• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resume Post Partum Dan Bbl

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Resume Post Partum Dan Bbl"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

1)

1) Sistem EndokrinSistem Endokrin a.

a.  Hormon plasenta Hormon plasenta

Kadar estrogen dan progesterone menurun secara mencolok setelah plasenta Kadar estrogen dan progesterone menurun secara mencolok setelah plasenta keluar, kadar terndahnya dicapai kira-kira 1 minggu pascapartum. Penuruna kadar keluar, kadar terndahnya dicapai kira-kira 1 minggu pascapartum. Penuruna kadar estrogen berkaitan dengan pembengkakan payudara dan diuresis cairan estrogen berkaitan dengan pembengkakan payudara dan diuresis cairan ekstrasellular yang berlebih yang terakumulasi selama masa hamil. Pada wanita ekstrasellular yang berlebih yang terakumulasi selama masa hamil. Pada wanita yang tidak menyusui kadar estrogen mulai meningkat pada minggu kedua setelah yang tidak menyusui kadar estrogen mulai meningkat pada minggu kedua setelah melahirkan dan lebih tinggi daripada wanita yang menyusui pada pascapartum melahirkan dan lebih tinggi daripada wanita yang menyusui pada pascapartum hari ke17.

hari ke17.

b.

b.  Hormone hipofisis dan fungsi ovarium Hormone hipofisis dan fungsi ovarium

Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui tampaknya berperan Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui tampaknya berperan dalam menekan ovulasi. Karena kadar

dalam menekan ovulasi. Karena kadar  follicle-stimulating hormone follicle-stimulating hormone (FSH)(FSH) terbukti sama pada wanita yang menyusui dan tidak menyusui, disimpulkan terbukti sama pada wanita yang menyusui dan tidak menyusui, disimpulkan ovarium tidak berespon terhadap stimulasi FSH

ovarium tidak berespon terhadap stimulasi FSH ketika kadar prolaktin meningkat.ketika kadar prolaktin meningkat. Pada wanita tidak menyusui, ovulasi terjadi dini, yakni dalam 27 hari setelah Pada wanita tidak menyusui, ovulasi terjadi dini, yakni dalam 27 hari setelah melahirkan, dengan waktu rata-rata 70-75 hari. Pada wanita menyusui, waktu melahirkan, dengan waktu rata-rata 70-75 hari. Pada wanita menyusui, waktu rata-rata terjadinya ovulasi sekitar 90 hari. Diantara yang menyusui, 15% rata-rata terjadinya ovulasi sekitar 90 hari. Diantara yang menyusui, 15% mengalami menstruasi dalam 6 minggu dan 45% dalam 12 minggu. Diantara mengalami menstruasi dalam 6 minggu dan 45% dalam 12 minggu. Diantara wanita yang tidak menyusui, 40% mengalami menstruasi dalam 6 minggu, 65% wanita yang tidak menyusui, 40% mengalami menstruasi dalam 6 minggu, 65% dalam 12 minggu dan 90% dalam 24 minggu. Pada wanita menyusui, 80% siklus dalam 12 minggu dan 90% dalam 24 minggu. Pada wanita menyusui, 80% siklus menstruasi pertama tidak mengandung ovum (anovulatory). Pada wanita tidak  menstruasi pertama tidak mengandung ovum (anovulatory). Pada wanita tidak  menyusui, 50% siklus pertama menstruasi tidak

menyusui, 50% siklus pertama menstruasi tidak mengandung ovum.mengandung ovum.

2)

2) Sistem UrinariusSistem Urinarius a.

a. Komponen urinKomponen urin

Glikosuria ginjal yang diinduksi oleh kehamilan menghilang. Laktosuria positif  Glikosuria ginjal yang diinduksi oleh kehamilan menghilang. Laktosuria positif  pada ibu menyusui merupakan hal yang normal. BUN (Blood Urea Nitrogen) pada ibu menyusui merupakan hal yang normal. BUN (Blood Urea Nitrogen) yang meningkat selama pa

yang meningkat selama pascapartum scapartum merupakan akibat otolisis utemerupakan akibat otolisis uterus yangrus yang berinvolusi. Pemecahan kelebihan protein di dalam sel otot uterus juga berinvolusi. Pemecahan kelebihan protein di dalam sel otot uterus juga menyebabkan proteinurea ringan dan ( +1 ) selam satu atau dua hari setelah menyebabkan proteinurea ringan dan ( +1 ) selam satu atau dua hari setelah wanita melahirkan.

wanita melahirkan.

b.

b.  Diuresis pascapartum Diuresis pascapartum

Dalam 12 jam setelah melahirkan, ibu mulai membuang kelebihan cairan yang Dalam 12 jam setelah melahirkan, ibu mulai membuang kelebihan cairan yang tertimbun di jaringa selama ia hamil, salah satu mekanisme untuk mengurangi tertimbun di jaringa selama ia hamil, salah satu mekanisme untuk mengurangi cairan yang teretensi selama masa hamil ialah diaforesis luas, terutama pada cairan yang teretensi selama masa hamil ialah diaforesis luas, terutama pada malam hari selama 2

malam hari selama 2  –  – 3 hari pertama setelah melahirkan. Diuresi pasca partum,3 hari pertama setelah melahirkan. Diuresi pasca partum, yang disebabkan oleh penurunan kadar estrogen hilangnya, peningkatan tekanan yang disebabkan oleh penurunan kadar estrogen hilangnya, peningkatan tekanan vena pada tungkai bawah, dan hilangnya peningkatan volume darah merupakan vena pada tungkai bawah, dan hilangnya peningkatan volume darah merupakan mekansime lain tubuh untuk megatasi kelebihan cairan.

mekansime lain tubuh untuk megatasi kelebihan cairan.

c.

c. Uretra dan kandung kemihUretra dan kandung kemih

Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih

Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses malahirkanselama proses malahirkan yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih dapat yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih dapat

mengalami hiperemi dan edema sering disertai dengan daerah

mengalami hiperemi dan edema sering disertai dengan daerah  –  –  daerah kecildaerah kecil hemoragik.kombinasi trauma akibat kelahiran, peningkatan kapasitas kandung hemoragik.kombinasi trauma akibat kelahiran, peningkatan kapasitas kandung kemih setelah bayi lahir dan efek konduksi anastesi menyebabkan keinginan kemih setelah bayi lahir dan efek konduksi anastesi menyebabkan keinginan untuk berkemih menurun selain itu rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat untuk berkemih menurun selain itu rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat melahirkan , laserasi vagina

dorongan saat melahirkan , laserasi vagina atau episotomi juga menurunkanatau episotomi juga menurunkan refleks bekemih pada masa pasca partum tahap lanjut distensi berlebihan dapat refleks bekemih pada masa pasca partum tahap lanjut distensi berlebihan dapat mengakibatkan kandung kemih lebih peka terhadap infeksi sehingga menganggu mengakibatkan kandung kemih lebih peka terhadap infeksi sehingga menganggu proses berkemih normal.

proses berkemih normal.

3)

3) Sistem PencernaanSistem Pencernaan a.

a.  Nafsu makan Nafsu makan

Ibu biasanya lapar segera setelah melahirkan.setelah benar-

Ibu biasanya lapar segera setelah melahirkan.setelah benar- benar pulih dari efek benar pulih dari efek  analgesia, anastesi dan keletihan kebanykan ibu

analgesia, anastesi dan keletihan kebanykan ibu merasakan sangat lapar.merasakan sangat lapar.

b.

b.  Motilitas Motilitas

Secara khas, penurunan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang Secara khas, penurunan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir, kelebihan anastesi dan anlgesi bisa memperlambat singkat setelah bayi lahir, kelebihan anastesi dan anlgesi bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan

pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normalnormal

c.

c.  Defekasi Defekasi

BAB secara spontan bisa tertunda selama 2

BAB secara spontan bisa tertunda selama 2  –  –  3 hari setelah melahirkan. Ibu3 hari setelah melahirkan. Ibu seringkali sudah mengeluhkan nyeri saat defekasi karna nyeri yang dirasakannya seringkali sudah mengeluhkan nyeri saat defekasi karna nyeri yang dirasakannya di perineum a

di perineum a kibat episotomkibat episotomi.i.

4)

4) Sistem Kardiovaskuler Sistem Kardiovaskuler  a.

a. Volume darahVolume darah

Pada minggu ketiga dan keempat setelah bayi lahir, volume darah biasanya Pada minggu ketiga dan keempat setelah bayi lahir, volume darah biasanya menurun sampai mencapai volume sebelum hamil, hipervolemia yang menurun sampai mencapai volume sebelum hamil, hipervolemia yang diakibatkan kehamilan ( peningkatan ± 40 % lebih dari volume tidak hamil dan diakibatkan kehamilan ( peningkatan ± 40 % lebih dari volume tidak hamil dan menyebabkan kebanyakan ibu bisa menoleransi kehilangan darah saat menyebabkan kebanyakan ibu bisa menoleransi kehilangan darah saat melahirkan, banyk ibu yang kehilangan 300

melahirkan, banyk ibu yang kehilangan 300  –  – 400 ml darah sewaktu melahirkan400 ml darah sewaktu melahirkan bayi tunggal pervaginam atau sekitar dua kali lipat pada saat operasi cesarean. bayi tunggal pervaginam atau sekitar dua kali lipat pada saat operasi cesarean.

b.

b. Curah jantungCurah jantung

Denyut jantung, volume sekuncup dan curah jantung meningkat selama masa Denyut jantung, volume sekuncup dan curah jantung meningkat selama masa hamil, setelah melahirkan keadaan ini meningkat lebih tinggi selama 30 hamil, setelah melahirkan keadaan ini meningkat lebih tinggi selama 30  –  –  6060 menit

menit karena darah biasanya melintasi utekarena darah biasanya melintasi uteroplasenta tibaroplasenta tiba  –  –  tiba kembali ketiba kembali ke sirkulasi umum.

sirkulasi umum.

c.

c. Tanda-tanda vitalTanda-tanda vital

Selama 24 jam pertama suhu dapat meningkat sampai 38

Selama 24 jam pertama suhu dapat meningkat sampai 3800C sebagai akibat efek C sebagai akibat efek  dehidrasi. Setelah 24 jam wanita harus tidak demam. Denyut nadi tetap tinggi dehidrasi. Setelah 24 jam wanita harus tidak demam. Denyut nadi tetap tinggi selam jam pertama setelah bayi lahir. Kemudian mulai menurun dengan selam jam pertama setelah bayi lahir. Kemudian mulai menurun dengan frekuensi yang tidak diketahuinya pada minggu kedelapan dan

frekuensi yang tidak diketahuinya pada minggu kedelapan dan kesepuluh denyutkesepuluh denyut nadi kembali ke frekuens sebelum hamil.pernapasan harus berada dalam rentang nadi kembali ke frekuens sebelum hamil.pernapasan harus berada dalam rentang normal sebelum melahirkan , tekanan darah sedikit berubah atau menetap, normal sebelum melahirkan , tekanan darah sedikit berubah atau menetap,

(2)

hipotensi ortostatik dapat timbul dalam 48 jam pertama akibat pembengkakan hipotensi ortostatik dapat timbul dalam 48 jam pertama akibat pembengkakan limpa yang terjadi.

limpa yang terjadi.

d.

d. Komponen darahKomponen darah

Selama 72 jam pertama volume plasma yang hilang lebih besar dari sel darah Selama 72 jam pertama volume plasma yang hilang lebih besar dari sel darah yang hilang di

yang hilang dikaitkan kaitkan dengan peningkatan dengan peningkatan hematokrit pada hematokrit pada hari ke-3 samhari ke-3 sampaipai hari ke-7 post partum . selama sepuluh sampai 12 hari pertama setelah bayi lahir hari ke-7 post partum . selama sepuluh sampai 12 hari pertama setelah bayi lahir nilai leukosit antara 20000 dan 25000 /ml

nilai leukosit antara 20000 dan 25000 /ml3.3.. keadaan hiperkoagulasi yang bisa. keadaan hiperkoagulasi yang bisa diiringi kerusakan pembuluh darah dan immobilisasi dan mengakibatkan diiringi kerusakan pembuluh darah dan immobilisasi dan mengakibatkan peningkatan resiko tromboembolisme terutama setalah wanita melahirkan secar peningkatan resiko tromboembolisme terutama setalah wanita melahirkan secar sesar.

sesar.

e.

e. VarisesVarises

Varises Bahkan varises vulva akan mengecil

Varises Bahkan varises vulva akan mengecil dengan cepat setelah bayi lahirdengan cepat setelah bayi lahir

5)

5) Sistem NeurologiSistem Neurologi

Perubahan neurologis selama puerperium merupakan adaptasi neurobiologis Perubahan neurologis selama puerperium merupakan adaptasi neurobiologis yang terjdi saat wanita hamil dan disebabkan oleh trauma yang dialami wanita yang terjdi saat wanita hamil dan disebabkan oleh trauma yang dialami wanita saat bersalin dan melahirkan, rasa tidak Nyman neurologist yang diinduksi saat bersalin dan melahirkan, rasa tidak Nyman neurologist yang diinduksi kehamilan akan meng

kehamilan akan menghilang setalah hilang setalah wanita melahirkan.wanita melahirkan.

6)

6) Sistem MuskuloskeletalSistem Muskuloskeletal

Adaptasi system musculoskeletal ibu yang terjadi slema masa hamil berlangsung Adaptasi system musculoskeletal ibu yang terjadi slema masa hamil berlangsung secara terbalik selama masa pasca partum adaptasi ini mencakup hal

secara terbalik selama masa pasca partum adaptasi ini mencakup hal  –  – hal yanghal yang membantu relaksasii dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu membantu relaksasii dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran rahim .

akibat pembesaran rahim . 7)

7) Sistem IntegumenSistem Integumen

Hiperpigmentasi di aeorola dan line nigra tidak menghilang seluruhnya setelah Hiperpigmentasi di aeorola dan line nigra tidak menghilang seluruhnya setelah bayi lahir, kulit yang meregang pada payudara , abdomen, paha dan panggul bayi lahir, kulit yang meregang pada payudara , abdomen, paha dan panggul mungkin memudar tapi tidak hilang seluruhnya pada beberapa wanita spider mungkin memudar tapi tidak hilang seluruhnya pada beberapa wanita spider nevi mentap, rambut halus yang tumbuh dengan lebat pada wanita biasanya nevi mentap, rambut halus yang tumbuh dengan lebat pada wanita biasanya menghilang tapi rambut kasar menetap. Diaforesis ialah perubahan yang paling menghilang tapi rambut kasar menetap. Diaforesis ialah perubahan yang paling  jelas pada system, integument.

 jelas pada system, integument.

8)

8) Sistem KekebalanSistem Kekebalan

Kebutuhan ibu untuk mendapat vaksinasi rubella atau untuk mencegah Kebutuhan ibu untuk mendapat vaksinasi rubella atau untuk mencegah isoimunisasi Rh ditetapkan.

isoimunisasi Rh ditetapkan. Waktu sejak melahirkan

Waktu sejak melahirkan Posisi fundus uteriPosisi fundus uteri 1-2

1-2 jam jam Pertengahan, Pertengahan, antara antara pusat-simfisispusat-simfisis 12

12 jam jam 1 1 cm cm bawah bawah pusatpusat 3

3 hari hari 3 3 cm cm bawah bawah pusat pusat (terus (terus menurun menurun 11 cm/hari)

cm/hari) 9

9 hari hari Tidak Tidak terabateraba 5-6

5-6 minggu minggu Tdk Tdk teraba, teraba, sdkt sdkt lbh lbh besar besar drpd drpd multiparamultipara

9)

9)  Abdomen Abdomen

Apabila wanita berdiri

Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan abdomennydi hari pertama setelah melahirkan abdomennyaa menonjol dan membuat wanita tersebut tampak masih seperti hamil diperlukan menonjol dan membuat wanita tersebut tampak masih seperti hamil diperlukan sekitar 6 minggu untuk dinding abdomen kembali ke keadaan semula. Ada sekitar 6 minggu untuk dinding abdomen kembali ke keadaan semula. Ada keadan tertentu seperti bayi besar atau

keadan tertentu seperti bayi besar atau hamil kembar hamil kembar otototot  –  –  otot dindingotot dinding abdomen memisah suatu keadaan yang dinamai diatsasis

abdomen memisah suatu keadaan yang dinamai diatsasis rektiabdominis.rektiabdominis.

10)

10) PayudaraPayudara a.

a.  Ibu menyusui Ibu menyusui

Sebelum laktasi dimulai payudara teraba lunak dan suatu cairan kekuningan Sebelum laktasi dimulai payudara teraba lunak dan suatu cairan kekuningan yakni kolostrum dikeluarkan. Stelah laktasi payudara teraba hangat den keras yakni kolostrum dikeluarkan. Stelah laktasi payudara teraba hangat den keras ketika disentuh rasa

ketika disentuh rasa nyeri akan menetap selam asekitar 28 jamnyeri akan menetap selam asekitar 28 jam.. b.

b. tidak menyusuitidak menyusui

Payudara ibu tidak menyusui biasa teraba nodular pada hari ke

Payudara ibu tidak menyusui biasa teraba nodular pada hari ke  –  – 3 dan ke- 4 bisa3 dan ke- 4 bisa terjadi pembengkakan ( engorgement ). Distensi payudara terutama disebabkan terjadi pembengkakan ( engorgement ). Distensi payudara terutama disebabkan oleh kongesti vena dan limfatik bukan akibat penimbunan air susu. oleh kongesti vena dan limfatik bukan akibat penimbunan air susu. Pembengkanan dapat hilang dengan sendirinya dan rasa tidak nyaman berkurang Pembengkanan dapat hilang dengan sendirinya dan rasa tidak nyaman berkurang dalam 24

dalam 24 –  – 36 jam.36 jam.

5.

5. Perubahan Psikologis Post PartumPerubahan Psikologis Post Partum a.

a. Penyesuaian maternalPenyesuaian maternal

 TakingIn (Fase dependent)TakingIn (Fase dependent)

Periode dimana ibu hanya berorientasi pada kebutuhan diri sendiri, tingkah laku Periode dimana ibu hanya berorientasi pada kebutuhan diri sendiri, tingkah laku klien pasif dengan berdiam diri, tergantung pada orang lain. Ibu belum klien pasif dengan berdiam diri, tergantung pada orang lain. Ibu belum mempunyai inisiatif untuk kontak dengan bayinya. Dia sangat membutuhkan mempunyai inisiatif untuk kontak dengan bayinya. Dia sangat membutuhkan orang lain untuk membantu, kebutuhannya yang utama adalah istirahat dan orang lain untuk membantu, kebutuhannya yang utama adalah istirahat dan makan. Selain itu ibu mulai menerima pengalamannya dalam melahirkan dan makan. Selain itu ibu mulai menerima pengalamannya dalam melahirkan dan menyadari bahwa hal tersebut adalah nyata. Periode ini berlangsung 1 - 2 hari. menyadari bahwa hal tersebut adalah nyata. Periode ini berlangsung 1 - 2 hari.

 “ Taking Hold“ Taking Hold (Fase dependent mandiri)(Fase dependent mandiri)

Periode dimana terjadi perpindahan dari keadaan ketergantungan keadaan Periode dimana terjadi perpindahan dari keadaan ketergantungan keadaan mandiri. Perlahan-lahan tingkat energi klien meningkat merasa lebih nyaman mandiri. Perlahan-lahan tingkat energi klien meningkat merasa lebih nyaman dan mulai berfokus pada bayi yang dilahirkan. Klien lebih mandiri, dan pada dan mulai berfokus pada bayi yang dilahirkan. Klien lebih mandiri, dan pada akhirnya mempunyai inisiatif untuk merawat dirinya, mampu untuk mengontrol akhirnya mempunyai inisiatif untuk merawat dirinya, mampu untuk mengontrol fungsi tubuh, fungsi eliminasi dan memperhatikan aktifitas yang dilakukannya fungsi tubuh, fungsi eliminasi dan memperhatikan aktifitas yang dilakukannya setiap hari. Jika ibu merawat bayinya, maka ia harus memperhatikan kualitas setiap hari. Jika ibu merawat bayinya, maka ia harus memperhatikan kualitas dan kuantitas dari produksi ASI. Selain itu, ibu seharusnya tidak hanya dan kuantitas dari produksi ASI. Selain itu, ibu seharusnya tidak hanya mengungkapkan keinginannya saja akan tetapi harus melakukan hal tersebut, mengungkapkan keinginannya saja akan tetapi harus melakukan hal tersebut, misalnya keinginan berjalan, duduk, bergerak seperti sebelum melahirkan. misalnya keinginan berjalan, duduk, bergerak seperti sebelum melahirkan. Disini juga klien sangat antusias

Disini juga klien sangat antusias merawat bayinya.merawat bayinya.

Pada fase ini merupakan saat yang tepat untuk memberikan pendidikan Pada fase ini merupakan saat yang tepat untuk memberikan pendidikan  perawatan untuk dirinya dan bayinya.

(3)

 “Letting Go” (Fase interdependent)

Klien sudah mampu merawat dirinya sendiri dan mulai disibukan oleh tanggung  jawabnya sebagai ibu. Secara umum fase ini terjadi ketika ibu kembali ke

rumah.

Pada fase ini ibu mengalami 2 perpisahan, yaitu

o Mengerti dan menerima bentuh fisik dari bayinya

o Melepaskan peran ibu sebelum memiliki anak, menjadi ibu yang merawat

anak.

 Post Partum Blues

Terjadi perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron yang menurun, selain itu klien tidak siap dengan tugas-tugas yang harus dihadapinya. Post partum blues biasanya terjadi 6 minggu setelah melahirkan. Gejala yang tampak adalah menangis, mudah tersinggung, gangguan nafsu makan, gangguan pola tidur, dan cemas. Bila keadaan ini berlangsung lebih dari 2 minggu dan klien tidak mampu menyesuaikan dengan tuntutan tugasnya, maka keadaan ini dapat menjadi serius.

b. Penyesuaian Paternal

Keinginan ayah untuk menemukan hal-hal yang unik maupun yang sama dengan dirinya merupakan karakteristik lain yang berkaitan dengan kebutuhan ayah untuk  merasakan bahwa bayi ini adalah miliknya. Respon yang jelas ialah adanya daya tarik yang kuat dari bayi yang baru lahir.Ada tiga tahapan proses yaitu Tahap pertama meliputi pengalaman prakonsepsi yakni akan seperti apa rasanya ketika membawa pulang bayi kerumah . Tahap kedua meliputi Realitas yang tidak  menyenangkan menjadi ayah baru .Beberapa ayah mulai menyadari bahwa harapan mereka sebelumnya tidak didasarkan pada kenyataan. Perasaan sedih dan ragu sering sekali menyertai realitas. Tahap ketiga meliputi keputusan yang dilakukan dengan sadar unutk mengontrol dan menjadi lebih aktif terlibat didalam kehidupan bayi mereka. Respon yang diperlihatkan pada bayi baru lahir, ada yang positif dan ada  juga yang negatif.

c. Penyesuaian saudara kandung

Orang tua perlu membagi perhatian mereka dengan adil. Anak yang lebih tua harus menyusun posisi baru didalam hirarki keluarga. Anak yang lebih tua harus tetap berada dalam posisi sebagai pemimpin. Anak berikutnya dalam urutan tanggal lahir harus berada pada posisi yang lebih superior dari adiknya yang baru. Anak harus diperbolehkan berinteraksi atas kemauannya sendiri dan jangan dipaksa.

d. Penyesuaian kakek dan nenek 

Jumlah keterlibatan kakak dan nenek dalam merawat bayi baru lahir tergantung pada banyak factor misalnya keinginan kakek-nenek untuk terlibat, kedekatan hubungan kakek dan nenek dan peran kakek dan nenek dalam konteks budaya dan etnik yang bersangkutan ,bertindak sebagai sumber pengetahuan dan sebagai individu pendukung.

6. Komplikasi Post Partum

Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin meningkatnya pembentukan urine untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi penyerapan beberapa bahan tetentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5°C yang bukan merupakan keadaan yang patologis atau menyimpang pada hari per tama.

Terjadinya infeksi kala melahirkan adalah sebagai berikut:

 Manipulasi penolong, terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam, alat yang

dipakai kurang suci hama.

o Infeksi yang didapat dirumah sakit (nosokomial)

o Sudah terdapat infeksi intra partum: Persalinan lama terlantar, ketuban

pecah lebih dari 6 jam, terdapat pusat infeksi dalam tubuh (fokal infeksi)

7. Penatalaksanaan

 Perawatan Luka Perineum

 Pengertian

Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil.

Tujuan perawatan perineum adalah mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan.

 Bentuk Luka Perineum ada 2, yaitu : 1. Ruptur

Ruptur adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek  sulit dilakukan penjahitan. (Hamilton, 2002).

2. Episiotomi

Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum dan vagina yang sedang dalam keadaan meregang. Tindakan ini dilakukan jika perineum diperkirakan akan robek teregang oleh kepala janin, harus dilakukan infiltrasi perineum dengan anestasi lokal, kecuali bila pasien sudah diberi anestasi epiderual. Insisi episiotomi dapat dilakukan di garis tengah atau mediolateral. Insisi garis tengah mempunyai keuntungan karena tidak banyak pembuluh darah besar dijumpai disini dan daerah ini lebih mudah diperbaiki (JonesDerek,2002). Pada gambar berikut ini dijelaskan tipe episotomi dan rupture yang sering dijumpai dalam proses persalinan yaitu :

1. Episiotomi medial 2. Episiotomi mediolateral Sedangkan rupture meliputi : 1. Tuberositas ischii 2. Arteri pudenda interna 3. Arteri rektalis inferior

(4)

Gambar 1. Tipe-Tipe Episiotomi

lingkup perawatan perineum adalah : 1.Mencegah kontaminasi dari rectum

2.Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma 3.Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau.

 Waktu Perawatan Menurut Feerer (2001), waktu perawatan perineum adalah :

1. Saat Mandi

Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.

2. Setelah Buang air kecil

Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi kontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum.

3. Setelah buang air besar

Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan.

  Manajemen Laktasi a. Manajemen Laktasi

Tata laksana yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan menyusui. b. Laktasi

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi mengisap dan menelan ASI.

ASI terdiri dari berbagai komponen gizi dan non gizi. Komposisi ASI tidak  sama selama periode menyusui, pada akhir menyusui kadar lemak 4-5 kali dan kadar protein 1,5 kali lebih tinggi daripada awal menyusui. Juga terjadi variasi dari hari ke hari selama periode laktasi. Keberhasilan laktasi dipengaruhi oleh kondisi sebelum dan saat kehamilan. Kondisi sebelum kehamilan ditentukan oleh perkembangan payudara saat lahir dan saat pubertas. Pada saat kehamilan yaitu trimester II payudara mengalami pembesaran karena pertumbuhan dan difrensiasi dari lobuloalveolar dan sel epitel payudara. Pada saat pembesaran payudara ini hormon prolaktin dan laktogen placenta aktif bekerja yang berperan dalam produksi ASI

ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa makanan tambahan selama bayi berumur 0-6 bulan. Bayi diberikan ASI sampai 2 tahun.

MP ASI (Makanan pendamping ASI) adalah memberikan ASI dan makanan padat (bubur,buah, dll) yang diencerrkan setelah bayi berusia > 6 bulan.

 Keunggulan ASI BAYI

1. Nutrisi yang lengkap (komposisi sesuai kebutuhan bayi) 2. Zat protektif 

3. Efek psikologis yang menguntungkan 4. Pertumbuhan yang baik 

5. Mengurangi karies dentis (kadar gula dalam ASI sesuai kebutuhan bayi) 6. Mengurangi kejadian molaklusi (majunya rahang gigi depan)

7. Bayi mendapatkan imunitas yang cukup IBU

1. Aspek kesehatan ibu (lebih segar)

2. Aspek KB (ibu yang menyusui sebagian besar tidak menstruasi) 3. Aspek psikologis

4. Manfaat untuk keluarga

5. Manfaat untuk negara (kesehatan ibu dan anak merupakan alat ukur) 6. Mencegah bengkak pada payudara

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI antara lain : 1. Frekuensi Penyusuan

Ibu dengan bayi cukup bulan menunjukkan bahwa frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali perhari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi ASI yang cukup . Berdasarkan hal ini direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan.

2. Berat Lahir 

Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr). Kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan

(5)

yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI.

3. Umur Kehamilan saat Melahirkan

Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi intik ASI. Hal ini disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu mengisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak prematur. Lemahnya kemampuan mengisap pada bayi prematur dapat disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ.

4. Stres dan Penyakit Akut 

Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga mempengaruhi produksi ASI karena menghambat pengeluaran ASI. Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks dan nyaman. Tipe stres ibu khususnya kecemasan dan tekanan darah terhadap produksi ASI. Penyakit infeksi baik yang kronik maupun akut yang mengganggu proses laktasi dapat mempengaruhi produksi ASI.

6. Konsumsi Rokok 

Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin. Studi Lyon,(1983); Matheson, (1989) menunjukkan adanya hubungan antara merokok dan penyapihan dini meskipun volume ASI tidak diukur secara langsung. Meskipun demikian pada studi ini dilaporkan bahwa prevalensi ibu perokok yang masih menyusui 6  –  12 minggu setelah melahirkan lebih sedikit daripada ibu yang tidak perokok dari kelompok sosial ekonomi sama, dan bayi dari ibu perokok mempunyai insiden sakit perut yang lebih tinggi.

7. Konsumsi Alkohol

Meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI namun disisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin. Kontraksi rahim saat penyusuan merupakan indikator produksi oksitosin.

8. Pil Kontrasepsi

Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI , sebaliknya bila pil hanya mengandung progestin maka tidak ada dampak terhadap volume ASI. Berdasarkan hal ini WHO merekomendasikan pil progestin untuk ibu menyusui yang menggunakan pil kontrasepsi.

 Kerugian PASI (Pengganti ASI)

1. Dosisnya tidak sesuai (pengenceran yang salah, encer nutrisi berkurang, pekat kerja usus meningkat menyebabkan obesitas)

2. Kontaminasi mikroorganisme (susu dan botol) 3. Menyebabkan alergi (diare, konstipasi, perdarahan) 4. Kondisi dapat berlanjut menjadi kronis

5. Penggunaan sus formula yang salah (contoh: susu untuk pencernaan)

6. Tidak memiliki manfaat seperti ASI

 Posisis Menyusui

 Posisi cradle (memeluk bayi)  Posisi tidur (untuk anak kembar)  Posisi transisi

 Posisi dibawah lengan  Cara Menyusui dengan Benar

 Bibir bayi berbentuk huruf C. Otot pipi berkontraksi  Lidah bayi ke depan memegang nipple dan areola

 Nipple dimasukkan saat lidah mendorong ke belakang dan membawa areola

ke mulut.

 Bag bibir menjepit areola dan menghisap susu ke bagian akhir tenggorokan  Posisi Menghisap dengan Botol

 Karet nipple botol masuk ke rahang atas sesuai pergerakan lidah. Lidah

bergerak ke depan melawan bibir untuk mengontrol aliran susu berlebih yang masuk ke esofagus.

8. Pendidikan Kesehatan A. Perawatan Masa Nifas

1. Menjelaskan fisiologis pada masa nifas, meliputi

a. Laktasi : Keseluruhan proses menyusui mulai ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap

b. Involusi : Proses kembalinya alat-alat kandungan seperti semula sebelum hamil, karena fungsinya telah selesai, yaitu memberikan tempat untuk   janin dan meberikan nutrisi.

c. Lochea : Pengeluaran cairan / secret yang berasal dari rahim melalui jalan lahir

2. Menjelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri, yaitu karena adanya proses involusi (pengecilan rahim)

3. Mengajarkan pada ibu tentang cara distraksi, yaitu dengan mengalihkan perhatiannya, mungkin dengan menyusui bayinya, meliat bayinya serta mengajarkan teknik relaksasi yaitu dengan menarik nafas panjang setiap merasakan nyeri.

4. Mendiskusikan dengan ibu tentang kebutuhan dasar ibu nifas,meliputi : a. Nutrisi

- Menganjurkan kepada ibu untuk makan makanan yang bergizi dan tambahan 500 kalori perhari, porsi 1  –  2 piring lebih banyak dari biasanya.

- Sebaiknya makan makanan yang cukup protein , mineral dan vitamin. - Minum sedikitnya 3 liter ( 10  –  12 gelas ) airputih setiap hari

(menanjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui) dan bila perlu ditambah susu.

b. Eliminasi

- Menganjukan ibu untuk BAK dan BAB secara teratur dan menghindari menahannya bila ada rangsangan, karena bila ditahan akan menghambat prose involusi rahim.

(6)

c. Istirahat

- Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup, malam 7  – 8 jam dn siang 1  –  2 jam untuk mencegah kelelahan yang berlebihan .

- Menganjurkan ibu untuk tidur siang atau neristirahat selagi bayi tidur. - Menjelaskan bahwa kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam

beberapa hal :

1. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi

2. Memperlambat proses involusi rahim dan memperbanyak  pendarahan.

3. Menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri

d. Aktifitas

- Menganjurkan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan.

- Menganjurkan ibu agar melaksanakan senam nifas secara teratur untuk  mengembalikan otot perut dan otot panggul kembali normal.

e. Personal Hygiene

- Menganjurkan untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh (mandi 2x/hari, menggosok gigi saat mandi, ganti pakaian dalam 2x/hari atau bila terasa kotor dan basah.

- Mengajarkan kepada ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air bersih dari depan (vulva) ke belakang (anus) setiap kali selesai BAK dan BAB serta dikeringkan dengan handuk  yang bersih.

- Menganjurkan ibu untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah memberihkan daerah kelaminnya, serta sebelum menyusui bayinya. - Menyarankan ibu untuk mengindari menyentuh daerah luka jahitan,

membersihkab luka dengan kasa steril.

- Menganjurkan ibu untuk mengganti pembalut bila terasa basah dan penuh.

f. Hubungan seksual

Menganjurkan ibu untuk memulai hubungan suami istri setelah 40 hari /6 minggu setelah persalinan, setelah ibu menggunakan metode KB, setelah darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedala vagina tanpa rasa nyeri serta ibu tidak merasa nyeri lagi.

g. KB

Mendiskusikan dengan ibu tentang KB untuk ibu menyusui dengan menggunakan alat peraga (KB Kit), meliputi tujuan, jenis KB yang sesuai untuk ibu menyusui, cara kerja, keuntungan dan kerugian, kontraindikasi. Tujuannnya untuk mengatur kehamilan, serta jumlah anak guna meningkatkan kualitas keluarga.

5. Mejelaskan dan mendemonstrasikan tentang senam nifas, meliputi : Tujuan :

- memperbaiki sirkulasi darah - mengembalikan fungsi otot - mengoreksi sikap tubuh

- menciptakan posisi yang benar dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari, agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan

Waktu : setelah 6 dan 8 minggu setelah melahirkan 6. Mendemonstrasikan tentang cara senam nifas

a. Menjelaskan tentang tanda-tanda bahaya pada ibu nifas, meliputi : - demam ≥ 380C

- pendarahan berlebihan dari vagina - penglihatan kabur

- puting lecet - lochea berbau

- infeksi luka jahitan perineum

- bila ada tanda bahay nifas ibu segera datang ke petugas / pelayanan kesehatan

b. Menjelaskan kepada ibu tentang cara perawatan bayi, meliputi : - kebersihan bayi, yaitu dengan memandikan bayi tiap pagi dan sore, - tetapi mandi sebelum tidur akan membantu relaksasi sehingga

mempermudah tidur. Saat memandikan bayi sambil dibesihkan daerah genetalianya dengan menggunakan air hangat dan waslap.

Pengertian

Senam / gerakan yang dilakukan setelah melahirkan. Dilakukan segera setelah melahirkan sampai 7 minggu dan dilakukan 2 kali dalam sehari

Tujuan

 Memperbaiki sirkulasi darah  Memperbaiki postur tubuh  Memperbaiki tonus otot panggul

 Memperbaiki regangan otot tungkai bawah  Memperbaiki regangan otot perut

 Meningkatkan kesadaran untuk mlakukan relaksasi otot panggul.

Cara Senam Nifas

 Latihan Penguatan Otot Perut  Tahap 1:Pernafasan perut

Tahap 2: Kombinasi pernafasan perut dengan pengerutan panggul Tahap 3: Menggapai lutut

 Latihan Penguatan Pinggang Tahap 1: Memutar kedua lutut Tahap 2: Memutar satu kaki Tahap 3:Memutar tungkai 7. . Gizi

Ibu menyusui harus:

a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari

b. makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup

c. minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui)

d. Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin

(7)

e. minum kapsul vit. A (200.000 unit) agar bias memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASInya.

8. Perawatan Payudara

Menjelaskan dan mendemonstrasikan tentang perawatan payudara, meliputi :

 Tujuannya adalah untuk memelihara kebersihan, memperlancar sirkulasi darah, memperlancar pengeluara ASI, mengatasi puting susu datar/terbenam.

 Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama puting susu. Hindari penggunaan sabun untuk membersihkan puting.

 Apabila puting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui. Memnyusui tetap dilakukan, dimulai dari puting susu yang tidak lecet. Penyebab utama lecet pada puting susu adalah karena cara menopang bayi kurang tepat atau bayi tidak  mengisap dengan benar.

 Apabila lecet sangta berat, dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok. Mulai menyusui dengan payudara yang tidak lecet atau lecetnya lebih sedikit.

 Setiap kali sebelum dan selesai menyusui, usapkan kolostrum atau ASI ke puting susu. Ibu hendaknyatidak berhenti menyusui. Hanya pada keadaan yang sangat buruk, puting susu diistirahatkan selama 24 jam. Tetapi payudara dikosongkan dengan memompa/memeras ASI untuk diberikan kepada bayi.

 Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum paracetamol 1 tablet (500 mg) setiap 4-6 jam.

 Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan :

 Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat

selama 5 menit.

 Urut payudara dari arah pangkal menuju puting susu atau gunakan sisir

untuk mengurut payudara dengan arah “ Z” menuju puting.

 Keluarkan ASI sebagian dari baian depan payudara sehingga puting susu

menjadi lunak 

 Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apbilabayi tidak dapat mengisap seluruh ASI

dan dikeluarkan dengan tangan

 Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.

 9. Tahap Mobilisasi

Khusus bagi ibu yang menjalani sesar dianjurkan untuk turun dari tempat tidur setelah beristirahat selama 24 jam. Setelah itu, ibu bisa pergi ke kamar mandi. Dengan begitu, sirkulasi darah di tubuh akan berjalan dengan baik.

1. Mobilisasi jangan dilakukan terlalu cepat sebab bisa menyebabkan ibu terjatuh. 2. Yakinlah ibu bisa melakukan gerakan-gerakan di atas secara bertahap.

3. Kondisi tubuh akan cepat pulih jika ibu melakukan mobilisasi dengan benar dan tepat.

4. Jangan melakukan mobilisasi secara berlebihan karena bisa membebani jantung.

  Dikenal istilah early ambulation ialah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing ibu pasca persalinan keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnyua selekas mungkin berjalan.

Sekarang sudah tidak dianggap perlu lagi menahan ibu pasca melahirkan terlentang di tempat tidurnya selama 7-14 hari setelah melahirkan. Ibu sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur bahkan sampai 6 jam setelah melahirkan untuk buang air kecil sendiri.

Keuntungan dari early ambulation (sumber buku Obstetri Fisiologi, Unpad ) ialah: - penderita (ibu pasca melahirkan) merasa lebih sehat dan lebih kuat

- faal usus dan kandung kencing lebih baik 

- memungkinkan ibu memelihara anaknya secara langsung (memandikan, mengganti pakaian)

10. Discharge Planning a. Pengertian

Discharge Planning (Perencanaan Pulang) merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara berkelanjutan dan bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan harga yang terjangkau (Doenges & Moorhouse: 94 -95).

b. Tujuan

Membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. d. Hal-hal yang harus diperhatikan

Discharge Planning harus disesuaikan dengan: 1. Kebutuhan klien, tersedianya tim kesehatan 2. Dimulai sejak awal masuk rumah sakit. 3. Disusun oleh tim.

11. Home Visit

Banyak program pulang dini memakai kunjungan rumah pascapartum sebagai suatu tindakan tambahan untuk pemeriksaan pascapartum lanjutan. Kunjungan rumah bisa bisa menjadi bagian dari layanan rumah sakit. Kunjungan bisa dilakukan sejak 24  jam setelah pulang. Jarang sekali suatu kunjungan rumah ditunda sampai hari ketiga

setelah pulang ke rumah. *Keuntungan :

- Pengunjung dapat melihat dan berinteraksi dengan anggota keluarga di dalam

lingkungan yang alami dan aman.

- Perawat mampu mengkaji kecukupan sumber yang ada di rumah, demikian pula

keamanan di rumah dan lngkungan sekitarnya.

- Lebih mudah dilakukan untuk mengidentifikasi penyesuaian psikologis dan fisik 

ibu.

- Memudahkan untuk perencanaan pengajaran kesehatan

*Keterbatasan

(8)

- terbatasnya jumlah perawat yang berpengalaman dalam memberi pelayanan maternitas dan perawatan bayi baru lahir

- kekhawatiran tentang keamanan untuk mendatangi keluarga di daerah tertentu.

12. Nilai budaya

Nilai keyakinan dan budaya yang dianut masing-masing ibu mempengaruhi dari perawatan post partum.

Beberapa mitos yang berkembang di masyarakat :

 Makanannya hanya boleh makan lalapan pucuk daun tertentu, nasi, sambel

oncom dan kunyit bakar. Kunyit bakar sangat dianjurkan agar alat reproduksi cepat kembali pulih dan sepet. Pantang sekali makan telur, daging-dagingan dan susu. Alasannya: nanti alat reproduksi dan air susunya anyir.

Padahal, makan kunyit terus akan membuat sembelit. Justru menyiksa ibu yang baru melahirkan. Padahal itu adalah makanan bergizi semua. Bayi membutuhkan gizi yang baik dari sang ibu.

 Tetap diam di tempat tidur.

Ternyata dengan membiarkan badan ibu nifas bergerak tanpa harus berlama-lama di tempat tidur, membuat ibu nifas merasa lebih cepat sehat. Sekarang sudah tidak dianggap perlu lagi menahan ibu pasca melahirkan terlentang di tempat tidurnya selama 7-14 hari setelah melahirkan. Ibu sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur bahkan sampai 6 jam setelah melahirkan untuk buang air kecil sendiri.

 Tentang pemakaian guritaataustagen, yang khawatir rahim melorot ke bawah

kalau tidak di ikat.

Guritaataustagenitu hanya perlu pada penderita yang perutnya sangat longgar, yang tekanan intra abdominalnya sangat menurun setelah persalinan. Misalnya pada hydramnion, kehamilan kembar dan vitium cordis (gangguan jantung dalam kehamilan). Asuhan Keperawatan 1) Pengkajian a. Identitas Klien  Nama : Ny.A Umur : 29 tahun Pendidikan : -Pekerjaan : -Suku : -Agama : -Alamat : - Nama Suami : -Umur : -Pendidikan : -Pekerjaan : -Suku : -Agama : -Alamat : Tanggal Pengkajian.:

-b. Keluhan Utama :klien mengeluh nyeri pada perineum c. Riwayat haid :

-(Umur Menarche pertama kali, Lama haid, jumlah darah yang keluar, konsistensi, siklus haid, hari pertama haid terakhir, perkiraan tanggal partus.)

d. Riwayat Obstetri

 Riwayat Kehamilan :

-( Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil Laboratorium : USG, Darah, Urine, keluhan selama kehamilan termasuk situasi emosional dan impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan dan pengobatan yang diperoleh )

 Riwayat Persalinan

 Riwayat Persalinan saat ini : P2A0  kelahiran yang kedua, tidak pernah abortus. Jahitan, rupture perineum grade 2.

 Riwayat Nifas Saat Ini :lochea rubra 1 pembalut penuh setelah 4 jam, jahitan

ruptur perineum grade 2, ekstremitas edema, (-/-), varises (-/-)

 Riwayat Persalinan Lalu:

- Riwayat Nifas pada Persalinan Lalu :

- Riwayat Bayi Lahir :APGAR 9, reflex (+) (rooting, sucking, moro)

e. Riwayat Kesehatan Ibu - Riwayat kesehatan sekarang

(kaji apakh ibu sedang menderita penyakit menular dan menurun seperti : Asma,  DM, Hipertensi, kanker, TORCH, dll.)

- Riwayat kesehatan yang lalu

Kaji apakah ibu pernah mempunyai penyakit menular dan menurun seperti : Asma,  DM, Hipertensi, Paru – Paru, kanker, TORCH, Hepatitis, dll, tidak ada keturunan

kembar, apakah pernah di rawat di RS) - Riwayat Kesehatan Keluarga

(Kaji apakah keluarga klien mempunyai penyakit menular dan menurun seperti :  Asma, DM, hipertensi , TORCH, paru-paru, kanker, hepatitis, dll dan apakah ada

keturunan kembar.)

f. Riwayat KB dan Perencanaan Keluarga

(Kaji pengetahuan klien dan pasangannya tentang kontrasepsi, jenis kontrasepsi  yang pernah digunakan, kebutuhan kontrasepsi yang akan datang atau rencana  penambahan anggota keluarga dimasa mendatang.)

g. Riwayat Psikososial-Kultural :

-(Kaji apakah Ibu mempunyai pantangan dalam makanan/alergi dalam makanan dan obat, apakah ibu mempunyai keyakinan tertentu yang harus dilakukan seperti menggunakan gurita atau minum jamu untuk perawatan pasca melahirkan.) h. Kebiasaan Sehari-Hari

b) Pola nutrisi :

-c) Pola istirahat dan tidur :

-d) Pola eliminasi : klien merasa takut jahitannya akan tebuka (lepas) jika mau berkemih, sampai saat ini setelah 4 jam melahirkan klien belum berani berkemih. e) Personal Hygiene :

(9)

-f) Aktifitas :

-g) Rekreasi dan hiburan : -i. Pola Seksual :

(dapat dilakukan setelah luka episiotomy membaik dan lochia terhenti, biasanya  pada akhir minggu ke 3.)

 j. Konsep Diri : Klien merasa senang dengan kelahiran anak kedu ini, namun merasa bingung belum tahu cara merawat bayi karena anak urusan anak pertama oleh nenknya dan cara menurunkan berat badan, namun tetap ingin bisa menyusui. k. Peran :Klien masih belum tahu cara merawat bayi

l. Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : Compos mentis b. BB : 65 Kg , TB : 156cm , LLA : -c. Tanda Vital :  TD : 110/70 mmHg  Nadi : 84x/menit  RR : 20x/menit 3. Pemeriksaan Fisik : d. Kepala :

-(Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung, Mulut, Fungsi pengecapan;  pendengaran, dan leher.)

e. Breast : payudara simetris kanan dan kiri, hiperpigmentasi pada areola mamae, pengeluaran ASI (-), putting exverted.

f. Abdomen : TFU 3 jari di bawah pusat, uterus tidak teraba, kontraksi (-), diastasis rektus abdominis 2 jari.

g. Genitalia : Lochea rubra, 1 pembalut penuh setelah 4 jam. Jahitan, rupture perineum grade 2

h. Ekstremitas Bawah : edema , varises , reflex patella +/+, human sign

/o. Pemeriksaan laboratorium :

-(- Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb < 10 g% dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit, Trombosit 

- Klien dengan Dower Kateter diperlukan culture urine.)

2) Analisa Data

Data Menyimpang Etiologi Masalah

DS : Klien

mengeluh nyeri pada perineum DO : jahitan, rupture perineum grade 2

dilatasi serviks sampai pembukaan lengkap (10)

stimulasi dan tekanan bagian terbawah  janin yang menekan anus dan rektum

muncul perasaan ingin mengedan yang kuat dan lebih sering (tenaga pendorong

bayi)

Nyeri

bayi lahir dengan besar kepala bayi melebihi besar jalan lahir

terjadi robekan/ruptur pada perineum grade 2

dilakukan jahitan perineum

kerusakan/putusnya jaringan

impuls disampaikan ke korda spinalis

dipersepsikan di korteks serebri

Nyeri DS : Klien merasa

takut jahitannya terbuka (lepas) jika mau berkemih, sampai saat ini setelah 4 jam melahirkan belum berani berkemih DO :

-terjadi robekan/ruptur pada perineum grade 2

dilakukan jahitan perineum

kerusakan/putusnya jaringan

impuls disampaikan ke korda spinalis

dipersepsikan di korteks serebri

Nyeri

memilik rasa takut jahitannya terbuka (lepas) jika berkemih

belum berani berkemih setelah 4 jam melahirkan

perubahan pola eliminasi urin

Perubahan Pola Eliminasi

DS : Klien merasa bingung karena belum tahu cara merawat bayi dan cara menurunkan berat badan, namun tetap ingin menyusui

DO :

-Kelahiran anak pertama

Belum ada pengalaman, tidak mendapat penkes dari perawat

Tidak memiliki informasi yang adekuat

Kurang pengetahuan

Kurang Pengetahuan

(10)

1. Nyeri b.d robekan dan rupture pada perineum d.d klien mengeluh nyeri pada perineum, jahitan, rupture perineum grade 2.

2. Perubahan pola eliminasi urin b.d jahitan perineum d.d klien merasa takut  jahitannya terbuka (lepas) jika mau berkemih, sampai saat ini setelah 4 jam

melahirkan belum berani berkemih.

3. Kurang pengetahuan b.d kelahiran anak pertama d.d klien merasa bingung karena belum tahu cara merawat bayi dan cara menurunkan berat badan, namun tetap ingin menyusui.

h) Intervensi

No Diagnosa Kep Tujuan Intervensi Rasional

1. Nyeri b.d robekan dan rupture pada perineum d.d klien mengeluh nyeri pada perineum,  jahitan, rupture perineum grade 2. Tupen : Dalam 3x24  jam, nyeri klien

berkurang dengan kriteria hasil:  Klien mengeluh nyeri berkurang  Skala nyeri berkurang  Klien tidak  menampakan ekspresi kesakitan  Klien sudah mau berkemih Tupan : Nyeri teratasi Mandiri : 2)Kaji intensitas dan karakteristik  dari nyeri. 3)Berikan posisi yang menyenangkan. 4)ajarkan tehnik  relaksasi napas. 5)ajarkan tehnik  distraksi, seperti mengingat hal-hal yang menyenangkan atau massase 6)berikan penjelasan mengenai timbulnya nyeri. Kolaborasi 7)pemberian analgesik. 1.Untuk mengetahui tingkat dan karakteristik nyeri, agar mempermudah memberikan intervensi yang tepat. 2. Dengan posisi yang menyenangkan membuat klien merasa nyaman dan dapat beradaptasi dengan nyeri. 3. Relaksasi dapat mengendorkan otot-otot sehinnga nyeri dapat berkurang. 4.Untuk  mengalihkan perhatian ibu agar tidak terfokus pada nyeri, massase dapat memblok nyeri sehingga nyeri tidak  dipersepsikan 5.Menjelaskan

kepada ibu tentang

nyeri agar ibu dapat beradaptasi dengan nyeri. 6. Analgesik dapat menekan rangsangan nyeri sehingga nyeri tidak  dipresepsikan. 2. Perubahan pola eliminasi urin b.d jahitan perineum d.d klien merasa takut jahitannya terbuka (lepas)  jika mau berkemih, sampai saat ini setelah 4 jam melahirkan belum berani berkemih. Tupen : Dalam waktu kurang dari 8  jam setelah klien melahirkan,klie n sudah mau berkemih dengan kriteria hasil: - klien sudah mau berkemih dan sudah tidak  menahan keinginannya berkemih - persepsi klien berubah akan ketakutannya berkemih -klien mengetahui akibat dari menahan BAK Tupan : Pola eliminasi klien berubah seperti semula

1. Catat intake dan out put cairan. 2. Berikan rangsangan pada daerah atas symphisis dengan air dingin. 3. Berikan penjelasan akibat bila menahan BAK 4. Motivasi klien untuk tidak takut berkemih 5. Katerisasi bila tidak miksi dalam 8 jam habis melahirkan. 1.Untuk mengetahui fungsi ginjal dan keadaan keseimbangan cairan klien 2.Rangsangan pada

simphisis dengan air dingin dapat meningkatkan tonus otot spincter dan kandung kemih. 3.Klien mengetahui akibatnya, sehingga diharapkan klien mau berkemih 4. Mengurangi kecemasan dan ketakutan klien untuk berkemih 5. Bila 8 jam tidak 

miksi dapat menggangu involutio uteri. 3. Kurang pengetahuan b.d kelahiran anak  pertama d.d klien belum tahu cara merawat bayi dan cara menurunkan Tupen : Dalam waktu 1x24 jam pengetahuan klien meningkat dg kriteria hasil : Klien mengetahui 1. Kaji tingkat pengetahuan klien 2. Ajarkan klien cara

merawat tali pusat 3. Ajarkan klien cara

memandikan bayi 4. Ajarkan klien cara

memakaikan baju 1.Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga bisa menentukan intervensi yang diberikan 2. Klien dapat

(11)

berat badan, namun tetap ingin menyusui cara merawat bayi seperti cara memandikan, memakaikan baju dan merawat tali pusat Klien mengetahui perawatan khusus klien pasca melahirkan seperti perawatan perineum dan nutrisi Tupan : Pengetahuan klien adekuat pada bayi 5. Ajarkan klien menggendong bayi dengan benar 6. Ajarkan klien menyusui bayi dengan baik  merawat tali pusat bayinya dengan mandiri 3.Klien dapat memandikan bayi dengan mandiri 4. Klien dapat memakaikan baju pada bayi dengan benar

5. Klien dapat menggendong bayi dengan teknik dan posisi yang benar 6. Klien dapat

menyusui bayi dengan posisi yang baik 

=Bayi Baru Lahir=

1.  Pengertian Bayi Baru Lahir Normal.

Janin yang lahir melalui proses persalinan dan telah mampu hidup di luar kandungan. 2.  Karakteristik Bayi Baru Lahir Normal 

a. Usia 36-42 minggu.

b. Berat badan lahir 2500-4000 gr.

c. Dapat bernafas dengan teratur dan normal. d. Organ fisik lengkap dan dapat berfungsi  3.  Adaptasi BBL

I. PERUBAHAN SISTEM PERNAFASAN

Perkembangan paru-paru Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx, yang bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus. Proses ini terus berlanjut setelah kelahiran hingga sekitar usia 8 tahun sampai jumlah bronkiolus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya bukti gerakan napas sepanjang trimester kedua dan ketiga. Ketidakmatangan paru-paru terutama akan mengurangi peluang kelangsungan hidup bayi baru lahir sebelum usia kehamilan 24 minggu, yang disebabkan oleh keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan system kapiler paru-paru dan tidak mencukupinya jumlah surfaktan.

Awal adanya nafas Dua factor yang berperan pada rangsangan napas pertama bayi:

1. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernapasan di otak.

2. Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis.

Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan. Jadi system-sistem harus berfungsi secara normal. Surfaktan dan upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :

1. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru

2. Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat surfaktan yang cukup dan aliran darah ke paru-paru.

Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan dan jumlahnya akan meningkat sampai paru-paru matang sekitar 30-34 minggu kehamilan. Surfaktan ini mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan Tanpa surfaktan, alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir setiap pernapasan, yang menyebabkan sulit bernapas. Peningkatan kebutuhan energi ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Peningkatan kebutuhan energi ini memerlukan penggunaan lebih banyak  oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stress pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu. Dari cairan menuju udara Bayi cukup bulan, mempunyai cairan di dalam paru-parunya. Pada saat bayi melalui jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan melalui seksio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada ini dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas pertama, udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus bayi baru lahir. Dengan sisa cairan di dalam paru-paru dikeluarkan dari paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah. Semua alveolus paru-paru akan berkembang terisi udara sesuai dengan perjalanan waktu. Funsi system pernapasan dalam kaitanya dengan fungsi kardiovaskuler Oksigenasi yang memadai merupakan factor yang sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokonstriksi. Pengerutan pembuluh ini berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigenasi jaringan, yang akan memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan menghilangkan cairan paru-paru. Peningkatan aliran darah ke paru-paru akan mendorong terjadinya peningkatan sirkulasi limfe dan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.

II. PERUBAHAN SISTEM SIRKULASI Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.

Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar rahim, harus terjadi dua perubahan besar:

(12)

1. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung

2. Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta.

Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh system pembuluh tubuh. Ingat hokum yang menyatakan bahwa darah akan mengalir pada daerah-daerah yang mempunyai resistensi yang kecil. Jadi perubahan-perubahan tekanan langsung berpengaruh pada aliran darah. Oksigen menyebabkan system pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah. Hal ini terutama penting kalau kita ingt bahwa sebagian besar kematian dini bayi baru lahir berkaitan dengan oksigen (asfiksia).

Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam system pembuluh darah :

1. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.

2. Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernapasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru-paru (menurunkan resistensi pembuluh darah paru). Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup. Vena umbilicus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara funsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung dalam 2-3 bulan

III. PERUBAHAN SISTEM TERMOREGULASI

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan. Pada saat bayi meninggalkan lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian masuk ke dalam lingkungan ruang bersalin yang jauh lebih dingin. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah bayi. Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh, dan mereka mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100 %. Untuk membakar lemak coklat, seorang bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak  dapat diproduksi ulang oleh bayi baru lahir dan cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan, semakin banyak persediaan lemak coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis. Oleh karena itu, upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir. Disebut sebagai

hipotermia bila suhu tubuh turun dibawah 360 C. Suhu normal pada neonatus adalah 36 5 – 370 C.

Bayi baru lahir mudah sekali terkena hipotermia yang disebabkan oleh: 1. Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna

2. Permukaan tubuh bayi relative lebih luas

3. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas

4. Bayi belum mampu mengatur possisi tubuh dan pakaiannya agar ia tidak  kedinginan.

Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah dan upaya mempertahankan suhu tubuh tidak diterapkan secara tepat, terutama pada masa stabilisasi yaitu 6  –  12 jam pertama setelah lahir. Misal: bayi baru lahir dibiarkan basah dan telanjang selama menunggu plasenta lahir atau meskipun lingkungan disekitar bayi cukup hangat namun bayi dibiarkan telanjang atau segera dimandikan. Gejala hipotermia:

1. Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, bayi menjadi kurang aktif, letargis, hipotonus, tidak kuat menghisap ASI dan menangis lemah.

2. Pernapasan megap-megap dan lambat, denyut jantung menurun.

3. Timbul sklerema : kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian punggung, tungkai dan lengan.

4. Muka bayi berwarna merah terang

5. Hipotermia menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung, perdarahan terutama pada paru-paru, ikterus dan kematian.

Mekanisme terjadinya Hipotermia: Hipotermia pada bayi baru lahir timbul karena penurunan suhu tubuh yang dapat terjadi melalui:

1. Radiasi : Yaitu panas tubuh bayi memancar kelingkungan sekitar bayi yang lebih dingin, misal: BBL diletakkan ditempat yang di ngin.

2. Evaporasi : Yaitu cairan/air ketuban yang membasahi kulit bayi menguap, misal : BBL tidak langsung dikeringkan dari air ketuban.

3. Konduksi : Yaitu pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak  dengan permukaan yang lebih dingin, misal : popok/celana basah tidak langsung diganti.

4. Konveksi : Yaitu hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara sekeliling bayi, misal : BBL diletakkan dekat pintu/jendela terbuka.

IV. PERUBAHAN SISTEM METABOLISME

Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam).

Koreksi penurunan gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :

1. Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir sehat harus didorong untuk menyusu ASI secepat mungkin setelah lahir).

2. Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenesis)

(13)

Bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenolisis). Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup. Seorang bayi yang sehat akan menyimpan glukosa sebagai glikogen, terutama dalam hati, selama bulan-bulan terakhir kehidupan dalam rahim. Seorang bayi yang mengalami hipotermia pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan persediaan glikogen dalam  jam pertama kelahiran. Inilah sebabnya mengapa sangat penting menjaga semua bayi dalam keadaan hangat. Perhatikan bahwa keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai hingga 3-4 jam pertama pada bayi cukup bulan yang sehat. Jika semua persediaan digunakan pada jam pertama maka otak bayi dalam keadaan beresiko. Bayi baru lahir kurang bulan, lewat bulan, hambatan pertumbuhan dalam rahim dan distress janin merupakan resiko utama, karena simpanan energi berkurang atau digunakan sebelum lahir. Gejala-gejala hipoglikemia bisa tidak jelas dan tidak khas meliputi : kejang-kejang halus, sianosis, apnu, tangis lemah, letargis, lunglai dan menolak makanan. Bidan harus selalu ingat bahwa hipoglikemia dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemia ialah kerusakan yang meluas di seluruh sel-sel otak.

V. PERUBAHAN SISTEM GASTROINTESTINAL

Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Refleks gumoh dan refleks batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esophagus bawah dan lambung masih  belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus.

Kapasitas lambung sendiri sangat terbatas, kurang dari 30 cc untuk seorang bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memeberi ASI on demand. Usus bayi masih belum matang sehingga tidak mampu melindungi dirinya sendiri dari zat-zat berbahaya kolon. Pada bayi baru lahir kurang efisien dalam mempertahankan air disbanding orang dewasa, sehingga menyebabkan diare yang lebih serius pada neonatus.

VI. PERUBAHAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH

Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi.

Berikut beberapa contoh kekebalan alami meliputi: 1. Perlindungan oleh kulit membrane mukosa. 2. Fungsi saringan saluran napas.

3. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus

4. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung. Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada bayi baru lahir sel-sel darah ini masih belum matang, artinya bayi baru lahir tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien. Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. Bayi baru

lahir yang lahir dengan kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibody keseluruhan terhadap antigen asing masih belum bisa dilakukan sampai awal kehidupan anak. Salah satu tuges utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan system kekebalan tubuh. Karena adanya defisiensi kekebalan alami dan didapat ini, bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Reaksi bayi baru lahir terhadap infeksi masih lemah dan tidak memadai. Oleh karena itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti pada praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan detekdi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.

4. Karakteristik perilaku BBL * Menangis

Begitu lahir, bayi harus menangis. Ini merupakan reaksi pertama yang bisa dilakukan. Dengan menangis, otomatis paru-parunya berfungsi. Paru-paru akan membuka dan mengisap oksigen. Selain itu, menangis juga sebagai reaksi dari perubahan yang dialami si bayi. Ketika di kandungan, ia merasakan kehangatan dan kenyamanan; ia merasa terlindungi. Suasana di rahim pun gelap. Sementara begitu lahir, ia merasakan udara luar yang dingin dan ada cahaya terang. Perubahan ini disikapinya dengan menangis.

Itu sebab, jika setelah lahir bayi tak menangis, berarti tak normal. Biasanya, ia mengalami asfiksia, yaitu kurang masukan oksigen ke dalam tubuhnya.

Bahayanya, otak pun akan kekurangan oksigen hingga dapat merusak otak. Kejadian ini biasanya berkaitan dengan keadaan sejak di kandungan. Maka itu, bila ada sesuatu dengan kandungan ibu yang bermasalah, harus segera mendapat penanganan yang adekuat dan benar dari ahlinya. Ini untuk menghindari, salah satunya kejadian bayi tak menangis.

Ketika bayi menangis, anggota geraknya pun ikut aktif. Tangisan bayi yang sehat bila suaranya keras, bukan merintih atau melengking. Jika suara tangisannya merintih/melengking, pertanda ada sesuatu pada si bayi atau ia sakit.

Menangis pada bayi juga merupakan ungkapan ekspresinya. Bayi akan menangis lantaran minta perhatian, lapar, basah popoknya karena BAB/BAK, atau lainnya. Jadi, bayi menangis tak selalu berarti lapar.

* Kaget

Bayi akan bereaksi seperti kaget. Ini merupakan refleks naluriah. Sejauh refleks ini tak berlebihan terjadinya, tak masalah. Bila ia kaget, biasanya tubuhnya bergerak  semua. Gerakannya itu harus simetris semua, tak hanya sebagian tubuhnya saja yang bergerak. Kalau tidak, harus dicurigai ada sesuatu di otaknya. Segera periksakan ke dokter.

Gerak refleks ini bisa karena ia melihat cahaya yang menyilaukan atau lantaran ia sudah bisa mendengar suara/bunyi yang mengagetkannya. Itu sebab, jika bayi sedang tidur, biasanya orang di sekitarnya diminta untuk tak terlalu berisik.

Refleks ini masih boleh ada sampai usia 5 bulan. Jika setelah itu masih tetap ada, berarti tak normal, ada sesuatu pada diri si bayi hingga mesti dicari penyebabnya. Kemungkinan ada kerusakan di otaknya.

Gambar

Gambar 1. Tipe-Tipe Episiotomi
Gambar 2. Bentuk puting susu normal

Referensi

Dokumen terkait

Dilakukan  dengan  mengundang  band‐band  ibukota  serta  kota  Bandung  yang  sedang  naik  daun  seperti  Hijau  Daun,  Pasto,  Peterpan,  Laluna,  dan 

[r]

IHSG diperkirakan koreksi pada perdagangan hari ini, Rabu (24/03), ditengah dominasi sentimen-sentimen negatif bagi pasar BEI berikut ini : 1) Fitch mempertahankan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana manajemen komunikasi yang dilakukan oleh Dinas Komunikasi, Informasi, Statistik, dan Persandian (Diskominfostandi) dalam

Dari pengujian kekerasan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa nilai kekerasan dengan tumbukan maupun tanpa tumbukan cenderung mengalami peningkatan yang

Sudut tergantung pada nilai relatif dari C dan R, dan F frekuensi sumber sinyal diterapkan. Tegangan Vr dikirim ke R, pada 159 Hz adalah dari 10 persen dari V. Hal ini jelas,

menempati urutan nomor tiga berdasarkan dari pemetaan kebutuhan peningkatan kompetensi guru PAI SD di Kabupaten Sukoharjo. Program ini dibutuhkan oleh empat KKG PAI SD

Hasil analisis menunjukan faktor risiko kejadian status gizi pendek pada anak balita adalah pola asuh dengan OR=50.3, tinggi badan ibu (OR =3.68), tinggi badan ayah (OR=5.05),