• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUK

DALAM NEGERI

(2)

1. LATAR BELAKANG PERLUNYA

PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUKSI

DALAM NEGERI

(3)

1. Pengadaan barang/jasa Pemerintah bertujuan untuk:

a) Memaksimalkan penggunaan barang/jasa hasil produksi dalam negeri termasuk rancang bangun dan perekayasaan nasional, serta penggunaan penyedia barang/jasa nasional;

b) Memberikan preferensi harga untuk barang produksi dalam negeri dan penyedia jasa pemborongan nasional kepada perusahaan penyedia barang/jasa;

2. Pengadaan barang/jasa Pemerintah agar berpedoman dan mengacu pada Pedoman Peningkatan Penggunaan Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri yang ditetapkan oleh

A. INPRES NO.2 TAHUN 2009 TENTANG: PENGGUNAAN PRODUK

DALAM NEGERI DALAM PENGADAAN BARANG/JASA

PEMERINTAH :

Peningkatan Penggunaan Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri yang ditetapkan oleh

Menteri Perindustrian.

3. Kampanye penggunaan produksi dalam negeri di lingkungan instansi Pemerintah Pusat/Daerah, BUMN dan BUMD dikoordinasikan oleh Menteri Perdagangan.

4. Dalam melaksanakan tugasnya, Timnas P3DN dapat melakukan kerjasama dengan konsultan, tenaga ahli, akademisi atau pihak-pihak lain yang dipandang perlu.

5. Timnas P3DN menyampaikan laporan mengenai pelaksanaan tugasnya kepada Presiden melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian secara berkala setiap 6 (enam) bulan, atau sewaktu-waktu jika diminta Presiden.

(4)

Ketua

: Menteri Perindustrian;

Anggota : 1. Menteri Dalam Negeri;

2. Menteri Keuangan;

3. Menteri Perdagangan;

4. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara;

5. Menteri Negara Perencanaan Pembangunaan Nasional/

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;

B. SUSUNAN KEANGGOTAAN TIMNAS P3DN (INPRES NO.2

TAHUN 2009)

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;

6. Menteri Negara Koperasi Usaha Kecil dan Menengah;

7. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara;

:

8. Sekretaris Kabinet;

9. Kepala Badan Pengawasan Keuangan danPembangunan;

10. Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

(5)

C. STRUKTUR ORGANISASI TIMNAS P3DN

(PERMENPERIN NO.50 TAHUN 2009)

Ketua Tim Nasional

P3DN

Sekretariat

Ketua Pokja Tim

Nasional P3DN

Kelompok Kerja

Bidang Kebijakan

Kelompok Kerja

Bidang Sosialisasi

Kelompok Kerja Bidang

Monitoring, Evaluasi dan

(6)

D. POTENSI P3DN PEMERINTAH

Pertumbuhan & Kontribusi PDB 2009 (%) Kontr. PDB (2008-2009) 12,9% 5,1% 3,7% -16,1% Ekspor Investasi Konsumsi Pemerintah Konsumsi Rumah Tangga 2008 61,0% 8,4% 27,7% 29,8% Pertumb. PDB (2009) Impor (28,6%) 2009* 59,5% 8,9% 23,5% (21,1%) 31,1%

• Kontribusi Konsumsi Pemerintah terhadap PDB pengeluaran terus

meningkat, dari 8,4% pada tahun 2008 naik menjadi 8,9% tahun 2009.

• Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah tahun 2009 naik 12,9% dibanding tahun 2008. Dan diproyeksikan pada tahun 2010 tumbuh hanya 9,3%.

• Kontribusi Belanja Barang dan Modal Pemerintah terhadap Belanja

4,3% PDB -18,5% Impor (28,6%) 100% Perubahan Inventori 1,7% (21,1%) 0,1% 100%

Pemerintah terhadap Belanja Pemerintah Pusat (BPP) naikdari

18,6% tahun 2008 menjadi 23,0% tahun 2009.

• Total Belanja Barang dan Belanja Modal Pemerintah pada APBN 2009

naiksebesar 23,4%, dari Rp 128,7 triliun tahun 2008 menjadi Rp. 158,8 triliun tahun 2009.

•Pada APBN 2010 diproyeksikan

pertumbuhan belanja barang dan modal

12,4% 10,6% Belanja Barang Belanja Modal 8,1% 12,4% 10,5% 10,6% 18,6% 23,0% 23,4% Total

Belanja Barang dan Modal 2009 (%)

Kontr. BPP 2008 2009

(7)

E. POTENSI P3DN BUMN

Perputaran ekonomi BUMN memberikan pengaruh besar pada

pertumbuhan ekonomi nasional. Belanja modal (

capex)

dan operasional

(

opex

) 63 BUMN strategis tahun 2009 mencapai

Rp 950,78

triliun atau

hampir sama dengan

95%

dari total APBN tahun 2009 sebesar

Rp 1.000,8

triliun

Belanja modal (

capex

) 63 BUMN pada tahun 2009 mencapai

Rp143,93

Belanja modal (

capex

) 63 BUMN pada tahun 2009 mencapai

Rp143,93

(8)

Kemerin

BUMN

Perusahaan Migas

Kem.

ESDM

Kement.

BUMN

Keppres 80/2003 & Perubahannya Anak Perusahaan Perusahaan Listrik

F. POTENSI PASAR P3DN

Inpres 2 tahun 2009 Pertamina Pedoman P3DN Pedoman P3DN Pedoman P3DN Produsen DN Surveyor Independen Daftar Inventarisasi Barang/ Jasa Produksi DN

Kem.

PU

Perusahaan Konstruksi

Kem.

Kominfo

Perusahaan Telekom Pedoman P3DN Pedoman P3DN

(9)
(10)

G. P3DN DALAM UNDANG-UNDANG

UU No 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi

Pengutamaan pemanfaatan barang/jasa

dalam negeri

Badan usaha atau bentuk usaha tetap yang melaksanakan kegiatan

usaha minyak dan gas bumi mengutamakan pemanfaatan tenaga kerja

setempat, barang, jasa, serta kemampuan rekayasa rancang bangun

dalam negeri

secara transparan dan bersaing

UU No 27 tahun 2003 tentang Panas Bumi

Mengutamakan pemanfaatan barang, jasa, serta kemampuan rekayasa

dan rancang bangun

dalam negeri

secara transparan dan bersaing

Pemanfaatan barang, jasa, teknologi, serta kemampuan rekayasa dan

rancang bangun

dalam negeri

UU No 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan

Usaha jasa penunjang listrik wajib mengutamakan produk dan potensi

dalam negeri

Usaha industri penunjang tenaga listrik wajib mengutamakan produk dan

potensi

dalam negeri

(11)

H. RUU P3DN

(masuk dalam Prolegnas 2010-2014)

Untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi

nasional, memberdayakan sektor industri dalam negeri,

peningkatan kemampuan berusaha dan bekerja, dan

kesejahteraan rakyat secara adil dan merata maka, saat ini

sedang disusun RUU P3DN yang mencakup:

• Hak dan Kewajiban Pelaku Industri,

• Hak dan Kewajiban Konsumen,

• Kewenangan dan Peran Pemerintah,

• Sanksi,

(12)

Instansi pemerintah wajib memaksimalkan penggunaan barang/

jasa hasil produksi dalam negeri (Pasal 40 ayat 1)

Kewajiban instansi pemerintah sebagaimana ps 40 ayat 1 dilakukan pada

setiap tahapan pengadaan barang/jasa mulai persiapan s.d penyelesaian

perjanjian/kontrak (Pasal 40 ayat 2)

Dalam dokumen pengadaan diwajibkan memberikan preferensi harga untuk

I. P3DN DALAM KEPPRES NO. 80 TAHUN 2003

Dalam dokumen pengadaan diwajibkan memberikan preferensi harga untuk

barang produksi dalam negeri (Pasal 43 ayat 1)

Pengaturan Daftar Inventarisasi Barang/jasa Produksi Dalam Negeri untuk

digunakan sebagai rujukan dalam pengadaan barang/jasa &

(13)

J. P3DN DALAM KONSEP PENYEMPURNAAN PERPRES

PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

Produk Dalam Negeri

wajib

digunakan jika terdapat Penyedia Barang/Jasa

yang menawarkan Barang/Jasa yang menawarkan Barang/Jasa dengan nilai

TKDN minimal 40%

TKDN mengacu pada

Daftar Inventarisasi Barang/Jasa Produksi Dalam

Negeri

yang diterbitkan oleh Kementerian yang membidangi perindustrian

Preferensi Harga untuk barang/jasa dalam negeri diberlakukan pada

Pengadaan Barang/Jasa yang dibiayai rupiah murni tetapi hanya berlaku dalam

New

New

New

Pengadaan Barang/Jasa yang dibiayai rupiah murni tetapi hanya berlaku dalam

pengadaan barang/jasa bernilai di atas

5.000.000.000 (lima miliar rupiah)

Preferensi harga hanya diberikan kepada barang/jasa dalam negeri dengan

TKDN lebih besar atau sama dengan

25%

(dua puluh lima persen) hingga lebih

kecil dari

40%

(empat puluh persen)

Preferensi harga untuk barang produksi dalam negeri

setinggi-tingginya 15%

(lima belas persen) di atas harga penawaran barang impor, tidak termasuk bea

masuk

New

(14)

1. Permen Kominfo No 41 tahun 2009

tentang

tata cara penilaian pencapaian TKDN

pada penyelenggaraan telekomunikasi

:

– Kewajiban setiap penyelenggara telekomunikasi memenuhi TKDN belanja modal

(capex) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Permen Kominfo No 7 tahun 2009

tentang

penataan frekuensi radio untuk

keperluan layanan pita lebar nirkabel (wireless broadband)

– Kewajiban perangkat telekomunikasi yang digunakan pada frekuensi radio 2,3

K. REGULASI P3DN DI BERBAGAI INSTANSI

– Kewajiban perangkat telekomunikasi yang digunakan pada frekuensi radio 2,3

GHz dan 3,3 GHz memenuhi TKDN minimal 30% untuk subscriber station (SS)

dan 40% untuk base station (BS).

3. Permen kominfo No 30 tahun 2009 tentang penyelenggaraan layanan televisi

protokol internet (IPTV) di Indonesia

Penggunaan Internet Protocol Set-Top-Box (IP-5TB)

dengan TKDN

sekurang-kurangnya sebesar 20 % dan secara bertahap ditingkatkan sekurang-sekurang-kurangnya

menjadi 50 % dalam jangka waktu 5 tahun

(15)

L. REGULASI P3DN DI BERBAGAI INSTANSI

4. Permeneg BUMN No PER-05/MBU/2008 tentang pedoman umum pelaksanaan pengadaan barang dan jasa BUMN

– Mengutamakan penggunaan produksi dalam negeri, rancang bangun dan perekayasaan nasional, serta perluasan bagi kesempatan usaha kecil, sepanjang kualitas, harga dan tujuannya dapat

dipertanggungjawabkan

– Dalam rangka mendorong pertumbuhan industri dalam negeri, pengguna barang/jasa dapat memberikan preferansi penggunaan produksi dalam negeri dengan tetap mengindahkan ketentuan perundanga-undangan yang berlaku.

5. Permenperin No 4 tahun 2009 tentangPedoman Penggunaan Produksi Dalam Negeri untuk pembangunan infrastruktur ketenagalistrikanyang berisi antara lain, besaran nilai TKDN barang dan jasa adalah:

- Minimal 70% untuk kapasitas terpasang s.d 8 MW - Minimal 50% untuk kapasitas terpasang 8-25 MW - Minimal 50% untuk kapasitas terpasang 8-25 MW - Minimal 45% untuk kapasitas terpasang 25-100 MW - Minimal 40% untuk kapasitas terpasang >100 MW

6. Permenperin No 61 tahun 2009 tentang harga resmi tabung baja 3 (tiga) kg beserta asesorisnya dan Kompor Gas Satu Tungku Untuk Usaha Mikro Dalam Rangka Program Konversi Minyak Tanah Ke LPG, yang berisi ketentuan nilai TKDN dan BMP minimal antara lain

–Tabung Baja LPG 3 Kg minimal 40%

–Kompos gas bahan bakar LPG satu tungku dengan pemantik minimal 40% –Regulator tekanan rendah untuk tabung LPG minimal 40%

(16)

L. REGULASI P3DN DI BERBAGAI INSTANSI (lanjutan)

7. PTK NO. 007 REVISI-1/PTK/IX/2009 BP MIGAS 2009

KKKS dalam memenuhi kebutuhan barang wajib mengikuti tatacara

sebagai berikut:

• WAJIB MENGGUNAKAN BARANG PRODUKSI DALAM NEGERI

Bila dalam Daftar Barang Wajib Dipergunakan terdapat paling kurang 1 (satu) pabrikan yang memproduksi jenis barang yang dibutuhkan dengan penjumlahan TKDN ditambah BMP mencapai minimal 40%;

• MENGUTAMAKAN PENGGUNAAN BARANG PRODUKSI DALAM NEGERI:

Untuk jenis barang yang dibutuhkan, di dalam negeri sekurang-kurangnya terdapat 1 (satu) pabrikan dengan pencapaian TKDN minimal 25% dan dalam Daftar Barang Wajib Dipergunakan belum terdapat pabrikan yang memproduksi barang dengan penjumlahan TKDN ditambah BMP minimal 40%;

• MEMBERDAYAKAN PENGGUNAAN BARANG PRODUKSI DALAM NEGERI:

Untuk jenis barang yang dibutuhkan, di dalam negeri sekurangkurangnya terdapat 1 (satu) pabrikan namun pencapaian TKDN kurang dari 25% dan dalam Daftar Barang Wajib Dipergunakan maupun Daftar Barang Produksi Dalam Negeri belum terdapat pabrikan yang memproduksi barang dengan pencapaian TKDN minimal 25 %.

(17)

1. Dukungan Kementerian Luar Negeri

a. Mewajibkan kepada seluruh PNS Pusat dan Perwakilan di luar negeri untuk menggunakan seragam termasuk alas kaki, dan peralatan lainnya hasil produksi dalam negeri.

b. Mengusulkan penggunaan seragam batik hasil produksi dalam negeri pada hari-hari tertentu setiap minggu kepada seluruh PNS di Pusat dan Perwakilan Luar Negeri.

c. Mengusulkan penggunaan kendaraan produksi dalam negeri bagi kantor-kantor Perwakilan di luar negeri.

2. Dukungan Kementerian Dalam Negeri

a. Mewajibkan kepada seluruh PNS Pusat untuk mengunakan seragam termasuk alas kaki, dan peralatan lainnya hasil produksi dalam negeri.

b. Mengusulkan penggunaan seragam batik hasil produksi dalam negeri pada hari-hari tertentu setiap minggu kepada seluruh PNS .

c. Membuat surat edaran kepada Gubernur, Bupati dan Walikota yang menegaskan kewajiban penggunaan

M. DUKUNGAN P3DN DI BERBAGAI INSTANSI (lanjutan)

c. Membuat surat edaran kepada Gubernur, Bupati dan Walikota yang menegaskan kewajiban penggunaan seragam kerja hasil produksi dalam negeri bagi PNS termasuk Guru.

3. Dukungan Kementerian Pendidikan Nasional

a. Mewajibkan penggunaan seragam sekolah (Negeri & Swasta) termasuk alas kaki hasil produksi dalam negeri. b. Mewajibkan penggunaan Peralatan sekolah misalnya; ballpoint, pensil, penggaris, penghapus, tas, dan

peralatan edukasi lainnya hasil produksi dalam negeri.

c. Mengusulkan penggunaan seragam batik hasil produksi dalam negeri pada hari-hari tertentu setiap minggu.

4. Dukungan Kementerian Negara PAN

a. Menerbitkan peraturan bahwa penggunaan produksi dalam negeri menjadi kewajiban PNS/TNI/POLRI. b. Menerbitkan peraturan bahwa setiap instansi (Kementrian/Lembaga) mengoptimalkan penggunaan produksi

(18)

5. Dukungan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan

a. Mewajibkan kepada seluruh PNS untuk mengunakan seragam, termasuk alas kaki hasil produksi dalam negeri.

b. Mengusulkan penggunaan seragam batik hasil produksi dalam negeri pada hari-hari tertentu setiap minggu kepada seluruh PNS .

c. Menghimbau pada kaum perempuan tentang peningkatan kecintaan kepada hail produksi dalam negeri.

6. Dukungan Kementerian Negara Koperasi dan UKM

a. Mewajibkan kepada seluruh PNS untuk menggunakan seragam, termasuk alas kaki hasil produksi dalam negeri.

b. Mengusulkan penggunaan seragam batik hasil produksi dalam negeri pada hari-hari tertentu setiap b. Mengusulkan penggunaan seragam batik hasil produksi dalam negeri pada hari-hari tertentu setiap

minggu kepada seluruh PNS dan turut mensukseskan kampanye penggunaan produksi dalam negeri.

7. Dukungan TNI dan POLRI

a. Mewajibkan kepada seluruh PNS untuk menggunakan seragam, termasuk alas kaki, rompi tahan peluru, kopel rim, baret, dan peralatan non alutsista hasil produksi dalam negeri.

b. Mengusulkan penggunaan seragam batik hasil produksi dalam negeri pada hari-hari tertentu setiap minggu kepada PNS di lingkungan TNI dan POLRI

(19)

2. PEDOMAN TEKNIS PENGGUNAAN

PRODUKSI DALAM NEGERI

(PERMENPERIN NOMOR 102 TAHUN 2009 TENTANG

(20)

A. SUBSTANSI PERMENPERIN NO.102 TAHUN 2009

Untuk mengimplementasikan isi Keppres No. 80 Tahun 2003 dan

inpres No.2 tahun 2009 perubahannya

Menteri Perindustrian

menerbitkan Peraturan No:102/M-IND/PER/9/2009

;

yang isinya antara lain:

- Mewajibkan instansi menggunakan produksi dalam negeri

yang memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan

Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) tertentu;

- Memberikan

preferensi harga

pada produksi dalam negeri

yang memiliki nilai TKDN tertentu pada Tender;

- Mewajibkan instansi membentuk Tim Peningkatan

Pengguna-an Produksi Dalam Negeri (P3DN) untuk mendorong

Penggu-naan Produksi Dalam Negeri yang

diimplementasikan mulai

dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai dengan

(21)

TKDN + BMP > 40 %

-- Wajib digunakan prod. DN

-- Lelang hanya diikuti oleh persh DN

TKDN + BMP < 40 %

-- Diberikan preferensi harga sesuai capaian TKDN nya

PENGGUNAAN PRODUK D N

-- Diberikan preferensi harga sesuai capaian TKDN nya

Catatan :

- BMP digunakan hanya untuk menyeleksi peserta lelang

- Nilai Maksimal BMP = 15 %

- Nilai Minimal TKDN = 25 %

-

TKDN + BMP > 40% berlaku untuk layer 1(peserta lelang), layer 2 dan layer 3

(manufakturing)

(22)

Barang

Peserta

Lelang

TKDN

(%)

BMP

(%)

TKDN +

BMP

(%)

Produksi

DN

A

35

0

35

Produksi

DN

B

26

14

40

Contoh

TKDN + BMP

40%

DN

Produksi

DN

C

25

10

35

Produksi

DN

D

10

10

20

Impor

E

0

0

0

Impor

F

0

0

0

Barang

impor

tak

bisa

ikut

lelang

(23)

Barang

Peserta

Lelang

TKDN

(%)

BMP

(%)

TKDN+

BMP

(%)

Produksi

DN

A

35

0

35

Produksi

DN

B

30

5

35

Contoh

TKDN + BMP

40%

DN

Produksi

DN

C

25

10

25

Produksi

DN

D

10

10

20

Impor

E

0

0

0

Impor

F

0

0

0

Barang Impor

masih bisa

ikut

lelang

(24)

Dana Dalam Negeri

- Barang : Maks 30 %

- Jasa

: Maks

7,5 %

Dana Luar Negeri

- Barang : Maks 15 %

PREFERENSI HARGA

- Barang : Maks 15 %

- Jasa

: Maks

7,5 %

Catatan :

-

Preferensi harga hanya untuk evaluasi harga --- HEA

(25)

Penyedia

Brg/Jasa Harga Penawaran (Rp) TKDN (%) HEA (Rp) Peringkat

A

1.050.000.000 60 889.830.508 I

B

1.150.000.000 50 1.000.000.000 III

CONTOH PERHITUNGAN HEA :

C

1.025.000.000 25 953.488.372 II

1

HEA = --- X HP ;

HP=harga penawaran; KP=koef.preferensi

;

1 + KP

KP = TKDN X preferensi = 60%x30%=18%

(26)

PREFERENSI HARGA UNTUK Jasa

Konstruksi Terintegrasi (Jasa EPC)

sebesar 7,5% bila :

Sepenuhnya dikerjakan oleh Perusahaan EPC Nasional

Minimal 50% dari harga penawaran dilaksanakan di

wilayah Indonesia

sebesar 5% bila dikerjakan oleh konsorsium

sebesar 5% bila dikerjakan oleh konsorsium

perusahaan-perusahaan EPC Dalam Negeri dimana ;

Perusahaan EPC Nasional bertindak sebagai pemimpin

konsorsium (

lead firm

);

Minimal 50% dari harga penawaran dilakukan oleh

Perusahaan EPC Nasional

(27)

PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN MONITORING

PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI

RENCANA KEGIATAN TENDER EVALUASI PEMENANG Usulan Rencana penggunaan produk DN Mencantumkan Persyaratan Penggunaan

Produk DN PenggunaanKomitmen

DAFTAR INVENTARISASI BRG/JASA PRODUK DN & H E A PEMENANG KONTRAK PELAKSANAAN PROYEK MONITORING TKDN SESUAI KOMITMEN Penggunaan Produk DN Melalui Pemberian Preferensi Harga

(28)

B. PENGATURAN PELAKSANAAN P3DN DI INSTANSI

PEMERINTAH

KOORDINATOR SEKRETARIS ANGGOTA KETUA WAKIL KETUA KETUA HARIAN SEKRETARIS JENDERAL/SEKRETARIS KEMENTRIAN/SEKRETARIS UMUM TIM KERJA KOORDINATOR SEKRETARIS ANGGOTA TIM FASILITASI PERBEDAAN PENAFSIRAN TKDN

PUSAT

TIM KERJA KOORDINATOR SEKRETARIS ANGGOTA TIM FASILITASI PERBEDAAN PENAFSIRAN TKDN KOORDINATOR SEKRETARIS ANGGOTA

SEKRETARIS DAERAH / PROPINSI / KABUPATEN / KOTA

KETUA WAKIL KETUA KETUA HARIAN

(29)

1.

BIAYA MATERIAL LANGSUNG

(Variabel)

2.

BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG

(Variabel)

3.

BIAYA TIDAK LANGSUNG (Factory Overhead) (Variabel + Tetap)

__________________________________________+

4.

BIAYA PRODUKSI (Cost to Make)

(Variabel + Tetap)

5.

BEBAN PEMASARAN (Marketing Expences)

C. CONTOH PENETAPAN TKDN BARANG:

Biaya

Produksi

Harga

6.

BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI (G&AExpences)

_________________________________________+

7.

HARGA POKOK PENJUALAN (Cost of Goods Sold)

8.

KEUNTUNGAN DAN PAJAK (Profit & Tax)

_________________________________________+

9 .

HARGA JUAL (Selling Price)

10. TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN

Harga

(30)

D. KRITERIA & PERSYARATAN BMP

FAKTOR PENENTUAN BOBOT

PERUSAHAAN KRITERIA Nilai BOBOT MAKSIMUM TOTAL

Pemberdayaan Usaha Kecil termasuk Koperasi Kecil melalui kemitraan.

- Min. Rp 500 Juta 5%

30% - Setiap Kelipatan

Rp 500 Juta 5%

Sertifikasi OHSAS 18000 (bobot 30%) / ISO 14000 Series (bobot 70%)

- Tidak Ada 0% 20% - Ada 20% - Minimal Rp 250 15% Pemberdayaan Lingkungan - Minimal Rp 250 Juta 3% 30% - Setiap kelipatan Rp 250 Juta 3%

Penyediaan Fasilitas Pelayanan Purna Jual - Investasi Min Rp 1 Milyar 5% 20% - Setiap kelipatan Rp 1 Milyar 5%

(31)

3. DAFTAR INVENTARISASI

BARANG/JASA PRODUKSI DALAM

NEGERI

(32)

A. DAFTAR INVENTARISASI

Daftar Inventarisasi barang/jasa Produksi DN adalah daftar

barang/jasa produksi DN yang diterbitkan secara berkala oleh

Kementerian Perindustrian

Daftar Inventarisasi barang/jasa Produksi DN akan menjadi acuan

bagi Penyedia barang / Pengguna barang dalam pelaksanaan

lelang.

Daftar Inventarisasi dipaerbarui setiap awal tahun dan dievaluasi

secara periodik selambat-lambatnya setiap 2 tahun sekali.

Daftar Inventarisasi disebarluaskan oleh Kem. Perindustrian

kepada Pengguna barang/jasa dan Penyedia barang/jasa atau

atau yang terkait dengan pengadaan barang/jasa atau pihak lain

yang memerlukan.

(33)

B. VERIFIKASI TKDN TAHUN 2007-2009

• Kementerian Perindustrian dari tahun 2007 s.d 2009

telah melakukan verifikasi terhadap 1.057 produk,

dengan rincian nilai TKDN sebagai berikut:

• <25%

= 261 produk (24,69%)

• <25%

= 261 produk (24,69%)

• 25%

x

40%

= 175 produk (16,56%)

(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)

Perlu adanya

kebijakan

yang berpihak penuh kepada industri dalam negeri untuk

dapat menumbuhkembangkan dan memberdayakan industri dalam negeri dan

tentunya akan berdampak perbaikan dalam perekonomian nasional.

Promosi dan sosialisasi dilakukan

kepada instansi pemerintah, swasta, dan

masyarakat tentunya untuk memberikan edukasi yang menjadikan program P3DN

sesuai dengan tujuannya yaitu menumbuhkembangkan dan memberdayakan industri

dalam negeri, menyerap tenaga kerja,

Proses

monitoring dan evaluasi

yang berkesinambungan diperlukan diperlukan

Proses

monitoring dan evaluasi

yang berkesinambungan diperlukan diperlukan

untuk melakukan pengawasan, dan evaluasi untuk menilai sejauh mana berjalannya

program P3DN, mana yang dapat dipertahankan mana yang dihapuskan dan mana

yang harus diperbaiki.

Perlu adanya komitmen dari Kementerian yang melaksanakan pengadaan

barang/jasanya yang banyak menyerap produksi dalam negeri seperti Kementerian

Pertahanan, Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Kesehatan, untuk dapat

mencapai sasaran penyerapan produksi dalam negeri 20%-30% dari belanja barang

pemerintah.

(41)
(42)

1. Merumuskan dan menyiapkan kebijakan, strategi dan program untuk

mengoptimalkan penggunaan barang/jasa produksi dalam negeri dan

penyedia

barang/jasa

nasional

dalam

pengadaan

barang/jasa

pemerintah;

2. Menetapkan langkah-langkah strategis yang diperlukan dalam rangka

memaksimalkan penggunaan barang/jasa hasil produksi dalam negeri

dan penyedia barang/jasa nasional dalam pengadaan barang/jasa

pemerintah;

3. Melakukan

sosialisasi

secara

menyeluruh

dan

komprehensif

A.TUGAS TIMNAS P3DN

3. Melakukan

sosialisasi

secara

menyeluruh

dan

komprehensif

penggunaan barang/jasa hasil produksi dalam negeri dan penyedia

barang/jasa nasional dalam pengadaan barang/jasa pemerintah;

4. Menetapkan langkah-langkah strategis dalam rangka penyelesaian

permasalahan yang menghambat pelaksanaan Instruksi Presiden ini;

dan

5. Melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan Instruksi Presiden

ini.

(43)

B. SUBSTANSI

TIMNAS

(PERMENPERIN)

TENTANG

PEDOMAN

PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI DALAM

PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SEBAGAI PENJABARAN

DARI INPRES NO. 2 TAHUN 2009

Karena

dirasakan

bahwa

aturan-aturan

yang

telah

dikeluarkan

tersebut

belum

dilaksanakan oleh berbagai instansi pemerintah maka akan dikeluarkan Peraturan Menteri

yang isinya sebagai berikut:

1. Mempertegas kewajiban:

Kementerian,

Lembaga Non Kementerian,

Pemda (Propinsi, Kabupaten/Kota),

Pemda (Propinsi, Kabupaten/Kota),

BUMN (Badan Usaha Milik Negara),

BI (Bank Indonesia),

BUMD (Badan Usaha Milik Daerah),

BHMN (Badan Hukum Milik Negara),

KKKS (Kontraktor Kontrak Kerjasama), m

enggunakan hasil Produksi Dalam Negeri.

2. Menyusun Daftar Barang/Jasa yang sudah diproduksi di dalam negeri.

3. Daftar produsen (

Company Profile

) barang/jasa produksi dalam negeri akan ditetapkan

oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian.

(44)

C. DAFTAR KELOMPOK BARANG DAN JASA PRODUKSI DALAM

NEGERI

1.

Bahan Penunjang Produksi

Pertanian

2.

Alat Mesin Pertanian

3.

Peralatan Penunjang

Pertambangan

4.

Peralatan Penunjang Migas

5.

Peralatan Kelistrikan

12. Bahan dan Peralatan

Kesehatan

13. Alat Instrumentasi dan

Laboratorium

14. Alat Tulis dan Peralatan

Kantor

15. Alat Olah Raga dan

5.

Peralatan Kelistrikan

6.

Peralatan Telekomunikasi

7.

Peralatan Elektronika

8.

Bahan Bangunan dan

Konstruksi Mesin

9.

Peralatan Pabrik

10. Alat Besar dan Konstruksi

11. Alat Transportasi

15. Alat Olah Raga dan

Pendidikan

16. Pakaian dan Perlengkapan

Kerja

17. Bahan Kimia

18. Logam dan Produk Logam

19. Sarana Pertahanan

20. Barang Lainnya

(45)

D. PEMBENTUKAN

SEKRETARIAT

DAN

KELOMPOK

KERJA TIMNAS P3DN

DALAM

PENGADAAN

BARANG

DAN JASA PEMERINTAH (PERMENPERIN NO.50 TAHUN

2009)

Sekretariat bertugas membantu kelancaran tugas Pokja P3DN dalam

rangka peningkatan penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan

barang/jasa pemerintah

Pokja terdiri atas 3 (tiga) bidang dengan masing-masing tugasnya:

a. Bidang

Kebijakan

:

menyiapkan

kebijakan

umum,

peraturan

a. Bidang

Kebijakan

:

menyiapkan

kebijakan

umum,

peraturan

pelaksanaan, kaji ulang, dan langkah-langkah promosi

b. Bidang

Sosialisasi

:

mengupayakan

kepada

seluruh

instansi

Pemerintah untuk: optimalisasi P3DN, membuat Daftar Inventarisasi

Barang dan Jasa PDN, membentuk tim penyelesaian sengketa,

melakukan koordinasi dan monitoring, dan sosialisasi.

c. Bidang

Monitoring,

Evaluasi

dan

Penyelesaian

Masalah

:

mengkoordinasikan implementasi kebijakan dan penyelesaian masalah,

mediasi kasus-kasus, pengawasan, serta evaluasi dan monitoring.

(46)

1. Tugas Pokja Bidang Kebijakan

– Menyiapakan kebijakan umum yang berkaitan dengan P3DN – Menyiapkan berbagai peraturan pelaksanaan P3DN

– Melakukan kaji ulang efektivitas implementasi kebijakan P3DN

– Memberikan Konsultasi dan advokasi P3DN kepada seluruh satker/instansi

– Melakukan koordinasi dan monitoring pelaksanaan instansi (Pemerintah, BUMN, BUMD, BHMN & KKS)

– Melaporkan kegiatan Pokja kepada Ketua Pokja Timnas P3DN

E. TUGAS POKJA DAN SEKRETARIAT TIMNAS P3DN

– Melaporkan kegiatan Pokja kepada Ketua Pokja Timnas P3DN

2.Tugas Pokja Bidang Sosialisasi

– Melakukan sosialisasi peraturan-peraturan P3DN

– Melakukan promosi produk dalam negeri di insatansi pemerintah

– Mengkoordinasikan sosialisasi Daftar Inventarisasi Barang/Jasa Produk dalam negeri. – Melaporkan kegiatan Pokja kepada Ketua Pokja Timnas P3DN.

(47)

3.

Tugas Pokja Bidang Monitoring dan Evaluasi

– Mengkoordinasikan penyelesaian masalah TKDN di sektor-sektor yang berkaitan dengan upaya P3DN

– Melakukan mediasi penyelesaian kasus-kasus yang menghambat P3DN

– Melakukan fasilitasi dan advokasi kepada Tim P3DN Instansi untuk mengoptimalkan pelaksanaan P3DN

– Melakukan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan P3DN instansi Pemerintah

– Melakukan penilaian untuk penetapan peringkat guna memberikan penghargaan kepada instansi yang melaksanakan P3DN secara maksimal.

– Melakukan analisis dan kompilasi laporan Tim P3DN masing-masing instansi untuk disampaikan kepada Ketua Timnas P3DN

4. Tugas Sekretariat Timnas P3DN:

– Memberikan layanan administrasi, informasi da layanan lainnya yang diperlukan dalam kelancaran tugas Timnas P3DN

– Menyiapkan bahan-bahan penyusunan program dan kegiatan tahunan, standar kerja, jaringan kerja dengan seluruh unit kerja/instansi terkait

– Menyiapkan bahan-bahan laporan pelaksanaan kegiatan P3DN

– Menyiapkan bahan laporan Menperin selaku Ketua Timnas atas pelaksanaan P3DN instansi Pemerintah kepada Presiden.

(48)

Pokja Bidang Kebijakan

• Ketua : Deputi Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, LKPP

• Anggota :

1. Kepala Biro Perekonomian dan Industri, Kedeputian Hukum, Sekretaris Kabinet; 2. Wakil dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

3. Asisten Deputi Penegakan Integritas SDM Aparatur, Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara;

4. Wakil dari Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan

F. SUSUNAN KEANGGOTAAN TIMNAS P3DN (PERMENPERIN

NO.50 TAHUN 2009)

Pembangunan Nasional;

5. Kepala Biro Umum, Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; 6. Kepal Biro Perlengkapan, Kementerian Keuangan;

7. Kepala Biro Hukum dan Humas, Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara;

8. Kepala Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia, Kementerian Pekerjaan Umum;

9. Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; 10. Kepala Biro Perencanaan, Kementerian Perdagangan;

11. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Perindustrian;

(49)

Pokja Bidang Sosialisasi

• Ketua : Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan

• Anggota :

1. Direktur Ekonomi Daerah, Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam Negeri;

2. Kepala Biro Perencanaan dan SDM, Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara;

3. Kepala Pusat Informasi Perekonomian-Badan Informasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika;

F. SUSUNAN KEANGGOTAAN TIMNAS P3DN (PERMENPERIN

NO.50 TAHUN 2009) lanjutan

4. Asisten Deputi Urusan Pengembangan Sistem Bisnis, Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah;

5. Kepala Pusat Dagang dan Menengah, Kementerian Perdagangan;

6. Direktur Industri Alat Transportasi Darat dan Kedirgantaraan, Direktorat Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika, Kementerian Perindustrian;

7. Direktur Industri Logam, Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Tekstil, dan Aneka, Kementerian Perindustrian;

(50)

Pokja Bidang Monitoring, Evaluasi, dan Penyelesaian Masalah

• Ketua : Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)

• Anggota :

1. Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam Negeri; 2. Kepala Bagian Pengadaan, Biro Perlengkapan, Kementerian Keuangan;

3. Direktur Pengawasan Barang Beredar dan Jasa, Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdangangan;

F. SUSUNAN KEANGGOTAAN TIMNAS P3DN (PERMENPERIN

NO.50 TAHUN 2009) lanjutan

4. Asisten Deputi Program dan Evaluasi Bidang Pengawasan, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara;

5. Wakil dari Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;

6. Kepala Inspektorat, Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara;

7. Direktur Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah I, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;

8. Direktur Industri Kimia dan Bahan Bangunan, Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian;

9. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Kementerian Perindustrian;

(51)
(52)

BANGSA MANDIRI, CINTA DAN BANGGA

BANGSA MANDIRI, CINTA DAN BANGGA

BANGSA MANDIRI, CINTA DAN BANGGA

BANGSA MANDIRI, CINTA DAN BANGGA

TERIMA KASIH

BANGSA MANDIRI, CINTA DAN BANGGA

BANGSA MANDIRI, CINTA DAN BANGGA

BANGSA MANDIRI, CINTA DAN BANGGA

BANGSA MANDIRI, CINTA DAN BANGGA

PRODUKSI DALAM NEGERI

PRODUKSI DALAM NEGERI

PRODUKSI DALAM NEGERI

PRODUKSI DALAM NEGERI

Marilah lihat diri kita, apakah kita telah menghargai dan

Marilah lihat diri kita, apakah kita telah menghargai dan

Marilah lihat diri kita, apakah kita telah menghargai dan

Marilah lihat diri kita, apakah kita telah menghargai dan

menggunakan produksi dalam negeri

menggunakan produksi dalam negeri

menggunakan produksi dalam negeri

menggunakan produksi dalam negeri

Referensi

Dokumen terkait

The Use Of Task-Based Learning And Group Work Incorporating To Develop English Speaking Ability Of MattayomSuksa 4 Students.Bangkok :Srinakharinwirot University.

o Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya. o Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan

If optimal holdings of all securities are always positive, or if the market process is continuous and short sales are allowed, the processes yj are local martingales for each security

Tabel 4.27 Parameter statistik untuk menentukan jenis distribusi ....

Hasil penelitian menunjukkan bahwa permainan Atomic Adventure layak digunakan sebagai media pembelajaran dengan validasi kesesuaian format media 90%, kualitas

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan maka diperlukan sebuah sistem yang dapat membantu kinerja pakar dalam mendiagnosa hama penyakit tanaman jeruk secara

[r]

It is associated with a foul oral odor ( Volatile Sulfur Compounds ), usually created by a group of anaerobic sulfur- producing bacteria, that breed beneath the surface of the