• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lp CA Endometrium

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lp CA Endometrium"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN

KANKER ENDOMETRIUM DI RUANG 9 RUMAH SAKIT UMUM Dr.

SAIFUL ANWAR – MALANG

Disusun oleh : Adiana Putri

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014-2015

(2)

A. Definisi

Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ endometrium atau pada dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim yang berbentuk seperti buah pir sebagai tempat tertanam dan berkembangnya janin. kanker endometrium kadang-kadang disebut kanker rahim, tetapi ada sel-sel lain dalam rahim yang bisa menjadi kanker seperti otot atau sel miometrium. kanker endometrium sering terdeteksi pada tahap awal karena sering menghasilkan pendarahan vagina di antara periode menstruasi atau setelah menopause (Whoellan 2009)

B. Klasifikasi (Pada tahun 1988 FIGO menetapkan kriteria stadium surgikal)  IA (G1, G2, G3) : Tumor tebatas pada endometrium

 IB (G1, G2,G3) : Menginvasi kurang dari setengah miometrium  IC (G1, G2, G3) : Menginvasi lebih dari setengah miometrium  IIA (G1, G2, G3) : Mengenai kelenjar endoserviks

 IIB (G1, G2, G3) : Menginvasi stroma serviks

 IIIA (G1,G2,G3) : Menginvasi ke lapisan serosa dan/atau adneksa dan /atau pemeriksaan sitologi peritoneum positif

 IIIB (G1, G2, G3) : Metastasis ke vagina

 IIIC (G1, G2,G3) : Metastasis ke kelenjar getah bening pelvis dan/atau para-aorta  IVA (G1, G2,G3) : Invasi ke kandung kemih dan/atau mukosa usus.

 IVB : Metastasis jauh termasuk ke rongga abdomen dan/atau kelenjar getah bening ingunal.

Keterangan : Kanker endometrium dibagi atas derajat (G) sesuai dengan derajat diferensiasi histologik.

 G1 = 5% atau kurang gambaran pertumbuhan padat;  G2 = 6-50% gambaran pertumbuhan padat

 G3 = > 50 % gambaran pertumbuhan padat

(3)

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker endometrium, tetapi beberapa penelitiian menunjukkan bahwa rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus menerus bisa menyebabkan kanker endometrium. Berikut ini beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan munculnya kanker endometrium :

a. Obesitas atau kegemukan.

Pada wanita obesitas dan usia tua terjadi peningkatan reaksi konversi androstenedion menjadi estron. Pada obesitas konversi ini ditemukan sebanyak 25-20 kali. Obesitas merupakan faktor resiko utama pada kanker endometrium sebanyak 2 sampai 20 kali. Wanita dengan berat badan 10-25 Kg diatas berat badan normal menpunyai resiko 3 kali lipat dibanding dengan wanita dengan berat badan normal. Bila berat badan lebih dari 25 Kg diatas berat badan normal maka resiko menjadi 9 kali lipat.

b. Haid pertama (menarche).

Wanita mempunyai riwayat menars sebelum usia 12 tahun mempunyai resiko 1,6 kali lebih tinggi daripada wanita yang mempunyai riwayat menars setelah usia lenih dari 12 tahun. Menstruation span merupakan metode numerik untuk menentukan faktor resiko dengan usia saat menarche, usia menopause dari jumlah paritas. Menstruasion span (MS) = usia menars – (jumlah paritas x1,5). Bila MS 39 maka resiko terkena kanker endometrium sebanyak 4,2 kali dibanding MS < 29.

c. Tidak pernah melahirkan.

Memiliki resiko terkena kanker endometrium lebih tinggi baik sudah menikah atau belum dibanding wanita yang pernah melahirkan. Penelitian menunjukkan bahwa 25% penderita kanker endometrium tidak pernah melahirkan anak (nulipara). Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa faktor ketidaksuburan(infertilitas) lebih berperan daripada jumlah melahirkan (paritas).

d. Penggunaan estrogen.

Estrogen sering digunakan sebagai terapi sulih hormon. Peningkatan penggunaan hormon ini diikuti dengan meningkatnya resiko kanker endometrium.

(4)

Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang berlebihan dari jaringan selaput lendir rahim disertai peningkatan vaskularisasi akibat rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus menerus. Disebut neoplasia endometrium intraepitel jika hiperplasia endometrium disertai sel-sel atipikal dan meningkatkan resiko menjadi kanker endometrium sebesar 23%. f. Diabetes mellitus (DM).

Diabetes melitus dan tes toleransi glukosa (TTG) abnorml merupakan faktor resiko keganasan endometrium. Angka kejadian diabetes melitus klinis pada penderita karsinoma endometrium berkisar antara 3-17%, sedangkan angka kejadian TTG yang abnormal berkisar antara 17-64%.

g. Hipertensi.

50% dari kasus endometrium menderita hipertensi dibandingkan dengan 1/3 populasi kontrol yang menderita penyakit tersebut, kejadian hipertensi pada keganasan endometrium menurut statistik lebih tinggi secara bermakna daripada populasi kontrol.

h. Faktor lingkungan dan diet.

Faktor lingkungan dan menu makanan juga mempengaruhi angka kejadian keganasan endometrium lenih tinggi daripada di ngara-negara yang sedang berkembang. Kejadian keganasan endometrium di Amerika Utara dan Eropa lebih tinggi daripada angka kejadian keganasan di Asia, Afrika dan Amerika latin. Agaknya perbedaan mil disebabkan perbedaan menu dan jenis makan sehari-hari dan juga terbukti dengan adanya perbedaan yang menyolok dari keganasan endometrium pada golongan kaya dan golongan miskin. Keadaan ini tampak pada orang-orang negro yang pindah dari daerah rural ke Amerika Utara. Hal yang sama juga terjadi pada orang-orang Asia yang pindah ke negara industri dan merubah menu makanannya dengan cara barat seperti misalnya di Manila dan Jepang, angka kejadian keganasan endometrium lebih tinggi daripada di negara-negara Asia lainnya

i. Riwayat keluarga.

Ada kemungkinan terkena kanker endometrium, jika terdapat anggota keluarga yang terkena kanker ini, meskipun prosentasenya sangat kecil.

(5)

Adanya tumor yang memproduksi estrogen, misalnya tumor sel granulosa, akan meningkatkan angka kejadian kanker endometrium.

D. Manifestasi Klinis

Beberapa gejala kanker endometrium adalah sebagai berikut : 1. Rasa sakit pada saat menstruasi.

2. Rasa sakit yang parah dan terus menerus pada perut bagian bawah, rasa sakit ini akan bertambah pada saat berhubungan seks.

3. Sakit punggung pada bagian bawah. 4. Sulit buang air besar atau diare.

5. Keluar darah pada saat buang air kecil dan terasa sakit. 6. Keputihan bercampur darah dan nanah.

7. Terjadi pendarahan abnormal pada rahim.

E. Patofisiologi

Kanker endometrium adalah jaringan atau selaput lender rahim yang tumbuh di luar rahim. Padahal, seharusnya jaringan endometrium melapisi dinding rahim. Kanker endometrium tumbuh pada ovarium, tuba falopii, dan saluran menuju vagina. Kanker ini bukan merupakan penyakit akibat hubungan seksual. Wanita muda maupun yang sudah tua dapat terkena penyakit ini. Walaupun pada umumnya yang terserang wanita yang sudah tua. Tumbuhnya jaringan endometrium di luar rahim kemungkinan disebabkan oleh darah menstruasi masuk kembali ke tuba falopii dengan membawa jaringan dari lapisan dinding rahim sehingga jaringan tersebut menetap dan tumbuh di luar rahim. Kemungkinan lain adalah jaringan endometrium terbawa ke luar rahim melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.

F. Pemeriksaan Penunjang

Sebelum tindakan operasi, pemeriksaan yang perlu dilakukan: 1. Foto toraks untuk menyingkirkan metastasis paru-paru

(6)

2. Tes Pap, untuk menyingkirkan kanker serviks

3. Pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan darah tepi, faal hati, faal ginjal, elektrolit.

G. Penatalaksaan Medis

Sampai saat ini belum ada metode skrining untuk kanker endometrium.Hanya untuk pasien yang termasuk dalam risiko tinggi seperti Lynch syndrome tipe 2 perlu dilakukan evaluasi endometrium secara seksama dengan hysteroscopy dan biopsy. Pemeriksaan USG transvaginal merupakan test non invasif awal yang efektif dengan negative predictive value yang tinggi apabila ditemukan ketebalan endometrium kurang dari 5 mm. Pada banyak kasus histeroskopi dengan instrumen yang fleksibel akan membantu dalam penemuan awal kasus kanker endometrium.

Pada stadium II dilakukan histerektomi radikal modifikasi, salpingo-ooforektomi bilateral, deseksi kelenjar getah bening pelvis dan biopi paraaorta bila mencurigakan, bilasan peritoneum, biopsi omenteum (omentektomi partialis),biopsi peritoneum.

Pada stadium III dan IV : operasi dan/atau radiasi dan/atau kemoterapi. Pengangkatan tumor merupakan terapi yang utama, walaupun telah bermetastasis ke abdomen.

Proses Keperawatan Pengkajian

Riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan pelvis, serta pemeriksaan laboratorium dilakukan. Data pengkajian tambahan mencakup respon psikososial pasien, karena keharusan untuk menjalani pembedahan dapat menunjukkan reaksi emosional yang kuat dan adanya ketakutan. Jika pembedahan dilakukan untuk mengangkat kanker endometrium, cemas yang berhubengan dengan ketakutan akan kanker dan kematian menambah stress pada pasien dan keluarganya.

Diagnosa keperawatan

Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosa keperawatan utama pasien dapat mencakup sebagai berikut:

(7)

1. Nyeri berhubungan dengan agen injuri biologi

2. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan aspek pembedahan dan perawatan diri Perencanaan dan Implementasi

NO DIAGNOSA NOC NIC

1. Nyeri

Definisi :

Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri

Internasional): serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan.

Batasan karakteristik :

Laporan secara verbal

atau non verbal

Fakta dari observasi Posisi antalgic untuk

menghindari nyeri

Gerakan melindungi Tingkah laku berhati-hati Muka topeng  Pain Level,  Pain control,  Comfort level Kriteria Hasil : 1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) 2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri 3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

5. Tanda vital dalam rentang normal Pain Management 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien

4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri

5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau

6. Evaluasi bersama pasien dan tim

kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau

(8)

Gangguan tidur (mata

sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai)

Terfokus pada diri

sendiri

Fokus menyempit

(penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)

Tingkah laku distraksi,

contoh : jalan-jalan, menemui orang lain dan/atau aktivitas, aktivitas berulang-ulang)

Respon autonom

(seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil)

Perubahan autonomic

dalam tonus otot

(mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku)

Tingkah laku ekspresif

(contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah)

Perubahan dalam nafsu

makan dan minum

Faktor yang berhubungan : keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan 8. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan

9. Kurangi faktor presipitasi nyeri

10.Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)

11.Kaji tipe dan sumber nyeri untuk

menentukan intervensi

12.Ajarkan tentang teknik non farmakologi 13.Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri 14.Evaluasi keefektifan kontrol nyeri 15.Tingkatkan istirahat 16.Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil

17.Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

(9)

Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis)

Analgesic Administration

18.Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat

19.Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi

20.Cek riwayat alergi

21.Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu

22.Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri

23.Tentukan analgesik pilihan, rute

pemberian, dan dosis optimal

24.Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur

25.Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali

26.Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat

(10)

27.Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)

2 Kurang Pengetahuan

Definisi :

Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topic spesifik.

Batasan karakteristik :

memverbalisasikan adanya masalah, ketidakakuratan mengikuti instruksi, perilaku tidak sesuai.

Faktor yang berhubungan :

keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi. NOC :  Kowlwdge : disease process

 Kowledge : health Behavior

Kriteria Hasil :

1. Pasien dan keluarga menyatakan

pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan

2. Pasien dan keluarga mampu

melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar

3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya NIC : 1. Teaching : disease Process 2. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses

penyakit yang spesifik

3. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.

4. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat

5. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat

6. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat

7. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat

(11)

kosong

9. Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat

10.Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses

pengontrolan penyakit

11.Diskusikan pilihan terapi atau

penanganan

12.Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan

13.Eksplorasi

kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat

14.Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat

15.Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk

(12)

melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat

3 cemas

Definisi :

Perasaan gelisah yang tak jelas dari ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai respon autonom (sumner tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan keprihatinan disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyal ini merupakan peringatan adanya ancaman yang akan datang dan memungkinkan individu untuk mengambil langkah untuk menyetujui terhadap tindakan Ditandai dengan  Gelisah  Insomnia  Resah  Ketakutan  Sedih

 Fokus pada diri  Kekhawatiran  Cemas NOC :  Anxiety control  Coping Kriteria Hasil : 1. Klienmampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas 2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas

3. Vital sign dalam batas normal

4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan

berkurangnya kecemasan

NIC :

Anxiety Reduction (penurunan kecemasan) 1. Gunakan pendekatan yang

menenangkan

2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien

3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur

4. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut

5. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis

6. Dorong keluarga untuk menemani anak

7. Lakukan back / neck rub

8. Dengarkan dengan penuh perhatiani

9. Identifikasi tingkat kecemasan

10.Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan

11.Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi

(13)

menggunakan teknik relaksasi

13.Barikan obat untuk mengurangi kecemasan

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth.(2002). Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta. EGC Santosa, Budi.(2006).Diagnosa Keperawatan NANDA.Jakarta. EGC

(14)

Whoellan.(2009).kanker endometrium.http://dokter-herbal.com/kanker-endometrium.html. yogyakarta 28 Mei 2011. 18.00 WIB

Referensi

Dokumen terkait