• Tidak ada hasil yang ditemukan

RMK Pertemuan 9 AFAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RMK Pertemuan 9 AFAI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN MATERI KULIAH

AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT INVESTIGASI (pertemuan 9)

A. TUJUAN AUDIT INVESTIGASI

Tujuan dari dilaksanakannya audit investigasi menurut K.H. Spencer Pickett dan Jennifer Pickett dalam Financial Crime Investigation and Control (2002) adalah sebagai berikut:

1. Memberhentikan manajemen. 14 .

Mengumpulkan cukup bukti yang dapat diterima pengadilan, dengan sumber daya dan terhentinya kegiatan perusahaan seminimal mungkin.

2. Memeriksa, mengumpulkan, dan menilai cukup dan relevannya bukti.

15 .

Memperoleh gambaran yang wajar tentang kecurangan yang terjadi dan membuat keputusan yang tepat mengenai tindakan yang harus diambil. 3. Melindungi reputasi dari karyawan

yang tidak bersalah.

16 .

Mendalami tuduhan untuk menanggapinya secara tepat.

4. Menemukan dan mengamankan dokumen yang relevan untuk investigasi.

17 .

Memastikan bahwa hubungan dan suasana kerja tetap baik.

5. Menemukan aset yang digelapkan dan mengupayakan pemulihan kerugian.

18 .

Melindungi nama baik perusahaan atau lembaga.

6. Memastikan semua orang, terutama mereka yang diduga menjadi pelaku kejahatan, mengerti kerangka acuan investigasi dan bersedia bersikap kooperatif dalam investigasi.

19 .

Mengikuti seluruh kewajiban hukum dan mematuhi semua ketentuan mengenai due diligence dan klaim kepada pihak ketiga.

7. Memastikan bahwa pelaku kejahatan tidak bisa lolos dari perbuatannya.

20 .

Melaksanakan investigasi dalam koridor kode etik.

8. Menyapu bersih semua karyawan pelaku kejahatan.

21 .

Menentukan siapa pelaku dan mengumpulkan bukti mengenai niatnya.

9. Memastikan bahwa perusahaan tidak lagi menjadi sasaran

22 .

Mengumpulkan bukti yang cukup untuk menindak pelaku dalam perbuatannya.

(2)

penjarahan.

10. Menentukan bagaimana investigasi akan dilanjutkan.

23 .

Mengidentifikasi praktik manajemen

yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan. 11. Melaksanakan investigasi sesuai

standar, peraturan perusahaan, dan buku pedoman.

24 .

Mempertahankan kerahasiaan dan memastikan bahwa perusahaan tidak terancam dengan tuntutan pencemaran nama baik.

12. Menyediakan laporan kemajuan secara teratur untuk membantu pengambilan keputusan mengenai investigasi di tahap berikutnya.

25 .

Mengidentifikasi saksi yang melihat atau mengetahui terjadinya kecurangan dan memastikan bahwa mereka memberikan bukti yang mendukung.

13. Memastikan pelakunya tidak melarikan diri atau menghilang sebelum tindak lanjut yang tepat dapat diambil.

26 .

Memberikan rekomendasi mengenai bagaimana mengelola risiko terjadinya kecurangan dengan tepat.

B. INVESTIGASI DAN AUDIT INVESTIGATIF 1. Aksioma dalam Investigasi

Aksioma (postulate) adalah klaim atau pernyataan yang dapat dianggap benar, tanpa perlu pembuktian lebih lanjut. Kebenaran dari aksioma dianggap sudah jelas dengan sendirinya (self-evident) dan tidak dipertanyakan lagi (taken for granted). Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) menyebutkan tiga aksioma fraud (fraud axioms) sebagai berikut:

1) Aksioma #1 – “Fraud is hidden”

Berbeda dengan kejahatan lain, sifat perbuatan fraud adalah tersembunyi atau mengandung tipuan. Hal yang terlihat di permukaan bukanlah yang sebenarnya terjadi atau berlangsung.

2) Aksioma #2 – “Reverse proof”

Pembuktian fraud didekati dari dua arah. Pembuktian ada atau telah terjadinya fraud meliputi upaya membuktikan fraud itu tidak terjadi. Dan sebaliknya, untuk membuktikan fraud tidak terjadi, kita harus berupaya membuktikan fraud itu terjadi. Kedua sisi fraud (terjadi dan tidak terjadi) harus diperiksa.

(3)

Hanya pengadilan yang dapat (berhak) menetapkan bahwa fraud memang terjadi atau tidak terjadi.

2. Predikasi (Predication)

Predikasi (predication) adalah keseluruhan dari peristiwa, keadaan pada saat peristiwa itu, dan segala hal yang terkait atau berkaitan yang membawa seseorang yang cukup terlatih dan berpengalaman dengan kehati-hatian yang memadai, kepada kesimpulan bahwa fraud telah, sedang, atau akan berlangsung.

Predikasi adalah dasar untuk memulai investigasi atau pemeriksaan fraud. Dengan predikasi, akuntan forensik dapat membangun teori fraud-nya, dan mengarahkan investigasi pada pengumpulan bukti-bukti yang diperlukan.

3. Pemeriksaan dalam Hukum Acara Pidana

Undang-undang Hukum Acara Pidana (Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981) mengatur tahapan hukum acara pidana sebagai berikut:

1) Penyelidikan 2) Penyidikan 3) Penuntutan

4) Pemeriksaan di sidang pengadilan 5) Putusan Pengadilan

6) Upaya hukum

7) Pelaksanaan putusan pengadilan

8) Pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pengadilan. C. INVESTIGASI KECURANGAN (FRAUD INVESTIGATION)

Audit investigasi berhubungan dengan pengujian dan analisis forensik dalam mengumpulkan bukti dengan teknik audit dan teknik investigasi. Dalam pelaksanaan audit investigasi, ditentukan sasaran dan target secara cermat agar tujuan audit dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Target audit investigasi antara lain:

1) Mengamankan kekayaan organisasi, atau entitas yang menjadi korban kecurangan (target preventif)

2) Mengamankan aset hasil kecurangan, dan 3) Menindak pelakunya.

(4)

Sasaran audit investigasi adalah sebagai berikut 1) Subyek ; yaitu pelaku , saksi dan ahli

2) Objek; yaitu hasil kecurangan dan sarana yang dipakai untuk melakukan tindak kecurangan

3) Modus operandi; yaitu cara melakukan kecurangan yang mengungkap urutan atau proses kecurangannya, unsur pelanggaran hukum, kapan dan dimana terjadinya.

Prinsip audit investigasi terdiri atas:

1) Mencari kebenaran berdasarkan peraturan perundang-undangan. 2) Pemanfaatan sumber bukti

3) Selang waktu kejadian dengan respon; semakin cepat respon semakin besar kemungkinan dapat mengungkap fraud

4) Tenaga ahli hanya sebagai bantuan, bukan pengganti audit investigasi 5) Bukti berupa bukti fisik, keterangan saksi, dan pengamatan

6) Pelaku penyimpangan adalah manusia, yang harus diperlakukan dengan bijak

Tahapan audit investigasi meliputi: 1) Tahap perencanaan

Mencakup identifikasi informasi awal, menyusun hipotesa, dan penyusunan program kerja audit. Pada identifikasi awal dilakukan analisis informasi awal dengan menguraikan informasi awal ke dalam unsur 5W+1H yaitu what, who, when, where, why, dan how.

2) Tahap pelaksanaan

Mencakup pengumpulan bukti dengan berbagai teknik audit dan teknik investigasi, evaluasi bukti, dan pemberkasan kertas kerja audit. Teknik investigasi adalah kemampuan auditor investigasi atau investigator dengan mana ia dapat mencari dan menemukan sebanyak mungkin keterangan yang sesuai dengan kenyataan yang terjadi dengan menggunakan teknik investigasi serta alat bantu sehingga investigasi dapat berjalan lancar.

Teknik investigasi meliputi: a) Pemetaan

(5)

b) Analisis dokumen. c) Wawancara.

3) Pelaporan hasil audit investigasi, termasuk ekspose.

Sebelum laporan disusun, dilakukan ekspose intern untuk menguji simpulan auditnya dengan memaparkan ke depan rekan seprofesi untuk ditanggapi.

Laporan audit memuat hal yang bersifat umum (dasar penugasan, sasaran dan ruang lingkup, dan data objek audit yang perlu diinformasikan) serta materi pokok laporan (simpulan hasil audit dan uraian hasil audit). Materi hasil audit berupa temuan hasil audit yang memuat jenis penyimpangan, pengungkapan fakta-fakta kejadian, penyebab dan dampak penyimpangan pihak yang diduga terlibat dan bukti-bukti yang dikumpulkan.

D. INVESTIGASI TINDAK PENCURIAN 1. Waktu Investigasi

Investigasi kecurangan hanya dilakukan setelah adanya dugaan tindakan kecurangan, yang berarti bahwa ada indikator yang menunjukkan bahwa kecurangan mungkin terjadi. Dugaan mungkin muncul karena seorang memberikan indikasi kemungkinan terjadinya kecurangan atau dari pencarian kecurangan secara proaktif. Ketika dilakukan dengan baik, penjagaan dapat dilakukan tanpa sepengetahuan pelaku. Ketika wawancara dimulai, barulah tersangka mungkin akan menyadari adanya upaya investigasi. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan apakah investigasi perlu dilakukan atas dugaan kecurangan:

a) Kekuatan dugaan terhadap terjadinya kecurangan b) Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan investigasi c) Eksposur atau jumlah yang dapat diambil

d) Indikasi tindakan investigasi atau non-investigasi yang akan diketahui oleh pihak-pihak dalam organisasi.

e) Risiko dilakukan atau tidak dilakukan tindak investigasi.

f) Pengeksposan publik atau hilangnya reputasi sebagai akibat dilakukannya investigasi maupun tidak.

g) Sifat kecurangan yang mungkin terjadi.

Setelah ada dugaan, kebijakan terbaik yang diambil adalah menginvestigasi potensi kecurangan untuk menjawab pertanyaan siapa, mengapa, bagaimana, dan seberapa besar kecurangan terjadi. Model berikut menunjukkan empat metode

(6)

investigatif yang berbeda: tindakan pencurian, penyembunyian, konversi dan penyelidikan.

2. Metode Investigasi Tindak Pencurian

Metode Investigasi Tindak Pencurian Aktivitas-aktivitas yang secara langsung menginvestigasi tindakan kecurangan, seperti penjagaan dan kegiatan operasional secara rahasia, pengawasan, pencarian bukti fisik, dan pengumpulan bukti elektronik.

Investigasi ini biasanya harus dimulai dengan menggunakan teknik yang tidak menimbulkan kecurigaan dan yang lebih penting menjatuhkan dakwaan pada seseorang yang sebenarnya tidak bersalah.Ketika memulai investigasi kecurangan, akan berguna jika mengembangkan teori-teori mengenai jenis kecurangan yang dapat terjadi, pelaku yang mungkin melakukannya, motivasi mereka, dan seberapa banyak yang telah diambil. Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan bagan kerentanan.

(7)

Seperti yang ditunjukkan pada tabel bagan kerentanan, aset yang mungkin diambil termask setoran nasabah. Pihak yang memiliki kesempatan untuk melakukan tindak pencurian antara lain teller yang memproses transaksi, hingga pejabat operasional yang melakukan supervisi terhadap teller, atau petugas bagian bukti transaksi yang memproses kredit ke akun nasabah. Perpindahan aset merupakan hal yang mudah dan dapat dilakukan dengan memasukkan kredit dia kun yang salah, menempatkan cek (jika setoran menggunakan cek) dalam laci kas dan penarikan uang tunai, mencuri uang tunai, atau mengesahkan cek secara salah.

3. Pengembangan Bagan Kerentanan dari Kecurangan

Ketika memulai investigasi kecurangan, akan berguna jika mengembangkan teori-teori mengenai jenis kecurangan yang dapat terjadi, pelaku yang mungkin melakukannya, motivasi mereka, dan seberapa banyak yang telah diambil. Salah satu cara untuk mengembangkan teori tersebut adalah dengan menggunakan bagan kerentanan dari kecurangan sebagai alat untuk secara eksplisit mempertimbangkan semua aspek kecurangan yang berhubungan dengan kecurangan dan untuk membuat teori kecurangan. Suatu bagan kerentanan dari kecurangan mengoordinasikan berbagai elemen kemungkinan kecurangan yang meliputi (1) aset-aset yang diambil atau hilang, (2) individu yang memiliki kesempatan untuk mencuri, (3) metode investigasi tindak pencurian, (4) kemungkinan penyembunyian, (5) kemungkinan konversi, (6) indikator yang diamati, (7) tekanan yang dirasakan oleh pelaku yang dicurigai, (8) rasionalisasi pelaku, dan (9) pengendalian internal utama yang harus dikompromikan terhadap kemungkinan adanya pencurian. Contohnya, asumsikan bahwa nasabah suatu bank mengajukan pengaduan bahwa setoran yang dilakukan bulan lalu tidak di kredit ke akunnya.

(8)

Seperti yang ditunjukkan pada bagan kerentanan dari kecurangan ini, aset yang mungkin diambil termasuk setoran nasabah. Pihak yang memiliki kesempatan untuk melakukan tindak pencurian antara lain teller yang memproses transaksi, hingga pejabat operasional yang melakukan supervisi terhadap teller atau petugas bagian bukti transaksi yang memproses kredit ke akun nasabah. Perpindahan aset merupakan hal yang mudah dan dapat dilakukan dengan memasukkan kredit di akun yang salah, menempatkan cek (jika setoran menggunakan cek) dalam laci kas dan penarikan uang tunai, mencuri uang tunai, atau mengesahkan cek secara salah. Penyembunyian mungkin dilakukan dengan menghancurkan slip setoran nasabah, membuat slip setoran baru, atau memalsukan tanda tangan. Karena dana yang dicuri melibatkan uang tunai, kesempatan konversi tidak terbatas. Indikator- indikator yang dapat diamati meliputi perubahan perilaku, peningkatan gaya hidup, atau pengaduan nasabah lainnya.

Tekanan yang memotivasi kecurangan dapat berupa hak gadai pajak atas properti teller, rumah mahal yang baru dibeli oleh petugas bagian bukti transaksi, atau perceraian yang baru-baru ini dialami oleh pejabat operasional. Rasionalisisasi dapat berupa perasaan pelaku yang merasa tidak dibayar dengan sepantasnya atau yang diperlakukan dengan buruk. Pengendalian internal utama yang telah

(9)

dikesampingkan antara lain dengan tidak mengizinkan pegawai untuk memasukkan kredit ke dalam akunnya, menutupi pemrosesan di bagian yang mengelola bukti transaksi, teller yang menghilangkan sertibkasi, atau akses terbatas ke sistem yang terkomputerisasi. Keuntungan menggunakan bagan kerentanan dari kecurangan adalah bahwa bagan tersebut memaksa para investigator untuk secara eksplisit mempertimbangkan semua aspek kecurangan.

4. Penjagaan dan Kegiatan Operasional secara Rahasia

Merupakan teknik investigasi tindakan pencurian yang bergantung pada indera, khususnya pendengaran dan penglihatan. Tiga jenis penjagaan atau pengamatan antara lain:

1) Stasioner

2) Bergerak atau mengikuti pelaku 3) Penjagaan elektronik

Kegiatan operasional secara sembunyi merupakan kegiatan operasional yang legal dan valid, sehingga tidak hanya digunakan sebagai permintaan informasi. Kegiatan operasional secara sembunyi sangat memakan banyak biaya dan waktu serta harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Investigasi secara sembunyi hanya boleh dilakukan ketika:

1) Kejahatan atau kecurangan kolusif berskala besar mungkin terjadi. 2) Metode investigasi kecurangan lainnya telah gagal.

3) Investigasi dapat dimonitor secara seksama.

4) Ada alasan signifikan untuk percaya bahwa kecurangan terjadi atau tidak terjadi.

5) Investigasi didasarkan pada hukum dan etika organisasi. 6) Investigasi dapat berlangsung secara rahasia.

7) Aparat penegak hukum diinformasikan ketika bukti yang sesuai telah diakumulasi.

5. Pengawasan

Pengawasan merupakan teknik investigasi tindak pencurian yang melibatkan pengawasan ketat terhadap tersangka selama periode tertentu. Kesempatan merupakan salah satu dari tiga kondisi yang pasti ada sebelum kecurangan terjadi.

(10)

Ketika pengendalian dibuat secara ketat sehingga kesempatan untuk melakukan kecurangan hampir tidak ada, perusahaan dapat memiliki citra sebagai perusahaan yang bebas kecurangan.

Pengawasan dilakukan dengan mengimplementasikan prosedur pengendalian yang kuat atau pengamatan sehingga kecurangan tidak mungkin dilakukan akan diketahui jika dilakukan. Pengawasan memungkinkan investigator untuk membandingkan hasilnya sebelum menerapkan pengendalian, sementara mengimplementasikan pengendalian yang menghilangkan kecurangan, dan periode setelahnya ketika pengendalian yang menghambat kecurangan dihentikan.

Pengawasan merupakan tindak investigasi yang dapat menjadi mahal. Tindakan pengawasan hanya boleh dilakukan dengan persetujuan manajemen, dan harus dibatasi untuk area bisnis yang terpisah dan mandiri. Biasanya dilakukan dalam area yang berisiko tinggi sebagai persediaan yang mahal, area dengan pengendalian yang buruk atas penerimaan dan pemuatan barang, dan area-area dengan pengendalian buruk atas catatan akuntansi.

Metode pengawasan sebagai investigasi kecurangan bisa menjadi efektif namun juga dapat menjadi bumerang bagi suatu organisasi apabila tidak dilakukan dengan bijak dan hati-hati.

6. Bukti Fisik

Kecurangan jarang sekali terlihat sehingga bukti fisik sulit sekali ditemukan. Pengumpulan bukti fisik meliputi analisis objek seperti persediaan, aset, jejak kendaraan, sidik jari, dsb.

7. Bukti Elektronik

Salah satu bukti fisik paling populer dan semakin banyak digunakan beberapa tahun terakhir. Disebut juga dengan forensik komputer. Berikut merupakan proses dalam pengumpulan bukti elektronik:

a) Amankan peralatan dan lakukan tugas awal. b) Gandakan peralatan dan hitung checksum crc. c) Carilah peralatan secara manual.

(11)

d) Carilah peralatan menggunakan prosedur terotomatisasi. E. INVESTIGASI TINDAK PENYEMBUNYIAN

Setelah melakukan pencurian, pelaku harus menyembunyikan kecurangannya dengan menutupi jejak, mengaburkan bukti, dan menghilangkan indikator jika dimungkinkan. Penyembunyian biasanya dilakukan dengan memanipulasi bukti dokumentasi, seperti faktur pembelian, faktur penjualan, memo kredit, dan sebagainya.

1. Aspek-aspek Bukti Dokumentasi

Teknik investigasi penyembunyian kebanyakan mencakup cara-cara untuk mencari dokumentasi fisik atau catatan komputer yang telah dimanipulasi atau diganti. Karena dokumen memiliki kontribusi besar sebagai bukti dalam kasus kecurangan, investigator harus memahami aspek legal dan administratif khususnya:

1) Kronologis pendokumentasian barang bukti berupa dokumen. 2) Penandaan bukti.

3) Pengelolaan bukti dokumentasi. 4) Koordinasi atas sejumlah bukti.

5) Aturan terkait dokumen asli dan salinan dokumen. 2. Memperoleh Bukti Dokumentasi

Sebagian besar prosedur investigatif penyembunyian melibatkan pengakses /an dan pengakumulasian bukti dokumentasi. Cara terbaik untuk memperoleh bukti dokumentasi adalah melalui penyelidikan berbasis komputer mengenai akuntansi dan database lainnya. Metode ini memungkinkan analisis populasi total dan dapat menunjukkan catatan bukti dengan tepat dalam populasi yang besar yang terdiri dari jutaan catatan.

Metode penting lainnya dalam memperoleh bukti dokumentasi adalah melalui audit yang dilakukan secara manual, termasuk sampling untuk memperoleh temuan. Metode ini khususnya sesuai dengan bukti non-elektronik seperti cek yang dibatalkan atau surat konfirmasi.

Metode terakhir yang reliabel dalam memeperoleh bukti dokumentasi adalah diperolehnya bukti secara tidak sengaja, kebetulan, atau dari informasi yang

(12)

diberikan seseorang. Terkadang, dokumen ini diketahui karena adanya pengubahan atau pemalsuan yang sangat jelas terlihat. Walaupun bukti yang diperoleh secara tidak sengaja seringkali terjadi, hal itu sebaiknya tidak dipandang sebagai metode pencarian bukti dokumentasi yang selalu dilakukan.

Pendekatan yang lebih baik untuk mengaudit bukti dokumentasi dalam berapa situasi adalah dengan mengunakan bentuk samplin statistik yang disebut sampling untuk memeperoleh temuan (discovery sampling). Discovery sampling merupakan variasi sampling statistik yang aling mudah dipahami. Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai bukti dokumentasi ini di antaranya:

a) Pendokumentasian Sampling untuk Memperoleh Temuan

Seorang investigator harus medokmentasikan metode yang digunakan untuk menentukan besarnya ukuran sampel (mendokmentaskan tingkat kesalahan populasi dan tingkat keyakinan) dan metode yang digunakan untuk memilih sampel.

b) Evaluasi Kesalahan

Jika investigator menemukan kesalahan menggunakan sampling untuk memperoleh temuan, ia harus menentukan apakah kesalahan tidak disengaja atau merupakan indikasi adanya kecurangan.

c) Pertimbangan Risiko Sampling

Investigator harus menyadari risiko sampling dan nonsampling yang berhubungan dengan sampling untuk memperoleh temuan. Untuk mengurangi risiko, investigator dapat menambah ukuran sampel atau mengunakan tabel atau pembangkit bilangan acak untuk memilih cek yang akn diperiksa. Risiko sampling nilainya dapat menjadi signifikan ketika mencari kecurangan karena kecurangan tidak secara umum mengindikasikan populasi umum atas sebuah catatan.

d) Pertimbangan Risiko Non Sampling

Investigator juga harus memepertimbangkan risiko non sampling, yang merupakan risiko bahwa temuan mungkin diinterpretasikan secara salah.

(13)

Beberapa bukti, walaupun penting, sangat sulit diapatkan. Misalnya: akun surel berbasis situs, catatan bank swasta, pengembalian pajak, dan catatan pialang. Tiga cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh bukti semacam itu diantaranya:

a) Melalui subpoena. Subpoena adalah perintah yang dikeluarkan oleh pengadilan dan juri utama untuk membuat dokumen. Kegagalan memenuhi subpoena akan dijatuhi sanksi sesuai aturan yang berlaku.

b) Melalui surat perintah pencarian. Hakim mengeluarkan surat perintah ini ketika ada kemungkinan untuk percaya bahwa dokumen telah digunakan untuk melakukan kecurangan. Surat ini hanya dikeluarkan oleh lembaga hukum dan biasanya hanya dalam kasus kriminal.

c) Berdasarkan kesepakatan secara sukarela. 4. Audit

Secara umum, auditor melakukan tujuh jenis pengujian, masingmasingmenghasilkan suatu bentuk bukti. Pengujian tersebut diantaranya: (1) pengujian akurasi mekanis (rekalkulasi), (2) pengujian analitis (pengujian tingkat kewajaran), (3) dokumentasi, (4) konfirmasi, (5) pengamatan, (6) pemeriksaan fisik, dan (7) penyelidikan.

5. Ahli Dokumentasi

Terkadang perlu untuk menentukan dokumen otentik atau tidak. Bentuk investigasi khusus yang mengaplikasikan kimia forensik, mikroskopi, cahaya, dan fotografi dalam membuat keputusan mengenai dokumen dikenal sebagai pemeriksaan dokumen. Ahli dokumentasi dapat menentukan; apakah dokumen ditulis oleh seseorang yang menandatanganinya; apakah dokumen dimanipulasi; apakah telah diubah dengan melakukan penambahan, pencoretan, pemusnahan, penghapusan atau penyalinan; apakah tulisan tangannya asli; apakah dicetak dengan mesin yang sama; apakah dokumen dicetak pada tanggal dikeluarkan atau sebelum atau sesudahnya; apakah dua atau lebih dokumen sangat berbeda atau sama; dan apakah halaman dokumen telah diganti.

Walaupun sebagian besar investigator kecaurangan tidak terlatih sebagai pemeriksa dokumen, mereka perluj memahami dua elemen penting terkait pemeriksaan dokumen, diantaranya: (1) kapan saja ahli dapat digunakan untuk

(14)

memeriksa dokumen, (2) apa tanggung jawab investigator terkait dokumen yang dipertanyakan.

Berikut indikator-indikator yang dapat dijadikan acuan untuk memeriksa dokumen:

1) Goresan atau penghapusam tulisan yang menggunakan pensil atau tinta. 2) Pengubahan atau penggantian.

3) Tulisan yang disamarkan atau tidak biasa.

4) Menggunakan dua atau lebih warna tinta yang berbeda. 5) Halaman yang terbakar, rusak atau sobek.

6) Tanda pensil atau karbon di sepanjang tulisan dalam dokumen. 7) Adanya garis karena proses perhasilan.

8) Tanda inkonsistensi atau kekacauan dalam urutan isi dokumen. 9) Semua tampilan mencurigakan atau bentuk yang tidak biasa.

Dalam mengangani dokumen yang dipertanyakan, investigator kecurangan bertanggung jawab untuk mengambil tindakan berikut:

1) Mengumpulkan, melindungi, mengidentifikasi, dan mempertahankan dokumen yang dipertanyakan dalam kondisi sebaik mungkin.

2) Mengumpulkan bukti dan dapat membuktikan kepada pemeriksa dokumen mengenai sumber dari contoh perbandingan yang memadai.

3) Mengajukan dokumen yang dipertanyakan dan dokumen perbandingan kepada pemeriksa.

6. Analisis Informasi Elektronik

Forensik komputer adalah suatu bidang yang mengalami perkembangan pesat dengan banyak pemasok perangkat lunak. Saat ini, EtiCase Forensic Edition dari Guidance Software dan Forensic Toolkit (FTK) dari AccessData sangat umum digunakan. Paket perangkat lunak ini membantu investigasi melalui keseluruhan proses yang dijelaskan sebelumnya dan memastikan bahwa langkah-langkah penting diikuti dengan benar.

Sistem Surel

Sistem surel sering terbukti menjadi tempat penyimpanan yang luar biasa yang mengungkapkan komunikasi antara tersangka dan orang lain. Sangat mengejutkan jika banyak orang masih yakin bahwa surel adalah metode yang aman

(15)

untuk berkomunikasi. Satu surel saja dapat menjadi informasi yang dapat menjadi bukti suatu tindak kejahatan yang menjadi permulaan terungkapnya keseluruhan kasus. Dalam dunia media elektronik saat ini, surel harus selalu dipertimbangkan selama investigasi. 

Komputer dan media digital semakin sering dimanfaatkan dalam kegiatan melawan hukum. Ia bisa menjadi alat atau sarana kejahatan (misalnya penggunaan telepon selular untuk memeras), hasil kejahatan (misalnya informasi digital hasil curian), atau sebagai sarana penyimpan informasi mengenai kejahatan. Di samping komputer yang menyimpan data dan informasi digital, ada beberapa peralatan elektronis yang kita gunakan sehari-hari yang juga menyimpan informasi digital.

Telepon nirkabel (wireless telephones)

Telepon nirkabel menyimpan data berikut 1) Nomor telepon yang dihubungi

2) Nomor telepon yang disimpan untuk akses cepat (speed dialing) 3) Caller ID untuk telepon yang diterima

4) Informasi lain yang tersimpan dalam memori dari telepon nirkabel

Alat penyeranta (electronic paging device)

Berikut bukti-bukti digital yang mungkin tersimpan dalam pesawat penyeranta 1) Data yang tersimpan dalam bentuk angka (untuk penyeranta yang

disebut numeric pagers komunikasi dilakukan hanya dalam bentuk angka atau kode)

2) Data yang tersimpan dalam bentuk angka dan huruf

3) Voice pagers dapat mengirimkan komunikasi suara, terkadang sebagai tambahan atas komunikasi alpha numeric.

4) Pesan-pesan masuk dan keluar dalam 2-way pagers atau penyeranta dua arah

Mesin faks

(16)

1) Daftar nomor telepon yang dapat dihubungin dengan dial cepat 2) Faks masuk dan keluar yang tersimpa secara digital

3) Catatan mengenai faks masuk dan keluar 4) Judul di faks

5) Setelan waktu Kartu cerdas

Kartu cerdas, lazimnya seukuran kartu kredit, dilengkapi dengan chip atau microprocessor yang menyimpan sejumlah nilai uang dan informasi lain. Kartu cerdas ini digunakan untuk

1) Pembayaran transaksi pada point off sale, misalnya utuk pulsa telepon 2) Pembayaran antar pemegang kartu cerdas

3) Melakukan pembayaran untuk transaksi internet 4) Kemampuan ATM

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu dampak yang dirasakan oleh pemerintah adalah berkurangnya laporan hoaks, penanganan aduan lebih efektif karena terdapat status laporan yang dapat

The Infrared range finder works by emitted and reflected back (or not reflected at all). The light reflected back at an angle that is dependent on the distance of the

Dengan berpijak pada pendapat para pakar dan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bahasa jurnalistik merupakan bahasa yang digunakan oleh para wartawan, redaktur, atau

Destinasi Bulukumba pada dasarnya memilki Daya Tarik Wisata yang banyak dan menarik untuk dikunjungi terlepas dari salah satu pembahasan Daya Tarik Wisata Pantai

Kebijakan Quantitative Easing sangat rentan terhadap stabilitas harga di beberapa negara emerging markets tidak terkecuali di negara-negara yang menerapkan

Skripsi yang berjudul Representasi “Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia Dalam Lirik Lagu Iwan Fals” (Analisis Semiotika Lirik Lagu Iwan Fals yang berjudul ‘Ujung Aspal

Himpunan Mahasiswa Psikologi FIP UNNES 2012. Nama Ketua Jurusan

Bahkan, Madrasah kemudian mengadopsi pelajaran umum sebagai mana sekolah-sekolah di bawah pembinaan Departemen Pendidikan Nasional.Serta dalam pengertian khusus yang