• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat, dan Waktu

Penelitian ini menggunakan desain Case Study.Penelitian ini dilakukan di SDN Pasanggrahan 2, Desa Cilangohar, Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta.Pengambilan data dilakukan pada bulan September sampai bulan November tahun 2012.

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Pemilihan sampel di SDN Pasanggrahan 2 Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta secara purposive berdasarkan rekomendasi dari BAZNAS dan LSM Nurani Dunia dengan kriteria sekolah yang berhak menerima zakat. Pada penelitian ini, diambil 2 kelas, yaitu kelas 4 sebanyak 26 sampel dan kelas 5 sebanyak 28 sampel dengan total jumlah sampel 54 anak. Kriteria inklusi contoh adalah yang bersedia dijadikan sampel, tidak sakit dan tidak mendapat pengobatan.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder.Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan contoh dan penyebaran kuesioner.Data primer ini meliputi data karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh, data pengetahuan gizi dan keamanan pangan, antropometri (tinggi badan, berat badan), aktivitas contoh, tingkat morbiditas, konsumsi pangan dan data kebugaran contoh.Sedangkan data sekunder sebagai data pendukung yang diambil meliputi gambaran umum lokasi penelitian (jumlah murid dan guru, lama belajar, serta sarana dan prasarana) diperoleh dari lokasi penelitian.Berbagai jenis variabel dan indikator penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.

Data karakteristik contoh dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner kepada contoh.Data konsumsi pangan diperoleh dengan recall konsumsi pangan dengan bantuan kuesioner yang dilakukan selama dua kali, yaitu satu kali pada hari sekolah dan satu hari pada hari libur. Data aktivitas fisik diperoleh dengan cararecall aktivitas fisik satu hari. Data status gizi diperoleh dengan pengukuran antropometri dan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT/U) perhitungan Z-score.Berat badan contoh diukur menggunakan timbangan dengan kapasitas maksimum 200 kg dan ketelitian0.1 kg.Tinggi badan contoh diukur menggunakan microtoise dengan kapasitas maksimum 200 cm dengan ketelitian 0.1 cm.

(2)

Tabel 4 Jenis variabel dan indikator penelitian

No Variabel Jenis Data Indikator Cara Pengumpulan Data

1. Karakteristik contoh

Primer - Usia

- Jenis kelamin - Uang saku

Usia, jenis kelamin, dan uang saku dengan wawancara dan kuesioner 2. Konsumsi

pangan

Primer Konsumsi Wawancara langsung

dengan responden dengan menggunakan metoderecall2x 24 jam dan kuesioner kebiasaan makan

3. Aktivitas fisik Primer Skor PAL Wawancara dan

kuesioner

4. Status gizi Primer IMT/U BB ditimbang

menggunakan timbangan injak, TB diukur

menggunakanmicrotoise

5. Tingkat kebugaran

Primer Kategori kebugaran dilihat dari nilai VO2 max hasil

pengukuran

Bleep Test

6. Profil Sekolah Sekunder Laporan sekolah Wawancara Pengolahan dan Analisis Data

Proses pengolahan data meliputiediting,coding,entry, dan analisis data. Proses editing adalah pemeriksaan seluruh kuesioner setelah data terkumpul dari responden.Coding adalah pemberian angka atau kode tertentu yang telah disepakati terhadap jawaban-jawaban pertanyaan dalam kuesioner.Entry merupakan tahapan memasukkan data jawaban kuesioner sesuai kode yang telah ditentukan untuk masing-masing variabel sehingga menjadi data dasar untuk dianalisis. Data-data yang diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan programMicrosoft Excel 2007.

Data status gizi ditentukan berdasarkan data yang diperoleh yaitu usia contoh, berat badan, dan tinggi badan dengan parameter Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) dengan menggunakan software WHO anthroplus 2007. Nilai indeks massa tubuh menurut IMT/U dibagi menjadi 5 kategori berdasarkan WHO (2007) yaitu sangat gemuk (>+3 SD), gemuk (+2 SD sampai dengan +3 SD), normal (-2 SD sampai dengan 2 SD), kurus (-3 sd sampai -2 sd), sangat kurus (<-3 SD). Dari limakategori, dibagi kembali menjadi 2 kategori kurus (<-3 SD sampai -2 SD) dan normal.

Data konsumsi pangan yang diperoleh dari hasil recallselama 2x24 jam, kemudian dikonversikan untuk menentukan zat gizi contoh yatu energi, protein,

(3)

vitamin A, vitamin C, kalsium, zat besi, dan zinc. Data konsumsi pangan dihitung dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) dengan rumus sebagai berikut (Hardinsyah & Briawan 2004).

Kgij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100) Keterangan:

KGij = Kandungan zat gizi ke-i dalam bahan makanan ke-j Bj = Berat makanan ke-j yang dikonsumsi

Gij = Kandungan zat gizi ke-i dalam 100 gram BDD bahan makanan ke-j BDDj = Bagian yang dapat dimakan dalam bahan makanan ke-j

Untuk menentukan Angka Kecukupan Gizi (AKG) contoh digunakan rumus:

Keterangan:

AKGI = Angka kecukupan gizi contoh Ba = Berat badan aktual sehat (kg) Bs = Berat badan standar (kg)

AKG = Angka kecukupan energi dan protein yang dianjurkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG 2004).

Kecukupan vitamin dan mineral dihitung langsung dengan menggunakan angka kecukupan tanpa menggunakan AKGI. Selanjutnya tingkat kecukupan energi dan protein diperoleh dengan cara membandingkan jumlah konsumsi zat gizi tersebut dengan menggunakan rumus.

TKG = (K/AKGI) x 100 TKG = Tingkat kecukupan zat gizi

K = Konsumsi zat gizi

AKGI = Angka kecukupan gizi contoh

Tingkat kecukupan energi dan zat gizi contoh dinyatakan dalam persen.Klasifikasi tingkat kecukupan energi dan zat gizi disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Klasifikasi tingkat kecukupan energi dan zat gizi Energi dan Zat Gizi Klasifikasi Tingkat Kecukupan

Energi dan protein a. Defisit tingkat berat (< 70% angka kebutuhan) b. Defisit tingkat sedang (70 – 79% angka kebutuhan) c. Defisit tingkat ringan (80 – 89% angka kebutuhan) d. Normal (90 – 119% angka kebutuhan)

e. Di atas angka kebutuhan (≥ 120% angka kebutuhan) Vitamin dan mineral a. Kurang (< 77% angka kebutuhan)

b. Cukup (≥ 77% angka kebutuhan) Sumber : Depkes (1996), Gibson (2005)

(4)

Data aktivitas fisik didapatkan dengan metode wawancara langsung dan hasilnya akan diolah dengan cara mengalikan bobot nilai per aktivitas dikalikan dengan lamanya waktu yang digunakan untuk beraktivitas. Menurut FAO/WHO/UNU (2001) besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang dalam 24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical activity level) atau tingkat aktivitas fisik. PAL ditentukan dengan rumus berikut:

Keterangan :

PAL =Physical activity level(tingkat aktivitas fisik)

PAR =Physical activity ratio(jumlah energi yang dikeluarkan untuk jenis aktivitas per satuan waktu tertentu)

Jenis aktivitas yang dapat dilakukan dikategorikan menjadi 18 jenis kategori berdasarkan PAR seperti yang dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Kategori aktivitas fisik berdasarkan nilai PAR

Kategori Keterangan PAR

PAL1 Tidur (tidur siang dan malam) 1

PAL2 Tidur-tiduran (tidak tidur), duduk diam, dan membaca 1.2

PAL3 Duduk sambil menonton TV 1.72

PAL4 Berdiri diam, beribadah, menunggu (berdiri), berhias 1.5

PAL5 Makan dan minum 1.6

PAL6 Jalan santai 2.5

PAL7 Berbelanja (membawa beban) 5

PAL8 Mengendarai kendaraan 2.4

PAL9 Menjaga anak 2.5

PAL10 Melakukan pekerjaan rumah (bersih-bersih) 2.75

PAL11 Setrika pakaian (duduk) 1.7

PAL12 Kegiatan berkebun 2.7

PAL13 Office worker(duduk di depan meja, menulis, dan mengetik) 1.3 PAL14 Office worker (berjalan-jalan mondar-mandirmembawa arsip) 1.6

PAL15 Olahraga (badminton) 4.85

PAL16 Olahraga (jogging, lari jarak jauh) 6.5

PAL17 Olahraga (bersepeda) 3.6

PAL18 Olahraga (aerobic, berenang, sepak bola, dan lain-lain) 7.5

Sumber : FAO/WHO/UNU (2001)

Selanjutnya PALakan dikategorikan menjadi empat kategori menurut FAO/WHO/UNU (2001), seperti yang disajikan dalam Tabel 7.

Tabel 7 Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL

Kategori Nilai PAL

Aktivitas Sangat Ringan < 1,40

Aktivitas Ringan 1,40- 1,69

Aktivitas Sedang 1,70-1,99

Aktivitas Berat 2,00-2,40

Sumber : FAO/WHO/UNU (2001)

Data status kebugaran contoh diukur dengan melakukanbleep test yang bertujuan mengukur fungsi jantung yang merupakan salah satu indikator

PAL =( )

(5)

kebugaran seseorang.Bleep test atau tes lari multi tahap merupakan jenis tes kebugaran cardiovascular yang dilakukan dengan cara berlari secara bertahap dengan isntruksi dari kaset yang diputar dengan jarak lintasan lari sepanjang 20 meter. Setelah melakukan tes, dapat dicatat jumlah oksigen maksimum yang digunakan selama berlari sesuai dengan nomor tahapan dan nomor balikan (Nurhasan & Cholil 2007).Formulir catatan lari multi tahap dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini, sedangkan prediksi nilai penggunaan oksigen maksimum dengan tes lari multi tahap dapat dilihat pada Lampiran.

Tabel 8 Formulir catatan lari multi tahap

Nomor Tahap Nomor Balikan

1 1 2 3 4 5 6 7 2 1 2 3 4 5 6 7 8 3 1 2 3 4 5 6 7 8 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 19 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 21 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Untuk menentukan tingkat kebugaran jasmani, maka nilai VO2 max yang diperoleh daribleep test tersebut kemudian dicocokan dengan kategori VO2max pada hasilbleep testpada Tabel 9 di bawah ini

Tabel 9 Kategori VO2max pada hasilbleep test Jenis

Kelamin Kategori VO2 maks

Putra Kurang sekali < 25

Kurang 25-33

Cukup 34-42

Baik 43-52

Baik sekali > 53 Putri Kurang sekali <24

Kurang 24-30

Cukup 31-37

Baik 38-48

Baik sekali >49

(6)

Data-data yang telah diolah kemudian dianalisis menggunakanStatistical Program for Social Science (SPSS) 16for Windows.Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Analisis deskriptif (persentase dan rata-rata) meliputi data karakteristik contoh, aktivitas fisik contoh, tingkat konsumsi zat gizi contoh, status gizi contoh, dan tingkat kebugaran jasmani contoh. 2) Uji bedat-test digunakan untuk menguji perbedaan karakteristik contoh, status gizi, konsumsi pangan, aktivitas fisik dengan tingkat kebugaran contoh. 3) Uji bedaMann Whitney digunakan untuk menguji perbedaan kebiasaan makan dan kebiasaan minum contoh dengan tingkat kebugaran contoh. 4) Uji korelasi Pearson dan Spearman digunakan untuk melihat variabel hubungan, yaitu menganalisis hubungan usia, konsumsi, tingkat kecukupan zat gizi, aktivitas fisik, dan status gizi pada contoh dengan tingkat kebugaran. 5) Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kebugaran contoh dianalisis dengan menggunakan uji regresi linier berganda.

Definisi Operasional

Aktivitas fisik adalah kegiatan yang dilakukan seseorang mulai dari bangun sampai tidur kembali dan lamanya seseorang melakukan kegiatan fisik tersebut, seperti bersekolah, menonton tv, tidur, aktivitas ringan (duduk dan berdiri), aktivitas sedang (bersepeda danjogging), dan aktivitas berat (bermain basket dan berenang)

Antropometriadalah metode yang digunakan dalam melakukan penilaian status gizi secara langsung yaitu tinggi badan, berat badan.

Asupan zat giziadalah rata-rata konsumsi setiap jenis pangan per hari yang dinyatakan dalam satuan berat (gram) dan ukuran rumah tangga, yang diperoleh dari hasil recall 2 x 24 jam.

Kebugaranadalah kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti baik fisik maupun mental.

Contohadalah siswa kelas 4 dan 5 SDN 2 Pasanggrahan, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Tegal Waru, Kabupaten Purwakarta.

Karakterisitik contohadalah data-data contoh yang meliputi usia, jenis kelamin, uang saku, berat badan, dan tinggi badan.

Status giziadalah keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (requirement) untuk digunakan (utilization) berbagai fungsi biologis.yang ditentukan melalui Indek Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) dan dikelompokkan

(7)

menjadi 5 kategori: sangat kurus <-3SD, kurus -3 SD s/d <-2 SD, normal -2 SD s/d 1 SD, gemuk >1 SD s/d 2 SD, sangat gemuk > 2 SD.

Tingkat kebugaran adalah keadaan seseorang yang melakukan aktivitas fisik tanpa merasakan kelelahan yang nilainya diperoleh berdasarkan tes keolahragaan.

Tingkat kecukupan giziadalah perbandingan konsumsi zat gizi actual terhadap angka kecukupan yang dianjurkan menurut umur berdasarkan WKNPG (2004) yang dinyatakan dalam persen.

VO2 max adalah kapasitas maksimum tubuh seseorang untuk menyalurkan dan

Gambar

Tabel 4 Jenis variabel dan indikator penelitian
Tabel 8 Formulir catatan lari multi tahap

Referensi

Dokumen terkait

Partisipasi dalam bentuk keterampilan dan kemahiran, ditunjukkan dengan adanya kemauan masyarakat untuk usaha kecil-kecilan yang menjual makanan dan minuman dalam

Untuk menyuguhkan tontonan yang mampu mengulas lebih dalam suatu kebudayaan dan memberikan pengetahuan yang lebih luas, Penulis memilih program dokumenter dalam

“Suatu perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak sesuai dengan kewajiban resmi dan hak-hak dari pihak-pihak lain, secara

Penelitian ini membuktikan bahwa ketika situs “ online store” dipercaya bahwa dengan menggunakan “ online store”, performa berbelanja akan meningkatkan,

Rumah pak Shohib, pak Tamzis dan juga mbah Munawaroh menggunakan bahan kayu untuk bagian bangunan yang ditampilkan atau yang diutamakan, seperti bagian depan dan

Disertasi dengan judul Makna Tradisi Gusjigang Pada Rumah Kaum Santri Pedagang di Kota Lama Kudus ini merupakan penelitian tentang kebudayaan masyarakat pada suatu

Dari hasil penggalian data umum (Grand Tour) yang didiskripsikan dalam bentuk ulasan umum tentang masyarakat Kudus kulon, kemudian dilanjutkan dengan bahasan yang