iv ABSTRAK
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN MORATORIUM IZIN BARU TENTANG PEMANFAATAN HUTAN SERTA PENYEMPURNAAN TATA KELOLA
HUTAN ALAM PRIMER DAN LAHAN GAMBUT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM REDD+ DI INDONESIA UNTUK
MENGATASI PERUBAHAN IKLIM
Perubahan iklim merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang dihadapi dunia saat ini. Perubahan iklim terjadi karena disebabkan oleh kegiatan dikawasan hutan. Negara Indonesia memiliki hutan tropis terbesar ke-3 di dunia, maka dari itu itu negara Indonesia berkewajiban untuk menjaga hutan agar terhindar dari deforestasi dan degradasi hutan. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menjaga hutan dengan mengikuti program REDD+. Di dalam mendukung pelaksanaan program REDD+, Pemerintah membentuk suatu kebijakan tentang penundaan pemberian izin baru/ moratorium izin, dengan alasan bahwa izin merupakan salah satu instrumen pengendali pada pengelolaan dan pemanfaatan hutan. Pelaksanaan moratorium izin telah berjalan kurang lebih 4 tahun, akan tetapi pelaksanaan tersebut belum dapat dikatakan berdampak baik ataupun buruk serta dalam pelaksanaannya ditemukan beberapa kendala.
Metode di dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan hukum normatif, dengan spesifikasi penelitian deskriptif analitis. Penelitian dengan menggunakan pendekatan hukum normatif adalah dengan menggunakan perturan perundang-undangan dan data-data berupa angka, tabel ataupun grafik yang diperoleh langsung dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan organisasi pengamat lingkungan seperti FWI, WALHI dan lainnya sebagai pendukung penelitian. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode normatif kualitatif.
Pelaksanaan moratorium izin dalam rangka Program REDD+ untuk mengatasi perubahan iklim belum dapat dikatakan berhasil dikarenakan tingkat deforestasi dan degradasi hutan yang masih tinggi di wilayah moratorium izin, serta di dalam pelaksanaannya masih ditemukan beberapa kendala hukum dan perlu upaya yang lebih baik di dalam pengaturan hukumnya, serperti pengaturan moratorium izin dengan Peraturan Pemerintah dan memiliki sanksi.