• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Transmisi Otomatis Pada Mobil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Transmisi Otomatis Pada Mobil"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Transmisi Otomatis Pada Mobil

Disusun oleh:

1. Deltama asparingga. N

(09)

Kelas : XII-TKR1

UPT.SMK NEGERI 1 KALIANGET

Jl. By pass kertasada – kalianget sumenep 69471 Telp. (1328) 667429

Email : smkn1kalianget@yahoo.com-Web : http:// smk-klgt.org

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,

Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan

Makalah Transmisi Otomatis Pada Mobil ini dalam bentuk maupun isinya yang

sangat sederhana. Semoga Makalah Transmisi Otomatis Pada Mobil ini dapat

dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca

dalam pendidikan dalam otomotif.

Harapan saya semoga Makalah Transmisi Otomatis Pada Mobil ini membantu

menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat

memperbaiki bentuk maupun isi Makalah Transmisi Otomatis Pada Mobil ini

sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah Transmisi Otomatis Pada Mobil ini saya akui masih banyak kekurangan

karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan

kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat

membangun untuk kesempurnaan Makalah Transmisi Otomatis Pada Mobil ini.

Sumenep, 26 Oktober 2011

(3)

DAFTAR ISI

Sampul...1

Kata pengantar...2

Daftar isi...3

Bab I...4

Komponen & Fungsi Transmisi otomatis pada mobil ...4

Bab II...13

Cara Kerja Transmisi otomatis pada pada mobil ...13

Bab III...15

(4)

BAB I

Komponen & Fungsinya Transmisi Otomatis Pada Mobil

1.Planetary gear unit

Planetary gear unit dipakai untuk menaikan dan menurunkan momen mesin, menaikan dan menurunkan kecepatan kendaraan, di pakai untuk memundurkan kendaraan dan dipakai untuk bergerak maju. Pada dasarnya planetary gearunit dipakai mesin untuk menghasilkan tenaga dan menggerakan kendaraan dengan beban yang berat dengan tenaga yang ringan.

Hubungan antara kecepatan dan momen mesin dapat di jelaskan sebagai berikut:

Pada saat kendaraan berhenti dan mau berjalan dibutuhkan momen yang besar, dan pada posisi ini dibutuhkan gigi yang rendah untuk menggerakan kendaraan. Akan tetapi pada kecepatan yang tinggi maka akan dibutuhkan gigi yang tinggi dan momen yang kecil untuk menjaga laju kendaraan.

Berikut ini adalah bagian-bagian dari planetary gear unit:

Gambar 5. Planetary gear unit

Planetary gear memiliki tiga tipe gigi cincin, gigi pinion, sun gear dan planetary carrier.

Planetary carrier dihubungkan dengan poros tengah tiap gigi pinion dan membuat gigi pinion berputar. Gigi-gigi pada planetary carrier berhubungan satu sama lainnya.

Gigi pinion mempunyai prinsip kerja menyerupai planet yang berputar di sekeliling matahari. Oleh karena itu, disebut planetary carrier. Biasanya, planetary carrier dikombinasikan dalam unit planetary carrier.

Penggantian input pada planetary carrier, output, dan elemen tetap, memungkinkan untuk deselerasi, mundur, hubungan langsung dan akselerasi

.

(5)

Komponen Fungsi

O/D clutch . Menghubungkan/memutuskan putaran O/D carrier dan O/D sun gear. O/D Brake . Menahan supaya O/D sun gear tidak berputar.

O/D one way clutch . Menghubungkan O/D carrier dan O/D sun gear ketika diputar mesin. Forward Clutch . Menghubungkan / memutuskan input shaft dengan intermediate shaft.

Direct Clutch . Menghubungkan / memutuskan input shaft dengan front dan rear sun . gear.

2nd Coast Brake . Menahan / mengunci front dan rear sun gear supaya tidak berputar. 2nd Brake . Menahan one way clutch 1 supaya front dan rear sun gear berputar

. berlawanan arah jarum jam.

Reverse Brake . Menahan putaran front planetary carrier.

One way clutch 1 . Menahan front dan rear sun gear supaya tidak berputar berlawanan jarum . jam ketika 2nd brake bekerja.

One way clutch 1 . Menahan supaya front planetary carrier berputar berlawanan jarum jam.

Gambar 6. One way clutch

(6)

Gambar 8. Hubungan antar komponen saat tranmisi otomatis bekerja

Perpindahan gigi secara otomatis sesuai dengan posisi tuas, terdapat 6 posisi yaitu, posisi P, R, N, D, 2 dan L. sedangkan untuk Over Drive (O/D) menggunakan switch yang ada pada tuas transmisi, demikian pula untuk meningkatkan performa kerja transmisi khususnya waktu perpindahan gigi terdapat 2 posisi switch yang ditempatkan di console box, yaitu Power dan Normal (P/N) mode.

(7)

Posisi tuas transmisi sebagai berikut :  Posisi P (Park)

Pada posisi ini kendaraan tidak dapat bergerak (roda tidak dapat diputar) tetapi mesin dapat dihidupkan.

Posisi ini digunakan untuk kendaraan yang diparkir, atau pada kendaraan untuk keperluan mesin dihidupkan tetapi kendaraan tidak dijalankan.

Posisi R (Reverse)

Posisi ini jadi digunakan untuk menggerakan kendaraan mundur.  Posisi N (Netral)

Pada posisi ini kendaraan tidak bergerak tetapi roda dapat diputar dan mesin dapat dihidupkan.

Hanya posisi N dan P mesin dapat dihidupkan, posisi N transmisi pada posisi netral, biasanya digunakan untuk menghidupkan mesin sebelum kendaraan dijalankan atau ketika kendaraan berhenti sementara mesin hidup, seperti menunggu lampu hijau menyala di perempatan jalan.  Posisi D (Drive)

Posisi D, digunakan untuk menggerakkan kendaraan bergerak maju secara otomatis dan dapat mengatur posisi kerja dari gigi 1, 2 dan 3, atau sebaliknya, jika switch O/D di-posisikan ON, transmisi secara otomatis dapat mengatur kerja dari gigi 1, 2, 3 dan 4 atau sebaliknya. Posisi ini biasanya digunakan untuk jalan normal dan rata.

Posisi 2

Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan bergerak maju, tetapi secara otomatis hanya dapat mengatur posisi kerja dari gigi 1 ke gigi 2 atau sebaliknya, biasanya digunakan untuk jalanan menanjak atau turunan tajam.

Posisi L

Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan bergerak maju tetapi hanya pada posisi gigi 1 saja, biasanya digunakan untuk jalanan yang sangat menanjak atau turunan yang sangat tajam yang tidak dapat dilakukan pada posisi gigi 2.

Tipe transmisi otomatis

Tipe transmisi otomatis

Transmisi yang dipakai pada kendaraan mesin depan penggerak depan (front engine, front wheel drive (FF)) di buat lebih kecil dan efisien dibandingkan dengan transmisi yang dipakai pada mesin depan penggerak roda belakang (front engine, rear drive (FR)) karena langsung dihubungkan dengan mesin tanpa melewati poros propeller atau transmisi jenis ini disebut sebagai transaxle.

(8)

Gambar 1. Transmisi otomatis tipe front engine, front wheel drive (FF) dan front engine, rear drive (FR)

Differensial pada transaxle menjadi satu dengan mekanisme pemindah tenaga yang lain berbeda dengan transmisi untuk penggerak roda belakang yang differensialnya terpisah dengan mekanisme

yang lain.

Pada prinsipnya, kedua jenis transmisi tersebut mempunyai cara kerja yang sama baik unutk penggerak roda depan maupun untuk penggerak roda belakang.

Transmisi otomatis secara garis besar di bagi menjadi 3 bagian yaitu:

1.Torque converter

2. Planetary gear unit

3. Hydraulic control unit

(9)

1.Torque Converter

Gambar 3. potongan dari Torque converter

Torque converter di pasang pada input shaft dari transmisi otomatis. Pada bagian ini juga terdapat

ring gear yang berfungsi sebagai gigi yang berhubungan dengan drive pinion motor starter untuk menghidupkan mesin.

Fungsi dari torque converter adalah :

a. Melipatgandakan momen yang dihasilkan oleh mesin

b. Menjadi kopling otomatis yang mengirimkan momen mesin menuju ke transmisi c. Menyerap getaran mesin

d. Melembutkan putaran mesin

e. Sebagai pompa oli ke hidraulic control system

Torque converter berisi minyak transmisi otomatis dan mengirimkan tenaga putar dari mesin menuju ke transmisi. Komponen utama dari torque conveter adalah pump impeller, turbine runner, dan stator. Bagian ini juga dihubungkan langsung dengan pompa oli yang selalu menghasilkan tekanan yang di pakai pada hidraulic control unit pada saat mesin dihidupkan. Pada saat kendaraan di derek dan roda yang berhubungan dengan drive axle, output shaft dan intermediate shaft serta bearing tidak terdapat pelumasan. Hal ini sangat berbahaya jika kendaraan di derek pada jarak yang jauh atau pada

kecepatan yang cukup tinggi.

Lock up mechanism

Torque converter tidak selamanya menyalurkan tenaga putar ke transmisi dengan perbandingan 1 : 1, tapi ada sebagian kecil tenaga yaitu sekitar 4 - 5 % yang hilang. Hal ini tentunya sangat merugikan karena akan mengakibatkan pemborosan bahan bakar. Untuk menghindari hal tersebut di buat mekanisme lock up mechanism yang akan mengunci torquer converter ketika kendaraan berjalan pada kecepatan 37 mph atau 60 km/jam atau lebih tinggi. Ketika mekanisme ini bekerja maka tenaga putar dari mesin akan di salurkan 100 % menuju ke transmisi.

(10)

Gambar 4. Lock up mechanism

3.

Hydraulic control unit

Bagian ini mengontrol kerja dari rem dan koling pada transmisi otomatis dengan tekanan yang diperoleh dari pompa oli.

Unit pengendali hidrolik mempunyai 3 fungsi yaitu sebagai berikut:

1. Untuk membangkitkan/mengahasilkan tekanan hidrolik

Pompa oli mempunyai fungsi membangkitkan tekanan hidrolik. Pompa oli membangkitkan tekanan hidrolik yang diperlukan untuk pengoperasian transaxle otomatis dengan menggerakkan tempat/kotak pengubah tenaga putar (mesin).

2. Menyesuaikan tekanan hidrolik

Tekanan hidrolik yang ditekan oleh pompa oli disesuaikan dengan pentil pengatur utama. Juga pentil katup penghambat menghasilkan tekanan hidrolik yang sesuai dengan output mesin

3. Mengalihkan (shift) roda gigi (untuk mengoperasikan kopling dan rem)

Ketika operasi kopling dan rem pada unit roda gigi planetary dialihkan (switch), roda gigi dialihkan. Jalur cairan diciptakan sesuai dengan posisi shift oleh pentil manual. Ketika kecepatan lendaraan meningkat, signal sikirimkan ke pentil solenoid dari mesin & ECT ECU (Electronic Control Unit). Pentil solenoid mengoperasikan setiap pentil shift ke pemindahan (shifting) roda gigi

Komponen-komponen utama dari unit kontrol hidrolik adalah sebagai berikut: •• • Pompa oli

•• • Valve body

•• • Primary regulator valve •• • Manual valve

•• • Shift valve •• • Solenoid valve •• • Throttle valve

(11)

Gambar Pompa oli

Gambar potongan hydraulic control unit

Automatic Transmision Fluid

Minyak transmisi otomatis mempunyai kualitas yang tinggi dengan berbagai macam bahan tambah. Minyak transmisi otomatis ini di kontrol oleh katup hidrolik melalui transmisi ke gear shift dan melumasi komponen yang berputar dari transmisi otomatis.

Minyak transmisi otomatis harus memenuhi syarat-syarat sebagi berikut: •• • kekentalan yang sesuai

•• • stabil terhadap panas dan oksidasi •• • tidak berbusa

•• • koefisien gesek yang sesuai •• • berwarna

(12)

Minyak transmisi otomatis (ATF) mempunyai macam-macam viskositas dan koefisien geseknya. Hal ini perlu diketahui karena pengunaan miyka transmisi otomatis bisa berbeda tiap tipe kendaraan. Penggunaan miyak transmisi otomatis yang tidak benar tidak hanya menurunkan tenaga, tetapi juga bisa menyebabkan bunyi serta kerusakan yang lain.

Perhatikan Buku pedoman reparasi untuk mengetahui jenis minyak pelumas yang digunakan pada kendaraan.

(13)

BAB II

Cara Kerja Transmisi Otomatis Pada Mobil

CARA KERJA TRANSMISI OTOMATIS

Begini blok diagramnya:

Poros Engkol >> Torque Converter >> Planetary Gear >> [Differential >> Drive Shaft >>

Roda]

pada penggerak roda belakang, bagian didalam kurung kotak diganti [As Kopel>>

Gardan/Differential>>Roda]

1. Torque converter menggantikan kopling mekanikal pada transmisi manual. Lewat torque

converter ini torsi disalurkan dengan mekanisme pompa dan turbin. Didalam torque

converter terdapat 3buah baling2. Yang pertama bekerja sebagai pompa yang dikopel

langsung dengan mesin. Yang kedua "turbin" dikopel langsung dengan planetray gear. Dan

yang terakhir adalah stator. Cara kerjanya, baling-baling yang terkopel pada mesin berputar

untuk memompakan Oli transmisi didalam sebuah ruang tertutup. Lalu tekanan oli tersebut

mendorong turbin layaknya air bertekanan yang menggerakkan pembangkit listrik tenaga air.

Konsep sederhananya, anda menyalakan sebuah kipas angin lalu tepat didepannya anda

letakkan kipas angin yang lain dalam keadaan mati. Maka kipas angin yang mati tadi akan

berputar seiring meningkatnya tekanan udara dari kipas angin yang menyala. Dari sistem

tersebut, didapatkan peningkatan torsi pada turbin saat RPM pada mesin meningkat. Karena

itulah perlengkapan ini disebut torque converter. Karena dia merubah putaran tinggi pada

mesin menjadi torsi saat dibutuhkan. Namun alat ini jugalah yang menyebabkan konsumsi

bahan bakar pada mobil matik meningkat. Karena pompa dan turbin tidak akan pernah

berputar 1:1 saat berbeban. Oleh karena itu, pada pengembangannya di aplikasikan

perangkat "lock up" yang akan mengunci pompa dan turbin secara mekanis untuk

mendapatkan efisiensi saat RPM tinggi dan overdrive. Lalu fungsi stator? Nah stator adalah

pengembangan sistem dua baling-baling menjadi 3 baling baling. Dimana baling diantara

pompa dan turbin tidak bergerak. Oleh karena itu dinamakan stator (statis:diam) dan

fungsinya adalah mengoptimalkan arah tekanan oli untuk menggerakkan turbin.

2. Planetary Gear. Komponen ini menggantikan gigi-gigi rasio pada transmisi manual untuk

merubah rasio putaran turbin terhadap roda. Fungsi utamanya sebetulnya tidaklah berbeda

dengan fungsi transmisi manual yang biasa anda ganti-ganti dengan tuas persneling saat

menjalankan mobil. Namun desain fisiknya yang berbeda cukup jauh. Pada planetary gear

tidak ada dua barisan roda gigi yang saling berhubungan dengan rasio berbeda-beda. Tetapi

sebuah roda gigi yang dikelilingi banyak roda gigi kecil dan ruman planetary yang memiliki

gigi dibagian dalamnya. Untuk lebih jelas, carilah gambarnya di search engine. Karena

(14)

cukup sulit menggambarkannya hanya dengan tulisan. Nah, disinilah Valve body bekerja.

Valve body mengatur jalannya oli untuk merubah rasio planetary gear secara hidraulis.

Itulah cara kerja tranmisi yang banyak digunakan pada mobil2 yang bersliweran saat ini.

Torque converter menyebabkan mobil serasa berjalan dengan kopling yang selip. Dan

planetary gear menyebabkan mobil seperti memindahkan giginya secara otomatis.

Untuk transmisi CVT

kehadiran planetary gear digantikan dengan sabuk dan pulley yang diameter drivingnya

dapat ubah sehingga rasio putaran dari dua buah pulley tersebut juga

berubah-ubah. Dari sistem CVT yang diaplikasikan pada transmisi tersebut, didapatkan perpindahan

percepatan (rasio) yang sangat halus. Seperti yang anda rasakan pada motor matic dengan

CVT. Namun perubahan rasio CVT pada mobil tidaklah dilakukan secara mekanikal

layaknya sepeda motor. Namun hal itu dilakukan secara elektro hidrolis yang diatur oleh

ECU mobil. Sehingga perubahan rasio akan berubah sesuai dengan beban mobil, injakan

pedal gas, putaran mesin dan lain sebagainya untuk mendapatkan tenaga yang optimal dan

efisiensi bahan bakar yang tinggi.

Itulah garis besar prinsip kerja dari sistem transmisi otomatis.

Tambahan: untuk lebih mengenal karakteristik transmisi matik, berikut perilaku transmisi

matik untuk setiap posisi tuasnya.

P: transmisi akan mengunci komponen yang terkopel langsung dengan roda. Hal ini

memberikan efek seperti rem tangan, tetapi jangan hanya mengandalkan posisi ini untuk

parkir dengan beban yang cukup berat. ex: tanjakan.

R: saya rasa semua sudah tau posisi ini. Gunakan posisi ini untuk berjalan kearah

belakang(mundur).

N: di posisi ini, seluruh hubungan antara roda dan mesin dilepaskan. Dan tidak ada

mekanisme pengunci roda layaknya posisi P. catatan: sangat disarankan untuk

menggunakan posisi N dan aktifkan rem daripada P jika anda tidak bermaksud berhenti

untuk meninggalkan mobil.

D: gunakan posisi ini untuk menggunakan seluruh rasio dalam transmisi anda selama

perjalanan. dibeberapa mobil juga terdapat tatanan D4, D3, L2, L1. Untuk merk toyota

biasanya terdapat D,2,1 dengan tombol overdrive off pada tuasnya.

D3 atau O/D off: posisi ini akan membatasi perpindahan rasio hingga tingkat ke 3. Pada

beberapa mobil toyota dengan tombol O/D off, tombol ini menonaktifkan gigi4 dan menahan

transmisi pada rasio tingkat3. Gunakan posisi ini untuk melakukan overtakin

(15)

BAB III

Perawatan Tranmisi Otomatis Pada Mobil

Cara perawatan transmisi otomatis sebenarnya tidaklah sulit seperti yang diperkirakan banyak orang.

Perawatan transmisi otomatis yang dilakukan sama dengan perawatan yang dilakukan terhadap transmisi manual, berupa pengecekan terhadap kualitas minyak transmisi otomatis (hampir sama dengan minyak rem/Automatic Transmission Fluid dan bukan termasuk oli) dan kebocoran dari packing-packing yang ada. Malah sebenarnya lebih simple dari manual.

Namun kualitas minyak untuk transmisi otomatis ini bila dipergunakan sebagaimana semestinya dan tidak ada kebocoran, bisa tahan 50 ribu kilometer sampai 100 ribu kilometer. ―Malah sebenarnya bisa sampai 200 ribu kilometer, jelas Agus Susanto Kepala Bengkel PT Hyundai Mobil Indonesia. Ia mengatakan, kopling transmisi otomatis ini lebih efisien karena berdaya tahan lama dari oli transmisi manual. Kopling ini terendam dalam bak minyak transmisi dan tidak bergesekan langsung. Berbeda dengan transmisi manual dengan sistem kopling kering yang bersentuhan dengan “roda gila―.

Kesan bahwa transmisi otomatis perawatannya sulit dan tidak semua bengkel yang bisa

menanganinya adalah memang benar. Tetapi bukankah kalau kendaraan diperlakukan dengan benar dalam artian dirawat dengan baik, maka tidaklah mungkin transmisi akan mengalami kerusakan dengan sendirinya.

“Yang penting kalau kendaraan mengalami mogok dan ketika harus didorong, bagian roda mobil yang digerakkan transmisi tersebut harus diangkat. Tidak boleh menyentuh jalan ketika ditarik,― jelas Kepala Bengkel PT Hyundai Mobil Indonesia tersebut.

Alasannya adalah, pada sistem transmisi otomatis, putaran mesin tersebut dipindahkan untuk memutar roda melalui minyak transmisi yang disemprotkan ke tiap gigi percepatan tersebut. Sedangkan bila ditarik yang terjadi adalah proses kebalikannya, di mana putaran roda akan menghasilkan tekanan kepada katup solenoid yang tertutup karena mesin tidak dihidupkan. “Yang biasanya rusak adalah seal-seal, dan bila sudah parah pompa minyak transmisi tersebut yang akan rusak,― jelas Agus.

Tergantung Pemakaian

Namun cepat atau tidaknya, baik transmisi otomatis maupun manual tersebut memang tergantung dari pemakaiannya. Bisa saja dari cara membawanya yang kasar, ataupun kendaraan membawa beban lebih.

Karena itu setiap pengemudi sewajarnya mengetahui fungsi-fungsi dari tiap huruf dan angka yang tertera dituas transmisi otomatis tersebut. Misalnya saja angka 1, berarti diperuntukkan bagi tanjakan dan turunan yang sangat curam. Kalau dipakai terus untuk jalur yang datar hanya akan memboroskan bahan bakar saja. Putaran mesin dan kecepatan yang diraih tidak seimbang.

Bila posisi tuas di 2, sebaiknya digunakan bila menghadapi jalan yang menanjak dan menurun yang tidak terlalu curam dan jangka waktu yang agak lama. Sedangkan untuk posisi D ini sama artinya dengan posisi gigi 3, yang diperuntukkan perjalanan dalam kota atau normal.

Untuk menghadapi jalur lurus yang dapat ditempuh dalam kecepatan tinggi serta dalam waktu yang lama dapat mengaktifkan tombol Over Drive (O/D). Gunanya untuk menurunkan putaran mesin yang otomatis dapat menurunkan konsumsi bahan bakar. Posisi ini sama saja dengan gigi 4.

Namun sekarang percepatan transmisi otomatis ini tidak hanya sampai 4 saja, sudah sampai 5 percepatan. Gigi 1, 2, 3, D dan Over Drive. Posisi lain yang harus diketahui kegunaannya adalah posisi N, P dan R. Posisi N ini dapat digunakan ketika berada di lampu merah. Dari posisi D sebaiknya digeser ke posisi N. Sedangkan posisi P ini digunakan ketika memarkirkan kendaraan. “Mobil tidak akan jalan ketika di starter,― ujar Agus. Fungsi huruf R adalah kependekan dari Reverse, artinya digunakan untuk mundur. (ian)

Cara perawatan transmisi otomatis sebenarnya tidaklah sulit seperti yang diperkirakan banyak orang.

(16)

transmisi manual, berupa pengecekan terhadap kualitas minyak transmisi otomatis (hampir sama dengan minyak rem/Automatic Transmission Fluid dan bukan termasuk oli) dan kebocoran dari packing-packing yang ada. Malah sebenarnya lebih simple dari manual.

Namun kualitas minyak untuk transmisi otomatis ini bila dipergunakan sebagaimana semestinya dan tidak ada kebocoran, bisa tahan 50 ribu kilometer sampai 100 ribu kilometer. ―Malah sebenarnya bisa sampai 200 ribu kilometer, jelas Agus Susanto Kepala Bengkel PT Hyundai Mobil Indonesia. Ia mengatakan, kopling transmisi otomatis ini lebih efisien karena berdaya tahan lama dari oli transmisi manual. Kopling ini terendam dalam bak minyak transmisi dan tidak bergesekan langsung. Berbeda dengan transmisi manual dengan sistem kopling kering yang bersentuhan dengan “roda gila―.

Kesan bahwa transmisi otomatis perawatannya sulit dan tidak semua bengkel yang bisa

menanganinya adalah memang benar. Tetapi bukankah kalau kendaraan diperlakukan dengan benar dalam artian dirawat dengan baik, maka tidaklah mungkin transmisi akan mengalami kerusakan dengan sendirinya.

“Yang penting kalau kendaraan mengalami mogok dan ketika harus didorong, bagian roda mobil yang digerakkan transmisi tersebut harus diangkat. Tidak boleh menyentuh jalan ketika ditarik,― jelas Kepala Bengkel PT Hyundai Mobil Indonesia tersebut.

Alasannya adalah, pada sistem transmisi otomatis, putaran mesin tersebut dipindahkan untuk memutar roda melalui minyak transmisi yang disemprotkan ke tiap gigi percepatan tersebut. Sedangkan bila ditarik yang terjadi adalah proses kebalikannya, di mana putaran roda akan menghasilkan tekanan kepada katup solenoid yang tertutup karena mesin tidak dihidupkan. “Yang biasanya rusak adalah seal-seal, dan bila sudah parah pompa minyak transmisi tersebut yang akan rusak,― jelas Agus.

Tergantung Pemakaian

Namun cepat atau tidaknya, baik transmisi otomatis maupun manual tersebut memang tergantung dari pemakaiannya. Bisa saja dari cara membawanya yang kasar, ataupun kendaraan membawa beban lebih.

Karena itu setiap pengemudi sewajarnya mengetahui fungsi-fungsi dari tiap huruf dan angka yang tertera dituas transmisi otomatis tersebut. Misalnya saja angka 1, berarti diperuntukkan bagi tanjakan dan turunan yang sangat curam. Kalau dipakai terus untuk jalur yang datar hanya akan memboroskan bahan bakar saja. Putaran mesin dan kecepatan yang diraih tidak seimbang.

Bila posisi tuas di 2, sebaiknya digunakan bila menghadapi jalan yang menanjak dan menurun yang tidak terlalu curam dan jangka waktu yang agak lama. Sedangkan untuk posisi D ini sama artinya dengan posisi gigi 3, yang diperuntukkan perjalanan dalam kota atau normal.

Untuk menghadapi jalur lurus yang dapat ditempuh dalam kecepatan tinggi serta dalam waktu yang lama dapat mengaktifkan tombol Over Drive (O/D). Gunanya untuk menurunkan putaran mesin yang otomatis dapat menurunkan konsumsi bahan bakar. Posisi ini sama saja dengan gigi 4.

Namun sekarang percepatan transmisi otomatis ini tidak hanya sampai 4 saja, sudah sampai 5 percepatan. Gigi 1, 2, 3, D dan Over Drive. Posisi lain yang harus diketahui kegunaannya adalah posisi N, P dan R. Posisi N ini dapat digunakan ketika berada di lampu merah. Dari posisi D sebaiknya digeser ke posisi N. Sedangkan posisi P ini digunakan ketika memarkirkan kendaraan. “Mobil tidak akan jalan ketika di starter,― ujar Agus. Fungsi huruf R adalah kependekan dari Reverse, artinya digunakan untuk mundur. (ian)

Gambar

Gambar 5. Planetary gear unit
Gambar 6. One way clutch
Gambar 9. Tuas transmisi otomatis
Gambar 1. Transmisi otomatis tipe front engine, front wheel drive (FF)   dan front engine, rear drive (FR)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui cara pembuatan rangkaian mesin pencuci mobil otomatis. Akan dilakukan perancangan dan pembuatan perangkat

Hasil pengujian waktu performa mesin pada putaran idle atau 700 rpm menggunakan bahan bakar premium 100 ml pada mobil Kijang Super 1500 cc tahun 1990 dengan variabel tanpa

Secara umum transmisi sebagai salah satu komponen sistem pemindah tenaga (power train)mempunyai fungsi meneruskan tenaga / putaran mesin dari kopling ke poros propeller,

 bakar dapat dapat dipompa dipompa secara secara optimal optimal terlepas terlepas dari dari kecepatan kecepatan putaran putaran mesin. *leh *leh karena karena

Jika putaran mesin bertambah melebihi putaran menegah hingga tinggi, maka roller weight pada primary pulley akan semakin menekan keluar primary sliding sheave,

Hybrid car atau sering disebut mobil hidrida adalah sebuah mobil paduan antara mesin bensin / solar dengan motor listrik.Hybrid car / mobil hidrida memiliki banyak

Sistem Electric Fuel Injection (EFI) menentukan jumlah bahan bakar yang optimal (tepat) disesuaikan dengan jumlah dan temperatur udara yang masuk, kecepatan mesin,

Dari grafik diatas menunjukkan tingkat efisiensi suatu bahan bakar juga dipengaruhi oleh putaran mesin, karena dengan meningkatnya putaran mesin serta semakin