STUDI KASUS TENTANG HAK RESTITUSI KORBAN YANG TIDAK DIBERIKAN OLEH HAKIM TERHADAP KASUS TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
DALAM PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1501K/PIDSUS/2008
ABSTRAK
Salah satu bentuk perlindungan hukum yang berkaitan dengan hak-hak korban tindak perdagangan orang adalah restitusi. Hak restitusi ini dijamin keeksistensiannya dalam undanundang pemberantasan tindak pidana orang dalam Pasal 48. Terdapat banyak kasus mengenai tindak pidana perdagangan orang ini. Namun, yang paling menarik perhatian penulis adalah mengenai perkara di kabupaten Sumber dimana Majelis Hakim menolak pemberian restitusi yang dimohonkan oleh para saksi korban perdagangan orang. Jaksa telah menyampaikan permohonan Kasasi, untuk memohonkan hak restitusi bagi para korban namun tetap tidak dikabulkan oleh Majelis Hakim Mahkamah Agung. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penolakan permohonan restitusi oleh majelis hakim sudah sesuai dengan ketentuan Undang-undang RI nomor 21 tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang.
Metode penelitian digunakan dalam menganalisa dan meneliti studi kasus ini adalah melalui metode yuridis normative dengan data utamanya berupa data sekunder yang diperoleh dengan studi kepustakaan.
Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian studi kasus ini menunjukkan bahwa, pertama Majelis hakim menolak permohonan restitusi saksi korban dikarenakan