya pelestarian budaya Indonesia

pada anak usia dini di Taman kanak-Kanak, khususnya di TK Labschool UPI

Bandung tahun ajaran 2015/2016. Maka dari itu, pendekatan yang digunakan oleh

peneliti adalah pendekatan secara kualitatif, untuk mencapai tujuan dari penelitian

yang telah disebutkan diatas dengan baik. Denzin dan Licoln (dalam Noor, J.

2011: 33) Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman

yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan

masalah manusia.

Pendekatan penelitian kualitatif disebut juga etno-metodologi atau penelitian

lapangan. Penelitian ini juga menghasilkan data mengenai kelompok manusia dala

latar belakang (setting) sosial. Penelitian ini tidak memperkenalkan perlakuan

(treatment) atau memanipulasi variable-variable atau memaksakan definisi

operasional penelitian mengenai variable-variable pada peserta penelitian.

Sebaliknya, penelitian kualitatif membiarkan sebuah makna muncul dari

partisipan-partisipan itu sendiri. (Gunawan, I. 2013:84).

Desain penelitian studi kasus, yaitu penelitian studi yang memusatkan diri

secara intensif pada suatu objek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu

kasus. Penelitian studi kasus dimaksudkan untuk mempelajari secara intensif,

tentang latar belakang, masalah keadaan dan posisi suatu peristiwa yang sedang

berlangsung saat ini, serta interaksi lingkungan unit sosial tertentu yang bersifat

apa adanya (given). (Gunawan, I. 2013:112). Vredenbregt (1984, hlm. 38) juga

mengungkapkan bahwa sifat khas dari studi kasus (case study) adalah suatu

pendekatan yang bertujuan untuk mempertahankan keutuhan (wholeness) dari

(2)

mengkaji kondisi, kegiatan, perkembangan serta faktor-faktor penting yang terkait

dan menunjang kondisi perkembangan tersebut.

Berdasar pada pengertian yang telah dijelaskan di atas, maka studi kasus tepat

digunakan dalam penelitian ini. Hal tersebut didasarkan pada tujuan dari

penelitian, peneliti mengamati berbagai kegiatan yang terjadi pada saat

pelaksanaan pengenalan pencak silat pada anak usia dini dalam upaya pelestarian

budaya di TK Labschool UPI tahun ajaran 2015/2016.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa di Taman kanak-kanak

Labschool UPI Bandung yang berlokasi di Jln. Dr. Setiabudhi no. 229, Bandung.

Mengambil subjek seluruh siswa TK Labschool UPI Bandung tahun ajaran

2015/2016 yang terdiri dari 3 kelas, yaitu kelas wortel dengan rentang usia 4-5

tahun, kelas tomat dengan rentang usia 5-7 tahun, dan kelas brokoli dengan

rentang usia 6-7 tahun. Selain itu guru pencak silat dan kepala sekolah yang akan

menjadi informan dalam penelitian. Lebih ringkas dapat dilihat pada tabel berikut,

Tabel 3.1

Informan Penelitian

No. SUBJEK PENELITIAN

1. Anak-Anak TK Labschool UPI

2. Guru Pencak Silat di TK Labschool UPI

3. Kepala Sekolah TK Labschool UPI

C. Prosedur Penelitian

Adapun Prosedur dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan atau tahap pra-lapangan

Perencanaan implementasi beladiri pencak silat sebagai upaya pelestarian

(3)

a. Menyusun rumusan masalah.

b. Mencari dan mengumpulkan sumber-sumber yang menjadi dasar teori

sebagai kajian kepustakaan.

c. Memilih lokasi penelitian sesuai dengan karakteristik yang diinginkan

peneliti.

d. Mengurus perizinan untuk melakukan penelitian.

e. Peneliti melakukan observasi terlebih dulu dan percakapan informal

dengan kepala sekolah dan guru.

2. Pelaksanaan tahap lapangan

Pada tahap ini peneliti menggali lebih dalam mengenai implementasi

pengenalan pencak silat dalam upaya pelestarian budaya pada anak usia dini. Baik

itu dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengenalan pencak silat sebagai

budaya.

3. Pengumpulan data

Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis pengumpulan data, informasi

dan fakta yang ditemukan di lapangan. Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi

kepustakaan. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah dan guru pencak silat.

Observasi dilakukan ketika kegiatan pelaksanaan pengenalan beladiri pencak silat

berlangsung.

4. Verifikasi Data

Pada tahap ini, peneliti melakukan cek mengenai keabsahan data yang

telah diperoleh dari lapangan. Hal ini dilakukan untuk menyusun data sesuai

dengan rumusan masalah, kemudian data yang telah terkumpul diolah sesuai

dengan kaidah relevansi pengolahan data dalam penelitian deskriptif kualitatif.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian

(4)

1. Observasi (Pengamatan)

Jekoda (dalam Gunawan, 2013: 144) berpendapat observasi dapat menjadi

teknik pengumpulan data secara ilmiah apabila memenuhi syarat-syarat, yaitu: (1)

Diabadikan pada pola dan tujuan penelitian yang sudah ditetapkan, (2)

direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, dan tidak secara kebetulan

(accidental) saja, (3) dicatat secara sistematis dan dikaitkan dengan

proposisi-proposisi yang lebih umum, dan tidak karena didorong oleh impuls dan rasa ingin

tahu belaka, dan (4) kredibilitasnya dicek dan dikontrol seperti pada data ilmiah

lainnya.

Dalam hal ini peneliti mencatat setiap fenomena dan atau peristiwa yang

berhubungan dengan implementasi Pengenalan Seni Beladiri Pencak Silat Dalam

Upaya Pelestarian Budaya Indonesia pada anak usia dini di TK Labschool UPI

Bandung. Catatan tersebut disebut catatan lapangan, catatan lapangan (Gunawan,

2013) merupakan rangkaian atau kumpulan perihal tentang orang, objek, tempat,

peristiwa, kegiatan dan percakapan atau wawancara.

Aspek-aspek yang diamati dalam penelitian ini adalah a) Pelaksanaan

pengenalan pencak silat di TK Labschool UPI Bandung, b) Evaluasi pengenalan

pencak silat di TK Labschool UPI Bandung.

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai. (Noor,

J. 2011, hlm. 138) Teknik wawancara yang dilakukan dalam penelitian kualitatif

biasanya berupa wawancara mendalam. Taylor&Bogdan (dalam Agusta, 2003)

Wawancara mendalam ialah temu muka berulang antara peneliti dan subyek

penelitian, dalam rangka memahami pandangan subyek penelitian mengenai

hidupnya, pengalamannya, ataupun situasi sosial sebagaimana diungkapkan dalam

(5)

Wawancara dilakukan untuk mengetahui bagaimana implementasi dari

pengenalan seni beladiri pencak silat di TK Labschool UPI, yang dilakukan oleh

peneliti kepada kepala atau guru khusus yang memberikan pengenalan seni

beladiri pencak silat sebagai narasumber utama. Wawancara yang dilakukan

peneliti yaitu menggunakan pedoman wawancara semi-terstruktur atau bebas

terpimpin, yaitu pertanyaan terbuka namun ada batasan tema dan alur

pembicaraan. Herdiansyah (2011, hlm. 121) ciri-ciri dari wawancara

semi-terstruktur adalah pertanyaan terbuka namun ada batasan tema dan alur

pembicaraan, fleksibel tapi terkontrol, ada pedoman wawancara yang jadi patokan

dalam alur, urutan dan penggunaan kata, dan tujuan wawancara adalah untuk

memahami suatu fenomena.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan data yang tersedia dalam beberapa bentuk, bisa

catatan harian, foto, autobiografi, artefak, dll. Hal itu dijelaskan oleh Noor (2011:

141) Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk

dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia yaitu berbentuk surat, catatan

harian, cendera mata, laporan, artefak dan foto.

Pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi dilakukan pada saat

kegiatan pencak silat sedang berlangsung di TK Labschool UPI Bandung.

E. Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah Penelitian deskriptif dilakukan melalui beberapa

tahapan, yaitu :

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti mengawali dengan membuat proposal penelitian,

lalu menyusun metode penelitian, menyusun pedoman observasi, pedoman

wawancara dan pedoman dokumentasi untuk memperoleh data-data yang

(6)

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan pelaksanaan selama enam minggu,

dengan menggunakan pedoman-pedoman untuk pengolahan data, baik pedoman

observasi, pedoman wawancara, pedoman dokumentasi yang telah peneliti buat.

3. Tahap pengolahan data

Pada tahap ini peneliti mengolah semua data yang telah terkumpul melalui

proses observasi, wawancara dan dokumentasi di lapangan (TK labschool UPI

Bandung).

4. Tahap pelaporan

Tahap ini dilakukan oleh peneliti dengan cara menyusun dan

mendeskripsikan hasil pengolahan data, menulis, menggandakan dan

menyerahkan hasil laporan.

F. Pengembangan Instrumen

Di dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci, sehingga

peneliti memiliki peranan yang cukup besar dalam sebuah proses penelitian,

termasuk dalam memilih teknik pengumpulan data. Namun, peneliti tetap

membutuhkan pedoman instrumen agar lebih mudah serta lebih sistematis dalam

mengumpulkan data. Prosedur pengembangan instrumen yang dilakukan dalam

(7)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Implementasi Pengenalan Seni Beladiri Pencak

Silat dalam Upaya Pelestarian Budaya

No. Masalah

Penelitian

Aspek Penilaian Sumber data Teknik

pengumpulan

yang terkandung dalam

gerakan pencak silat

(8)

di TK Labschool.

a. Kesulitan atau hambatan

selama mengenalkan

Hasil data akan dianalisis secara mendalam melalui tiga tahapan

diantaranya sebagai berikut:

1. Reduksi data

Dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari

catatan-catatan lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus menerus selama

pengumpulan data berlangsung. Dengan reduksi data, data kualitatif dapat

disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam cara melalui

ringkasan singkat dan menggolongkannya ke dalam satu pola yang lebih jelas.

Menurut Miles & Huberman (Mardiana, 2013, hlm. 60) reduksi data mengacu

pada proses pemilihan, fokus, menyederhanakan, abstrak, dan transformasi data

(9)

2. Penyajian data

Menurut Miles & Huberman (Mardiana, 2013, hlm. 60) penyajian data

(display data) merupakan perakitan, perorganisasian atau kompresi informasi

yang memungkinkan penarikan kesimpulan dan tindakan. Display data dapat

membantu untuk memahami apa yang terjadi dan untuk melakukan sesuatu yang

didasarkan pada pemahaman tersebut. Penyajian yang paling sering digunakan

pada data kualitatif adalah bentuk teks naratif.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Tahap terakhir dari kegiatan analisis adalah penarikan kesimpulan dan

verifikasi. Dari awal pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti pola-pola,

penjelasan, susunan-susunan yang memungkinkan alur sebab-akibat. Penarikan

kesimpulan merupakan sebagian dari suatu kegiatan dari susunan (konfigurasi)

yang utuh. Glaser dan Strauss (Mardiana, 2013, hlm. 62) akhir kesimpulan

mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data selesai, tergantung pada ukuran

catatan lapangan, koding. Kesimpulan juga diverifikasi sebagai hasil analisis,

sedangkan verifikasi bisa dilakukan secara singkat dengan perjalanan singkat

singkat kembali ke catatan lapangan, atau mungkin secraa menyeluruh. Makna

Gambar

Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

Bila KAP (Kantor Akuntan Publik) mempunyai tujuan yang sama bagi profesinya, valensi dari pengaruh yang dihipotesiskan disini adalah sama dengan hipotesisi H 1 dan

Hasan Basri Tarmizi, S.U selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan petunjuk, saran dam kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.. Bapak Paidi Hidayat, S.E, M.Si selaku Dosen

Hasil Analisis Gravitasi menunjukkan bahwa sebagian besar kecamatan di Kabupaten Dairi berinteraksi dengan sangat amat lemah.. Kombinasi Analisis Gravitasi dan Skalogram

Penelitian yang dilakukan oleh Mohamad Fahrudin dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan penggunaan strategi peta konsep dengan pokok bahasan hukum newton

a) Terciptanya hubungan antara karyawan dan siswa. Karyawan merupakan unsur terpenting dalam pendidikan di sekolah. Hubungan murid dan karyawan hendaknya berdasarkan

Pengaruh Fitur Produk Terhadap Keputusan Pembelian Blackberry Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu. Sumarwan, Ujang dan Agus

Dalam tulisan ini, kami meninjau dua inisiatif program kesadaran konservasi yang dilakukan oleh CI, berfokus pada pendidikan masyarakat dan siswa yang tinggal di

7) Asidosis Respiratorik (keracunan zat asam pada sistem pernafasan) Kemudian kita harus berusaha bercakap kepada teman sesama mahasiswa memasukkan istilah di